PUTUSAN Nomor: xxxx/Pdt.G/2011/MS-Aceh
بسم هللا الرحمن الرحيم DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Syar’iyah Aceh yang mengadili perkara Cerai Gugat pada tingkat banding dalam persidangan Majelis Hakim telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara yang diajukan oleh: PEMBANDING, umur 32 tahun, Agama Islam, pendidikan SD, pekerjaan Tani, tempat
tinggal di Kabupaten Bireuen, dalam hal ini
telah memberikan kuasa kepada AM. Su’idan, S.H dan Azwar, S.H, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 14 Maret 2011 yang telah dilegalisasi oleh Abdullah Ismail, S.H. Notaris di Bireuen, Nomor: 34/Leg/III/2011 tanggal 14 Maret 2011 selaku Pengacara/Penasehat Hukum pada Kantor Pengacara/Advokat “AM. Su’idan
S.H &
ASSOSIATES“ yang beralamat di Jalan Mawar No. 18/T. Nyak Arief No. 201 Bireuen dan telah terdaftar di Kepaniteraan Mahkamah Syar’iyah Bireuen No.16/D/III/2011, tanggal 16 Maret 2011 semula Tergugat sekarang Pembanding; Melawan TERBANDING, umur 21 tahun, Agama Islam, Pendidikan MTsN, Pekerjaan ibu rumah tangga, tempat tinggal di Kabupaten Bireuen, semula Penggugat sekarang Terbanding; Mahkamah Syar’iyah Aceh; Telah
mempelajari
berkas
perkara
dan
semua
surat
yang
berhubungan dengan perkara ini; TENTANG DUDUKPERKARANYA
Hal, 1 dari 11 hal, Put No. 131/Pdt.G/2011/MS-ACEH
Mengutip dalam
segala
uraian tentang hal ini sebagaimana termuat
putusan Mahkamah Syar’iyah
Bireuen
Nomor: 86/Pdt.G/2011/MS-
Bir, tanggal 13 September 2011 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 15 Syawwal 1432 Hijriyah, yang amarnya berbunyi sebagai berikut: 1. Mengabulkan gugatan Penggugat; 2. Menjatuhkan talak 1 (satu) bain sughra Tergugat terhadap Penggugat; 3. Menetapkan anak Penggugat dan Tergugat yang bernama B bin A, lahir tanggal 07 September 2008 berada dibawah hadhanah Penggugat sampai anak tersebut dewasa (21 tahun); 4. Menghukum Tergugat untuk memberikan biaya pemeliharaan anak tersebut minimal untuk saat ini sebesar Rp. 500.000. (Lima ratus ribu rupiah) setiap bulannya; 5.
Memerintahkan Panitera Mahkamah Syar’iyah Bireuen untuk mengirimkan satu helai Salinan Putusan ini yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama
Kecamatan Kuala,
Kabupaten Bireuen, dan Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Samalanga, Kabupaten
Bireuen, untuk dicatat dalam sebuah
daftar yang disediakan untuk itu; 6.
Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 266.000. (Dua ratus enam puluh enam ribu rupiah); Membaca akta pernyataan banding yang dibuat oleh Wakil Panitera
Mahkamah Syar’iyah Bireuen, bahwa Pembanding pada hari Senin tanggal 19 September 2011 pihak Pembanding atau kuasanya telah mengajukan permohonan
banding
terhadap
putusan Mahkamah Syar’iyah
Bireuen
permohonan banding tersebut telah diberitahukan kepada pihak lawannya tanggal 21 September 2011; Membaca dan
memperhatikan memori banding yang diajukan oleh
Pembanding tanggal 26 September 2011,
memori banding tersebut telah
Hal, 2 dari 11 hal, Put No. 131/Pdt.G/2011/MS-ACEH
diberitahukan kepada pihak Terbanding pada tanggal 29 September 2011 dan memperhatikan pula kontra memori banding yang diajukan oleh Terbanding pada tanggal 10 Oktober 2011; Telah pula membaca relaas pemberitahuan memeriksa berkas kepada Pembanding/kuasanya dan Terbanding masing-masing tanggal 11 Oktober 2011, bahwa Pembanding/Kuasanya dan Terbanding tidak datang untuk memeriksa berkas sesuai dengan surat keterangan Petugas Meja III tanggal 07 November 2011; TENTANG HUKUMNYA Menimbang,
bahwa
oleh karena permohonan banding dalam
perkara ini telah diajukan oleh Pembanding dalam tenggang waktu dan tata cara menurut
ketentuan perundang-undangan, maka permohonan banding
tersebut secara formal dapat diterima; Menimbang, bahwa Tergugat/Pembanding sesuai dengan memori bandingnya tanggal 26 September 2011, yang pada pokoknya keberatan terhadap putusan Mahkamah Syar’iyah Bireuen No. 86/Pdt.G/2011/MS-Bir, tanggal 13 September 2011 M, bertepatan dengan tanggal 15 Syawal 1432 H, baik pertimbangan hukum maupun amar putusannya yang pada intinya sebagai berikut: -
Bahwa Majelis Yudex factie Mahkamah Syar’iyah Bireuen telah salah dalam menerapkan hukum tidak sebagaimana mestinya karena dalil pokok gugatan Penggugat tidak didukung oleh bukti yang cukup dan dari 3 (tiga) saksi
semuanya tidak mengetahui keadaan rumah tangga
Penggugat dengan Tergugat karena tempat tinggal saksi dengan tempat tinggal Penggugat setelah menikah berbeda Kabupaten dengan jarak ratusan kilometer, oleh sebab itu keterangan saksi tentang tidak harmonisnya rumah tangga Penggugat dengan Tergugat hanyalah berdasarkan laporan Penggugat sendiri, demikian juga mengenai Hal, 3 dari 11 hal, Put No. 131/Pdt.G/2011/MS-ACEH
keterangan pernah didamaikan di desa, karena Penggugat dan Tergugat menikah dan tinggal di Kabupaten Bireuen dan tidak pernah tinggal di tempat orang tua Penggugat dalam wilayah Kabupaten Aceh Utara; -
Bahwa
berdasarkan
keterangan
4
(empat)
orang
saksi
pihak
Pembanding fakta hukum yang terungkap dipersidangan ialah tidak pernah terjadi percecokan antara Pembanding dengan Terbanding dan aparat desa setempat juga tidak pernah mendamaikan, yang terjadi adalah Penggugat sendiri yang meninggalkan Tergugat dan anaknya dengan tanpa alasan yang jelas, berdasarkan keterangan 4 (empat) orang saksi tersebut Kuasa Tergugat dan Penggugat membenarkannya dengan demikian gugatan Penggugat tidak terbukti sama sekali, maka gugatan tersebut harus ditolak; -
Bahwa tentang pengasuhan anak sebagaimana keterangan 4 (empat) orang saksi Pembanding bahwa Penggugatlah yang meninggalkan anaknya bersama ayahnya begitu saja tanpa perhatian sedikitpun, hal ini merupakan fakta tentang seorang ibu yang tidak bertanggung jawab terhadap anaknya, maka gugatan Penggugat harus ditolak; Menimbang, bahwa Terbanding/Penggugat sesuai dengan kontra
memori
bandingnya
tanggal
7
Oktober
2011,
pada
pokoknya
tetap
mempertahankan isi putusan Mahkamah Syar’iyah Bireuen tersebut dengan alasan antara lain; -
Bahwa Majelis Hakim Mahkamah Syar’iyah telah mengangkat hakam sebagai upaya ishlah Penggugat dengan Tergugat akan tetapi tidak berhasil;
-
Bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah sedemikian rapuh, Penggugat sudah cukup bersabar atas tindakan dan perlakuan Tergugat kepada Penggugat, oleh sebab itu perkawinan yang bahagia tidak ada
Hal, 4 dari 11 hal, Put No. 131/Pdt.G/2011/MS-ACEH
lagi dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat, sehingga perceraian merupakan jalan yang terbaik bagi Penggugat dan Tergugat saat ini ; Menimbang, bahwa setelah membaca dan meneliti berkas perkara yang dimohonkan banding serta mempelajari putusan Mahkamah Syar’iyah Bireuen No. 86/Pdt.G/2011/MS-Bir, tanggal 13 September 2011 Miladiyah, bertepatan dengan tanggal 15 Syawal 1432 Hijriyah, Majelis Hakim tingkat banding akan memberi pertimbangan seperti dibawah ini; Menimbang,
bahwa
berdasarkan
keseluruhan
dari
hasil
pemeriksaan Majelis Hakim tingkat pertama dalam perkara ini, Majelis Hakim tingkat banding telah menemukan fakta yang pada pokoknya
sebagai
berikut: - Bahwa Majelis Hakim tingkat pertama telah berupaya mendamaikan Penggugat/Terbanding dan Tergugat/Pembanding maupun melalui proses mediasi sebagaimana yang dikehendaki oleh pasal 82 Undang-Undang No. 7 tahun 1989 jo.
PERMA R.I. No. 1 tahun 2008, namun pada
akhirnya ternyata tidak berhasil; - Bahwa Pembanding/Tergugat dalam jawabannya membantah dengan menyatakan tidak pernah terjadi percecokan dan pertengkaran apalagi kekerasan, tidak pernah didamaikan oleh orang tua Gampong, Tergugat tetap memberi nafkah yang memadai kepada Penggugat, keberatan pengasuhan anak ditetapkan kepada Penggugat/Terbanding, maka pengasuhan anak tersebut tetap berada pada Tergugat/Pembanding; - Bahwa akibat dari perselisihan sejak bulan Pebruari 2008 yang puncaknya pada tanggal 23 Juli 2010 sehingga mengakibatkan Terbanding dan Pembanding telah hidup berpisah selama lebih kurang 6 (enam)
bulan
sejak Juli 2010 s/d 21 Pebruari 2011, dan tidak pernah ada hubungan lagi sebagai layaknya suami-isteri;
Hal, 5 dari 11 hal, Put No. 131/Pdt.G/2011/MS-ACEH
- Bahwa saksi-saksi yang dihadirkan para pihak menyatakan telah terjadi perselisihan yang mengakibatkan Pembanding/Tergugat dan Terbanding/ Penggugat telah pisah tempat tidur lebih 6 (enam) bulan sejak 23 Juli 2010 yang lalu sampai sekarang; Menimbang, bahwa keberatan yang diajukan Pembanding/Tergugat dalam
memori
bandingnya
Majelis
Hakim
tingkat
banding
dapat
mempertimbangkan sebagai berikut; Menimbang, bahwa salah satu alasan perceraian adalah antara suami-isteri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sesuai pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1975; Menimbang,
bahwa
Pembanding
dalam
memorinya
menyampaikan dalil gugatan Penggugat tidak didukung oleh bukti yang cukup, Majelis Hakim Tingkat banding berpendapat gugatan Penggugat tersebut telah terbukti kebenarannya berdasarkan Yurisprudensi MARI No. 299K/AG/2003, tanggal 8 Juni 2005 yang bermaksud bahwa keterangan 2 (dua) orang saksi dalam sengketa perceraian yang hanya menerangkan suatu akibat hukum, mempunyai kekuatan hukum sebagai dalil pembuktian; Menimbang, bahwa dari keterangan saksi C yang melihat bekas pemukulan pada penggugat yang dilakukan oleh tergugat dan saksi D melihat penggugat sering pulang kerumah orang tuanya karena mendapat perlakuan kasar dari tergugat yang mengindikasikan bahwa adanya tindak kekerasan dalam rumah tangga oleh tergugat terhadap penggugat yang tidak dapat ditolerir (dibiarkan); Menimbang, bahwa dari keterangan saksi-saksi tersebut Majelis Hakim banding mempunyai persangkaan bahwa telah terjadi tindak kekerasan dalam rumah tangga berupa pelanggaran terhadap ketentuan pasal 6 dan pasal 7 Undang Undang No. 23 Tahun 2004 tentang Hal, 6 dari 11 hal, Put No. 131/Pdt.G/2011/MS-ACEH
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang dilakukan oleh tergugat terhadap penggugat; Menimbang, bahwa dari fakta diatas Majelis Hakim tingkat banding berpendapat apabila terjadi perselisihan antara suami isteri kemudian terbukti pisah tempat tidur dan telah diupayakan damai tetapi tidak berhasil, maka hal tersebut sebagai indikator kuat terwujudnya maksud pasal 19 huruf
(f)
PP No. 9 tahun 1975, sesuai dengan putusan MARI No.
273/K/AG/1998 tanggal 17 Maret 1999 yang menyatakan bahwa cekcok, hidup berpisah tidak tempat
tidur,
dalam satu
tempat
kediaman
bersama/berpisah
salah satu pihak tidak berniat meneruskan kehidupan
bersama dengan pihak lain merupakan fakta yang cukup beralasan untuk suatu perceraian, dan mempertahankan rumah tangga yang demikian itu adalah sia-sia, oleh karena keberatan Pembanding/Tergugat tersebut haruslah dikesampingkan; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut Majelis Hakim tingkat banding berpendapat
apabila kehidupan rumah tangga
Pembanding dengan Terbanding dipaksakan rukun lagi akan menimbulkan penderitaan yang berkepanjangan bagi kedua belah pihak karena hubungan suami isteri dalam rumah tangga yang demikian dirasa hampa tanpa ruh, maka menurut Majelis Hakim Mahkamah Syar’iyah Aceh
kondisi rumah
tangga yang demikian sudah dianggap patut dan cukup alasan untuk menempuh jalan perceraian berdasarkan al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 130 sebagai berikut :
Artinya: ”Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masing dari limpahan karunia-Nya dan adalah Allah Maha Luas (Karunia-Nya) lagi Maha Bijaksana”; Menimbang bahwa tentang penetapan hak asuh anak pada dasarnya dititik beratkan untuk kepentingan terbaik dan kemaslahatan bagi Hal, 7 dari 11 hal, Put No. 131/Pdt.G/2011/MS-ACEH
anak tersebut baik untuk jasmani, rohani, kecerdasan
intelektual dan
agama; Menimbang, bahwa anak Pembanding dengan Terbanding yang bernama
B bin A, lahir 7 September 2008 pada umumnya anak yang
berusia lebih kurang 3 tahun, 4 bulan masih sangat membutuhkan banyak perhatian dan kasih sayang ibunya; Menimbang, bahwa Terbanding/Penggugat adalah seorang ibu rumah tangga yang banyak memiliki waktu untuk mengurus dan memberikan perhatian kepada anak Pembanding dan Terbanding tersebut dan dipersidangan juga tidak terungkap atau tidak ditemukan fakta
bahwa
Penggugat adalah seorang ibu yang mempunyai sikap yang buruk untuk mengasuh dan memelihara anak tersebut; Menimbang, bahwa sesuai memori dan fakta yang ditemukan Pembanding keberatan jika Terbanding yang mengasuh anak tersebut karena Terbanding/Penggugatlah yang pergi meninggalkan anak tersebut begitu
saja
dan
keberadaan
anak
sekarang
telah
ikut
dengan
Pembanding/Tergugat, Majelis Hakim tingkat banding mempertimbangkan dengan
fakta
yang
terungkap
dipersidangan
bahwa
Pembanding/
Tergugatlah yang tidak membolehkan atau melarang keras Terbanding/ Penggugat membawa anak (BAP tanggal 19 April 2011) dengan demikian pada
dasarnya
anak
tersebut
mau
ikut
ibunya
Terbanding/Penggugat patut ditetapkan pemegang
oleh
sebab
itu
hadhanah anak
Pembanding dan Terbanding bernama B bin A; Menimbang,
bahwa
Majelis
Hakim
tingkat
banding
perlu
mengemukakan doktrin hukum Islam dalam Kitab I’anatuth Thalibin IV halaman 101-102 yang kemudian diambil alih menjadi pendapat Majelis Hakim tingkat banding dalam pertimbangan putusan ini yang menyatakan,
Hal, 8 dari 11 hal, Put No. 131/Pdt.G/2011/MS-ACEH
”... yang diutamakan mengurus anak yang belum mumayyiz ialah ibunya yang janda dan kalau sudah mumayyiz dan ibu bapaknya telah bercerai maka dia boleh tinggal dipihak mana yang ia suka”; Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 105 huruf (a) Kompilasi Hukum Islam di Indonesia dinyatakan ”Pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya” jo pasal 14 dan pasal 29 ayat (2) Undang Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan diatas dapat disimpulkan bahwa Majelis Hakim tingkat pertama telah melaksanakan ketentuan pasal 39 ayat 2 Undang-Undang No.1 tahun 1974 jo pasal 16 PP No. 9 tahun 1975 sehingga berdasarkan fakta tersebut dalam perkara a quo Majelis
Hakim
tingkat
banding
berpendapat
mengabulkan
gugatan
Penggugat seluruhnya dengan demikian putusan Mahkamah Syar’iyah Bireuen No. 86/Pdt.G/2011/MS-Bir tanggal 13 September 2011 Miladiyah bertepatan
dengan tanggal 15 Syawal 1432 Hijriyah harus dikuatkan
dengan memperbaiki amar putusan sehingga lengkapnya sebagaimana termuat didalam putusan ini; Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pasal 89 ayat 1 Undang-Undang No. 7 tahun 1989 yang diubah dengan Undang-Undang No. 3 tahun 2006 perubahan kedua Undang-Undang No. 50 tahun 2009 tentang Peradilan Agama maka mengenai biaya perkara dalam tingkat banding seluruhnya dibebankan kepada Pembanding; Mengingat, segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan hukum Syara’ yang berkaitan dengan perkara ini;
M E N G A D I L I: -
Menerima permohonan banding Pembanding;
Hal, 9 dari 11 hal, Put No. 131/Pdt.G/2011/MS-ACEH
-
Memperbaiki
putusan
amar
Mahkamah
Syar’iyah
Bireuen
No.
86/Pdt.G/2011/MS-Bir tanggal 13 September 2011 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 15 Syawal 1432 Hijriyah yang dimohonkan banding sehingga amarnya berbunyi sebagai berikut: 1. Mengabulkan gugatan penggugat seluruhnya; 2. Menjatuhkan talak satu bain sughra tergugat terhadap penggugat; 3.
Menetapkan, seorang anak yang bernama B bin A lahir 07 September 2008 berada dibawah asuhan (hadhanah) penggugat hingga anak tersebut dewasa atau mandiri;
4. Menghukum tergugat untuk memberikan biaya pemeliharaan anak tersebut minimal untuk saat ini sebesar Rp. 500,000. (Lima ratus ribu rupiah) kepada penggugat setiap bulannya; 5. Memerintahkan
Panitera
Mahkamah
Syar’iyah
Bireuen
untuk
mengirimkan satu helai salinan putusan ini yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Kuala, Kabupaten Bireuen, dan Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen, untuk dicatat dalam sebuah daftar yang disediakan untuk itu; 6. Menghukum penggugat untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp. 266,000. (Dua ratus enam puluh enam ribu rupiah); -
Membebankan kepada Pembanding untuk membayar biaya perkara ditingkat banding sebesar Rp. 150.000. (Seratus lima puluh ribu rupiah ); Demikianlah
diputuskan
dalam
rapat
permusyawaratan
Majelis Hakim Mahkamah Syar’iyah Aceh pada hari Rabu, tanggal 25 Januari 2012 Miladiyah,
bertepatan dengan
tanggal 01 Rabiul Awwal
1433 Hijriyah, oleh kami Dra. Masdarwiaty, M.A, Hakim Tinggi yang ditunjuk sebagai
Ketua
Majelis,
Drs. A. Mu’thi, M.H. dan Drs. Asri Damsy, S.H,
masing-masing sebagai Hakim Anggota, berdasarkan Penetapan Ketua Hal, 10 dari 11 hal, Put No. 131/Pdt.G/2011/MS-ACEH
Mahkamah Syar’iyah Aceh Nomor: 131/Pdt.G/2011/MS Aceh, tanggal 11 Januari 2012 dan putusan tersebut dibacakan pada hari itu juga
dalam
sidang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis, yang didampingi para Hakim
Anggota tersebut
dan
dibantu
oleh Drs. Hasanuddin Abbas
sebagai Panitera pengganti tanpa dihadiri pihak-pihak yang berperkara;
Hakim Anggota
Ketua Majelis
dto
dto
Drs. A. Mu’thi, M.H.
Dra. Masdarwiaty, M.A.
dto Drs. Asri Damsy, S.H. Panitera Pengganti dto dto DRS. HASANUDDIN ABBAS
Perincian biaya banding: 1. Biaya Redaksi ……………………………….. 2. Biaya Materai ……………………………….. 3. Biaya Leges …………………………………. 4. Biaya Proses ………………………………… J u m l a h ………………………………..
Rp. 5,000. Rp. 6,000. Rp. 5,000. Rp. 134,000. Rp. 150,000.
------------------------------- (Seratus lima puluh ribu rupiah) -----------------------------
Untuk salinan yang sama bunyinya Banda Aceh, 7 Pebruari 2012 Wakil Penitera
Drs. MUHAMMAD YUSUF,S.H
Hal, 11 dari 11 hal, Put No. 131/Pdt.G/2011/MS-ACEH