Model Proses Bisnis dan Identifikasi… Andika Bayu Saputra
MODEL PROSES BISNIS DAN IDENTIFIKASI FAKTOR KEBERHASILAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT MODELING BUSINESS PROCESS AND INDENTIFYING SUCCESS FACTORS IMPLEMENTATION OF MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM OF HOSPITAL Andika Bayu Saputra Program Studi Teknik Informatika, STMIK Jendral Achmad Yani Yogyakarta Jl. Ring Road Barat, Banyuraden, Gamping, Yogyakarta, Indonesia. Telp.(0274)522489 Hp. 081215152101 diterima tanggal : 17 Juni 2016 | direvisi tanggal 16 Juli 2016 | disetujui tanggal 17 Juli 2016
ABSTRACT The successful implementation of an information system is the goal of the management of an organization in order to create a way of working effectively and efficiently, especially in hospitals. However, in its business practices are not few hospitals that have failed in implementing the Hospital Information System. One important factor to be considered is how to change the workings and mindset of users profess to support the workings of Computerize System. This study uses a case study with a qualitative approach. This study aims to discuss and identify the factors - the success factors for the implementation of hospital information management system. Success Factors Hospitals SIM RS is determined by the role of top management in the hospital as an example (example) for employees / users for the way we work with the full support of the use of information technology Keywords: hospital system information management, information technology implementing, model design.
ABSTRAK Keberhasilan penerapan suatu sistem informasi merupakan tujuan manajemen sebuah organisasi agar terciptanya cara kerja yang efektif dan efisien khususnya pada rumah sakit. Namun demikian, dalam praktek bisnisnya tidak sedikit Rumah Sakit yang mengalami kegagalan dalam mengimpelemtasikan Sistem Informasi Rumah Sakit tersebut. Salah satu faktor penting yang harus diperhatikan adalah bagaimana melakukan perubahan cara kerja dan pola pikir pengguna agara dapat mendukung cara kerja Sistem Komputerisasi. Penelitian ini menggunakan studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk membahas dan mengidentifikasi faktor - faktor keberhasilan implementasi sistem informasi manajemen rumah sakit. Faktor Keberhasilan SIM RS Sakit ini sangat ditentukan oleh peranan top manajemen pada Rumah Sakit sebagai contoh (teladan) bagi karyawan / pengguna untuk mendukung cara kerja dengan dukungan penuh penggunaan teknologi informasi Kata Kunci: sistem informasi manajemen rumah sakit, implementasi teknologi informasi, rancangan model
I.
responden di bidang industry, pemerintah, teknologi
PENDAHULUAN proyek
informasi, komunikasi, keuangan dan kesehatan
pengembangan sistem informasi menunjukkan
(Robbins – Gioia 2001). Pada tahun yang sama
sedikit perbaikan. Dalam sebuah survey tentang
diadakan survey dengan metode mewawancarai 117
keberhasilan implementasi sistem pada tahun 2001
eksekutif di perusahaan – perusahaan yang
di virginia menyimpulkan penemuan tentang
menimplementasi
keberhasilan implementasi hingga 51 % dan
menyebutkan 34 % berhasil / sangat puas dalam
kegagalan implementasi sebesar 36 % dari 232
implementasinya dan 40 % gagal (coference board
Awal
abad
ke
–
21
kinerja
ERP,
temuaanya
adalah
2001). Pada tahun 2002, Dinas kesehatan nasional 87
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol. 20 No.2 Oktober 2016: 87-98
inggris memulai sebuah proyek terbesar yang
khusunya dalam hal sistem informasi manajemen
pernah ada dengan perkiraan biaya sebesar 11 miliar
rumah sakit.
poundsterling. Hal ini dikarenakan pengenalan
Sistem informasi manajemen rumah sakit
sistem informasi di setiap rumah sakit, tetapi itu
merupakan sistem yang komplek dan memerlukan
masih dianggap kegagalan (Rainer dan Turban,
perencanaan dan adaptasi yang cepat agar sesuai
2009). Sebuah laporan Standish Group 2004
dengan kebutuhan penggunanya. Sejak terbitnya
menjelaskan bahwa implementasi sistem informasi
peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia
diperkirakan tingkat keberhasilan 24%, dengan
Nomor
53% dari proyek yang ada mengalami masalah dan
Sistem Informasi Rumah Sakit, Menimbang bahwa
tingkat kegagalan mencapai 18%. Tahun 2009
sesuai ketentuan pasal 52 ayat (1) Undang-undang
laporan dari Standish Group menunjukkan hanya
Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, “Setiap
32% dari semua proyek berhasil, sedangkan 44%
rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan
bermasalah dan 24% gagal. Kesimpulannya bahwa
pelaporan
dalam sebuah konsensus (kesepakatan bersama)
penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk sistem
menhasilkan 20% sampai 30% dari semua proyek
informasi manajemen rumah sakit”. Sehingga
pembangunan sistem informasi dianggap sebagai
sesuai
kegagalan besar., sementara 30% sampai 60%
ditetapkannya peraturan menteri kesehatan tentang
adalah kegagalan parsial (Collins et al, 1997;. Pojok
sistem inforamasi rumah sakit yaitu : setiap rumah
& Hinton, 2002; Georgiadou, 2003; Heeks, 2002;
sakit wajib melaksanakan sistem inforamsi rumas
Iacovou, 1999; James, 1997).
sakit. Sistem informasi rumah sakit sebagaiamana
1171/MENKES/PER/VI/2011
tentang
dengan
semua
pertimbangan
tentang
kegiatan
tersebut
maka
Dari Data diatas bisa dijadikan tolak ukur bagi
dimaksud pada ayat (1) adalah suatu proses
Negara yang berkembang seperti negara Indonesia
pengumpulan, pengolahan dan penyajian data
ini dalam hal pengimplementasi sistem informasi.
rumah sakit.
Implementasi sistem informasi di Indonesia sendiri
Berdasarkan peraturan menteri kesehatan
sedang di lakukan oleh para pelaku bisnis dan
tersebut, maka rumah sakit yang ada di indonesia
pemerintahan di berbagai sektor. Khususnya pada
berusaha untuk menerapkan sistem informasi pada
rumah sakit menuntut para pelaku bisnis untuk terus
rumah sakit sebagai nilai tambah organisasi dengan
beradaptasi dan berinovasi dalam menunjang
harapan
kinerja rumah sakit tersebut. Hal ini sangat
akreditasi rumah sakit tersebut. Seiring berjalannya
diperlukan agar bisnis yang ada di rumah sakit dapat
waktu penerapan rumah sakit tidak berjalan mulus,
dijalankan
pelayanannya
karena banyak rumah sakit yang menerapakan
meningkat. Untuk itu rumah sakit harus mampu
sistem informasi tetapi hasilnya belum maksimal
melakukan perbaikan dan perubahan yang terus
atau gagal. Pererapan sistem informasi manajemen
menerus dalam segala hal seperti pengembangan
rumah sakit tentu memiliki banyak faktor yang
organisasi, pengembangan sumber daya manusia,
menyebabkan berhasil atau tidaknya implementasi
perencanaan bisnis dan pemanfaatan teknologi
tersebut.
dengan
cepat
dan
88
untuk meningkatkan
pelayanan dan
Model Proses Bisnis dan Identifikasi… Andika Bayu Saputra
Untuk mencapai keberhasilan implementasi tersebut,
harus
serius
proyek yang menuntut kerja keras dan kerja
mengenai pengaruh teknologi informasi dan proses
cerdas. Hal ini didukung oleh orang – orang
bisnis serta perubahan organisasi demi mendukung
yang suka terhadap perubahan, suka
implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah
terhadap pola pekerjaan yang berhubungan
Sakit yang dibangun dapat berhasil baik dan sesuai
dengan orang dan menyukai pekerjaan yang
kebutuhan manajemen Rumah Sakit.
menantang
untuk
menciptakan
perubahan
yang
dapat
Penerapan
diperhatikan
Sistem
dengan
1. Implementasi sistem informasi merupakan
Informasi
Manajemen
Rumah Sakit merupakan sesuatu yang sangat
suatu
menjadikan
pekerjaan lebih efisien.
penting untuk mendukung kinerja pelayanan agar
2. Sistem informasi yang terintegrasi tidak
lebih baik, cepat dan efisien. Keuntungan dari
berkerja sendiri. pada prinsipnya cara kerja
implementasi Sistem Informasi tersebut diantaranya
sistem informasi yang terintegrasi menuntut
: (1) Sebagai salah satu sumber daya organisasi yang
peran utama dari orang – orang yang mau
menunjang kegiatan operasional, dan manajerial;
melakukan
(2) Memberikan informasi yang akurat dan tepat
prosedur aplikasi program. Suatu aplikasi
waktu, dan tersaji dalam bentuk yang sesuai; (3)
program tidak dapat bekerja sendiri tanpa
Menunjang keunggulan kompetitif Rumah Sakit;
sentuhan
(4) Dapat memantau perkembangan Rumah Sakit
penginputan transaksi operasional secara
secara akurat; (5) Dapat meningkatkan pelayanan
berkala.
dibidang kesehatan kepada masyarakat secara
dan
menjalankan
pengguna
3. Implementasi
sistem
untuk
sesuai
melakukan
informasi
harus
akurat. (6) Rumah Sakit tersebut dapat terpantau
dijadikan pekerjaan utama. Pada tahapan
secara langsung oleh lembaga-lembaga dari luar
implementasi suatu sistem informasi yang
atau dalam Negeri secara akurat. (7) Dapat
terintergrasi, sering terjadi kegiatan yang
menyimpan database Rumah Sakit mulai dari
parallel antara sistem baru dengan sistem
pasien, karyawan yang terdiri dari data Rumah Sakit
tradisional. Hal ini membuat para pengguna
, data administrasi, data asset rumah sakit dan lain-
enggan, terbeban dan tidak termotivasi
lain. (8) Dapat mengangkat brand image Rumah
untuk
Sakit tersebut secara tidak langsng dengan memiliki
implementasi untuk melakukan input data
fasilitas yang modern; (9) Dapat mengurangi beban
pada sistem informasi baru yang belum
kerja sub-bagian rekam medis dalam menangani
dikenal.
berkas rekam medis dan sub-bagian lainnya yang
pelaksanaan sistem informasi baru dapat
ada pada Rumah Sakit, dan; (10) Dapat mengurangi
dikelompokkan menjadi sebagai berikut :
pemakaian kertas. Secara
umum,
melakukan
Sikap
trial
pengguna
simulasi,
terhadap
a. Kelompok Pro Perubahan permasalahan
dalam
b. Kelompok Netral
implementasi sistem informasi terintegrasi pada
c. Kelompok Perlawanan (resistance)
rumah sakit adalah sebagai berikut (wijaya, 2011) :
terhadap perubahan
89
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol. 20 No.2 Oktober 2016: 87-98
4. Perubahan cara kerja dan pola pikir
berbagai jenjang padahal kapabilitas
(mindset). Setiap Rumah Sakit memiliki
untuk itu dirasa memadai.
budaya cara kerja yang sudah berjalan
3. Terbatasnya kemampuan dan kemauan
selama Rumah Sakit itu berdiri. Budaya
sumber daya manusia untuk mengelola
atau kebiasaan cara kerja dalam Rumah
dan mengembangkan sistem informasi
Ssakit merupakan salah satu faktor penting yang
harus
dipertimbangkan
4. Masih
dalam
belum
pengambilan keputusan berdasarkan
mencapai keberhasilan dalam melakukan
data / informasi.
implementasi proses perubahan, karena
5. Belum adanya pengembangan karir
penerapan suatu sistem informasi yang terintegrasi menuntut budaya cara kerja
bagi
dengan
sehingga
keterlibatan
aktif
membudayanya
pengguna.
pengelola
sistem
sering
informasi,
sekali
timbul
petugas
untuk
Perubahan cara kerja dan pola pikir sangat
keengganan
dipengaruhi oleh faktor – faktor Perubahan
mamasuki atau dipromosikan menjadi
organisasi,
Sistem
informasi,
pengelola sistem informasi.
Pengetahuan,
Karakter,
Tanggung
jawab, Kepercayaan, Komunikasi dan
II. METODE PENELITIAN
komitmen Beberapa
Penelitian
yang terlibat dalam penggunaan sistem informasi
informasi, dan implementasi tersebut bisa dikatakan
rumah sakit. Selain itu penelitian ini dengan studi
50%
literatur yakni mempelajari materi dan konsep yang
80%
yang
pendekatan
sistem
-
Sakit
menggunakan
kulitatif dengan wawancara mendalan dengan orang
telah
Rumah
ini
ada
diindonesia
dari
bagi
mengimplementasi
mengalami
kegagalan
dalam
implementasinya. Statistiknya bisa lebih tinggi,
berhubungan
dikarenakan manusia cenderung menyembunyikan
mempengaruhi implementasi sistem informasi yang
sesuatu yang buruk (Dorsey, 2005). Kondisi sistem
sesuai dengan Standard Operational Procedure
informasi yang ada di Rumah Sakit pada saat ini
(SOP) pada Rumah Sakit serta beberapa literatur
antara lain :
mengenai sistem informasi. Sumber dan literatur
1. Masing-masing
program
memiliki
dengan
faktor
–
faktor
yang
yang digunakan dapat berupa buku teks, paper,
sistem informasi sendiri yang belum
Blog, Website, Jurnal dan e-Book.
terintegrasi, sehingga bila diperlukan
Selain itu pengumpulan data dengan observasi
informasi yang menyeluruh diperlukan
ini dilakukan dengan mengamati langsung ke
waktu yang cukup lama
lapangan
mengenai
permasalahan
dalam
penggunaan sistem informasi baik dari Top
2. Terbatasnya perangkat keras (hardware)
Manajemen maupun penggun akhir (end-user).
dan perangkat lunak (software) di
Analisis penelitian ini dengan analisi lebih dalam mengenai kebutuhan bisnis dan informasi 90
Model Proses Bisnis dan Identifikasi… Andika Bayu Saputra
yang diharapkan oleh Top Manajemen pada Rumah
yang ada dirumah sakit menjadi acuan awal dalam
Sakit. Data yang telah dikumpulkan sebelumnya
pembuatan Sistem Informasi Rumah Sakit. Pada
akan dijadikan sebagai masukan dalam proses
tiap-tiap Rumah Sakit ada perbedaan dalam hal
analisis terhadap kebutuhan bisnis dan informasi
proses bisnis yang berjalan didalamnya. Sehingga
tersebut.
vendor terkadang belum menemukan proses bisnis yang baku untuk dijadikan acuan dalam pembuatan sistem informasi. Perbedaan dari sisi alur bisnis
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang ada dirumah sakit dan pada sistem terkadang
A. Hasil Penelitian
membuat
Pada Rumah Sakit, proses bisnis yang ada sangatlah
kompleks
yang
sistem
informasi
tersebut
dalam
implementasinya kurang berjalan lancar sehingga
mengutamakan
memberikan beban pada rumah sakit. Salah satu hal
kenyamanan kepada pelanggan baik dari sisi
yang menjadi kendala / penghambat dalam
pelayanan utama yaitu klinis, sampai dengan
mengimplementasikan
pelayanan administratif dan pendukung lainnya.
Sistem Informasi
yang
terintegritas pada Rumah Sakit.
Rumah Sakit merupakan organisasi yang kompleks
Berikut rancangan model proses bisnis Sistem
tetapi memiliki proses bisnis hanya satu varian,
Informasi Manajemen Rumah Sakit yang digunakan
tetapi kemudian konsumen yang dipaksa untuk
untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien
mengikuti proses tersebut sehingga kesannya proses
secara eksternal dan peningkatan efisiensi efisiensi
bisnis yang ada pada Rumah Sakit tersebut
data rumah sakit secara internal terlihat pada
birokratis dan kaku sekali, akibatnya dari sisi
gambar dibawah ini :
akuntabilitas sangat rendah dan potensi konflik
1.
yang sangat besar. Dengan implementasi sistem
Admission Kasir
informasi dapat merubah dan meningkatkan proses
Pada alur ini dijelaskan pendaftaran pasien
binsis tersebut dengan cara meningkatkan efisiensi
baru atau lama yang berkunjung ke Rumah Sakit
yang telah ada dan memungkinkan keseluruhan
dan mendapatkan tindakan medis, maka pasien
proses bisnis yang baru. Bagi para penyedia jasa
yang bersangkutan akan menerima tagihan yang
pembuatan Sistem Informasi (vendor) proses bisnis
akan dibaya di kasir.
Gambar 1. Alur admission Kasir 91
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol. 20 No.2 Oktober 2016: 87-98
2.
oleh sistem yang akan digunkan untuk melakukan /
Admissin Rekam Medis Pada
alur
ini
pasien
lama
atau
mendapatkan tindakan medis hingga pasien yang
baru
bersangkutan pulang.
mendapatkan kartu pasien yang ada nomor rekam medis dan nomor admission yang telah disiapkan
Gambar 2 Admission Rekam Medis
Penjualan Farmasi
nota, nota digunakan untuk pengambilan obat
Alur penjualan farmasi / resep dimulai dari
dibagian faramasi. Sedangkan bagi pasien yang
pasien datang dengan atau tanpa resep. Apabila
tidak memiliki resep harus melakukan konsultasi
pasien datang dengan resep langsung melakukan
obat terlebih dahulu.
3.
cetak kitir dan melakukan pembayaran dan cetak
Gambar 3 Alur Penjualan Resep 92
Model Proses Bisnis dan Identifikasi… Andika Bayu Saputra
Sakit. Dimulai dari pemesanan dan melakukan
4.
pembelian bagi barang yang sudah kadalurasa akan
Inventory / Gudang
dilakukan pemusnahan atau dikembalikan. Dari
Pada inventory mengurus tentang pemesanan
bagian inventory akan melakukan distribusi ke unit
dan pembelian barang yang diperlukan oleh Rumah
– unit yang terkait.
Gambar 4 Alur Inventory / Gudang
5.
Billing
tindakan yang selanjutnya akan melakuan cetak
Pada billing pasian yang melakukan kunjungan
nota dan pembayaran.
rawat jalan akan dikenakan billing pemeriksaan dan
Gambar 5 Alur Billing
93
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol. 20 No.2 Oktober 2016: 87-98
Perencanaan yang matang dan harapan Rumah
B. PEMBAHASAN IDENTIFIKASI FAKTOR KEBERHASILAN DAN
Sakit yang jelas, Selain dukungan dari berbagai
KEGAGALAN
pihak, implementasi Sistem Informasi harus memiliki
Dalam studi literatur ditemukan beberapa
perencanaan
matang
dalam
implementasinya dan juga disesuaikan dengan
faktor yang menyebabkan impelmentasi Sistem
harapan dari perusahaan. Ketika harapan tersebut
Informasi Rumah Sakit dikatakan berhasil dan
telah terpenuhi maka sistem informasi tersebut
beberapa faktor penyebab kegagalan impelemtnasi
dikatakan berhasil.
tersebut.
Sistem
1.
yang
Faktor Keberhasilan
informasi
dengan
tingkat
penggunaanya relative tinggi (high level of system
Keberhasilan implementasi Sistem Informasi
use). Sistem informasi yang diimplementasikan
Rumah Sakit, bergantung pada beberapa hal
akan
diantaranya:
pengguna tercapai dan pemakain sistem sering
Dukungan implementasi
dari
top
sistem
manajemen.
informasi
Dalam
terlihat
manfaatnya
ketika
kebutuhan
digunakaan. Akan terlihat keterikatan pengguna /
dimanapun,
karyawan dengan sistem.
khusunya di Rumah Sakit dukungan dari berbagai
Kepuasan para pengguna terhadap sistem
pihak baik dari tingkatan level yang rendah sampai
(users satisfaction with the system). Dengan
tingkatan tertinggi sangat dibutuhkan. Komitmen
meningkatkan kepuasan para pengguna terhadap
dari awal di tingkatan top manajemen merupakan
sistem yang diimplementasikan, maka hal ini
sebuah motivasi bagi karyawan dalam pemakaian
mengindikasikan bahwa sistem tersebut telah sesuai
sistem. Hal ini akan menjadi teladan / contoh bagi
dengan kebutuhan pengguna. Hal ini merupakan
bawahan dan pengambilan keputusan berdasarkan
salah satu indikator keberhasilan implementasi
sistem informasi merupakan salah satu wujud nyata
sistem informasi di Rumah Sakit. Karena tidak
dukungan implementasi tersbut dan dapat dikatakan
mungkin sebuah sistem yang ada dianggap berhasil
berhasil.
dalam implementasinya banyak terjadi keluhan dari
Keterlibatan
end-user
(Pengguna
akhir),
para pengguna.
Penguna akhir berperan penting dalam indikator
Sikap
yang
menguntungkan
(favourable
keberhasilan sistem implementasi sistem informasi
attitude) para pengguna terhadap sistem informasi
manajemen rumah sakit, dikarenakan pengguna
dan staff dari sistem informasi
akhir yang berinteraksi langsung dari awal sistem
Jika para pengguna memiliki sikap positif
dan yang menjalankan proses bisnis dilapangan.
terhadap sistem yang ada, maka hal tersebut
Penggunaan kebutuhan perusahaan yang jelas,
merupakan indikasi keberhasilan yang kuat. Karena
Sistem Informasi Rumah Sakit kebutuhannya harus
tidak mungkin para pengguna memiliki sifat yang
jelas dan tujuannya juga harus jelas. Ketika semua
positif jika sistem yang ada tidak memberi dampak
sudah dipersiapkan / dirancang dengan jelas maka
yang positif serta sesuai dengan yang dibutuhkan.
implementasi sistem tersebut bisa berjalan lancar sesuai dengan kebutuhan. 94
Model Proses Bisnis dan Identifikasi… Andika Bayu Saputra
2.
akibat memenuhi permintaan modifikasi program
Faktor Kegagalan Kegagalan
penerapan
Sistem
yang diminta.
Informasi
Ketidak
Manajemen Rumah Sakit dapat disebabkan oleh
jelasan
penyampaian
kebutuhan
banyak faktor. Sebuah sistem dikatakan gagal jika
terhadap permasalahan yang dihadapi oleh Rumah
keberadaanya tidak mampu memenuhi kebutuhan
Sakit kepada pembuat sistem informasi, sehingga
yang ada, tidak mampu memberi efek manfaat
menyebabkan teknologi sistem informasi yang telah
terhadap para pengguna serta sulit untuk digunakan.
dibuat tidak sesuai dengan tujuan perusahaan.
menyebabkan
Rumah Sakit membutuhkan waktu untuk
implementasi suatu Sistem Informasi dikatakan
beradaptasi dengan teknologi Sistem Informasi
gagal :
Manajemen Rumah Sakit, dikarenakan masih
Berikut
beberapa
faktor
yang
menggunakan sistem tradisional dan kemampuan
Kurangnya dukungan dari pihak Manajemen.
pengguna yang masih belum terampil.
Dalam melakukan implementasi suatu sistem informasi, dapat dipastikan bahwa banyak dijumpai
Kesenjangan komunikasi antara pengguna
permasalahan teknis dan non teknis dalam
dengan perancang sistem informasi. Hal ini
melakukan implementasi sistem informasi, terlebih
disebabkan oleh beberapa hal seperti kurangnya
jika menghadapi pengguna level manajerial, dimana
komunikasi antara kedua belah pihak, perbedaan
pengguna level manajerial telah terbiasa dengan
persepsi diantara mereka dan hal lainnya yang
budaya kerja (tradisional) dengan memberikan
menyebabkan user requirement tidak sesuai dengan
berbagai instruksi kepada bawahan untuk disajikan
yang telah dibangun.
laporan – laporan yang dibutuhkan, dimana
Keterlibatan dan pengaruh pengguna memiliki
sebenarnya laporan – laporan tersebut dengan
peran yang penting, Rumah Sakit harus mampu
sistem informasi
terintegritas sudah tersedia
menarik partisipasi dari seluruh pengguna untuk
berbagai laporan yang dibutuhkan, terlebih dalam
dapat memberi masukan bahkan ikut dalam proses
membangun
perencanaan
suatu
sistem
informasi
yang
secara
penuh,
dikarenakan
terintegritas tersebut dilakukan oleh Tim dengan
penggunalah yang mengetahui teknis proses bisnis
melakukan
dari
yang berjalan dilapangan. Hal ini bertujuan agar
pengguna (user requirement). Ironisya setelah,
proses dapat berjalan baik dan sesuai dengan
aplikasi sistem seringkali pengguna level manajerial
kebutuhan dari Rumah Sakit tersebut.
dan
menemukan
kebutuhan
merasa enggan untuk melakukan atau menjalankan
Kurangnya sumber daya manusia. Merupakan
aplikasi program Sistem Informasi Manajemen
hal yang begitu penting, banyak kasus ketika
Rumah
memberikan
pengimplementasian Sistem Informasi mengalami
berbagai alasan yang tidak jelas dan hanya
kendala yang disebabkan kurangnya sumber daya
menuntut untuk mengajukan permintaan perubaahn
manusia yang berkompten. Karena terbiasa dengan
program
tingkat
sistem tradisional membuat SDM yang ada enggan
stabilitas aplikasi program yang sudah tersedia
dan menganggap bahwa sistem yang dibangun
Sakit
tanpa
tersebut,
dengan
mempertimbangkan
memberikan pekerjaan tambahan dan merepotkan.
95
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol. 20 No.2 Oktober 2016: 87-98
Kesadaran akan pentingnya sistem, strategi
dikarenakan usia dan semangat untuk belajar yang
dan tujuan mengimplementasi sistem kurang jelas.
kurang.
Kesadaran akan pentingnya menggunakan sistem
Kurangnya inisiatif dan keaktifan SDM. Dalam
informasi harus dimiliki oleh semua pihak yang ada
hal mensosialisasikan manfaat dan kemudahan
pada Rumah Sakit baik dari tingkatan staff sampai
pemakaian sistem informasi yang ada, tentu akan
manajerial. Kurangnya kesadaran dan tujuan
menyebabkan sistem yang diterapkan tidak akan
implementasi
berjalan seperti yang diinginkan.
akan
membuat
pengguna
menganggap sistem tersebut tidak bermanfaat dan
Berikut rangkuman dari faktor keberhasilan
hanya menimbulkan masalah.
dan kegagalan implementasi Sistem Informasi
Inkompetensi secara teknologi. Kurangnya
Manajemen Rumah Sakit dalam bentuk tabel 1.
keterampilan dari tenaga yang terlibat dalam Sistem Informasi Rumah Sakit untuk menjalankan TI, Tabel 1. Nilai Indikator Faktor Keberhasilan Dan Kegagalan No. Faktor
Indikator
1
Dukungan Top Manajemen
Keberhasilan
1
2
Keterlibatan Pengguna
3
Penggunaan Kebutuhan Rumah Sakit
4
Penggunaan SIM RS Tinggi
5
Kepuasan Pengguna
6
Sistem Yang Menguntungkan
1
Kegagalan
Kurang Dukungan Top Manajemen
2
Ketidakjelaksan Penyampaian Kebutuhan
3
Waktu Adaptasi
4
Kesenjangan Komunikasi
5
Keterlibatan dan Pengaruh Pengguna
6
Kurangnya SDM
7
Kurangnya Kesadaran
8
Inkopemtensi Secara Teknologi
9
Kurangnya Inisiatif dan Keaktifan SDM
Sumber: Hasil Peneilitian
96
2
Nilai 3 4
5
Model Proses Bisnis dan Identifikasi… Andika Bayu Saputra
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Keterlibatan dan pengaruh pengguna, Kurangnya
A. Kesimpulan
SDM, Kurangnya kesadaran, Inkompetensi secara
Dari tersebut
pembahasan dapat
yang
disimpulkan
telah
teknologi, Kurangnya inisiatif dan kreatifitas SDM.
dilakukan
B. Saran
bahwa pengaruh
teknologi informasi dalam penerapan Sistem
Sebaiknya para top manajemen di Rumah Sakit
Informasi Manajemen pada Rumah Sakit yang
memiliki seorang Top Manajemen yang mengelola
terintegrasi tidak dapat dipisahkan dan saling
IT baik dari segi teknologi maupun dari sisi
ketergantungan yang erat. Keberadaan Sistem
penerapan teknologi tersebut, ini agar memudahkan
Informasi yang terintegrasi sangat dibutuhkan
para pengguna sebagai pihak langsung yang
dalam mendukung agar kegiatan operasional
bersentuhan dengan TIK di rumah sakit.
Rumah Sakit menjadi efisien dan efektif dan dapat
Selain itu seorang Top Manajemen Pengelola
memberikan informasi yang akurat, uptodate untuk
TIK juga dapat melihat bagaimana sistem yang
pengambilan keputusan strategis yang inovasi dan
dibutuhkan oleh rumah sakit, dan juga kebutuhan
kreatif bagi manajemen, yang akhirnya dapat
baik SDM, perangkat keras dan perangkat lunak
memberikan keuntungan bagi Rumah Sakit.
UCAPAN TERIMA KASIH
Proses bisnis yang ada pada Rumah Sakit terkesan birokratis dan kaku, untuk itu dalam
Berisi ucapan terima kasih kepada suatu
penelitian ini diberikan rancangan model proses
instansi jika penelitian ini didanai atau mendapat
bisnis pada Sistem Informasi Manajemen Rumah
dukungan oleh instansi tersebut, atau jika ada pihak
Sakit diataranya : Admission kasir, Admission
yang
rekam medik, Admission farmasi, Inventory,
penelitian atau penulisan artikel ini, jika pihak
dan,Billing
tersebut sudah tercantum sebagai penulis, maka
Beberapa faktor keberhasilan yang perlu dipertimbangkan
dalam
implementasi
secara
signifikan
membantu
langsung
tidak diperlukan lagi. Style C1: Isi Bab.
Sistem
Informasi Manjemen Rumah Sakit agar tujuan dari
DAFTAR PUSTAKA
Rumah Sakit tercapai diantaranya : Dukungan dari top
manajemen,
Keterlibatan
pengguna,
Collins, T. & Bicknell D. (1997). Crash:
Penggunaan kebutuhan Rumah Sakit, Penggunaan SIM RS yang tinggi, Kepuasan pengguna, Sistem
learning from the world's worst computer
yang menguntungkan
disasters. New York: Simon & Schuster
Sedangkan
beberapa
faktor
yang
Corner, I. & Hinton M. (2002). Customer
harus
dihindarai agar implementasi Sistem Informasi
relationship
tidak mengalami kegagalan adalah sebagai berikut :
implementation risks and relationship
Kurangnya dukungan dari top manajemen, Ketidak
dynamics. Qualitative Market Research,
jelasan penyampaian kebutuhan Rumah Sakit,
5 (4), 239-51
Waktu
adaptasi,
Kesenjangan
komunikasi, 97
management
systems:
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol. 20 No.2 Oktober 2016: 87-98
Dorsey P. (2010), Top 10 Reasons Why System
Introduction to Information Systems,
Projects Fail
(pages 321-323). Hoboken, NJ: John
Georgiadou, E. (2003). Software process and product
improvement:
a
Wiley & Sons.
historical
SIMPL. (2000). SIMPL Group, and New
perspective. Cybernetics and Systems
Zealand Institute of Economic Research
Analysis, 39 (1), 125 - 42
(NZIER), 2000. Information Technology
Heeks, R. (2002). Failure, success and
Projects: Performance of the New
improvisation of information system
Zealand Public Sector in Performance.
projects
Report to the Department of the Prime
in
developing
countries.
Development Informatics Working Paper
Minister and Cabinet. Wellington
Series, No. 11/2002. Manchester, UK:
Wilcocks, L. (1994). Managing information
Institute for Development Policy and
systems in UK public administration:
Management.
issues
Public
Administration
Review. September/October 2007.
and
prospects.
Public
Administration, 72 (1), 13 - 32.
Iacovou, C. (1999). The IPACS project: when
Johnson, J. (1995). Chaos: the dollar drain IT
IT hits the fan. Journal of Information
project failures. Application Development
Technology 14 (2), 267 - 275.
Trends, 2 (1), 4147.
James, G. (1997). IT fiascoes and how to avoid
Wijaya F., S. (2011). Pengaruh Teknologi
them. Datamation, November 1997,
Informasi dan Perubahan Organisasi
pages 84 - 88
Bisnis, SNATI 2011
Rainer, R. & Turban, E. (2009). Huge problems at Britain's national health system. In
98