seri ‘ilmu
emut khoiri, drs, m.si
mushola as-salam
ﺝ ﺨ ﹺﺮ ﻳ ﻭ .ﳊﻖ ﻳ ﹺﻦ ﹾﺍ ﹶﻭ ﺍﻟﺪ ﻯﻪ ﹺﺑ ﹾﺎ ﹸﳍﺪ ﻮﹶﻟ ﺳ ﺭ ﺳ ﹶﻞ ﺭ ﻯ ﹶﺍﷲ ﺍﻟﱠﺬ ِ ﺎ ﹶﻥ ﺍﺤﺳﺒ ،ﺮﻩ ﻔ ﻐ ﺘﺴ ﻧ ﻭ ﻪ ﻨﻴ ﻌ ﺘﺴ ﻧ ﻭ ﻩ ﺪ ﻤ ﺤ ﻧ ﷲ ِ ِ ﺪ ﻤ ﺤ ﹶﺍﹾﻟ
ﻭ ﻩ ﺪ ﺒ ﻋ ﺍﺪﺤﻤ ﻣ ﺪ ﹶﺍﻥﱠ ﻬ ﺷ ﻭ ﹶﺍ ﻪ ﻚ ﹶﻟ ﻳﺷ ﹺﺮ ﻩ ﹶﻻ ﺪ ﺣ ﻭ ﷲ ُ ﺍﻻﱠ ﺍ ﻪ ﻟﺪ ﹶﺍ ﹾﻥ ﹶﻻ ﺍ ﻬ ﺷ ﹶﺍ،ﺎ ﹾﺫﹺﻧﻪﻮ ﹺﺭ ﹺﺑ ﱃ ﺍﻟﻨ ﺍ ﹶ ﺕ ﺎﻦ ﺍﻟ ﱡﻈ ﹸﻠﻤ ﻣ ﺱ ﺎﺍﻟﻨ ﺪ ﻌ ﺑ ﺎ ﹶﺍﻣ.ﻪ ﻮﹸﻟ ﺳ ﺭ I. Mukhadimah
I
slam adalah suatu agama yang sempurna. Kesempurnaannya dapat ditilik dari aspek isi (content), kecocokan berlakunya (universalism) dan kemurnian (orisinalitas). Aspek isi menjamin terhadap kelengkapan materi dan kebenaran statemen dalam Islam. Universalitas memberikan garansi bahwa Islam berlaku untuk setiap orang dan semua era. Sedangkan kemurnian aturan Islam dari campurtangan produk manusia mampu menumbuhkan kepercayaan dan kemantapan. Ketengan hati muncul di saat membaca garansi dari Allah SWT. Tepatnya, firman Allah tentang penjagaan terhadap Al-Qur’an dan setiap ucapan Rasulullah adalah wahyu Allah bukan nafsu. Pelaksanaan Islam secara ideal (sempurna) membutuhkan kefahaman tentang aturan-aturan yang ada. Kefahaman dapat memunculkan suatu motivasi yang tinggi untuk merealisasikan dalam kehidupan. Dan, kefahaman dicapai setelah melalui suatu tahapan (maraahil) pembelajaran dan praktek realisasi pengamalan. Untuk menghasung manusia dalam meraih tingkat kefahaman terhadap Islam secara integrated(totalitas), Allah memposisikan ‘aalimun (orang yang berilmu) pada tataran dan derajad yang tinggi. Semua hal yang berkaitan dengan ‘aalimun mendapat porsi atensi (perhatian) dan rewards (penghargaan) yang besar. Mulai dari thalabul ‘ilmi, prosesi pelaksanaan hingga produk jadi orangnya (‘aalimun). Berbagai hasungan dijanjikan Allah untuk hamba-Nya yang mau menempuh jalan thalabul ‘ilmi. Manifestasi insentif (hasungan) dipolesekan Allah dalam bentuk status nilai, status masyarakat dan status derajat tertinggi di sisi Allah. Mengingat betapa besar atensi Islam terhadap prosesi dan produk thalabul ‘ilmi ini, maka kami mecoba untuk membahas tentang thalabul ‘ilmi dan hal-hal yang terkait di dalamnya. Meskpun hanya sekilas, mudahmudahan dapat sedikit memberi gambaran dan akhirnya mampu menumbuhkan motivasi untuk merealisasikan dalam kehidupan.
A. Menuntut Ilmu (thalabul ‘ilmi) 1. Hukum thalabul ‘imi
ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﱪ ﻋﻦ ﺍﻧﺲ.ﺤ ﹺﺮ ﺒﻰ ﹾﺍﻟﺎ ﹸﻥ ﻓﻴﺘ ﳊ ﻰ ﹾﺍﺣﺘ ﺊ ﻴ ﺷ ﻪ ﹸﻛ ﱡﻞ ﺮ ﹶﻟ ﻔ ﻐ ﺘﻳﺴ ﻌ ﹾﻠ ﹺﻢ ﺐ ﺍﹾﻟ ﻟﺍﻥﱠ ﻃﹶﺎ ﻭ ،ﻠﻢﹴ ﺴ ﻣ ﻋﻠﹶﻰ ﹸﻛﻞﱢ ﻀ ﹲﺔ ﻳﻌ ﹾﻠ ﹺﻢ ﹶﻓ ﹺﺮ ﺐ ﹾﺍﻟ ﹶﻃ ﹶﻠ Menuntut ilmu adalah wajib atas tiap-tiap orang Islam, dan sesungguhnya orang yang menuntut ilmu itu dimintakan ampun oleh segala sesuatu, hingga ikan-ikan yang di laut. [HR. Ibnu Abdil Barr dari Anas]
ﻢ ـﻧﻬ ـﻮﹾﺍﻳ ﹶﻔﻘﱢﻬ ﻭ ﻢ ﻬ ﻧـﺮﹶﺍﻡ ﹺﺟﻴ ﻮ ﻗﹶـﻤﻦ ّﻠ ﻌ ﻴﷲ ﻟﹶـ ِ ﺍﻮﻥﹶ؟ ﻭ ﻌﻈﹸـ ﺘﻳﻭ ﹶﻻ ﻮ ﹶﻥ ﻬ ﻳ ﹶﻔﻘﱢ ﻭ ﹶﻻ ﻢ ﺮﹶﺍﹺﻧ ﹺﻬﻦ ﹺﺟﻴ ﻣ ﻮ ﹶﻥ ﻤ ﻌﻠﱠ ﺘﻳﻭ ﻣـﹶﺎ ﺑﹶﺎ ﹸﻝ ﹶﺍﻗﹾﻮﹶﺍﻡﹴ ﹶﻻ … ـ ﹶﺔﻮﺑ ﻌ ﹸﻘ ﻢ ﺍﹾﻟ ﻬ ﻨﺧ ﹶﻠ ﻭ ﻷُﻋـﹶﺎ ﻮ ﹶﻥ ﹶﺍ ﻌ ﹸﻈ ﺘﻳ ﻭ ﻮ ﹶﻥ ﻬ ﺘ ﹶﻔﻘﱠﻳ ﻭ ﻢ ﺮﹶﺍ ﹺﻧ ﹺﻬﺧﻴ ﻦ ﻣ ﻡ ﻮ ﹶﻗﻤﻦ ﻌﻠﱠ ﻴﻟﻭ ﻢ ﻬ ﻧ ﻮ ﹶﻥ ﻬ ﻨ ﻳﻭ ﻬﻢ ـ َ ﻧﺮﻭ ﻣ ـ ﹾﺄ َ ﻳﻭ … Mengapa ada pula beberapa golongan yang tidak suka belajar dari tetangga-tetangganya, tidak menuntut pengetahuan fiqih dan tidak pula menerima nasehat dari mereka? Demi Allah, hendaklah golongan itu suka mengajar tetangga-tetangganya, memandaikan (menfahamkan) mereka urusan fiqih dan melarangnya berbuat munkar, hendaklah pula golongan itu suka belajar dari tetangga-tetangganya, suka mencari pengetahuan fiqih serta suka menerima nasehat mereka, atau kalau sedemikian itu tidak dilakukan pasti ke segerakan memberikan hukuman pada semua mereka” (HR. Thabrani)
Nabi SAW bersabda :”Jadilah engkau orang ‘aalim (yang mengajar) atau orang yang belajar atau orang yang mendengarkan (pelajaran); dan janganlah menjadi orang yang keempat. Maka rusaklah engkau; Rasulullah SAW ditanya :”Amal apakah yang paling utama?” Rasulullah menjawab :”Berilmu tentang Allah”.
ﺍﺫﹶﺍ ﻢ ﻬ ﻣ ﻮ ﺍ ﹶﻗﺭﻭ ﺬ ﻨ ﻴﻟ ﻭ ﻭ ﹶﻥ ﺭ ﺤ ﹶﺬ ﻳ ﹺﻦﻳﻓﻰ ﺍﻟﺪ ﺍﻬﻮ ﺘ ﹶﻔﻘﱠﻴﺋ ﹶﻔ ﹲﺔ ﻟﹼﻢ ﻃﹶﺂ ﻬ ﻨ ﺔ ﻣ ﺮ ﹶﻗ ﻓ ﻦ ﹸﻛﻞﹼ ﻣ ﺮ ﻧ ﹶﻔ ﻮ ﹶﻻ ﹶﻓ ﹶﻠ،ﺍ ﻛﹶﺂﻓﱠﺔﹰﺮﻭ ﻔ ﻨ ﻴﻟ ﻮ ﹶﻥ ﻨﻣ ﺆ ﺎ ﻛﹶﺎ ﹶﻥ ﹾﺍ ﹸﳌﻭﻣ .ﻢ ﻬ ﻌﻠﱠ ﻢ ﹶﻟ ﻴ ﹺﻬ ﺍﹶﻟ ﺁﻌﻮ ﺟ ﺭ Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang Mu'min itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga diri. [9. At-Taubah : 122] C://file/emut_kh’s web/jobs/da’wah/as-salam/materi/thalabul_’ilmi.html
1
seri ‘ilmu
2. Space (area) dan waktu thalabul ‘ilmi
ﻴﻬﻘﻰ ﺍﻟﺒ.ﻠ ﹴﻢ ﺴ ﻣ ﻋﻠﹶﻰ ﹸﻛﻞﱢ ﻀ ﹲﺔ ﻳﻌ ﹾﻠ ﹺﻢ ﹶﻓ ﹺﺮ ﺐ ﺍﹾﻟ ﻥﱠ ﹶﻃ ﹶﻠ ﹶﻓﺎ.ﻴ ﹺﻦ ﻮ ﺑﹺﺎﻟﺼ ﻭﹶﻟ ﻢ ﻌ ﹾﻠ ﻮﺍ ﺍﹾﻟاُ ﹾﻃ ﹸﻠﺒ Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri Cina, dan sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib atas setiap orang Islam. [HR. Baihaqi]
ﺪ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﱪ ﺤ ﺍﻟﹶﻰ ﺍﹾﻟ ﹶﻠ ﺪ ﻬﺍﹾﻟﻤ
ﻦ ﻣ ﻢ ﻌ ﹾﻠ ﻮﺍ ﺍﹾﻟﺍُ ﹾﻃ ﹸﻠﺒ
Tuntutlah ilmu mulai dari ayunan( buaian) sampai ke liang lahat . [HR. Ibnu Abdil Barr] B. Keutamaan thalabul ‘ilmi
1. Mendapat pahala senilai orang yang jihad fii sabiilillah
ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻯ.ﻊ ﺮ ﹺﺟ ﻳ ﻰﺣﺘ ﷲ ِ ﻴ ﹺﻞ ﺍ ﺳﹺﺒ ﰲ ﻮ ﹺ ﻬ ﻌ ﹾﻠ ﹺﻢ ﹶﻓ ﺐ ﺍﹾﻟ ﻰ ﹶﻃﻠﹶ ﹺﺝ ﻓ ﺮ ﺧ ﻦ ﻣ :ﷲ ﺹ ِ ﻮ ﹸﻝ ﺍ ﺳ ﺭ ﻗﹶﺎ ﹶﻝ:ﺲ ﺭﺽ ﻗﹶﺎ ﹶﻝ ﻧ ﹴﻦ ﹶﺍ ﻋ Dari Anas RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang keluar untuk menuntut ilmu, maka ia termasuk berjuang di jalan Allah, hingga ia kembali". [HR. Tirmidzi] 2. Mendapat kemudahan masuk syurga dan ketenangan hati
ً ْ ِ َ ِ ِ ُ َ ُ َ ا َ ً!"ْ ِ ِ #ْ $ِ % ُ !ِ &َ "ْ َ ً ْ ِ َ ' َ "َ َ ْ(َ …: ص ِ ْ ُل ا ُ َ َل َر:ْ َاِ ُه َ ْ َ َة رض َ َل َ 2ُ ِ #ْ "َ َ ْ3َ 4َ َﻥ6 ْ ِا2ُ *َ #ْ َ ُ ْ َﻥ ُ َا َر7&َ َ َو ِ با َ َ&ن ِآ َ ْ"ُ&ْ َ ِ تا ِ ْ#ُ ُ ْ(ِ 3 ٍ #ْ َ ِ$ ٌ َْم/َ !َ &َ ﺝ ْ َو(َ ا.)ِ * + َ ْ ا َ ِا 2"G( .=ُ 7َ *ْ ِ ْ!َ #ْ $ِ ُ ا2ُ ِ@ َ? ُ) َو َذ َآ َ ُهA َ !َ ْ ا2ُ ُ &ْ B C َ َ! ُ) َوC ْ ا2ُ ُ &ْ #َ D ِ E َ َو،ُ)*َ #ْ ?ِ G ا Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda, “Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. Dan tidaklah suatu kaum berkumpul di dalam suatu masjid dari masjid-masjid Allah, mereka membaca dan bertadarus Al-Qur'an, kecuali turunlah ketenangan jiwa dan rahmat kepada mereka, dan para malaikat menaungi mereka. Dan Allah akan menyebutnyebut mereka dihadapan para malaikat yang berada di sisi-Nya”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2074]
ًK َ& َ ِرL َ *ِ ﺝ ْ َا/ُ M َ &َ َ )َ ?َ @ِ A َ !َ ْن ا َو ِا.)ِ * + َ ْق ا ِ ُ ُ ْ(ِ ً ْ ِ َ ِ ِ ُ 'ا َ "َ َ ً!"ْ ِ ِ #ْ $ِ I ُ "ُJ ْ َ ً ْ ِ َ ' َ "َ َ ْ(َ ف اْ!َ ِء ا داود و ِ ْﺝ َ ِ$ ن ُ َْ L ِ ْض َو ا ِ ْر6َ ْت َو ا ِ !َاGِ ا$ ْ(َ ُ َ ُ Bِ ْN&َ G ْ #َ َ 2َ ِ َOْ ن ا َو ِا، 2ِ "ْ Oِ ْ اI ِ ِ َJِ ىT( &ا "Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan menjadikan untuknya suatu jalan dari jalan-jalan ke surga. Sesungguhnya para malaikat menaungi dengan sayapnya karena ridla kepada orang yang menuntut ilmu. Sesungguhnya orang alim itu dimohonkan ampun baginya oleh penghuni langit dan bumi serta ikanikan di dalam air [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 317, dan Tirmidzi]. 3. Memperoleh pahala yang besar
Nabi SAW bersabda :”Barang siapa duduk disisi seorang ‘alim dua jam, atau makan bersamanya dua suapan, atau mendengarkan daripadanya dua kata atau berjalan bersama dengan dia dua langkah maka Allah Ta’aalaa memberikan kepadanya dua syurga, yang tiap-tiap syurga seperti dua kali dunia (Misykaaul Anwaari)
Nabi SAW bersabda :”Barang siapa sholat berjama’ah dan duduk dilingkungan ilmu (majlis ilmu) serta mendengarkan kalam Allah kemudian mengamalkannya maka Allah memberikan kepadanya enam perkara : 1. rizqi yang halal; 2. selamat dari siksa qubur; 3. kitabnya diberikan dari arah kanan; 4. melewai jembatan (shirathal mustaqiim) dengan mudah lagi amat cepat laksana halilintar yang menyambar; 5. digiring bersama dengan para nabi; 6. dibangunkan oleh Allah Ta’aalaa sebuah rumah di syurga dari batu mutiara indah yang berpintu empat puluh buah” (Zubdatun)
Nabi SAW bersabda :”Duduk sesaat (satu jam) di sisi para ‘ulama lebih Aku sukai daripada ibadah seribu tahun”. 4. Memperoleh naungan berteduh dan pahala syurga
Nabi SAW bersabda :”Sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan sebuah kota dari sinar di bawah Arsy, yang besarnya sepuluh kali dunia. Di dalam kota itu terdapat seribu pohon tanaman dari permata indah, mutiara dan batu zabarjud yang gemerlapan. Apabila datang hari qiyamat maka terbukalah daun-dannya kemudian terdengar suara panggilan dari Allah SWT Yang Maha Rahman :”Dimana orang-orang yang mengerjakan sholat lima waktu dengan 2 C://file/emut_kh’s web/jobs/da’wah/as-salam/materi/thalabul_’ilmi.html
seri ‘ilmu
berjama’ah, kemudian duduk di kalangan pengajian serta mengaji; agar supaya mereka saat ini berteduh di bawah pohon-pohon ini”. Mereka berdatangan dan duduk di bawah pohon-pohon ini yang kemudian diletakkan di hadapan mereka meja makan dari cahaya yang di atasnya penuh dengan hidangan yang menimbulkan selera makan lagi menyenangkan pandangan. Maka dikatakan kepada mereka :”Makanlah olehmu sekalian daripadanya semuanya”. (Mukaasyafatul Asraari)
Nabi SAW bersabda :”Barang siapa duduk disisi seorang ‘alim dua jam, atau makan bersamanya dua suapan, atau mendengarkan daripadanya dua kata atau berjalan bersama dengan dia dua langkah maka Allah Ta’aalaa memberikan kepadanya dua syurga, yang tiap-tiap syurga seperti dua kali dunia (Misykaaul Anwaari) 5. Mendapat kepercayaan dan penghargaan yang besar
Nabi SAW bersabda :”Sendi tegaknya dunia itu ada empat : 1. dengan ilmunya para ‘ulama; 2. dengan adilnya orang-orang pemerintahan; 3. dengan dermawannya para orang kaya; 4. dengan do’anya orang-orang fakir. Kalau sekiranya tidak karena ilmu para ‘ulama niscaya rusaklah orang-orang yang bodoh;kalau tidak karena kedermawanan para orang kaya niscaya lenyaplah orang-orang fakir, kalau tidak karena do’anya para orang-orang fakir niscaya berantakanlah orang-orang kaya dan akalu tidak karena keadilan orang-orang pemerintahan niscaya orang akan saling isap mengisap darah satu sama lainnya sebagaimana serigala yang makan kambing”.
Nabi SAW bersabda :”Akan datang kepada umatku suatu masa di saat mana mereka lari dari para ulama dan dari ahli fiqih. Maka Allah Ta’aalaa menguji mereka dengan iga ujian : 1. menghilangkan berkah dari usaha mereka; 2. menguasakan kepada mereka seorang sultan yang dzalim (suka aniaya) dan 3. mereka akan keluar dari dunia (mati) tanpa bekal iman. (Mukaasyafatul Asraar).1
،ﺱ ﺎ ﹺﻦ ﺍﻟﻨ ﻣ ﻪ ﻋ ﺘ ﹺﺰﻨ ﻳ ﺎﺍﻋﺘﺰﻧﻢ ﺍ ﻌ ﹾﻠ ﺾ ﺍﹾﻟ ﻳ ﹾﻘﹺﺒ ﷲ ﹶﻻ َ ﺍﻥﱠ ﺍ :ﻮ ﹸﻝ ﻳ ﹸﻘ ﷲ ﺹ ِ ﻮ ﹶﻝ ﺍ ﺳ ﺭ ﺖ ﻌ ﻤ ﺳ :ﺹ ﺭﺽ ﻗﹶﺎ ﹶﻝ ﺎ ﹺﺑ ﹺﻦ ﺍﹾﻟﻌ ﻤﺮﹺﻭ ﻋ ﺑ ﹺﻦ ﷲ ِ ﺪ ﺍ ﺒ ﻋ ﻦ ﻋ .ﺍﺿ ﱡﻠﻮ ﻭ ﹶﺍ ﺍﻀﱡﻠﻮ ﻋ ﹾﻠ ﹴﻢ ﹶﻓ ﻴ ﹺﺮ ﻐ ﺍ ﹺﺑﺘﻮﺍ ﹶﻓﹶﺄ ﹾﻓﺌ ﹸﻠﻮﺴ ﺎ ﹰﻻ ﹶﻓﺟﻬ ﺎﻭﺳ ﺭ ُﺀ ﺱ ﺎﺨ ﹶﺬ ﺍﻟﻨ ﺍﺗ ﺎﻟﻤﺎﺒ ﹺﻖ ﻋ ﻳ ﻢ ﺍﺫﹶﺍ ﹶﻟ ﻰﺣﺘ ﺎ ِﺀﻌ ﹶﻠﻤ ﺾ ﺍﹾﻟ ﺒ ﹺ ﻢ ﹺﺑ ﹶﻘ ﻌ ﹾﻠ ﺾ ﺍﹾﻟ ﻳ ﹾﻘﹺﺒ ﻦ ﻜ ﻟﻭ ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ Dari Abdullah bin Amr bin Al-'Ash RA, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu dengan langsung dari orang-orang, tetapi Allah akan mencabut ilmu itu dengan meninggalnya para ulama, hingga apabila telah habis orang-orang yang alim, orang-orang akan mengangkat orang-orang yang bodoh menjadi pemimpin mereka. Kemudian apabila mereka ditanya akan memberikan fatwanya tidak berdasarkan ilmu, mereka itu sesat dan menyesatkan orang banyak". [HR. Bukhari dan Muslim] 5. Mendapat sholawat dari Allah, Malaikat dan seluruh makhluq
Nabi SAW bersabda :”Sesungguhnya Allah, para Malaaikat-Nya, para penghuni langit dan bumi sampai dengan semut di liangnya dan ikan semuanya memohonkan sholawat/kebaikan untuk orang-orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain (HR. At-Tirmidzi dan Ia mengatakan hadits hasan)) 6. Dimohonkan rahmat atau ampunan oleh seluruh makhluq
Nabi SAW bersabda :”Keutamaan orang alim di atas orang ahli ibadah itu seperti keutamaan saya dengan orang yang paling rendah dari antara kamu sekalian” . Kemudian beliau SAW bersabda : “Sesungguhnya Allah, para Malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi sampai semut dalam lubangnya, dan sampai ikan memohonkan rahmat atas para pengajar kebaikan kepada manusia”. (HR. At-Tirmidzi dan beliau mengatakan hadits hasan)
.ﺔ ﳉﻨ ﻕ ﹾﺍ ﹶ ﺮ ﹺ ﻦ ﹸﻃ ﻣ ﻳﻘﹰﺎﻪ ﹶﻃ ﹺﺮ ﷲ ﹺﺑ ُ ﻚﺍ ﺳ ﹶﻠ ﺎﻋ ﹾﻠﻤ ﻪ ﻴ ﻓ ﺐ ﻳ ﹾﻄ ﹸﻠ ﻳﻘﹰﺎﻚ ﹶﻃ ﹺﺮ ﺳ ﹶﻠ ﻦ ﻣ ﻑ ﻮ ﺟ ﻰﺎ ﹸﻥ ﻓﻴﺘ ﳊ ﻭ ﹾﺍ ﺽ ﺭ ﹺ ﻭ ﹾﺍ ﹶﻻ ﺕ ﺍﻤﻮﻰ ﺍﻟﺴﻦ ﻓ ﻣ ﻪ ﺮ ﹶﻟ ﻔ ﻐ ﺘﺴ ﻴﻢ ﹶﻟ ﻟﺎﺍﻥﱠ ﺍﹾﻟﻌ ﻭ ، ﻌ ﹾﻠ ﹺﻢ ﺐ ﺍﹾﻟ ﻟ ﹺﻟﻄﹶﺎ ﺎﺎ ﹺﺭﺿﺘﻬﺤ ﺟﹺﻨ ﻊ ﹶﺍ ﻀ ﺘﺋ ﹶﻜﺔﹶ ﹶﻟﻼ ﺍﻥﱠ ﹾﺍ ﹶﳌ ﹶ ﻭ ﹾﺍﳌﹶﺎ ِﺀ ﺍﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ ﻭ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻯ "Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan menjadikan untuknya suatu jalan dari jalan-jalan ke surga. Sesungguhnya para malaikat menaungi dengan sayapnya karena ridla kepada orang yang menuntut ilmu. Sesungguhnya orang alim itu dimohonkan ampun baginya oleh penghuni langit dan bumi serta ikan-ikan di dalam air [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 317, dan Tirmidzi]. C. Keutamaan Orang Berilmu (‘aalimun) 1. Mendapat perhatian khusus sebagai pembanding orang kafir
Nabi SAW bersabda :”Barang siapa mendermakan uangnya kepada penuntut ilmu seharga satu dirham maka seakan-akan dia telah mendermakan emas merah sebesar gunung Uhud di jalan Allah Ta’aalaa”. 9: (4ا
.ب ِ َUْ 6َ ْ آ ُ اُوُا اTَ &َ َ َ! ِا ﻥ.ن َ ْ!ُ "َ Oْ َ 6َ َ ْ Tِ ن َو ا َ ْ!ُ "َ Oْ َ َ ْ Tِ َ&ِى اG ْ َ ُْْ َه
C://file/emut_kh’s web/jobs/da’wah/as-salam/materi/thalabul_’ilmi.html
3
seri ‘ilmu
Katakanlah (wahai Muhammad), "Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui ? Sesungguhnya hanya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran". [39. Az-Zumar : 9] 16:7 ا
.*ْ ُرW ت َو ا ُ َ!"ُX W َ&ِى اG ْ َامْ َهْ َﺕ. ُ #ْ V ِ Uَ ْْ! َو ا6َ ْ َ&ِى اG ْ َ ُْْ َه
Katakanlah (wahai Muhammad), "Adakah sama orang yang buta dan orang yang bisa melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang ?". [13 Ar-Ra'du : 16]
.ت ُ ْ(َا6َ ْﻭ ﹶﻻ ا ﺂ ُﺀﺣﻴ ﺘﻮﹺﻯ ﹾﺍ ﹶﻻﺴ ﻳ ﺎﻭ ﻣ .ﺭ ﻭ ﺮ ﳊ ﻭ ﹶﻻ ﹾﺍ ﹶ ﻭ ﹶﻻ ﺍﻟﻈﹼ ﱡﻞ .ﺭ ﻮ ﻭ ﹶﻻ ﺍﻟﻨ ﺖ ﻭ ﹶﻻ ﺍﻟ ﱡﻈﻠﹸﻤ .ﺮ ﻴ ﺼ ﺒﻭ ﺍﹾﻟ ﻤﻰﺘﻮﹺﻯ ﹾﺍ ﹶﻻﻋﺴ ﻳ ﺎﻭ ﻣ 22-19: Bا Dan tidaklah sama antara orang yang buta dengan orang yang bisa melihat, tidak sama antara gelap gulita dengan cahaya, dan tidak sama pula antara yang teduh dengan yang panas. Demikian pula tidak sama antara orang yang hidup dengan orang yang mati. [35 Fathir : 19 - 22] 19:ﺍﻟﺮﻋﺪ
.ﺏ ﺎ ﹺﺮ ﺍﹸﻭﻟﹸﻮﺍ ﹾﺍ ﹶﻻﹾﻟﺒ ﺘ ﹶﺬﻛﱠﻳ ﺎﻤﺍﻧ ،ﻤﻰﻮ ﹶﺍﻋ ﻫ ﻦ ﻤ ﹶﻛﳊﻖ ﹾﺍ ﹶﻚﺑﻦ ﺭ ﻣ ﻚ ﻴ ﺍﹶﻟ ﻧ ﹺﺰ ﹶﻝﺎ ﹸﺍﻤﻢ ﹶﺍﻧ ﻌ ﹶﻠ ﻦ ﻳ ﻤ ﹶﺍﻓﹶ
Apakah orang yang mengetahui bahwa apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar samadengan orang yang buta ? Sesungguhnya hanya orang-orang yang berakal sajalah yang dapat mengambil pelajaran. [13 ArRa'du : 19] 2. Mendapat derajat yang tinggi di sisi Allah
ﻦ ﻳﺬ ﷲ ﺍﻟﱠ ُ ﺮ ﹶﻓ ﹺﻊ ﺍ ﻳ ﺍﺰﻭ ﺸ ﻧﺍ ﻓﹶﺎﺰﻭ ﺸ ﻧﻴ ﹶﻞ ﺍ ﻗ ﺍﺫﹶﺍ ﻭ ،ﷲ ﹶﻟ ﹸﻜﻢ ُﺢﺍ ﺴﹺ ﻳ ﹾﻔ ﺍﺤﻮ ﺴ ﺲ ﻓﹶﺎ ﹾﻓ ﻠ ﹺ ﻰ ﹾﺍﳌﹶﺠﺍ ﻓﺤﻮ ﺗ ﹶﻔﺴ ﻢ ﻴ ﹶﻞ ﹶﻟ ﹸﻜ ﻗ ﺍﺫﹶﺍ ﺁﻨﻮﻣ ﺍﻳﻦﺬ ﺎ ﺍﻟﱠﻬﻳﹶﺎﻳ 11:ﺪﻟﺔﺍ
.ﺖ ﺟﺩﺭ ﻢ ﻌ ﹾﻠ ﺗﻮﺍ ﺍﹾﻟﻭ ﻦ ﹸﺍ ﻳﺬ ﻭ ﺍﻟﱠ ﻢ ﻨ ﹸﻜ ﻣ ﺍﻨﻮﻣ ﺍ
Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. [58 Al-Mujadalah : 11]
ﻭ .ﺔ ﳉﻨ ﻕ ﹾﺍ ﹶ ﺮ ﹺ ﻦ ﹸﻃ ﻣ ﻳﻘﹰﺎﻪ ﹶﻃ ﹺﺮ ﷲ ﹺﺑ ُ ﻚﺍ ﺳ ﹶﻠ ﺎﻋ ﹾﻠﻤ ﻪ ﻴ ﻓ ﺐ ﻳ ﹾﻄ ﹸﻠ ﻳﻘﹰﺎﻚ ﹶﻃ ﹺﺮ ﺳ ﹶﻠ ﻦ ﻣ :ﻮ ﹸﻝ ﻳ ﹸﻘ ﷲ ﺹ ِ ﻮ ﹶﻝ ﺍ ﺳ ﺭ ﺖ ﻌ ﻤ ﺳ ﻲ ﺎﻧ ﻗﹶﺎ ﹶﻝ ﹶﻓ... :ﻝ ﺲ ﻗﹶﺎ ﹶ ﻴ ﹴ ﺑ ﹺﻦ ﹶﻗ ﻴ ﹺﺮ ﺜﻦ ﹶﻛ ﻋ
ﻭ ،ِﻑ ﹾﺍﳌﹶﺎﺀ ﻮ ﺟ ﻰﺎ ﹸﻥ ﻓﻴﺘ ﳊ ﻭ ﹾﺍ ﺽ ﺭ ﹺ ﻭ ﹾﺍ ﹶﻻ ﺕ ﺍﻤﻮﻰ ﺍﻟﺴﻦ ﻓ ﻣ ﻪ ﺮ ﹶﻟ ﻔ ﻐ ﺘﺴ ﻴﻢ ﹶﻟ ﻟﺎﺍﻥﱠ ﺍﻟﹾﻌ ﻭ ، ﻌ ﹾﻠ ﹺﻢ ﺐ ﺍﹾﻟ ﻟ ﹺﻟﻄﹶﺎ ﺎﺎ ﹺﺭﺿﺘﻬﺤ ﺟﹺﻨ ﻊ ﹶﺍ ﻀ ﺘﺋ ﹶﻜ ﹶﺔ ﹶﻟﻼ ﺍﻥﱠ ﹾﺍ ﹶﳌ ﹶ ﻢ ﺎ َﺀ ﹶﻟﻧﹺﺒﻴﺍﻥﱠ ﹾﺍ ﹶﻻ ﻭ .ﺎ ِﺀﻧﹺﺒﻴﺭﹶﺛ ﹸﺔ ﹾﺍ ﹶﻻ ﻭ ﺎ َﺀﻌ ﹶﻠﻤ ﺍﻥﱠ ﺍﹾﻟ ﻭ ،ﻛﺐﹺ ﺍﺋ ﹺﺮ ﺍﹾﻟ ﹶﻜﻮﺎﻋﻠﹶﻰ ﺳ ﺪ ﹺﺭ ﺒﻴ ﹶﻠ ﹶﺔ ﺍﹾﻟ ﻤ ﹺﺮ ﹶﻟ ﻀ ﹺﻞ ﺍﹾﻟ ﹶﻘ ﺪ ﹶﻛ ﹶﻔ ﺎﹺﺑﻋﻠﹶﻰ ﺍﹾﻟﻌ ﻟ ﹺﻢﺎﻀ ﹶﻞ ﺍﹾﻟﻌ ﺍﻥﱠ ﹶﻓ ﺍﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ ﻭ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻯ.ﻓ ﹴﺮ ﺍﻭ
ﺤﻆﱟ ﺧ ﹶﺬ ﹺﺑ ﻩ ﹶﺍ ﺧ ﹶﺬ ﻦ ﹶﺍ ﻤ ﹶﻓ.ﻢ ﻌ ﹾﻠ ﺛﹸﻮﺍ ﺍﹾﻟﻭﺭ ،ﺎﻫﻤ ﺭ ﺩ ﻭ ﹶﻻ ﺍﺎﺭﻳﻨﺩ ﺍﹸﺛﻮﻮﺭ ﻳ
Sesaat (satu jam) waktu yang dipergunakan oleh seorang yang berilmu bertekun di tempat tidurnya untuk menelaah suatu ilmu (pengetahuan), itu lebih baik daripada beribadahnya seorang abid (ahli ibadah) selama enam puluh tahun (Al-hadits, dalam buku Haadzaa Huwal Islam, Karangan Prof. Dr. Muh. Ghallab).
Dari Katsir bin Qais, ia berkata : … (Abu Darda') berkata : Saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan menjadikan untuknya suatu jalan dari jalanjalan ke surga. Sesungguhnya para malaikat menaungi dengan sayapnya karena ridla kepada orang yang menuntut ilmu. Sesungguhnya orang alim itu dimohonkan ampun baginya oleh penghuni langit dan bumi serta ikan-ikan di dalam air. Dan sesungguhnya keutamaan orang alim atas orang yang beribadah (tetapi tidak alim) adalah seperti bulan purnama atas seluruh bintang-bintang. Sesungguhnya para ulama itu adalah pewaris para Nabi, dan sesungguhnya para Nabi itu tidak mewariskan dinar dan dirham, namun mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang mengambilnya, berarti ia telah mengambil bagian yang banyak sekali". [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 317, dan Tirmidzi].
Dari Abi dzarrin dari Nabi SAW : ”Hai Abaa Dzarrin, sungguh engkau telah pergi lalu mengajarkan satu bab dari kitaabullah (Al-Qur’an) itu lebih baik bagimu daripada engkau sholat seratus reka’at. Dan sungguh engkau pergi lalu mengajarkan satu bab dari ilmu, diamalkan atau tidak diamalkan, itu lebih baik bagimu daripada engkau sholat seribu reka’at. (Al-hadits)
Nabi SAW bersabda :”Keutamaan orang alim di atas orang ahli ibadah itu seperti keutamaan saya dengan orang yang paling rendah dari antara kamu sekalian” . Kemudian beliau SAW bersabda : “Sesungguhnya Allah, para Malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi sampai semut dalam lubangnya, dan sampai ikan memohonkan rahmat atas para pengajar kebaikan kepada manusia”. (HR. At-Tirmidzi dan status hadits hasan) 3. Mendapat jaminan ke”taqwa”an yang lebih tinggi
28: $ 4 C://file/emut_kh’s web/jobs/da’wah/as-salam/materi/thalabul_’ilmi.html
.ءZ!َ"Oُ َْ ِد ِ= اU ِ ْ(ِ َ َ اD[ ْ َ َ!ِا ﻥ
seri ‘ilmu
Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hanyalah para ulama. [QS. Fathir : 28] 43:تU?*Oا
.ن َ ْ!ُ ِ َOْ ا6 ِ ُ" َ ِاOْ َ َ( َو،ِ ِ ُ َ ِ"*سM ْ ْ(]َ ُل َﻥ6َ ْ' ا َ "ْ َو ِﺕ
Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia, dan tiada yang memahaminya kecuali orangorang yang berilmu. [29. Al-Ankabuut : 43] 4. Mendapat kebaikan (pahala) yang besar hingga setelah mati
2"G( [رى وU ا. ِ ْ 7^ ِ ا$ ُ ْ ^ Bَ ُ ًا#ْ ﺥ َ ِ ِ ُ َ(ْ ُ ِ ِد ا: ص ِ ْ ُل ا ُ َ َل َر:َ ِو َ َ) رض َ َلO(ُ ْ َ Dari Mu'awiyah RA ia berkata, Rasulullah SAW telah bersabda, "Barangsiapa yang Allah menghendaki kebaikan kepadanya, maka Allah akan memberinya kefahaman dalam agamanya". [HR. Bukhari dan Muslim]
،ٍ) َ َ ٍ) ﺝَ ِر7َ ﺹ َ ،ٍثA َ ِ(ْ َﺙ6 َ!ُ" ُ ِا َ /َ J َ َ َد َم ا ْﻥc ُ ْ ت ا َ َ( ِاذَا: ص ِ ْ ُل ا ُ َ َل َر:ْ َاِ ُه َ ْ َ َة رض َ َل َ 2"G( .ُ َ ْ ُ ْ7 َ d ٍ ِ َ ﺹ7ٍ َ َاوْ َو،ِِ /ُ Bَ &َ *ْ ُ 2ٍ "ْ ِ َْاو Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, Rasulullah SAW telah bersabda, "Apabila seseorang telah meninggal dunia, maka semua amalnya terputus kecuali tiga perkara : Shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang senantiasa mendoakan kepada kedua orang tuanya". [HR. Muslim]
Dari Muadz bin Jabal : “Belajarlah ilmu karena belajar ilmu karena Allah itu merupakan suatu (bukti) takut (kepadaNya). Menuntutnya adalah ibadah, mendiskusikannya adalah tasbih, membahasnya adalah jihad, mengajarkannya kepada orang yang belum mengetahuinya adalah sedekah, memberikannya kepada keluarganya sebagai pendekatan diri (kepada Allah), karena ilmu itu memberitahukan halal dan haram, dan menara jalan penghuni syurga. Dia merupakan penghibur dalam gelisah, menjadi teman dalam kesunyian, petunjuk dalam suka dan duka, senjata terhadap musuh, perhisaan di kalangan teman-teman dekat, Allah mengangkat kaum-kaum dengannya. Ilmu itu menjadikan mereka sebagai ikutan dan pemimpin yang peninggalan mereka kisah, perbuatan mereka diikuti dan pendapat mereka menjadi penentu. Malaikat senang terhadap tabi’at (watak) mereka, mengusap mereka dengan sayapnya, dan setiap yang kering dan basah memohonkan ampun bagi mereka, demkian juga ikan dan binatangbinatang kecil di laut, binatang buas dan jinak di darat, karena ilmu itu hidupnya hati dari kebodohan dan pelita mata dari kegelapan, yang dengan ilmu itu seorang hamba dapat mencapai derajat orang-orang yang terpilih, derajat yang tinggi di dunia dan di akherat. Memikirkannya adalah membandingi puasa, mempelajari nya adalah membandingi kepada mendirikan malam (beribadah malam), dengannya menyambung rahiim (silaturahim), dengannya diketahui halal dan haram. Ilmu adalah imam dari amal dan amal adalah pengikutnya, orang-orang yang berbahagia mendapat lham tentang ilmu dan orang-orang celaka terhalang dari ilmu”. D. Kewajiban Da’wah (mengajar) 1. Perintah Da’wah
َ نا ِا،ِ ا*س َ (ِ ' َ !ُ V ِ Oْ َ ُ َو ا،َ&"َ ِ ر3 َ Nْ "َ َ!$َ ْOَ Bْ ْ َﺕ2 ْ وَ ِان،َ'^ ' ِ(ْ ر َ #ْ َ َل ِا4ِ ْ (َ ُا ْﻥe"ّّ ْ ُل ُ َ اW َ 67:ة7@! ا. َ ْ ِ Bِ ?ِْى اْ َْ َم ا7ْ َ 6َ Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamutidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. [5 QS. Al-Maidah : 67] 44:ﺍﻟﻨﺤﻞ
.ن َ ْ ? ُ وBَ &َ َ ْ2ُ "Oَ َ ْ َو2ِ #ْ َ َل ِا4^ س (َ ُﻥ ِ *"ِ َ #ّ Uَ &ُ ِ َ ْآT^ ' ا َ #ْ َ ْ*َ ِا4َ َو َا ْﻥ
Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur'an, agar kamu menerangkan kepada ummat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkannya. [16 QS. An-Nahl : 44]
[رىU ا.)ً َ c َْ ْ َوg*^ َ ْاNُ "^َ : ص َ َلg Uِ * ن ا ْ* ُ َا َ ُ اg َK ِ ص َر ِ َOْ ا ِ ْ ْ! ِو َ ِ ْ ِ ا7ِ Uْ َ ْ َ Dari Abdullah bin 'Amr bin 'Ash RA, ia berkata : Sesungguhnya Nabi SAW pernah bersabda, "Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat". [HR. Bukhari] 2. Perhargaan Bagi Pelaku Da’wah (Da’i)
”Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shaleh dan berkata :”Sesungguhnya aku termasuk oang-orang yang berserah diri?” (41 Fushilat : 33)
ن َو َ cْ ُ ْ ا2َ "Oَ ْ َ(ْ َﺕ2 ُ ُآ#ْ ﺥ َ :2َ " َ ِ َو#ْ "َ َ ُ ﺹ" ا َ ِ ْ ُل ا ُ َ َل َر،َ ْ* ُ َل َ ُ اg َK ِ ن َر َ B َ ِ ْ ن َ َ!]ْ ُ ْ َ [رىU ا.ُ !َ " َ C://file/emut_kh’s web/jobs/da’wah/as-salam/materi/thalabul_’ilmi.html
5
seri ‘ilmu
Dari Utsman bin Affan RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda, "Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya". [HR. Bukhari] 2. Metode dan Srategi Da’wah
K َ ْ!َ ِ 2ُ "َ ْ ' ُه َ َا َ ن َر ِا،ُG َ C ْ َاg َ ْ ِهg&ِ ِ ْ2ُ ْ َ* ِ) َو ﺝَ ِدG َ L َ ْ ِ) اX َ ِ ْ!َ ْ ْ? َ! ِ) َو اL ِ ِْ ' َ ^ ِ َر#ْ Uِ َ َ ِع ا ُ ُْاد 125:L* ا. َ ْ 7ِ &َ ْ !ُ ِْ 2ُ "َ ْ "ِ َو ُه َ َا#ْ Uِ َ ْ َ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-mu Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. [16 QS. An-Nahl : 125]
. َ #ْ ِ ِآD ْ !ُ ْ ا َ (ِ َ َاﻥZَ( َو ِ ا َ LْU ُ َو،ْg*ِ Oَ Uَ ا ﺕ ِ (َ َ َ ٍة َاﻥَ و#ْ V ِ َ "َ ِ ِاَ اcْ ُ ْْ َادg"ِ #ْ Uِ َ ِ=Tِ ُْ ه 108:i Katakanlah : Inilah jalan (agama)ku; aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik. [12 QS. Yusuf : 108] 3. Tugas Seorang Da’i
َو ِانْ آَ ُﻥْا،َ)!َ ?ْ L ِ ْ َو اI َ &ِ?ْ ا2ُ ُ !ُ "^َO ُ ْ َو2ِ #ْ ^آ4َ ُ ْ ا &ِ َو2ِ #ْ "َ َ ْ َ ْ& ُ"ْا2ُ *ْ (^ 6ً ُْ َر َ #ّ (^ 6ُ ِْ ا$ j َ Oَ َ ْيTِ ُه َ ا 4-2:)O!+ ا.2 ُ #ْ ?ِ L َ ْ ا4ُ ْ 4ِ Oَ ْ َو ُه َ ا،ْ2ِ ِ ُْاL َ "ْ َ !َ ْ2ُ *ْ (ِ َ ْ ِ ﺥ َ َو ا. ٍ #ْ Uِ (W ٍ "َK ْgBِ َ ُ Uْ َ ْ(ِ Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul diantara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan hikmah (AsSunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata, dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [62 QS. Al-Jumu'ah : 2-3] 119: ةUا
.2ِ #ْ L ِ+ َ ْ اI ِ Lْْ َاﺹ َ ُلmَ G ْ ُﺕ6َ ْ ًا وTِ ًا و َﻥ#ْ D ِ َ l ^ L َ ِْ ' َ *ْ" َ ِْاﻥ َار
Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran, sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka. [2 QS. Al-Baqarah : 119] 4. Pahala Da’wah
ْ(ِ ' َ َ ٌ #ْ ﺥ َ ًا7C ِ وَاA ًﺝ ُ ' َر َ ِ ُ يا َ 7ِ ْ َ ْنoَ َ ِ َ ا$َ : رضg n "ِ Oَ ِ ص َ َلg Uِ * ن ا رض َا7ٍ Oْ َ ِ ْ ِ ْ َ ْ َ #" lB&( .2ِ Oَ * ْ! ِ اC ُ Dari Sahl bin Sa'id RA, ia berkata : Sesungguhnya Nabi SAW pernah bersabda kepada Ali RA, "Demi Allah, sungguh Allah memberi petunjuk kepada satu orang lantaran kamu, itu lebih baik bagimu dari pada kamu mendapatkan onta merah". [HR. Bukhari dan Muslim]
ار4U ا.ِ "ِ ِ َB ِ َآ#ْ [ َ ْ"َ ا َ لW ا7َ ا: ص َ َلg ^ Uِ * ا ِ َ رض% ٍ ْ َا َﻥ َ Dari Anas RA dari Nabi SAW beliau bersabda, "Orang yang menunjukkan kepada kebaikan (akan mendapatkan pahala) seperti orang yang mengerjakannya". [HR. Al-Bazzar]
p ُ ُ *ْ َ 6َ ُ Oَ Uِ ﺝْ ِر َ(ْ َﺕ ُ ﺝ ِ ِ( ْ] ُ ُا ْ 6َ ْ ا َ (ِ ُ َ ن َ ًَى آ7 َ(ْ َدَ ِاَ ُه: ص َ َل ِ ْ َل ا ُ ن َر ْ َاِ ُه َ ْ َ َة َا َ ْ(ِ ' َ ِ ذp ُ ُ *ْ َ 6َ ُ Oَ Uَ ا ﺕ ِ (َ ﺙَ ِمc ُ ]ْ (ِ 2ِ ْﺙ6ِ ْ ا َ (ِ ِ #ْ "َ َ ن َ َ َ ٍ) آA َK َ َ وَ َ(ْ َدَ ِا.ًq#ْ ﺵ َ ْ2ﺝْ ِر ِه ُ ' ِ(ْ ُا َ ِ ذ 2"G( .ًq#ْ ﺵ َ ْ2ِ (ِ َ ﺙc Dari Abu Huairah, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah bersabda, "Barangsiapa yang mengajak orang kepada suatu jalan yang baik, maka dia mendapatkan pahala seperti pahalanya orang yang mengikutinya, dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan, maka dia mendapatkan dosa seperti dosa-dosanya orang yang mengikutinya, dengan tidak mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun". [HR. Muslim]
َ َﺕ$َ ًﻥA َ $ُ 3 ِ @ْ وَ ِ?ْ ِا،ُ?َ #ْ J ِ ْ ِى (َ ُا7ْ* ِ َ( :َ َل$َ ُ َ mَ G َ $َ صg Uِ * ﺝٌ ا ُ َاﺕَ َر:ْ ٍد رض َ َلOُ G ْ (َ ِ ْ ا ِ َ $ نUC ا.ِ "ِ (ِ َ ْ َاو،ِ"ِ ِ َ$ ِ ﺝ ْ َ" ُ ِ( ْ] ُ َا$َ ٍ #ْ ﺥ َ َ" َ َ(ْ َد ل: ص ِ ْ ُل ا ُ َ َل َر$َ ،ُ=َJ ْ mَ $َ َ ﺝ ُ ا L#Lﺹ 6 C://file/emut_kh’s web/jobs/da’wah/as-salam/materi/thalabul_’ilmi.html
seri ‘ilmu
Dari Ibnu Mas'ud RA, ia berkata : Pernah seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW lalu minta kepada beliau. (Nabi SAW) menjawab, "Saya tidak mempunyai sesuatu yang bisa saya berikan kepadamu, tetapi datanglah kamu kepada si fulan". Lalu orang tersebut datang kepada orang (yang ditunjuk oleh Nabi tersebut), lalu orang itu memberinya. Maka Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka dia mendapatkan pahala seperti orang yang mengerjakannya, atau orang yang melakukannya". [HR. Ibnu Hibban di dalam Shahihnya] 5. Larangan Menyembunyikan ayat-ayat Allah
2ُ ُ *ُ Oَ "ْ َ َو ُ ا2ُ ُ *ُ Oَ "ْ َ ' َ qِ ُاوI ِ &ِ?ِْ ا$ س ِ *"ِ ُ *ّ # َ َ( 7ِ Oْ َ ْ(ِ ى7ُ ْ َو ا3 ِ *^#Uَ ْ ا َ (ِ َ*ْ 4َ َا ْﻥZَ( ن َ ْ!ُ &ُ ?ْ َ َ ْ Tِ ن ا ِا 160-159: ةU ا.2 ُ #ْ C ِ ب ا ُ َو َاﻥَ ا &ا،ْ2ِ #ْ "َ َ ب ُ ْ' َا ُﺕ َ qِ ُو$َ ُ*ْا# َ ْا َوL ُ "َ ﺹ ْ ﺕَ ُْا َو َا َ ْ Tِ ا6 ِا.ن َ ْ*ُ Oِ "ّا Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keteranganketerangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati, kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Aku-lah Yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. [2 QS. Al-Baqarah : 159 - 160]
ا* َر6 ْ ِا2ِ ْ ِﻥJ ُ ُ ْg$ِ ن َ ْ"ُ ُآmْ َ َ( ' َ qِ اُو،A ً #ْ "ِ َ ً*!َ ن ِ َﺙ َ ْ َ& ُ وD ْ َ َوI ِ &ِ?ْ ا َ (ِ ُ لَ ا4َ َا ْﻥZَ( ن َ ْ!ُ &ُ ?ْ َ َ ْ Tِ ن ا ِا 174: ةU ا.ٌ2#ْ ِ َابٌ َاT َ ْ2ُ َ َو، ْ2ِ #ْ ^آ4َ ُ 6َ َ! ِ) َو#ِْ َ ْ َم ا ُ ا2ُ ُ !ُ "^?َ ُ 6َ َو Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al-Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak akan mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih. [2 QS. Al-Baqarah : 174] ا.ر ٍ َﻥ
ْ(ِ َ ٍم+"ِ ِ )ِ (َ َ#ِ ْ َ ْ َم ا2َ + ِ ْ َ? َ& َ! ُ ُا$َ 2ٍ "ْ ِ ْ َ َ qِ ُ ْ(َ : ص ِ ْ ُل ا ُ َ َل َر:ْ َاِ ُه َ ْ َ َة رض َ َل َ
#U و اL#L ﺹ$ نUC * وا (ﺝ و اGCى وT( &داود و ا
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda, "Barangsiapa yang ditanya tentang suatu ilmu, lalu dia menyembunyikannya, maka pada hari qiyamat ia akan dikendali dengan kendali api neraka". [HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, dan ia menghasankannya, Ibnu Majah, Ibnu Hibban di dalam shahihnya dan Baihaqi]
ِ ْ 7^ ِ َا ْ( ِ ا$ س َ * ِ ِ ا ُ ا/ُ Bَ *ْ َ !(ِ ً!"ْ ِ 2َ &َ َ(ْ َآ: ص ِ ْ ُل ا ُ َ َل َر:ي رض َ َل ^ ْ ِر7[ ُ ْ ا7ٍ #ْ Oِ َ ِْ َا َ ا (ﺝ.َ ٍم ِ(ْ َﻥ ٍر+"ِ ِ )ِ (َ َ#ِ ْ َ ْ َم ا ُ ا2َ + َ ْ َا Dari Abu Sa'id Al-Khudriy RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda, "Barangsiapa yang menyembunyikan suatu ilmu yang dengan ilmu itu Allah memberi manfaat kepada manusia didalam urusan agama, maka pada hari qiyamat Allah akan mengendalinya dengan kendali api neraka". [Ibnu Majah]
ْ"ُ &ْ َ 2 ْ ]ً ُﺙ7ِ C َ 3 ُ ْﺙ7 C َ َ( ِ با ِ َ&ِ ِآ$ ن ِ َ& َ c 6َ َْ َو.ن َا ْآ َ] َ َا ُْ ُه َ ْ َ َة َ ُُْْ َ س َ *ن ا ِا:ْ َاِ ُه َ ْ َ َة َ َل َ [رىU ا.2ُ #ْ C ِ ى ِاَ َْ ِ ِ ا7ُ ْ َو ا3 ِ *^#Uَ ْ ا َ (ِ َ*ْ 4َ َا ْﻥZَ( ن َ ْ!ُ &ُ ?ْ َ َ ْ Tِ ن ا ِا Dari Abu Hurairah, ia berkata : Sesungguhnya orang-orang sama mengatakan, "Abu Hurairah itu banyak meriwayatkan hadits". Seandainya bukan karena dua ayat di dalam Kitab Alah ini, saya tidak akan meriwayatkan walau sebuah haditspun. Kemudian dia membaca "Innalladziina yaktumuuna maa anzalnaa minal bayyinaati wal hudaa... sampai firmannya arrahiim". (2 Al-Baqarah 159-160). [HR. Bukhari] 6. Mendapat keistimewaan dalam kedudukannya
َ" َ ُ J َ "G َ $َ 6ً َ( ُ ﺕ َ ُ= اc ٌﺝ ُ َر. ِ #ْ &َ *َ ِ ا ْﺙ$ 6 ِا7َ G َ C َ 6َ : ص ِ ْ ُل ا ُ َ َل َر:ْ ٍد رض َ َلOُ G ْ (َ ِ ْ ا ِ َ #" lB&( .َ !ُ "^Oَ ُ ِ ِ َ َوMْ َ َ ُ $َ )َ !َ ?ْ L ِ ْ ا ُ ﺕ َ ُ= اc ٌﺝ ُ َو َر.l ^L َ ِْ ا$ ِ &ِ ?َ "َ َه Dari Ibnu Mas'ud RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tidak boleh ada kedengkian (keinginan) selain dua macam, yaitu orang yang dikaruniai harta oleh Allah lalu dipergunakan dalam kebenaran, dan orang yang dikaruniai hikmah (ilmu) lalu ia mengamalkan dan mengajarkannya”. [HR. Muttafaq 'alaih]
ًَا4&ِ ا ْﻥ2َ "ْ Oِ ْ اs ُ Uِ ْ َ 6َ َ نا ِا: ص َ ُْ ُل ِ ْ َل ا ُ َر3 ُ Oْ !ِ َ :ص رض َ َل ِ َOْ ا ِ ْ ْ! ِو َ ِ ْ ِ ا7ِ Uْ َ ْ َ Tَ [ َ َ ِ!ً ِا ﺕl ِ Uْ ُ ْ2َ & ِاذَاC َ َ"!َ ِءOُ ْ اs ِ Uْ َ ِ 2َ "ْ Oِ ْ اs ُ Uِ ْ َ ْ?ِ َ و، س ِ * ا َ (ِ ُ ُ 4ِ &َ *ْ َ #" lB&( ."ْاWK َ "ْا َو َاWM َ $َ 2ٍ "ْ ِ ِ #ْ Nَ ِ َ&ْا$ْ mَ $َ ُ"ْاqِ G ُ $َ 6ً ﺝ ُ ًْس ُر ُءو ُ *ا Dari Abdullah bin Amr bin Al-'Ash RA, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu dengan langsung dari orang-orang, tetapi Allah akan mencabut ilmu itu dengan C://file/emut_kh’s web/jobs/da’wah/as-salam/materi/thalabul_’ilmi.html
7
seri ‘ilmu
meninggalnya para ulama, hingga apabila telah habis orang-orang yang alim, orang-orang akan mengangkat orang-orang yang bodoh menjadi pemimpin mereka. Kemudian apabila mereka ditanya akan memberikan fatwanya tidak berdasarkan ilmu, mereka itu sesat dan menyesatkan orang banyak". [HR. Bukhari dan Muslim] 7. Peringatan Rasulullah terhadap kaum yang tidak peduli terhadap ilmu Dari hadits yang diriwayatkan oleh Thabrani, disebutkan bahwa suatu ketika Rasulullah SAW. berpidato. Isi pidatonya ialah beliau memuji beberapa golongan kaum muslimin karena (kebaikan yang dilakukan). Kemudian beliau bersabda :
ﻭ ﹶﻻ ﻢ ـﺮﹶﺍﹺﻧ ﹺﻬﻦ ﹺﺟﻴ ﻣ ﻮ ﹶﻥ ﻤ ﻌﻠﱠ ﺘﻳﻭ ﻣـﹶﺎ ﺑﹶﺎ ﹸﻝ ﹶﺍﻗﹾﻮﹶﺍ ﹴﻡ ﹶﻻ ﻢ ﻬ ﻧ ﻮ ﹶﻥ ﻬ ﻨ ﻳ ﻭ ﹶﻻ ﻢ ﻬ ـ َ ﻧﻭﻣﺮ ـ ﹾﺄ َ ﻭ ﹶﻻ ﻳ ﻮ ﹶﻥ ﻤ ﻌﻠﱢ ﻳ ﻭ ﹶﻻ ﻢ ﻬ ﻧﺮﹶﺍﻮ ﹶﻥ ﹺﺟﻴ ﻬ ﻳﻔﹶﻘﱢﻣﺎﹶﺑﹶﺎ ﹸﻝ ﹶﺍﻗﹾﻮﹶﺍ ﹴﻡ ﹶﻻ ﻭ ﻢ ـﺮﹶﺍ ﹺﻧﻬﹺـﺧﻴ ﻦ ـﻡ ﻣ ﻮ ﹶﻗﻤﻦ ﻌﻠﱠ ﻴﻟﻭ ﻢ ﻬ ﻧ ﻮ ﹶﻥ ﻬ ﻨ ﻳﻭ ﻢ ﻬ ـ َ ﻧﺮﻭ ﻣ ـ ﹾﺄ َ ﻳﻢ ﻭ ﻬ ﻧ ﻮﹾﺍﻳ ﹶﻔﻘﱢﻬ ﻭ ﻢ ﻬ ﻧﺮﹶﺍﻡ ﹺﺟﻴ ﻮ ﹶﻗﻤﻦ ّﻠ ﻌ ﻴﷲ ﹶﻟ ِ ﺍﻮﻥﹶ؟ ﻭ ﻌ ﹸﻈ ﺘﻭ ﹶﻻﻳ ﻮ ﹶﻥ ﻬ ﻳ ﹶﻔﻘﱢ ـ ﹶﺔﻮﺑ ﻌ ﹸﻘ ﻢ ﺍﹾﻟ ﻬ ﻨﺧ ﹶﻠ ﻭ ﻷُﻋـﹶﺎ ﻮ ﹶﻥ ﹶﺍ ﻌ ﹸﻈ ﺘﻳ ﻮ ﹶﻥ ﻭ ﻬ ﺘ ﹶﻔﻘﱠﻳ Mengapa ada beberapa golongan yang tidak suka memberikan pengetahuan fiqih kepada tetanggatetangganya, tidak memberinya pelajaran, tidak memberinya nasehat, tidak menyuruhnya berbuat baik dan tidak pula melarangnya dari berbuat munkar? Mengapa ada pula beberapa golongan yang tidak suka belajar dari tetangga-tetangganya, tidak menuntut pengetahuan fiqih dan tidak pula menerima nasehat dari mereka? Demi Allah, hendaklah golongan itu suka mengajar tetangga-tetangganya, memandaikan (menfahamkan) mereka urusan fiqih dan melarangnya berbuat munkar, hendaklah pula golongan itu suka belajar dari tetangga-tetangganya, suka mencari pengetahuan fiqih serta suka menerima nasehat mereka, atau kalau sedemikian itu tidak dilakukan pasti ke segerakan memberikan hukuman pada semua mereka” Kemudian Rasulullah SAW. turun dari mimbar. Ada orang-orang yang berkata :”Siapakah gerangan golongan yang dimaksud oleh beliau itu? “ Beliau SAW. menjawab
ب ِ ْ َا6َ ْ ِ= َو ا#!ِ ْ َةٌ ِ(ْ َا ْه ِ اBﺥ ُ ٌْ َان#ِْ ﺥ2ُ َ َ ـ َ ُء َو$ُ ٌْ َْم2 ُه َ #ْ ^ ـ َ ِرOْْ ﺵ6َا ”Mereka itu kaum Asy’ari. Mereka adalah kaum yang pandai-pandai dan disamping mereka ada tetanggatetangganya yang kasar-kasar, penghuni di tepi oases dan golongan badui penghuni pegunungan”. Berita statemen Rasulullah SAW tersebut akhirnya sampai kepada kaum Asy’ari. Kemudian mereka mendatangi Rasulullah SAW dan bertanya :”Ya Rasulullah, tuan telah menyebutkan beberapa golongan dengan pujian yang baii-baik, tetapi tuan menyebutkan golongan kami dengan yang buruk, mengapakah kami ini? Beliau menjawab :
ن َ ْu X ُ Oِ & #َ ِ ْ َو2u ِ َا ِﻥuu#ْ ﺥ ِ ْu (ِ ٌْمu َ !َ "Oَ #َ u ِ ْ َو2u ُ ن َﻥ َ ْu َ *ْ #َ ِ ْ َو2ُ َـu ُ( ُ وْﻥmْ َـ#ِْ َو2ُ * u ُ ^ Bَ #ُ ِ ْ َو2ُ َا َﻥuu#ْ ﺝ ِ ٌْمu َ !َ "ِّOَ #ُ ـuuِ .َـ#ْﻥ7W ِ ا$ )ِ َُْـOُ ْ ْ ِ ا2ُ * "َ ﺥ ِ َ ُo ْن َاو َ ُْ Bَ &َ َ َو ”Hendaklah golongan itu suka mengajar tetangga-tetangganya, memandaikan (menfa-hamkan) mereka urusan fiqih dan melarangnya berbuat munkar. Hendaklah pula golongan itu suka belajar dari tetangga-tetangganya, suka mencari pengetahuan fiqih serta suka menerima nasehat mereka, atau kalau sedemikian itu tidak dilakukan pasti segerakan memberikan hukuman pada semua mereka” Kaum Asy’ari itu kemudian berkata :”Ya Rasulullah, apakah kamu harus memberikan kepandaian itu kepada yang lain?. Beliau SAW mengulangi lagi sabdanya di atas. Merekapun bertanya lagi sekali lagi:”Apakah kami harus memberikan kepandaian kepada golongan lain? Beliaupun menjawab sebagaimana sabdanya yang pertama. Akhirnya mereka berkata :”Baiklah, kami meminta waktu selama setahun”. Rasulullah SAW memberikan kelonaran waktu setahun itu untuk mengajar mereka. Selanjutnya Rasulullah SAW membacakan ayat sebagai berikut :
Dilaknati orang-oang kafir dari Bani Israil dengan perantaraan lisan Dawud serta Isa putera Maryam. Yang sedemikian itu oleh sebab mereka bermaksiat serta melampau batas. Mereka itu tidak suka cegah-mencegah dari kemunkaran yang mereka melakukannya. Alangkah buruknya perilaku mereka itu” (5 Al-maidah : 78-79). Berdasarkan hadits di atas, dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut : 1. Rasulullah tidak membenarkan adanya suatu golongan yang bodoh (jahil), apalagi berdampingan hidup dengan golongan orang-orang pandai 2. Adanya golongan orang-orang yang bodoh dan tidak suka belajar serta golongan orang-orang pandai dan tidak suka mengajar merupakan kemaksiatan kepada perintah Allah serta syari’atnya. Kondisi tersebut merupakan penyebab akan datangnya kemurkaan Allah SWT. 3. Hadits tersebut tidak hanya berlaku bagi kaum Asy’ary saja tetapi berlaku untuk setiap kaum padan setiap era. 4. Atensi (perhatian) besar Rasulullah terhadap eksistensi pembelajaran sehingga setiap ummatnya meningkat qualitas pendidikannya. bersambung 8 C://file/emut_kh’s web/jobs/da’wah/as-salam/materi/thalabul_’ilmi.html
seri ‘ilmu
8. Media dan target pembelajaran Dari perilaku binatang, Allah memberikan suatu media peragaan dan pengajaran yang lengkap. Setiap binatang memperagakan suatu spesifikasi sifat yang unik (tunggal) dan sifat tersebut interseksi pada himpunan sifat pada manusia. Melalui pengamatan yang akurat, manusia akan menemukan sesuatu sifat positif dan aplikatif. Sifat dan sikap tersebut dapat diadopsi (diambil) dan diadaptasi sehingga dapat diaplikasikan (dibumikan) dalam kehidupan manusia. Sebagai contoh, lihatlah lebah. Lebah salah satu hewan yang digunakan Allah SWT. untuk memberi guide dan pengajaran kepada manusia. Lebah mempunyai qualifikasi sifat dan sikap yang limited(hampir) sempurna secara totalitas. Semua yang berkaitan dengan lebah serba baik. Quality akhlaq yang tinggi, mampu mempoles dan memproduk sifat dan perilaku bertaraf qualified. Prinsip “makhluq wajib” bersemayam dalam diri lebah. Aplikasinya, dia akan selalu menjadi makhluq yang bermanfaat, amanat (penjaga) dan bermatabat. Dia tidak mau mengganggu dan tidak mau diganggu. Informasi sifat dan produk aplikasi kemaslahatannya, dituangkan Allah dalam firman-Nya :
”Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan”.(16 An-Nahl : 69) Rasul SAW menambahkan informasi tentang sifat lebah yang ditansformasikan ke seorang mukmin (mu’min haqqon). Seekor lebah mempunyai sifat yang spesifik dan baik. Quality makan, output produk badannya dan olah dirinya yang “care”(peduli) dan konstruktif (membangun). Sebagaimana beliau rangkum dalam salahsatu sabdanya :
)ً َـU#^ َ ْ3Oَ K َ ْ َو3Oَ K َ َـ ً) َو ِانْ َوU#^ َ ْ3"َ َ" ِ) َا َآL ْ * َآ َ! َ] ِ ا ُ (ِ ْء2ُ ْ َ( َ] ُ ا (j 7Lْ َﺕ ُ? ِ ِ= )ا2َ ٍ ْـLْ ٍد َﻥ ُ َ" َ ْ3Uَ َ وَ ِانْ َو ”Orang mukmin itu (perilaku) ibarat lebah. Apabila makan, ia makan barang yang baik. Dan, jika ia mengeluarkan sesuatu dari badannya, yang dkeluarkannya itupun adalah barang yang baik (berupa madu). Dan, apabila dia hinggap, sekalipun di ranting yang lapuk maka tempat ia hinggap itu sedikitpun tidak rusak (terganggu) karenanya”. (Al-hadits) Ayat dan hadits tersebut memberi suatu pengajaran kepada manusia dalam memproduk aksi amalinya. Analoginya, setiap yang diproduk manusia baik berujud energi, skill, fikir dan aksi lainnya, hendaknya powerful(berqualitas) dan useful (bermanfaat) bagi manusia lain.
س ِ *"ِ ْ2ُ Oُ Bَ س َا ْﻥ ُ * ُا#ْ ﺥ ِ ”Sebaik-baik manusia adalah manusia yang lebih bermanfaat bagi manusia:. (HR. Al-Qadha’i).
I ِ "َ َ ِ@ ِ ا ْ َ?َا ِآ َ ْ ِر7Uَ ْ َ" َ) ا#ْ َ َ !َ َ ْ ِ اM ْ Bَ َآ7ِ Uِ Oَ ْ "َ ا َ 2ِ ِ ُOْ ُ اM ْ $َ 9. Kemuliaan dan ketinggian ‘aalimu (orang berilmu)
”Keutamaan seorang ‘aliim di atas seorang yang beribadat itu adalah bagaikan keutamaan bulan purnama di malam tanggal empat belas melebihi bintang-bintang yang lain”. (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)
( Uا7U ً َ( ِ) )روا= ا#ِ ْ ِء َ ْ َم ا7َ َ Bَ D W ُ"َ! َ ِء َودِ( َ ُء اOْ َا ُد ا7ِ( ن ُ ُـْ َز
”Akan ditimbanglah nanti tinta para ‘aalim ulama dan darah pahlawan-pahlawan yang mati syahid pada hari qiyamat”. (HR Ibnu Abdilbar)
( Uا7U ـَ َد ِة )روا= اUِOْ ِ ا#ْ ]ِ ٌ ِ(ْ َآ#ْ C َ 2ِ "ْ Oِ ْ ُ ا#ْ ِ ”Sedikit ilmu ada lebih baik daripada banyaknya beribadat”. (HR Ibnu Abdilbar)
( 76: i ) ٌ2#ْ "ِ َـ2ٍ "ْ ق ُآ ^ ِذيْ ِـ َ ْ$َ َو
”Di atas setiap orang yang berilmu pasti ada orang yang lebih pandai lagi”. (13 Yusuf : 72))
( 85: أ6 )اA ً #ْ "ِ َـ6 ِا2ِ "ْ Oِ ْ ا َ (ِ ْ2&ُ ْـ#ِوِ(ـَُاوْﺕ
”Kamu tidaklah dikarunia ilmu pengetahuan itu melainkan hanya sedikit sekali”. (17 Al-Isra’ : 85) I. Cara Menuntut Ilmu (Kaifiat thalabul ‘ilmi) A. Niat Ikhlas 1. sumber Qur’an dan Sunnah 2. welcome terhadap penyaji B. Serius 1. Spirit tinggi 2. Kosentrasi 3. Shabar 4. tertib aturan 5. fasilitas C. Miliu Kondusif 1. Managemen diri 2. Managemen keluarga 3. Managemen masyarakat C://file/emut_kh’s web/jobs/da’wah/as-salam/materi/thalabul_’ilmi.html
9
seri ‘ilmu
4. Sarana tempat pengajian D. Aksi amali (realisasi ‘ilmu) 1. Adopsi ‘ilmu 2. Adaptasi (selektif) 3. Start (diri, sekarang dan kecil)
II. Metode Menjaga Ilmu 1. 2. 3. 4.
Refresh (update) Applied Compare Da’wah
1. Kesmpulan 1. 2. 3. 4.
Ilmu sangat perlu (wajib) untuk melakukan ibadah kepada Allah Ilmu membutuhkan suatu media (wadah) untuk mempelajari dan mengembangkannya Ilmu menuntut adanya partner sejatinya yaitu amal sholeh Realisasi pengamalan ilmu Islam membutuhka (nurgen) suatu system kebersamaan bersambung
10 C://file/emut_kh’s web/jobs/da’wah/as-salam/materi/thalabul_’ilmi.html