AL-QURAN YANG MENGAGUMKAN OLEH: DR.GARRY MILLER*
Original Text : www.islamhouse.com @2004 Translate by : www.hanifsoul.com @2009
*DR.Gary Miller (Abdul-Ahad Omar) shows how we can establish true faithby setting standards of truth. He illustrates a simple but effective method of finding out the right direction in our search for truth. G.R.. Miller is a mathematician and a theologian. He was active in Christian missionary work at a particular point of his life but he soonbegan to discover many inconsistencies in the Bible. In 1978, hehappened to read the Qur'an expecting that it, too, would contain amixture of truth and falsehood. He discovered to his amazement that the message of the Qur'an was precisely the same as the essence of truth that he had distilled from the Bible. He became a Muslim and since then has been active in giving public presentations on Islam including radio and television appearances. He is also the author of several articles and publications about Islam.
Catatan dari penerjemah : Assalamu’alaykum wr.wb untuk kaum muslimin dimanapun anda berada, dan salam hangat untuk para pembaca umum. Saya memberikan catatan kaki atau footnote merupakan penelitian langsung yang dilakukan oleh penerjemah untuk menambah catatan dari penelitian yang dilakukan Dr.Gary Miller, walaupun hal tersebut belum ada seijin pemilik buku yang Asli dalam berbahasa Inggris. Namun buku ebook aslinya tersebar dengan bebas dan gratis, maka buku terjemahan ini pula bebas dan gratis diedarkan. Semoga ebook ini tercatat sebagai amalan baik dan diterima di sisi Allah SWT kelak. Allahuma Amien. By: www.hanifsoul.com @2009
DAFTAR ISI :
Introduction ........................................................................................................ 1 Merchant Marine ............................................................................................... 2 The Smallest Thing ........................................................................................... 4 Honey ..................................................................................................................... 5 Prophet Muhammad (s) and the Quran ................................................. 7 Scientific Approach to the Quran .............................................................. 9 Falsification Test ............................................................................................. 11 Ask Those Who Have Knowledge ............................................................. 13 Embriology ............................................................................................................... 14 Skeptic's Reaction .................................................................................................. 16 Geology ...................................................................................................................... 18 You Did Not Know This Before! ................................................................ 19 Proof of Authenticity An Aproach ........................................................... 21 Exhausting the Alternatives ................................................................................ 24 The Critic's Trail ..................................................................................................... 26 A Revelation - Abu Lahab .................................................................................... 29 The Flight ............................................................................................................ 31 An Encounter with a Minister ................................................................... 33 The Source of the Quran .............................................................................. 35 Mythomania ...................................................................................................... 37 New Catholic Encyclopedia ........................................................................ 40 Testimony of an Intellectual ...................................................................... 43 Burden of Proof on the Critic .................................................................... 44 Origin of the Universe and Life ................................................................. 45 More on Falsification Test .......................................................................... 47 People of the Book ................................................................................................. 48 A Mathematical Approach .......................................................................... 49 The Female Bee ....................................................................................................... 52 The Sun ...................................................................................................................... 54 Time Zones ................................................................................................................ 56 Conclusions ........................................................................................................ 57 Addendum 1 EGD ............................................................................................. 59 Addendum 2: 'Iram ......................................................................................... 60
1
PENGANTAR Satu hal yang mengejutkan bagi nonmuslim yang menguji Al-Quran dengan mendalam bahwa cara Al-Quran menunjukkan sesuatu dengan metode yang sangat tidak disangka-sangka dari apa yang mereka harapkan. Apa yang mereka asumsikan adalah mereka mendapatkan sebuah buku tua yang datang 14 abad yang lalu dari daerah Arab berpadang pasir; dan mereka mengira bahwa buku tersebut seperti buku biasa – sebuah buku dari padang pasir. Dan kemudian mereka menemukan bahwa buku kitab Al-Quran tersebut tidak mirip sama sekali dengan apa yang mereka duga duga. Selain itu, salah satu persangkaan awal mereka bahwa karena buku tersebut berasal dari padang pasir seharusnya buku tersebut berbicara tentang padang pasir. Pada kenyataanya Al-Quran tidak hanya berbicara padang pasir; tapi juga berbicara tentang lautan – seperti penggambaran badai di tengah laut.
2
ARMADA NIAGA Beberapa tahun yang lalu, ada sebuah cerita datang kepada kami dari Toronto tentang seorang laki laki yang telah lama bekerja di Armada Niaga dan hidupnya dihabiskan di dunia kelautan. Seorang muslim memberikannya AlQuran terjemahan untuk menjadi buku bacaan. Pelaut tersebut tidak tahu menahu sama sekali tentang sejarah Islam akan tetapi dia sangat tertarik untuk membacanya. Setelah dia selesai membacanya, dia mengembalikan Kitab Al-Quran terjemahan tersebut kepada muslimin yang meminjamkan AlQuran tersebut dan bertanya,: “Apakah Muhammad tersebut seorang Pelaut?” Dia sangat terkesan dengan penggambaran Al-Quran yang sangat akurat tentang badai di tengah lautan. Ketika dia diberitahu bahwa: “Bukan, faktanya Muhammad hidup di padang pasir”, ternyata fakta itu cukup baginya. Pelaut tersebut akhirnya memeluk Islam saat itu juga. Dia sangat terkesan dengan penggambaran Al-Quran, karena dia pernah menghadapi badai di tengah lautan, dan dia meyakini bahwa siapapun dia yang menulis tentang penggambaran badai tersebut pasti juga pernah menghadapi badai di tengah laut. Penggambaran tersebut : “…seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh gelombang demi gelombang, di atasnya ada (lagi) awan gelap. Itulah
gelap
gulita
yang
berlapis-lapis.
Apabila
dia
mengeluarkan tangannya hampir tidak dapat melihatnya..” (QS:An-Nur,24:40) Bukan seperti seseorang yang sedang berimajinasi tentang badai di tengah lautan kemudian menuliskannya; namun lebih dari itu, itu haruslah di tulis
3
oleh seseorang yang tahu persis dan pernah mengalami dan menghadapi langsung dengan mata kepalanya sendiri badai di tengah lautan. Inilah salah satu contoh bagaimana Al-Quran itu tidak terikat oleh tempat dan waktu. Yang pasti, Scientific telah menyatakan secara tegas bahwa pendiskripsian tersebut terlihat bukan berasal dari “padang pasir” di 14 abad yang lalu.1
1
Namun ternyata masih ada yang mencoba mematahkan pendapat ini bahwa setiap orang yang menyelam tanpa alat ke dalam laut walau hanya beberapa meter dan pasti mengatahui bahwa semakin dalam air laut cahaya yang masuk semakin berkurang, Namun ketika di utarakan bahwa scientifik telah membuktikannya ayat tersebut tentang gelombang dalam gelombang, mereka berlari ke pendapat lain bahwa ayat tersebut bukan berbicara tentang kedalaman gelombang didalam gelombang air laut yang berlapis lapis tapi bahasa Al-Quran itu tidak jelas kemana arahnya. Tapi ayat tersebut bagi mereka menceritakan seseorang yang tenggelam di tengah badai yang terkena gelombang laut yang terus menerus. Pertanyaannya “jika seseorang sedang tenggelam di tengah badai apakah dia bisa meneliti “scientifik” tentang gelombang di dalam gelombang dalam laut atau tentang cahaya yang berkurang dikedalaman laut, atau tentang awan gelap gulita yang berlapis-lapis, atau dia sibuk berusaha menyelamatkan diri?” Kemudian mereka berlari ke pendapat bahwa Nabi Muhammad SAW pastilah hanya “menebak kemungkinan” dengan benar, karena dia tidak tahu sama sekali tentang badai, mereka menganalogikan tebakan benar seseorang terhadap warna dasi yang dipakai seseorang namun di tutup oleh baju jasnya. Jadi alasan mereka bahwa karena hampir hampir gelap gulita sampai sampai tangan sendiri hampir tidak terlihat tentulah Nabi tidak bisa menggambarkan detil tentang badai lautan. Jadi bagi mereka hal itu hanyalah tebakan belaka. Tentang “tebakan” ini anda bisa melihat di buku ini dengan topik “pendekatan matematika”.
4
SESUATU YANG TERKECIL Abad sebelum
Masa Permulaan Kenabian Muhammad, sudah diketahui
secara umum tentang “Teori Atom” yang di populerkan secara maju oleh Filosofi Yunani, Democritus. Dia dan orang orang yang datang setalahnya mengasumsikan bahwa zat terdiri dari bagian bagian kecil yang tidak bisa dihancurkan dan partikelnya tidak bisa di bagi bagi yang disebut sebagai atom. Pada saat itu di dunia Arab pun sama, setuju dengan konsep tersebut; kenyataannya, kata “zharrah” biasanya disandangkan terhadap partikel yang terkecil yang diketahui umum manusia. Sekarang, modern science telah mengungkapkan bahwa Atom adalah unit terkecil dari materi (contoh:Atom, dengan memiliki semua properti adalah sebagai elemennya) telah bisa di pisah ke bagian bagian komponennya. Ini Adalah Ide baru, perkembangan terbaru dari abad terakhir. Cukup menariknya adalah, informasi tersebut telah didokumentasikan dalam Al-Quran (QS: Saba’:34:3) dengan kalimat: “…Tidak ada yang tersembunyi bagi-NYA sekalipun seberat “zharrah” baik yang di langit maupun di bumi, YANG LEBIH KECIL DARI ITU atau yang lebih besar,…..” Tidak bisa dibantah, kalimat tersebut di 14 abad yang lalu pastilah dianggap luar biasa heboh, bahkan di dunia Arab sekalipun. Bagi Muhammad, “Zharrah” adalah sesuatu yang terkecil pada saat itu. Tentu saja, hal tersebut menunjukkan Al-Quran tidaklah kadaluarsa.
5
MADU Contoh lain yang kuat yang bisa diharapkan ditemukan dalam “Buku Tua” yang bersentuhan dengan topik kesehatan atau medicine yang tidak lagi memakai obat-obatan dan perawatan yang lazim di perumahan di zaman dahulu. Berbagai sumber sejarah mengatakan bahwa Muhammad Rasulullah SAW memberikan beberapa petunjuk tentang pengobatan rumahan dan kebersihan, walau belum banyak yang terungkap berasal dari Al-Quran. Pada awal pandangan sekilas, bagi non muslim hal ini adalah kelalaian yang tidak tercatat dalam Al-Quran. Mereka tidak bisa memahami mengapa Allah SWT tidak “memasukkan” informasi yang sangat menolong tersebut ke dalam AlQuran. Beberapa muslimin berusaha menjelaskan “kelalaian” ini dengan argument: “Walaupun petunjuk kesehatan rumahan a la Rasulullah SAW sangat kuat dan mudah diterapkan di zaman beliau hidup, Allah SWT, dengan KebijaksanaanNYA yang abadi, mengetahui bahwa ada saatnya setelah zaman Rasulullah SAW perkembangan Kesehatan dan Scientific yang bisa jadi membuat “Petunjuk” Rasulullah SAW menjadi kadaluarsa. Ketika Pengamatan modern sangat akurat, orang orang bisa berkata bahwa informasi obat obatan dari rasulullah SAW kontradiksi dengan scientific sekarang. Dengan demikian, sejak Allah SWT tidak akan pernah mengijinkan kesempatan apapun bagi nonmuslim untuk mengklaim bahwa di dalam Al-Quran atau petunjuk Rasulullah SAW terdapat kontradiksi. Allah SWT hanya memasukkan informasi ke dalam Al-Quran dan Contoh yang bisa berlaku dan diuji coba setiap waktu. Bagaimanapun juga, ketika sebuah ujian realitas kebenaran Al-Quran dalam istilah lain hal ini menunjukkan rahasia eksistensi Allah SWT yang terungkap, segala sesuatu dengan secepatnya menjadi perspektif yang layak dan pantas, dan kesalahan error di dalam argumentasi tersebut menjadi clear dan dapat dimengerti.” Hal ini harus dipahami bahwa Al-Quran adalah pengungkapan Wahyu Allah SWT, dengan demikian, semua informasi didalamnya adalah berasal dari Allah SWT. Allah SWT mengungkapkan Al-Quran dari DiriNYA sendiri. AlQuran adalah firman Allah SWT, yang mana eksis sebelum penciptaan terjadi, dan hal itu tidak bisa ditambah, dikurangi atau dirubah. Secara
6
esensi, Al-Quran eksis dan telah selesai sebelum penciptaan Rasulullah SAW, jadi sangat tidak mungkin isi dari Al-Quran merupakan petunjuk kata-kata dari Rasulullah SAW sendiri. Dalam kesimpulannya informasi di dalam AlQuran haruslah bersih dari kontradiksi maksud dan tujuan untuk eksistensi Al-Quran, kompromi dengan kekuasaannya dan membuatnya dengan tulisan sebagai rahasia wahyu yang terungkap. Konsekuensinya, tidak ada informasi “cara pengobatan rumah” di dalam AlQuran yang mana bisa jadi salah satu caranya telah diklaim kadaluarsa. Maupun Al-Quran tidak mencantumkan “pandangan manusia” tentang apa yang menguntungkan bagi kesehatan, makanan apa yang terbaik untuk dimakan, atau obat apa yang dapat menyembuhkan penyakit menular. Kenyataanya, Al-Quran menyebutkan salah satu item yang telah disepakati dalam dunia kesehatan, dan hal ini tidak bisa di bantah oleh siapapun. Informasi tersebut adalah MADU yang menyembuhkan. Dan secara pasti, Saya yakin tidak ada satu pikiranpun dari siapapun yang meragukan hal tersebut.
7
RASULULLAH MUHAMMAD SAW DAN AL-QURAN Jika ada yang mengasumsikan bahwa Al-Quran adalah produk dari “pikiran manusia” (seperti filsuf-penerjemah), maka hal tersebut haruslah merupakan refleksi dari sesuatu apa apa yang terjadi di dalam pikiran seseorang yang “menyusunnya”. Pada kenyataannya, ensiklopedia dan beberapa buku mengatakan
secara
lantang
bahwa
Al-Quran
adalah
produk
dari
“HALUSINASI” yang dialami Muhammad SAW. Jika klaim ini benar – jika Al-Quran sungguh sungguh berasal dari orang yang memiliki masalah psikologi di dalam pikiran Muhammad SAW – maka kemudian bukti bukti fakta fakta untuk mendukung “halusinasi” tersebut harus terdapat di dalam Al-Quran. Adakah BUKTI tersebut? Batas yang menentukan ada atau tidak adanya hal tersebut, haruslah dimulai dari mengindentifikasi peristiwa apa yang terjadi di dalam pikiran Muhammad di zaman beliau hidup dan kemudian mencarinya malalui dan yang direfleksi di dalam Al-Quran. Adalah pengetahuan yang lazim bahwa Rasulullah Muhammad SAW memilki hidup yang sulit. Kedua Orang Tuanya telah meninggal dunia sebelum beliau dewasa, dan dia mempunyai seorang istri beberapa tahun yang sangat dia sayangi dan bagian terpenting bagi hidup beliau, yang tidak hanya merawatnya saat sakit, akan tetapi istrinya meninggal dunia di saat saat periode krisis kehidupan rasulullah SAW. Pada kenyataanya istrinya adalah orang yang sangat tenang karena ketika wahyu pertama datang kepada Rasulullah SAW, beliau berlari ke rumah dan datang kepada istrinya dengan ketakutan. Pastinya, bahkan di hari sekarang sulit untuk ditemukan seorang Arab yang mengatakan kepada kita: “Saya sangat ketakutan sehingga saya berlari ke rumah untuk bertemu istri saya”. Orang Arab tidak memakai cara seperti itu. Namun Muhammad Rasulullah SAW merasa cukup nyaman dengan istrinya untuk melakukan hal tersebut. Hal ini menunjukkan sangat berpengaruhnya dan sangat kuatnya kepribadian
8
istri beliau. Meskipun contoh tersebut hanyalah sedikit topik yang semestinya berada di dalam pikiran Muhammad, mereka (nonmuslim-penerjemah) berhenti dalam intensitas untuk membuktikan point saya. Al-Quran tidak menyebutkan tentang sesuatu yang berkaitan dengan peristiwa tersebut di atas – tidak tentang kematian anak anak Rasulullah SAW, tidak menyebutkan kematian orang yang sangat dicintai Rasulullah SAW, tidak tentang ketakutannya ketika menerima wahyu pertama kali, bagaimana indahnya berbagi peran tim keluarga dengan istri-istrinya – tidak ada; belum lagi
topik tentang sesuatu yang menyakitkan beliau, yang
mengganggu beliau, apa yang menyebabkan penderitaannya dan kesedihan yang berlangsung dialami selama kehidupan Rasulullah Muhammad SAW. Tentu saja, jika Al-Quran adalah produk dari kondisi “refleksi psikologis”, maka kemudian semua subjek topik di atas pastilah disebutkan secara merata dan disebut seluruhnya.
9
PENDEKATAN SCIENTIFIC KEPADA AL-QURAN Pendekatan kebenaran scientific untuk Al-Quran adalah mungkin karena AlQuran menawarkan suatu pendekatan yang tidak ditawarkan oleh kitab-kitab agama lain secara khusus maupun agama agama lain secara umum. Hal tersebut merupakan tuntutan scientific. Hari ini banyak orang orang yang memiliki ide dan teori tentang bagaimana alam semesta bekerja. Orang-orang ini tersebar di berbagai tempat, akan tetapi di dalam komunitas scientific tidak menghiraukan sama sekali untuk mendengarkan mereka. Hal ini dikarenakan di dalam abad sekarang komunitas scientific dituntut menggunakan sebuah “test of falsification”
(prove it wrong - test
pemalsuan-penerjemah). Mereka mengatakan bahwa “Jika anda membawa sesuatu dengan teori, jangan mengganggu kami, hingga sampai pada saat kamu membawa sebuah metode/cara kepada kami untuk di buktikan apakah anda salah atau tidak”. Contoh test of falsification yang tepat adalah bagaimana komunitas scientific mendengarkan Einstein yang mengantarkan permulaan abad scientific. Einstein datang dengan teori baru dan mengatakan: “Saya percaya bahwa alam semesta bekerja seperti ini; dan ada tiga cara/metode untuk membuktikan apakah saya salah atau tidak!” Jadi dalam dunia scientific subjek dalam teori milik Einstein di uji coba, dan dalam enam tahun semuanya lulus uji dengan tiga metode yang diajukan tersebut. Tentu saja, hal tersebut tidak menunjukkan bahwa Einstein adalah sempurna, tapi hal itu membuktikan bahwa dia pantas untuk didengarkan, karena dia berkata, “Ini adalah ide saya; dan jika anda ingin membuktikan saya salah, lakukanlah ini atau cobalah itu.” Inilah cara yang dilakukan oleh Al-Quran sejak dari dahulu – falsification tests. Beberapa adalah klasik (maksudnya telah terbukti benar sejak dari dulu), dan beberapa masih eksis hari ini. Pada dasarnya hal ini dikatakan,:
10
“Jika buku ini tidak sesuai dengan apa yang diklaim didalamnya, maka kemudian apa yang perlu kamu lakukan adalah ini atau ini atau ini untuk membuktikan bahwa Al-Quran adalah salah.” Tentu saja, dalam 1400 tahun lebih lamanya tidak ada seorangpun telah bisa melakukan “ini atau ini atau ini,” dan hal tersebut membuktikan bahwa AlQuran adalah kebenaran dan authentic.
11
FALSIFICATION TEST Saya menyarankan kepada Anda jika di lain waktu berdiskusi dengan seseorang tentang sesuatu dan dia mengklaim bahwa dia memiliki kebenaran dan anda dalam kegelapan, pertama-tama yang perlu anda lakukan adalah meninggalkan semua argument dan saran. Tanyakan kepadanya, "Apakah ada test pemalsuan di dalam keyakinan anda? Adakah sesuatu dalam keyakinan Anda yang akan membuktikan bahwa Anda adalah salah jika saya bisa membuktikan kepada Anda bahwa hal tersebut adalah eksis – apa saja?” Yah, aku bisa menjanjikan sekarang bahwa orang tersebut tidak akan memiliki apa-apa - tidak ada tes, tidak ada bukti, tidak ada sama sekali ! Hal ini karena mereka tidak membawa ide bahwa mereka sebaiknya tidak hanya menyajikan apa yang mereka percaya tetapi juga harus memberikan kesempatan kepada orang lain untuk membuktikan bahwa mereka salah. Namun, Islam melakukan itu. Sebuah contoh sempurna bagaimana Islam memberikan kesempatan kepada seseorang untuk memverifikasi keasliannya dan "membuktikan itu salah" terjadi pada bab ke-4. Dengan tenang dan jujur, saya sangat terkejut ketika saya pertama kali menemukan tantangan ini.Tantangan tersebut di dalam Surah An-Nisa:4:82 : “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” Ini adalah tantangan yang sangat jelas untuk non-muslim. Pada dasarnya, AlQuran mengundang mereka untuk menemukan kesalahan. Sebagai fakta, di samping tantangan yang serius dan sulit, tantangan yang sebenarnya terjadi pada awalnya bahkan tidak terjadi dalam kebiasaan manusia dan tidak sesuai dengan kepribadian manusia. Tidak seorangpun yang mengambil ujian di
12
sekolah dan setelah menyelesaikan ujian, menulis catatan kepada Gurunya dan berkata,: "Ini ujian yang sempurna. Tidak ada kesalahan didalamnya. Temukan satu kesalahan saja jika Guru bisa! Tidak satupun cara yang guru bisa lakukan untuk menemukan kesalahan”. Guru tersebut tidak akan bisa tidur sampai dia menemukan sebuah kesalahan! Namun sebelum itu, inilah metode pendekatan Al-Quran yang scientific kepada orang-orang.
13
TANYAKAN KEPADA ORANG YANG BERILMU Ada sikap yang menarik lainnya dalam Al-Quran yang memberikan saran secara berulang-ulang kepada para pembaca. Al-Quran memberitahukan kepada pembaca tentang berbagai bukti dan fakta dan kemudian memberikan saran: “Jika anda ingin tahu lebih banyak tentang ini dan itu, atau jika anda ragu apa yang telah dikatakan, maka kemudian anda harus bertanya kepada orang yang memiliki ilmunya.” Ini adalah sikap Al-Quran yang sangat mengejutkan. Bukanlah hal biasa untuk memiliki sebuah buku yang datang dari seseorang yang tidak memiliki pelatihan di dalam ilmu geografi, bitani, biologi dan lain sebagainya. Yang mendiskusikan subjek tertentu dan menyarankan pembaca untuk bertanya kepada orang yang memiliki ilmunya dan kemudian mendebat segalanya yang berkaitan dengan topik tersebut. Namun di setiap zaman ada orang orang muslim yang mengikuti saran dari Al-Quran tersebut dan membuat penelitian yang mengejutkan. Jika kita melihat salah satu pekerjaan Muslim Scientific di abad yang lalu, kita akan menemukan salah satunya penuh dengan kutipan-kutipan yang bersumber dalam Al-Quran. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa mereka melakukan penelitian di suatu tempat dan mencari sesuatu. Dan mereka menegaskan bahwa alasan mereka mencari di tempat di sana dan di sini karena Al-Quran memberi petunjuk kepada mereka secara langsung. Sebagai contoh, Al-Quran menyebutkan asal-usul manusia dan kemudian mengatakan kepada pembaca, "Lakukanlah penelitian!" Hal itu memberikan pembaca sebuah petunjuk kemana harus mencari dan kemudian menyatakan bahwa seseorang harus mencari tahu lebih banyak tentang hal itu. Ini adalah Jenis saran Al-Quran yang tampaknya sebagian besar umat Islam saat ini mengabaikannya - tetapi tidak selalu, seperti digambarkan pada contoh berikut.
14
EMBRIOLOGI Beberapa tahun yang lalu, sekelompok orang di Riyadh, Arab Saudi mengumpulkan semua ayat dalam Al-Quran yang membahas embriologi pertumbuhan manusia dalam rahim. Mereka berkata: "Ini adalah apa yang dikatakan Al-Quran. Apakah hal ini merupakan kebenaran?" Pada intinya, mereka mengikuti nasihat dari Al-Quran: "Tanyakan pada orang yang berilmu." Mereka memilih cara seperti itu, dan seperti itulah yang terjadi, seorang non Muslim
Profesor Embriologi di University of Toronto. Namanya adalah
Dr.Keith Moore, dan dia adalah penulis buku teks embriologi – seorang ahli di dalam dunia embriologi. Mereka mengundang dia ke Riyadh dan berkata,: "Apa yang dikatakan Al-Quran tentang subjek ilmu Embriologi yang Anda ketahui. Apakah itu benar? Dapatkah Anda ceritakan kepada kami? " Sementara beliau di Riyadh, kelompok tersebut memberikan semua bantuan yang Profesor perlukan dalam terjemahan dan semua kerjasama yang beliau minta. Dan Prof.Keith Moore begitu terkejut dengan apa yang ia temukan dan kemudian diubah ke dalam buku pelajaran. Bahkan, di edisi kedua salah satu bukunya, yang berjudul “Before We are Born…....” di bagian tentang sejarah embriologi, ia memasukkan beberapa materi yang tidak ada di edisi pertama karena apa yang ia ditemukan dalam Al-Quran itu merupakan petunjuk pada waktu itu dan bahwa mereka yang percaya dalam Al-Quran tahu apa yang orang lain tidak mengetahui. Saya merasa senang bisa mewawancarai Dr.Keith Moore untuk presentasi di televisi, dan kami berbicara banyak tentang ini - itu digambarkan oleh slide dan sebagainya. Dia menyebutkan bahwa beberapa hal bahwa Al-Quran menyatakan tentang pertumbuhan manusia tidak diketahui semenjak tiga
15
puluh tahun yang lalu. Bahkan, dia mengatakan bahwa satu item pada khususnya - Deskripsi Al-Quran tentang manusia sebagai "lintah-seperti bekuan "( 'alaqah) [QS:Ghafir 40:67] - yang baru baginya, tetapi ketika dia memeriksa itu, ia menemukan bahwa hal itu benar, dan begitu ia menambahkannya ke bukunya. Dia berkata,: "Aku tidak pernah memikirkan itu sebelumnya," dan ia pergi ke departemen zoologi dan bertanya untuk melihat gambar lintah. Ketika ia menemukan bahwa itu tampak hanya seperti embrio manusia, ia memutuskan untuk menyertakan kedua gambarnya dalam salah satu buku pelajaran. Meskipun dalam contoh tersebut orang yang meneliti informasi yang terkandung dalam Al-Quran adalah orang non-Muslim, hal tersebut diperbolehkan, karena ia adalah salah satu dari mereka yang berpengetahuan dalam subjek yang diteliti. Jika orang awam mengklaim bahwa apa yang AlQuran katakan tentang embriologi adalah benar, maka orang lain mungkin tidak menerima kata-katanya. Namun, karena posisi yang tinggi, terhormat, dan memiliki kewenangan memberikan penghargaan dan gelar
sarjana
akademisi, maka anggapan yang alamiah adalah jika mereka melakukan penelitian tentang subjek yang merupakan keahliannya dan tiba pada suatu kesimpulan yang didasarkan pada penelitian, maka kesimpulannya adalah VALID.
16
REAKSI SKEPTIK Dr Moore juga menulis sebuah buku tentang clinical embryology, dan ketika itu ia menyajikan informasi tersebut di Toronto, hal itu disebabkan karena jika ditampilkan di kanada cukup membuat kegemparan di seluruh Kanada. Saat itu di halaman depan dari beberapa surat kabar di seluruh Kanada, ada beberapa judul utama berita cukup menggelikan. Sebagai contoh, satu judul: “SURPRISING THING FOUND IN ANCIENT PRAYER BOOK!” Sepertinya jelas dari contoh ini bahwa orang-orang tidak mengerti dengan jelas tentang apa semua ini. Sebagai fakta, salah satu surat kabar reporter bertanya Profesor Moore,: "Jangan sampai Anda berpikir bahwa orang-orang Arab tersebut mungkin tahu tentang hal-hal ini – deskripsi tentang embrio, bentuk penampilannya dan bagaimana perubahan dan pertumbuhannya? Mungkin mereka bukan ilmuwan, mungkin mereka melakukan beberapa pembedahan kasar mereka sendiri - ukiran atas orang-orang dan memeriksa hal-hal ini.” Profesor segera menunjukkan kepadanya bahwa dia [yaitu, wartawan] telah melewatkan satu hal yang sangat penting - semua slide dari embrio yang telah ditunjukkan dan yang telah diproyeksikan dalam film ditunjukkan dari gambar yang diambil melalui mikroskop. Dr Keith Moore berkata: "Itu tidak masalah jika ada orang yang mencoba untuk menemukan embriologi empat belas abad yang lalu. Mereka tidak bisa melihatnya! " Semua deskripsi dalam Al-Quran dari penampilan embrio adalah item tersebut ketika itu masih terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang, karena itu, orang perlu mikroskop untuk melihatnya. Karena alat tersebut baru berada di sekitar sedikitnya lebih dari dua ratus tahun kemudian (Abad 16-Penerjemah), Dr Moore berkata dengan nada mengejek wartawan tersebut:
17
"Mungkin 14 abad yang lalu seseorang diam-diam memiliki mikroskop dan melakukan penelitian ini, dan tidak membuat kesalahan di mana saja. dan meyakinkan. Lalu ia entah bagaimana ia mengajarkan Muhammad dan dia Muhammad kemudian memasukkan informasi tersebut dalam bukunya. Kemudian ia menghancurkan perlengkapannya dan merahasia-kannya selamanya. Apakah Anda percaya itu? Anda benar-benar tidak boleh, kecuali jika Anda membawa beberapa bukti karena itu adalah teori yang menggelikan." Bahkan, ketika Dr.Keith Moore ditanya: "Bagaimana Anda menjelaskan informasi ini dalam Al-Quran? " Dr Moore menjawab: " Itu hanya mungkin diwahyukan oleh Allah! "
18
GEOLOGI Salah satu kolega Profesor Moore, Marshall Johnson, mengajar secara menyeluruh tentang
Geologi di Universitas Toronto. Dia menjadi sangat
tertarik pada kenyataan bahwa pernyataan Al-Quran tentang Embriologi adalah akurat, dan dengan begitu ia juga meminta kepada kaum Muslimin untuk mengumpulkan segala sesuatu yang terkandung dalam Al-Quran yang berkaitan dengan keahliannya yaitu Geologi. Sekali lagi orang-orang sangat terkejut dengan apa yang diketemukan. Karena terdapat jumlah yang luas bidang ilmu pengetahuan yang dibahas dalam Al-Quran, sudah tentu membutuhkan banyak waktu yang dihabiskan untuk membahas setiap bidang ilmu pengetahuan. Hal Ini cukuplah untuk tujuan dari diskusi buku ini untuk menyatakan bahwa Al-Quran membuat pernyataan yang sangat jelas dan ringkas tentang berbagai bidang ilmu pengetahuan
sekaligus memberikan nasihat kepada pembaca untuk
memverifikasi keaslian pernyataan Al-Quran ini dengan penelitian oleh para ahli dalam bidang ilmu pengetahuan masing-masing. Dan sebagaimana digambarkan oleh contoh sebelumnya yaitu embriologi dan geologi, Al-Quran telah jelas dan otentik.
19
ANDA TIDAK TAHU SEBELUMNYA Sebuah keniscayaan, ada sikap dalam Al-Quran yang tidak ditemukan di tempat lain. Sangat menarik bagaimana Al-Quran memberikan informasi yang jelas , kemudian Al-Quran sering kali mengatakan kepada pembaca,: "Anda tidak tahu hal ini sebelumnya." Memang, tidak ada satupun kitab suci yang ada membuat klaim sama seperti Al-Quran. Semua tulisan-tulisan kuno lainnya dan kitab suci dari orang yang telah
ada
hanya memberikan banyak informasi, tetapi mereka selalu
menyatakan informasi tersebut dari mana referensinya. Sebagai contoh, ketika Al-kitab Bible membahas sejarah kuno, hal itu dinyatakan bahwa raja ini tinggal di sini, yang satu ini bertempur di suatu pertempuran, satu lagi begitu mungkin anak laki-laki, dll. Namun selalu menetapkan bahwa jika Anda ingin informasi lebih lanjut, maka Anda harus membaca buku ini dan buku itu karena dari situlah informasi itu berasal. Berbeda dengan konsep tersebut, Al-Quran memberikan pembaca dengan informasi dan negara bahwa informasi ini adalah sesuatu yang benar benar baru. Tentu saja, selalu ada petunjuk untuk melakukan riset terhadap informasi yang disediakan dan memverifikasi keasliannya. Sangat menarik bahwa seperti sebuah konsep yang tidak pernah ditantang oleh non-Muslim sejak empat belas abad yang lalu. Memang, orang Mekkah yang membenci kaum muslimin, dari waktu ke waktu mereka mendengar lagi bahwa wahyu Al-Quran mengklaim membawa informasi yang baru, namun, mereka (orang mekkah) tidak pernah berkata,: "Ini bukan hal baru. Kita tahu kemana Muhammad mendapatkan informasi ini. Kami belajar ini di sekolah. "
20
Mereka tidak pernah menantang keasliannya karena informasi itu adalah benar-benar baru!
21
MEMBUKTIKAN KEASLIAN: SEBUAH METODE PENDEKATAN Harus ditekankan di sini bahwa Al-Quran selalu akurat tentang banyak hal, Namun demikian keakuratan belum tentu berarti sebuah buku adalah wahyu ilahi. Bahkan, ketepatan hanya salah satu kriteria untuk sebuah buku disebut sebagai wahyu ilahi. Misalnya, buku telepon adalah akurat, tapi itu tidak berarti bahwa itu diwahyukan. Masalah sebenarnya terletak pada salah satunya harus ada beberapa bukti yang ditetapkan yang bersumber dari AlQuran. Penekanannya ke arah lain, dalam beban penetapan pembuktian berada pada pihak pembaca. Anda tidak dapat langsung menyangkal keaslian Al-Quran tanpa cukup bukti. Jika, memang ada orang yang menemukan kesalahan, maka ia mempunyai hak untuk mendiskualifikasi itu. Inilah beban pembuktian yang ditekankan dalam Al-Quran. Sekali seorang pria datang kepada saya setelah saya menyampaikan ceramah di Afrika Selatan. Dia sangat marah tentang apa yang saya katakan, dan begitulah katanya,: "Aku akan pulang malam ini dan menemukan kesalahan dalam Al-Quran. " Tentu saja, aku berkata,: "Selamat. Itu adalah sesuatu hal yang paling cerdas dari perkataan Anda. " Tentu saja, ini adalah cara pendekatan yang dipakai Muslimin kepada orangorang yang meragukan keaslian Al-Quran, karena Al-Quran sendiri menawarkan tantangan yang sama. Dan mau tidak mau, setelah menerima tantangan itu dan menemukan bahwa Al-Quran itu benar, orang-orang ini akan datang dengan kepercayaan karena mereka tidak bisa membatalkan keaslian Al-Quran. Pada intinya, Al-Quran mendapatkan rasa hormat dari
22
mereka, karena mereka sendirilah yang harus memverifikasi keaslian AlQuran. Fakta terpenting yang harus diulangi terus menerus tentang keaslian AlQuran adalah bahwa jika salah satu orang yang tidak mampu untuk menjelaskan sebuah fenomena tertentu, tidak berarti dia perlu menerima penjelasan fenomena tersebut dari orang lain. Secara khusus, hanya karena orang-orang tidak dapat menjelaskan sesuatu, tidak berarti bahwa kita harus menerima penjelasan orang lain. Akan tetapi, Penolakan orang lain akan kembali beralih kepada orang tersebut untuk penjelasan
penolakannya
dengan beban pembuktian kembali pada dirinya sendiri untuk menemukan jawaban yang layak. Teori umum ini telah berlaku untuk berbagai konsep dalam berbagai kehidupan, akan tetapi, yang paling mengagumkan adalah teori umum tersebut sangat identik dengan Tantangan Al-Quran, tantangan tersebut dibuat untuk menciptakan kesulitan bagi orang-orang yang berkata: "Aku tidak percaya." Ketika dia memberi pernyataan sebuah penolakan, sesegera mungkin dia mempunyai beban kewajiban untuk memberikan penjelasan/pembuktian dari dirinya sendiri, jika dia merasa penjelasan orang lain adalah ‘jawaban yang tidak memuaskan’. Bahkan, di salah satu ayat Al-Quran tertentu, saya selalu melihat kesalahan terjemahan ke dalam bahasa Inggrisnya, Allah SWT menyebutkan bahwa seseorang telah mendengarkan
penjelasan tentang kebenaran. Hal Ini
menyatakan bahwa orang yang telah mendapatkan penjelasan tersebut sedang lalai dalam kewajibannya karena setelah ia mendengar informasi
23
tersebut,
dia
pergi
begitu
saja
tanpa
memeriksa/
memverivikasi
kebenaran/kejujuran dari apa yang telah ia dengar. Dengan kata lain, ada yang salah jika ia hanya mendengar sesuatu dan tidak meneliti informasi itu dan memeriksanya untuk melihat apakah informasi itu benar atau tidak. Seharusnya salah satu cara yang dilakukan adalah untuk memproses semua informasi yang didengar dan memutuskan informasi apa yang sampah untuk dilempar keluar dan informasi apa yang berharga untuk disimpan dan bermanfaat langsung atau bahkan untuk di kemudian hari. Tidak satupun informasi itu yang bisa dibiarkan hanya berputar-putar di dalam kepalanya saja. Harus dimasukkan ke dalam kategori yang tepat dan dengan melakukan pendekatan dari sudut pandang tersebut. Sebagai contoh, jika informasi tersebut masih bersifat spekulatif, maka orang harus membedakan apakah itu lebih mendekati kebenaran atau kesalahan. Akan tetapi jika semua fakta valid telah disajikan dan dibuktikan, maka wajib memutuskan salah satu kemutlakan antara kedua pilihan BENAR atau SALAH. Dan bahkan jika seseorang tidak yakin tentang keaslian dari informasi, dia masih perlu untuk melakukan proses tertentu secara terus menerus terhadap semua informasi tersebut dan membuat pengakuan bahwa dia hanya tidak tahu pasti. Meskipun pada titik terakhir tampaknya sia-sia, dalam kenyataannya, hal tersebut menjadi sangat bermanfaat untuk tiba pada kesimpulan yang positif di kemudian hari nanti, bahwa hal tersebut akan memaksa orang-orang setidak-tidaknya untuk mengakui penelitian dan fakta yang telah ditinjau. Hal ini sangat familiar dengan cara pemberian informasi “catatan pinggir” kepada orang-orang yang melakukan penelitian di masa mendatang dan menyajikan informasi tambahan. Yang terpenting adalah bahwa seseorang menjanjikan fakta-fakta dan mendapatkan rasa empati dan ketertarikan.
24
JALAN ALTERNATIF YANG MELELAHKAN Kepastian yang nyata tentang kebenaran Al-Quran adalah Jelas sekali dalam keyakinan yang umum dikeseluruhannya; dan keyakinan ini berasal dari metode pendekatan yang berbeda -- “Exhausting the alternatives” Atau "Jalan alternatif yang melelahkan." Pada dasarnya, Al-Quran menyatakan,: "Buku ini adalah wahyu Ilahi,bahwa jika anda tidak percaya itu, lalu apa itu? " Dengan kata lain, pembaca ditantang mendatangkan dengan beberapa penjelasan alternatif lain. Berikut adalah sebuah buku terbuat dari kertas dan tinta. Dari mana asalnya? Al-Quran dikatakan adalah wahyu ilahi, jika bukan, maka dari mana sumbernya?. Fakta yang menarik adalah bahwa tidak ada seorang pun yang mendatangkan sebuah penjelasan yang berhasil. Bahkan, semua jalan alternatif seperti lebah yang sedang kelelahan. Telah diketahui oleh non-Muslim, jalan alternatif ini pada dasarnya direduksi menjadi dua kegiatan yang terpisah secara eksklusif yaitu dari ide Akademis, di satu sisi lain bersikeras pada di luar ide Akademis. Di satu sisi, terdapat orang orang kelompok besar yang telah meneliti AlQuran selama ratusan tahun dan mengklaim,: "Satu hal yang kita tahu pasti - orang itu, Muhammad SAW mengira dia adalah seorang nabi. Muhammad SAW adalah orang gila! " Mereka yakin bahwa Muhammad SAW tertipu entah bagaimana caranya. Kemudian di sisi lain, ada kelompok yang menuduh,: "Karena fakta-fakta ini, satu hal yang kita yakini adalah bahwa laki-laki itu, Muhammad SAW adalah seorang pembohong! "
25
Ironisnya, kedua kelompok ini sepertinya tidak pernah bersatu bersama-sama tanpa saling bertentangan. Bahkan, banyak referensi Islam biasanya telah menyatakan kedua teori tersebut. Biasanya mereka memulai dengan menyatakan bahwa Muhammad SAW adalah orang gila dan mereka kemudian berakhir dengan mengatakan bahwa Muhammad SAW adalah seorang pembohong. Sepertinya mereka tidak pernah menyadari bahwa Muhammad SAW tidak mungkin memiliki kepribadian keduanya! Sebagai Contohnya, jika ada yang menipu dan benarbenar berpikir bahwa ia adalah seorang nabi, maka ia tidak duduk sampai larut malam untuk melakukan perencanaan,: "Bagaimana saya menipu orang-orang besok sehingga mereka pikir aku seorang nabi? " Dia benar-benar percaya bahwa ia adalah seorang nabi, dan dia percaya bahwa jawabannya akan diberikan kepadanya oleh wahyu.
26
PENDEKATAN KRITIK SEDERHANA Sebagai soal fakta, banyak dari Al-Quran datang dengan menjawab pertanyaan. Seseorang akan bertanya kepada Muhammad SAW sebuah pertanyaan, dan wahyu akan datang dengan jawaban untuk pertanyaan itu. Tentu saja, jika Muhammad SAW adalah orang gila dan percaya bahwa malaikat menaruh kata-kata di telinganya, maka ketika seseorang bertanya kepadanya, Muhammad SAW berpikir bahwa malaikat akan memberinya jawaban. Karena dia gila, dia benar-benar berpikir seperti itu. Muhammad SAW tidak memberitahu seseorang yang bertanya tersebut untuk menunggu beberapa saat dan kemudian Muhammad SAW lari ke teman-temannya dan bertanya kepada mereka,: "Apakah ada yang tahu jawabannya?" Jenis perilaku ini merupakan karakteristik dari orang yang tidak percaya bahwa ia adalah seorang nabi (pembohong-penerjemah). Apa yang nonMuslim menolak untuk menerima adalah bahwa Anda tidak bisa memiliki kepribadian kedua-duanya. Orang bisa menjadi orang gila, atau dia dapat menjadi seorang pembohong. Dia bisa menjadi salah satu atau salah satu yang lainnya, tetapi seseorang jelas tidak bisa memilki kepribadian gila dan pembohong sekaligus keduanya! Penekanannya adalah pada fakta bahwa kepribadian gila atau kepribadian pembohong tidak diragukan lagi saling eksklusif ciri kepribadian yang mandiri. Skenario berikut adalah contoh yang baik dari jenis siklus lingkaran yang non-Muslim berkeliling di terus-menerus. Jika Anda meminta salah satu dari mereka,: "Apakah asal-usul Al-Quran?"
27
Dia memberitahu Anda bahwa itu berasal dari pikiran seorang pria yang gila. Kemudian Anda bertanya kepadanya,: "Jika itu datang dari kepalanya, kemudian dari mana ia mendapatkan informasi yang terkandung di dalamnya? Tentu Al-Quran menyebutkan banyak hal yang masih asing di telinga orang-orang Arab padang pasir. “ Jadi, dalam rangka untuk menjelaskan fakta yang Anda bawa, ia berubah posisi dan berkata, : "Yah, mungkin dia tidak gila. Mungkin beberapa orang asing membawakanya informasi. Jadi, ia berbohong dan mengatakan kepada orang-orang bahwa ia adalah seorang nabi. " Pada titik ini, maka Anda memiliki bertanya kepadanya, : "Jika Muhammad adalah pembohong, lalu di mana ia mendapatkan rasa percaya dirinya? Mengapa dia bersikap seolah-olah dia benar-benar berpikir ia adalah seorang nabi? " Akhirnya ia mundur ke sebuah sudut, seperti bulu mata kucing ia cepat-cepat keluar dengan yang tanggapan pertama
yang datang kepikirannya. Lupa
bahwa ia telah lelah dengan kemungkinan jawaban pertama itu, katanya,: "Yah mungkin dia bukan pembohong. Mungkin ia gila dan benar-benar berpikir bahwa ia adalah seorang nabi. " Dan dengan demikian ia memulai
siklus sia-sia lagi. Sebagaimana telah
disebutkan, ada banyak informasi terkandung dalam Al-Quran sumber yang tidak dapat dikaitkan kepada siapa pun selain dikaitkan langsung kepada Allah SWT . Sebagai contoh, Siapa yang telah mengatakan kepada Muhammad SAW
tentang dinding Dzul-Qarnayn – tempat ratusan
kilometer di utara? Siapa yang menceritakan tentang embriologi kepada
28
Muhammad SAW?
ketika ia mengumpulkan fakta-fakta seperti ini, jika
mereka tidak bersedia untuk menerima jawaban yang bersumber dari Ilahi, mereka secara otomatis terpaksa mengambil jalan pintas dengan asumsi bahwa
seseorang telah membawa informasi kepada Muhammad SAW
kemudian menggunakannya untuk menipu masyarakat. Namun, teori ini dapat dengan mudah dengan pertanyaan sederhana: "Jika Muhammad SAW adalah seorang pembohong, darimana dia mendapatkan kepercayaan diri yang tinggi? Mengapa Muhammad SAW memberitahukan jawaban langsung kepada beberapa orang yang dihadapan mereka yang bertanya secara langsung, tanpa sempat Muhammad SAW berlari bertanya kepada orang lainnya yang asing? " Itu menunjukkan Muhammad SAW sepenuhnya bergantung pada keyakinan yang seyakin-yakinnya bahwa hal itu benar-benar wahyu Ilahi.
29
ABU LAHAB – RAHASIA YANG TERUNGKAP Nabi Muhammad SAW memiliki seorang paman yang bernama Abu Lahab. Orang ini membenci Islam sedemikian rupa sehingga
ia memanfaatkan
kebenciannya untuk mengikuti di sekitar Nabi Muhammad SAW
dalam
rangka untuk mendiskreditkan Kenabian Muhammad SAW. Jika Abu Lahab melihat Nabi Muhammad SAW berbicara kepada orang asing, dia menunggu hingga Nabi Muhammad SAW pergi berpisah dengan orang yang diajak bicara itu, dan Abu Lahab datang kepada orang asing tersebut dan bertanya kepadanya,: "Apa yang dia katakan? Apakah dia berkata, 'Hitam'? Yah, itu adalah putih. Apakah dia bilang 'pagi'? Yah, itu adalah malam. " Abu Lahab selalu mengatakan sesuatu kebalikan dari apapun yang ia dengar dari perkataan Muhammad SAW dan kaum Muslimin. Namun, sekitar sepuluh tahun sebelum Abu Lahab meninggal, turun Surat dalam Al-Quran (QS Al-Lahab, 111) yang sedikit mengungkap tentang rahasia Abu Lahab. Yang sangat jelas menyatakan bahwa ia akan masuk
ke dalam api (i.e.,
Neraka). Dengan kata lain, ia menegaskan bahwa ia tidak akan pernah menjadi seorang Muslim dan oleh karena itu akan dihukum selama-lamanya. Semenjak Surat tersebut turun, selama sepuluh tahun kehidupan Abu Lahab sebenarnya sangat bisa mendeskreditkan kenabian Muhammad SAW. Yaitu dengan cara ia hanya perlu mengatakan suatu pernyataan yang bertentangan dengan isi surat Al-Lahab tersebut dengan perkataan : "Saya mendengar bahwa telah diwahyukan kepada Muhammad bahwa saya akan tidak pernah berubah - bahwa saya tidak akan pernah menjadi seorang Muslim dan akan dimasukkan ke dalam neraka. Yah, aku ingin menjadi muslim sekarang. Bagaimana dengan seperti itu? Apa pendapat Anda tentang wahyu Illahi Muhammad sekarang? "
30
Tapi dia tidak pernah melakukannya. Padahal, seperti itulah persisnya perilaku yang diharapkan dari dia karena dia selalu berusaha untuk bertentangan dengan Islam apapun itu. Pada intinya, Muhammad SAW berkata : "Paman sangat benci dan selalu bertentangan terhadap saya dan paman ingin menghabisi saya? Baiklah, ucapkanlah kalimat itu, dan saya telah tamat. Ayolah, katakanlah kalimat itu paman! " Tapi Abu Lahab tidak pernah mengatakan kalimat itu. Sepuluh tahun!! Dan dalam semua waktu itu ia tidak pernah menerima Islam atau bahkan tidak menjadi bersimpati terhadap Islam. Bagaimana mungkin Muhammad SAW
telah mengetahui dengan pasti
bahwa Abu Lahab tidak akan bertentangan dengan wahyu Al-Quran Surah AlLahab jika ia (yakni, Muhammad SAW) tidak benar-benar utusan Allah SWT? Bagaimana mungkin ia telah begitu percaya diri untuk memberi seseorang kesempatan 10 tahun untuk mendiskreditkan klaim kenabiannya? Satusatunya jawaban adalah bahwa ia adalah utusan Allah SWT, karena untuk mengajukan tantangan semacam itu sangatlah berisiko besar, seseorang harus sepenuhnya yakin bahwa ia memiliki wahyu Illahi.
31
MIGRASI Contoh lain dari tingkat kepercayaan diri yang tinggi dari Nabi Muhammad SAW sendiri dan konsekuensi dalam perlindungan Illahi terhadap kenabian dirinya beserta pesannya sampai selamat adalah ketika dia meninggalkan Makkah dan bersembunyi di sebuah gua bersama Abu Bakr RA selama migrasi mereka ke Madinah. Kedua-duanya dari dalam gua dengan jelas melihat orang-orang datang untuk membunuh mereka, dan Abu Bakr RA merasa takut. Tentu saja, jika Muhammad SAW adalah seorang pembohong, pemalsu dan mencoba menipu orang-orang menjadi percaya bahwa ia adalah seorang nabi, orang akan mengharapkan dia berkata kepada temannya,: "Hei, Abu Bakr, lihat apakah Anda dapat menemukan kembali jalan keluar dari gua ini.! " Atau, " berjongkoklah ke pojok bawah sana dan diam. !" Namun, dalam kenyataannya, apa yang Muhammad SAW katakan kepada Abu Bakr RA dengan jelas terlihat rasa percaya dirinya. Dia mengatakan: "Bersabarlah! Sesungguhnya Allah SWT beserta kita, dan Allah SWT akan menyelamatkan kita! " Sekarang, jika orang tahu bahwa ia menipu rakyat, dari mana dia mendapatkan sikap semacam ini pada saat terjepit? Bahkan, seperti kerangka berpikir, perkataan itu bukanlah karakteristik dari pembohong atau pemalsu sama sekali. Jadi, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, non-Muslim berkeliling dan berputar-putar, mencari jalan keluar - Beberapa cara untuk menjelaskan temuan-temuan dalam Al-Quran tanpa menghubungkan mereka ke sumber
32
yang tepat. Di satu sisi, mereka memberitahu Anda pada hari Senin, Rabu dan Jumat,: "Orang itu adalah pembohong, " dan di sisi lain, pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu mereka bilang,: "Dia gila." Apa yang mereka menolak untuk menerima adalah bahwa seseorang tidak dapat mendapatkan keduanya, namun
mereka memaksakan kedua teori,
baik alasan untuk menjelaskan informasi dalam Al-Quran.
33
PERTEMUAN DENGAN PENDETA Tujuh tahun yang lalu, Seorang Pendeta datang ke rumah saya. Di ruangan khusus yang kami duduk bersama ada Al-Quran di atas meja, menghadap ke bawah, sehingga Pendeta tidak sadar tentang isi buku itu. Di tengah-tengah diskusi, saya menunjuk Al-Quran dan berkata, : "Saya memiliki keyakinan dalam buku itu. " Melihat Al-Quran tapi tidak tahu buku mana yang dimaksud itu, dia menjawab,: "Yah, Aku berkata kepadamu, jika buku itu bukan Alkitab Bible, berarti itu ditulis oleh seorang laki-laki! " Sebagai tanggapan atas pernyataan, aku berkata,: "Biarkan saya mengatakan sesuatu tentang apa yang dalam buku itu. " Dan hanya dalam waktu tiga sampai empat menit, saya mengaitkan dia dengan beberapa hal yang terkandung dalam Al-Quran. Setelah mengaitkan semuanya hanya tiga atau empat menit, ia benar-benar mengubah posisi dan menyatakan,: "Kau benar. Seorang pria tidak menulis buku itu. The Devil menulis itu! " Memang, memiliki sikap seperti itu sangat disayangkan - karena berbagai alasan. Untuk satu hal, itu adalah alasan yang sangat instan dan murahan. Ini adalah jalan keluar instan dari sebuah situasi tidak nyaman. Sebagai soal fakta, ada sebuah kisah terkenal dalam Alkitab Bible yang menyebutkan bagaimana suatu hari beberapa orang Yahudi sebagai saksi
34
ketika Yesus A.S menghidupkan seorang laki-laki dari antara orang mati. Pria tersebut sudah mati selama empat hari, dan ketika Yesus tiba, ia hanya berkata,: "Bangunlah!" dan pria itu bangkit dan berjalan jauh. Pada saat seperti pemandangan itu, beberapa orang Yahudi yang sedang menonton berkata tidak percaya, : "Ini adalah Iblis. Iblis membantu dia! " Sekarang cerita ini dibacakan sangat sering di gereja di seluruh dunia, dan orang-orang yang menangis air mata besar itu, berkata, : "Oh, kalau aku berada di sana, aku tidak akan bodoh seperti orang Yahudi! " Namun, ironisnya, orang-orang ini (Pendeta-Penerjemah) melakukan persis apa yang orang Yahudi lakukan ketika kejadian Nabi Isa A.S menghidupkan seorang pria, hanya dalam tiga menit Pendeta tersebut menunjukkan kepada mereka hanya sebagian kecil dari Al-Quran dan semua yang mereka dapat katakan adalah,: "Oh, Iblis melakukannya. Iblis menulis buku itu! " Karena mereka benar-benar mundur ke sudut yang tersisa dan tidak memiliki Jawaban layak lainnya, mereka terpaksa menggunakan itu dengan cepat tanpa pikir panjang dan murahan.
35
THE SOURCE OF THE AL-QURAN Contoh lain dari penggunaan orang sikap lemah ini dapat dapat ditemukan di Mekkah penjelasan mengenai sumber pesan Muhammad SAW. Mereka sering berkata, : "Para setan Muhammad itu membawa Al-Quran! " Tapi sama halnya dengan setiap saran dibuat, Al-Quran memberikan jawaban. Satu ayat (QS Al-Qalam 68: 51-52) dengan kutipan singkat : "…..Dan mereka berkata," Sesungguhnya Muhammad telah terpengaruh [oleh jin], 'tetapi Al-Qur'an tidak lain adalah untuk peringatan untuk alam semesta "2 Hal itulah memberikan argumen dalam menjawab teori seperti itu. Kenyataannya, banyak argumen dalam Al-Quran untuk menjawab teori tentang setanlah memberikan Muhammad SAW pesan. Sebagai contoh, dalam QS. Asy-Syu'ara 26:210-212 Allah SWT dengan tegas menjelaskan: “Dan Al Qur'an itu bukanlah dibawa turun oleh syaitan-syaitan. Dan tidaklah patut mereka membawa turun Al Qur'an itu, dan merekapun tidak akan kuasa. Sesungguhnya mereka benarbenar dijauhkan daripada mendengar Al Qur'an itu.” Dan di tempat lain (QS. An-Nahl 16:98) Al-Quran memerintahkan kita: “Apabila kamu membaca Al Qur'an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” 2
Dalam terjemahan bahasa Inggris resmi adalah seperti itu yang kemudian diterjemahkan ke Indonesia, namun dalam terjemahan Arab ke bahasa Indonesia resmi ada perbedaan terjemahan QS:69:51 yang berbunyi : “….dan mereka berkata: "Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila”
36
Sekarang apakah seperti ini caranya Setan bisa menulis sebuah buku? Setan mengatakan sesuatu,: “Sebelum Anda membaca buku saya, mintalah Allah SWT untuk melindungi Anda dari saya? " Ini adalah sesuatu yag sangat-sangat rumit dan menipu. Memang, seseorang bisa menulis sesuatu seperti ini, tapi apakah setan akan melakukan ini? Banyak orang sangat jelas menggambarkan bahwa mereka tidak bisa datang ke salah satu kesimpulan pada subyek tersebut. Di satu sisi, mereka mengklaim bahwa setan tidak akan melakukannya hal seperti itu dan bahkan jika dia bisa, Tuhan tidak akan mengizinkannya, namun, di sisi lain, mereka juga percaya bahwa Setan adalah satu-satunya yang jauh lebih kecil daripada Allah SWT. Pada dasarnya mereka menyatakan bahwa Iblis mungkin bisa melakukan apa pun yang Allah SWT dapat lakukan. Dan sebagai hasilnya, ketika mereka melihat Al-Quran, bahkan walaupun mereka terkejut karena bagaimana luar biasa Al-Quran itu, mereka masih menegaskan, : "Iblis yang membuat ini!", Segala Puji Bagi Allah SWT, umat Muslim tidak memiliki sikap seperti itu. Meskipun Setan mungkin memiliki beberapa kemampuan, Namun cara kemampuan setan sangatlah jauh terpisah dan berbeda dengan cara yang Allah SWT miliki. Dan tidak ada seorang muslim adalah seorang Muslim, kecuali jika ia percaya hal tersebut. Adalah umum diketahui
bahkan di
kalangan non-Muslim bahwa Iblis dapat dengan mudah membuat kesalahan, dan itulah yang diharapkan bahwa Setan akan membuat kontradiksi terhadap dirinya sendiri jika dan ketika dia menulis sebuah buku. Dan memang, Pernyataan dalam Al-Quran (QS an-Nisa 4:82): "Apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran? Apakah itu dari selain Allah, tentulah mereka menemukan dalamnya banyak pertentangan. "
37
MYTHOMANIA Dalam hubungannya dengan alasan bahwa non-Muslim yang mahir telah berupaya dengan sia-sia memberikan alasan yang tidak dapat dijelaskan dalam Al-Quran, ada serangan lain yang sering ditampakkan dan dianggap merupakan kombinasi dari dua teori bahwa Muhammad SAW adalah gila dan sekaligus pembohong.
Pada dasarnya, orang-orang ini berpendapat
bahwa Muhammad SAW itu gila, dan sebagai hasil dari angan-angan, ia berbohong dan menyesatkan orang. Ada sebutan istilah untuk kepribadian ganda ini dalam dunia psikologi. Hal ini disebut sebagai penyakit mythomania.
Arti
sederhanya
yang
satu
memberitahukan
tentang
kebohongan dan kemudian mereka mempercayainya . Ini apa yang dituduhkan orang-orang non-Muslim bahwa Muhammad SAW menderita penyakit tersebut. Tapi satu-satunya masalah dengan pendapat ini adalah bahwa seseorang yang menderita penyakit
mythomania tidak dapat membedakan antara
kenyataan dan bukan kenyataan, seorang mythomaniac tidak sepenuhnya menyadari bahwa ia sedang berbohong. Ia tidak mampu membedakan antara 'kenyataan' yg berasal dari imaginasinya dan kenyataan yang sebenarnya. Kebohongan-kebohongan yang dilakukan olehnya cenderung 'di luar' kesadaran. Namun demikian pada kenyataannya keseluruhan isi Al-Quran adalah didasarkan sepenuhnya pada fakta kenyataan. Segala sesuatu yang terkandung didalamnya dapat diteliti dan ditetapkan sebagai hal yang benar. Karena “kenyataan” adalah masalah krusial untuk mythomaniac, ketika seorang psikolog mencoba untuk menyembuhkan penderita dari kondisi seperti itu, Psikolog terus-menerus melawan penderita dengan memberikan ‘kenyataan’.
38
Sebagai contoh, jika seseorang sakit mental mythomaniac dan mengklaim: "Aku adalah raja Inggris, " seorang psikolog tidak lantas mengatakan padanya : " bukan, bukan Anda Rajanya. Anda Gila! " Namun Psikolog tersebut tidak melakukan hal itu. Sebaliknya, Psikolog menkonfrontir penderita dengan fakta-fakta dan berkata: "Oke, kau mengatakan bahwa Kau adalah raja Inggris. Jadi, katakan padaku di mana ratu pada hari ini?. Dan di mana Perdana Menteri? Dan mana Penjaga Anda? " Sekarang, ketika orang mengalami kesulitan
mencoba untuk menangani
pertanyaan-pertanyaan ini, ia mencoba untuk membuat alasan, mengatakan: "eehm ... ratu ... dia telah pergi ke ibunya. Uhhh ... Perdana Menteri ... mungkin dia meninggal. " Dan akhirnya dia sembuh karena dia tidak bisa menghadapi kenyataan. Jika Psikolog tetap menghadapi dia dengan cukup fakta, akhirnya penderita mythomaniac menghadapi kenyataan dan berkata,: "Saya kira Saya bukan raja Inggris. " Uniknya Al-Quran juga melakukan banyak pendekatan kepada setiap orang yang membaca Al-Quran dengan salah satu cara pendekatannya sama seperti
39
seorang Psikolog memperlakukan para penderita penyakit mythomania. Ada salah satu ayat dalam Al-Quran (QS. Yunus 10:57) yang menyatakan: "Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orangorang yang beriman." Sekilas, pernyataan ini muncul samar-samar, akan tetapi makna dari ayat ini adalah sangat jelas ketika pandangan seseorang itu menjadi sangat terang karena membaca contoh-contoh yang disebutkan
sebelumnya. Pada
dasarnya, salah satu yang diharapkan adalah kesembuhan bagi pembaca dari Delusi dengan cara membaca Al-Quran. Intinya, ini adalah terapi. Cara harfiah inilah yang digunakan untuk menyembuhkan orang yang tertipu dengan cara mengkonfrontir mereka dengan fakta fakta yang benar-benar fakta autentic. Sebuah sikap umum di seluruh Al-Quran adalah salah satunya yang berkata, : "Hai manusia, kamu berkata ‘ini’ dan ‘itu’ tentang ‘ini’; tapi bagaimana dengan ‘ini’ dan ‘itu’? Bagaimana kau bisa berkata ’ini’ ketika kau tahu ’itu’? " Dan seterusnya. Hal tersebut memaksa seseorang untuk mempertimbangkan apa saja yang relevan dan apa yang penting sementara sekaligus menyembuhkan pembaca dari delusi bahwa fakta-fakta disampaikan langsung kepada umat manusia oleh Allah SWT dapat dengan mudah dijelaskan yang sangat jauh dari teori-teori tipis dan alasan alsan yang tidak beralasan.
40
ENSIKLOPEDIA KHATOLIK BARU Inilah salah satu fakta dari kenyataan yang sangat bermacam-macam
-
mengkonfrontir orang-orang dengan fakta - yang telah menguras banyak perhatian orang-orang non-Muslim. Bahkan pada kenyataannya, terdapat referensi yang sangat menarik tentang subjek ‘kenyataan’ ini di New Catholic Encyclopedia. Dalam sebuah artikel di bawah Judul Al-Quran, Gereja Katolik menyatakan: "Selama berabad-abad, banyak teori telah ditawarkan mengenai darimana asal usul Al-Quran ... Hari ini bukanlah manusia yang bijaksana jika menerima teori-teori tersebuti!! " Sekarang
ini Gereja Katolik dengan usianya
berabad-abad lamanya, menyangkal
usaha
yang sangat tua, sekitar
yang
sia-sia tersebut untuk
menjelaskan kepalsuan Al-Quran. Memang, Al-Quran adalah permasalahan bagi Gereja Katolik. Pernyataan bahwa Al-Quran adalah wahyu Illahi, karenanya mereka mempelajari AlQuran. Tentu saja, mereka akan sangat senang sekali jika menemukan bukti bahwa Al-Quran itu bukan wahyu Illahi, tapi mereka tidak bisa. Mereka tidak dapat menemukan penjelasan yang layak. Tapi setidaknya mereka jujur dalam penelitian mereka dan tidak menerima argumen penafsiran yang tidak substansif yang diajukan dari pendahulu-pendahulu mereka. Gereja Katolik menyatakan bahwa sejak dari abad empat belas yang lalu itu belum ada penjelasan yang masuk akal yang dapat dipresentasikan. Setidaknya hal itu diakui bahwa Al-Quran bukanlah subjek yang mudah untuk ditolak. Tentu saja, apalagi ada orang lain yang tidak jujur. Mereka dengan sangat cepat berkata,:
41
"Oh, Al-Quran datang dari ‘sini’ Al-Quran datang dari ‘sana’. "3 Dan mereka bahkan tidak menghabiskan sebagian besar waktunya untuk memeriksa kredibilitas dari apa yang mereka nyatakan sendiri. Tentu saja, seperti pernyataan oleh Gereja Katolik tersebut di atas, hal ini juga terwariskan kepada Penganut Kristen dalam kesulitan setiap harinya. Mungkin saja bahwa orang Kristian memiliki ide sendiri mengenai asal-usul Al-Quran, akan tetapi sebagai salah satu anggota Gereja, ia tidak dapat benarbenar berbuat banyak terhadap teorinya sendiri. Perbuatan seperti itu akan bertentangan dengan ketaatan, kesetiaan dan loyalitas karena tuntutan dari Gereja. Dengan kebajikan dari keanggotaan Gereja, ia harus menerima apa yang Gereja Katolik nyatakan tanpa boleh mengajukan pertanyaan dan tetap pada ajaran-ajarannya sebagai bagian dari rutinitas sehari-hari. Sehingga, pada dasarnya, jika Gereja Katolik secara keseluruhan berkata,: "Janganlah kalian mendengarkan laporan yang belum dikonfirmasikan tentang Al-Quran, " kemudian
apa yang bisa dikatakan tentang sudut pandang Islam? Jika
bahkan kalau non-muslim yang mengakui bahwa ada sesuatu dalam Al 3
Penerjemah sering menemukan bahwa banyak dari para penentang memiliki kerakter seperti ini, kadang mereka menuduh, oh itu sudah ada di zaman yunani kuno, sisi lain, oh itu sudah ada di zaman mesir kuno, oh itu ada di zaman china, jepang, india, semith, alexanderia, oh sudah ada di kitab bible ada di kitab ini dan itu dsb dsb. Atau seperti :oh itu sudah ada seperti itu dari dulu di konsep yin yang, konsep kalender, konsep ini dan konsep itu, oh itu berasal dari bahasa ini, dari bahasa itu yang intinya Muhammad SAW entah bagaimana mencontek dari semua sumber itu. Secara eksplisit hal tersebut menyatakan bahwa mereka mendukung kebenaran dari isi itu, namun mereka menolak bahwa itu adalah dari Muhammad SAW. Dan kenyataannya tidak ada bukti satupun yang bisa mengatakan Muhammad SAW mencontek sana sini, tidak seperti mereka dan kita di zaman sekarang tinggal cari di google.com maka dapatlah informasinya. Di sisi lain klo lah mereka memaksakan pendapat Nabi Muhammad SAW mencontek sana sini, bagaimana mungkin dia bisa mencontek ke Mesir, besoknya ke Yunani, Besoknya lagi ke Israel, besoknya memakai bahasa semith, besok bahasa yunani, besok ke India, china, konsep kundalini, konsep buku aristoteles? Sedangkan perjalanan tercepat adalah dengan menggunakan hewan. Atau bukti bukti “teman teman informan rahasia dari berbagai penjuru dunia” juga tidak ada.
42
Quran - sesuatu yang harus diakui - maka mengapa orang begitu keras kepala dan defensif serta bermusuhan ketika umat Islam yang berilmu memajukan teori yang sama? Hal ini menjelaskan pikirannya
sesuatu kepada mereka dengan
untuk direnungkan -- sesuatu yang untuk direnungkan bagi
mereka yang Paham!
43
TESTIMONI DARI SEORANG INTELEKTUAL Baru-baru ini, intelektual terkemuka dari Gereja Katolik – seorang laki-laki bernama Hans -mempelajari Al-Quran dan memberikan pendapatnya tentang apa yang dibacanya. Orang ini telah meniliti Al-Quran sekitar selama beberapa waktu, dan dia sangat dihormati di kalangan Gereja Katolik, dan setelah melakukan pengawasan dengan hati-hati, ia melaporkan temuannya, dan menyimpulkan,: "Allah telah berbicara kepada manusia melalui manusia, Muhammad. " Sekali lagi ini adalah kesimpulan yang disampaikan yang bersumber dari non-muslim - intelektual yang sangat terkemuka di kalangan Katolik Gereja sendiri! Saya tidak berpikir bahwa Paus setuju dengan dia, tapi meskipun demikian, pendapat semacam itu dicatat, orang yang telah dikenal sebagai publik figur itu harus membawa beberapa pembelaan yang berat kepada pihak Muslim. Ia harus dihargai karena menghadapi kenyataan bahwa Al-Quran bukanlah sesuatu yang dapat dengan mudah dikesampingkan dan bahwa, pada kenyataannya Allah SWT adalah sumber dari kata-kata ini. Berdasarkan bukti-bukti dari informasi tersebut di atas, semua kemungkinan teori
telah habis, sehingga kesempatan untuk menemukan kemungkinan
yang lain untuk menolak Al-Quran semakin sulit bahkan tidak ada sama sekali.
44
BEBAN PEMBUKTIAN KRITIK Jika sebuah buku bukanlah wahyu, maka itu adalah penipuan, dan jika itu adalah penipuan, seseorang harus bertanya, : "Darimana asal-usulnya? Dan bagian mana hal itu bisa menipu kita? " Memang, jawaban yang benar dari pertanyaan-pertanyaan ini semakin memancarkan keaslian Al-Quran dan klaim sunyi yang tidak berdasar yang pahit dari orang-orang peragu. Tentu saja, jika orang-orang akan bersikeras bahwa Al-Quran adalah sebuah penipuan, maka mereka harus mendatangkan bukti untuk mendukung klaim seperti itu. Beban pembuktian ada pada mereka, bukan kami! Seseorang tidak pernah diharapkan untuk memajukan sebuah teori tanpa cukup menguatkan fakta; jadi saya berkata kepada mereka, : "Tunjukkan pada saya satu penipuan! Tunjukkan di mana Al-Quran menyesatkan aku! Pertunjukan kepada saya; jika tidak, jangan mengatakan bahwa itu adalah penipuan! "
45
ORIGIN OF THE UNIVERSE AND LIFE Karakteristik menarik Al-Quran adalah bagaimana menangani
fenomena
yang mengejutkan yang tidak hanya berhubungan dengan masa lalu namun hingga ke zaman modern. Pada intinya, Al-Quran bukan sebuah masalah dan masalah lama. Memang masih ada yang menjadi permasalahan bahkan sampai saat ini - suatu masalah yang dibebankan kepada non-muslim yang ada. Setiap hari, setiap minggu, setiap tahun mereka membawa lebih banyak dan lebih banyak bukti bahwa Al-Quran adalah kekuatan yang terus menerus terisi --yang keasliannya semakin tidak dapat ditentang! Sebagai contoh, satu ayat dalam Al-Quran (Surah Al-Anbiya 21:30) berbunyi: "Jangan
orang-orang
kafir
melihat
bahwa
langit
dan
bumi itu bergabung bersama-sama, kemudian Kami cengkeh mereka terbelah, dan dibuat dari air segala sesuatu yang hidup? Maka apakah mereka tidak percaya? " Ironisnya, Fakta
ini adalah sama dengan apa yang
mereka teliti yang
mendapatkan penghargaan Nobel tahun 1973 kepada beberapa orang-orang kafir. Al-Quran mengungkapkan asal-usul alam semesta - bagaimana hal itu dimulai dari satu bagian - dan umat manusia terus untuk memverifikasi wahyu ini, bahkan hingga sekarang. Selain itu, fakta bahwa Semua Kehidupan Berasal Dari Air4 bukan hal yang mudah untuk diyakinkan kepada orang-orang dari empat belas abad yang lalu. Memang, jika 1400 tahun yang lalu Anda telah tinggal di padang pasir dan mengatakan kepada seseorang, : 4
Di zaman modern sekarang Para peneliti Ruang angkasa raya yang mencoba mengindentifikasi Planet baru yang bisa di tinggali manusia adalah dengan melihat adakah “struktur air” di planet asing tersebut.
46
"Semua ini, Yang Anda lihat (menunjuk kepada diri sendiri), sebagian besar adalah terbuat kebanyakan dari air, " Tidak ada seorang pun akan percaya kepada anda. Bukti yang tidak tersedia sampai
ditemukannya
mikroskop.
Mereka
harus
menunggu
untuk
mengetahui bahwa sitoplasma, substansi dasar sel, dibuat-up 80% air. Meskipun demikian, bukti-bukti telah datang seiringnya waktu, dan sekali lagi Al-Quran berdiri kokoh dalam ujian waktu.
47
LEBIH BANYAK LAGI TENTANG FALSIFICATION TEST Dalam pemalsuan referensi untuk tes yang disebutkan sebelumnya, adalah menarik untuk dicatat bahwa mereka juga, berhubungan dengan baik masa lalu dan kini. Beberapa dari mereka digunakan sebagai ilustrasi Kemahakuasaan dan Pengetahuan Allah SWT, sementara yang lain terus berdiri sebagai penantang di hari ini. Sebuah contoh pertama adalah pernyataan yang dibuat dalam Al-Quran tentang Abu Lahab. Dengan jelas menggambarkan bahwa Allah SWT, mengetahui yang gaib, tahu bahwa Abu Lahab tidak akan pernah mengubah cara hidupnya dan menerima Islam. Demikianlah Allah SWT mendiktekan bahwa ia akan dihukum ke dalam neraka selamanya. Seperti hal sekarang bagian kedua sebuah ilustrasi tentang kebijaksanaan dan peringatan Allah SWT kepada orang-orang seperti Abu Lahab yang memilih jadi Penentang.
48
ORANG-ORANG DI DALAM AL-QURAN Contoh menarik dari jenis terakhir dari buku ini tentang falsification test yang terkandung dalam Al-Quran adalah ayat yang menyebutkan hubungan antara
Muslim
dan yahudi.
Ayat ini berhati-hati untuk tidak
mempersempit ruang lingkup pada hubungan antara para anggota individu masing-masing agama, tetapi lebih dari itu, ini meringkas hubungan antara dua kelompok masyarakat secara keseluruhan. Pada intinya, Pernyataan Al-Quran bahwa orang Kristen akan selalu memperlakukan kaum Muslimin lebih baik daripada orang Yahudi memperlakukan muslim. Memang, banyak dampak dari pernyataan demikian yang hanya dapat dirasakan setelah pertimbangan yang hati-hati mengambil arti sebenarnya dari ayat tersebut. Memang benar bahwa banyak orang Kristen dan banyak orang Yahudi telah menjadi Muslim, tapi secara keseluruhan, masyarakat Yahudi akan dipandang sebagai musuh yang ingin sekali menghancurkan Islam. Selain itu, sangat sedikit orang menyadari apa yang seperti deklarasi undangan terbuka dalam Al-Quran. Pada dasarnya, ini adalah kesempatan yang mudah bagi orang Yahudi untuk membuktikan bahwa Al-Quran adalah palsu - bahwa itu bukan wahyu Ilahi. Yang harus mereka lakukan adalah mengatur diri mereka sendiri, memperlakukan kaum muslim dengan sebaik-baiknya selama beberapa tahun dan kemudian berkata,: "Sekarang apa yang kitab suci anda katakan tentang teman terbaik di dunia orang orang anda? - orang-orang Yahudi atau orang Kristen? Melihat apa yang kita (Yahudi) lakukan untuk Anda! " Itu yang harus mereka lakukan untuk menyangkal keaslian Al-Quran, namun mereka tidak melakukannya pada tahun 1400 tahun. Tetapi, seperti biasa, tawaran masih terbuka lebar sampai sekarang dan masa depan!
49
PENDEKATAN MATEMATIKA Semua contoh yang disuguhkan sejauh ini memberikan berbagai
sudut
pandang yang mana satu dengan lainnya dapat digunakan sebagai metode pendekatan Al-Quran yang tidak dapat dibantah lagi secara subjektif. Namun ada sudut pandang yang lain yang eksis, antara lain, dengan tingkat keobjektifan dan yang didasarkan kepada matematika. Hal ini mengejutkan bagaimana Al-Quran menjadi otentik ketika seorang menyusun apa yang dapat disebut sebagai “Teka teki daftar yang baik”. Secara matematis, hal tersebut dapat dijelaskan dengan menggunakan cara menerka teka-teki dan contoh prediksi. Sebagai contoh, jika seorang memiliki dua pilihan (yaitu, satu yang benar, dan yang satu adalah salah), dan dia menutup matanya dan membuat pilihan, kemudian setengah dari kesempatannya (yaitu, satu kali kesempatan keluar dari dua kesempatan) ia akan benar. Pada dasarnya, ia memiliki satu kesempatan dari dua kesempatan, karena ia bisa memilih pilihan yang salah, atau dia bisa memilih pilihan yang benar. Sekarang jika orang yang sama memiliki dua situasi seperti itu (yaitu, dia mungkin benar atau salah tentang situasi nomor satu, dan ia bisa benar atau salah tentang situasi nomor dua), dan dia menutup matanya dan menebak, maka ia hanya akan memiliki kesempatan benar seperempat dari kesempatannya (yakni, satu kali kesempatan dari empat kesempatan). Dia sekarang memiliki satu dari empat kemungkinan karena sekarang ada tiga cara baginya untuk menjadi salah dan hanya satu cara baginya untuk dapat benar. Dalam istilah yang sederhana, ia dapat membuat pilihan yang salah dalam situasi nomor satu dan kemudian membuat pilihan yang salah situasi nomor dua, atau dia bisa membuat pilihan yang salah dalam situasi nomor satu dan kemudian membuat pilihan yang tepat dalam situasi nomor dua,
50
atau dia bisa membuat pilihan yang tepat dalam situasi nomor satu dan kemudian membuat pilihan yang salah situasi nomor dua, atau dia bisa membuat pilihan yang tepat dalam situasi nomor satu dan kemudian membuat pilihan yang tepat situasi nomor dua. Tentu saja, yang (hanya contoh di mana ia bisa benar keseluruhan adalah skenario terakhir di mana ia bisa menebak dengan benar dari kedua situasi benar
salah
tersebut).
Kemungkinan
menebak-nebak
dengan
tepat
berpeluang semakin kecil karena jumlah kesempatan baginya untuk menebak telah meningkat; dan persamaan matematika mewakili skenario seperti adalah ½ x ½ (yaitu, satu kali kesempatan keluar dari dua untuk situasi pertama dikalikan oleh salah satu kesempatan dari dua kesmepatan untuk situasi kedua). Melanjutkan dengan contoh, jika orang yang sama sekarang memiliki tiga situasi di mana untuk membuat dugaan-dugaan buta, kemudian dia hanya akan benar seperdelapan dari waktunya (yakni, satu kali waktu keluar dari delapan waktu benar atau salah atau ½ x ½ x ½). Sekali lagi, kemungkinan memilih pilihan yang tepat dalam ketiga situasi menurunkan peluang menjadi sepenuhnya benar hanya satu kali dalam delapan kesempatan. Perlu dipahami bahwa jika jumlah situasi pilihan meningkat, kemungkinan peluang yang benar mengalami penurunan dan semakin mendekati nol, untuk kedua fenomena tersebut berkaitan saling berbanding terbalik. Sekarang kita terapkan contoh ini pada situasi dalam Al-Quran, jika menarik daftar semua tentang subjek di dalam Al-Quran yang membuat pernyataan benar, menjadi sangat jelas bahwa sangat tidak mungkin sama persis dengan kemungkinan semua yang benar dengan cara terkaan buta. Memang, topik yang dibahas dalam Al-Quran sangat banyak sekali, dan dengan demikian peluang kemungkinan seseorang untuk benar dengan terkaan buta itu
51
menjadi hampir mendekati nol. Jika ada sejuta cara untuk menyalahkan AlQuran, namun setiap kali hal itu benar, maka tidak mungkin kebenaran tersebut berasal dari tebakan buta seseorang. Berikut ada tiga contoh subjek dalam Al-Quran yang telah membuat pernyataan benar secara kolektif menggambarkan bagaimana Al-Quran berpeluang untuk berdenyut terus.
52
LEBAH BETINA Dalam QS. An-Nahl 16:68-69 Al-Quran menyebutkan bahwa lebah betina meninggalkan
rumahnya
untuk
mengumpulkan
makanan.
Sekarang,
seseorang bisa menebak itu, berkata, : "Lebah yangAnda lihat terbang sekitar - itu bisa laki-laki, atau bisa perempuan. Saya rasa saya akan menebak betina. " Tentu saja, ia memiliki satu dalam dua kesempatan untuk menjadi benar. Jadi hal itu terjadi bahwa Al-Quran benar. Tetapi juga terjadi bahwa bukan itu yang paling dipercayai orang orang pada saat Al-Quran diwahyukan. Dapatkah Anda memberitahu perbedaan antara lebah laki-laki dan lebah betina? Yah, dibutuhkan seorang spesialis untuk melakukan itu, akan tetapi telah ditemukan bahwa lebah jantan tidak pernah meninggalkan rumahnya untuk mengumpulkan makanan. Namun, dalam drama Shakespeare, Henry The Fourth, beberapa karakter lebah menceritakan dan menyebutkan bahwa lebah adalah prajurit dan memiliki seorang raja. Itulah yang orang tebak dalam pikirannya.5 5
Yang mengejutkan penerjemah adalah ternyata topik LEBAH sendiri telah mengalami perkembangan yang mengagumkan sepanjang sejarah kehidupan manusia, dari menjadi simbol simbol di zaman kuno hingga sampai sekarang menjadi hewan ternak, kembali ke topik, ada sebagian kalangan berusaha mematahkan pendapat tersebut dengan mengatakan bahwa Al-Quran berbicara tentang lebah betina menyontek pendapat Aristoteles–Sang Ahli Lebah. Mereka mengklaim perkataan Aristoteles dalam buku “The History Of Animal” dengan judul Honey Bee, yang dikatakan bahwa ada istilah lebah betina. Namun mereka hanya berhenti sampai di titik itu dan tidak menelitinya lebih lanjut. Setelah penerjemah menelusuri buku lain : The female in Aristotle's biology: reason or rationalization Oleh Robert Mayhew cetakan tahun 2004, di halaman 20 s.d. 24 dengan bab judul : “King Bees and Mother Wasps” ternyata memang ada istilah mother bee namun sebutannya bukanlah Ratu lebah tapi lebih kepada King Bee. Aristoteles memberi sebutan mother bee dengan King Bee, padahal dia membagi serangga menjadi tiga bagian : Raja, lebah dan tawon. Tapi mengapa ratu disebut sebagai raja lebah? padahal Aristoteles beraliran rasionalis maka arti KING itu adalah Male pikirnya.inilah yang dikritik di dalam buku tersebut bahwa ada Bias Gender dalam sebutan Aristoteles terhadap Ratu lebah=Raja Lebah. Hal ini telah dikritik oleh kalangan Non-Muslim sendiri bahkan kaum feminis bahwa Sebutan Aristoteles masih penuh dengan bias ideologi keberpihakan gender terhadap laki
53
Zaman Shakespeare - bahwa lebah yang satu melihat terbang sekitar adalah lebah jantan dan bahwa mereka pulang ke rumah dan menjawab untuk seorang raja. Namun, itu tidak benar sama sekali. Kenyataannya adalah mereka adalah betina, dan mereka tunduk kepada ratu lebah. Namun untuk mendapatkan hasil tersebut butuh penyelidikan ilmiah modern dalam 300 tahun terakhir untuk menemukan bahwa hal ini terjadi. Jadi, kembali ke daftar dugaan-dugaan yang baik, mengenai topik lebah, AlQuran memiliki kesempatan 50/50 menjadi benar, dan Kemungkinan adalah SEPERDUA.
laki. Akhirnya dalam buku The History Of Animal di atas tadi dalam bab kesimpulannya telah diketahui secara umum bahwa Lebah tawon dipimpin oleh King Bee. Hingga 1700 tahun kemudian (selisih 300 tahun dari zaman nabi SAW) baru di jelaskan kemudian oleh Charles Butler. Kalaupun mereka tetap memaksakan bahwa Al-Quran menyontek Aristoteles tentang lebah betina, maka yang mereka perlu buktikan adalah siapakah yang memberitahukan Nabi Muhammad SAW tentang “Arsitoteles –Bee Master” yang berideologi bias gender tersebut?. Dan tentu sangat berisiko menebak dari pernyataan Aristoteles “ratu lebah=raja lebah”, mana yang benar?, apalagi Rasulullah SAW juga seorang laki laki. Sekali lagi tidak ada bukti.
54
MATAHARI Selain subjek lebah, Al-Quran juga membahas tentang matahari dan perjalanan matahari yang bergerak di ruang angkasa. Sekali lagi, seseorang bisa menebak pada subjek tersebut. Ketika matahari bergerak melalui ruang angkasa, ada dua pilihan: ia dapat melakukan perjalanan seperti batu yang dilempar seseorang, atau dapat bergerak dengan sendirinya. Al-Quran menyatakan yang terakhir - yang itu bergerak sebagai hasil dari gerak sendiri (QS Al-Anbiya 21:33). Untuk melakukan itu, Al-Quran menggunakan bentuk kata sabaha untuk menggambarkan gerakan matahari melalui ruang angkasa. Dalam artian hal ini memberikan para pembaca dengan pemahaman yang komprehensif tentang implikasi dari pemilihan kata kata Arab, seperti contoh berikut yang diberikan. Jika seorang pria berada di dalam air dan kata kerja sabaha diterapkan kepada gerakan pria tersebut, dapat dipahami bahwa ia sedang berenang, bergerak atas kemauannya sendiri dan bukan sebagai akibat dari kekuatan yang diberikan langsung kepadanya. Jadi ketika kata kerja sabaha ini digunakan dalam referensi untuk gerakan matahari melalui ruang angkasa, sama sekali tidak menyiratkan bahwa matahari akan terbang tak terkendali melalui ruang angkasa sebagai akibat kekuatan yang melemparkannya atau sejenisnya. Ini
hanya berarti bahwa matahari berevolusi dan berotasi di
dalam perjalanannya. Sekarang, hal ini adalah yang ditegaskan Al-Quran, tetapi apakah hal itu mudah untuk dibuktikan? dapatkah setiap orang biasa mengatakan bahwa matahari sedang berjalan memutar? Hanya di zaman modern dengan peralatan yang tersedia dibuat untuk memproyeksikan citra matahari ke sebuah maja laboratorium sehingga orang bisa melihatnya tanpa menjadi buta. Dan melalui proses ini diketahui bahwa tidak hanya ada bintikbintik pada matahari tapi bintik ini bergerak sekali setiap 25 hari. Gerakan ini disebut rotasi matahari di sekitar sumbu dan meyakinkan membuktikan
55
bahwa, sebagai Al-Quran menyatakan 1400 tahun yang lalu, matahari tidak, memang, gilirannya bergerak melalui ruang angkasa. Dan kembali sekali lagi untuk subjek dugaan-dugaan yang benar, peluang menebak dengan benar tentang kedua subyek – jenis kelamin lebah dan pergerakan matahari - adalah SEPEREMPAT!
56
ZONA WAKTU Mengingat kembali zaman 14 abad yang lalu orang mungkin tidak mengerti banyak tentang konsep zona waktu, pernyataan Al-Quran tentang subjek ini adalah sangat mengejutkan. Konsep bahwa satu keluarga yang sarapan pagi disaat matahari terbit sementara diwaktu yang sama keluarga yang lain menikmati udara malam yang dingin, hal ini benar-benar sesuatu yang mengagumkan, bahkan di zaman modern sekarang. Memang, 14 abad yang lalu, seorang laki-laki tidak bisa melakukan perjalanan lebih dari tiga puluh mil dalam satu hari, dan dibutuhkan waktu berbulan-bulan untuk melakukan perjalanan dari India ke Maroko, sebagai contoh. Dan ketika ia sedang makan malam di Maroko, iapun berpikir sama, : "Jika pulang ke rumah di India sekarang pasti sedang makan malam. " Ini karena dia tidak menyadari bahwa, dalam menempuh jarak perjalanan, ia bergerak melintasi zona waktu. Namun, karena itu adalah firman Allah SWT, - Semua Pengetahuan, Al-Quran membenarkan fenomena zona waktu tersebut. Yang menarik dalam ayat ini yang menyatakan bahwa ketika sejarah alam semesta berakhir dan hari kiamat tiba, semua peristiwa akan terjadi secara cepat, dan kiamat digambarkan sangat cepat tertangkap mata orang-orang di siang hari dan orang-orang di malam hari sekaligus. Ini jelas menggambarkan kebijaksanaan Allah SWT dan PengetahuanNya sebelum keberadaan tentang konsep zona waktu diketahui manusia, meskipun penemuan itu tidak ada pada 14 abad lalu. Tentu saja, fenomena ini bukanlah sesuatu yang dilihat seseorang secara kasat mata atau hasil dari penelitian seseorang, dan fakta ini, dalam Al-Quran sendiri, cukuplah sebagai bukti keaslian dari Al-Quran.
57
KESIMPULAN Kembali terakhir kali untuk subjek teka teki dugaan yang benar untuk tujuan dari contoh ini, kemungkinan bahwa seseorang
menebak dengan benar
tentang ketiga subjek tersebut - jenis kelamin lebah, pergerakan matahari, dan adanya zona waktu - adalah SEPERDELAPAN! Tentu saja, seseorang bisa saja terus menerus dengan misalnya, menyusun daftar lagi dan lagi tentang tebakan yang benar; dan tentu saja, kemungkinan tebakan benar akan semakin kecil dan berbanding terbalik dengan bertambahnya daftar subjek masing-masing yang bisa ditebak. Akan tetapi apa yang tidak seorangpun dapat menyangkalnya adalah sebagai berikut: Muhammad SAW, seorang buta huruf, bahwa tebakannya tentang beribu ribu topik telah dinyatakan benar, tidak pernah sama sekali membuat kesalahan, terlalu tinggi tingkat kebenarannya dibanding jumlah daftar subjeknya yang banyak bahwa setiap teori karangan untuk Al-Quran haruslah benar-benar ditolak - bahkan oleh musuh-musuh yang paling memusuhi Islam! Pada dasarnya, Al-Quran mengharapkan tantangan semacam ini. Tidak diragukan lagi, jika seseorang datang ke sebuah daerah asing dan datang kepada seseorang penduduk asli dan berkata,: "Aku tahu ayahmu. Saya telah bertemu dengannya, " mungkin orang penduduk asli itu akan meragukan perkataan pendatang baru tersebut, dan berkata,: "Anda baru saja datang ke sini. Bagaimana Anda bisa tahu ayahku? " Sebagai hasilnya, peduduk asli tersebut akan kembali bertanya kepadanya,:
58
"Katakan padaku, ayahku tinggi, pendek, gelap, kuning langsat? Seperti apa dia? " Tentu saja, jika pengunjung asing tersebut terus menjawab semua pertanyaan itu dengan benar, penduduk asli yang skeptis tersebut tidak akan punya pilihan selain mengatakan,: "Saya rasa Anda tahu Ayah saya. Aku tidak tahu bagaimana cara anda mengenal Ayahku, tapi saya rasa Anda tahu! " Situasi ini sama dengan Al-Quran. Al-Quran menyatakan bahwa berasal dari Dia yang menciptakan segalanya. Sehingga setiap orang memiliki hak untuk mengatakan,: "Yakinkan aku! Jika pengarang buku ini benar-benar berasal dari Kehidupan dan segala sesuatu di langit dan di bumi, maka Dia harus tahu tentang ini, tentang itu, dan seterusnya. " Dan mau tidak mau, setelah meneliti Al-Quran, semua orang akan menemukan kebenaran yang sama. Selain itu, kita semua tahu sesuatu yang pasti: Kami semua tidak harus menjadi ahli untuk memverifikasi apa yang ditegaskan dalam Al-Quran. Keimanan seseorang(keyakinan) tumbuh sebagai salah satu penerus untuk memeriksa dan mengkonfirmasi kebenaran yang terkandung dalam Al-Quran. Dan seseorang melakukan apa yang seharusnya untuk kehidupannya sendiri. Semoga Allah SWT membimbing setiap orang untuk dekat dengan kebenaran.
59
Catatan Tambahan I : Efisiensi Group Discussions Seorang insinyur di University of Toronto yang
tertarik dalam bidang
psikologi dan telah membaca sesuatu pada itu, melakukan penelitian dan menulis tesis tentang Efisiensi Group Discussions. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari tahu seberapa banyak orang yang dibutuhkan ketika mereka bersama-sama untuk berbicara dalam kelompok berdua-dua, bertiga-tiga, bersepuluh, dll. Grafik temuan-nya naik dan turun berjalan di tempat, tetapi mencapai puncak titik tertinggi pada variabel dua (2). Temuan:
orang akan mencapai
hasil yang efektif ketika mereka
berbicara dalam kelompok berdua-dua. Tentu saja, penemuan ini sepenuhnya berada di luar harapan, tetapi ada nasihat yang sangat tua diberikan dalam Al-Quran (QS Saba 34:46): "Katakanlah: "Sesungguhnya aku hendak memperingat- kan kepadamu suatu hal saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri; kemudian…..”."
60
Catatan Tambahan 2: Kota Pilar : 'Iram Selain itu, Al-Quran (Surah Al-Fajr
89:7) menyebutkan sebuah kota
tertentu dengan nama 'Iram (sebuah kota pilar), yang tidak dikenal dalam sejarah kuno dan belum ada sejarawan yang berkonsentrasi terhadap kota tersebut. Namun, dalam edisi Desember 1978 National Geographic memperkenalkan informasi yang menarik menyebutkan bahwa pada tahun 1973, kota Elba adalah digali di Suriah. Kota ini ditemukan sudah berumur 43 berabad-abad lamanya, tetapi itu bukan bagian yang paling menakjubkan. Peneliti menemukan bahwa di perpustakaan Elba ada catatan semua kotakota yang telah melakukan perdagangan bisnis dengan Elba. Percaya atau tidak, dalam catatan tersebut
ada nama kota 'Iram. Orang Elba telah
melakukan bisnis dengan orang-orang dari 'Iram! 6 6 Ternyata penemuan inipun segera dibantah dengan bahwa Al-Quran itu penuh dengan kesalahan dialek grammar Arab dan tidak sesuai dengan pola Puisi atau frasa bahasa Arab. Bahkan mereka menuduh Muhammad SAW dan teman temannya telah menghancurkan semua perpustakaan buku buku zaman jahiliyah baik buku puisi-puisi dan buku pengetahuan sebelum zaman Islam datang sehingga bukti tentang Kota Iram hanya di ketahui oleh orang Islam saja. Untuk permasalahan kesalahan grammar dalam Al-Quran Mereka mengutip perkataan The Egyptian scholar Taha Hussain, dalam bukunya : Fi al-Adab al-Jaheli yang berisi bahwa: “The vast quantity of what is called pre-Islamic poetry has nothing to do with the preIslamic literature, but it is fabricated after Islam.”... Jadi bagi mereka berdasarkan perkataan Taha tersebut bahwa Al-Quran itu tidak bisa ditafsirkan dengan metode Puisi atau Frasa. Mereka mengatakan bahwa Al-Quran tidak pernah menyebutkan istilah “kota” iram. Namun sebaliknya mereka menganggap bahwa Iram itu dalam bahasa hebrew adalah Aram yang dalam statemen Hebrew tua adalah Aram adalah anak dari Shem dan cucu dari Noah dalam bahasa Arab cucunya Nuh. Dan ini di dukung tafsiran dari Ibnu Katsir dan Ibnu Ishaq. Namun mereka tidak sadar bahwa perkataan Taha itu menguatkan pendapat bahwa AlQuran itu memang berbahasa Arab tapi bukan puisa bukan pula frasa gramatikal bahasa Arab yang merupakan produk kebudayaan orang-orang Arab, Al-Quran memiliki pola sendiri yang tidak terdapat dalam pola puisi maupun pola frasa bahasa Arab. Sehingga tafsiran mereka tentang berdasarkan bahasa hebrew, Aram dari syiria = adalah seorang anak aram yang anak dari Sam dan cucunya Nuh, bukan kota Iram adalah tidak benar sama sekali. Sedangkan tafsiran Ibnu Katsir dan Ibnu Ishaq tentang anak bernama Aram bukan tentang tafsiran surah Al-Fajr: 89:7 tersebut namun benar benar ditafsirkan sebagai kerajaan Kota Iram oleh Ibnu Katsir lihat : http://www.quran4u.com/Tafsir%20Ibn%20Kathir/089%20Fajr.htm. (diakses tanggal 26 Nopember 2009). Terakhir tentang pemusnahan massal perpusatakaan di Arab Mekkah bahkan perpustakaan Alexanderia oleh Muhammad SAW sudah terbantahkan karena tidak ada bukti kuat yang
61
Sebagai kesimpulan saya meminta Anda untuk mempertimbangkan dengan hati-hati surat berikut (Surah 29:50-51): "Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu
Al Kitab
(Al
Qur'an) sedang
dia
dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Qur'an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. "
menunjukkan pernah terjadi peristiwa itu terjadi. Silahkan lihat situs debat antara muslim Nadir Ahmad dan stranger sina di: http://www.examinethetruth.com/Challenge_Sina.htm (diakses tanggal 26 Nopember 2009)