~ --------------------------------------------------------~. Pengamh Bentuk Groove Terhadap Korosi Pitting pada Girth Weld Material Cliulding untuk Pipa Offihore Herman Pratikno Jumsan Teknik Kelautan, FI'K - ITS .:' Email:
[email protected] .
Abstract Pipeline on the sea building structure has fimction to moves the production results that has form gasses or oil from one platform to another platform. Material that used in this research was material cladding. the selected use of material cladding because the makingofmaterlal cladding was relative cheaper than making of material of stainless steel, one oftype ofmaterial cladding is type 316L. Cladding Stainless steel joined to carbon steel by weld overlay. This process used the SAW methods (SubmergedArc Welding). In course of tacking on pipe needed good girth weld (welding at pipe extension). At this research, the processes of tacking on pipe conducted with the variation ofform groove (form of welding), for example form of standard V-groove and form the modification Vm-groove by using welding process SMAWmethods(SubofMergedArcWelding).In this resefD"Ch, it will be studied the influence between two forms groove at girth weld influence to resistance of pitting corrosion according to standard of ASTM 048 method ofA, year 2002. From the result of this pitting corrosion examination, can be obtained the conclusion that in condensation 6% Fecls during 72 hours at temperature 22±2°C, the corrosion rate ofgirth weld with standard V-groove is 153,6% higher than that ofform modification Vm-groove.
Keywords: pitting corrosion, girth weld, crude oil pipeline
Pennasalaban yang akan dlbahas dalam penelitian ini adalah mengenai dua bentuk. groove pada pengelasan girth weld bagaimana pengaruhnya terhadap ketahanan korosi pitting
Semakin gencarnya eksplorasi dan eksploitasi hidrokarbon di darat dan perairan dangkal telah mengakibatkan turunnya cadangan hidrokarbon di wilayah darat dan peraira.n dangkal. Sekarang orang mulai berpikir untuk melakukan eksplorasi hidrokarbon di perairan yang lebih dalam. Sistem perpipaan yang digunakan untuk transportasi minyak dan gas bumi dari suatu platform menuju platform lainnya (unit pemrosesan selanjutnya) mempunyai jarak yang cukup jauh, bisa sampai puluhan kilometer, oleh karena itu dalam proses penyambungan pipa diperlukan girth weld yang baik. Girth Weld merupakan proses pengelasan yangdilakukan pada ujung-ujung pipa. Pada penelitian ini pengujian korosi di titikberatkan pada sambungan pipa &tau di daerah pengelasan ujung-ujung pipa. Proses penyambungan pipa dilakukan dengan variasi bentuk groove (bentuk pengelasan), antara lain
sesuai standarASTM G48 MethodA [1].
Sesuai dengan latar belakang dan nimusan masa1ah yang ditetapkan, maka tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dua bentuk groove pada pengelasan girth weldterhadap ketahanankorosipitting. Manfaat dari penulisan ini adalah untuk mengetahui ketahanan material dari bentuk. groove V dan Vm pada pengelasan girth weld terhadap ketahanan korosi pitting dalam penggunaannya di industri konstruksi perpipaan &tau industri perminyakan. Ruang lingkup penelitian ini adalah : • Material yang diujikan adalah jenis material cladding Stainless steel 316L dan bajakarbonAS16 sebagai material induk. II Uji korosi pitting berdasarkan ASTM standardsG48MethodA[l]. iii Variasi girth weld yang dilakukan sebagai
bentuk groove V standar dan bentuk groove V modifikasi. Pengujian korosi pitting berdasarkan standar ASTM [1].
cladmaterial :
o Bentukgroove V standar
27
•
a.
28 Jurnal Teknik Mesin, Volume 6, Nomor l.Januarl 2006 a.~--------------------------------------------------------~ groove dimodi:6kasi (Vm)
o Bentuk
V
yang
sudah
LANDASANTEORI Pengertian Korosi Korosi didefinisikan sebagai proses kerusakan dati material karena reaksi dengan lingkungan sekitainya [2]. Proses korosi dapat teIjadi apabila faktor-faktor yang terhoat dalam proses ada, faktor~faktor yang menentukan tingkat korosi antara lain :
• Anoda • Katoda
Gambar 1. Mekanisme Korosi Pitting [2].
• •
Larutan Elektrolit Penghantararuslistrik Terdapat berbagai cara dalam menentukan laju korosi antara lain: percent weigh loss, milligrams per square centimeter per day, dan gram per square inch per hour. Hal ini tidak menunjukkan ketahanan korosi dalam melakukan penetrasi. Penggunaan mils per year sering digunakan untuk menentukan laju korosi. Milimeter per month didapatkan dengan cara mengbitung berat material yang bilang selama uji korosi, dengan formula sebagai berikut [2] :
mml _ (7290.W) 7month - (A.t.d)
A
(1)
= ttmeofexposureGam)=72jam =
area(cm~
W
= berat yang bilang atau weight loss
d
= densitas (gramIcm3) =8 gramlcm3
(gram)
Korosipitting Pitting didefinisikan sebagai lubang dengan diameter permukaan sam.a atau kurang dati kedalaman Pitting adalah sebuah bentuk serangan ekstrim pada daerah loka! yang mengbasilkan lubang pada logam. Lubang yang dihasilkan mempunyai diameter yang berukuran keeil atau besar, tetapi dalam kenyataannya lubang yang dihasilkan mem.punyai diameter yang kecil. Pit biasanya terisolasi atau sangat dekat dengan pit yang lain sehingga kelihatan seperti permukaan yang kasar. Korosi ini sangat berbahaya karena sulit dideteksi. Kerusakan yang ditimbulkan dapat teIjadi secara boa-tiba [5].
•
dankarat 2FeOif+ + Fe + 2~O FC:!04 + 6H'" Fe(OH)ZI- +Olf FeOOH + ~O • Diluarpit TeJjadi reduksi dari oksigen terlarut 02+~0+4e 40lf Danreduksi karat m.enjadi magnetite 3 FeOOH+e· FC:!04+~0+Olf 2
Keterangan :
t
Mekanisme teIjadinya reaksi. yaitu : II Padamulutpit TeJjadi oksidasi FeOR' dan Fe2+ oleh oksigen terlanrt 2FeOR' + Y2 O2 + 2It 2FeOH2+ + ~O 2Fe2+ + Y2 0+ 2R' 2Fe3+ + ~O • Diikuti dengan hidrolisis dati produk reaksi diatas FeOif+ + ~O Fe(OHf + II'" Fe3+ + ~O FeOH2+ + II'" Lalu teIjadi presipitasi magnetite (FC:!0J
Material Cladding Pipa baja cladding wouat dati plat baja cladding, biasanya dibentuk dengan cold press forming atau roll bend forming dan pengelasan tergantung pada ukuran diameter pipa. Pembentukan seperti ini digunakan bila diameterpipa sangat besar [3]. Keuntungan dati material Cladding: • Dari segi ekonomi : Pengurangan penggunaan dari material eRA (Corrosion Resistant Alloy) yang mahal, material cladding mempunyai sifat fleksibel dan dapat dibuat ukuran sesuai pesanan dati
konsumen. •
Mempunyai fungsi tinggi : Memiliki variasi kombinasi dalam penggunaan material cladding untuk tahanan korosi dan sebagai baja pendukunguntuk sifatmekanis.
~ Herman Prattlaw. Pengaruh Bentuk Groove Terhadap Korost Pitting 29 ~ --------------------------------------------------------~. •
Faktor keamanan yang tinggi : Pencegahan dari perambatan retak melalui baja pendukung pada batas dati baja pendukung dan material cladding.
Jenis-Jenis Standar Pengujian Pada Girth
Weld Jenis..jenis standax pengujian pada girth weld berdasarkan pada peneli~ian yang dilakukan oleh Murorant Plant, The Japan Steel Worb, Ln;>. Jenis-jenis penguj~ ini merupakan ~ pengujian yang dilakukan padagirth weldpipacladding.
Gamblu- 3. perb,otongan spesimen untuk uji METODOLOGI Persiapan SpesimEln Material Clad4ing . Variasi bentuk groove yang digunakan dalam penelitian ini adalah groove V standar dan groove V modifikasi. Proses pengelasan yang digunakan adalah metode pengelasan SMAW (Shielded Metal #,c Welding) secara manual dimana parameter las untuk pengelasan spesimen bentuk groove V sarna dengan parameter las untuk bentuk groove Vm (modifikasi). Parameter-parameter las SMAW untuk Girth Weld pada groove V dan groove Vm dapat dilihatpada tabell. Pemotongan Spesimen pada Groove V Standar dan Groove V modifikasi Pada pengujian korosi pitting ini, bagian dati spesimen yang akan diuji adalah bagian terluar dati cladding stainless steel dan bagian pada pengelasan girth weld-nya. Pemotongan spesimen untuk pengujian korosi pitting dapat dilihatpadagambar2 dangambar 3
korbsiplttingpadagroove V modifikasi .
I
I
Persiaplm Spesimen UJiKorosiPitting Langkab-lan~ pembuatan spesimen uji korO,Sipittlngad8lah sebagai berikut : II Pemotongan material untuk dijadikan sp~imen uji korosi pitting. Material yang digunakan I untuk uji korosi pitting digqnakan lapisan cladding terluar dati sambungan girth weld dan cladding terluardari weld overlay. Ii Spesimen diberi pemegang yang terbuat dari resin untuk memudahkan perhitungan luas area spesimen yang terkorosi. • Spesimen diampelas dengan kertas amplas dengan grade 600, 800, 1000, 1200, 1500,2000. • Spesimen ditimbang dengan timbangan elektronik dengan tingkat ketelitian sampai 0,0001 gram dan dihitung luas permukaannya sebelum dilakukan uji korosi pitting. • Setelah dilakukan uji korosi, spesimen ditimbang lagi untuk menghitung weight loss (berat yang bilang moat terkorosi) dari tiap-tiap spesimen yang diuji, sehingga dapat dihitung laju korosinya
dalammmibulan.
Gambar 2. Pemotongan spesimen untuk uji
korosipittingpadagroove V standar
•
.•
30
~
Jurnal TeknikMesin, Volume 6. Nomor 1.Januari 2006
~--------------------------------------------------------~
Tabel 1. Jenis-jenis pengujian pada girth weld (Muroran Plant, 1999). KlNDOF
TEST Joint Tensile
SideBIlIIIi
Face Bend Root Bend Impact
LOCATION & DIRECTION OF TEST SPECIMENS Trans. to the girth weld (BackiDg SIeeI) Trans. to the girth weld
IDENTIFICATION PARENT
WELD
METAL
JOINT
-
TO-1I4
4
-
SBlIS
8
(Composite Metal)
-
I I
12-0113
3
ll-FII3 ll-F21123
3 3
-
MMI12
2
-
MM3
I
weld T-Joined Portion
Trans. to the girth weld
Trans. to the girth
TEST
ACCEPTANCE CRITERIA
TEMP
fB.I FR-I
-
(2mm from bond line)
Macro &
Q'1Y
Room
T.S.:S30 Mpa miD
Temp.
Location of failure : Report
Room
Asme SectIX,QW-I63
Temp.
Ra 2xT, BIlIIIi angIe:ISO The specimens shall not show any open defect Exceeding 1,6mm in length and disbanding R=I,SxT Bend angie:ISO
OC
ROOlD Temp.
Hardness
IOxIO mm full size
WD
Absorbed energy Min.ave 45 joules Single miD 34 joules Shear II\'IlII: miD 50%
~
FL+2MM
Hardness survey shall be done using MCI test
Specimens. BS : 24S HvlOmax CA: 325 HvlOmax Afulr Hardness test, macro graphic examination Sball be performed on ofpholO:xl
-
CAl
I
Room
Ni? 3S.0. Cr? 19.5. Mo ? 2.5
-
CAl
I
Temp.
Ni, Cr, Mo shall be reported
weld
-
NB1I4
4
Room
API standards, 1104 PARA.2.6.3
Pitting
Cladding alloy incL
-
rn
I
Corrosion
Root weld
Chemical Analysis
Nick Break test
Root weld Weld deposit (weld centre) Trans. to the girth
Temp. 22:I:2°C Test solution. ASTM 048 method A (6%FeC13). duration time: 72hours
Test
TP.Size: 2SxSOmm Corrosion rate: 5mpy max
lnteIgnmuIar
Cladding alloy incL
Carr. Test
root weld
-
IG3
I
Boiling
Test solution. ASTM A262 practice B (50'V0H2S04) 25g Fe2 (S04) 3) Puration time: 120 bra TP.Size: 25x2Smm Acceptance: no crack shall be observed by visible at x 100 magnification Each corrosion rate shall be reported for Reference only.
Tabe12. Parameter Las SMAWuntuk Girth Weld Groove V dan Groove Vm ELEKTRODA
•
DIAMETER
ARUS
VOLTAGE
KECEPATAN
(mm)
(Ampere)
(Volt)
LAS (cm/mnt)
ROOT
E7018
2,6
70- 80
20-23
6-8
BASEMBTAL
E7018
3,2
110-11S
2S -30
6-8
CUDMBTAL
E316L
3,2
100 -120
2S -30
12 -IS
L o•
•® •0
Herman Pratikno, Pengaruh Bentuk Groove Terhadap Korosi Pitting
31
------------------------------------------------------.
Media Pengujian (Larutan Femc Chloride) Metode penguj ian korosi pitting feme chloride menggunakan 100 gram feme chloride yang dicampur pada 900 mL air distilasi. Larutan kemudian disaring dengan menggunakan kertas penyaring untuk menghilangkan partikelpartikel pengotor. Larutan Feme Chloride yang digunakan sebagai media pengujian korosi ini dapat dilihat pada gambar4.
Gambar 4. Larutan Ferric Chloride sebagai Media Pengujian Korosi Sarana Uji Peralatan yang dibutuhkan dalam pengujian korosipitting, antara lain: • GelasUkur Percobaan korosi pitting feme chloride membutuhkan suatu gelas ukur dengan volume 1000 mL yang digunakan sebagai temp at larutan ferric chloride untuk pengujian korosi. • Air Distilasi Dengan Temperatur Konstan Air distilasi digunakan untuk pembuatan larutan • Timbangan Elektronik Timbangan elektronik digunakan untuk menentukan berat spesimen dengan tingkat ketelitian sampai 0,0001 gram. • Kamera Mikroskop Kamera mikroskop digunakan untuk melihat adanya korosi pitting dari spesimen yang telah diuji korosi.
Prosedur Pengujian korosiPitting Pengujian terhadap ketahanan korosi pitting berdasarkan standar ASTM 2002 volume 03.02: G 48 method A- Feme chloride pitting test. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ketahanan korosi pitting lapisan cladding pada sambungan las dan claddingpada base metal. Prosedur Pengujian : 1. Larutanfemc chloride 600 mL dituangkan ke dalam gelas beker ukuran 1000 mL. Volume larutan disesuaikan dengan luas permukaan spesimen yaitu 5 mL/cm2 (30 mL/in2) • 2. Temperatur larutan yang digunakan untuk uji korosi ini adalah 22 ± 2° C 3. Spesimen dimasukkan ke dalam larutan selama 72 jam (3 hari) 4. Setelah itu spesimen dibersihkan dengan air, lalu celupkan dalam aseton atau methanol dan keringkan di udara 5. Berat spesimen ditimbang sebelum dan sesudah pengujian korosi untuk menghitung weight loss atau berat yang hilang akibat terkorosi. 6. Laju korosi dihitung dengan rumus [1]
mm/ .Imonth
(7290.W)
(1)
(Al.d)
HASILDAN PEMBAHASAN Pengujian terhadap ketahanan korosi pitting berdasarkan standar ASTM 2002 volume' 03.02: G 48 method A Feme chloride pitting test. Pada pengujian ini, spesimen dimasukkan ke dalam larutan 6% FeCI) selama 72jampadatemperatur 22±2°C. Tabel 3. Data Uji pitting untuk girth weld groove V dan Vm LajuKorosl No.spes Cladding girth weld Imeu Groove V mmltahun)
1
Laju Korosl Cladding girth weld
GrooveVm (mmltahun)
1804
2 3
383 2257
4 5
430 28,76
·6 7
1884 41,17
8
!Rata-Rata 7,64
1662 10,90
•
.•
&
32 JU17/Q/ Teknik Mesin. Volume 6. Nomor 1,Januari 2006 ~--------------------------------------------------------------- ~
45 t:I)
40
c
~ .... 35
a::: § 'ii
i
~l
~
E .2. ~
30 25
lID Cladding Groove V mCladdlng GrooveVm
20 15 10 5 0
rn
JJ 1
2
3
4
5
6
7
8
Nomor Speslmen
Gambar 5. Diagram Batang Uji Korosi Pitting untuk Cladding Girth Weld Bentuk Groove V dan Vm
Gambar 6. Pengamatan Struktur Mikro Girth Weld Bentuk Groove V
•
~ Herman Pratikno, Pengaruh Bentuk Groove Terhadap Korosi Pitting 33 ~ ----------------------------------------------------------~.
Gambar 7. Pengamatan Struktur Mikro Girth Weld Bentuk Groove V
35 30 25 '2 ::J J: 20 ~ 15 .§.. 10 5 0 1
2
3
4
5
6
7
8
Nomor Spasiman
Gambar 8. Diagram batang uji korosi pitting untuk girth weld bentuk groove Vm dan Overlay-nya
•
.•
&
34 Jurnal Teknik Mesin, Volume 6. Nomor 1,Januari 2006
~----------------------------------------------------------~ Laju korosi pitting groove V = Laju _ korosi _ pitting _ groove _ Vm
TabelS. Data uji korosi pitting untuk girth weld bentukgroove Vmdan overlay-ya
27,64mm / tahun xl 00% = 253,6% 1O,90mm / tahun
Lajn Korosi LajuKorosi Nomor CUulding Weld Overilly Chulding Girth Weld Spesimen (mmltabuu) GroOl1e V (mmltabun) 14,44 1804 1 18,63 22,S7 3 28,76 25,52 5 21,84 4117 7
Hal ini berarti laju korosi pitting pada girth weld bentuk groove V 153,6% Iebm tinggi daripada girth weld bentuk groove Vm. Dan Tabel 3 dan Gambar 5 terlihat bahwa ketahanan terhadap korosi pitting pada girth weld bentuk groove Vm lebih baik daripada girth weld bentuk groove V. Laju korosi girth weld bentuk groove V 153,6% 1ebih tinggi daripada bentuk groove Vm. Hal ini disebabkan karena pada saat pengelasan lapisan cladding girth weld bentuk groove V dengan e1ektrode E 316L memungkinkan terjadinya dilusi dengan lapisan hasil pengelasan electrode E 7018 yang ada dibawahnya. Dengan bentuk groove V ini, memungkinkan dilusi terjadi sampai pada Iapisan cladding 316L yang paling atas. Sehingga permukaan cladding girth weld bentuk groove V tidak mUrni stainless steel 316L. Pada saat pengelasan kctika diJalmkan uji korosi pitting di girth weld groove V, maka weight loss yang terjadi sangat besar. Lapisan cladding girth weld bentuk groove Vm (modifikasi) dengan elektrode E 316L, dilusi dengan lapisan hasil pengclasan elektrode E 7018 yang ada dibawahnya tidak sampai pada lapisan cladding 316L yang paling atas. Sehingga permukaan cladding girth weld bentuk groove Vm bisa mumi stainless steel 316L. Ketika dilakukan uji korosi pitting pada permukaan cladding girth weld bentuk groove Vm, maka weight loss yang terjadi Iebih keeil. Maka girth weld bentuk groove Vm Icbih tahan korosipittingdibanding bentukgroove V.
Rata-Rata
ZO,l1
27,64
Laju karosi pitting weld overlay Laju _ karosi _ pitting _ groove _ Vm = 22,34mm / tahun xl 00010
=205%
10,90mm / tahun
Hal ini berarti laju korosi pitting pada weld overlay 105% Iebih tinggi daripada girth weld bentukgroove Vm. Tabel 4 dan Gambar 8 menunjukkan bahwa ketaha nan terhadap korosi pitting pada girth weld bentuk groove Vm Iebih baik daripada Iapisan cladding dari weld overlaynya. Laju korosi pada cladding weld overlay 105% Iebih tinggi daripada girth weld bentuk groove Vm. Hal ini disebabkan karena pada girth weld bentuk groove Vm yang mempunyai penam.pang Iebih menjorok ke dalam base metal, sehingga mempunyai lapisan cladding 316L yang Icbih tebal dJ.oanding cladding pada weld overlay-nya. Maka pada permukaan cladding girth weld .bentuk groove Vm sifat stainless steel 316L 1ebih baik daripada
claddingpada weld overlay-nya.
WeJd
~ Owrlay
TabcI 4. Data Uji Korosi Pitting untuk Girth Weld Bentuk Groove V dan Weld overlay-nya Nomor Spesimen 2 4 6 8 Rata-Rata
•
LaJn Korosi Lajn Korosi CItuldJng Girth Weld CItuldJng Weld GrooveVm (mmltabuu) Overlay (mmltahuu) 6,80 3,83 22,28 430 32,60 1884 2769 16,62
ZZ,34
10,!JO
~ GroovoV
1 234
667
8
Nomor Spesimen
Gambar 9. Diagram Batang Uji Korosi Pitting untuk Girth Weld Bentuk Groove V dan Weld Overlay-nya.
· L •@ •0
Herman Pratikno, Pengaruh Bentuk Groove Terhadap Korosi Pitting
35
--------------------------------------------------~.
Laju korosi pitting groove V Laju _ korosi _ pitting _ weld _ overlay = 27,64mm/ tahun x100% = 137,4%
20,llmm / tahun Hal ini berarti laju korosi pitting pada girth weld bentuk groove V.37,4% lebih tinggi daripada weld overlay-nya.
Dari Tabel5 dan Gambar 9 membuktikan bahwa ketahanan terhadap korosi pitting pada sambungan girth weld bentuk groove V lebih buruk daripada lapisan cladding dari weld overlay-nya. Laju korosi pada girth weld bentuk groove V 37,4% lebih tinggi daripada cladding weld overlay-nya.
B I-Weld Overlay groove V Sebelum Pengujian
B I-Weld Overlay groove V Sesudah Pengujian
B2-Weld Overlay groove Vm Sebelum Pengujian
Wl-Girth Weld groove V Sebelum Pengujian
WI-Girth Weld groove V Sesudah Pengujian
W2-Girth Weld groove Vm Sebelum Pengujian
B2-Weld Overlay groove Vm Sesudah Pengujian
W2-Girth Weld groove Vm Sesudah Pengujian
Gambar 10. Struktur Mikro Spesimen Pengujian Korosi Pitting Pada Temperatur 22 ± 2°C
Hal ini disebabkan karena pada saat pengelasan lapisan cladding girth weld bentuk groove V dengan elektrode E 316L memungkinkan terjadinya dilusi dengan lapisan hasil pengelasan elektrode E 7018 yang ada dibawahnya. Dengan girth weld bentuk groove V ini, memungkinkan dilusi terjadi sampai pada lapisan cladding 316L yang paling atas. Sehingga permukaan cladding sambungan girth weld bentuk groove V tidak murni stainless steel 316L. Ketika dilakukan uji korosi pitting pada permukaan cladding girth weld bentuk groove V, maka weight loss yang terjadi lebih besar dibandingkan cladding pada weld overlay-nya.
KESIMPULAN I. Pengujian korosi pitting dalam larutan 6% FeCI 3, girth weld bentuk groove Vm (modifikasi) mempunyai ketahanan korosi yang lebih baik 153,6 % dibandingkan bentuk groove V. Selain itu bentuk groove Vm ketahanan korosinya juga lebih baik 105% dibandingkan cladding pada weld overlay-nya.
2.
Dari uji korosi pitting, girth weld bentuk groove V mempunyai ketahanan korosi yang lebih buruk dibandingkan cladding pada weld overlay-nya. Pada uji korosi pitting, laju korosi girth weld bentuk groove V 37,4% lebih tinggi dibandingkan claddingpada weld overlay-nya.
•
.•
36
Jwnal TeknikMesin, Volume 6, Nomor ],Januari 2006
~
~--------------------------------------------------------~
SARAN
Pada penelitian w. perlu direncanakan weld overlay pem.buatan material cladding dan perencanaan sambungan girth weld yang lebih baik dengan cam melakukan heat treatment tertentu terhadap material sebelum dilas. agar laju korosi pada lapisan cladding-nya dapat, diturunkan serendah mungkin sebingga dapat memenuhi acceptance crlteriapada pengelasangirth weld. DAFTAR PUSTAKA [1] ASTM section ill, 2002, Metal Test
Methods and Analytical Procedures. ASTM International. [2] Fontana, Mars G, 1987, Corrosion engineering, McGraw-Hill Inc., Singapore. [3] Muromn Plant, 1999, JSW, The Japan Steel Works, Ltd.
•