ANALISIS PENGARUH BEBAN HARMONISA ( LAMPU HEMAT ENERGI ) TERHADAP KONDUKTOR Reza Perkasa Alamsyah Departermen Teknik Elektro Universitas Indonesia Abstrak- Lampu Hemat Energi ( LHE ) memiliki effisiensi yang tinggi , akan tetapi LHE menghasilkan distorsi Harmonisa yang cukup besar yang disebabkan oleh karateritik kerja ballast elektronik . Distorsi harmonisa ini dapat menyebabkan beberapa kerugian pada sistem instalasi listrik diantaranya dapat menyebabkan rugi-rugi pada penghantar listrik.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beban harmonisa terhadap rugirugi dari penghantar Dalam penelitian ini, dilakukan pengujian terhadap kabel NYM 2 x1.5 mm2 yang digunakan sebagai penghantar untuk Lampu Hemat Energi ( LHE ) sebagai beban harmonisa.Variasi distorsi harmonisa bertujuan untuk menganalisis kontribusi rugi-rugi yang dihasilkan beban dan pengaruhya terhadap penghantar .Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa beban harmonisa berpengaruh terhadap terhadap persentase rugi-rugi yang dihasilkan oleh penghantar akibat adanya arus harmonisa.Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa distorsi harmonik yang ditimbulkan oleh LHE mempengaruhi kontribusi rugi-rugi pada penghantar.
Kata Kunci: Distorsi Harmonisa , Penghantar , Lampu Hemat Energi. oleh para konsumen. Beban puncak terjadi pada 1.
waktu sekitar pukul 17:00 – 21.00 dimana salah satu
PENDAHULUAN
beban yang umumnya digunakan pada waktu
Kabel sebagai penghantar berperan sangat penting dalam sistem penyaluran tenaga listrik mulai
tersebut adalah
dari pembangkit, sistem transmisi, distribusi sampai
pelanggan rumah tangga.Salah satu upaya yang
ke konsumen listrik (perumahan).Oleh karena itu
dilakukan oleh Produsen Listrik ( PLN ) bekerjasama
kabel harus mampu mengalirkan arus listrik secara
dengan pemerintah dan pihak swasta ( Produsen
konstan
diakibatkan
Lampu ) untuk meningkatkan effisiensi penggunaan
seminimal mungkin. Krisis energi listrik yang
energi listrik pada sektor penggunaan listrik rumah
melanda Indonesia menyebabkan beberapa persoalan
tangga
dalam bidang ketanaga listrikan, hal ini dikarenakan
penggunaan lampu hemat energi menggantikan
daya terpasang dari produsen listrik (PLN) sudah
lampu pijar. Lampu hemat energi yang digunakan
hampir tidak mencukupi memikul beban puncak
adalah jenis lampu flouresence yang menggunakan
sehingga terkadang dilakukan pemadaman bergilir.
ballast elektronik sebagai pembatas arus. Ballast
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi krisis
elektronik mempunyai tingkat effisiensi yang baik
energi selain dengan pemadaman bergilir adalah
karena perbandiangan daya yang diserap dengan
dengan membangun pembangkit baru baik dalam
cahaya yang dihasilkan cukup baik ( lumen/watt )
skala besar ( seperti PLTA ) maupun dalam skala
sehingga hal ini menyebabkan penggunaan lampu
kecil
melakukan
hemat energi bisa meningkatkan effisiensi. Akan
peningkatan effisiensi dari peralatan yang digunakan
tetapi lampu hemat energi mempunyai beberapa
(
dengan
seperti
rugi-rugi
PLTMH
yang
)
serta
adalah
beban penerangan pada jenis
dengan
merancang
program
1 Universitas Indonesia
karateristik diantaranya adalah dihasilkannya distorsi
terutama apabila konduktor menghantarkan jumlah
harmonisa arus dan tegangan . Harmonisa arus dan
arus
tegangan yang dihasilkan oleh lampu hemat energi
elektromagnetis lebih kuat dibandingkan dengan
memberikan permasalahan baru dalam sistem tenaga
tekanan ( stress ) karena berat materialnya. Harus
listrik diantaranya peningkatan rugi-rugi pada saluran
disadari bahwa titik lebur tembaga lebih tinggi dari
penghantar
pada allumunium sehingga tembaga dapat dipakai
,
rugi-rugi
ini
disebabkan
oleh
yang
besar
karena
biasanya
tekanan
meningkatnya arus rms dan meningkatnya tahanan
pada temparatur operasional yang lebih tinggi.
penghantar akibat frekuensi harmonisa yang lebih
Kemampuan tembaga (Cu) untuk menahan panas dan
tinggi dari frekuensi fundamental dimana efek yang
tekanan elektromagnetis akibat pembeban yang
ditimbulkan dikenal sebagai efek kulit ( skin effect )
berlebihan juga merupakan suatu pertimbangan dari
dan efek kedekatan ( proximity effect ) . Dalam
segi
tulisan ini dilakukan pengukuran tingkat harmonisa
pertimbangan adalah biaya isolasi yang lebih besar
yang dihasilkan oleh beberapa lampu hemat energi
untuk allumunium. Karena untuk menghantarkan
serta perpaduan dengan lampu sorot dan dilakukan
arus yang sama diameter konduktor alumunium lebih
analisa terhadap rugi-rugi yang dihasilkan pada
besar daripada tembaga sehingga luas permukaan
penghantar ( kabel instalasi ) supaya diketahui
jadi lebih besar yang menyebabkan biaya isolasi juga
kontribusi rugi-rugi akibat lampu hemat energi
semakin meningkat. Titik cair yang tinggi dari
terhadap rugi-rugi penghantar.
tembaga (Cu) serta daya hantar arus listrik yang
keamanan
.
Faktor
lain
yang
menjadi
tinggi mengurangi kemungkinan kerusakan yang 2.
disebabkan oleh pemanasan titik ( hot spot ) atau
TEORI DASAR [1]
2.1 Penghantar / Kabel pada Instalasi Rumah . Secara garis besar penghantar terdiri dari 2
lompatan api ( flash over ) yang tiba-tiba saat pengoperasian.Apabila
(dua ) jenis material yang secara komersial cocok dan
banyak
diperlukan
penghantar/kabel
yaitu
untuk
tembaga
pembakaran apabila terjadi penyalaan ( api ) yang tiba-tiba. Panas yang berlebihan akan menyebabkan
kerapatannya sebesar 8.91 g/cm3 sehingga jauh lebih atau
lebih
berat
persatuan
pemanasan terhadap material-material sekelilingnya ,
volumenya
udara , dan peralatan lainnya .
dibandingkan dengan allumunium yang hanya 2.7 3
g/cm
yang
karena itu tembaga pada umumnya dapat menahan
dan
Alumunium (Al) . Kekurangan tembaga adalah
solid
pemanasan
sangat tinggi maka tembaga akan diuapkan , oleh
keperluan (Cu)
terjadi
2.2 Harmonisa [2]
dengan demikian untuk volume yang sama
Harmonisa adalah gangguan yang terjadi
tembaga mempunyai berat lebih dari 3 ( tiga ) kali
pada sistem distribusi tenaga listrik akibat terjadinya
lipat dari berat penghantar allumunium. Untuk
distorsi
menyalurkan arus listrik yang sama besarnya maka
gelombang arus
dan
tegangan.
Pada
dasarnya, harmonisa adalah gejala pembentukan
konduktor dengan material allumunium tetap akan
gelombang-gelombang dengan frekuensi berbeda
lebih ringan dibandingan dengan tembaga meskipun
yang merupakan perkalian bilangan bulat dengan
untuk itu konduktor allumunium akan mempunyai
frekuensi dasarnya. Hal ini disebut frekuensi
diameter lebih besar dari pada tembaga . Selain dari
harmonisa yang timbul pada bentuk gelombang
masalah berat yang mendapatkan perhatian maka
aslinya sedangkan bilangan bulat pengali frekuensi
yang lebih penting adalah masalah jarak antar fasa
2 Universitas Indonesia
dasar disebut angka urutan harmonisa atau orde
3.Distorsi Harmonisa (THD)
harmonisa. Misalnya, frekuensi dasar suatu sistem
Total Harmonic Distortion (THD) adalah
tenaga listrik adalah 50 Hz, maka harmonisa
perbandingan
keduanya adalah
frekuensi
komponen harmonisa terhadap nilai RMS dari
sebesar 100 Hz, harmonisa ketiga adalah gelombang
fundamental, biasanya dinyatakan dalam persen (%).
dengan frekuensi sebesar 150 Hz dan seterusnya.
Nilai dari THD ini digunakan untuk mengukur
Gelombang-gelombang ini kemudian menumpang
besarnya penyimpangan dari bentuk gelombang
pada gelombang murni/aslinya sehingga terbentuk
periodik
gelombang cacat yang merupakan jumlah antara
gelombang sinusiodal murninya. Untuk gelombang
gelombang
gelombang
sinusiodal sempurna nilai dari THD adalah bernilai
harmonisanya. Harmonisa urutan genap biasanya
0%. Untuk mencari nilai THD untuk tegangan dan
memiliki Root Mean Square (RMS) yang lebih kecil
arus dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
gelombang dengan
murni
sesaat
dengan
antara nilai
yang
dibandingkan dengan harmonisa urutan ganjil. Jumlah
antara
kelipatannya,
frekuensi akan
fundamental
menyebabkan
mengandung
dan
I THD
frekuensi
fundamental tidak lagi berbentuk sinus murni, tetapi
RMS
I n 2
dari
seluruh
harmonisa
dari
2 n
I1
100% (2)
Dimana In adalahNilai arus harmonisa (A) , I1 adalah
mengalami distorsi.
Nilai fundamental (A) dan n adalah Komponen harmonisa maksimum yang diamati. 4.Spektrum Harmonisa .Spektrum harmonisa juga dapat diartikan sebagai distribusi semua amplitudo komponen harmonisa sebagai fungsi orde harmonisanya dan diilustrasikan menggunakan histogram. Gambar di bawah ini merupakan contoh spektrum harmonisa. Dari gambar tersebut dapat dikatakan bahwa spektrum Gambar1.Bentuk gelombang yang terdistorsi akibat harmonisa ganjil
120 100 80 60 40 20 0
Komponen harmonisa adalah gelombang yang kelipatan
bilangan
asli
terhadap frekuensi dasar ( frekuensi fundamental). 2.Orde Harmonisa Orde Harmonisa adalah perbandingan frekuensi
atau
Orde Harmonik
1 2 3 4 5 6 7 8 9
harmonisa dan frekuensi dasar n = Fn / F
arus
tegangan frekuensi dasar.
1.Komponen Harmonisa frekuensi
perbandingan
tegangan frekuensi harmonisa terhadap arus atau
2.3 Istilah yang terdapat dalam Harmonisa.
mempunyai
merupakan
(1)
Gambar2.Spektrum Harmonisa.
3 Universitas Indonesia
2.4 Efek Harmonisa Terhadap Penghantar [3] Pada
sistem
penghantar/kabel
distribusi
arus
isolasi setelah dialiri arus bolak-balik , kSE adalah
listrik,
penambahan tahanan akibat Skin effect kPE adalah
merupakan sarana yang sanagat
Penambahan tahanan akibat proximity effect dan Rh
dibutuhkan. Adanya gangguan harmonisa dalam
adalah tahanan Harmonisa .
suatu
merugikan
Letak aliran arus pada suatu penghantar dipengaruhi
berdasarkan persamaan I R dapat didefinisikan
oleh besarnya frekuensi, semakin besar frekuensi
bahwa nilai arus (I) akan menjadi lebih besar,
yang di terapkan
sedangkan untuk tahanan (R) dapat dibedakan
mendekati permukaan atau menjauh dari pusat
menjadi nilai tahanan arus searah (RDC), efek kulit
penampang penghantar tersebut. Parameter efek kulit
penghantar (Skin effect) dan efek dari kedekatan
(Skin effect) diperoleh sebagai fungsi dari frekuensi
penghantar (Proximity effect).
dan tahanan arus searah dengan persamaan sebagai
a. Skin effect ( Efek Kulit ) Skin effect merupakan akibat dari adanya distribusi
berikut :
distribusi
arus
sangatlah 2
maka aliran arus akan semakin
x 0,027678
arus dipermukaan lebih besar daripada yang ada di
f . Rdc
(4)
dalam penghantar yang mengakibatkan tahanan
Penambahan nilai tahanan akibat efek kulit (kSE)
efektif sistem meningkat. Hal yang mempengaruhi
merupakan
kenaikkan dari skin effect ini adalah kenaikkan
fungsi nonlinier dari parameter
x
tersebut. Suatu metode pendekatan kurva dilakukan
frekuensi dan diameter penghantar yang digunakan
untuk mendapatkan perhitungan
dalam system distribusi arus listrik.
kSE sehingga
didapatkan persamaan orde 5 sebagai berikut, dengan
b. Proximity effect ( Efek Kedekatan ). Proximity effect disebabkan oleh adanya medan
x ≤ 2.
magnet penghantar mengganggu distribusi arus pada penghantar-penghantar yang berdekatan. Pengaruh
harmonisa
terhadap
tahanan
dapat (5)
dijelaskan sebagai berikut, harmonisa memiliki Sedangkan nilai kPE yang merupakan suatu harga
frekuensi kelipatan dan frekuensi fundamental.
penambahan nilai tahanan akibat efek kedekatan
Frekuensi harmonisa ini mempengaruhi besarnya
(Proximity effect) dari persamaan
tahanan arus bolak-balik (RAC), akibat efek kulit penghantar (Skin effect) dan efek dari kedekatan penghantar
(Proximity
effect).
Sehingga
1,18 k PE k SE 2 0,312 2 k SE 0,27
rasio
perbandingan antara tahanan arus searah dengan
Dengan adalah perbandingan antara diameter
tahanan arus bolak-balik yang dilambangkan Kc
penghantar dengan jarak antar penghantar. Setelah
dapat diperoleh dari persamaan berikut ini, kc
Rac 1 k SE k PE Rdc
(6)
didapat nilai kSE dan kPE maka didapat juga nilai Rac. Dengan demikian diperoleh nilai tahanan penghantar
(3)
saat distorsi (Rh). dimana kC
adalah rasio perbandingan Rdc degan
Rac, Rac Tahanan penghantar isolasi sebelum dialiri arus bolak-balik,Rdc adalah tahanan penghantar
4 Universitas Indonesia
2.5 Lampu Hemat Energi sebagai Sumber Harmonisa
[4]
rangkaian
Gambar
rangkaian
diatas
merupakan
yang
digunakan
untuk
melakukan
Prinsip kerja lampu fluorescent adalah berdasarkan
pengujian dimana Lampu Hemat Energi ( LHE )
pelepasan elektron dari kutub negatif ke kutub
dipasang parallel terhadap sumber tegangan dan
positif. Elektron yang terlepas ini akan bertabrakan
memvariasikan LHE dengan lampu sorot untuk
dengan atom gas yang diisikan ke dalam tabung
mendapatkan nilai THD-F.Dari hasil percobaan akan
tersebut. Tumbukan elektron dan atom gas ini akan
dianalisa tentang pengaruh dari variasi nilai THD-F
menghasilkan elektron yang akan menabrak atom
tersebut terhadap penghantar yang digunakan.
berikut, dan seterusnya. Adapun atom yang tidak
Berdasarkan data yang diperoleh dari standar
cukup energi untuk lepas dari ikatan atom akan
konstruksi PLN , dan katalog produk dari kabel
mengalami perpindahan dari tingkat energi rendah ke
NYM 2x1.5mm2 yang mencakup spesifikasi mekanik
tingkat energi tinggi. Karena pada tingkat energi
dan
tinggi ini keadaan elektron tidak stabil maka ia akan
instalasi rumah dapat dilihat pada tabel berikut.
kembali ke lintasan semula (tingkat energi lebih
Tabel 1.Konstruksi Elektris NYM 2x1.5mm2
rendah)
sambil
mengeluarkan
elektrik
dari
konstruksi
penghantar/kabel
gelombang
elektromagnetik yang merupakan sinar ultra violet. Sinar ini oleh gas fluorescent dalam sisi tabung diubah menjadi sinar tampak. Tumbukan yang terjadi di dalam tabung kalau tidak dikendalikan, maka akan menyebabkan panas berlebihan dan tabung akan rusak. Untuk itu dipasang ballast yang berfungsi
3.2 Hasil Pengujian
untuk mengendalikan arus yang mengalir ke dalam
1. Data Hasil Pengujian Variasi THD
tabung lampu. Ballast dapat dibuat dari suatu kawat
Tabel 2 : Hasil Pengujian Variasi THD
atau penghantar yang dililit sedemikian rupa atau berupa kumparan (choke coil) berinti besi.
3.
METODE PENELITIAN
3.1 Rangkaian Pengujian .
2. Data Hasil Pengujian Lampu A
Gambar3.Rangkaian Pengujian
5 Universitas Indonesia
Tabel 6 : Perhitungan peningkatatan tahanan IAC akibat frekuensi
3.Data Hasil Pengujian Lampu B Tabel 4 : Hasil Pengujian Lampu B
Tabel 7 : Perhitungan rugi pada penghantar untuk THD 66.72%
Apabila lampu hemat energi yang digunakan mempunyai karakteristik arus seperti yang telah diuji pada tabel diatas maka dapat dihitung total arus harmonisa untuk semua lampu dalam satu kali pengujian ke penghantar yang mengalirkan arus ke beban tersebut. Tabel 5 : Orde Harmonisa untuk Beban THD 66.72%
4.
ANALISA HASIL PENGUJIAN
Berdasarkan
hasil
perhitungan
rugi-rugi
pada
penghantar / kabel diperoleh data besarnya rugi-rugi Untuk menghitung rugi-rugi pada penghantar/kabel
seperti pada tabel perhitungan diatas. Rugi-rugi
yang mengalirkan arus ke LHE maka perlu dihitung
akibat arus fundamental (50Hz) dapat diperoleh
pengaruh skin effect ( efek kulit = KSE) dan proximity
dengan
effect ( efek kedekatan = KPE) pada penghantar/kabel
fundamentalnya dengan tahanan penghantar / kabel
tersebut . Perhitungan peningkatan tahanan Arus
untuk frekuensi
bolak-balik (IAC) dapat dilakukan dengan melihat
mengacu pada rancangan sistem bahwa untuk arus
karakteristik penghantar/kabel NYM 2x1.5mm2 pada
yang mengalir pada sistem di usahakan tetap, jadi
tabel 1 dengan menggunakan persamaan diatas maka
dapat dihitung besarnya
didapat seperti tabel 6 dibawah ini dan dengan Karateristik
peningkatan
tahanan
IAC
mengalikan
arus
dan
frekuensi
fundamental tersebut. Dengan
Pk = If 2 x R DC
(7)
maka
Dengan mengetahui daya yang dapat disuplay oleh
perhitungan rugi-rugi pada suatu penghantar / kabel
penghantar/kabel maka dapat dihitung rugi-rugi pada
untuk masing-masing nilai THD-F adalah sebagai
penghantar
tabel berikut.
harmonisa ( selain orde ke-1 ) adalah sebesar
/
kabel
yang
disebabkan
distorsi
Pk-THD = Pk - Ph Pk-THD = 16.173 W – 3.0412 W Pk-THD = 12.32 W = 82 %
6 Universitas Indonesia
Dari hasil perhitungan diatas didapatkan bahwa total
harmonisa.tabel berikut melihatkan Kontribusi rugi-
daya yang disuplay oleh penghantar/kabel ke beban
rugi yang dihasilkan oleh penghantar pada Variasi
hanya mencapai 82% dari total daya yang seharusnya
THD.
bisa disuplay atau dengan kata lain 18% rugi-rugi
Tabel 8 : kontribusi rugi yang dihasilkan oleh penghantar
daya akibat dari distorsi harmonisa LHE. Rugi-rugi yang dihasilkan oleh lampu hemat energi juga sangat berpengaruh pada penghantar/kabel , beban yang menghasilkan distorsi harmonisa dapat dilihat pada orde ke 3,5,7,9,11,13,15,17,21 dan orde ke-1 sebagai acuan ( orde fundamental ) hal ini dapat dilihat pada gambar grafik berikut.
Sesuai dengan metode pengujian pada untuk THD 58.42% 66.72% dan 77.56% adalah pemakain dengan
beban
lampu
hemat
energi
yang
mendominasi akibatnya persentase rugi-rugi yang dihasilkan besar. Untuk THD 27.10% , 37,03% dan 43.57% memvariasikan lampu hemat energi dan lampu sorot serta lampu pijar terlihat seperti pada grafik diatas persentase kontribusi rugi-rugi akibat arus harmonisa mulai menurun dan sedangkan untuk THD 1.82% sampai dengan THD 17.34% sudah memakai lampu hemat energi dan dikombinasikan dengan lampu pijar sebagai kombinasi beban dan Gambar 4 : Pengaruh Frekuensi Harmonisa terhadap efek kulit (
terlihat pada grafik diatas bahwa kontribusi rugi-rugi
KSE ) dan efek kedekatan ( KPE )
akibat arus harmonisa minimum dan perbandingan
Dari gambar 4 dapat dilihat bahwa efek kulit dan
untuk lampu yang berbeda diketahui bahwa Lampu
efek kedekatan sangat mempengaruhi besarnya rugi-
tipe A menghasilkan rugi-rugi pada penghantar lebih
rugi pada kabel/penghantar.Pada grafik warna biru
tinggi dibanding dari Lampu tipe B , dapat juga
mulai dilihat pada orde ke-3 ( Frekuensi 150Hz )
dilihat dari spektrum harmonisa dari kedua lampu
efek kulit dari penghantar sebesar 0.0012 dan terus
tersebut dimana pada lampu tipe A arus orde ke-3
mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan
mencapai 76% dari arus fundamental sedangkan
frekuensi harmonisa , dengan meningkatnya efek
dalam kondisi yang sama pada lampu tipe B arus
kulit (KSE) maka efek kedekatan ( KPE ) juga semakin
orde
meningkat.Untuk kabel berdiameter kecil terlihat
ke-3
hanya
mencapai
60%
dari
arus
fundamental atau dengan kata lain arus yang
bahwa efek kedekatan (KPE) lebih dominan daripada
terdistorsi pada lampu tipe A besar dibanding lampu
efek kulit yang terlihat hampir pada semua frekuensi
tipe B yaitu mencapai ±20% . Mengacu pada
7 Universitas Indonesia
persamaan
2-3
bahwa
nilai
THD
merupakan
5.
KESIMPULAN
peerbandingan antara jumlah semua arus harmonisa
Frekuensi harmonik menyebabkan peningkatan
terhadap arus fundamental semakin tinggi arus yang
tahanan pada penghantar/kabel akibat efek kulit
terdistorsi sedangkan arus fundamentalnya konstan
(KSE ) dan efek kedekatan ( KPE ) dan bernilai
maka semakin besar THD nya dan ini akan
sama untuk semua THD. Kontribusi
berdampak pada rugi-rugi penghantar.Untuk lebih jelasnya
terhadap
masing-masing rugi-rugi
orde
harmonik
kabel/penghantar
sangat
dipengaruhi oleh tahanan arus harmonik (IAC) akibat pengaruh efek kulit dan efek kedekatan untuk beban lampu hemat energi dimana kontribusi rugi-rugi terbesar terjadi pada orde harmonik ke-3 dan ke-5. Untuk variasi nilai THD-F bahwa semakin besar beban harmonik yang disuplay oleh penghantar maka
semakin
besar
pula
rugi-rugi
yang
dihasilkan oleh penghantar tersebut dimana peningkatan Kse dan Kpe sebanding dengan frekuensi harmonik(semakin tinggi nilai frekuensi harmonik semakin tinggi nilai KSE dan KPE ). Rugi-rugi penghantar tidaklah sama untuk semua
Gambar 5 : Kontribusi rugi-rugi penghantar pada Variasi THD
jenis lampu hemat energi , dimana rugi-rugi penghantar pada Lampu A lebih tinggi ±1.5 kali dari lampu B . 6.DAFTAR REFERENSI [1] Setiabudy,Rudy , “ Material Teknik Listrik “ Februari 2007 , Depok UI Press , Indonesia. [2]
Fuchs, Ewald F.,
dan Masoum, Mohammad
A.S., “Power Quality in Power Systems and Electrical Machines”. March 2008, Perth, Australia. [3] “Industrial
cable
wire”.
Di
akses
http://www.kabelindo.co.id/industrial
Gambar 6 : Kontribusi rugi-rugi penghantar pada LHE yang
wire/NYM..html
berbeda
dari cable
pada tanggal 10 september
2010. [4]
Thomas Key “ Cost and Benefits of Harmonic Current Reduction for Swith Mode Power Supplies in a Commercial Office Building “ March 2004.
8 Universitas Indonesia