BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan Berdasarkan data hasil survei, analisis, perhitungan, dan usulan penanganan dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai kinerja simpang Colombo-Gejayan dan simpang Demangan.
7.1.1 Simpang Colombo-Gejayan Dengan melihat hasil perhitungan analisis yang terjadi pada Simpang ColomboGejayan kesimpulan bahwa: 1. Berdasarkan hasil analisis data untuk kondisi eksisting dapat diperoleh kondisi simpang yang sudah tidak mampu menampung arus lalu lintas dan berada dalam kondisi jenuh yaitu nilai DS lebih dari 0,80. Hal ini dapat di buktikan dengan Tabel 6.3 untuk simpang Colombo-Gejayan dengan nilai derajat kejenuhan lengan utara rata-rata 0,811; DS lengan barat 0,853 dan DS lengan selatan 0,649. 2. Panjang antrian lapangan rata-rata per jam tertinggi pada simpang ColomboGejayan di lengan utara adalah 68,6 meter, lengan barat 108 meter dan lengan selatan 53,6 meter. Panjang antrian teori terbesar lengan utara adalah 102 meter, lengan barat 152 meter dan lengan selatan 82 meter. 3. Waktu tunda lapangan rata-rata per jam terbesar pada simpang ColomboGejayan: lengan utara 65,4 detik/smp, lengan barat 149,6 detik/smp, lengan selatan 64,2 detik/smp.Waktu tunda teori terbesar: lengan utara 48,7 detik/smp, lengan barat 45,4 detik/smp, lengan selatan 37,5 detik/smp. 4. Hasil uji hipotesis rata-rata panjang antrian di simpang Colombo-Gejayan menyimpulkan bahwa panjang antrian teori tidak bisa dianggap sama dengan panjang antrian di lapangan karena nilai yang dihasilkan teori dan lapangan memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
107
108
5. Hasil perbandingan waktu tunda teori dan lapangan dilakukan pengujian hipotesis rata-rata, dari hasil uji hipotesis didapat kesimpulan bahwa hasil waktu tunda teori tidak dapat dianggap sama dengan waktu tunda yang terjadi di lapangan karena hasil yang diperoleh dari perbandingan tersebut memiliki selisih yang cukup besar.
7.1.2 Simpang Demangan 1. Untuk simpang Demangan dapat dilihat pada tabel 6.4 dengan nilai derajat kejenuhan (DS) lengan utara 0,844; DS lengan timur 0,884 dan rata-rat DS lengan selatan 0,767. 2. Panjang antrian lapangan rata-rata per jam tertinggi pada simpang Demangan di lengan utara adalah 187 meter, lengan timur 194,6 meter dan lengan selatan 88,8 meter. Panjang antrian teori terbesar lengan utara adalah 255 meter, lengan timur 388 meter dan lengan selatan 133 meter. 3. Waktu tunda lapangan rata-rata per jam terbesar pada simpang Demangan: lengan utara 171,7 detik/smp, lengan timur 125,1 detik/smp, lengan selatan 107,7 detik/smp. waktu tunda teori terbesar: lengan utara 78,8 detik/smp, lengan barat 54,1 detik/smp, lengan selatan 53 detik/smp. 4. Hasil uji hipotesis rata-rata panjang antrian di simpang Demangan menyimpulkan bahwa panjang antrian teori tidak bisa dianggap sama dengan panjang antrian di lapangan karena nilai yang dihasilkan teori dan lapangan memiliki perbedaan yang cukup signifikan. 5. Hasil perbandingan waktu tunda teori dan lapangan dilakukan pengujian hipotesis rata-rata, dari hasil uji hipotesis didapat kesimpulan bahwa hasil waktu tunda teori tidak dapat dianggap sama dengan waktu tunda yang terjadi di lapangan karena hasil yang diperoleh dari perbandingan tersebut memiliki selisih yang cukup besar
109
7.1.3 Perbedaan hasil teori dan lapangan Dari hasil perbandingan analisis panjang antrian dan waktu tunda secara teori dan kondisi di lapangan memiliki perbedaan. Berikut adalah penjelasannya 1. Hasil perbandingan panjang antrian teori dan lapangan yang terjadi adalah panjang antrian teori selalu menghasilkan nilai yang lebih besar. Hal ini disebabkan karena dalam perhitungan teori dengan menggunakan
Manual
Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI 1997) jumlah sepeda motor sangat berpengaruh pada hasil panjang antrian, sementara keadaan di lapangan yang terjadi adalah sepeda motor tidak membuat antrian sendiri melainkan berada di samping mobil, tepi jalan, dan bergerombol. Hal ini tentu saja membuat antrian di lapangan lebih dipengaruhi antrian mobil penumpang sehingga panjang antriannya lebih kecil dibandingkan analisis teori menggunakan MKJI 1997. 2. Hasil peneilitian menunjukkan perbedaan antara waktu tunda teori dan waktu tunda lapangan, dari hasil analisis teori menggunakan MKJI 1997 menghasilkan waktu tunda yang lebih kecil dibandingkan dengan keadaan di lapangan. Hal ini disebabkan karena keadaan di lapangan sangat kompleks, banyak faktor yang membuat waktu tunda di lapangan lebih besar. Adanya pedagang yang berjualan di trotoar, kendaraan yang parkir di bahu jalan, keluar masuk kendaraan dari kegiatan komersil dan adanya U-turn di sepanjang jalan Gejayan membuat hambatan bagi pengguna jalan lain.
7.1.4 Usulan penanganan simpang Colombo-Gejayan dan Demangan 1. Untuk mengurangi gangguan lalu lintas yang ada di Jalan Gejayan menutup akses putar balik (u-turn) karena menyebabkan hambatan yang cukup mengganggu kelancaran lalu lintas baik dari arah selatan maupun dari arah utara. 2. Menambah kapasitas simpang dengan cara membersihkan setiap ruas jalan dari gangguan yang menyebabkan terhambatnya arus lalu lintas seperti pedagang
110
kaki lima yang berjualan di atas trotoar dan pelarangan parkir on-street di dekat lengan simpang. 3. Koordinasi sinyal lalu lintas pada simpang Colombo-Gejayan dan simpang Demangan untuk memperlancar arus lalu lintas yang mengalami kepadatan agar tidak terkena lampu merah di simpang berikutnya. Hal ini dapat mengurai arus lalu lintas sehingga kendaraan yang antri semakin sedikit dan waktu tunda yang diperlukan semakin kecil.
7.2 Saran 1. Perlu adanya studi lanjutan dan perbaikan dari tugas akhir ini terutama penyesuaian teori yang diambil dari Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI 1997) karena dari hasil penelitian ini nilai panjang antrian dan waktu tunda yang dihasilkan oleh MKJI 1997 dan keadaan di lapangan mengalami perbedaan yang cukup signifikan dan untuk beberapa kondisi sudah tidak bisa menggambarkan keadaan saat ini. 2. Untuk menghindari terjadinya volume arus lalu lintas mendekati titik jenuh dan menjadi buruknya tingkat kinerja simpang akibat nilai DS>0,8 serta antrian kendaraan yang panjang membuat kemacetan simpang akibat adanya konflik arus lalu lintas yang dapat menyebabkan kurang nyaman dalam berkendara dan bahkan menyebabkan kecelakaan lalu lintas, di masa yang akan datang. Maka perlu dilakukan langkah-langkah untuk meningkatkan kapasitas dan tingkat kinerja Simpang Colombo-Gejayan dan simpang Demangan, adalah sebagai berikut a. Melakukan penertiban
yang dilakukan
aparat
berwenang berupa
penggusuran atau mesterilkan ruas jalan dari pedagang kaki lima yang menyalahgunakan trotoar sebagai tempat berjualan dan mengganggu arus lalu lintas. b. Melakukan penertiban dan sangsi yang tegas berupa tilang untuk menimbulkan efek jera terhadap para pengemudi yang memarkirkan kendaraannya di bahu/badan jalan.
111
c. Perlu adanya koordinasi dengan pihak Dinas Perhubungan untuk menambah dan memperbaiki rambu-rambu lalu lintas yang sudah rusak atau tidak ada seperti marka jalan yang ada di lapangan kondisinya sudah tidak layak lagi. Kurangnya rambu-rambu larangan berhenti atau parkir agar kendaraan tidak lagi melakukan pelanggaran. d. Melakukan pengkoordinasian sinyal pada simpang Colombo-Gejayan dan Demangan untuk mengurai kemacetan. e. Penutupan akses putar balik di sepanjang ruas jalan Gejayan karena menghambat kendaraan yang melaju dari arah selatan maupun utara dan mengakibatkan kecepatan kendaraan berkurang sehingga nilai waktu tunda yang terjadi bertambah besar.