SEMINAR TUGAS AKHIR PERIODE NOPEMBER 2007
RANCANG BANGUN APLIKASI “CONTEXT-AWARE MOBILE REMINDER” DENGAN GPS BERTEKNOLOGI BLUETOOTH Aditya Vendy Pradana, Waskitho Wibisono, Nunut Priyo Jatmiko Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Email :
[email protected]
Definisi mobilitas adalah kemampuan dan keinginan untuk bergerak atau berubah, sehingga mobilitas terkait dengan konteks ruang dan waktu. Fungsi standar mobile device belum mampu menyediakan informasi konteks ruang yang akurat kepada user. Global Positioning System (GPS) adalah solusi yang tepat. Hal ini dikarenakan GPS merupakan satu-satunya sistem navigasi satelit yang bersifat global dan berfungsi secara penuh, dengan 24 satelit yang mengorbit bumi dan bebas digunakan oleh khalayak umum [WIK207]. Sistem menggunakan GPS receiver yang terpisah dari mobile device dan terkoneksi dengan Bluetooth untuk pengiriman informasi posisi. Dengan teknologi nirkabel Bluetooth, kenyamanan mobilitas user tetap terjaga.
Abstrak – Mobilitas adalah satu hal yang selalu ada dalam keseharian manusia. Di satu waktu, seseorang berada di suatu tempat, dan di waktu selanjutnya dituntut untuk berada di tempat lain. Perkembangan teknologi dalam konteks lokasi telah melahirkan konsep location-based service (LBS), yang kemudian berkembang menjadi context-aware system dengan ruang lingkup yang lebih luas. Context-aware system adalah sistem yang mampu waspada terhadap kondisi lingkungan, dan mampu bertindak (memberikan respon) sesuai dengan konteks yang ada. Informasi posisi untuk konteks ruang didapat dari GPS melalui koneksi Bluetooth. Data penanda lokasi & agenda aktifitas disimpan pada Mobile device dengan teknologi RMS J2ME. Sistem memeriksa kesesuaian data yang tersimpan pada mobile device dengan data konteks ruang dan atau waktu saat ini. Context-Aware Mobile Reminder yang diimplementasikan telah mampu memenuhi kebutuhan sebagai aplikasi pengingat berbasis waktu dan atau lokasi, dengan mampu menyimpan data penanda lokasi dan data agenda aktifitas, menggunakan GPS Receiver dengan koneksi Bluetooth sebagai penyedia informasi posisi, serta menjalankan fungsionalitas reminder dengan baik & akurat. Kata Kunci : Location-based Service, ContextAware System, Reminder, GPS, Bluetooth, XML, RMS, J2ME
2. Tujuan Pembuatan Tugas Akhir Tujuan pembuatan Tugas Akhir ini adalah merancang dan mengimplementasikan sebuah aplikasi manajemen aktifitas dengan reminder pada konteks waktu dan atau lokasi. Aplikasi Tugas Akhir ini ditujukan untuk membantu user dalam manajemen aktifitas yang berkaitan dengan mobilitas, baik yang berkaitan dengan waktu, lokasi, dan keduanya.
3. Context-Aware Computing Context-awareness adalah penggunaan context untuk menyediakan informasi dan layanan yang task-relevant interaktif antara user dan elemen yang berada di sekitar lingkungan. Sebuah sistem merupakan contextaware jika sistem tersebut menggunakan context untuk menyediakan informasi dan layanan yang relevan kepada user, dimana relevansi tergantung pada kegiatan user. [TM06]. Taksonomi fitur context-aware yaitu: • Contextual sensing Kemampuan mendeteksi informasi kontekstual dan menyampaikannya kepada user, meningkatkan sistem sensor user. • Contextual adaptation Kemampuan mengeksekusi atau memodifikasi layanan secara otomatis, berdasarkan konteks saat ini. • Contextual resources discovery Kemampuan mencari dan memberdayakan sumber daya dan layanan yang relevan terhadap konteks user.
1. Pendahuluan Mobilitas adalah satu hal yang selalu ada dalam keseharian manusia. Di satu waktu, seseorang berada di suatu tempat, dan di waktu selanjutnya ia dituntut untuk berada di tempat lain. Hal kecil seperti ini jika tidak diatur dengan baik bisa menjadi masalah besar. [KC06]. Teknologi hadir untuk memudahkan manusia. Mobile device pun sudah menjadi barang kebutuhan untuk menunjang mobilitas seseorang. Masyarakat kini sudah mulai menyadari bahwa mobile device bukan lagi hanya sekedar alat komunikasi yang bisa dibawa-bawa. Kebanyakan dari kita membawa mobile device kemanapun kita pergi, sejak bangun tidur sampai tidur kembali. Disamping karena sifatnya yang mobile, juga karena keberadaannya mempermudah kita dalam melakukan segala macam aktifitas, dimanapun kita berada.
1
Aditya Vendy Pradana - 5103 100 017
SEMINAR TUGAS AKHIR PERIODE NOPEMBER 2007
•
dengan radius yang sama dengan jarak ke radius satelit. Jika kita tahu jarak pasti antar dua satelit, kita tahu bahwa kita berada di suatu garis dimana kedua bola tersebut berpotongan. Dan, jika kita mengambil pengukuran ketiga dan keempat dari dua satelit atau lebih, kita bisa mencari lokasi kita. Gps Receiver memroses pengukuran jangkauan satelit dan menghasilkan posisinya. [AER05].
Contextual augmentation Kemampuan untuk mengasosiasikan data digital dengan konteks yang dimiliki oleh user – user bisa melihat data ketika berada pada sebuah konteks yang diasosiasikan. Mekanisme inti context-awareness yaitu: • Identity Awareness (Who) Kewaspadaan lingkungan terhadap identitas user. Yang termasuk kategori ini adalah profil user, persona, personalisasi, dan model user. • Location Awareness (Where) Kapasitas lingkungan dalam mengenali lokasi pada ruangan terbuka atau tertutup. • Mobility Awareness Kapasitas lingkungan dalam penggunaan sistem terdistribusi dan komunikasi mobile untuk mengenali perubahan lokasi user ke lokasi lain. • Activity Awareness (What) Kewaspadaan lingkungan dalam hal sensitifitas dan responsifitas pada aktifitas keseharian user.
5. Perancangan Aplikasi Sistem terdiri dari dua perangkat : mobile device dan GPS Receiver, yang saling terkoneksi dengan profil Serial Port Profile. GPS receiver menghitung posisi saat ini dengan bantuan dari sedikitnya 3 satelit GPS, kemudian mengirimkan informasi posisi tersebut kepada mobile device dalam bentuk kalimat NMEA 0183 ($GPGGA). Pada mobile device, kalimat NMEA tersebut kemudian diolah sehingga diperoleh informasi posisi berupa koordinat longitude dan latitude.
4. Global Positioning System (GPS) Global Positioning System (GPS) adalah sebuah sistem navigasi berbasis satelit yang terdiri dari jaringan 24 satelit yang mengorbit bumi. GPS bekerja pada cuaca apapun, dimanapun di seluruh dunia, 24 jam sehari, dan bisa digunakan tanpa biaya apapun. [GRM306]. GPS receiver menerima sinyal satelit secara pasif dan tidak mengirimkan sinyal apapun ke satelit. GPS receiver memerlukan pandangan yang tak terhalang ke langit, sehingga GPS receiver hanya digunakan di luar ruangan dan seringkali tidak beroperasi dengan baik di dalam wilayah seperti hutan atau di dekat bangunan tinggi. [NSM98]. Prinsip dibalik GPS adalah pengukuran jarak antara satelit dengan receiver. Satelit memberitahukan lokasi orbit mereka berada dengan mengirimkan data yang digunakan oleh receiver untuk menghitung posisinya.
Gambar 2 Arsitektur Sistem Mobile Reminder
Informasi posisi tersebut bisa digunakan untuk menandai suatu lokasi (location mark). Sistem juga mencocokan informasi posisi saat ini dengan data agenda dengan konteks ruang, apakah ada agenda yang relevan atau tidak. Jika terdapat data yang relevan, alert akan ditampilkan. Data penanda lokasi dan agenda disimpan pada mobile device dengan Record Management System (RMS) dalam format XML. Setiap data lokasi maupun data agenda disimpan dalam satu record. Untuk menjaga responsifitas sistem, data penanda lokasi maupun data agenda di-cache pada volatile memory. Inti dari sistem terletak pada Reminder Daemon yang bertugas memeriksa relevansi kondisi saat ini dengan data agenda yang ada. Daemon ini memeriksa setiap record agenda sesuai dengan jenis konteksnya: waktu, ruang, atau keduanya. Pemeriksaan relevansi konteks waktu menggunakan acuan waktu mobile device, dengan range waktu pada data agenda, apakah pada, sebelum, sesudah, atau antara jangka
Gambar 1 Cara Kerja GPS
Cara kerjanya kurang lebih sebagai berikut: jika kita mengetahui jarak pasti dari satelit di ruang angkasa, kita tahu bahwa kita berada di suatu tempat pada permukaan bola imajiner
2
Aditya Vendy Pradana - 5103 100 017
SEMINAR TUGAS AKHIR PERIODE NOPEMBER 2007
Record Management System (RMS) adalah sebuah cara praktis dalam manajemen data persistent pada mobile device. Karena pada RMS, data tersebut dimodelkan menjadi suatu array satu dimensi, dengan record ID pada tiap record. Dengan record ID inilah tiap record bisa langsung diakses seperti mengakses elemen array melalui indeksnya. RMS memiliki beberapa keterbatasan. Bentuk RMS sangat sederhana, berupa array satu dimensi, dengan satu slot field untuk tiap record. Hal ini bisa diatasi dengan memodelkan data dalam format XML, yaitu menuliskan tiap-tiap atribut sebagai elemenelemen XML. Field ID diisi dengan record ID data tersebut pada RMS. String XML tersebut kemudian disimpan pada RMS, dengan konversi menjadi byte terurut terlebih dahulu.
waku tertentu. Sedangkan pemeriksaan relevansi konteks ruang menggunakan informasi posisi dari GPS Receiver dan data penanda lokasi pada agenda, dengan memeriksa apakah posisi user saat ini berada di dalam radius suatu penanda lokasi atau tidak.
6. Arsitektur Aplikasi Aplikasi ini dirancang sebagai aplikasi standalone, dengan sedikit bentuk client-server antara mobile device dengan GPS receiver, dimana GPS receiver bertindak sebagai “server” yang mentransmisikan informasi posisi kepada “client” (mobile device) melalui koneksi Bluetooth. Dalam terminologi Bluetooth, istilah master device lebih sesuai untuk mendefinisikan peran GPS Receiver dalam sistem. GPS Receiver bisa digolongkan sebagai sistem eksternal, sehingga kedudukannya dalam sistem adalah sebagai aktor, sama dengan kedudukan user. Proses yang terjadi dalam sistem dimodelkan dalam Unified Modelling Language (UML), dengan use case diagram sebagai berikut.
Gambar 5 Permodelan konversi data: Object–XML–RMS
Karena itu, pada RMS, database relasional yang dibutuhkan sistem bisa direpresentasikan dengan menuliskan ID dari suatu record penanda lokasi pada field lokasi data agenda berkonteks ruang. Sehingga sebenarnya data tersebut hanya terelasi pada volatile memory, seperti yang dimodelkan sebagai berikut.
GPS Receiver
<
>
display map
receive position information
<>
<<extend>> manage location mark <<extend>> manage record store
User Client
manage activity alarm
<>
<>
<> display alert
reminder daemon
Gambar 3 Use Case Diagram Mobile Reminder
Sedangkan perancangan data (ER-Diagram) dari sistem Context-Aware Mobile Reminder digambarkan dalam bentuk CDM pada gambar berikut ini : Activity Location <M> location id I location title VA120 <M> LF latitude <M> A1 latitude sign <M> LF longitude <M> A1 longitude sign <M> LF radius <M> Identifier_1
location mark
id <M> I title VA120 <M> VA120 description I active <M> I type <M> D date T time I range D range date T range time Identifier_1
Gambar 4 Conceptual Data Model Diagram
Gambar 6 Permodelan Relasional data Activity - Location
Penyimpanan data persistent pada mobile device tidak bisa menggunakan DBMS seperti MySQL, Oracle, dll. Sedangkan penyimpanan data pada komputer server yang kemudian diakses dari mobile device hanya akan menambah kompleksitas arsitektur jaringan dari sistem dan memperbesar waktu respon, padahal keberadaan dari server sendiri sebenarnya kurang diperlukan.
7. Implementasi Berikut adalah implementasi dari tiap use case yang ditunjukkan pada Gambar 3. a) Receive Position Information Proses penerimaan informasi posisi dari GPS Receiver dimulai dengan menjalin koneksi Bluetooth, membuka InputStream, menerima kalimat NMEA 0183, mem-parsing
3
Aditya Vendy Pradana - 5103 100 017
SEMINAR TUGAS AKHIR PERIODE NOPEMBER 2007
atas, dan diperkecil (Zoom out) pada penekanan tombol bawah. Tombol atas dan bawah merupakan tombol yang sama pada game umumnya, seperti joystick, tombol navigasi, atau tombol 2 dan 8. c) Reminder Daemon Requirement utama sistem adalah mampu bereaksi sesuai dengan kondisi lingkungan. Untuk itu, sistem perlu memonitor kondisi lingkungan dan memeriksa apakah ada data yang relevan dengan kondisi tersebut. Proses monitoring tersebut harus terus berlangsung selama aplikasi berjalan. Pertama-tama, sistem mencari tahu informasi posisi, kemudian mencari penanda lokasi yang mana posisi saat ini berada di dalam jangkauan radiusnya. Informasi mengenai penanda lokasi ini digunakan untuk mencari agenda aktifitas dengan konteks ruang yang menggunakan penanda lokasi tersebut sebagai acuan. Agenda aktifitas dengan konteks ruang hanya menyimpan ID dari penanda lokasi acuannya. Sehingga informasi yang dibutuhkan dari daftar penanda lokasi yang telah didapatkan sebelumnya hanya sebatas data ID dari tiap-tiap penanda lokasi, karena dengan ID penanda lokasi acuan bisa dilihat relevansi suatu agenda aktifitas dengan konteks ruang. Sebelum memeriksa relevansi tiap data dengan kondisi saat ini, sistem mengambil data agenda aktifitas dari RMS dan melakukan kategorisasi sesuai dengan tipe konteks. Agenda aktifitas yang diambil hanya agenda aktifitas yang bersifat aktif. Setelah data yang dibutuhkan tersedia, yang terdiri dari data posisi dan data agenda aktifitas yang telah dikategorisasi, sistem memeriksa agenda aktifitas sesuai dengan kategori tersebut: konteks waktu, ruang, dan keduanya. Sistem memeriksa data agenda dengan konteks waktu terlebih dahulu, dengan membandingkan agenda terdekat dengan waktu saat ini, apakah waktu dari tiap agenda tersebut relevan dengan waktu saat ini. Jika terdapat data yang relevan, alert ditampilkan. Selanjutnya, sistem memeriksa data agenda dengan konteks ruang, dengan menggunakan daftar ID penanda lokasi di dalam radius yang telah didapatkan sebelumnya. Setelah mendapatkan daftar agenda aktifitas dengan penanda lokasi dimana posisi saat ini berada dalam jangkauan radiusnya, sistem kemudian memeriksa relevansi waktu dari tiap-tiap agenda aktifitas tersebut. Jika terdapat data yang relevan, alert akan ditampilkan.
kalimat $GPRMC dan kemudian menyimpannya pada variabel statis yang bisa diakses langsung pada sistem. Sebelum menjalin koneksi Bluetooth dengan GPS Receiver, sistem melakukan pencarian terhadap layanan Bluetooth yang tersedia dalam jangkauannya. Setelah user memilih layanan GPS Receiver, koneksi Bluetooth dijalin. Konektifitas Bluetooth dengan GPS Receiver ditandai dengan dibukanya InputStream untuk mendengarkan informasi posisi yang dikirimkan oleh GPS Receiver. Berikutnya, sistem hanya tinggal menunggu transmisi informasi posisi dari GPS Receiver melalui InputStream yang sudah terjalin, mengkonversikannya ke dalam bentuk string, dan melakukan parsing terhadap string tersebut. Parsing terhadap kalimat NMEA 0183 yang diterima dari GPS Receiver dilakukan untuk mengekstrak informasi posisi yang dibutuhkan oleh sistem, seperti latitude, longitude, hemisphere, dll. b) Display Map Proses pemetaan menggunakan komputasi sederhana dengan menghitung pembulatan batasan jangkauan dari posisi saat ini sehingga membentuk sektor-sektor yang berubah sesuai dengan perubahan posisi user. Sistem membutuhkan tampilan peta realtime yang berubah secara dinamis sesuai pergerakan user. Untuk itu dibutuhkan suatu thread yang mendengarkan perubahan kondisi dan memberikan informasi dinamis yang dibutuhkan. Perhitungan luas jangkauan menggunakan acuan sektor yang mana perhitungan batasan kiri, kanan, atas, dan bawah dilakukan pada saat inisialisasi dan ketika terdapat perubahan sektor. Jangkauan sektor secara default adalah sebesar 0.001°, atau ± 1 km, yang bisa diperbesar dan diperkecil sesuai dengan skala yang disediakan. Pengaturan ulang batasan jangkauan meliputi perhitungan jangkauan yang baru dengan acuan posisi saat ini dan skala yang sedang digunakan, serta pencarian penanda lokasi yang berada di dalam batasan tersebut. Untuk mempermudah pemetaan, koordinat latitude dan longitude yang awalnya berformat (717.5976 S, 11247.9228 E), berupa informasi dalam satuan degree dan minute, diubah menjadi (-7.2932933333333345, 112.79871333333334) dalam satuan degree, dengan batasan sektor kiri pada koordinat 112.79, kanan 112.80, atas -7.29, dan bawah -7.30. Arah South dan West bertanda negatif, sedangkan arah North dan East bertanda positif. Perubahan format ini juga ditujukan agar user dengan mobilitas antar belahan dunia tetap bisa mengatur agenda aktifitasnya dengan baik. Penskalaan pada tampilan peta berubah pada penekanan tombol atas dan bawah. Skala diperbesar (Zoom in) pada penekanan tombol
4
Aditya Vendy Pradana - 5103 100 017
SEMINAR TUGAS AKHIR PERIODE NOPEMBER 2007
Sebaliknya, untuk mendapatkan objek data.Node dari string XML, dilakukan proses parsing terhadap String XML tersebut, kemudian atribut-atribut dari instansiasi objek Node diisi dengan nilai yang terdapat pada String XML tersebut.
d) Manage Record Store Manajemen data pada sistem menggunakan Record Management System (RMS), dengan masing-masing entitas direpresentasikan dengan satu Record Store, sehingga total terdapat 2 (dua) Record Store; satu untuk Penanda Lokasi, satu lagi untuk Agenda Aktifitas. Semua akses terhadap Record Store harus melalui class antarmuka, dengan method yang telah disesuaikan dengan kebutuhan sistem. Sebelum melakukan operasi terhadap suatu Record Store, akses terhadap Record Store tersebut harus dibuka terlebih dahulu. Setelah itu, sistem bisa melakukan berbagai operasi data, seperti menambah record baru, mengeset nilai, menghapus, mendapatkan isi dari suatu record, dan mendapatkan daftar dari semua record yang terdapat pada Record Store. Perlu diingat, data string yang akan disimpan pada RMS perlu dikonversi menjadi byte terurut terlebih dahulu. Nilai yang ditulis pada RMS berupa string XML yang merupakan representasi dari suatu objek data. Untuk mengolah string XML tersebut, dibutuhkan sebuah mekanisme parsing. Sedangkan operasi XML wrapping maupun konversi dari bentuk XML menjadi objek merupakan operasi spesifik untuk tiap-tiap entitas data. e) Manage Location Mark Use case ini merupakan antarmuka untuk memudahkan user dalam manajemen data penanda lokasi, yang berkaitan erat dengan Use Case Manage Record Store yang berada satu level di bawahnya. Untuk penyimpanan data pada RMS, perlu dibentuk string XML yang merepresentasikan objek Location yang cukup dilakukan dengan operasi konkatenasi string. Data lokasi dibungkus dengan tag yang sesuai, dan disambung sehingga menjadi satu rangkai string XML. Sebaliknya, untuk mendapatkan objek Location dari String XML, dilakukan proses parsing terhadap String XML tersebut, kemudian atribut-atribut dari instansiasi objek Location diisi dengan nilai pada String XML tadi. f) Manage Activity Alarm Use case ini merupakan antarmuka untuk memudahkan user dalam manajemen data agenda aktifitas. Use case ini berkaitan erat dengan Use Case Manage Record Store yang berada satu level di bawahnya. Sama dengan data penanda lokasi, data agenda aktifitas juga di-cache pada volatile memory berupa Vector of Objects. Untuk penyimpanan data pada RMS, perlu dibentuk string XML yang merepresentasikan objek Node yang cukup dilakukan dengan operasi konkatenasi string.
8. Uji Coba Uji coba dilakukan untuk melihat pengaruh beberapa skenario terhadap performa sistem, dengan melihat waktu eksekusi pada jalannya fungsionalitas sistem. Pelaksanaan uji coba dilakukan dengan perangkat GPS Receiver Garmin GPS 10x pada lingkungan sekitar kampus Teknik Informatika ITS, Surabaya. a) Waktu Penjalinan Koneksi Sistem diujicoba pada beberapa tipe mobile device dalam hal waktu penjalinan koneksi Bluetoooth dengan GPS. Tujuan dari uji coba skenario 1 ini adalah untuk melihat pengaruh jenis perangkat terhadap lama waktu penjalinan koneksi dengan GPS Receiver. Uji coba dilakukan dengan mengukur lamanya proses penjalinan koneksi Bluetooth tiap perangkat dengan GPS Receiver, mulai dari setelah pemilihan perangkat Bluetooth sampai dengan terjalinnya koneksi. Tabel 1 Hasil Uji Coba Penjalinan Koneksi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 min avg max
K510i 6609 6743 6822 6647 6572 6642 7251 6415 6831 6918 6415 6745 7251
K608i 4229 2716 2860 4057 2863 3950 2680 2823 2828 4097 2680 3310,3 4229
K750i 4758 4525 4573 6012 4813 4763 4609 4723 3489 4642 3489 4690,7 6012
Z610i 8848 10720 9158 9079 7834 7648 10008 9080 9134 8768 7648 9027,7 10720
Dari hasil uji coba, bisa dilihat bahwa lama penjalinan koneksi bervariasi antar tipe mobile device. Rata-rata penjalinan koneksi tiap device memiliki rentang antara 3 sampai 9 detik, dengan rata-rata keseluruhan sebesar 5943,425 milidetik. Nilai 5 detik untuk lama penjalinan koneksi merupakan nilai yang cukup lama.
Gambar 7 Grafik Hasil Uji Coba Penjalinan Koneksi
5
Aditya Vendy Pradana - 5103 100 017
SEMINAR TUGAS AKHIR PERIODE NOPEMBER 2007
Tabel 3 Hasil Uji Coba Operasi Data RMS
b) Refresh Rate Update Data Posisi Sistem diujicoba pada beberapa tipe mobile device dalam hal refresh rate untuk update data posisi dari GPS Receiver. Tujuan dari uji coba skenario 2 ini adalah untuk melihat pengaruh jenis perangkat terhadap refresh rate penerimaan data posisi dari GPS Receiver oleh mobile device. Uji coba dilakukan dengan mengukur jeda antara penerimaan informasi posisi ($GPGGA) dari GPS Receiver dengan penerimaan informasi posisi selanjutnya.
Sony Ericsson K608i
Sony Ericsson K750i
Sony Ericsson W700i
i
u
d
i
u
d
i
u
d
1
61
68
64
94
66
45
144
109
93
2
78
59
40
51
57
43
144
108
127
3
61
66
46
69
112
44
116
107
94
4
87
63
51
52
58
45
153
106
94
5
135
91
47
52
57
47
110
106
92
6
66
82
40
67
59
50
102
109
98
7
82
134
71
52
58
46
115
168
97
8
104
63
44
57
59
46
102
139
131
9
96
81
44
58
60
46
122
108
101
10
79
65
66
114
60
47
118
117
93
min
61
59
40
51
57
43
102
106
92
Tabel 2 Hasil Uji Coba Update Data Posisi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 min avg max
K510i 26546 26556 26593 26204 26404 26455 26641 26354 26452 26046 26046 26425,1 26641
K608i 12347 24766 12478 12340 12368 12321 12322 12333 12331 12463 12321 13606,9 24766
K750i 14723 14702 14838 14654 14899 14634 14645 14756 14695 14732 14634 14727,8 14899
Z610i 24871 25956 24949 25099 25046 25475 28904 25188 25144 29278 24871 25991 29278
avg 84,9 77,2 51,3 66,6 64,6 45,9 122,6 117,7 102 max 135 134
71
114 112
50
153
168
131
Gambar 9 Grafik Hasil Uji Coba Operasi Data RMS
Dari hasil uji coba, bisa dilihat bahwa operasi data RMS tergolong ringan, dengan lama operasi rata-rata sebesar 97,05 milidetik, menandakan bahwa pemilihan RMS untuk manajemen data persistent adalah tepat karena praktis dan tidak membebani sistem. d) Jumlah Data vs Performa Performa sistem secara keseluruhan diukur berdasarkan pengaruh banyak data penanda lokasi dan agenda aktifitas yang tesimpan, dengan mengukur waktu eksekusi setiap perulangan pada Reminder Daemon. Uji coba dilakukan dengan menjalankan aplikasi secara normal pada berbagai mobile device dengan kombinasi jumlah data penanda lokasi dan agenda aktifitas yang beragam.
Gambar 8 Grafik Hasil Uji Coba Update Posisi
Dari hasil uji coba, bisa dilihat bahwa jeda penerimaan informasi posisi dari GPS Receiver oleh mobile device bervariasi antar tipe mobile device. Rata-rata refresh rate tiap tiap device memiliki rentang antara 13 sampai 26 detik, dengan rata-rata keseluruhan sebesar 20187,7 milidetik. Nilai 20 detik untuk refresh rate update data posisi merupakan nilai yang sangat lama. c) Operasi Data RMS Performa sistem dalam hal operasi data yang berkaitan dengan insert, update dan delete pada RMS diukur berdasarkan lama eksekusi tiap operasi pada berbagai mobile device. Uji coba ini dilakukan untuk mengukur beban pemrosesan data pada sistem yang menjadi ukuran efektifitas dan efisiensi pengolahan data. Uji coba dilakukan dengan melakukan operasi insert, update dan delete data penanda lokasi, yaitu membuat penanda lokasi baru, kemudian mengedit dan menghapusnya. Uji coba dilakukan dalam keadaan RecordStore kosong (tanpa data).
Tabel 4 Hasil Uji Coba Data vs Performa Penanda lokasi Agenda aktifitas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
6
0 0 168 216 202 156 246 179 150 323 190 126
10 5 478 579 306 392 426 598 407 438 650 629
10
35 35
5
Sony Ericsson K608i 430 1145 746 718 1041 1042 446 788 634 552 766 728 1003 1219 829 546 896 512 618 1237 739 359 857 962 567 645 777 435 900 514
10
35
1286 808 1202 877 583 780 609 1002 835 1289
1323 2013 1149 2148 1306 1061 998 1044 1156 967
Aditya Vendy Pradana - 5103 100 017
SEMINAR TUGAS AKHIR PERIODE NOPEMBER 2007
min avg max
126 195,6 323
306 490,3 650
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 min avg max
216 208 211 221 217 222 262 131 237 238 131 216,3 262
237 160 230 212 203 103 194 227 235 201 103 200,2 237
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 min avg max
115 21 27 183 32 226 28 23 180 20 20 85,5 226
220 238 241 147 206 189 117 101 224 194 101 187,7 241
359 645 567,4 949,4 1003 1237 Sony Ericsson K750i 304 545 176 469 337 528 321 422 404 1405 255 482 172 491 255 507 238 449 142 530 142 422 260,4 582,8 404 1405 Sony Ericsson W700i 144 401 165 537 256 511 275 474 307 362 423 583 309 452 289 528 404 515 299 421 144 362 287,1 478,4 423 583
512 748,3 1042
583 927,1 1289
967 1316,5 2148
374 333 391 399 402 340 456 397 335 979 333 440,6 979
529 403 410 422 411 364 437 382 460 392 364 421 529
641 813 690 702 730 776 710 708 696 765 1134 723,1 813
401 380 350 485 429 399 466 311 323 418 311 396,2 485
524 368 416 497 459 443 688 504 365 435 365 469,9 688
745 776 700 1107 638 628 696 728 703 659 628 738 1107
3.
4.
5.
Operasi penjalinan koneksi dan refresh rate update data posisi memakan waktu yang cukup lama, dengan rata-rata 5943,425 milidetik untuk penjalinan koneksi dan 20187,7 milidetik untuk refresh rate update data posisi. Pemilihan RMS untuk manajemen data persistent adalah tepat karena implementasinya praktis dan tidak membebani sistem, dengan rata-rata 97,05 milidetik untuk setiap operasi data. Jumlah data yang tersimpan mempengaruhi kinerja sistem secara wajar, dengan rata-rata waktu pemrosesan sebesar 682,6083 milidetik untuk tiap perulangan pemeriksaan relevansi data pada Thread Reminder. Hal ini menunjukan efektifitas dan efisiensi aplikasi sudah cukup baik, karena pertambahan lama waktu pemrosesan sebanding dengan pertambahan jumlah data.
10. Daftar Pustaka [1]
[KC06]
[2]
[TM06]
[3]
[WIK207]
[4]
[GRM306]
[5]
[NSM98]
[6]
[AER05]
[7]
[WW06]
Gambar 10 Grafik Hasil Uji Coba Jumlah Data vs Performa
Dari hasil uji coba, bisa dilihat bahwa terdapat perbedaan waktu pemrosesan antara masing-masing variasi jumlah data secara cukup signifikan, namun masih berada dalam batas kewajaran. Rata-rata lama eksekusi tiap perulangan adalah sebesar 682,6083 milidetik. Bisa disimpulkan bahwa jumlah data yang tersimpan mempengaruhi kinerja sistem secara wajar, yang menunjukan efektifitas dan efisiensi aplikasi yang sudah cukup baik.
9. Kesimpulan 1.
2.
Sistem yang dibuat sudah mampu memenuhi kebutuhan sebagai aplikasi pengingat berbasis waktu dan atau lokasi, dengan mampu menyimpan data penanda lokasi dan data agenda aktifitas, menggunakan GPS Receiver dengan koneksi Bluetooth sebagai penyedia informasi posisi, serta menjalankan fungsionalitas reminder dengan baik dan akurat. Aplikasi hanya kompatibel pada beberapa mobile device, meskipun spesifikasi dari mobile device tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan aplikasi (CLDC 1.1, MIDP 2.0, JSR 82).
7
Kessel, A., Chan, C., 2006. “Castaway: A Context-Aware Task Management System”, Conference on Human Factors in Computing Systems : 941-946. ACM Press. New York, US. Mantoro, Teddy, 2006, Distributed Support for Intelligent Environments, Thesis, Department of Computer Science, The Australian National University, Australia. Wikipedia, Agustus 2007, GPS, . Garmin, Oktober 2007, Garmin : What is GPS?, . National Air and Space Museum, Oktober 2007, How Does GPS Work?, . The Aerospace Corporation, Oktober 2007, How GPS Works, . Wibisono, Waskitho, 2006, Introduction to Context Aware Computing and Ubiquitous Computing, Materi Perkuliahan Sistem Terdistribusi, Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi ITS, Surabaya.
Aditya Vendy Pradana - 5103 100 017