perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) DAN METODE INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI (MODIFIED FREE INQUIRY) DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN SIKAP ILMIAH SISWA (Studi Kasus Pembelajaran Biologi pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Semester I Kelas VIII SMP Negeri 2 Ngawi Tahun Pelajaran 2010/2011)
TESIS Guna memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama : Biologi
Oleh : Sri Rahayu S830809221
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) DAN METODE INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI (MODIFIED FREE INQUIRY) DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN SIKAP ILMIAH SISWA (Studi Kasus Pembelajaran Biologi pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Semester 1 Kelas VIII SMP Negeri 2 Ngawi Tahun Pelajaran 2010/2011) Disusun oleh : Sri Rahayu S830809221 Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Dewan Pembimbing Jabatan
Nama
Tanda Tangan
Tanggal
Pembimbing I : Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. NIP. 19520116 198003 1 001
____________ ______
Pembimbing II : Prof. Drs.Sutarno, M.Sc., Ph.D NIP. 19600809 198612 1 001
____________
Mengetahui, Ketua Program Studi Pendidikan Sains
Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. NIP. 19520116 198003 1 001
commit to user
ii
______
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LEMBAR PENGESAHAN PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) DAN METODE INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI (MODIFIED FREE INQUIRY) DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN SIKAP ILMIAH SISWA (Studi Kasus Pembelajaran Biologi pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Kelas VIII Semester I SMP Negeri 2 Ngawi Tahun Pelajaran 2010/2011) Disusun oleh : Sri Rahayu S830809221 Telah disetujui oleh Tim Penguji Pada tanggal, ………………………. Jabatan
Nama
Tanda Tangan
Ketua
Prof. Dr. H. Ashadi
...................................
Sekretaris
Dra. Suparmi, MA. Ph.D
....................................
Anggota Penguji 1. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M .Pd. 2. Prof. Drs. Sutarno, M.Sc., Ph.D
……………………… ……………………....
Surakarta,…………………....... Ketua Program Studi Pend. Sains
Mengetahui Direktur PPs UNS
Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D NIP. 19570820 198503 1 004
Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd NIP. 19520116 198003 1 001
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN MOTTO
“Tiada yang bisa membuka tabir dunia kecuali ilmu yang berguna”.
“Orang yang akan sukses adalah orang yang tetap meneruskan usahanya disaat orang lain sudah menyerah
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan untuk suamiku dan anakku tercinta yang selalu memberi dukungan dan doa. Juga untuk kedua orang tuaku, mertuaku dan sahabat-sahabat terbaikku
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama
: Sri Rahayu
NIM
: S830809221
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul ”PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) DAN METODE INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI (MODIFIED FREE INQUIRY) DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN SIKAP ILMIAH SISWA” ( Studi Kasus Pembelajaran Biologi pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Semester I Kelas VIII SMP Negeri 2 Ngawi Tahun Pelajaran 2010/2011) adalah betulbetul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis ini diberi citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti penyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademis berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tesebut.
Surakarta, Februari 2011 Yang membuat pernyataan
Sri Rahayu
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Sri Rahayu. S830809221. 2009 ”Pembelajaran Biologi Dengan Metode Inkuiri Terbimbing (Guided Inkuiry) dan Metode Inkuiri Bebas Termodifikasi (Modified Free Inkuiry) ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Sikap Ilmiah Siswa” (Studi kasus pembelajaran biologi pada materi sistem pencernaan manusia semester 1 kelas VIII SMP Negeri 2 Ngawi tahun pelajaran 2010/2011). Tesis, Surakarta: Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Februari 2011. Pembimbing : 1). Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd; 2) Prof. Drs. Sutarno, M.Sc.,Ph.D. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1) pengaruh penggunaan metode Inkuiri Terbimbing dan metode Inkuiri Bebas Termodifikasi terhadap prestasi belajar, 2) pengaruh motivasi berprestasi tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar, 3) pengaruh sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar, 4) interaksi antara metode Inkuiri dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa, 5) interaksi antara metode Inkuiri dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa, 6) interaksi antara motivasi berprestasi dan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar siswa, 7) interaksi antara metode Inkuiri , motivasi berprestasi, dan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belejar. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Ngawi tahun pelajaran 2010/2011. Sampel penelitian menggunakan sampel acak mengambil 2 kelas. Kelas pertama diberi pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing dan kelas kedua diberi pembelajaran dengan metode inkuiri bebas termodifikasi. Teknik pengumpulan data variabel prestasi belajar kognitif digunakan metode tes tertulis, prestasi belajar psikomotor digunakan tes unjuk kerja, motivasi berprestasi, sikap ilmiah, dan prestasi belajar afektif digunakan metode angket. Hipotesis menggunakan Anava tiga jalan 2x2x2, dengan sel tidak sama dan General Linear Model. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa: 1) pengaruh metode Inkuiri terbimbing lebih baik dari pada inkuiri bebas termodifikasi terhadap prestasi belajar, 2) pengaruh motivasi berprestasi tinggi lebih baik dari pada motivasi berprestasi rendah terhadap prestasi belajar, 3) pengaruh sikap ilmiah tinggi lebih baik daripada sikap ilmiah rendah terhadap prestasi belajar, 4) tidak ada interaksi antara metode Inkuiri dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar, 5) tidak ada interaksi antara metode Inkuiri dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar, 6) tidak ada interaksi antara motivasi berprestasi dan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar, tidak ada interaksi antara metode Inkuiri, motivasi berprestasi dan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar Aspek psikomotor ada interaksi antara metode Inkuiri dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar, sedangkan untuk aspek afektif ada interaksi antara motivasi berprestasi dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar. Kata Kunci : Guided Inquiry, Modified Free Inquiry, motivasi berprestasi, sikap ilmiah, prestasi belajar, sistem pencernaan pada manusia. commit to user
xxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Sri Rahayu. S830809221. 2009 “Biology Learning using Guided Inquiry and Modified Free Inquiry Method Overviewed from Achievement Motivation and Student’s Scientific Attitude” (A case study of biology learning on human digestive system for 8th grade student, SMPN 2 Ngawi academic year 2010-2011). Thesis, Science education, post graduated program, Sebelas Maret University, Surakarta, February 2011. Advisor: 1. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd, 2.. Prof. Drs. Sutarno, M.Sc.,Ph.D. The aims of the research were to know : 1) the effect of Guided Inquiry and Modified Free Inquiry method toward student’s achievement, 2) the effect of low and high achievement motivation toward the students’ achievement 3) the effect of the high and low scientific attitude student’s achievement, 4) the interaction between inquiry method and achievement motivation toward students’ achievement, 5) the interaction between inquiry method and scientific attitude toward students’ achievement, 6) the interaction between achievement motivation and student scientific attitude toward students’ achievement, 7) the interaction between inquiry method, achievement motivation, and student scientific attitude toward students’ achievement. This research used experimental method. The population was all students in grade VIII in academic year 2010/2011. The sample was taken by cluster random sampling technique, consisted of two classes. The 1st class was treated using guided inquiry method and the 2nd class was treated using modified free inquiry method. The data collected using test for cognitive students’ achievement, performance test for psychomotoric students’ achievement and questionnaire for achievement motivation, scientific attitude and affective achievement. The hypotheses were tested by using Anava with 2x2x2 factorial design with unequal cell number and continued GLM test. Based on the result of data analysis can be concluded that:1) Guided inquiry method was better effect than modified free inquiry method toward student’s achievement, 2) High achievement motivation was better effect than low achievement motivation toward students’ achievement, 3) High scientific attitude was better effect than low scientific attitude toward students’ achievement, 4) There was no interaction between inquiry method and students’ achievement motivation toward students’ achievement, 5) There was no interaction between inquiry method and scientific attitude toward students’ achievement, 6) There was no interaction between achievement motivation and student scientific attitude toward student achievement no interaction between inquiry method, achievement motivation, and students’ scientific attitude toward students’ achievement. There were interaction on psychomotoric aspects between inquiry method and achievement motivation toward students’ achievement, meanwhile for affective aspects, there were interaction between achievement motivation and scientific attitude toward students’ achievement Key Words : Guided Inquiry, Modified Free Inquiry, achievement motivation, commit toachievement, user scientific attitude, students’ human digestive system
xxii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan petunjuk, kemudahan dan karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul ”PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) DAN METODE INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI (MODIFIED FREE INQUIRY) DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN SIKAP ILMIAH SISWA” ( Studi Kasus Pembelajaran Biologi pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Semester I Kelas VIII SMP Negeri 2 Ngawi Tahun Pelajaran 2010/2011. Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan proposal ini. Namun, berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan terimakasih kepada yang terhormat: 1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan untuk belajar pada Program Pascasarjana. 2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah berkenan memberikan fasilitas dalam menempuh pendidikan pada Program Pascasarjana. 3. Ketua Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd yang telah memberikan arahan selama penulis menyelesaikan pendidikan. commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Pembimbing pertama Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini. 5. Pembimbing kedua
Prof. Drs. Sutarno, M.Sc., Ph.D selaku pembimbing
kedua yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini. 6. Segenap dosen Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pendalaman ilmu kepada penulis. 7. Semua karyawan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bantuan demi kelancaran tugas-tugas penulis. 8. Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Ngawi yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian. 9. Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Ngawi yang telah memberi kesempatan penulis untuk mengadakan try out instrumen penelitian. 10. Suamiku dan anakku tersayang yang rela mengijinkan untuk terus belajar 11. Bu Sumiati, Bu Agin dan Bu Puji yang telah memberi motivasi dalam menempuh program pasca sarjana dan menyelesaikan tesis ini. 12. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Sains Program Pascasarjana atas kerja sama dan kekompakannya. 13. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan balasan yang lebih commit to user baik di sisi Allah SWT.
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Karya ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan dalam penelitian ini. Akhirnya, semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan Biologi.
Surakarta, Februari 2011 Penulis
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI halaman JUDUL...............................................................................................................
i
PERSETUJUAN ..............................................................................................
ii
PENGESAHAN............................................................................................
iii
PERNYATAAN.............................................................................................
iv
HALAMAN MOTTO.....................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... vi KATA PENGANTAR .....................................................................................
vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xix ABSTRAK....................................................................................................
xxi
ABSTRACT.................................................................................................. xxii BAB I. PENDAHULUAN ...............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................
1
B. Identifikasi Masalah .....................................................................
10
C. Pembatasan Masalah ....................................................................
11
D. Perumusan Masalah .....................................................................
12
E. Tujuan Penelitian..........................................................................
13
F. Manfaat Penelitian ........................................................................
14
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II. KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ......................................................................................
16
A. Kajian Teori 1.
Hakekat Pembelajaran...........................................................
16
a. Pengertian Pembelajaran ..................................................
16
b. Definisi Belajar.................................................................
18
c. Teori Belajar .................................................................... 23 1. Teori Belajar Piaget ..................................................
23
2. Teori Belajar Bruner ...... .........................................
25
3. Teori Belajar Ausubel ...............................................
27
4. Teori Belajar Gagne ...............................................
28
d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ...................
31
Metode Pembelajaran ............................................................
32
3. Metode Inkuiri Terbimbing ..................................................
34
2.
a
Pengertian Metode Inkuiri.............................................
34
b. Karakteristik Metode Inkuiri .........................................
35
c. Karakteristik Metode Inkuiri Terbimbing .....................
37
4. Metode Inkuiri Bebas Termodifikasi ..................................
40
a. Karakteristik Metode Inkuiri Bebas Dan Bebas Termodifikasi ................................................................
40
b. Kelebihan Dan Kelemahan Metode Inkuiri ...................
43
5. Motivasi Berprestasi..............................................................
45
a. Pengertian Motivasi Berprestasi.................................. . commit to user
45
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Teori-Teori Tentang Motivasi Berprestasi...................
49
c. Indikator Dari Motivasi Berprestasi..............................
55
d. Fungsi Motivasi.............................................................. 56 e. Pengukuran Motivasi berprestasi.................................... 58 6. Sikap Ilmiah ...........................................................................
59
7. Prestasi Belajar ......................................................................
61
a. Pengertian Prestasi Belajar...........................................
61
b. Jenis Penilaian Prestasi Belajar.....................................
62
8. Sistem pencernaan Manusia .................................................
68
a. Karakteristik Materi..................................................... .
68
b. Zat Makanan Dan Fungsinya........................................
69
c. Organ-Organ Penyususn Sistem Pencernaan.................
79
d. Pencernaan Makanan ..................................................... 94 e. Absorpsi Nutrien ............................................................ 96 f. Hormon Yang Membantu Proses Pencernaan ................ 97 g. Kelainan DanGangguan Sistem Pencernaan.................... 98 B. Penelitian Yang Relevan ............................................................. 101 C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 103 D. Hipotesis ....................................................................................... 115 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 116 A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 116 B. Populasi Dan Sampel ................................................................... 117 C. Metode Penelitian ........................................................................ 117 commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Rancangan Penelitian .................................................................. 118 E. Variabel Penelitian ....................................................................... 120 F. Teknik Pengumpulan Data........................................................... 122 G. Instrumen Penelitian .................................................................... 122 H. Uji Coba Instrumen...................................................................... 125 I. Teknik Analisa Data ....................................................................... 134 BAB IV. HASIL PENELITIAN.................................................................. 148 A. Deskripsi Data........................................................................... 148 B. Pengujian Persyaratan Analisis................................................. 158 C. Pengujian Hipotesis.................................................................. 168 D. Pembahasan.............................................................................. 178 BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN………………… . 203 A. Kesimpulan…………………………………………………... 203 B. Implikasi……………………………………………………... 208 C. Saran…………………………………………………………. 209 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 211 LAMPIRAN.................................................................................................. 216
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1
Sistem Pencernaan Manusia ................................................
80
Gambar 2.2
Rongga Mulut......................................................................
81
Gambar 2.3
Daerah Pengecap Rasa Pada Lidah......................................
82
Gambar 2.4
Bagian-Bagian Gigi .............................................................
84
Gambar 2.5
Kelenjar Ludah ....................................................................
85
Gambar 2.6
Lambung .............................................................................
87
Gambar 2.7
Usus Halus ...........................................................................
89
Gambar 2.8
Usus Besar ...........................................................................
92
Gambar 2.9
Hati Dan Pankreas ...............................................................
94
Gambar 4.1
Diagram Batang Prestasi Belajar Kelas Inkuiri Terbimbing
150
Gambar 4.2
Diagram Batang Prestasi Belajar Kelas Inkuiri Bebas Termodifikasi........................................................................
150
Gambar 4.3
Uji Normalitas Prestasi Belajar Biologi Aspek Kognitif ......
159
Gambar 4.4
Uji Normalitas Prestasi Belajar Kelas Inkuiri Terbimbing.....
160
Gambar 4.5
Uji Normalitas Prestasi Belajar Kelas Inkuiri Bebas Termodifikasi..........................................................................
Gambar 4.6
Uji Normalitas Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan Motivasi Berprestasi Tinggi.....................................................
Gambar 4.7
160
161
Uji Normalitas Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan Motivasi Berprestasi Rendah...................................................
commit to user xvii
161
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.8
digilib.uns.ac.id
Uji Normalitas Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan Sikap Ilmiah Tinggi..................................................................... 162
Gambar 4.9
Uji Normalitas Prestasi Belajar Berdasarkan Sikap Ilmiah Rendah.................................................................... 162
Gambar 4.10
Uji Homogenitas Prestasi Belajar Kognitif Menurut Metode...... 165
Gambar 4.11
Uji Homogenitas Prestasi Belajar Kognitif Menurut Motivasi Berprestasi..................................................................... 166
Gambar 4.12
Uji Homogenitas Prestasi Belajar Menurut Sikap Ilmiah........... 166
Gambar 4.13
Interaksi Plot Antara Metode Dan Motivasi Berprestasi................170
Gambar 4.14
Interaksi Plot Antara Motivasi Berprestasi Dan Sikap Ilmiah........171
Gambar 4.15
Diagram ANOM Pengaruh Metode Terhadap Prestasi Belajar Kognitif........................................................................................ 176
Gambar 4.16
Diagram ANOM Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap Prestasi Belajar Kognitif.............................................................. 177
Gambar 4.17
Diagram ANOM Pengaruh Sikap Ilmiah Terhadap Prestasi Belajar Kognitif.............................................................. 178
commit to user xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1
Silabus .................................................................................... 216
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 219
Lampiran 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri Bebas Termodifikasi......................................................................... 228
Lampiran 4
Lembar Kerja Siswa ............................................................ 238
Lampiran 5
Kisi-Kisi Tes Prestasi Biologi .............................................. 252
Lampiran 6
Tes Prestasi Belajar Dan Kunci Jawab ............................... 258
Lampiran 7
Kisi-Kisi Motivasi Berprestasi ............................................. 272
Lampiran 8
Angket Motivasi Berprestasi ................................................ 274
Lampiran 9
Kisi-Kisi Sikap Ilmiah........................................................... 284
Lampiran 10
Angket Sikap Ilmiah........................................................... 287
Lampiran 11
Kisi-Kisi Tes Afektif .......................................................... 296
Lampiran 12
Angket Afektif Siswa .......................................................... 298
Lampiran 13
Kisi-Kisi Psikomotor........................................................... 304
Lampiran 14
Penilaian Psikomotor.......................................................... 306
Lampiran 15
Lembar Jawab Tes Prestasi Dan Angket............................. 309
Lampiran 16
Hasil Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Beda Prestasi Belajar Biologi ............................................................................... 313
Lampiran 17
Hasil Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Beda Motivasi Berprestasi............................................................................ 316
Lampiran 18
Hasil Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Beda Sikap Ilmiah... 319 commit to user
xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 19
Hasil Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Beda Afektif….....
Lampiran 20
Data Nilai Kelas Inkuiri Terbimbing Dan Inkuiri Bebas
322
Termodifikasi……………………………………………… 331 Lampiran 21
Hasil Uji Prestasi Kognitif ……………………………….... 333
Lampiran 22
Hasil Uji Prestasi Psikomotor ………………………………341
Lampiran 23
Hasil Uji Prestasi Afektif ………………………………… 348
Lampiran 24
Rangkuman Analisis Variansi Tiga Jalan Dan Schefee’….. 355
Lampiran 25
Foto Kegiatan Pembelajaran……………………………….. 356
Lampiran 26
Surat Ijin Try Out ………………………………………... 357
Lampiran 27
Surat Ijin Penelitian………………………………………
Lampiran 26
Olah Data Hasil Try Out ……………………………………359
commit to user
xx
358
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Halaman TABEL 1.1
Prosentase Jumlah Siswa Berdasarkan Nilai Ulangan Harian....................................................................................
9
TABEL 2.1
Langkah-Langkah Kegiatan Belajar Mengajar..................... 39
TABEL 2.2
Atribusi Untuk Kesuksesan dan Kegagalan.......................... 51
TABEL 2.3
Jawaban dan Penilaian Motivasi Berprestasi ......................
59
TABEL 2.4
Jawaban Dan Penilaian Sikap Ilmiah...................................
60
TABEL 2.5
Asam Amino Esensial Dan Tidak Esensial ........................
74
TABEL 2. 6
Vitamin Yang Larut Dalam Air ............................................
77
TABEL 2.7
Vitamin Yang Larut Dalam Lemak ......................................
78
TABEL 3.1
Jadwal Penelitian ................................................................... 116
TABEL 3.2
Rancangan Penelitian ............................................................ 118
TABEL 3.3
Tabel Indeks Kesukaran ........................................................ 126
TABEL 3.4
Taraf Kesukaran Tes Prestasi ............................................... 127
TABEL 3.5
Nilai Daya Pembeda Soal ..................................................... 128
TABEL 3.6
Daya Beda Tes Prestasi Belajar ............................................ 128
TABEL 3.7
Hasil Uji Validitas Tes Prestasi Belajar Kognitif ................ 131
TABEL 3.8
Hasil Uji Validitas Tes Prestasi Belajar Afektif .................. 131
TABEL 3.9
Hasil Uji Validitas Motivasi Berprestasi Dan Sikap Ilmiah...132
TABEL 3.10
Hasil Uji Reliabilitas Tes Prestasi Belajar Kognitif ............ 133
TABEL 3.11
Hasil Uji Reliabilitas Tes Prestasi Belajar Afektif............... 134
TABEL 3.12
Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Berprestasi commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dan Sikap Ilmiah................................................................... 134 TABEL 3.13
Tata Letak Data Rancangan Anava Tiga Jalan...................... 140
TABEL 3.14
Letak Hasil Rangkuman Analisis Variansi............................ 145
TABEL 4.1
Diskripsi Data Nilai Prestasi Belajar Biologi Aspek Kognitif Berdasarkan Metode............................................................. 149
TABEL 4.2
Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Biologi ........................149
TABEL 4.3
Diskripsi Data Nilai Prestasi Belajar Kognitf Berdasarkan Motivasi Berprestasi...............................................................151
TABEL 4.4
Diskripsi Data Nilai Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan Sikap Ilmiah.............................................................................152
TABEL 4.5
Diskripsi Data Nilai Prestasi Belajar Psikomotor Berdasarkan Metode......................................................................................152
TABEL 4.6
Diskripsi Data Nilai Prestasi Belajar Psikomotor Berdasarkan Motivasi Berprestasi.................................................................153
TABEL 4.7
Diskripsi Data Nilai Prestasi Belajar Psikomotor Berdasarkan Sikap Ilmiah.............................................................................154.
TABEL 4.8
Diskripsi Data Nilai Prestasi Belajar Afektif Berdasarkan Metode......................................................................................155
TABEL 4.9
Diskripsi Data Nilai Prestasi Belajar Afektif Berdasarkan Motivasi Berprestasi.................................................................155
TABEL 4.10
Diskripsi Data Nilai Prestasi Belajar Afektif Berdasarkan Sikap Ilmiah..............................................................................156 commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
TABEL 4.11
digilib.uns.ac.id
Jumlah Siswa Yang Mempunyai Motivasi Berprestasi Tinggi Dan Rendah...............................................................................157
TABEL 4.12
Jumlah Siswa Yang Mempunyai Sikap Ilmiah Tinggi Dan Rendah.......................................................................................157
TABEL 4.13
Rangkuman Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Kognitif.....163
TABEL 4.14
Rangkuman Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Psikomotor164
TABEL 4.15
Rangkuman Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Afektif.......164
TABEL 4.16
Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Prestasi Kognitif..............167
TABEL 4.17
Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Prestasi Psikomotor.........167
TABEL 4.18
Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Prestasi Afektif................168
TABEL 4.19
Rangkuman Anava Tiga Jalan..................................................169
TABEL 4.20
Rangkuman Hasil Komputasi ANOVA General Linier Model Prestasi Kognitif........................................................................169
TABEL 4.21
Rangkuman Hasil Komputasi ANOVA General Linier Model Prestasi Psikomotor...................................................................170
TABEL 4.22
Rangkuman Hasil Komputasi ANOVA General Linier Model Prestasi Afektif..........................................................................170
TABEL 4.23
Rangkuman Hasil Uji Komparasi Ganda (Uji Schefe’)............175
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
BAB I PEDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah memunculkan persaingan yang sangat ketat antar bangsa. Bangsa
yang memiliki kemampuan bersaing akan memperoleh
keuntungan. Kemampuan bersaing sangat ditentukan faktor daya saing. Diantara banyak faktor daya saing, tiga yang utama adalah manajemen, teknologi, dan sumber daya manusia (Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 1). Sumber daya manusia yang berkualitas memiliki integritas dan profesional dapat dihasilkan melalui bidang pendidikan. Hal ini sejalan dengan visi dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional memiliki visi untuk mewujudkan pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan jaman yang selalu berubah. Pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara Asean lainnya seperti Thailand, Malasya, Philipina, dan Singapura sehingga menimbulkan rendahnya daya saing khususnya daya saing Sains dan Teknologi. Hal ini dapat dilihat dari hasil studi yang diselenggarakan oleh IEA (International Organization of Educational Achievement) pada tahun 2006 skor tes PISA pada aspek literasi, numerasi, dan sains urutan kelima dari bawah dari 54 to user negara. (Departemen Pendidikancommit Nasional, 2009). Posisi daya saing Sains dan
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Teknologi menurut The Global Competitivenes Report 2006 jika diukur berdasarkan Growth Competitive Index (GCI) dari 60 negara di dunia yang dipakai perbandingan, Indonesia pada tahun 2006 menempati peringkat ke-54, menurun dibandingkan peringkat yang diperolehnya pada tahun 2000 yakni pada peringkat 43. (Kusmayanto Kadiman 2008). Dibandingkan dengan 5 negara ASEAN , seperti Malaysia yang pernah mengimport tenaga pendidik dari Indonesia pada tahun 70-an, peringkat negara ini berada pada ranking ke-16. Sedangkan Singapura, Thailand dan Filipina berada pada ranking 2, 23 dan 51. Selanjutnya dikatakan bahwa budaya terhadap sains dan teknologi juga belum memiliki bukti telah berkembang secara memadai. Hal ini tercermin dari pola pikir masyarakat yang belum bisa dianggap mempunyai penalaran obyektif, rasional, maju, unggul, dan mandiri. Pola pikir masyarakat Indonesia masih belum suka berkreasi, mencipta, suka membuat maupun belajar. Penyebab rendahnya mutu pendidikan IPA di Indonesia menurut Yohanes Surya (2010) adalah faktor kualitas guru, metode, faktor sarana prasarana dan ekonomi. Bertitik tolak dari uraian di atas pendidikan IPA seharusnya dilaksanakan sesuai dengan hakekat pembelajaran IPA yaitu produk, proses, dan sikap ilmiah. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMP di dalam KTSP yaitu untuk memperoleh
kompetensi
dasar
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
serta
membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif, dan mandiri. Visi sekolah yang dirumuskan di SMP Negeri 2 Ngawi yaitu unggul di dunia global, berlandaskan iman dan taqwa, berbudi pekerti luhur, dan cinta commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
lingkungan. Sejalan dengan visi tersebut maka guru di dalam proses pembelajaran dituntut mampu memfasilitasi peserta didik dalam mengembangkan kompetensi seutuhnya yang meliputi kompetensi dalam bidang kognitif, psikomotor, dan afektif. Siswa yang memiliki modal kognitif, psikomotor, dan afektif yang optimal akan mampu bersaing di dunia global. H. Stephen Glenn dan Jane Nelsen mengatakan bahwa pada dasarnya setiap manusia dilahirkan di dunia ini tidak dengan kemampuan, tetapi dengan suatu potensi untuk menjadi berkemampuan (capable). Manusia harus menjalani proses pembelajaran sehingga ia bisa dikatakan berkemampuan (Sri Widayati, 2002: 73). Peserta didik sebagai manusia untuk menjadi berkemampuan seharusnya difasilitasi dengan optimal dalam proses pembelajaran di kelas oleh guru. Kecenderungan pembelajaran IPA pada masa kini adalah peserta didik hanya mempelajari IPA sebagai produk, menghafal konsep, teori, dan hukum,serta berorientasi pada tes atau ujian. Akibatnya IPA sebagai proses, sikap, dan aplikasi tidak tersentuh dalam pembelajaran (Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 6). Berdasarkan uraian di atas maka dipandang perlu adanya pengembangan berbagai pendekatan, strategi dan metode pembelajaran IPA yang dapat menumbuhkan sikap ilmiah dan ketrampilan proses disamping penguasaan konsep-konsep materi pembelajaran IPA, sehingga seluruh kompetensi pada diri siswa dapat berkembang. Menurut Nurhadi (2004: 65), kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
Kenyataan di lapangan menunjukkan adanya kecenderungan siswa kurang aktif dalam belajar, siswa kurang terampil dalam menggunakan alat-alat pembelajaran seperti peralatan laboratorium, karena belajar dengan teknik menghafal yang dicatat dari penjelasan guru dan dari buku. Aktifitas peserta didik kurang optimal karena kurangnya sumber belajar yang digunakan. Sumber belajar yang digunakan pada umumnya terbatas pada guru dan buku pegangan yang dipakai dan kurang melibatkan sumber belajar nyata di lapangan. Pembelajaran yang dikembangkan masih berpusat pada guru (Teacher Centered) bukan berpusat pada siswa (Student Centered). Guru belum menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan cenderung menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, sehingga kurang merangsang aktivitas belajar peserta didik secara optimal. Penilaian pembelajaran yang diakukan oleh guru lebih dominan pada aspek kognitif. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya kemampuan belajar siswa. Kompetensi belajar yang berkualitas dapat dicapai melalui inovasi model pembelajaran. Berbagai model, strategi, dan metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA yaitu: Kooperatif, CTL, Pembelajaran Berbasis Masalah, Quantum Teaching, Inkuiri dan beberapa metode yang lainnya. Penggunaan metode pembelajaran yang sesuai merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan kompetensi belajar. Metode Inkuiri sangat dianjurkan di dalam proses pembelajaran IPA. Pembelajaran menggunakan metode inkuiri mengharuskan siswa mengolah pesan sehingga pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai dapat berkembang seluruhnya pada diri siswa. Di dalam pembelajaran commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
model inkuiri, pembelajaran terpusat pada siswa, sehingga siswa menjadi aktif belajar. W.Gulo (2002: 93), menyatakan proses inkuiri memiliki lima fase yaitu merumuskan masalah, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan bukti, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan sementara, menguji kesimpulan sementara. Tujuan utama Inkuiri adalah mengembangkan ketrampilan intelektual, berfikir kritis dan mampu memecahkan masalah secara ilmiah (Dimyati,2006: 173). Inkuiri memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang nyata dan aktif kepada siswa. Mereka dilatih bagaimana memecahkan masalah, membuat keputusan, dan memperoleh keterampilan (Nurhadi, 2004: 123). Tingkat pengembangan kompetensi belajar Sains (Biologi) yang dicapai melalui metode Inkuiri dapat diketahui melalui suatu penelitian eksperimen di dalam proses pembelajaran. Pembelajaran melalui Metode Inkuiri sejalan dengan karakteristik pelajaran biologi sebagai bagian dari IPA. Karakteristik IPA meliputi tiga hal yaitu produk, proses dan sikap ilmiah. Produk yaitu sekumpulan pengetahuan yang terdiri atas konsep, prinsip, teori dan hukum. Proses yaitu cara kerja yang dilakukan untuk memperoleh produk. Sedangkan sikap ilmiah yaitu semua tingkah laku yang diperlukan dalam melakukan proses. Selama siswa menggunakan sikap ilmiah, maka IPA merupakan pengetahuan yang dinamis tidak statis baik dalam teori maupun praktik. Sains lebih dari sekedar pengetahuan (knowledge), merupakan suatu upaya manusia yang meliputi operasi mental, ketrampilan, dan
strategi memanipulasi dan
menghitung, keingintahuan
(curiosity), keteguhan hati (courage), ketekunan (persistence), yang dilakukan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
oleh individu untuk menyingkap rahasia alam semesta. (I Made Alit Mariana, Wandy Praginda, 2009: 17). Metode Inkuiri akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
prinsip-prinsip
dan
nilai-nilai
biologi
dalam
rangka
menumbuhkan daya nalar, cara berfikir logis, sistematis, serta kritis, terbuka, dan ingin tahu. Melalui metode ini pula akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami proses IPA sendiri melalui kegiatan pengamatan, pengukuran. Menurut Denis Goodrum dan Amelia Druhan (2009) tentang pengajaran inkuiri ”Science inquiry teaching is more than just teaching students science inquiry skills. It is about helping students find answers to their questions to do with science phenomena”. Pengajaran inkuiri sains adalah lebih dari hanya mengajar peserta didik tentang kecakapan inkuiri sains. Inkuiri membantu siswa menemukan jawaban permasalahan untuk bekerja dengan gejala alam. Kecakapan dibidang IPA dewasa ini sangat penting di dalam masyarakat modern untuk menghadapi isu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seperti yang dikemukakan oleh Richard K. Coll dan Mark C. Lay (2008) dalam jurnalnya “Scientific literacy is important in modern society as people encounter debates and issues oh a scientific and technological nature, including science curriculum matters” Kondisi pembelajaran yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan seseorang dalam proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam individu maupun dari luar individu. Faktor-faktor yang berasal dari dalam individu dapat berupa motif-motif commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
untuk berbuat sesuatu, keinginan mewujudkan cita-cita, motivasi, faktor pribadi seperti sikap dan sebagainya. Sikap yang dikembangkan di dalam pembelajaran IPA adalah sikap ilmiah. Macam-macam sikap ilmiah yaitu rasa ingin tahu, jujur, terbuka, toleran, optimis dan pemberani. Faktor yang berasal dari luar individu dapat berupa respon terhadap berbagai peristiwa yang terjadi di sekeliling kehidupan. Misalnya respon terhadap proses belajar mengajar yang sedang berlangsung, tanggapan terhadap berbagai perlakuan dari orang lain terhadap dirinya sendiri. Kedua faktor yang diungkapkan di atas mempunyai peran yang dominan dalam meningkatkan prestasi belajar individu. Menurut Winkel (1996: 175-176), salah satu teori yang mendapat perhatian khusus dalam psikologi pengajaran adalah ”achievement motivation” (motivasi berprestasi), yaitu daya penggerak dalam diri seseorang untuk memperoleh keberhasilan dan melibatkan diri dalam kegiatan dimana keberhasilannya tergantung pada usaha pribadi dan kemampuan yang dimiliki. Daya penggerak ini merupakan suatu ciri kepribadian (trait) sebagai hasil dari suatu proses. Pendapat tersebut diperkuat oleh (Wendt, 1955; French dan Thomas, 1958; Kestenbaum, 1970) dalam Sri Esti, (2002: 355) yang menyatakan bahwa ”Siswa yang motivasinya untuk berprestasi tinggi cenderung sukses dalam melakukan tugas-tugas di sekolah”. Bruner dan Gagne mengungkapkan pentingnya motivasi dalam proses belajar mengajar: “Siswa bermotivasi berprestasi tinggi lebih berkeinginan meraih keberhasilan. Siswa tersebut lebih merasa terlibat dalam tugas-tugas, dan tidak menyukai kegagalan.”(Dimyati dan Mudjiono, 2006:33). Oleh sebab itu agar pelajaran commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
bermakna bagi siswa, maka pelajaran tersebut harus dihubungkan dengan apa yang dialami dan dihubungkan dengan kegunaan di masa depan. Materi sistem pencernaan pada manusia yang dipelajari siswa pada semester I kelas VIII penting bagi siswa, karena berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau kehidupan nyata. Misalnya ketika siswa memilih jenis makanan sehat dan bergizi, serta cara menjaga kesehatan organ pencernaan yang berkaitan dengan konsep proses pemcernaan secara mekanik dan kimia. Sehingga dalam mempelajari materi sistem pencernaan manusia siswa dituntut untuk mengetahui berbagai hal tentang pencernaan pada manusia, diantaranya adalah
macam-
macam gizi yang diperlukan manusia, kandungan gizi dalam bahan makanan, alatalat pencernaan, dan jenis-jenis enzim. Kemudian fungsi masing-masing zat makanan dan enzim serta alat-alat pencernaan. Dengan penguasaan konsepkonsep tersebut, maka siswa akan memiliki kecakapan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi tentang jenis makanan, fungsi makanan, proses pencernaan makanan, cara menjaga kesehatan organ-organ pencernaan. Kenyataan di lapangan materi sistem pencernaan pada manusia dirasakan sulit bagi siswa. Siswa masih banyak yang kurang bisa memahami dalam menentukan jenis gizi yang terkandung dalam bahan makanan, misalnya dalam menentukan karbohidrat, protein, dan lemak. Selain itu siswa terkadang masih belum bisa menjelaskan perbedaan pencernaan makanan secara mekanik dan kimia yang berkaitan dengan fungsi alat pencernaan. Hal ini dapat dilihat dari hasl ulangan harian materi sistem pencernaan manusia siswa kelas VIII pada tahun pelajaran 2009/2010 pada tabel 1.1 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
Tabel 1.1 Prosentase Jumlah Siswa Berdasarkan Nilai Ulangan Harian Materi Sistem Pencernaan Manusia No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Kelas
KKM
VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E VIII F VIII G VIII H
75 75 75 75 75 75 75 75
Rata-rata Nilai 79 78 70 68 70 68 67 68
Prosentase siswa dengan Nilai > KKM 75 % 75 % 67,5 % 60 % 65 % 60 % 62,5 % 60 %
Prosentase Siswa dengan Nilai < KKM 25 % 25 % 32,5 % 35 % 35 % 32,5 % 37,5 % 35 %
Keterangan: KKM: Kriteria Ketuntasan Minimal VIII A dan VIII B: Kelas Unggulan Sumber: Urusan Kurikulum SMP N 2 Ngawi Karakteristik materi sistem pencernaan pada manusia bersifat abstrak yang berarti tidak dapat dilihat secara langsung oleh siswa. Hal ini diperlukan suatu metode yang akan membantu siswa untuk memudahkan dalam memahami materi dan menemukan konsep sendiri secara aktif, kreatif dan menyenangkan. Pembelajarannya dapat menggunakan media tiruan (imitasi) animasi, video, specimen, dan lain-lain. Karena materi ini identik dengan penemuan, yaitu siswa dituntut untuk bisa menemukan konsep sendiri dalam menentukan jenis zat yang terkandung dalam suatu bahan makanan, menjelaskan perbedaan antara pencernaan mekanik dan kimia yang berkaitan dengan fungsi enzim dan alat pencernaan melalui eksperimen, maka metode inkuiri adalah metode yang tepat untuk menyampaikan materi tersebut. Karena dengan metode inkuiri siswa akan dituntut untuk aktif, kreatif dan berinisiatif melalui eksperimen untuk menemukan commit to user konsep tentang materi tersebut. Metode inkuiri yang digunakan dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
pembelajaran sistem pencernaan manusia adalah metode inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) dan inkuiri bebas termodifikasi (Modified Free Inquiry) dengan media tiruan dan specimen. Berdasarkan uraian diatas, maka diangkat judul penelitian sebagai berikut: ”Pembelajaran Biologi Dengan Metode Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) dan Metode Inkuiri bebas Termodifikasi (Modified Free Inquiry)
ditinjau dari
Motivasi Berprestasi dan Sikap Ilmiah Siswa”(Studi Kasus Pembelajaran Biologi pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Semester I Kelas VIII SMP Negeri 2 Ngawi Tahun Pelajaran 2010/2011).
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1.
faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan IPA di Indonesia antara lain faktor guru, metode, sarana prasarana, ekonomi, namun faktor-faktor tersebut belum semuanya diperhatikan;
2.
pelaksanaan pembelajaran Biologi di Sekolah Menengah Pertama (SMP Negeri 2 Ngawi) masih banyak menggunakan metode konvensional, maka prestasi belajar siswa belum sesuai dengan tuntutan pemerintah;
3.
pelaksanaan pembelajaran Biologi di kelas pada umumnya masih berpusat pada guru (teacher centered) sehingga siswa cenderung pasif, keaktifan, kreativitas dan keterampilan berpikir siswa kurang berkembang, karena guru commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
belum menggunakan metode/ pendekatan pembelajaran yang bervariasi seperti inkuiri, kooperatif, discovery, proyek, pemberian tugas, dan lainnya; 4.
karakteristik Biologi yang merupakan bagian dari IPA meliputi tiga hal yaitu produk, proses, dan sikap ilmiah namun ketiga aspek tersebut belum dikembangkan secara maksimal di sekolah;
5.
guru belum memanfaatkan penggunaan laboratorium secara maksimal;
6.
beberapa faktor internal yang mempengaruhi pembelajaran Biologi antara lain motivasi berprestasi, sikap ilmiah, gaya belajar, kreativitas, aktivitas, dan lain-lain, namun dalam proses pembelajaran guru belum memperhatikan faktor-faktor tersebut;
7.
karakteristik materi sistem pencernaan pada manusia bersifat konkret dan abstrak, namun dalam proses pembelajaran guru belum memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik tersebut;
8.
untuk memotivasi siswa, guru dapat menanyakan konsep-konsep yang telah dipelajari pada proses pembelajaran sebelumnya, namun belum banyak guru yang melakukan hal tersebut, seperti dalam pembelajaran Biologi di kelas VIII pada materi Sistem pernapasan, Sistem peredaran darah, Sistem gerak, Sistem pencernaan manusia, dan lainya.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, maka agar lebih jelas dan terarah pembahasan dibatasi pada hal-hal berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
1.
digilib.uns.ac.id 12
metode yang digunakan dibatasi hanya Metode Inkuiri Terbimbing dan Metode Inkuiri Bebas Termodifikasi;
2.
motivasi berprestasi dibatasi pada motivasi berprestasi tinggi dan rendah dalam pembelajaran Biologi pada kompetensi dasar mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan;
3.
sikap ilmiah dibatasi pada sikap ilmiah siswa tinggi dan rendah dalam pembelajaran Biologi pada kompetensi dasar mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.
4.
prestasi belajar siswa ditunjukkan oleh parameter yang berupa tes hasil belajar biologi pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor kelas VIII pada kompetensi dasar mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan;
5.
pembelajaran Biologi dibatasi hanya pada kompetensi dasar mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan;
D.
Perumusan Masalah
Masalah pokok yang akan dikaji dalam penelitian ini, dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.
apakah ada pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing dan Metode Inkuiri Bebas Termodifikasi terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia?
2.
apakah ada pengaruh motivasi berprestasi tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia? commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3.
digilib.uns.ac.id 13
apakah ada pengaruh sikap ilmiah siswa tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia?
4.
apakah ada interaksi antara Metode Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi dengan Motivasi Berprestasi siswa terhadap prestasi belajar siswa materi sistem pencernaan manusia?
5.
apakah ada interaksi antara Metode Inkuiri Terbimbing dan Metode Inkuiri Bebas Termodifikasi dengan Sikap Ilmiah siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia?
6.
apakah ada interaksi antara Motivasi Berprestasi Siswa dengan Sikap Ilmiah Siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia?
7.
apakah ada interaksi antara Metode Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi, dengan Motivasi Berprestasi Siswa dan Sikap Ilmiah Siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia?
E.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1.
pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing dan Metode Inkuiri Bebas terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia;
2.
pengaruh motivasi berprestasi tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia;
3.
pengaruh sikap ilmiah siswa tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia; commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
4.
digilib.uns.ac.id 14
interaksi antara Metode Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi dengan Motivasi Berprestasi siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia;
5.
interaksi antara Metode Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi dengan Sikap Ilmiah siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia;
6.
interaksi antara Motivasi Berprestasi Siswa dengan Sikap Ilmiah Siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia;
7.
interaksi antara Metode Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi, Motivasi Berprestasi Siswa dan Sikap Ilmiah Siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia.
F.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis: a. menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang penerapan metode pembelajaran
inkuiri
terbimbing
(Guided
Inquiry)
dan
metode
pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi (Modified Free Inquiry) ditinjau dari motivasi berprestasi dan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar; b. menjadi bahan acuan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian sejenis. c. informasi sumbangan tentang motivasi berprestasi dan sikap ilmiah d. menjadi bahan masukan bagi sekolah SMP Negeri 2 Ngawi dalam peningkatan pembelajaran Sains. 2.
Manfaat Praktis:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
a. membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaan sendiri dari pada hanya menerima informasi dari guru
melalui
metode ceramah; b. mengembangkan sikap percaya diri pada siswa untuk mengadakan eksplorasi tentang sains dan teknologi, suatu sikap dari seorang ilmiah; c. memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat obyektif dan nyata pada diri siswa; d. mengembangkan sikap berpikir ilmiah pada diri siswa; e. sebagai bahan pertimbangan dan bahan masukan bagi guru biologi guna memperluas wawasan proses pembelajaran di sekolah, khusus penggunaan Metode Inkuiri Terbimbing dan Metode Inkuiri Bebas Termodifikasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngawi yaitu pada semester satu tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret tahun 2010 sampai dengan bulan Januari 2011. Jadwal penelitian seperti digambarkan pada tabel berikut ini. Tabel 3.1.Jadwal Penelitian
Bulan Ke- Tahun 2010/2011 No
Kegiatan 3
1.
Pengajuan Proposal
2.
Permohonan Ijin
3.
Penyususnan Instrumen
4.
Uji Coba Instrumen
5.
Analisis Hasil Uji Coba
6.
Pengambilan Data
7.
Analisis Data
8.
Penulisan Laporan
9.
Pembimbingan
4
5
6
commit to user 116
7
8
9
10
11
12
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 117 B. Populasi dan Sampel
1. Populasi penelitian Populasi adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Ngawi Tahun Pelajaran 2010/2011. 2. Teknik pengambilan sampel Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik cluster random sampling secara undian yaitu undian kelas. Teknik random sampling yang digunakan dalam penelitian ini maksudnya adalah dalam menentukan anggota sampel dilakukan secara acak dan sembarang, dimana setiap anggota dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel penelitian.
C. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan mengambil dua kelompok yaitu kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Kedua kelompok tersebut diasumsikan sama segala segi yang relevan dan berbeda dalam pemberian perlakuan dalam pembelajaran. Kelompok eksperimen 1 diberi perlakuan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry), sedangkan kelompok eksperimen 2 diberi perlakuan dengan model pembelajaran inkuiri bebas termodifikas (Modified Free Inquiry). Materi pelajaran yang diberikan pada kelas eksperimen 1 dan 2 adalah sama yaitu materi sistem pencernaan pada manusia. Masing-masing kelompok ditinjau dari motivasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 118
berprestasi kategori tinggi dan rendah serta sikap ilmiah dengan kategori tinggi dan rendah.
D. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan desain faktor 2 x 2 x 2. Adapun rancangan penelitiannya sebagai berikut : Tabel 3.2 Rancangan Penelitian
Metode (A)
Tinggi (B1)
Rendah (B2)
Inkuiri BebasTermodifikasi (A2) Tinggi Rendah (B1) (B2)
Tinggi (C1)
A1B1C1
A1B2C1
A2B1C1
A2B2C1
Rendah (C2)
A1B1C2
A2B1C2
A2B2C2
Inkuiri Terbimbing ( A1)
Motivasi Berprestasi (B)
Sikap Ilmiah (C)
A1B2C2
Keterangan : A1
= Metode pembelajaran inkuiri terbimbing ( Guided Inquiry )
A2
= Metode pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi ( Modified Free Inquiry)
B1
= Motivasi Berprestasi Tinggi
B2
= Motivasi Berprestasi Rendah
C1
= Sikap Ilmiah Tinggi
C2
= Sikap Ilmiah Rendah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 119
A 1 B 1C1
= Kelompok siswa yang diajarkan dengan metode pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inqiury) yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan sikap ilmiah tinggi
A 1 B 2C1
= Kelompok siswa yabg diajarkan dengan metode pembelaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) yang mempunyai motivasi berprestasi rendah dan sikap ilmiah tinggi
A 2 B 1C1
= Kelompok siswa yang diajarkan dengan metode pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi (Modified Free Inquiry) yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi dan sikap ilmiah tinggi
A 2 B 2 C1
= Kelompok siswa yang diajarkan dengan metode pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi (Modified Free Inquiry) yang mempunyai motivasi berprestasi rendah dan sikap ilmiah tinggi
A 1 B 1 C2
= Kelompok siswa yang diajarkan dengan metode pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inqiury) yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi dan sikap ilmiah rendah
A 1B2C 2
= Kelompok siswa yang diajarkan dengan metode pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) yang mempunyai motivasi berprestasi rendah dan sikap ilmiah rendah
A 2 B1C2
= Kelompok siswa yang diajarkan dengan metode pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi (Modified Free Inquiry) yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi dan sikap ilmiah rendah
A 2 B2 C 2
= Kelompok siswa yang diajarkan dengan metode pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi (Modified Free Inquiry) yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 120 mempunyai motivasi berprestasi rendah dan sikap ilmiah rendah.
E. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas a. Metode Inkuiri Terbimbing 1) Peranan
:
Variabel
yang
aktif
yaitu
variable
yang
dimanipulasikan. 2) Simbol
: A1
3) Definisi operasional : Metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk menemukan konsep sendiri dengan bimbingan guru sepenuhnya melalui lima fase sintak inkuiri yaitu a) fase berhadapan dengan masalah, b) fase pengumpulan dan pengujian, c) fase pengumpulan data dalam eksperimen , d) fase formulasi penjelasan dan e) fase analisis proses inkuiri b. Metode Inkuiri Bebas Termodifikasi 1) Peranan
:
Variabel
yang
aktif
yaitu
variabel
yang
dimanipulasikan. 2) Simbol
: A2
3) Definisi operasional : Metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk menemukan konsep sendiri dengan tidak sepenuhnya menggunakan bimbingan guru melalui lima fase sintak inkuiri yaitu a) fase berhadapan dengan masalah, b) fase pengumpulan dan pengujian, c) fase pengumpulan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 121
data dalam eksperimen , d) fase formulasi penjelasan dan e) fase analisis proses 2. Variabel moderator (atribut) Variabel moderator atau atribut merupakan variabel yang diukur tetapi tidak dimanipulasi secara eksperimental. Variabel ini turut diteliti untuk diketahui pengaruhnya terhadap variabel terikat. a. Motivasi Berprestasi 1) Skala pengukuran
: Ordinal yang terdiri dari tinggi dan rendah
2) Simbol
: - Motivasi Berprestasi Tinggi (B1) - Motivasi Berprestasi Rendah (B2)
3) Definisi operasional
: Sikap dan perbuatan siswa untuk mampu
melaksanakan tugas pada saat proses pembelajaran dalam rangka mencapai hasil lebih baik. b. Sikap Ilmiah 1) Skala pengukuran
: Ordinal yang terdiri dari tinggi dan rendah
2) Simbol
: - Sikap Ilmiah Tinggi (C1) - Sikap Ilmiah Rendah (C2)
3) Definisi operasional
: Sikap yang ditunjukkan siswa pada saat proses
pembelajaran berlangsung yang meliputi rasa ingin tahu, jujur, terbuka, toleran, optimis dan pemberani. 3. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar biologi. a. Peranan
: Variabel terikat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 122
b. Skala Pengukuran
: Interval
c. Simbol
: Y
d. Definisi Operasional:
Prestasi adalah hasil yang dicapai siswa setelah
mengalami proses pembelajaran. Indikatornya adalah nilai tes yang diberikan pada akhir pembelajaran yaitu pada materi sistem pencernaan manusia. F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode tes dan non tes. Tes adalah himpunan pertanyaan yang harus dijawab, atau pertanyanpertanyaan yang harus dipilih/ ditanggapi, atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh testee (orang yang dites) dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek (perilaku) tertentu. Metode tes dalam penelitian ini ada dua macam yaitu tes tertulis untuk mengetahui prestasi belajar kognitif siswa pada materi sistem pencernaan pada manusia. dan tes unjuk kerja (performance test) untuk mengukur prestasi belajar psikomotor siswa. Metode non tes dengan menggunakan angket yang dilakukan sebelum dan sesudah proses belajar biologi materi sistem pencernaan manusia. Angket yang diberikan sebelum proses pembelajaran berlangsung bertujuan untuk mengukur motivasi berprestasi dan sikap ilmiah siswa. Sedangkan angket yang dilakukan sesudah proses pembelajaran bertujuan untuk mengukur prestasi belajar siswa aspek afektif. G. Instrumen Penelitian 1.
Instrumen Pelaksanaan Penelitian. Instrumen dalam penelitian meliputi: 1) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 123
perangkat pembelajaran berupa Silabus, 2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) baik untuk metode inkuiri terbimbing maupun inkuiri bebas termodifikasi, 3) LKS, 2. Instrumen pengambilan data dengan metode tes dan angket. Pengumpulan data dengan tes digunakan untuk mendapatkan informasi tentang prestasi belajar siswa dari aspek kognitif dan psikomotor setelah mengikuti pembelajaran biologi, angket digunakan untuk mengetahui motivasi berprestasi dan sikap ilmiah siswa, serta aspek afektif. a. Instrumen Tes Prestasi Belajar Aspek Kognitif Tes prestasi belajar ranah kognitif dilakukan dalam bentuk tes tertulis pilihan ganda yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran untuk kompetensi dasar 1.4. Item pilihan jawaban berjumlah 4 buah dengan simbol a, b, c, dan d. Setiap item hanya memiliki satu pilihan jawaban yang benar. Jika siswa menjawab dengan benar mendapatkan skor 2,5 dan jika salah mendapatkan skor 0. b. Instrumen Tes Prestasi Belajar Aspek Psikomotor Instrumen ini merupakan alat pengumpulan data untuk mengetahui nilai prestasi belajar aspek psikomotor siswa. Data prestasi belajar aspek psikomotor dikumpulkan melalui observasi. Lembar observasi disusun dalam bentuk cheklist yang terdiri atas daftar pertanyaan yang meliputi kemampuan motorik siswa dalam melakukan eksperimen. Format isian yang disediakan terdiri dari empat kolom yang memuat alternatif kegiatan yang dilakukan siswa. Alternatif skor 4 menunjukkan bahwa siswa yang sedang diamati menunjukkan kemampuan dengan sempurna, skor 3 menunjukkan kemampuan yang cukup sempurna, skor 2 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 124
menunjukkan kurang sempurna, skor 1 menunjukkan siswa yang sedang diamati melakukan tetapi salah. c. Instrumen Tes Prestasi Belajar Aspek Afektif. Nilai tes belajar aspek afektif siswa diperoleh melalui angket. Angket diberikan kepada siswa setelah proses pembelajaran dilaksanakan. Lembar angket tersebut disusun dalam bentuk cheklist, yang terdiri atas daftar pernyataan yang meliputi aspek kecakapan hidup dalam mempelajari biologi. Format isian yang disediakan terdiri atas empat kolom yang memuat 4 alternatif jawaban dengan masing-masing skor yaitu 4, 3, 2, dan 1. d. Angket Motivasi Berprestasi Angket motivasi berprestasi siswa digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkatan motivasi berprestasi siswa terhadap pembelajaran biologi. Angket ini berbentuk tertulis yang dilaksanakan sebelum pembelajaran berlangsung. Lembar angket motivasi berprestasi siswa disusun dalam bentuk objective test, yang terdiri atas daftar pernyataan yang meliputi motivasi siswa dengan empat pilihan jawaban a, b, c, dan d. Alternatif pilihan jawaban ”a: Selalu”, ”b: Sering”, ”c: Jarang”, ”d: Tidak Pernah”. Pada pernyataan sikap yang positip diberi skor berturut-turut 4, 3, 2, 1. Sedangkan untuk pernyataan sikap yang negatif diberi skor berturut-turut 1, 2, 3, 4. Selanjutnya skor seluruh siswa dijumlahkan dan dikelompokkan menjadi kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan rendah. e. Angket Sikap Ilmiah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 125
Angket sikap ilmiah siswa digunakan untuk mengetahui sikap siswa tentang kejujuran, ketelitian, tanggung jawab, disiplin, rasa ingin tahu, menghargai pendapat orang lain, menyampaikan pendapat atau ide, bekerjasama, dan kritis. Angket ini berbentuk tertulis yang dilaksanakan sebelum pembelajaran berlangsung. Lembar angket sikap ilmiah siswa disusun dalam bentuk objective test, yang terdiri atas daftar pernyataan yang meliputi sikap siswa dengan empat pilihan jawaban a, b, c, dan d. Alternatif pilihan jawaban ”a: Sangat Setuju”, ”b: Setuju”, ”c: Tidak Setuju”, ”d: Sangat Tidak Setuju”. Pada pernyataan sikap yang positip diberi skor berturut-turut 4, 3, 2, 1. Sedangkan untuk pernyataan sikap yang negatif diberi skor berturut-turut 1, 2, 3, 4. Selanjutnya skor seluruh siswa dijumlahkan dan dikelompokkan menjadi kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan rendah.
H. Uji Coba Instrumen Sebelum instrumen tes prestasi belajar biologi dan angket motivasi berprestasi dan sikap ilmiah siswa digunakan dalam penelitian maka perlu dilakukan uji coba atau try out untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen. Uji coba dilaksanakan di SMP Negeri 1 Ngawi dengan alasan kelas tersebut tidak digunakan untuk sampel penelitian dan ada kesetaraan tingkat kemampuan, motivasi berprestasi dan sikap ilmiah yang sama dengan kelas eksperimen, sehingga diharapkan hasil uji coba instrumen dapat dipercaya. Uji instrumen tes prestasi terdiri dari validitas, realibilitas, indeks kesukaran dan daya pembeda. Uji instrument motivasi berprestasi, sikap ilmiah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 126
dan aspek afektif terdiri dari validitas dan reliabilitas. Instrumen yang tidak valid dan reliabel akan dibuang. Adapun penjelasan masing-masing tes tersebut adalah sebagai berikut. 1. Derajat Kesukaran Tingkat kesukaran soal dapat ditunjukkan dengan indeks kesukaran, yaitu bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Menurut Du Bois dalam Anas Sudijono (2009: 372) Indeks kesukaran dihitung dengan rumus: P =
B JS
Keterangan : P =
Angka indeks kesukaran item
B =
Banyaknya testee yang dapat menjawab dengan betul terhadap butir item yang bersangkutan
JS =
Jumlah testee yang mengikuti tes hasil belajar Penafsiran terhadap indeks kesukaran item oleh L. Thorndike dan
Elizabeth Hagen dalam Anas Sudijono (2009: 372) sebagai berikut: Tabel 3.3 Indeks Kesukaran Besarnya P
Interpretasi
Kurang dari 0,30 0,30-0,70 Lebih dari 0,70
Terlalu Sukar Cukup (Sedang) Terlalu Mudah
Setelah dilakukan uji taraf kesukaran pada item soal tes prestasi diperoleh 17 butir soal mudah, 35 butir soal cukup dan 6 butir soal sukar. Tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada tabel 3.4.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 127 Tabel 3.4. Taraf Kesukaran Tes Prestasi
Taraf Kesukaran Sangat mudah/ Mudah Sedang/Cukup Sukar/Sangat sukar
Nomor Soal
Total
1,2,3,7,8,9,11,12,24,28,30,35,38,39,50,54,56
17
10,13,14,15,16,17,18,19,21,22,23,26,27,29,31,32,33,34,37 ,40,41,42,43,44,45,46,47,48,49,51,52,53,55,57,58,59 4,5,6,20,25,60
35
Jumlah
60
6
Berdasarkan hasil uji taraf kesukaran tes prestasi belajar dari aspek kognitif diambil 40 soal dengan taraf kesukaran mudah, sedang dan sukar agar. Soal mudah yang digunakan yaitu nomor 3, 7, 9,11, 12, 35, 38, 56; soal sedang yang digunakan nomor 10, 13, 14, 15,16, 17, 18, 22, 23, 26, 27, 29, 32, 33, 34, 37, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 51, 53, 57, 58, ; soal sukar yang digunakan nomor 5, 20, 60. 2. Daya Beda Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan kemampuan rendah. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi menurut Anas Sudijono (2009: 389-390) adalah: D = PA – PB = BA - BB JA JB Keterangan : D =
Angka Indeks diskriminasi item
PA =
Proporsi testee kelompok atas yang dapat menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan.
BA =
Banyaknya testee kelompok atas yang dapat menjawab dengan betul commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 128
butir item yang bersangkutan JA =
Jumlah testee yang termasuk kelompok atas
PB =
Proporsi testee kelompok bawah yang dapat menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan
BB =
Banyaknya testee kelompok bawah yang dapat menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan
JB =
Jumlah testee yang termasukdalam kelompok bawah Klasifikasi daya pembeda soal menurut Anas Sudijono (2009:389) sebagai
berikut: Tabel 3.5. Nilai Daya Pembeda Soal Indeks Diskriminasi Item Kurang dari 0,20 0,20 – 0,40 0,40 – 0,70 0,70 – 1,00 Bertanda negatif
Klasifikasi Poor Satisfactory Good Excellent -
Interpretasi Lemah sekali (jelek) Cukup (sedang) Baik Baik sekali Jelek sekali
Butir soal yang sangat membedakan adalah yang memiliki indeks daya beda antara 0,70 sampai dengan 1,00. Setelah dilakukan pengujian daya beda pada item tes prestasi diperoleh Tabel 3.6. Daya Beda Tes Prestasi Daya Beda Baik sekali Baik Cukup Jelek Jelek sekali
Nomor Soal
Total
16,20,26,29,32,49
7
7,10,11,13,14,15,16,18,21,22,23,27,33,34,35,37,38,39, 40,41,43,44,45,46,48,50,51,53,56,57,58,60 3,4,9,12,17,28,31,42,47,55,59 2,8,19,30,36,52,54, 1,6,24,25 Jumlah
31
commit to user
11 7 4 60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 129
Keputusan hasil perhitungan daya beda tes prestasi dapat dilihat pada tabel 3.4. Keterangan lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 16 halaman 304 3. Validitas Validitas atau kesahihan Suatu tes dikatakan valid bila tes tersebut benar-benar cocok mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur. (Slameto, 2001:216). Jadi validitas adalah tes untuk mengetahui apakah instrument dalam pengukuran suatu variabel sesuai untuk mengukur secara cermat mengenai sesuatu yang diukur. a. Validitas Instrumen Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrument. Suatu instrument memiliki validitas tinggi jika benar-benar mengukur suatu aspek yang semestinya harus diukur. Untuk mengetahui validitas tes pada penelitian ini dilakukan dengan tehnik pengukuran validitas isi (content validity) dan validitas konstruksi (construct validity). b. Validitas Isi Validitas Isi adalah validitas instrument yang menunjukkan bahwa isi dari instrument yang disusun benar-benar dibuat berdasarkan literature yang ada dan mewakili setiap aspek yang akan diukur. Untuk mendapatkan validitas isi, maka sebelum menyusun instrument tes terlebih dahulu dibuat kisi-kisinya dan dikonsultasikan kepada orang yang ahli. Orang yang ahli dalam hal ini adalah dosen pembimbing yang terdiri dari pembimbing I dan pembimbing II. c. Validitas Konstruksi Validitas konstruksi adalah validitas sebuah instrument yang menunjukkan bahwa bentuk instrument yang dipilih telah sesuai dengan apa yang akan diukur. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 130
Untuk
mendapatkan
validitas
konstruksi,
dapat
dilakukan
dengan
mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing setiap langkah penyusunan instrumen serta mengujicobakan instrument tersebut sebelum digunakan sebagai alat ukur. Uji validitas instrumen tes prestasi belajar ranah kognitif adalah uji butir soal (item) menggunakan persamaan korelasi product moment (rxy) dari Karl Pearson. Dalam uji coba instrumen penelitian untuk mengetahui validitas angka atau kuisioner maka digunakan rumus, korelasi product moment yaitu: rxy = Dimana,
n∑xy – ( ∑x∑y ) √ (n∑x2 - ( ∑x)2)( n∑y2 - ( ∑y)2 ) rxy
= Korelasi product moment Pearson
n
= jumlah sample
x
= skor tiap item soal
y
= skor total
∑xy = jumlah (x)(y) Klasifikasi validitas soal sebagai berikut : 0,91 – 1,00
= Sangat valid
0,71 - 0,90
= Tinggi
0,41 - 0,70
= Cukup
0,21 - 0,40
= Rendah
Negatif - 0,21 = Sangat Rendah (Masidjo, 1995:243) Butir soal dikatakan valid jika rxy > rtabel pada taraf signifikan 5%, jika kurang commit to user tidak valid rxy < rtabel item tidak valid.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 131
1) Uji Validitas Tes Prestasi Belajar Aspek Kognitif Setelah dilakukan uji validitas item tes prestasi belajar aspek kognitif dengan jumlah soal 60 butir diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Tes Prestasi Belajar Aspek Kognitif Variabel
Jumlah Soal
Soal Materi Sistem Pencernaan pada manusia
60
Kriteria Valid Tidak Valid 43 17
Dari 43 soal dengan kriteria valid digunakan 40 soal sebagai instrument tes prestasi belajar. Soal yang dipakai yaitu nomor 3, 5, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 22, 23, 26, 27, 29, 32, 33, 34, 35, 37, 38, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 51, 53, 56, 57, 58, 60. Soal valid tidak dipakai nomor 21, 39, 40. Soal tidak valid yang tidak dipakai yaitu nomor 1, 2, 4, 6, 8, 19, 24, 25, 28, 30, 31, 36, 50, 52, 54, 55, 59. Keterangan lebih jelas terdapat pada lampiran 16 (halaman 313). 2) Uji Validitas Aspek Afektif Setelah dilakukan uji validitas item tes prestasi belajar ranah kognitif dengan jumlah soal 30 butir diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3.8. Hasil Uji Validitas Tes Prestasi Belajar Aspek Afektif
Variabel Afektif
Jumlah Soal 30
Kriteria Valid Tidak Valid 25 5
Dari 30 soal digunakan 25 soal valid sebagai instrument non tes afektif siswa. Soal tidak valid yang tidak dipakai yaitu nomor 2, 4, 19, 27, 28. Keterangan lebih commit to user jelas terdapat pada lampiran 19 (halaman 322).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 132
3). Uji Validitas Instrumen Motivasi Berprestasi Dan Sikap Ilmiah Setelah dilakukan uji validitas item tes prestasi belajar ranah kognitif dengan jumlah soal 30 butir diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3.9. Hasil Uji Validitas Motivasi Berprestasi Dan Sikap Ilmiah Variabel
Jumlah Soal
Motivasi Berprestasi Sikap Ilmiah
Kriteria Valid Tidak Valid 55 5 50 10
60 60
Butir pernyataan untuk motivasi berprestasi dan sikap ilmah siswa dari 60 item digunakan masing-masing 40 soal dengan kriteria valid. Soal tidak valid untuk motivasi berprestasi yaitu nomor 3, 8, 17, 24, dan 30. Soal tidak valid untuk sikap ilmiah yaitu nomor 1, 10, 13, 15, 19, 22, 23, 42, 46, 53. Keterangan lebih jelas terdapat pada lampiran 17 (halaman 316) dan 18 (halaman 319). 4. Reliabilitas a. Tes Prestasi Reliabilitas suatu instrumen adalah bahwa instrumen yang disusun dapat dipercaya sebagai alat pengambilan data. Instrumen dikatakan reliabel jika memiliki tingkat keajegan dalam mengukur aspek yang diukur. Nilai keajegan ini dimaksudkan bahwa apabila instrument tersebut diberikan pada subyek yang berbeda akan memberikan hasil yang relative sama. Dalam penelitian biasanya digunakan teknik alpha atau sering disebut cronbach’s alpha, dengan rumus sebagai berikut:
rn =
k l= k 1 commit to user
Σ p(l – p) sx2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 133
Keterangan : rx
=
koefisien reliabilitas seluruh pertanyaan
k
=
jumlah item tes
Sx2
=
Varians skor tes
P
=
Proporsi subyek yang mendapat angka 1 pada suatu item yaitu
banyaknya subyek yang mendapat angka 1 dibagi oleh banyaknya seluruh subyek yang menjawab item tersebut. (Saifuddin Azwar, 2001 : 82). Teknik cronbach’s alpha yaitu reliabilitas yang menunjukkan seberapa baik item dalam suatu instrument berkorelasi positif dengan item lainnya. Semakin tinggi koefisien alpha, berarti menunjukkan semakin baik suatu instrument tersebut. Setelah dilakukan uji reliabilitas diperoleh hasil Setelah dilakukan uji reliabilitas item soal tes prestasi aspek kognitif diperoleh data sebagai berikut: Tabel 3.10. Hasil Uji Reliabilitas Tes Prestasi Belajar Aspek Kognitif Variabel Soal Sistem Manusia
Pencernaan
Pada
Jumlah Soal
Reliabilitas
Kriteria
60
0,929
Reliabel
Berdasarkan hasil uji reliabilitas butir soal tes prestasi belajar aspek kognitif, menunjukkan reliabel, sehingga instrument digunakan penulis untuk mengambil data prestasi belajar siswa aspek kognitif. Keterangan lebih jelas terdapat pada lampiran 16 (halaman 313). b. Angket Afektif Setelah dilakukan uji reliabilitas butir soal tes prestasi aspek afektif diperoleh data commit to user sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 134 Tabel 3.11. Hasil Uji Reliabilitas Aspek Afektif
Variabel Afektif
Jumlah Soal
Reliabilitas
Kriteria
30
0,779
Reliabel
Berdasarkan hasil uji reliabilitas 30 butir soal tes prestasi belajar aspek afektif menunjukkan reliable, sehingga instrument angket digunakan penulis untuk mengambil data prestasi belajar siswa aspek afektif. Keterangan lebih jelas terdapat pada lampiran 19 (halaman 322 ). b. Angket Motivasi Berprestasi Dan Sikap Ilmiah Setelah dilakukan uji reliabilitas butir soal angket motivasi berprestasi dan sikap ilmiah siswa diperoleh data sebagai berikut: Tabel 3.12. Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Berprestasi Dan Sikap Ilmiah Variabel Motivasi Berprestasi Siakp Ilmiah
Jumlah Soal
Reliabilitas
Kriteria
60 60
0,928 0,865
Reliabel Reliabel
Berdasarkan hasil uji reliabilitas 60 butir soal angket motivasi berprestasi dan angket sikap ilmiah seperti yang terdapat pada tabel 3.7. menunjukkan reliabel, sehingga instrumen angket digunakan penulis untuk mengambil data motivasi berprestasi dan sikap ilmiah siswa. Keterangan lebih jelas terdapat pada lampiran 17 (halaman 316) dan 18 (halaman 319).
I. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis Untuk dapat menganalisis data, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 135
mengenai variasi populasi. Uji yang digunakan untuk dapat menjalankan analisis of variance (ANAVA) 3 jalan (2 x 2 x 2)
adalah uji Normalitas dan uji
Homogenitas menggunakan soft ware Minitab 15 a.
Uji Normalitas Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji normalitas Ryan Joener dengan bantuan Minitab 15. Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data sampel yang diperoleh berasal dari populasi normal atau tidak.
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan untuk menguji homogenitas digunakan Uji Barlett yang dirumuskan sebagai berikut : X2 = 2,303 c X2 = harga uji Barlett k
f log RKG - ∑f1 log s2j
= banyaknya sampel
nj = banyaknya nilai sampel (ukuran ) ke j k f I = N – k = ∑ f j = derajat kebebasan untuk RKG c=1+
1 3(k – 1)
∑ 1 - 1 fj f
; RKG = rataan kuadrat galat = ∑SS j ∑f j
SSj = ∑X2j - ( ∑X j )2 = ( n j – 1 )s2j nj Kriteria uji : dk
= 1 ; α = 0,05
commit to populasi user jika X2hit ≤ X2tab berarti sampel berasal dari yang homogen
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 136
jika X2hit ≤ X2tab berarti sampel berasal dari populasi yang tidak homogen (Budiyono,2009:176) 2. Uji Hipotesis a.
Uji Anava Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang
telah diajukan diterima atau ditolak. Untuk menguji hipotesis tersebut analisis yang digunakan adalah analisis variasi tiga jalan.dengan frekuensi isi sel tidak sama. 1) Asumsi a) Populasi-populasi berdistribusi normal b) Populasi-populasi homogen c) Sampel dipilih secara acak d) Variabel terikat berskala pengukuran interval e) Variabel bebas berskala pengukuran nominal 2) Model Xijk = µ + α i + β j ( αβ )ij + εi jk Dimana : Xijk
= data (nilai) ke-k pada baris k-I dan kolom ke-j
µ
= rerata dari seluruh data
αi
= efek kolom ke-I pada variable terikat
βj
= efek kolom ke-j pada variable terikat
(α β)ij = kombinasi efek baris ke-1 dan kolom ke-j pada variabel terikat εijk
= deviasi data Xijk terhadap rataan populasinya (pij) yang berdistribusi normal dengan rataan 0
i
= 1,2,3, …, p ; p = banyaknya baris to user commit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 137
j
= 1,2,3, …, q ; q = banyaknya kolom
k
= 1,2,3, …, nij ; nij = ukuran sel ij (sel baris ke-i dan kolom ke-j ) (Budiyono,2009:228)
3) Hipotesis Hipotesis-hipotesis dalam penelitian ini adalah : a) Apakah ada pengaruh metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia HOA
: Tidak ada pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia
H1A
:
Ada pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia
b) Apakah ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernan manusia HOB
:
Tidak ada perbedaan pengaruh motivasi berprestasi siswa kategori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia
H1B
:
Ada perbedaan pengaruh motivasi berprestasi siswa kategori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia
c) Apakah ada pengaruh sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 138
HOC
:
Tidak ada perbedaan pengaruh sikap ilmiah siswa kategori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia
H1C
:
Ada perbedaan pengaruh sikap ilmiah siswa kategori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia
d) Apakah ada interaksi antara Metode Inkuiri terbimbing dan metode inkuiri bebas termodifikasi dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia HOAB :
Tidak ada interaksi antara metode Inkuiri terbimbing dan metode inkuiri bebas termodifikasi dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia
H1AB
:
Ada interaksi antara metode Inkuiri terbimbing dan metode inkuiri bebas termodifikasi dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia
e) Apakah ada interaksi antara Metode Inkuiri terbimbing dan metode inkuiri bebas termodifikasi dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia HOAB :
Tidak ada interaksi antara metode Inkuiri terbimbing dan metode inkuiri bebas termodifikasi dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 139 manusia
H1AB
:
Ada interaksi antara metode Inkuiri terbimbing dan metode inkuiri bebas termodifikasi dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia
f)
Apakah ada interaksi antara Motivasi berprestasi dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia HOBC :
Tidak ada interaksi antara motivasi berprestasi dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia
H1BC
:
Ada interaksi antara motivasi berprestasi dengan sikap sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia
g) Apakah ada interaksi antara Metode Inkuiri terbimbing dan metode inkuiri bebas termodifikasi, motivasi berprestasi dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia HOABC :
Tidak ada interaksi antara metode Inkuiri terbimbing dan metode inkuiri bebas termodifikasi dengan motivasi berprestasi dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia
H1ABC :
Ada interaksi antara metode Inkuiri terbimbing dan metode inkuiri bebas termodifikasi dengan motivasi berprestasi dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 140
4). Komputasi a). Rancangan anava tiga jalan isi sel tidak sama Bentuk rancangan anava tiga jalan dengan isi sel tidak sama seperti terlihat pada tabel 3.13. Tabel 3.13. Tata Letak Data Rancangan Anava Tiga Jalan A1 Metode Inkuiri Terbimbing
C1 Sikap Ilmiah Tinggi C2 Sikap Ilmiah Rendah
B1 Motivasi Berprestasi Tinggi A1B1C1
B2 Motivasi Berprestasi Rendah A1B1C2
A2B1C1
A2B1C2
A2 Metode Inkuiri Bebas Termodifikasi B1 B2 Motivasi Motivasi Berprestasi Berprestasi Tinggi Rendah A1B2C1 A1B2C2
A2B2C1
A2B2C2
Menurut table 3.5 di atas dapat dijelaskan bahwa sel A1B1C1 merupakan letak data prestasi belajar siswa yang memperoleh perlakuan pembelajaran biologi dengan metode inkuiri terbimbing untuk siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan sikap ilmiah tinggi. Sel A1B1C2 merupakan letak data prestasi belajar siswa yang memperoleh perlakuan pembelajaran biologi dengan metode inkuiri terbimbing untuk siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan sikap ilmiah rendah. Sel A1B2C1 merupakan letak data prestasi belajar siswa yang meperoleh perlakuan pembelajaran biologi dengan metode inkuiri terbimbing untuk siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah dan sikap ilmiah tinggi. Sedangkan sel A1B2C2 merupakan letak data prestasi belajar siswa yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 141
memperoleh perlakuan pembelajaran biologi dengan metode inkuiri terbimbing untuk siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah dan sikap ilmiah rendah. Sel A2B1C1 merupakan letak data prestasi belajar siswa yang memperoleh perlakuan pembelajaran biologi dengan metode inkuiri inkuiri bebas termodifikasi untuk siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan sikap ilmiah tinggi. Sel A2B1C2 merupakan letak data prestasi belajar siswa yang memperoleh perlakuan pembelajaran biologi dengan metode inkuiri bebas termodifikasi untuk siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan sikap ilmiah rendah. Sel A2B2C1 merupakan letak data prestasi belajar siswa yang memperoleh perlakuan pembelajaran biologi dengan metode inkuiri bebas termodifikasi untuk siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah dan sikap ilmiah tinggi. Sel A2B2C2 merupakan letak data prestasi belajar siswa yang memperoleh perlakuan pembelajaran biologi dengan metode inkuiri bebas termodifikasi untuk siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah dan sikap ilmiah rendah. b) Komponen Jumlah Kuadrat (1) = G2 = G2 pqr N (2) = ∑ X2ijk ijk
(3) = ∑ A2i qr (4) = ∑ B2j pr (5) = ∑ C2k pq
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 142
(6) = ∑ (A By )2 r (7)
= ∑ (A Cik )2 q
(8) = ∑ (BC jik )2 p (9) = ∑ (ABC ijk )2 c) Jumlah Kuadrat (Sum Square) JKA
= nh { (3) – (1) }
JKB
= nh { (4) – (1) }
JKC
= nh { (5) – (1) }
JKAB = nh { (6) – (4) – (3) + (1) } JKAC = nh { (7) – (5) – (3) + (1) } JKBC = nh { (8) – (5) – (4) + (1) } JKABC = nh { (9) – (8) – (7) – (6) – (5) + (3) – (1) } JKG
= (2)
JKT
= JKa + JKb + JKc + JKab + JKac + JKbc +JKabc+JKg
d) Derajat Kebebasan (Degree of Freedom) dkA
= p–1
dkB
= q–1
dkC
= r–1
dkAB = (p – 1) (q – 1) dkAC = (p – 1) (r – 1) dkBC
= (q – 1) (r – 1)
dkABC=
(p – 1) (q – commit 1)(r – 1)to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 143
dkG
= N - pqr
dkT
=N – 1
e) Rerata Kuadrat (Mean Square) RK A
= JKA dkA
RK B
= JKB dkB
RK C
= JKC dkC
RK AB
= JKAB dkAB
RK AC
= JKAC dkAC
RK BC
= JKBC dkBC
RK ABC = JKABC dkABC RKG
= JKAC dkAC
f) Statistik Uji
Fa
= RKA RKG
Fb
= RKB RKG
Fc
= RKC RKG
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 144
Fab
= RKAB RKG
Fac
= RKAC RKG
Fbc
= RKBC RKG
Fabc
= RKABC RKG
g) Daerah Kritik DKa
= { F │Fa ≥ Fα; p-1; N – pqr }
DKb
= { F │Fb ≥ Fα; q-1; N – pqr }
DKc
= { F │Fc ≥ Fα; r-1; N – pqr }
DKab
= { F │Fab ≥ Fα;(p-1)(q-1) ; N – pqr } { F │Fac ≥ Fα; (p-1)(r-1) ; N – pqr }
DKac =
= { F │Fabc ≥ Fα; (p-1)(q-1)(r-1) ; N – pqr }
DKabc h) Keputusan Uji HO,A
ditolak jika Fa ≥ Fα; (p-1); N – pqr
HO,B
ditolak jika Fb ≥ Fα; (q-1); N – pqr
HO,C
ditolak jika Fc ≥ Fα; (r-1); N – pqr
HO,AB ditolak jika Fab ≥ Fα; (p-1)(q-1); N – pqr HO,AC ditolak jika Fac ≥ Fα; (p-1)(r-1); N – pqr HO,BC ditolak jika Fbc ≥ Fα; (q-1)(r-1); N – pqr HO,ABC ditolak jika Fabc ≥ Fα; (p-1)(q-1)(r-1); N – pqr i) Rangkuman Analisis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 145
Tabel : 3.14. Letak Hasil Rangkuman Analisis Variansi Sumber Variansi Efek utama Kolom (A) Baris (B) Baris (C) Interaksi AB Interaksi AC Interaksi BC Interaksi ABC Error/galat
JK JKa JKb JKc JKab JKac JKbc JKabc JKg
Total
JKt
DK p–1 q–1 r–1 (p - 1)(q - 1) (p - 1)(r - 1) (q – 1)(r – 1) (p – 1)(q – 1)(r – 1) N - pqr N–1
RK RKa RKb RKc RKab RKac RKbc RKabc RKg -
Fobs Fa Fb Fc Fab Fac Fbc Fabc Fg
P < α atau > α < α atau > α < α atau > α < α atau > α < α atau > α < α atau > α < α atau > α -
-
-
Sumber: (Budiono, 2009:239) b. Uji lanjut anava Uji lanjut anava merupakan tindak lanjut dari analisis variansi jika hasil variansi menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak. Tujuan dari uji lanjut anava ini adalah untuk melakukan pengecekan terhadap rerata setiap pasangan kolom, baris, dan pasangan sel sehingga diketahui pada bagian mana sajakah terdapat rerata yang berbeda. Dalam penelitian ini digunakan uji lanjut anava dengan General Linear Model, Analisys Of Mean dan metode Komparansi Ganda dengan Uji Scheffe. Langkah-langkahnya sebagai berikut : 1). Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rataan yang ada. Jika terdapat k perlakuan, maka ada k ( k – 1 ) pasangan rataan 2 2). Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut. HO,AS : µA1≠µA2
Tidak ada pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing dan commit to inkuiri user bebas termodifikasi terhadap
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 146 prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia
HI,AS : µA1≠µA2
Ada pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi terhadap prestasi belajar siswa
HO,BS : µB1=µB2
Tidak ada pengaruh motivasi berprestasi tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa
HO,BS : µB1≠µB2
Ada pengaruh motivasi berprestasi tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa.
HO,CS : µC1=µC2
Tidak ada pengaruh sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa.
HI,CS : µC1≠µC2
Ada pengaruh sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa.
3). Menentukan tingkat signifikansi α (taraf signifikansi yang dipilih sama dengan taraf signifikansi pada uji analisis variansi ). 4). Mencari statistic uji F dengan menggunakan persamaan Ferguson sebagai berikut : ( X j - X k )2
Fj-k =
1 MS err nj Xj
1
dengan ketentuan :
+ nk
= rerata sampel grup ke – j
X k = rerata sampel grup ke – k nj
to user = cacah observasi padacommit grup ke-j
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 147
nk
= cacah observasi pada grup ke-k Semua persamaan sebagaimana tertera di atas digunakan untuk
menganalisa data secara manual. Pada penelitian ini pengolahan data dilakukan dengan bantuan software Microsoft excel 2003 dan Minitab 15. Bantuan software tersebut diperlukan untuk menghemat waktu dan meminimalisir kesalahan hitung, memudahkan pembuatan interval distribusi frekuensi data dan histogram, serta meningkatkan akurasi hasil perhitungan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi skor prestasi belajar, motivasi berprestasi, dan skor sikap ilmiah siswa siswa materi sistem pencernaan pada manusia. Data diperoleh dari kelas VIII-D sebagai kelas eksperimen I dengan metode pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) dan VIII-E sebagai kelas eksperimen II dengan metode pembelajaran Inkuiri Bebas Termodifikasi (Modified Free Inquiry). 1. Data Prestasi Belajar Biologi a. Prestasi Belajar Kognitif Data prestasi belajar biologi siswa pada aspek kognitif diperoleh dari tes prestasi belajar pada materi pokok sistem pencernaan pada manusia yang diberikan kepada masing-masing kelas eksperimen setelah mendapatkan perlakuan penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) dan inkuiri bebas termodifikasi (Guided Free Inquiry) yang berbeda. Kelas eksperimen I dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan kelas eksperimen II dengan model pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi. Prestasi belajar yang diperoleh dari kedua kelas eksperimen menunjukkan adanya perbedaan. Rangkuman data prestasi belajar biologi
pada materi pokok sistem
pencernaan pada manusia yang diperoleh siswa pada masing-masing kelas disajikan dalam tabel berikut :
commit to user 148
149 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.1. Diskripsi Data Nilai Prestasi Belajar Biologi Aspek Kognitif Berdasarkan Metode Kelas
Jumlah Data
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Rata-rata
Standar Deviasi
Inkuiri Terbimbing
40
92,5
65
80,44
6,58
Inkuiri Bebas Termodifikasi
40
92,5
57,5
70,06
7,85
80
92,5
57,5
75,25
7,21
Total
Berdasarkan data dalam tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata prestasi belajar kognitif untuk siswa kelas Inkuiri terbimbing lebih tinggi dari pada rata-rata prestasi belajar siswa dari kelas Inkuiri bebas termodifikasi. Selanjutnya nilai tes prestasi belajar Biologi dari masing-masing kelas dapat dibuat daftar distribusi frekwensi sebagai berikut : Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Biologi
Kelas Inkuiri Terbimbing
Kelas Inkuiri Bebas Termodifikasi
Interval Frekuensi
Frekuensi Relatif
Frekuensi
Frekuensi Relatif
57,0 – 64,9
0
0
6
15
65,0 – 72,9
7
17,5
24
60
73,0 – 80,9
14
35
7
17,5
81,0 – 88,9
14
35
2
5
89,0 – 96,9
5
12,5
1
2,5
Jumlah
40
100
40
100
Perbandingan prestasi belajar Biologi antara kelas eksperimen I yang menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan kelas eksperimen II yang menerapkan model pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi disajikan pada gambar berikut.
commit to user
150 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
F rekuensi
Dis tribus i P res tas i B elajar Inkuiri Terbimbing 16 14 12 10 8 6 4 2 0 57.0-64.9
65.0-72.9
73.0-80.9
81.0-88.9
89.0-96.9
Nilai
Gambar 4.1 Diagram Batang Prestasi Belajar Biologi Kelas Inkuiri Terbimbing
Berdasarkan gambar prestasi belajar biologi terlihat jumlah siswa kelas inkuiri terbimbing pada nilai kognitif kelas interval tinggi yaitu 73,0-80,9, 81,0-88,9 mencapai 14 orang dan 89,0-96,9 sebanyak 5 orang.
Dis tribus i P res tas i B elajar In kuiri B ebas T ermo difikas i
25
F rekuensi
20 15 10 5 0 57.0-64.9
65.0-72.9
73.0-80.9
81.0-88.9
89.0-96.9
Nila i
Gambar 4.2 Diagram Batang Prestasi Belajar Biologi Kelas Inkuiri Bebas Termodifikasi
Berdasarkan gambar prestasi belajar biologi terlihat jumlah siswa kelas inkuiri bebas termodifikasi pada nilai kognitif kelas interval tinggi yaitu73,0-80,9 commit to user sebanyak 7 orang, 81,0-88,9 sebanyak 2 orang dan 89,0-96,9 hanya1 orang.
151 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari tabel maupun gambar perbandingan prestasi belajar Biologi kelas inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dapat dilihat bahwa jumlah siswa kelas inkuiri terbimbing pada nilai kognitif kelas interval tinggi yaitu73,080,9, 81,0-88,9 dan 89,0-96,9 lebih besar dari pada kelas inkuiri bebas termodifikasi. Berdasarkan rata-rata nilai tes prestasi belajar Biologi juga terlihat bahwa rata-rata nilai kelas inkuiri terbimbing (80,44) lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata nilai kelas inkuiri bebas termodifikasi (70,06). Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 20 halaman 331. Tabel 4.3. Diskripsi Data Nilai Prestasi Belajar Biologi Aspek Kognitif Berdasarkan Motivasi Berprestasi Kelompok Motivasi Berprestasi Tinggi Motivasi Berprestasi Rendah Total
Jumlah Data
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Rata-rata
Standar Deviasi
42
92,50
60,00
77,74
8,22
38
90,00
57,50
72,50
8,89
80
92,50
57,50
75,12
8,56
Berdasarkan data dalam tabel 4.3. menunjukkan bahwa prestasi belajar biologi aspek kognitif pada kelompok motivasi berprestasi tinggi nilai rata-rata 77,74 dan standart deviasi 8,22. Sedangkan prestasi belajar biologi aspek kognitif pada kelompok motivasi berprestasi rendah nilai rata-rata 72,50 dan standar deviasi 8,89. Dapat disimpukan bahwa prestasi belajar biologi aspek kognitif pada materi sistem pencernaan manusia pada kelompok motivasi berprestasi tinggi lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar siswa pada kelompok motivasi berprestasi rendah. Sedangkan prestasi belajar aspek kognitif pada kelompok sikap ilmiah tinggi dan rendah disajikan pada tabel 4.4 berikut ini: commit to user
152 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.4. Diskripsi Data Nilai Prestasi Belajar Biologi Aspek Kognitif Berdasarkan Sikap Ilmiah Kelompok Sikap Ilmiah Tinggi Sikap Ilmiah Rendah Total
Jumlah Data
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Rata-rata
Standar Deviasi
40
92,50
65,00
77,74
8,47
40
90,00
57,50
72,75
8,69
80
92,50
57,50
75,25
8,58
Berdasarkan data dalam tabel 4.4. menunjukkan bahwa prestasi belajar biologi aspek kognitif pada kelompok sikap ilmiah tinggi nilai rata-rata 77,74 dan standart deviasi 8,47. Sedangkan prestasi belajar biologi aspek kognitif pada kelompok sikap ilmiah rendah nilai rata-rata 72,75 dan standar deviasi 8,69. Dapat disimpukan bahwa prestasi belajar biologi aspek kognitif pada materi sistem pencernaan manusia pada kelompok sikap ilmiah tinggi lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar siswa pada kelompok sikap ilmiah rendah. b. Prestasi Belajar Psikomotor Data prestasi belajar pada aspek psikomotor diperoleh dari hasil tes unjuk kerja (performance test) pada materi pokok sistem pencernaan manusia yang diberikan kepada kelas eksperimen I dengan metode inkuiri terbimbing dan kelas eksperimen II dengan metode inkuiri bebas termodifikasi. Rangkuman data prestasi belajar aspek psikomotor seperti terdapat pada tabel berikut ini: Tabel 4.5. Diskripsi Data Nilai Prestasi Belajar Biologi Aspek Psikomotor Berdasarkan Metode Jumlah Nilai Nilai Standar Kelas Rata-rata Data Tertinggi Terendah Deviasi Inkuiri Terbimbing 40 87,85 76,07 82,08 4,06 Inkuiri Bebas Termodifikasi Total
40
80
87,85
76,07
81,41
3,44
commit 87,85 to user 76,07
81,75
3,75
153 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan data dalam tabel 4.5. menunjukkan bahwa prestasi belajar biologi aspek psikomotor pada kelas inkuiri terbimbing nilai rata-rata 82,08 dan standart deviasi 4,06. Sedangkan prestasi belajar biologi aspek psikomotor pada kelas inkuiri bebas termodifikasi nilai rata-rata 81,41 dan standar deviasi 3,44 Hal tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar biologi aspek psikomotor pada materi sistem pencernaan manusia pada kelas inkuiri terbimbing sedikit lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar siswa pada kelas inkuiri bebas termodifikasi. Perbandingan prestasi belajar biologi aspek psikomotor berdasarkan motivasi berprestasi dan sikap ilmiah siswa terangkum pada tabel 4.6 dan 4.7 berikut ini: Tabel 4.6. Diskripsi Data Nilai Prestasi Belajar Biologi Aspek Psikomotor Berdasarkan Motivasi Berprestasi
Motivasi Berprestasi Tinggi
Jumlah Data 42
Nilai Tertinggi 87,85
Nilai Terendah 76,07
Motivasi Berprestasi Rendah
38
87,85
Total
80
87,85
Kelompok
82,38
Standar Deviasi 3,92
76,07
81,04
3,46
76,07
81,71
3,69
Rata-rata
Berdasarkan data dalam tabel 4.6. menunjukkan bahwa prestasi belajar biologi aspek psikomotor pada kelompok motivasi berprestasi tinggi nilai rata-rata 87,85 dan standart deviasi 3,92. Sedangkan prestasi belajar biologi aspek psikomotor pada kelompok motivasi berprestasi rendah nilai rata-rata 87,85 dan standar deviasi3,46. Dapat disimpukan bahwa prestasi belajar biologi aspek psikomotor pada materi sistem pencernaan manusia pada kelompok motivasi berprestasi tinggi hampir tidak ada perbedaan dengan prestasi belajar siswa pada kelompok motivasi berprestasi rendah. commit to user
154 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.7. Diskripsi Data Nilai Prestasi Belajar Biologi Aspek Psikomotor Berdasarkan Sikap Ilmiah
Sikap Ilmiah Tinggi
Jumlah Data 40
Nilai Tertinggi 87,85
Nilai Terendah 76,07
Sikap Ilmiah Rendah
40
87,85
80
87,85
Kelompok
Total
82,34
Standar Deviasi 3,93
76,07
81,15
3,51
76,07
81,74
3,72
Rata-rata
Berdasarkan data dalam tabel 4.7. menunjukkan bahwa prestasi belajar biologi aspek psikomotor pada kelompok sikap ilmiah tinggi nilai rata-rata 82,34 dan standart deviasi 3,93. Sedangkan prestasi belajar biologi aspek psikomotor pada kelompok sikap ilmiah rendah nilai rata-rata 81,15 dan standar deviasi 3,51. Dapat disimpukan bahwa prestasi belajar biologi aspek psikomotor pada materi sistem pencernaan manusia pada kelompok sikap ilmiah tinggi sedikit lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar siswa pada kelompok sikap ilmiah rendah. c. Prestasi Belajar Biologi Aspek Afektif. Data prestasi belajar biologi siswa pada aspek afektif diperoleh dari angket yang diberikan kepada siswa masing-masing kelas eksperimen setelah mendapatkan perlakuan penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) dan inkuiri bebas termodifikasi (Guided Free Inquiry) yang berbeda. Kelas eksperimen I dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan kelas eksperimen II dengan model pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi. Rangkuman data prestasi belajar biologi pada materi pokok sistem pencernaan pada manusia yang diperoleh siswa pada masing-masing kelas disajikan dalam tabel berikut :
commit to user
155 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.8. Diskripsi Data Nilai Prestasi Belajar Biologi Aspek Afektif Berdasarkan Metode Kelas Inkuiri Terbimbing Inkuiri Bebas Termodifikasi Total
Jumlah Data
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Rata-rata
Standar Deviasi
40
94,00
74,00
84,77
4,75
40
94,00
64,00
84,58
6,39
80
94,00
64,00
84,67
5,57
Berdasarkan data dalam tabel 4.8. menunjukkan bahwa prestasi belajar biologi aspek afektif pada kelas inkuiri terbimbing nilai rata-rata 84.77 dan standart deviasi 4.75. Sedangkan prestasi belajar biologi aspek afektif pada kelas inkuiri bebas termodifikasi nilai rata-rata 84.58 dan standar deviasi 6.39. Dapat disimpukan bahwa prestasi belajar biologi aspek afektif pada materi sistem pencernaan manusia pada kelas inkuiri terbimbing dan prestasi belajar siswa pada kelas inkuiri bebas termodifikasi hampir tidak ada perbedaan. Tabel 4.9. Diskripsi Data Nilai Prestasi Belajar Biologi Aspek Afektif Berdasarkan Motivasi Berprestasi Kelompok Motivasi Berprestasi Tinggi Motivasi Berprestasi Rendah Total
Jumlah Data
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Rata-rata
Standar Deviasi
42
94,00
73,00
85,64
4,91
38
93,00
64,00
83,60
6,15
80
94,00
64,00
84,62
5,53
Berdasarkan data dalam tabel 4.9. menunjukkan bahwa prestasi belajar biologi aspek afektif pada kelompok motivasi berprestasi tinggi nilai rata-rata 85.64 dan standart deviasi 4.91. Sedangkan prestasi belajar biologi aspek afektif pada kelompok motivasi berprestasi rendah nilai rata-rata 83.60 dan standar deviasi 6.15. Dapat disimpukan bahwa prestasi belajar biologi aspek afektif pada commit to user materi sistem pencernaan manusia pada kelompok motivasi berprestasi tinggi
156 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sedikit lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar siswa pada kelompok motivasi berprestasi rendah. Tabel 4.10. Diskripsi Data Nilai Prestasi Belajar Biologi Aspek Afektif Berdasarkan Sikap ilmiah Jumlah Data
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Rata-rata
Standar Deviasi
Sikap Ilmiah Tinggi
40
93,00
76,00
85,70
4,43
Sikap Ilmiah Rendah
40
94,00
64,00
83,65
6,45
80
94,00
64,00
84,67
5,44
Kelompok
Total
Berdasarkan data dalam tabel 4.10. menunjukkan bahwa prestasi belajar biologi aspek afektif pada kelompok sikap ilmiah tinggi nilai rata-rata 85.70 dan standart deviasi 4.43. Sedangkan prestasi belajar biologi aspek afektif pada kelompok sikap ilmiah rendah nilai rata-rata 83.65 dan standar deviasi 6.45. Dapat disimpukan bahwa prestasi belajar biologi aspek afektif pada materi sistem pencernaan manusia pada kelompok sikap ilmiah tinggi sedikit lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar siswa pada kelompok sikap ilmiah rendah. 2. Data Skor Motivasi Berprestasi Data penelitian mengenai motivasi berprestasi siswa diperoleh dari angket motivasi berprestasi. Berdasarkan data yang diperoleh, kemudian dikelompokkan dalam dua kategori yaitu tinggi dan rendah. Pengelompokan kategori ini berdasarkan pada skor rata-rata kedua kelas. Data motivasi berprestasi secara rinci disajikan pada tabel 4.11
commit to user
157 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.11. Jumlah Siswa yang Mempunyai Motivasi Berprestasi Tinggi Dan Rendah. Kelas VIII-D (Inkuiri Terbimbing)
Motivasi Berprestasi
Kelas VIII-E (Inkuiri Bebas Termodifikasi)
Frekuensi
Persentase
Frekuensi
Persentase
Rendah
20
50
18
45
Tinggi
20
50
22
55
Jumlah
40
100,00
40
100,00
Pengelompokan kategori tinggi dan rendah ini berdasarkan pada skor rata-rata kedua kelas. Siswa yang mempunyai skor sama dengan skor rata-rata atau di atasnya dikelompokkan dalam kategori tinggi, dan siswa yang mempunyai skor di bawah skor rata-rata dikelompokkan dalam kategori rendah. Dengan menggunakan kriteria tersebut dari 80 siswa yang terdiri dari 40 siswa kelas eksperimen menggunakan metode Inkuiri Terbimbing dan 40 siswa kelas eksperimen menggunakan metode Inkuiri Bebas Termodifikasi, terdapat 42 siswa mempunyai motivasi berprestasi tinggi dan 38 siswa mempunyai motivasi berprestasi rendah. 3. Data Skor Sikap Ilmiah Data penelitian sikap ilmiah siswa diperoleh dari angket sikap ilmiah dapat disajikan pada tabel 4.12. Tabel 4.12. Jumlah Siswa yang Mempunyai Sikap Ilmiah Tinggi dan Rendah.
Sikap Ilmiah
Kelas VIII-D (Inkuiri Terbimbing)
Kelas VIII-E (Inkuiri Bebas Termodifikasi)
Frekuensi
Persentase
Frekuensi
Persentase
Rendah
22
55
18
45
Tinggi
18
45
22
55
Jumlah
40
100,00
40
100,00
commit to user
158 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan data yang diperoleh, kemudian dikelompokkan dalam dua kategori yaitu tinggi dan rendah. Pengelompokan kategori ini berdasarkan pada skor ratarata kedua kelas. Siswa yang mempunyai skor sama dengan skor rata-rata atau di atasnya dikelompokkan dalam kategori tinggi, dan siswa yang mempunyai skor di bawah rata-rata dikeelompokkan dalam kategori rendah. Dengan menggunakan kriteria tersebut dari 80 siswa yang terdiri dari 40 siswa kelas eksperimen I menggunakan metode inkuiri terbimbing dan 40 siswa kelas eksperimen II menggunakan metode inkuiri bebas termodifikasi, terdapat 40 siswa mempunyai sikap ilmiah tinggi dan 40 siswa mempunyai sikap ilmiah rendah. B. Pengujian Persyaratan Analisis Sebelum melakukan pengujian hipotesis pada penelitian ini digunakan beberapa uji persyaratan analisis antara lain uji normalitas dan uji homogenitas. Hasilnya akan disajikankan pada uraian berikut : 1. Uji Normalitas Salah satu syarat agar teknik analisis variansi dapat diterapkan maka harus normal pada distribusi populasinya. Untuk mengetahui apakah prasyarat telah dipenuhi, maka dilakukan uji normalitas. Uji ini bertujuan untuk menyelidiki apakah sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak (Sudjana, 2005: 291-292). a. Uji Normalitas Prestasi Belajar kognitif Uji normalitas data prestasi belajar dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Minitab 15 dengan metode probability plot Ryan Joener. Jika nilai P atau p-value lebih besar atau samatodengan commit user 0,05 (p-value ≥ 0,05) maka data
159 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengikuti distribusi normal. Hasil uji normalitas yang telah dilakukan dapat dilihat pada gambar berikut:
Probability Plot of Prestasi Normal 99,9
Mean StDev N RJ P-Value
99 95
Percent
90
75,25 8,891 80 0,992 >0,100
80 70 60 50 40 30 20 10 5 1 0,1
40
50
60
70 80 Prestasi
90
100
110
Gambar 4.3. Uji Normalitas Prestasi Belajar Biologi
Dari grafik tampak bahwa Ho (data tidak berdistribusi normal) ditolak sebab diperoleh nilai RJ= 0,992 dengan p > 0,100 yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Jadi dapat diambil keputusan bahwa data prestasi belajar Biologi terdistribusi normal. Hasil tersebut dipertegas dengan pengujian normalitas data prestasi belajar pada masing-masing kelompok eksperimen, kelas eksperimen I (kelas Inkuiri Terbimbing) dan Kelas eksperimen II (kelas Inkuiri Bebas Termodifikasi) menurut metode pembelajaran inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi, motivasi berprestasi kategori tinggi dan rendah, dan sikap ilmiah siswa kategori tinggi dan rendah. Hasil pengujian normalitas data prestasi belajar pada masing-masing kelompok disajikan pada gambar berikut: commit to user
160 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Uji Normalitas Prestasi Belajar Inkuiri Terbimbing Normal 99
Mean 80.44 StDev 6.575 N 40 RJ 0.995 P-Value >0.100
95 90
Percent
80 70 60 50 40 30 20 10 5
1
65
70
75 80 85 Inkuiri Terbimbing
90
95
Gambar 4.4. Uji Normalitas Prestasi Belajar Biologi Kelas Inkuiri Terbimbing
Dari grafik terlihat bahwa Ho (data tidak berdistribusi normal) ditolak sebab diperoleh nilai RJ= 0,995 dengan p > 0,100 yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Jadi dapat diambil keputusan bahwa data prestasi belajar Biologi kelas Inkuiri Terbimbing terdistribusi normal. Uji Normalitas Prestasi Belajar Inkuiri Bebas Termodifikasi Normal 99
Mean StDev N RJ P-Value
95 90
70.06 7.855 40 0.972 0.058
80
Percent
70 60 50 40 30 20 10 5
1
50
60
70 80 Bebas Termodifikasi
90
Gambar 4.5. Uji Normalitas Prestasi Belajar Biologi Kelas Inkuiri Bebas Termodifikasi
Dari grafik tampak bahwa Ho (data tidak berdistribusi normal) ditolak sebab diperoleh nilai RJ= 0,972 dengan p = 0,058 yang lebih besar dari nilai α = commit to user 0,05. Jadi dapat diambil keputusan bahwa data prestasi belajar biologi kelas
161 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Inkuiri Bebas Termodifikasi terdistribusi normal. Data hasil uji normalitas prestasi belajar kognitif selengkapnya seperti dipaparkan pada gambar 4.6, 4.7, 4.8, dan 4.9. U ji Normalitas P restas i Belajar Motiv as i Ber pr estas i Tinggi Norm al 99
M ean S tD ev N RJ P -Valu e
95 90
77.74 8.223 42 0.993 >0.100
80
Percent
70 60 50 40 30 20 10 5
1
60
70 80 90 Mot iv as i Berpre st a si Tinggi
100
Gambar 4.6. Uji Normalitas Prestasi Belajar Biologi Motivasi Berprestasi Tinggi
Dari grafik tampak bahwa Ho (data tidak berdistribusi normal) ditolak sebab diperoleh nilai RJ= 0,993 dengan p > 0,100 yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Jadi dapat diambil keputusan bahwa data prestasi belajar Biologi kelompok motivasi berprestasi tinggi terdistribusi normal.
Uji N ormalitas P restasi Belajar Motivasi Berprestasi Rendah Norm al 99
M ean S tD ev N RJ P -Valu e
95 90
72.5 8.891 38 0.988 >0.100
Percent
80 70 60 50 40 30 20 10 5
1
50
60
70 80 Motiv asi Be rpresta si Renda h
90
commit to user Gambar 4.7. Uji Normalitas Prestasi Belajar Biologi Motivasi Berprestasi Rendah
162 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari grafik tampak bahwa Ho (data tidak berdistribusi normal) ditolak sebab diperoleh nilai RJ= 0,988 dengan p > 0,100 yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Jadi dapat diambil keputusan bahwa data prestasi belajar Biologi kelompok motivasi berprestasi rendah terdistribusi normal
Uji Normalitas Prestasi Belajar Sikap Ilmiah Tinggi Normal 99
Mean StDev N RJ P-Value
95 90
77.74 8.470 40 0.985 >0.100
80
Percent
70 60 50 40 30 20 10 5
1
60
70
80 Sikap Ilmiah Tinggi
90
100
Gambar 4.8. Uji Normalitas Prestasi Belajar Biologi Sikap Ilmiah Tinggi
Berdasarkan grafik 4.8 tampak bahwa Ho (data tidak berdistribusi normal) ditolak sebab diperoleh p > 0,100 yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Jadi dapat diambil keputusan bahwa data prestasi belajar Biologi kelompok sikap ilmiah tinggi terdistribusi normal Uji Nor ma litas Pr es ta s i Be lajar Sika p Ilmiah R enda h Norm al 99
M ean S tD ev N RJ P - V alu e
95 90
72.75 8.693 40 0.993 >0.100
Percent
80 70 60 50 40 30 20 10 5
1
50
60
70 80 Sika p Ilmia h Re nd a h
90
Gambar 4.9. Uji Normalitas Prestasi Belajar Biologi Sikap Ilmiah Rendah
commit to user
163 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan grafik 4.9 tampak bahwa Ho (data tidak berdistribusi normal) ditolak sebab diperoleh dengan p > 0,100 yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Jadi dapat diambil keputusan bahwa data prestasi belajar Biologi kelompok sikap ilmiah tinggi terdistribusi normal Hasil analisis uji normalitas prestasi belajar untuk kelas dengan pembelajaran inkuiri terbimbing, kelas dengan pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi, motivasi berprestasi dan sikap ilmiah dapat dilihat pada rangkuman hasil uji normalitas pada tabel 4.13. Tabel 4.13. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Kognitif Variabel Prestasi Belajar
Kelompok
P-Value
Keputusan Uji
> 0,100
Normal
0,058
Normal
Tinggi
> 0,100
Normal
Rendah
> 0,100
Normal
Tinggi
> 0,100
Normal
Rendah
> 0,100
Normal
Inkuiri Terbimbing Inkuiri Bebas Termodifikasi
Motivasi Berprestasi
Sikap Ilmiah
Berdasarkan hasil di atas, dapat dilihat bahwa untuk setiap uji normalitas diperoleh nilai p (p-value) yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal. b. Uji Normalitas Prestasi Belajar Psikomotor Hasil analisis uji normalitas prestasi belajar untuk kelas dengan pembelajaran inkuiri terbimbing, kelas dengan pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi, motivasi berprestasi dan sikap ilmiah dapat dilihat pada rangkuman commit to user hasil uji normalitas pada tabel 4.14
164 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.14. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Psikomotor Variabel Prestasi Belajar
Kelompok
P-Value
Keputusan Uji
Inkuiri Terbimbing
> 0,100
Normal
Inkuiri Bebas Termodifikasi
> 0,100
Normal
Tinggi
> 0,100
Normal
Rendah Tinggi Rendah
> 0,100 > 0,100 > 0,100
Normal Normal Normal
Motivasi Berprestasi Sikap Ilmiah
Berdasarkan hasil di atas, dapat dilihat bahwa untuk setiap uji normalitas diperoleh nilai p (p-value) yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil selengkapnya terdapat pada lampiran 22 halaman 341. c. Uji Normalitas Prestasi Belajar Afektif Hasil analisis uji normalitas prestasi belajar untuk kelas dengan pembelajaran inkuiri terbimbing, kelas dengan pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi, motivasi berprestasi dan sikap ilmiah dapat dilihat pada rangkuman hasil uji normalitas pada tabel 4.15 Tabel 4.15. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Afektif Variabel Prestasi Belajar
Kelompok
P-Value
Keputusan Uji
Inkuiri Terbimbing
> 0,150
Normal
Inkuiri Bebas Termodifikasi
> 0,150
Normal
Tinggi
> 0,150
Normal
Rendah
> 0,150
Normal
Tinggi
> 0,150
Normal
Rendah
> 0,150
Normal
Motivasi Berprestasi Sikap Ilmiah
Berdasarkan hasil di atas, dapat dilihat bahwa untuk setiap uji normalitas commit to user diperoleh nilai p (p-value) yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Dengan demikian
165 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil selengkapnya terdapat pada lampiran 23 halaman 348. 2. Uji Homogenitas a. Uji Homogenitas Prestasi Belajar Kognitif Syarat berikutnya yang harus dipenuhi dalam penggunaan analisis varians adalah varians populasi harus homogen. Untuk menguji homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji F dengan bantuan perhitungan Minitab 15 dengan taraf signifikansi α = 0,05 atau taraf kepercayaan 95 %. Jika harga p (p-value) data yang diperoleh dari perhitungan lebih besar atau sama dengan α = 0,05 maka Ho ditolak. Artinya data tersebut berasal dari populasi yang berditribusi dengan variansi yang homogen. Hasil uji homogenitas telah terangkum dalam tabel 4.16 dan gambar 4.10, 4.11, dan 4.12.
Uji Ho mo gen itas Me tod e F -T est Test S tatisti c P -Valu e
Metode
I n k u ir i Beb a s Ter mo d if ik asi
1.43 0.271
Le v en e 's Test Test S tatisti c P -Valu e
In k u iri Te rb imb in g
5
6 7 8 9 10 9 5 % B onfe r r oni C onf idenc e Int er v al s for StD e v s
0.31 0.576
11
Metode
I n k u ir i Beb a s Ter mo d if ik asi
In k u iri Te rb imb in g
60
65
70
75 80 P r esta si
85
90
95
Gambar 4.10. Uji Homogenitas Prestasi Belajar Biologi Menurut Metode
Dari grafik ini terlihat bahwa Ho (data tidak homogen) ditolak sebab diperoleh nilai p (p-value) untuk F-test 0,271 dan Levene’s test 0,576 yang lebih besar dari commit to user
166 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
nilai α = 0,05. Jadi dapat diambil keputusan bahwa kelas inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi homogen.
Uji Homogeni tas Pr esta si Bel aja r M otiv asi Be rpr estasi Motivasi Ber prestasi
F -Te st T est Statistic P -Valu e
Re ndah
Lev ene's Test T est Statistic P -Valu e
T ingg i
6
Motivasi Ber prestasi
1.17 0 .624
7 8 9 10 11 9 5 % Bon fer r o ni Co nfide nce Inter vals for S tD ev s
0.10 0 .752
12
Re ndah
T ingg i
60
65
70
75 P r e stasi
80
85
90
95
Gambar 4.11. Uji Homogenitas prestasi belajar Biologi menurut Motivasi Berprestasi
Dari grafik ini terlihat bahwa Ho (data tidak homogen) ditolak sebab diperoleh nilai p (p-value) untuk F-test 0,624 dan Levene’s test 0,752 yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Jadi dapat diambil keputusan bahwa siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan rendah homogen.
U ji Hom ogenitas P r esta si Belajar S ikap Ilmiah
Sikap Ilmiah
F -T e st T est S tatistic P -Valu e
Ren d a h
Lev en e' s T est T est S tatistic P -Valu e
T in g g i
7
Sikap Ilmiah
1.05 0.871
8 9 10 11 9 5 % B o nfer r oni C onfidence In ter v als for StD ev s
0.00 1.000
12
Ren d a h
T in g g i
60
65
70
75 P r estasi
80
85
90
95
user Biologi menurut Sikap Ilmiah Gambar 4.12. Uji Homogenitascommit Prestasito Belajar
167 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari grafik tampak bahwa Ho (data tidak homogen) ditolak sebab diperoleh nilai p untuk F-test 0,871 dan Levene’s test 1,000 yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Jadi dapat diambil keputusan bahwa kelompok siswa yang mempunyai sikap ilmiah tinggi dan rendah homogen. Tabel 4.16. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Kelompok Kelas Inkuiri Terbimbimbing dan Bebas Termodifikasi Motivasi Berprestasi Tinggi dan Rendah Sikap Ilmiah Tinggi dan Rendah
P-Value F-test
P-Value Levene’s test
Keputusan Uji
0,271
0,576
Homogen
0,624
0,752
Homogen
0,871
1,000
Homogen
Berdasarkan hasil di atas, untuk setiap uji homogenitas atau uji perbandingan dua varians diperoleh nilai p (p-value) yang lebih besar dari nilai α = 0,05, sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel penelitian ini mempunyai varians yang sama.
b. Uji Homogenitas Prestasi Belajar Psikomotor Hasil analisis uji homogenitas prestasi belajar untuk kelas dengan pembelajaran inkuiri terbimbing, kelas dengan pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi, motivasi berprestasi dan sikap ilmiah dapat dilihat pada rangkuman hasil uji homogenitas pada tabel 4.17 Tabel 4.17. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Prestasi Belajar Psikomotor Kelompok Kelas Inkuiri Terbimbimbing dan Bebas Termodifikasi Motivasi Berprestasi Tinggi dan Rendah Sikap Ilmiah Tinggi dan Rendah
P-Value F-test
P-Value Levene’s test
Keputusan Uji
0,303
0,096
Homogen
0,442
0,389
Homogen
commit to user 0,483
0,324
Homogen
168 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan hasil di atas, untuk setiap uji homogenitas atau uji perbandingan dua varians diperoleh nilai p (p-value) yang lebih besar dari nilai α =0,05, sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel penelitian ini mempunyai varians yang sama. Hasil selengkapnya terdapat pada lampiran 22 halaman 344 c. Uji Homogenitas Prestasi Belajar Afektif Hasil analisis uji homogenitas prestasi belajar untuk kelas dengan pembelajaran inkuiri terbimbing, kelas dengan pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi, motivasi berprestasi dan sikap ilmiah dapat dilihat pada rangkuman hasil uji homogenitas pada tabel 4.18 Tabel 4.18. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Prestasi Belajar Afektif Kelompok Kelas Inkuiri Terbimbimbing dan Bebas Termodifikasi Motivasi Berprestasi Tinggi dan Rendah Sikap Ilmiah Tinggi dan Rendah
P-Value F-test
P-Value Levene’s test
Keputusan Uji
0.068
0.146
Homogen
0.161
0.616
Homogen
0.129
0.422
Homogen
Berdasarkan hasil di atas, untuk setiap uji homogenitas atau uji perbandingan dua varians diperoleh nilai p (p-value) yang lebih besar dari nilai α = 0,05, sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel penelitian ini mempunyai varians yang sama. Hasil selengkapnya terdapat pada lampiran 23 halaman 351. C. Pengujian Hipotesis 1. Uji Analisis Variansi Tiga Jalan Sel Tak Sama. commit to user
169 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Uji yang dilakukan menggunakan analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama dan komputasinya dapat dilihat pada lampiran. Adapun rangkuman hasil analisis variansi tiga jalan disajikan sebagai berikut : Tabel 4.19. Rangkuman Anava Tiga Jalan Sumber Efek Utama A B C Efek Interaksi AB AC BC ABC Galat Total
JK
dk
RK
Fobs
Fα
p
Keputusan
2476.1550 496.5949 566.4017
1 1 1
2476.1550 496.5949 566.4017
66.7909 13.3950 15.2779
3.9200 3.9200 3.9200
< 0.05 < 0.05 < 0.05
Ditolak Ditolak Ditolak
11.4538 102.5043 19.5704 6.4203 2669.2713 6348.3717
1 1 1 1 72 79
11.4538 102.5043 19.5704 6.4203 37.0732
0.3090 2.7649 0.5279 0.1732
3.9200 3.9200 3.9200 3.9200
> 0.05 > 0.05 > 0.05 > 0.05
Diterima Diterima Diterima Diterima
Berdasarkan sajian data tersebut dapat diambil keputusan hipotesis 1, 2, dan 3 tidak ditolak (Ho ditolak) karena dilihat dari harga Fobs yang lebih besar dari harga F tabel pada taraf signifikansi α = 0,05, yaitu F α = 3,92. Tabel 4.20 Rangkuman Hasil Komputasi ANOVA General Linier Model Prestasi Belajar Kognitif No.
Terhadap Prestasi Belajar
F obs
P
Keputusan
1.
Metode
67.76
0,000
Ho ditolak
2. 3. 4. 5. 6. 7.
Motivasi Berprestasi Sikap Ilmiah Metode*Motivasi Berprestasi Metode* Sikap Ilmiah Motivasi Berprestasi*Sikap Ilmiah Metode*Motivasi Berprestasi *Sikap Ilmiah
13.06 15.71 0.37 2.61 0.46 0.22
0,001 0,000 0,546 0,111 0,501 0,642
Ho ditolak Ho ditolak Ho diterima Ho diterima Ho diterima Ho diterima
Berdasarkan data dalam tabel 4.20 hipotesis 1, 2, dan 3 tidak ditolak (Ho ditolak) karena dilihat dari harga P-value yang lebih kecil dari harga α = 0,05 commit to user
170 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.21 Rangkuman Hasil Komputasi ANOVA General Linier Model Prestasi Belajar Psikomotor No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Terhadap Prestasi Belajar Metode Motivasi Berprestasi Sikap Ilmiah Metode*Motivasi Berprestasi Metode* Sikap Ilmiah Motivasi Berprestasi*Sikap Ilmiah Metode*Motivasi Berprestasi *Sikap Ilmiah
F obs
P
Keputusan
0.96 2.48 2.46 4.35 0.72 0.05 0.01
0.329 0.120 0.121 0.041 0.400 0.820 0.905
Ho diterima Ho diterima Ho diterima Ho ditolak Ho diterima Ho diterima Ho diterima
Berdasarkan data dalam tabel 4.21 hipotesis 4 tidak ditolak (Ho ditolak) karena dilihat dari harga P-value 0,044 yang lebih kecil dari harga α = 0,05. Hal ini dipertegas dengan hasil interaction plot seperti dipaparkan pada gambar 4.13 berikut ini: Interaction Plot for Nilai Psikomotor Data Means 84.0
Metode Inkuiri Beb as termodifik asi Inkuiri terbimb in g
83.5
M e an
83.0 82.5 82.0 81.5 81.0 80.5 Rendah Tinggi Motivasi Berprestasi
Gambar 4.13. Interaction Plot Antara Metode dengan Motivasi Berprestasi
Berdasarkan gambar terlihat bahwa garis merah (metode inkuiri terbimbing) berpotongan dengan garis hitam (metode inkuiri bebas termodifikasi), hal ini berarti terdapat interaksi antara metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dengan motivasi berprestasi.
commit to user
171 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.22 Rangkuman Hasil Komputasi ANOVA General Linier Model Prestasi belajar Afektif No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Terhadap Prestasi Belajar
F obs
Metode Motivasi Berprestasi Sikap Ilmiah Metode*Motivasi Berprestasi Metode* Sikap Ilmiah Motivasi Berprestasi*Sikap Ilmiah Metode*Motivasi Berprestasi *Sikap Ilmiah
0.04 1.43 2.03 0.07 1.55 4.44 0.16
P
Keputusan
0.851 0.236 0.158 0.787 0.218 0.039 0.686
Ho diterima Ho diterima Ho diterima Ho diterima Ho diterima Ho ditolak Ho diterima
Berdasarkan data dalam tabel 4.22 hipotesis 6 tidak ditolak (Ho ditolak) karena dilihat dari harga P-Value 0,039 yang lebih kecil dari harga α = 0,05. Hal ini dipertegas dengan hasil interaction plot seperti ditunjukkan pada gambar 4.14 berikut ini:
Interaction Plot for Prestasi Afektif Data Means Motivasi Berprestasi Rendah Tinggi
86
Mean
85
84
83
82 Rendah
Tinggi Sikap Ilmiah
Gambar 4.14. Interaction Plot Antara Motivasi Berprestasi dengan Sikap Ilmiah
Berdasarkan gambar terlihat bahwa garis merah (motivasi berprestasi tinggi) berpotongan dengan garis hitam (motivasi berprestasi rendah), hal ini berarti terdapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
172 digilib.uns.ac.id
interaksi antara metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dengan motivasi berprestasi.
Kesimpulan : 1. P-value metode 0,000 < 0,05, maka Ho (tidak ada pengaruh metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi terhadap prestasi belajar biologi) ditolak (P > 0,05 tidak ditolak) berarti ada pengaruh metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi terhadap prestasi belajar kognitif. Sedangkan pada prestasi belajar psikomotor dan afektif diperoleh P-value 0,219 dan 0,851 > 0,05, maka Ho (tidak ada pengaruh metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi terhadap prestasi belajar biologi) diterima. 2. P-value motivasi berprestasi 0,001 < 0,05, maka Ho (tidak ada pengaruh motivasi berprestasi tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar biologi) ditolak (P > 0,05 tidak ditolak) berarti ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi dan rendah pada prestasi belajar kognitif. Sedangkan pada prestasi belajar psikomotor dan afektif diperoleh Pvalue 0,127 dan 0,236 > 0,05, maka Ho (tidak ada pengaruh motivasi berprestasi tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar biologi) tidak ditolak. Sedangkan pada prestasi belajar psikomotor dan afektif diperoleh P-value 0,219 dan 0,851 > 0,05, maka Ho (tidak ada pengaruh metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi terhadap prestasi belajar biologi) diterima. 3. P-value sikap ilmiah 0,000 < 0,05, maka Ho ( tidak ada pengaruh sikap ilmiah commit to user tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar buologi) ditolak ( P < 0,05 tidak
perpustakaan.uns.ac.id
173 digilib.uns.ac.id
ditolak) berarti ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai sikap ilmiah tinggi dan rendah pada prestasi belajar kognitif. Sedangkan pada prestasi belajar psikomotor dan afektif diperoleh P-value 0,120 dan 0,158 > 0,05, maka Ho (tidak ada pengaruh sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar biologi) diterima. 4. P-value interaksi antara metode dan motivasi berprestasi siswa 0,546 > 0,05, maka Ho ( tidak terdapat interaksi antara pembelajaran menggunakan metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dengan motivasi berprestasi siswa) diterima (P < 0,05 ditolak) berarti tidak ada interaksi
antara
pembelajaran menggunakan metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dengan motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar biologi pada prestasi kognitif. Sedangkan pada prestasi belajar psikomotor terdapat interaksi antara metode dan motivasi berprestasi siswa karena diperoleh P-value 0,044 < 0,05 5. P-value interaksi antara metode dan sikap ilmiah 0,111 > 0,05 pada prestasi belajar kognitif sedangkan pada prestasi belajar psikomotor dan afektif diperoleh P-value 0,398 dan 0,218 > 0,05 maka Ho ( tidak terdapat interaksi antara pembelajaran menggunakan metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dengan sikap ilmiah siswa) diterima (P < 0,05 ditolak) berarti tidak terdapat interaksi antara pembelajaran menggunakan metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dengan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar biologi aspek kognitif, psikomotor dan afektif. 6. P-value interaksi antara motivasi berprestasi dan sikap ilmiah 0,501 > 0,05, commit to user pada prestasi belajar kognitif dan pada prestasi belajar psikomotor diperoleh P-
174 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
value 0,740 > 0,05 maka Ho ( tidak terdapat interaksi antara motivasi berprestasi siswa dengan sikap ilmiah siswa) diterima (P < 0,05 ditolak) berarti tidak terdapat interaksi antara motivasi berprestasi siswa dengan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar biologi aspek kognitif dan psikomotor. Tetapi pada prestasi belajar afektif terdapat interaksi antara motivasi berprestasi dengan sikap ilmiah siswa, karena diperoleh P-value 0,039 < 0,05. 7. P-value interaksi antara metode, motivasi berprestasi dan sikap ilmiah pada prestasi belajar kognitif, psikomotor dan afektif berturut-turut 0,642, 0,987, dan 0,606 > 0,05, maka Ho (tidak terdapat interaksi antara pembelajaran menggunakan metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dengan motivasi berprestasi dan sikap ilmiah siswa) diterima (P < 0,05 ditolak) berarti tidak terdapat interaksi antara pembelajaran menggunakan metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dengan motivasi berprestasi dan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar Biologi aspek kognitif, psikomotor dan afektif.
2. Uji Lanjut Pasca Analisis Variansi Tiga Jalan Uji lanjut anava atau uji komparasi ganda diperlukan untuk mengetahui karakteristik pada variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini uji komparasi ganda prestasi belajar kognitif dilakukan pada hipotesis pertama, kedua dan ketiga. Pada hipótesis keempat, kelima, keenam dan ketujuh tidak diperlukan uji komparasi ganda karena keputusan Ho tidak ditolak atau diterima. commit to user
175 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.23. Rangkuman Hasil Uji Komparasi Ganda (Uji Scheffe’) Keputusa Ho
F obs
v1
v2
F tabel
DK
p
n
< 0.05
ditolak
Komparasi Antar Kolom Metode (A1 Vs A2) 1102.677 µ1 = µ2
1
1
76
3.9100
3.9100
Komparasi Antar Kolom Motivasi Berprestasi (B1 Vs B2) µ1 = µ2
220.5900
1
76
3.9100
3.9100
< 0.05
ditolak
Komparasi Antar Baris Sikap Ilmiah (C1 Vs C2) µ1 = µ2
15.7643
1
76
3.9100
3.9100
< 0.05
ditolak
Berdasarkan rangkuman hasil uji komparasi ganda dengan menggunakan uji Scheffe diperoleh kesimpulan bahwa metode, motivasi berprestasi, dan sikap ilmiah ketiganya berpengaruh terhadap prestasi belajar biologi aspek kognitif. Hal ini dapat dilihat dari nilai Fobs yang masih lebih besar dari daerah kritik DK = 3,91 pada taraf signifikansi α = 0,05, sehingga Ho yang menyatakan tidak ada perbedaan prestasi belajar antara kelas yang diajar dengan metode pembelajaran inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi ditolak. Selanjutnya Ho yang menyatakan tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa dengan motivasi berprestasi tinggi dan rendah juga ditolak. Demikian juga Ho yang menyatakan tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa dengan sikap ilmiah tinggi dan rendah ditolak Kesimpulan di atas dipertegas dengan paparan diagram analysis of means (ANOM) pada program Minitab 15 berikut :
commit to user
176 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Uji Lanjut Anava Prestasi Belajar Antar Metode Alpha = 0.05
82 80 78
Mean
76.86 76
75.25
74
73.64
72 70
Inkuiri Bebas Termodifikasi
Inkuiri Terbimbing Metode
Gambar 4.15. Diagram ANOM Pengaruh Metode Terhadap Prestasi Belajar
Pada diagram di atas, garis vertikal biru untuk metode inkuiri terbimbing mengarah ke atas melewati garis merah, sedangkan garis vertikal biru untuk metode inkuiri bebas termodifikasi mengarah ke bawah melewati garis merah, berarti metode inkuiri terbimbing berpengaruh lebih besar terhadap prestasi belajar biologi dibandingkan dengan metode inkuiri bebas termodifikasi. Hal ini dapat menyebabkan prestasi belajar siswa yang diajar menggunakan metode inkuiri terbimbing lebih baik dibandingkan siswa yang diajar dengan metode inkuiri bebas termodifikasi.
commit to user
177 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Uji Lanjut Anava Prestasi Belajar Antar Motivasi Berprestasi Alpha = 0.05 79 78 77.323
77
Mean
76 75.25
75 74
73.177
73 72 Rendah
Tinggi Motivasi Berprestasi
Gambar 4.16. Diagram ANOM Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Belajar
Pada diagram ANOM pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar terlihat ada garis vertikal biru untuk motivasi berprestasi tinggi yang mengarah ke atas melewati garis merah, dan garis vertikal biru untuk motivasi berprestasi rendah yang mengarah ke bawah melewati garis merah. Ini menunjukkan bahwa motivasi berprestasi berpengaruh terhadap prestasi belajar biologi. Motivasi berprestasi tinggi berpengaruh lebih besar terhadap prestasi belajar biologi dibandingkan dengan motivasi berprestasi rendah. Hal ini dapat menyebabkan prestasi belajar siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih baik dibandingkan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah.. Pengaruh sikap ilmiah siswa kategori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar biologi disajikan pada diagram ANOM berikut ini: commit to user
178 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Uji Lanjut Anava Sikap Ilmiah Alpha = 0.05 79 78 77.160
Mean
77 76
75.25
75 74
73.340
73 72 Rendah
Tinggi Sikap Ilmiah
Gambar 4.17. Diagram ANOM Pengaruh sikap Ilmiah Terhadap Prestasi Belajar
Pada diagram di atas, garis vertikal biru untuk sikap ilmiah tinggi mengarah ke atas melewati garis merah, berarti sikap ilmiah tinggi berpengaruh lebih besar terhadap prestasi belajar biologi dibandingkan dengan sikap ilmiah rendah. D. Pembahasan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pembelajaran menggunakan metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi, ada atau tidaknya perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi dan motivasi berprestasi rendah, ada atau tidaknya perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah. Ada atau tidaknya interaksi motode pembelajaran inkuiri terbimbing dan inkuiri commit to user
179 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bebas termodifikasi terhadap prestasi belajar
biologi ditinjau dari
motivasi
berprestasi dan sikap ilmiah siswa. Pengukuran sebelum
motivasi berprestasi dan sikap ilmiah siswa
pembelajaran
berlangsung
dilakukan
dengan menggunakan angket motivasi
berprestasi dan sikap ilmiah siswa. Setelah selesai pembelajaran materi pokok sistem pencernaan pada manusia dilakukan tes tertulis untuk mengukur prestasi belajar biologi pada aspek kognitif dan tes unjuk kerja (performace test), serta angket untuk penilaian afektif. Dalam penelitian ini digunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi, suatu metode pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan mengaktifkan siswa, agar siswa mampu menemukan jawaban permasalahan dari materi yang dipelajari. 1. Hipotesis Pertama HO,A
: Tidak ada pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi terhadap prestasi belajar siswa
HI,A
: Ada pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi terhadap prestasi belajar siswa. Hasil perhitungan anava tiga jalan dengan sel tidak sama prestasi belajar
biologi aspek kognitif diperoleh harga F = 66,7909 > Fα untuk faktor metode atau P-value 0,000 < 0,05, maka Ho (tidak ada pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi terhadap prestasi belajar siswa) ditolak, (P > 0,005 tidak ditolak). Berarti ada pengaruh metode inkuiri terbimbing commit to user dan inkuiri bebas termodifikasi terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini juga
perpustakaan.uns.ac.id
180 digilib.uns.ac.id
dikuatkan dengan hasil analysys of mean pada gambar 4.12 bahwa metode inkuiri terbimbing berpengaruh lebih kuat terhadap prestasi belajar dari pada metode inkuiri bebas termodifikasi. Siswa yang diberi pembelajaran menggunakan metode inkuiri terbimbing mendapatkan prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diberi pembelajaran dengan metode inkuiri bebas termodifikasi. Hal ini menunjukkan penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi memberikan efek berbeda terhadap prestasi belajar biologi pada materi pokok sistem pencernaan pada manusia. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi berpengaruh terhadap prestasi belajar biologi aspek kognitif pada materi sistem pencernaan pada manusia. Rata-rata prestasi belajar siswa yang menggunakan metode inkuiri terbimbing 80,44 sedangkan rata-rata siswa yang menggunakan metode inkuiri bebas termodifikasi 70,06. Berdasarkan hasil tersebut, siswa yang menggunakan metode inkuiri terbimbing mempunyai prestasi lebih baik dari pada yang menggunakan metode inkuiri bebas termodifikasi. Metode pembelajaran inkuiri terbimbing mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan metode pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi. Menurut Sund dalam Momi Sahromi (1986:55) Inkuiri terbimbing “inkuiri yang banyak dicampuri guru”. Guru banyak mengarahkan dan memberikan petunjuk baik melalui prosedur yang lengkap maupun pertanyaan- pertanyaan pengarahan selama proses inkuiri, sehingga siswa melakukan penyelidikan lebih mengarah. LKS yang digunakan siswa sangat terarah, dalam berhipotesis, untuk memperoleh data, dan dalam membuat commit to user
181 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kesimpulan dibimbing oleh guru. Hal ini yang menyebabkan waktu lebih tepat dan efektif dibandingkan metode inkuiri bebas termodifikasi. Sedang
untuk
metode
inkuiri
bebas
termodifikasi
pelaksanaan
pembelajaran banyak ditemukan hambatan atau kendala-kendala, diantaranya (1) siswa masih banyak mengalami kesulitan dalam uji glukosa, membatasi tidak tercampurnya bahan makanan satu dengan yang lain; (2) siswa dihantui perasaan takut berbuat keliru; (3) ketidakpahaman siswa terhadap cara pengujian bahan makanan dengan menggunakan semua reagent sehingga memerlukan waktu yang lama bagi siswa untuk dapat menemukan cara yang benar, sehingga kelompok diskusi mereka hanya melakukan coba-coba benar atau salah sementara waktu sudah harus berakhir. Peggy Brickman, Cara Gormally, Norris Armstrong (2009) dalam jurnalnya mengatakan bahwa “Comparing groups with high and low level cognitive development, they found that students with a high level of cognitive development were more open to inquiry, while students with lower levels of cognitive development still valued the open format of the lab, but needed special attention and more guidance”. Sesuai pernyataan ini berarti siswa yang memiliki tingkat perkembangan kognitive tinggi lebih bisa diberi pembelajaran inkuiri yang lebih terbuka, sedangkan siswa yang memiliki tingkat perkembangan kognitif rendah masih dapat diberi pembelajaran dengan format yang terbuka tetapi membutuhkan perhatian khusus. Jadi jika ada dua kelompok siswa yang memiliki tingkat perkembangan kognitif sama akan lebih berhasil meraih prestasi pada kelompok yang diberi pembelajaran dengan inkuiri yang lebih banyak pengarahan commit to user dari guru.
182 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D’Avanzo 1996, Elck et sl. 2005, Holton and Clarke 2006 dalam jurnal Elizabeth N. Hane (2007), “Guided –inquiry can help inexperienced leaners gain confidence and awareness of their learning, while at the same time moving the students toward a more open-ended type of inquiry”. Pernyataan ini menunjukkan bahwa inkuiri terbimbing dapat membantu siswa yang belum berpengalaman dalam sains untuk menambah rasa percaya diri dan kesadaran belajar mereka, kemudian pada saat yang sama mengarahkan siswa kepada inkuiri terbuka. Jadi prestasi belajar biologi kelompok siswa yang diberi pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing lebih baik karena siswa lebih memiliki rasa percaya diri dan kesadaran dalam belajar mereka. Hal inilah yang dapat mendorong meningkatkan prestasi. Hasil penelitian dari Elizabeth N. Hane (2007), yang dituangkan dalam jurnalnya “By the end of the course, all students improved on the post test (mean 26%; p < 0.001) and there was no difference in post test scores between groups of students with or without undergraduate research experiencece” Pada akhir studi semua siswa hasil postesnya meningkat baik siswa yang telah berpengalaman dalam penelitian atau tidak berpengalaman dalam penelitian. Berkaitan dengan penelitian ini maka siswa-siswa yang diberi pembelajaran menggunakan metode inkuiri
terbimbing baik yang sudah memiliki cukup bekal kemampuan
bereksperimen ataupun yang sedikit bekal kemampuannya dalam bereksperimen mampu menghasilkan prestasi belajar biologi yang lebih baik dibandingkan dengan siswa-siswa yang diberi pembelajaran menggunakan metode inkuiri bebas termodifikasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
183 digilib.uns.ac.id
Menurut Wina Sanjaya (2006: 208-209) keunggulan dan kelemahan pembelajaran dengan inkuiri, diantaranya: a) Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna. b) Strategi pembelajaran inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa sesuai dengan gaya belajar mereka. c) Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. d) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Kelemahan pembelajaran dengan inkuiri, diantaranya: a) jika strategi pembelajaran inkuiri digunakan sebagai strategi, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa. b) strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar, c) kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan, d) selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi pembelajaran inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru. Sistem belajar inkuiri yang dikembangkan Bruner menggunakan landasan pemikiran pendekatan belajar mengajar dalam Syaiful Bahri (1995 : 20) mengatakan hasil belajar dengan inkuiri lebih mudah dihafal dan diingat, mudah ditransfer untuk memecahkan masalah. Pengetahuan dan kecakapan anak didik merasa puas atas penggunaan sendiri. Sedang kelemahannya metode inkuiri memakan waktu yang sangat banyak, dan kalau kurang terpimpin atau kurang terarah dapat menjurus kepada kekacauan dan kekaburan atas materi yang dipelajari. Pandangan pengajar-pengajar sains tentang inkuiri terbuka dalam jurnal Patrick L.Brown, Sandar K.Abell, Abdulkadir Demir (2006), dikatakan “ They believed that inquiry was more appropriate for upper level science majors than for introductory or nonscience majors. Although faculty members valued inquiry, they perceived limitations of time, class size, student motivation, and student to user ability”. Menurut mereka inkuiri commit lebih sesuai untuk mata pelajaran sains tingkat
perpustakaan.uns.ac.id
184 digilib.uns.ac.id
lebih atas (siswa lebih berpengalaman) dari pada untuk mata pelajaran dasar (siswa belum berpengalaman) atau bukan sains. Penilaian mereka terhadap inkuiri adalah pelaksanaan inkuiri dirasakan pada keterbatasan waktu, jumlah siswa, motivasi siswa, dan kemampuan siswa. Beberapa kendala tersebut di atas mengakibatkan pada pembelajaran dengan metode inkuiri bebas termodifikasi pada materi sistem pencernaan pada manusia melahirkan beberapa kelemahan diantaranya memerlukan waktu yang relative lama sehingga kurang efektif, sering terjadi tiap pertemuan dalam pembelajaran tidak dapat menyisakan waktu untuk diskusi kelas dalam menarik kesimpulan, dan bahkan beberapa kelompok kerja tertentu belum berhasil menjawab beberapa pertanyaan dalam LKS yang disediakan dikarenakan kelompok kerja mereka belum berhasil memperoleh data. .
Beberapa kelemahan metode inkuiri bebas termodifikasi di atas itulah
yang berpeluang menghambat proses inkuri untuk menemukan konsep atau prinsip biologi yang sedang dipelajari sehingga melahirkan prestasi hasil belajar yang lebih rendah dibandingkan dengan metode inkuiri terbimbing. Pada metode pembelajaran inkuiri terbimbing, siswa cenderung aktif dan lebih terarah pada saat mendapat data maupun saat melaporkan hasil percobaanya Sementara pada metode inkuiri bebas termodifikasi hanya siswa-siswa yang pandai yang aktif hal ini dimungkinkan karena metode inkuiri dianggap hal baru bagi siswa di SMP. Pembelajaran biologi biasanya dengan metode eksperimen, sehingga bimbingan pada proses-proses inkuiri masih sangat diperlukan. Nilai rata-rata prestasi belajar psikomotor untuk kelas inkuiri terbimbing commit to user dan inkuiri bebas termodifikasi adalah 82,08 dan 81,41. Sedangkan nilai rata-rata
perpustakaan.uns.ac.id
185 digilib.uns.ac.id
untuk prestasi belajar afektif untuk kelas inkuiri terbimbing dan kelas inkuiri bebas termodifikasi yaitu 84,77 dan 84,58. Berdasarkan hasil uji general linier model, pada prestasi belajar psikomotor dan afektif berturut-turut diperoleh Pvalue 0,329 > 0,005 dan P-value 0,851 > 0,005, maka Ho (tidak ada pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi terhadap prestasi belajar siswa) tidak ditolak. Berarti tidak ada perbedaan prestasi belajar psikomotor dan afektif antara siswa yang diberi pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Metode inkuiri menurut Bruner dalam Moh. Amien (1979:12) antara lain: a) siswa akan memberi konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih baik, b) membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru, c) mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, d) mendorong siswa untuk berfikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri, e) memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik, f) situasi proses belajar menjadi lebih merangsang. Menurut Wina Sanjaya (2006: 208) keunggulan pembelajaran dengan inkuiri, diantaranya: a) Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna. b) Strategi pembelajaran inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa sesuai dengan gaya belajar mereka. c) Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. d) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Metode inkuiri dapat mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri dan memberikan ruang kepada siswa sesuai dengan gaya belajar mereka, commit to user sehingga pada saat belajar siswa berusaha untuk berhasil dalam melaksanakan
186 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kegiatan. Siswa memiliki kebebasan dan tidak merasa tertekan dalam belajar. Hal inilah yang memungkinkan siswa yang diajar dengan metode inkuiri bebas termodifikasi dapat meraih prestasi belajar psikomotor dan afektif yang hampir sama dengan siswa yang diajar dengan metode inkuiri terbimbing. Dengan demikian tidak terdapat pengaruh yang signifikan metode pembelajaran inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi terhadap prestasi belajar psikomotor dan afektif. 2. Hipotesis Kedua HO,B
: Tidak ada pengaruh motivasi berprestasi tinggi dan motivasi berprestasi rendah terhadap prestasi belajar siswa
HI,B
: Ada pengaruh motivasi berprestasi tinggi dan motivasi berprestasi rendah terhadap prestasi belajar siswa Hasil perhitungan uji analisis varians tiga jalan sel tak sama diperoleh Fhitung
= 13.3950 > Ftabel = 3,91 atau dari general linier model P-Value = 0,001 < α = 0,05, sehingga HOB ditolak, artinya ada perbedaan prestasi belajar antara siswa dengan motivasi berprestasi kategori tinggi dan siswa dengan motivasi berprestasi rendah terhadap prestasi belajar biologi aspek kognitif pada materi sistem pencernaan manusia. Hasil ini juga dikuatkan dengan hasil analisys of mean pada gambar 4.13 yang menunjukkan bahwa siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi mendapatkan prestasi lebih tinggi dibandigkan dengan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Motivasi berprestasi tinggi berpengaruh lebih besar terhadap prestasi belajar biologi dibandingkan dengan motivasi berprestasi rendah.
commit to user
187 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari hasil uji Scheffe diperoleh Fhitung = 220.5900 > Ftabel = 3.9100. Ini artinya bahwa motivasi berprestasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar biologi pada materi sistem pencernaan pada manusia. Menurut Scott T. Rabideau (2005) ”Achievement motivation can be defined as the need for success or the attainment of excellentc”. Motivasi berprestasi dapat dinyatakan sebagai kebutuhan untuk berhasil atau mencapai keunggulan. Sehingga siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik karena memiliki kebutuhan untuk lebih baik. Sri Esti (2002:355) menyatakan bahwa ”siswa-siswa yang termotivasi untuk berprestasi akan melakukan tugas lebih lama daripada siswa-siswa yang kurang berprestasi”.Pernyataan
yang
dicuplik
dari
(Wendt,1955:
French
dan
Thomas,1958; Kestenbaum,1970) oleh Sri Esti (2002:355) ”Tidak mengherankan siswa yang motivasinya berprestasi tinggi cenderung sukses dalam melakukan tugas-tugas di sekolah”. Jadi siswa-siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan lebih tekun belajar sehingga hasil belajar yang lebih baik dibandingkan siswa-siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Winkel, (1996: 175-176), menyatakan ”salah satu teori yang mendapat perhatian khusus dalam psikologi pengajaran adalah ”achievement motivation” (motivasi berprestasi), yaitu daya penggerak dalam diri seseorang untuk memperoleh
keberhasilan
dan
melibatkan
diri dalam
kegiatan
dimana
keberhasilannya tergantung pada usaha pribadi dan kemampuan yang dimiliki. Daya penggerak ini merupakan suatu ciri kepribadian (trait) sebagai hasil dari suatu proses perkembangan selama kurun waktu yang lama. Siswa yang memiliki commit to user motivasi tinggi akan memiliki daya penggerak dalam diri yang tinggi pula
perpustakaan.uns.ac.id
188 digilib.uns.ac.id
sehingga peluang untuk berhasil lebih tinggi. Namun motivasi belajar tidak hanya memberikan kekuatan pada daya belajar, tetapi juga memberikan arah yang jelas”. Menurut Martinis Yamin (2009:86) “ belajar merupakan perubahan perilaku seseorang melalui latihan dan pengalaman, motivasi akan memberikan hasil yang lebih baik terhadap perbuatan yang dilakukan seseorang”. Dari hasil perhitungan analisis dan menurut pendapat beberapa ahli dapat dibuktikan dan disimpulkan bahwa siswa yang mempunyai motivasi berprestasi kategori tinggi akan memberikan pengaruh yang lebih besar atau relatif lebih baik jika dibandingkan dengan siswa yang mempunyai motivasi berprestasi kategori rendah. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai motivasi berprestasi kategori tinggi memiliki kelebihan, antara lain lebih siap dalam melakukan percobaan atau penyelidikan, lebih percaya diri, lebih cepat mendapat data dan menarik kesimpulan, mudah memahami konsep serta akan cepat menangkap konsep-konsep baru. Isian LKS hasil atau laporan penyelidikan juga lebih lengkap. Secara umum dapat dilihat bahwa siswa aktif dan kreatif dalam percobaan/praktikum saat melakukan penyelidikan di laboratorium. Sedangkan siswa yang mempunyai motivasi berprestasi kategori rendah memiliki kelemahan sebagai berikut, “kurang siap dalam percobaan, kadang suka bermain sendiri, kurang bersemangat dalam mengikuti percobaan dan sulit menemukan konsep baru”. Dari kelemahan di atas maka perlu ada solusi, antara lain : a)
Perlu
pembimbingan oleh guru. b) Bisa diadakan wawancara, untuk menggali masalah commit to user siswa lebih baik, pada kegiatan praktikum atau penyelidikan. Hal inilah yang
perpustakaan.uns.ac.id
189 digilib.uns.ac.id
menyebabkan siswa dengan motivasi berprestasi kategori rendah mempunyai hasil prestasi belajar yang relative lebih jelek atau kurang memuaskan dibandingkan dengan siswa dengan motivasi berprestasi kategori tinggi. Nilai rata-rata prestasi belajar psikomotor untuk kelompok motivasi berprestasi tinggi dan motivasi berprestasi rendah adalah 82,38 dan 81,04. Sedangkan nilai rata-rata untuk prestasi belajar afektif untuk kelompok motivasi berprestasi tinggi dan motivasi berprestasi rendah yaitu 85,64 dan 83,60. Berdasarkan hasil uji general linier model, pada prestasi belajar psikomotor dan afektif berturut-turut diperoleh P-value 0,120 > 0,005 dan P-value 0,236 > 0,005, maka Ho (tidak ada pengaruh motivasi berprestasi tinggi dan motivasi berprestasi rendah terhadap prestasi belajar siswa) tidak ditolak. Berarti tidak ada perbedaan prestasi belajar psikomotor dan afektif antara siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan motivasi berprestasi rendah. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Menurut Martinis yamin (2009:84)”Suatu ciri dari kebutuhan prestasi adalah kebutuhan dapat dipelajari. Dimana seseorang siswa yang pada mulanya memiliki prestasi rendah, kemudian mendapat pelatihan dan pengalaman menaikkan prestasi”. Ada banyak upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Beberapa upaya tersebut yaitu yang berhubungan dengan prinsipprinsip belajar, unsur-unsur dinamis belajar, pemanfaatan pengalaman, dan mengembangkan cita-cita. (Gino, 2000:121). Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat ditingkatkan untuk dapat meningkatkan prestasi. Menurut Covington’s theory of self worth, seseorang individu belajar dari commit to user masyarakat bahwa seseorang dinilai karena prestasinya.(Sri Esti, 2002:339). Dan
190 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menurut Sri Esti (2002:336), dalam teori atribusi, locus of control dapat berubah tergantung pada situasi atau suatu kegiatan. External locus of control seseorang yang percaya bahwa keberhasilan ditentukan oleh nasib dan orang lain dapat berubah ke internal locus of control bahwa keberhasilan ditentukan oleh usaha dan kemampuannya sendiri. Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat berubah dan ditingkatkan untuk dapat meraih keberhasilan dan prestasi dengan usahanya sendiri. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah setelah mendapatkan pengalaman pembelajaran berusaha untuk dapat berhasil melakukan kegiatan. Hal inilah yang memungkinkan prestasi belajar psikomotor dan afektif siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan rendah hampir sama, sehingga tidak terdapat pengaruh yang signifikan motivasi berprestasi tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar psikomotor dan afektif siswa. Hasil penelitian Helgeir Nilsen yang dituangkan
dalam
jurnalnya
(2009),
tentang
faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi motivasi, self-efficacy, dan harapan sebagai berikut ” base on research feedback from students, and my own experience the following actions are important to influence the three factors: let students experience succsess, emphasize student well being and confidence, increase motivation and enthuiasm among lecturers, more learning by doing, make students more aware of value of content in the syllabus”.
Hal ini menunjukkan bahwa motivasi siswa dapat diubah oleh faktor-faktor tindakan yaitu menunjukkan pengalaman keberhasilan siswa, menekankan siswa untuk menjadi baik dan percaya diri, meningkatkan motivasi dan semangat pengajar, pembelajaran dengan melakukan, menyadarkan siswa akan nilai dan commit to user dan inkuiri bebas termodifikasi materi pelajaran. Pembelajaran inkuiri terbimbing
perpustakaan.uns.ac.id
191 digilib.uns.ac.id
merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa belajar dengan melakukan melalui keterampilan proses, sehingga motivasi siswa meningkat untuk mengikuti kegiatan. Dengan demikian perubahan motivasi belajar pada kelompok siswa dengan motivasi berprestasi rendah dapat mencapai prestasi yang hampir sama dengan siswa kelompok motivasi berprestasi tinggi. 3. Hipotesis ketiga HO,C
: Tidak ada pengaruh sikap ilmiah tingi dan sikap ilmiah rendah terhadap prestasi belajar siswa
HI,C
: Ada pengaruh sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah terhadap prestasi belajar siswa Hasil perhitungan uji analisis varians tiga jalan sel tak sama diperoleh-
Fhitung = 15.2779 > Ftabel = 3.9200 atau pada general linier model P-Value = 0,000 < α = 0,05 sehingga HOB ditolak, artinya ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar biologi aspek kognitif pada materi sistem pencernaan manusia. Hasil ini juga dikuatkan dengan grafik analisys of mean seperti dipaparkan pada gambar 4.16 Berdasarkan hasil analisys of mean menujukkan bahwa sikap ilmiah tinggi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar. Rata-rata prestasi belajar siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi lebih tinggi dibandingkan ratarata prestasi belajar siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah. Menurut Nurhadi (2004:188) sikap dan nilai ilmiah adalah sikap ingin tahu, tidak percaya takhayul, jujur dalam menyajikan data faktual, terbuka, kreatif dalam menghasilkan karya ilmiah, peduli terhadap makhluk hidup dan commit to user lingkungan, tekun dan teliti dan E. Mulyasa (2006: 109), “sikap ilmiah meliputi
perpustakaan.uns.ac.id
192 digilib.uns.ac.id
obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, berkemauan dan tanggung jawab”.Siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi berarti memiliki sikap teliti, hatihati, seksama, optimis, berkemauan ,memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga semangat belajar yang lebih tinggi dibanding dengan siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah. Menurut Martinis Yamin (2009:86) mengatakan “hasil belajar dapat diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan, perubahan yang lebih baik dibandingkan sebelumnya, misal dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak jujur menjadi jujur”. Jadi pada proses inkuiri tidak hanya meninjau hasil kognitifnya, sikap ilmiah siswa juga sangat penting diantaranya siswa jadi lebih jujur. Siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi saat melakukan penyelidikan cenderung lebih serius dan pantang menyerah. Namun bagi siswa memiliki sikap ilmiah rendah cenderung pasif dalam penyelidikan atau percobaan. Siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah cenderung kurang tekun dan kurang berkemauan. Sehingga hasil prestasi belajar untuk siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah memiliki rerata yang lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi. Nilai rata-rata prestasi belajar psikomotor untuk kelompok sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah adalah 82,34 dan 81,15. Sedangkan nilai rata-rata untuk prestasi belajar afektif untuk kelompok sikap ilmiah tinggi dan kelompok sikap ilmiah rendah yaitu 85,70 dan 83,65. Berdasarkan hasil uji general linier model, pada prestasi belajar psikomotor dan afektif berturut-turut diperoleh Pcommit to user value 0,121 > 0,005 dan P-value 0,158 > 0,005, maka Ho (tidak ada pengaruh
perpustakaan.uns.ac.id
193 digilib.uns.ac.id
sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah terhadap prestasi belajar siswa) tidak ditolak. Berarti tidak ada perbedaan prestasi belajar psikomotor dan afektif antara siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Menurut Ngalim Purwanto (2010:142), “Di dalam kehidupan manusia, sikap selalu mengalami perubahan dan perkembangan”. Jadi sikap ilmiah siswa dapat berubah dan meningkat. Sikap ilmiah rasa ingin tahu, optimis, optimis, berkemauan berubah dan berkembang pada kelompok siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah ketika siswa memperoleh pengalaman belajar. Perubahan sikap ilmiah siswa inilah yang memungkinkan prestasi belajar psikomotor dan afektif pada kelompok siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah hampir sama dengan prestasi belajar siswa pada kelompok sikap ilmiah tinggi. 4. Hipotesis Keempat HO,AB
: Tidak ada interaksi antara metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa.
HI,AB
: Ada interaksi antara metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa. Hasil perhitungan uji analisis varians tiga jalan sel tak sama diperoleh Fhitung
= 0.3090 < Ftabel = 3.9200 dan P-Value > 0.05 atau dari perhitungan general linier model
P-Value 0.546 > α = 0,05, sedangkan pada prestasi belajar afektif
diperoleh P-value 0,787 > α = 0,05, sehingga HO, AB tidak ditolak, artinya tidak ada interaksi antara metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi commit to user dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif pada
194 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
materi sistem pencernaan manusia. Berdasarkan perhitungan general linier model untuk prestasi belajar psikomotor diperoleh P-value 0,041 < α 0,05, sehingga HO,AB ditolak, artinya ada interaksi antara metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar psikomotor. Ada tidaknya interaksi antara metode pembelajaran dengan motivasi berprestasi siswa dapat dijelaskan sebagai berikut : Berdasarkan hipotesa pertama, pembelajaran biologi menggunakan metode inkuiri terbimbing lebih baik daripada menggunakan metode inkuiri bebas termodifikasi terhadap prestasi belajar. Sedangkan pada hipotesa ke dua tingkat motivasi berprestasi ada pengaruh terhadap prestasi belajar. Pada proses pembelajaran biologi menggunakan metode inkuiri terbimbing maupun metode inkuiri bebas termodifikasi semakin tinggi motivasi berprestasi siswa, akan semakin tinggi pula prestasi belajarnya. Kenyataan di lapangan yaitu pada saat proses penyelidikan di laboratorium terlihat untuk siswa yang mempunyai motivasi berprestasi kategori tinggi lebih aktif dan tekun baik pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing maupun metode inkuiri bebas termodifikasi. Sehingga disimpulkan apapun metode pembelajaran yang diterapkan, siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang mempunyai motivasi berprestasi rendah. Karena pengaruh yang ditimbulkan saling independen maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi interaksi antara metode pembelajaran dengan motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
195 digilib.uns.ac.id
Sedangkan pada prestasi belajar psikomotor siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan motivasi berprestasi rendah memperoleh rata-rata prestasi belajar yang hampir sama baik pada pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi sehingga metode dan motivasi berprestasi pengaruhnya saling mendukung. Motivasi siswa dapat diubah melalui pembelajaran dengan melakukan, seperti pembelajaran inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh Helgeir Nilsen yang dituangkan dalam jurnalnya (2009), tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi, self-efficacy, dan harapan sebagai berikut ” base on research feedback from students, and my own experience the following actions are important to influence the three factors: let students experience succsess, emphasize student well being and confidence, increase motivation and enthuiasm among lecturers, more learning by doing, make students more aware of value of content in the syllabus”. Pembelajaran dengan metode inkuiri merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa belajar dengan melakukan melalui keterampilan proses, sehingga motivasi siswa meningkat untuk mengikuti kegiatan. Dengan demikian perubahan motivasi belajar pada kelompok siswa dengan motivasi berprestasi rendah dapat mencapai prestasi yang hampir sama dengan siswa kelompok motivasi berprestasi tinggi. Sehingga dapat disimpulkan terjadi interaksi antara metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar psikomotor siswa. 5. Hipotesis Kelima HO,AC
: Tidak ada interaksi antara metode inkuiri terbimbing , inkuiri bebas termodifikasi dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
HI,AC
196 digilib.uns.ac.id
: Ada interaksi antara metode inkuiri terbimbing, inkuiri bebas termodifikasi dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa. Hasil penghitungan uji analisis varians tiga jalan sel tak sama diperoleh
Fhitung = 2.7649 < Ftabel = 3.92 dan P-Value > 0.05 atau dari general linear model P-Value = 0,111 > α = 0,05, sedang pada prestasi belajar psikomotor dan afektif berturut-turut diperoleh P-value 0,400 > 0.05 dan P-value 0,218 > 0.05 sehingga HO,AC tidak ditolak, artinya tidak ada interaksi antara metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar biologi aspek kognitif, psikomotor dan afektif pada materi sistem pencernaan manusia. Tidak adanya interaksi antara metode pembelajaran dengan motivasi berprestasi dapat dijelaskan sebagai berikut : Berdasarkan hipotesa pertama, pembelajaran biologi menggunakan metode inkuiri terbimbing lebih baik dari pada menggunakan metode inkuiri bebas termodifikasi terhadap prestasi belajar. Sedangkan pada hipotesa ke tiga tingkat sikap ilmiah berpengaruh terhadap prestasi belajar. Pada proses pembelajaran biologi menggunakan metode inkuiri terbimbing maupun metode inkuiri bebas termodifikasi semakin tinggi sikap ilmiah, akan semakin tinggi pula prestasi belajarnya. Kenyataan di lapangan yaitu pada saat proses penyelidikan di laboratorium terlihat untuk siswa yang mempunyai sikap ilmiah kategori tinggi lebih aktif dan lebih semangat baik pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing maupun metode inkuiri bebas termodifikasi. Sehingga disimpulkan apapun metode pembelajaran yang diterapkan, siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi akan memiliki prestasi belajar commit to user yang lebih baik daripada yang memiliki sikap ilmiah tingkat rendah. Karena
perpustakaan.uns.ac.id
197 digilib.uns.ac.id
pengaruh yang ditimbulkan saling independen maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi interaksi antara metode pembelajaran dengan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar kognitif , psikomotor, dan afektif. Metode inkuiri belum tentu dapat mempengaruhi sikap siswa sehingga prestasi belajarnya meningkat. Pada pembelajaran inkuiri terbimbing juga memiliki kekurangan. Menurut AbdiRizak Mohamed yang dituangkan dalam jurnalnya (2008), “Students quiz and exam outcomes indicated significant difference between collaborative learning and traditional lecturing (P=0,01) but not within the active learning variants or POGIL versus traditional lecturing (P> 0,05), suggesting students performed best on content taught by collaborative learning”. Hasil quis dan ujian dari pembelajaran kooperatif lebih bagus dibandingkan dengan tradisional dan POGIL (Process Oriented Guided Inquiry Learning), dan tidak ada perbedaan signifikan hasil kuis dan ujian antara pembelajaran tradisional dengan pembelajaran inkuiri terbimbing. 6. Hipotesis Keenam HO,BC : Tidak ada interaksi antara motivasi berprestasi dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa. HI,BC : Ada interaksi antara motivasi berprestasi dengan sikap ilmiah dengan terhadap prestasi belajar siswa. Hasil perhitungan uji analisis varians tiga jalan sel tak sama diperoleh Fhitung = 0.5279 < Ftabel = 3,91 atau P-Value > α = 0,05 atau dari general linier model diperoleh P-value 0,501> α = 0,05, sedangkan pada prestasi belajar psikomotor diperoleh P-value 0,820 > α = 0,05, sehingga HO,BC tidak ditolak, artinya tidak commit to user ada interaksi antara motivasi berprestasi dengan sikap ilmiah terhadap prestasi
perpustakaan.uns.ac.id
198 digilib.uns.ac.id
belajar biologi pada materi sistem pencernaan pada manusia. Berdasarkan perhitungan dengan general linier model pada prestasi belajar afektif diperoleh Pvalue 0,039 < α = 0,05. sehingga HO,BC ditolak, artinya ada interaksi antara motivasi berprestasi dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar biologi pada materi sistem pencernaan manusia. Ada tidaknya interaksi antara motivasi berprestasi dan sikap ilmiah dapat dijelaskan sebagai berikut: Berdasarkan penjelasan pada hipotesis kedua tingkat motivasi berprestasi ada pengaruh terhadap prestasi belajar kognitif. Sedangkan rata-rata prestasi belajar psikomotor dan afektif untuk kelompok motivasi berprestasi tinggi sedikit lebih baik dibandingkan kelompok motivasi berprestasi rendah. Pada hipotesa ke tiga tingkat sikap ilmiah berpengaruh terhadap prestasi belajar kognitif. Dilihat dari rata-rata prestasi belajar psikomotor dan afektif pada kelompok sikap ilmiah tinggi sedikit lebih baik dibandingkan kelompok sikap ilmiah rendah. Pada proses pembelajaran biologi menggunakan metode inkuiri terbimbing maupun metode inkuiri bebas termodifikasi semakin tinggi motivasi berprestasi siswa, akan semakin tinggi pula prestasi belajarnya. Kenyataan di lapangan yaitu pada saat proses penyelidikan di laboratorium terlihat untuk siswa yang mempunyai motivasi berprestasi kategori tinggi lebih siap, aktif dan tekun baik pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing maupun metode inkuiri bebas termodifikasi. Pada proses pembelajaran biologi menggunakan metode inkuiri terbimbing maupun metode inkuiri bebas termodifikasi semakin tinggi sikap ilmiah, akan semakin tinggi pula prestasi belajarnya. Kenyataan di lapangan yaitu pada saat proses penyelidikan di laboratorium terlihat untuk siswa yang commit to user mempunyai sikap ilmiah kategori tinggi lebih aktif dan lebih semangat baik
perpustakaan.uns.ac.id
199 digilib.uns.ac.id
pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing maupun metode inkuiri bebas termodifikasi. Sehingga disimpulkan siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan sikap ilmiah tinggi akan memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada yang memiliki motivasi berprestasi rendah dan sikap ilmiah rendah. Karena pengaruh yang ditimbulkan saling independen maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi interaksi antara motivasi berprestasi dengan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar kognitif , dan psikomotor. Sedangkan pengaruh motivasi berprestasi dan sikap ilmah pengaruhnya saling mendukung terhadap prestasi belajar afektif, dan motivasi berprestasi dapat berpengaruh terhadap sikap ilmiah siswa sehingga terdapat interaksi antara motivasi berprestasi dan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar afektif. Menurut Ngalim Purwanto (2010:102), “ 7. Hipotesis Ketujuh HO,ABC : Tidak ada interaksi antara metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi , motivasi berprestasi dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa. HI,ABC : Ada interaksi antara metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi, motivasi berprestasi dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa. Hasil perhitungan uji analisis varians tiga jalan sel tak sama diperoleh Fhitung = 0.0.1732 < Ftabel = 3,9200 dan P-Value > α = 0,05, atau dari general linear model diperoleh P-Value = 0,642 > α = 0,05 pada prestasi belajar kognitif. Sedangkan pada prestasi belajar psikomotor dan afektif diperoleh P-value berturut-turut 0,905 commit to user dan 0,686 > α = 0,05 sehingga HO,ABC tidak ditolak, artinya tidak ada interkasi
perpustakaan.uns.ac.id
200 digilib.uns.ac.id
antara metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi , motivasi berprestasi dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar biologi pada materi sistem pencernaan pada manusia. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa antara kelas dengan metode pembelajaran, motivasi berprestasi dan sikap ilmiah tidak memberikan pengaruh secara bersamaan terhadap prestasi belajar. Tidak adanya interaksi antara penggunaan metode pembelajaran dengan motivasi berprestasi dan sikap ilmiah siswa dapat dijelaskan sebagai berikut : apapun metode yang digunakan, apapun jenis motivasi berprestasi siswa tinggi atau rendah, tidak memberikan pengaruh terhadap sikap ilmiah siswa. Siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi akan memperoleh nilai prestasi yang lebih tinggi dibanding dengan siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah. Apapun metode yang digunakan, apapun jenis sikap ilmiah tinggi atau rendah, tidak memberikan pengaruh terhadap motivasi berprestasi. Siswa. yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan memperoleh nilai prestasi yang lebih tinggi dibanding dengan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Sehingga dapat disimpulkan tidak ada interaksi antara penggunaan metode inkuiri terbimbing inkuiri bebas termodifikasi, motivasi berprestasi dan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar biologi pada materi sistem pencernaan pada manusia. Prestasi atau hasil belajar yang diraih oleh siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Ngalim Purwanto (2010:102), “berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-macam faktor. Adapun faktor-faktor itu dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu faktor individual dan faktor sosial”. Yang termasuk faktor individual antara lain: faktor kematangan/pertumbuhan, commit to user kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor
201 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sosial antara lain faktor keluarga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam belajar-mengajar, lingkungan, kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru perlu mempertimbangkan berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar tersebut, sehingga diharapkan hasil belajar yang dicapai oleh siswa lebih optimal. Selain itu, masih banyak keterbatasan dalam penelitian ini sehingga peneliti tidak dapat mengontrol faktor-faktor yang berpengaruh di luar kegiatan pembelajaran di kelas. F. Keterbatasan Penelitian Dalam
melaksanakan
penelitian,
peneliti
telah
berusaha
untuk
mendapatkan hasil yang optimal dengan meminimalisir kesalahan-kesalahan yang tak terhindarkan, tetapi peneliti menyadari sepenuhnya akan keterbatasan dalam melaksanakan penelitian, keterbatasan tersebut meliputi : 1.
Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data berupa angket motivasi berprestasi dan sikap ilmiah, serta tes hasil prestasi belajar biologi, bukan instrumen yang sudah baku walaupun sudah di uji cobakan di sekolah yang lain yang memiliki karaktristik sama.
2.
Dalam penelitian ini, peneliti hanya dibantu oleh seorang teman guru biologi , sehingga jalannya penelitian masih kurang terkontrol sepenuhnya, masih banyak hal-hal yang luput dari pengawasan peneliti. Untuk lebih baiknya, apabila akan melakukan penelitian lagi, hendaknya dilakukan oleh beberapa orang sebagai peneliti sehingga data yang diperoleh dan perlakuan commit to user yang diterapkan pada obyek penelitian dapat terlaksana dengan baik.
202 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.
Keterbatasan dalam pembuatan LKS, karena belum ada petunjuk yang baku tentang pembuatan LKS sehingga dalam menyusun dan menuangkan indikator yang sesuai dengan kompetensi masih berdasarkan pengalaman peneliti. Sebaiknya LKS yang akan digunakan untuk penyelidikan (inkuiri) sudah di uji cobakan sehingga semua kegiatan dan masalah sesuai dengan indikator dan kompetensinya.
4.
Keterbatasan sumber informasi yang dimiliki oleh peneliti ketika akan memulai penelitian. Peneliti masih kesulitan untuk menemukan sumber informasi mengenai metode inkuiri bebas termodifikasi. Disamping itu juga kesulitan peneliti dalam mencari jurnal internasional sehingga dalam pembahasan hasil penelitian kurang bagus karena kurangnya jurnal pendukung. Sebaiknya ketika akan melakukan penelitian sudah dilakukan pengkajian secara detail mengenai topik atau kompetensi yang akan diteliti lebih dahulu dengan menggunakan berbagai sumber informasi, sehingga pada saat melakukan penelitian setiap tahap yang dilakukan sudah benar-benar sesuai dengan sasaran yang ingin tercapai.
5.
Keterbatasan
peneliti
dalam
memahami
statistik,
sehingga
dalam
pengolahan data dan menginterpretasikan hasil statistik kurang baik, karena interpretasi hasil statistik hanya sepintas dan kurang mendalam.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang didukung kajian teori serta mengacu pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pengaruh penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing dan metode inkuiri bebas termodifikasi terhadap prestasi belajar biologi aspek kognitif siswa pada materi sistem pencernaan pada manusia menunjukkan bahwa siswa yang belajar menggunakan metode inkuiri terbimbing memperoleh rata-rata prestasi belajar kognitif lebih baik dibandingkan dengan siswa yang belajar menggunakan metode inkuiri bebas termodifikasi yaitu berturut-turut 80,44 dan 70,06. Kesimpulan ini didapatkan juga dari hasil pengujian hipotesis yang diperoleh P-value = 0,000 < α = 0,05 artinya prestasi belajar biologi antara siswa yang diberi pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi, pada materi sistem pencernaan pada manusia ada perbedaan. Untuk prestasi belajar psikomotor yang diperoleh dengan metode inkuiri terbimbing lebih baik dari pada prestasi belajar psikomotor yang diperoleh dengan metode inkuiri bebas termodifikasi dengan nilai rataan prestasi psikomotor berturut-turut 82,08 dan 81,41, tetapi dari hasil uji hipotesis diperoleh P-value = 0,329 > α = 0,05, hal ini berarti tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode inkuiri terbimbing dengan inkuiri bebas termodifikasi terhadap prestasi belajar psikomotor. Prestasi commit to user 203
204 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
belajar afektif yang diperoleh dengan metode inkuiri terbimbing sedikit lebih baik daripada prestasi belajar afektif yang diperoleh dengan metode inkuiri bebas termodifikasi dengan nilai rataan prestasi afektif berturut-turut 84,775 dan 84,580. Hasil uji hipotesis diperoleh P-value = 0,851 > α = 0,05 , hal ini berarti tidak ada pengaruh metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi terhadap prestasi belajar afektif pada materi sistem pencernaan manusia. 2. Pengaruh motivasi berprestasi tinggi dan motivasi berprestasi rendah terhadap prestasi belajar biologi aspek kognitif siswa pada materi sistem pencernaan manusia menunjukkan bahwa rata-rata prestasi belajar siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih baik dibandingkan dengan rata-rata prestasi belajar siswa yang mempunyai motivasi
berprestasi rendah meskipun
diberikan pembelajaran dengan metode berbeda. Kesimpulan ini didapatkan dari hasil pengujian hipotesis yang diperoleh P-value = 0,001 < α = 0,05 artinya prestasi belajar biologi antara siswa yang memilki motivasi berprestasi tinggi dan siswa yang memiliki mitivasi berprestasi rendah pada sistem pencernaan manusia ada perbedaan. Rata-rata prestasi belajar psikomotor yang diperoleh dengan motivasi berprestasi tinggi sedikit lebih baik dari pada prestasi belajar psikomotor yang diperoleh dengan motivasi berprestasi rendah, dengan nilai rataan
prestasi psikomotor berturut-turut 82,38 dan
81,04, tetapi dari hasil uji hipotesis diperoleh P-value = 0,120 > α = 0,05, hal ini berarti tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara motivasi berprestasi tinggi dengan motivasi berprestasi rendah terhadap prestasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
205 digilib.uns.ac.id
psikomotor. Rata-rata prestasi belajar afektif yang diperoleh dengan motivasi berprestasi tinggi sedikit lebih baik daripada prestasi belajar afektif yang diperoleh siswa dari motivasi berprestasi rendah yaitu berturut-turut 85,643 dan 83,605. Hasil uji hipotesis diperoleh P-value = 0,236 > α = 0,05 , hal ini berarti tidak ada pengaruh signifikan motivasi berprestasi tinggi dan motivasi berprestasi rendah terhadap prestasi belajar afektif pada materi sistem pencernaan manusia. 3. Pengaruh sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah terhadap prestasi belajar biologi aspek kognitif siswa pada materi sistem pencernaan manusia menunjukkan bahwa rata-rata prestasi belajar siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi lebih baik dibandingkan dengan rerata prestasi belajar siswa yang mempunyai sikap ilmiah rendah meskipun diberikan pembelajaran dengan metode berbeda yaitu 77,74 dan 72,75. Kesimpulan ini didapatkan dari hasil pengujian hipotesis yang diperoleh P-value = 0,000 < α = 0,05 artinya prestasi belajar biologi antara siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah pada materi sistem pencernaan manusia ada perbedaan. Rerata prestasi belajar psikomotor siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi lebih baik dari pada prestasi belajar psikomotor siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah yaitu 82,34 dan 81,15 tetapi dari hasil uji hipotesis diperoleh P-value = 0,121 > α = 0,05, hal ini berarti tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah terhadap prestasi psikomotor. Rerata prestasi belajar afektif siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi lebih baik daripada prestasi belajar afektif siswa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
206 digilib.uns.ac.id
yang memiliki sikap ilmiah tinggi yaitu berturut-turut 85,705 dan 83,650. Hasil uji hipotesis diperoleh P-value = 0,158 > α = 0,05 , hal ini berarti tidak ada pengaruh sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah terhadap prestasi belajar afektif pada materi sistem pencernaan manusia. 4. Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar biologi siswa pada aspek kognitif dan afektif. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan meperoleh prestasi belajar yang tidak berbeda walaupun diberikan pembelajaran menggunakan metode yang berbeda. Demikian juga siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah akan meperoleh prestasi yang tidak berbeda meskipun diberikan pembelajaran dengan metode yang berbeda. Kesimpulan ini didapatkan dari hasil pengujian hipotesis yang diperoleh P-value = 0,546 > α = 0,05 untuk prestasi belajar kognitif dan P-value = 0,787 > α = 0,05 untuk prestasi afektif. Tetapi terdapat interaksi antara metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar biologi siswa pada aspek psikomotor. Kesimpulan ini didapatkan dari hasil pengujian hipotesis yang diperoleh P-value = 0,041 < α = 0,05 5. Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing, dan inkuiri bebas termodifikasi dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar biologi baik prestasi kognitif, psikomotor dan afektif. Siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi memperoleh rata-rata prestasi belajar yang tidak berbeda meskipun diberikan metode pembelajaran yang berbeda. commit to user
207 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Demikan juga siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah memperoleh rata-rata prestasi belajar yang tidak berbeda meskipun diberikan metode pembelajaran yang berbeda. Kesimpulan ini didapatkan dari hasil pengujian hipotesis yang diperoleh Pvalue = 0,111 > α = 0,05 untuk prestasi kognitif, P-value = 0,400 > α = 0,05 untuk prestasi psikomotor, dan P-value = 0,218 > α = 0,05 untuk prestasi afektif, artinya antara pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar biologi pada materi sistem pencernaan manusia tidak ada interaksi. 6. Tidak terdapat interaksi antara motivasi berprestasi dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar biologi aspek kognitif dan psikomotor. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memperoleh rata-rata prestasi belajar yang tidak berbeda dengan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Demikian juga siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi memiliki rata-rata prestasi belajar yang tidak berbeda dengan siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah. Kesimpulan ini didapatkan dari hasil pengujian hipotesis yang diperoleh Pvalue = 0,501 > α = 0,05 pada aspek kognitif dan P-value = 0,820 > α = 0,05 pada aspek psikomotor, artinya antara motivasi berprestasi dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar biologi pada materi sistem pencernaan manusia tidak ada interaksi. Tetapi terdapat interaksi antara motivasi berprestasi dan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar afektif. Kesimpulan ini diperoleh dari pengujian hipotesis yang diperoleh P-value = 0,039 < α = 0,05.
commit to user
208 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7. Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi, motivasi berprestasi dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa pada aspek kognitif, psikomotor, dan afektif.. Metode pembelajaran yang berbeda yang disampaikan guru tidak akan merubah kategori atau tingkatan motivasi berprestasi siswa dan sikap ilmiah
siswa dalam belajar biologi materi sistem pencernaan manusia.
Kesimpulan ini didapatkan dari hasil pengujian hipotesis yang diperoleh Pvalue = 0,642 > α = 0,05 pada prestasi kognitif, P-value = 0,905 > α = 0,05, untuk prestasi psikomotor, dan P-value = 0,686 > α = 0,05, untuk prestasi afektif.
B. Implikasi Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang didapatkan, maka pada penelitian ini memberikan implikasi sebagai berikut : 1. Implikasi teoritis a. Metode pembelajaran yang digunakan disesuaikan dengan materi atau kompetensi yang akan disampaikan dan tujuan yang akan dicapai. b. Memperluas pengetahuan mengenai faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar 2. Implikasi praktis a. Metode inkuiri terbimbing baik untuk digunakan sebagai alternatif pembelajaran pada kompetensi sistem pencernaan pada manusia agar siswa tidak merasa jenuh dan diperoleh hasil yang baik commit to user
209 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Untuk pembelajaran kompetensi sistem pencernaan pada manusia dengan metode inkuiri terbimbing, guru perlu memperhatikan motivasi berprestasi siswa. c. Untuk pembelajaran kompetensi sistem pencernaan pada manusia dengan metode inkuiri terbimbing guru perlu memperhatikan sikap ilmiah siswa d. Pembelajaran
biologi
untuk
konsep-konsep
yang
kontekstual
membutuhkan alat, sarana dan media pembelajaran yang sederhana, praktis
dan
menyenangkan
untuk
membangkitkan
motivasi
dan
ketertarikan siswa.
C. Saran 1. Untuk Pejabat Pengambil Keputusan a. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang menempatkan siswa sebagai pusat dalam proses pembelajaran. b. Pengadaan fasilitas sekolah khususnya alat-alat laboratorium hendaknya di sesuaikan dengan kebutuhan dan merata di seluruh daerah sesuai dengan jumlah siswa masing-masing satuan pendidikan. 2. Untuk Para Guru a. Sebelum siswa melakukan penyelidikan atau eksperimen, guru sebaiknya sudah mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan. b. Proses pembelajaran perlu memperhatikan potensi yang dimiliki siswa atau modalitas siswa seperti motivasi berprestasi dan sikap ilmiah siswa. commit to user
210 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Pemberian pembelajaran hendaklah dilakukan dengan cara yang bervariasi sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar. Metode pembelajaran dengan metode inkuiri dapat meningkatkan peran aktif siswa baik fisik maupun mental. d. Proses pembelajaran untuk materi sistem pencernaan pada manusia lebih baik menggunakan metode inkuiri terbimbing dari pada inkuiri bebas termodifikasi bagi siswa yang belum berpengalaman dalam melakukan penyelidikan, sehingga diperoleh hasil belajar yang lebih baik. d. Siswa diberi keleluasaan untuk mengkonstruksi konsep pengetahuan pada pemikirannya
sendiri
dengan
memperbanyak
kesempatan
untuk
menyelidiki dan berdiskusi e. Sumber belajar hendaknya bervariasi, bukan hanya guru misalnya buku, internet, alat dan bahan yang ada dilingkungan supaya lebih inovatif sehingga pembelajaran dapat berlangsung efektif agar mencapai hasil pembelajaran yang maksimal. 3. Untuk Peneliti Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian yang menekankan pada konsep-konsep biologi seperti kompetensi klasifikasi pada makhluk hidup, ekosistem, sistem pencernaan, sistem pernapasan, sistem transportasi, dengan meninjau dari berbagai variabel seperti motivasi berprestasi, sikap ilmiah, kemampuan awal, kreatifitas, gaya belajar dan tingkat kesulitan belajar commit to user