1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi, Indonesia mengulang kembali sejarah tahun 1988, yaitu melemahnya rupiah terhadap dolar AS pada saat ini. Dengan melemahnya rupiah memberikan dampak positif dan dampak negatif bagi ekonomi Indonesia. Dampak negatif yang paling berpengaruh adalah di bidang impor khususnya perusahaan yang menggunakan bahan baku produksinya dari luar negeri. Kenaikan biaya produksi tersebut menyebabkan beberapa perusahaan menaikkan harga barang di pasar sehingga permintaan masyarakat semakin menurun dan produksi menjadi tidak stabil. Keadaan rupiah yang semakin melemah membuat nilai perusahaan menurun dan tidak mampu mempertahankan perusahaannya agar tetap berdiri. Berbagai langkah mulai dipikirkan perusahaan untuk mengantisipasi agar tidak mengalami kerugian yang fatal terhadap usahanya. Salah satu langkah itu adalah dengan melakukan konsolidasi antar beberapa perusahaan. Konsolidasi merupakan penggabungan dua perusahaan atau lebih menjadi satu perusahaan baru. Untuk menunjang pertumbuhan ekonomi perusahaan baru berdiri tersebut agar mampu bersaing dan bertahan maka diperlukan modal yang cukup memadai. Sarana yang sesuai untuk mendapatkan modal yaitu dengan melalui pasar modal. Menurut Rokhmatussa’dyah dan Suratman (2009:167) pasar modal dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan diterbitkan dan
1
2
diperdagangkan efek dengan penawaran umum dan perdagangan jangka panjang, melalui pasar perdana dan pasar sekunder. Pada intinya pasar modal hampir sama dengan pasar tradisional karena adanya pembeli dan penawar dimana terjadi tawar menawar harga. Pasar modal merupakan sarana investasi dalam bentuk saham yang memungkinkan calon investor melakukan diversifikasi investasi. Saham termasuk investasi yang mempunyai resiko cukup besar dalam jangka panjang. Untuk itu pihak investor sangat memperhatikan dalam memilih saham perusahaan yang akan dibelinya. Apabila investor salah dalam memilih saham yang dibelinya maka dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar. Saham adalah surat tanda bukti penyertaan modal pada sebuah perseroan terbatas yang mempunyai nilai ekonomi sehingga dapat diperjual belikan atau dijaminkan utang (Supramono, 2014:5). Tujuan utama investor menginvestasikan dananya pada pasar modal yaitu untuk mendapatkan return. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi saham. Dalam dunia investasi return dapat berupa return realisasi (realized return) yaitu return yang telah terjadi dan return ekspetasi (expected return) yaitu return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa mendatang (Fahmi, 2014:450). Apabila investor menginginkan return yang tinggi maka tingkat resiko yang dihadapi juga cukup tinggi. Oleh karena itu Investor memerlukan informasi untuk memprediksi tingkat resiko dan return yang dihadapi. Salah satu cara untuk mengetahui hal tersebut adalah dengan menilai kinerja perusahaan pada laporan keuangan.
3
Laporan keuangan merupakan alat yang digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan dalam bidang keuangan. Dalam penggunaan laporan keuangan terdiri dari rasio keuangan yang bermacam-macam tergantung dengan kebutuhan yang diperlukan. Karena tujuan utama investor mendapatkan return yang cukup tinggi, maka rasio keuangan yang digunakan berhubungan langsung dengan return saham yang akan didapatkan oleh investor. Hal ini membuat Investor berhak mengetahui perhitungan rasio keuangan perusahaan tentang ROI, EPS, dan PER untuk memprediksi harga saham. Sehingga untuk jangka panjang pihak Investor dapat memperkirakan tingkat return saham yang akan diperolehnya dikemudian hari. Analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai suatu ukuran relatif terhadap ukuran lainnya. Hubungan antara laba dengan investasi modal, yang disebut pengembalian atas investasi modal atau pengembalian atas investasi yaitu return on investment (ROI). Dengan ROI kita dapat membandingkan keberhasilan perusahaan atas pengelolaan investasi modal (Wild, Subramanyun dan Halsey, 2009:62). Analisis ini juga digunakan untuk menentukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba sehingga pihak investor menjadikannya sebagai alat ukur dalam pengambilan keputusan investasi. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2008:195) Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham. Earning Per Share (EPS) menggambarkan profitabilitas perusahaan yang tergambar pada setiap lembar saham. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menyebabkan semakin besar laba dan kemungkinan peningkatan jumlah deviden yang akan diterima
4
pemegang saham. Hal ini menunjukkan apabila nilai EPS naik maka return saham naik dan sebaliknya apabila nilai EPS turun maka return saham juga ikut menurun. Selain rasio di atas Price Earning Ratio (PER) juga digunakan untuk mengambil keputusan investasi karena dapat mengetahui rasio harga saham terhadap laba bersih per sahamnya. Price Earning Ratio (PER) merupakan perbandingan antara harga pasar suatu saham (market price) dengan Earning Per Share (EPS) dari saham yang bersangkutan. Bagi para investor semakin tinggi Price Earning Ratio (PER) maka pertumbuhan laba yang diharapkan juga akan mengalami kenaikan (Fahmi, 2014:84). Apabila harga saham berfluktuasi maka menyebabkan PER mengalami perubahan dari sahamnya. Dengan kondisi nilai tukar mata uang Indonesia yang masih melemah, beberapa perusahaan merasakan dampak dari tingkat inflasi tersebut lebih khususnya perusahaan yang bergerak di bidang sektor industri barang konsumsi. Salah satu perusahaan yang mengalami dampak tingkat inflasi adalah perusahaan farmasi. Ada dua alasan mengapa perusahaan farmasi mengalami penurunan saham yaitu; pertama daya beli masyarakat yang semakin menurun karena harga mengalami kenaikan. Dan alasan kedua adalah pembelian bahan baku produksi yang didatangkan dari luar negeri dengan pembayaran menggunakan dolar AS sedangkan pengolahan obat-obatan dilakukan di Indonesia dan penjualannya menggunakan rupiah (Zahro, 2015). Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan data hasil dari return saham perusahan farmasi tahun 2014 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia :
5
Tabel 1. Daftar Return Saham Perusahaan Farmasi Tahun 2014 Perusahaan Kode Harga Penutupan Return Saham Saham Des-13 Des-14 Rupiah Persen Darya Varia Internasional DVLA 2200 1690 (0,23) -23% Tbk. Indofarma (Persero) Tbk. INAF 153 355 1,32 132% Kimia Farma (Persero) Tbk. KAEF 590 1465 1,48 148% Kalbe Farma Tbk. KLBF 1250 1830 0,46 46% Merck Indonesia Tbk. MERK 189000 160000 (0,15) -15% Pyridam Farma Tbk. PYFA 147 135 (0,08) -8% Merck Sharp Dohme Pharma SCPI 29000 29000 0,00 0% Tbk. Industri Jamu dan Farmasi SIDO 700 610 (0,13) -13% Sido Muncul Tbk. Taisho Pharmaceutical SQBB 10500 10500 0,00 0% Indonesia Tbk. Tempo Scan Pacific Tbk. TSPC 3250 2865 (0,12) -12% Sumber: www.idx.co id, diolah Melihat tabel 1. ada beberapa perusahaan farmasi yang mengalami penurunan return yang disebabkan oleh melemahnya rupiah. Pertumbuhan perusahaan farmasi dapat kembali normal apabila rupiah stabil. Dengan adanya kebijakan pemerintah terkait kepedulian sosial terhadap masyarakat dan tingkat kesadaran akan kesehatan. Maka diberlakukan program jaminan kesehatan nasional (JKN) yaitu badan penyelenggara jaminan kesehatan (BPJS) dan kartu indonesia sehat (KIS). Program ini juga menyebabkan perubahan gaya hidup masyarakat yang terlihat dengan pemilihan terhadap obat-obatan yang lebih baik. Dari kebutuhan tersebut industri sektor farmasi mempunyai peluang untuk mengalami pertumbuhan kembali pada kenaikan return saham. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh ROI, EPS dan PER Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”
6
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Apakah return on investment (ROI) berpengaruh terhadap return saham pada Perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI ? 2. Apakah earning per share (EPS) berpengaruh terhadap return saham pada Perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI ? 3. Apakah price earning ratio (PER) berpengaruh terhadap return saham pada Perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI ? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penulisan ini, yaitu : 1. Untuk mengetahui pengaruh return on invesment terhadap return saham pada Perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI. 2. Untuk mengetahui pengaruh earning per share terhadap return saham pada Perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI. 3. Untuk mengetahui pengaruh price earning ratio terhadap return saham pada Perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Kontribusi Praktis a. Dapat memberikan informasi terhadap invetor sebagai pertimbangan dalam melakukan investasi. b. Dapat menambah referensi dalam menganalisis perusahaan khususnya pada industri yang bergerak di bidang farmasi.
7
c. Sebagai alat ukur mengetahui kondisi keuangan perusahaan yang bersangkutan. 2. Kontribusi Teoritis Memberikan informasi bagi peneliti selanjutnya sebagai pedoman untuk mengembangkan pengetahuan khususnya di bidang manajemen keuangan. 3. Kontribusi Kebijakan Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja lebih baik agar calon investor tertarik menginvestasikan dananya dalam jangka panjang. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Kondisi kinerja keuangan dapat menggambarkan keberhasilan yang dicapai perusahaan. Dari keberhasilan tersebut dapat dijadikan pihak investor sebagai acuan untuk melakukan investasi karena merupakan salah satu pertimbangan investor sebelum menanamkan modalnya pada perusahaan. Untuk mengetahui kondisi kinerja keuangan tersebut, penulis melakukan penelitian terhadap laporan keuangan perusahaan. Data yang akan digunakan untuk meneliti laporan keuangan perusahaan selama 5 periode dari tahun 20102014 diambil dari Bursa Efek Indonesia pada perusahaan yang bergerak di bidang farmasi.