A. G. Tamrin, M. Pd., M. Si.
TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG SEDERHANA
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional 2007
A.G. Tamrin
TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG SEDERHANA Untuk SMK
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
i
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang
TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG SEDERHANA Untuk SMK Penulis Ilustrasi, Tata Letak Perancang Kulit
: A.G. Tamrin : :
Ukuran Buku
:
410 TAM t
TAMRIN, A.G. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana: Untuk SMK/oleh A.G. Tamrin. ---- Jakarta:Direktorat Pembinaan SMK, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
Diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana
ii
KATA SAMBUTAN Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, telah melaksanakan penulisan pembelian hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui website bagi siswa SMK. Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 tahun 2008. Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia. Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen Pendidikan Nasional tersebut, dapat diunduh (download), digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan ditayangkannya soft copy ini akan lebih memudahkan bagi masyarakat untuk mengaksesnya sehingga peserta didik dan pendidik di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar ini. Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Selanjutnya, kepada para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.
Jakarta, Direktur Pembinaan SMK
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana
iii
PENGANTAR Buku Teknik Konstruksi Bangunan Gedung disusun berdasarkan analisis kebutuhan pada dunia pendidikan kejuruan, khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan kebutuhan praktis para praktisi di dunia usaha dan industri pada bidang bangunan sipil. Isi buku ini merupakan tuntunan pengetahuan mendasar dari konstruksi bangunan gedung yang merupakan gabungan dari konsep pengetahuan inti dan konsep inovasi yang terjadi pada konstruksi bangunan gedung dewasa ini. Materi yang tersaji diramu dari berbagai sumber, baik buku, majalah, brosur, internet, dan diskusi sejawat. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rekan sejawat dosen di Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan FKIP Universitas Sebelas Maret; Drs. R. Widodo, Sutrisno, S.T., M.Pd., Suhardjono, M.Si., Chundakus Habsya, MSA., Drs. Guntur Siamsono, Agus Efendi, M.Pd., Taufiq Lilo Adi Sucipto, M.T., Sri Sumarni, M.T., Abdul Haris Setyawan, S.Pd., dan Eko Supri Murtiono, M.T., yang secara total turut serta dalam mensuport beberapa materi dalam buku ini. 2. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan FKIP Universitas sebelas Maret; Anton Ginanjar dan Tommy Bagus Mahendra, yang telah melakukan editing pada beberapa gambar dalam buku ini. 3. Rekan di SMK, Drs. Suteng Supriantoro guru SMKN 5 Surakarta, Wiyono, S.Pd., guru SMKN 2 Surakarta, dan Surjanto Budiwalujo, M.Pd., MMP., Kepala SMK YP 17-1 Madiun, yang telah memberikan sumbang saran terhadap buku ini. Tidak ada gading yang tak retak, demikian juga dengan buku Teknik Konstruksi Bangunan ini, dengan segala daya dan upaya diusahakan menjawab segala tuntunan terhadap konsep dan pengetahuan dalam teknik konstruksi bangunan, namun dimungkinkan masih banyak terdapat kekurangan. Segala saran dan kritik konstrukstif akan diterima dengan tangan terbuka demi menuju suatu kesempurnaan terhadap isi dari buku ini. Semoga buku ini dapat dijadikan salah satu solusi terhadap informasi yang dibutuhkan mengenai konstruksi bangunan. Surakarta, Nopember 2007
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana
iv
DAFTAR ISI KATA SAMBUTAN DIREKTUR PEMBINAAN SMK PENGANTAR DAFTAR ISI SINOPSIS DESKRIPSI KONSEP PENULISAN
Halaman iii iv v viii ix
BAB I
MEMBUAT GAMBAR RENCANA ……………………….. A. Menggambar Proyeksi Bangunan ..........................…….. B. Menggambar Sketsa ……………………………………. C. Membuat Gambar Kerja dan Daftar Komponen.........… D. Membaca Gambar Konstruksi ………………………….
BAB II
MENYUSUN RAB DAN RKS ………………………………. 10 A. Pendahuluan ……………………….............................10 B. Komponen RAB dan RKS ........……………................11
BAB III
MENYIAPKAN PEKERJAAN PASANGAN BATU …… 43 A. Menyiapkan Lokasi dan Material Pasangan Batu …… 43 B. Melakukan Pekerjaan Pengukuran dan Leveling Lapangan ......................................................................44 C. Memasang Papan Duga Pekerjaan Pasangan Batu ... 46
BAB IV
MEMASANG PONDASI DAN DINDING ……………….. 49 A. Menyiapkan Adukan Mortar/Spesi …………………….. 49 B. Memasang Pondasi Batu Belah ………………….. 50 C. Dinding Bangunan ..........……………….......................54 D. Memasang Dinding Bangunan ....................................55 E. Memasang Dinding Batu Bata ...................................70
BAB V
FINISHING DINDING ....................................................76 A. Pendahuluan .............................................................76 B. Pekerjaan Plesteran .................................................76 C. Plesteran dan Acian Bidang Tembok ........................77 D. Plesteran dan Acian Bidang Sudut dan Lengkung ...... 80 E. Plesteran Lantai Semen ............................................81 E. Plesteran dengan Sawutan ........................................82
BAB VI
PENUTUP LANTAI DAN DINDING ….............................84 A. Pemasangan Lantai …………………………....... 84 B. Ketentuan Umum Pemaangan Lantai Ubin ......…….84 C. Lantai Keramik ..........................................................86 D. Lantai Mozaik .............................................................91
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana
v
1 1 2 3 5
E. Penutup Dinding BAB VII
........................................................93
MEMERIKSA BAHAN DI LAPANGAN ……………….. 97 A. Memeriksa Material Agregat Halus dan Kasar ............97 B. Memeriksa Material Semen …………….....................98
BAB VIII MENGERJAKAN BETON ................................................. 100 A. Acuan dan Perancah .................................................100 B. Memasang Tulangan/Pembesian .............................102 C. Membuat Adukan Beton Segar ...................................104 D. Melaksanakan Pengecoran Beton ...............................105 E. Melaksanakan Perawatan Beton ..............................106 BAB IX
LANTAI KAYU ..................................................................107 A. Pendahuluan ................................................................107 B. Peralatan Tangan dan Mesin dalam Pemasangan Lantai Kayu ..................................................................110 C. Parquet (Parket) ...........................................................111
BAB X
PINTU DAN JENDELA ...................................................120 A. Pendahuluan ...............................................................120 B. Persyaratan ...............................................................121 C. Fungsi .........................................................................121 D. Jenis Pintu dan Jendela ..............................................121 E. Kusen Pintu dan Jendela .............................................125 F. Pemasangan Kusen ..................................................132 G. Pemasangan Daun Pintu dan Jendela .......................134 H. Pemasangan Kaca ....................................................139
BAB XI
KUDA-KUDA DAN ATAP ................................................140 A. Kuda-Kuda ...........................................................140 B. Atap ................................................................................152
BAB XII
DINDING KAYU DAN PLAFON .......................................164 A. Dinding Kayu ................................................................164 B. Plafon .........................................................................172
BAB XIII PENGECATAN ................................................................180 A. Pekerjaan Pengecatan .............................................180 B. Keberhasilan Pengecatan ............................................181 C. Pengecatan Dinding ..................................................182 D. Pengecatan Ulang ....................................................183 E. Pengecatan Plafon ..................................................185 F. Pengecatan Genteng .................................................185 G. Pengecatan Kayu .......................................................186 Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana
vi
H. Pengecatan Besi BAB XIV INSTALASI PIPA PVC A. Penyambungan Pipa B. Sistem Perpipaan BAB XV
.......................................................187 ……………..................................188 ...........................................188 .......................................................191
POMPA AIR DAN DRAINASE .........................................202 A. Pompa Air ..................................................................202 B. Tangki Air ...................................................................203 C. Drainase .......................................................................205
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 210 GLOSARI ..................................................................................215
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana
vii
SINOPSIS Isi buku Teknik Konstruksi Bangunan Gedung ini merupakan informasi yang tersusun secara holistik mengenai ilmu, informasi, dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam konstruksi bangunan gedung. Terdiri dari 16 bab yang membahas satu demi satu konsep dan inovasi pada proses pembuatan konstruksi bangunan gedung dengan dilengkapi gambar untuk memperjelas narasi yang disajikan. Urutan bab buku disesuaikan dengan tata urut pekerjaan konstruksi bangunan gedung di lapangan, dimulai dari dasar perencanaan, uitzet dan bouwplank, pondasi, sloof, pasangan dinding, kolom, ring balok, kosen pintu dan jendela, kuda-kuda, atap, finishing dinding, tangga, plafon, lantai, sanitair dan rioolering, dan instalasi listrik. Konsep dasar pengerjaan bangunan gedung dan inovasi yang terjadi di lapangan dipadukan menjadi suatu informasi yang menyatu, sehingga buku ini memiliki nuansa yang berbeda dari buku-buku terdahulu yang juga membahas mengenai konstruksi bangunan gedung.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana
viii
DESKRIPSI KONSEP PENULISAN Konsep penulisan buku Teknik Konstruksi Bangunan Gedung dimulai dari pembahasan kerangka acuan kerja, pemetaan kompetensi di SMK dengan DU/DI, Inventarisasi bahan penulisan, penentuan judul buku, penulisan, uji coba keterbacaan, penyempurnaan, dan finalisasi. Bahan penulisan sebagai modal dasar penulisan buku dikumpulkan dari berbagai sumber, yaitu buku-buku tentang konstruksi bangunan gedung, majalah, brosur, internet, diskusi. Selain itu, bahan juga dikumpulkan dari berbagai personal, sehingga informasi yang disajikan menjadi holistik dan komprehensip. Faktor yang juga dijadikan pertimbangan penting dalam konsep penulisan buku ini adalah menampilkan suatu buku yang memberikan sajian informatif tetapi tidak menggurui, sehingga akan menarik untuk dibaca dan mudah untuk difahami.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana
ix
BAB I MEMBUAT GAMBAR RENCANA A. Menggambar Proyeksi Bangunan Uraian pada bagian ini merupakan uraian umum mengenai gambar proyeksi bangunan. Gambar proyeksi yang diuraikan adalah gambar proyeksi perspektif. Untuk dasar-dasar dari menggambar proyeksi dapat dilihat dan dipelajari dalam buku-buku dasar menggambar teknik bangunan. Menggambar proyeksi perspektif adalah salah satu cara pengungkapan ide/gagasan atau imajinasi yang sangat natural (dalam arti sesuai dengan kemampuan pandangan mata) dan mudah dimengerti oleh pemberi tugas atau orang lain yang bukan ahli bangunan/arsitek. Hal tersebut disebabkan, gambar proyeksi perspektif memperlihatkan rencana ruang-ruang (space) dan massa bangunan dalam bentuk tiga dimensi. Untuk dapat membuat gambar proyeksi perspektif diperlukan pedoman gambar kerja/bestek berupa; gambar denah, potongan melintang, potongan memanjang, tampak depan, samping kiri, dan kanan dengan skala yang benar. Dengan kemampuan dan kemahiran menerapkan skala pada gambar denah, potongan, dan tampak secara proyeksi perspektif, akan diperoleh gambar proyeksi perspektif yang mendekati realita/kenyataan pandangan terhadap rencana bangunan sebenarnya. Pembuatan gambar proyeksi perspektif terdiri dari dua sudut pandang, yaitu; 1. Gambar proyeksi perspektif menggunakan dua titik lenyap setinggi mata orang (ibarat orang memotret dengan berdiri tegak). Gambar proyeksi perspektif model ini sering digunakan para arsitek untuk menggambar proyeksi perspektif, karena obyek bangunannya tidak terlalu besar dan menampakkan bentuk bangunan 3 (tiga) dimensi dengan jelas, 2. Pengambilan gambar perspektif menggunakan dua titik lenyap dengan mata burung (bird eye). Gambar proyeksi perspektif dengan model ini dilakukan bila obyek bangunannya besar sekali, dan bentuk bangunan akan tampak semuanya, tetapi prosentasenya lebih banyak terlihat bagian atap bangunan (ibarat orang memotret dengan memanjat pohon yang tinggi atau naik di atas menara). Model proyeksi perspektif ini jarang digunakan para arsitek karena tidak dapat menampakkan gambar bangunan dengan jelas.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-I
1
Gambar I-1, Gambar Proyeksi Perspekstif Rumah Tinggal
B. Menggambar Sketsa Gambar sketsa adalah pembuatan gambar tanpa melalui alat bantu menggambar yang biasa digunakan, yaitu penggaris. Alat bantu yang digunakan dalam gambar sketsa adalah imajinasi dan penalaran pandangan mata. Gambar sketsa sering digunakan oleh para arsitek dalam merencanakan bangunan. Yang sering digunakan adalah sketsa untuk merencanakan interior dan eksterior bangunan. Gambar sketsa juga sering digunakan untuk menggambar proyeksi perspektif. Gambar tersebut dihasilkan tanpa melalui bantuan gambar denah, potongan, dan tampak. Dasar yang digunakan dalam menggambar sketsa proyeksip perspektif, baik interior maupun eksterior adalah imajinasi dan penalaran pandangan mata yang cekatan dan kuat dalam alam pikiran seseorang. Gagasan tentang rancangan bentuk rumah/bangunan sudah tergambar secara menyeluruh dalam imajinasi dan penalaran. Bila hasil sketsa tersebut akan diterapkan dalam pembuatan bangunan, maka dari gambar sketsa yang dihasilkan tersebut baru dibuat gambar rencana secara lengkap yang meliputi denah, potongan, dan tampak.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-I
2
Gambar I-2, Gambar Sketsa Bangunan dengan Pensil
Gambar I-3, Gambar Sketsa Bangunan dengan Warna
C. Membuat Gambar Kerja dan Daftar Komponen Gambar kerja merupakan dasar bagi pelaksana untuk melakukan pekerjaan bangunan di lapangan. Gambar kerja didasarkan dari gambar konstruksi yang memuat detail-detail dari setiap komponen pekerjaan bangunan. Beberapa komponen yang gambar kerja adalah; 1. Gambar pondasi, 2. Gambar penulangan beton (sloof, kolom, dan ring balok), 3. Gambar dinding dan plesteran, Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-I
3
4. 5. 6. 7. 8.
Gambar kusen (pintu dan jendela) beserta daunnya, Gambar kuda-kuda dan atap, Gambar plafon, Gambar Instalasi air dan plumbing, dan Gambar instalasi listrik. Untuk memahmi lebih lanjut tentang gambar kerja, maka disarankan untuk mempelajarinya pada buku-buku menggambar konstruksi bangunan gedung
Gambar I-4, Gambar Kerja Hubungan Sloof, Kolom, dan Ring balok
Gambar I-5, Gambar Kerja Detail Hubungan Plafon dan Bentuk Pondasi
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-I
4
D. Membaca Gambar Konstruksi Gambar konstruksi untuk merencanakan dan membuat suatu bangunan terdiri atas; gambar denah, gambar potongan, dan gambar tampak. 1.
Gambar Denah Denah merupakan salah satu bagian terpenting dari suatu gambar konstruksi. Denah berasal dari kata latin "planum" yang berarti “dasar”. Lebih jauh diartikan sebagai lantai atau tempat dimana kita berpijak. Gambar denah sebenarnya adalah gambar potongan suatu bangunan dalam bidang datar dengan ketinggian antara ±80-100 cm di atas lantai normal (lantai yang mempunyai ketinggian dari titik duga ±0.00). Tujuan pembuatan gambar denah adalah untuk menjelaskan ruangruang tiga dimensional yang direncanakan, baik dari segi hubungan maupun fungsinya. Oleh sebab itu, pada gambar denah memuat batas-batas ruang, arah dari membukanya pintu/jendela, notasi-notasi ketinggian lantai . Gambar denah tersebut informatif bila saat dilihat/dibaca dapat dirasakan dimensi dan keleluasaan ruang serta dapat mengenal fungsin ruang.
Gambar I-6, Gambar Denah Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-I
5
2.
Gambar Potongan Gambar potongan adalah gambar bangunan yang diproyeksikan pada bidang vertikal dan posisinya diambil pada tempat-tempat tertentu, terutama adalah duga lantai yang negatip (turun). Gambar potongan menunjukkan semua bahan-bahan, baik eksterior maupun interior yang akan digunakan dan dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang merupakan kunci dari sistem bangunan tersebut, seperti bagian-bagian mekanikal, plumbing dan sebagainya. Fungsi gambar potongan adalah menunjukkan proporsi ruang interior dan penyelesaiannya. Gambar potongan terdiri atas potongan melintang dan memanjang.
Gambar I-7, Gambar Potongan Melintang
Gambar I-8, Gambar Potongan Memanjang Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-I
6
3.
Gambar Tampak Gambar proyeksi orthogonal, sehingga secara grafis terlihat sebagai gambar dua dimensi yang datar. Gambar tampak terdiri atas 4 (empat) sisi pandang, yaitu tampak muka, samping kiri, samping kanan, dan belakang. Gambar tampak harus memperlihatkan; a. Karakter dari bangunan itu sendiri. b. Proporsi dan skala terhadap manusia (pemakainya). c. Segi-segi lain yang menyangkut perihal ekspresi keindahan serta hubungannya dengan gambar denah dan gambar potongan yang memperlihatkan konstruksinya.
Gambar I-9, Gambar Tampak Muka
Gambar I-10, Gambar Tampak Samping Kiri
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-I
7
Gambar I-11, Gambar Tampak Samping Kanan
Gambar I-12, Gambar Tampak Belakang
4.
Gambar Rencana Gambar denah, potongan, dan tampak biasanya disatukan dalam satu kertas gambar sebagai satu kesatuan dari gambar rencana bangunan. Hal tersebut merupakan merupakan dasar dari pelaksanaan pekerjaan bangunan. Selain itu, keberadaan gambar-gambar tersebut diperlukan dalam mengurus Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-I
8
Gambar I-13, Gambar Rencana
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-I
9
BAB II MENYUSUN RAB DAB RKS A. Pendahuluan Membangun rumah, baik rumah sederhana, rumah sedang, maupun rumah mewah, rumah untuk dihuni sendiri atau sebagai investasi di masa depan maupun properti konsumsi publik membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk itu, diperlukan perhitungan-perhitungan yang teliti, baik jumlah biaya pembuatannya, volume pekerjaan, dan jenis pekerjaan, harga bahan, upah pekerja, dan rencana serta syarat-syarat kerja. Hal tersebut bertujuan agar biaya pembuatan rumah efisien dan terukur sesuai dengan gambar rencana. Dalam konstruksi bangunan gedung, hal tersebut dinamakan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang biasanya disetalikan dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis (RKS). Beberapa keuntungan apabila terlebih dahulu kita menghitung biaya pembuatan rumah adalah sebagai berikut; 1. Jenis pekerjaan apa saja yang akan digunakan untuk diadakan/dibeli. 2. Volume macam-macam bahan yang akan dibutuhkan dalam membuat rumah dapat diketahui. 3. Jumlah biaya yang diperlukan untuk pembuatan rumah tersebut dapat diperkirakan sehingga perputaran keuangan dapat diatur. 4. Pemilik dapat terbantu dalam bernegosiasi tentang harga penawaran kontraktor atau pihak kedua (apabila pekerjaan pembuatan rumah tersebut akan dikerjakan orang lain) sehingga tidak akan merugikan pemilik sebagai pihak pertama. 5. Pekerjaan-pekerjaan apa saja yang sudah ataupun yang belum selesai dikerjakan (apabila dikerjakan pihak kedua/orang lain) dapat dikontrol. Pengetahuan terhadap RAB dan RKS dalam pekerjaan pembuatan bangunan gedung/rumah tinggal akan sangat menguntungkan, karena akan memudahkan memahami berbagai hal yang berhubungan dengan pembangunan, antara lain memahami peralatan yang akan digunakan dalam membangun, bahan bangunan, kebutuhan bahan, kebutuhan tenaga, waktu pengerjaan (pelaksanaan). Adanya pemahaman tersebut akan berdamapak pada pengetahuan mengenai kebutuhan dana, kebutuhan bahan, pengendalian, dan penggunaannya di dalam setiap tahapan pekerjaan. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-II
10
Dasar dari RAB dan RKS adalah memahami gambar perencanaan, sehingga dapat dihitung jumlah dan jenis bahan bangunan yang akan dibeli untuk pembangunan. Dalam istilah bangunan hal ini dikenal dengan volume pekerjaan. Volume adalah banyaknya macam pekerjaan atau bahan dengan satuan berbeda-beda, tergantung kebutuhan dalam setiap macam pekerjaan yang dilakukan. Volume yang dimaksud bisa dalam bentuk satuan panjang (m1), luas (m2), isi (m3), buah (bh), unit, lum sum (Ls). Sedangkan harga bahan bangunan dan harga upah pekerja dapat berbeda-beda, tergantung tempat dan waktu pembuatan rumah. B. Komponen RAB dan RKS Komponen di dalam perhitungan biaya bangunan terdiri atas: 1. Menyusun uraian pekerjaan beserta spesifikasi bahan dan persyaratannya, 2. Perhitungan volume pekerjaan, 3. Membuat daftar volume pekerjaan, harga satuan bahan, dan upah pekerja, 4. Membuat daftar analisis satuan pekerjaan, 5. Membuat daftar analisis harga satuan pekerjaan, dan 6. Membuat daftar analisis rencana anggaran biaya dan rekapitulasinya. Untuk memperjelas setiap komponen tersebut, maka diberikan contoh perhitungan pembangunan rumah tinggal sesuai dengan denah dan gambar pada sub bab D tentang gambar konstruksi yang disajikan dalam bab 1. Perhitungan volume yang disajikan merupakan perhitungan murni, belum ditambah akibat susut maupun bahan yang terbuang. Harga satuan bahan maupun harga satuan upah pekerja yang digunakan hanyalah sekedar contoh, harga-harga tersebut setiap waktu akan berubah-ubah sesuai situasi harga di pasaran atau daerah di mana rumah tinggal akan dibangun. Pekerjaan pembuatan rumah tinggal tersebut diasumsikan dikerjakan sendiri, jika pelaksanaan pembangunan diserahkan pada pihak lain (kontraktor) biasanya ditambah jasa pemborong berkisar 5-10% dari jumlah biaya keseluruhan, atau tergantung kesepakatan antara pemilik dan pemborong. 1. Menyusun Uraian Pekerjaan Beserta Spesifikasi Bahan dan Persyaratannya Setelah luas bangunan direncanakan, kemudian ditentukan desain berupa gambar kerja, dan bahan bangunan yang akan dipakai beserta spesifikasi teknis, selanjutnya dapat disusun daftar macam pekerjaan dan Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-II 11
syarat-syaratnya. Daftar ini dapat menjadi acuan sehingga memudahkan menghitung volume, biaya, dan pengontrolan pelaksanaan pembangunan. Contoh dari daftar uraian pekerjaan adalah seperti berikut. Daftar Uraian Pekerjaan NO
URAIAN PEKERJAAN
VOLUME
SATUAN
HARGA SATUAN
JUMLAH HARGA
1 PEKERJAAN PERSIAPAN, GALIAN, DAN DRUG AN 1 Pekerjaan persiapan lahan (lokasi pekerjaan)
m2
2 Pekerjaan pengukuran dan pasangan bouw plank
m1
3 Pekerjaan galian tanah untuk pondasi
m3
4 Urugan tanah kembali sisi pondasi
m3
5 Urugan tanah untuk peninggian lantai
m3
6 Pekerjaan urugan pasirdi bawah pondasi
m3
7 Pekerjaan urugan pasir di bawah lantai
m3 JUMLAH I
II PEKERJAAN PONDASI DAN BETON 1 Pasangan pondasi batu kali 1 : 5
m3
2 Pekerjaan sloof beton 1 5/20, 1:2:3
m3
3 Pekerjaan kolom beton 1 3/1 3, 1 : 2 : 3
m3
4 Pekerjaan kolom beton 1 3/20 teras depan, 1 : 2 : 3
m3
5 Pekerjaan kolom beton 20/30 teras depan, 1 : 2 : 3
m3
6 Pekerjaan beton ring balk 1 3/20, 1 : 2 : 3
m3
7 Pekerjaan beton meja dapur 8/70, 1 : 2 : 3
m3
8 Pekerjaan beton //s plank 1 0/40 depan garasi, 1:2:3
m3
9 Pekerjaan beton topi teras depan 10/50, 1 : 2 : 3
m3
10 Pekerjaan beton iantai kerja di bawah lantai keramik 1:3:5, tebal 5 cm
m3 JUMLAH II
III PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN 1 Pasangan dinding bata merah 1 : 3
m2
2 Pasangan dinding bata merah 1 : 5
m2
3 Pasangan bata rolaag merah teras dan tangga 1 : 3
m2
4 Dinding bata merah 1 : 5 dilubang-lubang 20 cm x 20 cm
m2
5 Plesteran dan aci 1 : 3
m2
6 Plesteran dan aci 1 : 5
m2
7 Kamprotan dinding bagian depan dan belakang 1 : 3
m2
8 Ban plesteran 5 cm x 7 cm diaci
m1 JUMLAH III
IV PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING 1 Pasangan lantai keramik 30 cm x 30 cm
m2
2 Pasangan lantai keramik 20 cm x 20 cm untuk KM (WC)
m2
3 Pasangan dinding keramik 20 cm x 20 cm untuk KM (WC)
m2
4 Pasangan dinding keramik 20 cm x 20 cm untuk meja dapur
m2
5 Pasangan plin keramik 10 cm x 30 cm
m1 JUMLAH IV
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-II
12
Lanjutan Daftar Uraian Pekerjaan NO
URAIAN PEKERJAAN
VOLUME
SATUAN
V
PEKERJAAN ATAP
1
Pasangan kuda-kuda kayu borneo super 8/1 2
m3
2
Pasangan gording dan jurai kayu 8/12
m3
3
m2
4
Pasangan rangka atap kaso 5/7 dan reng 3/4 kayu borneo super Pasangan jurai luar kayu 8/12
M3
5
Pasangan jurai dalam kayu 8/12
m3
6
Pasangan lisplankkayu kamper medan 3/30
m1
7
Pasangan jurai talang baja lapis seng (BJLS) 30 dan papan
m1
8
Pasangan atap genteng beton
m2
9
Pasangan nok genteng beton
m1
HARGA JUMLAH SATUAN HARGA
PEKERJAAN ATAP GARASI 10
Pasangan kuda-kuda kayu borneo super 8/1 2 diserut (expose)
m3
11
Pasangan gording kayu borneo super 5/10 diserut (expose)
m3
12
Pasangan talang datar baja lapis seng (BJLS) 30 dan papan
m1
13
Pasangan atap asbes gelombang kecil tebal 4 mm
m2
14
Pasangan flashing baja lapis seng (BJLS) 30
m1
VI
PEKERJAAN PLAFON
1
Pasangan rangka plafon kayu borneo super 4/6
m2
2
Pasangan plafon triplek (plywood} 4 mm, ukuran 60 cm x 120 cm Pasangan lis plafon kayu profil 5 cm bagian dalam ruangan
m2
Pasangan lis plafon kayu 1 cm x 4 cm bagian luar ruangan (overstek)
m1
JUMLAH V
3 4 VII
m1 JUMLAH VI
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, DAN JENDELA m3
1
Pasangan kusen kayu kamper singkil 6/1 5
2
Pasangan kusen sopi-sopi teras diameter 40 cm kayu kamper
bh
3
Pasangan daun pintu panel multiplek rangka kayu kamper
m2
4
m2
5
Pasangan daun pintu panel multiplek dan kaca rangka kayu kamper Pasangan daun pintu panel rangka kayu kamper untuk garasi
6
Pasangan daun pintu dan kusen PVC (pabrikasi)
bh
7
Pasangan daun jendela kayu kamper
m2
8
Pasangan boven ligh di atas kusen pintu dan jendela (25 cm x 25 cm)
bh
m2
JUMLAH VII VIII PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA 1
Pasangan kunci pintu 2 slaag (putaran)
bh
2
Pasangan kunci pintu KM (WC) tipe alpha bulat
bh
3
Pasangan engsel pintu standar4 inci
bh
4
Pasangan engsel jendela standar 3 inci
bh
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-II
13
Lanjutan Daftar Uraian Pekerjaan NO
URAIAN PEKERJAAN
VOLUME
SATUAN
5
Pasangan grendel pintu dobel dan pintu garasi
bh
6
Pasangan grendel jendela
bh
7
Pasangan hak angin jendela
bh
8
Pasangan tarikan jendela
bh
9
Pasangan kaca polos 3 mm
m2
10
Pasangan kaca polos 5 mm
m2
HARGA JUMLAH SATUAN HARGA
JUMLAH VIII IX
PEKERJAAN SANITAIR
1
Pasangan bak mandi fiberglass lapis keramik 20/20
bh
2
Pasangan klosetjongkok
bh
3
Pasangan kran air KM (WC) dan tempat cuci
bh
4
Pasangan kran airtaman
bh
5
Pasangan kran air meja dapurtipe bebek
bh
6
Pasangan floor drain KM (WC)
bh
7
Pasangan kitchen sink meja dapur 1 20 cm
bh
X
PEKERJAAN INSTALASI AIR
JUMLAH IX
INSTALASI AIR BERSIH 1
Pasangan pipa PVC diameter 1/2 inci
m1
2
Pasangan keni diameter 1/2 inci
bh
3
Pasangan fee diameter 1/2inci
bh
4
Pasangan pipa PVC diameter 3/4 inci
m1
5
Pasangan keni diameter 3/4 inci
bh
6
Pasangan fee diameter 3/4 inci
bh
7
Pasangan asesoris lain
Ls
INSTALASI AIR KOTOR 8
Pasangan pipa PVC diameter 2 inci
m1
9
Pasangan ten/diameter 2 inci
bh
10
Pasangan tee reducer diameter 2 inci ke 4 inci
bh
11
Pasangan pipa PVC diameter 4 inci
m1
12
Pasangan keni diameter 4 inci
bh
13
Pasangan pipa PVC diameter 3 inci
m1'
14
Pasangan tee reducerdiameter 3 inci ke 4 inci (talang tegak garasi)
bh
15
Pasangan asesoris lain
Ls
16
Pekerjaan 5ept/cfan/cdan rembesan
unit
17
Pasangan penyambung air bersih dari PAM
Ls JUMLAH X
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-II
14
NO
URAIAN PEKERJ AAN
VOLUME
SATUAN
XI
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1
Pasangan instalasi titik nyala lampu kabel NYM 3 x 2,5 mm2
2
Pasangan instalasi titik nyala daya stop kontak lampu kabel NYM 3 x 2,5 m2
ttk
3
Pasangan lampu pijar40 watt
bh
4
Pasangan lampu taman 40 watt lengkap dengan tiang besi diameter 2 inci
bh
5
Pasangan panel listrik
bh
6
Pasangan penyambung daya ke PLN
Ls
HARGA SATUAN
JUMLAH HARGA
ttk
JUMLAH XI XII
PEKERJAAN PENGECATAN
1
Pengecatan dinding dengan cattembok
m2
2
Pengecatan plafon dan lis dengan cat tembok
m2
3
Pengecatan Us plank dengan cat minyak
m2
4
Pengecatan kusen dengan cat minyak
m2
5
Pengecatan daun pintu dengan cat minyak
m2
6
Pengecatan daun jendela dengan cat minyak
m2 JUMLAH XII
XIII PEKERJAAN PEMBERSIHAN 1
Pembersihan lahan setelah selesai pekerjaan
Ls JUMLAH XIII
2.
Membuat Daftar Volume Pekerjaan, Harga Satuan, dan Upah Pekerja Setelah semua komponen penghitungan volume selesai dilakukan, komponen selanjutnya adalah memasukkan volume yang sudah dihitung tersebut ke dalam daftar volume pekerjaan, daftar harga satuan bahan, dan daftar upah pekerja. Daftar-daftar tersebut dapat menjadi acuan sehingga memudahkan menghitung volume, biaya, dan pelaksanaan pembangunan. a. Daftar Volume Pekerjaan NO
URAIAN PEKERJAAN
1
PEKERJAAN PERSIAPAN, GALIAN, DAN URUGAN
1
Persiapan lahan (lokasi pekerjaan)
2
VOLUME
SATUAN
200,00
m2
Pengukuran dan pasangan bouw plank
54,00
m1
3
Galian tanah untuk pondasi
58,60
m3
4
Urugan tanah kembali sisi pondasi
25,10
m3
5
Urugan tanah untuk peninggian lantai
6,30
m3
6
Urugan pasir di bawah pondasi
4,20
M3
7
Urugan pasir di bawah lantai
5,95
m3
HARGA SATUAN Rp
JUMLAH HARGA Rp
Jumlah 1
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-II
15
Lanjutan Daftar Volume Pekerjaan NO
URAIAN PEKERJAAN
II
PEKERJAAN PONDASI DAN BETON
1
Pasangan pondasi batu kali 1 : 5
2
VOLUME SATUAN
29,34
m3
Pasangan beton sloofl 5/20, 1 : 2 : 3
2,95
m3
3
kolombeton 13/1 3,1 : 2 : 3
2,21
m3
4
kolom beton 1 3/20 teras depan, 1 : 2 : 3
0,18
m3
5
kolom beton 20/30 teras depan, 1 : 2 : 3
0,41
m3
6
Beton ring balk 13/20,1 : 2:3
3,29
m3
7
Beton meja dapur 8/70, 1 : 2 : 3
0,17
m3
8
Beton Us plank 1 0/40 depan garasi, 1 : 2 : 3
0,12
m3
9
Beton topi teras depan 10/50, 1 : 2 : 3
0,15
m3
10
Beton lantai kerja di bawah lantai keramik 1 : 3 : 5, tebal 5 cm
5,95
m3
III
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
1
Pasangan dinding bata merah 1 : 3
37,72
m2
2
Pasangan dinding bata merah 1 : 5
269,57
m2
3
Pasangan rolaag bata merah teras dan tangga 1 : 3
1,62
m2
4
Dinding bata merah 1 : 5 dilubang-lubang 20 cm x 20 cm
2,50
m2
5
Plesteran dan aci 1 : 3
58,48
m2
6
Plesteran dan aci 1 : 5
539,14
m2
7
Kamprotan dinding bagian depan dan belakang 1 : 3
10,25
m2
8
Ban plesteran 5 cm x 7 cm diaci
12,50
m1
IV
PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING
1
Pasangan lantai keramik 30 cm x 30 cm
2
Pasangan lantai keramik 20 cm x 20 cm untuk KM (WC)
3
Pasangan dinding keramik 20 cm x 20 cm untuk KM (WC)
4
Pasangan dinding keramik 20 cm x 20 cm untuk meja dapur
5
Pasangan plin keramik 10 cm x 30 cm
V
PEKERJAAN ATAP
1
Pasangan kuda-kuda kayu borneo super 8/1 2
1,40
m3
2
Pasangan gording dan jurai kayu 8/12
1,00
m3
3
Pasangan rangka atap kaso 5/7 dan reng 3/4 kayu borneo super
220,00
m2
4
Pasangan jurai luar kayu 8/12
0,10
m3
5
Pasangan jurai dalam kayu 8/12
0,17
m3
6
Pasangan Us plank kayu kamper medan 3/30
38,00
m1
7
Pasangan talang jurai baja lapis seng (BJLS) 30 dan papan
17,50
m1
HARGA SATUAN Rp
JUMLAH HARGA Rp
JUMLAH II
JUMLAH III
113,00
m2
6,00
m2
19,00
m2
4
m2
96,00
m1 JUMLAH IV
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-II
16
Lanjutan Daftar Volume Pekerjaan NO
URAIAN PEKERJAAN
VOLUME SATUAN
8
Pasangan atap genteng beton
220,00
m2
9
Pasangan nok genteng beton
27,00
m1
HARGA SATUAN Rp
JUMLAH HARGA Rp
PEKERJAAN ATAP GARASI 10
Pasangan kuda-kuda kayu borneo super 8/1 2 diserut (expose)
0,12
M3
11
Pasangan gording kayu borneo super 5/10 diserut (expose)
0,13
M3
12
Pasangan talang datar baja lapis seng (BJLS) 30 dan papan
6,50
m1
13
Pasangan atap asbes gelombang kecil tebal 4 mm
19,50
m2
14
Pasangan flashing baja lapis seng (BJLS) 30
3,00
m1
VI
PEKERJAAN PLAFON
1
Pasangan rangka plafon kayu borneo super 4/6
131,00
m2
2
Pasangan plafon triplek (plywood) 4 mm, ukuran 60 cm x 120 cm
131,00
m2
3
Pasangan lis plafon kayu profil 5 cm bagian dalam ruangan
1 37,00
m1
4
Pasangan lis plafon kayu 1 cm x 4 cm bagian luar ruangan (oversteKi
86,00
m1
JUMLAHV
JUMLAHVI VII
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, DAN JENDELA
1
Pasangan kusen kayu kamper singkil 6/1 5
2
Pasangan kusen sopi-sopi teras diameter 40 cm kayu kamper
3
Pasangan daun pintu panel multiplek rangka kayu kamper
4
0,85
m2
1,00
bh
11,60
m2
2,90
m2
5
Pasangan daun pintu panel multiplek dan kaca rangka kayu kamper Pasangan daun pintu panel rangka kayu kamper untukgarasi
5,66
m2
6
Pasangan daun pintu dan kusen PVC (pabrikasi)
2,00
bh
7
Pasangan daun jendela kayu kamper
8,16
m2
8
Pasangan boven ligh di atas kusen pintu dan jendela (25 cm x 25 cm)
33,00
bh JUMLAHVII
VIM
PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA
1
Pasangan kunci pintu 2 slaag (putaran)
9,00
bh
2
Pasangan kunci pintu KM (WC) tipe alpha bulat
2,00
bh
3
Pasangan engsel pintu standar4 inci
45,00
bh
4
Pasangan engsel jendela standar 3 inci
22,00
bh
5
Pasangan grendel pintu dobel dan pintu garasi
8,00
bh
6
Pasangan grendel jendela
11,00
bh
7
Pasangan hakangin jendela
11,00
bh
8
Pasangan tarikan jendela
11,00
bh
9
Pasangan kaca polos 3 mm
2,60
M2
10
Pasangan kaca polos 5 mm
2,95
M2 JUMLAHVIII
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-II
17
Lanjutan Daftar Volume Pekerjaan NO
URAIAN PEKERJAAN
VOLUME SATUAN
IX
PEKERJAAN SANITAIR
1
Pasangan bakmandi fiberglass lapis keramik 20/20
2,00
bh
2
Pasangan kloset jongkok
2,00
bh
3
Pasangan kran air KM (WC) dan tempat cuci
3,00
bh
4
Pasangan kran air taman
3,00
bh
5
Pasangan kran air meja dapurtipe bebek
1,00
bh
6
Pasangan floor drain KM (WC)
3,00
bh
7
Pasangan kitchen sink meja dapur 1 20 cm
1,00
bh
X
PEKERJAAN INSTALASI AIR
HARGA SATUAN Rp
JUMLAH HARGA Rp
JUMLAH IX INSTALASI AIR BERSIH 1
Pasangan pipa PVC diameter 1/2 inci
33,00
m'
2
Pasangan ten/diameter 1/2 inci
10,00
bh
3
Pasangan tee diameter l/2inci
4,00
bh
4
Pasangan pipa PVC diameter 3/4 inci
5
11,50
m'
Pasangan keni diameter 3/4 inci
2,00
bh
6
Pasangan fee diameter 3/4 inci
1,00
bh
7
Pasangan asesoris lain
1,00
Ls m1
INSTALASI AIR KOTOR 8
Pasangan pipa PVC diameter 2 inci
6,00
9
Pasangan keni diameter 2 inci
4,00
bh
10
Pasangan fee reducerdiameter 2 inci ke 4 inci
1,00
bh
11
Pasangan pipa PVC diameter 4 inci
33,50
m1
12
Pasangan keni diameter 4 inci
13
Pasangan pipa PVC diameter 3 inci
14 15
2,00
bh
12,00
m1
Pasangan fee reducerdiameter 3 inci ke 4 inci (talang tegak garasi)
3,00
bh
Pasangan asesoris lain
1,00
Ls
16
Pekerjaan septic tankdan rembesan
1,00
unit
17
Pasangan penyambung air bersih dari PAM
1,00
Ls
XI
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1
Pasangan instalasi titik nyala lampu kabel NYM 3 x 2,5 mm2
21,00
ttk
2
Pasangan instalasi tWk nyala daya stop kontak lampu kabel NYM 3 x 2,5 m2 Pasangan lampu pijar 40 watt
10,00
ttk
16,00
bh bh
JUMLAH X
3 4
Pasangan lampu taman 40 watt lengkap dengan tiang besi diameter 2 inci Pasangan panel listrik
5,00
5
1,00
bh
6
Pasangan penyambung daya ke PLN
1,00
Ls JUMLAH XI
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-II
18
Lanjutan Daftar Volume Pekerjaan NO XII
URAIAN PEKERJAAN
HARGA SATUAN Rp
VOLUME SATUAN
JUMLAH HARGA Rp
PEKERJAAN PENGECATAN
1
Pengecatan dinding dengan cat tembok
589,00
m2
2
Pengecatan plafon dan lis dengan cat tembok
131,00
m2
3
Pengecatan lis plank dengan cat minyak
15,20
m2
4
Pengecatan kusen dengan cat minyak
35,72
m2
5
Pengecatan daun pintu dengan cat minyak
34,52
m2
6
Pengecatan daun jendela dengan cat minyak
10,00
m2 JUMLAH XII
XIII 1
PEKERJAAN PEMBERSIHAN Pembersihan lahan setelah selesai pekerjaan
1,00
Ls JUMLAH XIII
b. Daftar Harga Satuan Bahan NO
JENIS BAHAN BANGUNAN
SATUAN
HARGA BAHAN Rp
1
Pasir urug
m3
75.000,00
2
Pasir pasang
m3
110.000,00
3
Pasir beton
m3
117.000,00
4
Split (batu pecah mesin)
m3
115,000,00
5
Batu kali
m3
97.000,00
6
Bata merah bakar
bh
350,00
7
Semen PC (50 kg)
sak
33.500,00
8
Semen warna
kg
6.000 ,00
9
Cat tembok
kg
10.000,00
10
Plamir tembok
kg
8.000,00
11
Rol cat tembok
bh
21.000,00
12
Kuas 3 inci
bh
7,500,00
13
Dempul halus
kg
21.000,00
14
Tinner
It
6.500,00
15
Amplas
Ibr
2.000,00
16
Dempul kayu
kg
11.000,00
17
Meni kayu
kg
11.000,00
18
Meni besi
kg
21.000,00 24.000 ,00
19
Cat kayu
kg
20
Cat besi
kg
24.000,00
21
Kayu papan cor borneo (papan terentang)
rr,3
1.140.000,00
23
Kayu balok borneo super
m3
1.800.000,00
24
Kayu papan borneo super
m3
1.920.000,00
25
Kayu balok kamper singkil
m^
3.000.000 ,00 3.200.000,00
26
Kayu papan kamper singkil
m3
27
Kayu reng 3/4 borneo super
m'
2.200,00
28
Kayu papan kamper medan
m3
2.320.000,00
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-II
19
Lanjutan Daftar Harga Satuan Bahan NO
JENIS BAHAN BANGUNAN
SATUAN
HARGA BAHAN Rp
29
Paku 1 cm s/d 3 cm
kg
30
Paku 4 cm s/d 7 cm
kg
11.000,00 8.000,00
31
Paku 8 cm s/d 12cm
kg
8.000,00
32
Kawat beton (tali)
kg
8.500,00
33
Kaca polos tebal 3 mm
m2
43.000,00 64.000,00
34
Kaca polos tebal 5 mm
rr,2
35
Besi beton U 24 rata-rata
kg
6.000,00
36
Keramik lantai 30 cm x 30 cm kw.1
m2
22.500,00
37
Keramik lantai 20 cm x 20 cm kw.1
m2
30.000,00
38
Keramik dinding 20 cm x 20 cm kw.1
m2
30.000,00
39
Kloset jongkok standar
bh
70.000,00
40
Atap genteng beton natural
bh
2.000,00
41
Nok genteng beton
bh
4.000,00
42
Seng (BJLS) 30 lebar 60 cm
m'
19.000,00
43
Multiplek 12 mm
Ibr
91.000,00 30.000,00
44
Asbes gelombang 4 mm
Ibr
45
Paku sekrup asbes
bh
400,00
46
Fllncote
kg
12.000,00
47
Lem putih
kg
37.000 ,00
48'
Engsel jendela standar
bh
5.000,00
49
Engsel pintu standar
bh
7.500,00
50
Kunci 2 slaag standar
bh
82.000,00
51
Kunci KM (WC) bulat lengkap
bh
57.000,00
52
Grendel jendela
bh
16.000,00
53
Tarikan jendela
bh
10.000,00
54
Hakangin jendela
bh
8.000,00
55
Triplek4mm
Ibr
41.000,00
56
Lis kayu profil 5 cm
m1
7.250,00
57
Liskayu 1/4
m1
2.500,00
58
BakKM fiber
bh
75.000,00
59
Floor drain KM (VJQ
bh
25.000,00
60
Kitchen 5/nfcalumunium
bh
225.000,00
61
Kran airdapurtipe bebek
bh
30.000,00
62
Kran air
bh
50.000,00
63
Pipa PVC diameter 1/2 inci
m1
2.300,00
64
Pipa PVC diameter 3/4 inci
m1
2.800,00
65
Pipa PVC diameter 2 inci
m1
10.000,00
66
Pipa PVC diameter 3 inci
m1
20.000,00
67
Pipa PVC diameter 4 inci
m1
32.000,00
68
Ken/ diameter 1/2 inci
bh
2.500,00
69
Ken/diameter 3/4 inci
bh
3.500,00
70
Kent diameter 2 inci
bh
8.000,00
71
Ken/diameter 4 inci
bh
15.000,00
72
lee diameter 1/2 inci
bh
3.500,00
73
Tee diameter 3/4 inci
bh
4.500,00
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-II
20
Lanjutan Daftar Harga Satuan Bahan NO
JENIS BAHAN BANGUNAN
SATUAN
HARGA BAHAN Rp
74
Tee reducerdiameter 2 inci sampai dengan 4 inci
bh
75
Tee reducerdiameter 3 inci sampai dengan 4 inci
bh
55.000,00
76
Lampu taman 40 watt lengkap dengan tiang besi
bh
175.000,00
77
Daun pintu dan kusen PVC (pabrikasi)
bh
350.000,00
78
Panel listrikdan asesoris
bh
175.000,00
Catalan :
c.
45.000,00
Harga bahan bangunan yang digunakan adalah sekedar contoh. Harga tersebut setiap waktu berubah sesuai situasi harga di pasaran atau daerah di mana rumah tinggal akan dibangun.
Daftar Upah Pekerja
NO
MACAM PEKERJAAN
HARGA UPAH Rp
SATUAN
1
Pekerja
22.000,00
1 orang/hari/8jam
2
Tukang batu
27.500,00
1 orang/hari/8jam
3
Kepala tukang batu
29.000,00
1 orang/hari/8jam
4
Tukang kayu
28.500,00
1 orang/hari/8jam
5
Kepala tukang kayu
30.000,00
1 orang/hari/8jam
6
Tukang cat (pelitur)
30.500,00
1 orang/hari/8jam
7
Kepala tukang cat (pelitur)
31.000,00
1 orang/hari/8jam
8
Tukang besi beton
29.000,00
1 orang/hari/8jam
9
Kepala tukang besi beton
30.000,00
1 orang/hari/8jam
10
Mandor
32.000,00
1 orang/hari/8jam
Catatan: Harga upah pekerja yang digunakan adalah harga pada tahun 2005 yang setiap waktu berubah sesuai situasi harga di pasaran atau daerah di mana rumah tinggal akan dibangun
3. Membuat Daftar Analisis Satuan Pekerjaan Daftar analisis pekerjaan berguna untuk menghitung jumlah biaya dari masing-masing pekerjaan secara terperinci. Daftar ini diisi setelah semua daftar harga satuan bahan dan upah pekerja dibuat dan diisi.Daftar berikut ini menunjukkan contoh daftar analisis setiap pekerjaan. Daftar Analisis Satuan Pekerjaan HARGA JUMLAH JUMLAH KOEFISIEN BAHAN HARGA HARGA UPAH PENGALI (HARGAUPAH) BAHAN Rp Rp Rp 1 m2 - PEKERJAAN PEMBERSIHAN LAHAN (LOKASI PEKERJAAN) MAC AM PEKERJAAN (MACAM BAHAN)
SATUAN
Tukang batu
org
0,010
27.500,00
275,00
Pekerja
org
0,020
22.000,00
440,00
Peralatan
Ls
1,000
200,00
Total Dibulatkan Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-II
TOTAL Rp
200,00 200,00
715,00
915,00 900,00
21
Lanjutan Daftar Analisis Satuan Pekerjaan MAC AM PEKERJAAN (MACAM BAHAN)
SATUAN
HARGA JUMLAH JUMLAH KOEFISIEN BAHAN HARGA HARGA UPAH PENGALI (HARGAUPAH) BAHAN Rp Rp Rp
TOTAL Rp
1 m1- PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOUW PLANK Kayu borneo super
m3
0,010
1.800.000,00
18.000,00
Paku 5 - 7
kg
0,038
8.000,00
304,00
Ongkos pasang
Ls
0,155
17.000,00
Total
2.635,00 18.304,00
2.635,00 20.939,00
Dibulatkan
20.900,00
1 m3 - GALIAN TANAH UNTUK PONDASI Pekerja
org
0,400
22.000,00
Mandor
org
0,040
32.000,00
1,000
200,00
Alat bantu
LS
Total
8.800,00 1.280,00 200,00 200,00
10.080,00 10.280,00
Dibulatkan
10.300,00
1 m3 - URUGAN TANAH KEMBALI Pekerja
org
0,192
22.000,00
Mandor
org
0,019
32.000,00
Alat bantu
LS
1,000
250,00
Total
4.224,00 608,00 250,00 250,00
4.832,00
Dibulatkan
5.082,00 5.100,00
1 m3 - URUGAN PASIR URUG Pasir urug
m3
1,200
75.000,00
Pekerja
org
0,150
22.000,00
Mandor
org
0,010
32.000,00
Total
90.000,00 3.300,00 320,00 90.000,00
3.620,00 93.620,00
Dibulatkan
93.600,00
1 m3 - PASANGAN BATU KAL1 1 : 5 Batu kali
m3
1,200
97,000,00
116.400,00
PC
sak
2,160
33,500.00
72.360,00
Pasir pasang
m3
0,430
110.000,00
47.300,00
Pekerja
org
2,250
22.000,00
49.500,00
Tukang batu
org
1,125
27.500,00
30.937,50
Kepala tukang batu
org
0,112
29.000,00
3.248,00
Mandor
org
0,168
32.000,00
5.376,00
Total Dibulatkan
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-II
236.060,00
89.061,50 325.121,50 325.100,00
22
Lanjutan Daftar Analisis Satuan Pekerjaan MAC AM PEKERJAAN (MACAM BAHAN)
SATUAN
JUMLAH JUMLAH HARGA BAHAN KOEFISIEN HARGA HARGA (HARGAUPAH) BAHAN UPAH PENGALI Rp Rp Rp
TOTAL Rp
1 m3 - COR BETON SITE MIX 1 : 2 : 3 PC
sak
6,800
33.500,00
227.800,00
Split pecah mesin 2/3
m^
0,830
115.000,00
95.450,00
Pasir beton
rr,3
0,540
1 1 7.000 ,00
63.180,00 500,00
Peralatan
Ls
1,000
500,00
Pekerja
org
3,000
22.000,00
66.000,00
Tukang batu
org
0,500
27.500,00
13.750,00
Kepala tukang batu
org
0,050
29.000,00
1.450,00
Mandor
org
0,010
32.000,00
Total
320,00 386.930,00
81.520,00 468.450,00
Dibulatkan
468. 500,00
1 kg - BESI BETON TERPASANG U. 24 Besi beton U-24 rata-rata
kg
1,050
6.000,00
Kawat beton
kg
0,010
8.500,00
85,00
Peralatan, specer
Ls
1,000
500,00
500 ,00
Tukang besi beton
org
0,040
29.000,00
1.160,00
Kepala besi beton
org
0,010
30.000 ,00
300,00
Mandor
org
0,005
32.000,00
160,00
Total
6.300,00
6.885,00
1.620,00
Dibulatkan
8. 505,00 8. 500,00
1 m2 - BEKISTING DENGAN PAPAN Papan terentang (dihitung dua kali pakai) 75%
m3
0,024
1.140.000,00
27,360,00
Kaso 5/7 Borneo (dihitung dua kali pakai) 50%
m3
0,017
1.800,000,00
30.600,00
Daku 5 cm s/d 7 cm
kg
0,400
8.000,00
3.200,00
aekerja
org
0,120
22.000,00
2.640,00
Tukang kayu
org
0,150
28.500 ,00
4.275,00
Kepala tukang kayu
org
0,150
30.000,00
4.500,00
Mandor
org
0,050
32.000,00
1.600,00
Tukang kayu (bongkarcetakan)
org
0,120
28.500,00
Total Dibulatkan
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-II
3.420,00 61.160,00
16.435,00 77.595,00 77.600,00
23
Lanjutan Daftar Analisis Satuan Pekerjaan MAC AM PEKERJAAN (MACAM BAHAN)
SATUAN
HARGA BAHAN KOEFISIEN (HARGAUPAH) PENGALI Rp
JUMLAH JUMLAH HARGA HARGA BAHAN UPAH Rp Rp
TOTAL Rp
1 m2 - PASANGAN STOOT WERK Kayu stoof (dihitung dua kali pakai) 50% Papan terentang (dihitung dua kali pakai) 75% Paku
bt
9,000
10.000,00
90.000,00
m3
0,016
1.140,000,00
18.240,00 4.000.,00
kg
0,500
8.000,00
Pekerja
org
0,150
22.000,00
3.300,00
Tukang kayu
org
0,200
28.500,00
5.700,00
Kepala tukang kayu
org
0,200
30.000,00
6.000,00
Mandor
org
0,017
32.000,00
Total
544,00 112.240,00
15.544,00 127.784,00
Dibulatkan
127.800,00
1 m3 - LANTAI KERJA (RABAT) 1 PC : 3 PASIR : 5 KERIKIL PC
sak
3,956
33.500,00
Pasir beton
m3
0,550
117.000,00
64.350,00
Split pecah mesin 2/3
m3
0,930
115.000,00
106.950,00
Peralatan
Ls
1,000
500,00
500,00
Pekerj'a
org
1,500
22.000,00
33.000,00
Tukang batu
org
0,375
27.500,00
10.312,50
Kepala tukang batu
org
0,037
29.000,00
1.073,00
Mandor
org
0,007
32.000,00
Total
132.526,00
224,00 304.326,00
44.609,50 348.935,50
Dibulatkan
348.900,00
1 m2 - PASANGAN BATA MERAH 1 : 3 Bata merah
bh
PC
sak
Pasir Pasang
m3
Pekerja
org
22.000,00
7.062,00
Tukang batu
org
0,160
27.500,00
4.400,00
Kepala tukang batu
org
0,015
29.000,00
435,00
0,008
32.000,00
256,00
Mandor
org
Total Dibulatkan
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-II
70,000
350,00
24.500,00
0,525
33.500,00
17.587,50
0,054
110.000,00
5.940,00
0,321
48.027,50
12.153,00
60.180,50 60.200,00
24
Lanjutan Daftar Analisis Satuan Pekerjaan MAC AM PEKERJAAN (MACAM BAHAN)
SATUAN
JUMLAH JUMLAH HARGA BAHAN KOEFISIEN HARGA HARGA (HARGAUPAH) BAHAN UPAH PENGALI Rp Rp Rp
TOTAL Rp
1 m2 - PASANGAN BATA MERAH 1 : 5 Bata merah
bh
70,000
350,00
24.500,00
PC
sak
0,259
33.500,00
8.683,20
Pasir pasang
rr,3
0,058
11. ,000,00
6.380,00
Pekerja
org
0,321
22.000,00
7.062,00
Tukang batu
org
0,160
27.500,00
4.400,00
Kepala tukang batu
org
0,015
29.000,00
435,00
Mandor
org
0,008
32.000,00
256,00
Total
39.563,20
12.153,00
Dibulatkan
51.716,20 51.700,00
1 m2 - PLESTERAN DINDING 1 : 3
danACI PC
sak
0,160
33.500,00
5.360,00
Pasir pasang
m^
0,019
110.000,00
2.090,00
Pekerja
org
0,286
22.000,00
6.292,00
Tukang batu
org
0,214
27.500,00
5.885,00
Kepala tukang batu
org
0,021
29.000,00
609,00
Mandor
org
0,021
32.000,00
672,00
Total
7.450,00
13.458,00
Dibulatkan
20.908,00 20.900,00
1 m2 - PLESTERAN DINDING 1 : 5 dan ACI PC
sak
0,108
33.500,00
3.618,00
Pasir pasang
rr,3
0,019
110.000,00
2.090,00
Pekerja
org
0,286
22.000,00
6.292,00
Tukang batu
org
0,214
27.500,00
5.885,00
Keperluan tukang batu
org
0,021
29.000,00
609,00
Vlandor
org
0,021
3.,000,00
Total Dibulatkan
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-II
672,00 5.708,00
1 3.458,00
19.166,00 19.200,00
25
Lanjutan Daftar Analisis Satuan Pekerjaan MAC AM PEKERJAAN (MACAM BAHAN)
SATUAN
JUMLAH JUMLAH HARGA BAHAN KOEFISIEN HARGA HARGA (HARGAUPAH) BAHAN UPAH PENGALI Rp Rp Rp
TOTAL Rp
1 m2 - LANTAI KERAMIK 30/30 Keramik 30 cm x 30 cm KW 1
m2
1,010
22.500,00
22.725,00
PC
sak
0,160
33.500,00
5.360,00
Pasir pasang
m3
0,030
110.000,00
3.300,00
Semen warna
kg
0,013
6.000,00
78,00
Pekerja
org
0,187
22.000,00
4.114,00
Tukang batu
org
0,300
27.500,00
8.250,00
Kepala tukang batu
org
0,037
29.000,00
1.073,00
Mandor
org
0,018
32.000,00
Total
576,00 31.463,00
14.013,00
Dibulatkan
45.476,00 45.500,00
1 m2 - LANTAI KERAMIK 20/20 Keramik 20 cm x 20 cm KW 1
m2
1,010
30.000,00
30.300,00
PC
sak
0,160
33.500,00
5.360,00
Pasir pasang
rr,3
0,030
110.000,00
3.300,00
Semen warna
kg
0,013
6.000,00
78,00
Pekerja
org
0,187
22.000,00
4.114,00
Tukang batu
org
0,300
27.500,00
8.250,00
Kepala tukang batu
org
0,037
29.000,00
1 .073,00
Mandor
org
0,018
32.000,00
Total
576,00 39.038,00
14.013,00
Dibulatkan
53.051,00 53.100,00
1 m2 - DINDING KERAMIK 20/20 Keramik 20 cm x 20 cm KW 1
m2
1,010
30.000,00
30.300,00
PC
sak
0,160
33.500,00
5.360,00
Pasir pasang
m3
0,030
110.000,00
3.300,00
Semen warna
kg
0,013
6.000,00
78,00
Pekerja
org
0,187
22.000,00
4.114,00
Tukang batu
org
0,375
27.500,00
10.312,50
Kepala tukang batu
org
0,075
29.000,00
2.175,00
Vlandor
org
0,018
32.000,00
Total Dibulatkan
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-II
576,00 39.038,00
17.177,50
56.215,50 56.200,00
26
Lanjutan Daftar Analisis Satuan Pekerjaan MAC AM PEKERJAAN (MACAM BAHAN)
SATUAN
JUMLAH JUMLAH HARGA BAHAN KOEFISIEN HARGA HARGA (HARGAUPAH) BAHAN UPAH PENGALI Rp Rp Rp
TOTAL Rp
1 m3 - KUDA-KUDA KAYU BORNEO SUPER Kayu balok borneo super
rr,3
1.100
1,800.000,00
1.980.000,00
Paku 8 s/d 1 2 cm
kg
5,800
8.000,00
46.400,00
Pekerja
org
3,000
22.000,00
66.000,00
Tukang kayu
org
5,000
28.500,00
142.500,00
Kepala tukang kayu
org
2,000
30.000,00
60.000,00
Mandor
org
0,400
32.000,00
12.800,00 2.026.400,00
Total
281.300,00 2.307.700,00 2.307.700,00
Dibulatkan 1 m2 - RANGKA ATAP KASO 5/7 DAN RENG 3/4 KAYU BORNEO SUPER Kayu balok borneo super
m3
0,017
1.800.000,00
30.600,00
Kayur reng 3/4 borneo super
m1
4,000
2.200,00
8.800,00
Paku 5 s/d 7 cm
2.000,00
kg
0,250
8.000,00
Pekerja
org
0,150
22.000,00
3.300,00
Tukang kayu
org
0,150
28.500,00
4.275,00
Kepala tukang kayu
org
0,010
30.000,00
300,00
Mandor
org
0,005
32.000,00
Total
160,00 41.400,00
8.035,00 49.435,00
Dibulatkan
49.400,00
1 m' - LISPLANKKKtU KAMPER MEDAN 3/30 Kayu papan kamper medan
rr,3
0,007
2.320.000,00
16.240,00
Paku 5 s/d 7 cm
kg
0,100
8.000,00
800,00
Pekerja
org
0,070
22.000,00
1.540,00
Tukang kayu
org
0,200
28.500,00
5.700,00
Kepala Tukang Kayu
org
0,020
30.000,00
600,00
org
0,004
32.000,00
128,00
Mandor Total
17.040,00
Dibulatkan
7.968,00 25.008,00 25.000,00
1 m1 - PASANGAN TALANG JURAI Seng BJLS 30 lembar 60 cm
m1
1,100
Paku 1 s/d 3 cm
kg
0,015
11.000,00
165,00
Kayu papan borneo super
m3
0,010
1.920.000,00
19.200,00
Flincote
m2
0,250
12.000,00
3.000,00
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-II
19.000,00
20.900,00
27
Lanjutan Daftar Analisis Satuan Pekerjaan MAC AM PEKERJAAN (MACAM BAHAN)
SATUAN
JUMLAH JUMLAH HARGA BAHAN KOEFISIEN HARGA HARGA (HARGAUPAH) BAHAN UPAH PENGALI Rp Rp Rp
Pekerja
org
0,150
22.000,00
3.300,00
Tukang kayu
org
0,400
28.500,00
11.400,00
Kepala tukang kayu
org
0,025
30.000,00
Total
TOTAL Rp
750,00 43.265,00
15.450,00
Dibulatkan
58.715,00 58.700,00
1 m' - PASANGAN TALANG DATAR Baja lapis seng (BJLS) 30 lembar 60 cm
m1
1,100
19.000,00
Paku 1 s/d 3 cm
kg
0,015
11.000,00
165,00
Kayu papan borneo super
rr,3
0,010
1.920.000,00
19.200,00
Flincote
m^
0,250
12.000,00
3.000,00
Pekerja
org
0,150
22.000,00
3.300,00
Tukang kayu
org
0,400
28.500,00
11.400,00
Kepala tukang kayu
org
0,025
30.000,00
Total
20.900,00
750,00 43.265,00
15.450,00
Dibulatkan
58.715,00 58.700,00
1 m2 - PEKERJAAN ATAP GENTENG BETON Genteng beton natural
bh
11,000
2.000,00
Pekerja
org
0,120
22.000,00
2.640,00
Tukang kayu
org
0,060
28.500,00
1.710,00
Kepala tukang kayu
org
0,006
30.000,00
180,00
Mandor
org
0,006
32.000,00
Total
^2.000,00
192,00 22.000,00
4.722,00
Dibulatkan
26.722,00 26.700,00
1 m1 - PEKERJAAN BUBUNGAN (NOK GENTENG BETON) Genteng bubungan beton
bh
4,000
4.000,00
16.000,00
PC
sak
0,130
33.500,00
4.355,00
Pasir pasang
m3
0,210
110.000,00
23.100,00 500,00
Peralatan
Ls
1,000
500,00
Pekerja
org
0,150
22.000,00
3.300,00
Tukang batu
org
0,200
27.500,00
5.500,00
Kepala tukang batu
org
0,010
29.000,00
290,00
Total Dibulatkan
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-II
43.955,00
9.090,00
53.045,00 53.000,00
28
Lanjutan Daftar Analisis Satuan Pekerjaan MAC AM PEKERJAAN (MACAM BAHAN)
SATUAN
HARGA BAHAN KOEFISIEN (HARGAUPAH) PENGALI Rp
JUMLAH JUMLAH HARGA HARGA BAHAN UPAH Rp Rp
TOTAL Rp
1 m3 - KUDA-KUDA KAYU BORNEO SUPER EXPOSE Kayu balok borneo super
m3
1,200
1 .800.000,00
2.160.000,00
Paku8s/d12cm
kg
5,800
8.000,00
46.400,00
Pekerja
org
3,000
22.000,00
66.000,00
Tukang kayu
org
9,000
28.500,00
256.500,00
Kepala tukang kayu
org
3,000
30.000,00
90.000,00
Mandor
org
0,500
32.000,00
16.000,00
Total
2206.400,00
428.500,00 2.634.900,00
Dibulatkan 1
m2
2.634.900,00
- PASANGAN ATAP ASBES GELOMBANG 4 mm
Asbes Gelombang 4 mm
Ibr
0,650
30.000,00
19.500,00 800,00
Paku sekrup asbes
bh
2,000
400,00
Pekerja
org
0,150
22.000,00
3.300,00
Tukang kayu
org
0,075
28.500,00
2.137,50
Kepala tukang kayu
org
0,008
30.000,00
240,00
Mandor
org
0,008
32.000,00
Total
20.300,00
5.677,50 25.977,50
Dibulatkan
26.000,00
1 m2 - PASANGAN RANGKA PLAFON KAYU BORNEO SUPER Kaso 4/6 borneo super
m3
0,012
1 .800.000,00
21.600,00
Kaso 5/10 borneo super
m3
0,007
1.800.000,00
12.600,00
Paku 5 s/d 7 cm
kg
0,220
8.000,00
1.760,00
Pekerja
org
0.187
22.000,00
4.114,00
Tukang kayu
org
0,225
28.500,00
6.412,50
Kepala tukang kayu
org
0,037
30.000,00
1.110,00
Mandor
org
0,010
32.000,00
320,00
Total
35.960,00
11.956,50 47.916,50
Dibulatkan 1
m2
47.900,00
- PASANGAN PLAFON TRIPLEK 4 mm
Bahan plafon triplek4 mm
Ibr
0,350
41.000,00
14.350,00
Paku 1 s/d 3 cm
kg
0,020
11.000,00
220,00
Alat bantu
Ls
0,750
500,00
375,00
org
0,047
22.000,00
Pekerja
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-II
1.034,00
29
Lanjutan Daftar Analisis Satuan Pekerjaan MAC AM PEKERJAAN (MACAM BAHAN)
SATUAN
JUMLAH JUMLAH HARGA BAHAN KOEFISIEN HARGA HARGA (HARGAUPAH) BAHAN UPAH PENGALI Rp Rp Rp
Tukang kayu
org
0,113
28.500,00
3.220,50
Kepala tukang kayu
org
0,010
30.000,00
300,00
Mandor
org
0,003
32.000,00
96,00
Total
14.945,00
TOTAL Rp
4.650,50 19.595,50
Dibulatkan
19.600,00
1 m3 - KUSEN KAYU KAMPER SINGKIL Kayu balok kamper singkil
m3
1,100
Lem putih
kg
1,000
Paku8s/d12cm
kg
Pekerja
org
Tukang kayu Kepala tukang kayu Mandor
3.000.000,00 3.300.000,00 37.000,00
37.000,00
2,500
8.000,00
20.000,00
4,000
22.000,00
88.000,00
org
15,500
28.500,00
441.750,00
org
2,700
30.000,00
81.000,00
org
0,500
32.000,00
16.000,00 3.357.000.000
Total
626.750,00 3.983.750,00 3.983.800,00
Dibulatkan 1 m2 - DAUN PINTU PANEL MULTIPLEK RANGKA KAYU KAMPER Papan kayu kamper
rr,3
0,018
2.320.000,00
41.760,00
Multiplek12mm
m2
0,657
91.000,00
59.787,00
Lem putih
kg
0,050
37.000,00
1.850,00
Lis kayu profil
m1
4,000
7.250,00
29.000,00
Pekerja
org
0,600
22.000,00
13.200,00
Tukang kayu
org
2.600
28.500,00
74.100,00
Kepala tukang kayu
org
0,260
30.000,00
7.800,00
Mandor
org
0,026
32.000,00
Total
832,00 132.397,00
95.932,00 228.329,00
Dibulatkan
228.300,00
1 m2 - DAUN PINTU PANEL MULTIPLEK DAN KACA RANGKA KAYU KAMPER Papan kayu kamper
rr,3
0,020
2.320.000,00
46.400,00
Multiplekl2 mm
m2
Kaca polos 5 mm
m?
0,657
91.000,00
59.787,00
1,100
64.000,00
70.400,00
Lem putih Lis kayu profil
kg
0,030
37.000,00
1.110,00
m1
4,000
7.250,00
29.000,00
Pekerja
org
0,400
22.000,00
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-II
8.800,00
30
Lanjutan Daftar Analisis Satuan Pekerjaan MAC AM PEKERJAAN (MACAM BAHAN)
SATUAN
JUMLAH JUMLAH HARGA BAHAN KOEFISIEN HARGA HARGA (HARGAUPAH) BAHAN UPAH PENGALI Rp Rp Rp
Tukang kayu
org
1,400
28.500,00
39.900,00
Kepala tukang kayu
org
0,140
30.000,00
4.200,00
Mandor
org
0,014
32.000,00
448,00
Total
206.697,00
TOTAL Rp
53.348,00 260.045,00
Dibulatkan
260.000,00
1 m2 - DAUN JENDELA KAYU KAMPER Papan kayu Kamper
m3
0,017
2.320.000,00
39.440,00
Lem putih
kg
0,030
Lis kayu profil
m'
4,000
7.250,00
Pekerja
org
0,300
22.000,00
6.600,00
Tukang kayu
org
1,200
28.500,00
34.200,00
Kepala tukang kayu
org
0,120
30.000,00
3.600,00
Mandor
org
0,020
32.000,00
640,00
37.000,00 1.110,00
Total
29.000,00
69.550,00
45.040,00 114.590,00
Dibulatkan
114.600,00
1 BH - PASANG KUNCI TANAM Kunci 2 slaag
bh
1,000
82.000,00
Tukang kayu
org
0,500
28.500,00
Total
82.000,00 14.250,00 82.000,00
14.250,00
Dibulatkan
96.250,00 96.300,00
1 BH - PASANG KUNCI TANAM KAMAR MANDI Kunci KM (WC) alpha bulat
bh
1,000
57.000,00
Tukang kayu
org
0,500
28.500,00
Total
57.000,00 14.250,00 57.000,00
14.250,00
Dibulatkan
71.250,00 71.300,00
1 BH - PASANG ENGSEL PINTU Engsel pintu standar4 inci
bh
1,000
7.500,00
Tukang kayu
org
0,150
28.500,00
Total Dibulatkan
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-II
7.500,00 4.275,00 7.500,00
4.275,00
11.775,00 11.800,00
31
Lanjutan Daftar Analisis Satuan Pekerjaan MAC AM PEKERJAAN (MACAM BAHAN)
SATUAN
KOEFISIEN PENGALI
JUMLAH JUMLAH HARGA BAHAN HARGA HARGA (HARGAUPAH) BAHAN UPAH Rp Rp Rp
TOTAL Rp
1 BH - PASANG ENGSEL JENDELA Engsel jendela standar 3 inci
bh
1,000
5.000,00
Tukang Kayu
org
0,100
28.500,00
Total
5.000,00 2.850,00 5.000,00
2.850,00
Dibulatkan
7.850,00 7.900,00
1BH- PASANG KAITANGIN Hak Kait Angin Jendela
bh
1,000
8.000,00
Tukang Kayu
org
0,200
28.500,00
Total
8.000,00 5.700,00 8.000,00
5.700,00
Dibulatkan
13.700,00 13.700,00
1 m2 - PASANGAN KACA POLOS 3 mm Kaca polos 3 mm
m2
1,100
43.000,00
Pekerja
org
0,150
22.000,00
Tukang kayu
org
0,150
28.500,00
Total
47.300,00 3.300,00 4.275,00 47.300,00
7.575,00
Dibulatkan
54.875,00 54.900,00
1 m2 - PASANGAN KACA POLOS 5 mm Kaca Polos 5 mm
m2
1,100
64.000,00
Pekerja
org
0,150
22.000,00
Tukang Kayu
org
0,150
28.500,00
Total
70.400,00 3.300,00 4.275,00 70.400,00
7.575,00
Dibulatkan
77.975,00 78.000,00
1 BH - PASANGAN BAK MANDI Bak KM fiber glass
bh
1,000
75.000,00
75.000,00
Keramik 20/20
m2
1,010
30.000,00
30.300,00
Pekerja
org
2,100
22.000,00
46,200,00
Tukang batu
org
0,750
27.500,00
20.625,00
Kepala tukang batu
org
0,070
29.000,00
2.030,00
Mandor
org
0,100
32.000,00
Total Dibulatkan
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-II
3.200,00 105.300,00 72.055,00
177.355,00 177.400,00
32
Lanjutan Daftar Analisis Satuan Pekerjaan MAC AM PEKERJAAN (MACAM BAHAN)
SATUAN
JUMLAH JUMLAH HARGA BAHAN KOEFISIEN HARGA HARGA (HARGAUPAH) BAHAN UPAH PENGALI Rp Rp Rp
TOTAL Rp
1 BH - PASANGAN KLOSET JONGKOK Klosetjongkok
bh
1,000
70.000,00
Pekerja
org
1,000
22.000,00
22,000,00
Tukang batu
org
1,500
27.500,00
41.250,00
Kepala tukang batu
org
0,150
29.000,00
4.350,00
Mandor
org
0,160
32.000,00
5.120,00
Total
70.000,00
70.000,00
72.720,00
Dibulatkan
142.720,00 142.700,00
1 UNIT SEPTIC TANK 2 m x 1,5 m x 1,5 m dan REMBESANNYA Galiantanah
rr.3
4,500
10.300,00
Pasir urug
m3
0,214
75.000,00
16.050,00
Lantai kerja
m2
2,250
24.000,00
54.000,00
Pasangan bata 1 pc : 2 pasir dan plesteran
m2
15,000
73.000,00
1.095.000,0 0
Plat beton penutup dan balok
m3
0,300
1.900.000,00
570.000,00
Pipa PVC 4 inci AW dan sambungan
m1
5,400
32.000,00
172.800,00
Galian tanah untuk rembesan
m3
3,375
10.300,00
34.762,50
Pasangan injuk
m^
5,400
5.300,00
28.620,00
Urugan kerikil 3,5 cm
m3
1,050
120.000,00
126.000,00
Pipa PVC 4 inci berlobang AW
m1
9,000
Urugan kembali
m3
1,125
130.000,00 1.170.000,0 0 5.100,00 5.737,50
Tambahan upah
Ls
0,600
300.000,00
Total
46.350,00
180.000,00 3.499.320,0 0
Dibulatkan
3.499.320,00 3.499.300,00
1 m2 - PENGECATAN DINDING Cat tembok
kg
0,175
10.000,00
1.750,00
Plamirtembok
kg
0,160
8.000,00
1.280,00
Rol cat
bh
0,010
21.000,00
210,00
Steger werk
Ls
0,500
1.000,00
500,00
Amplas
Ibr
0,500
2.000,00
1.000,00
Pekerja
org
0,104
22.000,00
2.288,00
Tukang cat
org
0,182
30.500,00
5.551,00
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-II
33
Lanjutan Daftar Analisis Satuan Pekerjaan MAC AM PEKERJAAN (MACAM BAHAN)
SATUAN
KOEFISIEN PENGALI
JUMLAH JUMLAH HARGA BAHAN HARGA HARGA (HARGAUPAH) BAHAN UPAH Rp Rp Rp
Kepala tukang cat
org
0,019
31.000,00
589,00
Mandor
org
0,007
32.000,00
208,00
Total
4.740,00
8.636,00
Dibulatkan
TOTAL Rp
13.376,00 13.400,00
1 m2 - PENGECATAN PLAFON Cat tembok
kg
0,200
10.000,00
2.000,00
Plamirtembok
kg
Rol cat
bh
0,160
8.000,00
1.280,00
0,010
21.000,00
210,00
Steger werk
Ls
1,000
1.000,00
1.000,00
Amplas kayu
Ibr
0,500
2.000,00
1.000,00
Pekerja
org
0,130
22.000,00
2.860,00
Tukang cat
org
0,195
30.500,00
5.947,50
Kepala tukang cat
org
0,019
31.000,00
589,00
Mandor
org
0,007
32.000,00
Total
208,00 5.490,00
9.604,50
Dibulatkan
15.094,50 15.100,00
1m2 -PENGECATAN KAYU Meni kayu
kg
Dempul kayu
kg
0,083
11.000,00
913,00
Cat kayu
kg
0,200
24.000,00
4.800,00
Amplas kayu
Ibr
0,400
2.000,00
800,00
Minyak cat tinner
Itr
0,150
6.500,00
975,00
Kuwas 3"
bh
0,050
7.500,00
375,00
Pekerja
org
0,200
22.000,00
4.400,00
Tukang cat
org
0,300
30.500,00
9.150,00
Kepala tukang cat
org
0,030
31.000,00
930,00
Mandor
org
0,010
32.000,00
320,00
Total Dibulatkan
0,167
11.000,00
1.837,00
9.700,00
14.800,00
24.500,00 24.500,00
Keterangan: Koefesien pengali berasal dari BOW Analisa Anggaran Biaya Konstruksi Rumah, Standar Nasional Indonesia (SNI) 2002, Departemen Pekerjaan Umum. Koefesien pengali bisa didapatkan pada Jumal Harga Bangunan dan Interior pada toko buku.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-II
34
4. Membuat Daftar Analisis Harga Satuan Pekerjaan Setelah semua daftar analisis satuan pekerjaan dibuat, yang harus dilakukan adalah memasukkan hasil penjumlahan dari masing-masing analisis pekerjaan ke dalam daftar harga satuan pekerjaan seperti tabel berikut ini. Daftar Analisis Harga Satuan Pekerjaan NO
URAIAN PEKERJAAN
SATUAN
HARGA SATUAN Rp
1
Pekerjaan persiapan lahan (lokasi pekerjaan)
m2
900,00
2
Pekerjaan pengukuran dan pasangan bouw plank
m1
20.900,00
3
Pekerjaan galian tanah untuk pondasi
m3
10.300,00
4
Urugan tanah kembali sisi pondasi
m3
5.100,00
5
Urugan tanah untuk peninggian lantai
m3
5.100,00
6
Pekerjaan urugan pasir di bawah pondasi
rr,3
93.600,00
7
Pekerjaan urugan pasir di bawah lantai
m3
93.600,00
8
Pasangan pondasi batu kali 1 : 5
m3
325.100,00
9
Pekerjaan sloof beton 1 5/20, 1 : 2 : 3
m3
2.737.736,00
10
Pekerjaan kolom beton 1 3/1 3, 1 : 2 : 3
m3
4.062.772,00
11
Pekerjaan kolom beton 1 3/20 teras depan, 1 : 2 : 3
rr,3
3.407.480,00
12
Pekerjaan kolom beton 20/30 teras depan, 1 : 2 : 3
3
2.486.920,00
3
3.066.040,00
m
13
Pekerjaan beton ring balk 1 3/20, 1 : 2 : 3
m
14
Pekerjaan beton meja dapur 8/70, 1 : 2 : 3
m3
1.882.000,00
15
Pekerjaan beton lis plank 1 0/40 depan garasi, 1 : 2 : 3
m3
3.650.750,00
16
Pekerjaan beton topi teras depan 1 0/50, 1 : 2 : 3
m3
2.894.150,00
17
Pekerjaan beton lantai kerja di bawah lantai keramik 1:3:5, tebal 5 cm
3
348.900,00
2
60.200,00
2
18
Pasangan dinding bata merah 1 : 3
m m
19
Pasangan dinding bata merah 1 : 5
m
51.700,00
20
Pasangan rolaag bata merah teras dan tangga 1 : 3
m2
60.200,00
21
Dinding bata merah 1 : 5 dilubang-lubang 20 cm x 20 cm
m2
75.000,00
22
Plesteran dan aci 1 : 3
m2
20.900,00
23
Plesteran dan aci 1 : 5
m2
19.200,00
2
20.900,00
24
Kamprotan dinding bagian depan dan belakang 1 : 3
m
25
Ban plesteran 5 cm x 7 cm diaci
m1
25.000,00
26
Pasangan lantai keramik 30 cm x 30 cm
m2
45.500,00
27
Pasangan lantai keramik 20 cm x 20 cm untuk KM (WC)
m2
53.100,00
28
Pasangan dinding keramik 20 cm x 20 cm untuk KM (WC)
m2
56.200,00
29
Pasangan dinding keramik 20 cm x 20 cm untuk meja dapur
m2
56.200,00
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-II
35
Lanjutan Daftar Analisis Harga Satuan Pekerjaan NO
URAIAN PEKERJAAN
30
Pasangan plin keramik 10 cm x30cm
31
Pasangan kuda kuda kayu borneo super 8/12
32
Pasangan gording dan jurai kayu 8/1 2
SATUAN
HARGA SATUAN Rp
m1
10.000,00
3
m
2.307.700,00
m3
2.307.700,00
2
49.400,00
33
Pasangan rangka atap kaso 5/7 dan Reng 3/4 kayu borneo super
m
34
Pasangan jurai luar kayu 8/12
m3
2.307.700,00
35
Pasangan jurai dalam kayu 8/12
m3
2.307.700,00
36
Pasangan lisplankkayu kamper medan 3/30
m1
25.000,00
37
Pasangan talang jurai baja lapis seng (BJLS) 30 dan papan
m1
58.700,00
2
26.700,00
38
Pasangan atap genteng beton
m
1
53.000,00
39
Pasangan nok genteng beton
m
40
Pasangan kuda kuda kayu borneo super 8/12 diserut (expose)
m3
2.634.900,00
41
Pasangan gording kayu borneo super 5/10 diserut (expose)
m3
2.634.900,00
42
Pasangan talang datar baja lapis seng (BJLS) 30 dan papan
m1
58.700,00
43
Pasangan atap asbes gelombang kecil tebal 4 mm
m2
26.000,00
44
Pasangan flashingbaja lapis seng (BJLS) 30
m1
15.000,00
2
45
Pasangan rangka plafon kayu borneo super 4/6
m
47.900,00
46
Pasangan plafon tripiek (plywood) 4 mm, ukuran 60 cm x 1 20 cm
m2
19.600,00
47
Pasangan lis plafon kayu profil 5 cm bagian dalam ruangan
m1
7.250,00
48
Pasangan lis plafon kayu 1 cm x 4 cm bagian luar ruangan (overstep)
m1
2.500,00
49
Pasangan kusen kayu kamper singkil 6/1 5
m3
3.983.800,00
50
Pasangan kusen sopi-sopi teras diameter 40 cm kayu kamper
bh
100.000,00
2
51
Pasangan daun pintu panel multiplek rangka kayu kamper
m
228.300,00
52
Pasangan daun pintu panel multiplek dan kaca rangka kayu kamper
m2
260.000,00
53
Pasangan daun pintu panel rangka kayu kamper untuk garasi
m2
228.300,00
54
Pasangan daun pintu dan kusen PVC (pabrikasi)
bh
350.000,00
55
Pasangan daun jendela kayu kamper
m2
114.600,00
56
Pasangan boven ligh di atas kusen pintu dan jendela (25 cm x 25 cm)
bh
37.500,00
57
Pasangan kunci pintu 2 slaag (putaran)
bh
96.300,00
58
Pasangan kunci pintu KM (WC) tipe alpha bulat
bh
71.300,00
59
Pasangan engsel pintu standart 4 inci
bh
11.800,00
60
Pasangan engsel jendela standart 3 inci
bh
7.900,00
61
Pasangan grendel pintu dobel dan pintu garasi
bh
25.000,00
62
Pasangan grendel jendela
bh
16.000,00
63
Pasangan hak angin jendela
bh
13.700,00
64
Pasangan tarikan jendela
bh
10.000,00
65
Pasangan kaca polos 3 mm
m2
54.900,00
66
Pasangan kaca polos 5 mm
m2
78.000,00
67
Pasangan bakmandi fiberglass lapis keramik 20/20
bh
177.400,00
68
Pasangan kloset jongkok
bh
142.700,00
69
Pasangan kran air KM (WC) dan tempat cuci
bh
50.000,00
70
Pasangan kran airtaman
bh
50.000,00
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-II
36
Lanjutan Daftar Analisis Harga Satuan Pekerjaan NO
URAIAN PEKERJAAN
SATUAN
HARGA SATUAN Rp
71
Pasangan kran air meja dapur tipe bebek
bh
72
Pasangan floor drain KM(WC)
bh
30.000,00 25.000,00
73
Pasangan kitchen sink meja dapur 1 20 cm
bh
225.000,00
74
Pasangan pipa PVC diameter 1/2 inci
m1
2.300,00
75
Pasangan keni diameter 1/2 inci
bh
2.500,00
76
Pasangan tee diameter 1/2 inci
bh
3.500,00
77
Pasangan pipa PVC diameter 3/4 inci
m1
2.800,00
78
Pasangan keni diameter 3/4 inci
bh
3.500,00
79
Pasangan fee diameter 3/4 inci
bh
4.500,00
80
Pasangan asesoris lain
Ls
200.000,00
81
Pasangan pipa PVC diameter 2 inci
m1
10.000,00
82
Pasangan /ten/diameter 2 inci
bh
8.000,00
83
Pasangan fee rec/ucerdiameter 2 inci ke 4 inci
bh
45.000,00
84
Pasangan pipa PVC diameter 4 inci
m1
32.000,00
85
Pasangan /ten/diameter 4 inci
bh
15.000,00
86
Pasangan pipa PVC diameter 3 inci (talang tegak garasi)
m1
20.000,00
87
Pasangan fee rec/ucerdiameter 3 inci ke 4 inci
bh
55.000,00
88
Pasangan asesoris lain
Ls
200.000,00
89
Pekerjaan septic tankdan rembesan
unit
3.499.300,00
90
Pasangan penyambung air bersih ke PAM
Ls
225.000,00
91
Pasangan instalasi titik nyala lampu kabel NYM 3 x 2,5 mm2
ttk
105.000,00
92
Pasangan instalasi titik nyala daya stop kontak lampu kabel NYM 5 mm2
ttk
105.000,00
93
Pasangan lampu pijar40 watt
bh
55.000,00 175.000,00
94
Pasangan lampu taman 40 watt lengkap dengan tiang besi diameter 2 inci
bh
95
Pasangan panel listrik
bh
175.000,00
96
Pasangan penyambung daya ke PLN
Ls
250.000,00
97
Pekerjaan pengecatan dinding dengan cat tembok
m2
13.400,00
2
15.100,00
98
Pekerjaan pengecatan plafon dan lis dengan cat tembok
m
2
99
Pekerjaan pengecatan lis plank dengan cat minyak
m
24.500,00
100
Pekerjaan pengecatan kusen dengan cat minyak
m2
24.500,00
101
Pekerjaan pengecatan daun pintu dengan cat minyak
m2
24.500,00
102
Pekerjaan pengecatan daun jendela dengan cat minyak
m2
24.500,00
103
Pekerjaan pembersihan lahan setelah selesai pekerjaan
Ls
150.000,00
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-II
37
5. Membuat Daftar Analisis Rencana Anggaran Biaya dan Rekapitulasinya a. Membuat Daftar Analisis Rencana Anggaran Biaya Setelah semua daftar analisis harga satuan pekerjaan diisi dan dijumlahkan, selanjutnya harga satuan pekerjaan dikalikan dengan setiap volume pekerjaan sehingga didapatkan jumlah harga biaya bangunan, seperti tabel berikut. Daftar Analisis Rencana Anggaran Biaya NO
URAIAN PEKERJAAN
VOLUME
1
PEKERJAAN PERSIAPAN, GALIAN, DAN URUGAN
1
Pekerjaan persiapan lahan (lokasi pekerjaan)
2
Pekerjaan pengukuran dan pasangan bouw plank
3
Pekerjaan galian tanah untuk pondasi
4
Urugan tanah kembali sisi pondasi
5
200,00
SATUAN
HARGA SATUAN Rp
JUMLAH HARGA Rp
m2
900.00
54,00
m'
20.900,00
1.128.600,00
58,60
m3
10.300,00
603.580,00
25,10
m3
5.100,00
128.010,00
Urugan tanah untuk peninggian lantai
6,30
m3
5.100,00
6
Pekerjaan urugan pasir di bawah pondasi
4,20
m3
93.600,00
7
Pekerjaan urugan pasir di bawah lantai
5,95
m3
93.600,00 JUMLAH 1
II
PEKERJAAN PONDASI DAN BETON
1
Pasangan pondasi batu kali 1 : 5
2
Pekerjaan sloof beton sloof 15/20, 1 : 2 : 3
3
Pekerjaan kolom beton 1 3/1 3, 1 : 2 : 3
4
Pekerjaan kolom beton 1 3/20 teras depan, 1 : 2 : 3
29,34
180.000,00
32.130,00 393.120,00 556.920,00 3.022.360,00
m3
325.100,00
9.538.434,00
2,95
m^
2.737.736,00
8.076.321,20
2,21
m3
4.062.772,00
8.978.726,12
0,18
m3
3.407.480,00
613.346,40
3
5
Pekerjaan kolom beton 20/30 teras depan, 1 : 2 : 3
0,41
m
2.486.920,00
1.019.637,20
6
Pekerjaan beton ring balk 1 3/20, 1 : 2 : 3
3,29
m3
3.066.040,00
10.087.271,60
7
Pekerjaan beton meja dapur 8/70, 1 : 2 : 3
0,17
m3
1 .882.000,00
319.940,00
3
8
Pekerjaan beton Us plank 1 0/40 depan garasi, 1 : 2 : 3
0,12
m
3.650.750,00
438.090,00
9
Pekerjaan beton topi teras depan 10/50, 1 : 2 : 3
0,15
m^
2.894.150,00
434.122,50
10
Pekerjaan beton lantai kerja di bawah lantai keramik 1 : 3 : 5 , tebal 5 cm
5,95
m3
348.900,00
2.075.955,00
III
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
1
Pasangan dinding bata merah 1 : 3
37,72
m2
60.200,00
2.270.744,00
2
Pasangan dinding bata merah 1 : 5
269,57
m2
51.700,00
13.936.769,00
3
Pasangan rolaag bata merah teras dan tangga 1 : 3
1,62
m2
60.200,00
97.524,00
4
Dinding bata merah 1 : 5 dilubang-lubang 20 cm x 20 cm
2,50
m2
75.000,00
1 87.500,00
5
Plesteran dan aci 1 : 3
58,48
m2
20.900,00
1.222.232,00
6
Plesteran dan aci 1 : 5
539,14
m2
19.200,00
10.351.488,00
7
Kamprotan dinding bagian depan dan belakang 1 : 3
10,25
m2
20.900,00
214.225,00
JUMLAH II
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-II
41.581.844,02
38
Lanjutan Daftar Analisis Rencana Anggaran Biaya NO
URAIAN PEKERJAAN
8
Ban plesteran 5 cm x 7 cm diaci
IV
PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING
1
Pasangan lantai keramik 30 cm x 30 cm
2
Pasangan lantai keramik 20 cm x 20 cm untuk KM (WC)
3
VOLUME 12,50
SATUAN
m'
HARGA SATUAN Rp 25.000,00 JUMLAH III
JUMLAH HARGA Rp 312.500,00 28.592.982,00
113,00
m2
45.500,00
5.141.500,00
6,00
m2
53.100,00
318.600,00
Pasangan dinding keramik 20 cm x 20 cm untuk KM (WC)
19,00
m2
56.200,00
1.067.800,00
4
Pasangan dinding keramik 20 cm x 20 cm untuk meja dapur
4,00
m2
56.200,00
224.800,00
5
Pasangan plin keramik 10 cm x 30 cm
96,00
m1
V
PEKERJAAN ATAP
1
Pasangan kuda kuda kayu borneo super 8/1 2
2
Pasangan gording dan jurai kayu 8/1 2
3
Pasangan rangka atap kaso 5/7 dan reng 3/4 kayu borneo super
10.000,00 JUMLAH IV
960.000,00 7.712.700,00
1,40
m3
2.307.700,00
3.230.780,00
1,00
3
2.307.700,00
2.307.700,00
220,00
rr,2
49.400,00
10.868.000,00
3
m
4
Pasangan jurai luar kayu 8/12
0,10
m
2.307.700,00
230.770,00
5
Pasangan jurai dalam kayu 8/1 2
0,17
m3
2.307.700,00
392.309,00
1
6
Pasangan fep/an/ckayu kamper medan 3/30
38,00
m
25.000,00
950.000,00
1
Pasangan talang jurai baja lapis seng (BJLS) 30 dan papan
17,50
m1
58.700,00
1.027.250,00
8
Pasangan atap genteng beton
220,00
m2
26.700,00
5.874.000,00
9
Pasangan nok genteng beton
27,00
m'
53.000,00
1.431.000,00
Pasangan kuda-kuda kayu borneo super 8/1 2 diser t ( ) Pasangan gording kayu borneo super 5/10 diserut (expose)
0,12
m3
2.634.900.00
316.188,00
0,13
m3
2.634.900,00
342.537,00
12
Pasangan talang datar baja lapis seng (BJLS) 30 dan papan
6,50
m1
58.700,00
381.550,00
13
Pasangan atap asbes gelombang kecil tebal 4 mm
19,50
m2
26.000,00
507.000,00
14
Pasangan flashing baja lapis seng (BJLS) 30
3,00
1
15.000,00
45.000,00
JUMLAHV
27.904.084,00
VI
PEKERJAAN PLAFON
1
Pasangan rangka plafon kayu borneo super 4/6
131,00
m2
47.900,00
6.274.900,00
2
Pasangan plafon triplek (plywood)4 mm, ukuran 60 cm x 1 20 cm
131,00
m2
19.600,00
2.567.600,00
3
Pasangan lis plafon kayu profil 5 cm bagian dalam ruangan
137,00
m1
7.250,00
993.250,00
4
Pasangan lis plafon kayu 1 cm x 4 cm bagian luar ruangan (oversteKi
86,00
m'
2.500,00
215.000,00
JUMLAHVI
10.050.750,00
PEKERJAAN ATAP GARASI 10 11
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-II
m
39
Lanjutan Daftar Analisis Rencana Anggaran Biaya NO
VII
URAIAN PEKERJAAN
VOLUME
SATUAN
HARGA SATUAN Rp
JUMLAH HARGA Rp
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, DAN JENDELA
1
Pasangan kusen kayu kamper singkil 6/15
0,85
m3
3.983.800,00
3.386.230,00
2
Pasangan kusen sopi-sopi teras diameter 40 cm kayu kamper Pasangan daun pintu panel multiplek rangka kayu kamper
1,00
bh
100.000,00
100.000,00
11,60
m2
228.300,00
2.648.280,00
3 4
Pasangan daun pintu panel multiplek dan kaca rangka kayu kamper
2,90
m2
260.000,00
754.000,00
5
5,66
m2
228.300,00
1.292.178,00
6
Pasangan daun pintu panel rangka kayu kamper nt kgarasi Pasangan daun pintu dan kusen PVC (pabrikasi)
2,00
bh
350.000,00
700.000,00
7
Pasangan daun jendela kayu kamper
8,16
m2
114.600,00
935.136,00
8
Pasangan boven ligh di atas kusen pintu dan jendela (25 cm x 25 cm)
33,00
bh
37.50000
1.237.500,00
JUMLAHVII
2.723.640,00 866.700,00
VIII PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA 1
Pasangan kunci pintu 2 slaag (putaran)
9,00
bh
96.300,00
2
Pasangan kunci pintu KM (WQtipe alpha bulat
2,00
bh
71.300,00
142.600,00
3
Pasangan engsel pintu standar4 inci
45,00
bh
11.800,00
531.000,00
4
Pasangan engsel jendela standar 3 inci
22,00
bh
7.900,00
173.800,00
5
Pasangan grendel pintu dobel dan pintu garasi
8,00
bh
25.000,00
200.000,00
6
Pasangan grendel jendela
11,00
bh
16.000,00
1 76.000,00
7
Pasangan hak angin jendela
11,00
bh
13.700,00
150.700,00
8
Pasangan tarikan jendela
11,00
bh
10.000,00
110.000,00
9
Pasangan kaca polos 3 mm
2,60
m2
54.900,00
142.740,00
2,95
2
10
Pasangan kaca polos 5 mm
m
78.000,00
230.100,00
JUMLAHVIII
2.723.640,00
IX
PEKERJAAN SANITAIR
1
Pasangan bak mandi fiberglass lapis keramik 20/20
2,00
bh
177.400,00
354.800,00
2
Pasangan kloset jongkok
2,00
bh
142.700,00
285.400,00
3
Pasangan kran air KM (WC) dan tempat cuci
3,00
bh
50.000,00
150.000,00
4
Pasangan kran airtaman
3,00
bh
50.000,00
150.000,00
5
Pasangan kran air meja dapurtipe bebek
1,00
bh
30.000,00
30.000,00
6
Pasangan floor drain KM (WC)
3,00
bh
25.000,00
75.000,00
7
Pasangan kitchen sink meja dapur 1 20 cm
1,00
bh
X
225.000,00
225.000,00
JUMLAH IX
1.270.200,00
PEKERJAAN INSTALASI AIR Instalasi air bersih
1
Pasangan pipa PVC diameter 1/2 inci
33,00
m1
2.300,00
75.900,00
2
Pasangan keni diameter 1/2 inci
10,00
bh
2.500,00
25.000,00
3
Pasangan fee diameter 1/2 inci
4,00
bh
3.500,00
14.000,00
4
Pasangan pipa PVC diameter 3/4 inci
11,50
1
m
2.800,00
32.200,00
5
Pasangan keni diameter 3/4 inci
2,00
bh
3.500,00
7.000,00
6
Pasangan tee diameter 3/4 inci
1,00
bh
4.500,00
4.500,00
7
Pasangan asesoris lain
1,00
Is
200.000,00
200.000,00
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-II
40
Lanjutan Daftar Analisis Rencana Anggaran Biaya NO
URAIAN PEKERJAAN
VOLUME
SATUAN
HARGA SATUAN Rp
JUMLAH HARGA Rp
Instalasi air kotor 8
Pasangan pipa PVC diameter 2 inci
6,00
m1
10.000,00
9
Pasangan /cen/diameter 2 inci
4,00
bh
8.000,00
32.000,00
10
Pasangan tee rec/ucerdiameter 2 incike4 inci
1,00
bh
25.000,00
25.000,00
11
Pasangan pipa PVC diameter 4 inci
33,50
m1
32.000,00
1.072.000,00
12
Pasangan keni diameter 4 inci
2,00
bh
15.000,00
30.000,00
13
Pasangan pipa PVC diameter 3 inci (talang tegak garasi)
12.00
1
m
20.000,00
240.000,00
14
Pasangan fee rec/ucerdiameter 3 incike4 inci (talang tegak garasi)
3,00
bh
55.000,00
165.000,00
15
Pasangan asesoris lain
1,00
Ls
16
Pekerjaan sepf/cfanfcdan rembesan
1,00
unit
17
Pasangan penyambung air bersih ke PAM
1,00
Ls
60.000,00
200.000,00
200.000,00
3.499.300,00
3.499.300,00
1.500.000,00
1 .500.000,00
JUMLAH X
7.181.900,00
XI
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1
Pasangan instalasi titik nyala lampu kabel NYM 3 x 2.5 mm2
21,00
ttk
105.000,00
2.205.000,00
2
Pasangan instalasi titik nyala daya stop kontak lampu kabel NYM 3 x 2,5 mm2
10,00
ttk
105.000,00
1.050.000,00
3
Pasangan lampu pijar 40 watt
16,00
bh
55.000,00
880.000,00
4
Pasangan lampu taman 40 watt lengkap dengan tiang besi diameter 2 inci
5,00
bh
175.000,00
875.000,00
5
Pasangan panel listrik
1,00
bh
175.000,00
175.000,00
6
Pasangan penyambung daya ke PLN
1,00
Ls
XII
1.500.000,00
1.500.000,00
JUMLAH XI
6.685.000,00
PEKERJAAN PENGECATAN
1
Pengecatan dinding dengan cat tembok
589,00
m^
13.400,00
7.892.600,00
2
Pengecatan plafon dan lis dengan cat tembok
131,00
m2
15.100,00
1.978.100,00
3
Pengecatan lis plank dengan cat minyak
15,20
m2
24.500,00
372.400,00
2
4
Pengecatan kusen dengan cat minyak
35,72
m
24.500,00
875.140,00
5
Pengecatan daun pintu dengan cat minyak
34,52
m2
24.500,00
845.740,00
6
Pengecatan daun jendela dengan cat minyak
10,00
m2
24.500,00
245.000,00
JUMLAH XII
12.208.980,00
500,000,00
500.000,00
JUMLAH XIII
500.000,00
XIII PEKERJAAN PEMBERSIHAN 1
Pembersihan lahan setelah selesai pekerjaan
1,00
Ls
b. Daftar Rekapitulasi Anggaran Biaya Setelah semua daftar analisis rencana anggaran biaya dapt terisi, maka setiap komponen pekerjaan dapat direkapitulasi jumlahnya, dan akhirnya harga total bangunan akan didapatkan. Contoh daftar rekapitulasi adalah sebagai berikut; Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-II
41
Daftar Rekapitulasi Anggaran Biaya NO
URAIAN PEKERJAAN
JUMLAH HARGA Rp
1
PEKEPJAAN PEMBERSIHAN, GALIAN DAN URUGAN
II
PEKERJAAN PONDASI DAN BETON
41.581.844,02
III
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
28.592.982,00
IV
PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING
V
PEKERJAAN ATAP
27.904.084,00
3.022.360,00
7.712.700,00
VI
PEKERJAAN PLAFON
10.050.750,00
VII
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, DAN JENDELA
11.053.324,00
VIII
PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA
IX
PEKERJAAN SANITAIR
1.270.200,00
X
PEKERJAAN INSTALASI AIR
7.181.900,00
XI
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
XII PEKERJAAN PENGECATAN XIII
PEKERJAAN PEMBERSIHAN
2.723.640,00
6.685.000,00 12.208.980,00 500.000,00
JUMLAH
160.487.764,02
DIBULATKAN
160.487.000,00
TERBILANG : SERATUS ENAM PULUH JUTA EMPAT RATUS DELAPAN PULUH TUJUH RIBU RUPIAH.
Catatan: Harga rekapitulasi tersebut belum termasuk pembuatan pagar rumah bagian depan, samping, dan belakang.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-II
42
BAB III MENYIAPKAN PEKERJAAN PASANGAN BATU A. Menyiapkan Lokasi dan Material Pasangan Batu 1. Lokasi Hal-hal yang perlu disiapkan di lokasi pekerjaan pasangan batu adalah; a. Di dalam pekerjaan membersihkan lokasi kerja dari sampah yang akan menghambat jalannya pekerjaan selalu dilakukan pada awal pekerjaan. Pekerjaan ini tidak terlalu memerlukan tenaga yang besar kecuali pekerjaannya memang besar yang akan dibahas secara tersendiri karena menyangkut penggunaan alat berat seperti buldozer, back hoe dan lain-lain. b. Memindahkan benda yang akan menghambat proses pekerjaan. Pekerjaan memindahkan sering dilakukan menyesuaikan dengan kondisi lapangan. Kalau kondisi lapangan pekerjaan lahan baru, biasanya ada pohon yang perlu ditebang. Kondisi lapangan bangunan lama juga perlu pembongkaran dan pengamanan alat dan bahan yang masih terpakai, barang tersebut diinventaris dan diletakkan pada ruangan yang aman. c. Membuat penerangan dan sarana kebersihan seperti lampu dan tersedianya air. Untuk sarana kebersihan disediakan tempat tersendiri sesuai dengan macam sampah yang dibuang. Pemasangan lampu bisa menyesuaikan dengan kondisi lapangan, andaikan dekat dengan rumah tinggal, bisa langsung menyambung dengan rumah terdekat. Bila jauh bisa menghubungi PLN dan bila tidak maka bisa menggunakan tenaga disel atau lainnya. Kebutuhan air biasanya dengan cara pemboran/membuat sumur atau memasang ledeng. 2. Material Material yang perlu disiapkan dalam pasangan batu meliputi peralatan dan bahan. Peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan dalam pasangan batu perlu dipersiapkan dekat dengan tempat dimana pekerjaan akan dilaksanakan. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah dalam pelaksanaan pekerjaan. Material yang sangat penting dipersiapkan di dekat lokasi kerja biasanya adalah: a. Batu pecah/kali b. Peralatan pengukuran (water pass/selang plastik, patok dan papan, meteran) c. Peralatan kerja (sendok spesi, cangkul, palu) d. Bahan adukan (pasir dan semen), dan e. Tempat membuat adukan/spesi
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-III
43
B. Melakukan Pekerjaan Pengukuran dan Leveling Lapangan Pekerjaan pengukuran dan leveling lapangan (Uitzet) merupakan jenis pekerjaan yang digunakan untuk mewujudkan denah bentuk bangunan menjadi suatu bangunan pada tanah lokasi yang telah disediakan. Pekerjaan tersebut berupa pengukuran di lokasi bangunan sesuai dengan gambar rencana bangunan. Hasil dari pengukuran tersebut berupa garis-garis lurus yang menunjukkan sumbu dinding tembok bangunan yang diperoleh dengan menghubungakan titik-titik hasil pengukuran. Pekerjaan pengukuran dan leveling merupakan pekerjaan yang sangat penting karena hasil dari pekerjaan ini dapat mempengaruhi dan menentukan baik buruknya ukuran dan bentuk bangunan. Jenis pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan penuh ketelitian, setiap langkah pekerjaan harus dilakukan pengontrolan kembali. 1. Membuat Bidang Datar Untuk membaut bidang datar ("waterpas") pada pekerjaan pengukuran dan leveling lapangan yang berukuran besar dan luas dapat digunakan pesawat waterpassen, sedang untuk bangunan yang berukuran kecil seperti rumah tinggal, cukup menggunakan alat bantu sederhana berupa selang plastik yang diisi dengan air hingga dua permukaan air dalam selang plastik membentuk bidang datar.
Gambar III-1, Membuat Bidang Waterpass dengan Selang Plastik
Untuk bangunan yang berukuran kecil, alat penyipat datar sederhana berupa selang plastik yang diisi air hasilnya cukup akurat, namun untuk bangunan yang berukuran besar, alat bantu tersebut kurang akurat hasilnya. Hal tersebut disebabkan ukuran panjang selang plastik yang terbatas, sehingga dapat mengakibatkan hasil dari pelaksanaan pengukuran kurang akurat. 2. Membuat Garis Siku-siku Untuk membuat garis siku-siku di lapangan banyak dilakukan dengan memanfaatkan dalil pythagoras, yaitu perbandingan sisi miring (BC) dengan sisi datar (AC) dan sisi tegak (AB) dengan angka perbandingan AC : AB : BC = 3 : 4 : 5. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-III
44
B
Sisi miring (5)
Sisi tegak (4)
A
C Sisi datar (3)
Gambar III-2, Membuat Garis Siku-siku
Untuk mengontrol hasil pekerjaan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menarik garis dari titik B sejajar dengan AC (BD), b. Menarik garis dari titik C sejajar dengan AB (CD), c. Perpotongan dua buah garis BD dengan CD berpotongan di titik D, dan akan membentuk bidang segi empat, d. Jarak diagonal BC harus sama panjang dengan AD, e. Bila jarak diagonal antara BC dengan AD belum sama panjang, maka garis yang menghubungkan titik CAB belum membentuk siku-siku, dan pekerjaan pengukuran harus diulangi sampai jarak diagonal BC dengan AD sama panjang.
B
D
A
C
Gambar III-3, Kontrol Garis Siku-siku
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-III
45
C. Memasang Papan Duga Pekerjaan Pasangan Batu Papan duga pekerjaan pasangan batu (Bouwplank) adalah sebuah benda kerja yang terdiri dari pasangan papan-papan. Pasangan ini dimaksudkan untuk menempatkan titik-titik hasil pengukuran yang diperlukan dalam mendirikan suatu bangunan dan membentuk bidang datar. Agar menghasilkan bentuk bangunan sesuai dengan perencanaan, pemasangan papan duga harus memenuhi persyaratan: 1. Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah. 2. Berjarak cukup dari rencana galian. 3. Titik hasil uitzet ditempatkan dengan tanda yang jelas. 4. Sisi atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan bangunan (bouwplank) yang lain. 5. Letak kedudukan papan bangunan harus seragam (diusahakan menghadap ke dalam bangunan). Untuk bangunan besar dan banyak terdapat ruang, pemasangan bouwplank dilaksanakan mengelilingi seluruh area calon bangunan didirikan, sedang untuk bangunan kecil, pemasangannya cukup pada lokasi sudut atau pertemuan bangunan.
Gambar III-4, Pemasangan Bouwplank di Sekeliling Bangunan
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-III
46
Gambar III-5, Pemasangan Bouwplank di Sudut/Pertemuan Dinding
Titik-titik pada papan bangunan yang menunjukkan dinding tembok dapat dijelaskan dengan tanda dari paku yang juga berfungsi untuk menarik benang sebagai sumbu tembok. Untuk menghindarkan kesalahan yang disebabkan letaknya paku, pada kedudukan paku diberi tanda panah dengan cat/meni. Bidang atas bouwplank harus diketam rata agar bidang atas papan dapat membentuk bidang datar (bidang waterpas). Bidang atas papan bangunan biasanya dipasang pada kedudukan ± 0,00 sebagai duga lantai. Sudut pertemuan papan bouwplank harus benar-benar siku, karena hal tersebut sebagai acuan untuk kesikuan pertemuan dinding.
Gambar III-6, Pemberian Tanda pada Bouwplank
Sambungan papan bouwplak diusahakan terletak pada sumbu patok, sehingga jarak patok harus memperhitungkan terhadap panjang papan yang akan dipergunakan sebagai bouwplank. Bila sambungan papan bouwplank terletak di antara patok, maka sambungan papan harus menggunakan klem.
Gambar III-7, Sambungan Papan pada Patok Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-III
47
Gambar III-8, Sambungan Papan diantara Patok
D. Cara Melaksanakan Pekerjaan Pengukuran dan Papan Duga
Gambar III-9, Pekerjaan Uitzet dan Bouwplank
1. Tanamkan secara dipancang deretan patok-patok menurut kedudukan tarikan benang (garis BA) sebagai dasar pengukuran bangunan. 2. Pancangkan deretan patok-patok menurut kedudukan garis CD yang dibuat tegak lurus terhadap garis BA dengan menggunakan perbandingan dalil pythagoras (3:4:5). 3. Dengan cara yang sama, pancangkan deretan patok-pa-tok menurut garis EF dan GH. 4. Pada tiap-tiap patok beri tanda letaknya titik duga ± 0,00 dengan membuat bidang datar pada setiap patok. 5. Pasang bouwplank dengan berpedoman pada titik duga tersebut. 6. Tentukan letaknya titik-titik sumbu dinding tembok pada papan bouwplank, lalu tancapkan paku dan beri tanda dengan cat atau meni.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-III
48
BAB IV MEMASANG PONDASI DAN DINDING A. Menyiapkan Adukan Mortar/Spesi Mortar adalah suatu bagian pasangan batu yang setara dengan pasangan batu itu sendiri. Adukan berfungsi untuk membantali satuan pasangan batunya, yang mendukungan penuh satu sama lain. Adukan memberi perapatan antara satuan-satuannya untuk mencegah masuknya air dan angin. Adukan merekatkan satuan-satuan tersebut satu sama lain untuk mengikatnya menjadi satuan struktural monolitik dan juga penting untuk penampilan dinding pasangan batu. Jenis adukan yang paling karakteristik terbuat dari semen portland, kapur hidrasi, agregat (pasir), dan air. Pasir harus bersih dan diayak untuk menghilangkan partikel yang terlalu kasar atau terlalu halus. Semen portland merupakan bahan perekat pada adukan, tetapi adukan yang terbuat hanya dari semen portland akan "keras" dan tidak mengalir secara baik pada cetok atau di bawah bata, sehingga kapur ditambahkan untuk memberikan kelancaran dan daya kerjanya. Kapur diproduksi dengan cara membakar batu kapur atau cangkang kerang (kalsium karbonat) dalam tungku untuk menghilangkan karbon dioksida dan menyisakan kapur tohor (kalsium oksida). Kapur tohor ini kemudian diberi air dengan membiarkannya menyerap air sebanyak yang dapat dilakukannya, yang menyebabkan pembentukan kalsium hidroksida, yang disebut kapur padam atau kapur terhidrasi. Proses pengairan, yang melepaskan panas dalam jumlah yang banyak, biasanya dilakukan di pabrik. Kapur hidrasi ini selanjutnya dikeringkan, digiling, dan dikemas untuk dikirim. Hingga akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, adukan dibuat tanpa semen portland, dan kapur itu sendirilah yang menjadi bahan perekatnya; adukan ini mengeras dengan cara menyerap karbon dioksida dari udara untuk menjadi kalsium karbonat, sebuah proses yang sangat lambat dan tidak merata. Untuk mencapai suatu daya kerja yang ekivalen dengan adukan semen portland-kapur, adukan semen pasangan batu diformulasi dengan campuran tambahan yang menaikkan udara yang menghasilkan kandungan udara tinggi pada adukan matangnya. Hal ini akan mengurangi kekuatan rekat antara adukan dan satuan pasangan-batu ingá kira-kira setengah dari kekuatan adulan konvensional, yang berarti bahwa kekuatan lentur dan geser dinding tersebut berkurang dan dindingnya lebih dapat diresapi oleh air. Oleh karena itu hanya adukan semen-kapur konvensional yang harus ditentukan untuk pekerjaan pasangan batu yang membutuhkan kekuatan tinggi dan permeabilitas rendah. Agar mudah, semen adukan yang terdiri atas semen portland pracampur dan kapur dengan udara yang terbatas, dapat digunakan dalam membuat adukan semen-kapur. Semen merah adalah hasil penghancuran bata, genting dan bahan bakaran lempung lainnya hingga menjadi tepung, semen merah Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-IV
49
merupakan bahan tambah hidrolik, semen merah juga merupakan sisasisa berasal dari bata yang mengalami kerusakan, bata yang pecahpecah dihancurkan dan diayak untuk dijadikan semen merah. Pasir merupakan bahan adukan, merupakan bahan batubatuan dengan ukuran kecil (0,15 mm - 5 mm), syarat-syarat untuk pasir adalah sebagai berikut : 1. Butir-butir pasir harus berukuran antara 0,15 mm - 5 mm. 2. Harus keras, berbentuk tajam, dan tidak mudah hancur oleh pengaruh perubahan iklim. 3. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%: 4. Bila mengandung lumpur lebih dari 5% maka harus dicuci. 5. Tidak boleh mengandung bahan organik, garam, minyak dan sebagainya. 6. Pasir laut tidak boleh dijadikan bahan bangunan kecuali bila telah diadakan penelitian dan petunjuk dari ahli bangunan. Pasir untuk pembuatan adukan atau beton harus memenuhi persyaratan di atas, selain pasir alam (dari sungai atau galian dalam tanah) terdapat pula pasir buatan yang dihasilkan dari batu yang dihaluskan dengan mesin pemecah batu. B. Memasang Pondasi Batu Belah Pondasi merupakan elemen pokok bangunan yang sangat vital, berfungsi sebagai penyangga konstruksi bangunan di atasnya. Kekuatan dan kekokohan suatu konstruksi bangunan gedung sangat tergantung dari konstruksi pondasi. Konstruksi pondasi suatu bangunan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Bentuk dan konstruksinya harus menunjukkan suatu konstruksi yang kokoh dan kuat untuk mendukung beban bangunan di atasnya. 2. Pondasi harus dibuat dari bahan yang tahan lama dan tidak mudah hancur, sehingga kerusakan pondasi tidak mendahului kerusakan bagian bangunan di atasnya. 3. Tidak boleh mudah terpengaruh oleh keadaan di luar pondasi, seperti keadaan air tanah dan lain-lain. 4. Pondasi harus terletak di atas tanah dasar yang cukup keras sehingga kedudukan pondasi tidak mudah bergerak (berubah), baik bergerak ke samping, ke bawah (turun) atau terguling.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-IV
50
Gambar IV-1, Pondasi Menciptakan Kestabilan dan Kekokohan
Menurut jenisnya, pondasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu pondasi langsung dan pondasi tak langsung. Pondasi langsung adalah pondasi yang dibuat bila kedalaman lapisan tanah keras maksimal 1 meter, sedangkan pondasi tak langsung adalah pondasi yang dibuat bila kedalaman lapisan tanah keras melebihi 1 meter. 1. Pondasi Langsung Konstruksi dari pondasi langsung dapat berupa pondasi batu belah/kali, pondasi batu bata, pondasi beton bertulang, pondasi pias, pondasi plat kaki, dan pondasi balok sloof. Lebar dasar pondasi dibuat lebih besar dari tebal dinding tembok di atasnya, hal tersebut dimaksudkan untuk memperkecil beban persatuan luas pada tanah dasar, karena daya dukung tanah dasar pondasi pada umumnya lebih kecil dari daya dukung pasangan badan pondasi. Untuk pondasi langsung yang menggunakan bahan batu kali, batu bata dan beton tumbuk, tampang badan pondasi membentuk bangun trapesium, hal tersebut dilakukan selain berguna bagi kestabilan kedudukan pondasi juga untuk efisiensi. 2. Pondasi Tak Langsung Konstruksi pondasi tak langsung digunakan bila lapisan tanah yang baik/keras terdapat cukup dalam dari permukaan tanah. Prinsip dasar dari konstruksi pondasi tak langsung adalah dengan perantaraan konstruksi pondasi tak langsung tersebut beban bangunan dipindahkan ke lapisan tanah dasar pondasi yang baik. Pada tanah bangunan di mana lapisan tanah mudah pecah akibat pengaruh panas sinar matahari dan air sampai cukup dalam dan dan lapisan tanah yang mempunyai daya dukung besar cukup dalam, bila konstruksi pondasi langsung dikhawatirkan menyulitkan pelaksanaan pekerjaan dan tidak efisien. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-IV
51
Terdapat bermacam-macam jenis konstruksi pondasi tak langsung, diantaranya pondasi umpak, gabungan pondasi plat kaki dan umpak, pondasi sumuran, pondasi tiang straus, dan pondasi tiang pancang. Bahasan selanjutnya difokuskan pada konstruksi pondasi langsung berupa pondasi batu belah. Hal tersebut dilakukan mengingat konstruksi pondasi langsung dengan bahan batu belah amat dominan digunakan di lapangan. 3. Memasang Pondasi Batu Belah Batu belahi merupakan bahan konstruksi pondasi yang paling banyak digunakan, karena batu belah yang umumnya didapatkan dari batu kali tidak mengalami perubahan bentuk dan kualitas bila tertanam di dalam tanah. Persyaratan batu belah sebagai bahan konstruksi pondasi adalah batu tersebut mempunyai permukaan yang kasar, berukuran ± 25 cm, bersih dari segala kotoran. Batu belah yang permukaannya halus kurang baik dipakai sebagai bahan pondasi, sehingga harus dipecah terlebih dahulu agar didapatkatkan permukaan yang kasar. Demikian juga dengan batu belah yang berpori sebaiknya tidak digunakan untuk bahan konstruksi pondasi. Permukaan batu yang kasar akan membuat ikatan yang kokoh. Pada umumnya tampang lintang dari badan pondasi batu belah berbentuk trapesium dengan lebar sisi bagian atas paling sedikit 25 cm, sehingga didapatkan susunan batu yang kokoh. Sebelum dipasang, batu belah harus disiram air terlebih dahulu. Bila tanah dasar pondasi banyak mengandung air, maka sebelum pondasi dipasang harus disusun terlebih dahulu pasangan batu kosong yang diisi pasir pada rongga-rongganya.
Gambar IV-2, Batu Kali Sebagai Bahan Konstruksi Pondasi Batu Belah
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-IV
52
Bentuk konstruksi pondasi belah antara lain adalah seperti gambar berikut.
Gambar IV-3, Konstruksi Pondasi Batu Kali
Bila kondisi lapisan tanah banyak mengandung air, maka sebelum badan pondasi dipasang terlebih dahulu disusun pasangan batu kosong yang diisi pasir pada rongga-rongganya. Susunan batu kosong tersebut dinamakan aanstamping, yang berfungsi sebagai drainase untuk mengeringkan air tanah yang terdapat di sekitar badan pondasi.
Gambar IV-4, Susunan Pasangan Batu Kosong (aanstampang)
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-IV
53
Gambar IV-5, Aplikasi Pondasi Batu Kali di Lapangan
C. Dinding Bangunan Dinding adalah bagian bangunan yang sangat penting perannya bagi suatu konstruksi bangunan. Dinding membentuk dan melindungi isi bangunan baik dari segi konstruksi maupun penampilan artistik dari bangunan. Ditinjau dari bahan mentah yang dipakai, dinding bangunan dapat dibedakan atas: 1. Bata cetak/bata kapur, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran beberapa bahan dengan perbandingan tertentu, Umumnya digunakan pada rumah-rumah sederhana di perkampungan, pagar pembatas tanah dan lain sebagainya. 2. Bata celcon atau hebel, terbuat dari pasir silika. Harganya lebih mahal dari pada bata merah. Ukuran umumnya 10 cm x 19 cm x 59 cm. 3. Dinding Partisi, bahan yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran multiplek atau papan gipsum dengan ketebalan 9-12 mm. 4. Batako dan blok beton, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran bahan mentah: tras+ kapur + pasir dengan perbandingan tertentu. Batu buatan jenis ini bentuknya berlubang, model dan lubangnya dibuat bermacam variasi model. Blok beton, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran bahan mentah: semen + pasir dengan perbandingan tertentu, sama juga dengan bataco, blok beton ini juga berlubang. 5. Batu bata (bata merah),pada umurnnya merupakan prisma tegak (balok) dengan penampang empat persegi panjang, ada juga batu bata yang berlubang-lubang, batu bata semacam ini kebanyakan digunakan untuk pasangan dinding peredam suara. Ukuran batu bata Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-IV
54
di berbagai tempat dan daerah tidak sama besamya disebabkan oleh karena belum ada keseragaman ukuran dan teknik pengolahan. Ukuran batu bata umumnya berkisar 22 x 10,5 x 4,8 cm sampai 24 x 11,5 x 5,5 cm. D. Memasang Dinding Bangunan 1. Dinding Bata Kapur Ukuran dinding bata kapur 8 cm x 17 cm x 30 cm. Dinding ini banyak digunakan pada rumah-rumah di pedesaan, perumahan rakyat, pagar pembatas tanah, atau rumah sederhana. Dinding bata kapur terbuat dari campuran tanah liat dengan kapur gunung. Macam-.macam tipe campuran antara lain: a. campuran bahan: tanah liat + tanah kapur + kapur-bubuk + semen. b. Campuran bahan : tras + kapur c. campuran bahan: tanah liat + pasir + kapur bubuk + pc. Harganya sangat murah. Waktu pemasangan pun cepat dan sedikit pemakaian adukan semen-pasir. Bila telah terpasang dan diplester serta diaci dinding ini tidak akan terlihat dari tanah dan kapur. Dinding ini memerlukan kolom pengaku (kolom praktis) setiap 2,5 m.
Gambar IV-6. Dinding Bata Kapur Dan Kolom Pengaku Dinding Bata Kapur
2. Dinding Bata Hebel Atau Celcon Dinding bata hebel atau celcon adalah bahan bangunan pembentuk dinding dengan mutu yang relatif tinggi. Penjualan bata jenis inipun tidak diretail pada setiap agen atau toko material. Pembelian biasanya harus dengan memesan terlebih dahulu. umumnya berukuran 10 cm x 19 cm x 59 cm. Bahannya terbuat dari pasir silika. Bata jenis ini harganya lebih mahal kurang lebih 16,5 % dari harga dinding bata merah Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-IV
55
untuk setiap 1 m2 terpasang. Dinding jenis ini sering digunakan pada rumah-rumah mewah, hotel, apartemen, monumen dan gedung-gedung mewah yang lain. Kelebihan yang dimiliki dinding ini adalah cepatnya proses pemasangan, mudah dalam pemotongan karena hanya menggunakan gergaji, bahannya tahan api dan air serta kedap suara. Dinding jenis ini bisa saja tidak diplester, cukup diaci saja karena permukaannya yang sudah relatif rata dan permukaan batu yang lebar. Hanya saja ketebalan kusennya harus disesuaikan. Selain itu, dalam praktik pemasangan sangat sedikit bahan yang terbuang.
Gambar IV-7. Bata Hebel Dan Pengerjaan Bata Hebel.
Jarak pemasangan kolom penguat sama dengan yang disyaratkan pada bata merah. Pemesanan tidak dilakukan secara unit, melainkan dalam ukuran 1 m3. Untuk 1 m3 bata jenis ini bisa digunakan untuk pasangan dinding seluas 11,5 m2. Namun hal ini tergantung juga dengan ketebalan dinding, bisa saja kurang dari 11,5 m2 bila ketebalannya lebih besar.
Gambar IV-8. Bata Hebel Dalam Pengiriman dan Aplikasinya dalam Pasangan Dinding Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-IV
56
Gambar IV-9. Bata Hebel Buatan Xella, Dengan Bata Hebel Pembangunan Gedung Dapat Dilakukan Secara Para Fabrikasi
Gambar IV-10. Proses Pembuatan Bata Hebel
3. Dinding Partisi Sesuai dengan namanya dinding partisi memang dikhususkan untuk sekat antar ruang. Karena di desain sebagai sekat antara ruang satu dan yang lain, dinding ini memiliki desain konstruksi yang lebih praktis dan ringan dibanding dengan konstruksi dinding yang lain. Bahan Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-IV
57
partisi untuk dinding jenis ini termasuk bagus dan murah. Sayangnya dinding ini tidak bisa digunakan untuk dinding luar (eksterior). Ini disebabkan sifat bahannya yang kurang menjamin faktor keamanan dari gangguan luar. Disamping tidak cocok untuk konstruksi terbuka, dinding jenis ini juga tidak dirancang untuk memikul beban yang berat. Dinding macam ini banyak digunakan sebagai bahan penyekat ruangan, terutama di perkantoran. Bahan yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran multiplek atau papan gipsum dengan ketebalan 9-12 mm. Bahan lain yang bagus untuk partisi adalah papan semen fiber glass. Bahan tersebut terbuat dari campuran semen dan fiber glass sehingga sangat kuat. Pemasangan ke rangka (kayu atau hollow) menggunakan sekrup. Bahannya mudah dipotong hanya menggunakan gergaji. Ketebalannya beragam mulai dari 4 mm, 6 mm, 9 mm, 12 mm, dan 15 mm. Panjang dan lebarnya sama dengan ukuran lembaran tripleks, yaitu 122 cm x 244 cm. Dari segi beban terhadap bangunan, dinding partisi dapat diabaikan. Untuk dinding partisi yang memakai bahan multiplek bisa dikatakan kurang aman, mengingat bahan mudah terbakar dan mudah mengelupas bila sering terkena air. Secara umum pemakaian partisi selalu dibuat dua lapis, untuk luar dan dalam. Bila dana terbatas, gunakan bahan partisi ini untuk pembatas ruangan. Jenis bahan disesuaikan dengan selera dan besarnya biaya.
Gambar IV-11. Sistem Partisi Tahan Api 1 Jam - Akustik Optimal, menggunakan 1 lapis papan gipsum 13mm yang diaplikasikan pada kedua sisi dan rangka BMS yang diaplikasikan saling-silang (staggered)dengan ketebalan (TCT) minimal 0.55mm
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-IV
58
Dewasa ini penggunaan dinding partisi semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan perumahan dan perkantoran yang tidak hanya mempertimbangkan faktor biaya dan waktu yang dihabiskan dalam membangun suatu bangunan. Dinding partisi ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat di sektor real. Sementara ini dinding partisi merupakan hasil dari pengembangan teknologi yang tepat guna. Dimana perkembangan teknologinya selalu meningkat sejalan dengan inovasi produsen dinding partisi ini.
Gambar IV-12. Potongan/tampak atas dan spesifikasi produk dinding partisi
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-IV
59
Gambar IV-13. Sistem Partisi Tahan Api 2 Jam Ketinggian Optimal, menggunakan 2 lapis papan gipsum 16mm yang diaplikasikan pada kedua sisi dan rangka BMS dengan tebal (TCT) min 0.55mm
Gambar IV-14. Potongan/tampak atas dan spesifikasi produk dinding partisi
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-IV
60
4. Dinding Batako Batako merupakan batu buatan yang pembuatannya tidak dibakar, bahannya dari tras dan kapur, juga dengan sedikit semen portland, Pemakaiannya lebih hemat dalam beberapa segi, misalnya: per m2 luas tembok lebih sedikit jumlah batu yang dibutuhkan, sehingga kuantitatif terdapat penghematan. Terdapat pula penghematan dalam pemakaian adukan sampai 75 %. Beratnya tembok diperingan dengan 50 %, dengan demikian juga pondasinya bisa berkurang. Namun demikian masih lebih mahal jika dibanding dengan bata kapur Bentuk batu batako yang bermacam-macam memungkinkan variasi-variasi yang cukup, dan jika kualitas batu batako baik, dinding batako tidak perlu diplester. Batu batako dapat dibuat dengan mudah dengan alat-alat atau mesin yang sederhana dan tidak perlu dibakar. Namun bahan bangunan tersebut masih baru di Indonesia, cara-cara pembuatan, pemakaian pemasangan maupun adukanadukannya dapat dipelajari dengan seksama. Tras dan kapur dengan perbandingan 5 : 1 jika kualitas tras cukup baik, jika perlu ditambah dengan sedikit semen portland, diaduk sebaik-baiknya dalam keadaan kering. Tempat pembuatan adukan harus bersih dan terlindung dari hujan. Kemudian adukan yang kering diaduk dengan air secukupnya. Untuk mengetahui kadar air dari suatu adukan dibuat bola-bola adukan, yang digenggam-genggam pada telapak tangan. Apabila bola adukan dijatuhkan hanya sedikit berubah bentuknya, maka kandungan air dalam adukan itu terlalu banyak, dan bila dilihat telapak tangan tidak berbekas air, maka kadar air adukan tersebut kurang. Jikalau kadar air tercapai dengan tepat, perataan dapat dimulai. Batu-batu yang baru dicetak disimpan dalam los agar terhindar dari panas matahari maupun air hujan, kemudian diletakkan berderet di rak dengan tidak ditimbun. Masa perawatan 3 hari sampai 5 hari, guna memperoleh pengeringan dan kemantapan bentuk. Biarkan masih dalam los dan biarkan selama 3 minggu sampai 4 minggu untuk memperoleh proses pengerasan. Di samping itu diusahakan agar di tempat sekitarnya udara tetap lembab.
Gambar IV-15. Beberapa macam bentuk batako
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-IV
61
Keterangan: a. b. c. d. e.
f.
Panjang 40 cm, lebar 20 cm, tinggi 20 cm, berlubang, untuk dinding luar. panjang 40 cm, lebar 20 cm, tinggi 20 cm, berlubang, batu khusus sebagai penutup pada sudut-sudut dan pertemuan. panjang 40 cm, lebar 10 cm, tinggi 20 cm, berlubang, untuk dinding pengisi dengan tebal 10 cm. panjang 40 cm, lebar 10 cm, tinggi 20 cm, berlubang, batu khusus sebagai penutup pada dinding pengisi. panjang 40 cm, lebar 10 cm, tinggi 20 cm, tidak berlubang, batu khusus untuk dinding pengisi dan pemikul sebagai hubungan-hubungan sudut dan pertemuan. Panjang 40 cm, lebar 8 cm, tinggi 20 cm, tidak berlubang, batu khusus untuk dinding pengisi
Pada pemakaian batu batako diperhatikan hal-hal berikut: a. Disimpan dalam keadaan cukup kering b. Penyusunan batu cetak sebelum dipakai cukup setinggi lima lapis, untuk keamanan dan juga untuk memudahkan pengambilan c. Pada pemasangan tidak perlu dibasahi terlebih dahulu, serta tidak boleh direndam air d. Untuk pemotongan batu batako dipergunakan palu dan tatah untuk membuat goresan pada batu yang akan dipatahkan.
Gambar IV-16, Mesin Cetak Batako dan pemasangan batako
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-IV
62
Gambar IV-17, Industri Batako
Aturan batu buatan yang tidak dibakar (batako) sebenarnya tidak berbeda dengan aturan batu merah. Pada prinsipnya sistem pemasangannya menggunakan aturan pemasangan batu bata. Pada sudut bangunan diberi papan mistar yang menentukan tinggi-nya lapisan masing-masing, sehingga pada tiap-tiap pemasangan lapisan dapat diberi tali pelurus. Pemasangan batu batako terakhir selalu di tengahtengah. Untuk memperkuat dinding batu batako juga digunakan rangka pengkaku yang terdiri dari kolom atau balok beton bertulang yang dicor di dalam lubang-1ubang batu batako. Kolom beton ini selalu dipasang di sudut-sudut, pertemuan dan persilangan dinding seperti terlihat pada gambar diatas. Jika dinding bersilangan salah satu dinding terdiri dari batu batako yang tidak berlubang, maka digunakan angker besi beton 3/8". Beberapa aturan pemasangan batako adalah seperti dilihat pada gambar-gambar berikut :
Gambar IV-18, Beberapa aturan pemasangan batako Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-IV
63
Gambar IV-19 a dan IV-19 b Menyusun dinding pasangan-batu beton: (a) Bantalan adukan ditebar pada fondasinya. (b) Lapisan-arah pertama dari blok untuk pasangan sudut-antar diletakkan di atas adukannya. Adukan untuk siar pasangan pelopor diberikan pada ujung setiap blok dengan cetok sebelum bloknya diletakkan.
Gambar IV-19 c dan IV-19 d (c) Pasangan pelopor dibangun lebih tinggi. Adukan biasanya diberikan hanya pada cangkang muka bloknya dan tidak diberikan pada badannya. (d) Ketika setiap lapisanpasangan dibentang, tingginya secara teliti diperiksa entah menggunakan mistar lipat, atau, seperti yang ditunjukkan di sini, batang-ukur tingkat yang ditandai dengan tinggi setiap lapisan-pasangan.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-IV
64
Gambar IV-19 e dan IV-19 f (e,f) Setiap lapisan-arah baru juga diperiksa dengan alat sipat-datar untuk memastikan bahwa lapisan itu mendatar dan tegak lurus. Waktu yang diluangkan untuk memastikan pasangan sudut antarnya telah akurat akan cukup diimbangi oleh ketelitian dinding dan kecepatan penyusunan di antara pasangan pelopor.
Gambar IV-19 g dan IV-19 h (g) Siar pasangan sudut-antar dirapikan menjadi profil konkaf. (h) Sikat lunak akan membuang remah-remah setelah perapihan cetok konkaf tadi. (i) Sebuah benang tukangbatu dipertahankan tetap tegang di antara pasangan pelopor pada blok tali-sipat.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-IV
65
Gambar IV-19 i dan IV-19 j (j) Lapisan-pasangan blok di antara pasangan pelopor disusun dengan cepat, dan disebariskan hanya dengan tali-sipat; tidak diperlukan lagi batangukur tingkat atau alat sipat-datar. Tukang-batunya telah menebarkan adukan siar kasuran dan memberi "olesan adukan tepi" siar kasurannya untuk beberapa blok.
Gambar IV-19 k dan IV-19 l (k) Setiap lapisan-pasangan blok penyisip diakhiri dengan blok-tutup, yang harus disisipkan diantara blok yang telah dibentang. Siar kasuran blok-blok yang telah disusun diberi olesan-adukan tepi. (I) Kedua ujung blok-tutup diberi olesan-adukan tepi, dan blok ini diturunkan secara cermat ke tempatnya.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-IV
66
5. Dinding Batu Bata Dinding bata merupakan dinding yang paling lazim digunakan dalam pembangunan gedung baik perumahan sederhana sampai pembangunan gedung-gedung yang ukurannya besar. Karena itu pasangan batu bata memiliki seni tersendiri dalam sistem pemasangannya dalam konstruksi dinding. Pembuatan batu bata harus memenuhi peraturan umum untuk bahan bangunan di Indonesia NI-3 dan peraturan batu merah sebagai bahan bangunan NI-10. Batu merah dibuat dengan menggunakan bahan-bahan dasar : 1) Lempung (tanah liat), yang mengandung silika sebesar 50 % sampai dengan 70%. 2) Sekam padi, fungsinya untuk pencetakan batu merah, sebagai alas agar batu merah tidak melekat pada tanah, dan permukaan batu merah akan cukup kasar. Sekam padi juga dicampur pada batu merah yang masih mentah. waktu pembakaran batu merah akan terbakar dan pada bekas sekam padi yang terbakar akan timbul pori-pori pada batu merah 3) Kotoran binatang, dipergunakan untuk melunakkan tanah, digunakan kotoran kerbau, kuda dan Iain-lain. Fungsi kotoran binatang dalam campuran batu merah ialah membantu dalam proses pembakaran dengan memberikan panasnya yang lebih tinggi di dalam batu merah. 4) Air, digunakan untuk melunakkan dan merendam tanah. Lempung yang sudah dicampur dengan sekam padi dan kotoran binatang kemudian direndam dengan air ini beberapa waktu lamanya. Campuran itu direndam selama satu hari satu malam dengan kondisi yang sudah bersih dari batu-batu kerikil atau bahan lain yang dapat menjadikan kualitasnya jelek. Kemudian dicetak dengan menggunakan cetakan dari kayu, bisa juga digunakan cetakan dari baja. Untuk mempermudah lepasnya batu merah yang dicetak, maka bingkai cetakan dibuat lebih besar sedikit ke bawah dan dibasahi dengan air. Batu merah yang belum dibakar juga disebut batu hijau. Sesudah keras bata dapat dibalik pada sisi yang lain. Lalu ditumpuk datam susunan setinggi 10 atau 15 batu. Susunan ini terlindung dari sinar matahari dan hujan. Pengeringan ini membutuhkan waktu selama 2 hari s/d 7 hari. Pembakaran batu hijau ini dilakukan setelah batu itu kering dan disusun sedemikian rupa, sehingga berupa suatu gunungan dengan diberi celah-celah lobang untuk memasukkan bahan bakar. Hasil batu merah yang baik bakarannya, tergantung dari banyaknya batu merah yang dibakar. Kalau yang dibakar sedikit saja, persentase hasil pembakaran lebih banyak. Pada umumnya kerusakan Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-IV
67
batu merah dalam proses pembakaran sekitar 20% sampai 30%. Bahan bakarnya menggunakan kayu atau sekam padi. Setelah selesai proses pembuatan, batu merah selalu harus disimpan dalam keadaan cukup kering. Bila tidak ada gudang, maka dilindungi dengan plastik terhadap air hujan.
Gambar IV-20. Gambar bata merah dan dinding pasangan bata merah
Gambar IV-21. Cetakan kayu untuk membuat tujuh bata sekaligus.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-IV
68
Sebelum munculnya tungku-tungku modern, bata paling sering dibakar dengan cara menumpuknya dalam jajaran longgar yang disebut sebagai tungku bata-lapangan dengan tanah atau lempung, menyalakan api di bawah jajaran tersebut, dan mempertahankan api itu selama beberapa hari. Setelah mendingin, tungku bata-lapangan itu dibongkar dan batanya dipilah sesuai dengan derajat pembakaran yang telah dialaminya. Batu bata yang berdekatan dengan api (bata klingker) sering mengalami kelebihanbakar dan terdistorsi, yang membuatnya menjadi tidak menarik, dan oleh sebab itu tidak sesuai digunakan pada pekerjaanbata ekspos. Bata-bata dalam zona tungku bata-Iapangan di dekat api akan terbakar sempuma tetapi tidak terdistorsi, ini sesuai untuk bata lapis-muka di bagian luar dengan derajat daya-tahan terhadap cuaca yang tinggi.
Gambar IV-22. Bata sering kali dicetak sesuai pesanan untuk kegunaan tertentu. Alur lapisan-pasangan muka air tegak-muka pada sebuah dinding hubungan di Inggris ini dicetak berbentuk kurva ogif.
Bata yang paling jauh dari api akan menjadi lebih lunak dan akan dipinggirkan untuk digunakan sebagai bata belakang, sementara sejumlah bata dari sekitar keliling tungku bata-Iapangannya tidak cukup terbakar dan hasilnya tidak baik, bahkan tidak dapat digunakan untuk keperluan apapun, bata yang seperti ini akan dibuang. Sebelum pengangkutan mekanik ditemukan, bata untuk suatu bangunan biasanya diproduksi dari tanah yang diperoleh dari tapak bangunan atau tidak jauh di sekitar lokasi yang akan didirikan bangunan. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-IV
69
Ciri-ciri batu merah yang baik ialah : 1) Permukaannya kasar 2) Warnanya merah seragam (merata) 3) Jika dipukul Bunyinya nyaring 4) Tidak mudah hancur atau patah. Ukuran-ukuran batu merah bermacam macam tergantung kegunaan dan pesanan, namun umumnya di Indonesia ukuran standar seperti berikut : 1) panjang 240 mm, lebar 115 mm, tebal 52 mm atau 2) panjang 230 mm, lebar 110 mm, tebal 50 mm Penyimpangan terbesar, dari ukuran-ukuran seperti tersebut di atas ialah: untuk panjang maksimal 3 %, lebar maksimal 4 % dan tebal maksimal 5 %. Tetapi antara bata-bata dengan ukuran-ukuran terbesar dan bata-bata dengan ukuran-ukuran ter-kecil, selisih maksimal yang diperbolehkan ialah: untuk panjang 10 mm, untuk lebar 5 mm dan untuk tebal 4 mm. Batu merah dapat dibagi atas tiga tingkat seperti berikut: 1) Batu merah mutu tingkat I dengan kuat tekan rata-rata lebih besar dari 100 kg/cm2 dengan ukuran yang sama tanpa penyimpangan. 2) Batu merah mutu tingkat II dengan kuat tekan rata-rata antara 80 kg/cm2 dan 100 kg/cm2 dan ukurannya menyimpang 10%. 3) Batu merah mutu tingkat III dengan kuat tekan rata-rata antara 60 kg/cm2 dan 80 kg/cm2 dan ukurannya menyimpang 20%. E. Memasang Dinding Batu Bata 1. Aturan Pemasangan Dengan aturan pemasangan batu merah kita menghubungkan batu merah masing-masing bersama mortar menjadi suatu kesatuan yang juga dapat menerima beban. Siar-siar vertikal selalu diusahakan agar tidak merupakan satu garis, harus bersilang, seperti terlihat pada gambar berikut. Siar vertikal pada umumnya kita pilih sebesar 1 cm dan siar horisontal setebal 1,5 cm. Jika dibedakan pengaturannya, ada beberapa kemungkinan, yaitu :
Gambar IV-23. Aturan batu memanjang (1/2 batu) dengan tebal dinding 11 cm atau 11,5 cm Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-IV
Gambar IV-24. aturan batu melintang
70
Gambar IV-25. Aturan batu memanjangmelintang bersilang (staand)
Gambar IV-27. aturan batu Belanda
Gambar IV-26. aturan batu menyilang
Gambar IV-28. dan aturan batu Gothik (vlaams). semuanya pada tebal dinding 23 cm atau 24 cm.
Gambar IV-29. Cara pemasangan batu bata Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-IV
71
Cara pemasangan batu bata adalah: sebelum pemasangan pemasangan perlu dibasahi lebih dahulu atau direndam sebentar di dalam air. Sesudah lapisan pertama pada lantai atau pondasi dipasang, maka disiapkan papan mistar yang menentukan tinggi lapisan masing-masing, sehingga dapat diatur seragam. Kemudian untuk lapisan kedua dan yang berikutnya pada batu masing-masing diletakkan adukan (mortar) pada dinding yang sudah didirikan untuk siar yang horisontal dan pada batu merah yang akan dipasang pada sisi sebagai siar vertikal. Sekarang batu merah dipasang menurut tali yang telah dipasang menurut papan mistar sampai batu merah terpasang rapat dan tepat. Dengan sendok adukan, mortar yang tertekan keluar siar-siar dipotong untuk digunakan langsung untuk batu merah berikutnya. Pada musim hujan dinding-dinding pasangan batu merah yang belum kering harus dilindungi terhadap air hujan. Kualitas batu merah di Indonesia umumnya kurang baik dan sering kurang keras dan padat, tidak seperti batu merah yang dibuat di Eropa dan sebagainya. Hal ini disebabkan oleh bahan dasar dan cara pembuatan yang masih sering sangat sederhana. Karena itu, untuk menambah keawetan terhadap pengaruh-pengaruh iklim, maka terutama dinding batu merah dengan tebal 11 cm atau 11,5 cm (karena tipisnya dinding terlalu lemah untuk menahan gaya tekan vertikal dan gaya horisontal atau gaya gempa) diperkuat dengan rangka yang terdiri dari kolom atau balok beton bertulang setiap luas tembok 12.00 m2. Kolom beton bertulang ini selalu dipasang di sudut-sudut, pertemuan dan persilangan dinding, dan pada jarak 3,00 m, seperti juga terlihat pada gambar berikut:
Gambar IV-30. Cara pemasangan batu bata dengan kolom beton
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-IV
72
2. Macam Pasangan Batu Bata a. Tembok memanjang setengah batu
Gambar IV-31a.
b. Tembok sudut setengah batu dengan satu batu :
Gambar IV-31b.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-IV
73
c. Tembok pertemuan setengan batu
Gambar IV-31c.
d. Pasangan bata persilangan setengah batu
Gambar IV-31d.
e. Tembok persilangan satu bata dengan ikatan tegak
Gambar IV-31e. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-IV
74
f. Tembok batu bata dengan ikatan tegak
Gambar IV-31f.
g. Tembok pada pertemuan tegak lurus satu bata ikatan silang
Gambar IV-31g.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-IV
75
BAB V FINISHING DINDING A. Pendahuluan Dinding yang telah selesai dipasang perlu dilindungi (ditutup) dengan suatu lapisan dari adukan spesi, agar tembok itu lebih rapi dan indah. Khusus bidang dinding bagian bawah yang berhubungan langsung dengan tanah diplester kedap air setinggi ± 20 cm. Sebelum memulai dengan pekerjaan plesteran, terlebih dahulu serpihan-serpihan adukan, debu atau kotoran-kotoran lain, yang menempel pada tembok perlu dibersihkan dengan cara menyiramkan air pada dinding. Campuran adukan yang dipakai untuk plesteran adalah 1 pc : 2 pasir untuk dinding bagian bawah (kedap air) dan 1 pc : 4 pasir untuk pekerjaan plester pada bagian tengah dan atas yang tidak berhubungan dengan air. Pada sudut-sudut tembok sering terjadi cacat akibat benturan benda keras, adukan untuk plester bagian sudut harus dibuat lebih kuat dari bagian lainnya. Sedangkan untuk bagian beton bertulang, sebelum plesteran dimulai, permukaan beton sebaiknya diberi cairan semen kental. Hal tersebut dimaksudkan agar antara plesteran dan bagian permukaan beton dapat menyatu dengan kuat. B. Pekerjaan Plesteran. Setelah dinding terpasang sampai atas, mulailah melakukan pelapisan penutup dinding bata. Pelapisan dilakukan dengan diplester untuk dinding dalam. Dinding luar atau batas kavling biasanya hanya disawut (plesteran tanpa dihaluskan serta tanpa diaci). Sebaiknya saat memulai suatu pekerjaan plesteran hendaknya dinding batu bata disiram terlebih dahulu dengan air agar plesteran cepat menempel di dinding. Setelah seluruh dinding diplester, diamkan beberapa hari agar kadar airnya cepat hilang. Biasanya setelah kadar air seluruhnya telah menguap, plesteran akan terlihat retak-retak kecil. Pekerjaan plester itu biasanya dilakukan pada bidang dinding dan pada bagian atas pondasi (trasram/semenram). Pekerjaan trasram untuk mencegah agar kaki tembok tidak mengisap lembab (air) dari tanah. Adukannya dibuat rapat air yaitu dengan eampuran 1 pc : 2 pasir. Diantara bagian bawah tembok dengan bagian atas pondasi, sekarang banyak dipasangi balok beton bertulang (sloof) dengan maksud untuk meratakan beban bangunan yang diterima oleh pondasi yang sekaligus berfungsi sebagai trasram.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana– V
76
C. Plesteran dan Acian Bidang Tembok 1. Syarat-Syarat Memplester Tembok: a. Tembok yang akan diplester harus datar. b. Sebelum memulai memplester tembok harus digaruk dengan sapulidi dan dibersihkan dengan air tawar (air minum). c. Tebal lapis plester hanya 1 @ 1,5 cm. d. Adukan yang dipakai : 1 kapur : 1 tras : 3 pasir, bila perlu dapat dibuat 1 semen: 3 pasir. 2. Pelaksanaan Memplester Tembok: a. Tembok yang akan diplester dibagi dalam beberapa bagian (petakpetak). b. Pada keempat sudut petak tembok dipasang paku dengan kepala menonjol .± 3 cm dari bidang tembok, untuk merentangkan benang. c. Jarak benang dari sisi tembok 1,5 cm dan bila ada tembok yang menempel pada benang, maka temboknya harus dipahat dulu supaya didapat plester sama tebal dan rata. d. Di tempat-tempat tertentu yaitu pada paku dan rentangan benang dibuat plester utama yang berhimpit dengan benang-benang tadi, sebagai standar tebal plester. e. Plester utama yang vertikal ini dibuat tiap-tiap jarak 1,00 meter. Setelah ini selesai, benang dapat dilepas. f. Diantara 2 lajur plester utama di isi penuh dengan adukan, kemudian digores dengan penggaris besar dan lurus mulai dari bawah ke atas untuk memperoleh bidang yang rata. g. Kemudian bidang yang paling luar dilapisi dengan lapisan encer (kapur + semen merah + air) sambil digosok dengan papan gosok supaya permukaan standar yang rata, ini disebut mengaci. h. Rusuk-rusuk dan sudut pertemuan plester tembok harus merupakan sudut siku ( = 90°) dan ini harus diplester dengan adukan 1 semen : 3 pasir supaya tahan benturan-benturan ringan. i. Setelah lapis ini betul-betul kering, bidang permukaannya disapu dengan kapur tohor sebanyak 3 kali, dan agar terlihat indah kapur ini dicampur dengan zat pewarna yang sesuai dengan selera pemilik bangunan 3. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan : a. Bahan adukan plester seperti pasir, tras dan kapur yang telah dicampur rata harus diayak dulu, supaya butiran-butiran kasar tidak ikut bercampur. b. Usahakan jangan menggunakan adukan bekas tembok lama karena daya lekatnya kurang. c. Pada pekerjaan mengaci, bila dalam ember kapur tadi air kapumya sudah habis, hanya tinggal butiran-butiran kasar yang harus dibuang dan diganti dengan campuran yang sarna dan baru. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana– V
77
4. Cara memplester tembok lama: a. Sebelumnya lapis plester tembok lama harus dikupas. b. Siar tegak maupun siar datar harus digaruk sedalam ± 1,5 em. c. Bagian bata tembok yang lumutan (licin) harus digaruk supaya permukaannya kasar, agar lapis plester yang bam dapat melekat dengan baik. d. Bila ada bagian tembok yang terlalu kering, harus dibasahi dengan air tawar. e. Selanjutnya pelaksanaan memplester mengikuti langkah di atas dari no. 1 sampai 9.
Gambar V-1, Pekerjaan Plesteran
5. Pekerjaan Acian Pekerjaan berikutnya adalah mengaci, untuk menutupi adanya keretakan alami akibat penguapan. Sebelum pekerjaan acian dimulai, terlebih dahulu lakukan penyiraman agar acian mudah melekat pada plesteran. Bila pekerjaan acian telah selesai maka perlakuannya sama dengan pekerjaan plesteran. Acian didiamkan beberapa hari agar kadar airnya mengering. Setelah terjadi pengeringan, akan timbul secara alami keretakan yang disebut retak-retak rambut. Setelah proses pengacian selesai, pekerjaan selanjutnya adalah menutupi pari-pari atau retak-retak rambut. Secara umum arang akan memakai wall sealer (plamur tembak). Plamur tembak diencerkan dengan air secukupnya. Kemudian diratakan pada permukaan dinding dengan alat perata. Plamur tembak dapat dijumpai di setiap taka-taka bangunan dengan berbagai merek. Secara umum bahan ini lebih banyak dipakai di peru mahan perkampungan. Plamur tembak tipe ini agak sedikit mahal karena pengerjaannya akan banyak memakan waktu sehingga menambah biaya pelaksanaan. Selain itu, pada waktu akan dilakukan pengecatan, dinding harus diamplas terlebih dahulu. Di sini banyak dijumpai adanya bilur-bilur bekas guratan alat perata (kape atau alat Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana– V
78
perata lainnya) sehingga pengamplasannya juga akan memakan waktu serta banyak memakai kertas amplas. Bagi mereka yang tetap akan memakai plamur tembok jenis ini ada beberapa cara yang cukup baik untuk membuat plamur tembok yang lebih murah dan mudah dibuat sendiri. Cara lain untuk melapisi keretakan acian adalah memakai plamur tembok jenis lainnya yang disebut under coat (Iapisan dasar). Bahan ini diproduksi oleh pabrik cat terkenal dengan berbagai merek. Secara teknik pemakai bahan tipe ini akan lebih menguntungkan, karena pelaksanaannya memakai rol cat dinding. Bahannya harus dibuat seencer mungkin sehingga bidang sasaran akan jauh lebih banyak. Pengerjaannya pun bisa lebih cepat. Keuntungannya akan dapat menekan biaya pelaksanaan. Dibuat encer bertujuan agar seluruh bahan tersebut dapat sempurna mengisi celah-celah retak rambut acian. Bila dibuat kental, akibatnya pada saat mengering bahan tersebut akan naik ke permukaan celah-celah yang retak. Selain itu, lebih boros pemakaian bahannya. Jadi, pekerjaan pengamplasan akan lebih lama dan boros kertas amplas serta menambah biaya pengerjaan.
Gambar V-2, Pekerjaan Acian
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana– V
Gambar V-3, Pekerjaan Plamur (Under Coat)
79
Gambar V-4, Hasil Plesteran dan Acian
D. Plesteran dan Acian Bidang Sudut dan Lengkung Prinsip pengerjaan plesteran dan acian pada bidang sudut tembok dan lengkung tembok adalah sama dengan plesteran dan acian pada dinding tembok. Yang perlu diperhatikan adalah; untuk bidang sudut tembok, plesteran dan acian sudut harus membentuk garis tegak dan lurus. Untuk bidang lengkung, plesteran dan acian harus sesuai dengan bidang lengkung yang diinginkan, bila dinding lengkung tidak rata, maka fungsi plesteran dan acian bidang lengkung adalah meratakan bidang lengkung tersebut.
Gambar V-5, Hasil Plesteran dan Acian pada Bidang Sudut dan Bidang Lengkung
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana– V
80
F. Plesteran Lantai Semen Pengerjaan plesteran lantai semen biasanya menggunakan bentuk segi empat dengan menggunakan spesi/adukan. Langkahlangkah dalam plesteran lantai semen adalah; 1. Tentukan letak titik tertinggi sebagai dasar muka lantai, yang biasanya diambil dibawah pintu. 2. Pemasangan pertama dilakukan di bawah pintu dengan menggunakan adukan. 3. Dari muka atas pasangan pertama ditarik benang kearah sudutsudut ruangan lalu pada masing-masing sudut dipasang satu pasangan lantai sebagai pedoman untuk tinggi muka lantai. 4. Dari tempat pasangan lantai sudut ditarik benang-benang sejajar tepi ruangan untuk menetapkan letak titik-titik antara atau tengahtengah ruangan. 5. Di tempat-tempat tersebut dipasang patok. Pada patok dipakukan papan untuk tarikan-benang, seperti pada pemasangan papan bangunan. Pemasangan papan harus datar dan diperiksa dengan alat sipat datar. 6. Dari papan-papan ini direntangkan benang untuk tarikan benang pemasangan. Mula-mula ditarik benang dari pasangan lantai pertama di dekat pintu, kemudian pada arah tegak lurus direntangkan juga benang untuk tarikan-benang kearah silang lainnya. 7. Dari tempat tarikan benang tersebut dimulai pemasangan plesteran lantai. 8. Plesteran lantai dilakukan dengan ketebalan ± 2 cm, permukaan plesteran diratakan sambil digosok-gosok dengan kayu penggosok. 9. Pemasangan dilakukan dengan cara mundur menuju kearah pintu agar plesteran lantai yang telah selesai dipasang tidak terganggu oleh pemasangan plesteran lantai berikutnya. 10. Untuk menjaga agar pemasangan ubin yang telah selesai tidak rusak, pada tempat-tempat tertentu diletakkan papan untuk jalan di atasnya. 11. Setelah agak kering, permukaan lantai dilapisi campuran semen murni dengan air yang diulaskan menggunakan ruskam kayu/baja dan diratakan. 12. Bila menginginkan permukaan plesteran lantai menyerupai ubin, maka sebelum plesteran mengeras dilakukan penarikan kabel/tali yang dilekatkan pada permukaan plesteran lantai. Ukuran jarak antara dapat disesuaikan menurut kebutuhan.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana– V
81
Gambar V-7, Plesteran Lantai
G. Plesteran dengan Sawutan Permukaan dinding polos mungkin membuat kesan menjenuhkan. Aplikasi warna mungkin juga kurang membuat tampilannya menarik. Agar dinding lebih menarik, maka plesteran dapat dilakukan dengan sawutan, sehingga hasil plesteran akan membentuk tekstur. Hasil dari plesteran dengan sawutan dapat membuat dinding lebih berwarna, terlebih jika terkena sorot cahaya, ada gradasi gelap terang yang dapat membuat dinding jadi dramatis. Yang perlu diperhatikan dalam plesteran dinding dengan sawutan adalah tekstur atau tonjolan-tonjolan pasir halus di seluruh permukaan dinding jangan sampai melukai tubuh, terlebih jika pasir yang digunakan agak kasar. Hal tersebut dapat diminimalisir menggunakan cat yang tepat serta teknik menyawut yang benar, sehingga permukaan plesteran yang kasar dan tajam dapat dikurangi. Permukaan dinding disawut dengan menggunakan ayakan lubang kecil sehingga tekstur yang muncul tidak terlalu menonjol. Hal tersebut akan membuat gesekan kulit tubuh dengan dinding tidak terlalu berbahaya. Bahan dan Alat yang digunakan dalam plesteran dinding dengan sawutan adalah; 1. Cat emulsi , pasir kasar, semen putih 2. Kawat ayam atau kain 3. Roskam, sendok semen, sarung tangan
Gambar V-8, Alat dan Bahan Plesteran dengan Sawutan
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana– V
82
Langkah Pengerjaan untuk plesteran dengan sawutan adalah sebagai berikut; 1. Tentukan bidang dinding yang akan diberi plester dengan sawutan, sebaiknya plester dulu dinding ini. Plesteran yang rata akan mendapatkan hasil sawutan yang lebih baik. 2. Siapkan alat sawut, yaitu kawat ayam yang telah diberi bingkai kayu atau kain (pilih salah satu). Alat-alat yang dipilih akan berpengaruh pada tekstur yang terbentuk. 3. Pasir yang akan dipakai sebaiknya diayak agar bersih dari kerikil, 4. Buat adukan semen-pasir dengan perbandingan 1:3. 5. Aplikasikan adukan pada dinding yang sudah diplester tadi. 6. Jika menggunakan kawat ayam: lempar keras-keras adukan tersebut dengan menggunakan sendok semen hingga menerobos kawat. Adukan dilempar dari jarak sekitar 30cm. 7. Jika menggunakan kain: adukan cukup ditempel ke dinding dengan menggunakan roskam setelah itu gosok dengan arah memutar. 8. Khusus untuk teknik kain, tunggu hingga hasil sawutan setengah kering sebelum menggosok dinding dengan gerakan memutar menggunakan roskam yang sudah diberi kain. 9. Diamkan hingga kering. Kemudian cat dengan cat emulsi sesuai selera.
Gambar V-9, Hasil Plesteran dengan Sawutan
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana– V
83
BAB VI PENUTUP LANTAI DAN DINDING A. Pemasangan Lantai Pemasangan lantai biasanya dimulai bila semua pekerjaan bagian atas, seperti pemasangan atap, plafon, dan plesteran dinding dan pekerjaan bagian bawah, seperti pemasangan pipa-pipa riolering telah selesai dilaksanakan. Permukaan dasar tanah yang akan dipasang lantai harus diberi urugan terlebih dahulu. Tujuan dari pengurugan adalah agar tidak terjadi penyusutan tanah yang dapat mengakibatkan lantai menjadi tidak kokoh dan pecah. Bahan yang digunakan untuk urugan adalah tanah urug atau pasir urug dengan ketebalan 15-20 cm. Langkah pengurugan adalah sebagai berikut. 1. Permukaan tanah dibersihkan dari kotoran, seperti sisa-sisa adukan, potongan kayu, sisa gergajian dan Iain-lain. 2. 2.Jika urugan cukup tebal (> 20 cm ), urugan tanah dibuat berlapislapis, dengan tebal setiap lapisan 15-20 cm dengan cara dipadatkan alat pemadat yang dialiri air sampai jenuh. Hal ini dilaksanakan sampai permukaan tanah tidak menunjukkan penurunan lagi. 3. Pekerjaan selanjutnya urugan pasir diatasnya yang pelaksanaannya seperti pada pelaksanaan diatas. B. Ketentuan Umum Pemasangan Lantai Ubin Lantai ubin terdiri dari ubin semen portland yang bahannya merupakan campuran pasir dengan semem dan permukaannya dari lapisan semen Portland murni, granite dan sebagainya. Menurut motifnya dibedakan atas ubin galasan, ubin-sisik, ubin-kembang dan sebagainya. Ukuran ubin biasanya 15 X 15; 20 X 20 dan 30 X 30 cm dengan tebal 2cm. Ketentuan umum pemasangan ubin lantai yang menggunakan bentuk segi empat dengan menggunakan spesi/adukan adalah sebagai berikut; 1. Tentukan letak titik tertinggi sebagai dasar muka lantai, yang biasanya diambil dibawah pintu. 2. Pemasangan pertama dilakukan di bawah pintu dengan menggunakan adukan. 3. Dari muka atas pasangan pertama ditarik benang kearah sudutsudut ruangan lalu pada masing-masing sudut dipasang satu pasangan lantai sebagai pedoman untuk tinggi muka lantai. 4. Dari tempat pasangan lantai sudut ditarik benang-benang sejajar tepi ruangan untuk menetapkan letak titik-titik antara atau tengahtengah ruangan. 5. Di tempat-tempat tersebut dipasang patok. Pada patok dipakukan papan untuk tarikan-benang, seperti pada pemasangan papan bangunan. Pemasangan papan harus datar dan diperiksa dengan Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-VI
84
alat sipat datar. 6. Dari papan-papan ini direntangkan benang untuk tarikan benang pemasangan. Mula-mula ditarik benang dari pasangan lantai pertama di dekat pintu, kemudian pada arah tegak lurus direntangkan juga benang untuk tarikan-benang kearah silang lainnya. 7. Dari tempat tarikan benang tersebut dimulai pemasangan satu baris ubin lantai. 8. Untuk tiap pemasangan dipakai adukan yang cukup untuk luas satu pasangan ubin lantai. Bahan lantai didesak dengan kekuatan sedang sampai rata dan sejajar dengan benang-tarikan. 9. Pemasangan berikutnya kearah tegak lurus terhadap arah pemasangan pasangan yang pertama, begitu seterusnya, sehingga bagian ujung sudut ruangan terpasang penuh dengan ubin lantai. 10. Pemasangan dilakukan dengan cara mundur menuju kearah pintu agar ubin lantai yang telah selesai dipasang tidak terganggu oleh pemasangan lantai berikutnya, sebab adukannya belum mengeras. 11. Untuk menjaga agar pemasangan ubin yang telah selesai tidak rusak. maka pada tempat-tempat tertentu diletakkan papan untuk jalan di atasnya.
Gambar VI-1, Ketentuan Umum Pemasangan Ubin Lantai Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-VI
85
Gambar VI-2, Benang TarikanSebagai Pedoman Pemasangan Ubin
C. Lantai Keramik Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani, keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Lantai keramik atau ubin keramik adalah bahan penutup (finishing) lantai dari bahan keramik. Tujuan pemasangan ubin keramik selain sebagi penutup lantai adalah menambah kekuatan lantai, mempermudah pemeliharaan dan kebersihan lantai, serta mendekorasi ruangan (lantai). Selain fungsi-fungsi tersebut, efek pemasangan keramik lantai juga bisa menghadirkan atmosfer tertentu pada ruangan, tergantung jenis dan corak keramik yang dipilih. Dalam kaitan dengan mutu ubin keramik dikenal istilah KW1, KW2, KW3, artinya dalam (1) satu kotak keramik KW1 berisi keramik kualitas paling baik dan nol kerusakan atau tidak ada yang cacat (reject), sedangkan KW berikutnya kualitasnya lebih rendah, seperti warna tidak sama persis sama, ukuran berselisih antara satu dengan lainnya berkisar 1 – 1.5 mm. Jenis dan merk lantai keramik yang ada dipasaran antara lain: Roman, KIA, IKAD, INA, White Horse, Masterina, Mulia, Acura, Hercules, KIG, Milan, Platinum, Genova dan sebagainya.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-VI
86
Gambar VI-3, Lantai Keramik
1. Jenis Keramik Keramik dilihat dari penggunaan bahan dan proses pembuatan terbagi dalam dalam dua jenis keramik, yaitu: a. Keramik Tradisional Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam, seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah (dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri (refractory). b. Keramik Halus Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced ceramic, engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll). Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis. Berdasarkan perletakkannya, jenis keramik dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: a. Ubin Keramik Interior Ubin keramik interior senantiasa terlindung dari hujan, dan sinar matahari langsung, oleh karena itu biasanya digunakan jenis ubin keramik polos atau dekoratif sesuai dengan fungsi ruang serta kesan yang diharapkan. Khusus ruang-ruang interior dengan kegiatan menggunakan peralatan yang menghasilkan panas serta adanya bahanbahan kimia, seprti laboratorium , dapur dan sebagainya maka gunakan ubin keramik yang resisten terhadap bahan-bahan pewarna, asam-basa, dan lemak, sehingga cairan yang tumpah dilantai dapat dengan mudah dibersihkan dan tidak merusak ubin keramik, serta resisten tinggi terhadap suhu tinggi. Jenis kermaik yang memenuhi kualitas tersebut anata lain keramik yang berglazur dan glossy. Sedang untuk ruang untuk Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-VI
87
kegiatan basah, seperti kamar mandi, tempat cuci gunakan keramik berglasur dengan tekstur pada permukaannya, sehingga tidak licin pada waktu basah dan mudah dibersihkan Keramik dinding juga lazim dipakai untuk kamar mandi, jenis yang cocok adalah keramik dinding berglasur, kilap yang resisten terhadap bahan-bahan kimia serta mudah dibersihkan. b. Ubin Keramik Eksterior Untuk lantai eksterior dan sering kena hujan dan sinar matahari secara langsung disarankan pilih jenis keramik tahan perubaha cuaca, ditandai dengan daya serap air rendah, permukaan berglazur, tidak mengkilap (berkesan suram), karena jenis warna kusam tidak sensitif terhadap abrasi/goresan. Jenis keramik untuuk eksterior dipasaran dikenal dengan embossed (tidak rata).
Gambar VI-4, Keramik Dekoratif
Khusus untuk tangga baik tangga interior maupun eksterior digunakan ubin khusus yaitu ubin keramik yang tidak licin, seperti keramik yang bertekstur atau dapat dipilih juga aksesoris keramik lantai yang memang khusus untuk dipasang pada anak tangga, yang bernama bullnose dan stepnose. Tipe ini pada permukaan terdapat granulagranula yang menimbulkan efek anti slip.
Gambar VI-5, Pemasangan Keramik Pada Konstruksi Tangga Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-VI
88
2. Sifat Keramik a. Mudah pecah Sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis keramik adalah britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis tradisional seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya, coba jatuhkan piring yang terbuat dari keramik bandingkan dengan piring dari logam atau melamin, pasti keramik mudah pecah, walaupun sifat ini tidak berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama jenis keramik hasil sintering, dan campuran sintering antara keramik dengan logam. b. Tahan suhu tinggi Sebagai contoh keramik tradisional yang terdiri dari clay, flint dan feldfar tahan sampai dengan suhu 1200 C, keramik engineering seperti keramik oksida mampu tahan sampai dengan suhu 2000 C. c. Kekuatan tekan tinggi, sifat ini merupakan salah satu faktor yang membuat penelitian tentang keramik terus berkembang. 3. Kelebihan ubin keramik a. Kaya akan ragam jenis, corak, tekstur, harga dan bahan pembentuk (batu alam, granit, marmer) b. Kekuatan fisik tinggi (lebih tinggi dari parket), warna tahan sangat lama, serta mudah dalam membersihkannya. c. Permukaannya anti air (daya serap airnya kecil) sehingga mudah dalam pemeliharaan dan cara membersihkan) d. Tahan terhadap goresan pisau dan juga tahan panas (api). 4. Beberapa kekurangan ubin keramik Meledak pada musim kemarau, terjadi akibat udara (tidak semua bagian di bawah keramik solid terisi adukan) panas yang terperangkap di bawah keramik memuai dan mendorong keramik hingga pecah (Ingat Indonesia beriklim tropik lembab), penyebab lain adalah adukan kurang homogen (adukan dilakukan sebentar, kurang lama) yang memngakibatkan daya rekat tidak tahan lama sehingga beberapa waktu kemudian ubin keramik lepas.
Gambar VI-6, Macam Lantai Keramik Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-VI
89
5. Pemasangan Lantai Keramik Sebelum memasang ubin keramik diatas dasar lantai beton, ada beberapa hal yang harus diperhatiakn dan dilakukan, yaitu menghitung secara akurat ubin keramik yang dibutuhkan. Buatlah gambar desain pola lantai dan lajur pemasangan (arah horizontal, vertikal atau diagonal luas ruang) untuk membantu menghitung secara detail kebutuhan keramik (lebihkan sekitar 5 % untuk persediaan, bila waktu pemasangan pasang ada yang rusak, dan cadangan apabila ada kerusakan dikemudian hari, disebabkan stok terbatas dan selang bebrapa waktu kemungkinan tidak diproduksi lagi). Dan pastikan ubin keramik yang datang dan akan dipasang sesuai kode, ukuran warna yang dipesan. a. Rendam keramik dalam air. Hal ini akan membuat keramik menjadi lebih elastis dan pada saat pemasangan dapat dengan mudah menempel. Perhatikan kualitas keramik. Jika ia keramik kw 1 maka tak ada masalah, namun jika ia merupakan kw 2 atau 3 akan susah memasang untuk presisi. Untuk itu nat keramik harus longgar karena masing-masing keramik memiliki selisih 0,2-0,5 mm. Hingga keramik tidak saling bertubrukan. b. Oleskan air semen. Bilaskan semen yang sudah dicampuri air sedikit ke bawah keramik, hal ini akan membuat daya rekat keramik ke adukan benar-benar lengket. c. Adukan dan permukaan dasar lantai beton harus benar-benar bersih. Adukan harus benar-benar homogen atau semen, pasir dan air sudah sudah diaduk sehingg benar-benar bercampur dengan baiik dan dasar lantai yang akan dipasang harus bersih dari kerikil, batu atau ganjalan-ganjalan lain yang akan membuat rongga di bawah keramik. d. Padatkan secara rata. Ketuk keramik yang baru dipasang dan pastikan tidak ada yang kopong atau bagian dasar yang berongga. Karena keadaan demikian akan membuat keramik lepas di kemudian hari. Periksa apakah ketinggiannya sudah sama rata dengan benang yang ditarik untuk menentukan ketinggian lantai. e. Nat keramik dipasang belakangan. Jangan pasang semen oker atau nat pada sisi keramik saat itu juga. Biarkan ubin keramik yang telah terpasang selama 2 atau 3 hari. Hal ini akan membuat sisa udara yang mengendap akan keluar melalui bagian nat yang belum ditutup. Setelah itu baru diberi semen nat dan jangan lupa membersihkan nat yang masih kosong dari kotoran yang mengendap. f. Jangan diinjak-injak. Amankan areal keramik yang baru dipasang dari lalu lalang orang selama 2-3 hari. Jangan biarkan ubin keramik akan ambles karena adukan dibawahnya masih belum kuat untuk dibebani. g. Periksa hasil pemasangan. Periksa kembali semua ubin keramik yang telah terpasang dengan Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-VI
90
memukul atau ketukan-ketukan dengan batang kayu pada permukaan satu ubin keramik, kemudian lakukan pada ubin keramik berikutnya dan seterusnya. Pastikan dibawah ubin keramik yang terpasang semuanya padat terisi adukan dan tidak ada yang kopong. Dalam sebuah areal pemasangan seukuran 3 x 3 m biasanya terdapat 3-5 keramik yang kopong. Untuk itu segera bongkar keramik tersebut dan ulangi pemasangannya. 6. Cara Sederhana Membuat Jarak Nat 1) Gunakan plastik spacer Cara yang lazim digunakan untuk menetukan/mengatur jarak nat adalah dengan plastic spacer yang banyak dijual di toko-toko keramik. Ukurannya bermacam-macam, memberikan banyak pilihan penentuan lebar nat. Plastic spacer tersebut ditempatkan disamping (atas), dan dapat dengan muda dilepaskan dan dipasang kembali. Pemakaiannya sangat fleksibel. 2) Menggunakan papan kayu Cara lain untuk menentukan lebar nat adalah dengan menggunakan penanda dari kayu. Lebar nat ditandai dengan pensil atau yang lainnya. Pemakaian dengan cara ini fleksibel sekali tetapi dalam aplikasinya mungkin lebih sulit. Pemasangan keramik dinding biasanya dipergunakan paku yang dipasang benang yang direntangkan dari satu sisi kesisi berikutnya untuk ketepatan pemasnagan dan menyeragamkan lebar nat D. Lantai Mozaik 1. Mengenal Mozaik Mozaik semakin populer untuk mempercantik elemen bangunan. Ia menjadi pelapis dinding, lantai kamar mandi, back panel dapur, pelapis saniter, hingga dinding dan lantai kolam renang. Selain pada elemen bangunan, mozaik juga dapat diaplikasikan sebagai aksen pada sekat ruangan. Tak ubahnya keramik lantai atau dinding, mozaik terbuat dari porselen, kaolin, dan bahan khusus. Ramuan itu dioven pada suhu 2.200ºC selama 24 jam. Daya tekannya mencapai 500kg/cm2. Berbentuk kepingan, mozaik dirangkai di atas jaring benang. Ukuran keping bervariasi, ada yang 18mmx18mm, 25mmx25mm, 28mmx28mm, 35mmx35mm, juga 50mmx50mm. Masing-masing keping memiliki tebal 3mm-4mm. Sebagai pengikat antarkepingan adalah jejaring berbahan nilon, mirip benang. Jaring berperan sebagai pengikat sekaligus perekat kepingan mozaik. Agar tak lepas, jejaring dilem ke bagian belakang mozaik. Jejaring juga memudahkan pemasangan. Mozaik memiliki bentuk, desain, dan warna beragam. Ada yang berbentuk kotak siku, bulat, kotak lengkung, dan segienam. Model lainnya berupa kembangan, dekoratif, dan acak. Variasi warnanya sampai ratusan, mirip dengan color card dari cat. Inilah yang membuat Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-VI
91
mozaik menjadi bahan pencitraan elemen rumah. Ia berupa kepingan yang dapat mengubah tampilan lantai atau dinding menjadi indah.
Gambar VI-7, Lantai Mozaik
2. Cara Memasang Mozaik Memasang mozaik perlu ketelitian. Selain butuh nat tipis, berkisar 2mm-3mm, mozaik juga perlu perlakuan khusus. Cara memasang mozaik adalah sebagai berikut; a. Mozaik tidak boleh direndam dalam air. Air dapat merusak dan menghilangkan lem perekat pada jejaring di balik keping mozaik. b. Tidak semua tukang keramik dapat memasang mozaik. Ada baiknya pilih tukang khusus mozaik. Jika sulit dapat berkonsultasi kepada distributor mozaik. c. Nat mozaik cukup kecil berkisar 2mm-3mm. Oleh sebab itu, gunakan pengisi nat khusus dan bukan menggunakan semen biasa. Jenis semen biasa dapat membuat tampilan nat tidak rapi. d. Perawatan mozaik menggunakan kain lap basah, tak perlu diguyur dengan air. Lakukan pembersihan segera jika mozaik di dinding atau lantai terkena noda
Gambar VI-8, Hasil Pemasangan Mozaik Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-VI
92
E. Penutup Dinding 1. Penutup Dinding dengan Batu Tempel/Hias a. Cara Pemasangan Beragam batu tempel/hias tersedia di pasar. Cara pemasangan batu tempel/hias adalah sebagai berikut; 1) Awali pemasangan dengan menetukan pola pemasangan. Pemasangan rata atau tidak rata (maju-mundur) tergantung selera. Jika ingin memasang dengan pola permukaan tidak rata, tentukan pola dan tinggi satu batu dengan batu lainnya. 2) Pastikan ukuran batu sesuai ukuran dinding yang akan ditempeli. Jika dibutuhkan ukuran khusus, potong batu alam menggunakan alat pemotong batu atau keramik. 3) Untuk menempelkan batu pada dinding, tuangkan semen ke bagian belakang batu. Tuang hati-hati agar cairan semen tidak mengotori bagian depan. Jika ada sisa air atau adukan semen menempel pada bagian depan, segera bersihkan. 4) Berbeda dengan memasang lantai keramik, pemasangan batu alam tanpa nat akan lebih menarik. Jika menghendaki efek batu menyambung, hindari mengisikan adukan semen di antara celah batu. 5) Setelah seluruh batu terpasang, tunggu satu-dua hari sampai semen kering dan batu menempel erat. Setelahnya, bersihkan dinding dengan menyemprotkan air pada dinding batu hingga debu dan kotoran hilang. Jika dibutukan, gunakan sikat kawat untuk merontokkan kotoran membandel.
Gambar VI-9, Penutup Dinding dengan Batu Tempel/Hias
b. Coating atau Pengecatan Batu Tempel/Hias Batu tempel/hias mempunyai pori-pori besar sehingga mudah menyerap air. Batu yang terkena air terus menerus bakal berlumut dan berjamur. Dua hal tersebut dapat membuat tampilan batu tak indah lagi. Untuk mengatasinya, maka batu tempel perlu dicoating/cat. Coating hanya salah satu bentuk upaya mencegah batu tempel/hias pada dinding rumah rusak akibat dampak buruk air dan Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-VI
93
perubahan cuaca. Meski terlihat mudah, proses coating tidak boleh dilakukan sembarangan. Coating harus dilakukan secara periodic, Minimal setahun sekali. Pilihan jenis cairan coating pun harus disesuaikan dengan karakteristik batu. Tidak semuanya cocok diaplikasikan ke semua batu alam. Batu dengan poritasitas tinggi lebih cocok dicoating dengan larutan kimia yang lebih rendah. Batuan keras macam batu kali dan andesit, lebih tepat menggunakan coating yang mengkilap. Sebaliknya, batuan dengan porositas tinggi cocok dengan coating dof.
Gambar VI-10, Hasil Coating pada Dinding dengan Batu Tempel/Hias
2. Penutup Dinding dengan Keramik Pelapisan dengan keramik biasnya dilakukan pada dinding kamar mandi dan dinding dapur dengan susunan keramik di bagian bawah dinding dan lis di bagian atas dinding. Model dan motif dari keramik dan lis dinding tersebut mempunyai banyak ragam.
Gambar VI-11, Finishing dengan Pelapisan Keramik Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-VI
94
3. Penutup Dinding dengan Gypsum
Gambar VI-12. Sistem pelapis dinding batu ini menggunakan 1 lapis papan gipsum. Furring Channel dan Direct Fixed Clip, diaplikasikan pada 1 sisi. Rongga yang terdapat di antara papan gipsum dan dinding batu dapat difungsikan untuk instalasi ME (mekanikalelektrikal) atau insulasi (jika diperlukan).
Gambar VI-13. Potongan samping pelapis dinding
4. Dinding Partisi Untuk membuat kesan ruangan menjadi luas atau terbagi-bagi dapat dilakukan dengan cara membuat dinding partisi. Cara membuat dinding partisi adalah sebagai berikut; a. Tentukan model partisi yang diinginkan. Kini ada banyak variasi untuk menyamarkan ruangan. Partisi dapat menyerupai dinding utuh dengan modifikasi material atau partisi yang menyerupai lemari untuk menyimpan barang. b. Ukur jarak antarruang yang akan ditutupi, sebaiknya saat membagi ruang didukung oleh dinding struktur, sehingga partisi akan terlihat seperti dinding sungguhan. c. Pilih material sesuai kebutuhan. Lalu buat rangka struktur partisi dengan menggunakan material tersebut. d. Setelah partisi terbentuk, beri finishing warna yang sesuai dengan warna kusen dan pintu.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-VI
95
e. Langkah terakhir, pasang pintu pada ruang yang telah ditentukan. Untuk menyamarkan pintu, handel dapat dipasang pada satu sisi, yakni bagian dalam. f. Jika dinding pintu partisi memiliki jarak yang cukup lebar, meja kecil dapat menjadi penghias sebagian pintu. Melalui cara ini, dinding akan terlihat seperti bukan partisi.
Gambar VI-14, Dinding Partisi
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-VI
96
BAB VII MEMERIKSA BAHAN DI LAPANGAN A. Memeriksa Material Agregat Halus dan Kasar Agregat adalah butir-butiran mineral yang bila dicampur dengan semen portland akan menghasilkan beton. Dilihat dari asal bahan, agregat terdiri dari dua macam, yaitu agregat batuan alam dan agregat buatan. Untuk agregat batuan alam, berdasarkan ukurannya terbagi 2 macam, yaitu agregat halus (pasir) dan agregat kasar (krikil atau kricak/batu pecah). Di dalam beton, agregat merupakan bahan pengisi yang netral dengan komposisi 70-75% dari masa beton. Tujuan penggunaan agregat di dalam adukan beton adalaj; 1. Menghemat penggunaan semen portland. 2. Menghasilkan kekuatan besar pada beton. 3. Mengurangi penyusutan pada pengerasan beton. 4. Dengan gradasi agregat yang baik dapat tercapai beton padat. 5. Sifat dapat dikerjakan (workability) dapat diperiksa pada adukan beton dengan gradasi yang baik. Sifat dapat dikerjakan dari adukan beton dapat diusahakan dengan mengatur gradasi dari agregat. Gradasi agregat yang baik akan menghasilkan beton padat. Susunan beton padat akan menghasilkan kekuatan besar pada beton. Agregat yang baik harus keras, kuat dan ulet. Kekuatannya melebihi kekuatan pasta semen yang telah mengeras. Agregat mengandung pori-pori tertutup tetapi tidak menambah sifat tembus air betonnya. Semakin banyak agregat di dalam beton semakin berkurang susut beton di dalam proses pengerasan. 1.
Agregat Halus (Pasir) Pasir adalah bahan batuan halus, terdiri dari butiran dengan ukuran 0,14-5 mm, didapat dari basil desintegrasi batuan alam (natural sand) atau dengan memecah (artificial sand). Sebagai bahan adukan, baik untuk spesi maupun beton, maka agregat halus harus diperiksa secara lapangan. Hal-hal yang dapat dilakukan dalam pemeriksaan agregat halus di lapangan adalah; a. Agregat halus terdiri dari butir-butir tajam dan keras. Butir agregat halus harus bersifat kekal, arlinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca. b. Agregat halus tidak mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering). Apabila kadar lumpur melampaui 5%, maka agregat halus harus dicuci. c. Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak, hal tersebut dapat diamati dari warna agregat halus. d. Agregat yang berasal dari laut tidak boleh digunakan sebagai agregat halus untuk semua adukan spesi dan beton.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-VII
97
2. Agregat Kasar (Krikil/Batu Pecah) Agregat kasar dibedakan atas 2 macam, yaitu krikil (dari batuan alam) dan kricak (dari batuan alam yang dipecah). Menurut asalnya krikil dapat dibedakan atas; krikil galian, krikil sungai dan krikil pantai. Krikil galian baisanya mengandung zat-zat seperti tanah liat, debu, pasir dan zat-zat organik. Krikil sungai dan krikil pantai biasanya bebas dari zatzat yang tercampur, permukaannya licin dan bentuknya lebih bulat. Hal ini disebabkan karena pengaruh air. Butir-butir krikil alam yang kasar akan menjamin pengikatan adukan lebih baik. Batu pecah (kricak) adalah agregat kasar yang diperoleh dari batu alam yang dipecah, berukuran 5-70 mm. Panggilingan/pemecahan biasanya dilakukan dengan mesin pemecah batu (Jaw breaker/ crusher). Menurut ukurannya, krikil/kricak dapat dibedakan atas; a. Ukuran butir : 5 - 1 0 mm disebut krikil/kricak halus, b. Ukuran butir : 10-20 mm disebut krikil/kricak sedang, c. Ukuran butir : 20-40 mm disebut krikil/kricak kasar, d. Ukuran butir : 40-70 mm disebut krikil/kricak kasar sekali. e. Ukuran butir >70 mm digunakan untuk konstruksi beton siklop (cyclopen concreten). Pada umumnya yang dimaksud dengan agregat kasar adalah agregat dengan besar butir lebih dari 5 mm. Sebagai bahan adukan beton, maka agregat kasar harus diperiksa secara lapangan. Hal-hal yang dapat dilakukan dalam pemeriksaan agregat halus di lapangan adalah; a. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir keras dan tidak berpori. Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai, apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melebihi 20% dari berat agregat seluruhnya. Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca. b. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan terhadap berat kering). Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat kasar harus dicuci. c. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti zat-zat yang relatif alkali. d. Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari pada 1/5 jarak terkecil antara bidang-bidang samping cetakan, 1/3 dari tebal pelat atau 3/4 dari jarak bersih minimum batang-batang tulangan. B. Memeriksa Material Semen Semen portland (PC) sebagai komponen beton atau berfungsi sebagai bahan pengikat anorganik secara umum sifat utamanya adalah mengikat dengan adanya air dan mengeras secara hidrolik. Semen portland merupakan bahan bubukan halus, butirnya sekitar 0,05 mm dan pada hakekatnya terdiri dari hablur-hablur senyawa yang kornpleks. Bahan baku semen sangat tergantung pada kadar bahan asli yang terdapat di daerah tertentu. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-VII
98
Untuk konstruksi bangunan sederhana, pemeriksaan semen di lapangan sangat jarang dilakukan, karena semen portland yang beredar di pasaran sudah dinyatakan layak pakai oleh badan yang berwenang. Beberapa pemeriksaan semen di lapangan diantaranya adalah; 1. a.
b.
2. a.
b.
Pengujian Pengikatan Awal dengan Kuku Cara pengujiannya adalah sebagai berikut; 100 gram semen portland dicampur dengan air sebanyak 25-30 gram, diaduk selama 3 menit sampai menjadi adonan yang tegar. Adukan tadi kemudian di dibuat dalam bentuk kue di atas pelat kaca dengan garis tengah 10 cm dan tinggi di tengahnya 1,5 cm menipis ke tepinya. Dengan kuku tangan atau pisau kecil dari waktu ke waktu dibuat goresan pada adonan tersebut. Bila goresan tetap ada, (tidak menutup kembali),maka dianggap bahwa ikatan mulai terjadi. Akhir ikatan dicapai bila dengan tekanan ringan sudah tidak didapatkan goresan yang dalam. Pengujian Kekelan Bentuk dengan Pembakaran Bola Caranya pengujiannya adalah sebagai berikut; 100 grm semen portland diaduk dengan air sebanyak 20 gram. Dengan telapak tangan selama 5 menit dibuat menjadi bola. Jumlah air yang dianggap tepat bila bola tersebut agak lembab dan kalau sedikit ditekan terjadi sedikit perubahan bentuk tanpa menjadi hancur. Kelebihan air dapat dihilangkan dengan menggulirgulir bola semen tersebut di atas sehelai kertas penghisap. Bola tersebut diletakkan di atas sebuah pelat baja dan dipanasi dengan kompor pembakar. Pemanasan harus berjalan secara bertahap, sehingga dalam waktu setengah jam nyala apin mengenai pelat baja tersebut. Pengujian dihentikan bila sebuah cermin kaca diletakkan di atas bola semen tersebut tidak lagi berkabut karena embun. Kalau bola tersebut ternyata penuh dengan retak-retak dan pemuaianpemuaian, maka semen tidak memiliki kekekalan bentuk yang baik.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-VII
99
BAB VIII MENGERJAKAN BETON A. Acuan dan Perancah Acuan (cetakan) dan tiang acuan (perancah) adalah suatu konstruksi sementara, yang gunanya untuk mendukung terlaksananya pengerjaan adonan beton yang dicorkan sesuai dengan bentuk yang dikehendaki. Jadi acuan dan perancah harus dapat menahan berat baja tulangan, adukan beton yang dicorkan, pekerja-pekerja pengecor beton dan lain sebagainya, sampai beton mengeras, sehingga dapat menahan berat sendiri dan beban kerja. Acuan beton terdiri dari bidang bagian bawah dan samping. Papanpapan bagian bawah dari acuan yang tidak terletak langsung di atas tanah dipikul oleh gelagar acuan, sedangkan gelagar acuan didukung oleh perancah. Pada konstruksi beton yang langsung terletak di atas tanah, bagian bawah tidak perlu diberi cetakan, tetapi cukup dipasang lantai kerja dari beton dengan campuran 1 semen : 3pasir : 5 krikil dengan ketebalan 5 cm. Jadi, yang perlu diberi papan acuan bagian samping saja. Untuk pekerjaan beton yang akan difinishing dengan plesteran, papan acuan tidak perlu dihaluskan, tetapi bila pekerjaan beton tidak memerlukan finishing, maka permukaan acuan harus licin. Untuk pekerjaan tersebut biasnya digunakan acuan dari multipleks, plywood, atau pelat baja. 1.
Bahan Acuan dan Perancah Papan acuan dan tiang perancah yang digunakan biasanya dari kayu yang harganya murah dan mudah dikerjakan. Juga dapat dipergunakan pelat-pelat baja, pelat seng bergelombang, plywood dan lain sebagainya. Meskipun acuan dan perancah dibuat dari kayu yang murah, tetapi kayunya harus cukup baik dan tidak boleh terlalu basah, sebab kayu yang terlalu basah akan mudah melengkung dan pecah. Ukuran papan acuan biasanya adalah tebal 2-3 cm dan lebarnya 15-20 cm. Untuk perancah biasanya digunakan kasau 4/6 atau 5/7 cm, namun banyak juga yang menggunakan perancah dari bambu. Perkembangan yang terjadi dewasa ini, banyak digunakan acuan yang telah siap rakit, papan acuan dari pelat baja, sedang perancahnya menggunakan frame scafolding. 2.
Persyaratan Acuan dan Perancah Syarat-syarat mengenai acuan dan perancah adalah sebagai berikut; a. Dapat menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran, dan batas-batas sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar kerja. b. Kokoh dan cukup rapat, sehingga dapat dicegah adanya kebocoran adukan beton. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-VIII
100
c. d. e. f.
Harus diberi ikatan-ikatan secukupnya, sehingga dapat terjamin kedudukan dan bentuk yang tetap. Terbuat dari bahan yang tidak mudah menyerap air dan direncanakan sedemikian rupa, sehingga mudah dibongkar tanpa menyebabkan kerusakan beton. Bersih dari kotoran serbuk gergaji, potongan kawat pengikat dan kotoran lainnya. Apabila acuan dan perancah harus memikul beban yang besar dan/atau dengan bentang yang besar atau memerlukan bentuk khusus, maka harus dilakukan perhitungan dan gambar kerja khusus.
3.
Perencanaan Acuan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan/membuat acuan dan perancah adalah; a. Kecepatan dan cara pengecoran beton. b. Beban yang harus dipikul, termasuk beban, horisontal dan beban kejut. c. Selain kekuatan dan kekakuan acuan, kestabilitas juga perlu diperhitungkan dengan baik. d. Tiang-tiang acuan dari kayu harus dipasang di atas papan kayu yang kokoh dan mudah distel dengan baji. Tiang-tiang acuan tersebut tidak boleh mempunyai lebih dari satu sambungan yang tidak disokong ke arah samping. Bambu sebaiknya tidak digunakan sebagai tiang acuan.
Gambar VIII-1, Acuan dan Perancah
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-VIII
101
B. Memasang Tulangan/Pembesian 1.
Pemotongan dan Pembengkokan. Pemotongan baja beton dengan garis tengah kecil biasanya digunakan gunting baja beton dengan tangan,sedangkan untuk garis tengah lebih besar digunakan mesin gunting yang digerakkan dengan tangan. Untuk pemotongan baja beton dengan jumlah besar lebih ekonomis bila dikerjakan dengan mesin gunting yang digerakkan dengan motor. Pemotongan baja tulangan dengan garis tengah besar tetapi dengan jumlah sedikit sering menggunakan alat pemotong gergaji besi tangan. Pemotongan baja tulangan harus sesuai dengan panjang yang telah ditentukan, kemudian batang tersebut harus dibengkokkan menurut bentuk dan ukuran pada daftar bengkok. Kedua ujung baja tulangan diberi kait (bengkokan) yang bentuknya dapat bulat, serong, atau siku-siku. Bentuk kait pada tulangan balok, kolom, dan sengkang harus berbentuk bulat atau serong, sedang bentuk kait pada tulangan pelat boleh berbentuk sikusiku. 2.
Syarat-syarat Pembengkokan Syarat-syarat pembengkokan baja tulangan ditentukan sebagai berikut: a. Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara yang merusak tulangan. b. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan sebelumnya. c. Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh dibengkok atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam gambar rencana atau disetujui oleh perencana. d. Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin, kecuali pemanasan diijinkan oleh perencana. e. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali diijinkan oleh perencana. f. Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh didinginkan dengan jalan disiram air. g. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan gambar kerja. 3.
Merangkai Baja Tulangan Setelah baja tulangan selesai dibengkokkan, langkah selanjutnya adalah merangkai baja tulangan tersebut. Tulangan dirangkai sesuai dengan gambar kerja, yaitu tulangan untuk sloof, kolom, ring balok, maupun plat lantai. Pada titik-titik persilangan antara batang-batang tulangan maupun antara batang tulangan dengan sengkang/begel diikat dengan kawat pengikat (bendrat). Pengikatan Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-VIII
102
tersebut harus kokoh agar konstruksi tulangan yang dirangkai tidak mudah berubah atau tergeser pada waktu diadakan pengecoran beton. Untuk merangkai tulangan balok atau kolom dengan dimensi yang kecil, pekerjaan merangkai biasanya dilakukan di luar acuan, sehingga pada waktu acuan sudah siap, maka hasil rangkaian langsung diletakkan di dalam acuan. Pada penulangan plat lantai dengan balok, rangkaian penulangan balok dipasang lebih dahulu, kemudian merngkai tulangan untuk plat lantai. Agar baja tulangan dapat dilindungi oleh beton, maka pemasangan baja tulangan tidak boleh menempel pada acuan atau lantai kerja. Untuk itu, harus dibuat penahan jarak dari beton dengan mutu sama dengan mutu beton yang akan dicor (beton tahu). Untuk merangkai tulangan pada plat dengan konstruksi tulangan rangkap, , tulangan atas harus ditunjang (disangga) oleh baja penahan dengan jarak yang sesuai dengan tebal penutup beton.
Gambar VIII-2, Kunci Pembengkok dan Cara Membengkok Besi
Gambar VIII-3, Merangkai Tulangan Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-VIII
103
C. Membuat Adukan Beton Segar 1. Pengadukan Beton. Pengadukan beton dapat dilakukan dengan beberapa 2 cara, yaitu; pengadukan manual dan pengadukan dengan molen. Cara pengadukan beton secara manual adalah sebagai berikut; a. Pengadukan beton dengan tangan harus dilakukan di atas bak dengan dasar lantai dari papan kayu atau dari pasangan yang diplester. Hal tersebut dilakukan agar kotoran atau tanah tidak mudah tercampur dan air pencampur tidak meluap keluar dari campuran. b. Pengadukan beton dengan jumlah besar, sebaiknya dilakukan dibawah atap agar terlindung dari panas matahari dan hujan. c. Pengadukan beton manual biasanya menggunakan perbandingan volume. Yang lazim digunakan di lapangan adalah dengan membuat kotak takaran untuk perbandingan volume pasir, semen, dan krikil. d. Urutan pencampuran adukannya adalah; pasir dan semen yang sudah ditakar dicampur kering di dalam bak pengaduk, lalu krikil dituangkan dalam bak pengaduk kemudian diaduk sampai merata. Setelah adukan merata, tuangkan air sesuai kebutuhan, aduk sampai campuran merata dan sesuai dengan persyaratan. Untuk pengadukan menggunakan molen, prinsip dasarnya sama dengan pengadukan secara manual, hanya proses pencampuran bahan adukan beton dilakukan di dalam molen yang terus menerus berputar. Hasil adukan beton dengan menggunakan molen lebih baik dan lebih merata dibandingkan dengan proses pengadukan secara manual. 2. a.
b.
c.
d.
Persyaratan Pengadukan Beton Pengadukan beton disyaratkan sebagai berikut; Pengadukan beton sebaiknya dilakukan dengan mesin pengaduk (molen). Mesin pengaduk harus dilengkapi dengan alat-alat yang dapat mengukur dengan tepat jumlah agregat, semen, dan air pencampur. Selama pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton harus diawasi terus menerus dengan jalan memeriksa slump pada setiap campuran beton yang baru. Besarnya slump dijadikan petunjuk untuk menentukan jumlah air pencampur yang tepat sesuai dengan faktor air semen yang diinginkan. Waktu pengadukan bergantung pada kapasitas molen, volume adukan, jenis dan susunan butir agregat, dan nilai slump. Secara umum, waktu pengadukan minimal 1,5 menit setelah semua bahan-bahan dimasukkan ke dalam molen. Setelah selesai, adukan beton harus memperlihatkan susunan warna yang merata. Apabiia karena sesuatu hal adukan beton tidak memenuhi syarat minimal, misalnya terlalu encer karena kesalahan dalam pemberian jumlah air pencampur, mengeras sebagian,
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-VIII
104
atau tercampur dengan bahan-bahan asing, maka adukan ini tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari tempat pelaksanaan. 3.
Pengangkutan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengankutan beton dari tempat penyiapan adukan ke tempat pengecoran adalah sebagai berikut; a. Harus dihindari adanya pemisahan dan kehilangan bahan-bahan. b. Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor. c. Adukan beton umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 jam setelah pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang sampai 2 jam bila adukan beton digerakkan kontinyu secara mekanis. d. Apabila jangka waktu pengangkutan memakan waktu yang panjang, harus dipakai bahan penghambat pengikatan.
Gambar VIII-4, Persiapan Pembuatan Adukan Beton
D. Melaksanakan Pengecoran Beton Hal-hal yang dilaksanakan dalam pengecoran beton adalah sebagai berikut; a. Pengecoran beton harus dapat mengisi semua ruangan cetakan dengan padat dan dapat membungkus tulangan. b. Untuk menghasilkan beton yang padat dan tidak keropos, selama proses pengecoran berlangsung, adukan beton ditusuk-tusuk dengan sepotong kayu, bambu atau besi. Begitu juga bagian cetakan dipukul-pukul dengan palu dari kayu. c. Untuk keperluan pemadatan, pada pengecoran beton dapat juga dipakai alat penggetar (vibrator). Pemakaian alat penggetar tersebut harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengenai baja tulangan yang dapat mengubah kedudukan tulangan. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-VIII
105
d.
e.
Untuk pengecoran lantai yang luas, tebal lantai dapat ditentukan dengan membuat mistar pengukur ketebalan yang terbuat dari kayu dan diberi kaki. Bagian bawah mistar pengukur dibuat rata dan tingginya sama dengan tebal lantai yang dicor. Pada waktu pengecoran telah mencapai tebalnya, mistar pengukur dapat dipindah tempatnya. Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai selesai. Bila hal tersebut tidak memungkinkan, pengecoran dapat dihentikan pada tempat-tempat tertentu yang tidak membahayakan.
Gambar VIII-5, Pengecoran Beton
E. Melaksanakan Perawatan Beton 1. Perawatan Beton Sehabis Dicor. Selama 24 jam sesudah selesai dicor, beton harus dilindungi terhadap pengaruh hujan lebat, air mengalir, getaran. Selama 2 minggu setelah dicor harus dilindungi terhadap panas matahari. Cara perlindungannya adalah dengan menutup permukaan beton menggunakan pasir basah, menutup dengan karung-karung basah, atau menyirami dengan air. 2. a.
b.
Pembongkaran Acuan dan Perancah Cara pembongkaran cetakan dan acuan adalah sebagai berikut; Acuan dan perancah hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi tersebut telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang bekerja padanya. Waktu pembongkaran biasanya 28 hari setelah selesai pengecoran. Pada bagian-bagian konstruksi di mana akibat pembongkaran cetakan dan acuan akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi daripada beban rencana, maka cetakan dan acuan dari bagianbagian konstruksi itu tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut tetap berlangsung. Bagian-bagian konstruksi yang keropos harus segera diperbaiki dengan melakukan penambalan.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-VIII
106
BAB IX LANTAI KAYU A. Pendahuluan Kayu merupakan bahan lantai alternatif yang memiliki nilai seni cukup tinggi. Pada dasarnya, material dari kayu amat sangat rentan terhadap perubahan cuaca dan rayap, tetapi dengan pengolahan dan teknologi pengawetan saat ini, lantai kayu menjadi salah satu alternatif untuk lantai rumah mewah ataupun perkantoran. Bila pengolahannya kurang baik atau kurang matang, maka akan membuat tampilan rumah terlihat buruk dan fungsi dari lantai tersebut menjadi kurang baik.
Gambar IX-1, Penggunaan Lantai Kayu
Lantai kayu yang selama ini dikenal masyarakat dapat digolongkan dalam 2 (dua) jenis, yaitu: 1. Lantai papan kayu, biasanya dipakai untuk rumah panggung pada bangunan-bangunan tradisional, seperti rumah panggung di Sumatera Selatan, Rumah Gadang di Sumatera Barat, Rumah Melayu Riau, Rumah Tradisonal Batak, Rumah Tradisional Toraja dan lain-lain. Lantai papan kayu juga dipakai untuk musholla/surau panggung, lumbung padi sebagaimana dapat dijumpai di daerah Jawa Bali, Sumatera, dan daerah lain. Biasanya berdimendi tebal antara 20 – 30 mm, lebar + 200 mm dengan panjang sesuai dengan kebutuhan seperti sepanjang satu bentang atau beberapa bentang balok kayu penopang papan lantai (gambar 1). 2. Lantai kayu siap pasang (ready made), biasanya mempunyai dimensi tertentu dan terdiri dari beberapa lapisan, disebut sebagai Parquet. Jenis ini masih dibagi menjadi lantai parket dari bahan kayu solid, lantai kayu enginered, dan lantai kayu laminate.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -IX
107
1. Bahan Lantai Kayu Untuk mendapatkan lantai kayu yang bermutu dan sesuai dengan harapkan, maka harus diperhatikan beberapa hal, diantaranya adalah; a. Memilih jenis kayu yang tahan cuaca dan rayap. Jenis kayu tersebut diantaranya adalah kayu jati, eboni, besi atau ulin, damar laut, bangkirai, dan merbau. b. Kayu yang digunakan memiliki kadar air yang sangat minimal. Karena kandungan air tinggi dapat membuat kayu menjadi memuai, susut, atau retak. c. Proses finishing dan pelapisan dengan zat anti rayap. Dan jika ingin memperoleh tekstur permukaan, pakailah pelitur atau vernis, bisa juga dengan mengecatnya dengan cat kayu. Untuk lantai kayu akan lebih baik menggunakan kayu jenis solid, karena selain memiliki tekstur yang cantik juga tahan dari serangan rayap. Selain itu buat susunan kayu yang seimbang dengan bidang furniture. Lantai yang memanjang bisa menggunakan susunan vertical, sedangkan yang melebar bisa horizontal. Susunan yang tepat memudahkan perletakkan furniture. Agar tampilan lantai kayu maksimal, sebaiknya pastikan kondisi muka lantai dasar rata dan rapi. Lantai tak rata bisa merusak kayu dan suasana ruang. 2. Kelebihan Lantai Kayu Kelebihan menggunakan lantai kayu adalah, sejuk waktu panas, hangat waktu dingin, indah dan anggun, nyaman, akrab, tidak masuk angin kalau ditiduri, hygienic dan non Allergy, tidak membongkar dan merusak lantai awal, kondisi lapisan tidak sampai mengelupas, tahan noda dan gores serta api rokok (bila menggunakan lapisan corundum crystal), tidak berubah warna, tahan air dan waterproof (bila lapisan atas menggunakan laminate). Selain itu, lantai kayu mempunyai banyak warna dan corak untuk menyesuaikan dengan interior yang diinginkan, tidak berbau, mudah dibersihkan, diperbaiki atau diganti, tidak luka parah kalau jatuh di atasnya, tidak berisik pada saat diinjak, tidak lembab di ruang AC, cocok untuk daerah tropis maupun pegunungan, cocok untuk ruangan audio dan video, hemat waktu pemasangan dan pemeliharaan. 3. Pemasangan Lantai Kayu Cara Pemasangan lantai kayu adalah sebagai berikut; a. Periksa papan kayu berdimensi tebal dan lebar sama dengan masingmasing sisi rata datar dan permukaan rata halus. Tebal kayu + 25 mm, lebar + 200 mm sedangkan panjang papan kayu bervariasi sesuai panjang satu bentang atau beberap bentang balok penumpu. b. Susun papan kayu diatas balok siar sambungan memanjang papan dalam satu garis atau dibuat selang seling c. Papan kayu dimatikan pada balok penumpu dengan paku atau sekrup. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -IX
108
Gambar IX-1, Rangka Lantai Kayu dan Aplikasinya Pada Rumah Tradisional
3. Pemeliharaan Lantai Kayu Pada dasarnya lantai kayu hanya mampu menahan air dari lapisan atas saja. Oleh karena itu, pencucian lantai kayu tidak diperbolehkan. Sangat di anjurkan untuk memakai alat pembersih lantai khusus. Pada dasarnya tumpahan air pada lantai kayu tidak terlalu bermasalah bila sesegera mungkin dikeringkan. Secara umum, perawatan lantai kayu adalah sebagai berikut; a. Untuk membersihkan lantai kayu dapat menggunakan sapu lembut berbahan bulu atau sulah, karena walaupun lantai kayu tersebut anti gores, tidak menutup kemungkinan terjadi goresan akibat kesalahan memilih sapu. Selain itu pergunakan sikat yang lembut pada vacuum cleaner agar lantai terhindar dari goresan. Bersihkan lantai dengan vacuum 1 atau 2 kali seminggu. b. Walaupin lantai kayu menggunakan bahan yang bermutu tinggi, sebaikknya menghindari lantai kayu dari air yang merupakan musuh terbesarnya. Apabila lantai kayu tersebut terkena air maka dapat dibersihkan dengan handuk lembut, lalu keringkan. c. Pada saat membersihkan lantai kayu, pergunakanlah lap yang kering. Air dari lap basah dapat merembes ke dalam pori-pori lantai kayu yang mengakibatkan kerusakan. Karpet dapat dijadikan alternatif untuk menutupi lantai kayu, terutama pada area yang paling sering dilalui. Namun pilihlah karpet dengan lapisan yang tidak licin sehingga tidak mudah tergeser. Sering-seringlah membersihkan area karpet ini dengan vacuum agar debu tidak turun melalui serat-serat karpet dan mengotori lantai kayu. d. Hindari memakai alas kaki yang berat atau hak tinggi di atas lantai kayu Anda. Selain mengakibatkan goresan, beberapa hak sepatu juga dapat mengakibatkan lekukan pada lantai kayu. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -IX
109
e. Jangan pernah menggeser furniture di atas lantai kayu. Pergunakan alas yang lembut seperti lap atau handuk pada bagian bawah furniture saat hendak memindahkannya, hal ini menghindarkan terjadinya goresan pada lantai kayu Anda. f. Pergunakan keset pada tiap-tiap akses keluar-masuk ruangan untuk mengurangi kotoran yang dibawa oleh sepatu. g. Beberapa tipe lantai kayu mungkin membutuhkan proses waxing atau pengkilapan lantai secara teratur. Dapatkan rekomendasi dari pabrik mengenai hal ini dan perawatan lantai kayu lainnya secara khusus. B. Peralatan Tangan dan Mesin dalam Pemasangan Lantai Kayu 1. Peralatan Tangan Peralatan tangan yang biasa digunakan dalam pemasangan lantai kayu adalah; a. Meteran, b. Water pass atau selang plastik berisi air, c. Siku-siku, d. Pensil atau pena penggores, e. Perusut, f. Gergaji potong atau belah, dan g. Palu besi/kayu/plastik, h. Ketam
Gambar IX-2, Peralatan Tangan
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -IX
110
2. Peralatan Mesin Peralatan mesin yang biasa digunakan dalam pemasangan lantai kayu adalah mesin kayu portable, diantaranya adalah; a. Mesin gergaji bundar, b. Mesin gergaji pita, c. Mesin Ketam d. Mesin bor, dan e. Mesin amplas
Gambar IX-2, Peralatan Mesin
C. Parquet (Parket) Parquet atau parket secara harfiah berarti bahan lantai yang terbuat dari kayu. Lantai dari bahan kayu sangat digemari sejak dari nenek moyang kita sampai sekarang dengan untuk lantai bangunanbangunan modern, seperti untuk rumah tinggal diperkotaan, villa, maupun bangunan-bangunan untuk fungsi umum lainnya.
Gambar IX-4, Lantai Parket
Parket merupakan lantai kayu siap pasang (ready made), yang terdiri parket kayu solid, parket kayu enginered, dan parket kayu laminate. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -IX
111
1. Parket dari Bahan Kayu Solid Parket dari bahan kayu solid biasanya terbuat dari kayu keras (jati, besi/ulin) berbentuk keping-keping kecil berukuran sedang dengan tebal antara 5 – 10 mm, disusun membentuk semacam mosaik yang didesain dalam beberapa pilihan pola. Jenis kayu solid akan bertahan dan bahkan bertambah baik penampilannya sepanjang umur bangunan rumah. Cara pemasangan parket dari kayu solid adalah sebagai berikut: a. Polyfoam dipasang di atas lantai yang rata, bersih, dan kering. b. Polywood diletakkan di atasnya, dimatikan pada lantai dasar dengan skrup serta fiser. c. Parket dilem di atas plywood d. Finishing dengan cara ditusir dan diamplas
Gambar IX-5, Aplikasi Parket Kayu Solid
2. Parket dari Bahan Kayu Engineered Parket dari bahan kayu engineered adalah lantai parket yang terbuat dari kayu lapis keras atau particle board yang dilapisi oleh veneer (lapisan tipis dari kayu asli yang dipilih penampilan permukaannya). Jenis ini diciptakan untuk kemudahan dan kecepatan pemasangan. Pekerjaan dapat dilaksanakan lebih cepat, karena parket sudah direkatkan dengan plywood secara pabrikasi. Parket dipasang diatas polyfoam, dengan pemasangan polyfoam sebagaimana pemasangan pada lantai kayu bahan kayu solid. Ada pula lantai kayu enginered parquet yang terdiri dari 3 lapis yang tidak semuanya terbuat dari kayu, yaitu terdiri dari 3 lapisan, polyfoam lapisan terbawah, plywood atau kayu lapis dan kayu parket. Untuk jenis ini parket langsung dipasang diatas lantai beton. Lapisan foam bersentuhan langsung dengan beton sebagai peredam kelembaban dan mengurangi penyerapan suhu dingin yang berasal dari tanah (ingat lantai keramik menyesuaiakan suhu tanah), sekaligus berfungsi menjaga keawetan kayu (kayu peka dengan kelembaban)parket. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -IX
112
Plywood menjaga kestabilan lantai dengan cara mengatur susutmuai lantai. Daerah tropis yang memiliki suhu tinggi, bisa membuat material rusak jika tidak diberi ambang toleransi susut muai.. Lapisan plywood biasanya terbuat dari kayu yang empuk dan murah. Sedangkan lapisan parket terletak paling atas terbuat dari kayu solid kelas kuat dan awet tinggi (I atau II) seperti jati, oak, chery, kempas, merbau dan nayatoh
Gambar IX-6, Lapisan foam paling bawah, lapisan plywood berada di tengah dan paling atas lapisan
3. Parket dari Bahan Kayu Laminate Parket dari bahan kayu laminate tidak terbuat dari kayu sungguhan, melainkan terbuat dari bahan MDF (Medium Density Fiberboard) atau bahan fiber yang dibuat dengan motif kayu. Pemasangan sama dengan melapisi lantai dengan kertas lapis. Perbedaannya hanya dari sisi tampilan, parket dari kayu laminate cenderung glossy sehingga lantainya cenderung licin
Gambar IX-7, Aplikasi Parket Kayu Laminate Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -IX
113
4. Syarat Pemasangan dari Sisi Pertimabangan Arsitektur a. Ruang memanjang, dipasang melintang tidak searah panjang ruang, akan memanipulasi pandangan kita menjadi ruang yang memanjang; ruang yang melebar dan menghendaki kesan lebar berkurang maka dipasang dengan arah 90 derajat sisi melebar. b. Untuk ruang-ruang dengan tingkat mobilitas orang dan barang relatif sedikit seperti untuk ruang tidur dapat memilih lantai kayu dengan jenis kayu lunak seperti kayu dengan serat agak halus sehingga terkesan simple membuat nyaman untuk suasana istirahat. Tingkat mobilitas berkaitan dengan kemungkinan terjadinya goresan akibat pemindahan perabot rumah tinggal. Jenis kayu lunak harganya relatif murah c. Untuk ruang atau bangunan dengan mobilitas orang dan barang tinggi seperti bangunan-bangunan komersial sebaiknya menggunakan lantai kayu dari jenis kayu keras, seperti kayu jati, kayu besi/ulin dsbnya, sedang warna agak gelap sehingga tahan kotor atau tidak cepat kelihatan kotor. Kayu jenis ini cukup kuat kena goresan dan sebagai jenis kayu dengan kualitas kuat dan keawetan yang tinggi maka harga lebih mahal dari kayu lunak. 5. Variasi Dimensi Dimensi lantai parket yang ada dipasaran adalah sebagai berikut; a. 18x120x900/750/600 mm, b. 18x140x900/750/600 mm, c. 15x90x900/750/600 mm. Nomor a, artinya tebal 18 mm, lebar 120 mm, ada yang panjang 900 mm atau 750 mm, atau panjang 600 mm 6. Tipe-tipe Lantai Parket Tipe-tipe lantai parket apat iihat paa gambar berikut;
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -IX
114
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -IX
115
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -IX
116
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -IX
117
Tipe Kayu Import
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -IX
118
Tipe Kayu Lokal
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -IX
119
BAB X PINTU DAN JENDELA A. Pendahuluan Pintu dan jendela merupakan konstruksi yang dapat bergerak, bergeraknya pintu atau jendela dipengaruhi oleh perletakan/penempatan, efisiensi ruang dan fungsinya. Dalam merencanakan pintu dan jendela, ada 4 (empat) hal yang harus dipertimbangkan, yaitu : 1. Matahari Pintu dan jendela merupakan sumber pengurangan dan penambahan panas, sehingga jendela dapat diletakkan di sisi sebelah timur dan/atau barat 2. Penerangan Untuk menghasilkan penerangan alami sebuah ruangan, dengan menempatkan jendela dekat sudut ruangan maka dinding didekatnya disinari cahaya akan memantulkan ke dalam ruangan. 3. Pemandangan Jendela sebaiknya ditempatkan untuk memberi bingkai pada pemandangan. Ketinggian ambang atas jendela sebaiknya tidak memotong pemandangan orang yang duduk ataupun berdiri di dalam ruangan, juga jangan sampai kerangka jendela membagi dua atau lebih suatu pemandangan. 4. Penampilan Jendela akan dapat mempengaruhi penampilan ekterior rumah/bangunan.
Gambar XI-1, Pintu dan Jendela Pada Suatu Bangunan
B. Persyaratan Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-X
120
Syarat pintu dan jendela pada sebuah bangunan meliputi : 1. Bekerja dengan aman 2. Tahan cuaca, untuk mendapatkan ketahanan terhadap cuaca maka harus dipilih dari bahan yang baik, tidak mudah lapuk, tidak mudah mengalami kembang/susut (muai, melengkung) 3. Tidak ada celah/ cahaya yang tidak dikehendaki masuk, cuaca (suhu, udara) masuk ke dalam ruangan. 4. Kuat 5. Minimal ada 1(satu) buah jendela dalam sebuah ruangan. C. Fungsi Fungsi pintu dan jendela dalam sebuah bangunan 1. Fungsi pintu Dalam kegiatan/komunikasi antar ruang maka pintu sangat dibutuhkan, demikian juga sarana lintas antara bagian dalam dan bagian luar bangunan. 2. Fungsi jendela a. Penerangan alami ruangan b. Pengatur suhu ruangan, sirkulasi angin c. Melihat pemandangan/situasi luar bangunan D. Jenis Pintu dan Jendela Pintu dan jendela biasanya dikelompokkan sesuai dengan bagaimana bukaannya, hal ini juga sangat erat hubungannya dengan jenis perangkat alat penggantung dan pengunci yang akan dipakai untuk melekatkan daun pintu/jendela pada rangkanya. 1. Jenis Pintu Dilihat dari cara membukanya daun pintu, pintu dibedakan menjadi: a. Pintu sorong (slide a door) yang membukanya didorong horisontal ke kiri/kanan atau vertikal ke sisi atas, daun-daun pintu ini ditempatkan pada belakang rangka atau pada alat/rel, bagian jendela dapat dibuka penuh. DINDING
DINDING
Pintu sorong horizontal (slide a door)
LANTAI
Gambar X-2, Pintu Sorong
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-X
121
b. Pintu lipat, yang membukanya dengan cara didorong dan melipat di kanan/kiri, daun-daun pintu diletakan/digantung pada alat/rel, bagian pintu dapat dibuka ± 90%. DINDING
Gambar X-3, Pintu Lipat
c. Pintu Gulung (roll a door), yang membukanya dengan cara digulung di atas, daun-daun pintu digulung pada alat, bagian pintu dapat dibuka penuh.
LANTAI
Gambar X-4, Pintu Gulung
d. Pintu sayap tunggal/ganda, daun pintu digatung pada sisi dalam/luar rangka dengan alat/engsel. Pintu ini dibedakan menjadi pintu kiri/pintu kanan. Untuk mengetahui perbedaan ini dengan cara pada saat kita berdiri dan punggung menempel pada alat penggantung, apabila bukaan daun pintu sesuai dengan gerakan membuka tangan kiri maka pintu tersebut adalah pintu kiri demikian juga untuk pintu kanan. Bagian pintu dapat dibuka penuh.
DINDING
Pintu Kiri
Pintu Kanan
Gambar X-5, Pintu Sayap
2. Jenis Jendela Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-X
122
Jendela biasanya dikelompokkan sesuai dengan bukaanya, jendela yang terpasangnya mati tidak terbuka sama sekali, akan memberikan tingkat kekedapan terhadap cuaca paling besar. Jendela yang terbuka untuk ventilasi, pembersihan dan jalan keluar darurat mempunyai daun-daun jendela yang membukanya dengan cara disorong, diayun atau diputar. Berikut ini adalah jenis-jenis utama bekerjanya jendela. a. Jendela gantung ganda, mempunyai daun-daun jendela yang didorong secara vertikal. Daun-daun jendela ini ditempatkan pada alur depan rangka atau pada alat/rel. Bagian jendela dapat dibuka ± 50%.
Gambar X-6, Jendela Sorong Vertical
b. Jendela gantung ganda, mempunyai daun-daun jendela yang didorong secara horisontal. Daun-daun jendela ini ditempatkan pada alur depan rangka atau pada alat/rel. Bagian jendela dapat dibuka ± 50%.
Gambar X-7, Jendela Sorong Horizontal
c. Jendela sayap, mempunyai daun-daun jendela yang digantung pada ambang atas/bawah atau pada tiang. Daun-daun jendela ini ditempatkan pada engsel depan/belakang. Bagian jendela dapat dibuka penuh.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-X
123
Jendela sayap tunggal (engsel di ambang bawah)
Jendela sayap tunggal (engsel di ambang atas)
Jendela sayap tunggal (engsel di tiang)
Jendela sayap ganda (engsel di ambang atas)
Jendela sayap ganda (engsel di ambang bawah)
Jendela sayap ganda (engsel di tiang) Gambar X-8, Jendela Sayap
E. Kusen Pintu dan Jendela Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-X
124
Untuk meletakkan daun pintu atau daun jendela pada dinding, dipasang rangka yang disebut kusen, kusen untuk tempat tinggal terbuat dari kayu atau logam. Kusen kayu memberikan penampilan yang hangat dan indah dari tampilan tekstur serat-serat kayu yang dimilikinya, mempunyai nilai penyekat panas yang baik dan pada umumnya tahan terhadap pengaruh cuaca. Rangka jenis ini dapat berupa produk pabrik yang telah diselesaikan dengan pelapisan cat, pewarnaan atau masih berupa kayu asli tanpa pelapisan. Kusen dari bahan logam berbeda dari kayu, kusen logam tidak terpengaruh bila basah, kusen logam ini tidak memiliki kehangatan dalam penampilan dan memberikan daya tahan yang kecil terhadap perpindahan panas. Kusen logam dapat terbuat dari alumunium, baja atau baja tak berkarat (stainless-steel), warna alami logam dapat ditutup dengan lapisan cat dan dirawat dengan baik untuk mencegah korosi. Ukuran penampang batang kayu untuk rangka pintu dan jendela adalah sebagai berikut : Pada pintu biasa dengan satu daun: 5/10 5/12 5/14 5/15 cm 6/10 6/12 6/14 6/15 cm 7/12 cm Pada pintu rangkap dengan dua daun: 8/10 8/12 8/14 8/15 cm \1. Bagian-Bagian Kusen Kusen terdiri atas : 1. Tiang (style). 2. Ambang (dorpel) pada kusen jendela terdapat ambang atas dan ambang bawah sedangkan pada pintu tidak ada ambang bawah. 3. Sponneng, yaitu tempat perletakan/melekatnya daun pintu atau daun jendela. 4. Telinga, yaitu bagian ambang (dorpel) yang masuk/ditanam kedalam tembok yang berfungsi untuk menahan gerakan kusen kemuka atau kebelakang. 5. Alur kapur, bagian dari tiang (style) yang dialur/dicoak dengan fungsi untuk menahan gerakan kusen kemuka atau kebelakang selain itu juga agar apabila terjadi penyusutan, tidak timbul celah. 6. Angkur, dipasang pada tiang (style), berfungsi untuk memperkuat melekatnya pada tembok juga menahan gerakan ke samping.dan ke muka/ke belakang. 7. Duk (neut), dipasang pada tiang (style) di bagian bawah, khusus untuk kusen pintu, berfungsi untuk menahan gerakan tiang ke segala arah dan melindung tiang kayu terhadap resapan air dari latai ke atas.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-X
125
4
2 1
5 3 6
3
7
Gambar X-9, Bagian-Bagian Kusen
2. Jenis-Jenis Kusen Pintu a. Kusen Pintu Tunggal Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-X
126
Gambar X-10, Kusen Pintu Tunggal
b. Kusen Pintu Gendong Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-X
127
Gambar X-10, Kusen Pintu Gendong
c. Kusen Pintu Gendong Ventilasi Melingkar
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-X
128
Gambar X-11, Kusen Pintu Gendong Ventilasi Melingkar
3. Jenis-Jenis Kusen Jendela a. Kusen Jendela Tunggal
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-X
129
Gambar X-12, Kusen Jendela Tunggal
b. Kusen Jendela Ganda
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-X
130
Gambar X-13, Kusen dan Daun Jendela Ganda
F. Pemasangan Kusen
1. Pemasangan Kusen Pintu Cara pemasangan kusen pintu adalah sebagai berikut; a. Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah dijangkau. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-X
131
b. Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as bouwplank untuk menentukan kedudukan kusen. c. Pasang angker pada kusen secukupnya. d. Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu yaitu 2 meter dari tinggi bouwplank. e. Setel kedudukan kusen pintu sehingga berdiri tegak dengan menggunakan unting-unting. f. Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh. g. Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga kedudukan menjadi kokoh. h. Cek kembali kedudukan kusen pintu, apakah sudah sesuai pada tempatnya, ketinggian dan ketegakan dari kusen. i. Bersihkan tempat sekelilingnya.
Gambar X-14a, Pemasangan Kusen Pintu pada Konstruksi Dinding
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-X
132
Gambar X-14b, Pemasangan Kusen Pintu pada Konstruksi Dinding
2. Pemasangan Kusen Jendela Cara pemasangan kusen pintu adalah sebagai berikut; a. Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah dijangkau. b. Rentangkan benang selebar setengah ukuran batu bata dari as bouwplank. c. Pasang bata setengah batu setinggi dasar kusen jendela . d. Rentangkan benang setinggi 2 meter dari bouwplank. e. Pasang kusen jendela setinggi benang tersebut. f. Pasang kusen jendela sampai betul-betul tegak dengan pertolongan unting-unting. g. Pasang skur agar kedudukannya stabil dan kuat. h. Cek kembali posisi kusen jendela sampai terpasang pada keadaan yang benar. i. Bersihkan tempat sekelilingnya.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-X
133
Gambar X-15, Pemasangan Kusen Jendela pada Konstruksi Dinding
G. Pemasangan Daun Pintu dan Jendela 1. Memasang Daun Pintu Pintu terdiri dari kusen atau gawang dan daun pintu. Kusen dipasang tetap atau mati di dalam tembok, sedang daunnya digantungkan pada kusen dengan menggunakan engsel sehingga dapat berputar pada engsel, berputar ke kiri atau ke kanan. Namun, daun pintu ada yang tidak berputar pada engsel, melainkan bergeser di depan kusennya. Pintu tersebur dinamakan dengan pintu geser.
Kedudukan daun pintu pada saat ditutup melekat dengan sponing pada kusen pintu, kecuali pada bagian bawah, kedudukannya dibuat beberapa cm di atas lantai.
a. Ukuran Daun Pintu
Jumlah daun pintu ada yang tunggal, ada pula yang ganda. Lebar dan tingginya daun pintu diukur dari sisi dalam kusen sampai sisi luar kusen. Ukuran yang lazim dipakai untuk pintu adalah sebagai berikut: 1) 2) 3)
Tinggi : 2,00-2,10 meter, Lebar : 0,70-0,90 meter (tunggal), 0,60-0,80 meter (ganda) Tebal : 0,30-0,40 meter.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-X
134
b. Cara Pemasangan 1) Ukur lebar dan tinggi kusen pintu. 2) Ukur lebar dan tinggi daun pintu. 3) Ketam dan potong daun pintu (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi). 4) Masukkan/pasang daun pintu pada kusennya, stel sampai masuk dengan toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi. 5) Lepaskan daun pintu, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun pintu (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi bagian atas 25 cm (untuk pintu dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah (untuk pintu dengan 3 engsel) 6) Masukkan/pasang lagi daun pintu pada kusennya, stel sampai baik kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu tempat engsel yang sesuai dengan engsel pada daun pintu. 7) Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu dengan cara melepas pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang kusen 8) Pasang kembali daun pintu pada kusennya dengan memasangkan engselnya, kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah daun pintu pada kusen pintunya. 9) Coba daun pintu dengan cara membuka dan menutup. 10) Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu dengan cara melepaskan pen. 11) Stel lagi sampai daun pintu dapat membuka dan menutup dengan baik, rata dan lurus dengan kusen.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-X
135
Gambar X-16, Pemasangan Daun Pintu
Gambar X-17, Detail Pemasangan Daun Pintu
2. Memasang Daun Jendela Seperti halnya pintu, jendela terdiri atas kusen atau gawang dan daun jendela. Kusen dipasang tetap atau mati di dalam tembok, sedang daunnya digantungkan pada kusen dengan menggunakan engsel sehingga dapat berputar pada engsel, berputar horizontal (ke kiri danke kanan) atau berputar vertikal (ke atas dan ke bawah). Namun, ada jenis jendela yang tetap atau mati, biasa disebut jendela mati dengan tujuan untuk penerangan. Kedudukan daun jendela pada saat ditutup melekat dengan sponing pada kusen jendela. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-X
136
a. Ukuran Daun Jendela Jumlah daun jendela ada yang tunggal, ada pula yang ganda. Lebar dan tingginya daun jendela diukur dari sisi dalam kusen sampai sisi luar kusen. Ukuran yang lazim dipakai untuk pintu adalah sebagai berikut: 1) Tinggi : 0,80-1,70 meter (menyesuaikan dengan fungsi dan kondisi bangunan) 2) Lebar : 0,60-0,80 meter 3) Tebal : 0,30-0,40 meter. b. 1) 2) 3) 4)
Cara Pemasangan Ukur lebar dan tinggi kusen jendela. Ukur lebar dan tinggi daun jendela. Ketam dan potong daun jendela (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi). Masukkan/pasang daun jendela pada kusennya, stel sampai masuk dengan toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi. 5) Lepaskan daun jendela, pasang/tanam engsel daun jendela pada tiang daun jendela (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 15-20 cm dari bagian tepi (untuk putaran horizontal) atau engsel ditanam pada bagian ambang atas daun jendela dengan jarak 15-20 cm dari bagian tepi (untuk putaran vertikal). 6) Masukkan/pasang lagi daun jendela pada kusennya, stel sampai baik kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang/ambang atas jendela tempat engsel yang sesuai dengan engsel pada daun jendela. 7) Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun jendela dengan cara melepas pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang/ambang atas kusen 8) Pasang kembali daun jendela pada kusennya dengan memasangkan engselnya, kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah daun jendela pada kusen jendelanya. 9) Coba daun jendela dengan cara membuka dan menutup. 10) Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun jendela dengan cara melepaskan pen. 11) Stel lagi sampai daun jendela dapat membuka dan menutup dengan baik, rata dan lurus dengan kusen.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-X
137
Gambar X-18, Pemasangan Daun Jendela
Gambar X-19, Detail Pemasangan Daun Jendela
H. Pemasangan Kaca Pekerjaan ini tidak semudah yang dilihat atau dibayangkan. Dengan sifat kaca yang sangat mudah pecah dan membutuhkan ekstra hati-hati dalam penanganannya, sebaiknya perlu diperhatikan beberapa hal yang penting pada saat memasang kaca pada daun pintu/jendela. Konstruksi pemasangan kaca pada daun pintu/jendela dapat dilakukan dengan bermacam-macam metode, tergantung dari ukuran kayu, material rangka daun pintu/jendela, fungsi, dan ketebalan kaca. Apabila kaca dengan tebal kurang dari 4 mm, sebaiknya gunakan sistem rangka tempel, papan belakang yang sekaligus daun pintu/jendela berfungsi sebagai penahan kaca agar stabil dan tidak pecah, kemudian Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-X
138
ditambahkan lis tempel di sekeliling kaca untuk menahan kaca tetap pada posisinya. Bila tebal kaca lebih dari 5 mm, dapat digunakan rangka kayu solid, bagian dalam rangka perlu dibuat satu lajur takikan untuk penempatan kaca. Kemudian kaca ditahan dengan lis kecil di sekeliling rangka kayu. Cara memasang kaca pada daun pintu/jendela adalah sebagai berikut; 1. Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian atas. Usahakan letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas daun pintu. Atau letakkan pada lantai yang datar. 2. Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam. 3. Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton atau kain untuk memegang kaca. 4. Pasang paku pada list kayu sebelum dipasang pada keempat sisi daun pintu/jendela. 5. Setelah lis terpasang, perlahan masukkan paku dengan martil. 6. Sebaiknya letakkan selembar kain di atas permukaan kaca yang sedang dipasang lis kayu. Ini untuk menghindari goresan pada permukaan kaca karena gerakan martil.
Gambar X-20, Pemasangan Kaca
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-X
139
BAB XI KUDA-KUDA DAN ATAP A. Kuda-Kuda 1. Pendahuluan Konstruksi kuda-kuda ialah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat memberikan bentuk pada atapnya. Kuda-kuda merupakan penyangga utama pada struktur atap. Struktur ini termasuk dalam klasifikasi struktur framework (truss). Umumnya kuda-kuda terbuat dari kayu, bambu, baja, dan beton bertulang. Kuda-kuda kayu digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang maksimal sekitar 12 m. Kuda-kuda bambu pada umunya mampu mendukung beban atap sampai dengan 10 meter, Sedangkan kuda-kuda baja sebagai pendukung atap, dengan sistem frame work atau lengkung dapat mendukung beban atap sampai dengan bentang 75 meter, seperti pada hanggar pesawat, stadion olah raga, bangunan pabrik, dll. Kudakuda dari beton bertulang dapat digunakan pada atap dengan bentang sekitar 10 hingga 12 meter. Pada kuda-kuda dari baja atau kayu diperlukan ikatan angin untuk memperkaku struktur kuda-kuda pada arah horisontal. Pada dasarnya konstruksi kuda-kuda terdiri dari rangakaian batang yang selalu membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan dan bentuk penutupnya, maka konstruksi kudakuda satu sama lain akan berbeda, tetapi setiap susunan rangka batang harus merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja tanpa mengalami perubahan. Kuda-kuda diletakkan diatas dua tembok selaku tumpuannya. Perlu diperhatikan bahwa tembok diusahakan tidak menerima gaya horisontal maupun momen, karena tembok hanya mampu menerima beban vertikal saja. Kuda-kuda diperhitungkan mampu mendukung beban-beban atap dalam satu luasan atap tertentu. Beban-beban yang dihitung adalah beban mati (yaitu berat penutup atap, reng, usuk, gording, kuda-kuda) dan beban hidup (angin, air hujan, orang pada saat memasang/memperbaiki atap). 2. Dasar Konstruksi Kuda-Kuda Ide dasar untuk mendapatkan bentuk konstruksi kuda-kuda seperti urutan gambar dibawah ini : a. Akibat adanya beban maka titik pertemuan kedua kaki kuda-kuda bagian atas (P) mengalami perubahan letak yaitu turun ke P’, sehingga kaki kuda-kuda menekan kedua tembok kearah samping. Bila tembok tidak kokoh maka tembok akan roboh.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XI
140
Gambar XI-1
b. Untuk mencegah agar kaki kuda-kuda tidak bergerak ke samping perlu dipasang balok horisontal untuk menahan kedua ujung bawah balok kaki kuda-kuda tersebut. Batang horisontal tersebut dinamakan balok tarik (AB).
Gambar XI-2
c. Karena bentangan menahan beban yang bekerja dan beban berat sendiri kuda-kuda, maka batang tarik AB akan melentur. Titik P Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XI 141
bergerak turun ke titik P’, dengan adanya pelenturan, tembok seolaholah ke dalam.
Gambar XI-3
d. Untuk mengatasi adanya penurunan pada batang tarik diujung atas kaki kuda-kuda dipasangi tiang dan ujung bawah tiang menggantung tengah-tengah batang tarik AB yang disebut tiang gantung.
Gambar XI-4
e. Semakin besar beban yang bekerja dan bentangan yang panjang, sehingga kaki kuda-kuda yang miring mengalami pelenturan. Dengan adanya pelenturan pada kaki kuda-kuda maka bidang atap akan keliatan cekung kedalam, ini tidak boleh terjadi. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XI
142
Gambar XI-5
f.
Untuk mencegah pelenturan pada kaki kuda-kuda perlu dipasangi batang sokong/skoor dimana ujung bawah skoor memancang pada bagian bawah tiang gantung ujung atas skoor menopang bagian tengah kuda-kuda. Dengan demikian pelenturan dapat dicegah.
Gambar XI-6
g. Pada bangunan-bangunan yang berukuran besar, kemungkinan konstruksi kuda-kuda melentur pada bidangnya karena kurang begitu Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XI
143
kaku. Untuk itu perlu diperkuat dengan dua batang kayu horisontal yang diletakkan kira-kira ditengah-tengah tinggi tiang gantung.
Gambar XI-7
3. Batang-batang Konstruksi Kuda-Kuda
Gambar XI-8, Batang-batang Konstruksi Kuda-Kuda Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XI
144
Keterangan: a. Balok tarik b. Balok kunci c. Kaki kuda-kuda d. Tiang gantung e. Batang Sokong f. Balok Gapit g. Balok Bubungan h. Balok Gording i. Balok Tembok j. Balok bubungan miring k. Balok tunjang l. Tiang Pincang m. Balok Pincang
Gambar XI-9, Detail Hubungan antar Batang Kuda-Kuda Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XI
145
4. Tipe Kuda-kuda a. Tipe Pratt
Gambar XI-10, Kuda-Kuda Tipe Pratt
b. Tipe Howe
Gambar XI-11, Kuda-Kuda Tipe Howe
c. Tipe Fink
Gambar XI-12, Kuda-Kuda Tipe Fink
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XI
146
d. Tipe Bowstring
Gambar XI-13, Kuda-Kuda Tipe Bowstring
e. Tipe Sawtooth
Gambar XI-14, Kuda-Kuda Tipe Sawtooth
f. Tipe Waren
Gambar XI-15, Kuda-Kuda Tipe Waren
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XI
147
5. Bentuk-Bentuk Kuda-Kuda Berikut ditampilkan bentuk kuda-kuda berdasarkan bentang kuda-kuda dan jenis bahannya, yaitu: a. Bentang 3-4 Meter Digunakan pada bangunan rumah bentang sekitar 3 s.d. 4 meter, bahannya dari kayu, atau beton bertulang.
Gambar XI-16, Kuda-Kuda Bentang 3-4 Meter
b. Bentang 4-8 Mater Untuk bentang sekitar 4 s.d. 8 meter, bahan dari kayu atau beton bertulang.
Gambar XI-17, Kuda-Kuda Bentang 4-8 Meter
c. Bentang 9-16 Meter Untuk bentang 9 s.d. 16 meter, bahan dari baja (double angle).
Gambar XI-18, Kuda-Kuda Bentang 9-16 Meter
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XI
148
d. Bentang 20 Meter Bentang maksimal sekitar 20 m, Bahan dari baja (double angle) dan Kuda-kuda atap sebagai loteng, Bahan dari kayu
Gambar XI-19, Kuda-Kuda Bentang 20 Meter
e. Kuda-Kuda Baja Profil Siku
Gambar XI-20, Kuda-Kuda Baja Profil Siku-Siku
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XI
149
f. Kuda-Kuda Gabel Profil WF
Gambar XI-21, Kuda-Kuda Gabel Profil WF
6. Kuda-Kuda dalam Penerapan
Gambar XI-22, Pemasangan Kuda-Kuda
Gambar XI-23, Perletakkan Kuda-Kuda
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XI
150
7. Kuda-Kuda Sistem Knock Down Kuda-kuda sistem knock down merupakan terobosan baru untuk mendirikan rumah instan. Bentuk kuda-kuda sangat sederhana dan terbuat dari papan. Tipe kuda-kuda tersebut diperkenalkan dalam rangka pendirian rumah untuk korban bencana alam yang terjadi di Aceh tanggal 26 Desember 2004 dan dikenal dengan rumah tipe RI-A.
Gambar XI-24, Desain Kuda-Kuda Sistem Knock Down
Gambar XI-25, Pemasangan Kuda-Kuda Sistem Knock Down
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XI
151
B. Atap 1. Pendahuluan Atap merupakan bagian dari struktur bangunan yng befungsi sebagai penutup/pelindung bangunan dari panas terik matahari dan hujan sehingga memberikan kenyamanan bagi penggunan bangunan. Struktur atap pada umumnya terdiri dari tiga bagian utama yaitu : struktur penutup atap, gording dan rangka kuda-kuda. Penutup atap akan didukung oleh struktur rangka atap, yang terdiri dari kuda-kuda, gording, usuk dan reng. Beban-beban atap akan diteruskan ke dalam fondasi melalui kolom dan/atau balok. Konstruksi atap memungkinkan terjadinya sirkulasi udara dengan baik. Lebih detail bagian-bagian atap seperti gambar.
Gambar XI-26, Struktur Atap Sederhana
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XI
152
2. Bentuk-bentuk Atap a. Atap Limasan
II
x
PANDANGAN M UKA
P A N D A N G A N S A M P IN G I
I
a
x
x
b
x
PANDANGAN ATAS x
b
x
a
x
P O T O N G A N B U JU R (I-I)
x
P O T O N G A N M E L IN T A N G (II-II)
Gambar XI-27, Atap Limasan
b. Atap Pelana
PANDANGAN MUKA
x
PANDANGAN SAMPING
b
x
POTONGAN BUJUR (I-I)
x
a
x
POTONGAN MELINTANG (II-II)
Gambar XI-28, Atap Pelana Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XI
153
c. Atap Gerigi (Gergaji)/ Sawteeth
Gambar XI-29, Atap Gergaji
d. Atap Tenda Terpatah (Joglo) 1) Tanpa soko guru
Gambar XI-30, Atap Joglo Tanpa Soko Guru
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XI
154
2) Dengan Soko Guru
Gambar XI-31, Atap Joglo Dengan Soko Guru
3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan talang a. Gording Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil pada proyeksi horisontal. Gording meneruskan beban dari penutup atap, reng, usuk, orang, beban angin, beban air hujan pada titik-titik buhul kuda-kuda. Gording berada di atas kuda-kuda, biasanya tegak lurus dengan arah kuda-kuda. Gording menjadi tempat ikatan bagi usuk, dan posisi gording harus disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Gording harus berada di atas titik buhul kuda-kuda, sehingga bentuk kuda-kuda sebaiknya disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Bahan- bahan untuk Gording, terbuat dari kayu, baja profil canal atau profil WF. Pada gording dari baja, gording satu dengan lainnya akan dihubungkan dengan sagrod untuk memperkuat dan mencegah dari Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XI
155
terjadinya pergerakan. Posisi sagrod diletakkan sedemikian rupa sehingga mengurangi momen maksimal yang terjadi pada gording Gording kayu biasanya memiliki dimensi; panjang maksimal 4 m, tinggi 12 cm dan lebar 10 cm. Jarak antar gording kayu sekitar 1,5 s.d. 2,5 m. Gording dari baja profil canal (Iight lip channel) umumnya akan mempunyi dimensi; panjang satu batang sekitar 6 atau 12 meter, tinggi antara 10 s.d. 12 cm dan tebal sekitar 2,5 mm. Profil WF akan memiliki panjang 6 s.d. 12 meter, dengan tinggi sekitar 10 s.d. 12 cm dan tebal sekitar 0,5 cm. b. Jurai Pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu atau framework yang disebut jurai. Jurai dibedakan menjadi jurai dalam dan jurai luar. c. Sagrod Sagrod adalah batang besi bulat terbuat dari tulangan polos dengan kedua ujungnya memiliki ulir dan baut sehingga posisi bisa digeser (diperpanjang/diperpendek). d. Usuk/kaso Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan meneruskannya ke gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7 cm dan panjang maksimal 4 m. Usuk dipasang dengan jarak 40 s.d. 50 cm antara satu dengan lainnya pada arah tegak lurus gording. Usuk akan terhubung dengan gording dengan menggunakan paku. Pada kondisi tertentu usuk harus dibor dahulu sebelum dipaku untuk menghindari pecah pada ujung-ujung usuk. e. Reng Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan panjang sekitar 3 m. Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap dan meneruskannya ke usuk/kaso. Pada atap dengan penutup dari asbes, seng atau sirap reng tidak digunakan. Reng akan digunakan pada atap dengan penutup dari genteng. Reng akan dipasang pada arah tegak lurus usuk dengan jarak menyesuaikan dengan panjang dari penutup atapnya (genteng) f.
Penutup Atap Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur atap. Penutup atap harus mempunyai sifat kedap air, bisa mencegah terjadinya rembesan air selama kejadian hujan. Sifat tidak rembes ini diuji dengan pengujian serapan air dan rembesan. Struktur penutup atap merupakan struktur yang langsung berhubungan dengan beban-beban kerja (cuaca) sehingga harus dipilih Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XI
156
dari bahan-bahan yang kedap air, tahan terhadap perubahan cuaca. Struktur penutup yang sering digunakan antara lain; genteng, asbes, kayu (sirap), seng, polycarbonat, plat beton, dan lain-lain. 1) Genteng Menurut bahan material terdapat genteng beton dan genteng tanah liat (keramik). Sedangkan menurut bentuknya, genteng terdiri atas genteng biasa (genteng S), genteng kodok, genteng pres silang. Sedangkan untuk bentuk genteng karpus terdiri atas genteng setengah lingkaran, genteng segitiga, dan genteng sudut patah.
Gambar XI-32, Genteng Biasa (Genteng S)
Gambar XI-33, Genteng Kodok
Gambar XI-34, Genteng Pres Silang
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XI
157
Segitiga ½ Lingkaran
Sudut Patah Gambar XI-35, Macam Bentuk Genteng Bubungan
2) Pemasangan Genteng
± 7cm
Reng 2/3
Gambar XI-36, Potongan Pemasangan Genteng S
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XI
158
Gambar XI-37, Tampak Muka Pemasangan Genteng S
Gambar XI-38, Pemasangan Genteng Bubungan (Karpus)
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XI
159
3) Penutup Atap Kayu (Sirap) Bahan yang banyak digunakan pada rumah tradisional Indonesia berbahan dasar kayu. Sirap yang terbentuk dari potonganpotongan kayu tipis yang disusun 3 atau 4. Potongan kayu ini kemudian dipaku ke multiplek yang melapisi rangka atap.
Gambar XI-39, Penutup Atap Sirap
4. Jenis Rangka Atap Berdasarkan Bahan Material a. Rangka Atap Bambu
Gambar XI-40, Rangka Atap Bambu
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XI
160
b. Rangka Atap Kayu
Gambar XI-41, Rangka Atap Kayu
c. Rangka Atap Baja
Gambar XI-42, Rangka Atap Baja
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XI
161
d. Rangka Atap Baja Ringan Rangka atap baja ringan terbuat dari campuran Zinc dan alumunium. Atap baja ringan terdiri dari beberapa elemen seperti kudakuda sebagai struktur utama (biasanya berbentuk U), reng sebagai pengikat kuda kuda biasanya berbentuk V, sekrup dan lempengan reng yang berfungsi untuk pengatur jarak genteng agar terlihat rapi dan kokoh. Meskipun dari baja, beratnya hanya 10 kg/m2, jauh lebih ringan daripada rangka atap atau kusen dari kayu. Hal ini karena bahannya terbuat dari campuran seng (zinc) dan aluminium alloy (zincalume) dengan komposisi 45 persen seng dan 55 persen aluminium. Selain lebih ringan, produk ini anti-karat, antirayap, antikorosi, tidak menjalarkan api, tidak memuai, tahan lama (sampai 30 tahun) dan mudah dibersihkan. Bila terjadi kebakaran dengan suhu di bawah 600 derajat celcius, rangka tidak memuai dan runtuh. Rangka baja ini terdiri dari lempengan-lempengan panjang (profil) yang bervariasi bentuk dan ukurannya sesuai fungsi masing-masing dalam struktur rangka atap. Untuk kuda-kuda atau rangka utama dan gording, profil baja ringan ini biasanya berbentuk "I" atau "U" terbalik dan memiliki ukuran yang lebih besar. Sedangkan reng ialah pengikat kudakuda dan gording yang posisinya melintang di atas kuda-kuda dan gording, serta mengikat kuda-kuda dan gording tersebut hingga membentuk suatu kerangka yang kokoh. Lempengan reng adalah profil yang paling kecil bentuk dan ukurannya. Fungsinya sebagai penahan genteng atau jenis atap lainnya dan sebagai pengatur jarak setiap baris genteng agar lebih rapi dan lebih "mencengkeram". Kelebihan dari material atap ini ialah bobot beratnya yang demikian kecil dibandingkan dengan material rangka atap lainnya. Dengan daya tahan terhadap tekanan dan tarikan yang lebih unggul daripada material rangka kayu serta bobot materialnya sendiri yang demikian ringan,
Gambar XI-43, Rangka Atap Baja Ringan (A)
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XI
162
Gambar XI-44, Rangka Atap Baja Ringan (B)
Gambar XI-45, Rangka Atap Baja Ringan (C)
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XI
163
BAB XII DINDING KAYU DAN PLAFON A. Dinding Kayu Bahan bangunan memiliki sifat-sifat teknis yang berbeda-beda. Jika pemilihan kayu sebagai bahan bangunan yang akan dipakai dalam konstruksi bangunan maka pengetahuan akan metode-metode pengerjaan kayu harus dipelajari. Kayu sampai saat ini masih merupakan bahan bangunan yang sangat dibutuhkan masyarakat. Bahkan dewasa ini kayu merupakan salah satu bahan bangunan yang mahal. 1. Dinding Kayu Batang Tersusun Konstruksi batang tersusun untuk dinding dari kayu merupakan cara yang paling tua, yang sarnpai sekarang masih dipergunakan, Hanya bentuknya berlainan. Karena kayu mempunyai daya isolasi yang tinggi maka di Skandinavia dan Eropa Timur konstruksi batang tersusun banyak digunakan. Di daerah hutan di Eropa rumah-rumah kediaman dan sebagainya dibangun dengan konstruksi batang tersusun
a
b
c
Gambar XII-1, Konstruksi batang tersusun terdiri dari batang kavu bulat atau dari balok a) balok kayu bulat bersilang pada sudut-sudut, b) susunan biasa, c) susunan batang berdampul, d) susunan batang beralur-lidah
Gambar XII-2, Konstruksi sudut balok-balok dengan sambungan kura-kura dan macammacam susunan balok. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XII
164
Gambar XII-3, Konstruksi sudut balok-balok dengan kayu muka berlidah 2-2 Konstruksi Dinding Rangka Tersusun
Konstruksi rangka tersusun disusun setingkat-setingkat. Kudakuda penopang di sudut-sudut rumah pada umumnya diatur, sehingga beban angin langsung disalurkan dari sudut ke bantalan. Penyusutan konstruksi rangka tersusun di bagian-bagian konstruksi yang melintang tidak beraturan, bantalan-bantalan, balok lantai dan balok loteng penyusutannya besar. Di bagian konstruksi yang tegak yang berupa tiang-tiang penyusutannya kecil. Dengan memperhatikan perbedaan dalam penyusutan tersebut di atas, maka lapisan yang tegak tidak boieh dipasang langsung lebih tinggi dari satu tingkat. Untuk bagian-bagian konstruksi yang melintang penyusutan sama seperti di konstruksi batang tersusun, yaitu 3 cm per meter tinggi. Pada konstruksi rangka tersusun yang terbuka seperti telah disebut di atas, maka untuk kayu bantalan disarankan agar memakai kayu Ulin atau Jati, karena mempunyai daya tahan terhadap hujan dan panas yang lebih daripada kayu yang lain. Dalam konstruksi rangka tersusun tempat-tempat yang terbuka antara tiang-tiang, palang-palang dan sebagainya diisi dengan tembok dari bata. Jarak antar tiang pada umumnya sekitar 80 cm.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XII
165
Gambar XII-4, Rumah dengan konstruksi kayu dan Konstruksi sudut balok-balok dengan kayu muka berlidah
Gambar XII-5, Konstruksi rangka-rangka tersusun dan rumah konstruksi kayu
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XII
166
Keterangan: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kasau Tambahan kasau miring Gording dinding Balok loteng Tiang Palang
7. 8. 9. 10.
Bantalan Tiang sudut Kuda penopang Palang (ambang jendela) 11. Balok loteng 12. Balok loteng ekor
2. Dinding Kayu Batang Melintang Gording merupakan bagian atas penutup atap, yang mendukung seluruh beban atap. Pada bangunan yang bertingkat gording berperan juga mendukung dinding atasnya. Tinggi gording disesuaikan dengan beban dan jarak tiang, akan tetapi minimal 12cm. Sambungan seperti pada bantalan, hanya pada sambungan panjangnya dengan sambungan serong bertingkat, ditambah dengan dua baut untuk menahan gaya tarik. Bantalan ke bawah membatasi dinding dan menumpunya. Bebannya akan disalurkan pada kaki pondasi atau kepala balok. Oleh sabab itu bantalan harus seluruhnya bertumpu dan cukup kuat. Bantalan pada dinding bata atau beton harus dikuatkan letaknya dengan baut angkur yang dimasukkan di dalam dinding, dan pada kepala balok disambung dengan baut. Kalau bantalan itu tidak cukup panjang untuk seluruh dinding, maka bisa disambung. Sambungan dengan ditakik separuh, lihat. Bantalan sebaiknya dibuat dari kayu Ulin atau kayu Jati, untuk menghindarkan kerusakan oleh kelembaban. Palang berfungsi membagi bidang antara dua tiang atau kuda penopang dalam bidang yang lebih kecil. Dengan demikian, palang akan memperkuat dinding juga. Melihat tinggi dinding maka digunakan 2 sampai 3 palang. Palang disambungkan pada tiang dan kuda penopang dengan pen biasa. Palang pintu bagian atas dan palang jendela disambungkan dengan pen bergigi tunggal. Kedua macam palang ini berukuran seperti tiang palang antara biasanya 2 cm lebih rendah. 3. Dinding Kayu Batang Tegak Tinggi konstruksi tiang menentukan tinggi dinding. Tiang berdiri tegak lurus antara bantalan dan gording dinding. Tiang biasanya berpenampang bujur sangkar. Kalau penampang ini tidak sesuai pada suatu titik, maka dapat digunakan tiang ganda yang ditanam disambung dengan baut. Biasanya ini hanya terjadi pada gedung-gedung dengan beberapa tingkat, dimana tiang ganda ini berlajur terus sampai semua tingkat. Di atas dan di bawah tiang biasanya diberi pen, yang dalam bantalan sedikitnya 4 cm, dan pada gording dinding sedikitnya 6 cm panjangnya, yaitu ½ tingginya.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XII
167
4. Dinding Kayu Batang Miring Kuda penopang membagi segiempat bidang dinding yang goyah dalam bidang segitiga yang mantap. Menjaga agar dinding tidak bergerak oleh benturan atau tekanan angin. Antara tiang dan kuda penopang, dalarn bantalan dan gording dinding harus tersisa 8 sampai 12 cm kayu muka, untuk menghindarkan pergeseran. Penampang kuda penopang sedikitnya harus sarna dengan tiang. Sering juga digunakan yang 2 cm lebih lebar. Sambungan atas dan bawah dengan pen atau gigi tunggal menurut detail l sampai n, gambar XII-6.
Gambar XII-6, Macam Hubungan Pada Konstruksi Kayu Dinding Batang Miring
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XII
168
Keterangan: a) b) c) d) e) f) g) h) i) j) k) l) m)
ditakik separuh-separuh pen dan lobang terbuka; pen lurus tersembunyi pen serong tersembunyi ditakik setengah ekor burung sudut ditakik bertingkat malang dengan pen dan gigi tunggal Tiang dengan pen kuda penopang dengan pen malang dengan pen, gigi tunggal dan sponing bantalan dengan pen bantalan dengan gigi tunggal bantalan dengan pen dan gigi tunggal
Ukuran balok kayu untuk rangka dinding yang bisa digunakan dalam centimeter : untuk bantalan : 6/8 8/8 8/10 10/10 10/12 2/12 untuk gording : 8/12 10/12 10/14 12/14 12/16 untuk tiang : 8/8 10/10 12/12 kuda penopang : 8/8 8/10 10/10 10/12 12/12 12/14 untuk palang : 6/8 8/8 8/10 10/10 10/12 12/12 Rangka dinding bagian luar sering kali terkena pengaruh hujan dan panas, sehingga semua sambungan harus dibuat tepat, rata dan bersih, sehingga tidak dapat dimasuki air. Hal itu dapat dicapai dengan pembuatan bidang sambungan dengan tepat dan dengan pengecatan dan kayu yang digunakan harus yang sudah kering. Sebagai pengaman dapat juga bidang-bidang sambungan yang sudah selesai dibuat, sebelum dipasang dicat. Dengan memperhatikan alam sekitar dan latar belakang kebudayaan masyarakat suku primitif, pemasangan kuda-kuda penopang dinding sering kali dibuat menurut rumus hias dengan arti tertentu, seperti terlihat pada gambar XII-7 berikut ini:
1
1
2
3
4
7
5
8
6
6
5
1
Gambar XII-7, Pemasangan Kuda-kuda Penopang Dnding Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XII
169
Sirnbol-simbol ini berarti: 1. 2. 3. 4.
Kuda penopang biasa Simpul sihir Salib Andreas Betina
5. 6. 7. 8.
laki-Iaki liar Tari petani Matahari Pohon kehidupan
5. Dinding Kayu Rangka Terusan (Lajur) Konstruksi rangka terusan pada umumnya bagian luar dan dalam dilapisi dengan papan. Tiang-tiang menembus melalui semua tingkat bangunan. Oleh karena itu penyusutannya sedikit dan pada dasarnya hanya tergantung dari bagian-bagian konstruksi yang melintang. Maka bagian ini harus memenuhi syarat-syarat teknis. Konstruksi rangka terusan pada umumnya dibuat dari papan. Sambungan-sambungan seperti pen, gigi tunggal dan sebagainya tidak digunakan disini, sebab semua sambungan dipaku. Untuk tiap-tiap sambungan diperlukan paling sedikit empat paku. Jarak dari tiap-tiap tiang pada umumnya kira-kira 60 cm. Kestabilan pada arah horisontal diperoleh dari papan kuda-kuda penopang atau dari lapisan papan-papan yang dipaku dan dipasang diagonal. Kekuatan papan untuk rangka dinding yang bisa digunakan adalah: 5/10, 5/12, 6/12. Berbeda dengan pada konstruksi tersusun, maka pada konstruksi rangka terusan (lajur) biasanya dipasangkan dinding papan atau susunan sirap. Beberapa cara pemasangan papan dinding yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Pemasangan papan dinding vertikal Pemasangan papan dinding dengan lis pelindung (lis tempel): Papan dipaku di tengah saja setiap 60 - 90 cm. Tebal papan 20 mm dan tidak boleh lebih dari 16 cm lebarnya. Lis tempel berukuran 45/45 mm dengan sisi miring disekrup dengan sekrup ukuran minimum 2 1/2" pada jarak sejauh jarak papan. Pemasangan semacam ini memungkinkan papan menyusut dan mengembang tanpa mengakibatkan timbulnya pecahan. Pemasangan papan bersponing dengan sela konis juga menggunakan sekrup untuk menghindarkan melengkungnya papan. Arah datangnya angin dan hujan harus diperhatikan, sehingga bisa dihindarkan air masuk melalui celah sambungan vertikal b. Pemasangan papan dinding horisontal Papan dinding horisontal menggunakan papan berukuran maximum 20/160 mm. Seperti pada pemasangan papan kap, atau pada pemasangan papan dengan sponing khusus, pemasangan dilakukan dari papan ujung bawah. Setiap papan disekrup atau dipaku di bagian bawahnya. Dengan rnenggunakan sekrup, melengkungnya papan dapat dihindarkan. Sambungan papan-papan dapat diatur selang-seling. Lihat gambar XII-8. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XII
170
Gambar XII-8, Pemasangan dinding horisontal
c. Pemasangan dinding sirap Untuk bangunan kayu, maka dinding sirap merupakan penutup dinding yang paling ideal, karena dapat disesuaikan rnenyusut dan mengembangnya pada bidang konstruksi dinding tanpa berakibat tidak baik. Keuntungan lainnya ialah bahwa dinding sirap memberi perlindungan yang baik terhadap iklim dan tahan lama. Dinding sirap yang sudah terpasang boleh dikatakan tidak membutuhkan perawatan.
Gambar XII-9, Dinding Sirap
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XII
171
Dinding sirap dipasangkan pada papan atau pada reng. Untuk dinding biasa, yaitu dinding yang terlindung oleh atap, pemasangan dua lapis sudah memadai. Tetapi karena biasanya sirap yang digunakan untuk menutup dinding dari kualitas dua atau tiga, karena kualitas satu dan dua sudah digunakan untuk atap, maka disarankan pemasangan empat lapis. Sirap dipaku dengan paku berkepala datar ukuran 1". Sirap yang dipotong lurus lebih baik daripada yang dipotong runcing. Sirap berujung runcing ini menyalurkan air melalui alur sambungan daun sirap yang di bawahnya. Dengan menggunakan sirap yang panjangnya 55 - 60 cm, diperoleh deretan sirap yang berjarak 14 cm. Pemakuan deretan sirap dilakukan dengan rnenggunakan benang yang direntangkan. Untuk bidang yang sempit dapat ditarik garis dengan pensil melalui sebuah mistar.
B. PLAFON 1. Pendahuluan Plafon adalah bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai langit-langit bangunan. Pada dasarnya plafon dibuat dengan maksud untuk mencegah cuaca panas atau dingin agar tidak langsung masuk ke dalam rumah setelah melewati atap. Namun demikian dewasa ini plafon tidak lagi hanya sekedar penghambat panas atau dingin, melainkan juga sebagai hiasan yang akan lebih mempercantik interior suatu bangunan. Plafon biasanya dibuat dengan ketinggian tertentu. Namun sebagai variasi ada juga yang dibuat tidak selalu rata. Variasi tersebut dikenal sebagai plafond drop ceiling. Plafon dibuat lebih tinggi dari yang lain.
Gambar XII-10, Plafon Bangunan
Manfaat/kegunaan dari plafon antara lain sebagai berikut : a. Supaya ruangan di bawah atap selalu tampak bersih, dan tidak tampak kayu dari rangka-atapnya. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XII
172
b. Untuk menahan kotoran yang jauh dari bidang atap melalui celah-celah genteng. c. Untuk menahan percikan air, agar seisi ruangan selalu terlindung. d. Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap. 2. Rangka Plafon Untuk pemasangan plafon diperlukan konstruksi khusus untuk menggantungkannya yang dikenal dengan nama rangka plafon. Bahan rangka plafon yang umum digunakan adalah kayu, meskipun dewasa ini dikenal juga rangka plafon dari bahan besi hollow (besi berbentuk kotak). Bahan ini tahan terhadap rayap dan api yang membuat plafon bertahan lama dibanding menggunakan kayu.
Gambar XII-`11, Rangka Plafon dari Kayu dan Besi Hollow
a. Ukuran Batang Rangka Plafon Ukuran batang rangka plafon ditentukan dari jarak bentang dari ruangan, jenis bahan yang digunakan, dan panjang-pendeknya batang gantung. Ukuran-ukuran batang yang biasa dipakai seperti tercantum pada daftar berikut. Jarak Perletakkan (cm) 100 200 300 400
-
200 300 400 500
Lebar (cm) 5 6 6 6
tinggi (cm) 7 8 10 12
Ukuran-ukuran batang kayu tersebut berdasarkan pengalaman empiris dan yang biasa digunakan. Ukuran tersebut dapat saja berubah sesuai dengan hasil hitungan berdasarkan kekuatan kayu.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XII
173
Rangka langit-Iangit untuk kuda-kuda biasa dibuat dari kayu ukuran 4/6 atau 5/7, dilengkapi dengari klos dari reng 2/3 cm yang dipasang berselang-seling. Pada kuda-kuda papan untuk rangka langitIangit cukup dengan menggunakan kayu reng berukuran ¾ cm.
Gambar XII-12, Ukuran Rangka Plafon
b. Ketentuan Pemasangan Batang-batang dipasang rata dengan bagian bawah balok-ikat kuda-kuda. Jika jarak antar dinding yang mendukung kuda-kuda dalam ruangan kurang dari jarak antara kuda-kuda, maka batang-batang gantung plafon induk dipasang tegak lurus arah dinding dan masuk dalam pasangan dinding. Namun, jika jarak antara kuda-kuda kurang dari jarak antar dinding yang mendukung kuda-kuda, maka batangbatang gantung plafon induk dipasang tegak lurus pada balok ikat dari kuda-kuda. Pada prinsipnya pemasangan batang penggantung plafon adalah sama, tetapi jaraknya tidak sama tergantung dari bahan plafon yang igunakan. Pada bangunan perumahan dalam pemasangan plafond, ketentuan untuk tinggi ruang/kamar minimal sekurang-kurangnya 2,40 m kecuali kalau kasau-kasaunya miring sekurang-kurangnya ½ dari luas ruang mempunyai tinggi ruang 2,40 m dan tinggi ruang selebihnya pada titik terendah tidak kurang dari 1,75 m. Pada ruang cuci dan kamar mandi diperbolehkan sampai sekurang-kurangnya 2,10 m.
Gambar XII-13, Pemasangan Rangka Plafon
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XII
174
Gambar XII-14, Detail Pemasangan Rangka Plafon
3. Penutup Plafon Bahan plafon sangat banyak ragamnya, dari kayu, multiplek, lembar semen asbes, hardbord, softboard, acoustic tile, particle board, aluminimum, sampai gipsum. Pilihan yang paling murah dan baik adalah papan gipsum, karena perawatannya mudah. Berikut merupakan beberapa keuntungan bila memilih papan gipsum; a. Harga jadi untuk 1 m2 terpasang lebih murah dibandingkan dengan memakai triplek. b. Bahannya rata, pertemuan antar papan tidak terdapat celah. c. Bila terjadi kerusakan pada bagian tertentu, tidak diperlukan pembongkaran total, cukup bagian rusak saja yang dipotong. Lalu, potong papan gypsum yang baru, kemudian tempelkan pada potongan yang rusak tadi dengan menggunakan semen compound (semen pengikat bahan gipsum), pegang sebentar lalu dilepas. d. Tahap selanjutnya adalah pemasangan lisplafon. Bahan terbuat dari gipsum dengan panjang 2,5 meter. Cara pemasangannya pun menggunakan semen compound. e. Untuk finishing plafon, cat yang dipakai adalah cat tembok.
Gambar XII-15, Penutup Plafon dari Bahan Gypsum
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XII
175
Gambar XII-16, Penutup Plafon dari Bahan Plat dengan Rangka Besi
Gambar XII-17. Plafon Gypsum
Gambar XII-18. Plafon Multipleks
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XII
176
Gambar XII-19. Sistem plafon dengan 1 lapis papan gipsum yang dipasang secara digantung (Suspended)
4. Plafon Dengan Isolasi Tujuan utama dari plafon ini adalah untuk penyekat yang kedap suara dan tidak mudah menghantarkan panas. Sehingga ruangan dapat terlindungi dari pengaruh suhu udara dari luar dan suara yang mengganggu tidak dapat masuk secara langsung ke dalam ruangan. Pemasangan plafon dengan isolasi membutuhkan bahan yang lebih banyak dan ketelitian yang lebih baik. Untuk menambah isolasi suara, plat gips atau potongan kayu keras dapat dipasang pada papan batang yang besarnya tidak kurang dari 20x50 mm, papan batang ini digantungkan ke balok dengan memakai sengkang. Dengan suatu lapisan antara dari wol mineral, sengkang dipasang pada balok dan pemasangan lebih baik dilakukan pada setiap balok kedua Plat rangkap dari karton gips juga dapat dipasang dan suatu lapisan plat wol mineral dengan ketebalan 45 mm dan tak terbungkus, dapat diletakkan pada papan batang. Potongan kayu keras, seperti halnya plat tersebut, harus dipasang pada papan batang. Plat wol mineral dapat digunakan untuk tambahan isolasi. Plat gips yang dipasang terdiri dari suatu lapisan gips - adukan kapur, sedangkan plat papan dan potongan kayu keras dicat dua lapis.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XII
177
Gambar XII-20. Penambahan elastis plafond pada balok
Selimut kaca dan selimut wol setebal 60 mm merupakan bahan yang cocok untuk isolasi suara, karena selimut ini mempertinggi nilai isolasi dengan 6 dbA. Apabila antara balok dipasang plat busa polistiren atau plat wol mineral, maka kedua bahan ini dapat menyebabkan peninggian nilai isolasi dengan 4 dbA. Sebagai suatu konstruksi penyekat, langit-langit yang tergantung lebih baik dalam menyekat suatu ruangan. Langit-langit yang tergantung bebas memiliki nilai isolasi yang lebih tinggi. Suatu kombinasi langit-langit yang dilengkapi dengan selimut wol mineral dapat menyebabkan nilai isolasi meningkat.
Gambar XII-21. Isolasi oleh lapisan tutup elastik dipasang pada bagian lantai
Untuk mendapatkan isolasi suara yang baik konstruksi plat lantai juga perlu dibuat dengan sistem isolasi. Pada sebelah bawah penutupan lantai yang keras, dapat dipasang suatu lapisan peredam suara yang lebih lunak. Pada konstruksi lantai yang lebih ringan, peninggian massa pada umumnya merupakan cara yang tepat untuk memperoleh isolasi pantulan suara dan isolasi gema suara yang cukup. Isolasi termis pada lapisan Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XII
178
balok plat dapat diperoleh dengan menggunakan selimut wol mineral, untuk mencegah pembentukan kondensasi pada konstruksi lantai perlu adanya ventilasi dengan menggunakan pipa buatan pada tembok luar bangunan.
Gambar XII-22. Plafon dari Bahan Kayu (Parket)
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XII
179
BAB XIII PENGECATAN A. Pekerjaan Pengecatan Pada saat melakukan pengecatan baik itu tembok lama maupun baru, hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih warna yang sesuai dengan fungsi dinding yang akan dicat, memilih warna yang sesuai dengan selera, langkah selanjutnya adalah menentukan merek cat yang sesuai dengan anggaran. Cat yang berkualitas minimal mempunyai empat fungsi yang harus dimiliki diantaranya daya sebar, daya tutup, mudah dalam pengaplikasiannya, dan aman bagi kesehatan lingkungan. Memang semakin tinggi kualitas cat, maka harganya pun akan semakin mahal, karena disamping keempat hal pokok diatas, cat yang berkualitas akan memiliki nilai tambah seperti daya tahan terhadap cuaca, anti jamur, tidak memudar (anti fading), mudah dibersihkan (washable), dapat menutup retak rambut (cover hair line crack) serta tambahan pengharum (fragnance). Cat juga harus aman dan ramah lingkungan. Saat ini di pasar masih banyak dijual produk yang tidak memperhatikan aspek-aspek kesehatan dan lingkungan, karena bahan baku yang dipergunakan masih mengandung tambahan logam merkuri (Hg) dan timah hitam/timbal (Pb). Padahal kedua bahan tersebut sangat berpotensi membahayakan manusia jika secara terus menerus masuk kedalam tubuh. Di negara lain, untuk bangunan lama yang dibangun sebelum tahun 1976, pemilik bangunan diharuskan untuk mengerok cat lama dan mengecat ulang. Pada saat pengerokkan pun harus menggunakan alat pelindung seperti masker, spectacles (kacamata) dan sarung tangan. Hal ini mengingat semua produk cat yg diproduksi sebelum tahun 1976 masih menggunakan kedua bahan baku tersebut. Timah hitam/timbal (Pb), merupakan salah satu logam yg bisa mengakibatkan kerusakan sistem syaraf pada manusia terutama anak kecil.
Gambar XIII-1, Pekerjaan Pengecatan
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -XIII
180
B. Keberhasilan Pengecatan Ada beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan pengecatan, yang paling berpengaruh adalah kualitas atau mutu bahan yang akan dicat itu sendiri (terlepas dari kualitas cat yang dipakai). Masalah yang sering timbul akibat dari kualitas mutu bahan yang akan dicat jelek biasanya adalah belang-belang seperti basah (bila kadar air dalam bahan yang dicat terlalu tinggi), lapisan cat yang menggelembung. Sedangkan bila yang dipakai adalah cat dengan kualitas rendah maka masalah yang sering terjadi adalah pengapuran, atau warnanya luntur. Agar pengecatan dapat berhasil dengan baik, maka beberapa langkah berikut perlu untuk diperhatikan, yaitu; 1. Pilih jenis cat yang tepat guna.Faktor nomor satu yang harus kita tentukan adalah untuk bidang manakah cat itu akan digunakan, untuk bidang interior atau untuk eksterior; untuk mendapatkan hasil maksimal usahakan menggunakan produk cat yang tepat guna. 2. Gunakan produk yang transparan. Bandingkan beberapa produk cat, baca keterangan/ aturan pemakaian dan yang tidak kalah pentingnya data teknis yang ada pada kemasan masing-masing. 3. Tentukan pilihan warna. Satu hal yang juga perlu menjadi bahan pertimbangan dalam memilih cat adalah tersedianya warna-warna yang bisa memenuhi selera kita. 4. Hitung jumlah kebutuhan.Bila sudah bisa menentukan jenis cat, merek serta warna cat yang akan gunakan, selanjutnya adalah menentukan berapa banyak cat yang diperlukan untuk sebuah ruangan atau tempat yang akan dicat.
Gambar XIII-2, Salah Satu Jenis Kemasan Cat
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -XIII
181
C. Pengecatan Dinding Yang harus di lakukan untuk memulai proses pengecetan adalah menyiapkan permukaan yang akan dicat. Pastikan permukaan dinding bersih dan kering untuk mencegah terjadinya pengelupasan. Kerjakan pengecatan pada siang hari. Mulai dari dekat jendela. menuju ke ruang dalam. Bila mengecat seluruh ruangan, kerjakanlah mulai dari langitlangit yang diteruskan ke dinding dekat kusen jendela, pintu-pintu, dan kemudian ke bagian bawah. Lakukanlah pembuangan sisa saat melakukan pengecatan karena kita harus bertanggung jawab terhadap lingkungan dengan menghindarkan membuang limbah/sisa cat ke dalam saluran pembuangan. Terakhir adalah membiarkan sisa cat mengering di wadahnya sebelum dibuang ketempat sampah. 1. Pemberian Cat Dasar Cat dasar untuk tembok dibagi dua, yaitu cat dasar yang berupa varnish dasar air yaitu cat tanpa pigmen dengan dasar emulsi acrylic 100%. Cat dasar ini biasanya disebut Wall Sealer Water Base. Wall Sealer sangat baik untuk tembok baru yang banyak retak rambut untuk mengisi celah-celahnya dan untuk menguatkan lapisan cat lama yang mulai mengapur. Kedua adalah cat dasar yang berupa cat tembok warna putih dengan dasar emulsi acrylic 100% dan mempunyai daya tahan alkali yang tinggi, daya rekat serta daya isi yang baik serta kadar bahan anti jamur cukup tinggi. Cat dasar ini disebut Alkali Resisting Primer atau Undercoat Tembok. Cara pemakaiannya adalah; encerkan cat sesuai dengan petunjuk pabrik, jangan berlebihan, karenadapat menghilangkan fungsi cat dasar. Beri 1 atau 2 lapis cat dasar. 2. Langkah Pengecatan a. Reaksi pengerasan (curing) semen pada plesteran harus sudah sempurna, minimal harus ditunggu selama 28 hari. b. Periksa kelembaban tembok. Gunakan alat protimeter, yaitu alat pengukur kadar air. Kadar air harus sudah di bawah 18 %. c. Periksa kadar alkali tembok.Gunakan kertas lakmus untuk mengukur pH (derjat keasaman/alkali). Kadar alkali harus menunjukkan kurang lebih pH 8.Kalau lebih dari pH 8, berarti reaksi semen belum sempurna dan tembok belum layak dicat. d. Kalau kadar air sudah rendah, tetapi kadar alkali masih tinggi, berarti masih ada semen bebas yang belum beraksi karena kekurangan air. Basahkan permukaan tembok dengan air bersih. e. Bila semua persyaratan diatas sudah terpenuhi, bersihkan permukaan dari bekas percikan semen, Efflorescene (pengkristalan garam), pengapuran, debu, kotoran, dan minyak. Gosok permukaan tembok dengan kertas amplas kasar atau sikat sambil permukaan tembok dibasahi air bersih. Kemudian keringkan dengan kain lap yang bersih. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -XIII
182
f.
Cuci permukaan tembok dengan larutan asam chlorida (HCl) 10-15% untuk menetralkan alkali yang masih ada dan juga mengetching permukaan tembok agak lebih kasar sehingga daya lekat lebih baik. g. Bila permukaan tembok berlumut atau berjamur cuci dengan larutan kaporit10-15% 3. Pemberian Cat Akhir a. Persiapan permukaan harus telah sempurna. b. Bagian-bagian tembok yang tidak akan dicat, alat-alat rumah tangga seperti kursi, meja, lantai sudah ditutup plastik atau kertas koran. c. Siapkan alat alat pengecatan yang dibutuhkan, seperti kuas, roller, ember, pengaduk, tangga, dan lain-lain. d. Periksa kaleng cat, apakah sesuai dengan ketentuan pabrik. Catat nomor batch (lot)nya. e. Aduk cat sampai rata dan pengenceran sesuai dengan kebutuhan pabrik. f. Selang waktu antara setiap lapis harus cukup lama. Secara teoritis adalah 2-4 jam, tetap sebaiknya minimal 8 jam atau semalam. g. Ventilasi ruangan harus sebaik mungkin dan kalau dapat Pengecatan dilakukan waktu cuaca terang dan kering.engenceran cat jangan langsung didalam kalengnya, kecuali kalau dapat habis pada hari itu juga. h. Tutup rapat-rapat kaleng yang yang masih ada sisa catnya untuk menghindari pembusukan.
Gambar XIII-3, Pengecatan dengan Rol
D. Pengecatan Ulang 1. Bila daya lekat cat lama masih baik, cuci permukaan dengan air bersih sambil digosok dengan kertas amplas/sikat. Bila perlu cuci dengan larutan ditergent, kemudia bilas dengan air bersih. 2. Bila permukaan cat lama masih baik daya lekatnya, tetapi berlumut/berjamur, cuci dengan larutan kaporit sambil disikat. Bilas dengan air bersih. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -XIII
183
3. Bila terjadi pengapuran, amplas atau bersihkan debu-debu pengapuran dengan lap yang dibasahi air sampai kelapisan cat yang tidak mengapur. 4. Bila lapisan cat lama sudah tebal atau terkelupas, kerok seluruhnya sampai kedasar tembok. 5. Bila lapisan lama berasal dari cat kualitas rendah dimana mudah larut dengan air, sebaiknya dikerok seluruhnya sampai kedasar tembok. 6. Bila permukaan tembok berlumut atau berjamur cuci dengan larutan kaporit 10-15%. Berikut ditampilkan beberapa hasil dari pekerjaan pengecatan.
Gambar XIII-4, Hasil Pekerjaan Pengecatan Dinding Tembok (A)
Gambar XIII-5, Hasil Pekerjaan Pengecatan Dinding Tembok (B)
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -XIII
184
E. Pengecatan Plafon Langkah pekerjaan pengecatan pada plafon sama dengan pengecatan pada tembok. Bahan cat yang digunakan juga adalah cat untuk tembok/dinding. Perbedaan mendasar yang ada adalah bahwa plafon terletak di bagian atas dalam posisi mendatar, sehingga diperlukan cara khusus dalam menyapukan cat pada plafon.
Gambar XIII-6, Hasil Pekerjaan Pengecatan Plafon
F. Pengecatan Genteng Fungsi Umum dari Cat Genteng adalah untuk melindungi genteng dari pengaruh cuaca luar seperti lumut dan jamur sekaligus untuk memberikan keindahan dengan warna-warna sesuai pilihan. Langkah pengecatan untuk genteng baru adalah sebagai berikut; 1. sebaiknya pengecatan dilakukan dibawah (sebelum genteng dipasang), hal ini untuk memungkinkan seluruh permukaan genteng terlapisi oleh cat dan untuk menghindari menempelnya debu pada saat cat belum kering sempurna. 2. Untuk genteng yang kurang padat (porus) dianjurkan pemberian lapisan lem sesuai yang direkomendasikan (lem indeks) agar pori-pori genteng tertutup rapat sehingga cat genteng tidak banyak terserap kedalam genteng. 3. Beri lapisan cat secara merata setelah cat diencerkan dengan air bersih dengan penambahan air sebesar 30 – 40 % dari volume cat. 4. Biarkan kering sempurna (2–3 jam) sebelum diberikan lapisan berikutnya dan ulangi sampai permukaan genteng tertutup sempurna. 5. Untuk hasil lebih sempurna beri lapisan akhir dengan vernis genteng (glassure) Untuk pengecatan genteng lama, langkah pengecatan yang dilakukan adalah sebagai berikut;
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -XIII
185
1. Bersihkan genteng lama dari debu dan kotoran lain seperti lumut atau
jamur yang mungkin telah tumbuh. Bila perlu gunakan sikat dan air sabun. 2. Keringkan genteng sehingga benar-benar kering sebelum mulai pelapisan awal 3. Lakukan langkah-langkah selanjutnya seperti pada genteng baru.
Gambar XIII-7, Hasil Pekerjaan Pengecatan Genteng
G. Pengecatan Kayu Langkah pengerjaan pengecatan kayu adalah sebagai berikut; 1. Sebelum memulai mengecat kayu, permukaannya harus bersih Gosoklah permukaan kayu kain yang lembab untuk menghilangkan debu 2. Haluskan permukaan kayu dengan menggunakan kertas gosok/ampelas 3. Permukaan kayu yang tidak rata perlu ditambal dengan undercoat, bila diperlukan sapukanlah undercoat pada seluruh permukaan setelah kering kemudian digosok dengan ampelas. 4. Langkah berikutnya adalah mulai melakukan pengecatan. Pengecatan dapat dilakukan menggunakan kuas ataupun dengan penyemprotan menggunakan alat spray cat. 5. Terakhir, berikan lapisan anti gores pada kayu yang telah dicat. Untuk pengecatan ulang pada kayu, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu langsung mengecat di atas permukaan cat yang lama atau dengan terlebih dahulu menghilangkan cat lama, kemudian baru melakukan pengecatan ulang. Langkah pekerjaan pengecatan juga sama dengan pengecatan kayu yang baru dicat.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -XIII
186
Gambar XIII-8, Hasil Pekerjaan Pengecatan Kayu pada Pintu Garasi
H. Pengecatan Besi Pengecatan pada bahan yang terbuat dari besi menggunakan bahan cat dengan solvent base (pelarut minyak). Kegunaan cat pada umumnya berfungsi sebagai pelindung suatu substrat (media) dari karat, pengaruh cuaca, lumut, bakteri, jamur, dan lain-lain. Juga berfungsi sebagai dekorasi. Langkah pekerjaan pengecatan pada bahan besi prinsipnya hampir sama dengan mengecat bahan dari kayu. Aplikasi pengecatan bahan besi pada bangunan gedung banyak dilakukan untuk konstruksi pagar, teralis, dan pegangan tangga.
Gambar XIII-9, Aplikasi Pengecatan Besi pada Tangga dan Pagar Rumah
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -XIII
187
BAB XIV INSTALASI PIPA PVC Pipa PVC sudah banyak digunakan di dunia dan di Indonesia pada khususnya. Mulai untuk pipa air bersih, air kotor, kotoran, dan air hujan. Pipa PVC standar pipa pasar atau pipa retail biasanya digunakan oleh masyarakat untuk instalasi pompa dan distribusi air, termasuk saluran air kotor dan saluran air buangan di perumahan. Menurut warnanya, pipa PVC di pasaran ada yang berwarna putih dan ada yang berwarna abu-abu. Secara kualitas tidak ada bedanya. Perbedaan yang ada antara pipa PVC yang berwarna putih dengan abuabu adalah; Pipa PVC putih, memantulkan sinar UV, lebih tahan dari kebengkokkan akibat sinar UV, tidak kuat menahan lumut, dan tanpa carbon black, sedangkan pipa PVC abu-abu, menyerap sinar UV, bila diletakkan di luar rumah lama-lama bisa bengkok karena sinar UV, tahan terhadap lumut, dan diberi carbon black
Gambar XIV-1, Pipa PVC
A. Penyambungan Pipa Instalasi pipa tidak hanya terdiri dari satu batang pipa, namun terdiri dari beberapa pipa yang disambung untuk mengalirkan air sampai ke outlet terakhir. Jenis sambungan ditentukan berdasarkan jenis material pipanya dan letak sambungannya. Penyambungan untuk pipa pvc cukup sederhana dengan menempelkan dua batang pipa menggunakan penyambung yang tepat. Untuk memperkuat sambungan digunakan seal tape pada sambungannya. Ujung pipa ada yang menggunakan drat dan ada juga yang jenis polos. Sambungan yang berdrat, pada ujungnya terdapat ulir. Agar sambungan lebih kokoh, meskipun memakai ulir tetapi seal tape tetap digunakan.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -XIV
188
1.
Alat Penyambung Berbagai bentuk alat penyambung dalam penyambungan pipa PVC tersedia dalam model dan bentuk yang cukup banyak ragamnya, diantaranya adalah seperti berikut; a. Elbow, untuk menyambung pipa dengan arah 90°dan ada juga yang 45° b. Flock Shock, untuk menyambung dua pipa dengan diameter yang sama. c. Reducer Shocket, untuk menyambung dua pipa dengan diameter yang berbeda. d. Tee, untuk menyambung tiga batang pipa dengan diameter yang sama e. Valve Socket, untuk menyambung pipa dengan kran atau pipa lain yang memiliki drat dalam.
Gambar XIV-2, Alat Penyambung Pipa PVC
2. a. b. c.
Cara Penyambungan Proses pengerjaan sambungan pipa PVC adalah sebagai berikut; Pipa Pilih lem yang berbahan dasar sama dengan pipa yang akan disambung. Biasanya setiap produsen pipa menyediakan lem khusus untuk penyambungan pipa. Bersihkan kedua permukaan yang akan disambung baik dari kotoran, minyak atau air. Ada baiknya menggunakan cairan pembersih (cleaner). Oleskan lem PVC secara merata secukupnya, dengan menggunakan kuas yang lembut dan bersih.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -XIV
189
d. e. f.
Sambungkan segera sebelum lem mengering. Biarkan sambungan mengering. Sambungan akan sempurna setelah 24 jam. Penggunaan seal tape penting, agar kedua pipa dapat terikat kuat. Seal tape dipakai pada valve socket yang telah dipasang pada kedua ujung pipa. Hal ini juga digunakan untuk pipa besi. Penyambungan bisa juga menggunakan valve. Namun yang perlu diingat adalah tidak boleh terlalu kencang karena bisa merusakkan pipa. Pengencangan valve menggunakan kunci inggris sehingga potensi untuk mengencangkan valve menjadi berlebihan.
3.
Penyambungan Pipa yang Rusak/Bocor Kerusakan pada pipa bisa terjadi karena retak atau bocor. Biasanya ini terjadi pada sambungan-sambungan pipa. Bahkan bisa dari badan pipa itu sendiri, yaitu terdapatnya cacat material (ada lubang). Kebocoran bisa juga terjadi karena kesalahan pemasangan. Akibat yang ditimbulkan dari kebocoran pipa, air keluar atau merembes keluar atau adanya zat lain yang masuk ke dalam pipa. Kebocoran pipa mengakibatkan tekanan air akan berubah. Perubahan tekanan dapat disebabkan adanya sumbatan akibat endapan atau benda lain. Bahkan perubahan tekanan ini dapat diakibatkan oleh kerusakan pada tangki gelontor pada kloset. Pipa rusak juga diakibatkan karena adanya penyumbatan. Penyumbatan yang fatal, dan pembersihannya tidak tepat akan merusak pipa. Pipa bisa juga rusak karena adanya pukulan pada badan pipa. Atau pipa diberi beban yang besar sehingga pecah. Langkah penyambungan pipa yang rusak/bocor adalah sebagai berikut; a. Pastikan hanya pipa yang rusak saja yang diganti. Bila terjadi kebocoran, harus dipastikan bagian mana yang bocor, bagian pipa atau sambungan. b. Pipa yang bocor dilepaskan dari sambungan, dikeluarkan dari shaft, dan ganti dengan pipa baru. c. Pipa yang bocor dapat dihilangkan dengan memotong bagian yang dekat dengan titik bocor. d. Potong pada ujung pipa yang satu dan ujung lainnya di atas sambungan. Sambung dengan pipa lain yang memiliki diameter sama dengan pipa yang bocor tersebut. Sesuaikan dengan panjang pipa yang diganti. e. Beri lem khusus pvc pada permukaan dalam dari floksok (penyambung).Tempelkan pipa baru dengan ukuran yang tepat pada kedua ujung pipa yang lama.tentunya menggunakan dua floksok.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -XIV
190
Gambar XIV-3, Pipa PVC yang Rusak dan Sistem Penyambungannya
B. Sistem Perpipaan 1. Jaringan Penyediaan Air Bersih Jaringan penyediaan air bersih yang banyak digunakan sebagai berikut a. Sistem Sambungan Langsung Sistem ini pipa distribusidalam gedung disambung langsung dengan pipa utama penyediaan air bersih misalnya PDAM.
Gambar XIV-4, Jaringan PDAM
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -XIV
191
Gambar XIV-5, Potongan Letak Meteran Air PDAM
b.
Sistem Tangki Atap Sistem ini air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah kemudian dipompakan ke suatu tangki atas yang bisasanya dipasang di atas atap atau di atas lantai tertinggi bangunan. Dari tangkiair ini air didistribusikan ke seluruh bangunan
Gambar XIV-6, Sistem Pengaliran Ke Atas
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -XIV
Tangki
Atap
192
Gambar XIV-7, Sistem Pengaliran Ke Bawah
Tangki
Atap
c.
Sistem Tangki Tekan Sistem tangki tekan ini diterapkan dalam keadaan dimana oleh karena sesuatu alasan tidak dapat digunakan sistem sambungan langsung. Prinsip kerja adalah sebagai berikut : Air yang telah ditampung dalam tangki bawah, dipompakan ke dalam suatu bejana tertutup sehingga udara di dalamnya terkompresi. Air dari tangki tersebut dipompakan ke dalam suatu bejana (tangki) tertutup sehingga udara di dalamnya terkompresi
Gambar XIV-8, Sistem Tangki Tekan Dengan Sumur Untuk Rumah
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -XIV
193
d. Sistem Tanpa Tangki Dalam sistem ini tidak digunakan tangki apapun. Air dipompakan langsung ke sistem distribusi dan pompa menghisap air langsung dari sumber air e.
Peralatan Pelengkap Disamping berbagai peralatan utama saniter seperti tersbut di atas ada beberapa peralatan yang sifatnya pelengkap yaitu yang dinamakan fiting saniter, meliputi : 1)
Kran air Kran untuk taman bentuknya berbeda dengan kran untuk sink dapur dan kran untuk kamar mandi. Kran untuk taman, belalainya tidak panjang tetapi bagian paruhnya mengecil dan ber-drat. Ini untuk memasang slang agar tidak mudah lepas. Kran untuk sink dapur, belalainya panjang. Agar air tidak terpercik kemana-mana sehingga dapur tetap bersih, tidak becek. Kran untuk sink dapur biasanya memiliki dobel kran. Ini gunanya untuk air dingin dan air panas. Kran untuk kamar mandi begitu juga, ada yang dobel dan tunggal.Bedanya belalai untuk kamar mandi tidak panjang. Tetapi ada juga yang memiliki belalai tinggi, seperti leher angsa. Bentuk pemutar kran juga ada yang diputar tetapi ada juga yang digeser.
Gambar XIV-9, Macam-macam Kran Air Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -XIV
194
2)
Pancuran (Shower) Mandi menggunakan pancuran seakan telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat masa kini. Padahal, jika mau jujur, sebagian besar orang memilih mandi dengan pancuran karena kepraktisan dan keefisienan semata-mandi dengan pancuran terbukti bisa menghemat konsumsi air, dengan skala 1:5 dibanding-kan mandi dengan air dalam bak. Aktivitas mandi dengan pancuran juga bisa menghemat waktu mandi Anda. Menggunakan pancuran dalam kamar mandi juga dapat menghemat luas area kamar mandi, terutama jika dibandingkan dengan kamar mandi yang menggunakan bak mandi konvensional. Selain itu, sebagian besar orang cenderung menganggap mandi dengan pancuran lebih higienis dibandingkan dengan air dari bak mandi, sebab airnya terus mengalir dan sisa-sisa sabun bisa dibersihkan secara lebih merata. Anda bisa memilih salah satu dari dua teknologi pancuran yang tersedia saat ini. Yang pertama, pancuran campuran (mixershower). Kedua, pancuran campuran untuk bak mandi (bath mixer shower). Kedua jenis teknologi ini bekerja dengan jalan menyimpan air panas dan air dingin dalam dua tempat berbeda, baru kemudian mencampurnya saat Anda membutuhkan suhu airtertentu.
Gambar XIV-10, Pancuran (Shower)
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -XIV
195
2. Jaringan Pembuangan Air Kotor/Buangan a.
Sistem Instalasi Dari cara penyaluran airnya, sistem pembuangan air kotor, kotoran, air hujan, dan air bekas, dibedakan dalam 2 jenis yaitu sistem campuran dan sistem terpisah. Sistem campuran, artinya air bekas dan air kotor dikumpulkan dan bersama-sama dibuang menggunakan satu aliran. Sedangkan sistem terpisah,air dikumpulkan sesuai dengan jenisnya dan dialirkan secara terpisah. Air kotor menuju ke septictank sedangkan air bekas dan air hujan menuju riol lingkungan. 1)
Pipa Air Buangan Pipa air kotor, bekas, dan kotoran keluar dari perlengkapan saniter menggunakan pipa tegak agar air buangan dapat mudah berjalan/mengalir oleh adanya gravitasi bumi. Beberapa pipa dari perlengkapan saniter tersebut digabungkan menjadi satu pada pipa vertikal utama. Tetapi untuk sampai ke pipa vertikal utama tersebut tentu dihubungkan dengan pipa horizontal.
Gambar XIV-11, Denah Instalasi Air Kotor Lantai Bawah Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -XIV
196
Gambar XIV-12, Denah Instalasi Air Kotor Lantai Atas
2)
Pemasangan Pipa Pemasangan pipa terhadap konstruksi perlu diperhatikan. Jangan sampai seluruh konstruksi bangunan sudah selesai dikerjakan tetapi pipa belum terpasang. Memasang pipa yang dilakukakan belakangan, akan memperlemah konstruksi bangunan. Untuk itu perlu perencanaan yang baik antara perencanaan plumbing dan pemberian perkuatan pada konstruksi bangunan. Seluruh insatalasi pipa harus sudah terpasang dengan benar sebelum pekerjaan pemasangan lanjutan berlangsung. Misalnya pemasangan instalasi pipa pada kamar mandi harus sudah terpasang sebelum keramik dinding terpasang. Atau juga pemasangan pipa horizontal air hujan harus sudah terpasang sebelum memasang plafon. Pipa yang menembus pondasi, akan memperlemah pondasi, maka pada bagian yang menembus tersebut harus diperkuat oleh tulangan lain. Agar permukaan pipa tidak langsung bersentuhan dengan lubang pada pondasi maka diberi selubung. Pipa mungkin saja mengalami patah pada titik di mana pipa tersebut bertemu dengan elemen bangunan. Hal ini terjadi akibat Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -XIV
197
mengembang dan menyusutnya pipa karena adanya perubahan temperatur. Untuk itu, lubang tempat pipa tersebut, diberi selubung pipa baja. Selubung pipa dapat diterapkan pada instalasi pipa horizontal dan pipa vertikal.
Gambar XIV-13, Kemiringan Pipa
a)
Pipa Horizontal Terhadap Konstruksi Bangunan
Gambar XIV-14, Plesteran Kedap Air Dengan Penutup Bata Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -XIV
198
Gambar XIV-15, Plesteran Kedap Air Tanpa Penutup Bata
b) Pipa Vertikal Terhadap Konstruksi Bangunan
Gambar XIV-16, Pipa Vertikal terhadap Konstruksi bangunan
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -XIV
199
b.
Perangkap Maksud dipasang perangkap adalah untuk mencegah masuknya gas yang berbauataupun beracun, atau bahkan serangga.
Gambar XIV-17, Bentuk Dasar dari Perangkap
c.
Penangkap Maksud pemasangan penangkap ini adalah untuk mencegah masuknya bahan-bahan yang dapat menyumbatatau mempersempit penampang pipa yang dapat mempengaruhi kemampuan instalasi pengolahan air buangan Adapun jenisnya meliputi : a. Penangkap minyak b. Penangkap lemak c. Penangkap pasir d. Pengkap rambut
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -XIV
200
Gambar XIV-18, Penangkap Lemak
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -XIV
201
BAB XV POMPA AIR DAN DRAINASE A. Pompa Air Untuk mendapatkan air dari tanah dan mendistribusikannya agar bisa dikonsumsi, kita memerlukan pompa air. Klasifikasi pompa dibedakan menurut kapasitas,panjang pipa hisap,power,dan totalhead, yaitu; 1. Pompa Tangan/ Pompa Hisap Tekan Pengoperasiannya dengan cara mengayun tuas naik-turun menggunakan tenaga manusia (bukan tenaga listrik).Biasa digunakan untuk sumur dangkal. 2. Pompa listrik Dioperasikan dengan cara menekan tombol listriknya, dan kemudian pompa akan bekerja menyedot air dan mengalirkannya. Pompa listrik tersedia di pasaran dengan berbagai ukuran.,antara lain: Sistem pompa paling sederhana adalah pompa tradisional yang dioperasikan dengan tangan. Dengan pompa sederhana ini kita dapat mengambil air langsung dari dalam tanah. Untuk hunian di kota, pompa tradisional sudah jarang digunakan. Selain kurang efektif, kemampuan pompa ini untuk menaikkan air kurang dari 7 m. Pompa tenaga listrik atau jet pump lebih disukai, sebab selain menghemat tenaga, daya sedotnya lebih tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari, jet pump memang lebih praktis. Bersumberkan tenaga yang berasal dari listrik atau motor bahan bakar, pompa ini mampu mendorong air sampai ke ketinggian 24 m. Sistem sanitasi dengan bak penampung air yang diletakkan di tempat tinggi mutlak memerlukan jet pump. Pilih pompa yang teruji kualitasnya agar aliran air lancar dan tidak lemah. Letakkan di tempat yang aman dan tidak sulit diakses. Dengan demikian, jikaterjadi kerusakan atau ketidak beresan, Anda bisa mengeceknya dengan mudah.
Gambar XV-1, Pompa Air Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -XV
202
B. Tangki Air Tangki air atau elevated water tank atau recevoir atas, tersedia di pasaran dengan berbagai ukuran. Ada ukuran besar dan juga ukuran kecil tergantung dari kebutuhan air per harinya. Kebutuhan air per hari dipakai sebagai acuan menghitung kebutuhan tangki air. Begitu pula dengan bentuk penampangnya, ada yang lingkaran, silinder dengan penampang bujursangkar, dan juga bentuk kubus. Sedangkan dari jenis materialnya terdapat pilihan aluminium atau polyehylene. Kapasitas tangki air berbahan polyethylene adalah: 700 liter, 1100 liter, 1500 liter, 2000 liter, dan 5200 liter. Dengan bahan stainless steel, pilihan kapasitas yang ada: 660 liter, 1100 liter, 1500 liter, dan 2100 liter. Keunggulan tangki air polyethylene, terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling dalam (lapisan putih deluxe) untuk memprotek jamur dan lumut; lapisan kedua (fleksible foam) untuk memproteksi bentur, bantingan, dan panas; sedangkan lapisan terluar (kulit berwarna) untuk memprotek radiasi sinar ultra violet.
Gambar XV-2, Potongan Tangki Air
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -XV
203
1.
Tangki Air dari Alumunium Lebih tahan lama dan lebih mahal. Juga mudah ditemukan di pasaran dengan berbagai ukuran.
Gambar XV-3, Tangki Air Alumunium
2.
Tangki Air dari Polyethylene Water tower dari bahan baku ini, mudah ditemukan di pasaran dengan berbagai ukuran.
Gambar XV-4, Tangki Air Polyethylene
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -XV
204
3.
Tangki Air di Atas Dak Beton Water tower ditumpu oleh sesuatu yang cukup kuat, karena beban air yang besar. Boleh menara besi atau dak beton. Menara besi, harus sering dicat ulang agar tidak terlihat kotor karena karat. Di bawah dak beton sebagai penumpu water tower dapat dimanfaatkan sebagai ruang.
Gambar XV-5, Tangki Air di Atas Dak Beton
C. DRAINASE Air hujan atau storm water terpisah dari air bekas. Air hujan sifatnya tidak mengandung sabun, lemak, dan limbah padat dari dapur. Air hujan dapat langsung disalurkan menuju buangan akhir. Air hujan harus langsung hilang dan jangan sampai menggenang. Genangan yang banyak akan menjadi banjir. Untuk mengusahakan air hujan cepat hilang dari permukaan tanah, perlu sistem pembuangan yang tepat. Penyediaan talang baik horizontal maupun vertikal dan cara pemasangannya yang tepat adalah salah satu solusinya. Jangan sampai rumah sudah ditinggali tetapi sistem pembuangan air hujan belum maksimal penanganannya. Buangan air hujan dari bidang atap dapat dibiarkan langsung jatuh ke permukaan tanah,atau dapat dialirkan menggunakan talang-talang horizontal atau talang vertikal. 1.
Drainase Permukaan Tanah Permukaan tanah yang tertutup material kedap air, sulit menyalurkan limpahan air hujan. Sesuai dengan sifatnya, air hujan tersebut datang dengan volume yang cukup besar pada waktu yang singkat. Bila tidak diantisipasi penyerapannya dengan cepat pula maka air hujan tersebut dapat dipastikan akan menggenang di atas permukaan kedap air. Lebih fatal lagi bila air menggenang itu mengalir ke dataran yang lebih rendah. Tanpa limpahan air hujan dari daerah yang lebih tinggi, dataran tersebut sudah cukup sulit menyalurkan air ke dalam tanah. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -XV
205
Akibatnya menjadi banjir. Ini merupakan fenomena yang sering terjadi di perkotaan. Usahakan secepat mungkin air hujan dapat menghilang dari permukaan tanah, dengan meminimalkan penutupan permukaan tanah dengan material yang kedap air. Lebih baik tanah ditutup dengan rumput atau kerikil.
Gambar XV-6, Drainase Permukaan Tanah Kedap Air
2. a.
Talang Horizontal Talang Jadi Talang horizontal, adalah talang yang terpasang secara horizontal di sekeliling atap rumah. Talang horizontal ini ada yang sudah jadi dan bisa dibeli di toko material atau bisa pula dibuat sendiri dan biasa disebut sebagai talang seng (saat ini sudah jarang digunakan lagi). Talang seng, umurnya tidak lama, karena talang seng mudah terkena karat dan dalam waktu yang tidak lama akan bocor.
Gambar XV-7, Talang Horizontal Jadi
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -XV
206
b.
Talang Beton Membuat talang horizontal yang kuat dapat dilakukan dengan menggunakan beton cor di keliling atap. Talang seperti ini mudah dibersihkan dan cukup lebar untuk dipakai jalan bagi orang yang melakukan perawatan/perbaikan talang. Talang dari beton cor, dibuat dengan membuat cetakan lebih dahulu. Meskipun waktu yang diperlukan lebih lama tetapi lebar talang dapat disesuaikan dengan kebutuhan
Gambar XV-8, Talang Horizontal Beton
3.
Talang Vertikal Talang vertikal dapat dimasukkan ke dalam kolom atau berdiri di depan dinding. Talang ini perlu diklem dengan kuat sehingga tidak jatuh. Agar rapi, talang vertikal dapat dimasukkan ke dalam shaft. Semakin curam permukaan atap, maka talang lebih lebar. Talang vertikal diikat pada dinding yang telah difinishing, menggunakan klem atau pengunci. Memang terlihat estetikanya kurang bagus, tetapi bisa juga menjadi aksen dengan memberikan warna tertentu. Harus diingat bagian atas talang vertikal ini harus diberi penyaring kotoran. Meski di atas atap bukan berarti terbebas dari kotoran. Kotoran daun, tikus, serangga, atau benda lain, dapat menyumbat pipa tegak air hujan. Pipa-pipa tersebut dialirkan sesuai dengan jenisnya. Agar mudah perawatan dan kontrolnya, perpindahan dari pipa vertikal ke pipa horizontal dilengkapi dengan bak kontrol.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -XV
207
Gambar XV-9, Talang Vertikal
4.
Bak Kontrol Kondisi pipa yang melewati bak kontrol pada storm water lepas atau tidak tersambung begitu masuk bak kontrol. Jadi begitu pipa masuk dalam bak kontrol, langsung terputus dan air buangan akan jatuh dan menggenangi bak kontrol.
Gambar XV-10, Bak Kontrol Drainase Air Hujan
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -XV
208
5.
Lubang Talang (Roof Drain) Pada titik tertentu pada talang horizontal terdapat roof drain, yaitu lubang keluarnya air dari talang horizontal menuju talang vertikal. Pada roof drain diberi saringan yang menonjol sekurang-kurangnya 10 cm di atas permukaan. Jumlah luas lubang saringan tidak boleh lebih kecil dari 1,5 kali luas penampang talang tegak. Agar air dapat lancar dan tidak menggenang di talang horizontal, maka talang horizontal idealnya memiliki kemiringan 2%. Artinya, setiap satu meter panjang pipa, selisih ketinggiannya 2 cm. Jangan lupa pada roof drain ditutup saringan agar kotoran dari atap tidak masuk ke dalam pipa vertikal. Untuk memudahkan perawatan talang horizontal, maka perlu tangga monyet yang aman. Karena secara periodik, talang ini harus dipelihara. Tangga ini menempel pada salah satu sisi dinding pada area service. Letak tangga memudahkan orang melakukan perawatan pada talang horizontal.Tetapi talang juga cukup terlindung dari tindak kejahatan, sehingga tidak berada di area publik.
Gambar XV-11, Tangga Monyet
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana -XV
209
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Fa’izin. 2007. Ragam Bentuk, Bahan dan Variasi. Depok: Penebar Swadaya. Anthony Joddie P Palgunadi. 2007. Memahami Listrik Rumah Tinggal. Boyolali: Kaliptra Raya. Baer, Charles J & Ottaway John R. 1980, Electrical and Electronics Drawing Fourth Edition. New York: Mc Graw-Hill Company. Bayu Ismaya, Titut Wibisono, Nurhidayat. 2006. 81 Tips Mengatasi Kerusakan Rumah. Depok: Penebar Swadaya. Brechmann, Gerhard. 1993. Table for the Electric Trade. Deutche Gesselchaft fiir Technische Zusammenarbeit (GTZ) Gmbh, Eschborn Federal Republic of Germany. Budi Jasin, Mauro. 1981. Teknik Presentasi Gambar Arsitektur. Bandung. Dalih S A, Oja Sutiarno. 1982. Keselamatan Kerja Dalam Tatalaksana Bengkel. Jakarta: Melton Putra. Darsono & Agus Ponidjo (t.th). Petunjuk Praktek Listrik 2. Depdikbud Dikmenjur. Daryanto. 1988. Pengetahuan Teknik Bangunan. Jakarta: Bina Aksara. Daryanto. 2007. Kumpulan Gambar Teknik Bangunan. Jakarta: Rineka Cipta. Dedy Rusmadi. 2001. Belajar Instalasi Listrik. Bandung: Pionir Jaya. Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2003. Standar Kompetesi Nasional Bidang Teknologi Perkayuan. Jakarta: Bagian Proyek Sistem Pengembangan Sertifikasi dan Standarisasi Profesi. Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2003. Standar Kompetesi Nasional Bidang Gambar Bangunan. Jakarta: Bagian Proyek Sistem Pengembangan Sertifikasi dan Standarisasi Profesi.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-PUSTAKA
210
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2003. Standar Kompetesi Nasional Bidang Survey dan Pemetaan. Jakarta: Bagian Proyek Sistem Pengembangan Sertifikasi dan Standarisasi Profesi. Dikmenjur. 2000. Rumah Yang Ekologis. Malang: PPPGT/VEDC. Donalde E Hepler, Paul I Wallach. 1977. Architecture Drafting and Design. New York: McGraw-Hill Book Company. E. Diraatmadja. 1987. Membangun. Jakarta: Erlangga. Edward Allen. 2005. Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan. Jakarta: Erlangga. Harten, P. Van & E. Setiawan.1991. Instalasi Listrik Arus Kuat 1. Jakarta: Binacipta. Heinz Frick. 1975. Menggambar Bangunan Kayu. Yogyakarta: Kanisius. Heinz Frick. 1980. Ilmu Konstruksi Bangunan 1. Yogyakarta: Kanisius. Heinz Frick. 1984. Rumah Sederhana Kebijakan, Perencanaan dan Konstruksi. Yogyakarta: Kanisius. Heinz Frick, Petra Widmer. 2006. Membangun, Membentuk, Menghuni. Yogyakarta: Kanisius. Hendarsin, H. 1983. Ringkasan Ilmu Bangunan. Jakarta: Erlangga. IK Supribadi. 1986. Ilmu Bangunan Gedung. Bandung: Armico. Iman Subarkah. 1988. Konstruksi Bangunan Gedung. Bandung: Idea Dharma. Imelda Akmal Architecture Writer. 2007. Saniter. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Koch, Robert. 1997. Perencanaan Instalasi Listrik. Bandung: Angkasa. Konstruksi. 1995. Pengembangan Kota Medan. Jakarta: PT. Tend Pembangunan. Konstruksi. 1995. Revitalisasi Kota Lama Jakarta. Jakarta: PT. Tend Pembangunan. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-PUSTAKA
211
Leslie Woolley. 1974. Sanitation Details. London: Northwood Publications Mistra. 2006. Panduan Membangun Rumah. Depok: Penebar Swadaya. Renggo. S.W. 1997. Menghitung Biaya Membuat Rumah. Jakarta: Penebar Swadaya. Rita Laksmitasari Rahayu. 2007. Sistem dan Perencanaan Plumbing. Jakarta: Prima Infosarana Media. Robby Setiawan. 2007. Panduan Praktis Membangun Rumah Tinggal. Jakarta: Kawan Pustaka. Rudy Gunawan. 1994. Pengantar Ilmu Bangunan. Yogyakarta: Kanisius. Schaarwachter. 1996. Perspektif untuk Para Arsitek. Jakarta: Erlangga. Singh, Surjit. 1984. General Electric Drawing. New Delhi: PK & Co Technical Publisher.. Slamet Mulyono & Djihar Pasaribu 1978. Menggambar Teknik Listrik 2. Jakarta: Depdikbud. Soetjipto, dan Ismoyo. 1978. Konstruksi Beton Bertulang 1. Jakarta: Dikdasmen. Soegihardjo, Soedibyo. 1977. Ilmu Bangunan Gedung 1. Jakarta: Dikdasmen. Soegihardjo, Soedibyo. 1977. Ilmu Bangunan Gedung 2. Jakarta: Dikdasmen. Soegihardjo, Soedibyo. 1977. Ilmu Bangunan Gedung 3. Jakarta: Dikdasmen. Soufyan M Noerbambang, Takeo Morimura. 1986. Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing. Jakarta: Pradnya Paramita. Supribadi. 1993. Ilmu Bangunan Gedung. Bandung: Armico. Suratman, Sudibyo. 1982. Petunjuk Praktek Bangunan Gedung 2. Jakarta: Abadi. Suryatmo, F. 1993. Teknik Listrik Instalasi Penerangan. Jakarta: Rineka Cipta. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-PUSTAKA
212
Takeshi Sato & N. Sugiarto. 1986. Menggambar Mesin Menurut Standar ISO. Jakarta: Pradnya Paramita. Jakarta. Tim FT UNY. 2001. Memasang Daun Pintu dan Jendela. Jakarta: Dikmenjur. ____________.2001. Memasang Kusen Pada Dinding Paangan. Jakarta: Dikmenjur. TotoMedia. 2007. Grand Opening TOTO Gallery Panglima Polim. Jakarta: PT. Surya Toto Indonesia Tbk. TotoMedia. 2007. Melewatkan Liburan di Kota Kembang. Jakarta: Surya Toto Indonesia. Walker, Theodore D. 1989. Sketsa Perspektif. Jakarta: Erlangga. Wamar. 1996. Konstruksi Batu. Bandung: Angkasa. Widodo. 1983. Rumah Tahan Gempa (RTG) TUKU KALI (MenyaTu, Kuat, Kaku, Liat). Yogyakarta: Rumah Produksi Informatika. Zamtinah. 1990. Diktat Gambar Teknik. Yogyakarta: FPTK IKIP Yogyakarta. www.mciindonesia.tripod.com. Akses Tanggal 10 Oktober 2007. www.wpkl.jkr.gw. Akses Tanggal 11 Oktober 2007. www.karyanet.com. Akses Tanggal 11 Oktober 2007. www.gufi.indika.net.id. Akses Tanggal 12 Oktober 2007. www.rumah.masrafa.com. Akses Tanggal 12 Oktober 2007. www.sarikayu.co.id . Akses Tanggal 13 Oktober 2007 www.tepaksireh.com. Akses Tanggal 15 Oktober 2007. www.wvansantvoort.nl. Akses Tanggal 17 Oktober 2007. www.planetmaison.com. Akses Tanggal 17 Oktober 2007. www.procolor.fr . Akses Tanggal 17 Oktober 2007. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-PUSTAKA
213
www.mukimits.com. Akses Tanggal 20 Oktober 2007. www.drymix.co.id. Akses Tanggal 25 Oktober 2007 www.indonetwork.co.id. Akses Tanggal 25 Oktober 2007 www.rumahjogja.com. Akses Tanggal 25 Oktober 2007 www.kompas.com. Akses Tanggal 25 Oktober 2007 www.sonjaya.com. Akses Tanggal 27 Oktober 2007 http://www.indanapaint.com/cat_genteng.htm. Akses Tanggal 27 Oktober 2007. http://www.ideaonline.co.id. Akses Tanggal 27 Oktober 2007. http://www.tentangKAYU.com. Akses Tanggal 27 Oktober 2007.
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-PUSTAKA
214
GLOSARI aanstamping
:
aantrede (tread) optrede(riser) angkur
: : :
apartemen balok kopel balok Sopi-sopi bath mixer shower bathtub freestanding bathub beton siklop bidet bordes (landing) bouwplank eksterior elevated water tank elevator/ lift eskalator floor drain garis sepadan bangunan paving block
: : : : : : : : : : : : : : : : :
handle hebel interior jet pum kitchen set looplijn neut
: : : : : : :
pantry plumbing
: :
ring balok sagrod
: :
saniter dan rioolering
:
pasangan batu kosong yang berfungsi sebagai drainage untuk mengeringkan air tanah yang terdapat di sekitar badan pondasi anak tangga langkah datar anak tangga langkah naik penghubung kosen dengan pasangan dinding terbuat dari besi beton rumah tinggal sementara balok beton penan momen sloof berbentuk kuda-kuda bak penampung air dari pancuran mandi bak mandi tidur yang dipasang bebas bak mandi tidur yang dipasang tertanam beton yang dicampur dengan batu kali tempat baung air kecil untuk wanita pemberhentian sementara pada tangga papan bangunan desain di luar bangunan penampung air yang terletak di atas tempat penghubung antar lantai elektrik tangga berjalan lubang saluran pembuang garis batas bangunan penutup lantai dari campuran semen portlan dengan pasir pegangan pintu dinding dari beton mutu tinggi desain di dalam bangunan pompa air tekanan tinggi almari perkakas dapur garis jalan penguat kosen pada ambang tegak (kaki kosen) meja dapur peralatan dan instalasi air bersih dan air kotor balok beton di atas pasangan dinding besi bulat terbuat dari tulangan polos dengan kedua ujungnya memiliki ulir dan baut saluran air bersih dan saluran air kotor
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-GLOSARIi
215
septictank sloof Skycraper toilet roll holder towel rail uitzet
: : : : : :
Urinoar veerscharnier wastafel water Closet waterpas zaking
: : : : : :
bak penampung kotoran padat balok beton di atas pondasi bangunan pencakar langit tempat gulungan kertas tisuue gantungan handuk pengukuran pada awal pendirian bangunan tempat Luang air kecil pria engsel skarnir pegas tempat cuci tangan tempat Luang air besar (jongkok/duduk) alat penyipat datar penurunan setempat-setempat pada bangunan
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-GLOSARIi
216