Tumbuh
Efisien
Cermat
Disiplin dalam Pelaksanaan
2014
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk.
Laporan Tahunan
1 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Daftar Isi
1
Sorotan Disiplin dalam Pelaksanaan di Saratoga • Cermat ~ Disiplin dalam Pelaksanaan untuk Menghasilkan Investasi Baru • Tumbuh~ Disiplin dalam Pelaksanaan untuk Menumbuhkan serta Merealisasikan Nilai Investasi Perseroan • Efisien ~ Disiplin dalam Pelaksanaan untuk Mendukung Operasional Valuasi Investasi & Ikhtisar Keuangan Rekam Jejak Investasi 2014 dalam Gambar Visi, Misi, Nilai-Nilai Inti & Jiwa Korporasi
4 6 8 10 12 13
2
Laporan • Laporan Dewan Komisaris • Laporan Direksi
14 18
3
Diskusi dan Analisis Manajemen
26
4
Portofolio Investasi Infrastruktur: • Infrastruktur Telekomunikasi~ Tower Bersama Infrastructure • Pembangkit Listrik ~ Medco Power Indonesia • Pembangkit Listrik ~ Tenaga Listrik Gorontalo • Kilang Minyak ~ Tri Wahana Universal • Perkapalan & Penyewaan Kapal ~ Seroja Investment Limited, Pulau Seroja Jaya & Sinar Mentari Prima • Jalan Tol ~ Lintas Marga Sedaya • Konstruksi ~ Nusa Raya Cipta Sumber Daya Alam: • Batubara dan Energi ~ Adaro Energy • Perkebunan Kelapa Sawit ~ Provident Agro • Perkebunan Kelapa Sawit ~ Agro Maju Raya • Minyak & Gas ~ Interra Resources • Emas & Tembaga ~ Sihayo, Sumatra Copper & Gold, Finders Resources, Trimitra Karya Jaya Konsumer: • Otomotif ~ Mitra Pinasthika Mustika • Gaya Hidup ~ Gilang Agung Persada • Properti ~ Etika Karya Usaha
5
Tata Kelola Perusahaan
62
6
Sumber Daya Manusia
86
7
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
92
8
Data Korporasi
96
• • •
Pernyataan Pertanggungjawaban Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Laporan Keuangan Konsolidasian Rujukan Silang Peraturan Bapepam-LK No. X.K.6 tentang Bentuk dan Isi Laporan Keuangan Rujukan Silang Kriteria ARA 2014
•
2
44 46 47 48 49 50 51 52 54 55 56 57
58 60 61
112 113 216 220
2 Bab 1 Sorotan
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Disiplin Dalam Pelaksanaan di Saratoga
Cermat
Disiplin dalam Pelaksanaan untuk Menghasilkan Investasi Baru Pengalaman, keahlian, dan due diligence yang ketat telah menjadikan kami salah satu perusahaan investasi yang paling sukses di kawasannya. Sebagai perusahaan investasi terkemuka, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (Perseroan, kode saham:SRTG) menanamkan modal secara seksama di berbagai bisnis pilihan pada tahap awal, tahap pertumbuhan, maupun dalam kondisi khusus tertentu di mana bisnis tersebut dinilai memiliki prospek pembentukan nilai yang signifikan. Perseroan fokus pada tiga sektor utama, yaitu Sumber Daya Alam, Infrastruktur, dan Konsumen – yang merupakan pilar-pilar utama pertumbuhan perekonomian Indonesia. Perseroan melakukan due diligence dengan seksama untuk memastikan hanya peluang investasi terbaik yang dipilih. Manajemen senior terlibat sejak awal, membantu mengidentifikasi peluang pertumbuhan dan potensi risiko yang dihadapi. Setelah target disetujui oleh Komite Investasi Perseroan, persyaratan telah didiskusikan dengan perusahaan sasaran, tim investasi Perseroan kemudian melakukan due diligence lebih lanjut. Selain mengamati laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi perusahaan yang dibidik, Perseroan juga memberikan penekanan yang kuat pada parameter lingkungan sosial maupun tata kelola perusahaan.
Perseroan sangat selektif dan berhatihati dalam menentukan investasi. Dari total 139 peluang baru yang dipertimbangkan pada 2014, Perseroan hanya memilih dua investasi baru. Peluang Penilaian Awal Due Diligence Term Sheet Investasi Baru
139 72 15 5 2
3 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Infrastruktur
Didorong oleh berkembangnya sektor Konsumen di Indonesia, Perseroan melakukan penempatan strategis di Gilang Agung Persada, sebuah perusahaan gaya hidup yang berkembang yang mengelola 16 merek konsumen internasional. Di sektor Sumber Daya Alam, Perseroan mengakuisisi 80% saham Trimitra Karya Jaya, salah satu perusahaan induk yang mengembangkan tambang emas dan tembaga Tujuh Bukit di Banyuwangi, provinsi Jawa Timur Pada tanggal 31 Desember 2014, portofolio investasi kami terdiri dari 20 perusahaan investee dengan bisnis yang meliputi bidang pertambangan, minyak dan gas, kilang minyak, perkebunan kelapa sawit, menara telekomunikasi, pembangkit listrik, jalan tol, distribusi otomotif, pelumas, penyewaan, leasing, dan pembiayaan.
Industri
Tercatat (Kode Saham) atau Tidak Tercatat
Tower Bersama Infrastructure
Infrastruktur Telekomunikasi
BEI (TBIG)
Medco Power Indonesia
Pembangkit Listrik
Tidak Tercatat
Tenaga Listrik Gorontalo
Pembangkit Listrik
Tidak Tercatat
Tri Wahana Universal
Kilang Minyak
Tidak Tercatat
Lintas Marga Sedaya
Infrastruktur Jalan Tol
Tidak Tercatat
Nusa Raya Cipta
Konstruksi
BEI (NRCA)
Seroja Investment Limited
Perkapalan & Penyewaan Kapal
SGX (IW5.SI)
Sinar Mentari Prima
Perkapalan & Penyewaan Kapal
Tidak Tercatat
Pulau Seroja Jaya
Perkapalan & Penyewaan Kapal
Tidak Tercatat
Industri
Tercatat (Kode Saham) atau Tidak Tercatat
Adaro Energy
Tambang Batubara
BEI (ADRO)
Provident Agro
Perkebunan Kelapa Sawit
BEI (PALM)
Agro Maju Raya
Perkebunan Kelapa Sawit
Tidak Tercatat
Interra Resources Limited
Eksplorasi & Produksi Minyak & Gas SGX (5GI.SI)
Sumatra Copper & Gold
Tambang Emas & Tembaga
ASX (SUM. AX)
Sihayo Gold Limited
Tambang Emas
ASX (SIH.AX)
Finders Resources
Tambang Tembaga
ASX (FIN.AX)
Trimitra Karya Jaya*
Tambang Emas & Tembaga
Tidak Tercatat
Industri
Tercatat (Kode Saham) atau Tidak Tercatat
Mitra Pinasthika Mustika
Otomotif
BEI (MPMX)
Etika Karya Usaha
Properti
Tidak Tercatat
Gilang Agung Persada*
Gaya Hidup
Tidak Tercatat
Sumber Daya Alam
Konsumen
* Investasi Baru
4 Bab 1 Sorotan
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Disiplin Dalam Pelaksanaan di Saratoga
Tumbuh
Disiplin dalam Pelaksanaan untuk Menumbuhkan serta Merealisasikan Nilai Investasi Perseroan. Bekerja sama dengan manajemen masing-masing perusahaan investee, Saratoga secara aktif terlibat dalam meningkatkan dan mengembangkan nilai potensial. Untuk mendukung perkembangan perusahaanperusahaan investee, Saratoga menginvestasikan Rp247 miliar secara cermat sebagai investasi lanjutan pada investasi-investasinya di ketiga sector utamanya pada tahun 2014. Nilai Aktiva Bersih (NAB) Saratoga tumbuh mencapai Rp22 triliun pada tahun 2014, meningkat 46% sejak Perseroan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada bulan Juni 2013. Pencapaian ini 9% lebih tinggi daripada pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan BEI pada periode yang sama. Kinerja yang prima serta semangat unggulan yang dimiliki Perseroan terinspirasi oleh kerja keras pendiri Perseroan, yaitu Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga S. Uno, yang telah aktif berinvestasi melalui Perseroan sejak tahun 1998. Saat itu, perekonomian Indonesia terletak pada titik nadir krisis moneter Asia. Namun pada saat kebanyakan investor beranjak menjauh dari Indonesia, para pendiri Perseroan justru meyakini potensi pertumbuhan Indonesia dan mulai berinvestasi di sektor-sektor penting pembangunan nasional.
Beberapa investasi utama Perseroan antara lain adalah Adaro Energy, produsen batubara dengan areal konsesi tunggal terbesar di belahan bumi bagian selatan; Tower Bersama Infrastructure, salah satu operator menara telekomunikasi independen terkemuka di Indonesia. Saratoga berinvestasi pada perusahaan-perusahaan tersebut, sejak awal perkembangan dan bekerja sama dengan tim manajemen mereka, memperkenalkan alternatif pembiayaan dan kesempatan untuk merger dan akuisisi. Perusahaan-perusahaan ini kini tercatat di Bursa Efek Indonesia dan disegani di industrinya masing-masing.
5 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Saratoga fokus pada peluang-peluang tahap awal serta peluang yang lahir dari situasi khusus untuk berkembang, seiring dengan reputasi Perseroan dari segi kompetensi dan integritas, yang membedakan Perseroan dari perusahaan investasi sejenis lainnya. Keberhasilan kami pada tahap awal investasi tercermin dari perusahaan investee tertutup (non-listed) seperti Medco Power Indonesia, perusahaan pembangkit tenaga listrik yang mengandalkan energi ramah lingkungan dan terbarukan; Tri Wahana Universal, satu-satunya perusahaan kilang minyak milik swasta di Indonesia saat ini; selain juga perkebunan kelapa sawit, pemegang konsesi jalan tol, serta tambang emas dan tembaga. Disiplin dalam Pelaksanaan adalah ciri khas semua perusahaan investee Saratoga, dan tampak jelas pada beberapa contoh berikut: Lintas Marga Sedaya, pemegang konsesi jalan tol sepanjang 116-kilometer Cikampek-Palimanan di Jawa, berhasil mencatat kemajuan yang berarti, menyelesaikan 84% proyek pada tanggal 31 Desember 2014. Keterlibatan manajemen yang kuat memainkan peranan kunci dalam menyelesaikan masalah pembebasan lahan dan isu-isu sosial terkait, yang sering dianggap sebagai hambatan utama dalam pembangunan jalan tol di Indonesia.
Adaro Energy Awal Investasi Aktif : 2007 Kelipatan Investasi: 4,05 x
5.500
1.359 Biaya Investasi
Rp Miliar
Manajemen Gilang Agung Persada, perusahaan konsumen gaya hidup Perseroan, membulatkan tekad untuk mencapai tujuan. Dengan penajaman fokus pada target pasar utama – yaitu golongan kelas menengah Indonesia yang terus berkembang – serta penerapan strategi perpaduan antara pengadaan barang yang selektif dengan manajemen persediaan barang secara disiplin, berhasil mengatasi depresiasi rupiah, dan bahkan meningkatkan penjualan sekaligus mengurangi persediaan barang. Tri Wahana Universal merupakan satu lagi contoh keberhasilan organisasi yang dipicu oleh semangat, tujuan dan disiplin kerja. Ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat dan mampu menggalang semangat seluruh karyawan, TWU merupakan perusahaan kilang minyak independen yang pertumbuhannya sangat tergantung pada pengelolaan biaya secara cermat agar dapat memastikan marjin operasi yang memadai. Tidak hanya itu, pada tahun 2014, TWU berhasil meraih marjin laba bersih yang sehat, suatu pencapaian yang impresif di tengah kondisi pasar komoditas yang kurang menguntungkan. Manajemen Provident Agro, perkebunan kelapa sawit yang sedang tumbuh, menempatkan fokus yang jelas pada upaya penghematan biaya di sebuah bidang usaha komoditas yang secara inheren memiliki harga yang fluktuatif. Oleh karenanya, sadar biaya menjadi sangat penting di setiap tingkatan operasional. Meskipun merupakan perkebunan yang masih relatif muda, EBITDA tahunan per hektar mencapai Rp11,2 juta pada tahun 2014, mencerminkan praktik manajemen biaya yang luar biasa.
Tower Bersama Infrastructure Awal Investasi Aktif: 2009 Kelipatan Investasi: 14,9 x
Rp Miliar
13.911
936 Nilai Pasar
Catatan: Seluruh angka finansial berdasarkan nilai nominal pada 31 Desember 2014, dan tidak ada penyesuaian terhadap nilai waktu atau inflasi.
Biaya Investasi “Kelipatan Investasi” didefinisikan sebagai nilai pasar dibagi dengan nilai yang di investasikan. Untuk tujuan ini, Perseroan tidak pempertimbangkan kas yang diterima dari dividen atau perolehan dari divestasi saham Perseroan pada perusahaan investee yang terkait.
Nilai Pasar Nilai pasar dari kepemilikan saham efektif dihitung berdasarkan harga rata-rata tertimbang berdasarkan volume perdagangan dua minggu per 31 Desember 2014.
6 Bab 1 Sorotan
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Disiplin Dalam Pelaksanaan di Saratoga
Efisien
Disiplin dalam Pelaksanaan untuk Mendukung Operasional Saratoga berinvestasi dan mengelola bisnis secara cermat dan efisien melalui pendekatan yang sangat disiplin serta menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik setiap saat. Saratoga akan terus mengembangkan bisnisnya melalui kemitraan baik dengan perusahaanperusahaan global, maupun dengan para wirausahawan yang memiliki visi dan komitmen jangka panjang. Dengan rekam jejak Perseroan yang telah terbukti, pengetahuan industri yang kuat, serta akses yang luas pada peluang investasi tahap awal, Saratoga bertujuan untuk menjadi mitra pilihan bagi para investor yang ingin berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dinamis. Dalam mewujudkan tujuannya menjadi perusahaan investasi kelas dunia, Saratoga beroperasi dengan cermat untuk mencapai pertumbuhan dan profitabilitas, memungkinkan Perseroan untuk mentransformasikan tantangan ekonomi masa depan Indonesia maupun global menjadi peluang jangka panjang. Pendekatan disiplin dalam praktik manajemen biaya jelas dilakukan dalam operasi kantor pusat Saratoga sendiri.
7 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
1. Mengelola Biaya Operasional
Biaya Operasional
Efisiensi biaya merupakan inti dari usaha yang mampu meraih laba dan berkelanjutan, tidak hanya di perusahaan-perusahaan investee Perseroan, tetapi yang lebih penting pada sosok Saratoga sendiri. Perseroan mengelola biaya operasional di bawah 0,5 % dari NAB. Ini adalah salah satu cara untuk menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham Perseroan.
Rasio Biaya Operasional / NAB
NAB
99
0,45
%
22.176
dalam Rp Miliar
dalam Rp Miliar
2. Mengelola Biaya Suku Bunga Selain itu, Perseroan berhasil menurunkan suku bunga rata-rata pinjamannya dari 5,32% menjadi 4,29% selama tahun berjalan.
Pada tahun 2014, Saratoga memperpanjang profil tenor pinjamannya dari tiga tahun menjadi lima tahun untuk menyelaraskan dengan periode investasinya yang berjangka panjang.
Dalam rangka mengelola paparan terhadap risiko nilai tukar mata uang USD/ Rp, Perseroan melindungi nilai pinjaman dalam SGD dengan menerbitkan Medium Term Notes (MTN) dalam Rupiah.
Jatuh Tempo Pinjaman Semula
Sesudah Perpanjangan Pinjaman dari ING dan Natixiz, dan penerbitan MTN dengan DBS.
2014
(9)
2015
2016
2015
2016
2017
2018
2019
(10)
(16)
(14) (31) (68) Termasuk MTN Rp setara USD58 juta
(219)
2020
(56) (92)
8 Bab 1 Sorotan
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Valuasi Investasi & Sorotan Keuangan
Pertumbuhan NAB Saratoga sejak Tercatat 25.000
7.000
NAB (Rp Miliar)
20.000
6.000 5.000
15.000
4.000 10.000
3.000 2.000
5.000
1.000 0
Indeks Harga Saham Gabungan (Rp)
8.000
– NAB (Rp Miliar) IHSG
Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Nov Des 2013
2014
VALUASI INVESTASI Pada tahun 2014, NAB Perseroan tumbuh 25% year-on-year dari Rp18 triliun menjadi Rp22 triliun terutama didorong oleh kinerja saham investasi dari perusahaan Perseroan yang sudah mencatatkan sahamnya, yakni Tower Bersama Infrastructure (kode saham: TBIG) dan Provident Agro (kode saham: PALM ). Pertumbuhan NAB Perseroan lebih tinggi dari pertumbuhan IHSG BEI, yaitu sebesar 22% pada tahun 2014. Melihat pertumbuhan NAB Perseroan sejak tanggal 28 Juni 2013 (Perseroan mencatatkan saham pada tanggal 26 Juni 2013), NAB Perseroan meningkat 46%, yang melebihi tingkat pertumbuhan IHSG sebesar 9% pada periode waktu yang sama.
t Bagi perusahaan yang belum tercatat, Perseroan secara konservatif menggunakan nilai buku berdasarkan kepemilikannya di perusahaan tersebut. Nilai buku dihitung dari nilai perolehan investasi yang disesuaikan dengan akumulasi laba atau rugi. t NAB Perseroan memperhitungkan konsolidasian utang Saratoga, yang meliputi utang perusahaan induk Saratoga dan anak-anak perusahaan (tidak termasuk TWU dan SMP), pada 31 Desember 2014, yaitu sebesar Rp3,4 triliun. t NAB juga memperhitungkan saldo konsolidasian kas dan setara kas dari Saratoga, yang mencakup perusahaan induk Saratoga dan anak-anak perusahaan (tidak termasuk TWU dan SMP), pada 31 Desember 2014, yaitu sebesar Rp333 miliar.
Perseroan menghitung valuasi aset bersih investasi berdasarkan: t Bagi perusahaan yang tercatat, Perseroan menggunakan nilai pasar proporsional yang dimiliki oleh Saratoga. Nilai pasar dihitung berdasarkan harga rata-rata tertimbang berdasarkan volume perdagangan dua minggu.
Total Aset
12.911
Miliar Rp
16.210
Pendapatan Bersih
Miliar Rp 6.124
16.348
Laba diatribusikan kepada: Miliar Rp Pemilik Perusahaan 1.817
3.659 803
2.358
246
2012
2013
2014
2012
2013
2014
2012
2013
2014
9 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Konsolidasi Posisi Keuangan
Miliar Rp 31 Desember
Uraian 2014
2013
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
31 Desember
Uraian 2014
2012
ASET ASET LANCAR R Kas dan setara kas R Aset keuangan tersedia untuk dijual R Jumlah Aset Lancar
538 232 1.866
406 231 1.519
1.243 2.173
ASET TIDAK LANCAR R Aset keuangan tersedia untuk dijual R Investasi pada entitas asosiasi R Jumlah Aset Tidak Lancar
1.859 10.645 14.482
2.102 10.946 14.691
2.442 6.856 10.738
JUMLAH ASET
16.348
16.210
12.911
LIABILITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK R Pinjaman R Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
433 808
474 2.086
287 489
LIABILITAS JANGKA PANJANG R Pinjaman R Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
3.913 3.960
3.417 3.456
2.676 2.692
JUMLAH LIABILITAS
4.768
5.542
3.181
TOTAL EKUITAS TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS R Pengendali
10.410
9.609
565
258
121
11.580 16.348 -
10.668 16.210 -
9.730 12.911 -
3.659 3.286 373 (197) 176 215 391
2.358 2.073 285 (138) 147 1.790 1.937
LABA TAHUN BERJALAN
1.065
349
1.911
10.645
(160)
2.540
R Laba yang diatribusikan kepada: Pemilik Perusahaan R Jumlah laba (rugi) komprehensif yang diatribusikan kepada: Pemilik Perusahaan
803
246
1,817
693
(289)
2,450
LABA PER SAHAM DASAR
296
95
2.100
JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
Laporan Arus Kas Konsolidasian
Miliar Rp 31 Desember
R Kas neto dari (digunakan untuk) aktivitas operasi R Kas neto digunakan untuk aktivitas investasi R Kas neto dari aktivitas pendanaan R Kas dan setara kas pada akhir tahun
2013 (448)
(464)
(218)
(2.295)
(221)
116 (538)
2.679 406
1.097 1.243
Persentase atau x 31 Desember
Uraian 2014
RASIO KEUANGAN (x) R Aset jangka pendek / liabilitas jangka pendek R Jumlah liabilitas / jumlah aset R Jumlah liabilitas / jumlah ekuitas R Jumlah utang / jumlah aset R Jumlah utang / ekuitas neto
2012
233
Ratios
RASIO PERTUMBUHAN (%) R Pendapatan neto R Laba bruto R Laba usaha R Laba tahun berjalan R Jumlah laba (rugi) komprehensif tahun berjalan R Jumlah aset R Jumlah liabilitas R Ekuitas neto
2012
6.124 5.385 739 (224) 515 693 1.198
2014 11.015
2013
R Pendapatan neto R Beban pokok pendapatan R Laba bruto R Beban usaha R Laba usaha R Pendapatan lainnya (beban) R Laba Sebelum Pajak Penghasilan
Uraian EKUITAS R Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik Perusahaan R Kepentingan non pengendali
Miliar Rp
2013
31 Desember
Uraian 2012
67 98 193 205 (701)
55 31 20 (82) (106)
109 507 (260) 151 2
1 (14) 9
26 74 10
37 39 37
2,31
0,73
4,44
0,29 0,41 0,27 0,39
0,34 0,52 0,24 0,37
0,25 0,33 0,23 0,31
2014 RASIO USAHA (%) R Laba bruto / pendapatan neto R Laba usaha / pendapatan neto R Laba tahun berjalan / pendapatan neto R Jumlah laba komprehensif tahun berjalan / pendapatan neto R Jumlah laba tahun berjalan / jumlah aset rata-rata R Jumlah pendapatan komprehensif tahun berjalan / jumlah aset rata-rata R Jumlah laba tahun berjalan / ekuitas neto rata-rata R Jumlah pendapatan komprehensif tahun berjalan / ekuitas neto rata-rata
2013
2012
12 8 17 16
10 5 10 (4)
12 6 81 108
7
2
17
6
(1)
23
10
3
23
9
(2)
30
10 Bab 1 Bab 1 Sorotan
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Rekam Jejak Investasi 2002
2004
2005
2006 PT Lintas Marga Sedaya Infrastruktur Pembangunan Jalan Tol
PT Adaro Energy Tbk. Sumber Daya Alam Batubara & Energi Pertama kali mengakuisisi kepemilikan awal
PT Banyan Mas Infrastruktur Infrastruktur Telekomunikasi Pertama kali mengakuisisi kepemilikan awal
PT Tenaga Listrik Gorontalo Infrastruktur Pembangkit Listrik Pertama kali mengakuisisi 46,3% saham TLG
PT Adaro Energy Tbk. Sumber Daya Alam Batubara & Energi Menambah kepemilikian melalui leverage buyout
Pertama kali melakukan investasi Rp 2,2 miliar untuk mengakuisisi 21,93% saham PT Bhaskara Utama Sedaya, pemilik 45,0% saham di LMS
2007
PT Adaro Energy Tbk. Sumber Daya Alam Batubara & Energi Melakukan pembelian 23,2% kepemilikan di Adaro Energy dengan nilai tunai Rp478 miliar
PT Provident Agro Tbk. Sumber Daya Alam Perkebunan Kelapa Sawit Pertama kali mengakuisisi 50% saham Provident Agro senilai Rp250 miliar
Saratoga berinvestasi melalui siklus ekonomi yang tinggi dan rendang, menemukan peluang pada waktu yang penuh tantangan sekalipun, dan memperkuat investasi portofolionya pada interval strategis.
2008
PT Adaro Energy Tbk. Sumber Daya Alam Batubara & Energi Tercatat di Bursa Efek Indonesia pada Juli 2008
11 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
2009
PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (dahulu PT Banyan Mas) Infrastruktur Infrastruktur Telekomunikasi Melakukan pengucuran dana Rp27 miliar untuk kepemilikan 50% saham di Tower Bersama
2010
2011
PT Agro Maju Raya Sumber Daya Alam Perkebunan Kelapa Sawit
PT Medco Power Indonesia Infrastruktur Pembangkit Listrik
Saratoga mengakuisisi 19% kepemilikan senilai Rp0,12 miliar.
PT Mitra Pinansthika Mustika Tbk. Konsumen Produk dan Layanan Konsumen Pertama kali mengakuisisi 50% saham MPM senilai Rp260,2 miliar. PT Etika Karya Usaha Konsumen Real Estate Residential Pertama kali melakukan investasi kepemilikan 29,4% saham di Etika Karya Usaha PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. Infrastruktur Infrastruktur Telekomunikasi Tercatat di Bursa Efek Indonesia pada Oktober 2010
Pertama kali mengakuisisi 12,3% kepemilikan efektif di Medco Power Indonesia
PT Tri Wahana Universal Infrastruktur Kilang Minyak Pertama kali melakukan investasi senilai USD16 juta untuk kepemilikan 35% saham Tri Wahana Universal
2012
Interra Resources Limited Sumber Daya Alam Minyak & Gas Pertama kali mengakuisi 17,9% kepemilikan saham Interra Resources senilai SGD31,75 juta Seroja Investment Limited Infrastruktur Jasa Angkutan Pertama kali melakukan investasi senilai SGD5,6 juta untuk 8,5% saham publik kepemilikan Seroja Investment Limited.
Sihayo Gold Limited Sumber Daya Alam Emas Pertama kali mengakuisisi 9,4% kepemilikan di Sihayo Sumatra Copper & Gold plc Sumber Daya Alam Polymetallic Pertama kali mengakuisisi 5,9% kepemilikan di Sumatra PT Provident Agro Tbk. Sumber Daya Alam Perkebunan Kelapa Sawit Tercatat di Bursa Efek Indonesia pada Oktober 2012
2013
Finders Resources Limited Sumber Daya Alam Polymetallic Pertama kali mengakuisisi 2,2% kepemilikan di Finders Resources
PT Nusa Raya Cipta Tbk. Infrastruktur Konstruksi Pertama kali melakukan investasi di Nusa Raya Cipta dengan kepemilikan efektif 7%
PT Mitra Pinansthika Mustika Tbk. Konsumen Produk dan Layanan Konsumen Tercatat di Bursa Efek Indonesia pada Mei 2013
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Investasi Tercatat di Bursa Efek Indonesia pada Juni 2013
2014
PT Gilang Agung Persada Konsumen Fesyen Pertama kali mengakuisisi 4,17% saham di PT Gilang Agung Persada senilai USD5 juta
PT Trimitra Karya Jaya Sumber Daya Alam Emas Pertama melakukan investasi Rp275 miliar di Trimitra Karya Jaya untuk 80% saham di perusahaan induk
12 Bab 1 Sorotan
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
2014 dalam Gambar 21 Januari 2014 Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
28 Maret 2014 Medco Power Indonesia Mencapai penutupan finansial dan menandatangani USD1,17 miliar Perjanjian Utang pada Proyek Sarulla Geothermal Plant
2 April 2014 Warta Ekonomi Award Indonesia Best New Emitent
7 Mei 2014 Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
8 Mei 2014 Tower Bersama Grup Tower Bersama meraih penghargaan Top Performing Listed Companies 2014 dari majalah Investor.
9 Juni 2014 Tower Bersama Grup Tower Bersama meraih penghargaan The Best Listed Company Construction Sector pada MNC Business Awards 2014.
22 Augustus 2014 Gilang Agung Persada Akusisi kepemilikan saham minoritas di PT Gilang Agung Persada.
23 Agustus 2014 Saratoga’s 3 rd Annual CXO Network 2014 Acara pertemuan tahunan para personil Manajemen Senior Saratoga dan perusahaan investee untuk berinteraksi dan berbagi pengetahunan satu sama lain.
29 August 2014 Saratoga Fun Day 2014 Acara tahunan untuk karyawan Saratoga yang pada tahun 2014 mengambil lokasi di Bali
26 September 2014 Saratoga Golf Day 2014 Turnamen golf tahunan untuk para investor, bankir, mitra, rekan dan penasihat Perseroan yang dirancang khusus untuk dapat berbagi dalam suasana yang hangat dan bersahabat.
6 Oktober 2014 Trimitra Karya Jaya Akusisi kepemilikan saham mayoritas PT Trimitra Karya Jaya
23 Oktober 2014 Mitra Pinasthika Mulia PT Mitra Pinasthika Mulia meraih penghargaan The Best of Surabaya WOW Service Excellence 2014 – Kategori: Motorcycle Dealer dari Mark Plus. Inc.
TRIMITRA KARYA JAYA
29 Agustus 2014 Saratoga - Fitch Ratings Saratoga memperoleh peringkat National Long-Term ‘A (idn)’ with stable outlook. Peringkat Saratoga ini mencerminkan likuiditas portofolio yang sehat dan utang yang rendah dalam kaitannya dengan nilai portofolionya.
23 November 2014 Tower Bersama Grup Tower Bersama meraih penghargaan Three Stars atau Team Excellence Competition 20th Asia Pacific Quality Conference (APQC) 2014 di Kuala Lumpur, Malaysia.
1 Desember 2014 Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa & Paparan Publik 2014
21 Desember 2014 PT Federal Karyatama Rekor MURI - Ganti Oli Motor Metic Serentak di 8 Kota dengan Jumlah Terbanyak
13 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. PT. Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan Tahunan 2014 2014 Laporan
Visi
Perusahaan investasi kelas dunia di Indonesia yang mengedepankan karakter korporasi yang kuat untuk menciptakan nilai bagi para pemangku kepentingan dan bangsa Indonesia Misi
Menjadi mitra pilihan bagi investor yang ingin turut serta berpartisipasi dalam dinamika pertumbuhan Indonesia. Nilai-Nilai Inti
Kerja Keras Kerja Cerdas Kerja Tuntas Kerja Ikhlas Jiwa Korporasi
Integritas Semangat & Energi Kompetensi & Kapabilitas
14 Bab 2 Laporan
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Dewan Komisaris
Para Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan Lainnya yang Kami Hormati,
Terima kasih untuk dukungannya selama ini pada Saratoga Investama Sedaya yang sedang meniti tahun kedua sebagai perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Pada tahun 2014, perekonomian Indonesia mengalami perlambatan, dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) menurun menjadi 5,02% dari 5,58% pada tahun sebelumnya. Hal ini sebagian disebabkan oleh ketidakpastian politik selama pemilihan umum, serta ketidakpastian lanjutan atas pertumbuhan ekonomi global dan penurunan harga komoditas. Sepanjang tahun, banyak para investor dan bisnis memposisikan diri untuk menunggu dengan sabar sambil memperhatikan perkembangan selanjutnya. Walaupun berada dalam situasi yang penuh tantangan, Saratoga terus mencari peluang baru dan memperluas portofolio investasinya. Pada sektor Konsumen, kami menyelesaikan akuisisi strategis PT Gilang Agung Persada, sementara di sektor Sumber Daya Alam kami mengakuisisi kepemilikan di PT Trimitra Karya Jaya. Selain titu, nilai portofolio kami meningkat menjadi Rp22,2 triliun dari sebelumnya Rp17,8 riliun, yang sebagian besar didorong oleh aset sektor Infrastruktur kami. Prestasi ini kami capai melalui kerja keras, ketekunan dan berpikir kreatif, yang dibarengi oleh kedisplinan yang kuat sebagai karakter Perseroan. Hasil Tahun 2014 Saya berterima kasih atas kerja keras dan dedikasi para Direksi serta tim manajemen perusahaan-perusahaan investee. Pencapaian laba yang diatribusikan kepada pemilik saham Perseroan sebesar Rp803 miliar, meningkat 226% dari pencapaiannya di tahun 2013. Kinerja cemerlang dari investasi kami dapat digambarkan lebih baik dengan melihat Nilai Aktiva Bersih (NAB). Kami menghitung NAB secara konservatif dengan menggunakan nilai buku bagi perusahaan-perusahan kami yang tidak tercatat. Nilai-nilai ini berpotensi lebih tinggi setelah perusahaan-perusahaan tidak tercatat tersebut menjadi tercatat. Pada 31 Desember 2014, NAB kami berada pada Rp22 triliun meningkat sebesar 25% dibandingkan dengan NAB tahun 2013. NAB tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 46% sejak kami tercatat, sementara pada periode yang sama Indeks Harga Saham Gabungan hanya mengalami peningkatan sebesar 9%. Bukanlah hal yang mudah untuk meyakinkan pelaku pasar modal bahwa peningkatan nilai merupakan hal yang paling baik bagi pemodal. Bagaimanapun, istilah private equity investing bukanlah istilah yang dipahami banyak orang. Kebanyakan orang berpendapat bahwa kita perlu mengendalikan suatu perusahaan agar mampu memberikan nilai tambah, namun bukan itu masalahnya. Merujuk kepada perusahaan-perusahaan investee kami, masih banyak nilai yang lebih tinggi yang dapat kami tambahkan. Seberapa lama dan seberapa tinggi kami dapat melakukannya tergantung pada kesempatan-kesempatan yang ada.
15 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Ketika Sandi dan saya memulai perusahaan ini pada tahun 1998, hanya terdiri dari kami berdua dan Ibu Yanti, sekretaris kami. Saat ini keadaannya berbeda. Sebagai perusahaan yang telah berkembang, kami menetapkan pengaturan yang jelas sejak awal untuk memastikan bahwa prinsip tata kelola perusahaan ditaati dengan baik.
Keberhasilan kami selama ini dalam meningkatkan nilai portofolio dapat dilihat pada rekam jejak investasi kami, khususnya pada Tower Bersama dan Adaro Energy. Saratoga pertama kali berinvestasi di Tower Bersama pada saat perusahaan itu hanya memiliki tujuh menara. Kami membantu perusahaan dalam mendapatkan pendanaan untuk mengembangkan usaha, termasuk pembiayaan dalam mengakuisisi menara-menara Mobile-8 dan mendukung akuisisi 2.500 menara Indosat pada tahun 2012. Saat ini Tower Bersama, menjadi salah satu perusahaan infrastruktur terkemuka di Indonesia, dan memiliki lebih dari 11.000 menara serta mempunyai kemampuan untuk tumbuh secara organic pada kisaran 1.500 – 2.000 menara per tahun. Keberhasilan pendekatan disiplin kami tergambarkan dalam investasi kami pada Adaro Energy. Saratoga melakukan investasi pada Adaro Energy pada tahun 2007 dengan mengakuisisi 23,2% perusahaan tersebut. Bersama dengan para mitra kami, kami berhasil mengurangi rasio utang dan mencatatkan perusahaan ke BEI pada bulan Juli 2008. Saat ini Adaro Energy merupakan perusahaan produsen batubara terbesar yang tercatat dengan nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp33 triliun. Dengan pengalaman keberhasilan selama ini dan kemampuan berpikir melintasi kerangka kebiasaan umum, kami terus bekerja keras untuk menyempurnakan cara investasi kami yang cukup berhasil. Tata Kelola Perusahaan Ketika Sandi dan saya memulai perusahaan ini pada tahun 1998, hanya terdiri dari kami berdua dan Ibu Yanti, sekretaris kami. Saat ini keadaannya berbeda. Sebagai perusahaan yang telah berkembang, kami menetapkan pengaturan yang jelas sejak awal untuk memastikan bahwa prinsip tata kelola perusahaan ditaati dengan baik. Pada tahun 2014, kami memperbarui Pedoman Tata Kelola dan Kode Etik Perusahaan, dan menyampaikannya pada perusahaanperusahaan investee. Kami berharap prinsip-prinsip pengelolaan yang meliputi akuntabilitas, kejujuran, transparansi, tanggung jawab dan kemandirian akan ditegakkan bukan hanya di lingkungan Saratoga, tetapi juga di perusahaan-perusahaan investee. Kami bersyukur mendapatkan penghargaan Best Equitable Treatment of Shareholders Award yang diselenggarakan oleh Institute for Corporate Directorship, namun yang terpenting, kami berkomitmen untuk melaksanakan prinsip-prinsip tersebut pada operasional sehari-hari. Prospek di Tahun 2015 Indonesia kini berada di masyarakat yang terbuka dimana perekonomiannya terdampak oleh persaingan dengan negaranegara tetangga dan para pemain global. Pertumbuhan perekonomian Indonesia pada tahun 2014 adalah sebesar 5,02%. Sekitar 60% dari pertumbuhan tersebut dipacu oleh
pasar konsumen domestik. Keadaan ini seyogyanya tidak akan berkelanjutan pada periode jangka panjang. Kita memerlukan pertumbuhan ekonomi yang nyata melalui pembangunan infrastruktur dan perindustrian. Presiden Indonesia yang baru tampak bersikukuh melaksanakan prioritasnya secara langsung, maka saya yakin akan masa depan negeri kita. Saratoga akan terus melakukan investasi dalam negeri dalam periode jangka panjang. Masih banyak potensi dan kesempatan yang belum dimanfaatkan. Saya yakin Indonesia dapat tumbuh pada kisaran 8% sampai 9% jika pemerintah fokus pada pembangunan infrastruktur, sistem hukum dan pendidikan. Ketika tiga fondasi ini terpancang, maka sektor swasta akan siap sedia memenuhi kebutuhan pertumbuhan lainnya. Atas nama Dewan Komisaris, saya mendukung pelaksanaan strategi Direksi yang bertumpu pada tiga sektor kunci yang meliputi Sumber Daya Alam, Infratruktur dan Konsumen. Kami yakin sektor-sektor tersebut akan terus menjadi pilar penyangga pertumbuhan perekonomian Indonesia. Tahun ini, kami sangat beruntung mendapatkan porsi yang signifikan pada portofolio investasi kami. Dengan pertimbangan pemerintah memprakarsai berbagai proyek infrastruktur di berbagai lokasi di dalam negeri, kami percaya sektor ini akan menjanjikan pada tahun 2015 dan kami akan terus memperkuat posisi kami. Kata Penutup Sebelum menutup laporan ini, saya ingin mengucapkan selamat datang pada anggota Direksi baru, Andi Esfandiari, yang diangkat menjadi Direktur Portofolio pada 1 Desember 2014. Andi sudah tidak asing bagi kita, setelah menjabat sebagai Komisaris di PT MPM Finance dan PT Asuransi MPM, yang merupakan anak perusahaan dari perusahaan investee kami, MPM. Kami yakin Andi akan membawa ide-ide baru untuk lebih memperkuat perusahaan-perusahaan investee kami, dan meningkatkan pertumbuhan dan nilai portofolio Saratoga. Seperti yang pernah saya tulis dalam laporan tahunan pertama kami, mimpi kami adalah menjadikan Saratoga perusahaan investasi kelas dunia yang dapat menjadi inspirasi dan berkah bagi masyarakat banyak. Sandi dan saya, bersama-sama dengan tim manajemen kami baik di Saratoga dan perusahaanperusahaan investee, akan terus bekerja keras dan cerdas bagi para pemegang saham. Saya tidak selalu tahu bagaimana untuk menyampaikan ini dalam kata-kata namun kami tahu persis bagaimana melakukannya. Salam Edwin Soeryadjaya Presiden Komisaris
16 Bab 2 Laporan
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Dewan Komisaris
Edwin Soeryadjaya Presiden Komisaris
Joyce Soeryadjaya Kerr Komisaris
17 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Indra Cahya Uno Komisaris
Anangga W. Roosdiono Komisaris Independen
Sidharta Utama Komisaris Independen
18 Bab 2 Laporan
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Direksi
Para Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan Lainnya yang Kami Hormati,
Tibalah saatnya dimana saya harus sejenak berpikir dan meringkas 365 hari kegiatan perusahaan selama tahun lalu menjadi beberapa halaman tulisan. Tantangannya adalah bagaimana membuat tulisan ini menarik, informatif, dan dalam waktu yang sama tidak membuat Anda mengantuk. Maka perkenankan saya menyampaikan beberapa berita baik.
Dengan senang hati saya sampaikan bahwa tahun 2014 adalah tahun investasi yang menggembirakan, dengan capaian kinerja yang baik oleh Saratoga sebagaimana tercermin dari tingkat pertumbuhan aset sebesar 46% sejak pencatatan saham kami di BEI. Pencapaian tersebut didukung oleh kerja keras semua pihak baik di Saratoga maupun di perusahaan-perusahaan investee kami. Saya ucapkan terima kasih atas dukungan yang terus-menerus kepada Saratoga. Kinerja Kami pada Tahun 2014 Saratoga mencapai pertumbuhan yang stabil dengan peningkatan kinerja finansial. Kami berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp1.065 miliar yang mana Rp803 miliar diatribusikan kepada para pemegang saham Saratoga. Angka ini menunjukkan peningkatan laba sebesar 226% dibandingkan tahun sebelumnya yang disebabkan oleh peningkatan kinerja pada sektor Infrastruktur dan Sumber Daya Alam. Nilai Aktiva Bersih (NAB) kami, yang diperhitungkan secara konservatif menggunakan nilai buku untuk semua perusahaan-perusahaan yang tidak terdaftar, mengalami pertumbuhan 25% dari senilai Rp17,8 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp22,2 triliun pada tahun 2014. Pencapaian ini membuktikan bahwa Saratoga telah memilih strategi yang benar dengan berfokus pada sektor-sektor kunci strategi ini terlaksana sesuai rencana sesuai dengan perencanaan. Hal ini dapat dicapai walau perekonomian mengalami perlambatan dimana PDB turun dari kisaran 6,0-6,5% menjadi 5,0-5,5%. Pada tahun 2014, Indonesia menyelenggarakan pemilihan umum lima tahunan, yang merupakan pencapaian luar biasa sebagai negara demokratis baru. Selama masa yang penuh tantangan ini, kami fokus pada investasi yang telah ada sambil menemukan peluang baru. Kami menginvestasikan Rp336 miliar pada investasi baru yang menjanjikan. Investasi Baru Pada tahun 2014, kami menambah dua investasi baru: PT Gilang Agung Persada (GAP) dan PT Trimitra Karya Jaya (TKJ). GAP merupakan investasi pertama kami yang bergerak di bidang gaya hidup. Saya sekeluarga adalah pengguna produk GAP, ngomong-ngomong soal loyalitas pada merek, semua celana panjang saya yang berwarna khaki adalah keluaran Banana Republic. Kami percaya pada produk apparel berkualitas yang tidak hanya tampak bagus, tapi juga nyaman dipakai. Kami sangat gembira dengan investasi ini dan berharap untuk tumbuh bersama dengan GAP. TKJ adalah investasi penting untuk portofolio kami. Saya selalu tergugah bagaimana kita belum mencapai perkembangan besar di bidang logam mulia di Indonesia, seperti pertambangan emas dan tembaga, yang dipimpin sendiri oleh para kru lokal. TKJ memungkinkan kita untuk memenuhi impian ini - yang dipimpin sepenuhnya oleh orang-orang berbakat tanah air untuk menangani sumber daya alam kelas dunia. Dengan aset yang besar dan tim yang solid, tantangan yang dihadapi sekarang adalah pelaksanaan rencana produksi yang memenuhi standar ramah lingkungan,
19 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
prinsip berkelanjutan, dan dampak sosial yang baik kepada masyarakat dan negara kita. Di sisi lain, kami juga menyukai produk keluaran TKJ, emas 24 karat, khususnya istri saya, pendukung kuat proyek ini. Investasi Pada Tiga Sektor Kunci Tiga sektor kunci yang menjadi fokus Saratoga adalah Sumber Daya Alam, Infrastruktur, dan Konsumer, merupakan pilar utama perekonomian Indonesia. Kami melihat banyak peluang untuk tumbuh di ketiga sektor ini.
Sumber Daya Alam Sekalipun terus mengalami siklus komoditi rendah, kami tetap melihat peluang di sektor sumber daya alam. Kami mempunyai satu rangkaian kriteria yang berbeda untuk menilai sektor ini: kami mencari investasi yang akan memberikan daya saing walaupun dalam siklus komoditas rendah, yang diperkirakan berlanjut selama beberapa tahun mendatang. Fokus kami adalah mengidentifikasikan peluang di mana sebuah perusahaan memiliki tim manajemen yang sangat kompeten dalam mengelola pembiayaan. Meskipun sektor sumber daya alam menghadapi harga komoditas rendah, sektor ini terus menjadi pilar yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi negeri ini. Satu pesan yang jelas dan terus kami dapatkan dari pemerintah dan pemangku kepentingan adalah bahwa Indonesia ingin berhenti menjadi eksportir bahan mentah. Fokus kami adalah pada nilai tambah untuk mengubah sumber daya alam menjadi barang olahan dan produk jadi. Hal ini penting bagi kami, saat melihat sektor ini, apakah investasi kami bisa memberikan nilai tambah bagi negeri ini dan dapat memberikan efek multiplier yang lebih besar. Saya berpendapat kita harus berhenti mengekspor kakao dan mengimpor cokelat bermerek dari negara-negara yang bahkan tidak punya satu pohon kakao pun. Infrastruktur Bukan hanya pemerintah baru yang harus memenuhi janjinya untuk melaksanakan pembangunan jangka panjang dan merealisasikan program infrastruktur yang tertunda, ini adalah saatnya kita bahu-membahu dan mulai melaksanakannya. Kuncinya bukanlah pada peraturan-peraturan baru atau menteri yang baru, namun kepemimpinan dari atas dan rasa memiliki oleh masyarakat dalam membangun infrastruktur untuk Indonesia. Indonesia memiliki potensi yang signifikan, tapi tanpa infrastruktur yang tepat potensi tersebut tidak akan terwujud.
Dalam bidang pembangunan sumber daya listrik, misalnya, rasio elektrifikasi Indonesia sedikit meningkat menjadi 84%, tapi itu berarti masih ada 40 juta orang di Indonesia, hampir dua kali lipat penduduk Malaysia, yang belum mempunyai akses listrik. Hal ini tidak dapat diterima untuk sebuah negara anggota G20. Situasi ini bukanlah yang ingin kita wariskan untuk generasi selanjutnya. Kita perlu bekerja lebih cepat dan menempatkan prioritas utama dalam membangun infrastruktur.
Saratoga fokus pada sektor Infrastruktur, dari jalan sampai sumber daya listrik, dari pelabuhan sampai proyek-proyek infrastruktur yang mendasar yang pastinya diperlukan untuk mendukung pertumbuhan. Konsumer Kami melihat pertumbuhan barang dan jasa konsumer yang kuat dan berkelanjutan, yang didapatkan dari bonus demografi Indonesia. Ini akan menjadi perjalanan panjang bagi Indonesia bergerak dari negara berpenghasilan menengah ke bawah ke negara berpenghasilan tinggi. Dengan perangkat kebijakan ekonomi dan sosial yang tepat, kelas menengah akan tumbuh dari 50 juta orang saat ini menjadi sekitar 110 juta orang pada tahun 2030, yang menjadikannya pasar terbesar dan paling menjanjikan di Asia Tenggara. Kuncinya adalah bagaimana memelihara tahun-tahun penting dari sekarang sampai tahun 2025, ketika peran demografis akan tetap bermain. Peningkatan produktivitas tenaga kerja akan menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi dan pendapatan yang lebih tinggi akan berdampak pada daya beli untuk sektor barang konsumsi dan jasa. Penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) baru-baru ini tentu menambah tantangan dan tekanan pada inflasi. Namun, dengan perangkat kebijakan yang tepat, dalam jangka panjang, penyesuaian subsidi BBM akan berdampak positif bagi sektor barang-barang konsumsi dan produk. Meskipun konsumen harus menanggung beban dalam jangka pendek, negara akan memiliki struktur ekonomi yang lebih baik dan saat perekonomian kembali normal, konsumen dapat mengatasi faktor inflasi.
20 Bab 2 Laporan
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Direksi
Kunci keberhasilan usaha di sektor konsumer adalah pembiayaan - ketersediaan dana dan jalur kredit perbankan perlu dipastikan. Pada tahun 2014, perbankan telah melakukan penyesuaian dengan menurunkan pertumbuhan kredit. Selanjutnya, perbankan perlu meningkatkan kualitas aset mereka. Ketersediaan dana akan memungkinkan konsumen untuk membeli barang. Perusahaan kami di sektor konsumer, seperti GAP dan MPM, akan mendapat manfaat dari siklus pergerakan maju ini.
untuk melanjutkan pembangunan. Komitmen Adaro Energy pada dampak lingkungan dan sosial diuji dan saya harap masyarakat di Jawa Tengah mendukung proyek tersebut. Proyek ini akan membawa banyak manfaat bagi masyarakat, terutama mereka yang tidak memiliki akses listrik. Dengan listrik, orang bisa lebih produktif, mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi, anak-anak dapat belajar pada malam hari, hasil panen menjadi yang lebih baik sehingga meningkatkan kualitas hidup mereka.
Pencapaian Portofolio Pada Tahun 2014 Kinerja Saratoga sangat tergantung pada kinerja perusahaanperusahaan investee kami. Hal ini yang membuat saya menghabiskan banyak waktu dengan tim manajemen perusahaanperusahaan investee dan menjaga agar mereka tetap ceria dan bersemangat adalah salah satu Indikator Kinerja Utama saya.
Tower Bersama Kinerja kepemimpinan Pak Herman dan Pak Hardi terus membuat saya takjub. Mereka menunjukkan kemampuan untuk tumbuh secara organik dan non-organik dalam lingkungan persaingan yang sangat kompetitif. Tower Bersama jelas merupakan contoh bagi kami maupun perusahaan-perusahaan investee lainnya.
Adaro Energy Investasi kami di Adaro Energy mencakup 30% dari nilai portofolio kami. Perusahaan ini terus mendapatkan laba pada masa yang penuh tantangan ini.
Pada awal tahun 2015, mereka berhasil menerbitkan USD350 juta Utang Obligasi Tanpa Jaminan Senior yang jatuh tempo pada tahun 2022 dengan tingkat bunga tetap sebesar 5,25%. Mereka mengeluarkan obligasi pada waktu yang tepat. Manajemen memiliki disiplin untuk mengeluarkan obligasi ketika mereka dapat melakukannya bukan menunggu pada saat mereka membutuhkan uang. Obligasi ini diminati dan diterbitkan dengan nilai yang lebih tinggi dari rencana semula yaitu USD200 juta menjadi USD350 juta. Hasil obligasi kemudian digunakan untuk membayar Utang Obligasi Tanpa Jaminan Senior sebelumnya dan obligasi ini dicatatkan di Bursa Efek Singapura (SGX).
.
Saya sampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya pada tim manajemen untuk keberhasilan mereka dalam menata ulang utang USD mereka. Hal ini menunjukkan bahwa bahkan dalam siklus komoditas rendah, Adaro Energy mampu meyakinkan para pendukung pendanaan untuk memberikan kesepakatan pembiayaan penting dengan biaya yang bersaing. Pak Boy, Pak Ario, Pak David dan tim manajemen telah melakukan pekerjaan luar biasa dalam menjaga biaya produksi yang kompetitif. Pak Chia mempertahankan operasional perusahaan dengan semangat yang tinggi. Adaro Energy tidak hanya mampu mempertahankan bisnis meski harga komoditas rendah, namun juga meningkatkan kinerja operasional dan pendapatan nonbatubara. Ini merupakan pencapaian kinerja yang luar biasa. Di balik setiap kesulitan, ada kesempatan, saya selalu percaya itu. Ketika harga rendah, Anda mencari inovasi, solusi, dan caracara untuk terus berinovasi dan menemukan jalan keluar agar perusahaan Anda tetap relevan dan menjadi lebih kompetitif.
Mitra Pinasthika Mustika (MPM) Perlambatan dalam industri otomotif mempengaruhi kinerja MPM. Sisi baiknya, bisnis utama yakni distribusi otomotif masih menunjukkan kinerja yang baik.
Strategi “pit to power” terus menghadapi kesulitan dengan adanya masalah akuisisi pertanahan proyek listrik 2x1000 MW di Jawa Tengah. Tidak saja Adaro Energy perlu untuk mengatasi masalah tersebut, namun negara juga membutuhkan proyek ini
Selain produk-produknya yang baik, Shima-san dan tim harus memusatkan perhatian pada berbagai tantangan utama MPM, khususnya di unit keuangan. Perusahaan perlu fokus pada potensi kredit macet dan perbaikan sistem. Saya yakin bahwa MPM akan
Industri otomotif lokal masih tergolong muda, jumlah mobil per kapita Indonesia masih sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga, dan oleh karena itu ada potensi yang signifikan yang belum terealisasi. MPM telah berubah dari sebuah perusahaan distribusi sepeda motor menjadi pemain otomotif yang terintegrasi.
21 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
menghasilkan kinerja cemerlang pada tahun-tahun mendatang. Terakhir kali saya cek, MPM masih sangat menguntungkan. Saya pun membeli Nissan X-trail baru untuk putri kedua saya. Mobil ini benar-benar mobil yang mutahir. Medco Power Indonesia (Medco Power) Tahun ini, Medco Power berhasil menyelesaikan peningkatan daya pembangkitan listrik pada proyek di Batam dengan cara mengubah siklus tunggal menjadi siklus gabungan dan menambahkan mesin chiller, untuk meningkatkan kapasitas pembangkit menjadi 220MW. Namun demikian, terjadi beberapa halangan berkaitan dengan proyek-proyek hidro. Saya tidak putus asa, tantangan ini menjadi pengalaman yang sangat penting bagi tim. Saya sangat senang bahwa Pak Fazil dan timnya terus mempunyai semangat positif meskipun ada beberapa penundaan dalam proyek. Ini saatnya kita meningkatkan keahlian dan kualitas sumber daya manusia. Tri Wahana Universal (TWU) TWU mengalami tahun yang luar biasa pada tahun 2014. Penyelesaian train penyulingan nomor dua dan penambahan pasokan minyak mentah tidak hanya meningkatkan kinerja keuangan TWU, tetapi juga mendukung perekonomian masyarakat sekitarnya. Saya senang menyaksikan lebih banyak kegiatan ekonomi dalam rantai nilai TWU. Kami diberitahu bahwa kami adalah pembayar pajak tertinggi di Kabupaten Bojonegoro. Ini adalah suatu keistimewaan dan tanggung jawab sebagai kontributor sektor swasta terkemuka kepada masyarakat sekitar. Saya mengunjungi TWU pada bulan Desember 2014 dan melihat dengan mata kepala saya sendiri bagaimanan perekonomian Bojonegoro berkembang pesat. Kami melaksanakan audit dampak sosial TWU dan belajar banyak hal-hal baru yang dapat memberikan nilai tambah pada perekonomian di sekitarnya. Industri minyak dan gas di Indonesia tidak efisien dalam hal menghasilkan kilang baru. Keberhasilan TWU membuktikan bahwa jika Anda memiliki tim manajemen yang kuat dan rencana bisnis yang baik, Anda dapat melaksanakan rencana pembangunan kilang. Dan ya, para insinyur Indonesia adalah insinyur yang berbakat dan bekerja keras - benar-benar kelas dunia.
Pak Rudy telah menunjukkan kepemimpinan yang luar biasa, visi dan komitmen yang kuat untuk melaksanakan dan memantau setiap tahap. Saya belum pernah melihat seorang CEO begitu aktif dan teliti. Grup blackberry messenger TWU sangat aktif, bahkan pada pukul 02:00 dini hari - mereka terus-menerus memeriksa persediaan, hasil kecepatan tinggi diesel, dan ketersediaan truk pengiriman untuk memastikan operasi berjalan lancar selama 24 jam. Kepemimpinan yang baik adalah dasar yang diperlukan untuk membangun bisnis yang kuat. Sebagai pemilik ekuitas TWU, jelas bahwa kepentingan Pak Rudy benar-benar selaras dengan kepentingan kita. Lintas Marga Sedaya (LMS) Setelah melalui masa yang sulit pada tahun pertama pembangunan Jalan Toll Cikampek-Palimanan (Cipali) di tahun 2013. Pada akhir tahun 2014, tim LMS berhasil menyelesaikan 84% pembangunan. Semoga pada saat laporan tahunan ini dicetak, jalan tol telah beroperasi dan dapat membantu mengurangi kemacetan tahunan menjelang perayaan Lebaran. Penghargaan setinggi-tingginya saya sampaikan kepada tim manajemen yang dipimpin oleh Dato’ Roslan, Pak Hudaya Arryanto dan semua pihak; mereka berusaha kuat dan bekerjasama untuk mengatasi tantangan utama yang secara alami hadir dalam membangun 116 km bentangan jalan tol yang mencakup enam kabupaten, ratusan desa dengan perubahan musim yang sulit diprediksi. Keberhasilan proyek ini akan memungkinkan kita untuk mempertimbangkan ekspansi dalam proyek infrastruktur lain yang sejenis. Saya telah mendorong tim untuk mencari tantangan baru setelah operasional jalan tol Cipali terlaksana. Provident Agro (PALM) PALM terus meningkatkan produksi dan berhasil membukukan laba sebesar Rp168 miliar pada tahun 2014. Dengan masa tanam rata-rata hanya 6-7 tahun, saat ini adalah awal dari periode produktivitas tinggi PALM yang akan berlangsung selama bertahun-tahun yang akan datang. Pak Tri Buwono menjalankan tim yang bekerja dengan fleksibel dan efisien. Mereka adalah tim yang low profile namun berdaya tinggi.
22 Bab 2 Laporan
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Direksi
Interra Resources (Interra) Interra menghadapi tantangan sejak harga minyak dunia menurun di Juni 2014. Kabar baiknya adalah tim berhasil mencapai kinerja produksi yang kuat di Myanmar yang kontribusinya mencapai 44% dari dari total produksi minyak onshore Myanmar. Sayangnya, situasi ini membuat kinerja keseluruhan terhambat karena harga minyak rendah. Namun demikian, kami terus mencari peluang untuk mengembangkan asetnya. Dalam situasi yang penuh tantangan seperti ini kita harus mencari peluang yang baik, seperti Pak Edwin selalu mengingatkan kita. Pada tahun 2014, Interra menyelesaikan akuisisi PT Mitra Investindo Tbk. untuk membangun perusahaan yang lebih kuat, perusahaan platform minyak dan gas Terbuka di Indonesia. Prospek Pada Tahun 2015 Pasca pemilu, dunia usaha kembali normal meskipun dengan pertumbuhan melambat. para pelaku pasar menunggu agenda reformasi yang akan dilaksanakan oleh pemerintahan baru. Akan sangat menguntungkan apabila penghematan dari subsidi BBM dapat ditujukan ke area yang lebih produktif seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Hal ini akan membuat perekonomian Indonesia lebih efisien dan kompetitif. Dampak inflasi diperkirakan akan terasa di tahun 2015, namun pertumbuhan juga akan terlihat. Pada tahun 2015, kami perlu menggunakan teropong dan bekerja lebih keras untuk mengidentifikasi peluang investasi di mana Saratoga dapat menciptakan nilai tambah. Kita tidak bisa hanya melakukan bisnis seperti biasa. Kita harus lebih proaktif – menyisir ke lapangan, haus akan kesuksesan, bersemangat tinggi dan bekerja cerdas dalam mengidentifikasi peluang. Pak Edwin mengatakan, kita harus pergi berburu gajah, mencari peluang yang signifikan. Kami akan terus fokus pada tiga sektor utama. Dalam hal barangbarang konsumen dan infrastruktur, dan kami harus bekerja sama dengan pemerintah dalam membangun bidang-bidang yang benar-benar diperlukan oleh negara ini.
Keberlanjutan dan Tata Kelola Yang Baik Kami menyusun kode etik, kebijakan tata kelola perusahaan yang baik, dan memulai proses manajemen risiko. Itu semua adalah hal penting untuk pengelolaan kualitas dan praktik bisnis yang sehat. Bagaimana Saratoga berhasil sampai pada kondisi saat ini, merupakan kombinasi tangan Tuhan, kerja keras dan keberuntungan. Untuk ke depannya, Saratoga akan bertransformasi menjadi perusahaan investasi kelas dunia. Untuk itu, kita perlu menetapkan sistem check and balances dan manajemen risiko untuk memastikan tata kelola yang kuat dan disiplin untuk mencapai keberlanjutan. Sebagai salah satu mitra pendiri perusahaan ini, saya berkomitmen untuk memiliki Tata Kelola Perusahaan dan mengembangkan upaya untuk memastikan keberlanjutan perusahaan yang akan dilaksanakan secara lebih intensif lagi pada tahun-tahun mendatang. Sebagai perusahaan investasi, kami menemukan berbagai macam kesempatan berinvestasi pada saat yang bersamaan kami mengelola portofolio investasi. Sangat penting bagi kami untuk memiliki kesadaran risiko, bukan hanya sekedar melengkapi informasi dengan pengecekan, tapi menyadari budaya risiko yang melekat pada setiap investasi yang kami lakukan, termasuk yang masih dipertimbangkan. Kami harus mengakui bahwa apa pun yang kami lakukan mempunyai risiko, oleh karenanya kami perlu memiliki perangkat yang tepat untuk mengelola risiko-risiko tersebut. Ini tidak berarti kami menghindar untuk tidak mengambil risiko sama sekali, namun sebaliknya kami dan para pemimpin perusahaan investee memahami peta risiko selengkapnya dalam melaksanakan segala sesuatu. Bagaimana pun, lebih dari 90% dari apa yang Pak Edwin dan saya memiliki saat ini terikat di Saratoga. Wajar apabila kami perlu mengelola risiko secara optimal. Keberlanjutan adalah suatu hal yang penting bagi dunia usaha, dan bisnis kami melibatkan banyak orang. Kami terus memastikan keberkelanjutan dan relevansi bisnis kami dengan menekankan pada pengembangan sumber daya manusia. Pasar sedang tumbuh dan perekonomian sedang mengalami kemajuan. Kami melihat persaingan semakin meningkat dalam menemukan orangorang terbaik. Untuk dapat menarik bakat-bakat terbaik, kami tidak hanya membutuhkan kemampuan untuk melihat bakat yang tepat,
23 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
tetapi juga untuk mempertahankan mereka. Kami melihat begitu banyak perusahaan kehilangan daya saing mereka dengan cepat ketika mereka tidak berinvestasi pada sumber daya manusia. Tingkat atrisi adalah 2% pada tahun 2014, yang turun dibandingkan tahun sebelumnya. Terima kasih untuk makan siang yang lezat yang disediakan setiap hari oleh Ibu Lily Soeryadjaya (ibunda Pak Edwin) di kantin kami, yang merupakan bagian dari upaya berkelanjutan kami. Saya kira itu adalah bagian dari strategi kami untuk mempertahankan bakat. Perubahan Susunan Direksi Saratoga sangat beruntung memiliki Pak Andi Esfandiari bergabung dalan tim pada awal tahun ini. Posisi beliau sebagai direktur telah diresmikan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada bulan Desember 2014. Pak Andi tidak hanya membawa kekayaan pengetahuan dari berbagai bidang industri kunci dan investasi, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mengelola 20 perusahaan investee dan menemukan sinergi kunci yang kita perlukan. Pak Andi bukan orang asing di antara kami. Kami telah bekerjasama di masa lalu melalui MPM. Kebetuilan dia juga seorang pecandu olahraga bersepeda. Saya harap bisa segera berpacu bersamanya di sepanjang Jalan Tol Cikampek - Palimanan sebelum tanggal operasional komersilnya dilaksanakan. Kata Penutup Kami telah melebihi target pertumbuhan yang ditetapkan pada tahun 2014. Pencapaian kami adalah bukti bahwa rencana investasi yang baik, diikuti dengan ketekunan pelaksanaan dapat menghasilkan kinerja keuangan dan sasaran NAB yang baik, walaupun selama perlambatan perekonomian. Dengan bekerja keras, bekerja cerdas, bekerja cermat, dan kerja ikhlas, empat “As” yang tertanam dalam budaya perusahaan kami, kami telah membuktikan bahwa kami dapat mengatasi berbagai tantangan dan kami yakin etika kerja keras ini akan membantu kami untuk mengatasi tantangan di masa depan. Kami akan terus disiplin dalam melaksanakan transaksi dan mencapai target pada tahun 2015. Pak Edwin dan saya akan terus berhati-hati dalam mengelola uang dan modal Anda.
Saya bersyukur memiliki tim yang hebat di Saratoga dan tanpa dukungan dari para mitra, pemegang saham, karyawan, penyedia jasa, otoritas pemerintah, dan orang-orang yang menjadi bagian dari komunitas kami, tanpa mereka kami tidak akan pernah berhasil seperti hari ini. Saya mengucapkan terima kasih dari lubuk hati yang paling dalam. Salam,
Sandiaga S. Uno Presiden Direktur
24 Bab 2 Laporan
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Direksi
Sandiaga S. Uno Presiden Direktur
Ngo, Jerry Go Direktur Keuangan
25 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Andi Esfandiari Direktur Portofolio
Michael William P. Soeryadjaya Direktur Pengembangan Bisnis
26 Bab 3 Diskusi dan Analisis Manajemen
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Diskusi dan Analisis Manajemen
27 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Bab mengenai Diskusi dan Analisis Manajemen harus dibaca sehubungan dengan laporan keuangan konsolidasian Perseroan yang terlampir di bagian akhir laporan tahunan ini. Sebagai perusahaan investasi aktif, Saratoga mengukur kinerja melalui pertumbuhan Nilai Aktiva Bersih serta pertumbuhan nilai pasar dan nilai buku investasinya, yang kami sajikan pada bagian ini. Dalam rangka memenuhi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, laporan keuangan Saratoga disajikan dalam bentuk laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan tiga metode: 1. Konsolidasi - dimana kami memegang lebih dari 20% saham dan memiliki kontrol manajemen. 2. Entitas Asosiasi - dimana kami menerapkan metode ekuitas, kepemilikan saham kami adalah sama dengan atau di atas 20% tetapi tidak memiliki kontrol manajemen. 3. Tersedia untuk Dijual - dimana kita menerapkan metode biaya, kepemilikan saham kami adalah kurang dari 20%. Untuk perusahaan yang terdaftar di kategori ini, kami menentukan nilai investasi secara marked to market, sedangkan untuk perusahaan yang tidak tercatat kami gunakan nilai buku. Laporan keuangan Saratoga saat ini disajikan dengan cara yang sama dengan perusahaanperusahaan konglomerasi. Dari 20 perusahaan yang beroperasi, Saratoga mengkonsolidasi dua perusahaan investee: Tri Wahana Universal, perusahaan kilang minyak, dan Sinar Mentari Prima, perusahaan pelayaran, di mana kami menguasai lebih dari 20% saham dan memiliki kontrol manajemen di kedua perusahaan. Kami memulai diskusi dan manajemen analisis dengan meninjau Filosofi Investasi Saratoga dan dilanjutkan dengan tinjauan kegiatan operasional kami pada tahun 2014 yang meliputi kegiatan investasi sepanjang tahun dan analisa rinci laporan keuangan.
28 Bab 3 Diskusi dan Analisis Manajemen
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Diskusi dan Analisis Manajemen
FILOSOFI INVESTASI SARATOGA Saratoga merupakan perusahaan investasi aktif dengan fokus utama investasi di Indonesia dan kawasan ASEAN. Pendekatan investasi kami dipandu oleh tiga pilar filosofis - Platform, Kemitraan dan Pembentukan Nilai - yang menjiwai penyaringan, evaluasi dan monitoring proses investasi kami secara menyeluruh. Membangun Platform Saratoga bertujuan untuk mengkhususkan diri dengan memandang setiap investasi secara strategis, bukan sebagai investasi yang berdiri sendiri, tetapi sebagai platform untuk pertumbuhan organik dan dilanjutkan dengan pengambilalihan melalui akuisisi perusahaan yang beroperasi di rantai nilai yang sama. Mitra Pinasthika Mustika adalah contohnya. Ketika Saratoga pertama kali melakukan investasi di MPM, fokus Saratoga hanya pada distribusi sepeda motor dan ritel. Melalui serangkaian proses, Saratoga memutuskan untuk memperluas jangkauan bisnis MPM pada bidang yang memiliki pertumbuhan pesat yakni pembiayaan mobil, pembiayaan sepeda motor, dan asuransi otomotif. Kami juga membantu MPM memasuki segmen dealer mobil dengan cara mengikatkan diri dengan Nissan. Pendekatan investasi dengan fokus industri dan platform ini merupakan pola yang akan Saratoga terus replikasi di berbagai investasi Saratoga. Kemitraan Kemitraan merupakan pilar utama lainnya dari strategi investasi Saratoga. Saratoga menganggap kemitraan dengan para pemilik bisnis
Perusahaan Tahap Awal
sebagai faktor penentu keberhasilan. Sering kali, Saratoga diundang oleh para pemilik bisnis untuk melakukan investasi signifikan sebagai pemilik modal minoritas dalam perusahaan mereka. Hal ini berdasarkan rekam jejak Saratoga dalam bekerjasama dengan para pemilik bisnis untuk mengkatalisasi lintasan pertumbuhan perusahaan mereka. Saratoga juga bermitra dengan perusahaan-perusahaan kelas dunia yang sudah mapan untuk membentuk strategi yang saling menguntungkan dalam investasi. Sebagai perusahaan investasi lokal dengan sejarah panjang dan rekam jejak yang sudah terbukti, Saratoga dipilih menjadi mitra lokal oleh berbagai perusahaan besar kelas dunia dan investor internasional yang mencari kesempatan untuk melakukan investasi di Indonesia. Saratoga memberikan pengetahuan tentang industri lokal, peraturan perundang-undangan, dan akses pada peluang tahap awal dan peluang merger dan akuisisi. Model kemitraan berkembang lebih lanjut pada keterbukaan Saratoga dalam melakukan co- investing pada berbagai peluang bisnis. Selain permodalan, para co-investor ini juga membawa keahlian dan pengalaman operasional terhadap investasi Saratoga. Misalnya, Saratoga beruntung dapat bermitra dengan Plus Expressway pada investasi jalan tol, Lintas Marga Sedaya. Plus Expressway memberi nilai tambah berupa pengalaman yang luas dalam mengelola proses pembangunan jalan tol dan pengoperasiannya. Pembentukan Nilai Saratoga memiliki akses langsung baik pada perusahaan tertutup dan perusahaan publik tercatat; tidak seperti perusahaan investasi kebanyakan yang hanya mengkhususkan diri pada perusahaan Perusahaan Tahap Pertumbuhan
R Perusahaan Tahap Awal mempunyai • Perusahaan tahap pertumbuhan potensi besar mengalami kenaikan menghasilkan arus kas yang R Kemampuan Saratoga untuk berkelanjutan dan sehat untuk mengakuisisi saham yang lebih besar portofolio Saratoga memungkinkannya memberi pengaruh • Memberikan potensi yang yang signifikan, mengembangkan menjanjikan ketika perusahaan strategi perusahaan dan produk dan tahap pertumbuhan masuk ke fase menghasilkan tingkat pengembalian matang yang tinggi
Perusahaan Blue-Chip Tercatat SOTP • Perusahaan investee blue-chip merupakan pemimpin industri yang mempunyai peluang pertumbuhan dan apresiasi modal • Saratoga tetap akan menjadi pemegang saham jangka panjang dalam bisnis ini.
Sumber Daya Alam
32%
TRIMITRA KARYA JAYA
Infrastrukutr
61%
Konsumen
7%
Valuasi Portfolio % Sum of the Parts (SOTP)
Rp1 triliun 5%
Rp5 triliun 18%
Rp19 triliun 77%
29 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
publik, di mana pembentukan nilai menjadi terbatas. Dari 20 perusahaan yang beroperasi, 10 perusahaan diantaranya tidak tercatat atau perusahaan tertutup yang memiliki potensi peningkatan nilai yang tinggi saat mereka tercatat. Sementara itu, kami memandang bahwa perusahaan-perusahaan publik kami masih tumbuh dengan kuat dari tahun ke tahun. Perpaduan portofolio investasi kami terdiri dari tiga kategori besar, yaitu perusahaan-perusahaan Tahap-Awal, perusahaan-perusahaan Berkembang, dan perusahaan Mapan yang Tercatat. Hal ini merupakan model investasi kami, “akuisisi-pertumbuhan-monetisasi”, model yang konsisten dan unik. Saratoga berinvestasi secara aktif di perusahaan-perusahaan tahapawal dan situasi khusus dengan potensi pertumbuhan. Investasi tahap-awal ini memungkinkan potensi pembentukan nilai yang signifikan pada tahun-tahun berikutnya. Sejalan dengan pendekatan investasi aktif, kami membantu perusahaan-perusahaan portofolio kami untuk tumbuh dan memunculkan potensi tersembunyi mereka dengan menawarkan dukungan modal, masukan-masukan operasional dan akses pada grup Saratoga dan mitra eksternalnya. Saratoga menjabat sebagai komisaris dan/atau direksi pada perusahaan-perusahaan investee kami untuk memastikan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik, dan kami kerap menempatkan anggota tim manajemen senior kami pada perusahaan-perusahaan investee kami untuk bekerja bersama dengan manajemen mereka. Perusahaan
Jabatan Edwin Soeryadjaya (Presiden Komisaris), Herman Setya Budi (Presiden Direktur), Budianto Purwahjo (Direktur) Edwin Soeryadjaya (Presiden Komisaris), Sandiaga Uno (Direktur) Edwin Soeryadjaya (Presiden Komisaris), Michael Soeryadjaya (Komisaris di MPMRent & MPMAuto), Sandiaga Uno (Anggota Komite Nominasi & Remunerasi), Andi Esfandiari (Komisaris di MPM Finance dan Presiden Komisaris di MPM Insurance) Edwin Soeryadjaya (Presiden Komisaris), Sandiaga Uno (Komisaris) Andi Esfandiari (Presiden Komisaris) Yuliantina Wangsawiguna (Direktur Keuangan) Kumari (Komisaris), Michael Soeryadjaya (Komisaris) Edwin Soeryadjaya (Presiden Komisaris), Sandiaga Uno (Wakil Presiden Direktur), Yuliantina Wangsawiguna (Direktur Keuangan) Edwin Soeryadjaya (Komisaris), Kumari (Direktur), Budianto Purwahjo (Direktur) Edwin Soeryadjaya (Chairman) Edwin Soeryadjaya (Presiden Komisaris), Sandiaga Uno (Komisaris), Arif Qasimi Al Bone (GM Keuangan) Edwin Soeryadjaya (Chairman), Sandiaga Uno (Deputy Chairman)
Perseroan tidak pernah terburu-buru untuk mencairkan investasi Perseroan. Perseroan memahami bahwa ada saatnya naik dan turun dalam siklus pasar dan adalah bijaksana untuk mengakses pasar modal atau meraih investor strategis pada saat yang tepat untuk perusahaan-perusahaan portofolio Perseroan. Bahkan, Perseroan senang untuk berpegang pada investasi yang mana Perseroan percaya memiliki pertumbuhan yang menjanjikan. Perseroan memasuki tahun ke-13 dalam berinvestasi di Adaro Energy, dan tahun ke-11 di Tower Bersama, dimana Perseroan percaya masih terdapat banyak potensi pertumbuhan pada perusahaan-perusahaan ini. Penyaringan Ketat Setiap tahun Perseroan menerima lebih dari 100 peluang investasi. Perseroan kemudian melakukan due diligence pada sekitar 50 dari penawaran tersebut, atau meninjau setidaknya satu penawaran per minggu. Dari 50 penawaran yang diteliti, proses penyaringan akan berlanjut ke tahap diskusi term sheet untuk sekitar 20 perusahaan yang terpilih. Dari jumlah ini, Saratoga akhirnya memutuskan melakukan 2 – 3 investasi per tahun. Ini berarti Perseroan memiliki tingkat konversi lebih tinggi dari 2% atas seluruh peluang investasi yang Perseroan terima. Pada tahun 2014, Perseroan menyeleksi 139 peluang investasi, dimana dua investasi baru akhirnya dipilih. Perseroan menerapkan pendekatan disiplin terhadap investasiinvestasi Perseroan. Meskipun Perseroan mengeluarkan waktu dan sumber daya yang substansial, Perseroan cukup disiplin untuk melewatkan penawaran jika nilai ataupun strukturnya tidak sesuai. Perseroan menyadari bahwa Perseroan memberikan keuntungan pada para pemegang saham dengan membuat investasi yang baik, bukan melakukan investasi yang banyak. Namun lebih dalam dari sekedar melakukan penelitian pada angkaangka, Perseroan juga sangat mempertimbangkan aspek investasi yang tidak selalu bisa diukur. Reputasi dari para pemilik usaha sangat mempengaruhi proses pengambilan keputusan investasi Perseroan, dan untuk itu Perseroan melakukan evaluasi atas rekam jejak dan reputasi tersebut melalui jaringan informal Perseroan. Sepanjang sejarah Saratoga, Perseroan telah mengembangkan dan mengarahkan secara hati-hati perjalanan perusahaan investee dalam berbagai tahap pertumbuhannya. Dewasa ini, Perseroan telah melakukan investasi di 20 perusahaan investee dari tiga sektor kunci: Sumber Daya Alam, Infrastruktur, dan Produk dan Jasa Konsumen. Meskipun demikian, Perseroan merasa masih banyak yang bisa diupayakan. Untuk itu Perseroan terus menyaring peluang-peluang investasi bagi berbagai usaha yang dikelola secara baik untuk Perseroan ikut sertakan dalam grup Saratoga. TINJAUAN EKONOMI INDONESIA DAN DUNIA PADA TAHUN 2014 Tahun 2014 ditandai adanya perlambatan ekonomi terutama akibat terus melemahnya permintaan komoditas. Ekspor karet dan batubara menurun secara signifikan karena penurunan harga dan volume. Ekspor nikel dan tembaga sangat rendah karena volume yang lemah terkait dengan pengenalan larangan ekspor pada bulan Januari 2014. Hal ini juga diperkuat oleh ketidakpastian atas hasil pemilihan presiden, yang menciptakan situasi ‘wait and see’ bagi investor untuk membuat investasi baru dan investasi lanjutan.
30 Bab 3 Diskusi dan Analisis Manajemen
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Diskusi dan Analisis Manajemen
Akibatnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia terus moderat, secara relatif terbebani oleh pengeluaran investasi dan penurunan ekspor yang sedang berlangsung. Sampai akhir tahun 2014, PDB Indonesia diukur berdasarkan harga berlaku adalah sebesar Rp10.543 triliun. Pada tahun 2014 pertumbuhan PDB turun menjadi 5,02%, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya 5,58%. Konsumsi swasta, pendorong pertumbuhan pengeluaran utama Indonesia, bersama-sama dengan belanja pemerintah yang lebih tinggi, secara luas mengimbangi penurunan kontribusi investasi tetap dan ekspor bersih terhadap pertumbuhan PDB tahun ini. Lemahnya pendapatan ekspor berlanjut, meskipun beberapa ekspor mineral pada paruh kedua tahun 2014 kembali dilakukan. Hal ini membuat defisit neraca Indonesia lebih baik, terlepas adanya penekanan impor yang signifikan. Defisit transaksi berjalan menurun menjadi USD26,2 miliar atau 2,95% dari PDB dibandingkan dengan defisit pada tahun 2013 sebesar USD29,1 miliar atau 3,18% dari PDB. Lebih lanjut dalam transaksi berjalan, neraca perdagangan barang berbalik positif, membantu secara khusus mengatasi impor. Dalam sisi akun keuangan pada neraca pembayaran, investasi langsung dan investasi portofolio bersih tetap kuat, terutama pada pembelian obligasi pemerintah oleh investor asing. Pada saat yang sama, menurut laporan Bank Dunia bulan Desember 2014, ekonomi global masih berjuang untuk mendapatkan momentum karena banyak negara berpenghasilan tinggi terus bergulat dengan beban krisis keuangan global sebelumnya dan saat ini negara-negara berkembang telah menjadi kurang dinamis dibandingkan masa lalu. Pertumbuhan global pada tahun 2014 lebih rendah dari yang diharapkan, melanjutkan pola yang hasilnya mengecewakan selama beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan hanya meningkat sedikit pada tahun 2014, menjadi 2,6%, dari 2,5% pada tahun 2013. Di luar angka-angka yang disajikan, kecenderungan semakin berbeda di berbagai sektor utama perekonomian. Amerika Serikat dan Inggris telah mengumpulkan momentum dalam mengembalikan pasar tenaga kerja dan memiliki kebijakan moneter yang akomodatif. Sedangkan di Kawasan Eropa dan Jepang, pemulihan ekonomi masih belum merata dikarenakan peninggalan krisis keuangan yang lalu, ditambah dengan hambatan struktural. Sementara itu, Cina dan negara-negara berkembang lainnya mengalami perlambatan ekonomi dan pelemahan permintaan eksternal. Beberapa kekuatan utama yang mendorong prospek global: harga komoditas lunak; suku bunga yang masih rendah namun kebijakan moneter berbagai negara besar semakin berbeda; dan perdagangan dunia yang lemah. Secara khusus, penurunan tajam harga minyak sejak pertengahan 2014 akan mendukung kegiatan global dan membantu mengimbangi pertumbuhan beberapa negara berkembang yang mengimpor minyak. Namun, hal itu akan meredam prospek pertumbuhan negara-negara pengekspor minyak, dengan dampak regional yang signifikan.
TINJAUAN TIGA SEKTOR KUNCI & PROSPEK PADA TAHUN 2015 Saratoga memfokuskan investasi pada tiga sektor utama pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia: Sumber Daya Alam, Infrastruktur, dan Konsumen. Sektor Sumber Daya Alam Indonesia telah lama dikenal dengan kekayaan sumber daya alamnya. Negeri ini merupakan produsen minyak kelapa sawit mentah terbesar dunia, eksportir batubara termal terbesar dunia, dan berada di antara jajaran produsen utama berbagai mineral kelas dunia. Memiliki sumber daya panas bumi yang melimpah, lahan yang sangat luas, dan laut yang membentang, yang dari semuanya sebagian besar masih belum dimanfaatkan. Bahkan, sumber daya alam adalah keuntungan komparatif Indonesia dan kesempatan bagi investor di seluruh dunia. Di sektor sumber daya alam, Saratoga melakukan investasi batubara melalui Adaro Energy, perkebunan kelapa sawit melalui Provident Agro dan Agro Maju Raya, minyak dan gas melalui Interra Resources, dan emas & tembaga melalui Finders Resources, Sihayo Emas, Sumatra Copper & Gold, dan Trimitra Karya Jaya. Batubara Indonesia adalah eksportir batubara termal terbesar di dunia, dimana hampir 80% dari total produksi diekspor. Diperkirakan Indonesia mempunyai persediaan batubara sekitar 28,97 miliar ton, sementara sumber daya batubara mencapai 119,82 miliar ton per akhir tahun 2013. Pada saat ini tingkat produksi mencapai 431 juta ton per tahun, sumber daya bisa terus dimanfaatkan hingga 50 tahun ke depan. Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia telah menjadi produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia sejak tahun 2009. Pada tahun 2014, total produksi minyak sawit meningkat 17% dari 27 juta metrik ton pada tahun 2013 menjadi 31,5 juta metrik ton pada tahun 2014. Sementara pertumbuhan ekspor meningkat 2,8% menjadi 21,8 juta metrik ton. Permintaan global untuk minyak sawit tetap kuat dan akan terus tumbuh lebih kuat dengan adanya permintaan untuk bio-fuel. Pemerintah Indonesia telah memberi mandat untuk meningkatkan produksi bio-fuel dari 10% menjadi 15% dari total produksi minyak sawit, yang dapat diartikan total permintaan minyak sawit menjadi sekitar empat juta ton. Tambang Emas & Tembaga Meskipun harga emas turun dalam beberapa tahun terakhir, kilauan emas tetap tak tertandingi sebagai surga investasi yang aman. Antara tahun 2006 dan 2012 harga emas secara signifikan meningkat sebesar 101%. Pada tahun 2015 saja, tahapan harga emas sangat mengesankan, terjadi peningkatan 5,1% pada bulan Maret. Emas selalu menarik investor bersemangat untuk menambahkan asuransi untuk portofolio mereka sebagai upaya diversifikasi dan pelindung nilai terhadap risiko sistemik. Tembaga adalah industri logam besar, yang menjadi bahan untuk membuat berbagai perlengkapan mulai dari pipa air sampai peralatan rumah tangga, mobil, dan komputer. Oleh karena itu, konsumsi tembaga akan terus tumbuh sebagai konsekuensi dari pertumbuhan ekonomi.
31 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Indonesia diperkirakan memiliki cadangan emas dan tembaga, masing-masing sekitar 3.000 ton dan 25 juta metrik ton, yang sebagian besar masih belum dimanfaatkan. Permasalahan dalam industri pertambangan emas dan tembaga di Indonesia adalah kurangnya keahlian di antara para pemain lokal untuk mengelola operasi pertambangan skala besar. Ini memberikan kesempatan bagi tambang emas dan tembaga di negeri ini untuk meningkatkan produksi dengan menggaet mitra yang tepat yang dapat memberikan modal, transfer teknologi atau keduanya.
Pembangkit Listrik Rasio kelistrikan di Indonesia adalah 84% pada akhir tahun 2014, yang berarti bahwa sekitar 40 juta orang di Indonesia masih hidup tanpa listrik. Situasi ini mendorong pemerintah Indonesia untuk menambahkan 35 Giga Watt kapasitas pembangkit listrik baru pada tahun 2020. Hal ini menjadi dorongan yang kuat dan membuka peluang pertumbuhan jangka panjang yang luar biasa di sektor pembangkit listrik.
Sektor Infrastruktur Pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan pernah mencapai target 6% tanpa perbaikan infrastruktur. Pemerintahan baru di bawah Presiden Joko Widodo telah menunjukkan upaya serius untuk mempercepat pembangunan berbagai proyek infrastruktur yang tertunda. Sebagai langkah awal, pemerintah telah meningkatkan anggaran untuk pembangunan infrastruktur pada tahun 2015.
Jalan Tol Indonesia sangat tertinggal dalam hal pembangunan jalan tol. Sejak tahun 2005, Indonesia hanya berhasil membangun jalan tol sepanjang 227 kilometer, sehingga total panjang seluruh jalan tol di Indonesia adalah 820 kilometer per akhir tahun 2014. Pada kenyataannya, negeri ini membutuhkan tidak kurang dari 6.100 kilometer jalan tol untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi di pulau-pulau utamanya, Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
Indonesia sangat membutuhkan pembangunan pembangkit listrik, jalan tol, pelabuhan, bandara, kawasan industri - yang semuanya merupakan peluang investasi yang nyata bagi sektor swasta melalui partisipasi publik-swasta.
Kesenjangan yang signifikan antara penawaran dan permintaan untuk jalan tol di Indonesia saat ini dan jangka panjang ke depan, merupakan peluang investasi yang menjanjikan bagi sektor swasta untuk terlibat di dalamnya.
Belanja infrastruktur pemerintah sedikit lebih tinggi sebesar1,5% dari PDB pada tahun 2014. Selanjutnya, belanja infrastruktur pemerintah bisa mencapai di atas 2%, dengan total pengeluaran pada tahun 2015 yang diperkirakan mencapai sekitar Rp300 triliun.
Kilang Minyak Indonesia membutuhkan sekitar 1,25 juta barel minyak olahan per hari. Kapasitas kilang minyak yang ada di dalam negeri saat ini hanya 649.000 barel per hari, masih jauh dari permintaan harian yang dibutuhkan. Hal ini mencerminkan peluang investasi bagi sektor swasta untuk masuk ke dalam sektor yang menjanjikan ini.
Pada tahun 2015, Kementerian Pekerjaan Umum dan Transportasi merupakan jajaran penerima manfaat terbesar anggaran belanja negara, dengan alokasi masing-masing Rp119 triliun dan Rp65 triliun. Kenaikan belanja infrastruktur harus didukung oleh reformasi peraturan perundang-undangan yang relevan. Dalam hal ini meliputi (i) pembebasan lahan, proses pembersihan lahan yang dipercepat selama kurang dari enam bulan, (ii) revisi anggaran awal, yang akan membantu mulainya tender proyek pemerintah sebelum pertengahan tahun, dan (iii) peraturan pengadaan pemerintah yang baru memungkinkan proses pengadaan dan penawaran menjadi lebih cepat. Di sektor ini, Saratoga melakukan investasi di menara telekomunikasi melalui Tower Bersama Infrastructure; pembangkit listrik melalui Medco Power Indonesia, Tenaga Listrik dan Adaro Power; pembangunan jalan tol melalui Lintas Marga Sedaya dan Nusa Raya Cipta; dan kilang minyak melalui Tri Wahana Universal. Menara Telekomunikasi Pesatnya pertumbuhan pasar telekomunikasi telepon seluler di Indonesia telah membuka jalan bagi infrastruktur telekomunikasi untuk bergerak mengejar ketinggalan. Hal ini membuka kesempatan bagi penyedia layanan menara telekomunikasi untuk mengembangkan bisnisnya lebih luas lagi. Peluang ini sejalan dengan pertumbuhan industri dalam jumlah pelanggan telepon seluler dan pemerintah baru yang memberikan dukungan penuh untuk peningkatan jangkauan dan kapasitas infrastruktur nirkabel. Menurut International Telecommunication Union, jumlah pelanggan telepon seluler di Indonesia adalah 121,54 per 100 orang pada tahun 2013, berada di peringkat ke-60 di antara berbagai negara di dunia. Hal ini menunjukkan masih ada ruang untuk pertumbuhan untuk bisnis seluler di negeri ini, jika Indonesia ingin masuk ke jajaran 10 besar dalam kategori ini.
Sektor Konsumen Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dengan populasi 256 juta jiwa. Menurut Laporan Biro Pusat Statistik tahun 2012, negeri ini memiliki tingkat pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi namun terjadi penurunan tingkat fertilitas menjadi 2,6 anak per perempuan, dan rendahnya rasio ketergantungan usia lanjut untuk beberapa tahun ke depan. Indonesia memiliki laju pertumbuhan penduduk 1,2% per tahun, yang lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan di Asia sebesar 1% per tahun dan pertumbuhan di dunia 1,1% per tahun. Tambahan 90 juta jiwa rakyat Indonesia diperkirakan akan bergabung dengan jajaran kelas masyarakat konsumen pada tahun 2030, menurut McKinsey Global Institute, dengan asumsi bahwa pertumbuhan PDB tetap sekitar 5-6% per tahun. Pada tahun 2050, Indonesia akan memiliki populasi kelas menengah terbesar ketiga di dunia, setelah Cina dan India. Kecenderungan demografi yang menguntungkan ini akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ‘konsumerisme’ pada masa yang akan datang. Di balik kelas menengah yang sedang tumbuh, konsumsi swasta di Indonesia terus meningkat tajam dan menyumbang 56,12% dari total PDB negara pada tahun 2014. Di sektor konsumen, Saratoga melakukan investasi di bisnis otomotif dan gaya hidup melalui Mitra Pinasthika Mustika dan Gilang Agung Persada. Kedua perusahaan tersebut menikmati prospek pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan pada tahun 2015 dan tahun-tahun selanjutnya, terutama didorong oleh kelas konsumen yang meningkat pesat di Indonesia.
32 Bab 3 Diskusi dan Analisis Manajemen
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Otomotif Penjualan sepeda motor meningkat sebesar 1,59% pada tahun 2014, lebih rendah dari pertumbuhan tahun 2013 sebesar 8,49%; sedangkan penjualan mobil turun 1,80% selama tahun 2014. Kenaikan harga BBM baru-baru ini, serta peraturan baru oleh Bank Indonesia untuk menaikkan jumlah minimum uang muka cicilan otomotif dari 10% menjadi 30%, adalah alasan utama penyebab penurunan ini. Namun, seperti halnya pengalaman serupa pada masa lalu, industri memperkirakan penjualan mobil dan sepeda motor untuk kembali meningkat dalam waktu dekat setelah konsumen menyesuaikan dengan situasi keseimbangan baru.
Gaya Hidup Dibandingkan dengan negara-negara sekitarnya, penetrasi per kapita Indonesia atas busana, leisure, dan personal goods jauh lebih rendah. Dalam hal busana, Indonesia hanya mempunyai 150 buah toko per juta orang, sedangkan Filipina 299 dan Malaysia 397 toko. Dalam hal leisure dan personal goods , Indonesia mempunyai 55 toko per juta orang, dibandingkan dengan India 117, Malaysia 310 dan Thailand 322 toko. Penetrasi per kapita yang rendah ditambah dengan ritel gaya hidup di Indonesia yang masih belum berkembang menunjukkan potensi pertumbuhan yang sangat besar untuk industri gaya hidup.
Tinjauan Kegiatan Investasi pada Tahun 2014 Total Investasi Tahun 2014 No.
Perusahaan
Jumlah (miliar Rp)
Keterangan
Sumber Daya Alam 1
Trimatra Karya Jaya
275
Investasi Baru sebesar 80% saham Trimitra Karya Jaya, perusahaan induk salah satu proyek pertambangan emas dan tembaga terbesar di dunia.
2
Agro Maju Raya
68
Dukungan pendanaan untuk program pertumbuhan tahap awal perkebunan kelapa sawit
3
Finders Resources
24
Dukungan modal sehubungan dengan pinjaman sindikasi bank untuk meningkatkan produksi tembaga di proyek Wetar
4
Sinar Mentari Prima
12
Dukungan modal lanjutan untuk perluasan sewa FSO dan program sertifikasi ulang
5
Sihayo Gold
15
Dukungan modal lanjutan untuk program perijinan Contract-of-Works tambang emas dengan eksplorasi yang sangat luas dan produksi besar.
6
Sumatra Copper & Gold
36
Dukungan keuangan untuk produksi tambang sehubungan dengan fasilitas pinjaman dengan pemberi utang
Infrastruktur 1
Lintas Marga Sedaya
41
Dukungan lanjutan untuk pembangunan jalan tol sepanjang 116 kilometer Cikampek-Palimanan
2
Tower Bersama Infrastructure
(51)
Divestasi strategis saham TBIG sebesar 0,56% dari kepemilikan Saratoga
3
Tenaga Listrik Gorontalo
22
Investasi bisnis pembangkit listrik sejalan dengan pandangan Saratoga untuk memenuhi permintaan listrik yang tinggi di bagian Timur Indonesia.
Konsumen 1
Gilang Agung Persada
61
Investasi Baru di perusahaan gaya hidup dengan fokus segmen populasi yang mempunyai penghasilan menengah sampai tinggi. Nilai investasi USD5,2 juta yang meliputi 4,17% saham perusahaan.
2
Mitra Pinasthika Mustika
24
Dukungan lanjutan untuk pengembangan MPM menjadi empat pilar bisnis. Meningkatkan kepemilikan melalui pembelian pasar untuk 17.649.204 saham
3
Lainnya
18
Satria Sukses Makmur dan DBS Vickers
Investasi Baru
336
Investasi Berjalan
247
Investasi
583
Divestasi
(51)
Total Investasi Bersih
532
33 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Prospek pada Tahun 2015 Prospek pengembalian investasi di Indonesia diperkirakan dalam waktu dekat mengalami perlambatan karena kebijakan moneter yang ketat, mata uang melemah dan harga komoditas yang rendah. Namun demikian, ada tanda-tanda pertumbuhan ekonomi menengah untuk periode jangka panjang. Sebagai refleksi pertumbuhan kepercayaan investor dan perekonomian di Indonesia, realisasi investasi kumulatif untuk tahun 2014 mengalami penguatan sebesar 16,2% dibandingkan tahun 2013. Selain itu, Indonesia diperkirakan mengalami dampak positif akibat penurunan harga bahan bakar global yang dapat meredam inflasi dan melonggarkan kebijakan moneter selanjutnya pada tahun tersebut. Pada akhir tahun 2014 Indonesia memotong
subsidi bahan bakar yang membebaskan puluhan triliunan rupiah dalam APBN untuk direlokasi ke sektor-sektor yang lebih produktif termasuk pembangunan infrastruktur. Mempertimbangkan perbaikan kondisi ekonomi makro, Bank Indonesia memotong 0,25% dari suku bunga acuan menjadi 7,50% pada pertengahan bulan Februari 2015, membawa tingkat bunga kembali ke tingkat pada saat subsidi BBM belum dipotong. Kami percaya Bank Indonesia akan terus fokus membendung inflasi dan defisit rekening berjalan. Lebih lanjut, berbagai upaya perbaikan dan reformasi struktural lainnya akan memperkuat ekonomi Indonesia pada masa yang akan datang. Perkiraan pertumbuhan PDB untuk tahun 2015 telah meningkat menjadi 5,8% dari sebelumnya 5,5%.
Penilaian Aktiva Bersih per 31 Des 2014 No.
Investasi
Kepemilikan Efektif
Mata Uang
31 Des 2014
31 Des 2013
31 Des 2014 (Sekarang)
31 Des 2013 (Tahun Sebelumnya)
Harga Pasar 2 Nilai minggu VWAP (miliar Rp) (mata uang)
Harga Pasar 2 Nilai Perubahan % Perubahan (Rp) minggu VWAP (miliar Rp) (Rp) (mata uang)
1
Adaro Energy
16,38%
16,38%
Rp
1.049
5,500
1,128
5,913
(413)
(7%)
2
Provident Agro
44,16%
44,66%
Rp
494
1,553
371
1,165
387
33%
3
Mitra Pinasthika Mustika
47,62%
45,09%
Rp
790
1,680
1,221
2,458
(779)
(32%)
4
Tower Bersama Infrastructure
30,08%
30,25%
Rp
9.641
13,911
5.745
8.337
5.575
67%
5
Seroja Investment Limited
23,26%
23,26%
SGD
0,07
63
0,111
97
(34)
(35%)
6
Nusa Raya Cipta
7,01%
7,01%
Rp
1.159
202
706
123
79
64%
7
Sumatra Copper & Gold
27,35%
18,78%
AUD
0,04
67
0.08
65
2
3%
8
Sihayo Gold Limited
18,14%
12,96%
AUD
0,01
22
0.03
40
(18)
(45%)
9
Finders Resources
6,85%
6,52%
AUD
0,14
67
0.17
62
5
8%
10
Interra Resources Limited
17,79%
17,91%
SGD
0,16
122
0.41
319
(197)
(62%)
11
Etika Karya Usaha
29,40%
29,40%
94
79
15
19%
12
Tenaga Listrik Gorontalo
46,25%
46,25%
91
101
(11)
(11%)
13
Medco Power Indonesia
12,30%
12,30%
246
267
(21)
(8%)
14
Agro Maju Raya
25,00%
25,00%
287
210
78
37%
15
Lintas Marga Sedaya
18,00%
18,00%
321
222
99
45%
16
Sinar Mentari Prima
50,00%
50,00%
90
88
2
3%
17
Tri Wahana Universal
35,00%
35,00%
343
188
154
82%
18
Pulau Seroja Jaya
9,61%
9,61%
27
27
-
0%
19
Gilang Agung Persada
4,17%
-
63
-
63
-
20
Trimitra Karya Jaya
80,00%
-
275
-
275
-
21
Others
225
373
(147)
(40%)
Jumlah perusahaan investee
25.249
20.134
5.115
25%
- Utang pada 31 Des 2014 + Saldo Kas pada 31 Des 2014
3.406 333
2.715 369
691 (37)
22.176
17.789
4.387
Nilai Aktiva Bersih
25%
34 Bab 3 Diskusi dan Analisis Manajemen
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Analisis Kinerja Keuangan Komprehensif
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian Keterangan Pendapatan neto
2014
2013
miliar Rp Peningkatan (Penurunan) %
6.124
3.659
67%
(5.385)
(3.286)
64%
Laba Bruto
739
373
98%
Beban Usaha
(224)
(197)
14%
Laba Usaha
515
176
193%
Pendapatan lainnya
683
215
218%
1.198
391
206%
(133)
(42)
216%
1.065
349
205%
(103)
(509)
-80%
962
(160)
701%
Beban Pokok Pendapatan
Laba sebelum pajak penghasilan Beban pajak penghasilan Laba tahun berjalan Jumlah rugi komprehensif lain Jumlah laba (rugi) komprehensif
Laba yang diatribusikan kepada: R Pemilik Perusahaan
803
246
226%
R Kepentingan non-pengendali
262
103
154%
1.065
349
205%
Jumlah laba (rugi) komprehensif yang diatribusikan kepada:
693
(288)
341%
Pemilik Perusahaan
269
128
110%
Kepentingan non-pengendali
962
(160)
701%
Pendapatan, COGS dan Laba kotor Pendapatan Perseroan terutama berasal dari konsolidasi tiga entitas yakni Tri Wahana Universal (TWU), sebuah perusahaan kilang minyak, Trimitra Karya Jaya (TKJ), sebuah perusahaan holding investasi dalam operasi tambang tembaga dan emas, dan Sinar Mentari Prima (SMP), sebuah perusahaan kapal penyimpanan dan bongkar-muat.
Pada tahun 2014, Perseroan mencatat penjualan sebesar Rp6,1 triliun, yang meningkat 68% dibandingkan tahun sebelumnya. Rincian pendapatan disajikan di bawah ini.
Pendapatan Keterangan Kilang minyak
miliar Rp 2014
2013
Peningkatan (Penurunan) %
6.034
3.579
69%
88
77
14%
Lain-lain
2
3
(33)%
Jumlah
6.124
3.659
68%
Sewa kapal penyimpanan dan bongkar-muat
Peningkatan pendapatan ini terutama disumbang oleh bisnis kilang minyak karena meningkatnya kapasitas produksi dari 6.000 menjadi 18.000 barel minyak per hari pada pertengahan tahun 2013; oleh karena itu terjadi kenaikan tajam produksi yang mempengaruhi hasil akhir Perseroan pada tahun 2014. Produksi rata-rata harian pada tahun 2014 meningkat menjadi 13.976 bopd, dibandingkan 8.736 bopd pada tahun sebelumnya. Selain kenaikan volume, kenaikan penjualan juga disebabkan oleh harga minyak yang tinggi sejak awal tahun hingga semester pertama tahun 2014, diikuti oleh penurunan harga minyak menjadi terendah dalam lima tahun terakhir. Harga minyak yang lebih rendah telah membuat harga jual yang lebih rendah pada semester kedua tahun 2014 dan juga akan memberi pengaruh yang signifikan pada hasil penjualan Perseroan pada tahun 2015. Perusahaan kilang minyak mempunyai tiga produk utama: High Speed Diesel (HSD), Vacuum Tower Bottom (VTB) dan Straight Run Gasoline (SRG).
HSD dihasilkan dari minyak mentah yang diproduksi melalui proses distilasi atmosfer. TWU memproduksi HSD dengan tingkat oktan yang tinggi, sehingga mendukung pembakaran mesin yang lebih efisien. Selain itu dengan rendahnya kadar air dan sulfur, HSD TWU dapat mengurangi timbulnya korosi dan pembentukan endapan pada ruang pembakaran mesin. Penggunaan HSD: HSD merupakan bahan bakar mesin pembangkit listrik, termasuk semua jenis mesin disel dengan kecepatan di atas 1.000 RPM. HSD juga dapat digunakan untuk pembakaran langsung seperti tungku pembakar, pengering dan boiler, dengan hasil pembakaran yang lebih bersih. SRG adalah kelompok bensin hidrokarbon, dihasilkan melalui proses penyulingan atmosfer dan juga dikenal sebagai Light Virgin Naphtha atau Light Distillate Feedstock. Penggunaan SRG: SRG digunakan sebagai pelarut dan pengencer dalam industri farmasi, pembersih dan penghilang minyak industrial, serta penghasil olefin untuk unit penguapan dalam industri petrokimia. VTB, bukan termasuk jenis residu distilasi, memiliki kepekatan titik tuang yang lebih tinggi dari HSD. TWU memproduksi VTB dengan nilai kalori yang tinggi. Penggunaan VTB: VTB memicu pembakaran langsung dalam tungku, pengering, dan pemanas. VTB umumnya digunakan untuk pembakaran langsung, bahan bakar di dapur industri, pembangkit listrik tenaga uap, dan mesin pembakaran lain dimana VTB dapat memberikan penghematan ekonomi terbaik.
35 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Produksi TWU Produk
dalam kiloliter 2014
2013
Peningkatan (Penurunan) %
HSD
545.901
342.542
59%
VTB
237.130
143.542
65%
SRG
10.127
9.019
12%
793.158
495.103
60%
Jumlah
Kilang minyak telah menghasilkan rekor penjualan (+69%) dan volume produksi (60%), yang terutama disebabkan oleh keberhasilan dalam menjalankan train 1 dan train 2 sepanjang tahun 2014.
Penjualan dan Laba Kotor TWU Kilang Minyak
2014
miliar Rp 2013
Peningkatan (Penurunan) %
Penjualan
6.057
3.579
69%
COGS
5.307
3.242
63%
750
337
123%
12,38%
9,41%
32%
Laba Kotor Marjin Laba Kotor
Pada tahun 2014, TWU mencapai hasil yang fenomenal dalam hal penjualan dan marjin laba kotor, yang didorong oleh perbedaan peninjauan ulang harga antara harga jual dengan biaya. Harga jual ditentukan setiap dua minggu berdasarkan Mean of Platts Singapore (MOPS), sementara minyak mentah – sebagai pendorong utama COGS - ditentukan berdasarkan Indonesia Crude Price - Arjuna setiap hari. Ketika terjadi penurunan harga minyak, yang Perseroan alami pada tahun 2014, bisnis mendapatkan keuntungan ‘wind-fall’. Oleh karenanya Perseroan mengalami peningkatan marjin laba kotor dari 9,41% menjadi 12,38%. Keuntungan ‘wind-fall’ bersifat sementara, karena harga minyak tidak selalu akan mengalami penurunan dan suatu saat akan menjadi lebih stabil bahkan meningkat. Ketika terjadi kenaikan harga minyak, efek sebaliknya diperkirakan akan mempengaruhi marjin laba kotor. Beban Usaha Pada tahun 2014 beban usaha konsolidasian Perseroan, yang dikeluarkan oleh TWU, TKJ, SMP dan perusahaan-induk Saratoga saja, adalah sebesar Rp213 miliar, lebih tinggi 8,12% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan di TWU dalam biaya pengapalan dan truk serta komisi dan promosi sebagai akibat dari pertumbuhan penjualan pada tahun 2014.
Sementara itu, beban usaha di perusahaan-induk Saratoga hanya sebesar Rp99 miliar, mengalami sedikit penurunan dari Rp112 miliar pada tahun 2013. Penyebab utama penurunan ini adalah biaya one-off pada tahun 2013 seperti pencairan Employees Share Allocation dan restrukturisasi organisasi Saratoga dalam persiapan untuk pencatatan. Beban usaha Saratoga pada masa yang akan datang akan tergantung pada frekuensi dan nilai akuisisi yang akan Perseroan lakukan sebagai bagian dari kegiatan investasi berkelanjutan. Pada tahun 2014, Perseroan meninjau 139 penawaran, di mana 72 masuk kajian awal, 15 masuk due diligence dan lima diantaranya masuk proses term sheet. Pendapatan Operasional Lainnya-Bersih Pendapatan operasional lainnya termasuk bagian bersih keuntungan dari investasi Perseroan pada perusahaan investee, yang menyumbang porsi terbesar dari pendapatan operasional lainnya. Pada tahun 2014, Saratoga mengalami kerugian valuta asing sejumlah Rp54 miliar, jauh di bawa kerugian valuta asing pada tahun 2013 sebesar Rp500 miliar. Hal ini disebabkan oleh pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap USD dari Rp12.189 pada tahun 2013 menjadi Rp12.440 pada tahun 2014.
Pendapatan Operasional Lainnya Keterangan
2014
miliar Rp 2013
Peningkatan (Penurunan) %
Bagian neto atas laba entitas asosiasi
943
933
1%
Penghasilan dividen, bunga dan investasi
188
210
(10%)
Kerugian selisih kurs
(54)
(500)
(89%)
Beban Bunga
(279)
(287)
(3%)
Kerugian atas nilai aset keuangan untuk dijual
(102)
(151)
(32%)
Lain-lain
(13)
10
(230%)
Jumlah
683
215
218
Pada tahun 2014, laba saham bersih asosiasi mengalami peningkatan menjadi Rp943 miliar dari Rp933 miliar pada tahun sebelumnya, seperti yang disajikan di bawah ini.
36 Bab 3 Diskusi dan Analisis Manajemen
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Analisis Kinerja Keuangan Komprehensif
Bagian Neto Atas Laba Entitas Asosiasi No.
Perusahaan Investee
miliar Rp
Bagian neto atas Perbedaan laba entitas asosiasi Tahun Buku
Tahun Buku
Des 2014
Des 2014
Konsumen 1
Mitra Pinasthika Mustika
2
Etika Karya Usaha Sub Jumlah
224
249
(25)
15
16
(1)
265
(26)
239
Infrastruktur 3
Tower Bersama Infrastructure
392
315
77
4
Saratoga Infrastruktur
(1)
310
(311)
5
Saratoga Power
12
12
-
6
Bangun Daya Perkasa
(4)
11
(15)
7
Seroja Investment Limited
6
(27)
33
8
Baskhara Utama Sedaya
51
1
50
9
Karunia Barito Sejahtera
-
(4)
4
456
618
(162)
Sub Jumlah
juta pada tahun 2013, tetap dianggap membanggakan mengingat tantangan yang menerpa di pasar batubara secara terus-menerus. Sementara itu, Provident Agro menghasilkan Rp168 miliar laba bersih, mengalami peningkatan yang signifikan dari kerugian tahun lalu sebesar Rp417 miliar. Hasil ini sejalan dengan kenaikan produksi perusahaan yang mana perkebunanan perusahaan memasuki usia produktif dengan rata-rata tujuh tahun. Selain itu, terdapat penjualan one-off perkebunan Surya Agro Persada. Pada tahun 2014, Perseroan membukukan kerugian yang berkaitan dengan investasi di Sihayo dan Interra sebesar Rp102 miliar akibat penurunan harga pasar komoditas. Kerugian bersih setelah pajak Interra untuk tahun 2014 adalah USD11,72 juta, dibandingkan laba bersih sebesar USD7,00 juta tahun sebelumnya. Akibat penurunan harga minyak yang signifikan, Interra membukukan penurunan nilai properti minyak dan gas sebesar USD9,78 juta untuk aset di Indonesia. Lebih lanjut, perusahaan untuk membukukan biaya amortisasi yang lebih tinggi akibat percepatan aktivitas pengeboran pada semester pertama tahun 2014. Akibat penurunan harga emas, Sihayo mencatat provisi untuk penurunan nilai terhadap kapitalisasi eksplorasi yang dicatat sebagai laba dan rugi pada tahun 2014. NERACA KEUANGAN
Aset Keterangan
Sumber Daya Alam
miliar Rp 2014
2013
Peningkatan (Penurunan) %
ASET LANCAR
10
Adaro Strategic Capital
159
199
(40)
11
Adaro Strategic Lestari
64
79
(15)
12
Agro Maju Raya
(42)
(47)
5
13
Provident Agro
74
(181)
255
14
Hamparan Sawit Nusantara
0
0
-
15
Merdeka Copper Gold
(11)
-
(11)
16
Sumatra Copper & Gold
4
-
4
Sub Jumlah
248
50
198
Jumlah Keseluruhan
943
933
10
Kas dan setara kas
538
406
33%
Piutang Usaha dari pihak ketiga
621
498
25%
62
80
(23%)
5
136
(96%)
232
231
0%
91
97
(6%)
7
6
17%
130
12
983%
38
34
12%
139
-
100%
3
19
(84%
1,866
1,519
23%
Piutang non-usaha R Pihak berelasi R Pihak ketiga Aset keuangan tersedia untuk dijual Persediaan Pajak dibayar di muka
Penyebab utama perolehan di atas adalah sebagai berikut: t Di sektor konsumen, Mitra Pinasthika Mustika menghasilkan nilai yang lebih rendah meskipun tingginya angka penjualan dibandingkan dengan tahun lalu, hal ini dikarenakan adanya ketentuan tambahan sehubungan dengan bisnis pembiayaan. t Di sektor infrastruktur, Tower Bersama menghasilkan laba bersih sebesar Rp1,3 triliun, sementara tahun sebelumnya Rp1,25 triliun. Perolehan ini dipengaruhi ongkos pembiayaan ulang one-off dan penurunan beban pajak yang ditangguhkan. t Di sektor sumber daya alam, Adaro Energy menghasilkan USD184 juta pada tahun 2014 dibandingkan USD232
Uang muka dan beban dibayar di muka Kas yang dibatasi penggunaannya Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual Aset lancar lainnya Jumlah Aset Lancar
37 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Keterangan
2014
2013
Peningkatan (Penurunan) %
ASET TIDAK LANCAR Piutang non-usaha R Pihak berelasi
23
-
100%
100
94
6%
1.859
2.102
(12%)
10.645
10.946
(3%)
Uang muka penyertaan saham
431
188
129%
Properti investasi
113
64
76%
Aset tetap - neto
1.151
1.187
(3%)
Aset tak berwujud
2
2
-
Aset pajak tangguhan
3
2
50%
154
101
52%
1
5
(80%)
Jumlah Aset Tidak Lancar
14.482
14.691
(1%)
JUMLAH ASET
16.348
16.210
1%
R Pihak ketiga Aset keuangan tersedia untuk dijual Investasi pada entitas asosiasi
Goodwill Aset tidak lancar lainnya
Aset Konsolidasian Pada 31 Desember 2014, Aset Konsolidasian meningkat sebesar 11%, mencapai Rp16.348 miliar dari Rp14.757 miliar di 2013 (tidak termasuk one-off item yang disebabkan konsolidasi saham TBIG di Saratoga Infrastruktur). Pertumbuhan ini terutama berasal dari kenaikan Investasi pada Entitas Asosiasi dan Piutang Usaha dari Pihak Ketiga. Piutang Usaha terutama berasal dari bisnis kilang minyak yang mengalami peningkatan volume produksi. Pertumbuhan Investasi pada Entitas Asosiasi terutama berasal dari akuntansi ekuitas. Pada tahun 2013, Saratoga Infrastruktur, salah satu dari dua perusahaan induk Saratoga di Tower Bersama, mengalihkan saham Tower Bersama ke Wahana Anugerah Sejahtera, perusahaan induk Saratoga lainnya. Maka, Wahana Anugerah Sejahtera memgang seluruh saham Tower Bersama milik Saratoga. Transaksi ini menyebabkan one-off item, yang tercermin pada akun Investasi pada Entitas Asosiasi dan Utang Lainnya pada Pihak Berelasi sejumlah Rp1.5 triliun. Transaksi ini telah diselesaikan pada Januari 2014. Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas terdiri dari kas dan kas pada bank (pihak ketiga), baik dalam Rupiah maupun Valuta Asing lainnya (USD, AUD dan SGD). Kas dan setara kas meningkat sebesar 33%, dari Rp405 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp538 miliar pada tahun 2014, terutama disebabkan oleh kenaikan volume penjualan sebagai akibat dari peningkatan produksi dan marjin yang lebih baik dalam bisnis kilang minyak.
Piutang Usaha dari Pihak Ketiga Piutang usaha terutama terdiri dari piutang kilang minyak. Sejalan dengan peningkatan volume produksi 60%, piutang usaha meningkat sebesar 24% dari Rp498 miliar menjadi Rp621 miliar. Kolektibilitas Piutang Perputaran piutang tahun 2014 adalah 37 hari sedangkan pada tahun sebelumnya 50 hari, karena jumlah hari operasional bisnis kilang minyak yang lebih panjang. Pelanggan utama Perseroan meliputi PT Pertamina (Persero) dan PT Pertamina Patra Niaga - keduanya merupakan perusahaan milik negara. Manajemen yakin bahwa piutang tersebut akan terus dapat ditagihkan, karena itu tidak perlu untuk menyediakan cadangan kerugian sebesar nilai piutang. Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual terdiri dari kepemilikan kurang dari 20% di perusahaan-perusahaan investee, dimana Perseroan menerapkan metode biaya. Untuk perusahaan di kategori ini, Perseroan menentukan nilai wajar secara marked to market berdasarkan harga saham pada 31 Desember 2014 secara proporsional dengan kepemilikan efektif kami di perusahaan tersebut, sedangkan untuk perusahaan tidak tercatat kami menggunakan metode harga perolehan.
Nilai Wajar Portofolio AFS Nama Perusahaan
miliar Rp 31 Des 2014
31 Des 2013
1.623
1.701
(78)
Gilang Agung Persada
24
-
24
Kalimantan Mentari Khatulistiwa
27
27
-
202
117
85
Finders Resources
72
75
(3)
Interra Resources
122
313
(191)
17
39
(22)
Sumatra Copper & Gold
-
59
Lain-lain
4
2
2
2.091
2.333
(242)
Adaro Energy
Nusa Raya Cipta
Sihayo Gold
Total
Perbedaan
diklarifikasi ulang ke Investasi pada entitas asosiasi pada tahun 2014
38 Bab 3 Diskusi dan Analisis Manajemen
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Analisis Kinerja Keuangan Komprehensif
Investasi pada Entitas Asosiasi Investasi pada Entitas Asosiasi terdiri dari investasi dengan kepemilikan sebesar 20% atau lebih, tanpa kontrol manajemen. Perseroan menerapkan metode akuntansi ekuitas pada kepemilikan ini dimana kami menilai perusahaan berdasarkan harga perolahan disesuaikan dengan pengakuan laba/rugi bersih dari masing-masing entitas tersebut berdasarkan proporsi kepemilikan Perseroan di perusahaan tersebut.
Investasi pada Entitas Asosiasi Nama Perusahaan
miliar Rp 31 Des 2014
31 Des 2013
Adaro Strategic Capital
2.831
2.712
119
Adaro Strategic Lestari
1.128
1.081
47
Mitra Pinasthika Mustika
2.282
1.871
411
-
95
diklarifikasi ulang ke aset lancar yang dimiliki untuk dijual
Seroja Investment
Sumatra Copper & Gold
Perbedaan
118
-
118
13
1.461
(1,448)
2.317
2.188
129
Provident Agro
763
712
51
Saratoga Power
246
266
(20)
Baskhara Utama Sedaya
321
222
99
Agro Maju Raya
220
210
10
Merdeka Copper Gold
266
-
266
Bangun Daya Perkasa
68
73
(5)
Etika Karya Usaha
71
56
15
1
(1)
2
10.645
10.946
(301)
Saratoga Infrastruktur Tower Bersama Infrastructure
Lain-lain Total
Kewajiban Konsolidasian Kewajiban konsolidasian Perseroan adalah Rp4.768 miliar pada 31 Desember 2014, mengalami penurunan 14% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penurunan ini terutama didorong oleh penurunan utang lainnya.
Kewajiban Lancar Keterangan
miliar Rp 2014
Utang usaha ke pihak ketiga
2013
Peningkatan (Penurunan) %
20
62
(68%)
-
1.452
(100%)
R Pihak ketiga
66
34
94%
Uang muka penjualan investasi
30
-
100%
Beban akrual
76
15
407%
121
-
100%
Utang pajak lainnya
48
41
17%
Pendapatan diterima di muka
11
2
450%
Liabilitas keuangan derivatif
2
5
(60)%
Liabilitas keuangan derivatif
434
474
(8)%
-
1
100%
808
2.086
(61%)
Utang lainnya R Pihak berelasi
Utang pajak penghasilan
Utang sewa pembiayaan Jumlah
Kewajiban Lancar Kewajiban lancar menurun sebesar Rp808 miliar pada tahun 2014, dibandingkan dengan Rp2.086 miliar pada tahun sebelumnya. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan utang lainnya yang ditimbulkan dari transaksi one-off dalam mengkonsolidasi saham TBIG dari Saratoga Infrastruktur ke Wahana Anugerah Sejahtera.
Kewajiban Tidak Lancar Keterangan Pinjaman, setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam setahun
miliar Rp 2014
2013
Peningkatan (Penurunan) %
3.183
3.417
(7%)
729
-
100%
Liabilitias pajak tangguhan
31
26
19%
Liabilitas imbalan kerja
17
13
31%
3.960
3.456
15%
Wesel bayar jangka menengah
Jumlah
Kewajiban Tidak Lancar Kewajiban Tidak Lancar kami mengalami peningkatan sebesar Rp3.960 miliar pada tahun 2014, dibandingkan Rp 3.456 miliar pada tahun 2013. Kenaikan ini terutama disebabkan pinjaman tambahan sejalan dengan kegiatan investasi Saratoga.
39 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Pada tahun 2014, Saratoga berhasil melaksanakan beberapa kegiatan pendanaan: t Memperpanjang profil jatuh tempo USD90 juta, yang meliputi pinjaman Saratoga-entitas induk sebesar USD40 juta dan Wahana Anugerah Sejahtera sebesar USD50 juta. Perpanjangan ini dimaksudkan untuk menyelaraskan jangka waktu utang dengan investasi Perseroan yang bersifat jangka panjang. Perseroan telah berhasil memperpanjang masa pinjaman dari jangka waktu tiga tahun menjadi lima tahun. t Konversi sebagian pinjaman USD menjadi Medium Term Notes dalam Rupiah. Konversi ini dimaksudkan untuk mengelola risiko valuta asing dari pinjaman USD kami. t Refinancing beberapa pinjaman kami untuk menurunkan biaya suku bunga pinjaman dari 5,32% menjadi 4,29%. Pelaksanaan kegiatam ini mencerminkan keunggulan dan upaya terus-menerus kami dalam manajemen pinjaman, likuiditas dan risiko valuta asing, sebagaimana diperuntukan demi menjaga kepercayaan dari para pemberi pinjaman. Kemampuan untuk membayar utang Utang perusahaan dan anak perusahaan dikelola secara hatihati untuk memastikan keselarasan dengan kemampuan Saratoga untuk membayar. Pada 31 Desember 2014, total utang konsolidasian adalah sebesar Rp4,4 triliun yang terdiri dari USD296 juta dan Rp725 triliun. Di level Saratoga-entitas induk, total utang adalah sebesar Rp3,4 triliun, yang terdiri dari USD220,5 juta dan Rp725 triliun. Profil jatuh tempo utang adalah sebagai berikut:
Profil Utang Jangka Panjang 2015-2020
miliar Rp
Profil jatuh tempo 2015 2016 2017 2018 2019 2020 -10
-14 -31 -56 -68 -92
Dalam rangka memenuhi pembayaran utang, Saratoga-entitas induk memiliki beberapa sumber arus kas, antara lain: 1. Pendapatan Dividen. Pada tahun 2014, Perseroan menerima Rp270 miliar dividen, yang berasal dari Adaro Energy, Tower Bersama, dan Nusa Raya Cipta. Ini adalah tahun pertama Perseroan menerima dividen dari Nusa Raya Cipta, yang mana Perseroan baru berinvestasi di tahun 2013.
Pendapatan Dividen Nama Perusahaan
miliar Rp 2014
2013
Peningkatan (Penurunan) %
Adaro Energy
129
145
(16)%
Tower Bersama
136
-
136%
5
-
5%
270
145
125%
Nusa Raya Cipta Total
2. Divestasi pada portofolio jangka panjang atau portofolio yang berpotensi rendah Perseroan secara terus-menerus meninjau dan memonitor portofolio investasi dengan seksama, dan dari waktu ke waktu, Perseroan mencairkan investasi Perseroan untuk mengatasi kebutuhan likuiditas serta mewujudkan keuntungan investasi Perseroan. Pada tahun 2014, Perseroan menjual Rp50,8 miliar kepemilikan Perseroan atas saham Tower Bersama. Divestasi dari kepemilikan investasi dapat menyediakan arus kas langsung untuk memenuhi pembayaran pinjaman Perseroan. Sebagian besar portofolio investasi Perseroan terdiri dari kepemilikan saham di Adaro Energy dan Tower Bersama, dimana keduanya adalah perusahaan publik dengan saham yang likuid. Kedua perusahaan tersebut memiliki gabungan volume harian perdagangan rata-rata (ADTV) 100-hari sekitar USD8 -10 juta. Sebagai bagian dari pendekatan disiplin untuk mendukung pembiayaan investasi Perseroan, Perseroan bermaksud melakukan pembayaran bunga utang dan utang pokok tahunan tidak lebih dari 20x dari gabungan ADTV Adaro Energy dan Tower Bersama. Hal ini memungkinkan Perseroan untuk membayar utang pada setiap tahunnya dalam 20 hari perdagangan. 3. Pendapatan Tetap Perseroan juga memperoleh pendapatan bunga dari kelebihan dana yang didepositokan di bank. Pada tahun 2014, pendapatan ini menyumbang tambahan pendapatan Rp3,1 miliar bagi Perseroan.
40 Bab 3 Diskusi dan Analisis Manajemen
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Analisis Kinerja Keuangan Komprehensif
Ekuitas Konsolidasian
Ekuitas Konsolidasian Keterangan Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik Perusahaan Modal saham nilai nominal Rp100 (Rupiah penuh) per saham, modal dasar 9.766.680.000 lembar saham, modal ditempatkan dan disetor penuh 2.712.967.000 lembar saham Tambahan modal disetor
miliar Rp 2014
2013 271
Peningkatan (penurunan) % 271
-
2.570
2.570
-
6
-
100%
Selisih penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing
1.038
909
14%
Laba yang belum direalisasi atas aset keuangan tersedia untuk dijual
647
790
18%
Cadangan lindung nilai arus kas
(244)
(113)
116%
Cadangan revaluasi aset tetap entitas asosiasi
383
347
10%
Komponen ekuitas lainnya
191
286
33%
6.153
5.350
15%
11.015
10.410
6%
Pembayaran berbasis saham
Saldo laba Jumlah
Struktur Modal dan Kebijakan Manajemen tentang Struktur Modal Sebagai perusahaan investasi aktif, Perseroan mengelola struktur modal dan utang dengan hati-hati, seperti yang tercermin dalam profil utang jangka panjang Perseroan, dimana pada setiap tahun,pembayaran utang ditetapkan menjadi kurang dari 20 hari perdagangan saham likuid Perseroan. Secara keseluruhan, Perseroan mengelola utang tidak melebihi 30% dari NAB Perseroan. Pada 31 Desember 2014, utang/NAB adalah 12,8%, yang akan memberikan banyak ruang untuk potensi pertumbuhan di masa depan. Laporan Arus Kas Konsolidasian Arus kas dari Aktivitas Operasional Pada tahun 2014, arus kas dari aktivitas operasional mencapai Rp233 miliar, mengalami peningkatan sebesar Rp682 miliar dibandingkan dengan tahun lalu. Hal ini sejalan dengan penjualan dan besarnya laba kotor yang berasal dari bisnis kilang minyak Perseroan. Penerimaan kas dari penjualan yang mencapai Rp6.010 miliar pada tahun 2014, dibandingkan Rp3.331 miliar pada tahun 2013. Hal ini mencerminkan peningkatan perputaran piutang dari 50 hari di tahun 2013 menjadi 37 hari di tahun 2014. Arus kas dari Kegiatan Investasi Kas bersih yang digunakan untuk kegiatan investasi mengalami penurunan dari Rp2.295 miliar menjadi Rp221 miliar, penurunan ini terutama disebabkan oleh investasi Perseroan di MPM sejumlah Rp1,5 triliun. Pada tahun 2014, Perseroan melakukan dua investasi baru dan beberapa investasi lanjutan termasuk: MPM, Sumatra Copper & Gold, Finders Resources dan Sihayo Gold, yang seluruhnya sejumlah Rp610 miliar. Arus kas dari Kegiatan Pendanaan Kas bersih yang diperoleh dari kegiatan pendanaan mengalami penurunan dari Rp2.678 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp120 miliar pada tahun 2014. Hal ini terutama disebabkan oleh penerimaan dana penawaran umum perdana saham di tahun 2013 serta beberapa pinjaman baru di tahun yang sama. Pada tahun 2014, Perseroan telah melakukan beberapa kegiatan pendanaan dengan maksud memposisikan diri lebih baik di masa mendatang dalam mengatasi risiko jatuh tempo dan paparan valuta asing, yang juga memberikan Perseroan biaya suku bunga lebih rendah.
41 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Peristiwa Setelah Periode Pelaporan Harap mengacu pada Catatan 37 dari Catatan Laporan Konsolidasian Perseroan pada bab Laporan Keuangan di laporan tahunan ini. Perbandingan antara Target/Proyeksi Awal Tahun dan Hasil Sebagai perusahaan investasi, target bisnis Perseroan adalah menyeleksi secara ketat investasi baru dari banyak peluang investasi yang Perseroan terima. Setiap tahun Perseroan menerima sekitar 100 peluang untuk ditelaah dan memutuskan pada hanya dua atau tiga investasi baru. Ini adalah target yang Saratoga tentukan pada awal tahun. Pada tahun 2013, Saratoga berhasil menyeleksi dua investasi dari dari 100 lebih peluang invetasi yang Saratoga kaji. Pada tahun 2014, Saratoga berhasil mengkaji 139 peluang yang mana Saratoga memutuskan dua investasi baru sesuai dengan target Saratoga pada tahun tersebut dan sesuai dengan kegiatan investasi historis Perseroan. Dalam hal biaya operasional, Perseroan selalu menjaga tingkat efisiensi dan struktur organisasi yang ramping di Saratoga-entitas induk. Pada tahun 2014, biaya operasional Perseroan adalah 0,45% dari NAB, yang sejalan dengan target Perseroan untuk mempertahankan biaya rendah di level perusahaan induk. Target Satu Tahun Kedepan Perseroan akan terus mencari peluang baru dan bertujuan untuk membuat dua atau tiga investasi baru pada tahun 2015. Perseroan sedang mengerjakan beberapa transaksi pipeline yang terdiri dari berbagai peluang di industri asuransi jiwa, logistik, pendidikan, pembangkit listrik, minyak dan gas, dan bisnis lainnya di sektor Konsumen, Infrastruktur, dan Sumber Daya Alam. Aspek Pemasaran Produk dan Jasa Sebagai perusahaan investasi, Perseroan tidak menghasilkan produk atau jasa untuk konsumen yang memerlukan kegiatan pemasarana. Oleh sebab itu, Perseroan tidak memiliki aktifitas pemasaran apapun. Seluruh kegiatan pemasaran dilakukan melalui perusahaan-perusahaan investee Perseroan. Kebijakan Dividen Berdasarkan memorandum penawaran Perseroan, Direksi dapat merekomendasikan pembagian dividen hingga 30% dari laba tahunan Perseroan. Tidak ada dividen diumumkan atau dibayar selama dua tahun terakhir.
Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Perseroan memenuhi komitmen dalam penggunaan dana sesuai dengan rencana Perseroan yang tercantum dalam edaran penawaran saat melakukan Penawaran Umum Perdana.
Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum pada 31 Desember 2014
miliar Rp
Rencana
Pelaksanaan
Pembayaran utang
484
500
Pembayaran atas hutang kami dalam melakukan akuisisi MPM
359
359
Dana investasi baru dan inestasi yang sedang berlangsung
580
525
1.423
1.384
Sebagai bagian dari penggunaan dana hasil Penawaran Umum Perdana, Perseroan membayar USD50 juta pinjaman di Saratoga Sentra Business, yang mana 99,9% dimiliki Perseroan, setelah Penawaran Umum Perdana pada 17 Juli 2013 – lebih awal dari jatuh tempo yang dijadwalkan. Hal ini ternyata menjadi keputusan yang bijak, mengingat jika Perseroan menunda pembayaran sampai Januari 2014, kerugian yang akan Perseroan alami lebih tinggi sebesar Rp110 miliar, akibat depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap USD dari Rp9.900 menjadi Rp12.200. Sesuai dengan komitmen, Perseroan juga melunasi kewajiban sehubugan dengan akuisisi MPM dari Rasi Unggul Bestari sebesar Rp359 miliar. Selain itu, Rp525 miliar dari hasil Penawaran Umum Perdana telah digunakan untuk mendanai investasi baru dan lanjutan, sejalan dengan rencana Perseroan. Pada 31 Desember 2014, Perseroan memiliki sisa dana hasil Penawaran Umum Perdana sebesar Rp55 miliar yang telah dialokasikan untuk mendanai investasi. Perubahan Peraturan Perundang-undangan yang Berpengaruh Signifikan pada Perseroan dan Dampaknya pada Laporan Keuangan Tidak ada perubahan peraturan yang memberikan efek signifikan pada Perseroan di tahun 2014. Perubahan Kebijakan Akuntansi, Alasan dan Dampaknya terhadap Laporan Keuangan Tidak ada perubahan kebijakan akuntansi di tahun 2014.
42 Bab 4 Portofolio Investasi
Portofolio Investasi
Keberhasilan Saratoga dapat dihubungkan dengan kehati-hatian dalam mengambil keputusan investasi, manajemen yang cakap menjamin pertumbuhan, dan pendekatan mendisiplinkan dalam melaksanakan bisnis seperti yang kami rencanakan. Bagaimanapun, tiga kata ini memiliki makna mendalam – Hati-hati, Pertumbuhan, Disiplin tidak cukup untuk menjelaskan keberhasilan kami, satu demi satu. Faktor penting lainnya adalah jelas berperan, salah satunya adalah pertumbukan perekonomian Indonesia sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, perkembangannya sendiri, mendorong perekonomian regional yang mempunyai lebih dari 500 juta orang saat ini yang terlibat di bawah payung pasar bersama ASEAN. Di Indonesia sendiri, terdapat tiga pilar ekonomi utama yang mendorong momentum pertumbuhan negeri ini ke depan. Yakni Sumber Daya Alam, Infrastruktur dan bisnis konsumen. Saratoga menekankan investasi di tiga sektor tersebut. Kenyataannya bahkan kami hanya berinvestasi di tiga sektor tersebut, yeng menyediakan kami paparan tiga platform investasi yang paling menjanjikan di Indonesia saat ini dan untuk waktu yang lama pada masa yang akan datang. Perolehan Saratoga pada tahun 2014 mengandung hal-hal tersebut. Portofolio investasi kami tumbuh sekitar 25% pada nilai aktiva bersih dari tahun ke tahun, dan menjadi 43% sejak terdaftar pada bulan Juni 2013. Dengan berbagai ukuran, perolehan ini menunjukan pengembalian investasi yang menggairahkan.
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
43 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
44 Bab 4 Portofolio Investasi
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Infrastruktur
Infrastruktur Telekomunikasi
PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. Berawal dari portofolio yang hanya terdiri dari tujuh menara pada tahun 2004, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (kode saham: TBIG) telah tumbuh menjadi salah satu operator menara telekomunikasi independen yang terkemuka di Indonesia. Pada tanggal 31 Desember 2014, TBIG memiliki 11.820 site telekomunikasi dengan 19.076 penyewa. Bisnis utama TBIG adalah penyewaan tempat untuk operator telekomunikasi menempatkan antena dan perangkat lainnya untuk transmisi sinyal nirkabel; sistem sewa tempat semacam ini diatur melalui perjanjian sewa jangka panjang (biasanya 10 tahun atau lebih). Sebagai pemegang saham pendiri di TBIG, Saratoga dan mitranya, Provident Capital, telah menciptakan sebuah model bisnis yang kuat yang dipimpin oleh tim manajemen yang berpengalaman. Tim manajemen TBIG mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang luas tentang industri menara telekomunikasi di Indonesia serta memiliki hubungan baik dengan para pembuat kebijakan, pemerintah daerah dan operator telekomunikasi.
Ikhtisar Keuangan
miliar Rp 2014
2013
2012
3.307
2.691
1.715
(510)
(396)
(264)
2.797
2,295
1.452
Laba bersih sesudah pajak penghasilan 1.372
1.352
927
Pendapatan COGS Laba kotor
Aset
22.034
18.719
14.317
Liabilitas
17.903
14.605
10.072
4.131
4.114
4.245
30,08%
30,25%
31,29%
Ekuitas Kepemilikan efektif Saratoga
Jumlah Site dan Penyewa Site
Penyewa 19,076 16,577 13,708
3,104
4,729
2010
4,868
7,002
2011
8,439
2012
10,134
2013
11.820
2014
TBIG hanya membangun site-site baru setelah mendapat komitmen jangka panjang untuk sewa bangunan dari operator telekomunikasi. Konsumen terbesar TBIG meliputi operator telekomunikasi terbesar di Indonesia seperti Telkom, Telkomsel, Indosat dan XL, secara keseluruhan berkontribusi 82,6% pada pendapatan perusahaan pada tahun 2014. Hal ini juga memberi perusahaan arus pendapatan yang berulang kali. Operator telekomunikasi di Indonesia terus melakukan investasi dalam hal jangkauan 3G dan kapasitas untuk memenuhi permintaan data komunikasi yang didorong oleh meningkatnya konsumen berbasis 3G dan meningkatnya penetrasi smartphone. TBIG berada pada posisi yang baik untuk menyediakan para konsumennya site infrastruktur yang mereka butuhkan untuk membangun bisnis mereka. Para ahli industri memperkirakan bahwa kecenderungan outsourcing pembangunan situs dan penyewaan tempat oleh perusahaan menara telekomunikasi independen akan terus berlangsung, seiring dengan upaya operator telekomunikasi mengendalikan belanja modal untuk infrastruktur pasif dan kegiatan lain-lain, dan pada saat yang sama berusaha untuk memfokuskan perhatian manajemen pada bisnis telekomunikasi mereka sebagai hal yang utama.
45 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Rekam Jejak yang Telah Terbukti TBIG mempunyai rekam jejak yang telah terbukti dalam pembangunan site yang siap pakai dan benar-benar sesuai kebutuhan para pelanggannya. Pada tahun 2014, perusahaan ini mencatat rekor dalam membangun 1.959 site baru secara organik bagi pelanggannya. Bisnis TBIG menikmati marjin EBITDA sebesar 82,2% pada tahun 2014, sehingga operasionalnya menghasilkan arus kas yang kuat dan stabil.
masing dilengkapi dengan peralatan medis dan dokter untuk menyediakan layanan kesehatan. Pada tahun 2014, perusahaan secara resmi membuka Rumah Batik TBIG, atau TBIG Batik House, sebagai bagian dari program CSR Tower Bersama Group di bidang kebudayaan. Rumah Batik TBIG digunakan sebagai tempat lokakarya dan koperasi pengrajin batik lokal untuk mengembangkan keterampilan kewirausahaan dan mendorong mereka untuk memulai bisnis mereka sendiri.
Akuisisi, dan keberhasilannya mengintegrasikan portofolio menara telekomunikasi berkualitas tinggi, seperti halnya 2.500 menara telekomunikasi yang dibeli dari Indosat pada Agustus 2012, melengkapi strategi pertumbuhan organik TBIG dan menunjukkan kemampuan manajemen dalam melakukan akuisisi. Pada Oktober 2014, perusahaan menandatangani perjanjian dengan PT Telkom Indonesia Tbk. (Telkom) di mana Telkom akan membeli saham baru di TBIG yang ditukargulingkan dengan saham Telkom di PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel). Pada 27 Februari 2015, pemegang saham TBIG menyetujui penerbitan saham baru untuk Telkom hingga sebesar 10%.
Prospek dan Fokus 2015 Pada tahun 2015, TBIG akan terus memusatkan perhatian pada kinerja pelayanan speed-to-market dan kinerja operasional yang handal. Perusahaan akan terus hanya membangun site baru ketika ada komitmen sewa jangka panjang dari pelanggan. TBIG telah menerima pesanan baru untuk membangun site baru yang siap pakai dan benar-benar sesuai kebutuhan pelanggan telekomunikasi. Selain itu, perusahaan akan menyelesaikan (setidaknya) tahap pertama dari akuisisi Mitratel.
Fokus utama bisnis TBIG adalah mengoptimalkan struktur modal perusahaan untuk mencapai fleksibilitas pendanaan dan meminimalkan biaya pinjaman. TBIG telah melakukan diversifikasi sumber pendanaan melalui akses ke bank-bank internasional dan domestik serta pasar obligasi. Pada November 2014, perusahaan berhasil melakukan pembiayaan ulang semua fasilitas bank menjadi USD1,3 miliar dalam bentuk Fasilitas Pinjaman Tanpa Jaminan dan Kredit Bergulir. Perusahaan juga mempunyai utang USD yang diterbitkan di pasar obligasi internasional seperti halnya di pasar obligasi Rupiah. Perusahaan terus mempertahankan peringkat kredit korporasi dari lembaga penilai peringkat internasional dikategorikan “BB” oleh dua lembaga yakni Standard & Poor dan Fitch Ratings. TBIG percaya pentingnya mengembangkan dan melaksanakan kebijakan dan praktik-praktik industri bisnis terbaik yang memaksimalkan pentingnya kepuasan pemegang saham dan konsumen. Pada tahun 2014, TBIG dianugerahi Bintang Tiga dalam Team of Excellence Competition pada Asia Pacific Quality Conference (APQC) ke-20 di Kuala Lumpur, Malaysia. Selain itu, masih pada tahun 2014 TBIG memenangkan tiga penghargaan Indonesia Human Capital Study, termasuk penghargaan Best of CEO Commitment On Human Capital Development. TBIG juga dinobatkan sebagai ”Top Performing Listed Company” penghargaan dari Majalah Investor. Program CSR TBIG secara berkelanjutan memusatkan perhatian pada bidang pendidikan, kesehatan dan kebudayaan. Program Rumah Belajar TBIG didirikan pada tahun 2012, dan saat ini tercatat 599 anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah yang mengikuti program persamaan sekolah menengah (paket C), dengan kurikulum yang disertifikasi. Pada tahun 2014, perusahaan menambahkan dua kendaraan puskesmas keliling TBIG untuk melayani daerah-daerah di Sumatra Utara dan Jawa Tengah. Saat ini perusahaan memiliki enam klinik keliling, yang masing-
TBIG menyambut baik langkah transisi pelanggan telekomunikasi ke teknologi 4G, dan untuk itu TBIG siap melayani upaya mereka menggelar jaringannya.
Investasi Saratoga di Tower Bersama Infrastructure Saratoga memulai investasinya di TBIG pada tahun 2004 di saat mana perusahaan baru mengawali usahanya dengan tujuh menara telekomunikasi. Bersama-sama dengan mitra Perseroan, yaitu Provident Capital Indonesia, Saratoga menumbuhkan TBIG dengan memanfaatkan perubahan struktural pada industri menara telekomunikasi di Indonesia, serta menerapkan strategi pertumbuhan secara organik maupun inorganik.
Saratoga secara aktif bekerja sama dengan tim manajemen TBIG melalui penyertaan di jajaran kepengurusan maupun pengawasan perusahaan. Sebagai salah satu pendiri Saratoga, Edwin Soeryadjaya duduk sebagai Presiden Komisaris di TBIG. Selain itu, Herman Setya Budi dan Budianto Purwahjo, keduanya anggota manajemen senior Saratoga, menjabat sebagai Presiden Direktur dan Direktur di TBIG.
Pada tahun 2009, Saratoga menambah kepemilikannya di TBIG dan memberi dukungan finansial untuk terus mengembangkan TBIG. Tower Bersama mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010, dan pada akhir Desember 2014, memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp46,5 triliun.
Hingga akhir tahun 2014, Saratoga memiliki kepemilikan sebesar 30,08% di TBIG.
46 Bab 4 Portofolio Investasi
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Infrastruktur
Pembangkit Listrik Serulla Glugur
TM 2509
Sicanang
Batam Panaran II Batam Panaran I EPE
MPE
Singa The Energy
Sengkang Tanjung Jati B
Medco Power Indonesia Meningkatnya permintaan listrik di Indonesia telah mendorong Saratoga untuk berinvestasi di pembangkit listrik, sebuah terobosan jitu dalam bidang infrastruktur yang menjanjikan. Saratoga memiliki kepemilikan efektif sebesar 12,3% di Medco Power Indonesia (MPI), sebuah perusahaan pengembang dan operator pembangkit listrik kecil dan menengah yang cukup terpandang di Indonesia, yang memfokuskan diri pada energi yang bersih dan terbarukan, khususnya gas alam, hidro dan panas bumi. Perusahaan memiliki dan mengoperasikan enam pembangkit listrik tenaga gas berkapasitas 200 MW, berlokasi di Batam dan Sumatera Selatan. Selain itu, ruang lingkup bisnis mencakup Engineering, Procurement and Construction (EPC), serta kontrak Operasi & Pemeliharaan untuk salah satu pembangkit listrik terbesar di Indonesia, dengan daya 2 x 660 MW Pembangkit listrik B Tanjung Jati di Jawa Tengah.
Ikhtisar Keuangan
miliar Rp 2014
2013
2012
1.808
968
918
(1.426)
(654)
(611)
Laba kotor
383
314
308
Laba bersih sesudah pajak penghasilan
104
115
65
49
99
56
Aset
5.424
3.326
2.482
Liabilitas
3.367
1.460
835
Ekuitas
2.057
1.867
1.647
12,29%
12,29%
12,29%
Pendapatan COGS
Net Profit attributable to Parent
Kepemilikan efektif Saratoga
Kegiatan dan Kinerja Tahun 2014 Pada tahun 2014, melalui salah satu anak usahanya, Mitra Energi Batam, MPI meningkatkan efisiensi dengan mengurangi biaya bahan bakar sekaligus meningkatkan pasokan listrik ke Pulau Batam melalui operasi chiller 8 MW dan 22 MW yang ditambahkan pada pembangkit listrik combined cycle. Di Batam, melalui Energi Listrik Batam, sebuah perusahaan produsen listrik independen, MPI juga menyelesaikan 90% dari konstruksi dan penyelesaian mekanis dari 2 x 35 MW Pembangkit Listrik Tenaga Gas simple cycle yang berlokasi di Tanjung Uncang, Batam. Dalam bidang panas bumi, MPI mencapai kesepakatan keuangan dan menandatangani perjanjian pinjaman senilai USD1,17 miliar untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Sarulla. Kesepakatan keuangan akan mempercepat pengembangan proyek yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan listrik di Sumatera Utara dan berkontribusi pada penghematan bahan bakar senilai USD1 juta per hari untuk perusahaan Negara, PLN. Dalam bidang hidro, MPI menandatangani perjanjian untuk mengakuisisi Nawakara Energi Sumpur, pemilik proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air 8 MW Sumpur Mini Hydro yang berlokasi di Sumatera Barat. Pada tahun 2014, MPI menjual 1.293 GWh dari enam pembangkit listrik di Batam dan Sumatera Selatan, lebih tinggi dari tahun sebelumnya, 1.269 GWh, tetapi lebih rendah dari anggaran untuk 2014 karena pemeliharaan yang dilakukan atas beberapa pembangkit listrik di Sumatera Selatan.
Investasi Saratoga di Medco Power Indonesia Investasi di MPI dimulai ketika Sandiaga S. Uno, salah satu pendiri Saratoga, hadir dalam suatu kesempatan investasi melalui relasi bisnisnya dengan manajemen MPI. Pada tahun 2011, Saratoga melakukan investasi di MPI melalui suatu konsorsium, dan sejak itu Saratoga
mempunyai kepemilikan efektif sebesar 12,30% di MPI. Saratoga juga berpartisipasi aktif dalam manajemen MPI melalui penunjukan Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga S. Uno, keduanya pendiri Saratoga, yang masingmasing menjabat sebagai Komisaris Utama dan Komisaris MPI.
47 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Tenaga Listrik Gorontalo PT Tenaga Listrik Gorontalo (TLG) mengoperasikan sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Batubara 2x12 MW untuk memasok listrik di Provinsi Gorontalo, Sulawesi Utara. Pembangkit Listrik Molotabu menerima sertifikat Commercial Operation Date (COD) dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada tanggal 13 September 2014, yang menandai selesainya proyek pembangunan pembangkit listrik dan terpenuhinya Perjanjian Pembelian Tenaga Listrik (PPA). Kegiatan dan Kinerja Tahun 2014 Pada tahun 2014, TLG memproduksi tenaga listrik total 82.885 MWh, yang menghasilkan pendapatan USD2,8 juta atau Rp39 miliar. Perusahaan terus membenahi manajemen melalui perbaikan operasional dan mengoptimalkan kapasitas produksi pembangkit listrik. Listrik yang dihasilkan oleh TLG dijual ke PLN sesuai dengan PPA, sehingga menjauhkan perusahaan dari dampak yang berasal dari faktor eksternal. Selanjutnya, TLG secara alami terhindar dari risiko nilai tukar uang karena menerima pendapatan dalam bentuk USD dan memperoleh pembiayaan dalam mata uang yang sama. Pembangunan pembangkit listrik ini sepenuhnya sejalan dengan program percepatan pembangunan Pemerintah Indonesia dalam menambah kapasitas pembangkit listrik dalam negeri, berdasarkan skema Power Producer dan Power Purchase Agreement. Selain itu, dengan menghasilkan listrik melalui pembangkit tenaga batubara, perusahaan membantu pemerintah provinsi mengurangi ketergantungan pada energi bahan bakar yang digunakan oleh pembangkit listrik tenaga diesel konvensional di wilayah tersebut. Sejalan dengan permintaan dari daerah setempat yang terus meningkat, TLG sedang dalam proses mengembangkan studi kelayakan untuk memperoleh PPA baru serta melakukan perluasan Pembangkit Listrik Tenaga Batubara 2 X 50 MW dengan total investasi sekitar USD200 juta.
Ikhtisar Keuangan
miliar Rp 2014
2013
2012
53
19
-
(48)
(16)
-
5
3
-
(9)
22
(1)
Aset
598
535
316
Liabilitas
461
514
320
Ekuitas
138
21
(4)
46,25%
46,25%
46,25%
Pendapatan COGS Laba kotor Laba bersih sesudah pajak penghasilan
Kepemilikan efektif Saratoga
Investasi Saratoga di Tenaga Listrik Gorontalo Saratoga membantu membangun kepercayaan dalam kemitraan antara PLN dan TLG, sebagai mitra yang dapat diandalkan pada pembangunan produsen sumber daya (listrik) swasta di Indonesia.
Pada 2014, Saratoga efektif memegang kepemilikan 46,25% dari perusahaan.
48 Bab 4 Portofolio Investasi
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Infrastruktur Kilang Minyak
Tri Wahana Universal PT Tri Wahana Universal (TWU) adalah satu-satunya perusahaan kilang minyak milik swasta yang beroperasi di Indonesia, yang didirikan pada tahun 2005. Fasilitas kilang terletak di Desa Sumengko-Kaltidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dan telah beroperasi sejak Januari 2010 dengan train penyulingan pertama berkapasitas 6.000 barel minyak per hari (bopd). Selanjutnya, TWU mengoperasikan train dua dengan kapasitas penyulingan sebesar 10.000 bopd, yang dijalankan pada Juni 2013. TWU saat ini memiliki kapasitas kilang minyak sebesar 18.000 bopd. TWU menawarkan model bisnis yang unik di mana perusahaan menerima pasokan minyak mentah dari lapangan minyak Banyu Urip yang lokasinya berdekatan dengan Mobil Cepu Ltd., melalui pipa sepanjang 5 kilometer. Perusahaan menghasilkan kualitas produk minyak bumi terbaik seperti High Speed Diesel, Straight Run Gasoline/Light Naphta, High Vacuum Gasoil dan Vacuum Tower Bottom. Pelanggan utamanya antara lain PT Pertamina (Persero), PT Patra Niaga, Mitsui dan pelanggan lainnya yang berasal dari pasar domestik maupun internasional. Pada tahun 2014, TWU mencapai rekor volume produksi sebesar 793.160 kilo liter, meningkat sebesar 60% dari 495.103 kilo liter pada tahun 2013. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kapasitas produksi kilang menjadi 18.000 bopd pada pertengahan tahun 2013. Sejalan dengan visinya untuk menjadi perusahaan kilang minyak swasta terbesar di Indonesia, TWU bertujuan untuk terus meningkatkan kapasitas kilangnya serta mengurangi impor minyak Indonesia, selain juga berkontribusi pada penyediaan lapangan kerja dan meningkatkan kegiatan ekonomi di Bojonegoro, Jawa Timur dan sekitarnya.
Ikhtisar Keuangan
miliar Rp 2014
2013
2012
6.034
3.579
2.212
(5.306)
(3.242)
(2.029)
Laba kotor
728
337
183
Laba bersih sesudah pajak penghasilan
394
131
73
Aset
1.873
1.499
993
Liabilitas
1.259
1.264
927
615
235
66
34,96%
34,96%
34,96%
Pendapatan COGS
Ekuitas Kepemilikan efektif Saratoga
Investasi Saratoga di Tri Wahana Universal Didukung oleh tesis investasi yang kuat dengan eratnya hubungan antara produksi minyak, permintaan bahan bakar yang tinggi, dan persaingan pasar yang rendah, Saratoga melakukan investasi pertama di TWU, pada tahun 2011. Sejak saat itu, Saratoga telah membuktikan komitmennya pada TWU. Pada tahun 2013, Saratoga melakuan investasi lanjutan sebesar USD2,2 juta dalam mendukung perluasan kilang minyak TWU sebesar 10.000 bopd. Sejalan dengan reformasi yang dilaksanakan pemerintah baru untuk mengurangi subsidi BBM dan membangun kilang minyak dalam negeri, posisi TWU sebagai
satu-satunya perusahaan kilang minyak swasta di Indonesia memberikan keuntungan yang unik dalam memanfaatkan kecenderungan pertumbuhan permintaan bahan bakar yang kuat. Saratoga secara aktif terlibat dalam mengelola dan memberikan arahan strategis pada TWU. Kedua pendiri Saratoga, Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga S. Uno, masing-masing menjabat sebagai Komisaris Utama dan Wakil Direktur Utama TWU. Selain itu, Yuliantina Wangsawiguna, anggota dari tim manajemen senior Saratoga, menjabat sebagai Direktur Keuangan TWU. Pada tanggal 31 Desember 2014, Saratoga memegang kepemilikan efektif 35% di perusahaan ini.
49 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Infrastruktur
Perkapalan & Penyewaan Kapal
Seroja Investment Limited, Pulau Seroja Jaya, dan Sinar Mentari Prima Seroja Investments Limited (kode saham: IW5.SI) merupakan perusahaan induk investasi yang menguasai beberapa perusahaan yang bergerak di bidang perkapalan dan jasa transportasi. Jasa tersebut mencakup penyewaan kapal untuk pengiriman komoditas curah kering, batubara termal, pasir dan berbagai sumber daya mineral. Daftar pelanggan setianya antara lain beberapa perusahaan tambang batubara terkemuka dan salah satu produsen semen terbesar di Indonesia. Selain pengapalan antar pulau di lautan Indonesia, grup ini juga mengangkut komoditas dari Australia dan Indonesia ke Cina Selatan. Seroja Investments merupakan perusahaan induk dari PT Pulau Seroja Jaya yang memiliki 30% saham PT Sinar Mentari Prima. Saratoga juga melakukan investasi langsung di PT Pulau Seroja Jaya dan PT Sinar Mentari Prima. PT Pulau Seroja Jaya adalah investasi utama Seroja Investments dan bergerak di bidang pencarteran kapal tarik dan tongkang yang mengangkut komoditas curah kering seperti batubara, pasir dan mineral lainnya. Penyewaan kapal oleh perusahaan umumnya berupa carter jangka panjang antara satu hingga lima tahun, dan dalam waktu tertentu, yang disesuaikan sampai maksimal satu tahun. Beberapa pelanggan antara lain Adaro Energy, Kideco, Berau dan Indocement. Pulau Seroja memiliki armada kapal tarik dan tongkang yang relatif baru - rata-rata berumur 9,2 tahun dan 7,2 tahun, pada akhir tahun 2014. Umur maksimal penggunaan kapal tarik dan tongkang tersebut adalah 16 tahun. Selain armada kapal tarik dan tongkang yang besar, Seroja Investments bersama-sama mitra dari Tiongkok memiliki dua kapal panamax dan satu kapal capsize dengan total kapasitas sekitar 310.000 DWT. Lebih penting lagi, adalah strategi memposisikan diri di pasar untuk mengembangkan perusahaan penyedia layanan logistik dan transportasi terintegrasi, dengan cakupan layanan Asia Tenggara dan sekitarnya.
PT Sinar Mentari Prima adalah pemilik dan operator sebuah floating storage and offloading vessel. Saat ini sedang disewa oleh Petrochina hingga tahun 2016, dengan kemungkinan perpanjangan masa sewa.
Investasi Saratoga di Seroja Investments Investasi Saratoga di Pulau Seroja dilakukan pertama kali pada tahun 2008, berawal dari hubungan bisnis antara Pulau Seroja dan Adaro Energy. Investasi tersebut bertujuan untuk mengembangkan bisnis Pulau Seroja. Investasi Saratoga di Sinar Mentari Prima dilakukan pada tahun 2011 dan tidak lama kemudian, Saratoga juga melakukan investasi di Seroja Investments pada tahun 2012.
Partisipasi aktif Saratoga tampak jelas dengan kedudukan Edwin Soeryadjaya sebagai Ketua Seroja Investments Limited, yang secara efektif mengendalikan dua entitas anak perusahaan lainnya. Melalui peranan yang aktif di perusahaan investee, Saratoga turut meningkatkan efisiensi operasional sekaligus menciptakan pertumbuhan nilai pemegang saham. Pada akhir tahun 2014, Saratoga memegang kepemilikan efektif di Pulau Seroja, Sinar Mentari Prima, dan Seroja Investments, masing-masing 9,61%, 50%, dan 23,3%
50 Bab 4 Portofolio Investasi
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Infrastruktur
Jalan Tol & Konstruksi
Lintas Marga Sedaya PT Lintas Marga Sedaya adalah pemilik konsesi jalan tol sepanjang 116 kilometer antara Cikampek dan Palimanan (Cipali), merupakan jalur kunci sistem jalan tol Trans Jawa yang menghubungkan daerah-daerah utama industri dan pertanian di sepanjang pantai utara Jawa. Jalan tol Cipali melewati lima kabupaten di Provinsi Jawa Barat meliputi Purwakarta, Subang, Majalengka, Indramayu, dan Cirebon. Keberhasilan pembangunan jalan tol ini akan menciptakan efek multiplier bagi pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Jalan tol Cipali menghubungkan jalan tol Jakarta-Cikampek di bagian barat dan jalan tol Palimanan-Kanci di bagian timur. Bersamaan dengan cepatnya pertumbuhan lalu lintas di jalan tol yang saat ini menghubungkan Merak ke Cikampek, jalan tol Cipali diharapkan dapat menghasilkan potensi pertumbuhan lalu lintas yang sama besarnya.
Ikhtisar Keuangan
miliar Rp 2014
2013
2012
6.532
1.614
197
(6.532)
(1.614)
(197)
-
-
-
(3)
8
(1)
Aset
9.397
3.650
1.167
Liabilitas
6.840
2.383
558
Ekuitas
2.557
1.267
608
18%
18%
18%
Pendapatan COGS Laba kotor Laba bersih sesudah pajak penghasilan
Kepemilikan efektif Saratoga
Pembangunan jalan tol senilai Rp12,5 triliun telah dimulai sejak bulan Februari 2013, dengan target peresmian pada bulan Juni 2015. Dengan beroperasinya jalan tol ini, diharapkan kepadatan lalu lintas di lintasan pantai utara Pulau Jawa dapat terurai, selain itu juga mendorong pertumbuhan perekonomian provinsi Jawa Barat sebagai salah satu provinsi dengan pertumbuhan penduduk terbesar dan pertumbuhan ekonomi terpesat di Indonesia dewasa ini. Dalam rangka memastikan penyelesaian proyek ini, Lintas Marga Sedaya telah mendapat jaminan pembiayaan sindikasi perbankan senilai Rp8,8 triliun yang dipimpin oleh Bank Central Asia, salah satu bank terbesar di Indonesia. Kegiatan dan Hasil Tahun 2014 Pada tahun 2014, LMS menyelesaikan 84% pembangunan jalan tol Cipali dan berlangsung baik sesuai rencana untuk mencapai targetnya jalan tol dapat beroperasi pada bulan Juni 2015.
Investasi Saratoga di Lintas Marga Sedaya Investasi Saratoga di Lintas Marga Sedaya pertama kali dilakukan pada tahun 2006 dan sejak itu terus mendukung proyek jalan tol perusahaan melalui beberapa investasi lanjutan. Pada tahun 2007, Saratoga mengundang PLUS Expressways dari Malaysia untuk bersama-sama membangun proyek jalan tol Cikampek-Palimanan. PLUS Expressways, perusahaan pengelola jalan tol dalam Grup UEM Berhad, adalah operator jalan tol terbesar di Malaysia dan telah mengoperasikan jalan-jalan tol di Malaysia sejak tahun 1988.
Kedua pendiri Saratoga, Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga S. Uno, masingmasing menjabat sebagai Presiden Komisaris dan Komisaris di Lintas Marga Sedaya. Selain itu, Arif Qasimi Al Bone, anggota dari tim manajemen senior Saratoga, menjabat sebagai General Manager Keuangan di perusahaan. Pada akhir tahun 2014, Saratoga memegang kepemilikan efektif 18,7% di perusahaan ini.
51 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Nusa Raya Cipta PT Nusa Raya Cipta Tbk. (kode saham: NRCA) merupakan perusahaan jasa konstruksi terkemuka yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan ini telah beroperasi lebih dari 40 tahun, melayani kebutuhan pelanggan konstruksi dari sektor pemerintah maupun sektor swasta dan turut memberi sumbangsihnya terhadap pembangunan di Indonesia. Perusahaan konstruksi ini memiliki spesialisasi di bidang konstruksi gedung-gedung tinggi perhotelan dan apartemen selain juga konstruksi infrastruktur maupun proyek-proyek skala besar seperti pembangunan jalan tol. Kegiatan dan Hasil Tahun 2014 Pada tahun 2014, NRC memusatkan perhatian pada pembangunan 116 km jalan tol Cikampek-Palimanan (Cipali), koridor utama dari pembangunan prioritas jalan tol Cikampek - Semarang - Surabaya. Jalan tol Cipali adalah jalur terpanjang yang membentang 615 km Trans-Jawa yang saat ini sedang dibangun.
Ikhtisar Keuangan
miliar Rp 2014
2013
2012
3.312
3.006
2.024
(3.010)
(2.755)
(1.831)
Laba kotor
302
251
193
Laba bersih sesudah pajak penghasilan
278
188
92
1,845
1.625
836
Liabilitas
851
840
568
Ekuitas
994
786
268
7,01%
7,01%
-
Pendapatan COGS
Aset
Kepemilikan efektif Saratoga
Proses pembebasan lahan mengalami kemajuan mencapai 100% dan konstruksi terus berlanjut untuk memenuhi target penyelesaian pada bulan Juni 2015, sesaat sebelum libur Hari Raya Idul Fitri ketika jutaan orang akan melakukan perjalanan ke kampung halaman mereka, dimana penggunaan jalan tol mencapai titik puncaknya. Pada awal pembangunan, kemajuan terhambat oleh musim hujan. Namun, sejak pertengahan tahun, NRC berhasil mengatasi waktu yang hilang, dan pada akhir tahun, pembangunan telah mencapai 84% dari tahapan konstruksi, lebih cepat dari yang ditargetkan. Pada tahun 2014, NRC memusatkan perhatian lebih pada divisi infrastruktur, khususnya pembangunan jalan tol, dengan penunjukan direksi baru yang sangat berpengalaman dalam proyek-proyek jalan tol dan pembangunan. Meskipun kemajuan dalam pembangunan jalan tol cukup menggembirakan, tahun 2014 merupakan tahun yang penuh tantangan untuk divisi bangunan komersial dan industri perusahaan, sebagaimana ketidakpastian yang disebabkan oleh proses pemilihan Presiden dan politik Indonesia yang menempatkan banyak proyek-proyek konstruksi tertahan. Akibatnya, NRC membukukan total Rp3,2 triliun kontrak baru pada tahun 2014, lebih rendah dari target Rp 3,7 triliun. Meskipun banyak tantangan di divisi konstruksi, NRC berhasil mencapai target pendapatan sebesar Rp3,3 triliun dan laba bersih sebesar Rp278 miliar. Pendapatan NRC meningkat 10% dan laba bersih meningkat 48% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Investasi Saratoga di Nusa Raya Cipta Investasi Saratoga di NRC pertama kali dilakukan pada Juni 2013 dengan mengakusisi saham senilai Rp120 miliar. Investasi di NRC membuka peluang kerjasama operasi antara Saratoga dan NRC, termasuk berbagai jasa
pekerjaan umum untuk konstruksi jalan tol, pembangunan infrastruktur tambang dan proyek-proyek lainnya. Pada akhir tahun 2014, Saratoga memegang kepemilikan efektif 7,01% di perusahaan ini.
52 Bab 4 Portofolio Investasi
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Produksi Batubara Adaro
Sumber Daya Alam
56.2 52.3 47.7
Batubara dan Energi
34.4
36.1
38.5
40.6
319.1 331.48 294.86
299.3
26,7 208.5 Tutupan (Mt)
225.9
159.3
Wara (Mt)
119.9 122.8
Paringin (Mt) Balangan (Mt)
47.2
42.2
85.6
Pemindahan Lapisan Penutup (Mbcm)
Adaro Energy
2005
PT Adaro Energy Tbk. (kode saham: ADRO) merupakan grup pertambangan dan energi Indonesia yang berfokus pada operasi pit-to-power secara terpadu melalui anak-anak perusahaannya. Lokasi utamanya adalah di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, di mana anak perusahaan PT Adaro Indonesia mengoperasikan situs tambang batubara terbesar di belahan bumi selatan. PT Adaro Indonesia beroperasi di bawah perjanjian CCA (coal co-operation agreement) generasi pertama dengan Pemerintah Indonesia yang berlaku selama 30 tahun sejak produksi awal batubara.
tangguh dan membuat perusahaan mampu mengendalikan biaya, mengelola risiko dan terus melayani pelanggan dengan cara yang andal.
Dari tiga lokasi tambangnya di Kalimantan Selatan, Adaro memproduksi salah satu batubara paling ramah lingkungan di dunia, di bawah merek dagang Envirocoal. Produk ini merupakan batubara sub-bituminous dengan nilai kalorifik sedang yang menghasilkan emisi sulfur, abu dan emisi NOx yang rendah. Batubara Adaro terutama dijual ke penyedia pembangkit listrik, dan rata-rata penjualannya sekitar 20-25% untuk pelanggan dalam negeri dan 75% untuk pelanggan luar negeri, terutama di Asia. Adaro Energy mengendalikan atau memiliki hak atas sumber daya batubara sebesar 12.8 miliar ton yang dilaporkan sesuai standar JORC. Dari sumber daya ini, sekitar 1,1 miliar ton merupakan cadangan batubara terbukti yang memenuhi standar JORC. Kegiatan dan Hasil Pada Tahun 2014 Tahun 2014 merupakan tahun yang sulit untuk industri batubara. Kelebihan pasokan yang berkepanjangan dan rendahnya permintaan terus membuat harga batubara tertahan dan mengikis marjin operasi penambang batubara. Untuk mengendalikan produksi penambang batubara liar, Pemerintah Indonesia mengeluarkan sejumlah peraturan baru. Di antara peraturan ini adalah kewajiban untuk membayar royalti di muka dan persyaratan untuk mendapatkan status Eksportir Terdaftar. Adaro telah memenuhi semua peraturan baru yang diberlakukan pada tahun 2014. Terlepas dari tantangan di industri batubara, hasil Adaro relatif baik pada tahun 2014. Adaro mampu mencapai target produksi, menghasilkan 56,2 juta ton batubara yang meningkat sebesar 8% dari tahun 2013. Model bisnis vertikal terintegrasi Adaro terbukti
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Strategi perusahaan tidak berubah dan Adaro tetap di jalur untuk mencapai tujuan jangka panjang menciptakan nilai maksimum batubara Indonesia yang berkelanjutan. Strategi Adaro untuk bergerak ke hilir di bidang pembangkit tenaga listrik adalah strategi yang tepat bagi perusahaan ke depan. Langkah Adaro tersebut tidak saja menciptakan pasar captive untuk batubaranya, namun juga sejalan dengan misi perusahaan untuk menciptakan nilai maksimal yang berkesinambungan dari batubara Indonesia. PT Adaro Power (AP), anak perusahaan yang sepenuhnya milik Adaro Energy, terus mencatat kemajuan dalam membangun pembangkit listrik tenaga batubara di Indonesia. Pada Oktober 2014 anak perusahaan dari AP, PT Tanjung Power Indonesia, menandatangani perjanjian jual beli listrik (PPA) sebesar 2 x 100 MW pembangkit listrik di Kalimantan Selatan. Anak perusahaan AP lainnya, PT Bhimasena Power Indonesia, menandatangani amandemen PPA untuk pembangkit listrik 2 x 1.000 MW di Jawa Tengah pada Oktober 2014. Pada November 2014, AP bersamasama dengan PT Bhakti Energi Persada, anak perusahaan pertambangan batubara Adaro Energy, menandatangani kesepakatan bersama dengan China Shenhua Overseas Development and Investment, sebuah perusahaan patungan yang akan membangun pembangkit listrik tenaga uap dengan daya 2 x 300 MW di Kalimantan Timur. Siklus industri batubara saat ini sedang mengalami penurunan yang disebabkan oleh kelebihan pasokan berkepanjangan, kelebihan kapasitas dan rendahnya pertumbuhan permintaan. Indeks Newcastle global untuk harga batubara, terus menurun hingga akhir 2014, merosot lebih rendah sebesar 24% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini menimbulkan tantangan yang lebih besar untuk industri ini pada tahun 2015. Namun demikian, Adaro Energy percaya bahwa ketahanan model bisnis vertikal yang terintegrasi akan memungkinkan perusahaan mengatasi situasi ini. Mempunyai anak perusahaan pada setiap mata rantai pasokan batubara membuat perusahaan mampu
Sorotan Operasional 2014
2013
%
Volume Produksi (Mt)
56,2
52,3
8%
Volume Penjualan (Mt)
57,0
53,5
7%
319,1
294,9
8%
Pengelolaan limbah (Mbcm)
53 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Rincian Pelanggan Secara Geografis pada 2014 (%)
Integrasi Pit-to-Power Aset Pertambangan Aset
Jasa Pertambangan Adaro
Jasa Logistik Adaro
Pembangkit Listrik Adaro
Indonesia
22
India
15
Jepang
12
Cina
10
Korea Selatan
9
Spanyol
7
Hong Kong
9
Malaysia
6
Lain-Lain
10
Total
100
mengendalikan biaya, untuk lebih baik mengelola risiko dan terus memasok pelanggan dengan cara yang handal. Pada tahun 2015, perusahaan akan terus mengontrol biaya, memelihara kas, menjaga neraca yang solid, meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam operasinya, serta menghasilkan marjin EBITDA yang sehat. Perusahaan terus mengembangkan pit-to-power yang terpadu serta mengharapkan penyelesaian pendanaan untuk PT Tanjung Power Indonesia dan PT Bhimasena Power Indonesia. Adaro Energy akan terus memaksimalkan pendistribusian dividen tunai bagi para pemegang sahamnya.
Investasi Saratoga di Adaro Energy Investasi Saratoga di Adaro Energy bermula pada tahun 2002, ketika PT Dianlia Setyamukti, di mana Saratoga adalah pemegang saham minoritas, mengakuisisi 51% saham PT Adaro Indonesia, yang saat ini adalah anak perusahaan Adaro Energy. Akuisisi ini dilandasi oleh keyakinan kuat Saratoga terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang. Pada Juni 2005, suatu leveraged buyout atas PT Adaro Indonesia menghasilkan pengembalian yang cukup besar atas investasi awal Saratoga. Menyusul suatu periode pada saat bisnis tumbuh secara signifikan dan beberapa putaran restrukturisasi, Saratoga meningkatkan investasinya di Adaro Energy pada tahun 2007 dengan mengakuisisi 23,2% saham baru Adaro Energy melalui pembayaran tunai sebesar Rp478 miliar. Hasil dari penjualan saham ini digunakan oleh Adaro Energy untuk mengurangi utang yang tercatat di neraca keuangannya.
Tidak lama kemudian, Adaro Energy berhasil mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada Juli 2008, dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp35,2 triliun, yang merupakan salah satu pencatatan saham perdana terbesar pada saat itu. Sejak 31 Desember 2014, Saratoga memegang kepemilikan efektif sebesar 16,4% di Adaro Energy. Saratoga merupakan salah satu pemegang saham terbesar di Adaro Energy dan terus memberi kontribusi aktif kepada Adaro Energy dalam hal pengarahan strategis. Kedua pendiri Saratoga, Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga S. Uno, saat ini masing-masing menjabat sebagai Presiden Komisaris dan Direktur Umum Adaro Energy. Saratoga terus bekerja sama dengan tim manajemen Adaro Energy untuk mengembangkan bisnisnya dalam mencapai sasaran jangka panjang.
Ikhtisar Keuangan
miliar Rp 2014
2013
2012
39.498
34.343
34.918
(30.946)
(26.615)
(25.138)
Laba kotor
8.552
7.727
9.780
Laba bersih sesudah pajak penghasilan
2.180
2.397
3.596
Aset
79.786
82.078
64.714
Liabilitas
39.254
43.134
35.752
Ekuitas
40.531
38.944
28.962
16,38%
16,38%
15,42%
Pandapatan COGS
Kepemilikan efektif Saratoga
54 Bab 4 Portofolio Investasi
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Sumber Daya Alam Perkebunan Kelapa Sawit
Provident Agro PT Provident Agro Tbk. (kode saham: PALM) adalah perkebunan kelapa sawit tercatat yang terdiri dari 11 perkebunan sawit di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Didirikan pada tahun 2006, perusahaan ini membudidayakan pohon sawit dengan usia yang bervariasi di lahan yang luasnya lebih dari 46.000 hektar. Perusahaan menghasilkan total 102.178 ton minyak sawit mentah, 359.692 ton tandan buah segar dan 19.829 ton biji sawit pada tahun 2014, masing-masing meningkat dari 81.222 ton, 259.559 ton dan 15.720 ton, pada tahun 2013. Sekitar setengah pohon sawit yang dimiliki perusahaan saat ini masih pada tahap pertumbuhan awal sebelum memasuki tahuntahun produktif. Pohon sawit mulai berbuah saat memasuki usia tahun kelima dan keenam. Namun demikian, pada usia dini buah tandan segar pohon sawit memiliki kandungan minyak yang masih rendah – dikenal dalam industri ini dengan sebutan oil extraction rate atau OER. Sejalan dengan bertambahnya usia, pohon sawit akan tumbuh lebih besar dan dengan sendirinya menghasilkan OER yang lebih tinggi. Secara umum, pohon sawit memasuki tahap paling produktif antara usia delapan hingga 17 tahun.
Provident Agro saat ini memiliki tiga pabrik pengolahan sawit dengan total kapasitas penggilingan 105 ton tandan buah segar per jam. Dua pabrik tersebut berlokasi di Sumatera, masingmasing dengan kapasitas pengolahan 30 ton tandan buah segar per jam, dan satu terletak di Kalimantan dengan kapasitas 45 ton per jam. Peningkatan integrasi vertikal antara pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan pengiriman akan mampu memenuhi skala ekonomi lebih besar untuk perusahaan pada masa yang akan datang, untuk profitabilitas yang lebih baik. Bagaimanapun, program penanaman dan penanaman kembali yang stabil dan berkelanjutan yang saat ini dilakukan oleh perusahaan juga akan memastikan bahwa perusahaan mempertahankan profil umur pohon yang relatif muda selama beberapa dekade yang akan datang.
Ikhtisar Keuangan
Pohon sawit milik Provident Agro relatif berusia muda, di mana rata-rata usianya sekitar tujuh tahun pada akhir tahun 2014. Hal ini memberikan perusahaan peluang pertumbuhan yang luar biasa pada dekade berikutnya dengan pohon sawit dewasa yang memasuki usia paling produktif.
miliar Rp 2014
2013
2012
Pandapatan
1.058
711
599
COGS
(703)
(534)
(457)
Laba kotor
354
171
142
Laba Neto yang diatribusikan kepada Pemilik Perusahaan
168
(422) (87) kepada
Net Profit attributable to Parent
120
(417)
(83)
Aset
4.224
4.127
3.287
Liabilitas
2.543
2.569
2.395
Ekuitas
1.680
1.558
892
44,66%
44,66%
43,31%
Kepemilikan efektif Saratoga
Area Tertanam (Ha) Sumatera LIH
Langgam Inti Hibrindo
7.155
MAG Mutiara Agam
6.593
TPAI Transpacific Agro Industry
4.330
SCK
2.933
Sumater Candi Kencana
MSS Mutiara Sawit Seluna
3.239
NAK Nakau
2.602
LIH MAG SCK PAI MSS NAK
Kalimantan & Sulawesi GKM Global Kalimantan Makmur 11.496 SML Semai Lestari
3.760
SSS
Suban Sawit Subur
3.245
ASL
Agrisentra Lestari
1.249
BTL
Banyan Tumbuh lestari
IGL
Inti Global Laksana Total
46.602
SSS
GKM SML ASL
IGL BTL
55 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Agro Maju Raya Kegiatan dan Kinerja Tahun 2014 Pada tahun 2014, Provident Agro mencatat pendapatan bersih sebesar Rp1.058 miliar dan laba bersih sebesar Rp168 miliar, dibandingkan dengan pendapatan bersih sebesar Rp710,6 miliar dan rugi bersih sebesar Rp415,3 miliar pada tahun 2013. Perusahaan berharap dapat memperbaiki pendapatan maupun profitabilitas usahanya seiring dengan peningkatan produktivitas tandan buah segar dan volume minyak sawit mentah pada tahuntahun yang akan datang.
PT Agro Maju Raya merupakan perusahaan perkebunan kelapa sawit pada tahap awal yang berlokasi di Aceh Darussalam, Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan. Perusahaan ini memiliki lahan perkebunan seluas 83.000 hektar yang keseluruhannya telah memiliki sertifikat Hak Guna Usaha, sertifikasi tertinggi untuk bidang usaha perkebunan di Indonesia dewasa ini.
Investasi Saratoga di Provident Agro
Mengantisipasi peningkatan volume produksi tandan buah segar, perusahaan telah memulai konstruksi pabrik penggilingan sawit dengan kapasitas penggilingan tandan buah segar sebesar 69 ton per jam di Aceh dan konstruksi pabrik penggilingan sawit dengan kapasitas penggilingan tanda buah segar sebesar 45 ton per jam di Kalimantan Selatan.
Investasi Saratoga di Provident Agro dilakukan berdasarkan pandangan jangka panjang terhadap potensi pertumbuhan yang signifikan dan berkesinambungan di sektor minyak sawit. Saratoga melakukan investasi pertamanya di Provident Agro pada tahun 2006 dan sejak itu terus mendukung pertumbuhan perusahaan ini dengan memberikan arahan strategis maupun dukungan permodalan. Bersama Provident Capital, Saratoga mencatatkan saham Provident Agro ke Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012.
Saratoga menambah investasinya sebesar Rp424 miliar, meningkatkan kepemilikan efektif sebesar 44,7% melalui Penawaran Terbatas Provident Agro pada Desember 2013. Sejak itu, Saratoga mempertahankan kepemilikan efektif sebesar 44,66% pada akhir 2014. Dua anggota tim manajemen senior Saratoga, Kumari dan Budianto Purwahjo, saat ini menjadi Direktur dengan peran aktif di Provident Agro. Sementara itu, Presiden Komisaris Saratoga, Edwin Soeryadjaya, juga menjabat sebagai Komisaris Provident Agro.
Sekitar 27.000 hektar dari lahan perkebunan tersebut telah ditanami oleh pohon sawit yang saat ini baru memasuki usia produktif dini dengan usia rata-rata sekitar 2-3 tahun.
Investasi Saratoga di Agro Maju Raya Investasi Saratoga di Agro Maju Raya dilakukan pertama kali pada tahun 2010 dengan dilandasi oleh tingginya permintaan akan minyak sawit dan terbatasnya lahan perkebunan, selain juga nilai investasi yang menarik saat itu. Sejak itu, Saratoga bersama tim manajemen Agro Maju Raya telah mengambil keputusan strategis untuk menambah lahan perkebunan di Aceh,
Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan. Pada tahun 2014, Saratoga mempunyai kepemilikan efektif 25% di perusahaan ini. Direktur Portofolio Saratoga, Andi Esfandiari, menjabat sebagai Presiden Komisaris Agro Maju Raya. Selain itu, Yuliantina Wangsawiguna, anggota tim manajemen senior Saratoga, menjabat sebagai Direktur Keuangan Agro Maju Raya.
Ikhtisar Keuangan
miliar Rp 2014
2013
2012
251
112
19
(253)
(98)
(20)
(2)
14
(1)
Laba bersih sesudah pajak penghasilan
(198)
(220)
60
Laba Neto yang diatribusikan kepada Pemilik Perusahaan
(153)
(187)
69
Aset
3.368
2.532
2.177
Liabilitas
2.684
1.627
1.177
684
905
1.000
25%
25%
19%
Pandapatan COGS Laba kotor
Ekuitas Kepemilikan efektif Saratoga
56 Bab 4 Portofolio Investasi
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Sumber Daya Alam Minyak & Gas
Interra Resources Interra Resources Limited (kode saham: 5GI.SI), sebuah perusahaan Singapura yang tercatat di papan utama SGX, bergerak di bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas (E&P). Kegiatan E&P meliputi produksi minyak dan gas, pembangunan lapangan dan eksplorasi. Perusahaan ini memposisikan diri sebagai produsen minyak dan gas independen regional yang terkemuka. Sejak tahap awal, Interra telah tumbuh baik secara organik dengan mengembangkan aset yang ada dan melalui disiplin akuisisi dengan mencari target yang menarik di seluruh Asia Tenggara. Portofolio produksi, pembangunan dan eksplorasi aset terdiri dari lima wilayah kontrak di Indonesia dan Myanmar. Perusahaan ini memiliki kepemilikan sebesar 60% pada dua ladang minyak dengan produksi yang terbesar di Myanmar, selain juga kepemilikan sebesar 100% pada dua ladang minyak berproduksi, serta penyertaan yang signifikan di sebuah blok eksplorasi di Indonesia. Bagian produksi perusahaan dari ladang minyak yang dioperasikan mencapai sejumlah 787.906 barel minyak mentah pada tahun 2014, dibandingkan dengan 649.473 barel pada tahun 2013. Interra Resources mempunyai posisi yang kuat di sektor industri minyak dan gas di Indonesia, dimana asetnya berlokasi di Sumatera Selatan, Papua Barat dan Kalimantan Tengah, sedangkan dua ladang minyak besar di pusat Myanmar memberikan peluang bisnis yang signifikan guna memanfaatkan pasar energi yang berkembang di wilayah perekonomian Asia Tenggara yang tumbuh pesat. Kegiatan dan Kinerja Tahun 2014 Pada 5 Agustus 2014, perusahaan menyelesaikan divestasi Goldwater LS Pte. Ltd (GLS) sebesar 90%, sekaligus mengakuisisi 49,96% saham PT Mitra Investindo Tbk. (MITI) melalui penerbitan
Ikhtisar Keuangan
miliar Rp 2014
2013
2012
735
524
285
(587)
(281)
(187)
149
244
98
Laba bersih sesudah pajak penghasilan
(139)
73
29
Laba Neto yang diatribusikan kepada Pemilik Perusahaan
(125)
73
29
1.329
1.188
525
327
230
7
1.002
958
517
17,79%
17,79%
17,91%
Pandapatan COGS Laba kotor
Aset Liabilitas Ekuitas Kepemilikan efektif Saratoga
saham baru. Saat ini, perusahaan masih memiliki 10% dari GLS, yang memegang 100% kepemilikan pada Kontrak Bantuan Teknis Linda Sele yang terletak di daratan Papua Barat, Indonesia, serta kepemilikan efektif 53,76% di MITI. MITI, yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, juga mempunyai kepemilikan 100% di Bukit Piatu, Mining Operating Licence yang terletak di Bintan, Indonesia. Pada 3 Oktober 2014, perusahaan menyelesaikan akuisisi 49% kepemilikan dalam kontrak bagi hasil Kuala Pambuang, blok eksplorasi yang terletak di daratan Kalimantan Tengah, Indonesia. Harga minyak tetap stabil di kisaran USD95-115 per barel sampai kuartal terakhir 2014, di mana harga turun lebih dari 40% menjadi sekitar USD60 per barel pada akhir tahun. Penurunan harga minyak memiliki dampak yang kurang baik pada keseluruhan pendapatan dan profitabilitas perusahaan pada tahun 2014. Dalam mengantisipasi dampak buruk melemahnya harga minyak yang berkepanjangan, perusahaan memperkecil skala kerjanya dan menerapkan langkah-langkah pengendalian biaya untuk memitigasi dampak buruknya pada perusahaan.
Chauk IPRC
MYANMAR
Yenangyaung IPRC
Linda Sale TAC Kuala Pembuang PSC Tanjung Miring Timur TAC
INDONESIA
Investasi Saratoga di Interra Resources Investasi awal Saratoga di Interra Resources dilakukan dengan mengakuisisi 79.364.000 saham Interra Resources pada Desember 2012. Pada 31 Desember 2014, Saratoga mempunyai kepemilikan efektif 17,79% di perusahaan. Indonesia tetap menjadi produsen utama minyak dan
gas dan Saratoga percaya bahwa investasi di sektor ini memiliki nilai strategis jangka panjang untuk mewujudkan pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan. Kedua pendiri Saratoga, Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga S. Uno, masingmasing menjabat sebagai Chairman dan Vice Chairman Interra Resources.
57 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Sumber Daya Alam Emas & Tembaga
TRIMITRA KARYA JAYA Sihayo, Sumatra Copper & Gold, Finders Resources, Trimitra Karya Jaya Investasi Saratoga di emas dan tembaga terdiri dari kepemilikan pada tiga perusahaan tambang publik dengan kegiatan eksplorasi dan produksi di Indonesia: Sihayo Gold, Sumatra Copper & Gold, dan Finders Resources, serta Merdeka Copper Gold yang melakukan pra-produksi emas dan pertambangan tembaga. Investasi ini membentuk landasan strategis bagi tujuan Saratoga untuk menjadi produsen emas dan tembaga terkemuka. Sihayo Gold Limited (kode saham: SIH.AX), yang tercatat di Bursa Efek Australia, memiliki 75% saham di PT Sorikmas Mining, perusahaan eksplorasi tambang emas di wilayah konsesi Sihayo Pungkut di Sumatera Utara. Kegiatan eksplorasi yang dilakukan di Pungkut menghasilkan sumber daya emas dengan tingkat kemurnian yang tinggi sebesar 1,4 juta ons sesuai standar JORC. Sihayo terus melanjutkan kegiatan eksplorasi dalam rangka mempersiapkan diri untuk berproduksi. Saratoga pertama kali berinvestasi di Sihayo pada Desember 2012 dan menambah investasi sebesar USD1,4 juta pada tahun 2013, sehingga meningkatkan kepemilikan efektif di perusahaan ini menjadi 18,14% pada akhir tahun 2014. Sumatra Copper & Gold (kode saham: SUM.AX), didirikan di London pada tahun 2006 dan tercatat di Bursa Efek Australia pada tahun 2008, memiliki 100% hak eksplorasi di tujuh lokasi di Sumatra yang terkenal dengan persediaan emas dan peraknya. Proyek Sumatra Copper & Gold ini berlokasi di bagian selatan dan tengah Pulau Sumatra, yang diketahui sebagai lokasi endapan mineral yang terbesar dengan persediaan lebih dari 3 juta ons emas dan 25 juta ons perak yang telah ditemukan. Sumatra Copper & Gold berniat membawa proyek utamanya di Tambang ke tahap produksi. Saat ini perusahaan tengah menyelesaikan program pengeboran yang akan menentukan adanya sumber daya yang dapat ditambang secara lebih terukur guna meningkatan kelayakan proyek ini. Investasi Saratoga dilakukan pertama kali di Sumatra Copper & Gold pada Desember 2012 dan berlanjut hingga mempunyai kepemilikan efektif sebesar 27,35% pada akhir tahun 2014.
Finders Resources Limited (kode saham: FIN.AX) merupakan perusahaan penambangan yang tercatat di Bursa Efek Australia, dengan dua proyek kunci di Indonesia. Perusahaan ini memiliki 95% saham di Wetar Copper di Provinsi Maluku, yang mengelola konsesi penambangan tembaga bermutu tinggi dengan sumber daya tembaga sebesar 200.000 ton sesuai standar JORC pada tahun 2013. Proyek Wetar ini terus menarik perhatian para investor berkat bijih besi dengan kandungan tembaga yang tinggi, biaya operasional yang rendah, serta potensi hasil eksplorasi yang luar biasa. Perusahaan telah menyelesaikan studi kelayakan yang dipandang bankable dan siap untuk memasuki tahap produksi dalam waktu dekat. Investasi Saratoga di Finders Resources dimulai pada Januari 2013, dan mempunyai kepemilikan efektif sebesar 6,85% pada akhir tahun 2014. Trimitra Karya Jaya adalah perusahaan induk dari PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MCG) yang terlibat dalam kegiatan eksplorasi dan pertambangan emas, tembaga, dan mineral berharga lainnya. Pada 31 Oktober 2014, MCG memperoleh izin operasional dan produksi pertambangan melalui anak perusahaannya, PT Bumi Suksesindo dan memperoleh izin usaha pertambangan eksplorasi melalui anak perusahaannya, PT Damai Suksesindo. Izin usaha pertambangan produksi dan eksplorasi mencakup area pertambangan seluas 4.998 hektar dan 6.623 hektar yang berlokasi di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Proyek utama perusahaan adalah kawasan Tumpangpitu yang mencakup izin pertambangan operasional yang diperkirakan dapat memulai produksi komersial pada tahun 2016, yang juga dikenal sebagai Proyek Tujuh Bukit. Investasi Saratoga di Trimitra Karya Jaya dilakukan pertama kali pada Oktober 2014 dan mempunyai kepemilikan efektif sebesar 80% dari perusahaan pada 31 Desember 2014
58 Bab 4 Portofolio Investasi
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Konsumer Otomotif
Mitra Pinasthika Mustika PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (kode saham: MPMX) adalah perusahaan konsumer otomotif publik dengan bisnis yang meliputi empat pilar utama: distribusi dan ritel, suku cadang kendaraan bermotor, jasa otomotif, dan jasa keuangan. Bentuk bisnisnya yang terintegrasi memungkinkan MPM untuk mengambil keuntungan dari sinergi dan menawarkan solusi otomotif end-to-end yang memungkinkan perusahaan untuk melayani dan tumbuh dengan kebutuhan pelanggan mereka. MPM didirikan pada tahun 1987 sebagai perusahaan distribusi sepeda motor, saat ini menjadi perusahaan konsumer otomotif endto-end terkemuka di Indonesia. Kegiatan dan Kinerja Tahun 2014 Pada tahun 2014, MPM melanjutkan inisiatif dan terobosan utama di setiap lini bisnis. MPMulia, perusahaan distribusi kendaraan beroda dua, mencapai pangsa pasar 73% di Jawa Timur, melebihi tonggak penjualan 100.000 unit untuk pertama kalinya dalam sejarah pada Juni 2014, dan mencapai penjualan sebanyak 972.000 unit sepanjang tahun 2014; distributor sepeda motor Honda dengan penjualan tertinggi, meskipun terjadi bencana alam selama 1Q14 dan proses pemilu yang panjang pada 2Q14. MPMAuto, adalah dealer kendaraan beroda empat, membuka dealer Nissan pertama di Tanjung Priok pada akhir Maret 2014, menjual mobil Datsun pertama ke pelanggan pada Juni 2014, membuka dealer Nissan Datsun di Indonesia pada Desember 2014 (soft opening), dan menjual sebanyak 1.382 unit mobil pada tahun pertama operasinya, dengan hanya satu dan dua dealer yang beroperasi pada tahun 2014. Federal Karyatama, perusahaan pelumas dengan produk pelumas mesin kendaraan roda dua yang terkenal, Federal Oil; mendapatkan penghargaan Top Brand, WOW brand, Social Media, Corporate Transformation dan beberapa penghargaan lainnya dalam hal penjualan dan pemasaran. Keberhasilan ini
didorong oleh transformasi perusahaan untuk menjadi perusahaan yang berorientasi layanan konsumer sepenuhnya. Sebagai hasil, perusahaan mencapai total penjualan 62,116 KL, mengalami pertumbuhan lebih dari 2% meskipun permintaan konsumen menurun pada 2014. Federal Karyatama juga meluncurkan produk pelumas kendaraan roda empat di bawah merek Federal Mobil untuk pertama kalinya di kuartal empat 2014. MPMRent, perusahaan jasa otomotif, yang menambah jumlah armadanya menjadi 15.255 unit mobil, dengan pertumbuhan 13% dibandingkan 2013; sejauh ini tetap mempertahankan investasi modal yang moderat selama kondisi makro-ekonomi yang sulit. Sementara itu, bagi MPMFinance, 2014 merupakan tahun konsolidasi di mana MPM berhasil menggabungkan dua anak perusahaan dari perusahaan pembiayaan menjadi satu MPMFinance dan mengundang JACCS Co Ltd., perusahaan kredit konsumer Jepang terkemuka, untuk menjadi mitra 40% dalam entitas gabungan dengan menyuntikkan modal baru pada kuartal dua 2014. PT Sasana Artha Finance, sebelumnya sebuah perusahaan keuangan kendaraan roda dua terpisah sebelum bergabung ke MPMFinance, dinilai sebagai perusahaan pembiayaan peringkat satu oleh InfoBank pada edisi Agustus 2014 untuk kinerjanya selama tahun 2013. Dalam waktu dua tahun beroperasi, MPMInsurance berhasil meningkatkan premi bruto menjadi Rp145 miliar, meningkat sebesar 92% selama 2014. Saat ini MPMInsurance mengoperasikan sembilan kantor perwakilan dan cabang dengan 10 lokasi, bersamaan dengan tim penjualan langsung dan cross-selling melalui jaringan kelompok MPM lainnya. Pada Juli 2014 perusahaan ini mendapatkan peringkat ke-11 oleh Majalah InfoBank atas kinerjanya pada tahun 2013, untuk kategori perusahaan asuransi dengan premi di bawah Rp250 miliar, pencapaian yang signifikan hanya dalam satu tahun operasi. Kinerja MPM pada tahun 2014 dipengaruhi oleh banyak faktor eksternal. Letusan Gunung Kelud dan banjir di Jawa selama kuartal pertama 2014 berdampak pada penjualan sepeda motor dan suku cadang, mengurangi permintaan pelanggan selama periode sulit dan menciptakan hambatan dalam distribusi produk sepeda motor dan suku cadang. Suku bunga yang tinggi menciptakan lingkungan kredit ketat. Proses pemilu yang berkepanjangan, melemahnya nilai tukar Rupiah atas USD, dan subsidi BBM yang dikurangi, semua ini berkontribusi dalam menurunkan kepercayaan pelanggan. Meskipun semua kondisi buruk ini, MPM terus membuat kemajuan yang berarti pada tahun 2014 dengan fundamental bisnis yang kokoh. MPM melanjutkan strategi untuk menjadi perusahaan konsumer otomotif end-to-end di Indonesia, perusahaan ini terus membenahi diri. Tonggak penting bagi perusahaan pada tahun 2014 adalah penerbitan obligasi USD lima tahun dengan tingkat kupon tetap sebesar 6,75%, senilai USD200 juta, yang mengalami tujuh kali
59 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
lipat oversubscribed. Pinjaman ini digunakan terutama untuk membiayai kembali pinjaman dari bank dengan suku bunga yang lebih tinggi untuk memperkuat bisnis MPM dan membuat arus kas yang lebih baik. Dalam rangka mendorong pertumbuhannya, MPM percaya bahwa modal sumber daya manusia merupakan hal yang utama bagi kesuksesan bisnis MPM. Perusahaan menyiapkan sistem penghargaan atas capaian yang berorientasi pada hasil dan manfaat nilai yang dikombinasikan dengan karir dan rencana suksesi pada setiap lini bisnisnya. Perusahaan dan citranya sebagai pemberi kerja terus menjadi fokus manajemen untuk merekrut talenta terbaik. Perusahaan berencana untuk mencapai keunggulan operasional di bisnis yang sedang berkembang ini. MPM adalah kelompok perusahaan konsumen dengan prospek pertumbuhan yang menarik di empat pilar bisnisnya. MPM memiliki potensi untuk tumbuh cepat dengan memanfaatkan meningkatnya daya beli di seluruh basis konsumen Indonesia yang besar dan berkembang. MPM berencana untuk terus membangun posisinya di bisnis sepeda motor, untuk memanfaatkan keberhasilan awal bisnis mobil melalui peluncuran dealer baru dengan orang-orang yang tepat, didukung oleh sistem yang handal, membangun dan mengembangkan nilai merek minyak pelumas Federal untuk periode jangka panjang. MPM terus mengalokasikan penggunaan modal yang paling produktif dan efisien. Perusahaan mempertahankan pertumbuhan armada sewa secara bertahap (dengan usia kendaraan rata-rata 2,5 tahun). Hal ini akan mendorong peningkatan pemanfaatan kapasitas serta menjaga pelanggan korporasi sebagai inti bisnis perusahaan. Perusahaan terus berusaha untuk memperkuat bisnis jasa keuangan dengan memanfaatkan pengalaman dan pengetahuan mitra strategisnya, JACCS, dalam mendapatkan pembiayaan yang kompetitif, dan mengurangi tingkat kredit macet.
Ikhtisar Keuangan
miliar Rp 2014
2013
2012
16.076
13.879
10.777
(13.763)
(11.855)
(9.159)
2.314
2.024
1.618
513
564
406
13.950
11.220
9.070
Liabilitas
8.690
6.826
7.233
Ekuitas
5.260
4.395
1.837
47,62%
45,09%
50,00%
Pandapatan COGS Laba kotor Laba bersih sesudah pajak penghasilan Aset
Kepemilikan efektif Saratoga
Menjalankan perusahaan untuk periode panjang membutuhkan perencanaan, stamina dan kerja sama tim. MPM sibuk meningkatkan customer relationship management dan mengembangkan sinergi kuat diantara empat bisnis inti – menawarkan manfaat yang berharga sepanjang kehidupan pelanggan. Fokus MPM adalah pada penguatan dan pemberdayaan sumber daya manusia MPM, memperluas jangkauan mereka di seluruh nusantara dan menyesuaikan portofolio bisnis dalam rangka meningkatkan kualitas dan konsistensi pendapatan. Perusahaan melihat 2015 sebagai tahun investasi dengan rencana jangka panjang sebagai pertimbangan yang penting.
Investasi Saratoga di Mitra Pinasthika Mustika Didirikan pada tahun 1987, MPM pertama kali dimiliki oleh William Soeryadjaya, ayah dari Edwin Soeryadjaya, dan PT Rasi Unggul Bestari. Keluarga Soeryadjaya telah lama berkecimpung di industri otomotif Indonesia. Pada tahun 2010, Saratoga melakukan investasi langsung di MPM. Sejak itu, Saratoga dan manajemen MPM bekerja bahu-membahu untuk meningkatkan pertumbuhan dan mengembangkan perusahaan lebih lanjut menuju bisnis konsumen otomotif yang terintegrasi. Pada tahun 2012, Saratoga mendukung akuisi MPM pada PT Austindo Nusantara Jaya, sebuah perusahaan rental mobil, yang sekarang dikenal sebagai MPMRent. Saratoga melanjutkan dukungan pada MPM pada tahun 2013 untuk menumbuhkan bisnis lebih jauh dan memperkuat keuangan perusahaan. Hal ini dapat dilihat dengan adanya investasi tambahan Saratoga sebesar Rp1,15
triliun pada MPM selama tahun itu. Pada tahun 2014, Saratoga menambahkan investasinya pada MPM dengan meningkatkan 2,53% kepemilikan efektif melalui pembelian saham dari pihak ketiga. Pada akhir tahun 2014, Saratoga memiliki kepemilikan efektif di MPM sebesar 47,62%. Saratoga juga terlibat aktif di MPM. Kedua pendiri Saratoga, Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga S. Uno, masing-masing menjabat sebagai Presiden Komisaris dan Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi MPM. Sementara itu, Direktur Pengembangan Bisnis Saratoga, Michael Soeryadjaya, berfungsi sebagai Komisaris MPMRent dan Direktur Portofolio Saratoga, Andi Esfandiari, menjabat sebagai Komisaris Utama dan Komisaris di MPMInsurance dan MPMFinance
60 Bab 4 Portofolio Investasi
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Konsumer Gaya Hidup
Gilang Agung Persada Didirikan pada tahun 1995, PT Gilang Agung Persada (GAP) adalah perusahaan yang mendedikasikan diri pada fashion dan pengelolaan brand, dengan fokus pada fashion luxury, fashion lifestyle, ritel arloji dan distribusi dengan pengalaman operasi lebih dari dua dekade.
Perusahaan menandatangani perjanjian ritel non-eksklusif dengan Swatch Group Indonesia untuk konsep gerai WatchZone yang antara lain menyandang merek: Rado, Longines, Certina, Calvin Klein, Mido dan Tissot yang resmi dibuka pada September 2014. Selain itu, GAP menandatangani sub-distributor eksklusif dengan FJ Benjamin Holding Ltd. untuk merek jam tangan berikut: Kenzo, Karen Millen dan Ben Sherman yang beroperasi di November 2014.
GAP telah berhasil mempertahankan hubungan dengan brand global terkenal seperti Guess, Celine, Givenchy, La Senza, Gap, Banana Republic, Raoul dan VNC, dan arloji bermerek seperti Guess, Gc, Nautica, Swarovski, Superdry dan Victorinox Swiss Army untuk pasar konsumer Indonesia yang berkembang pesat.
Di divisi fashion, Guess membuka kembali gerai baru seluas 3.742 kaki persegi (348 meter persegi) dengan konsep andalannya di Grand Indonesia pada 1 Oktober 2014. Bersamaan dengan pembukaannya, Guess menggelar resepsi dan fashion show pada 4 November 2014. Guess Accessories membuka gerai ke-28 di Plaza Balikpapan pada 6 Desember 2013, dengan luas total 892,33 kaki persegi (83 meter persegi).
Perusahaan memfokuskan operasinya di 11 kota utama di Indonesia dengan jaringan distribusi mencakup 153 lokasi ritel dan 965 lokasi distribusi. Sebelas kota pilihan meliputi, Medan, Pekanbaru, Palembang, Jakarta, Semarang, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Balikpapan, dan Makasar, hanya mencakup 20% dari penduduk Indonesia, tapi mereka mewakili 40% dari daya beli penduduk Indonesia dan di mana konsumen gaya hidup perkotaan terkonsentrasi.
Demikian pula dengan gerai VNC Indonesia, perusahaan membuka delapan gerai dalam kurun waktu dua tahun. Gerai andalannya telah dibuka di Grand Indonesia sejak 21 November 2013, dengan luas 2.769 kaki persegi (257 meter persegi) dan perusahaan berhasil membuka gerai ke-8 di Kota Kasablanka pada 3 Desember 2014 dengan luas 1.793,9 kaki persegi (167 meter persegi).
Kegiatan dan KinerjaTahun 2014 GAP terus berupaya membangun dan menghadirkan citra berbagai brand. Perusahaan merenovasi gerai, memperbaiki kampanye komunikasi brand, meningkatkan daya tarik produk dan tampilan visual secara keseluruhan dengan tujuan menjadikan GAP sebagai yang terdepan dalam hal pengalaman belanja konsumer.
Sejalan dengan meningkatnya permintaan atas berbagai brand tersebut, perusahaan memperluas dan membuka lebih banyak gerai pada tahun 2014. Givenchy membuka kembali toko di Plaza Indonesia pada 24 Desember 2014 seluas 2.131,3 kaki persegi (198 meter persegi). Celine menggelar acara untuk para pelanggan di Rumah Imam Bonjol Jakarta pada 29 Oktober 2013 untuk merayakan pembukaan gerai baru di Plaza Indonesia. La Senza membuka kembali gerainya yang sudah direnovasi (total 12 gerai) dengan desain baru di Grand Indonesia pada 7 September 2014 dengan luas 1.428,5 kaki persegi (133 meter persegi). GAP membuka gerai yang sudah direnovasi di Grand Indonesia pada 22 Oktober 2014 dengan luas 5.799,5 kaki persegi (539 meter persegi).
Pada tahun 2014, GAP menandatangani perjanjian distribusi produk Superdry dengan FJ Benjamin Holding Ltd. Superdry adalah fashion brand ternama dari Inggris yang dikeluarkan SuperGrup plc. Perusahaan ini bertujuan untuk membuka dua gerai pada Desember 2015. Perusahaan berhasil mematenkan dan meluncurkan konsep gerai Watch Engine, yang merupakan konsep gerai yang terdiri dari berbagai brand gaya hidup, yang antara lain meliputi: Guess Watches, Gc, Kenzo, Superdry, Nautica, Victorinox Swiss Army, Karen Millen dan Ben Sherman.
153
965
Lokasi Ritel
Lokasi Distribusi Medan
Lokasi Ritel Lokasi Distribusi
Manado
Batam Pekanbaru Jambi Padang
Pontianak
Balikpapan
Palembang
Samarinda
Bandar Lampung Banten
Jakarta Semarang Bandung
Surabaya Bali
Yogyakarta
Ambon Makassar
Lombok
61 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Konsumen Properti
Etika Karya Usaha Peristiwa penting pada tahun 2014 antara lain proses politik dan pemilu yang panjang, terjadi 30% devaluasi tajam mata uang Rupiah, dan melemahnya sentimen konsumen telah mempengaruhi dunia usaha di Indonesia sejak awal tahun. Efek ini lebih besar pada perusahaan-perusahaan yang bergantung pada impor, termasuk GAP. Pada tahun 2014, pendapatan perusahaan sedikit terpengaruh. Namun, dampak pada marjin operasi lebih signifikan sebagai kenaikan biaya operasional tetapi perusahaan tidak dapat menimpakan kenaikan ini kepada konsumen karena situasi ritel yang tidak menguntungkan. Selain itu, kenaikan biaya umum, seperti tingginya upah minimum regional, biaya sewa dan layanan lainnya, harga bahan bakar, menambah biaya bisnis pada umumnya. Terlepas dari situasi yang penuh tantangan, model bisnis perusahaan memiliki rencana ekspansi yang cermat, portofolio brand yang kuat, lokasi gerai yang strategis di mal-mal dan pengendalian biaya yang ketat, memastikan perusahaan untuk melaksanakan rencana masa depan dan menciptakan proposisi nilai sempurna kepada konsumen. Perusahaan bertujuan untuk tampil lebih kuat dan lebih siap untuk memanfaatkan peluang baru, ketika perekonomian kembali pulih.
Ikhtisar Keuangan
Pandapatan COGS Laba kotor Laba bersih sesudah pajak penghasilan Kepemilikan efektif Saratoga
miliar Rp 2014
2013
1.007
883
(561)
(497)
445
386
52
85
4,17%
-
Konstruksi bangunan telah selesai dan perusahaan sedang dalam proses pemasaran unit apartemen. Saratoga berpartisipasi aktif di pengelolaan EKU melalui penunjukan Kumari, salah satu anggota tim manajemen senior Saratoga, sebagai Direktur perusahaan. Pada akhir tahun 2014, Saratoga mempunyai kepemilikan efektif 29,4% di EKU.
Ikhtisar Keuangan
-
yang jika diberlakukan, akan memungkinkan Saratoga untuk meningkatkan saham efektif di GAP hingga 5,83%. Sebagai peran aktif di perusahaan, Saratoga menunjuk Andry Irwan sebagai Direktur Keuangan di GAP pada tahun 2014.
miliar Rp 2014
2013
2012
81
150
161
(47)
(84)
(87)
Laba kotor
33
66
74
Laba bersih sesudah pajak penghasilan
24
39
58
Aset
371
392
405
Liabilitas
223
267
321
Ekuitas
149
124
85
29,40%
29,40%
29,40%
Pandapatan COGS
Kepemilikan efektif Saratoga
Investasi Saratoga di Gilang Agung Persada Pada 30 Juli 2014, Saratoga menandatangani perjanjian pembelian, dengan jumlah keseluruhan USD5 juta, setara dengan 4,17% kepemilikan saham efektif di GAP. Sehubungan dengan pembelian ini, Saratoga juga mendapatkan konversi obligasi senilai USD167.000
PT Etika Karya Usaha adalah perusahaan pengembang properti perumahan, saat ini terlibat dalam pengembangan kompleks perumahan di daerah Dharmawangsa, sebuah kawasan hunian berkelas di Jakarta.
62 Bab 5 Tata Kelola Perusahaan
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Tata Kelola Perusahaan
63 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Perseroan telah meluncurkan Pedoman Tata Kelola Perusahaan serta Kode Etik pada tanggal 25 Juni 2015 dan selanjutnya telah memperkenalkan kedua peraturan tersebut kepada para perusahaan investee kami pada pertemuan Saratoga’s 3rd Annual CXO Network pada tanggal 23 Agustus 2014. Penerapan yang efektif mengenai prinsipprinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, kemandirian dan kewajaran adalah dasar dari Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance - GCG), meningkatkan pelaksanaan tata kelola perusahaan Perseroan. Perseroan telah meyakinkan para perusahaan investee untuk menerapkan Pedoman Tata Kelola Perusahaan dan Kode Etik Perseroan di seluruh kegiatan usaha mereka. Pedoman Tata Kelola Perusahaan dan Kode Etik adalah tindak lanjut dari penilaian tata kelola perusahaan yang dilakukan oleh International Finance Corporation pada tahun 2013. Sebagai sebuah perusahaan yang tercatat di Indonesia dan sebagai tanggapan dari niat Perseroan dan para pendirinya untuk diakui oleh pasar sebagai yang terdepan dalam hal implementasi GCG di Indonesia, Saratoga secara terus-menerus meningkatkan pelaksanaan tata kelola perusahaan.
64 Bab 5 Tata Kelola Perusahaan
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Komitmen Saratoga pada Tata Kelola Perusahaan yang Baik Saratoga percaya bahwa pelaksanaan Pedoman Tata Kelola Perusahaan dan Kode Etik membantu Perseroan dalam mencapai tujuan bisnis Perseroan serta melindungi kepentingan semua pemangku kepentingan. Lebih lanjut, hal itu memastikan terjadinya keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan sosial, kepentingan pribadi dan umum, kepentingan internal dan eksternal, keuntungan jangka pendek dan jangka panjang serta para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.
Struktur dah Hubungan Tata Kelola Saratoga Sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, serta Anggaran Dasar Perseroan, struktur tata kelola perusahaan Perseroan terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris, Direksi, Sekretaris Perusahaan dan Unit Audit Internal.
Tujuan Saratoga dalam melaksanakan Tata Kelola Perusahaan yang Baik di Tahun 2014 t Untuk memperkuat pelaksanaan GCG mulai dari pucuk pimpinan hingga ke seluruh unit operasional. t Untuk mengatur dan mengontrol pelaksanaan organisasi Perseroan melalui mekanisme dan pedoman yang dirumuskan dan ditingkatkan seperti Pedoman Tata Kelola Perusahaan, Kode Etik, Piagam Dewan Komisaris dan piagam komite-komite Perseroan. t Untuk meningkatkan akuntabilitas pengelolaan para pemegang saham dengan memperhatikan kepentingan semua pemangku kepentingan. t Untuk menciptakan hubungan kerja yang jelas antara Perseroan dan para pemangku kepentingan. t Untuk terus memantau kebijakan Perseroan dan pelaksanaannya agar memastikan penerapannya sesuai dengan seluruh peraturan dan standar GCG yang sebagaimana disyaratkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI).
RUPS adalah badan otoritas tertinggi Perseroan. Ini merupakan forum para pemegang saham dalam membuat keputusan penting, menyetujui arah yang akan diambil Perseroan dengan mempertimbangkan keuntungan terbaik bagi Perseroan dan mempertimbangan ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan setiap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Dewan Komisaris dan Direksi secara kolektif bertanggung jawab terhadap kelangsungan bisnis Perseroan untuk jangka panjang. Manajemen Perseroan dilakukan oleh Direksi, dimana Dewan Komisaris bertanggung jawab untuk mengawasi kinerja manajemen Perseroan. Oleh karena itu, Dewan Komisaris dan Direksi harus memiliki persepsi yang sama mengenai visi, misi dan nilai-nilai Perseroan. Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris dibantu oleh dua komite pengawas, yang terdiri dari Komite Audit dan Komite Nominasi dan Remunerasi. Dalam peran dan tanggung jawabnya, Komite Audit mengawasi pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dalam Perseroan. Komite Nominasi dan Remunerasi bertanggung jawab dalam memberikan rekomendasi bagi Dewan Komisaris mengenai nominasi dan remunerasi bagi para anggota Dewan Komisaris, Direksi dan para eksekutif senior. Setiap badan tata kelola memiliki peranan dan tanggung jawabnya masing-masing untuk menegakkan dan melaksanakan prinsip-prinsip GCG di Perseroan, yang akan dijelaskan dalam sub-bagian berikut.
Rapat Umum Pemegang Saham
Dewan Komisaris
Komite Audit
Komite Nominasi & Remunerasi
Direksi
Komite Investasi
Direktur Pengembangan Bisnis
Presiden Direktur
Direktur Keuangan
Direktur Portofolio
Unit Audit Internal
Sekretaris Perusahaan
65 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Rapat Umum Pemegang Saham
RUPS memiliki wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan Komisaris dan Direktur Perseroan, menyetujui langkah yang akan diambil Perseroan dan mengeluarkan keputusan serta menyetujui atau menolak keputusan penting yang diambil saat itu. RUPS juga berwenang untuk menyatakan alokasi pendapatan perusahaan dan pembagian dividen kepada para pemegang saham. RUPS membuat keputusannya berdasarkan kuorum kehadiran para pemegang saham dalam rapat tersebut dan menetapkan putusan berdasarkan suara terbanyak. Dalam Anggaran Dasar Perseroan, terdapat dua macam RUPS, yaitu RUPS Tahunan, yang diselenggarakan setahun sekali selambat-lambatnya enam bulan sejak berakhirnya tahun buku dan RUPS Luar Biasa, yang dapat diselenggarakan setiap saat jika memang diperlukan, untuk mempermudah kegiatan perusahaan yang membutuhkan keputusan dari para pemegang saham. Selama tahun 2014, Perseroan menyelenggarakan sekali RUPS Tahunan (pada tanggal 7 Mei 2014) dan dua kali RUPS Luar Biasa (pada tanggal 21 Januari 2014 dan tanggal 1 Desember 2014). Perseroan mengumumkan dan mengundang para pemegang saham untuk menghadiri rapat tersebut melalui sebuah iklan sebagai suatu pengumuman dan panggilan resmi, sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan. Isi pengumuman RUPS tersebut terdiri dari: t Ketentuan para pemegang saham yang berhak menghadiri rapat. t Ketentuan para pemegang saham yang berhak menyampaikan usulan agenda rapat. t Tanggal diadakannya rapat. t Tanggal undangan rapat.
Isi panggilan RUPS terdiri dari: t Tanggal diadakannya rapat. t Waktu diadakannya rapat. t Tempat diadakannya rapat. t Ketentuan para pemegang saham yang berhak menghadiri rapat. t Agenda rapat. t Informasi yang menyatakan materi mengenai rapat tersedia bagi para pemegang saham sebelum rapat dilaksanakan sesuai tanggal yang tertera. Selain itu, agar para pemegang saham dapat membuat keputusan tentang hal-hal yang akan disampaikan para RUPS, suatu proxy statement akan selalu tersedia di laman Perseroan di hari yang sama dengan tanggal panggilan, yang berisi sebagai berikut: t Tujuan dan dasar pemikiran dari masing-masing agenda. t Kuorum suara dari masing-masing agenda. RUPS dipimpin oleh Presiden Komisaris yang membacakan prosedur RUPS pada pembukaan rapat, prosedur yang merupakan bagian dari risalah RUPS. Pemimpin rapat kemudian memberikan kesempatan kepada para pemegang saham atau kuasanya untuk mengajukan pertanyaan atau memberikan tanggapan dan/atau saran dari masing-masing usulan yang telah disampaikan sebelum pemungutan suara. Lalu pemimpin rapat atau seorang direktur yang ditunjuk oleh pemimpin rapat akan menjawab atau menanggapi pertanyaan dari para pemegang saham tersebut (jika ada). Jika disyaratkan, kemudian akan dilakukan pemungutan suara dari para pemegang saham atau kuasa hukum yang mewakili mereka untuk memberikan suara. Setiap saham memberikan hak satu suara kepada pemegangnya. Dalam RUPS yang diadakan pada tahun 2014, Perseroan menunjuk pihak independen, yaitu Notaris Humberg Lie, SH, SE, MKn. dan PT Datindo Entrycom untuk menghitung dan/atau memvalidasi suara. RUPS diselenggarakan sesuai dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yaitu Pasal 81, 82 dan 83, Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.1 tentang Rencana dan Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham dan Anggaran Dasar Perusahaan.
RUPS Luar Biasa tanggal 21 Januari 2014 Pemberitahuan
Pengumuman
Panggilan
Hasil RUPS
13 Desember 2013 Melalui surat Perseroan No. 063/CS-SIS/XII/2013 kepada OJK perihal RUPS Luar Biasa Perseroan
20 Desember 2013 Melalui iklan surat kabar berbahasa Indonesia Bisnis Indonesia dan Indonesia Finance Today
6 Januari 2014 Melalui iklan surat kabar berbahasa Indonesia Bisnis Indonesia dan Indonesia Finance Today
23 Januari 2014 Melalui iklan surat kabar berbahasa Indonesia Bisnis Indonesia dan Indonesia Finance Today
20 Desember 2013 Melalui surat Perseroan No. 069/CS-SIS/XII/2013 kepada OJK perihal Perubahan Agenda RUPS Luar Biasa Perseroan
Melalui surat Perseroan No. 067/CS-SIS/XII/2013 kepada OJK dan No. 068/CS-SIS/XII/2013 kepada BEI perihal Bukti Iklan Pengumuman RUPS Luar Biasa Perseroan
Melalui surat Perseroan No. 073/CorpSec-SRTG/I/2014 kepada OJK dan No. 074/CorpSec-SRTG/I/2014 kepada BEI perihal Bukti Iklan Panggilan RUPS Luar Biasa
Melalui surat Perseroan No. 102/CorpSec-SRTG/I/2014 kepada OJK dan No. 103/CorpSec-SRTG/I/2014 kepada BEI perihal Hasil RUPS Luar Biasa Perseroan
-
Melalui pengumuman di laman Perseroan
Melalui pengumuman di laman Perseroan
Melalui surat Perseroan No. 106/CorpSec-SRTG/I/2014 kepada OJK dan BEI perihal Bukti Iklan Hasil RUPS Luar Biasa Perseroan
-
Melalui pengumuman di laman BEI
Melalui pengumuman di laman BEI
Melalui pengumuman di laman Perseroan
-
-
-
Melalui pengumuman di laman BEI
66 Bab 5 Tata Kelola Perusahaan
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Agenda rapat sebagaimana ditentukan dalam panggilan RUPS Luar Biasa adalah sebagai berikut: 1. Persetujuan Penunjukkan Auditor Independen untuk melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013. 2. Persetujuan remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun buku 2013. 3. Perubahan susunan Direksi. 4. Perubahan Anggaran Dasar Perseroan. 5. Laporan Direksi sehubungan dengan rencana perubahan pelaksanaan program Management and Employee Stock Options Program (MESOP).
Rincian RUPS Luar Biasa Hari/Tanggal : Selasa/21 Januari 2014 Waktu : 09.00 WIB - Selesai Tempat : Adaro Institute (PT Adaro Energy Tbk.) Tempo Scan Tower Lantai 29 Jl. HR Rasuna Said Kav. 3-4, Jakarta Selatan 12950 RUPS Luar Biasa dihadiri oleh seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris, serta para pemegang saham dengan tingkat kehadiran sebesar 2.519.009.000 dari total saham dengan hak suara atau sama dengan 92,851% dari total saham yang dikeluarkan dan disetor penuh Perseroan. Oleh karena itu, rapat tersebut memenuhi persyaratan kuorum yaitu lebih dari setengah dari total saham yang dikeluarkan Perseroan dengan suara yang sah untuk agenda pertama hingga ketiga, dan lebih dari dua per tiga dari total saham yang dikeluarkan Perseroan suara yang sah untuk agenda keempat, sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan. Keputusan RUPS Luar Biasa telah diambil sesuai dengan agenda yang ditetapkan, yang dinyatakan dalam panggilan RUPS, sebagai berikut:
Keputusan RUPS Luar Biasa
Setuju
Tidak Setuju
Abstain
Agenda: Pertama Menyetujui penunjukan Kantor Akuntan Publik Siddharta &Widjaja (member of KPMG global network) untuk melakukan audit atas laporan keuangan Perseroan untuk tahun buku 2013 serta memberikan kewenangan kepada Dewan Komisaris Perseroan menetapkan honorarium bagi akuntan publik tersebut.
2.449.099.000 97,22%
0
70.000.000 2,78%
2.441.973.000 96,94%
0
77.036.000 3,06%
0
77.036.000 3,06%
0
77.036.000 3,06%
-
-
Agenda: Kedua Menyetujui total gaji atau honorarium dan tunjangan lainnya bagi Direksi adalah sebesar Rp15.769.912.207 dan USD84.715 dan total gaji atau honorarium dan tunjangan lainnya bagi Dewan Komisaris adalah sebesar Rp7.969.741.000,-yang berlaku sejak tanggal 1 Januari 2013 yang perhitungannya berdasarkan komposisi Direksi dan Dewan Komisaris tahun 2013.
Agenda: Ketiga a. Menyetujui pengunduran diri Bapak Husni Heron, selaku Direktur Perseroan, terhitung sejak 2.441.973.000 ditutupnya RUPS, dengan penghargaan dan ucapan terima kasih. 96,94% Dengan demikian susunan Direksi Perseroan terhitung sejak ditutupnya RUPS adalah sebagai berikut: Direksi: Presiden Direktur : Sandiaga Salahuddin Uno Direktur : Michael William P. Soeryadjaya Direktur Tidak Terafiliasi : Ngo, Jerry Go b. Menunjuk dan memberi kuasa dengan hak substitusi kepada Direksi Perseroan untuk melakukan segala tindakan yang berhubungan dengan keputusan RUPS, termasuk namun tidak terbatas untuk menghadap pihak berwenang, mengadakan pembicaraan, memberi dan/atau meminta keterangan, mengajukan permohonan pemberitahuan atas perubahan susunan Direksi kepada Menteri Hukum dan HAM maupun instansi berwenang terkait lainnya, membuat atau serta menandatangani akta-akta dan surat-surat maupun dokumen-dokumen lainnya yang diperlukan atau dianggap perlu, hadir di hadapan notaris untuk dibuatkan dan menandatangani akta pernyataan keputusan RUPS Perseroan dan melaksanakan hal-hal lain yang harus dan/atau dapat dijalankan untuk dapat terealisasi/terwujudnya keputusan RUPS Agenda: Keempat a. Menyetujui perubahan Pasal 16 ayat (1) Anggaran Dasar Perseroan; dan 2.441.973.000 b. Menunjuk dan memberi kuasa dengan hak substitusi kepada Direksi Perseroan untuk melakukan 96,94% segala tindakan yang berhubungan dengan keputusan RUPS, termasuk namun tidak terbatas untuk menghadap pihak berwenang, mengadakan pembicaraan, memberi dan/atau meminta keterangan, mengajukan permohonan pemberitahuan atas perubahan Anggaran Dasar kepada Menteri Hukum dan HAM maupun instansi berwenang terkait lainnya, membuat atau serta menandatangani akta-akta dan surat-surat maupun dokumen-dokumen lainnya yang diperlukan atau dianggap perlu, hadir di hadapan notaris untuk dibuatkan dan menandatangani akta pernyataan keputusan RUPS Perseroan dan melaksanakan hal-hal lain yang harus dan/atau dapat dijalankan untuk dapat terealisasi/terwujudnya keputusan RUPS. Agenda: Kelima Agenda kelima ini merupakan laporan dari Direksi sehingga tidak ada pengambilan keputusan di agenda ini.
-
67 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
RUPS Tahunan tanggal 7 Mei 2014 Pemberitahuan
Pengumuman
Panggilan
Hasil RUPS
28 Maret 2014 Melalui surat Perseroan No. 124/ CorpSec-SRTG/III/2014 kepada OJK perihal RUPS Tahunan Perseroan
7 April 2014 Melalui iklan surat kabar berbahasa Indonesia Bisnis Indonesia dan Indonesia Finance Today
22 April 2014 Melalui iklan surat kabar berbahasa Indonesia Bisnis Indonesia dan Indonesia Finance Today
8 Mei 2014 Melalui surat Perseroan No.172/CorpSec-SRTG/V/2014 t kepada OJK dan No.173/CorpSec-SRTG/V/2014 kepada BEI perihal Hasil RUPS Tahunan Perseroan
-
Melalui surat Perseroan No.125/ CorpSec-SRTG/IV/2014 kepada OJK dan No. 126/ CorpSec-SRTG/ IV/2014 kepada BEI perihal Bukti Iklan Pengumuman RUPS Tahunan Perseroan
Melalui surat Perseroan No.136/CorpSec-SRTG/IV/2014 kepada OJK dan No. 137/CorpSec-SRTG/IV/2014 kepada BEI perihal Bukti Iklan Panggilan RUPS Tahunan Perseroan
9 Mei 2014 Melalui iklan surat kabar berbahasa Indonesia Bisnis Indonesia dan Indonesia Finance Today
-
Melalui pengumuman di laman Perseroan
Melalui pengumuman di laman Perseroan
9 Mei 2014 Melalui surat Perseroan No.176/CorpSec-SRTG/V/2014 kepada OJK dan No.177/CorpSec-SRTG/V/2014 kepada BEI perihal Bukti Iklan Hasil RUPS Tahunan Perseroan
-
Melalui pengumuman di laman BEI
Melalui pengumuman di laman BEI
Melalui pengumuman di laman Perseroan
-
-
-
Melalui pengumuman di laman BEI
Agenda rapat sebagaimana ditentukan dalam panggilan RUPS Tahunan adalah sebagai berikut: 1. Persetujuan Laporan Tahunan dan pengesahan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013. 2. Penetapan penggunaan Laba Bersih Perseroan untuk tahun buku 2013. 3. Persetujuan penunjukkan Akuntan Publik terdaftar untuk melakukan audit atas laporan keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014. 4. Penetapan honorarium/gaji dan tunjangan lainnya bagi Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan untuk tahun 2014. 5. Pendelegasian wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menyatakan realisasi perubahan modal ditempatkan dan modal disetor sehubungan dengan pelaksanaan program Management and Employee Stock Options Program (MESOP).
Rincian RUPS Tahunan Hari/Tanggal : Rabu/7 Mei 2014 Waktu : 10.00 WIB - Selesai Tempat : Adaro Institute (PT Adaro Energy Tbk.) Tempo Scan Tower Lantai 29 Jl. HR Rasuna Said Kav. 3-4, Jakarta 12950 RUPS Tahunan kali ini dihadiri oleh seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris, serta para pemegang saham dengan tingkat kehadiran mencapai 2.522.064.000 dari total saham dengan hak suara yang sah atau sekitar 92,963% dari total saham yang dikeluarkan oleh Perseroan. Oleh karena itu, rapat tersebut memenuhi persyaratan kuorum yaitu lebih dari setengah dari total saham yang dikeluarkan Perseroan dengan hak suara yang sah, sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar. Keputusan-keputusan RUPS Tahunan telah diambil sesuai dengan agenda yang ditetapkan, yang dinyatakan dalam panggilan RUPS, sebagai berikut:
Keputusan RUPS Luar Biasa
Setuju
Agenda: Pertama 1. a. Menyetujui Laporan Tahunan yang disampaikan Direksi mengenai keadaan dan jalannya 2.519.571.000 Perseroan selama tahun buku 2013, termasuk laporan realisasi penggunaan dana hasil 99,90% Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan di tahun 2013 dan laporan pelaksanaan tugas pengawasan Dewan Komisaris selama tahun buku 2013. b. Mengesahkan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak Untuk Tahun Yang Berakhir Pada tanggal 31 Desember 2013, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Siddharta & Widjaja (member of KPMG global network) sebagaimana diuraikan dalam laporannya Nomor L.13-6363-14/III.27.002 tertanggal 27 Maret 2014, dengan pendapat “Wajar Tanpa Pengecualian”. 2. Memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (acquit et de charge) kepada setiap anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku 2013 sejauh tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak Untuk Tahun Yang Berakhir Pada 31 Desember 2013.
Tidak Setuju
Abstain
0
2.493.000 0,1%
68 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Bab 5 Tata Kelola Perusahaan
Keputusan RUPS Luar Biasa
Setuju
Tidak Setuju
Abstain
0
2.493.000 0,1%
2.519.571.000 99,90%
0
2.493.000 0,1%
2.519.571.000 99,90%
0
2.493.000 0,1%
2.507.916.500 99,44%
7.036.000 0,28%
7.111.500 0,28%
Agenda: Kedua 1. Menetapkan laba tahun berjalan Perseroan di tahun 2013 yang diatribusikan kepada Pemilik 2.519.571.000 Perusahaan adalah sebesar Rp245.914.000.000, yang digunakan sebagai berikut: 99,90% a. sebesar Rp20.000.000.000 digunakan sebagai penyisihan cadangan, sesuai dengan ketentuan Pasal 70 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; dan b. sebesar Rp225.914.000.000 akan dimasukan sebagai saldo laba. 2. Menetapkan untuk tidak membagikan dividen tunai kepada Pemegang Saham atas laba Perseroan yang diperoleh untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013. Agenda: Ketiga Menyetujui penunjukan Kantor Akuntan Publik Siddharta & Widjaja (member of KPMG global network) untuk melakukan audit atas laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, serta memberikan kewenangan kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menetapkan honorarium bagi akuntan publik tersebut dan menunjuk akuntan publik pengganti apabila karena sebab apapun Akuntan Publik di atas tidak dapat menjalankan kewajibannya. Agenda: Keempat Menyetujui total gaji, uang jasa dan tunjangan lainnya bagi Direksi adalah sebesar Rp8.595.488.750 dan USD127.072, serta hak opsi atas MESOP sebesar 3.832.000 hak opsi dan total honorarium dan tunjangan lainnya bagi Dewan Komisaris adalah sebesar Rp6.472.759.000, yang berlaku sejak 1 Januari 2014 yang perhitungannya berdasarkan komposisi Direksi dan Dewan Komisaris tahun 2014. Agenda: Kelima Menyetujui pemberian kewenangan kepada Dewan Komisaris untuk menyatakan realisasi peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan sehubungan dengan pelaksanaan MESOP, untuk jangka waktu satu tahun terhitung sejak ditutupnya RUPS.
RUPS Luar Biasa pada tanggal 1 Desember 2014 Pemberitahuan
Pengumuman
Panggilan
Hasil RUPS
23 Oktober 2014 Melalui surat Perseroan No.214/CorpSec-SRTG/X/2014 kepada OJK perihal RUPS Luar Biasa Perseroan
30 Oktober 2014 Melalui iklan surat kabar berbahasa Indonesia Kontan dan Indonesia Finance Today
14 November 2014 Melalui iklan surat kabar berbahasa Indonesia Kontan dan Indonesia Finance Today
2 Desember 2014 Melalui iklan surat kabar berbahasa Indonesia Kontan dan Indonesia Finance Today
-
Melalui surat Perseroan No.218/CorpSec-SRTG/X/2014 kepada OJK dan No.219/CorpSec-SRTG/X/2014 kepada BEI perihal Bukti Iklan Pengumuman RUPS Luar Biasa Perseroan
Melalui surat Perseroan No.235/CorpSec-SRTG/XI/2014 kepada OJK dan No.236/CorpSec-SRTG/XI/2014 kepada BEI perihal Bukti Iklan Panggilan RUPS Luar Biasa Perseroan
Melalui surat Perseroan No.266/CorpSec-SRTG/XII/2014 kepada OJK dan No.267/CorpSec-SRTG/XII/2014 kepada BEI perihal Hasil RUPS Luar Biasa Perseroan
-
Melalui pengumuman di laman Perseroan
Melalui pengumuman di laman Perseroan
Melalui surat Perseroan No.268/CorpSec-SRTG/XII/2014 kepada OJK dan No.269/CorpSec-SRTG/XII/2014 kepada BEI perihal Bukti Iklan Hasil RUPS Luar Biasa Perseroan
-
Melalui pengumuman di laman BEI
Melalui pengumuman di laman BEI
Melalui pengumuman di laman Perseroan
-
Melalui pengumuman di Sistem Pelaporan Elektronik OJK
Melalui pengumuman di Sistem Pelaporan Elektronik OJK
Melalui pengumuman di Sistem Pelaporan Elektronik OJK
69 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Agenda rapat sebagaimana tercantum dalam panggilan RUPS Luar Biasa adalah sebagai berikut: 1. Perubahan susunan Direksi Perseroan. 2. Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Rincian RUPS Luar Biasa Hari/Tanggal : Senin/1 Desember 2014 Waktu : 14.00 WIB - Selesai Tempat : Gedung Bursa Efek Tower II Lantai 1 (Ruang Seminar) Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53 Jakarta Selatan 12190, Indonesia
RUPS Luar Biasa ini dihadiri oleh seluruh anggota Direksi, empat dari lima anggota Dewan Komisaris (Ibu Joyce Soeryadjaya Kerr berhalangan hadir) dan para pemegang saham Perseroan yang tingkat kehadiran mencapai 2.501.907.610 dari total saham dengan hak suara atau sama dengan 92,22% dari total saham yang dikeluarkan oleh Perseroan. Oleh karena itu, rapat ini memenuhi persyaratan kuorum yaitu lebih dari setengah dari total saham yang dikeluarkan Perseroan dengan suara sah untuk agenda pertama, dan lebih dari dua pertiga dari total saham Perseroan dengan suara sah untuk agenda ketiga, sebagaimana yang tercantum dalam Anggaran Dasar Perseroan. Keputusan-keputusan dari RUPS Luar Biasa yang telah diambil sesuai dengan agenda yang ditetapkan dan tercantum dalam undangan RUPS Luar Biasa, sebagai berikut:
Keputusan RUPS Luar Biasa Agenda: Pertama 1. Menyetujui untuk mengangkat Andi Esfandiari selaku anggota Direksi Perseroan, terhitung sejak ditutupnya RUPS untuk masa jabatan yang sama dengan sisa masa jabatan anggota Direksi lainnya, yaitu sampai dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Ketiga sejak tahun 2013, dengan tetap memperhatikan hak RUPS untuk memberhentikan sewaktu-waktu. Dengan demikian susunan anggota Direksi Perseroan sejak ditutupnya Rapat menjadi sebagai berikut: Presiden Direktur : Sandiaga Salahuddin Uno Direktur : Michael William P. Soeryadjaya Direktur : Andi Esfandiari Direktur Independen: Ngo, Jerry Go 2. Menunjuk dan memberi kuasa dengan hak substitusi kepada Direksi Perseroan untuk melakukan segala tindakan yang berhubungan dengan keputusan RUPS, termasuk namun tidak terbatas untuk menghadap pihak berwenang, mengadakan pembicaraan, memberi dan/atau meminta keterangan, mengajukan permohonan pemberitahuan atas perubahan susunan Direksi kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia maupun instansi berwenang terkait lainnya, membuat atau serta menandatangani akta-akta dan surat-surat maupun dokumen-dokumen lainnya yang diperlukan atau dianggap perlu, hadir di hadapan notaris untuk dibuatkan dan menandatangani akta pernyataan keputusan RUPS Perseroan dan melaksanakan hal-hal lain yang harus dan/atau dapat dijalankan untuk dapat terealisasi/terwujudnya keputusan RUPS.
Setuju
Tidak Setuju
Abstain
2.497.239.510 99,81%
0
4.668.100 0,19%
0
4.668.100 0,19%
Agenda: Kedua 1. Menyetujui perubahan Pasal 3 Anggaran Dasar; dan 2.497.239.510 2. Menunjuk dan memberi kuasa dengan hak substitusi kepada Direksi Perseroan untuk melakukan 99,81% segala tindakan yang berhubungan dengan keputusan RUPS, termasuk namun tidak terbatas untuk menghadap pihak berwenang, mengadakan pembicaraan, memberi dan/atau meminta keterangan, mengajukan persetujuan atau pemberitahuan atas perubahan Anggaran Dasar kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia maupun instansi berwenang terkait lainnya, membuat atau serta menandatangani akta-akta dan surat-surat maupun dokumen-dokumen lainnya yang diperlukan atau dianggap perlu, hadir di hadapan notaris untuk dibuatkan dan menandatangani akta pernyataan keputusan RUPS Perseroan dan melaksanakan hal-hal lain yang harus dan/atau dapat dijalankan untuk dapat terealisasi/terwujudnya keputusan RUPS.
70 Bab 5 Tata Kelola Perusahaan
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Dewan Komisaris
Dewan Komisaris berfungsi sebagai badan yang bertanggung jawab untuk melakukan tugas pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, peraturan yang berlaku dan prinsipprinsip GCG. Dewan Komisaris mengawasi Direksi dalam mengadopsi kebijakan manajemen Perseroan dan mengelola Perseroan. Mereka juga bertindak dalam kapasitas sebagai penasihat bagi Direksi untuk memastikan bahwa Perseroan mentaati GCG di semua tingkatan organisasi dan bagian. Dewan Komisaris adalah sebuah dewan dan masing-masing anggota tidak dapat bertindak sendiri tetapi harus berdasarkan keputusan Dewan Komisaris. Presiden Komisaris bertugas mengoordinasi berbagai kegiatan Dewan Komisaris. Untuk memastikan pelaksanaan tugas yang efektif, Dewan Komisaris membentuk dua komite, yaitu t Komite Audit; dan t Komite Nominasi dan Remunerasi. Pengangkatan dan pemilihan Dewan Komisaris telah memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengungkapan pada proses remunerasi dan penilaian Dewan Komisaris disajikan dalam bagian Kebijakan Remunerasi dan Penilaian Anggota Dewan Komisaris dan Direksi dalam laporan tahunan ini. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Kinerja tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan dan semua peraturan yang berlaku. Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris, antara lain: t Memantau kebijakan manajemen secara umum, baik yang terkait dengan Perseroan maupun bisnis Perseroan. t Memberikan nasihat pada Direksi. t Menganalisa, meninjau dan menyetujui laporan tahunan yang dipersiapkan oleh Direksi. t Menunjuk dan memberikan tugas pada Komite Audit dan Komite Nominasi dan Remunerasi. Struktur, Susunan dan Independensi Dewan Komisaris Dalam menjalankan tugasnya, Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada RUPS. Dewan Komisaris telah memenuhi jumlah, komposisi, dan kriteria independensi sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan yang berlaku di pasar modal, serta dengan pedoman pelaksanaan terbaik dan rekomendasi internasional. Dewan Komisaris Perseroan terdiri dari lima anggota, termasuk dua Komisaris Independen atau 40% dari jumlah anggota Dewan Komisaris.
Komisaris Independen Perseroan sesuai dengan ketentuan independensi merujuk pada Peraturan Badan Pelaksana Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Nomor IX.I.5, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep-643/ BL/2012 tangga l7 Desember 2012 tentang Pedoman Pembentukan dan Pelaksanaan Kerja Komite Audit dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik: t bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, mengendalikan, atau mengawasi kegiatan Perseroan dalam waktu enam bulan terakhir; t tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada Perseroan; t tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan Emiten atau Perusahaan Publik, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, atau pemegang saham utama Perseroan; dan t tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha Perseroan. Tidak ada perubahan komposisi Dewan Komisaris pada tahun 2014. Sebagaimana diatur dalam Akta No.86 tanggal 14 Mei 2013, dibuat di hadapan Humberg Lie, SH, SE, MKn., Notaris di Jakarta, susunan Dewan Komisaris sejak 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: Nama
Posisi
Periode
Edwin Soeryadjaya
Presiden Komisaris
2013–2016
Nama
Posisi
Periode
Joyce Soeryadjaya Kerr
Komisaris
2013–2016
Nama
Posisi
Periode
Indra Cahya Uno
Komisaris
2013–2016
Nama
Posisi
Periode
Sidharta Utama
Komisaris Independen
2013–2016
Nama
Posisi
Periode
Anangga W. Roosdiono
Komisaris Independen
2013–2016
Profil singkat masing-masing anggota Dewan Komisaris disajikan pada bagian Informasi Perusahaan dalam laporan tahunan ini.
71 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Rapat Dewan Komisaris Rapat Dewan Komisaris diadakan secara rutin setidaknya setiap kuartal untuk membahas hal-hal strategis. Rapat Dewan Komisaris mencapai kuorum ketika lebih dari 50% dari anggota hadir pada pertemuan tersebut. Agar Dewan Komisaris dapat tetap mengikuti perkembangan Perseroan, rapat Dewan Komisaris dijadwalkan untuk dilanjutkan dengan rapat gabungan dengan Direksi. Direksi menghadiri rapat gabungan berdasarkan undangan. Sepanjang tahun 2014, Dewan Komisaris mengadakan empat rapat Dewan Komisaris dan lima rapat gabungan dengan Direksi.
Daftar Kehadiran Rapat Dewan Komisaris pada tahun 2014 Nama
Jumlah Rapat
Kehadiran
% Kehadiran
Edwin Soeryadjaya
4
4
100%
Joyce Soeryadjaya Kerr
4
4
100%
Indra Cahya Uno
4
4
100%
Sidharta Utama
4
4
100%
Anangga W. Roosdiono*
4
3
80%
* Bapak Anangga W. Roosdiono berhalangan hadir sekali dari empat kali rapat. Namun, beliau telah menerima risala rapat secara terperinci dan terus mengikuti semua proses Dewan Komisaris.
Daftar Kehadiran Rapat Gabungan Dewan Komisaris Direksi pada tahun 2014 Nama
Jumlah Rapat
Kehadiran
% Kehadiran
Edwin Soeryadjaya
5
5
100%
Joyce Soeryadjaya Kerr
5
4
80%
Indra Cahya Uno
5
5
100%
Sidharta Utama
5
5
100%
Anangga W. Roosdiono*
5
4
80%
* Baik Ibu Joyce Soeryadjaya Kerr dan Bapak Anangga W. Roosdiono berhalangan hadir sekali dari lima kali rapat gabungan. Namun, mereka telah menerima risalah rapat secara terperinci dan selalu mengikuti semua proses Dewan Komisaris.
t Laporan dari Komite Audit dan Komite Nominasi dan Remunerasi untuk kegiatan yang dilakukan pada tahun 2014. t Pengangkatan pimpinan RUPS yang diadakan sepanjang tahun 2014. t Berdiskusi dan memberikan persetujuan pada Piagam Dewan Komisaris. t Berdiskusi dan memberikan persetujuan pada rencana Dewan Komisaris dan jadwal rapat dan agenda untuk tahun 2015. t Mempresentasikan dan berdiskusi mengenai Indikator Kinerja Utama Direksi untuk tahun 2014 bersama Komite Nominasi dan Remunerasi.
Hal-hal yang didiskusikan pada rapat gabungan dengan Direksi selama tahun 2014 antara lain: t Laporan dari kegiatan Direksi yang diadakan tahun 2013. t Berdiskusi dan memberikan persetujuan pada Pedoman Tata Kelola Perusahaan dan Kode Etik. t Laporan dari Direksi mengenai operasional dan perkembangan investasi. t Perkenalan kandidat untuk Direktur Portofolio oleh Komite Nominasi dan Remunerasi. Piagam Dewan Komisaris Dalam menjalankan peran pengawasan terhadap Direksi dan untuk memfasilitasi pekerjaan dalam pemenuhan tugas mereka, Dewan Komisaris bertindak berdasarkan peraturan dan regulasi Perseroan, Anggaran Dasar, hukum dan peraturan perundangundangan yang berlaku, serta Piagam Dewan Komisaris. Piagam Dewan Komisaris dibuat pada tanggal 3 November 2014, yang berisi acuan bagi anggota Dewan Komisaris dalam melaksanakan tanggung jawab dan wewenangnya,dan bertindak secara konsisten untuk kemajuan Perseroan dan kepentingan semua pihak. Piagam ini meliputi: t Pengantar t Visi t Misi t Maksud dan Tujuan t Organisasi t Masa Jabatan t Cara Kerja Dewan Komisaris t Kewenangan dan Pendelegasian Kewenangan t Rapat Dewan Komisaris, Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi, dan Rapat Umum Pemegang Saham t Pelaporan t Anggaran t Penutup Pelatihan Bagi Dewan Komisaris Dewan Komisaris tidak menjalani program pelatihan pada tahun 2014; Namun mereka secara teratur berbagi pengalaman dengan karyawan dan masyarakat secara aktif dengan menjadi pembicara di beberapa seminar dan/atau lokakarya.
72 Bab 5 Tata Kelola Perusahaan
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Direksi
Secara kolektif, Direksi bertanggung jawab untuk memimpin dan mengelola Perseroan untuk menambah nilai dan menjamin kelangsungan Perseroan. Direksi harus melaksanakan tugas dan membuat keputusan dengan itikad baik, hati-hati dan dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, peraturan perundangundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip GCG.
Nama
Jabatan
Sandiaga S. Uno
Presiden Direktur Bertanggung jawab untuk mengoordinasikan semua aktivitas operasional Perseroan.
Nama
Jabatan
Michael William P. Soeryadjaya
Direktur Pengembangan Bisnis Bertanggung jawab untuk mengoptimalkan pengembalian Perseroan pada masing-masing investasi (yang sudah terealisasi dan belum direalisasi) dan memastikan kesepakatan sumber dan efektivitas pemantauan portofolio.
Nama
Jabatan
Andi Esfandiari
Direktur Portfolio Bertanggung jawab melakukan pengawasan perusahaanperusahaan investee dalam Perseroan.
Nama
Jabatan
Ngo, Jerry Go
Direktur Independen / Direktur Keuangan Bertanggung jawab mengenai masalah keuangan dan kegiatan teknologi informasi Perseroan.
Direksi adalah bagian Perseroan yang memegang tanggung jawab penuh dari manajemen perusahaan untuk kepentingan dan tujuan Perseroan sesuai dengan Anggaran Dasar. Direksi membuat keputusan investasi melalui Komite Investasi untuk memastikan pelaksanaan yang efektif dari tugas mereka. Pengangkatan dan pemilihan Direksi telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengungkapan pada proses remunerasi dan penilaian Direksi disajikan dalam bagian Kebijakan Remunerasi dan Penilaian Anggota Dewan Komisaris dan Direksi dalam laporan tahunan ini. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Direksi bertanggung jawab untuk mengurus kegiatan sehari-hari Perseroan untuk kepentingan terbaik Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. Sesuai dengan Anggaran Dasar perusahaan, Direksi berhak mewakili Perseroan baik di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal dan peristiwa, untuk mengikat Perseroan kepada pihak lain dan pihak lain dengan Perseroan, mengambil semua tindakan yang berkaitan dengan manajemen dan kepemilikan, tetapi dengan keterbatasan yang untuk tindakan berikut harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Dewan Komisaris: t Meminjam atau meminjamkan uang atas nama Perseroan yang jumlahnya melebihi batasan sebagaimana ditetapkan oleh Dewan Komisaris dari waktu ke waktu; t Mendirikan suatu usaha atau turut serta pada perusahaan lain, baik di dalam maupun di luar negeri dalam jumlah yang melebihi 10% dari total ekuitas Perseroan berdasarkan laporan keuangan Perseroan yang terakhir, untuk setiap proyek, dimana total ekuitas Perseroan terdiri dari modal saham, tambahan modal disetor, laba ditahan dan pendapatan komprehensif lainnya; t Menjual atau dengan cara lain melepaskan penyertaan pada anak perusahaan atau menjaminkan harta kekayaan Perseroan, dalam jumlah yang melebihi 10% dari total ekuitas Perseroan berdasarkan laporan keuangan Perseroan yang terakhir, untuk setiap proyek, dimana total ekuitas Perseroan terdiri dari modal saham, tambahan modal disetor, laba ditahan dan pendapatan komprehensif lainnya; dan t Mengikat Perseroan sebagai penjamin.
Struktur dan Susunan Direksi Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi bertanggung jawab kepada RUPS. Direksi telah memenuhi jumlah, komposisi, dan kriteria independensi sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal, serta pedoman pelaksanaan praktik terbaik dan rekomendasi internasional. Saat ini, Direksi Perseroan terdiri dari empat anggota, termasuk satu direktur independen. Seperti yang ditetapkan dalam RUPS Luar Biasa yang diadakan pada tanggal 1 Desember 2014 dan sebagaimana diatur dalam Akta Notaris Nomor 6 tanggal 1 Desember 2014, dibuat di hadapan Humberg Lie, SH, SE, MKn., Notaris di Jakarta, terdapat penunjukan seorang direktur baru. Oleh karena itu, susunan Direksi per 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: Jabatan
Presiden Direktur Sebelum RUPS Luar Biasa
Periode
Setelah RUPS Luar Biasa
Sandiaga S. Uno
2013–2016
Sandiaga S. Uno
Sebelum RUPS Luar Biasa
Periode
Setelah RUPS Luar Biasa
Michael William P. Soeryadjaya
2013–2016
Michael William P. Soeryadjaya
Sebelum RUPS Luar Biasa
Periode
Setelah RUPS Luar Biasa
Ngo, Jerry Go
2013–2016
Ngo, Jerry Go
Sebelum RUPS Luar Biasa
Periode
Setelah RUPS Luar Biasa
-
2014–2016
Andi Esfandiari
Jabatan
Direktur
Jabatan
Untuk mendukung pelaksanaan yang efektif dari tugas mereka, pembagian tugas telah dibuat di antara anggota Direksi. Tugas itu didasarkan pada keahlian dan pengalaman masing-masing anggota, dengan tujuan mendukung proses pengambilan keputusan yang akurat dan cepat. Setiap anggota Direksi dapat membuat keputusan sesuai dengan bidang dan tanggung jawab mereka, tetapi pelaksanaan tugas Direksi adalah tanggung jawab bersama.
Independent Director
Jabatan
Direktur
73 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Profil singkat masing-masing anggota Direksi ditampilkan dalam bagian Informasi Perusahaan pada laporan tahunan ini. Rapat Direksi Rapat Direksi diadakan secara rutin setiap bulan atau lebih jika dianggap perlu oleh Direksi. Rapat Direksi mencapai kuorum ketika lebih dari 50% dari anggota hadir pada rapat tersebut. Agar Dewan Komisaris dapat tetap mengetahui perkembangan yang terjadi pada kegiatan operasional dan investasi Perseroan, anggota Direksi diundang dalam rapat gabungan dengan Dewan Komisaris. Sepanjang tahun 2014, Direksi telah menyelenggarakan 12 kali rapat dan lima kali rapat gabungan dengan Dewan Komisaris.
Piagam Direksi Saat ini Piagam Direksi masih dalam proses pembentukan dan rencananya akan dikeluarkan pada tahun 2015. Namun, dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, setiap anggota Direksi selalu mematuhi Anggaran Dasar, peraturan dan tata tertib Perseroan serta hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Program Pelatihan bagi Direksi Dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan kompetensi untuk mendukung tanggung jawab utama, dan tugas pengelolaan Perseroan, Direksi telah mengikuti berbagai seminar, konferensi dan talkshow, baik di dalam maupun di luar negeri. Direksi juga terlibat aktif dalam ceramah dan diskusi dengan media untuk berbagi pengetahuan bagi bangsa.
Daftar Kehadiran Rapat Direksi pada tahun 2014 Nama
Jumlah Rapat
Kehadiran
% Kehadiran
Sandiaga S. Uno
12
12
100%
Michael W. P. Soeryadjaya
12
12
100%
Andi Esfandiari*
1
1
100%
Ngo, Jerry Go
12
12
100%
* Andi Esfandiari secara efektif ditunjuk menjadi anggota Direksi pada tanggal 1 Desember 2014.
Daftar Kehadiran Rapat Gabungan Dewan Komisaris – Direksi pada tahun 2014 Nama
Jumlah Rapat
Kehadiran
% Kehadiran
Sandiaga S. Uno
5
5
100%
Michael W. P. Soeryadjaya
5
5
100%
Andi Esfandiari*
-
-
-
Ngo, Jerry Go
5
5
100%
* Andi Esfandiari secara resmi ditunjuk sebagai anggota Direksi pada tanggal 1 Desember 2014
Hal-hal yang didiskusikan pada rapat Direksi selama tahun 2014 antara lain adalah: t Evaluasi rutin dan terperinci mengenai kinerja masing-masing unit usaha di Perseroan. t Ulasan rutin mengenai kinerja keuangan bulanan Perseroan. t Diskusimengenai Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan yang telah diaudit oleh auditor independen untuk tahun fiskal 2014. t Menunjuk auditor independen untuk tahun fiskal 2014. t Diskusi mengenai persiapan RUPS Tahunan dan Luar Biasa tahun 2014 dan agenda yang akan dibicarakan. t Diskusi mengenai rencana kerja yang komprehensif dan anggaran tahun 2015. t Diskusi tentang rencana pembangunan jangka menengah dan jangka panjang mengenai portofolio bisnis Perseroan secara organik dan anorganik, serta kebutuhan belanja modal.
Nama Direktur
Kegiatan
Sandiaga S. Uno
Pembicara di Asia Private Equity Forum, Hong Kong, 15 Januar
Michael Soeryadjaya
Peserta di UBS Indonesia Conference, Jakarta, 26 Februari
Ngo, Jerry Go
Peserta di ANZ Economic Outlook 2014, Jakarta, 26 Februari
Sandiaga S. Uno
Pembicara di Australia-Indonesia High Level Policy Dialogue, Jakarta, 16 April
Sandiaga S. Uno
Pembicara di Young Leaders Indonesia Conference, Jakarta, 11 Mei
Sandiaga S. Uno
Pembicara di Talk Show ASEAN SMEs Expo, Batam, 31 Mei
Ngo, Jerry Go
Peserta di DBS Conference, Singapura, 4 Juli
Sandiaga S. Uno
Pembicara di IDX-Investor Summit & Capital Market Expo, Jakarta, 21 Agustus
Ngo, Jerry Go
Peserta di CSLA Investor Forum, Hong Kong, 15 September
Sandiaga S. Uno
Moderator di Insights ASEAN Summit 2014 of YPO WPO, Bangkok, 18 September
Sandiaga S. Uno
Moderator di Ocean Investment Convention, Jakarta, 2 Oktober
Sandiaga S. Uno
Pembicara di New World Forum 2014, Paris, 8 Oktober
Sandiaga S. Uno
Peserta di Seminar Outlook 2015 of National Economic Committee, Jakarta, 17 Oktober
Michael Soeryadjaya
Peserta di dbAccess Indonesia Conference, Jakarta, 18 November
Ngo, Jerry Go
Peserta di Investment Conference of Philippine Trade & Investment Centre, Jakarta, 27 February
74 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Bab 5 Tata Kelola Perusahaan
Pemaparan Afiliasi, Kebijakan Remunerasi & Penilaian, Keberagaman Komposisi dan Kepemilikan di Perseroan Dewan Komisaris & Direksi
PEMAPARAN AFILIASI
KEBIJAKAN REMUNERASI DAN PENILAIAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
Hubungan Kekeluargaan dan Keuangan Para Anggota Dewan Komisaris Nama Anggota Dewan Komisaris
Hubungan Kekeluargaan Dengan Dewan Komisaris
Direksi
Pemegang Saham Pengendali
Edwin Soeryadjaya
Ya
Ya
Tidak Berlaku
Joyce Soeryadjaya Kerr
Ya
Ya
Ya
Indra Cahya Uno
Tidak
Ya
Ya
Sidharta Utama
Tidak
Tidak
Tidak
Anangga W. Roosdiono
Tidak
Tidak
Tidak
Hubungan Kekeluargaan Dengan Dewan Komisaris
Direksi
Sandiaga S. Uno
Ya
Tidak
Tidak Berlaku
Michael W. P. Soeryadjaya
Ya
Tidak
Ya
Andi Esfandiari
Tidak
Tidak
Tidak
Ngo, Jerry Go
Tidak
Tidak
Tidak
Pemegang Saham Pengendali
Pada akhir tahun, tanggal 31 Desember 2014, jumlah total remunerasi yang diberikan kepada anggota Dewan Komisaris adalah Rp6.472.759.000, dan pada anggota Direksi adalah Rp8.595.488.750 dan USD127.072, serta hak opsi dari Management and Employee Stock Options Program (MESOP) dengan total sebesar 3.832.000 hak opsi. Jumlah tersebut telah disetujui oleh RUPS Tahunan pada tanggal 7 Mei 2014. KEBERAGAMAN KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Keberagaman terkandung pada cara Perseroan mengartikan keunggulan organisasi dan profesional. Kebijakan-kebijakan Perseroan mendukung kesempatan ketenagakerjaan yang setara tanpa diskriminasi atau pelecehan berdasarkan antara lain ras, warna kulit, agama, umur, jender, kewarganegaraan atau hal-hal lain yang dilindungi oleh undang-undang Beberapa anggota Dewan Komisaris dan Direksi memiliki kepemilikan saham dengan jumlah sebagai berikut pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2014:
KEPEMILIKAN SAHAM OLEH DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
Nama
Remunerasi untuk anggota Dewan Komisaris didasarkan dengan pencapaiannya. Adapun bagi anggota Direksi, remunerasi mereka didasarkan pada pencapaian Perseroan terhadap target anggaran dan bisnis tahun ini. Remunerasi tersebut juga mengacu persamaan jumlah yang diterima para pelaku industri sejenis. Remunerasi untuk Komisaris Independen tidak termasuk komponen bonus. Hal ini untuk menjaga independensi para Komisaris Independen.
Hubungan Kekeluargaan dan Keuangan Para Anggota Direksi Nama Anggota Direksi
Anggota Dewan Komisaris dan Direksi berhak untuk menerima remunerasi yang terdiri dari gaji Direksi, honorarium bagi Komisaris, dan keuntungan, serta tunjangan lainnya baik untuk para Direktur dan Komisaris. Jumlah remunerasi ditentukan oleh Dewan Komisaris, atas rekomendasi dari Komite Nominasi dan Remunerasi, dan persetujuan para pemegang saham.
Posisi
2013
2014
Jumlah Saham
Persentase
Jumlah Saham
Persentase
790.799.500
29,1488802
790.799.500
29,1488802
Edwin Soeryadjaya
Presiden Komisaris
Joyce Soeryadjaya Kerr
Komisaris
-
-
-
-
Indra Cahya Uno
Komisaris
-
-
-
-
Sidharta Utama
Komisaris Independen
-
-
-
-
Anangga W. Roosdiono
Komisaris Independen
-
-
-
-
Sandiaga Salahuddin Uno
Presiden Direktur
790.799.500
29,1488802
790.799.500
29,1488802
Michael William P. Soeryadjaya
Direktur
3.000
0,0001106
3.000
0,0001106
Andi Esfandiari
Direktur
-
-
-
-
Ngo, Jerry Go
Direktur Independen
-
-
-
-
1.581.602.000
58,2978710
1.581.602.000
58,2978710
Total
75 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Komite Perseroan
KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI Komite Nominasi dan Remunerasi ditugaskan untuk memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai nominasi dan remunerasi bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi. Komite juga menyediakan rekomendasi mengenai pencalonan posisi eksekutif senior Perseroan. Tugas dan Tanggung Jawab Tugas dan tanggung jawab Komite Nominasi dan Remunerasi adalah untuk membantu Dewan Komisaris secara profesional dan independen serta dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip GCG dalam memberikan rekomendasi terkait dengan sistem prosedur yang berhubungan dengan: t Program suksesi anggota Dewan Komisaris dan Direksi dan posisi strategis dalam pengelolaan Perseroan. t Identifikasi dan usulan calon anggota Dewan Komisaris, Direksi dan posisi strategis dalam pengelolaan Perseroan. t Penentuan remunerasi bagi anggota Dewan Komisaris, Direksi dan posisi strategis dalam pengelolaan Perseroan. Masa Jabatan Komite Nominasi dan Remunerasi Penunjukan anggota Komite Nominasi dan Remunerasi oleh Dewan Komisaris berdasarkan keputusan Dewan Komisaris. Untuk Komisaris Independen yang juga anggota Komite Nominasi dan Remunerasi, masa jabatannya harus sama dengan masa jabatannya sebagai Komisaris Independen yang ditetapkan oleh RUPS. Untuk anggota lain yang bukan merupakan Komisaris Independen, masa jabatannya tidak boleh melebihi masa jabatan Dewan Komisaris dan dapat diangkat kembali untuk periode berikutnya. Susunan dan Struktur Komite Nominasi dan Remunerasi Komite Nominasi dan Remunerasi dibentuk berdasarkan keputusan Dewan Komisaris tanggal 26 April 2013, dengan komposisi sebagai berikut:
Nama
Posisi
Periode
Anangga W. Roosdiono
Ketua
2013–2016
Nama
Posisi
Periode
Edwin Soeryadjaya
Anggota
2013–2016
Nama
Posisi
Periode
Handianto Ganis
Anggota
2013–2016
Profil singkat masing-masing anggota Komite Nominasi dan Remunerasi terdapat pada bagian Informasi Perusahaan laporan tahunan ini.
Rapat Komite Nominasi dan Remunerasi Pada tahun 2014, Komite Nominasi dan Remunerasi telah melakukan rapat sebanyak empat kali, dengan kehadiran anggota sebagai berikut: Nama
Jumlah Rapat
Kehadiran
% Kehadiran
Anangga W. Roosdiono
4
4
100%
Edwin Soeryadjaya
4
4
100%
Handianto Ganis
4
4
100%
Kualifikasi Komite Nominasi dan Remunerasi Komite Nominasi dan Remunerasi melakukan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional dan independen, tanpa intervensi dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Mengacu pada Piagam Komite Nominasi dan Remunerasi, dinyatakan bahwa: 1. Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi profesional di bidangnya, dipilih dan setidaknya memiliki kualifikasi sebagai berikut: a. Memiliki integritas yang tinggi, kompetensi, pengalaman, serta pengetahuan dan pemahaman yang mendalam dalam hal keuangan, peraturan yang berlaku dan kebijakan internal Perseroan yang berhubungan dengan ruang lingkup kerja mereka. b. Pemahaman yang komprehensif tentang manajemen Sumber Daya Manusia, terutama yang berkaitan dengan suksesi, nominasi dan remunerasi anggota Dewan Komisaris, Direksi dan posisi strategis dalam pengelolaan Perseroan. 2. Komite Nominasi dan Remunerasi terdiri dari setidaknya satu orang Komisaris Independen, satu orang Komisaris dan satu orang Otoritas Eksekutif dari bidang Sumber Daya Manusia. 3. Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi yang juga merupakan Komisaris Independen bertindak sebagai Ketua Komite Nominasi dan Remunerasi. 4. Jika dianggap perlu, jumlah anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dapat ditambah dengan anggota ahli independen dan tidak berafiliasi dengan Perseroan yang bukan anggota Dewan Komisaris. 5. Komite Nominasi dan Remunerasi dibentuk melalui keputusan Dewan Komisaris. Aktivitas Komite Nominasi dan Remunerasi Pada Tahun 2014 Pada rapat-rapat yang diadakan pada tahun 2014, Komite Nominasi dan Remunerasi aktif memberikan masukan, evaluasi dan berdiskusi, melalui kegiatan-kegiatan antara lain sebagai berikut: t Struktur organisasi dan profil karyawan Perseroan. t Sistem remunerasi karyawan Perseroan yang diperbantukan di perusahaan investee. t Memberikan saran untuk membentuk komite nominasi dan remunerasi di semua perusahaan investee dan menempatkan perwakilan Perseroan pada masing-masing komite tersebut. t Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk pencalonan salah satu Direktur. t Aktivitas di bidang sumber daya manusia di Perseroan pada proses rekrutmen untuk tingkat manajerial ke atas, dan kemajuan pada survei keterlibatan karyawan.
76 Bab 5 Tata Kelola Perusahaan
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Komite Perseroan
t Desain dan implementasi Management and Employee Stock Options Program (MESOP). t Proposal remunerasi dan bonus tahunan untuk tahun 2014 bagi Komisaris dan Direktur Perseroan. Ketua Komite Nominasi dan Remunerasi secara teratur melaporkan kegiatan Komite kepada Dewan Komisaris dalam rapat Dewan Komisaris. KOMITE AUDIT Komite Audit dibentuk oleh Dewan Komisaris berdasarkan keputusan Dewan Komisaris. Komite Audit bertanggung jawab untuk mengawasi dan memberikan nasihat kepada Dewan Komisaris terhadap efektivitas pengendalian internal dan mekanisme manajemen risiko serta kepatuhan terhadap peraturan internal dan eksternal yang berlaku, termasuk peraturan OJK. Dewan Komisaris telah membentuk Komite Audit sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan tujuan yang efektif dan efisien. Komite Audit bekerja dalam kerangka Piagam Komite Audit yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris pada tanggal 30 Juli 2013 dan telah dipublikasikan di laman Perseroan. Piagam tersebut meliputi struktur, keanggotaan serta tugas dan tanggung jawab Komite Audit. Tugas dan Tanggung Jawab Tugas dan tanggung jawab Komite Audit adalah untuk memberikan pendapat profesional dan independen kepada Dewan Komisaris mengenai tanggung jawab mereka untuk mengawasi dan memberikan saran bagi Direksi dalam mengelola Perseroan. Berdasarkan peraturan OJK, Komite Audit memiliki tugas dan tanggung jawab, yang meliputi: t Memeriksa dan menganalisa informasi keuangan Perseroan yang akan diterbitkan, termasuk laporan keuangan dan informasi keuangan lainnya untuk memastikan bahwa isinya akurat dan dapat diandalkan. t Memeriksa dan menganalisa desain dan implementasi sistem pengendalian internal Perseroan untuk memastikan bahwa adanya kesalahan dalam laporan keuangan, penyalahgunaan aset Perseroan dan pelanggaran aturan yang berlaku dapat dicegah. t Memeriksa dan menganalisis rencana dan temuan Unit Audit Internal dan mengawasi tindak lanjut dari temuan tersebut oleh Direksi. t Merekomendasikan pengangkatan, pengangkatan kembali dan pemberhentian auditor eksternal berdasarkan independensi mereka dan kompetensi Dewan Komisaris untuk disetujui di RUPS Tahunan. t Mengawasi pekerjaan auditor eksternal untuk memastikan kecukupan dan transparansi rencana audit dan pelaksanaannya. t Memberikan pendapat yang independen jika ada perbedaan pendapat antara manajemen dan auditor eksternal pada hasil pekerjaan audit. t Memeriksa dan menganalisis kepatuhan Perseroan pada hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. t Memberikan gambaran tentang pelaksanaan sistem manajemen risiko Perseroan. t Menganalisis dan memberikan nasihat kepada Dewan Komisaris yang terkait dengan adanya potensi benturan kepentingan dalam Perseroan untuk memastikan semuanya sesuai dengan peraturan yang berlaku dan untuk kepentingan terbaik bagi Perseroan.
t Mengawasi dan menganalisa pengaduan oleh pihak eksternal dan menindaklanjuti keluhan tersebut, terutama yang berkaitan dengan proses akuntansi dan laporan keuangan, pengendalian internal, penipuan dan perilaku menyimpang yang dilakukan manajemen. Masa Jabatan Komite Audit Pengangkatan anggota Komite Audit oleh Dewan Komisaris berdasarkan keputusan Dewan Komisaris. Untuk Komisaris Independen yang juga merupakan anggota Komite Audit, masa jabatannya harus sama dengan masa jabatannya sebagai Komisaris Independen yang ditetapkan oleh RUPS. Untuk anggota lain yang bukan merupakan Komisaris Independen, masa jabatannya tidak boleh melebihi masa jabatan Dewan Komisaris dan hanya dapat diangkat kembali untuk satu periode. Independensi Komite Audit Seluruh anggota Komite Audit profesional dibidangnya dan dipilih antara lain berdasarkan integritas, kompetensi, pengalaman dan pengetahuan dalam hal keuangan. Para anggota Komite Audit juga perlu memenuhi persyaratan independensi yaitu: t Bukan merupakan pihak akuntan publik, konsultan hukum, penilai internal atau pihak lain yang memberikan jaminan, non-jaminan, penilaian dan/atau jasa konsultasi lain kepada Perseroan. t Tidak bekerja secara profesional atau pihak yang berwewenang dan bertanggung jawab untuk merencanakan, mengelola, mengendalikan atau mengawasi kegiatan Perseroan, kecuali Komisaris Independen. t Tidak memiliki kepemilikan saham Perseroan, baik langsung maupun tidak langsung. t Tidak memiliki afiliasi dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau pemegang saham utama Perseroan. t Tidak memiliki hubungan bisnis, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan operasional bisnis Perseroan. Susunan dan Struktur Komite Audit Berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris tanggal 7 Mei 2014, susunan Komite Audit diubah karena pengunduran diri Drs. Mustofa, Ak., sebagai anggota Komite Audit. Oleh karena itu, komposisi Komite Audit per 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: Nama
Posisi
Periode
Sidharta Utama
Ketua
2013–2016
Nama
Posisi
Periode
Ludovicus Sensi Wondabio
Anggota
2013–2016
Nama
Posisi
Periode
Alida Basir Astarsis
Anggota
2014–2016
Profil singkat tentang masing-masing anggota Komisi Audit disampaikan pada bagian Informasi Perusahaan pada laporan tahunan ini.
77 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Rapat Komite Audit Rapat Komite Audit dijadwalkan pada awal tahun dan setiap saat yang dianggap perlu. Pada tahun 2014, Komite Audit bertemu 11 kali, dengan kehadiran anggota sebagai berikut: Nama
Jumlah Rapat
Kehadiran
% Kehadiran
Sidharta Utama
11
11
100%
Ludovicus Sensi Wondabio
11
11
100%
Drs. Mustofa, Ak.*
4
4
100%
Alida Basir Astarsis**
7
7
100%
* Efektif mundur sebagai anggota Komite Audit sejak 31 Mei 2014 ** Efektif sebagai Komite Audit sejak 31 Mei 2014
Masing-masing rapat dihadiri setidaknya dua orang anggota Komite. Mereka yang berhalangan hadir dalam rapat, menerima informasi mengenai jalannya rapat secara terperinci. Aktivitas Komite Audit Tahun 2014, Komite Audit mengadakan aktivitas sebagai berikut: 1. Menyetujui jadwal dan agenda rapat Komite Audit. 2. Memberikan rekomendasi pengangkatan auditor eksternal. 3. Menyetujui untuk memberikan rekomendasi penunjukan kembali Kantor Akuntan Publik Siddharta&Widjaja (member of KPMG global network) sebagai auditor eksternal perusahaan kepada Dewan Komisaris. 4. Memeriksa laporan keuangan triwulan dan tahunan secara teratur, sebelum diajukan ke OJK dan BEI. Perhatian khusus diberikan untuk kebijakan akuntansi (pengakuan, penyajian, dan pengukuran) dan pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan. 5. Memeriksa rencana audit internal, temuan dan menindaklanjuti temuan-temuan itu, memberikan saran untuk pengembangan pengawasan internal dan mengawasi tindak lanjut dari pihak manajemen atas temuan-temuan tersebut. Komite Audit juga memeriksa dan menyetujui rencana internal audit tahun 2014 yang berkaitan dengan kecukupan perspektif audit berbasis risiko. 6. Mengawasi pekerjaan auditor eksternal pada pekerjaan audit untuk laporan keuangan 2013 yang selesai pada pertengahan Maret 2014. Komite Audit juga memeriksa rencana audit dan pendekatan secara keseluruhan serta independensi auditor untuk audit aporan keuangan 2014. 7. Memeriksa strategi manajemen risiko dan mengawasi rencana pelaksanaannya yang disesuaikan dengan model bisnis Perseroan yaitu sebuah perusahaan induk investasi. Kebijakan manajemen risiko danprosedur (termasuk penilaian risiko) dibentuk dan telah dilaksanakan sejak kuartal kedua tahun 2014. Komite Audit mengawasi proses pelaksanaan, memastikan bahwa kebijakan manajemen risiko tertanam dalam kegiatan Perseroan dan mematuhi proses pengendalian manajemen dan tata kelola Perseroan. 8. Memeriksa fungsi hukum dan kepatuhan yang dilaksanakan oleh Divisi Hukum dan Sekretaris Perusahaan. Divisi Hukum menjamin bahwa semua peraturan yang relevan dan dapat diterapkan telah diketahui, dilaksanakan dan disosialisasikan di dalam Perseroan, sementara Sekretaris Perusahaan menjamin bahwa peraturan-peraturan pasar modal yang relevan tertuang dalam peraturan-peraturan dan praktik-praktik internal dalam Perseroan. Komite Audit menekankan pentingnya Perseroan untuk benar-benar mematuhi semua hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Secara keseluruhan, Komite Audit mendorong Perseroan untuk menjamin integritas laporan keuangan Perseroan dan sistem kontrol, termasuk efektivitas dan kualitas proses audit yang dilakukan oleh pihak eksternal dan internal audit untuk memastikan bahwa pengendalian internal Perseroan dirancang dan dilaksanakan dalam kegiatan Perseroan secara efektif, terutama pada manajemen risiko dan sistem dan prosedur kepatuhan ketika berhadapan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Ketua Komite Audit secara berkala melaporkan aktivitas Komite kepada Dewan Komisaris dalam rapat Dewan Komisaris. KOMITE INVESTASI Komite Investasi bertanggung jawab untuk menjamin bahwa setiap kegiatan investasi dan divestasi, dan pengambilan keputusan yang dibuat oleh Perseroan sesuai dengan prinsip-prinsip GCG. Tugas dan Tanggung Jawab Untuk memastikan penerapan tata kelola pada kegiatan investasi dan divestasi, Komite Investasi telah dibentuk untuk membuat keputusan investasi dan divestasi tersebut. Komite Investasi terdiri dari Direksi dan diawasi oleh Presiden Komisaris Perseroan. Peran Presiden Komisaris di dalam Komite Investasi adalah untuk memberikan pengawasan dan supervisi pada kegiatan-kegiatan Komite Investasi atas nama Dewan Komisaris. Semua keputusan dari Komite Investasi membutuhkan persetujuan bulat dari semua anggota . Berdasarkan perubahan Anggaran Dasar sebagaimana disetujui oleh RUPS Luar Biasa pada tanggal 21 Januari 2014, Direksi membuat keputusan investasi dan divestasi sampai dengan 10% dari total ekuitas Perseroan. Semua investasi dan divestasi di atas ambang batas 10% secara otomatis diajukan untuk disetujui oleh Dewan Komisaris. Secara berkala, Dewan Komisaris diberitahu tentang investasi yang telah dibuat pada periode sebelumnya. Masa Jabatan Komite Investasi Untuk setiap Komisaris atau Direktur yang juga merupakan penasihat atau anggota Komite Investasi, masa jabatannya harus sama dengan masa jabatannya sebagai Komisaris atau Direktur yang ditetapkan oleh RUPS, dan dapat diangkat kembali untuk periode berikutnya.
78 Bab 5 Tata Kelola Perusahaan
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Komite Perseroan
Badan Tata Kelola Perusahaan Lainnya
Susunan dan Struktur Komite Investasi Pada tanggal 1 Desember 2014, Andi Esfandiari ditunjuk sebagai anggota baru Komite Investasi. Oleh karena itu, susunan Komite Investasi pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:
UNIT AUDIT INTERNAL Unit Audit Internal Perseroan dibentuk berdasarkan Piagam Audit Internal yang dirumuskan oleh Direksi dan Dewan Komisaris pada tanggal 15 Maret 2013.
Nama
Posisi
Periode
Edwin Soeryadjaya
Ketua (Penasehat)
2013–2016
Nama
Posisi
Periode
Sandiaga Salahuddin Uno
Anggota
2013–2016
Nama
Posisi
Periode
Michael William P. Soeryadjaya
Anggota
2013–2016
Nama
Posisi
Periode
Andi Esfandiari
Anggota
2014–2016
Nama
Posisi
Periode
Ngo, Jerry Go
Anggota
2013–2016
Profil singkat masing-masing anggota Komite Investasi disebutkan pada bagian Informasi Perusahaan pada laporan tahunan ini. Rapat Komite Investasi Pada tahun 2014, Komite Investasi telah melakukan 23 kali pertemuan, yang dihadiri oleh para anggota, yaitu sebagai berikut: Nama
Jumlah Rapat
Kehadiran
% Kehadiran
Edwin Soeryadjaya
23
23
100%
Sandiaga Salahuddin Uno
23
23
100%
Michael W. P. Soeryadjaya
23
23
100%
Andi Esfandiari*
2
2
100%
Ngo, Jerry Go
23
23
100%
* Efektif menjadi anggota Komite Investasi pada tanggal 1 Desember 2014.
Aktivitas Komite Investasi Pada tahun 2014, Komite Investasi berdiskusi mengenai lebih dari 72 proposal baru yang telah diseleksi dari total 139 peluang. Dari proposal-proposal tersebut, dua investasi disetujui dan 21 investasi yang ditindaklanjuti pada tahun 2014. Tidak ada diskusi mengenai divestasi yang dilakukan oleh Komite Investasi pada tahun tersebut.
Peran Unit Audit Internal adalah untuk meyakinkan Direksi dalam tata kelola, manajemenrisiko dan pengendalian, serta masukan untuk perbaikan yang berkelanjutan dalam proses bisnis yang ada. Unit Audit Internal memberikan pendapat profesional dan independen tentang apakah kegiatan Perseroan sesuai dengan peraturan dan ketentuan Perseroan. Untuk melaksanakan misinya, Unit Audit Internal telah mengembangkan struktur organisasi, standar kerja dan praktik, program komunikasi dan program jaminan kualitas. Struktur dan Personil Unit Audit Internal Unit Audit Internal terdiri dari para auditor internal dengan berbagai latar belakang dan cakupan pendidikan dan pengalaman kerja. Kepala Unit Audit Internal bertanggung jawab langsung kepada Presiden Direktur. Kepala Unit Audit Internal diangkat dan diberhentikan oleh Presiden Direktur dengan persetujuan Dewan Komisaris berdasarkan rekomendasi dari Komite Audit. Pada 1 Oktober 2013, Surya Widjaja diangkat sebagai Kepala Unit Audit berdasarkan Surat Keputusan Presiden Direktur Perseroan tanggal 30 September 2013. Pada akhir tahun 2014, divisi ini terdiri dari dua orang (yaitu Surya Widjaja sebagai Kepala Unit Audit Internal dan Rocky Novanda sebagai Senior Officer Unit Audit Internal).
Struktur Organisasi Unit Audit Internal Komite Audit Sandiaga S. Uno Presiden Direktur
Surya Widjaja Kepala
Rocky Novanda Senior Officer
Kepala Unit Audit Internal Perseroan tidak memiliki sertifikasi sebagai audit internal profesional, namun ia memiliki pengalaman yang luas sebagai auditor internal dari PricewaterHouseCoopers selama delapan tahun. Profil singkat Kepala Unit Audit Internal terdapat pada bagian Informasi Perusahaan di laporan tahunan ini.
79 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Tugas dan Tanggung Jawab Unit Internal Audit Tugas dan tanggung jawab Unit Internal Audit adalah sebagai berikut: t Menetapkan Rencana Unit Audit Internal Tahunan dan pelaksanaannya setelah dievaluasi oleh Komite Audit dan disetujui oleh Direksi. t Memeriksa dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal, sistem manajemen risiko, dan GCG sesuai dengan kebijakan Perseroan, melakukan audit dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas sistem keuangan Perseroan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi informasi Perseroan dan lainnya. t Memberikan rekomendasi perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diaudit pada setiap tingkatan manajemen. t Mempersiapkan laporan audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Komite Audit, Presiden Direktur dan Dewan Komisaris. t Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut temuan audit dan perbaikannya. t Bekerja sama dengan Komite Audit. t Mempersiapkan program untuk mengevaluasi kualitas pekerjaan audit internal. t Mengambil alih tugas audit khusus jika diperlukan. Aktivitas Unit Audit Internal Aktivitas Unit Audit Internal pada tahun 2014 adalah sebagai berikut: t Melakukan audit perpajakan pada divisi keuangan dan akuntansi Perseroan (diselesaikan pada Februari 2014). t Melakukan audit terhadap pelaporan rutin yang dilakukan oleh divisi akuntansi Perseroan (diselesaikan pada Maret 2014). t Melakukan audit terhadap proses perekrutan dan pengupahan yang dilakukan oleh divisi sumber daya manusia Perseroan (diselesaikan pada April 2014). t Melakukan audit bersama pemegang saham atas PT Medco Power Indonesia, salah satu perusahaan investee Perseroan (diselesaikan pada Oktober 2014). t Melakukan pemantauan audit perjanjian pada divisi keuangan (diselesaikan pada Desember 2014). SEKRETARIS PERUSAHAAN Sekretaris Perusahaan bertindak sebagai penghubung yang menjembatani kepentingan Perseroan dan pihak luar, karena itu memainkan peranan penting dalam perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham publik. Peran Sekretaris Perusahaan yang paling utama adalah untuk mempertahankan persepsi publik yang positif atas citra perusahaan dan memenuhi tanggung jawab Perseroan untuk transparansi sebagai Perseroan milik publik. Tugas dan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan termasuk tugas kesekretariatan, hubungan masyarakat, dan mematuhi peraturan yang dikeluarkan oleh industri dan otoritas pasar modal serta peraturan GCG yang terkait, antara lain: t Mewakili Perseroan dalam berhubungan dengan semua pemangku kepentingan dalam mengomunikasikan kegiatan Perseroan, terutama yang berkaitan dengan keterbukaan informasi. t Mengontrol manajemen strategi komunikasi eksternal dan internal dengan semua pemangku kepentingan untuk memastikan penyebaran informasi Perseroan yang terbuka dan akuntabel untuk menjaga citra positif Perseroan.
t Memastikan kepatuhan penuh pada peraturan bursa efek dan pasar modal yang berlaku, serta pelaksanaan GCG. t Memantau setiap perkembangan dan perubahan peraturan pasar modal, dan menyampaikan rekomendasi dan masukan kepada Direksi mengenai dampak perubahan ini terhadap Perseroan serta melaksanakan perubahan ini dalam Perseroan. t Mengatur dan mengelola RUPS. Selain tugas-tugas di atas, Sekretaris Perusahaan juga bertanggung jawab untuk: t Mengorganisasi/mengambil bagian dalam paparan publik bersama-sama dengan Hubungan Investor. t Mengorganisasi keputusan-keputusan Direksi. t Mengorganisasi daftar pemegang saham dan memberikan informasi yang tepat waktu kepada para pemegang saham mengenai kinerja Perseroan. t Mengorganisasi informasi material kepada OJK, BEI, dan menginformasikannya pada masyarakat umum hal yang sama, seperti yang disyaratkan oleh hukum dan peraturan pasar modal yang berlaku. t Mengorganisasi dan menghadiri semua pertemuan Dewan Komisaris, rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi, serta pertemuan semua komite (Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi dan Komite Investasi) dan membuat risalah rapat tersebut. t Memastikan akuntabilitas Perseroan kepada para pemangku kepentingan, termasuk masyarakat umum, melalui publikasi laporan keuangan yang berkala dan tepat waktu. t Mengelola administrasi kesekretariatan atau korespondensi Perseroan dengan pihak terkait di pasar modal termasuk OJK dan BEI. t Mengelola kegiatan hubungan masyarakat Perseroandengan Komunikasi Korporasi. Tugas yang dilakukan Sekretaris Perusahaan pada tahun 2014 Sepanjang tahun 2014, Sekretaris Perusahaan melakukan berbagai aktivitas, antara lain: 1. Berkorespondensi dan melakukan pertemuan dengan OJK dan BEI sebagai regulator pasar modal. 2. Menghadiri konferensi dan lokakarya yang diselenggarakan oleh OJK, BEI, Asosiasi Emiten Indonesia dan Indonesia Corporate Secretary Association. 3. Bersama dengan Hubungan Investor dan Komunikasi Korporasi, menyediakan laporan perkembangan Perseroan kepada publik melalui siaran pers, laman perusahaan, dan memenuhi permintaan data Perseroan. Sebanyak delapan siaran pers diterbitkan pada tahun 2014. 4. Menyampaikan empat periode laporan keuangan dan satu laporan tahunan kepada OJK dan BEI, serta penerbitan laporan tersebut di laman dan pengumuman laporan keuangan setahun penuh dan laporan keuangan tengah tahunan Perseroan di surat kabar nasional. 5. Menyelenggarakan sekali RUPS Tahunan dan dua kali RUPS Luar Biasa. 6. Menyelenggaakan konferensi pers, pertemuan dan kegiatan liputan media dengan Komunikasi Korporasi. Struktur Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Direktur. Sejak tahun 2013, berdasarkan surat penunjukan tertanggal 18 Maret 2013 yang berlaku efektif mulai 1 April 2013, posisi Sekretaris Perusahaan dijabat oleh Putri Ira Chaerani Dompas. Perseroan tidak menentukan masa jabatan Sekretaris Perusahaan.
80 Bab 5 Tata Kelola Perusahaan
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Badan Tata Kelola Perusahaan Lainnya
Pada akhir tahun 2014, divisi di bawah Sekretaris Perusahaan terdiri dari tiga orang (yaitu Putri Ira Chaerani Dompas sebagai Sekretaris Perusahaan, Catharina Latjuba sebagai Senior Associates Komunikasi Korporasi dan Ardi Purnamaningtyas sebagai Associates Sekretaris Perusahaan). Profil singkat Sekretaris Perusahaan terdapat pada bagian Informasi Perusahaan di laporan tahunan ini. Pelatihan bagi Sekretaris Perusahaan Pada tahun 2014, Sekretaris Perusahaan menghadiri lokakarya khusus untuk Sekretaris Perusahaan yang diselenggarakan oleh International Finance Corporation di Bali serta konferensi, seminar dan lokakarya lainnya yang diadakan oleh OJK dan BEI. Melalui kegiatan ini Sekretaris Perusahaan dapat terus mengikuti perkembangan keahlian di bidangnya, untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan dalam melaksanakan tugastugasnya. KOMUNIKASI KORPORASI Sebagai bagian dari divisi Sekretaris Perusahaan, Komunikasi Korporasi mengambil peran aktif dalam mengelola berbagai upaya hubungan masyarakat dan media untuk publik. Kegiatan hubungan masyarakat dan media bertujuan untuk membangun reputasi perusahaan yang positif, melalui kegiatan dan komunikasi dengan media, serta kegiatan sosial perusahaan. Beberapa fungsi yang dilakukan oleh Komunikasi Korporasi antara lain: 1. Menjaga hubungan baik dengan media untuk memastikan kelancaran arus komunikasi serta liputan yang yang wajar dan seimbang dari Perseroan. 2. Menyampaikan pesan dari Perseroan kepada publik secara akurat, sistematis dan terarah. Komunikasi Korporasi mengambil peran aktif dalam mengelola berbagai bahan publikasi kepada masyarakat, antara lain: 1. Mengatur pelaksanaan strategi publikasi non-media Perseroan untuk masyarakat non-keuangan, investor dan komunitas keuangan untuk menjaga reputasi baik Perseroan. 2. Mengatur pelaksanaan strategi iklan perusahaan di media massa terkait dengan aspek keuangan dan non-keuangan untuk menjaga reputasi perusahaan. 3. Memastikan publikasi dan laman Perseroan mudah diakses oleh umum dan isinya disajikan dalam format yang sederhana dan jelas agar mudah dibaca. Sepanjang tahun 2014, Komunikasi Korporasi telah melakukan berbagai kegiatan, antara lain: 1. Mengadakan acara internal seperti Saratoga’s 3rd Annual CXO Network dan Saratoga Golf Day 2014. 2. Mengadakan satu kali RUPS Tahunan dan dua kali RUPS Luar Biasa. 3. Menyediakan informasi perkembangan Perseroan terbaru kepada publik melalui siaran pers dan laman perusahaan. Sebanyak delapan siaran pers diterbitkan pada tahun 2014. 4. Mengorganisir Konferensi Pers dan kegiatan Media Gathering. 5. Mengadakan aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan.
HUBUNGAN INVESTOR Peran Hubungan Investor penting dalam menyampaikan penjelasan dan pengungkapan yang jelas tentang riwayat dan kinerja Perseroan untuk memastikan bahwa para pemegang saham dan pelaku pasar modal lainnya mampu membuat keputusan yang adil dalam berinvestasi di Perseroan. Hubungan Investor melakukan perhitungan nilai bersih aset dan menganalisa secara teratur dan mempersiapkan analisa keuangan Perseroan termasuk penilaian yang menyoroti kinerja investasi di 20 perusahaan yang beroperasi di berbagai sektor untuk secara efektif dikomunikasikan kepada para pemegang saham, analis ekuitas, mitra potensial, bankir, dan pelaku pasar modal lainnya. Hubungan Investor menyebarkan informasi secara langsung kepada investor dan pelaku pasar modal melalui presentasi Perseroan yang menyajikan perkembangan terbaru secara rutin yang tersedia di laman Perseroan, menyediakan informasi keuangan terbaru triwulanan melalui laman dan distribusi surat elektronik Hubungan Investor, merumuskan pesan-pesan penting pada berbagai kesempatan acara untuk didistribusikan kepada publik, dan memberikan respon yang cepat atas pertanyaan yang berkaitan dengan kinerja keuangan Perseroan yang datang dari analis institusi investor, analis riset mengenai saham Perseroan, kreditur, dan lain-lain. Hubungan Investor Perseroan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Keuangan dan bekerja bersama dengan Sekretaris Perusahaan dan Komunikasi Korporasi dalam membangun persepsi publik yang positif dan membantu memastikan transparansi informasi Perseroan kepada publik. Pada tahun 2014, Hubungan Investor memastikan investor dan pelaku pasar modal memiliki akses pada informasi perusahaan dan melakukan pertemuan langsung dengan Direksi Perusahaan dengan cara pertemuan one-on-one dan pertemuan kelompok secara langsung dan melalui partisipasi dalam konferensi investor, roadshow, serta pengiriman paparan publik. Direksi Perseroan yang bertugas dan aktif berpartisipasi dalam berbagai kesempatan tersebut. . Acara Konferensi
Frekuensi
2 3
Roadshows Pertemuan Tatap Muka dan Telekonferensi
105
Paparan Publik
1
Pengungkapan Informasi Sesuai dengan prinsip-prinsip transparansi dan sesuai dengan peraturan dan ketentuan keterbukaan informasi bursa dan pasar modal itu, Perseroan selalu menyediakan informasi terkini mengenai setiap perkembangan Perseroan kepada pemegang saham dan otoritas pasar modal melalui berbagai saluran untuk memastikan komunikasi yang efektif dan tepat waktu. Selain melaporkan secara langsung kepada otoritas pasar modal dan bursa efek, informasi juga disebarkan kepada para pemegang saham melalui pengumuman Bursa Efek Indonesia dan media massa, serta pada laman Perseroan.
81 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Eksternal di 2014
Frekwensi
Laporan kepada OJK
52
Laporan kepada IDX
53
Laporan Tahunan
1
Siaran Pers
8
Siaran Pers di 2014 Tanggal
Judul
21 Januari 2014
Saratoga Optimis untuk Memperkuat Portofolio Investasinya pada Tahun 2014
28 Maret 2014
Pendapatan Saratoga Meningkatkan 55% menjadi Rp3,7 Triliun Pada Tahun 2013
30 April 2014 Laba Bersih Saratoga Naik 383% Menjadi Rp444 Miliar Pada Kuartal Pertama 2013 7 Mei 2014
RUPST Saratoga Meningkatkan Investasi Pada Tahun 2014
4 Agustus 2014
Saratoga Terus Berkembang, Laba Semester I 2014 Dipatok Rp542 Miliar
12 Agustus 2014
Saratoga Mengakuisisi Saham PT Gilang Agung Persada (PT GAP), Memperkuat Investasi di Sektor Konsumen Indonesia
29 Oktober 2014
Saratoga Menetapkan Laba Bersih Rp762 Miliar Pada Kuartal Ketiga 2014
31 Desember 2014
Saratoga Berhasil Mempertahankan Momentum Pertumbuhan Positif Pada Tahun 2014
Akses Informasi dan Data Perseroan Perseroan yakin bahwa penyebaran informasi kepada seluruh pemangku kepentingan merupakan komponen penting untuk meningkatkan transparansi informasi internal dan eksternal, yang bertujuan untuk membantu, menjaga dan meningkatkan pengetahuan para pemangku kepentingan, pemahaman dan persepsi positif terhadap kebijakan dan kegiatannya. Untuk menyediakan informasi terkini kepada seluruh pemangku kepentingan, Perseroan menyajikan portal informasi, http://www.saratoga-investama.com, dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Untuk memenuhi prinsip keterbukaan informasi, perusahaan selalu menyampaikan laporan tentang materi dan fakta informasi baik melalui surat dan laporan elektronik untuk OJK dan BEI. Keterbukaan informasi perusahaan disajikan melalui laporan elektronik yang tersedia di situs BEI (www.idx.co.id). Akses pada Siran Pers melalui Laman Perseroan Setiap kegiatan korporasi dan acara besar lainnya secara aktif dipublikasikan melalui siaran pers dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Siaran pers juga tersedia di laman perusahaan.
Alamat Korespondensi Perseroan (Hubungi Kami) Perseroan dengan tangan terbuka menyambut dan terus membina saluran komunikasi dengan para pemangku kepentingan melalui fitur ‘hubungi kami’ yang tersedia di laman Perseroan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Menara Karya Lantai 15 Jalan HR Rasuna Said Blok X-5 Kav. 1-2 Jakarta Selatan 12950, Indonesia Telepon : 6221 5794 4355 Faks : 6221 5794 4365 Alamat e-mail Sekretaris Perusahaan dan Hubungan Investor Institusi atau pihak yang terkait dengan pasar modal dan investor diundang untuk langsung menghubungi Sekretaris Perusahaan dan Hubungan Investor di alamat berikut: Ira Dompas (Sekretaris Perusahaan) Telepon : 6221 5794 4355 Faks : 6221 5794 4365 Email :
[email protected] Leona Karnali (Hubungan Investor) Telepon : 6221 5794 4355 Faks : 6221 5794 4365 Email :
[email protected] Program Management and Employee Stock Options Program (MESOP) Perseroan Berdasarkan RUPS Luar Biasa tanggal 22 Februari 2013, pemegang saham Perseroan telah menyetujui untuk memberikan hak opsi kepada manajemen dan karyawan melalui MESOP dalam jumlah hingga 2% dari modal ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum perdana Perseroan. Perseroan telah menetapkan kriteria yang harus dipenuhi dalam kaitannya dengan alokasi hak opsi kepada peserta MESOP. Untuk pelaksanaan MESOP Tahap I dimulai dari tanggal 7 Februari 2014 hingga 7 Februari 2019, Perusahaan telah memperoleh persetujuan dari BEI berdasarkan Surat No.S-00316/BEI.PPJ/012014 tanggal 27 Januari 2014 tentang persetujuan Pencatatan Saham dalam Rangka Program MESOP, seperti yang diumumkan di situs BEI No.Peng-P-00096/BEI.PPJ/01-2014 tanggal 6 Februari 2014, dengan rincian sebagai berikut: Pre-Listing Saham MESOP Jumlah Total MESOP : Harga pelaksanaan MESOP : Jumlah saham pre-listing untuk MESOP : Nilai nominal saham : Tanggal saham pre-listing :
14.421.000 saham Rp4.777 14.421.000 saham Rp100/saham 7 Februari 2014
82 Bab 5 Tata Kelola Perusahaan
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Etika dan Sosialisasi Etika Perseroan
Sanksi Administrasi Pada tahun 2014, sanksi administratif berupa teguran tertulis diberlakukan pada Perseroan terkait dengan keterlambatan penyampaian bukti iklan babak pertama laporan keuangan Perseroan untuk periode Juni 2013 pada OJK, berdasarkan Surat No.S-15/PM.111/2014 tanggal 15 Januari 2014. PROSES PENGADILAN Masalah hukum baik hukum perdata dan pidana yang dihadapi selama periode laporan ini yang telah diajukan melalui proses hukum untuk tahun 2014, tidak ada proses hukum pidana atau perdata yang melibatkan pihak Perseroan. Kasus Litigasi Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Selama tahun pelaporan, tidak ada kasus hukum yang melibatkan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan sebagai pihak terdakwa. KONFLIK KEPENTINGAN Selama 2014, tidak ada transaksi dengan konflik kepentingan, yang didefinisikan sebagai keadaan di mana terdapat konflik antara kepentingan ekonomi Saratoga dan kepentingan ekonomi pribadi anggota Direksi Perseroan, Dewan Komisaris, pemegang saham utama atau pihak yang terafiliasi. DANA UNTUK AKTIVITAS POLITIK DAN SOSIAL Selama 2014, Perseroan tidak terlibat dalam kegiatan politik dan tidak memberikan sumbangan pada kepentingan politik. Sebaliknya, kesadaran yang kuat tentang isu-isu sosial dan lingkungan merupakan bagian penting dari tugas Perseroan dan tanggung jawab terhadap masyarakat, dan disalurkan melalui berbagai inisiatif di bidang sosial dan lingkungan. Sebuah kegiatan yang lebih rinci yang dilakukan oleh perusahaan tertera dalam Bagian Tanggung Jawab Sosial Korporasi dalam laporan tahunan ini.
Kode Etik Pada tahun 2014, Perseroan telah memulai pengembangan Kode Etik yang akan berfungsi sebagai pedoman bagi direksi, komisaris dan seluruh karyawan Perseroan dalam melakukan interaksi dan hubungan dengan para pemangku kepentingan. Tujuan dari Kode Etik adalah untuk menunjukkan komitmen Perseroan untuk standar tertinggi perilaku yang etis, untuk mendorong perilaku yang etis yang tepat dan sanksi pelanggaran dalam Perseroan; dan mengembangkan budaya dan perilaku yang etis berdasarkan standar tersebut, yang dipimpin oleh pemegang saham, komisaris dan manajemen Perseroan, dan diikuti oleh seluruh karyawan. Isi Kode Etik Perseroan memiliki Kode Etik yang menetapkan etika standar dan perilaku yang ditegakkan oleh seluruh anggota Perseroan, yang mengatur sebagai berikut: t Siapa yang harus menerapkan Kode Etik t Tujuan Kode Etik t Konsekuensi dari pelanggaran Kode Etik t Prinsip-prinsip etika perusahaan t Perlindungan terhadap kepentingan karyawan t Kejujuran t Korupsi dan penipuan t Keadilan t Kerahasiaan t Transparansi t Aktivitas politik t Keamanan dan reputasi t Masyarakat, lingkungan dan komitmen masyarakat luas t Kepatuhan terhadap hukum, aturan dan peraturan t Kepatuhan dan pelaporan menyangkut perusahaan (Kebijakan Whistle blower) Kode Etik berlaku untuk semua Direktur, Komisaris dan Karyawan Perseroan. Sosialisasi Etika Perusahaan Internalisasi dan sosialisasi proses Kode Etik dan nilai-nilai Perseroan bagi semua tingkatan organisasi (Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan) dilakukan melalui media komunikasi formal dan informal, seperti: diskusi, pengarahan, pengiriman surat elektronik dari manajemen dan lain-lain. Pada tanggal 15 Agustus 2014, manajemen melalui Divisi Sumber Daya Manusia telah melakukan internalisasi dan proses sosialisasi dengan mengirimkan surat elektronik kepada seluruh karyawan Perseroan, termasuk anggota Dewan Komisaris dan Direksi. Manajemen Perseroan juga telah meluncurkan Kode Etik dan Pedoman Tata Kelola Perusahaan dalam acara tahunan Saratoga 3rd Annual CXO Network pada 23 Agustus 2014. Kebijakan Anti Penyuapan, Pembayaran Kembali, Pembayaran-Pembayaran Fasilitasi, Hadiah dan Hiburan Perseroan telah membentuk kebijakan anti penyuapan, pembayaran kembali, pembayaran-pembayaran fasilitasi, hadiah dan hiburan, yang berlaku untuk setiap transaksi dengan pejabat atau karyawan pemerintah luar negeri dan/atau dalam negeri atau dengan setiap perusahaan swasta atau orang tertentu, dan baik dalam transaksi bisnis yang bersifat domestik atau internasional. Seluruh Direktur, Komisaris dan karyawan Saratoga (Individu Saratoga), termasuk afiliasinya, tidak diperbolehkan untuk menawarkan atau menerima suap, pembayaran fasilitas,
83 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Pengendalian Internal
pembayaran kembali atau pembayaran yang tidak layak lainnya untuk alasan apapun. Penawaran, pembayaran, permintaan atau penerimaan suap baik langsung maupun tidak langsung dalam bentuk apapun oleh Individu Saratoga dan/atau afiliasinya, tidak dapat diterima. Perseroan membatasi nilai hadiah dan hiburan yang dapat diterima atau diberikan oleh setiap Individu Saratoga. Sistem Whistleblowing Perseroan memiliki mekanisme whistleblower untuk melaporkan kecurangan, sebagaimana diatur dalam Pedoman Tata Kelola Perusahaan dan Kode Etik Perseroan. Karyawan dapat melaporkan setiap kasus penipuan atau pelanggaran Kode Etik, peraturan Perseroan, Anggaran Dasar, hukum, informasi rahasia dan kejahatan lainnya kepada kepala Unit Audit Internal. Sebuah laporan pelanggaran atau dugaan pelanggaran akan dirahasiakan, untuk kebutuhan investigasi yang memadai atas hal tersebut dan identitas orang tersebut tidak akan diungkapkan. Semua laporan akan segera diselidiki dan tindakan yang tepat akan diambil. Bagian Atas Formulir Unit Audit Internal akan berusaha untuk memastikan bahwa investigasi dilakukan dengan cepat dan sensitif tanpa mempengaruhi kualitas dan kedalaman investigasi tersebut. Pihak yang menyampaikan laporan akan diberitahu tentang kemajuan dan hasil penyelidikan secara tertulis. Perseroan meghargai bantuan dari setiap Individu Saratoga yang mengidentifikasi permasalahan potensial yang perlu ditangani. Setiap tindakan pembalasan terhadap setiap Individu Saratoga yang telah mengangkat suatu masalah secara jujur adalah suatu bentuk pelanggaran atas Kode Etik. Perhatian yang jujur, atau partisipasi dalam proses investigasi yang dilakukan oleh Individu Saratoga, tidak bisa dijadikan dasar atas tindakan apapun yang merugikan, termasuk pemisahan, penurunan jabatan, pemecatan, pengurangan keuntungan, ancaman, pelecehan atau diskriminasi. Pelaksanaan GCG pada Anak Perusahaan Pada 23 Agustus 2014, Perseroan meluncurkan Kode Etik dan Pedoman Tata Kelola Perusahaan dalam acara Saratoga 3rd Annual CXO Network, yang merupakan acara tahunan untuk memperkuat jaringan dan sinergi di antara para pemimpin bisnis di keluarga Perseroan dan sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan melalui diskusi dengan para ahli terkemuka dan para pemimpin industri. Perseroan mendorong semua perusahaan investee untuk mengadopsi Kode Etik dan Pedoman Tata Kelola Perusahaan dan membuat penyesuaian (jika diperlukan). Perseroan juga mengharapkan semua pihak yang berelasi dengan Perseroan untuk mematuhi Kode Etik dan Pedoman Tata Kelola Perusahaan. Prioritas Pengembangan GCG Pada Tahun 2015 Pada tahun 2015, Perseroan berencana untuk meningkatkan praktik GCG melalui kegiatan-kegiatan berikut: 1. Menyelesaikan Piagam Direksi. 2. Melengkapi Standar Prosedur Operasional untuk semua divisi di Perseroan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan operasional sehari-hari. 3. Memperkuat pemahaman dan pengetahuan tentang GCG melalui program pelatihan/seminar bagi anggota Dewan Komisaris, Direksi dan manajer senior Perseroan. 4. Penguatan kebijakan GCG dan pelaksanaannya dalam Perseroan dan anak perusahaan.
Pengendalian Internal adalah suatu proses, yang dipengaruhi oleh Direksi sebagai badan, manajemen dan individu lainnya, yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tujuan dalam kategori berikut ini: t Efektivitas dan efisiensi operasional. t Laporan keuangan yang dapat dipercaya. t Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. t Perlindungan terhadap aset perusahaan. Proses Pengendalian Internal Saratoga ini telah diikuti dengan baik oleh setiap individu terkait bahkan jauh sebelum Penawaran Umum Perdana. Ini terlihat dari proses rutin di masing-masing kategori. Efektivitas dan Efisiensi Operasional Selain rapat gabungan Direksi dan Dewan Komisaris yang terjadwal, Direksi dan Manajemen Senior bertemu secara teratur setiap minggu untuk memastikan perkembangan terkini operasional bisnis, kinerja keuangan serta peluang potensial Perseroan dan perusahaan investee diketahui sesegera mungkin. Fungsi pertemuan mingguan ini adalah untuk memonitor dan memungkinkan Perseroan membuat keputusan yang tepat waktu. Saratoga juga telah membentuk Unit Audit Internal dengan tugas utamanya memberikan kepastian yang memadai kepada Direksi dalam hal tata kelola, manajemen dan pengendalian risiko, serta saran untuk perbaikan berkelanjutan dalam proses bisnis yang ada. Unit Audit Internal memberikan pendapat profesional dan independen tentang apakah kegiatan Perseroan sesuai dengan peraturan dan ketentuan Perseroan. Pelaporan Keuangan yang Dapat Diandalkan Saratoga merekrut individu dengan latar belakang akuntansi yang mampu dan memiliki pengalaman luas di kantor akuntan publik. Pengembangan staf yang berkelanjutan untuk memastikan staf mengikuti perkembangan baru di bidang akuntansi dan audit juga menjadi perhatian manajemen. Perseroan memiliki Komite Audit yang dikepalai oleh seseorang yang merupakan anggota Dewan Nasional – Ikatan Akuntan Indonesia dan duduk di dewan penasehat Kebijakan Akuntansi Keuangan Bank Indonesia dan seorang anggota yang masih merupakan partner audit yang memeriksa laporan keuangan sebelum dipublikasikan. Selanjutnya, Saratoga juga melibatkan salah satu dari empat Akuntan Publik besar untuk mengaudit laporan keuangan konsolidasian. Kepatuhan terhadap Hukum dan Peraturan Mematuhi hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku merupakan indikator kinerja utama Sekretaris Perusahaan dan Divisi Hukum dengan bantuan dari divisi-divisi lain dalam Perseroan (yaitu Divisi Akuntansi, Divisi Keuangan, Divisi Pengembangan Bisnis, Divisi Sumber Daya Manusia, Unit Audit Internal, Manajemen Risiko dan Hubungan Investor).
84 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Bab 5 Tata Kelola Perusahaan
Manajemen Risiko
AUDIT EKSTERNAL Untuk memastikan laporan keuangan yang dapat dipercaya, Perseroan menunjuk akuntan publik bersertifikat untuk melakukan audit eksternal sebagai pemantau independen dari keuangan Perseroan. Sesuai dengan keputusan RUPS Tahunan perusahaan pada tanggal 7 Mei 2014, RUPS menyetujui penunjukan Kantor Akuntan Publik Siddharta & Widjaja (member of KPMG global network) untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan untuk laporan keuangan akhir tahun yang berakhir 31 Desember 2014. Kantor Akuntan Publik terdaftar di Bapepam-LK sebagai Akuntan Publik. RUPS juga memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris perusahaan untuk menetapkan honorarium akuntan publik tersebut dan menunjuk pengganti apabila karena satu dan lain hal Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk tidak dapat memenuhi kewajibannya. Tahun 2014 adalah tahun kedua bagi Saratoga untuk mempertahankan Kantor Akuntan Publik Siddharta & Widjaja (member of KPMG global network) dan tahun pertama untuk Dra. Tohana Widjaja, MBA, CPA untuk menjadi akuntan untuk menandatangani Laporan Auditor Independen untuk tahun fiskal 2014, dalam melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan. Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk telah menyelesaikan tugasnya secara independen, sesuai dengan standar profesional akuntan publik, kontrak dan ruang lingkup pekerjaan audit yang telah disepakati. Kantor Akuntan Publik Siddharta & Widjaja (member of KPMG global network) tidak menyediakan jasa konsultasi lain untuk Saratoga. Tabel berikut mencantumkan kantor akuntan publik yang mengaudit laporan keuangan konsolidasian perusahaan dan laporan keuangan anak perusahaan selama dua tahun terakhir: Akuntan Publik
Biaya Audit
2013
Siddharta & Widjaja
Rp3.065.227.770
2014
Siddharta & Widjaja
Rp3.342.778.000
MANAJEMEN RISIKO Sebagai perusahaan investasi aktif, Saratoga memahami kebutuhan untuk fokus pada pengelolaan risiko utama Perseroan yang dapat menghambat pertumbuhan bisnis dan bahkan mengancam kelangsungan manajemen bisnis. Manajemen risiko merupakan bagian yang tak terpisahkan dari penerapan GCG bersamaan dengan audit internal dan kepatuhan. Tujuan Manajemen Risiko 1. Untuk mengidentifikasi, menilai, mengelola, dan memonitor risiko-risiko utama yang terdapat pada kegiatan Perseroan dengan tujuan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan melindungi kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan Perseroan. 2. Untuk menanamkan budaya sadar risiko di Saratoga. 3. Untuk menerapkan pelaksanaan manajemen risiko yang baik dalam membantu Perseroan mencapai tujuannya, dan diakui sebagai pelopor dalam pelaksanaan GCG di Indonesia. Sistem Manajemen Risiko Pada tahun 2014, Saratoga menetapkan kebijakan manajemen risiko dan merumuskan prinsip-prinsip, strategi, kerangka kerja, tata kelola, peran dan tanggung jawab yang terkait dengan risiko usaha bagi Dewan Komisaris, Direksi, Kepala Divisi, dan karyawan Perseroan. Prinsip-prinsip Risiko Prinsip-prinsip risiko Perseroan mengikuti Manajemen Risiko Standar ISO 31000, di mana manajemen risiko harus menciptakan dan melindungi nilai, menjadi bagian yang tak terpisahkan dari proses organisasi, menjadi bagian dari pengambilan keputusan, secara eksplisit membahas ketidakpastian secara sistematis, terstruktur dan tepat waktu. Penilaian dan manajemen risiko harus didasarkan pada informasi terbaik yang tersedia, disesuaikan, mempertimbangkan faktor manusia dan budaya, transparan dan inklusif, dinamis, berulang dan responsif terhadap perubahan, dan memfasilitasi perbaikan dan peningkatan organisasi secara berkelanjutan. Strategi Manajemen Risiko Direksi Saratoga percaya bahwa budaya, kesadaran, dan praktik penerapan manajemen risiko sangat penting dalam proses pengambilan keputusan. Potensi risiko selalu dipertimbangkan dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan investasi baru, tindak lanjut investasi, menetapkan arah Perseroan, dan dalam kegiatan operasional sehari-hari. Bersama dengan Direksi dan kepala unit usaha, Unit Manajemen Risiko mengidentifikasi, menilai, memperhatikan risiko yang signifikan, menetapkan profil risiko serta merumuskan rencana mitigasi risiko. Direksi memastikan penerapan manajemen risiko Perseroan, sementara Komite Audit mengawasi Direksi dalam melakukan pembentukan unit manajemen risiko dan kemajuan pelaksanaan rencana manajemen risiko. Peran aktif dari Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Semua anggota Dewan Komisaris dan Direksi berperan aktif dalam mengelola risiko. Dewan Komisaris melakukan pengawasan terhadap kegiatan manajemen risiko dan memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa Perseroan mengelola risiko secara memadai, sedangkan Direksi bertanggung jawab untuk mengelola dan memitigasi paparan risiko Perseroan.
85 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Appetite Risiko Saratoga beroperasi dalam lingkungan bisnis yang unik dan sangat kompetitif yang melibatkan investasi jangka panjang dengan berbagai perusahaan pada tahap pertumbuhan, tahap awal, dan situasi khusus. Saratoga menetapkan appetite risiko di tingkat
menengah ke atas berkaitan dengan strategi dan risiko keuangan, sementara appetite risiko berkaitan dengan operasional, hukum dan kepatuhan, termasuk risiko reputasi, ditetapkan pada tingkat rendah.
Profil Risiko Risiko
Mitigasi
Risiko Sosial-Politik, Pasar, dan Ekonomi Kondisi sosial-politik, pasar dan ekonomi yang buruk dapat mempengaruhi bisnis Perseroan termasuk penurunan nilai investasi dan membatasi peluang investasi, yang dapat mempengaruhi kondisi keuangan Perseroan.
Mitigasi indikator makro ekonomi baik di Indonesia maupun secara global dipantau secara ketat melalui berbagai keterlibatan, termasuk pertemuan manajemen mingguan. Karena portofolio investasi Perseroan sebagian besar terdiri dari aset yang beroperasi di Indonesia, maka Perseroan dihadapkan pada risiko negara Indonesia. Namun demikian, Perseroan meyakini bahwa prospek pertumbuhan masa depan Indonesia lebih besar daripada risiko sosial-politik, pasar, dan ekonomi yang dihadapi Indonesia saat ini dan di masa mendatang. Dalam beberapa kasus, kondisi pasar yang kurang menguntungkan dapat benar-benar menawarkan peluang investasi baru, seperti pengalaman masa lalu telah mengajarkan Perseroan. Saratoga dibentuk pada tahun 1998 saat krisis keuangan Asia.
Risiko Ekspansi ke Bisnis dan Pasar Baru Sebagai perusahaan investasi aktif, Perseroan selalu berusaha untuk melihat peluang yang dapat memberikan nilai terbaik untuk portofolio Perseroan. Dalam hal itu, Perseroan terbuka untuk masuk ke lini bisnis baru, strategi investasi baru, dan pasar geografis baru, yang dapat menimbulkan risiko tambahan dan ketidakpastian dalam bisnis Perseroan.
Dalam menangkap peluang, Perseroan mengikuti proses investasi yang ketat dan melakukan analisis yang teliti dan uji tuntas. Perseroan bertahan dengan pendekatan yang ketat dan disiplin untuk proses pembuatan keputusan investasi Perseroan.
Paparan Risiko Industri di mana perusahaan investee Perseroan beroperasi Perusahaan investee Perseroan terlibat dalam sejumlah industri, seperti Sumber Daya Alam, sektor infrastruktur, dan konsumen. Industri di masing-masing tiga sektor tersebut memiliki risiko tertentu.
Perseroan mengelola paparan terhadap industri tertentu melalui investasi di tiga sektor utama dan sengaja membangun beberapa unit usaha dalam satu sektor. Meskipun harga komoditas yang rendah berdampak pada bisnis Perseroan di bidang sumber daya alam, portofolio investasi Perseroan secara keseluruhan mampu terus tumbuh. Pada semua perusahaan investee baik yang tercatat maupun belum tercatat, Perseroan memiliki saham yang cukup besar, tinjauan manajemen risiko rutin dilakukan dan rencana tindak lanjut yang dilakukan dengan bijak untuk meminimalkan risiko pada masing-masing perusahaan investee.
Risiko Pendanaan dan Arus Kas Sifat alami bisnis berfokus pada tahap awal dan horison investasi jangka panjang yang secara signifikan membutuhkan juga dana jangka panjang, tergantung pada kondisi pasar kredit, Perseroan mungkin tidak bisa memperbarui fasilitas tersebut. Kurangnya ketersediaan dana dapat mengakibatkan hilangnya peluang investasi.
Perseroan berusaha untuk mengembangkan dan mempertahankan akses yang luas terhadap maupun ekuitas. Perseroan juga menjalin hubungan yang kuat dengan bank dan investor. Pada tahun 2014, Perseroan melunasi pinjaman dan membatasi prinsip pelunasan pembayaran setiap tahun sesuai dengan perdagangan harian rata-rata investasi tunai Perseroan. Pada saat yang sama, Perseroan mempertahankan biaya operasional yang efisien dan rendah di tingkat induk.
Risiko Pasar Pergerakan harga pasar yang merugikan, suku bunga, dan perubahan nilai tukar mata uang asing dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
Investasi Perseroan antara lain di PT Adaro Energy Tbk., PT Tri Wahana Universal, dan PT Sinar Mentari Prima mempunyai pendapatan USD yang menyediakan perlindungan alami terhadap kewajiban USD Perseroan. Beberapa perusahaan investee tersebut dapat mengunci harga dengan kontrak penjualan jangka panjang sehingga memitigasi terhadap pergerakan pasar yang merugikan. Pada tahun 2014, Perseroan berhasil menerbitkan medium term notes dalam Rupiah untuk menggantikan sebagian pinjaman USD Perseroan. Untuk memenuhi kebutuhan lindung nilai kewajiban perseroan dalam USD, saat ini Perseroan mengantisipasinya dengan mengenali pasar dan sekaligus terus melihat peluang perlindungan jangka panjang.
Risiko Ketergantungan Pada Pendiri dan Para Eksekutif Utama Berakhirnya masa bakti dari pendiri dan eksekutif utama Perseroan akan berdampak negatif pada bisnis Perseroan.
Perencanaan suksesi sangat penting. Sebagai bagian dari program sumber daya manusia, Perseroan telah mengembangkan dengan baik rencana suksesi dan manajemen. Komite Nominasi dan Remunerasi mengawasi perencanaan suksesi dan penilaian kinerja eksekutif senior Perseroan.
Risiko Kelalaian dan Pelanggaran Karyawan Kesalahan karyawan bisa membahayakan Perseroan yang mempengaruhi kemampuan Perseroan untuk menarik investasi dan dapat mengakibatkan kerugian finansial, tanggung jawab hukum, serta membahayakan bagi reputasi Perseroam secara signifikan.
Perseroan memilih karyawan dan perwakilan Perseroan di perusahaan investee dengan hati-hati dan teliti. Divisi Sumber Daya Manusia Perseroan memberikan panduan yang jelas bagi karyawan, melalui kode etik, pelatihan dan sosialisasi untuk memastikan kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan. Untuk menyelaraskan kepentingan karyawan dan Perseroan, tinjauan kinerja individu dilakukan berdasarkan kinerja Perseroan.
Risiko Akibat Kerumitan Peraturan dan Hukum yang Kompleks Investasi Perseroan bisa jadi melibatkan bisnis yang besar, peraturan dan ketentuan hukum yang kompleks, yang mungkin memerlukan pengawasan peraturan yang lebih tinggi atau risiko kewajiban bersama yang lebih besar.
Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku adalah prioritas utama. Perseroan berusaha untuk mematuhi semua hukum dan peraturan yang terkait dengan kegiatan bisnis Perseroan dan memperbarui pengetahuan Perseroan tentang perubahan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sekretaris Perusahaan Perseroan memastikan Perseroan mengikuti peraturan perundangundangan dan persyaratan di area pasar modal. Divisi Hukum Perseroan memastikan bahwa Perseroan dilindungi terhadap kemungkinan risiko hukum yang didapatkan, dan ketika dipandang perlu, dapat bekerja sama dengan konsultan hukum untuk memperkuat mitigasi risiko hukum.
86 Bab 6 Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
87 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Di Saratoga, Perseroan menghargai karyawan dan mendorong mereka untuk secara konsisten menjunjung tinggi kedisiplinan dalam meraih visi dan tujuan Perseroan. Kedisiplinan dan dedikasi para karyawan mampu membuat Perseroan untuk mengambil kesempatan-kesempatan yang ada melalui naik turunnya siklus ekonomi. Hal yang mendasari kompetensi dan kemampuan pekerja Perseroan adalah komitmen untuk selalu memperbaiki manajemen, pengembangan dan kesejahteraan mereka.
88 Bab 6 Sumber Daya Manusia
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Sumber Daya Manusia
Rencana Tenaga Kerja, Rekrutmen dan Seleksi Kebutuhan tenaga kerja didasarkan pada adanya kesenjangan antara kemampuan yang ada dan kebutuhan bisnis masa depan, yang kemudian menjadi dasar bagi proses perekrutan dan seleksi, serta pengembangan karyawan. Perseroan terus menganalisis, mengevaluasi dan memonitor kondisi tenaga kerja saat ini untuk mengatasi kesenjangan tenaga kerja. Pada 31 Desember 2014, Perseroan mempekerjakan 51 orang. Rincian jumlah karyawan berdasarkan Jabatan, Pendidikan dan Usia adalah sebagai berikut:
Komitmen Untuk Maju Saratoga menganggap umpan balik dari karyawan sebagai sesuatu hal yang penting sebagai jaminan bahwa Perseroan mengerti apa yang dibutuhkan para karyawan untuk mencapai tujuannya. Menjalin kerja sama dengan perusahaan konsultan manajemen global, Hay Group, Perseroan mengadakan survei karyawan untuk pertama kalinya pada tahun 2013. Hal ini memberikan pemahaman tentang persepsi karyawan akan peran yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk mencapai tujuan Perseroan. Pada tahun 2014, Divisi Sumber Daya Manusia melakukan diskusi lanjutan, membangun komunikasi yang terbuka dengan para karyawan untuk memahami harapan mereka mengenai hal-hal yang perlu ditingkatkan. Hasil dari survei dan diskusi kelompok menunjukkan bahwa Arahan yang Jelas & Menjanjikan, Keyakinan pada Kepemimpinan, Struktur & Proses, Manajemen Kinerja, Gaji & Tunjangan, Peluang Pengembangan, dan Pelatihan adalah hal-hal yang perlu diperbaiki. Pada tahun 2014, Perseroan merumuskan beberapa inisiatif untuk memperjelas dan mengomunikasikan Indikator Kinerja Utama (IKU) dan tujuan, struktur organisasi, serta struktur jenjang karier. Perseroan juga bekerja untuk memperjelas dan menyelaraskan IKU dan tujuan individu, dan meninjau serta mengomunikasikan kebijakan imbalan kerja karyawan. Pelatihan diselenggarakan untuk mendukung pengembangan dan efektivitas karyawan dalam mencapai visi Perseroan. Menjelang akhir 2014, survei karyawan kedua diadakan untuk mengukur efektivitas inisiatif Divisi Sumber Daya Manusia. Hasil survei tahun 2014 menunjukkan bahwa beberapa perbaikan, seperti yang diindikasikan dengan persepsi positif dari para karyawan pada Arahan yang Jelas & Menjanjikan (+11%), Keyakinan pada Kepemimpinan (+21%), Struktur & Proses (+12%), Manajemen Kinerja (+21%), dan Gaji & Tunjangan (+1%). Selain itu, dengan mengadakan survei awal dan menerapkan inisiatif perbaikan, Perseroan berhasil mengurangi tingkat atrisi staf dari 4% menjadi 2%.
Jumlah pekerja berdasarkan jabatan Jabatan
2014
2013
Direktur
4
4
Manajer & Supervisor
26
27
Staf & Non Staf
21
21
Jumlah
51
52
Jumlah karyawan berdasarkan tingkat pendidikan Pendidikan
2014
2013
33
32
Diploma
5
6
Lainnya
13
14
Jumlah
51
52
Usia
2014
2013
> 50
10
10
41–50
16
15
31–40
16
20
9
7
51
52
Sarjana ke atas
Jumlah karyawan berdasarkan usia
< 30 Jumlah
89 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Pengembangan Kompetensi, Pelatihan dan Kesempatan yang Sama Perseroan memberikan kesempatan yang sama pada karyawan untuk mengejar impian masing-masing saat berkembang bersama Perseroan. Perseroan juga memberi karyawan kesempatan untuk berprestasi dengan menempatkan mereka di posisi yang tepat. Hasil penilaian kinerja dan rencana pertumbuhan Perseroan pada masa depan digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan pengembangan karyawan. Berbagai metodologi pengembangan mulai dari pelatihan terstruktur sampai ke pelatihan on-the-job digunakan demi kemajuan karyawan.
Dalam proses perekrutan Perseroan memilih orang yang mempunyai karakter korporasi yang kuat, yaitu Integritas, Semangat & Energi, dan Kompetensi & Kemampuan. Perseroan mencari karakteristik tersebut dari para kandidat melalui serangkaian wawancara dan tes teknis dan kompetensi. Manajemen Kinerja Perseroan menganggap manajemen kinerja adalah hal yang penting. Sepanjang tahun 2014, para manajer dan karyawan secara aktif terlibat dalam proses manajemen kinerja, dimana baik karyawan maupun manajer memonitor kinerja karyawan, sementara manajer memberikan pembinaan dan bimbingan kepada karyawan. Menjelang akhir tahun, setiap karyawan mengadakan diskusi penilaian kinerja dengan manajer masing-masing. Dari sini, karyawan dapat fokus pada pengembangan karir mereka, seiring dengan pertumbuhan Perseroan. No.
Pelatihan
1
ASEAN CG Score Card
2
APEC CEO Summit 2014
3
Business Valuation
4
Penyelenggara
Yang hadir
Indonesian Institute for Corporate Directorship
Kepala Unit Internal Audit, Hubungan Investor dan Sekretaris Perusahaan
APEC
Kepala Divisi Pengembangan Bisnis
Deloitte
Divisi Keuangan dan Akuntansi
Corporate Secretary Development Workshop
International Finance Corporation
Sekretaris Perusahaan
5
HR Involvement in Merger & Acquisition
Mercer
Divisi Sumber Daya Manusia
6
Understanding FATCA and the implication
K&L Gates
Divisi Keuangan, Akuntasi dan Hukum
7
Understanding ISDA
8.
Creative Writing
White & Case
Divisi Keuangan, Akuntasi dan Hukum
Jakarta Post
Komunikasi Korporasi dan Hubungan Investor
Selain penugasan tetap dari eksekutif portofolio di perusahaan investee, Perseroan memanfaatkan perusahaan asosiasi dalam mengembangkan karyawan dengan penugasan sementara di perusahaan investee. Pendekatan ini bermanfaat bagi karyawan dan perusahaan investee.
Catatan singkat dari program pelatihan dan lokakarya yang diselenggarakan pada tahun 2014 adalah sebagai berikut:
Staf berikut menerima penugasan sementara untuk perusahaan investee pada tahun 2014:
No.
Nama
Jabatan
1
Esmeralda Supraba
Associate Akuntansi
TKJ
Memperbaiki sistem akuntansi
2
Leona Karnali
VP Hubungan Investor & Manajemen Risiko
TKJ
Membantu mengases risiko dan valuasi perusahaan
3
Rifki
VP Pengembangan Organisasi
MPI
Mengembangkan rencana kapasitas tenaga kerja
4
Surya Widjaja
Kepala Unit Internal Audit
MPI
Membangun kapasitas audit internal
5
Catharina Latjuba
Komunikasi Korporasi
TKJ
Membantu melakukan proses pengembangan rebranding perusahaan
Perusahaan Investee
Tugas
90 Bab 6 Sumber Daya Manusia
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Sumber Daya Manusia
Hingga 31 Desember 2014, Perseroan memiliki 41.150 karyawan di Grup Saratoga (termasuk mereka yang bekerja di perusahaan investee)
Kesehatan, Keamanan dan Kesejahteraan Karyawan Agar karyawan tetap termotivasi, Perseroan memperhatikan secara serius kesejahteraan para karyawan. Paket penghargaan karyawan yang selalu diberikan antara lain: t Gaji pokok t Tunjangan Hari Raya t Biaya pengobatan, rawat inap dan rawat jalan t Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Hubungan Karyawan dan Pengembangan Budaya Kami percaya bahwa perusahaan yang besar didasarkan pada budayanya; sebuah budaya yang sinkron dengan jalannya perusahaan. Pada dasarnya, budaya ini adalah nilai-nilai luhur yang mempersatukan para karyawan.
Perseroan terus menerus mengkaji daya saing kompensasi di pasar untuk memastikan bahwa karyawan dapat memusatkan perhatian mereka pada apa yang perlu dicapai. Agar mereka lebih fokus, Perseroan juga menyediakan bonus berbasis kinerja yang terkait dengan kinerja individu maupun kinerja Perseroan. Perseroan juga melengkapi Manajemen Senior dengan Management and Employee Stock Option Program (MESOP) untuk menyelaraskan kepentingan mereka dengan para pemegang saham dan memastikan mereka berkomitmen untuk mencapai tujuan pertumbuhan jangka panjang Perseroan yang berkelanjutan. MESOP terdiri dari tiga tahapan, yang pertama dimulai pada 7 Februari 2014. Rincian lebih lanjut tentang MESOP disajikan di bagian Tata Kelola Perusahaan dalam laporan tahunan ini. Kami memahami bahwa kedisiplinan para karyawan perlu diimbangi dengan kebugaran pribadi. Perseroan menyediakan makan siang yang sehat dan bergizi, serta menyelenggarakan sesi yoga secara reguler. Guna membantu SDM tetap bersemangat dan sehat, sehingga mampu fokus terhadap tugas mereka, Perseroan mengadakan acara temu tahunan, pesta akhir tahun, dan berbagai kegiatan lainnya. Perseroan berkomitmen menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi karyawan. Perseroan mematuhi perundangundangan tentang keselamatan kerja, standar maupun panduan yang mengacu pada bisnis Perseroan. Perseroan melakukan kegiatannya dengan mengambil langkah-langkah keselamatan kerja yang memadai. Merupakan kebijakan Perseroan untuk menyediakan dan menyempurnakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman bagi karyawan.
Nilai-nilai pokok Perseroan adalah Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Tuntas, dan Kerja Ikhlas. Nilai-nilai ini ditegaskan kembali dalam pertemuan tahunan karyawan Perseroan pada tahun 2014. Dalam acara tahunan selama dua hari, karyawan terlibat dalam serangkaian kegiatan menjunjung tinggi nilai-nilai pokok tersebut. Untuk membantu memperkuat budaya Perseroan, pada tahun 2014 Perseroan memperbaharui regulasi internal yang menguraikan hubungan antara Perseroan dan karyawan, termasuk hak dan kewajiban masing-masing. Serangkaian sesi awareness diselenggarakan untuk memastikan bahwa semua orang mendapatkan informasi dengan baik mengenai regulasi baru tersebut. Membangun Kepercayaan dan Sinergi di Antara Perusahaan Investee Di Saratoga, Perseroan tidak memaksakan budayanya pada perusahaan investee karena Perseroan meyakini setiap perusahaan besar dibangun atas budaya uniknya sendiri. Perseroan membebaskan manajemen perusahaan investee untuk secara kreatif membangun budaya yang tepat dan dapat memberikan keunggulan kompetitif untuk setiap perusahaan. Namun, Saratoga juga percaya bahwa kita dapat bekerja lebih cerdas dan lebih baik ketika kita bersinergi dan bekerja sama-sama; dan untuk dapat melakukan hal ini, diperlukan rasa saling percaya. Saratoga’s Annual CXO Network Seperti halnya upaya Saratoga untuk membangun dan menjaga kepercayaan dengan perusahaan investee, Saratoga juga berupaya agar perusahaan investee dapat membangun kepercayaan di antara mereka sendiri. Perseroan melakukan hal ini melalui acara tahunan yang disebut Saratoga’s Annual CXO Network, yang memberikan fasilitas untuk berbagi jaringan dan pengetahuan. Perseroan membantu jaringan manajemen perusahaan investee untuk mengenal satu sama lain dan saling mencari peluang untuk bersinergi. Perseroan juga membantu mereka untuk belajar satu sama lain dan saling membina pengalaman.
91 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Dalam meningkatkan proses belajar ini, Perseroan juga mendatangkan pembicara dari luar untuk memperkaya perspektif manajemen perusahaan investee. Pada tahun 2014, Perseroan mengundang Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Jakarta pada waktu itu, Bapak Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama, untuk berbagi rencananya dalam meningkatkan dan mengembangkan Jakarta. Selain Saratoga’s Annual CXO Network, Perseroan juga menyelenggarakan acara rutin dan forum informal bagi jabatan tertentu untuk membangun dan meningkatkan sinergi seluruh perusahaan investee. Forum Sumber Daya Manusia Di forum Sumber Daya Manusia, Perseroan mengundang manajer sumber daya manusia dari masing-masing perusahaan investee untuk berbagi pengetahuan dan pelaksanaan terbaik mengenai manajemen bakat. Menjelang akhir tahun 2014, Perseroan mengadakan diskusi tentang pelaksanaan Badan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (BPJS), dampaknya terhadap keuangan perusahaan, dan potensi manfaat program ini. Forum Hubungan Investor Di forum Hubungan Investor, para manajer hubungan investor dari masing-masing perusahaan investee diundang untuk memberikan perkembangan terbaru setiap kuartal, menyelaraskan risalah penting untuk khalayak luas, dan berbagi pengetahuan dan pandangan tentang perkembangan pasar. Pada tahun 2014, Perseroan melakukan tiga pertemuan yang dihadiri oleh perwakilan hubungan investor dari semua perusahaan investee yang telah tercatat. Para peserta dapat bertemu langsung dengan pendiri dan manajemen senior Saratoga. Saratoga Golf Day Untuk meningkatkan jaringan dengan perusahaan investee dan memperkuat hubungan dengan para mitra, Perseroan menyelenggarakan Saratoga Golf Day tahunan. Acara ini memberikan kesempatan bagi perusahaan investee untuk bertukar pikiran dan membangun hubungan dalam suasana informal.
Prioritas di Tahun 2015 Survei karyawan pada tahun 2014 menunjukkan bahwa meskipun ada pencapaian Perseroan, perhatian yang lebih besar diperlukan untuk dilakukannya pelatihan peningkatan peluang dan pengembangan. Pada tahun 2015, Perseroan akan memastikan lebih banyak kesempatan pelatihan dan pengembangan yang disediakan untuk setiap karyawan. Selain itu, Perseroan juga akan lebih memperjelas peran dan tanggung jawab karyawan, dan membantu dengan jalur karier dan pengembangan mereka. Sebagai bagian dari strategi yang berkelanjutan untuk pengembangan bakat, Saratoga akan selalu menawarkan pengalaman belajar yang berharga kepada para karyawan dengan memberikan tugas khusus pada mereka di perusahaan investee.
“Saratoga memainkan peranan kunci dalam mendukung kelancaran proyek hingga penyelesaian sesuai jadwal. Jaringan serta reputasi Saratoga yang kuat memudahkan kami memperoleh izin-izin yang diperlukan sehingga menjadikan proyek ini lebih feasible untuk diselesaikan sesuai anggaran, jadwal penyelesaian dan sumber daya yang tersedia. Selain itu, Saratoga juga memainkan peranan yang amat penting dalam memastikan pembiayaan sindikasi untuk proyek tersebut.” Edwin Sas Goenarto Direktur Pengembangan Lintas Marga Sedaya
92 Bab 7 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR) adalah hal yang dikedepankan dan diutamakan dalam strategi jangka panjang Saratoga untuk mencapai pengembangan yang berkelanjutan. Pengembangan yang berkelanjutan tidak hanya mengacu pada kelangsungan usaha Perseroan, tetapi yang lebih penting, mengacu pada kemampuan Perseroan untuk menciptakan nilai dan mempertahankan pertumbuhan bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk masyarakat dimana Perseroan beroperasi. Perseroan beruntung memiliki sebagian besar perusahaan investee yang menjalankan programprogram CSR yang kuat di masyarakat mereka masing-masing selama bertahun-tahun – menggarisbawahi nilai-nilai dan jiwa Grup Saratoga secara bersama-sama ke arah pengembangan dan pertumbuhan masyarakat. Sejak tahun 2014, Perseroan telah memulai memasukkan pendekatan jangka panjang ke dalam tujuan-tujuan dan strategi CSR. Perseroan meyakini bahwa dengan tumbuh bersama pemangku kepentingan – terutama masyarakat – Perseroan akan mendapatkan kepercayaan dari pemangku kepentingan, yang merupakan kunci dari pertumbuhan yang berkelanjutan, sebagai perusahaan investasi unggulan di Indonesia.
93 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
94 Bab 7 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Saratoga berkomitmen untuk mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan melalui pemberdayaan masyarakat, peduli terhadap lingkungan dan berbagai pendekatan sosial.
Staf Perseroan juga membantu komunitas ini dengan menjadi relawan tutor Bahasa Inggris untuk siswa. Kontribusi penggalangan dana total dari Saratoga untuk pembangunan tempat ini adalah Rp393,5 juta.
Saratoga senantiasa berusaha untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan bisnis dan tanggung jawabnya terhadap masyarakat, lingkungan dan kesejahteraan sosial. Hal ini didasarkan pada pengakuan bahwa kelangsungan bisnis Perseroan sangat tergantung pada hubungan yang saling menguntungkan di antara semua pemangku kepentingan.
Pembangunan Sosial Budaya Pilar Pembangunan Sosial Budaya diimplementasikan melalui program kepedulian sosial, yang bertujuan untuk meningkatkan kondisi sosial dan kualitas hidup masyarakat yang tinggal di sekitar Jakarta.
Pada tahun 2014, strategi CSR Saratoga dilaksanakan berdasarkan pilar kembar, yaitu Pemberdayaan Masyarakat serta Pembangunan Sosial Budaya. Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Masyarakat dilakukan melalui Program Peningkatan Pendidikan, karena Perseroan yakin bahwa investasi dalam pendidikan menciptakan masyarakat yang lebih kuat. Pada Agustus 2014, Saratoga mendukung renovasi sebuah sekolah dasar di Pulau Serangan, Bali Selatan. Kondisi sekolah sebelum renovasi selalu digenangi air yang menetes ke dalam kelas saat hari hujan dan ruang kelas yang terbatas. Perseroan mengalokasikan Rp188 juta untuk proyek tersebut, termasuk mengganti atap gedung lima kelas, mengecat ruang kelas dan kantor guru, dan membangun pura di depan sekolah. Kelompok CSR Saratoga dan Presiden Direktur Perseroan, merupakan anggota kelompok Berlari untuk Berbagi, yang berpartisipasi dalam Chicago Marathon pada tahun 2014. Kegiatan ini untuk mengumpulkan dana pembangunan Pusat Pendidikan dan Komunitas bagi anak-anak kurang mampu di Cilincing, Jakarta Utara, melalui Yayasan Hidung Merah (Red Nose Foundation). Fasilitas utamanya mencakup perpustakaan, laboratorium komputer, beberapa ruang kelas dan gimnasium. Murid-murid dan pemuda di daerah tersebut dapat mengakses dan mendapatkan pendidikan formal, serta keterampilan di bidang seni. Tempat ini menyediakan ruang untuk Red Nose Performance Troupe, dimana anak-anak dapat belajar mengenai keterampilan sirkus, serta pentingnya kerja sama tim, empati, dan ketekunan.
Berkontribusi untuk kesejahteraan sosial, terutama bagi orang lanjut usia, karyawan Saratoga merayakan Natal bersama-sama dengan para manula di Rumah Jompo Santa Anna di Jakarta Utara. Saratoga menyumbangkan Rp70 juta untuk Panti Jompo Santa Anna dan Rumah Jompo Werdha Melania Tangerang pada Hari Natal tahun 2014. Peduli Jakarta Saratoga berkolaborasi dengan Adaro Energy untuk berpartisipasi dalam Clean Up Jakarta, acara tahunan yang menyatukan relawan Perseroan dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran atas masalah sampah di kota ini dengan memungut sampah di beberapa wilayah Jakarta. Tujuannya adalah bahwa setiap hari akan menjadi hari Clean Up Jakarta, yaitu dengan mendorong warga untuk mengambil tanggung jawab menciptakan ibu kota negara yang lebih bersih. Clean Up Jakarta 2014 dilaksanakan pada 19 Oktober 2014, dengan 5.000 relawan ikut serta memungut sampah. Relawan Saratoga mengumpulkan sampah dan membersihkan tempat-tempat umum di sekitar Senayan. Kepedulian Perseroan terhadap kota ini juga mencakup keinginan untuk meningkatkan pelayanan angkutan umum. Pada November 2014, Saratoga memberi kontribusi sebesar Rp1 miliar ke pool dana guna membeli bus buatan Swedia Scania Euro 6 yang digunakan sebagai layanan Busway Transjakarta. Peduli Pemerintahan yang Bersih Saratoga berkomitmen untuk mendorong masyarakat untuk melawan praktik korupsi dan membawa perubahan positif bagi bangsa. Untuk mempromosikan inisiatif ini, perusahaan-perusahaan investee Saratoga mendukung penggalangan dana untuk
95 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
acara tahunan penganugerahan Penghargaan Bung Hatta, dengan mendonasikan Rp40 juta untuk gerakan anti korupsi ini. Total kontribusi penggalangan dana adalah sebesar Rp200 juta. Mengawali Komitmen Jangka Panjang dengan Pemangku Kepentingan Publik Perseroan baru memulai pelaksanaan program CSR secara terencana dan sistematis dengan pertimbangan periode jangka panjang. Dengan demikian, masih terlalu dini untuk mengukur apakah program ini telah mencapai sasarannya atau belum, dan apakah masyarakat sebagai pemangku kepentingan telah mendapatkan manfaatnya. Keterlibatan Perseroan melalui Program CSR, masih akan menempuh jalan panjang dan penuh tantangan. Perseroan belum menerima penghargaan apapun atas upaya CSR yang telah dilakukan. Namun Perseroan berjanji: Saratoga bertekad untuk selalu tumbuh kembang bersama masyarakat Indonesia. Dengan demikian, program CSR Perseroan akan terus dikembangkan, disertai harapan bahwa hubungan antara Perseroan dan pemangku kepentingan masyarakat akan terjalin dalam jangka panjang.
CSR SARATOGA DAMPAK NYATA UNTUK ESOK YANG LEBIH BAIK Kami Peduli – Kami Berkomitmen Kami Peduli – Kami Berkomitmen
Peningkatan Pendidikan
t Peningkatan Mutu Pendidikan t Fasilitas Pendidikan
Sosial Budaya
Saratoga Peduli
t Peduli Kemiskinan t Peduli Jakarta t Peduli Pemerintahan Bersih
Kebijakan Perusahaan Tata Kelola Yang Baik
96 Bab 8 Data Korporasi
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Data Korporasi
Profil Perusahaan Nama Perusahaan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Kepemilikan PT Unitras Pertama Edwin Soeryadjaya Sandiaga Salahuddin Uno Publik
31,542% 29,149% 29,149% 10,16%
Tanggal Pendirian 17 Mei 1991 Dasar Hukum Pendirian Akta Notaris No.41 tanggal 17 Mei 1991 juncto Akta Notaris No.33 tanggal 13 Juli 1992, keduanya dibuat di hadapan Ny. Rukmasanti Hardjasatya, SH., Notaris di Jakarta, dan disahkan oleh Menteri Kehakiman (saat ini disebut Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. No.C2- 10198 HT.01.01.TH1992 tanggal 15 Desember 1992, Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No.19 tanggal 5 Maret 1993, Tambahan No.973. Modal Dasar 9.766.680.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp100 per lembar saham Modal yang ditempatkan dan disetor penuh 2.712.967.000 lembar saham Tercatat Pada Bursa Efek Saham Saratoga telah tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 26 Juni 2013 Kode Saham SRTG Alamat Korespondensi Menara Karya Lantai 15 Jalan HR Rasuna Said Blok X-5 Kav. 1-2 Jakarta Selatan, 12950, INDONESIA Telepon 6221 – 5794 4355 Faksimili 6221 – 5794 4365 Website www.saratoga-investama.com Email
[email protected] [email protected]
Bidang Usaha Seperti dijelaskan dalam Anggaran Dasar, maksud dan tujuan utama Perseroan adalah melaksanakan usaha baik secara langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaannya di bidang pertanian, perkebunan, telekomunikasi, perdagangan, industri, energi, pembangunan, transportasi dan pelayanan. Dalam mencapai tujuan tersebut, Perseroan sebagaimana diatur dalam Pasal 3 (2) Anggaran Dasar, terlibat dalam kegiatan-kegiatan berikut: t Menjalankan usaha industri untuk produksi pipa baja perangkat dan sistem komunikasi, barang-barang elektronik dan elektrik, kimia/petrokimia, serta mendirikan dan menjalankan berbagai rupa usaha industri lainnya dan memperdagangkan hasilhasilnya. t Menjalankan usaha dalam bidang kontraktor/pemborong bangunan, infrastruktur menara telekomunikasi, pabrik bahan bangunan dan bahan konstruksi, gedung, jalan, jembatan, pengairan, instalasi air, listrik, gas dan telekomunikasi, baik sebagai perencana maupun sebagai pelaksana. t Menjalankan usaha-usaha dalam bidang penyediaan dan pematangan lahan, termasuk antara lain menyelenggarakan pendirian gedung-gedung baru, rehabilitasi gedung-gedung yang sudah ada dan melakukan penjualan serta sewa menyewa gedung-gedung. t Berusaha dalam bidang pembangunan, pemilikan pengelolaan perumahaan (real estate), kawasan industri, gedung kantor, apartemen, condominium, property serta pusat perdagangan (shopping centre) dan berusaha sebagai developer dengan segala aktivitas dan kegiatan yang berkaitan dengan usaha tersebut, termasuk pula pembebasan tanah (landclearing), pemerataan, pemetaan, perkavlingan dan penjualan tanah baik tanah untuk perumahan maupun tanah untuk industri berikut juga segala bangunan yang berada diatasnya. t Menjalankan usaha perdagangan umum, termasuk impor dan ekspor, dagang antar pulau (interinsuliair) dan lokal, baik untuk perhitungan sendiri maupun untuk perhitungan orang atau badan hukum lain atas dasar komisi atau secara amanat. t Bertindak sebagai leveransir, grosser, distributor, komisioner, perwakilan atau peragenan dari perusahaan-perusahaan dan/ atau badan hukum lain baik dari luar negeri. t Menjalankan usaha-usaha dalam bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. t Menjalankan usaha-usaha dalam bidang pertambangan, yang akan dilakukan melalui anak perusahaan. t Untuk melaksanakan kegiatan usaha utama dalam bidang-bidang usaha sebagaimana tersebut di atas, Perseroan dapat melakukan investasi pada perusahaan-perusahaan lain baik dalam bentuk: (i) penyertaan saham yang dilakukan dengan cara mendirikan atau mengambil bagian atas saham-saham perusahaan lain secara langsung maupun tidak langsung; (ii) memberikan pendanaan dan/atau pembiayaan yang diperlukan oleh perusahaan-perusahaan dimana Perseroan melakukan penyertaan, baik langsung maupun tidak langsung; (iii) memberikan pendanaan dan/atau pembiayaan yang diperlukan perusahaan lain dalam kerangka untuk melakukan penyertaan saham saham di perusahaan tersebut; dan (iv) melakukan divestasi atau pelepasan saham-saham atas perusahaan-perusahaan dimana Perseroan melakukan penyertaan, baik langsung maupun tidak langsung.
97 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Struktur Organisasi
Dewan Komisaris
Direksi
Edwin Soeryadjaya (Presiden Komisaris) Joyce Soeryadjaya Kerr Indra Cahya Uno Anangga W. Roosdiono (Independen) Sidharta Utama (Independen)
KOMITE AUDIT
KOMITE NOMINASI & REMUNERASI
Sidharta Utama (Ketua) Alida Basir Astarsis Ludovicus Sensi W.
KOMITE INVESTASI
Anangga W. Roosdiono (Ketua) Edwin Soeryadjaya Handianto Ganis
Edwin Soeryadjaya (Ketua - Penasihat) Sandiaga S. Uno Michael W.P. Soeryadjaya Andi Esfandiari Ngo, Jerry Go
Presiden Direktur Sandiaga Salahuddin Uno
Direktur Keuangan
Direktur Portfolio
Ngo, Jerry Go
Andi Esfandiari
Direktur Pengembangan Bisnis Michael W.P. Soeryadjaya
Kepala Unit Audit Internal Surya Widjaja
Kepala Divisi Hukum Sandi Rahaju
Kepala Divisi Sumber Daya & General Affairs Handianto Ganis
Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan Ira Dompas
Kepala Divisi Keuangan Beatrice K. Busono
VP Hubungan Investor & Manajemen Risiko Leona A. Karnali
Tim Operasional Portofolio Herman Setya Budi Kumari Budianto Purwahjo Yuliantina Wangsawiguna Ellie Turjandi Arif Qasimi Al Bone
Kepala Divisi Anggaran, Akuntansi & SIM Tommy Tjia
Team Pengembangan Bisnis Carlson Lau
98 Bab 8 Data Korporasi
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Profil Dewan Komisaris & Direksi
PROFIL KOMISARIS Edwin Soeryadjaya Presiden Komisaris – Ketua Komite Investasi (Penasihat)
Joyce Soeryadjaya Kerr Komisaris
Edwin Soeryadjaya, 65 tahun, warga negara Indonesia, diangkat sebagai Presiden Komisaris melalui RUPS Luar Biasa pada tanggal 22 Januari 1997 sampai saat ini, dan juga menjabat sebagai Ketua Komite Investasi (Penasihat) yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris pada tanggal 10 Mei 2013.
Joyce, 64 tahun, warga negara Indonesia, diangkat sebagai Komisaris Perseroan dalam RUPS Luar Biasa pada tanggal 31 Agustus 1999, dan terus melayani Perseroan di kapasitas tersebut.
Dia memulai karirnya pada tahun 1978 di Astra International, salah satu perusahaan konglomerasi yang memiliki diversifikasi terbesar di Indonesia yang didirikan oleh ayahnya. Beliau merupakan pelopor upaya restrukturisasi keuangan Astra di tahun 1987 yang berujung pada pencatatan saham Astra di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1990, sebagai Penawaran Umum Perdana Saham terbesar di Indonesia pada saat itu. Beliau meninggalkan Astra dalam jabatannya sebagai Wakil Presiden Direktur pada tahun 1993 dan mendirikan Perseroan yang berfokus pada Sumber Daya Alam, Infrastruktur dan Produk Konsumen. Keberhasilan usaha Edwin pertama yang sukses adalah PT AriaWest International yang didirikan pada tahun 1995. Pada kala itu, di bawah proses yang diprakarsai Bank Dunia, Indonesia melakukan privatisasi terhadap industri telekomunikasi dengan membagi monopoli di sector tersebut menjadi enam pekerjaan operator di delapan daerah yang berbeda yang mana untuk daerah Jakarta dan Jawa Timur dikuasai oleh PT Telkom. Sebagai pemimpin dari konsorsium yang terdiri dari USWest (sekarang AT&T) dan AIF pada tahun 1995, AriaWest memenangkan penguasaan atas Jawa Barat yang merupakan perusahaan terbaik setelah Jakarta dan Jawa Timur. AriaWest merupakan perusahaan terbaik di antara lima daerah yang diprivatisasi dan menjadi perusahaan Indonesia pertama yang mendapatkan pembiayaan proyek lebih dari USD600 juta yang digelontorkan oleh lebih dari 40 bank internasional pada tahun 1996. Edwin saat ini menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Adaro Energy Tbk. (tambang batubara), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (menara telekomunikasi base), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (distributor sepeda motor Honda), dan PT Lintas Marga Sedaya (pemegang konsesi jalan tol, operator dan kontraktor), Wakil Presiden Komisaris PT Merdeka Copper Gold Tbk. (tambang emas dan tembaga), Komisaris PT Provident Agro Tbk. (perkebunan sawit), serta Direktur di Interra Resources Limited (minyak & gas). Beliau lulusan University of Southern California dengan gelar Bachelor of Business Administration pada tahun 1974 dan dianugerahi Ernst & Young Entrepreneur of the Year pada tahun 2010. Sebagai pendukung di bidang pendidikan sejak dulu, beliau masih aktif dalam komunitas tersebut sebagai salah satu pendiri dari Yayasan William Soeryadjaya dan Dewan Pengawas Yayasan Ora Et Labora. Edwin adalah saudara dari Joyce Soeryadjaya Kerr, Komisaris Perseroan serta ayah dari Michael William P Soeryadjaya, yang menjabat Direktur Perseroan.
Saat ini, ia menjabat sebagai Komisaris di PT Unitras Pertama PT Pandu Dian Pertiwi. Selain itu, beliau juga menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Nonferindo Utama dan Direktur Utama Inter-Astrea (HK) Limited. Beliau mendapatkan gelar Bachelor of Science dari University of Southern California, Los Angeles, jurusan Administrasi Bisnis. Joyce adalah adik dari Edwin Soeryadjaya, Presiden Komisaris dan salah satu pendiri Perseroan.
99 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Indra Cahya Uno Komisaris
Sidharta Utama Komisaris Independen - Ketua Komite Audit
Anangga W. Roosdiono Komisaris Independen - Ketua Komite Nominasi dan Remunerasi
Indra, 47 tahun, warga negara Indonesia, diangkat sebagai Komisaris Perseroan berdasarkan keputusan Pemegang Saham pada tanggal 14 Mei 2013, dan terus melayani perusahaan di kapasitas tersebut.
Prof. Sidharta Utama, Ph.D., CFA., 49 tahun, warga negara Indonesia, diangkat sebagai Komisaris Independen Perseroan melalui RUPS Luar Biasa pada tanggal 22 Februari 2013, dan juga menjabat sebagai Ketua Komite Audit, yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris pada tanggal 22 Mei 2013.
Anangga, 70 tahun, warga negara Indonesia, diangkat sebagai Komisaris Independen Perusahaan melalui keputusan Pemegang Saham pada tanggal 13 Maret 2013 dan Ketua Komite Nominasi dan Remunerasi, yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris pada tanggal 26 April 2013.
Sidharta adalah seorang profesor di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, dengan minat penelitian di bidang tata kelola perusahaan dan telah mengajar di universitas selama hampir 20 tahun. Saat ini, beliau menjabat sebagai sekretaris Dewan Pengawas di International Accounting Education Standards Board, anggota Dewan Pengawas di Indonesia Institute for Corporate Directorship, anggota Dewan Nasional di Ikatan Akuntan Indonesia dan anggota Dewan Penasehat Kebijakan Akuntansi Keuangan Bank Indonesia. Beliau juga merupakan komisaris independen di PT Astra International Tbk., anggota komite audit di PT Indo Tambangraya Megah Tbk. dan PT Vale Tbk.
Beliau menjabat sebagai Ketua Institut Arbiter Indonesia dan menjadi anggota di International Bar Association, Inter Pacific Bar Association, Perhimpunan Advokat Indonesia, Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal, Badan Arbitrase Nasional Indonesia dan Badan Arbitrase Keolahragaan Indonesia.
Beliau pernah menjabat sebagai Penasihat Senior dan Chief Knowledge Officer di Principia Management Group, Jakarta (2006-2008), serta konsultan pengetahuan di ESQ Leadership Center, Jakarta (2006- 2010). Sejak tahun 2006 sampai sekarang, beliau juga menjabat sebagai Managing Partner di TPS Consulting Indonesia, Jakarta, pemegang lisensi TPS dan PBSC merek dagang di Indonesia dan anggota bersertifikat dari Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia (sebuah divisi dari Komite Nasional Kebijakan Governance). Indra memiliki pengalaman dalam mengajar di Program Magister Manajemen - Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Indonesia dan Universitas Bina Nusantara. Indra kini menjabat sebagai Ketua Yayasan Mien R. Uno; sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan kewirausahaan, Wakil Ketua Yayasan Budaya Luhur; sekolah dengan kurikulum nasional yang berfokus pada pembelajaran aktif, Komisaris PT Informasi Teknologi Indonesia; perusahaan terkemuka di bidang solusi sumber daya mobile, serta Komisaris PT Cakrawala Andalas Televisi; saluran televisi dunia hiburan yang terkemuka di Indonesia. Beliau mendapatkan gelar Doctor of Philosophy dalam Manajemen Strategis dari Universitas Indonesia, Master of Business Administration dari University of Southern California, gelar Master of Science di Aerospace Engineering dari University of Michigan, dan gelar Bachelor of Science di bidang Aerospace Engineering dari Wichita State University. Indra adalah kakak Sandiaga Salahuddin Uno, Presiden Direktur dan salah satu pendiri Perseroan.
Sebelumnya, Sidharta menjabat sebagai anggota komite audit di beberapa perusahaan publik, antara lain PT Astra International Tbk. (2008-2012). Beliau juga ditunjuk sebagai ahli tata kelola perusahaan - Mempromosikan Pasar Modal Interlink ASEAN: ASEAN Corporate Governance Scorecard at the Asian Development Bank (2011-2013), anggota Komite Pemantau Pajak Departemen Keuangan Republik Indonesia (2010-2013), anggota Dewan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia (2001-2009), serta Ketua Dewan Manajemen Indonesia Institute for Corporate Directorship dan anggota Komite Nasional Ekonomi dan Dewan Standar Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Beliau mendapatkan gelar Doctor of Philosophy di bidang Akuntansi dari Texas A&M University, gelar Master of Business Administration dari Indiana University dan gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia. Dia juga memegang gelar profesiolal sebagai Chartered Financial Analyst.
Anangga memiliki pengalaman praktik hukum lebih dari 40 tahun, meliputi berbagai bidang bisnis dan korporasi negosiasi dan transaksi. Beliau adalah akademisi yang ditunjuk untuk melaksanakan berbagai reformasi hukum di Indonesia, antara lain penyusunan peraturan perundang-undangan tentang Hukum Perusahaan, Hukum Komoditi Perdagangan, Hukum Arbitrase (dalam hubungannya dengan proyek ELIPS), proyek reformasi hukum dagang di Indonesia (1992-1996) dan sosialisasi Undang-Undang Otonomi Daerah. Sebelum mendirikan Roosdiono & Partners pada tahun 1999, Anangga adalah pendiri dan Managing Partner di Soebagio, Roosdiono, Jatim & Djarot, dan partner di Makarim & Taira. Sebelum memasuki praktik hukum swasta, ia adalah anggota Dewan Komisaris PT Semen Cibinong Tbk. dan penasehat hukum senior di PT Mobil Oil Indonesia, Inc., PT International Nickel Indonesia dan PT Caltex Pacific Indonesia. Beliau adalah anggota Business Advisory Council ASEAN dan Kamar Dagang Indonesia dan Industri. Beliau mengajar di Sekolah Bisnis dan Manajemen, Institut Teknologi Bandung, Fakultas Hukum, Universitas Pelita Harapan, Karawaci dan di Sekolah Manajemen Eksekutif, Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Beliau mendapatkan gelar Master of Law dari University of Denver, Colorado dan gelar Sarjana Hukum dari Universitas Indonesia.
100 Bab 8 Data Korporasi
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Profil Dewan Komisaris & Direksi
PROFIL DIREKTUR
Sandiaga Salahuddin Uno Presiden Direktur Sandiaga, 45 tahun, warga negara Indonesia, pertama kali diangkat sebagai Presiden Direktur Perseroan melalui RUPS Luar Biasa pada tanggal 27 Oktober 2004 dan terus melanjutkan tugasnya di Perseroan dengan jabatan tersebut. Sebelumnya, beliau menjabat sebagai staf akuntansi dan keuangan di PerusahaanPerusahaan Grup Summa di Indonesia pada tahun 1990 sampai dengan tahun 1993. Sandiaga saat ini menjabat sebagai Direktur PT Adaro Energy Tbk. (suatu perusahaan berbasis batubara yang terintegrasi), Wakil Presiden Direktur PT Tri Wahana Universal (perusahaan kilang minyak), serta Presiden Direktur PT Saratoga Sentra Business (anak perusahaan Perseroan). Beliau juga menjadi anggota Komite Nominasi dan Remunerasi PT Mitra Pinasthika Mustika, Tbk., salah satu perusahaan investee Perseroan. Selain itu, beliau merupakan Ketua Yayasan Indonesia Forum dan Wakil Ketua Asosiasi Emiten Indonesia. Sandiaga sebelumnya menjadi anggota Komite Ekonomi Nasional (2010-2014). Beliau juga menjadi Wakil Presiden Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Koperasi di Kamar Dagang Indonesia dan Industri (2004-2010) dan sebelum itu beliau merupakan Ketua Asosiasi Pengusaha Muda Indonesia (2005-2008). Beliau mendapatkan gelar Master of Business Administration dari George Washington University, dan gelar Bachelor of Business Administration dari Wichita State University. Sandi adalah adik Indra Cahya Uno, Komisaris Perseroan.
101 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Michael William P. Soeryadjaya Direktur Pengembangan Bisnis
Andi Esfandiari Direktur Portofolio
Ngo, Jerry Go Direktur Keuangan - Direktur Independen
Michael, 28 tahun, warga negara Indonesia, diangkat sebagai Direktur Perseroan melalui RUPS Luar Biasa pada tanggal 22 Februari 2013.
Andi, 46 tahun, warga negara Indonesia, diangkat sebagai Direktur Perseroan melalui RUPS Luar Biasa pada tanggal 1 Desember 2014.
Saat ini Michael juga menjabat sebagai Komisaris PT Mitra Pinasthika Mustika Rent (penyedia layanan outsourcing untuk kebutuhan transportasi perusahaan) sejak tahun 2012, Direktur PT Merdeka Copper Gold Tbk. (tambang emas dan tembaga), serta Komisaris Utama di beberapa perusahaan dalam Grup Provident Agro (perkebunan sawit, sejak bulan Januari 2014). Beliau memiliki pengalaman yang luas dalam bidang merger dan akuisisi. Beliau memimpin proses pengambilalihan ANJ Rent, yang kemudian berganti nama menjadi PT Mitra Pinasthika Mustika Rent, yang telah selesai dilaksanakan pada bulan Januari 2012. Beliau juga mempelopori peluncuran PT Mitra Pinasthika Mustika Insurance (perusahaan asuransi yang berfokus pada kendaraan bermotor, properti dan asuransi kargo) dan pengambilalihan lanjutan PT Agro Maju Raya (perkebunan sawit).
Andi adalah cikal bakal eksekutif investasi dan korporasi dengan 18 tahun pengalaman termasuk sembilan tahun pengalaman investasi dengan peran yang lengkap termasuk sejak awal mula transaksi, analisis keuangan, uji tuntas, dokumentasi hukum, pemantauan investasi dan pengawasan dewan, serta sembilan tahun bertugas di sebuah perusahaan operasional, termasuk enam tahun sebagai Chief Financial Officer, menyediakan pengalaman yang bermanfaant dalam melakukan manajemen Initial Public Offering, manajemen keuangan dan risiko, audit internal, perencanaan strategis, dan komunikasi pemegang saham.
Jerry, 44 tahun, warga negara Singapura, diangkat sebagai Direktur Independen Perseroan melalui RUPS Luar Biasa pada tanggal 22 Februari 2013. Sebelumnya, dia menjabat sebagai Chief Financial Officer Perseroan sejak tahun 2012.
Michael mendapatkan gelar Bachelor of Arts dari Pepperdine University. Beliau adalah putra dari Edwin Soeryadjaya, Presiden Komisaris dan salah satu pendiri Perseroan.
Saat ini beliau juga menjabat sebagai Komisaris PT Mitra Pinasthika Mustika Finance dan Presiden Komisaris PT Asuransi Mitra Pelindung Mustika, keduanya sejak tahun 2012, Presiden Komisaris PT Agro Maju Raya sejak 2014, Direktur PT Bareika Capital sejak tahun 2010. Sebelumnya, beliau menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur (2008-2010), Chief Financial Officer (2006-2010) dan Manajer Senior/VP (2001-2006) di PT Austindo Nusantara Jaya Agri, Associate di Olympus Capital Holdings Asia (1998-2001), Analis Senior di PT Peregrine Securities (1997-1998) dan Manajemen Associate di Citibank NA (1996-1997). Beliau mendapatkan dengan gelar Sarjana Teknik dari Universitas Indonesia. Beliau juga meraih gelar Master of Business Administration bidang Keuangan dari Case Western Reserve University.
Sebelumnya beliau menjabat sebagai Executive Director of Institutional Banking di PT ANZ Bank Indonesia sejak tahun 2010 sampai tahun 2012. Sebelum itu, beliau pernah mejabat berbagai posisi senior di Standard Chartered Bank di Singapura, London dan Vietnam, yang digelutinya sejak tahun 2000. Jerry adalah Regional Product Manager Citibank di Korea Selatan, Singapura dan Filipina sejak tahun 1993 sampai dengan tahun 2000. Beliau lulus dengan gelar Bachelor of Science bidang teknologi medis di Velez College, Cebu. Beliau juga mendapatkan gelar Master of Manajemen dari Universitas San Jose-Recoletos dan gelar Master of Business Administration dari Booth School of Business, University of Chicago.
102 Bab 8 Data Korporasi
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Profil Tambahan
Handianto Ganis Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi
Ludovicus Sensi Wondabio Anggota Komite Audit
Alida Astarsis Anggota Komite Audit
Handianto, 61 tahun, warga negara Indonesia, ditunjuk sebagai anggota Komite Nominasi dan Remunerasi Perseroan sejak April 2013. Beliau juga menjabat sebagai Kepala Divisi Sumber Daya Manusia Perseroan sejak tahun 2007. Sebelumnya, beliau bekerja di Dynaflare Industries Corporation pada awal tahun 1978 dan kemudian bergabung dengan Astra International sebagai Kepala Pengawas Anggaran pada tahun 1982. Selanjutnya beliau menjabat sebagai direktur PT Astra Multi Finance, PT Nomura Indonesia, PT Unitras Pertama dan PT Tunas Sepadan Investama. Beliau juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Trimitra Utama Selaras sejak 2011 dan Komisaris PT Rahman Abdijaya sejak 2013.
Sensi, 50 tahun, warga negara Indonesia, menjadi anggota Komite Audit Perseroan sejak bulan Juli 2013.
Alida, 65 tahun, warga negara Indonesia, menjadi anggota Komite Audit Perseroan sejak bulan Juni 2014.
Saat ini, beliau menjabat sebagai Partner Audit Senior KAP Mulyamin Sensi Suryanto & Liany (anggota Moore Stephens International). Sebelumnya, Sensi menjabat sebagai Partner Audit KAP di Osman Ramli & Satrio (anggota Perusahaan Deloitte Touche & Tohmatsu). Beliau juga anggota Komite Audit PT Pertamina EP dan PT Tri Wahana Universal, serta Presiden Komisaris PT BNI Life Insurance.
Pada saat ini beliau menjabat sebagai anggota Komite Audit dan Komite Manajemen Risiko PT Aneka Tambang Tbk., anggota Komite Audit PT Total Bangun Persada dan Finance & Accounting Advisor Rumah Sakit Onkologi Surabaya. Sebelumnya, Alida bertugas di beberapa departemen grup PT Astra Graphia Surabaya dan PT Unilever Indonesia Tbk. Beliau adalah anggota dari Ikatan Akuntan Indonesia dan Ikatan Komite Audit Indonesia.
Beliau memperoleh gelar Doktor Program Ilmu Akuntansi, Magister Manajemen Akuntansi, dan Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi, semuanya dari Universitas Indonesia.
Beliau lulus dengan gelar Sarjana Akuntansi dari Universitas Airlangga, Surabaya.
Beliau mendapatkan gelar Sarjana Administrasi Bisnis dan Akuntansi dari California State University, Los Angeles, serta Master of Business Administration dari University of Southern California, Los Angeles.
Surya Widjaja Kepala Unit Audit Interal
Putri Ira C.Dompas Sekretaris Perusahaan
Surya, 36 tahun, seorang warga negara Indonesia, menjabat sebagai Kepala Unit Audit Internal sejak tanggal 1 Oktober 2013. Surya memiliki lima tahun pengalaman sebagai Auditor Eksternal di Ernst & Young Indonesia (2001-2005) dan delapan tahun pengalaman sebagai Internal Auditor di PricewaterhouseCoopers Indonesia (2006-2013). Jabatan terakhir di PricewaterhouseCoopers Indonesia adalah sebagai Manajer Senior.
Ira, 57 tahun, seorang warga negara Indonesia, diangkat sebagai Sekretaris Perusahaan Perseroan sejak bulan Maret 2013. Karirnya dimulai dengan praktik di bidang hukum pada tahun 1992 sebagai litigator di OC Kaligis dan Associates, dan sebagai penasehat hukum dengan Arthur Andersen yang kemudian berubah menjadi Ernst & Young dengan jabatan terakhir sebagai legal partner pada tahun 1999. Sejak tahun 2002, Ira telah membuka firma hukum sendiri, Dompas and Partners. Beliau adalah anggota dari Perhimpunan Advokat Indonesia, Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal , Asosiasi Sekretaris Perusahaan Indonesia, dan sebagai anggota dewan pengurus Yayasan Atmajaya
Beliau lulus dengan gelar sarjana di bidang Administrasi Bisnis di University of New Brunswick, Kanada. Beliau .
Beliau lulus Magister Hukum Bisnis dari Universitas Padjajaran, Bandung.
103 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Komposisi Kepemilikan Saham & Kinerja Saham
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. mencatatkan 2,71 miliar saham di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 26 Juni 2013, melalui Penawaran Umum Perdana atas 10% dari total saham, mengggalang dana Penawaran Umum Perdana sebesar Rp1,42 triliun netto.
Kronologi Pencatatan Saham
Penawaran Umum Perdana
Tanggal Pencatatan
Modal yang Ditempatkan dan Disetor Penuh (saham)
Modal Dasar (saham)
Peningkatan Modal Ditempatkan & Disetor (saham)
26 Juni 2013
2.712.967.000
9.766.680.000
430.883.000
Tidak ada penerbitan saham lebih lanjut sejak pencatatan tanggal 31 Desember 2014.
6.000
140.000
5.000
120.000 100.000
4.000
80.000 3.000 60.000 2.000
40.000
1.000
Volume (saham)
Harga Saham (Rp)
Kinerja Saham di 2014
20.000 Volume Perdagangan Harian Harga Penutupan Saham
–
0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
(2014)
Pergerakan Saham Kuartalan 2013
2014
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
Harga Tertinggi (Rp)
5.000
4.800
4.800
5.300
5.625
5.500
Harga Terendah (Rp)
4.300
4.200
3.950
4.005
4.510
4.800
Harga Penutupan (Rp)
4.700
4.800
4.500
4.595
5.100
5.000
Volume Perdagangan (saham)
13.337.500
1.412.000
211.100
640.900
1.493.900
390.200
Saham yang Beredar
2.712.967.000
2.712.967.000
2.712.967.000
2.712.967.000
2.712.967.000
2.712.967.000
12.750.945
13.022.242
12.208.352
12.446.083
13.836.132
13.564.835
Kapitalisasi Pasar (Juta Rp)
104 Bab 8 Data Korporasi
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Komposisi Pemegang Saham & Kinerja Saham
Komposisi Pemegang Saham pada 31 Desember 2014 Nama
Jumlah Pemegang Saham
Jumlah Saham
Komposisi (%)
PT Unitras Pertama
1
855.735.000
31,5424
Edwin Soeryadjaya
1
790.799.500
29,1489
Sandiaga Salahuddin Uno
1
790.799.500
29,1489
308
275.633.000
10,1598
Publik (Domestik & Asing)
Pemegang Saham Tercatat yang besarnya lebih dari 5% Saham Saratoga pada 31 Desember 2014 Nama
Jumlah Saham
Persentasi Kepemilikan
PT Unitras Pertama
855.735.000
31,5424
Edwin Soeryadjaya
790.799.500
29,1489
Sandiaga Salahuddin Uno
790.799.500
29,1489
20 Pemegang Saham Terbesar pada 31 Desember 2014 Nama
Jumlah Saham
Persentasi
PT Unitras Pertama
855.735.000
31,5424
Edwin Soeryadjaya
790.799.500
29,1489
Sandiaga Salahuddin Uno
790.799.500
29,1489
Oversea-Chinese Banking Corp Ltd
70.000.000
2,5802
Citibank Singapore S/S Baytree Investment
53.000.000
1,9536
Credit Suisse AG Singapore Branch -202333
44.000.000
1,6218
GIC S/A Government of Singapore
24.000.000
0,8846
Daiwa PI Partners Co. Ltd.-194554000
17.500.000
0,6451
DBS Bank LTD SG-PB Clients
8.750.000
0,3225
DBS Vickers SECS Singapore (Pte) Ltd A/C
8.750.000
0,3225
GIS S/A Monetary Authority of Singapore
8.000.000
0,2949
BP2S Singapore/Fully Taxable
5.466.400
0,2015
PT Prudential Life Assurance-Ref
4.668.100
0,1721
PT Rasi Unggul Bestari
4.500.200
0,1659
UBS AG HongKong-Treaty Omnibus Accou
2.477.000
0,0913
Seneca Ventures Ltd.
2.389.100
0,0881
PT Arman Investments Utama
1.772.000
0,0653
Budi Setiadharma, SH
1.500.000
0,0553
SSB DRQH S/A Aberdeen Indonesia Funding, Inc.
1.361.100
0,0502
PT Asuransi Bosowa Periskop
1.342.500
0,0495
105 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Nama dan Alamat Korespondesi Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk.
PT Saratoga Sentra Business Menara Karya Lantai 15 Jl. H.R Rasuna Said Blok X-1 Kav 1-2, Jakarta Selatan 12950 Telp : +62 21 5794 4355 Fax : +62 21 5794 4365
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Investasi
2005
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
2005
99,99%
PT Nugraha Eka Kencana Menara Karya Lantai 15 Jl. H.R Rasuna Said Blok X-1 Kav 1-2, Jakarta Selatan 12950 Telp : +62 21 5794 4355 Fax : +62 21 5794 4365
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Investasi
2003
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
2003
99,99%
PT Saratoga Sentra Business Menara Karya Lantai 15 Jl. H.R Rasuna Said Blok X-1 Kav 1-2, Jakarta Selatan 12950 Telp : +62 21 5794 4355 Fax : +62 21 5794 4365
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Investasi
2005
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
2005
99,99%
PT Wahana Anugerah Sejahtera Menara Karya Lantai 15 Jl. H.R Rasuna Said Blok X-1 Kav 1-2, Jakarta Selatan 12950 Telp : +62 21 5794 4355 Fax : +62 21 5794 4365
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Investasi
2009
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
2005
99,8%
PT Bumi Hijau Asri Menara Karya Lantai 15 Jl. H.R Rasuna Said Blok X-1 Kav 1-2, Jakarta Selatan 12950 Telp : +62 21 5794 4355 Fax : +62 21 5794 4365
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Investasi
2010
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
2007
99,99%
PT Wana Bakti Sukses Mineral Tower Cyber 2 Lantai 29 Jl. H.R Rasuna Said Blok X-5 No. 13 Jakarta 12950 Telp : +62 21 290 21700 Fax : +62 21 290 21711
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Investasi
2011
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
2007
73,60%
Sihayo Gold McCullough Robertson 11/66 Eagle St. Brisbane, Australia Telp : 0427 401198 Fax : 07 33993172
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Tambang Emas
2012
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
1987
18,14%
Finders Resources Suite 901 Level 960 Pitt Street Sydney NSW 2000, Australia Telp : +62 28084 1812 Fax : +62 28068 2540
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Tambang Tembaga 2013 Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
2004
6,85%
PT Nusa Raya Cipta Tbk Graha Cipta Building Lantai 2 Jl. D.I Panjaitan No. 40 Jakarta Timur Telp : +62 21 8193526 Fax : +62 21 8193544
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Konstruksi
2013
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
1975
7,01%
Interra Resources Limited 1 Grange Road #05-04 Orchard Building Singapore 239693 Telp : +65 6732 1711 Fax : +65 6732 1170
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Eksplorasi dan Produksi Minyak & Gas
2012
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
1994
17,79%
PT Adaro Energy Tbk. Menara Karya Lantai 23 Jl. H.R Rasuna Said Blok X-5 Kav 1-2 Jakarta Selatan 12950 Telp : +62 21 521 1265 Fax : +62 21 5794 4687
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Tambang Batubara 2007 Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
2004
16,38%
PT Gilang Agung Persada Gedung Artha Graha Lantai 25 Jl. Jend. Sudirman Kav.52-53 Jakarta 12190 Telp : +62 21 515 0303 Fax : +62 21 515 0123
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Gaya Hidup
2014
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
199
4,16%
PT Adaro Strategic Capital Menara Karya Lantai 23 Jl. H.R Rasuna Said Blok X-5 Kav 1-2 Jakarta Selatan 12950 Telp : +62 21 5211265 Fax : +62 21 5211266
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Investasi
2009
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
2009
29,79%
PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. Lippo Kuningan Lantai 26 Jl. H.R Rasuna Said Kav B-12 Karet Kuningan - Jakarta 12940 Telp : +62 21 2971 0170 Fax : +62 21 2971 0320
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Otomotif
2010
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
1987
47,62%
Seroja Investment Limited Menara Karya Lantai 15 Jl. H.R Rasuna Said Blok X-1 Kav 1-2 Jakarta Selatan 12950 Telp : +62 21 5794 4355 Fax : +62 21 5794 4365
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Kapal
2012
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
1993
23,26%
106 Bab 8 Data Korporasi
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
PT Trimitra Karya Jaya Menara Karya Lantai 15 Jl. H.R Rasuna Said Blok X-1 Kav 1-2 Jakarta Selatan 12950 Telp: +62 21 5794 4355 Fax: +62 21 5794 4365
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Investasi
2014
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
2012
80,00%
Sumatra Copper and Gold ABN 14 136 694 267 Level 1 5 Ord Street, West Perth 6005 Western Australia Telp: +61 8 6298 6200 Fax: -
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Tambang Emas & Tembaga
2012
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
2006
27,61%
PT Saratoga Sentra Business
PT Interra Indo Resources Menara Karya Lantai 15 Jl. H.R Rasuna Said Blok X-5 Kav 1-2 Jakarta Selatan 12950 Telp : +62 21 5794 4355 Fax : +62 21 5794 4365
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Investasi
2006
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
2004
99,99%
PT Satria Sukses Makmur Menara Karya Lantai 15 Jl. H.R Rasuna Said Blok X-1 Kav 1-2 Jakarta Selatan 12950 Telp : +62 21 5794 4355 Fax : +62 21 5794 4365
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Penyewaan Ruangan Kantor
2007
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
2007
99,85%
PT Sinar Mentari Prima Ruko Mega Grosir Cempaka Mas Blok H/12 Jl. Letjen Soeprapto Jakarta Pusat Telp : +62 21 4290 6883, 4290 6884 Fax : -
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Kapal
2010
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
2008
56,98%
PT Pelayaran Antarbuwana Pertala Ruko Mega Grosir Cempaka Mas Blok H/12 Jl. Letjen Soeprapto Jakarta Pusat Telp : +62 21 4290 6883, 4290 6884 Fax : -
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Investasi
2011
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
1993
56,98%
PT Provident Agro Tbk. International Financial Centre Lantai 3 Jl. Jend. Sudirman Kav. 22-23 Jakarta 12920 Telp : +62 21 5224 878 Fax : +62 21 5224 770
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Perkebunan Kelapa Sawit
2006
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
2006
44,66%
PT Agro Maju Raya Graha Amara Lantai 1 Jl. Raya Pasar Minggu No. 15 Pancoran - Jakarta Selatan 12780 Telp : +62 21 7949450 Fax : +62 21 79192503
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Perkebunan Kelapa 2010 Sawit Year of Establishment
Kepemilikan Efektif
2010
25,00%
PT Hamparan Sawit Nusantara Graha Amara Lantai 1 Jl. Raya Pasar Minggu No. 15 Pancoran - Jakarta Selatan 12780 Telp : +62 21 7949450 Fax : +62 21 79192503
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Perkebunan Kelapa 2013 Sawit Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
2005
25,00%
PT Bangun Daya Perkasa Perkantoran Buncit Mas B-16 Jl. Mampang Prapatan 108 Jakarta Selatan 12760 Telp : +62 21 799 1480 Fax : +62 21 794 0475
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Investasi
2005
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
2005
50,00%
PT Saratoga Power Menara Karya Lantai 15 Jl. H.R Rasuna Said Blok X-5 Kav 1-2 Jakarta Selatan 12950 Telp : +62 21 5794 4355 Fax : +62 21 5794 4365
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Pembangkit Listrik
2011
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
2006
24,11%
PT Karunia Barito Sejahtera The East Building Lantai 19 Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Kav. E.3-2 No. 1 Setiabudi Jakarta 12950 Telp : +62 21 5795 6999 Fax : +62 21 5795 7007
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Investasi
2007
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
2003
33,60%
PT Baskhara Utama Sedaya Gedung Tempo Scan Lantai 5 Jl. H.R. Rasuna Said Kav 3-4 Jakarta Selatan Telp: +62 21 526 2121 Fax: +62 21 526 7878
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Investasi
2006
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
2004
40,00%
PT Lintas Marga Sedaya Jl. Cibitung II No.34 Kebayoran Baru - Jakarta 12170 Telp : +62 21 724 5870 Fax : +62 21 722 2436
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Infrastruktur Jalan Tol
2006
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
2005
18,00%
PT Tenaga Listrik Gorontalo Perkantoran Buncit Mas B-16 Jl. Mampang Prapatan 108 Jakarta Selatan 12760 Telp : +62 21 799 1480 Fax : +62 21 794 0475
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Pembangkit Listrik
2005
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
2005
46,25%
107 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
PT Medco Power Indonesia Energy Building Lantai 50, Lot 11A SCBD Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53 Jakarta Telp : +62 21 2995 330 Fax : +62 21 2995 330
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Pembangkit Listrik
2011
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
2004
12,30%
PT Kalimantan Mentari Khatulistiwa Menara Karya Lantai 15 Jl. H.R Rasuna Said Blok X-1 Kav 1-2 Jakarta Selatan 12950 Telp : +62 21 5794 4355 Fax : +62 21 5794 4365
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Investasi
2007
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
2005
19,70%
PT DBS Vickes Securities Indonesia DBS Bank Tower 32/F Ciputra World I Jl. Prof. Satrio Kav. 3-5 Jakarta 12940 Telp : +62 21 3003 4900 Fax : +62 21 30034994
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Broker Sekuritas
2005
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
1997
1,00%
PT Bumi Hijau Asri
PT Sarana Asri Menara Karya Lantai 15 Jl. H.R Rasuna Said Blok X-1 Kav 1-2 Jakarta Selatan 12950 Telp : +62 21 5794 4355 Fax : +62 21 5794 4365
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Investasi
2008
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
2008
59,99%
PT Etika Karya Usaha Jl. Dharmawangsa VIII No. 5 Kebayoran Baru - Jakarta Selatan Telp : +62 21 722 4445 Fax : -
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Investasi
2008
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
2001
29,40%
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Kilang Minyak
2011
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
2006
34,96%
PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. International Financial Centre Lantai 6 Jl. Jend. Sudirman Kav. 22-23 Jakarta 12920 Telp : +62 21 2924 8900 Fax : +62 21 5712 344
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Infrastruktur Telekomunikasi
2009
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
2004
30,08%
PT Saratoga Infrastruktur Menara Karya Lantai 15 Jl. H.R Rasuna Said Blok X-1 Kav 1-2 Jakarta Selatan 12950 Telp : +62 21 5794 4355 Fax : +62 21 5794 4365
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Investasi
2007
PT Tri Wahana Universal Tower Cyber 2 Lantai 29 Jl. H.R Rasuna Said Blok X-5 No. 13 Jakarta 12950 Telp : +62 21 290 217 00 Fax : +62 21 290 217 11
PT Wahana Anugerah Sejahtera
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Investasi
2002
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
2001
99,66%
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
2007
49,92%
Bidang Usaha
Tahun Investasi
Tambang Emas & Tembaga
2014
PT Trimitra Karya Jaya
PT Merdeka Copper Gold Tbk. International Financial Centre Lantai 12 Jl. Jend. Sudirman Kav. 22-23 Jakarta 12920 Telp : +62 21 2941 0806 Fax : +62 21 2941 0807
PT Nugraha Eka Kencana
PT Sukses Indonesia Menara Karya Lantai 15 Jl. H.R Rasuna Said Blok X-1 Kav 1-2 Jakarta Selatan 12950 Telp : +62 21 5794 4355 Fax : +62 21 5794 4365
PT Wana Bhakti Sukses Mineral
Tahun Pendirian
Kepemilikan Efektif
2012
-
108 Bab 8 Data Korporasi
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Struktur Kepemilikan & Perseroan
Publik
Edwin Soeryadjaya
Joyce S. Kerr
Sandiaga S. Uno
50,0%
50,0%
PT Unitras Pertama 31,54%
29,15%
29,15%
10.2%
Pertambangan 25,0%
Perusahaan Sub-Holding 99,9%
29,79%
ASC
Infrastruktur 43,91%
80%
17,79%
6,85%
Interra Resources
23,26% Seroja Investment Limited
Finders
25,07%
ASI
4,88%
18,14%
Sihayo Gold
Sumatra Copper & Gold
SSB
ASL
74,93%
27,35%
99,9%
7,0%
NRC
Adaro Energy
IIR 45%
Perkebunan
Pelayaran
44,16%
99,68%
Provident Agro 99,9%
TKJ
60,0% 100,0%
99,65%
0,3%
LKM
MAG
40,0%
MCG
SSS
0,02%
BUS
25,7%
100,0%
KMK
TLMS
48,97%
48,0%
25,0%
LMS
98,92%
Amara
PSJ
25,0%
BSI Penyulingan Minyak
99,9%
73,6%
WBSM
BHA 60,0%
47,5%
TWU
HSN
Properti
SA
Keuangan 1,0%
Kontraktor Pertambangan 33,6%
FSO
BDP
99,9%
SMP 92,5%
EKU
TLG
ABA
30,0%
50,0%
50,0%
KBS
DBS 49%
Pembangkit Listrik
24,11%
SP 51,0%
MPI
30,0%
50,0%
PAP
109 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Perusahaan yang dikonsolidasikan ke Perseroan Perusahaan yang tidak dikonsolidasikan ke Perseroan Perusahaan operasional Perusahaan yang dimiliki langsung oleh Perseroan Perusahaan yang dimiliki langsung oleh SSB
Lainnya
Otomotif Konsumer 33,20%
99,99% 14,42%
NEK
MPM
99,7%
SUKSES
40,0%
SSM 4,17%
GAP
Telekomunikasi 99,84%
WAS 50,0%
SI 30,08%
Tower Bersama 0,5%
99,50%
TI
ABA: PT Anugerah Buminusantara Abadi Adaro Energy: PT Adaro Energy Tbk. Amara: PT Agro Maju Raya ASC: PT Adaro Strategic Capital ASI: PT Adaro Strategic Investments ASL: PT Adaro Strategic Lestari BDP: PT Bangun Daya Perkasa BHA: PT Bumi Hijau Asri BUS: PT Bhaskara Utama Sedaya DBS: PT DBS Vickers Securities Indonesia EKU: PT Etika Karya Usaha Finders Resources: Finders Resources Limited IIR: PT Interra Indo Resources Interra Resources: Interra Resources Limited KBS: PT Karunia Barito Sejahtera KMK: PT Kalimantan Mentari Khatulistiwa LKM: PT Laju Kencana Murni LMS: PT Lintas Marga Sedaya MAG: PT Mutiara Agam MCG: PT Merdeka Copper Gold Tbk. Medco Power: PT Medco Power Indonesia MPM: PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. NEK: PT Nugraha Eka Kencana NRC: PT Nusa Raya Cipta Tbk. Provident Agro: PT Provident Agro Tbk. PAP: PT Pelayaran Antarbuwana Pertala PSJ: PT Pulau Seroja Jaya SA: PT Sarana Asri Sumatra Copper & Gold: Sumatra Copper and Gold plc Sihayo Gold: Sihayo Gold Limited SI: PT Saratoga Infrastuktur Seroja Investments: Seroja Investment Limited SMP: PT Sinar Mentari Prima SP: PT Saratoga Power SSB: PT Saratoga Sentra Business SSM: PT Satria Sukses Makmur SSS: Seroja Shipping Services Pte. Ltd. Sukses: PT Sukses Indonesia Tower Bersama: PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. TI: PT Telenet Internusa TKJ: PT Trimitra Karya Jaya TLG: PT Tenaga Listrik Gorontalo TLMS: Trans LK Marine Singapore TWU: PT Tri Wahana Universal WAS: PT Wahana Anugerah Sejahtera WBSM : PT Wana Bhakti Sukses Mineral
110 Bab 8 Data Korporasi
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Data Korporasi
Nama dan Alamat Agen dan/atau Profesional Pendukung Pasar Modal Akuntan Publik KAP Siddharta & Widjaja (a member of KPMG Global Network) Wisma GKBI Lantai 33 28, Jl Jend. Sudirman Jakarta 10210, Indonesia T. (62-21) 574 2333 F. (62-21) 574 1777 Biro Administrasi Efek PT Datindo Entrycom Puri Datindo – Wisma Sudirman Jl. Jend. Sudirman Kav. 34 Jakarta 12220, Indonesia T. (62-21) 570 9009 F. (62-21) 570 9026 Fitch Ratings One State Street Plaza New York, NY 10004, USA T. (1) 212 908 0500 Otoritas Jasa Keuangan Sumitro Djojohadikusumo Building Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta 10710, Indonesia T. (62-21) 385 8001 F. (62-21) 385 8321 Bursa Efek Indonesia Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower 1 Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53 Jakarta Selatan 12190, Indonesia T. (62-21) 5150515 F. (62-21) 5150330 Kustodian Sentral Efek Indonesia Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower 1, Lantai 5 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190, Indonesia T. (62-21) 515 2855 F. (62-21) 5299 1199 Biro Administrasi Efek Perjanjian tentang administrasi saham Perseroan sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana dinyatakan dalam Akta Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham No. 54 tanggal 10 April 2013 yang dibuat di hadapan Humberg Lie, SH, SE, M.Kn., Notaris di Jakarta. Saat ini, PT Datindo Entrycom sebagai Biro Administrasi Efek memberikan pelayanan administrasi bagi pasar sekunder. PT Datindo Entrycom bertanggung jawab atas administrasi pemegang saham terdaftar termasuk perubahan dalam daftar pemegang saham atas nama perusahaan publik. Perseroan membayar biaya bulanan untuk layanan administrasi untu pasar sekunder ini sebesar Rp44.000.000 (termasuk PPN).
Akuntan Independen Perusahaan Perusahaan telah menunjuk auditor eksternal sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. pada tanggal 7 Mei 2013, yang menyetujui pengangkatan Akuntan Publik Siddharta & Widjaja, perusahaan anggota KPMG Global Network, untuk mengaudit laporan keuangan konsolidasi Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, berdasarkan rekomendasi dari Dewan Komisaris. Akuntan Publik Siddharta & Widjaja, perusahaan anggota KPMG Global Network, telah melakukan audit pada Perseroan sejak tahun fiskal 2013. Mereka telah menyelesaikan tugas mereka secara independen, sesuai dengan standar profesional Akuntan Publik, kontrak kerja dan ruang lingkup audit yang telah disepakati. Akuntan Publik Siddharta & Widjaja, perusahaan anggota KPMG Global Network, tidak menyediakan layanan konsultan lain pada Perseroan. Akuntan yang ditugaskan sebagai Auditor Independen untuk Laporan Keuangan Perseroan 2014 adalan Drs. Tohana Widjaja, MBA, CPA. Otoritas Jasa Keuangan Otoritas Jasa Keuangan merupakan lembaga pemerintah yang didirikan dalam upaya untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan di dalam sektor jasa keuangan dilaksanakan secara teratur, adil, transparan dan akuntabel; mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil; dan mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat. Sebagai perusahaan publik, Perusahaan harus mematuhi peraturan di bidang Pasar Modal. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pungutan oleh Otoritas Jasa Keuangan, sejak tahun 2014 setiap Lembaga Jasa Keuangan dan/atau individu atau badan yang melaksanakan kegiatan di sektor jasa keuangan akan dikenakan pungutan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Pungutan yang dibebankan oleh Otoritas Jasa Keuangan kepada Perusahaan untuk tahun 2014 adalah Rp88,4 juta. Bursa Efek Indonesia Bursa Efek Indonesia adalah lembaga atau badan yang mengendalikan dan menyediakan sistem dan sarana bagi pihak yang menawarkan saham untuk bertemu dengan pembeli, atau sebaliknya (perdagangan saham). Perusahaan, sebagai Perusahaan Publik yang tercatat, wajib menyampaikan laporan kepada Bursa Efek Indonesia mengenai informasi dan fakta-fakta yang dianggap penting dan relevan dengan Perusahaan. Perseroan tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 26 Juni 2013. Biaya tahunan untuk keanggotaan Bursa Efek Indonesia adalah Rp110 juta. Kustodian Sentral Efek Indonesia Perusahaan publik yang sahamnya/sekuritasnya yang terdaftar di KSEI menggunakan jasa KSEI untuk mengelola saham/sekuritas yang mereka diterbitkan untuk mendapatkan data investor atau pemegang surat berharga sebagai bagian dari proses distribusi dalam aksi korporasi. Perseroan membayar biaya tahunan untuk keanggotaan sebesar Rp11 juta (termasuk PPN).
111 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Untuk Dicermati
Laporan tahunan ini berisikan pernyataan-pernyataan yang bersifat “forward looking” terkait dengan kejadian-kejadian di masa yang akan datang, yang karena sifatnya, mengandung ketidakpastian dan risiko yang signifikan. Seluruh pernyataan selain dari pernyataan-pernyataan mengenai fakta historis yang terkandung di dalam laporan ini, termasuk tanpa terkecuali mengenai PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (“Saratoga” atau “Perseroan”) terkait dengan posisi keuangan dan hasil usahanya, strategi, perencanaan, obyektif, tujuan dan sasaran, pertumbuhan pasar di masa yang akan datang dimana Saratoga berpartisipasi atau akan berpartisipasi, dan setiap pernyataan yang didahului oleh, diikuti dengan atau yang mengandung kata-kata “percaya,” “berharap,” “membidik,” “bermaksud,” “akan,” “berencana,” “berupaya,” “bisa,” “proyeksi,” “estimasi,” “antisipasi,” “memprediksi,” “mencari,” “seyogyanya,” atau kata-kata lainnya yang memiliki arti setara, merupakan pernyataan-pernyataan yang bersifat ke depan. Kejadian-kejadian di masa yang akan datang sehubungan dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat forward looking ini melibatkan risiko-risiko yang diketahui maupun tidak, ketidakpastian dan beragam faktor lainnya, yang sebagian besar berada di luar kendali Saratoga, serta dapat mengakibatkan hasil aktual, kinerja maupun pencapaian yang berbeda secara material dari apa yang tersurat maupun tersirat dalam pernyataan-pernyataan bersifat forward looking tersebut. Faktor-faktor tersebut secara khusus namun tidak terbatas mencakup hal-hal yang diuraikan pada Bab 5 laporan tahunan ini: Tata Kelola Perusahaan. Faktor-faktor tersebut mencakup secara khusus namun tidak terbatas pada perubahan-perubahan secara umum, kondisi ekonomi dan politik nasional maupun regional, perubahan dalam nilai tukar valuta asing, perubahan harga dan pasokan serta permintaan pasar komoditas, perubahan dalam hal besaran dan sifat persaingan yang dihadapi Perseroan, perubahan perundang-undangan atau peraturan dan prinsip prinsip akuntansi, kebijakan dan pedoman serta perubahan terhadap asumsi-asumsi yang dipakai sebagai dasar pernyataan-pernyataan yang bersifat forward looking tersebut.
Informasi lebih lanjut mengenai risiko dan ketidakpastian yang berpengaruh terhadap Saratoga terdapat dalam keterbukaan dan laporan keuangan berkala yang tersedia pada laman Perseroan www.saratoga-investama.com. Apabila satu atau lebih risiko-risiko dan ketidakpastian benar-benar terjadi, atau asumsi dasarnya ternyata meleset; hasil aktual, kinerja maupun pencapaian Saratoga dapat berbeda secara material dari apa yang dijabarkan dalam pernyataan-pernyataan yang bersifat forward looking terhadap apa yang diharapan, diantisipasi, diintensikan, direncanakan, diyakini, diinginkan, diestimasi atau diproyeksikan. Saratoga tidak berniat, maupun berkewajiban, untuk menindaklanjuti atau merevisi pernyataan-pernyataan yang bersifat forward looking, sehubungan dengan perkembangan yang berbeda dengan apa yang diharapkan. Akibat dari pembulatan, angka-angka yang tersaji pada laporan tahunan ini dan dokumen-dokumen lainnya tidak selalu persis sama dengan jumlah akhirnya dan angka persentasenya juga mungkin tidak secara tepat menggambarkan angka yang absolut. Ketika menggantungkan diri pada pernyataan-pernyataan yang bersifat forward looking, anda harus mempertimbangkan secara hati-hati kemungkinan adanya risiko, ketidakpastian dan kejadian-kejadian, terutama sehubungan dengan kondisi politik, ekonomi, sosial dan hukum dimana Saratoga dan para entitas anak maupun afiliasi nya beroperasi. Saratoga tidak memberikan representasi maupun jaminan, ataupun prediksi bahwa hasil-hasil yang diharapkan melalui pernyataan-pernyataan yang bersifat forward looking tersebut akan dapat tercapai, dan bahwasanya pernyataan-pernyataan yang bersifat forward looking tersebut merupakan, dalam masing-masing kasus sebagai salah satu dari sekian banyak kemungkinan, dan seyogyanya tidak dipandang sebagai skenario standar atau yang paling mungkin terjadi. Oleh sebab itu, sebaiknya anda tidak berpegang secara berlebihan pada pernyataan-pernyataan yang bersifat forward looking.
112 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Pernyataan Pertanggungjawaban Anggota Dewan Komisaris dan Direksi
Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa seluruh informasi dalam Laporan Tahunan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. tahun 2014 telah dimuat secara lengkap, dan bahwa kami bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan tersebut. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya,
Jakarta, 31 Maret 2015 Dewan Komisaris
Edwin Soeryadjaya Presiden Komisaris
Joyce Soeryadjaya Kerr Komisaris
Indra Cahya Uno Komisaris
Sidharta Utama Komisaris Independen
Anangga W. Roosdiono Komisaris Independen
Direksi
Sandiaga Salahuddin Uno Presiden Direktur
Michael William P. Soeryadjaya Direktur
Andi Esfandiari Direktur
Jerry Go Ngo Direktur Independen
113 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
ƌɄ +*-)Ʉ 0)") ƌɄ 0%0&)Ʉ$')"Ʉ -/0-)Ʉ+ +(Ɲ Ʉ*ƆɄƆƆŸɄ/ )/)"Ʉ )/0&ɄɄ Ʉ dan Isi Laporan Tahunan ƌɄ 0%0&)Ʉ$')"Ʉ-$/ -$ɄɄŴŲųŶ
114 Laporan Keuangan Konsolidasian
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
115 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. dan Entitas Anak / and Subsidiaries LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Consolidated Financial Statement Tahun Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 Year ended 31 December 2014 and 2013 Diaudit Audited
116 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013
DAFTAR ISI
CONTENTS
Ekshibit/ Exhibit Surat Pernyataan Direksi
Directors’ Statement
Laporan Auditor Independen
Independent Auditors’ Report
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
A
Consolidated Statement of Financial Position
Laporan Laba-Rugi Komprehensif Konsolidasian
B
Consolidated Statement of Comprehensive Income
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian
C
Consolidated Statement of Changes in Equity
Laporan Arus Kas Konsolidasian
D
Consolidated Statement of Cash Flows
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
E
Notes to the Consolidated Financial Statements
Informasi Tambahan
F
Supplementary Information
117 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
118 Laporan Keuangan Konsolidasian
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
119 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
120 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
Ekshibit A/1
Exhibit A/1
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENT OF FINANCIAL POSITION 31 DECEMBER 2014 AND 2013 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31 Desember/December 2014 2013
ASET
ASSETS
ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha dari pihak ketiga Piutang non-usaha: Pihak berelasi Pihak ketiga Aset keuangan tersedia untuk dijual Persediaan Pajak dibayar di muka Uang muka dan beban dibayar di muka Kas yang dibatasi penggunaannya Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual Aset lancar lainnya
CURRENT ASSETS 3c,3e,3f,5 3e,3f,6
537.772 621.346
405.632 498.437
61.715 5.104 232.071 90.907 6.578 130.213 37.562 138.685 3.656
80.147 135.837 230.961 97.096 6.166 12.174 33.882 19.019
Cash and cash equivalents Trade receivables from third parties Non-trade receivables: Related parties Third parties Available-for–sale financial assets Inventories Prepaid taxes Advances and prepaid expenses Restricted cash Non-current asset held for sale Other current assets
1.865.609
1.519.351
TOTAL CURRENT ASSETS
3e,3f,7,32 3e,3f,7 3e,3f,9 3g,8 18a 3e,3f,10 3d,11
JUMLAH ASET LANCAR ASET TIDAK LANCAR Piutang non-usaha: Pihak berelasi Pihak ketiga Aset keuangan tersedia untuk dijual Investasi pada entitas asosiasi Uang muka penyertaan saham Properti investasi Aset tetap – neto Aset takberwujud Aset pajak tangguhan Goodwill Aset tidak lancar lainnya
NON-CURRENT ASSETS
23.340 99.576 1.859.453 10.645.375 431.012 113.037 1.150.943 1.940 3.129 153.456 1.034
93.597 2.101.992 10.945.522 187.782 64.497 1.187.037 2.498 2.289 100.682 4.638
Non-trade receivables: Related party Third parties Available-for-sale financial assets Investment in associates Advances for investment in shares Investment properties Fixed assets - net Intangible assets Deferred tax assets Goodwill Other non-current assets
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR
14.482.295
14.690.534
TOTAL NON-CURRENT ASSETS
JUMLAH ASET
16.347.904
16.209.885
TOTAL ASSETS
3e,3f,7,32 3e,3f,7 3e,3f,9 3h,11 3j,3m,12 3i,3k,3l,3m,13 3o,18e 3a,3m,14
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
See notes to the consolidated financial statements on the accompanying Exhibit E which are an integral part of the consolidated financial statements taken as a whole
121 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Ekshibit A/2
Exhibit A/2
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (LANJUTAN) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan/ Notes
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENT OF FINANCIAL POSITION 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (CONTINUED) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 31 Desember/December 2014 2013
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITIES AND EQUITY
LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang usaha ke pihak ketiga Utang lainnya: Pihak berelasi Pihak ketiga Uang muka penjualan investasi Beban akrual Utang pajak penghasilan Utang pajak lainnya Pendapatan diterima di muka Liabilitas keuangan derivatif Pinjaman yang jatuh tempo dalam setahun Utang sewa pembiayaan
CURRENT LIABILITIES 3e,3f,15
19.831
62.493
3e,3f,16,32 3e,3f,16
66.314 30.041 76.385 120.491 48.113 11.283 1.984 433.543 -
1.452.129 33.692 14.923 44 40.531 2.105 5.198 474.201 827
Trade payables to third parties Other payables: Related party Third parties Advance from sale of investment Accrued expenses Income tax payable Other tax payables Unearned revenues Derivative financial liabilities Current maturities of borrowings Finance lease payable
807.985
2.086.143
TOTAL CURRENT LIABILITIES
3e,3f,17 18b 18c 3e,19 3e,3f,19 3e
JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK LIABILITAS JANGKA PANJANG Pinjaman, setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam setahun Wesel bayar jangka menengah Liabilitas pajak tangguhan Liabilitas imbalan kerja
NON-CURRENT LIABILITIES 3e,3f,19 3e,3f,20 3o,18e 3p,21
3.182.737 729.635 30.959 16.801
3.417.442 26.104 12.487
Borrowings, net of current maturities Medium term notes Deferred tax liabilities Employee benefits liabilities
JUMLAH LIABILITAS JANGKA PANJANG
3.960.132
3.456.033
TOTAL NON-CURRENT LIABILITIES
JUMLAH LIABILITAS
4.768.117
5.542.176
TOTAL LIABILITIES
EKUITAS Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik Perusahaan Modal saham nilai nominal Rp100 (Rupiah penuh) per saham Modal dasar 9.766.680.000 lembar saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 2.712.967.000 lembar saham Tambahan modal disetor Pembayaran berbasis saham Selisih penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing Laba yang belum direalisasi atas aset keuangan tersedia untuk dijual Cadangan lindung nilai arus kas Cadangan revaluasi aset tetap entitas asosiasi Komponen ekuitas lainnya Saldo laba
EQUITY
22 23 3t,26
271.297 2.570.074 6.330
271.297 2.570.074 -
3f
1.038.100
908.930
3e,9 3h
789.757 (112.666)
382.989 191.260 6.152.917
346.954 285.524 5.349.991
11.014.714
10.409.861
565.073
257.848
Non-controlling interests
JUMLAH EKUITAS
11.579.787
10.667.709
TOTAL EQUITY
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
16.347.904
16.209.885
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
Kepentingan nonpengendali
3i,3k,24 25
646.584 (244.837)
Equity attributable to owners of the Company Share capital at par value Rp100 (whole Rupiah) per share Authorized capital 9,766,680,000 shares Issued and fully paid-up capital 2,712,967,000 shares Additional paid-in capital Share-based payments Difference in translation of financial statements in foreign currency Unrealized gain on available-for-sale financial assets Cash flow hedge reserve Revaluation reserve of associates’ fixed assets Other equity components Retained earnings
27
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
See notes to the consolidated financial statements on the accompanying Exhibit E which are an integral part of the consolidated financial statements taken as a whole
122 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
`
Ekshibit B
Exhibit B
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes PENDAPATAN NETO BEBAN POKOK PENDAPATAN
6.123.875
3.658.760
29
(5.385.075)
(3.285.891)
738.800
372.869
(224.137)
(196.837)
514.663
176.032
942.630 187.971 (53.361) (278.917)
932.588 209.982 (499.980) (286.720)
9
(102.105)
(150.898)
3e
1.765 (14.671)
(1.247) 11.594
30
LABA USAHA Bagian neto atas laba entitas asosiasi Penghasilan dividen, bunga dan investasi Kerugian neto selisih kurs Beban bunga Kerugian penurunan nilai aset keuangan tersedia untuk dijual Keuntungan (kerugian) neto atas instrumen keuangan derivatif (Beban) pendapatan lainnya - neto
3h,11 3f
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN Beban pajak penghasilan
1.197.975 3o,18f
LABA TAHUN BERJALAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN: Perubahan neto nilai wajar aset keuangan tersedia untuk dijual Selisih penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing Bagian atas pendapatan komprehensif lain entitas asosiasi: Perubahan neto nilai wajar aset keuangan tersedia untuk dijual Selisih penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing Revaluasi aset tetap Perubahan neto nilai wajar lindung nilai arus kas
Tahun berakhir 31 Desember/Year ended 31 December 2014 2013
3n,28
LABA BRUTO BEBAN USAHA
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENT OF COMPREHENSIVE INCOME YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(133.165) 1.064.810
391.351 (42.263) 349.088
3e
(146.241)
(708.074)
3f
20.905
800.756
3e 3f 3k,3i
3.068 115.561 36.035 (132.171)
JUMLAH RUGI KOMPREHENSIF LAIN
(642.592) 41.757 94.416
COST OF REVENUES GROSS PROFIT OPERATING EXPENSES OPERATING PROFIT Net share of profit of associates Dividend, interest and investment income Net loss on exchange rate differences Interest expense Impairment loss from available-for-sale financial assets Net gain (loss) on derivative financial instruments Other (expense) income - net PROFIT BEFORE INCOME TAX Income tax expense PROFIT FOR THE YEAR OTHER COMPREHENSIVE INCOME: Net changes in fair value of available-for-sale financial assets Difference in translation of financial statements in foreign currency Share of other comprehensive income of associates: Net changes in fair value of available-for-sale financial assets Difference in translation financial statements in foreign curreny Revaluation of fixed assets
(95.739) Net change in fair value of cash flow hedges
(102.843)
(509.476)
961.967
(160.388)
802.926 261.884
245.914 103.174
1.064.810
349.088
JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF
TOTAL OTHER COMPREHENSIVE LOSS TOTAL COMPREHENSIVE INCOME (LOSS)
TAHUN BERJALAN Laba yang diatribusikan kepada: Pemilik Perusahaan Kepentingan nonpengendali
Jumlah laba (rugi) komprehensif yang diatribusikan kepada: Pemilik Perusahaan Kepentingan nonpengendali
LABA PER SAHAM DASAR (Rupiah penuh)
NET REVENUES
692.787 269.180
(288.568) 128.180
961.967
(160.388)
3q,31
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
296
95
FOR THE YEAR Profit attributable to: Owners of the Company Non-controlling interests
Total comprehensive income (loss) attributable to: Owners of the Company Non-controlling interests
EARNING PER SHARE BASIC (whole Rupiah)
See notes to the consolidated financial statements on the accompanying Exhibit E which are an integral part of the consolidated financial statements taken as a whole
-
-
-
-
-
271.297
Kepentingan non-pengendali dari kombinasi bisnis
Realisasi uang muka setoran modal di kepentingan nonpengendali
Komponen ekuitas lainnya
Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan
Saldo pada tanggal 31 Desember 2014
2.570.074
-
-
-
-
-
-
2.570.074
6.330
-
-
-
-
-
6.330
-
Pembayaran berbasis saham/ Share-based payments
1.038.100
129.170
-
-
-
-
-
908.930
646.584
(143.173)
-
-
-
-
-
789.757
Laba yang belum direalisasi atas aset keuangan tersedia untuk dijual/ Unrealized gain on availablefor-sale financial assets
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
-
Pembagian dividen kepada pemegang saham minoritas
271.297
Pembayaran berbasis saham (Catatan 26)
Saldo pada tanggal 31 Desember 2013
Modal saham/ Share capital
Tambahan modal disetor/ Additional paid-in capital
Selisih penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing/ Difference in translation of financial statements in foreign currency
(244.837)
(132.171)
-)
-)
-)
-)
-)
(112.666)
Cadangan lindung nilai arus kas/ Cash flow hedge reserve
382.989)
36.035
-)
-)
-)
-)
-)
346.954
Cadangan revaluasi aset tetap entitas asosiasi/ Revaluation reserve of associates’ fixed assets
191.260
-
(94.264)
-
-
-
-
285.524
Komponen ekuitas lainnya/ Other equity components
20.000
-
-
-
-
-
-
20.000
Dicadangkan/ Appropriated
11.014.714
692.787
(94.264)
-
-
-
6.330
10.409.861
Jumlah/ Total
565.073
269.180
(5.957)
(11.331)
55.557
(224)
-
257.848
11.579.787
961.967
(100.221)
(11.331)
55.557
(224)
6.330
10.667.709
Jumlah ekuitas/ Total equity
Exhibit C/1
Balance as of 31 December 2014
Comprehensive income (loss) for the year
Other equity components
Realization of advance for capital in non-controlling interest
Non-controlling interest from business combination
Distribution of cash dividend to minority interest
Share-based payments (Note 26)
Balance as of 31 December 2013
See notes to the consolidated financial statements on the accompanying Exhibit E which are an integral part of the consolidated financial statements taken as a whole
6.132.917
802.926
-
-
-
-
-
5.329.991
Tidak dicadangkan/ Unappropriated
Kepentingan nonpengendali/ Noncontrolling interests
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENT OF CHANGES IN EQUITY YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Saldo laba/ Retained earnings
Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik Perusahaan/Equity attributable to owners of the Company
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Ekshibit C/1
123
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
-
-
-
-
-
271.297
Pembentukan cadangan wajib
Komponen ekuitas lainnya dari entitas asosiasi
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan
Saldo pada tanggal 31 Desember 2013
2.570.074
-
(144.984 )
-
-
-
(69.035 )
1.465.004
1.319.089
1.245.360
-)
-)
-)
-) )
) -) -) -) -)
-)
)
-)
(1.298.786)
908.930
817.507
-
-
-
-
-
-
91.423
-
91.423
currency
statements in foreign
789.757
(1.350.666 )
-
-
-
-
-
-
2.140.423
-
2.140.423
assets
for-sale financial
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
-
Uang muka setoran modal oleh kepentingan nonpengendali
27.130
Penerimaan dari hasil penawaran umum saham perdana
Biaya penerbitan saham
-
244.167
Saldo pada tanggal 1 Januari 2013
1.298.786
control
entities under common
(112.666)
(95.739)
-)
-)
-)
-)
-)
-)
(16.927)
-)
(16.927)
reserve
flow hedge
346.954
94.416
-
-
-
-
-
-
252.538
-
252.538
fixed assets
of associates’
285.524
-
-
(188.511)
-
-
-
-
474.035
53.426
420.609
components
Other equity Dicadangkan/
-
-
-
-
-
-
20.000
-
-
-
20.000
Appropriated
10.409.861
(288.568)
(144.984)
(188.511)
-
-
(69.035 )
1.492.134
9.608.825
-
9.608.825
Total
Jumlah/
257.848
128.180
-
1.218
-
6.960
-
-
121.490
-
121.490
interests
Noncontrolling
Kepentingan nonpengendali/
Jumlah
10.667.709
(160.388)
(144.984)
(187.293 )
-
6.960
(69.035 )
1.492.134
9.730.315
-
9.730.315
Equity
ekuitas/ Total
Balance as of 31 December 2013
Comprehensive income (loss) for the year
Difference in value of restructuring transactions between entities under common control
Other equity components from associates
Appropriation of retained earnings
Advance for share capital by non-controlling interest
Share issuance costs
Proceeds from initial public offering
Balance as of 1 January 2013
Reclassification of balance of difference in value arising from restructuring transactions between entitas under common control to additional paid-in capital and other equity components (Note 3a)
Balance as of 31 December 2012
See notes to the consolidated financial statements on the accompanying Exhibit E which are an integral part of the consolidated financial statements taken as a whole
5.329.991
245.914
-
-
(20.000)
-
-
-
5.104.077
-
5.104.077
Unappropriated
Tidak dicadangkan/
Saldo laba/ Retained earnings
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENT OF CHANGES IN EQUITY YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Exhibit C/2
Laporan Keuangan Konsolidasian
Reklasifikasi saldo selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali ke tambahan modal disetor dan komponen ekuitas lainnya (Catatan 3a)
73.729
capital
capital
244.167
Additional paid-in
saham/ Share
Saldo pada tanggal 31 Desember 2012
Tambahan modal disetor/
Modal
Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik Perusahaan/Equity attributable to owners of the Company Selisih nilai Laba yang transaksi Selisih belum restrukturisasi penjabaran direalisasi entitas laporan atas aset sepengendali/ keuangan keuangan Cadangan Difference dalam mata tersedia revaluasi in value uang asing/ untuk Cadangan aset tetap arising from Difference dijual/ lindung entitas restructuring in translation Unrealized nilai asosiasi/ Komponen transactions of gain on arus kas/ Revaluation ekuitas between financial availableCash reserve lainnya/
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Ekshibit C/2
124
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
125 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Ekshibit D PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Exhibit D PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENT OF CASH FLOWS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Tahun berakhir 31 Desember/Year ended 31 December 2014 2013 Arus kas dari aktivitas operasi Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok Pembayaran kas kepada karyawan Pembayaran kas untuk aktivitas operasi lainnya Penerimaan pendapatan keuangan Pembayaran beban keuangan Pembayaran pajak penghasilan Kas neto dari (digunakan untuk) aktivitas operasi Arus kas dari aktivitas investasi Penerimaan dividen Penerimaan uang muka penjualan investasi Perubahan pada piutang non-usaha Perubahan pada uang muka proyek Penerimaan dari penjualan entitas anak dan asosiasi Perubahan pada uang muka penyertaan saham Perolehan aset tetap Perolehan aset keuangan tersedia untuk dijual Penempatan investasi pada penyertaan saham Perolehan properti investasi Perolehan aset takberwujud Penerimaan dari aset keuangan lainnya Penerimaan dari penjualan aset keuangan tersedia untuk dijual Pembayaran utang lainnya Penerimaan dari penjualan aset tetap
6.010.142 (5.427.739) (68.536) (42.918) 13.781 (241.987) (9.438)
3.331.395 (3.311.123) (109.743) (231.528) 65.912 (185.962) (7.165)
Cash flows from operating activities Cash receipts from customers Cash payments to suppliers Cash payments to employees Cash payments for other operating activities Finance income received Finance cost paid Income tax paid
233.305
(448.214)
Net cash from (used in) operating activities
234.647 30.041 (144.917) 3.606 50.828 (264.483) (29.563) (64.036) (15.993) (18.286) -
217.306 230.992 1.362 375 (154.200) (128.878) (811.898) (1.591.236) (24.010) (2.552) 389
584
5.313 (37.673) -
Cash flows from investing activities Dividend income Received advance from sale of investment Changes in non-trade receivables Changes in advances for project Proceeds from sales of subsidiaries and associates Changes in advances for investments Acquisition of fixed assets Acquisition of available-for-sale financial assets Placement in investment in shares of stocks Acquisition of investment property Acquisition of intangible assets Proceeds from other financial assets Proceeds from sales of available-for-sale financial assets Payment of other payables Proceeds from sales of fixed assets
Kas neto digunakan untuk aktivitas investasi
(217.572)
(2.294.710)
Net cash used in investing activities
Arus kas dari aktivitas pendanaan Penerimaan dari pinjaman bank Penerimaan dari wesel bayar jangka menengah Pembayaran untuk pinjaman bank Pembayaran biaya transaksi Perubahan pada kas yang dibatasi penggunaannya Pembayaran biaya penerbitan saham Penerimaan dari penawaran umum saham perdana
1.358.204 725.000 (1.929.657) (33.459) (3.681) -
3.599.102 (2.406.778) (24.811) 88.003 (69.035) 1.492.134
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Proceeds from bank loans Proceed from medium term note Repayment of bank loan Payment of transaction cost Changes in restricted cash Payment of share issuance costs Proceeds from initial public offering
116.407
2.678.615
Kas neto dari aktivitas pendanaan Kenaikan (penurunan) neto kas dan setara kas Pengaruh perubahan selisih kurs Kas dan setara kas dari entitas anak yang dilepas Kas dan setara kas pada awal tahun Kas dan setara kas pada akhir tahun
132.140 405.632 537.772
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
Net cash from financing activities
(64.309) Net increase (decrease) in cash and cash equivalents (773.073) Effect of changes in exchange rate (39) Cash and cash equivalents from divested subsidiaries 1.243.053 Cash and cash equivalents at beginning of year 405.632
Cash and cash equivalents at end of year
See notes to the consolidated financial statements on the accompanying Exhibit E which are an integral part of the consolidated financial statements taken as a whole
126 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
Ekshibit E/1
Exhibit E/1
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
UMUM a. Pendirian Perusahaan dan informasi lainnya
1.
GENERAL a. Establishment information
of
the
Company
and
other
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (“Perusahaan”) didirikan di Jakarta berdasarkan Akta Notaris No.41 tanggal 17 Mei 1991 juncto Akta Notaris No.33 tanggal 13 Juli 1992, keduanya dari Ny. Rukmasanti Hardjasatya, SH., Notaris di Jakarta. Akta Pendirian Perusahaan tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.C2–10198.HT.01.01.TH92 tanggal 15 Desember 1992 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.19 tanggal 5 Maret 1993, Tambahan No.973.
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (the “Company”) was established in Jakarta based on Notarial Deed No.41 dated 17 May 1991 in conjuction with Notarial Deed No.33 dated 13 July 1992, both of Ny. Rukmasanti Hardjasatya, SH., Notary in Jakarta. The Deed of Establishment was approved by the Minister of Justice (recently known as the Minister of Law and Human Rights) of the Republic of Indonesia by virtue of decree No.C210198.HT.01.01.TH92 dated 15 December 1992 and was published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No.19 dated 5 March 1993, Supplement No.973.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris No.105 tanggal 11 Desember 2014 dari Humberg Lie, SH, SE, Mkn, Notaris di Jakarta, mengenai perubahan pasal 3 Anggaran Dasar Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.AHU-12751.40.20.2014 tanggal 12 Desember 2014. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan ini, akta perubahan tersebut sedang dalam proses pengumuman dalam Berita Negara Republik Indonesia.
The Company’s Articles of Association have been amended several times, most recently by Notarial Deed No.105 dated 11 December 2014 of Humberg Lie, SH, SE, Mkn, Notary in Jakarta, concerning the amendment of Article 3 of the Company’s Articles of Association. The amendment was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia by virtue of decree No.AHU12751.40.20.2014 dated 12 December 2014. Until the completion of these financial statements, the deed is still in process of publication in the State Gazette of the Republic of Indonesia.
Perusahaan berkedudukan di Jakarta dengan alamat di Jl. Ir. Juanda III/8, Gambir, Jakarta Pusat. Perusahaan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1992.
The Company is domiciled in Jakarta, with its address at Jl. Ir. Juanda III/8, Gambir, Central Jakarta. The Company commenced its commercial activities in 1992.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, kegiatan usaha Perusahaan adalah menjalankan usaha baik secara langsung maupun tidak langsung melalui entitas anaknya di bidang pertanian, perkebunan, telekomunikasi, perdagangan, industri, sumber daya alam, energi, pembangunan, transportasi, kendaraan bermotor, jasa keuangan, consumer goods, infrastruktur menara telekomunikasi, dan jasa.
In accordance with Article 3 of the Company’s Articles of Association, the Company’s scope of activities are directly or indirectly through its subsidiaries to engage business in the sectors of plantation, telecommunication, agriculture, trading, industry, natural resources, energy, construction, transportation, vehicles, financial services, consumer goods, telecommunications support services, and services.
127 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Ekshibit E/2
Exhibit E/2
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
1.
UMUM (lanjutan) a. Pendirian Perusahaan dan informasi lainnya (lanjutan)
GENERAL (continued) a. Establishment of the information (continued)
Company
and
other
Induk Perusahaan adalah PT Unitras Pertama Entitas ini memiliki entitas anak dan afiliasi di Indonesia.
The parent of the Company is PT Unitras Pertama. The entity has subsidiaries and affiliates in Indonesia.
Pemegang saham mayoritas akhir Perusahaan adalah Tn. Edwin Soeryadjaya dan Tn. Sandiaga S. Uno.
The ultímate majority shareholders of the Company are Mr. Edwin Soeryadjaya and Mr. Sandiaga S. Uno.
b. Dewan komisaris, direksi, komite audit dan karyawan Susunan anggota dewan komisaris, direksi dan komite audit Perusahaan adalah sebagai berikut: 2014 Dewan komisaris: Presiden Komisaris Komisaris Komisaris Komisaris independen Komisaris independen Direksi: Presiden Direktur Direktur Direktur Direktur Tidak Terafiliasi Komite audit: Ketua Anggota Anggota
b. Board of commissioners, committee and employees
directors,
audit
The members of board of commissioners, directors and audit committee of the Company, are as follows: 2013
Edwin Soeryadjaya Edwin Soeryadjaya Joyce Soeryadjaya Kerr Joyce Soeryadjaya Kerr Indra Cahya Uno Indra Cahya Uno Sidharta Utama Sidharta Utama Anangga W. Roosdiono S.H. Anangga W. Roosdiono S.H. Sandiaga S. Uno Andi Esfandiari Michael W.P. Soeryadjaya Ngo, Jerry Go
Sandiaga S. Uno Husni Heron Michael W.P. Soeryadjaya Ngo, Jerry Go
Sidharta Utama Alida Basir Ludovicus Sensi W.
Sidharta Utama Mustofa Ludovicus Sensi W.
Board of commissioners: President Commissioner Commissioner Commissioner Independent Commissioner Independent Commissioner Directors: President Director Director Director Non-Affiliated Director Audit committee: Chairman Member Member
Pada tanggal 18 Maret 2013, Perusahaan menunjuk Putri Ira Chaerani Dompas sebagai Sekretaris Perusahaan berdasarkan Surat Penunjukan Sekretaris Perusahaan No.002/LGL-SIS/03/2013.
On 18 March 2013, the Company appointed Putri Ira Chaerani Dompas as the Corporate Secretary based on Appointment Letter of Corporate Secretary No.002/LGL-SIS/03/2013.
Pada tanggal 29 November 2013, Perusahaan menerima pengunduran diri dari Husni Heron sebagai Direktur. Pengunduran diri Husni Heron diterima oleh pemegang saham dalam RUPSLB Perusahaan tanggal 21 Januari 2014.
On 29 November 2013, the Company accepted the resignation from Husni Heron as the Director. Husni Heron’s resignation was approved by the shareholders through the Company’s RUPSLB dated 21 January 2014.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Perusahaan dan entitas anaknya (secara kolektif disebut sebagai “Grup”) mempekerjakan masingmasing 137 dan 127 karyawan (tidak diaudit).
As of 31 December 2014 and 2013, the Company and its subsidiaries (collectively referred to as the “Group”) employed 137 and 127 employees (unaudited), respectively.
c. Penawaran umum perdana saham Perusahaan Pada tanggal 18 Juni 2013, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Surat No.S-175/D.04/2013 untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham sebanyak 271.297.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp100 (Rupiah penuh) per saham dengan harga penawaran sebesar Rp5.500 (Rupiah penuh) per saham melalui pasar modal dan saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 26 Juni 2013.
c. The Company’s initial public offering On 18 June 2013, the Company received the effective statement from the Indonesia Financial Services Authority (OJK) through the Letter No.S-175/D.04/2013 to perform the Initial Public Offering of 271,297,000 common shares with par value of Rp100 (whole Rupiah) each share at the offering price of Rp5,500 (whole Rupiah) each share through capital market and the shares were listed in Indonesia Stock Exchange on 26 June 2013.
128 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
Ekshibit E/3
Exhibit E/3
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
UMUM (lanjutan) d. Program opsi saham untuk karyawan manajemen
1.
GENERAL (continued) d. Management Employee Stock Option Program
Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada tanggal 22 Februari 2013, sebagaimana diaktakan dalam Akta Notaris No. 111 dari Notaris Humberg Lie, SH, SE, MKn., para pemegang saham menyetujui Program opsi saham untuk karyawan manajemen (MESOP) yang meliputi anggota Komisaris kecuali Komisaris Independen, Direksi, karyawan perusahaan dan karyawan yang ditugaskan pada perusahaan asosiasi - manajemen senior. Opsi diberikan melalui tiga tahapan dan masing-masing opsi akan berakhir dalam jangka waktu 5 (lima) tahun. Implementasi Opsi pertama disetujui oleh pemegang saham pada tanggal 21 Januari 2014 dan telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 27 Januari 2014. Opsi ini diberikan pada tanggal 7 Februari 2014 sebesar 14.421.000. Alokasi opsi tersebut berdasarkan 50% time vested dan 50% performance vested.
Based on Minutes of Extraordinary General Meeting of Shareholder (RUPSLB) which was held on 22 February 2013, as notarized in the Notarial Deed No. 111 of Notary Humberg Lie, SH, SE, MKn., the shareholders approved the Management Employee Stock Option Program (MESOP) covering the Commissioners except Independent Commisioners, Directors, employee and assigned employee in associate company – senior management. The options were granted through three stages and each of the options will expire in 5 (five) years time. The implementation of the first option was approved by shareholders on 21 January 2014 and registered in Indonesia Stock Exchange on 27 January 2014. These options were granted on 7 February 2014 with total number of shares of 14,421,000. Allocation of the options are subject to 50% time vested and 50% performance vested.
Perusahaan telah melaporkan implementasi pemberian hak opsi tersebut ke Bursa Efek Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui suratnya tertanggal 7 Februari 2014, dimana harga pelaksanaan opsi saham ditentukan sebesar Rp4.777 (Rupiah penuh) per saham.
The Company has reported the implementation of share option to Indonesian Stock Exchange and Indonesian Financial Services Authority (OJK) through its letter dated 7 February 2014, whereas the share option exercise price was determined at Rp4,777 (whole Rupiah) per share.
129 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Ekshibit E/4
Exhibit E/4
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
UMUM (lanjutan)
1.
e. Entitas anak
e. Subsidiaries
Perusahaan memiliki kepemilikan langsung dan tidak langsung pada entitas anak berikut ini:
Entitas anak/ Subsidiaries
GENERAL (continued)
Domisili/ Domicile
Kegiatan usaha/ Scope of business
The Company has direct and indirect ownerships in the following subsidiaries: Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership 2014 2013 %
%
Mulai beroperasi komersial/ Commencement of commercial operations
Jumlah aset sebelum eliminasi/ Total assets before elimination 2014 2013 Rp
Rp
Kepemilikan langsung/Direct ownership PT Saratoga Sentra Business (SSB)
Jakarta
Investasi/Investment
99.99
99.99
2005
2.122.242
1.964.508
PT Nugraha Eka Kencana (NEK)
Jakarta
Investasi/Investment
99.99
99.99
2003
701.280
625.175
PT Wahana Anugerah Sejahtera (WAS)
Jakarta
Investasi/Investment
99.84
99.84
2005
2.905.261
4.218.089
PT Bumi Hijau Asri (BHA)
Jakarta
Investasi/Investment
99.99
99.99
2007
95.083
79.980
PT Wana Bhakti Sukses Mineral (WBSM)
Jakarta
Investasi/Investment
73.68
73.68
2007
1.872.661
1.498.242
Asia Legacy International Investment Ltd. (Asia)
Cayman
Investasi/Investment
100
-
-
Bravo Magnum International Investment Ltd. (Bravo)
Cayman
Investasi/Investment
100
-
-
Cedar Legacy International Holding Ltd. (Cedar)
Cayman
Investasi/Investment
100
-
-
PT Trimitra Karya Jaya (TKJ)
Jakarta
Investasi/Investment
80
-
-
124.955
81 81 9.248
-
-
Kepemilikan tidak langsung melalui SSB/ Indirect ownership through SSB PT Interra Indo Resources (IIR)
Jakarta
Investasi/Investment
99.98
99.98
2004
267.751
222.325
PT Satria Sukses Makmur (SSM)
Jakarta
Persewaan ruang kantor/Office spaces rental service
60.00
60.00
2007
86.596
69.796
PT Sinar Mentari Prima (SMP)
Jakarta
Floating storage offloading
50.00
50.00
2008
317.335
323.455
PT Pelayaran Antarbuwana Pertala (PAP)
Jakarta
Investasi/Investment
50.00
50.00
1993
1.275
1.318
Investasi/Investment
99.67
99.67
2001
27.836
27.535
Investasi/Investment
60.00
60.00
2008
94.877
79.728
Pemrosesan minyak mentah dan gas alam/ Crude oil and natural gas processing
47.50
47.50
2006
1.873.436
1.516.255
Investasi/Investment
40
-
-
Kepemilikan tidak langsung melalui NEK/ Indirect ownership through NEK PT Sukses Indonesia (SI)
Jakarta
Kepemilikan tidak langsung melalui BHA/ Indirect ownerships through BHA PT Sarana Asri (SA)
Jakarta
Kepemilikan tidak langsung melalui WBSM/ Indirect ownership through WBSM PT Tri Wahana Universal (TWU)
Jakarta
Kepemilikan tidak langsung melalui Cedar/ Indirect ownership through Cedar Delta Investment (Delta)
Cayman
9.167
-
130 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
Ekshibit E/5
Exhibit E/5
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
DASAR PENYUSUNAN KONSOLIDASIAN
LAPORAN
KEUANGAN
2.
BASIS OF PREPARATION FINANCIAL STATEMENTS
OF
THE
CONSOLIDATED
Pernyataan kepatuhan
Statement of compliance
Laporan keuangan konsolidasian telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (SAK) dan Peraturan Bapepam-LK No.VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan”.
The consolidated financial statements are prepared and presented in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards (SAK) and Bapepam-LK Regulation No.VIII.G.7 regarding “Financial Statements Presentation Guidelines”.
Dasar pengukuran
Basis of measurement
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep nilai historis dan atas dasar akrual, kecuali ketika standar akuntansinya mensyaratkan pengukuran menggunakan nilai wajar.
The consolidated financial statements are prepared under the historical cost concept and on the accrual basis, except where the accounting standards require fair value measurement.
Laporan arus kas
Statement of cash flows
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
The consolidated statement of cash flows is prepared using the direct method by classifying the cash flows on the basis of operating, investing, and financing activities.
Mata uang fungsional dan penyajian
Functional and presentation currency
Laporan keuangan konsolidasian disajikan dalam Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan. Semua informasi keuangan yang disajikan dalam Rupiah telah dibulatkan ke dalam jutaan terdekat, kecuali dinyatakan lain.
The consolidated financial statements are presented in Rupiah, which is the functional currency of the Company. All financial information presented in Rupiah has been rounded to the nearest million, unless otherwise stated.
Penggunaan pertimbangan, estimasi dan asumsi
Use of judgements, estimates and assumptions
Grup menggunakan pertimbangan, estimasi dan asumsi dalam menyusun laporan keuangan konsolidasian yang mempengaruhi penerapan kebijakan akuntansi dan jumlah aset, liabilitas, pendapatan dan beban. Walaupun estimasi tersebut berdasarkan pemahaman terbaik manajemen atas kejadian dan kegiatan terkini, hasil aktual dapat berbeda dari estimasi tersebut.
The Group uses judgements, estimates and assumptions in preparing the consolidated financial statements that affect the application of accounting policies and the reported amounts of assets, liabilities, income and expenses. Although these estimates are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual results may differ from those estimates.
Estimasi dan asumsi yang mendasarinya ditinjau secara berkesinambungan. Perubahan terhadap estimasi akuntansi diakui di periode dimana estimasi tersebut diubah dan periode selanjutnya yang terkena dampaknya. Estimasi dan asumsi yang secara signifikan berisiko menyebabkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas selama 12 (dua belas) bulan ke depan dipaparkan di bawah ini:
Estimates and underlying assumptions are reviewed on an ongoing basis. Revisions to accounting estimates are recognised in the period in which the estimate is revised and in any future periods affected. The estimates and assumptions that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next 12 (twelve) months are addressed below:
•
Catatan 3i: Manfaat ekonomis aset tetap
•
Note 3i: The estimated useful life of fixed assets
•
Catatan 14: Asumsi utama yang digunakan dalam proyeksi arus kas terdiskonto untuk tujuan uji penurunan nilai goodwill
•
Note 14: Key assumptions used in the discounted cash flow projections for the purpose of impairment testing on goodwill
•
Catatan 18: Pemanfaatan rugi pajak
•
Note 18: Utilization of tax losses
•
Catatan 21: Pengukuran kewajiban imbalan pasti
•
Note 21: .obligation
Measurement
of
defined
benefits
131 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Ekshibit E/6
Exhibit E/6
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
DASAR PENYUSUNAN LAPORAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
KEUANGAN.
2.
BASIS OF PREPARATION OF THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (continued)
Prinsip konsolidasian
Principle of consolidation
Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan laporan keuangan milik Perusahaan dan laporan keuangan milik entitas di mana Perusahaan memiliki kemampuan untuk mengendalikan entitas tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung.
The consolidated financial statements incorporate the financial statements of the Company and the financial statements of entities in which the Company has the ability to control the entities, both directly or indirectly.
Entitas anak dikonsolidasi sejak tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian secara efektif dan tidak lagi dikonsolidasi sejak pengendalian tersebut tidak lagi dimiliki.
Subsidiaries are consolidated from the date on which effective control is obtained by the Company, and are no longer consolidated from the date such control ceases.
Kepentingan nonpengendali atas aset neto entitas anak diidentifikasi pada tanggal kombinasi bisnis yang selanjutnya disesuaikan dengan proporsi atas perubahan ekuitas entitas anak dan disajikan sebagai bagian dari ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
Non-controlling interests in the net assets of subsidiaries are identified at the date of business combination and afterwards are adjusted by proportion of changes in equity of subsidiaries and presented as a part of equity in the consolidated statement of financial position.
Kepentingan nonpengendali atas jumlah laba rugi komprehensif entitas anak diidentifikasi sesuai proporsinya dan disajikan sebagai bagian dari jumlah laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Non-controlling interests in the total comprehensive income of subsidiaries is identified at its portion and presented as a part of total attributable comprehensive income in the consolidated statements of comprehensive income.
Bila pengendalian atas suatu entitas diperoleh dalam periode berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukkan dalam laporan keuangan konsolidasian sejak tanggal pengendalian dimulai. Bila pengendalian berakhir dalam periode berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukkan ke dalam laporan keuangan konsolidasian untuk bagian tahun dimana pengendalian masih berlangsung.
Where control of an entity is obtained during a financial period, its results are included in the consolidated financial statements from the date on which control commences. Where control ceases during a financial period, its results are included in the consolidated financial statements for the part of the year during which control existed.
Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian telah diterapkan secara konsisten oleh Grup dalam semua hal yang material, kecuali dinyatakan lain.
The accounting policies adopted in preparing the consolidated financial statements have been consistently applied by the Group in all material respects, unless otherwise stated.
Seluruh transaksi dan saldo yang material antara perusahaan-perusahaan yang dikonsolidasikan telah dieliminasi, termasuk keuntungan dan kerugian hasil dari transaksi antar perusahaan yang belum direalisasi.
All material transactions and balances between consolidated companies have been eliminated, including unrealized gains and losses arising from intercompany transactions.
Perubahan dalam bagian kepemilikan Perusahaan pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Ketika pengendalian atas entitas anak hilang, bagian kepemilikan yang tersisa di entitas tersebut diukur kembali pada nilai wajarnya dan keuntungan atau kerugian yang dihasilkan diakui dalam laba rugi.
Changes in the Company’s ownership interest in a subsidiary that do not result in the loss of control are accounted for as equity transactions. When control over a previous subsidiary is lost, any remaining interest in the entity is remeasured at fair value and the resulting gain or loss is recognised in profit or loss.
Bagian Perusahaan atas transaksi ekuitas entitas anak disajikan sebagai "komponen ekuitas lainnya" dalam bagian ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
The Company’s portion of equity transactions of subsidiaries is presented as "other equity components" under the equity section of the consolidated statement of financial position.
132 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
Ekshibit E/7
Exhibit E/7
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
DASAR PENYUSUNAN LAPORAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
KEUANGAN.
2.
Standar akuntansi dan interpretasi baru/revisi
New/revised accounting standards and interpretations
Beberapa standar akuntansi dan interpretasi baru/revisi telah diterbitkan tetapi belum efektif untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2014, dan belum diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan ini, namun mungkin relevan untuk Grup:
Certain new/revised accounting standards and interpretations have been issued that are not yet effective for the year ended 31 December 2014, and have not been applied in preparing these financial statements, but may be relevant to the Group:
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015:
Effective starting on or after 1 January 2015:
(a)
(a)
PSAK 1 (Revisi 2013), Penyajian Laporan Keuangan (b) PSAK 4 (Revisi 2013), Laporan Keuangan Tersendiri (c) PSAK 15 (Revisi 2013), Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama (d) PSAK 24 (Revisi 2014), Imbalan Kerja (e) PSAK 46 (Revisi 2014), Pajak Penghasilan (f) PSAK 48 (Revisi 2014), Penurunan Nilai Assets (g) PSAK 50 (Revisi 2014), Instrumen Keuangan: Penyajian (h) PSAK 55 (Revisi 2014), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran (i) PSAK 60 (Revisi 2014), Instrumen Keuangan: Pengungkapan (j) PSAK 65, Laporan Keuangan Konsolidasi (k) PSAK 66, Pengaturan Bersama (l) PSAK 67, Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain (m) PSAK 68, Pengukuran Nilai Wajar (n) ISAK 26 (Revisi 2014), Penilaian Ulang Derivatif Melekat.
(b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) (j) (k) (l)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN Berikut adalah kebijakan akuntansi yang signifikan yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2014 dan 2013. a. Kombinasi bisnis Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi di tanggal akuisisi, tanggal dimana pengendalian dialihkan ke Grup. Pengendalian adalah kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional suatu entitas untuk memperoleh manfaat dari aktivitas entitas tersebut. Dalam menilai pengendalian, Grup mempertimbangkan hak suara potensial yang sekarang dapat dilaksanakan.
PSAK 1 (2013 Revision), Presentation of Financial Statements PSAK 4 (2013 Revision), Separate Financial Statements PSAK 15 (2013 Revision), Investment in Associates and Joint Ventures PSAK 24 (2013 Revision), Employee Benefits PSAK 46 (2014 Revision), Income Taxes PSAK 48 (2014 Revision), Impairment of Assets PSAK 50 (2014 Revision), Financial instrument: Presentation PSAK 55 (2014 Revision), Financial instrument: Recognition and Measurement PSAK 60 (2014 Revision), Financial Instrument: Disclosures PSAK 65, Consolidated Financial Statements PSAK 66, Joint Arrangements PSAK 67, Disclosure of Interests in Other Entities
(m) PSAK 68, Fair Value Measurement (n) ISAK 26 (2014 Revision), Reassessment Embedded Derivatives.
Saat ini, Grup sedang mengevaluasi dan belum menetapkan dampak dari standar akuntansi dan interpretasi yang dikeluarkan tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasiannya.
3.
BASIS OF PREPARATION OF THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (continued)
of
Currently, the Group is evaluating and has not determined any impact of these issued accounting standards and interpretations to the consolidated financial statements.
3.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES The followings are the significant accounting policies that are applied in the preparation of the consolidated financial statements for the years ended 31 December 2014 and 2013. a. Business combination Business combinations are accounted for using the acquisition method as at the acquisition date, the date when control is transferred to the Group. Control is the power to govern the financial and operating policies of an entity so as to obtain benefits from its activities. In assessing control, the Group takes into consideration potential voting rights that are currently exerciseable.
133 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Ekshibit E/8
Exhibit E/8
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3. .IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN .(lanjutan) a. . Kombinasi bisnis (lanjutan)
3.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) a. Business combinations (continued)
Biaya perolehan dari sebuah akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan jumlah setiap kepentingan nonpengendali dari pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mengukur kepentingan nonpengendali dari entitas yang diakuisisi baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan kepentingan nonpengendali atas aset bersih yang teridentifikasi dari entitas yang diakuisisi. Biaya-biaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung ke laba rugi dan disertakan dalam beban-beban administrasi.
The cost of an acquisition is measured as the aggregate of the consideration transferred, measured at acquisition date fair value and the amount of any non-controlling interests in the acquiree. For each business combination, the acquirer measures the non-controlling interests in the acquiree either at fair value or at the proportionate share of the acquiree’s identifiable net assets. Acquisition costs incurred are charged to profit and loss and included in administrative expenses.
Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Grup mengklasifikasikan dan menentukan aset keuangan yang diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi. Hal ini termasuk pengelompokan derivatif melekat dalam kontrak utama oleh pihak yang diakuisisi.
When the Group acquires a business, it assesses the financial assets acquired and liabilities assumed for appropriate classification and designation in accordance with the contractual terms, economic circumstances and pertinent conditions as at the acquisition date. This includes the separation of embedded derivatives in host contracts by the acquiree.
Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pihak pengakuisisi mengukur kembali kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi pada nilai wajar tanggal akuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
If the business combination is achieved in stages, the acquisition date fair value of the acquirer’s previously held equity interest in the acquiree is remeasured to fair value at the acquisition date and the acquirer recognizes the resulting gains or losses in the consolidated statement of comprehensive income.
Imbalan kontijensi yang dialihkan ke pihak pengakuisisi diakui pada nilai wajar tanggal akuisisi. Perubahan nilai wajar atas imbalan kontijensi setelah tanggal akuisisi yang diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas, akan diakui sebagai laba rugi atau pendapatan komprehensif lain sesuai dengan PSAK 55 (Revisi 2011). Jika diklasifikasikan sebagai ekuitas, imbalan kontijensi tidak diukur kembali dan penyelesaian selanjutnya diperhitungkan dalam ekuitas.
Any contingent consideration to be transferred to the acquirer will be recognized at fair value at the acquisition date. Subsequent changes to the fair value of the contingent consideration which is deemed to be an asset or liability, will be recognized in accordance with PSAK 55 (2011 Revision), either in profit or loss or as other comprehensive income. If the contingent consideration is classified as equity, it is not remeasured until it is finally settled within equity.
Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada harga perolehan yang merupakan selisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap kepentingan nonpengendali atas selisih jumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika imbalan tersebut kurang dari nilai wajar aset bersih entitas anak yang diakuisisi, selisih tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
At acquisition date, goodwill is initially measured at cost being the excess of the aggregate of the consideration transferred and the amount recognized for non-controlling interests over the net identifiable assets acquired and liabilities assumed. If this consideration is lower than the fair value of the net assets of the subsidiary acquired, the difference is recognized in the consolidated statement of comprehensive income.
Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas (UPK) milik Grup yang diharapkan akan bermanfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi ditetapkan atas UPK tersebut.
After initial recognition, goodwill is measured at cost less any accumulated impairment losses. For the purpose of impairment testing, goodwill acquired in a business combination is, from the acquisition date, allocated to each of the Group’s Cash-Generating Units (CGU) that are expected to benefit from the combination, irrespective of whether other assets or liabilities of the acquiree are assigned to those CGUs.
134 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
Ekshibit E/9
Exhibit E/9
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3. .IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN .(lanjutan) a. ..Kombinasi bisnis (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) a. Business combinations (continued)
Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut dihentikan, maka goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut termasuk dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan.
Where goodwill forms part of a CGU and part of the operation within that CGU is disposed of, the goodwill associated with the operation disposed of is included in the carrying amount of the operation when determining the gain or loss on disposal of the operation. Goodwill disposed of in this circumstance is measured based on the relative values of the operation disposed of and the portion of the CGU retained.
Efektif sejak 1 Januari 2013, sesuai dengan ketentuan transisi PSAK 38, Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali, nilai tercatat pos tersebut pada tanggal 1 Januari 2013 direklasifikasi ke pos tambahan modal disetor secara prospektif. Selanjutnya tidak dapat diakui sebagai laba rugi direalisasi maupun direklasifikasi ke saldo laba.
Effective since 1 January 2013, in accordance to the transitional provision of PSAK 38, Business Combination Between Entities Under Common Control, the carrying amount of the respective caption as of 1 January 2013 is reclassified to additional paid-in capital caption prospectively. Subsequently, it can not be recognized as a realized gain or loss or even reclassified to retained earnings.
Kombinasi bisnis entitas sepengendali dibukukan menggunakan metode penyatuan kepemilikan, dan selisih antara nilai imbalan yang diterima dengan nilai tercatat yang timbul dibukukan dalam pos tambahan modal disetor.
Business combination between entities under common control is accounted for using the pooling of interests method, and the difference between the consideration received and the carrying amount arising from such transaction is recorded in the additional paid-in capital caption.
b. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi Grup menerapkan PSAK 7 (Revisi 2010), Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual. c.
3.
Kas dan setara kas Kas dan setara kas mencakup kas, kas pada bank, deposito berjangka dan investasi jangka pendek yang akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang terhitung sejak ditempatkan, dan tidak digunakan sebagai jaminan atau tidak dibatasi penggunaannya.
d. Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual Aset yang diklasifikasikan sebagai asset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual ketika nilai tercatatnya akan dipulihkan terutama melalui transaksi penjualan daripada melalui pemakaian berlanjut dan penjualannya sangat mungkin terjadi. Aset ini dicatat pada nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual.
b. Related party transactions The Group applies PSAK 7 (2010 Revision), Related Party Disclosures. The PSAK requires the disclosures of related party relationships, transactions and outstanding balances, including commitments, in the consolidated financial statements, as well as individual financial statements. c. Cash and cash equivalents Cash and cash equivalents are cash on hand, cash in banks, time deposits and short-term investments with a maturity period of three months or less at the time of placement and which are not used as collateral or are not restricted. d. Non-current assets held for sale Assets are classified as non-current assets held for sale when their carrying amount is to be recovered principally through a sale transaction rather than through continuing use and a sale is considered highly probable. These assets are stated at the lower of carrying amount and fair value less costs to sell.
135 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Ekshibit E/10
Exhibit E/10
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) d. Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual (Lanjutan)
3.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) d. Non-current assets held for sale (Continued)
Kerugian penurunan nilai awal atau selanjutnya diakui atas penurunan nilai aset ke nilai wajar dikurangi dengan biaya untuk menjual aset. Keuntungan diakui atas peningkatan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset, tetapi tidak boleh melebihi akumulasi rugi penurunan nilai yang telah diakui sebelumnya. Keuntungan atau kerugian yang sebelumnya tidak diakui pada tanggal penjualan aset diakui pada tanggal penghentian pengakuan.
An impairment loss is recognized for any initial or subsequent write-down of the asset to fair value less costs to sell. A gain is recognized for any subsequent increases in fair value less costs to sell of an asset, but not in excess of any cumulative impairment loss previously recognized. A gain or loss not previously recognized by the date of the sale of the asset is recognized at the date of derecognition.
Aset tidak boleh disusutkan atau diamortisasi selama diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual. Aset yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual disajikan secara terpisah dari aset lainnya dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.
Assets are not depreciated or amortized while they are classified as held for sale. Assets classified as held for sale are presented separately from the other assets in the consolidated statements of financial position.
e. Instrumen keuangan
e. Financial instruments
Grup mengklasifikasikan aset dan liabilitas keuangannya ke dalam kategori berikut: 1) Aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi 2) Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo 3) Pinjaman yang diberikan dan piutang 4) Aset keuangan tersedia untuk dijual 5) Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi
The Group’s classifies its financial assets and financial liabilities in the following categories: 1) Financial assets and financial liabilities at fair value through profit or loss 2) Held to maturity investments 3) Loans and receivables 4) Available-for-sale financial assets 5) Financial liabilities measured at amortized cost
Klasifikasi tersebut tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan ditentukan pada saat awal pengakuannya.
The classification depends on the purpose for which the financials assets and financial liabilities are acquired and is determined at initial recognition.
(1)
(1)
Aset keuangan
Financial assets
Aset keuangan Grup terdiri dari kas dan setara kas, kas yang dibatasi penggunaannya, piutang usaha dari pihak ketiga, piutang nonusaha, aset keuangan tersedia untuk dijual, dan aset keuangan lainnya.
The Group’s financial assets consist of cash and cash equivalents, restricted cash, trade receivables from third parties, non-trade receivables, available-for-sale financial assets, and other financial assets.
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Loans and receivables
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif.
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan yang diklasifikasi sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada nilai wajarnya, ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Aset keuangan tersebut selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai, jika diperlukan.
At initial recognition, financial assets that are classified as loans and receivables are measured at fair value plus directly attributable transaction costs. These financial assets are subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method net of allowance for impairment loss, if necessary.
Termasuk dalam kategori ini adalah kas dan setara kas, kas yang dibatasi penggunaannya, piutang usaha dari pihak ketiga, dan piutang non-usaha.
This category includes the Group’s cash and cash equivalents, restricted cash, trade receivables from third parties, and non-trade receivables.
136 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
Ekshibit E/11
Exhibit E/11
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) e. Instrumen keuangan (lanjutan) (1)
Aset keuangan (lanjutan)
3.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) e. Financial instruments (continued) (1) Financial assets (continued)
Aset keuangan tersedia untuk dijual
Available-for-sale financial assets
Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
Available-for-sale financial assets are nonderivative financial assets that are intended to be held for an indefinite period of time, which may be sold in response to needs for liquidity or changes in interest rates, exchange rates or that are not classified as loans and receivables, held-to-maturity investments or financial assets at fair value through profit and loss.
Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan yang diklasifikasi sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Aset keuangan tersebut selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana keuntungan atau kerugian atas perubahan nilai wajar diakui pada laporan perubahan ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai, hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya diakui di laporan perubahan ekuitas konsolidasian, diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Financial assets that are classified as availablefor-sale financial assets are initially recognised at fair value, plus directly attributable transaction costs. These financial assets are measured subsequently at fair value with gains and losses on changes in fair value being recognised in the statement of changes in equity, except for impairment losses, until the financial assets are derecognised. If an available-for-sale financial asset is determined to be impaired, the cumulative gain or loss previously recognised in the consolidated statement of changes in shareholders’ equity is recognised in the consolidated statement of comprehensive income.
Pendapatan keuangan dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian yang timbul akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Finance income is calculated using the effective interest method, and foreign currency gains or losses on monetary assets classified as available for-sale are recognised in the consolidated statement of comprehensive income.
Investasi yang diklasifikasi sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual adalah sebagai berikut:
The investments classified as available for sale financial assets are as follows:
•
•
•
Investasi pada instrumen ekuitas yang tidak tersedia nilai wajarnya dengan kepemilikan kurang dari 20% dan investasi jangka panjang lainnya dicatat pada biaya perolehannya. Investasi instrumen ekuitas yang tersedia nilai wajarnya dengan kepemilikan kurang dari 20% dan diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual, dicatat pada nilai wajar.
•
Investments in equity instruments that do not have readily determinable fair value in which the equity interest is less than 20% and other long-term investments are carried at cost. Investments in equity instruments that have readily determinable fair value in which the equity interest is less than 20% and which are classified as available for sale financial assets, are recorded at fair value.
137 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Ekshibit E/12
Exhibit E/12
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) e. Instrumen keuangan (lanjutan) (1)
tersedia
(1) Financial assets (continued) untuk
dijual
Dividen atas instrumen ekuitas yang dikategorikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual, jika ada, diakui pada laba rugi pada saat hak Grup untuk memperoleh pembayaran dividen ditetapkan. (2)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) e. Financial instruments (continued)
Aset keuangan (lanjutan) Aset keuangan (lanjutan)
3.
Liabilitas keuangan
Available-for-sale financial assets (continued) Dividends on equity instruments categorized as available for sale financial assets, if any, are recognised in profit or loss when the Group’s right to receive the dividends is established. (2) Financial liabilities
Liabilitas keuangan Grup terdiri dari utang usaha ke pihak ketiga, utang lainnya ke pihak ketiga, beban akrual, pinjaman bank, utang sewa pembiayaan, dan liabilitas keuangan derivatif.
The Group financial liabilities consist of trade payables to third parties, other payables to third parties, accrued expenses, bank loans, finance lease payable, and derivative financial liabilities.
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Financial liabilities at fair value through profit or loss
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi adalah liabilitas keuangan yang diperoleh untuk tujuan diperdagangkan. Liabilitas keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok ini jika dimiliki terutama untuk tujuan dibeli kembali dalam jangka pendek.
Financial liabilities at fair value through profit or loss are financial liabilities held for trading. A financial liability is classified in this category if incurred principally for the purpose of repurchasing it in the short-term.
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan kemudian diukur pada nilai wajarnya, dimana keuntungan atau kerugiannya diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Financial liabilities carried at fair value through profit or loss are initially recognised at fair value and subsequently carried at fair value, with gains and losses recognised in the consolidated statements of comprehensive income.
Termasuk dalam kategori ini adalah liabilitas keuangan derivatif.
This category liabilities.
Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi
Financial liabilities carried at amortised cost
Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang dicatat pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, Grup mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Financial liabilities that are not classified as financial liabilities carried at fair value through profit or loss, at initial recognition, financial liabilities measured at amortized cost, is recognized at its fair value added with transaction cost. After initial recognition, the Group measures all the financial liabilities at amortized cost using effective interest rate method.
includes
derivative
financial
138 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
Ekshibit E/13
Exhibit E/13
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) e. Instrumen keuangan (lanjutan) (2)
(3)
Liabilitas keuangan (lanjutan)
3.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) e. Financial instruments (continued) (2) Financial liabilities (continued)
Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)
Financial liabilities carried at amortised cost (continued)
Termasuk dalam kategori ini adalah utang usaha ke pihak ketiga, utang lainnya ke pihak ketiga, beban akrual, pinjaman bank, utang dan sewa pembiayaan.
This category includes trade payables to third parties, other payables to third parties, accrued expenses, bank loans and finance lease payables.
Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, Perusahaan mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk pengakuan suatu pinjaman yang diterima, dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila pinjaman yang diterima tidak diakui. Beban atas liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dibebankan dalam laporan laba rugi dan dicatat sebagai bagian dari ‘biaya keuangan’.
Financial liabilities measured at amortized cost are initially recognized at fair value plus transaction costs. After initial recognition, the Company measures all financial liabilities at amortized cost using the effective interest rate method. Transaction costs include only those costs that are directly attributable to the recognition of a loan received, and are incremental costs that would not have been incurred if the loan has not been recognized. Expenses on financial liabilities measured at amortized cost is charged in the profit or loss and recorded as part of ‘finance cost’.
Penentuan nilai wajar
(3) Determination of fair value
Nilai wajar adalah nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar pada tanggal pengukuran.
Fair value is the amount for which an asset could be exchanged, or a liability settled, between knowledgeable, willing parties in an arm’s length transaction on the measurement date.
Hirarki nilai wajar memiliki tingkatan sebagai berikut:
The fair value hierarchy has the following levels:
(a) Tingkat 1: Harga kuotasi (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik; (b) Tingkat 2: Teknik penilaian yang menggunakan input selain harga kuotasi yang termasuk di dalam tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik langsung (misalnya, harga) maupun tidak langsung (misalnya, turunan dari harga); dan (c) Tingkat 3: Teknik penilaian yang menggunakan input untuk aset dan liabilitas yang tidak didasarkan pada data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi).
(a) (b)
(c)
Level 1: Quoted prices (unadjusted) in active markets for identical assets or liabilities; Level 2: Valuation techniques using inputs other than quoted prices included within level 1 that are observable for the asset or liability, either directly (i.e. as prices) or indirectly (i.e. derived from prices); and Level 3: Valuation techniques using inputs for the asset or liability that are not based on observable market data (unobservable inputs).
139 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Ekshibit E/14
Exhibit E/14
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) e.
Instrumen keuangan (lanjutan) (3)
Penentuan nilai wajar (lanjutan)
3.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) e.
Financial instruments (continued) (3) Determination of fair value (continued)
Tingkatan di dalam hirarki nilai wajar di mana instrumen keuangan dikategorikan penetapnya pada basis tingkatan input paling rendah yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar. Instrumen keuangan diklasifikasikan seluruhnya hanya ke dalam salah satu dari ketiga tingkatan tersebut.
The level in the fair value hierarchy within which the financial instrument is categorized is determined on the basis of the lowest level input that is significant to the fair value measurement. The financial instruments are classified in their entirety into only one of the three levels.
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan kuotasi nilai pasar pada tanggal pelaporan. Kuotasi nilai pasar yang digunakan Grup untuk aset keuangan adalah harga penawaran kini (bid price), sedangkan untuk liabilitas keuangan menggunakan harga jual kini (ask price). Instrumen keuangan ini termasuk dalam tingkat 1.
The fair value of financial instruments traded in active markets is based on quoted market prices at the reporting date. The quoted market price used for financial assets held by the Company is the current bid price, while for financial liabilities it is the current ask price. These instruments are included in level 1.
Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian tertentu. Teknik tersebut menggunakan data pasar yang dapat diobservasi sepanjang tersedia, dan seminimal mungkin mengacu pada estimasi. Apabila seluruh input signifikan atas nilai wajar dapat diobservasi, instrumen keuangan ini termasuk dalam tingkat 2.
The fair value of financial instruments that are not specific in an active market is determined using valuation techniques. These valuation techniques maximise the use of observable market data where it is available and rely as little as possible on estimates. If all significant inputs required to fair value an instrument are observable, the instrument is included in level 2.
Jika satu atau lebih input yang signifikan tidak berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi, maka instrumen tersebut masuk ke dalam tingkat 3.
If one or more of the significant inputs is not based on observable market data, the instrument is included in level 3.
Teknik penilaian tertentu digunakan untuk menentukan nilai instrumen keuangan mencakup:
Specific valuation techniques used to value financial instruments include:
(a) penggunaan harga yang diperoleh dari bursa atau pedagang efek untuk instrumen sejenis dan; (b) teknik lain seperti analisis arus kas yang didiskonto digunakan untuk menentukan nilai instrumen keuangan lainnya.
(a) the use of quoted market prices or dealer quotes for similar instruments and; (b) other techniques, such as discounted cash flows analysis, are used to determine fair value for the remaining financial instruments.
140 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
Ekshibit E/15
Exhibit E/15
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) e. Instrumen keuangan (lanjutan) (4)
(5)
Penghentian pengakuan
3.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) e. Financial instruments (continued) (4)
Derecognition
Grup menghentikan pengakuan aset keuangan ketika, dan hanya ketika, hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluarsa atau Grup mentransfer seluruh hak kontraktual tersebut di mana seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan juga dialihkan. Setiap hak atau kewajiban atas aset keuangan yang dialihkan yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Grup diakui sebagai aset atau liabilitas secara terpisah.
The Group derecognizes the financial assets when, and only when, the contractual rights to receive the cash flows from these financial assets have ceased to exist or the Group transfers such contractual rights, in which substantially all the risks and rewards of ownership of the financial assets are also transferred. Any rights or obligations on the transferred financial assets that arise or are still owned by the Group are recognized as assets or liabilities separately.
Grup menghentikan pengakuan ketika, dan hanya ketika, liabilitas keuangan pada saat liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak kadaluarsa, dilepaskan atau dibatalkan.
The Group derecognizes financial liabilities when, and only when, the obligation specified in the contract expires, or is discharged or canceled.
Dalam transfer di mana pengendalian atas aset masih dimiliki, Grup tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan yang berkelanjutan, di mana tingkat keberlanjutan Grup dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer.
In a transfer in which is control over the assets is retained, the Group continues to recognize the transferred assets in the amount of involvement that is sustainable, where the level of sustainability of the Group in the transferred assets amounted to as a changes in the value of the transferred assets.
Saling hapus instrumen keuangan
(5) Offsetting financial instruments
Aset keuangan dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian ketika, dan hanya ketika, Grup memiliki hak atas dasar hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto, atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara simultan.
Financial assets and liabilities are set-off and the net amount is presented in the consolidated statements of financial position when, and only when, the Group has the legal right to set off the amounts and intends either to settle on a net basis or realize the asset and settle the liabilities simultaneously.
Pendapatan dan beban disajikan neto hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.
Income and expenses are presented net only when permitted by accounting standards.
141 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
`
Ekshibit E/16
Exhibit E/16
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) e. Instrumen keuangan (lanjutan) (6)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) e. Financial instruments (continued)
Penurunan nilai aset keuangan
(6)
Impairment of financial assets
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, Grup mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.
At the date of the consolidated statements of financial position, the Group evaluates whether there is objective evidence that financial assets or a group of financial assets is impaired.
(a) Aset keuangan dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi
(a) Financial assets carried at amortized cost
Grup terlebih dahulu menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan individual yang signifikan, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.
The Group first assesses whether there is any objective evidence of impairment for individually significant financial assets, or collectively for financial assets that are not individually significant.
Jika tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan penurunan nilai kelompok tersebut dinilai secara kolektif.
If there is no objective evidence of impairment for individually assessed financial asset, the assets were included in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and the group is collectively assessed for impairment.
Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini estimasi arus kas yang di diskonto dengan menggunakan suku bunga efektif awal.
If there is objective evidence that an impairment loss has occurred, the amount of the loss is measured as the difference between the financial asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows discounted using the original effective interest rate.
Perubahan cadangan penurunan diakui dalam laporan laba komprehensif konsolidasian.
Changes in the impairment allowance are recognized in the consolidated statement of comprehensive income.
nilai rugi
(b) Aset keuangan dicatat sebesar biaya perolehan Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi dan tidak dicatat pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat disajikan secara handal, maka jumlah kerugian penurunan nilai disajikan berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dan nilai kini estimasi arus kas masa mendatang yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa.
(b)
Financial assets carried at cost If there is objective evidence that an impairment has occurred over equity instruments that do not have quotations and are not carried at fair value because fair value can not be measured reliably, then the amount of any impairment loss is measured as the difference between the carrying value of the financial asset and the present value of estimated future cash flows discounted at the prevailing rate of return on the market for a similar financial asset.
142 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
`
Ekshibit E/17
Exhibit E/17
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) e. Instrumen keuangan (lanjutan) (6)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) e. Financial instruments (continued)
Penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)
(6)
(c) Aset keuangan tersedia untuk dijual
f.
Impairment of financial assets (continued) (c)
Available-for-sale financial assets
Dalam hal investasi ekuitas diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual, bukti objektif akan termasuk penurunan nilai wajar yang signifikan dan berkepanjangan di bawah nilai perolehan investasi tersebut.
In the case of an equity investment classified as an available-for-sale financial assets, objective evidence would include a significant or prolonged decline in the fair value of the investment below its cost.
Ketika terdapat bukti penurunan nilai, kerugian kumulatif, yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan dan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai investasi yang sebelumnya diakui sebagai laba rugi, direklasifikasikan dari pendapatan komprehensif lain ke laba rugi. Kerugian penurunan nilai atas investasi ekuitas tidak dibalik melalui laba rugi; peningkatan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui dalam pendapatan komprehensif lain.
Where there is evidence of impairment, the cumulative loss, measured as the difference between the acquisition cost and the current fair value, less any impairment loss on that investment previously recognized in profit or loss, is reclassified from other comprehensive income to profit or loss. Impairment losses on equity investments are not reversed through profit or loss; increases in their fair value after impairment are recognized in other comprehensive income.
Transaksi dan saldo dalam mata uang asing
f.
Transactions and balances in foreign currencies
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke masing-masing mata uang fungsional Perusahaan dan entitas anaknya berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang fungsional berdasarkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi selisih kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan.
Transactions in foreign currencies are translated to the respective functional currencies of the Company and its subsidiaries at the exchange rates prevailing at the time the transactions are made. At reporting date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are retranslated to the functional currency at the exchange rate at that date. The resulting gains or losses are credited or charged to the consolidated statement of comprehensive income for the year.
Untuk tujuan konsolidasi, laporan posisi keuangan entitas anak yang menggunakan mata uang selain Rupiah dijabarkan ke Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada tanggal pelaporan. Penghasilan dan beban dijabarkan ke Rupiah dengan kurs rata-rata yang berlaku selama tahun berjalan. Selisih kurs yang dihasilkan diakui pada pendapatan komprehensif lain dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan diakumulasikan dalam ekuitas di dalam selisih kurs atas penjabaran laporan keuangan.
For the purpose of consolidation, the statement of financial position of a subsidiary reporting in a currency other than the Rupiah is translated to Rupiah at the exchange rates prevailing at the reporting date. The income and expenses are translated to Rupiah at the average exchange rates prevailing during the year. The resulting exchange differences are recognised in other comprehensive income in the consolidated statement of comprehensive income, and are accumulated in equity under the difference in foreign currency translation of financial statements.
Aset dan liabilitas nonkeuangan yang diukur pada nilai wajar dalam mata uang asing dijabarkan kembali ke mata uang fungsional dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal nilai wajar ditentukan. Aset dan liabilitas nonkeuangan yang diukur atas dasar nilai historis dalam mata uang asing dijabarkan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi.
Non-monetary assets and liabilities that are measured at fair value in a foreign currency are retranslated to the functional currency at the exchange rate at the date that the fair value was determined. Non-monetary items that are measured based on historical cost in a foreign currency are translated using the exchange rate at the date of the transaction.
143 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
`
Ekshibit E/18
Exhibit E/18
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) f.
Transaksi dan saldo dalam mata uang asing (lanjutan)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) f.
Transactions and balances in foreign currencies (continued)
Selisih mata uang asing dalam penjabaran ulang pada umumnya diakui pada laba rugi. Akan tetapi, selisih mata uang asing dari penjabaran investasi ekuitas yang tersedia untuk dijual diakui dalam pendapatan komprehensif lain, kecuali pada penurunan nilai dimana selisih mata uang asing yang telah diakui dalam pendapatan komprehensif lain akan diakui ke laba rugi.
Foreign currency differences arising on retranslation are generally recognized in profit or loss. However, foreign currency differences arising from the retranslation of available-for-sale equity investments are recognized in other comprehensive income, except on impairment in which case foreign currency differences that have been recognized in other comprehensive income are recognized to profit or loss.
Ketika investasi atas entitas yang memiliki mata uang fungsional selain Rupiah dilepas, pengaruh signifikan atau pengendalian bersama hilang, jumlah akumulasi cadangan penjabaran terkait entitas tersebut direklasifikasi ke laba rugi sebagai bagian dari keuntungan atau kerugian pelepasan. Ketika Grup melepas sebagian kepemilikan atas entitas anak yang memiliki entitas semacam ini namun tetap mempertahankan pengendalian, proporsi akumulasi cadangan penjabaran terkait akan diatribusikan kembali ke kepentingan nonpengendali.
When an investment on an entity with functional currency other than the Rupiah is disposed, significant influence or joint control is lost, the cumulative amount in the translation reserve related to that entity is reclassified to profit or loss as part of the gain or loss on disposal. When the Group disposes of only part of its interest in a subsidiary that includes such entity while retaining control, the relevant proportion of the cumulative amount of translation reserve is reattributed to non-controlling interests.
Kurs yang digunakan untuk menjabarkan mata uang asing ke dalam Rupiah pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut :
The exchange rates used against the Rupiah at the reporting dates are as follows:
2014 2013 Rupiah penuh/Whole Rupiah 1 Dolar Amerika Serikat (Dolar AS/USD) 1 Dolar Singapura (Dolar SG/SGD) 1 Dolar Australia (Dolar AUS/AUD) g.
12.440 9.422 10.218
Persediaan
12.189 9.628 10.876 g.
United States Dollar (USD) 1 Singapore Dollar (SGD) 1 Australian Dollar (AUD) 1
Inventories
Persediaan dinilai berdasarkan nilai terendah antara harga perolehan atau nilai realisasi bersih. Harga perolehan untuk persediaan barang jadi dan persediaan dalam proses ditentukan dengan basis metode rata-rata tertimbang dan terdiri atas seluruh biaya perolehan persediaan, biaya konversi dan biaya lainnya yang terjadi untuk membuat persediaan ke dalam lokasi dan kondisi saat ini. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk melakukan penjualan.
Inventories are valued at the lower of cost or net realizable value. Costs of finished goods and work in process are determined based on the weighted average method and comprise all costs in acquiring the inventories, costs of conversion, and other costs incurred in bringing the inventories to their present location and condition. Net realizable value is the estimated selling price in the ordinary course of business less the estimated costs of completion and the estimated costs necessary to make the sale.
Persediaan suku cadang dan bahan kimia dinilai dengan harga perolehan dan ditentukan menggunakan basis masuk pertama keluar pertama (first-in, first-out basis).
Spare parts and chemicals are valued at cost, determined on the first-in, first-out basis.
Cadangan kerugian penurunan nilai persediaan ditentukan berdasarkan penelaahan terhadap keadaan persediaan.
An allowance for impairment losses of inventory is made based on a review of the condition of the inventories.
144 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
`
Ekshibit E/19
Exhibit E/19
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) h. Investasi pada entitas asosiasi, pengendalian bersama entitas dan pengendalian bersama asset
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) h. Investments in associates, jointly entities and jointly controlled assets
controlled
Entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas adalah suatu entitas dimana Grup memiliki pengendalian atau pengendalian bersama, atas kebijakan finansial dan operasional entitas tersebut. Pengaruh signifikan dianggap ada apabila Grup memiliki paling sedikit 20% tetapi tidak lebih dari 50% hak suara entitas tersebut. Pengendalian bersama entitas adalah entitas dimana Grup memiliki pengendalian bersama atas aktivitasnya, terbentuk atas dasar perjanjian kontraktual dan memerlukan konsensus bulat untuk keputusan keuangan dan operasional strategis.
Associates are entities in which the Group has significant influence but not control or joint control over the entities’ financial and operating policies. Significant influence is presumed to exist when the Group holds at least 20% but not more than 50% of the voting power of the entities. Jointly controlled entities are those entities over whose activities the Group has joint control, established by contractual agreement and requiring unanimous consent for strategic financial and operating decisions.
Entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. Dengan metode ini, bagian Grup atas laba rugi entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas setelah perolehan diakui dalam laba rugi, dan bagian Grup atas pendapatan komprehensif lain diakui dalam pendapatan komprehensif lain. Perubahan dan penerimaan distribusi dividen dari entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas setelah tanggal perolehan disesuaikan terhadap nilai tercatat investasi.
Associates and jointly controlled entities are accounted for using the equity method. Based on this method, the Group’s share of its associates and jointly controlled entities’ post-acquisition profits or losses are recognised in profit or loss and its share of post-acquisition other comprehensive income is recognised in other comprehensive income. These post-acquisition movements and dividend distributions received from associates and jointly controlled entities are adjusted against the carrying amounts of the investments.
Jika bagian Grup atas rugi entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas sama dengan atau melebihi jumlah kepentingannya pada entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas, nilai tercatat investasi terkait diturunkan sampai nol dan Grup menghentikan pengakuan bagiannya atas rugi lebih lanjut, kecuali Grup memiliki kewajiban untuk melakukan pembayaran atau telah melakukan pembayaran atas nama entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas.
When the Group’s share of losses of an associate and jointly controlled entities equals or exceeds its interest in the corresponding associate and jointly controlled entities, the carrying amount of the interest is reduced to nil and the Group does not recognize further losses, unless it has obligations to make or has made payments on behalf of the associate and jointly controlled entities.
Keuntungan yang belum direalisasi dari transaksi antara Perusahaan atau entitas anak dengan entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas dieliminasi sampai sebatas kepemilikan Perusahaan dalam entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas. Kerugian yang belum direalisasi juga dieliminasi kecuali apabila terdapat bukti bahwa dalam transaksi tersebut telah terjadi penurunan atas nilai aset yang ditransfer.
Unrealized gains on transactions between the Company’s or subsidiaries with its associates and jointly controlled entities are eliminated to the extent of the Group’s interest in the associates and jointly controlled entities. Unrealized losses are also eliminated unless the transaction provides evidence of an impairment of the assets transferred.
Investasi pada entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas dihentikan pengakuannya apabila Grup tidak lagi memiliki pengaruh signifikan, dan nilai investasi yang tersisa diukur sebesar nilai wajar. Selisih antara jumlah tercatat investasi yang tersisa pada tanggal hilangnya pengaruh signifikan dan nilai wajarnya diakui dalam laporan laba-rugi komprehensif konsolidasian.
Investments in associates and jointly controlled entities are derecognized when the Group no longer holds significant influence and any retained equity interest is measured at its fair value. The difference between the carrying amount of the retained interest at the date when significant influence is lost and its fair value is recognised in the consolidated statement of comprehensive income.
145 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
`
Ekshibit E/20
Exhibit E/20
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
h. Investasi pada entitas asosiasi, pengendalian bersama entitas dan pengendalian bersama aset (lanjutan)
h. Investments in associates, jointly controlled entities and jointly controlled assets (continued)
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari pelepasan sebagian atau dilusi atas investasi pada entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas dimana pengaruh signifikan masih dipertahankan diakui dalam laba rugi dan hanya suatu bagian proporsional atas jumlah yang telah diakui sebelumnya pada pendapatan komprehensif lainnya yang direklasifikasi ke laba rugi.
Gains and losses arising from partial disposals or dilutions of investments in associates and jointly controlled entities in which significant influence is retained are recognised in profit or loss, and only a proportionate share of the amounts previously recognised in other comprehensive income is reclassified to profit or loss where appropriate.
Pengendalian bersama aset adalah ventura bersama yang dijalankan oleh venturer yang melibatkan pengendalian dan kepemilikan bersama atas satu atau lebih aset yang dikontribusikan kepada ventura bersama dan didedikasikan untuk tujuan ventura bersama. Laporan keuangan konsolidasian telah memasukkan bagian Grup atas aset tersebut dan bagian yang disepakati atas pendapatan dan bebannya.
A jointly controlled asset is a joint venture carried on by venturers which involved joint control and ownership of one or more assets contributed to, or acquired for the purpose of the joint venture and dedicated to the purposes of joint venture. The consolidated financial statements include the Group’s share of the assets and the agreed share of the income and expenses.
i.
Aset tetap
i. Fixed assets
Grup menggunakan model biaya untuk pengukuran selanjutnya bagi aset tetapnya, kecuali tanaman perkebunan dimana model revaluasi digunakan untuk pengukuran selanjutnya.
The Group uses the cost model for subsequent measurement of its fixed assets, except for plantations where revaluation model is used for the subsequent measurement.
Aset tetap pemilikan langsung pada awalnya dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan selanjutnya dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai, jika ada.
Directly acquired fixed assets are initially stated at cost and subsequently less accumulated depreciation and accumulated impairment losses, if any.
Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biayabiaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan.
The initial cost of fixed assets consists of its purchase cost, including import duties and taxes and any directly attributable costs in bringing the asset to its location and in working condition for its intended use.
Pengeluaran yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti biaya perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya. Dalam situasi dimana dapat dibuktikan secara jelas bahwa pengeluaran tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis yang diharapkan diperoleh dari penggunaan aset tetap tersebut di masa datang yang melebihi kinerja normalnya, maka pengeluaran tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap.
Expenditures incurred after the fixed assets have been placed into operation, such as repairs and maintenance costs, are normally charged to the consolidated statement of comprehensive income as incurred. In situations where it can be clearly demonstrated that the expenditures have resulted in an increase in the future economic benefits expected to be obtained from the use of the fixed asset beyond its originally assessed standard of performance, the expenditures are capitalized as additional costs of fixed assets.
146 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
`
Ekshibit E/21
Exhibit E/21
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) i.
Aset tetap (lanjutan)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) i.
Penyusutan dihitung sejak aset tersebut siap digunakan berdasarkan metode garis lurus selama estimasi masa manfaat berikut: Jenis aset tetap Bangunan dan prasarana Renovasi bangunan Kapal Mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan dan perabotan kantor
j.
Tahun/Years
Fixed assets (continued) Depreciation is computed from when such asset is ready for use, using the straight-line method over the following estimated useful lives:
Tarif/Rate (%)
Type of fixed assets
5-10 10 6,25-20 6,67-25 12,5-25 20-33,3
Building infrastructure Building renovations Vessels Machinery and equipment Vehicles Office equipment and furniture
10-20 10 5-16 4-15 4-8 3-5
Grup menentukan nilai sisa, umur manfaat dan metode penyusutan berdasarkan prakiraan waktu manfaat ekonomis yang diterima dari aset tetap tersebut. Mereka ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian bila perlu.
The Group determines the residual values, useful lives and depreciation methods based on the timing of the economic benefits to be received from these fixed assets. They are reviewed at each year end and adjusted if necessary.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar akumulasi biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing kategori aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan sesuai dengan tujuannya.
Assets in progress are stated at their accumulated costs and presented as part of the fixed assets. The accumulated costs will be reclassified to each category of fixed assets when the fixed asset’s construction is substantially completed and ready for its intended use.
Properti investasi
j.
Investment property
Properti investasi adalah properti untuk menghasilkan penghasilan sewa atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk tujuan administratif atau dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan, dan selanjutnya pada nilai wajar dimana perubahan nilai yang terjadi diakui di laba atau rugi.
Investment property is property held either to earn rental income or for capital appreciation or for both, but not for use in the production or supply of goods or services or for administrative purposes or sale in the ordinary course of business. Investment property is initially measured at cost, and subsequently at fair value with any change therein recognized in profit or loss.
Biaya perolehan mencakup pengeluaran yang dapat diatribusikan langsung ke perolehan properti investasi tersebut. Biaya perolehan atas properti investasi yang dibangun sendiri mencakup biaya material dan tenaga kerja langsung, biaya lain yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa properti investasi tersebut dalam kondisi siap pakai, dan biaya pinjaman dikapitalisasi.
Cost includes expenditures that are directly attributable to the acquisition of the investment property. The cost of self-constructed investment property includes the cost of materials and direct labour, any other costs directly attributable in bringing the investment property to a working condition for its intended use, and capitalized borrowing costs.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laba rugi. Apabila penggunaan suatu properti berubah sedemikian rupa sehingga properti tersebut direklasifikasi ke aset tetap, nilai wajarnya pada tanggal reklasifikasi menjadi biaya perolehannya untuk perlakuan akuntansi selanjutnya.
Any gains or losses on the retirement or disposal of an investment property are recognized in profit or loss. When the use of a property changes such that it is reclassified as fixed assets, its fair value at the date of reclassification becomes its cost for subsequent accounting.
147 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
`
Ekshibit E/22
Exhibit E/22
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) k. Hak atas tanah
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) k. Land rights
Tanah selain tanah untuk perkebunan, termasuk biaya pengurusan legal yang timbul pada awal perolehan hak atas tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi.
Land other than land for plantations, including the legal costs incurred at initial acquisition of landrights, is stated at cost and not amortized.
Tanah untuk perkebunan pada awalnya diukur pada harga perolehan, dan selanjutnya pada nilai wajar dimana perubahan nilai yang terjadi diakui di cadangan revaluasi.
Land for plantations is initially measured at cost, and subsequently at fair value with any change therein recognized in the revaluation reserve.
Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan perpanjangan atau pembaharuan hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi selama periode hak atas tanah atau taksiran masa manfaat ekonomis tanah, periode mana yang lebih pendek. Biaya tersebut dicatat sebagai aset takberwujud.
Costs incurred and associated with the extension or renewal of land rights are deferred and amortized over the legal term of the landrights or economic life of the land, whichever is shorter. Such costs are recorded as an intangible asset.
l. Sewa
l.
Leases
Penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa, atau perjanjian yang mengandung sewa, didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset tertentu dan perjanjian tersebut memberikan hak untuk menggunakan aset tersebut. Sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset kepada penyewa, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Sewa lainnya diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
The determination of whether an arrangement is, or contains a lease is based on the substance of the arrangement at inception date and whether the fulfillment of the arrangement is dependent on the use of a specific asset and the arrangement conveys a right to use the asset. Leases that transfer substantially all the risks and rewards incidental to ownership of the leased item to the lessee are classified as finance leases. All other leases are classified as operating leases.
Dalam sewa pembiayaan, dari sudut pandang Grup sebagai penyewa, Grup mengakui aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar.
Under a finance lease, from the perspective of the Group as a lessee, the Group recognizes an asset and a liability in the consolidated statement of financial position at the commencement of the lease term at an amount equal to the fair value of the leased asset or the present value of the minimum lease payments, if the present value is lower than fair value.
Aset sewaan yang dimiliki oleh Grup dengan dasar sewa pembiayaan disusutkan konsisten dengan metode yang sama yang digunakan untuk aset tetap yang dimiliki sendiri, atau disusutkan secara penuh selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaat aset sewaan, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Grup akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.
Leased assets held by the Group under finance leases are depreciated consistently using the same method applied on the directly owned fixed assets, or is fully depreciated over the shorter of the lease term and its useful life, if there is no reasonable certainty that the Group will obtain ownership by the end of the lease term.
148 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
`
Ekshibit E/23
Exhibit E/23
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
m. Penurunan nilai dari aset non-keuangan (selain persediaan dan aset pajak tangguhan)
m. Impairment of non-financial assets (excluding inventory and deferred tax assets)
Grup menilai pada tiap tanggal pelaporan apakah terdapat indikasi penurunan nilai pada aset nonkeuangan. Bila ada, atau ketika penilaian penurunan nilai bagi aset non-keuangan secara tahunan disyaratkan, Grup membuat estimasi nilai terpulihkan aset non-keuangan tersebut.
The Group assesses at each reporting date whether there is any indication that a non-financial asset may be impaired. If any such indication exists, or when annual impairment assessment for a nonfinancial asset is required, the Group prepares an estimate of the non-financial asset's recoverable amount.
Ketika nilai tercatat suatu aset non-keuangan atau UPK melebihi nilai terpulihkannya, maka aset atau UPK tersebut dicatat sebesar nilai terpulihkan. Kerugian penurunan nilai diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian kecuali aset non-keuangan atau UPK terkait dinilai pada jumlah yang direvaluasi, yang dalam hal ini kerugian penurunan nilai diperlakukan sebagai penurunan revaluasi.
When the carrying amount of a non-financial asset or CGU exceeds its recoverable amount, the asset or CGU is written down to its recoverable amount. Impairment losses are recognized in the consolidated statement of comprehensive income unless the corresponding asset or CGU is carried at a revalued amount, in which case the impairment loss is treated as a revaluation decrease.
Suatu nilai terpulihkan aset non-keuangan atau UPK adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya penjualan dan nilai pakainya, kecuali aset non-keuangan atau UPK tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen terhadap aset lain. Di dalam menilai nilai pakai, estimasi arus kas yang diharapkan dihasilkan oleh aset non-keuangan atau UPK didiskonto ke nilai kininya dengan menggunakan suku bunga diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar kini terhadap nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset nonkeuangan atau UPK tersebut. Di dalam menilai nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan model penilaian yang tepat.
A non-financial asset or CGU's recoverable amount is the greater of its fair value less cost to sell and its value in use, unless the non-financial asset or CGU does not generate cash inflows that are largely independent from other assets. In assessing value in use, the estimated future cash flows expected to be generated by the non-financial asset or CGU are discounted to their present value using a pre-tax discount rate that reflects current market assessments of the time value of money and the risks specific to the non-financial asset or CGU. In assessing fair value less costs to sell, an appropriate valuation model is used.
Suatu penilaian dilakukan pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya sudah tidak ada lagi atau mengalami penurunan. Kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya, dibalik jika terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan nilai terpulihkan sejak pengakuan terakhir kerugian penurunan nilai. Apabila demikian kondisinya, nilai tercatat aset non-keuangan atau UPK dinaikkan sampai ke jumlah terpulihkannya. Kenaikan tersebut tidak dapat melebihi nilai tercatat aset non-keuangan atau UPK yang telah ditentukan, bersih setelah dikurangi penyusutan atau amortisasi, bila tidak ada kerugian penurunan nilai yang diakui. Pembalikkan nilai tersebut diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian kecuali aset non-keuangan atau UPK tersebut diukur pada jumlah revaluasian, yang dalam hal ini diperlakukan sebagai kenaikan revaluasi.
An assessment is made at each reporting date as to whether there is any indication that the previously recognized impairment losses no longer exist or have decreased. A previously recognized impairment loss is reversed if there has been a change in the estimates used to determine the recoverable amount since the last impairment loss was recognized. If that is the case, the carrying amount of the non-financial asset or CGU is increased to its recoverable amount. The increase cannot exceed the non-financial asset or CGU’s carrying amount that would have been determined, net of depreciation or amortization, if no impairment loss had been recognized. Such reversal is recognized in the consolidated statement of comprehensive income unless the non-financial asset or CGU is measured at revalued amount, in which case the reversal is treated as a revaluation increase.
149 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
`
Ekshibit E/24
Exhibit E/24
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
m. Penurunan nilai dari aset non-keuangan (selain persediaan dan aset pajak tangguhan) (lanjutan)
m. Impairment of non-financial assets (excluding inventory and deferred tax assets) (continued)
Goodwill diuji penurunan nilainya setiap tahun dan ketika terdapat indikasi bahwa nilai tercatatnya turun. Penurunan nilai atas goodwill ditetapkan dengan menentukan nilai terpulihkan tiap UPK, atau kelompok UPK, yang terkait dengan goodwill tersebut. Jika nilai terpulihkannya kurang dari jumlah tercatatnya, rugi penurunan nilai diakui. Rugi penurunan nilai terkait goodwill tidak dapat dibalik pada periode selanjutnya.
Goodwill is tested for impairment annually and when there is an indication that its carrying amount is impaired. Impairment of goodwill is determined by assessing the recoverable amount of each CGU, or a group of CGU, to which the goodwill relates. When the recoverable amount is less than the carrying amount, an impairment loss is recognized. Impairment losses relating to goodwill cannot be reversed in subsequent periods.
n.
o.
Pengakuan pendapatan
n.
Revenue recognition
Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Grup dan jumlahnya dapat diukur secara handal. Pendapatan diukur pada nilai wajar imbalan yang diterima/atau dapat diterima, setelah dikurangi diskon dan rabat. Kriteria spesifik berikut juga harus dipenuhi sebelum pendapatan diakui.
Revenue is recognized to the extent that it is probable that the economic benefits will flow to the Group and the revenue can be reliably measured. Revenue is measured at the fair value of the consideration received or recoverable, net of discounts and rebates. The following specific recognition criteria must also be met before revenue is recognized.
Penjualan barang
Sales of goods
Pendapatan dari penjualan barang dagang diakui ketika risiko dan manfaat kepemilikan telah dipindahkan secara signifikan kepada pembeli, biaya yang terjadi dan kemungkinan pengembalian barang dapat diukur secara andal, dan manajemen tidak lagi ikut serta atas pengelolaan barang tersebut.
Revenues from sales of goods are recognized when significant risks and rewards of ownership have been significantly transferred to the buyer, the associated costs and possible return of goods can be estimated reliably, and there is no continuing management involvement with the goods.
Pendapatan sewa
Lease revenue
Pendapatan sewa terkait dengan sewa operasi diakui dengan dasar garis lurus sepanjang masa sewa.
Lease revenue relating to operating leases is recognized on a straight-line basis over the term of the lease.
Pendapatan jasa
Service revenue
Pendapatan jasa diakui pada saat jasa tersebut telah diserahkan.
Revenue from services is recognized when the services are rendered.
Beban pajak penghasilan
o.
Income tax expense
Grup memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan mendatang dari pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) masa depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, dan dari transaksi serta kejadian lain dari periode kini yang diakui dalam Laporan Keuangan konsolidasian.
The Group accounts for the current and future tax consequences of the future recovery (settlement) of the carrying amount of assets (liabilities) that are recognized in the consolidated statement of financial position, and transactions and other events of the current period that are recognized in the consolidated financial statements.
Grup mencatat tambahan pajak penghasilan yang berasal dari periode lalu yang ditetapkan dengan Surat Ketetapan Pajak (SKP), jika ada, sebagai bagian dari “Beban Pajak Penghasilan - Neto” dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
The Group presents additional income tax of previous periods through a tax assessment letter (SKP), if any, assessed as part of “Income Tax Expense - Net” in the consolidated statement of comprehensive income.
150 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
`
Ekshibit E/25
Exhibit E/25
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) o. Beban pajak penghasilan (lanjutan)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) o.
Income tax expense (continued)
Beban pajak penghasilan terdiri dari beban pajak kini dan pajak tangguhan penghasilan badan. Pajak kini dan pajak tangguhan diakui dalam laba atau rugi, kecuali jika pajak tersebut terkait dengan transaksi atau kejadian yang diakui secara langsung dalam ekuitas atau dalam pendapatan komprehensif lain.
Income tax expense comprises current and deferred corporate income tax. Current tax and deferred tax are recognized in profit or loss, except to the extent that they relate to items recognized directly in equity or in other comprehensive income.
Pajak kini adalah pajak terutang atau piutang pajak yang diharapkan atas laba kena pajak (rugi pajak) selama tahun berjalan, dengan menggunakan tarip pajak yang secara substantif berlaku pada tanggal pelaporan, dan termasuk penyesuaian atas provisi beban pajak tahun-tahun sebelumnya baik untuk direkonsiliasikan dengan pajak penghasilan yang dilaporkan pada pelaporan pajak tahunan, atau untuk memperhitungkan selisih yang timbul dari pemeriksaan pajak.
Current tax is the expected tax payable or refundable on taxable income or loss for the year, using tax rates substantively enacted as of the reporting date, and includes true-up adjustments made to the previous years’ tax provisions either to reconcile them with the income tax reported in annual tax returns, or to account for differences arising from tax assessments.
Grup menerapkan metode aset dan liabilitas dalam menghitung beban pajaknya. Dengan metode ini, aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui pada setiap tanggal pelaporan sebesar perbedaan temporer aset dan liabilitas untuk tujuan pelaporan keuangan dan tujuan perpajakan. Metode ini juga mengharuskan pengakuan manfaat pajak di masa yang akan datang, seperti kompensasi rugi fiskal, jika besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasi.
The Group applies the asset and liability method in determining its income tax expense. Under this method, deferred tax assets and liabilities are recognized at each reporting date for temporary differences between the assets and liabilities for financial reporting purpose and for taxation purposes. This method also requires the recognition of future tax benefits, such as tax loss carryforwards, to the extent that realization of such benefits is probable.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkan untuk diterapkan atas perbedaan temporer pada saat pembalikan, berdasarkan peraturan yang berlaku atau secara substantif telah berlaku pada tanggal pelaporan.
Deferred tax is measured at the tax rates that are expected to be applied to the temporary difference, when they reverse, based on the laws that have been enacted or substantially enacted at the reporting date.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan saling hapus di laporan posisi keuangan konsolidasian, kecuali aset dan liabilitas pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini.
Deferred tax assets and liabilities are offset in the consolidated statement of financial position, except if these are for different legal entities, in the same manner the current tax assets and liabilities are presented.
Dalam menentukan nilai pajak kini dan pajak tangguhan, Perseroan memperhitungkan dampak dari posisi pajak yang tidak pasti dan tambahan pajak dan penalti.
In determining the amount of current and deferred tax, the Company takes into account the impact of uncertain tax positions and any additional taxes and penalties.
Pajak final yang dibayarkan atas beberapa jenis pendapatan tidak dianggap sebagai beban pajak penghasilan jika pendapatan tersebut bukan berasal dari aktivitas utama yang menghasilkan pendapatan.
Final tax paid on certain types of income is not considered as income tax when such income is not from the primary revenue generating activities.
151 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
`
Ekshibit E/26
Exhibit E/26
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) p.
Liabilitas imbalan kerja
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) p.
Employee benefits liabilities
Imbalan pasca kerja
Post-employment benefits
Kewajiban imbalan pasca kerja yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian adalah nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal pelaporan, dikurangi dengan nilai wajar aset program pensiun perseroan, jika ada, dan penyesuaian atas keuntungan atau kerugian aktuarial yang belum diakui dan biaya-biaya jasa lalu.
The post-employment benefits obligations recognized in the consolidated statement of financial position is the present value of the defined benefit obligation at reporting date, less the fair value of related pension plan assets, if any, together with adjustments for unrecognized actuarial gains or losses and past service costs.
Kewajiban imbalan pasti dihitung oleh aktuaris berkualifikasi dengan menggunakan metode projected unit credit.
The defined benefit obligation is calculated by a qualified actuary using the projected unit credit method.
Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas masa depan dengan menggunakan tingkat bunga Obligasi Pemerintah (dengan pertimbangan saat ini tidak ada pasar aktif untuk obligasi korporasi berkualitas tinggi) dalam mata uang Rupiah, dengan mata uang yang sama di mana imbalan tersebut akan dibayarkan, dan yang memiliki jangka waktu jatuh tempo yang mendekati jangka waktu liabilitas imbalan pensiun yang bersangkutan.
The present value of the defined benefit obligation is determined by discounting the estimated future cash outflows using the interest rates of Government Bonds (considering that currently there is no active market for high-quality corporate bonds) that are denominated in Rupiah, the same currency in which the benefits will be paid, and have terms to maturity approximating the terms of the related pension liability.
Jika akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti, keuntungan atau kerugian tersebut dibebankan atau dikreditkan ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian selama rata-rata sisa masa kerja yang diharapkan dari karyawan tersebut.
When the cumulative unrecognized actuarial gains and losses at the end of the previous reporting period exceed 10% of the present value of the defined benefit obligations, such gains or loses are charged or credited to the consolidated statement of comprehensive income over the employees’ expected average remaining service lives.
Imbalan kerja jangka panjang lainnya
Other long-term employee benefits
Kewajiban neto atas imbalan pasca kerja jangka panjang selain imbalan pasca kerja adalah nilai dari imbalan di masa depan yang timbul dari jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa kini dan masa lalu. Keuntungan atau kerugian aktuaria yang timbul diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadi.
The net obligation in respect of long-term employee benefits other than post-employment benefits is the amount of future benefits that employees have earned in return for their services in the current and prior periods. Any actuarial gains or losses are recognized in the consolidated statement of comprehensive income in the period in which they arise.
q. Laba bersih per saham Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik Perusahaan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham beredar/ditempatkan selama tahun yang bersangkutan.
q. Earnings per share Basic earnings per share are computed by dividing profit for the year attributable to the owners of the Company by the weighted average of total outstanding/issued shares during the year.
152 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
`
Ekshibit E/27
Exhibit E/27
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) q.
Laba bersih per saham (Lanjutan)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) q.
Apakah instrumen dengan persyaratan vesting akan diperhitungkan sebagai penyebut dari perhitungan laba per saham dilusian atau tidak, tergantung pada sifat dari persyaratan vesting tersebut. Jika opsi saham karyawan tersebut tergantung pada syarat tetap atau syarat yang telah dapat ditentukan secara pasti dan saham biasa yang belum menjadi hak, hanya tergantung pada persyaratan vesting untuk pemberian jasa kerja karyawan (berdasarkan berlalunya waktu), yaitu tidak ada kondisi kinerja, maka opsi ini diperlakukan sebagai opsi yang beredar dan diperhitungkan dalam perhitungan laba per saham dilusian sejak tanggal pemberian (“grant date”), jika opsi ini “in the money”. Jika peryaratan vesting opsi ini tergantung pada kondisi selain pemberian jasa kerja karyawan berbasis waktu, misalnya kondisi kinerja pasar atau non-pasar, maka opsi ini diperlakukan sebagai saham kontinjensi yang dapat diterbitkan. Jumlah saham kontinjen yang dapat diterbitkan, yang akan diperhitungkan dalam perhitungan laba per saham dilusian adalah berdasarkan pada jumlah saham yang akan dapat diterbitkan jika tanggal pelaporan adalah akhir periode kontinjensi. r.
s.
Informasi segmen
Earnings per share (Continued) Instruments with vesting conditions are considered in the denominator of the calculation of diluted EPS in a manner that depends on the nature of the vesting condition. If employee share options with fixed or determinable terms and unvested ordinary shares are subject only to service (time-based) vesting conditions, i.e. no performance conditions, then they are treated as outstanding options and are considered in the diluted EPS from grant date, if they are “in the money”. If they are subject to conditions other than time-based service, i.e. a market or a non-market performance condition, then they are treated as contingently issuable shares. The number of contingently issuable shares included in diluted EPS is based on the number of shares that would be issuable if the reporting date were the end of the contingency period.
r.
Segment reporting
Grup mengidentifikasikan segmen operasi berdasarkan pelaporan internal yang dikaji secara berkala oleh pengambil keputusan operasional utama dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi tersebut.
The Group identifies its operating segments on the basis of internal reports that are regularly reviewed by the chief operating decision maker in order to allocate resources to the segment and assess its performance.
Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang diberikan kepada Direksi sebagai pengambil keputusan operasional Grup. Biaya pinjaman
Operating segments are reported in a manner consistent with the internal reporting provided to Directors as the Group’s chief operating decision maker. Borrowing costs
s.
Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan, pembangunan, atau pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada saat terjadi. Biaya pinjaman terdiri dari biaya bunga dan biaya lain yang ditanggung Grup sehubungan dengan peminjaman dana.
Borrowing costs that are directly attributable to the acquisition, construction or production of a qualifying asset are capitalized as part of the cost of the related asset. Otherwise, borrowing costs are recognized as expenses when incurred. Borrowing costs consist of interest and other financing charges that the Group incurs in connection with the borrowing of funds.
Kapitalisasi biaya pinjaman dimulai pada saat aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset kualifikasian agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya dan pengeluaran untuk aset kualifikasian dan biaya pinjamannya telah terjadi. Kapitalisasi biaya pinjamannya dihentikan pada saat selesainya secara substansi seluruh aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset kualifikasian agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya.
Capitalization of borrowing costs commences when the activities to prepare the qualifying asset for its intended use are in progress and the expenditures for the qualifying asset and the borrowing costs have been incurred. Capitalization of borrowing costs ceases when substantially all the activities necessary to prepare the qualifying assets for their intended use are substantially completed.
153 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
`
Ekshibit E/28
Exhibit E/28
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) t.
4.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3.
Pembayaran berbasis saham
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) t.
Share based-payments
Perusahaan memberikan opsi saham kepada manajemen karyawan Grup yang memenuhi syarat melalui Program Opsi Saham untuk Karyawan Manajemen (MESOP). MESOP ini akan diselesaikan melalui penerbitan saham Perusahaan (pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas).
The Company granted share options to the Group’s eligible employees through Management Employee Stock Option Plan (MESOP). The MESOP will be settled through issuance of shares of the Company (equity-settled share-based payment arrangement).
Nilai wajar saat tanggal pemberian kompensasi berbasis saham ke karyawan diakui sebagai beban karyawan, beserta perubahan terkaitnya di ekuitas, selama periode sampai dengan karyawan berhak tanpa syarat atas penghargaan tersebut. Nilai yang diakui sebagai beban disesuaikan untuk menggambarkan nilai penghargaan yang terkait dengan kondisi jasa yang diharapkan dapat terpenuhi, sehingga pada akhirnya nilai yang diakui sebagai beban didasarkan pada nilai penghargaan yang memenuhi kondisi jasa terkait pada saat tanggal vesting. Untuk kompensasi berbasis saham dengan kondisi kinerja pasar, nilai wajar saat tanggal pemberiannya diukur untuk merefleksikan kondisi tersebut dan tidak terdapat penyesuaian atas selisih antara hasil yang diharapkan dan aktualnya.
The grant-date fair value of share-based payment compensation granted to employees is recognized as an employee expense, with a corresponding increase in equity, over the period that the employees become unconditionally entitled to the awards. The amount recognized as an expense is adjusted to reflect the number of awards for which the related service conditions are expected to be met, such that the amount ultimately recognized as an expense is based on the number of awards that meet the related service conditions at the vesting date. For share-based compensations with market conditions, the respective grant-date fair value is measured to reflect such conditions and there is no true-up for differences between expected and actual outcomes.
Nilai wajar dari opsi saham ditentukan berdasarkan hasil penilaian penilai berkualifikasi dengan menggunakan metode Black-Scholes.
The fair value of the share options is computed based on calculations by qualified valuer using the Black-Scholes model.
PELEPASAN ENTITAS ANAK
4.
DIVESTMENTS OF SUBSIDIARIES
Kepemilikan tidak langsung melalui BHA
Indirect ownership through BHA
PT Bumi Agung Nusantara (BAN)
PT Bumi Agung Nusantara (BAN)
Pada tanggal 14 Februari 2013, BHA melepas seluruh kepemilikannya sebanyak 325 saham dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp163 kepada PT Trimitra Utama Selaras, entitas sepengendali.
On 14 February 2013, BHA divested its entire ownership interests of 325 shares totaling Rp163 to PT Trimitra Utama Selaras, an entity under common control.
Perhitungan investasi yang dilepas adalah sebagai berikut:
The calculation of investment disvested is as follows:
2013 Aset neto Kepemilikan yang dilepas
39) 65%)
Net assets Ownership interests divested
25)
Net assets divested
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
138)
Difference in value arising from restructuring transactions under common control
Imbalan yang diterima, dalam kas
163)
Consideration received, in cash
Kas milik BAN yang dilepas
(39)
Cash belongs to BAN disposed
Arus kas masuk neto
124)
Net cash inflow
Aset neto yang dilepas
154 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
Ekshibit E/29
Exhibit E/29
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
5.
5.
KAS DAN SETARA KAS 2014
CASH AND CASH EQUIVALENTS 2013
Kas Rupiah Dolar AS
84 2.430
118 1.794
Cash on hand Rupiah US Dollar
Jumlah kas
2.514
1.912
Total cash on hand
Kas di bank (pihak ketiga) Rupiah PT Bank Permata Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation Ltd. Standard Chartered Bank Citibank, NA PT Bank Mega Tbk. PT Bank DBS Indonesia PT Bank UOB Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Dolar AS The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation Ltd. PT Bank Permata Tbk. PT Bank UOB Indonesia Standard Chartered Bank PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. DBS Bank Ltd. Citibank, NA PT Bank Mega Tbk.
22.306 2.104
15.053 1.716
1.616 342 134 124 97 22
2.619 625 52 29 11 5.384
1
4
26.746
25.493
202.902 26.314 7.543 4.814 4.791 911 421 219
14.743 59.487 3.266 1.177 1.703 445 436 302
Cash in banks (third parties) Rupiah PT Bank Permata Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation Ltd. Standard Chartered Bank Citibank, NA PT Bank Mega Tbk. PT Bank DBS Indonesia PT Bank UOB Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
US Dollar The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation Ltd. PT Bank Permata Tbk. PT Bank UOB Indonesia Standard Chartered Bank PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. DBS Bank Ltd. Citibank, NA PT Bank Mega Tbk.
247.915
81.559
Dolar AUS PT Bank Permata Tbk.
430
455
AUS Dollar PT Bank Permata Tbk.
Dolar Singapura PT Bank UOB Indonesia
95
14
Singapore Dollar PT Bank UOB Indonesia
275.186
107.521
Jumlah kas di bank Deposito berjangka di bank pihak ketiga Rupiah PT Bank Mega Tbk. PT Bank Artha Graha Internasional Tbk. PT Bank DBS Indonesia PT Bank UOB Indonesia PT Bank Permata Tbk.
Dolar AS PT Bank DBS Indonesia PT Bank UOB Indonesia PT Bank Permata Tbk. PT Bank Mega Tbk.
Total cash in banks Time deposits in third party banks
23.998
-
23.998 17.476 8.000 -
175.000
73.472
175.000
124.400 37.320 24.880 -
84.378 36.821
186.600
121.199
Rupiah PT Bank Mega Tbk. PT Bank Artha Graha Internasional Tbk. PT Bank DBS Indonesia PT Bank UOB Indonesia PT Bank Permata Tbk.
US Dollar PT Bank DBS Indonesia PT Bank UOB Indonesia PT Bank Permata Tbk. PT Bank Mega Tbk.
155 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Ekshibit E/30
Exhibit E/30
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
5.
5.
KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) 2014 Jumlah deposito berjangka
2013 260.072
296.199
537.772
405.632
Total time deposits
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Grup tidak menempatkan kas dan setara kasnya pada pihak berelasi.
As of 31 December 2014 and 2013, the Group has no cash and cash equivalents placed at any related party.
Kisaran suku bunga kontraktual dari deposito berjangka diatas adalah sebagai berikut:
The range of contractual interest rates earned from the above time deposits is as follows:
Rupiah Dolar AS
6.
CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued)
2014
2013
10,00 – 10,75% 2,00 – 3,50%
7,00 – 10,00% 2,00 – 3,50%
6.
PIUTANG USAHA DARI PIHAK KETIGA 2014 Rupiah Dolar AS Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai
TRADE RECEIVABLES FROM THIRD PARTIES 2013
8.930 616.046 624.976
6.108 496.904 503.012
(3.630) 621.346
(4.575) 498.437
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:
Rupiah US Dollar Less: allowances for impairment losses
The movement of the allowance for impairment losses is as follows: 2013
2014 Saldo awal Penambahan Pengurangan
Rupiah US Dollar
4.575 (945) 3.630
3.630 945 4.575
Beginning balance Additions Deductions
Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai untuk piutang usaha telah mencukupi untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang.
Management believes that the allowance for impairment losses of trade receivables is adequate to cover any possible losses from non-collectible receivables.
Seluruh piutang usaha pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank jangka panjang (Catatan 19).
All trade receivables as of 31 December 2014 and 2013 were pledged as collateral for long-term bank loans (Note 19).
156 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
Ekshibit E/31
Exhibit E/31
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
7.
7.
PIUTANG NON-USAHA 2014 Bagian lancar Pihak ketiga Rupiah PT Mitra Daya Mustika (a) Lainnya Dolar AS Lainnya Pihak berelasi (Catatan 32) Rupiah Jumlah bagian lancar Bagian tidak lancar Pihak ketiga Rupiah PT Asetama Capital (b) Dolar AS PT Multiline Shipping Services Pihak berelasi (Catatan 32) PT Tenaga Listrik Gorontalo Jumlah bagian tidak lancar
NON-TRADE RECEIVABLES 2013
5.053
131.198 4.597
51 5.104
42 135.837
61.715 66.819
80.147 215.984
72.824
69.535
26.752 99.576
24.062 93.597
23.340 122.916
93.597
189.735
309.581
Current portion Third parties Rupiah PT Mitra Daya Mustika (a) Others US Dollar Others Related parties (Note 32) Rupiah Total current portion Non-current portion Third parties Rupiah PT Asetama Capital (b) US Dollar PT Multiline Shipping Services Related party (Note 32) PT Tenaga Listrik Gorontalo Total non-current portion
Informasi tambahan:
Additional information:
a.
a. On 11 September 2013, the Company entered into Notes Subscription Agreement (“the Agreement”) with PT Mitra Daya Mustika (MDM) with an aggregate amount up to Rp100,000. This promissory note bears interest at 15% per annum and matures in 9 (nine) months after the issuance date and can be extended. The aggregate amount of the promissory note is subsequently amended to Rp225,000 and has been extended until 31 December 2014. On 6 October 2014, the Company’s receivable to MDM amounting to Rp250,458 (consisting of principal and interest) was converted into investment in PT Trimitra Karya Jaya (TKJ) (Note 11 and 14).
Pada tanggal 11 September 2013, Perusahaan menandatangani Notes Subscription Agreement dengan PT Mitra Daya Mustika (MDM) dengan jumlah maksimal sebesar Rp100.000. Surat utang tersebut dikenakan bunga sebesar 15% per tahun dan jatuh tempo dalam waktu 9 (sembilan) bulan sejak tanggal penerbitan surat utang serta dapat diperpanjang. Jumlah maksimal surat utang tersebut diamandemen menjadi Rp225.000 dan jatuh temponya telah diperpanjang sampai dengan 31 Desember 2014. Pada tanggal 6 Oktober 2014, piutang Perusahaan kepada MDM sebesar Rp250.458 (terdiri atas pokok dan bunga) telah dikonversi menjadi investasi kepada PT Trimitra Karya Jaya (TKJ) (Catatan 11 dan 14).
b. Pada tanggal 14 Januari 2013, Perusahaan menandatangani perjanjian dengan PT Asetama Capital (AC) untuk memberikan AC pinjaman dengan jumlah pokok sebesar Rp100.000. Pinjaman tersebut hanya bisa dipergunakan oleh AC untuk membeli saham MPM sampai dengan 5% dari jumlah saham yang ditawarkan kepada masyarakat pada saat penawaran umum saham perdana MPM. Pinjaman ini akan jatuh tempo dalam waktu 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal penarikan pinjaman. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar (i) suku bunga Sertifikat Bank Indonesia atau (ii) JIBOR, yang mana lebih rendah. Perusahaan memperoleh hak untuk mendapatkan penawaran terlebih dahulu jika AC bermaksud untuk menjual saham MPM di pasar negosiasi.
b. On 14 January 2013, the Company entered into an agreement with PT Asetama Capital (AC) to provide a loan to AC an aggregate principal amount up to Rp100,000. The loan can only be used by AC to purchase MPM’s shares up to 5% of the number of shares offered to the public at MPM’s initial public offering. This loan is due 36 (thirty six) months from the date of initial drawdown. This loan bears interest at (i) the interest rate of Bank Indonesia Certificates or (ii) JIBOR, whichever is lower. The Company has the right to buy the MPM shares first if AC intends to sell the MPM shares over the counter.
157 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Ekshibit E/32
Exhibit E/32
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
7.
7.
PIUTANG NON-USAHA (lanjutan) Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi penurunan nilai untuk piutang non-usaha, sehingga cadangan kerugian penurunan nilai tidak dibentuk.
8.
PERSEDIAAN
Persediaan barang jadi Persediaan dalam proses Bahan baku Bahan kimia Suku cadang
Management believes that there is no indication of impairment for non-trade receivables, and therefore, no allowance for impairment loss is provided.
8. 2014
NON-TRADE RECEIVABLES (continued)
INVENTORIES 2013
77.484 3.426 7.121 2.710 166
79.234 2.959 9.084 4.353 1.466
90.907
97.096
Finished goods Work-in-process Raw materials Chemical Spare parts
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan jumlah nilai pertanggungan masing-masing sebesar USD12.000.000 dan USD12.300.000. Manajemen berkeyakinan bahwa total pertanggungan asuransi ini memadai untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul.
As of 31 December 2014 and 2013, the inventories are covered by insurance against loss of fire and other risks with a total sum insured amounting to USD12,000,000 and USD12,300,000, respectively. Management believes the total insurance coverage is adequate to cover losses which may arise.
Seluruh persediaan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank jangka panjang (Catatan 19).
All inventories as of 31 December 2014 and 2013 are pledged as collateral for long-term bank loans (Note 19).
Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi penurunan nilai, sehingga cadangan kerugian penurunan nilai tidak dibentuk.
Management believes that there is no indication of impairment, and therefore, no allowance for impairment loss is provided.
158 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
Ekshibit E/33
Exhibit E/33
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
9.
9.
ASET KEUANGAN TERSEDIA UNTUK DIJUAL Per 31 Desember 2014 dan 2013, aset keuangan tersedia untuk dijual milik Grup terdiri dari investasi atas instrumen ekuitas dari entitas berikut:
AVAILABLE-FOR-SALE FINANCIAL ASSETS As of 31 December 2014 and 2013, the Group’s available-for-sale financial assets comprise of investments on equity instruments of the following entities:
2014 Harga perolehan/ Acquisition cost Lancar/Current PT Nusa Raya Cipta Tbk. PT Kalimantan Mentari Khatulistiwa PT Laju Kencana Murni Finders Resources Ltd., Australia Sihayo Gold Plc., Australia Lainnya/Others
Tidak lancar/Non-current PT Adaro Energy Tbk. Interra Resources Ltd., Singapura/ Singapore Sihayo Gold Plc., Australia Finders Resources Ltd., Australia PT Gilang Agung Persada Sumatra Copper and Gold Plc., Australia PT Kalimantan Mentari Khatulistiwa Lainnya/Others
2013
Harga perolehan setelah penurunan nilai/ Acquisition cost, net of impairment
Harga perolehan/ Acquisition cost
Nilai wajar/ Fair value
Harga perolehan setelah penurunan nilai/ Acquisition cost, net of impairment
Nilai wajar/ Fair value
120.000 27.197 171 2.000 149.368
120.000 27.197 171 2.000 149.368
201.739 27.197 171 2.964 232.071
120.000 60.728 106.658 287.386
120.000 60.728 39.283 220.011
116.522 75.156 39.283 230.961
984.405
984.405
1.622.686
984.405
984.405
1.700.700
250.346 121.943 84.762 23.818 2.279 1.467.553
186.117 16.692 84.762 23.818 2.279 1.298.073
121.887 16.692 72.091 23.818 2.279 1.859.453
250.346 142.781 27.197 1.550 1.406.279
250.346 59.258 27.197 1.550 1.322.756
313.287 59.258 27.197 1.550 2.101.992
1.616.921
1.447.441
2.091.524
1.693.665
1.542.767
2.332.953
Mutasi nilai wajar selama tahun berjalan adalah sebagai berikut:
Movement of fair values during the year is as follows: 2014
Saldo awal/ Beginning balance Nilai wajar tersedia/ Fair value is readily available PT Nusa Raya Cipta Tbk. (NRC) Finders Resources Ltd., Australia (Finders) Sihayo Gold Plc., Australia (SIH) PT Adaro Energy Tbk. (AE) Interra Resources Ltd., Singapura/Singapore (IRL) Sumatra Copper and Gold Plc., Australia (SUM) Lainnya/Others
Nilai wajar tidak tersedia/ Fair value is not readily available PT Kalimantan Mentari Khatulistiwa (KMK) PT Gilang Agung Persada (GAP) Lainnya/Others
Perubahan nilai wajar/ Changes in fair value
Penurunan nilai/ Impairment
Pembelian/ Purchase
116.522
-
75.156 39.283 1.700.700
24.033 15.285 -
313.287 59.258 2.304.206
27.197 1.550 28.747
23.818 900 24.718
2.332.953
102.844
-
Reklasifikasi dan penjualan/ Reclassification and sales
Saldo akhir/ Ending balance
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership
85.217
-
201.739
7,01%
(37.876) -
(27.098) (78.014)
-
72.091 16.692 1.622.686
6,85% 18,41% 4,88%
-
(64.229)
(127.171)
-
121.887
17,79%
38.808 78.126
(102.105)
(17.742) (164.808)
(102.105)
(164.808)
(80.324) 2.964 (77.360)
(77.360)
2.964 2.038.059
27.197 23.818 2.450 53.465 2.091.524
19,70% 4.17% 0,01% - 1,00%
159 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Ekshibit E/34
Exhibit E/34
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
9.
9.
ASET KEUANGAN (lanjutan)
TERSEDIA
UNTUK
DIJUAL
AVAILABLE-FOR-SALE (continued)
FINANCIAL
ASSETS
2013 Saldo awal/ Beginning balance Nilai wajar tersedia/ Fair value is readily available PT Nusa Raya Cipta Tbk. (NRC) Finders Resources Ltd., Australia (Finders) Sihayo Gold Plc., Australia (SIH) PT Adaro Energy Tbk. (AE) Interra Resources Ltd., Singapura/Singapore (IRL) Sumatra Copper and Gold Plc., Australia (SUM) Seroja Investment Ltd., Singapura/Singapore (SIL)
Nilai wajar tidak tersedia/ Fair value is not readily available PT Agro Maju Raya (AMR) PT Kalimantan Mentari Khatulistiwa (KMK) Lainnya/Others
Perubahan nilai wajar/ Changes in fair value
Penurunan nilai/ Impairment
Pembelian/ Purchase
Reklasifikasi dan penjualan/ Reclassification and sales
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership
Saldo akhir/ Ending balance
-
120.000
-
(3.478)
-
116.522
7,01%
1.991.055
66.042 106.658 484.546
(67.375) -
14.427 (774.901)
(5.313) -
75.156 39.283 1.700.700
6,52% 12,98% 4,88%
257.291
-
-
55.996
-
313.287
17,79%
6.255
136.526
(83.523)
-
-
59.258
18,78%
44.394 2.298.995
77.471 991.243
(150.898)
(119) (708.075)
(121.746) (127.059)
2.304.206
23,26%
114.000
40.850
-
-
(154.850)
-
-
27.197 1.550 142.747
40.850
-
-
(154.850)
27.197 1.550 28.747
19,70% 0,01% - 1,00%
2.441.742
1.032.093
(150.898)
(708.075)
(281.909)
2.332.953
Saham AE dijadikan sebagai jaminan atas utang bank jangka panjang (Catatan 19).
Shares of AE are pledged as collateral for long-term bank loans (Note 19).
Nilai wajar investasi pada AE dan NRC didasarkan pada kuotasi harga pasar pada Bursa Efek Indonesia.
The fair values of investments in AE and NRC are based on the quoted market prices at the Indonesia Stock Exchange.
Nilai wajar investasi pada IRL didasarkan pada kuotasi harga pasar pada Bursa Efek Singapura.
The fair value of investment in IRL is based on the quoted market price at the Singapore Stock Exchange.
Nilai wajar investasi pada SUM, SIH dan Finders didasarkan pada kuotasi harga pasar pada Bursa Efek Australia.
The fair values of investments in SUM, SIH and Finders are based on the quoted market prices at the Australian Securities Exchange.
Penyertaan saham dengan kepemilikan dibawah 20%, kecuali saham AE, NRC, SUM, SIH, Finders dan IRL, yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual dan nilai wajarnya tidak tersedia, dicatat berdasarkan biaya perolehan.
Investment in shares with ownership interests of less than 20%, except for AE, NRC, SUM, SIH, Finders and IRL shares, which are classified as available-for-sale financial assets and for which the readily determinable fair values are not available, were stated at cost.
Pada tanggal 31 Desember 2013, kecuali investasi di SIH dan SUM, manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan penurunan nilai penyertaan saham, sehingga tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai untuk penyertaan saham.
As of 31 December 2013, except for investment in SIH and SUM, management believed that there were no events or changes in circumstances that indicated an impairment in the carrying amount of the investments in shares, and therefore an allowance for impairment losses for investments in shares was not necessary.
Pada tanggal 31 Desember 2014, kecuali investasi di SIH dan IRL, manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan penurunan nilai penyertaan saham, sehingga tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai untuk penyertaan saham.
As of 31 December 2014, except for investment in SIH and IRL, management believed that there were no events or changes in circumstances that indicated an impairment in the carrying amount of the investments in shares, and therefore an allowance for impairment losses for investments in shares was not necessary.
160 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
Ekshibit E/35
Exhibit E/35
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
9.
9.
ASET KEUANGAN (lanjutan)
TERSEDIA
UNTUK
DIJUAL
AVAILABLE-FOR-SALE (continued)
FINANCIAL
ASSETS
Seroja Investment Ltd., Singapura (SIL)
Seroja Investment Ltd., Singapura (SIL)
Pada tanggal 4 Januari 2013, jumlah lembar saham SIL yang dimiliki oleh Perusahaan menjadi 90.812.988 saham yang merupakan kepemilikan sebesar 23,26% dari jumlah saham yang beredar sehingga Perusahaan mereklasifikasi saldo investasi terkait dari aset keuangan yang tersedia untuk dijual menjadi investasi pada entitas asosiasi (Catatan 11).
On 4 January 2013, the Company’s ownership in SIL becomes 90,812,988 shares, which represents ownership of 23.26% of the total shares outstanding and therefore, the Company has reclassified the respective investment balance from available-for-sale financial assets to investment in associates (Note 11).
PT Agro Maju Raya (AMR)
PT Agro Maju Raya (AMR)
Pada tanggal 8 Februari 2013, SSB telah melakukan penambahan investasi pada AMR sebesar 6% sehingga investasi pada AMR direklasifikasi dari aset keuangan tersedia untuk dijual menjadi investasi pada asosiasi (Catatan 11).
On 8 February 2013, SSB increased its ownership interests in AMR by 6% and therefore, the investment to AMR has been reclassified from available-for-sale financial assets to investment in associates (Note 11).
PT Gilang Agung Persada (GAP)
PT Gilang Agung Persada (GAP)
Pada tanggal 22 Agustus 2014, Perusahaan telah menandatangani perjanjian jual beli saham dengan PT Sukses Mitra Persada untuk memperoleh kepemilikan sebesar 4,17% di PT Gilang Agung Persada dengan nilai sebesar USD2.033.333.
On 22 August 2014, the Company entered into a sale and purchase agreement with PT Sukses Mitra Persada to obtain ownership of 4.17% in PT Gilang Agung Persada with total value of USD2,033,333.
Perusahaan juga memiliki opsi untuk menambah kepemilikan melalui perjanjian exchangeable bonds dan Mandatory Convertible Bonds (Catatan 36k dan 36l).
The Company also has an option to increase its ownership through exchangeable bonds and Mandatory Convertible Bonds agreement (Notes 36k and 36l).
Sumatra Copper and Gold Plc (SUM)
Sumatra Copper and Gold Plc (SUM) On 3 October 2014, the Company has converted its advance for investment in SUM amounting to 81,819,036 shares, resulting in an increase of ownership from 18.8% to 27.35%. The conversion value for these shares is AUD3,763,676. The Company reclassified its investment in SUM from available-forsale financial asset to investment in associate (Note 11).
Pada tanggal 3 Oktober 2014, Perusahaan telah mengkonversi uang muka investasi pada SUM sebanyak 81.819.036 saham sehingga persentase kepemilikan Perusahaan meningkat dari 18,8% menjadi 27,35%. Nilai konversi saham tersebut adalah sebesar AUD3.763.676. Perusahaan mereklasifikasi investasi pada SUM dari aset keuangan tersedia untuk dijual menjadi investasi pada asosiasi (Catatan 11). Pada tanggal 30 Oktober 2014, Perusahaan bersama Provident Mineral Pte. Ltd., Goldstar Mining Asia Resources (L) Bhd. dan Bapak Yaw Chee Siew, sebagai pemegang saham SUM, bertanggung jawab masingmasing dan bersama-sama, menandatangani perjanjian pendukung sponsor dan perjanjian Backstop untuk PT Dwinad Nusa Sejahtera (anak perusahaan Sumatra Copper and Gold Plc.) - sebagai peminjam, dengan Nomura Singapore Limited dan Indonesia Eximbank sebagai pemberi pinjaman, sehubungan dengan fasilitas sebesar USD45.000.000.
On 30 October 2014, the Company, Provident Minerals Pte. Ltd., Goldstar Mining Asia Resources (L) Bhd. and Mr Yaw Chee Siew, as the accountable shareholders of SUM, each and together, entered into sponsor support agreement and Backstop agreement for PT Dwinad Nusa Sejahtera (a subsidiary of Sumatra Copper and Gold Plc.) – as borrower, with Nomura Singapore Limited and Indonesia Eximbank – as lender, in connection with USD45,000,000 facility.
Berdasarkan perjanjian pendukung sponsor, Perusahaan berjanji untuk mengagunkan saham SUM kepada pemberi pinjaman dalam jumlah setara dengan USD1.700.000 berdasarkan rata-rata Volume Rata-Rata Tertimbang Harga (VWAP) dari 10 hari perdagangan terakhir.
Under the sponsor support agreement, the Company pledged its SUM shares to the lender in an amount equivalent to USD1,700,000 based on average Volume Weighted Average Price (VWAP) of the last 10 trading days.
161 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Ekshibit E/36
Exhibit E/36
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
9.
9.
ASET KEUANGAN (lanjutan)
TERSEDIA
UNTUK
DIJUAL
AVAILABLE-FOR-SALE (continued)
FINANCIAL
ASSETS
Selain jaminan saham, pemegang saham bertanggung jawab juga berkewajiban untuk mendanai jika terjadi kelebihan biaya proyek dalam jumlah hingga USD5.000.000.
In addition to the share pledged, the accountable shareholders also obliged to fund if there is any cost overrun on project in the amount up to USD5,000,000.
Berdasarkan perjanjian Backstop, pemegang saham tersebut di atas wajib memenuhi sampai dengan USD5.000.000, untuk kekurangan yang terjadi pada selama pelaksanaan Peningkatan Modal sebesar USD10.000.000.
Under the Backstop agreement, the shareholders mentioned above are obliged to raise the maximum up to USD5,000,000, for any shortfall during the Additional Equity Raising Exercise amounting to USD10,000,000.
10. KAS YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA
10. 2014
2013
Pihak ketiga Rupiah PT Bank UOB Indonesia Dolar AS PT Bank UOB Indonesia The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation Ltd., Hong Kong
RESTRICTED CASH
-
1.355
12.682
15.405
24.880
17.122
37.562
32.527
37.562
33.882
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, kas yang dibatasi penggunaannya merupakan jaminan kas atas pinjaman jangka panjang dengan bank yang terkait (Catatan 19).
Third parties Rupiah PT Bank UOB Indonesia US Dollar PT Bank UOB Indonesia The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation Ltd., Hong Kong
As of 31 December 2014 and 2013, the restricted cash is collateral for long-term borrowings with the respective banks (Note 19).
942.630
(4.382) 15.191 1
Investasi di Seroja Investment Ltd., Singapura pada tanggal 31 Desember 2014 direklasifikasi ke aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual.
(58.361)
472.261
50.777 (42.787) (11.068)
*)
-
-
-
-
Nilai wajar saham PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. berdasarkan kuotasi harga yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 31 Desember 2014, adalah sebesar Rp1.678.861.
73.139 56.111 (1.384) 10.945.522
50,00% 49,00%
276.619
41.314
11.777
c)
209.629 -
25,00% 25,70%
-
74.541
392.412
Nilai wajar saham PT Provident Agro Tbk. berdasarkan kuotasi harga yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 31 Desember 2014, adalah sebesar Rp1.509.216.
221.902
25,64%
-
-
-
(85)
3.601
5.865
223.797
159.437 63.553
b)
266.518
24,11%
-
(12.216)
-
80.324
(138.685)*
-
-
Nilai wajar saham PT Tower Bersama Infratructure Tbk., berdasarkan kuotasi harga yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 31 Desember 2014, adalah sebesar Rp13.996.283.
711.805
-
-
-
166.544
-
Reklasifikasi/ Reclassification
a)
2.188.468
44,16%
-
27,35%
30,08%
94.600
23,26%
1.460.913
1.870.612
47,62%
50,00%
2.712.112 1.081.097
25,00% 29,79%
Saldo awal/ Beginning balances
Perolehan, (pelepasan)/ Acquisition, (divestment)
Bagian atas laba (rugi) neto/ Share in net profit (loss)
*)
c)
b)
a)
(1.626.584)
-
-
-
-
-
(88.018)
(1.448.150)
-
-
-
(64.646) (25.770)
Dividen/ Dividend -
(84.400)
-
(23)
(6.644)
(22)
(15.094)
(167.435)
-
30.412
-
74.406
Lainnya/ Others
-
(104)
-
-
-
11.709
-
-
13.748
-
(8.086)
6.151
Dilusi/ Diluted
10.645.375
Indirectly owned: PT Saratoga Infrastruktur (SIF) PT Tower Bersama Infrastructure 2.317.663 Tbk. and subsidiaries (TBIG) (a) PT Provident Agro Tbk. and 763.166 Subsidiaries (PA) (b) PT Saratoga Power and subsidiaries 245.975 (SP) PT Baskhara Utama Sedaya (BUS) 321.097 (joint control entity) PT Agro Maju Raya and subsidiaries 219.897 (Amara) 266.635 PT Merdeka Copper and Gold (MCG) PT Bangun Daya Perkasa and 68.456 Subsidiary (BDP) 71.302 PT Etika Karya Usaha (EKU) (1.383) Others 12.678
Directly owned: PT Adaro Strategic Capital (ASC) PT Adaro Strategic Lestari (ASL) PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. and 2.282.587 Subsidiaries (MPM) (c) Seroja Investment Ltd., Singapore and subsidiaries (SIL) Sumatra Coppers and Gold Plc., 117.673 Australia (SUM) 2.831.102 1.128.527
Saldo akhir/ Ending balances
Investment in Seroja Investment Ltd., Singapore as of 31 December 2014 has been reclassified to non-current asset held for sale.
The fair value of shares of PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk., based on its quoted price in Indonesian Stock Exchange as of 31 December 2014, is Rp1,678,861.
The fair value of shares of PT Provident Agro Tbk., based on its quoted price in Indonesian Stock Exchange as of 31 December 2014, is Rp1,509,216.
The fair value of shares of PT Tower Bersama Infrastructure Tbk., based on its quoted price in Indonesian Stock Exchange as of 31 December 2014, is Rp13,996,283.
42.598
(301) -
53.055 1.107
-
(32.298)
(1.699)
-
3.440
38.220
(52.772)
24.199 9.647
Pendapatan komprehensif lain/Other comprehensive income
2014
Movement during the year is as follows:
11. INVESTMENT IN ASSOCIATES
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Exhibit E/37
Laporan Keuangan Konsolidasian
Dimiliki tidak langsung: PT Saratoga Infrastruktur (SIF) PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. dan entitas anak (TBIG) (a) PT Provident Agro Tbk. dan entitas anak (PA) (b) PT Saratoga Power dan entitas anak (SP) PT Baskhara Utama Sedaya (BUS) (pengendalian bersama entitas) PT Agro Maju Raya dan entitas anak (Amara) PT Merdeka Copper and Gold (MCG) PT Bangun Daya Perkasa dan entitas Anak (BDP) PT Etika Karya Usaha (EKU) Lainnya
Dimiliki langsung: PT Adaro Strategic Capital (ASC) PT Adaro Strategic Lestari (ASL) PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. dan entitas anak (MPM) (c) Seroja Investment Ltd., Singapura dan entitas anak (SIL) Sumatra Coppers and Gold Plc, Australia (SUM)
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership
Mutasi di tahun berjalan adalah sebagai berikut:
11. INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Ekshibit E/37
162
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Nilai wajar saham PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. berdasarkan kuotasi harga yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 31 Desember 2013, adalah sebesar Rp2.575.922.
c)
932.588
3.458.032
Nilai wajar saham PT Tower Bersama Infratructure Tbk., berdasarkan kuotasi harga yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 31 Desember 2013, adalah sebesar Rp8.415.892.
1.523 (46.830) 10.342 16.052 (3.741)
(180.652) 11.538
314.763
309.636
(27.145)
249.276
172.000 186.100 13.670 (208)
424.109 -
1.531.819
-
121.745
198.647 79.179
b)
48.379 41.065 40.059 1.091 6.855.714
40,00% 25,00% 50,00% 49,00%
1.008.797
Perolehan, (pelepasan)/ Acquisition, (divestment)
2013
a)
c)
b)
132.483
12.268 969 3.320
82.148 4.630
(98.688)
(642.028)
-
-
550.446 219.418
-
(271.481)
58.091 7.093 (1.846)
-
(481.720)
336.597
-
(189.696)
Lainnya/ Others -
12.335
-
-
-
-
-
-
12.335
Dilusi/ Diluted
10.945.522
221.902 209.629 73.139 56.111 (1.384 )
711.805 266.518
2.188.468
1.460.913
94.600
1.870.612
2.712.112 1.081.097
Saldo akhir/ Ending balances
Indirectly owned: PT Saratoga Infrastruktur PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. and subsidiaries (b) PT Provident Agro Tbk. and subsidiaries (a) PT Saratoga Power and subsidiaries PT Baskhara Utama Sedaya (joint control entity) PT Agro Maju Raya PT Bangun Daya Perkasa and subsidiary PT Etika Karya Usaha Others
The fair value of shares of PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk., based on its quoted price in Indonesian Stock Exchange as of 31 December 2013, is Rp2,575,922.
The fair value of shares of PT Tower Bersama Infrastructure Tbk., based on its quoted price in Indonesian Stock Exchange as of 31 December 2013, is Rp8,415,892.
The fair value of shares of PT Provident Agro Tbk., based on its quoted price in Indonesian Stock Exchange as of 31 December 2013, is Rp1,131,912.
(174.149)
-
-
(72.585)
-
-
-
(72.621) (28.943)
Dividen/ Dividend
Movement during the year is as follows (continued):
Exhibit E/38
Directly owned: PT Adaro Strategic Capital PT Adaro Strategic Lestari PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. and Subsidiaries (c) Seroja Investment Ltd., Singapore and Subsidiaries
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. INVESTMENT IN ASSOCIATES (continued)
Pendapatan komprehensif lain/Other comprehensive income
Nilai wajar saham PT Provident Agro Tbk. berdasarkan kuotasi harga yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 31 Desember 2013, adalah sebesar Rp1.131.912.
386.200 250.350
994.879
44,66% 24,11%
30,25%
-
23,26%
1.456.708
789.900
45,09%
50,00%
2.035.640 811.443
25,00% 29,79%
Saldo awal/ Beginning balances
Bagian atas laba (rugi) neto/ Share in net profit (loss)
a)
PT Provident Agro Tbk. dan entitas anak (a) PT Saratoga Power dan entitas anak PT Baskhara Utama Sedaya (pengendalian bersama entitas) PT Agro Maju Raya PT Bangun Daya Perkasa dan entitas anak PT Etika Karya Usaha Lainnya
Dimiliki tidak langsung: PT Saratoga Infrastruktur PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. dan entitas anak (b)
Dimiliki langsung: PT Adaro Strategic Capital PT Adaro Strategic Lestari PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. dan entitas anak (c) Seroja Investment Ltd., Singapura dan entitas anak
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership
Mutasi di tahun berjalan adalah sebagai berikut (lanjutan):
11. INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI (lanjutan)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Ekshibit E/38
163
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Dimiliki tidak langsung: PT Baskhara Utama Sedaya PT Provident Agro Tbk. dan entitas anak PT Bangun Daya Perkasa dan entitas anak PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. dan entitas anak PT Saratoga Infrastruktur PT Etika Karya Usaha PT Saratoga Power dan entitas anak PT Agro Maju Raya dan entitas anak Lainnya
PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. dan entitas anak Seroja Investment Ltd., dan entitas anak
Dimiliki langsung: PT Adaro Strategic Capital PT Adaro Strategic Lestari
Aset/Assets
Domisili/ Domicile
457.694 3.990.895 535.252 18.719.211 2.921.870 385.187 3.633.570 2.531.750 94.971
Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta
11.220.245 USD151.718.000
Jakarta Jakarta Jakarta
Jakarta Singapura/Singapore
82.079.137 3.682.901
22.034.082 25.391 371.365 5.424.459 USD126.738.939 3.364.711 68.563
Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta
Jakarta Jakarta
877.054 4.223.636 598.468
13.950.177 USD133.601.000 USD92.694.000
79.786.426 3.829.459
Aset/Assets
Jakarta Jakarta Jakarta
Jakarta Singapura/Singapore Australia
Jakarta Jakarta
14.605.172 43 267.554 1.471.958 1.626.854 44.701
101 2.443.989 387.412
6.825.671 USD83.283.000
43.134.700 53.840
Liabilitas/ Liabilities
17.903.053 34 222.728 3.367.131 USD106.494.355 2.416.005 29.655
24.751 2.543.180 460.749
8.690.518 USD52.825.000 USD47.993.000
39.254.221 41.184
Liabilitas/ Liabilities
2.690.500 149.430 968.163 112.175 102.474
710.568 18.756
13.878.602 USD69.586.000
34.333.015 -
Pendapatan/ Revenue
2013
3.306.812 74.152 1.808.357 253.978 40.995
1.057.576 53.461
16.076.412 USD65.329.000 -
39.499.623 (33 )
1.247.994 1.292.465 32.759 47.860 (187.321) (11.117 )
3.809 (417.093) 20.685
526.490 (USD10.477.000)
794.586 265.792
Laba (rugi)/ Profit (loss)
1.301.496 (169) 24.417 48.853 USD4.942.667 (155.109) (9.376)
94.824 168.259 (8.763)
487.188 USD2.069.000 (USD2.364.000 )
695.797 232.757
Laba (rugi)/ Profit (loss)
30,25% 50,00% 49,00% 24,11% 25,00%
40,00% 44,66% 50,00%
45,09% 23,26%
25,00% 29,79%
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership
30,08% 50,00% 49,00% 24,11% 25,70% 25,00%
30,34% 44,16% 50,00%
47,62% 23,26% 27,35%
25,00% 29,79%
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership
314.763 309.636 16.052 11.538 (46.830) (3.741) 932.588
1.523 (180.652) 10.342
249.276 (27.145)
198.647 79.179
Bagian atas laba (rugi) neto/ Share in net profit (loss)
392.412 (85) 15.191 11.777 (11.068) (42.787) 1 942.630
50.777 74.541 (4.382)
223.797 5.865 3.601
159.437 63.553
Bagian atas laba (rugi) neto/ Share in net profit (loss)
Indirectly owned: PT Baskhara Utama Sedaya PT Provident Agro Tbk. and subsidiaries PT Bangun Daya Perkasa and subsidiary PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. and subsidiaries PT Saratoga Infrastruktur PT Etika Karya Usaha PT Saratoga Power and subsidiary PT Agro Maju Raya and subsidiaries Others
Directly owned: PT Adaro Strategic Capital PT Adaro Strategic Lestari PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. and subsidiaries Seroja Investment Ltd., and subsidiaries
Indirectly owned: PT Baskhara Utama Sedaya PT Provident Agro Tbk. and subsidiaries PT Bangun Daya Perkasa and subsidiary PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. and subsidiaries PT Saratoga Infrastruktur PT Etika Karya Usaha PT Saratoga Power and subsidiary PT Merdeka Copper and Gold PT Agro Maju Raya and subsidiaries Others
Directly owned: PT Adaro Strategic Capital PT Adaro Strategic Lestari PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. and Subsidiaries Seroja Investment Ltd., and subsidiaries Sumatra Copper and Gold Plc.
A summary of financial information of the associates is as follows:
Pendapatan/ Revenue
2014
11. INVESTMENT IN ASSOCIATES (continued)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Exhibit E/39
Laporan Keuangan Konsolidasian
Dimiliki tidak langsung: PT Baskhara Utama Sedaya PT Provident Agro Tbk. dan entitas anak PT Bangun Daya Perkasa dan entitas anak PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. dan entitas ana PT Saratoga Infrastruktur PT Etika Karya Usaha PT Saratoga Power dan entitas anak PT Merdeka Copper and Gold PT Agro Maju Raya dan entitas anak Lainnya
PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. dan entitas anak Seroja Investment Ltd., dan entitas anak Sumatra Coppers and Gold Plc.
Dimiliki langsung: PT Adaro Strategic Capital PT Adaro Strategic Lestari
Domisili/ Domicile
Ringkasan informasi keuangan entitas asosiasi adalah sebagai berikut:
11. INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI (lanjutan)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Ekshibit E/39
164
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
165 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
`
Ekshibit E/40
Exhibit E/40
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI (lanjutan)
11. INVESTMENT IN ASSOCIATES (continued)
Dimiliki langsung
Directly owned
PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPM)
PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPM)
Pada tanggal 8 Februari 2013, Perusahaan mengadakan Shares Sale Purchase Agreement dengan PT Rasi Unggul Bestari (PJBS) yang pada waktu itu adalah pemegang 325.000 saham biasa, yang merupakan 25,25% dari jumlah modal saham ditempatkan dan disetor di MPM, dimana Perusahaan setuju untuk membeli saham biasa MPM tersebut, bebas dari seluruh pembebanan seharga Rp898.941. PJBS tersebut telah diamandemen dengan Addendum of Shares Sale Purchase Agreement pada tanggal 27 Mei 2013 oleh Perusahaan dan RUB.
On 8 February 2013, the Company entered into the Shares Purchase Agreement with PT Rasi Unggul Bestari (SPA), which at that time was the holder of 325,000 ordinary shares representing 25.25% of MPM’s total issued and fully paid up share capital, in which the Company agreed to buy the MPM’s ordinary shares, free from any costs at the amount of Rp898,941. SPA had been amended by Addendum Shares Sale Purchase Agreement dated 27 May 2013 between the Company and RUB.
Adapun kondisi dari jual beli tersebut adalah sebagai berikut: - Semua persetujuan yang dipersyaratkan untuk pemenuhan transaksi telah diperoleh. - MPM telah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum dan sahamnya telah tercatat di Bursa Efek Indonesia. - Segala pernyataan dan jaminan yang diberikan masing-masing pihak dalam perjanjian adalah benar dan akurat secara material.
The terms and conditions of the sale were as follows: - All of the required approvals for the fulfillment of the transaction have been obtained. - MPM has obtained the effective statement from the Indonesia Financial Services Authority (OJK) to perform the Initial Public Offering and its shares have been listed at the Indonesia Stock Exchange. - All representations and warranties provided by each party in the agreement are materially correct and accurate.
Perjanjian ini diselesaikan pada tanggal 3 Juni 2013.
This agreement was settled on 3 June 2013.
Selama periode 2013, Perusahaan memperoleh 75.439.000 lembar saham MPM dari masyarakat dengan biaya perolehan sebesar Rp109.856.
During 2013, the Company acquired 75,439,000 shares of MPM from the public at an acquisition cost of Rp109,856.
Selama periode 2014, uang muka investasi Perusahaan di MPM sebesar Rp142.579 setara dengan 95.052.898 lembar saham telah dikonversi menjadi investasi. Perusahaan juga memperoleh 17.649.204 lembar saham MPM dari pihak ketiga dengan biaya perolehan sebesar Rp23.965.
During 2014, the Company’s advance for investment in MPM amounting to Rp142,579 equivalent to 95,052,898 shares was converted to an investment. The Company also acquired 17,649,204 shares of MPM from third party at an acquisition cost of Rp23,965.
Seroja Investment Limited (SIL)
Seroja Investment Limited (SIL)
Pada tanggal 7 Juli 2014, Perusahaan menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat dengan PT Prime Asia Capital dengan total jumlah sebesar USD8.648.856 untuk penjualan 23,26% saham kepemilikan di SIL. Pada tanggal 31 Desember 2014, Perusahaan mereklasifikasi investasi di SIL dari investasi pada asosiasi menjadi “aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual” (Catatan 36j).
On 7 July 2014, the Company entered into a Shares Conditional Sale and Purchase Agreement with PT Prime Asia Capital for a total consideration of USD8,648,856 for the sale of 23.26% ownership in SIL On 31 December 2014, the Company reclassified its investment in SIL from investment in associate to “non-current asset held for sale” (Note 36j).
Kepemilikan tidak langsung melalui SSB
Indirect ownerships through SSB
PT Hamparan Sawit Nusantara (HSN)
PT Hamparan Sawit Nusantara (HSN)
Pada tanggal 20 September 2013, SSB memperoleh 150.000 saham HSN, perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit yang sebelumnya merupakan 25% kepemilikan dari PT Triputra Agro Persada, pihak ketiga dengan harga pembelian sebesar Rp166,8.
On 20 September 2013, SSB acquired 150,000 shares of HSN, a company engaged in palm oil plantations that was previously held by PT Triputra Agro Persada, a third party representing 25% ownership interest, for a purchase price of Rp166.8.
PT Agro Maju Raya (Amara)
PT Agro Maju Raya (Amara)
Pada tanggal 8 Februari 2013, SSB memperoleh 360.000.000 saham Amara, perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit yang sebelumnya merupakan 6% kepemilikan dari PT Selaras Inti Makmur (SIM), dengan harga pembelian sebesar Rp40.850 sehingga kepemilikan SSB atas Amara bertambah dari 19% menjadi 25%. Selanjutnya, SSB juga mengambil alih piutang SIM pada Amara sebesar Rp7.500.
On 8 February 2013, SSB acquired 360,000,000 shares of Amara, a company engaged in palm oil plantation that was previously held by PT Selaras Inti Makmur (SIM) representing 6% ownership interest, for a purchase price of Rp40,850 and therefore, the percentage of ownership of SSB in Amara increased from 19% to 25%. SSB also took over SIM’s receivable to Amara of Rp7,500.
166 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
`
Ekshibit E/41
Exhibit E/41
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI (lanjutan)
11. INVESTMENT IN ASSOCIATES (continued)
Kepemilikan tidak langsung melalui WAS
Indirect ownership through WAS
PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG)
PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG)
Pada tanggal 18 Maret 2013, WAS memperoleh 15.150.000 saham TBIG dari pihak ketiga dan pada tanggal 16 Desember 2013, WAS memperoleh 241.259.131 saham dari PT Saratoga Infrastruktur, pihak berelasi, masing-masing sebesar 0,32% dan 5,03% kepemilikan dengan harga pembelian sejumlah Rp1.531.819. Pada tanggal 31 Desember 2013, sebesar Rp1.447.555 dari pembelian saham masih terutang kepada PT Saratoga Infrastruktur (pihak berelasi) (Catatan 16b). Hutang ini selanjutnya telah diselesaikan pada bulan Januari 2014.
On 18 March 2013, WAS acquired 15,150,000 shares of TBIG from third party and on 16 December 2013, WAS acquired 241,259,131 shares from PT Saratoga Infrastruktur, related party of 0.32% and 5.03% ownership interest, respectively, for a purchase price totaling to Rp1,531,819. As of 31 December 2013, Rp1,447,555 of the shares purchase is still payable to PT Saratoga Infrastruktur (related party) (Note 16b). This payable was subsequently settled in January 2014.
Kepemilikan tidak langsung melalui TKJ
Indirect ownership through TKJ
PT Merdeka Copper and Gold (MCG)
PT Merdeka Copper and Gold (MCG)
Pada 6 Oktober 2014, Perusahaan secara tidak langsung memperoleh 25,70% kepemilikan di MCG melalui akuisisinya atas TKJ (Catatan 14).
On 6 October 2014, the Company indirectly acquired 25.70% ownership in MCG through its acquisition of TKJ (Note 14).
12. PROPERTI INVESTASI
12. INVESTMENT PROPERTIES Catatan/ Note
Saldo 1 Januari Penambahan Reklasifikasi Perubahan nilai wajar Saldo 31 Desember
13
2014
2013 64.497 18.286 30.254
32.877 24.010 (16.157) 23.767
113.037
64.497
Balance at 1 January Additions Reclassifications Change in fair value Balance at 31 December
Nilai wajar properti investasi pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 dinilai oleh penilai berkualifikasi dengan menggunakan pendekatan data pasar dalam laporannya masing-masing tertanggal 16 Maret 2015 dan 14 Februari 2014.
The fair values of investment properties as of 31 December 2014 and 2013 are appraised by qualified appraisers using the sales comparison approach on its reports dated 16 March 2015 and 14 February 2014, respectively.
Properti investasi Grup terdiri atas beberapa lantai gedung perkantoran dan terdaftar di satu Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) yang akan habis masa berlakunya pada tanggal 15 Oktober 2030. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak akan terdapat kesulitan dalam memperpanjang SHGB tersebut karena diperoleh secara sah dan dilengkapi bukti kepemilikan yang sah. Di tahun 2013, sebagian lantai direklasifikasi ke aset tetap karena akan digunakan sendiri.
The Group’s investment property comprises several floors of an office building and are registered under one Certificate of Rights on Building Use Title (SHGB) which will expire on 15 October 2030. Management believes that there will be no difficulty in extending the SHGB as it was acquired legally and supported by sufficient evidence of ownership. In 2013, the floors were partially reclassified to fixed assets because they will be self-used.
Di tahun 2014 dan 2013, properti investasi diasuransikan oleh pengelola gedung, yang menurut pendapat manajemen telah memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul.
In 2014 and 2013, the investment properties are covered by insurance by building management, which management believes is sufficient to cover the possible loss that may arise.
Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat kondisi atau peristiwa yang menimbulkan indikasi penurunan nilai atas jumlah tercatat properti investasi, sehingga tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai untuk properti investasi.
Management believes that there are no conditions or events that indicate impairment in the carrying amount of its investment properties, and therefore an allowance for impairment losses of investment properties is not considered necessary.
167 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
`
Ekshibit E/42
Exhibit E/42
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
13. ASET TETAP
13. FIXED ASSETS 2014
Biaya perolehan: Pemilikan langsung Tanah Bangunan dan prasarana Kapal Mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan dan perabotan kantor Aset dalam penyelesaian Sewa pembiayaan Kendaraan
Saldo awal/ Beginning balance
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Deductions
Reklasifikasi/ Reclassification
41.636
-
-
271.627 354.700
673 -
(58) -
685.721 8.840
878 -
(2.643)
5.261 1.367.785
331 1.882
(67) (2.768)
25.356
27.681
-
3.293
-
-
1.396.434
29.563
Saldo akhir/ Ending balance
Acquisition costs: Direct ownership Land Buildings and infrastructure Vessels Machinery and equipment Vehicles Office equipment and furniture
-
639
42.275
26.691 -
4.791 7.304
303.724 362.004
14.095 53
700.103 6.250
26.882
5.781 1.420.137
647
27.328
Assets in progress
-
68
3.361
Finance lease Vehicles
-
27.597
1.450.826
(591) 256 26.356 (26.356)
(2.768)
Pergerakan kurs/ Movement in exchange rates
Akumulasi penyusutan: Pemilikan langsung Bangunan dan prasarana Kapal Mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan dan perabotan kantor Sewa pembiayaan Kendaraan
Jumlah tercatat
Accumulated depreciation:
(50.398) (60.964) (88.011) (6.370)
(13.876) (21.602) (47.833) (723)
58 2.518
-
(1.480) (2.278) (4.065) (45)
(2.504) (208.247)
(715) (84.749)
67 2.643
-
(7.868)
(3.152) (298.221)
(1.150)
(465)
-
-
(47)
(1.662)
(209.397)
(85.214)
2.643
-
(7.915)
-
1.187.037
(65.696) (84.844) (139.909) (4.620)
Direct ownership Buildings and infrastructure Vessels Machinery and equipment Vehicles Office equipment and furniture Finance lease Vehicles
(299.883) 1.150.943
Carrying amount
2013
Biaya perolehan: Pemilikan langsung Tanah Bangunan dan prasarana Kapal Mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan dan perabotan kantor Aset dalam Penyelesaian Sewa pembiayaan Kendaraan
Saldo awal/ Beginning balance
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Deductions
Reklasifikasi/ Reclassification
Pergerakan kurs/ Movement in exchange rates
Saldo akhir/ Ending balance
Mesin dan peralatan Kendaraan Peralatan dan perabotan kantor Sewa pembiayaan Kendaraan
Jumlah tercatat
Direct ownership Land Buildings and infrastructure Vessels Machinery and equipment Vehicles Office equipment and furniture
35.221
-
-
-
6.415
41.636
196.921 281.397
5.261 -
-
22.996 -
46.449 73.303
271.627 354.700
212.637 7.916
51.641 490
-
366.383 -
55.060 434
685.721 8.840
3.927 738.019
1.334 58.726
-
389.379
181.661
5.261 1.367.785
258.849
70.152
-
(373.222)
69.577
25.356
Assets in progress
2.812
-
(253)
734
3.293
Finance lease Vehicles
999.680
128.878
(253)
251.972
1.396.434
16.157) *
Akumulasi penyusutan: Pemilikan langsung Bangunan dan prasarana Kapal
Acquisition costs:
Accumulated depreciation:
(31.166) (30.778)
(10.895) (19.013)
-
-
(8.337) (11.173)
(50.398) (60.964)
(42.076) (5.008)
(30.052) (1.072)
-
-
(15.883) (290)
(88.011) (6.370)
(2.232) (111.260)
(272) (61.304)
-
-
(35.683)
(2.504) (208.247)
(594)
(424)
93
-
(225)
(1.150)
(111.854)
(61.728)
93
-
(35.908)
887.826
*) Reklasifikasi dari investasi properti (Catatan 12)
Direct ownership Buildings and infrastructure Vessels Machinery and equipment Vehicles Office equipment and furniture Finance lease Vehicles
(209.397) 1.187.037
*) Reclassification from investment property (Note 12)
Carrying amount
168 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
`
Ekshibit E/43
Exhibit E/43
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13. ASET TETAP (lanjutan)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
13. FIXED ASSETS (continued)
Rincian laba (rugi) atas penjualan dan penghapusan aset tetap adalah sebagai berikut:
Details of gain (losses) on sales and disposals of fixed assets are as follows:
2014
2013
Nilai tercatat aset yang dijual dan Dilepas Penerimaan dari penjualan aset tetap
(125)
(160)
584 459
(160)
Rincian aset dalam penyelesaian pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut: Persentase penyelesaian/ Percentage of completion Bangunan dan prasarana Pelabuhan khusus Tuban Mesin dan peralatan
Details of assets in progress as of 31 December 2014 and 2013 are as follows:
2014 Akumulasi biaya/ Accumulated cost
95% 5% 90%
Carrying amounts of assets sold and disposed Proceeds from sales of fixed assets
Estimasi penyelesaian/ Estimated completion
20.212 6.245 871
2015 2017 2015
Building and infrastructure Tuban special port Machine and equipment
27.328
Persentase penyelesaian/ Percentage of completion Bangunan dan prasarana Pelabuhan khusus Tuban
2013 Akumulasi biaya/ Accumulated cost
90% 5%
Estimasi penyelesaian/ Estimated completion
19.387 5.969
2014 2015
Building and infrastructure Tuban special port
25.356
Selama 2013, biaya pinjaman sebesar USD247.009 telah dikapitalisasi ke aset dalam penyelesaian.
In 2013, total borrowing costs of USD247,009 have been capitalized to the assets in progress.
Grup memiliki beberapa bidang tanah dengan status Hak Guna Bangunan (HGB) yang memiliki masa manfaat yang akan berakhir sampai tahun 2039. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak akan terdapat kesulitan dalam memperpanjang hak atas tanah karena tanah tersebut diperoleh secara sah dan dilengkapi bukti kepemilikan yang sah.
The Group owns several plots of land with “Hak Guna Bangunan” titles (“Building-Use Titles” or “HGB”) with remaining useful lives that will expire in 2039. Management believes that there will be no difficulty in extending the land rights as the land was acquired legally and supported by sufficient evidence of ownership.
Pada 31 Desember 2014, aset tetap Grup telah diasuransikan dengan jumlah nilai pertanggungan sebesar USD88.400.000 dan Rp10.946 (2013:USD87.288.000 dan Rp5.000). Manajemen berkeyakinan bahwa total pertanggungan asuransi ini memadai untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul.
As of 31 December 2014, the Group’s fixed assets were covered by insurance with a total sum insured amounting to USD88,400,000 and Rp10,946 (2013:USD87,288,000 and Rp5,000). Management believes the total insurance coverage is adequate to cover losses which may arise.
Aset tetap Grup dengan nilai tercatat sebesar Rp823.957 dan Rp838.393 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank jangka panjang (Catatan 19).
The Group’s fixed assets with carrying amount of Rp823,957 and Rp838,393 as of 31 December 2014 and 2013 respectively, are pledged as collateral for longterm bank loans (Note 19).
169 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
`
Ekshibit E/44 PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13. ASET TETAP (lanjutan)
Exhibit E/44 PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 DAN 2013
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
13. FIXED ASSETS (continued)
Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat kondisi atau peristiwa yang mengindikasikan penurunan nilai atas jumlah tercatat aset tetap, sehingga tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai untuk aset tetap.
Management believes that there were no conditions or events that indicated impairment in the carrying amount of the fixed assets, and therefore an allowance for impairment losses of fixed assets was not necessary.
Per 31 December 2014, manajemen Grup berkeyakinan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara nilai wajar aset tetap dengan nilai tercatatnya.
As of 31 December 2014, management of the Group believes that there is no significant difference between the fair value and the carrying amount of fixed assets.
14. GOODWILL
14. GOODWILL
Goodwill timbul dari hasil akuisisi bisnis TWU and TKJ sebagai berikut:
Goodwill arose from business acquisition of TWU and TKJ as follows:
Akuisisi PT Tri Wahana Universal (TWU)
Acquisition of PT Tri Wahana Universal (TWU)
Per 31 Desember 2014 dan 2013, goodwill sejumlah Rp100.682 dialokasikan ke UPK terkait, yaitu TWU.
As of 31 December 2014 and 2013, the Rp100,682 of goodwill is allocated to the corresponding CGU, i.e. TWU.
Berikut adalah ringkasan dari asumsi utama yang digunakan untuk menelaah penurunan nilai atas goodwill:
The summary of key assumptions used in assessing the impairment of goodwill is as follows:
Proyeksi harga (per liter) Tingkat diskonto Tingkat pertumbuhan tetap
2014
2013
USD0,30 – USD0,51 11,97% 1,00%
USD0,67 – USD0,78 11,97% 1,00%
Projected price (per litre) Discount rate Terminal value growth rate
Tingkat pertumbuhan tetap berdasarkan prakiraan manajemen atas tingkat kenaikan majemuk harga penyulingan minyak setiap tahunnya.
The terminal value growth rate is determined based on management’s estimate of the annual compound increase rate in the price of the refinery oil.
Tingkat diskonto merupakan ukuran setelah pajak yang diestimasikan berdasarkan tingkat biaya modal ratarata tertimbang yang relevan terhadap industri TWU.
The discount rate is a post-tax measure estimated based on the weighted average cost of capital relevant to TWU’s industry.
Perhitungan jumlah terpulihkan UPK di atas menggunakan model arus kas yang didiskontokan berdasarkan proyeksi arus kas yang mencakup periode 5 (lima) tahun. Proyeksi harga penyulingan minyak ditentukan berdasarkan harga jual historis TWU yang diekstrapolasi berdasarkan tren fluktuatif harga menurut perkiraan Bank Dunia (the World Bank).
The calculation of the above CGU’s recoverable amount is using discounted cash flow model based on cash flow projections covering a period of 5 (five) years. The projected price of the refinery oil is based on historical selling price of TWU extrapolated in accordance with the price fluctuation trends based on the World Bank forecasts.
Tidak terdapat kerugian penurunan nilai yang diakui pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, karena nilai terpulihkan goodwill yang disebutkan di atas lebih tinggi dari nilai tercatatnya.
There is no impairment loss recognized at 31 December 2014 and 2013 as the recoverable amount of the goodwill above is in excess of its carrying amount.
170 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
`
Ekshibit E/45
Exhibit E/45
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
14. GOODWILL (lanjutan)
14. GOODWILL (continued)
Akuisisi PT Trimitra Karya Jaya (TKJ)
Acquisition of PT Trimitra Karya Jaya (TKJ)
Pada tanggal 6 Mei 2014, Perusahaan memberitahukan kepada PT Mitra Daya Mustika (MDM) mengenai intensinya untuk melaksanakan hak Opsi Beli atas 80% saham PT Trimitra Karya Jaya - pihak berelasi, berdasarkan Perjanjian Opsi Beli yang diperoleh Perusahaan sebelumnya pada tanggal 1 April 2014, dengan nilai pelaksanaan sebesar Rp275.000. Nilai ini ditentukan berdasarkan nilai wajar dari penilai yang berkualifikasi pada tanggal 31 Desember 2013.
On 6 May 2014, the Company notified PT Mitra Daya Mustika (MDM) about its intention to exercise the right to acquire 80% shares of PT Trimitra Karya Jaya – a related party, based on Call Option Agreement previously acquired by the Company on 1 April 2014, at exercise value of Rp275,000. The value was determined using fair value based on a valuation of a qualified appraiser as of 31 December 2013.
Pada tanggal 6 Oktober 2014, Perusahaan melaksanakan hak Opsi Beli tersebut, sehingga Perusahaan memperoleh pengendalian atas TKJ sejak tanggal tersebut. Karena nilai wajar aset neto teridentifikasi harus dicatat menggunakan nilai wajar pada tanggal akuisisi (yaitu 6 Oktober 2014), Perusahaan menugaskan penilai berkualifikasi yang sama untuk menentukan nilai wajar dari investasi di perusahaan asosiasi (komponen utama dari laporan keuangan TKJ) pada tanggal akuisisi tersebut, yang menghasilkan nilai sebesar Rp276.619 (merupakan nilai 100% atas perusahaan asosiasi, atau setara dengan Rp222.226 pada 80% kepemilikan yang diperoleh Perusahaan.
On 6 October 2014, the Company exercised the right, and accordingly the Company obtained control of TKJ since then. Because the fair value of identifiable net assets had to be recorded using the fair value as of the acquisition date (i.e. 6 October 2014), the Company engaged the same qualified appraiser to determine the fair value of the investment in associate (main component of the financial statement of TKJ) as at the acquisition date, resulting to Rp276,619 (representing 100% value of the associate company, or equivalent to Rp222,226 at 80% ownership taken by the Company).
Berikut ini ikhtisar imbalan yang dialihkan, dan jumlah yang diakui dari aset yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih pada tanggal akuisisi:
The following summarizes the major classes of consideration transferred, and the recognized amounts of assets acquired and liabilities assumed at the acquisition date: 2014
Imbalan pembelian
275.000
Purchase consideration
Kas dan setara kas Investasi pada entitas asosiasi
1.163 276.619
Cash and cash equivalents Investment in associate
Jumlah aset neto teridentifikasi (100%)
277.782
Total identifiable net assets (100%)
Penurunan nilai wajar yang dijelaskan diatas terutama disebabkan oleh penurunan harga emas yang terjadi dari saat tanggal Perjanjian Opsi Beli sampai dengan tanggal pelaksanaan Opsi Beli. Sebagai akibatnya, Perusahaan mengakui goodwill dari akuisisi ini sebagai berikut:
The decline in fair value as discussed above was mainly as a result of the decline in the gold price which occurred between the Call Option Agreement date until the exercise Call Option date. As a result of this matter, the Company recognized a goodwill as part of the acquisition, as follows:
2014 Jumlah imbalan yang dialihkan Nilai wajar aset neto yang teridentifikasi pada 80% kepemilikan Perusahaan Goodwill
15.
275.000) (222.226) 52.774)
UTANG USAHA KE PIHAK KETIGA
15.
Merupakan utang usaha untuk pembelian barang dan jasa. 2014 Rupiah Dolar AS
Total consideration transferred Fair value of identifiable net assets at 80% ownership of the Company Goodwill
TRADE PAYABLES TO THIRD PARTIES Represents trade payables to purchase goods and services. 2013
7.177 12.654
2.434 60.059
19.831
62.493
Rupiah US Dollar
171 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
`
Ekshibit E/46
Exhibit E/46
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. UTANG LAINNYA
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
16. 2014
2013
Pihak ketiga Rupiah Lainnya Dolar AS PT Mitra Prima Intisolusi (a) PT Mitra Prima Multi Investa (b) PT Indo Nusa Jaya Makmur (c) Lainnya Dolar AUS Sihayo Gold Plc.
OTHER PAYABLES
-
477
33.899 6.074 14.577 11.359
33.215 -
405 66.314
33.692
Pihak berelasi Rupiah PT Saratoga Infrastruktur (d)
-
1.452.129
66.314
1.485.821
Third parties Rupiah Others US Dollar PT Mitra Prima Intisolusi (a) PT Mitra Prima Multi Investa (b) PT Indo Nusa Jaya Makmur (c) Others AUS Dollar Sihayo Gold Plc. Related party Rupiah PT Saratoga Infrastruktur (d)
Informasi tambahan:
Additional information:
a.
Merupakan pinjaman TWU ke PT Mitra Prima Intisolusi, yang merupakan kepentingan nonpengendali TWU yang telah dilunasi sepenuhnya pada tanggal 9 Februari 2015.
a. Represents TWU’s borrowing from PT Mitra Prima Intisolusi, the non-controlling interest of TWU which was subsequently fully paid on 9 February 2015.
b.
Merupakan pinjaman WBSM ke PT Mitra Prima Multi Investa, yang merupakan kepentingan nonpengendali WBSM yang telah dilunasi sepenuhnya pada tanggal 18 Maret 2015.
b. Represents WBSM’s borrowing from PT Mitra Prima Multi Investa, the non-controlling interest of WBSM which was subsequently fully paid on 18 March 2015.
c.
Merupakan pinjaman TWU ke PT Indo Nusa Jaya Makmur, yang merupakan kepentingan nonpengendali TWU yang telah dilunasi sepenuhnya pada tanggal 28 Januari 2015 dan 24 Februari 2015.
c. Represents TWU’s borrowing from PT Indo Nusa Jaya Makmur, the non-controlling interest of TWU which was subsequently fully paid on 28 January 2015 and 24 February 2015.
d.
Jumlah ini sebagian besar merupakan utang WAS kepada PT Saratoga Infrastruktur, entitas asosiasi, untuk pembelian saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. Pada bulan Januari 2014, PT Saratoga Infrastruktur mengumumkan pembagian dividen kepada WAS dimana piutang dividen yang timbul disalinghapuskan dengan utang ini.
d. This amount mostly represents WAS’ payable to PT Saratoga Infrastruktur, an associate, for the purchase of shares of PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. In January 2014, PT Saratoga Infrastruktur declared a dividend distribution to WAS, in which the arising dividend receivable was offset with this payable.
17. BEBAN AKRUAL
17. ACCRUED EXPENSES 2014
Penelitian dan pengembangan Kompensasi karyawan Bunga atas pinjaman pemegang saham non-pengendali di anak perusahaan Jasa profesional Biaya pengangkutan Lainnya
2013 26.124 20.770
4.572
Research and development Employee compensation
14.519 6.286 4.327 4.359
1.867 3.658 4.826
Interest from non-controlling shareholder’s loan in subsidiaries Professional fees Trucking expense Others
76.385
14.923
172 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
`
Ekshibit E/47
Exhibit E/47
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18. PERPAJAKAN
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
18. TAXATION
a. Pajak dibayar di muka
a. Prepaid taxes 2014
Perusahaan Pajak pertambahan nilai
Entitas anak Pajak penghasilan pasal 4(2) Pajak pertambahan nilai
2013 4.029 4.029
4.032 4.032
146 2.403 2.549
183 1.951 2.134
6.578
6.166
b. Utang pajak penghasilan
Income tax payable consists of income tax article 29 payables of: 2014
Perusahaan Entitas anak
2013 31 120.460 120.491
c. Utang pajak lainnya
44 44
The Company Subsidiaries
c. Other tax payables 2014
Entitas anak Pajak penghasilan: Pasal 4(2) Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 26 Pajak pertambahan nilai Pajak bahan bakar kendaraan bermotor
Subsidiaries Income tax article 4(2) Value added tax
b. Income tax payable
Utang pajak penghasilan terdiri dari utang pajak penghasilan pasal 29 dari:
Perusahaan Pajak penghasilan: Pasal 4(2) Pasal 21 Pasal 23
The Company Value added tax
2013
57 6.933 164 7.154
19 6.352 313 6.684
296 620 1.061 247 357 36.662
12 153 3.724 29.958
1.716 40.959
33.847
48.113
40.531
The Company Income tax: Article 4(2) Article 21 Article 23
Subsidiaries Income tax: Article 4(2) Article 21 Article 22 Article 23 Article 26 Value added tax Motor vehicle fuel tax
173 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
`
Ekshibit E/48 PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
18. PERPAJAKAN (lanjutan)
d.
Exhibit E/48
18. TAXATION (continued)
d. Calculation of current tax
Perhitungan pajak kini Rekonsiliasi antara laba konsolidasian sebelum pajak penghasilan dengan beban pajak penghasilan adalah sebagai berikut:
A reconciliation between consolidated profit before income tax and income tax expense is as follows:
2014 Laba konsolidasian sebelum pajak penghasilan Laba sebelum pajak penghasilan entitas anak Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan Perusahaan
2013 391.351
(1.115.257)
(765.988)
Profit before income tax of subsidiaries
(374.637)
Profit (loss) before income tax of the Company
82.718
Beda tetap: Rugi neto selisih kurs Bagian laba bersih entitas asosiasi Pendapatan final Rugi penurunan nilai pada asset keuangan tersedia untuk dijual Bunga atas pinjaman bank Lainnya
38.334 (452.651) (6.616) 102.105 167.027 116.031 (35.770)
Beda temporer: Imbalan pasca-kerja Biaya transaksi atas pinjaman bank Laba kena pajak Perusahaan Pajak penghasilan Tidak final Perusahaan Entitas anak Final Entitas anak Beban pajak penghasilan Efek translasi entitas anak
laporan
Permanent differences: Net loss on exchange rate 471.324 differences (399.522) Share in net profit of associates (25.155) Income subject to final tax Impairment loss on available150.898 for-sale financial assets 118.804 Interest expenses 61.229 Others 377.578
3.360
2.200
-
14.696
3.360
16.896
50.308
19.837
Entitas anak Jumlah kredit pajak penghasilan Dikurangi: taksiran utang pajak penghasilan Perusahaan Entitas anak
Taksiran pajak penghasilan dibayar di muka pasal 4(2)
Temporary differences: Post-employment benefits Transaction cost on bank loan The Company’s taxable profit Income tax Non-final The Company Subsidiaries
12.577 115.657 128.234
4.959 4.959
1.650
1.336
129.884
6.295
Current income tax expense
5.479
-
Translation effect on subsidiary’s financial statements
keuangan
Dikurangi: kredit pajak penghasilan Perusahaan
Consolidated profit before income tax
1.197.975
(12.546) (2.472) (15.018)
(31) (120.460) (120.491 ) (
(146)
(4.915 ) (1.519 ) (6.434)
(44 ) (44)
(183 )
Final Subsidiaries
Less: income tax credit The Company Subsidiaries Total income tax credit Less: estimated income tax payable The Company Subsidiaries
Estimated prepaid income tax article 4(2)
174 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
`
Ekshibit E/49 PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18. PERPAJAKAN (lanjutan)
Exhibit E/49 PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 DAN 2013
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
18. TAXATION (continued)
d. Perhitungan pajak kini (lanjutan)
d. Calculation of current tax (continued)
Dalam laporan keuangan konsolidasian ini, jumlah penghasilan kena pajak Perusahaan tahun 2014 didasarkan atas perhitungan sementara karena sampai dengan laporan keuangan konsolidasian ini disetujui untuk diterbitkan oleh manajemen, Perusahaan belum menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan pajak penghasilan badan.
In these consolidated financial statements, the amount of the Company’s 2014 taxable income is based on preliminary calculations, since as of the date these consolidated financial statements were authorized for issuance by management, the Company has not yet submitted its Corporate Income tax return. e. Deferred tax assets and liabilities
e. Aset dan liabilitas pajak tangguhan
Aset (liabilitas) pajak tangguhan
2014 Dikreditkan (dibebankan) ke laba rugi/ Credited (charged) into profit and loss
Saldo awal/ Beginning balance
Pergerakan kurs/ Movements in exchange rates
Saldo akhir/ Ending balance
Deferred tax assets (liabilities)
Perusahaan
The Company
Liabilitas imbalan kerja
2.289
840
-
3.129
Employee benefits liabilities
Aset pajak tangguhan – neto
2.289
840
-
3.129
Deferred tax asset - net
Entitas anak
Subsidiaries
Penyusutan aset tetap Cadangan kerugian penurunan nilai piutang usaha Liabilitas keuangan derivatif Utang sewa pembiayaan Cadangan imbalan pasca-kerja Biaya akrual Fasilitas pajak Akumulasi rugi fiskal yang dapat dikompensasi
(31.424)
(12.623)
(1.245)
1.144 869 (234)
(248) (516) 228
11 (7) 6
Liabilitas pajak tangguhan-neto
Aset (liabilitas) pajak tangguhan
834 -
210 6.236 5.230
28 295 247
2.707
(2.638)
(69)
(26.104)
(4.121)
(734)
Saldo awal/ Beginning balance
2013 Dikreditkan (dibebankan) ke laba rugi/ Credited (charged) into profit and loss
Pergerakan kurs/ Movements in exchange rates
(45.292) 907 346 1.072 6.531 5.477 (30.959)
Saldo akhir/ Ending Balance
Aset (liabilitas) pajak tangguhan – neto
Deferred tax liabilities-net
Deferred tax assets (liabilities)
Perusahaan Liabilitas imbalan kerja Biaya transaksi atas pinjaman bank
Depreciation of fixed assets Allowance for impairment losses of trade receivables Derivative financial liabilities Finance lease payable Allowance for postemployment benefits Accrued expense Tax facility Accumulated tax losses carried forward
550
-
2.289
(3.674)
3.674
-
-
The Company Employee benefits liabilities Transaction costs of bank loans
(1.935)
4.224
-
2.289
Deferred tax assets (liabilities) - net
1.739
175 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
`
Ekshibit E/50
Exhibit E/50
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18. PERPAJAKAN (lanjutan)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
18. TAXATION (continued)
e. Aset dan liabilitas pajak tangguhan (lanjutan)
e. Deferred tax assets and liabilities (continued) 2013
Aset (liabilitas) pajak tangguhan
Dikreditkan (dibebankan) ke laba rugi/ Credited (charged) into profit and loss
Saldo awal/ Beginning balance
Pergerakan kurs/ Movements in exchange rates
Saldo akhir/ Ending balance
Deferred tax assets (liabilities)
Entitas anak Penyusutan aset tetap Cadangan kerugian penurunan nilai piutang usaha Liabilitas keuangan derivatif Utang sewa pembiayaan Cadangan imbalan pasca-kerja Akumulasi rugi fiskal yang dapat dikompensasi Aset (liabilitas) pajak tangguhan - neto
491 (54)
214 (142)
164 (38)
869 (234)
835
(169)
168
834
Subsidiaries Depreciation of fixed assets Allowance for impairment losses of trade receivables Derivative financial liabilities Finance lease payable Allowance for postemployment benefits
29.979
(30.087)
2.815
2.707
Accumulated tax losses carried foward
16.484
(40.190)
(2.398)
(26.104)
(15.674)
907
(10.006)
-
(5.744)
237
(31.424)
1.144
Deferred tax assets (liabilities) - net
Pada 31 Desember 2014 dan 2013, Grup memiliki rugi fiskal yang dapat dikompensasi sebesar Rp 91.664 (2013: Rp81.853), dimana Rp91.664 (2013: Rp71.025) tidak diakui dalam perhitungan pajak tangguhan. Pada 31 Desember 2014, rugi fiskal yang dapat dikompensasi Grup akan berakhir ditahun 2018.
At 31 December 2014 and 2013, the Group has tax loss carry-forwards of Rp91,664 (2013: Rp81,853), of which Rp91,664 (2013: Rp71,025) was not recognized in the deferred tax calculation. At 31 December 2014, the Group’s tax loss carryforwards will expire in 2018.
Realisasi dari aset pajak tangguhan Perusahaan dan entitas anak tergantung pada laba operasinya. Manajemen berkeyakinan bahwa aset pajak tangguhan ini dapat direalisasikan dengan kompensasi pajak penghasilan atas laba kena pajak pada periode mendatang.
Realization of the Company’s and subsidiary’s deferred tax assets is dependent upon their profitable operations. Management believes that these deferred tax assets are probable of being realized through offset against taxes due on future taxable income.
176 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
`
Ekshibit E/51
Exhibit E/51
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
18. PERPAJAKAN (lanjutan)
18. TAXATION (continued)
f. Beban pajak penghasilan
f. Income tax expense
Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan, yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atas laba komersial sebelum pajak penghasilan dan beban pajak penghasilan bersih, seperti yang tercantum dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian adalah sebagai berikut: 2014
The reconciliation between income tax expense as calculated by applying the applicable tax rate to the commercial profit before income tax and the net income tax expense as presented in the consolidated statement of comprehensive income is as follows:
2013
Laba konsolidasian sebelum pajak penghasilan
1.197.975
391.351
Laba sebelum pajak penghasilan entitas anak
(1.115.257)
(765.988)
Profit before income tax of subsidiaries
82.718 25%
(374.637) 25%
Profit (loss) before income tax of the Company Statutory tax rate
20.680
(93.659)
(8.943)
94.394
Income tax expense (benefit) Tax effect of permanent differences
Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan Perusahaan Tarif pajak yang berlaku Beban (manfaat) pajak penghasilan Pengaruh pajak penghasilan dari beda tetap
Consolidated profit before income tax
Beban pajak penghasilan: Perusahaan Entitas anak
11.737 121.428
735 41.528
Income tax expense: The Company Subsidiaries
Beban pajak penghasilan
133.165
42.263
Income tax expense
177 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
`
Ekshibit E/52
Exhibit E/52
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
18. PERPAJAKAN (lanjutan)
18. TAXATION (continued)
f.
f.
Beban pajak penghasilan (lanjutan) Komponen beban sebagai berikut:
pajak
penghasilan
adalah
The components of income tax expense are as follows:
2014
2013
Perusahaan: Kini Tangguhan Entitas anak: Kini Tangguhan
g.
Income tax expense (continued)
12.577 (840) 11.737
4.959) (4.224) 735)
117.307 4.121 121.428
1.336) 40.192) 41.528)
133.165
42.263)
The Company: Current Deferred Subsidiaries: Current Deferred
Sesuai peraturan perpajakan di Indonesia, Perusahaan dan entitas anak melaporkan/ menyetorkan pajak-pajaknya berdasarkan system self-assesssment. Otoritas pajak dapat menetapkan atau mengubah pajak tersebut dalam batas waktu yang ditentukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
g. Under the taxation laws of Indonesia, the Company and subsidiaries submit tax returns on the basis of self-assessment system. The tax authorities may assess or amend taxes within the statute of limitations, under prevailing regulations.
Posisi pajak Perusahaan mungkin dapat dipertanyakan otoritas pajak. Manajemen dengan seksama mempertahankan posisi pajak Perusahaan yang diyakininya belandaskan dasar teknis yang kuat, sesuai dengan peraturan perpajakan. Oleh karena itu, manajemen berkeyakinan bahwa akrual atas liabilitas pajak mencukupi untuk seluruh tahun pajak yang belum diperiksa berdasarkan penelaahan atas berbagai faktor, termasuk interpretasi peraturan perpajakan dan pengalaman sebelumnya. Penelaahan tersebut didasarkan atas estimasi dan asumsi dan melibatkan pertimbangan akan kejadian di masa depan. Informasi baru mungkin dapat tersedia yang menyebabkan manajemen merubah pertimbangannya mengenai kecukupan liabilitas pajak yang ada. Perubahan terhadap liabilitas pajak ini akan mempengaruhi beban pajak di periode dimana penentuan tersebut dibuat.
The Company’s tax positions may be challenged by the tax authorities. Management vigorously defends the Company’s tax positions which are believed to be grounded on sound technical basis, in compliance with the tax regulation. Accordingly, management believes that the accruals for tax liabilities are adequate for all open tax years based on the assessment of various factors. including interpretations of tax law and prior experience. The assessment relies on estimate and assumptions and may involve judgment about future events. New information may become available that causes management to change its judgment regarding the adequacy of existing tax liabilities. Such changes to tax liabilities will impact tax expense in the period that such determination is made.
19. PINJAMAN
19. BORROWINGS 2014
Perusahaan Pinjaman sindikasi bank Pinjaman bank Entitas anak Pinjaman sindikasi bank Pinjaman bank Akrual beban bunga Dikurangi: biaya transaksi yang belum diamortisasi
Jatuh tempo dalam setahun Bagian jangka panjang, setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam setahun
2013
503.820 1.555.000
1.130.002 975.120
885.340 736.448 18.239
1.103.348 750.843 19.904
(82.567) 3.616.280
(87.574) 3.891.643
(433.543)
(474.201)
3.182.737
3.417.442
The Company Syndicated bank loans Bank loans Subsidiaries Syndicated bank loans Bank loans Accrued interest Less: unamortized transaction costs
Current maturities Long-term portions, net of current maturities
178 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
`
Ekshibit E/53
Exhibit E/53
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
19. PINJAMAN (lanjutan)
19. BORROWINGS (continued) 2014 2013 Dalam ribuan Dalam ribuan Dolar AS/ Setara Rp/ Dolar AS/ Setara Rp/ Equivalent In thousands Equivalent In thousands Rp of US Dollar Rp of US Dollar
Perusahaan Pinjaman sindikasi bank: Rupiah PT Bank Permata Tbk. (kreditur) Dolar AS United Overseas Bank Ltd., Singapura (kreditur) The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation Ltd., Hong Kong (agen fasilitas) PT Bank Ekonomi Rahardja Tbk. (kreditur) PT Bank UOB Indonesia (kreditur)
-
-
20.803) 20.803)
18.225
226.719
40.950
499.139)
14.175
176.337
31.850
388.220)
6.075
75.573
13.650
166.380)
2.025 40.500
25.191 503.820
4.550 91.000
55.460) 1.109.199)
Jumlah pinjaman sindikasi bank Pinjaman bank: Dolar AS Natixis ING Bank N.V. The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation Ltd. DBS Bank Ltd.
-
503.820
1.130.002)
80.000 40.000
995.200 497.600
40.000
487.560)
5.000 125.000
62.200 1.555.000
40.000 80.000
487.560) 975.120)
The Company Syndicated bank loans: Rupiah PT Bank Permata Tbk. (lender) US Dollar United Overseas Bank Ltd., Singapore (lender) The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation Ltd., Hong Kong (facility agent) PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. (lender) PT Bank UOB Indonesia (lender) Total syndicated bank loans Bank loans: US Dollar Natixis ING Bank N.V. The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation Ltd. DBS Bank Ltd.
Jumlah pinjaman bank
1.555.000
975.120)
Jumlah pokok pinjaman Biaya transaksi yang belum diamortisasi Akrual beban bunga Jumlah pinjaman Perusahaan
2.058.820
2.105.122)
(44.018) 11.927 2.026.729
(36.661) 13.270) 2.081.731)
Total loan principal Unamortized transaction costs Accrued interest Total loans of the Company Subsidiaries Syndicated bank loan: US Dollar The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation Ltd., Hong Kong (facility agent)
Entitas anak Pinjaman sindikasi bank: Dolar AS The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation Ltd., Hong Kong (agen fasilitas) Pinjaman bank: Dolar AS ING Bank N.V. PT Bank UOB Indonesia
71.169
885.340
90.520
1.103.348)
50.000 9.200 59.200
622.000 114.448 736.448
50.000 11.600 61.600
609.450) 141.393) 750.843)
Jumlah pokok pinjaman Biaya transaksi yang belum diamortisasi Akrual beban bunga Jumlah pinjaman entitas anak Jumlah pinjaman Grup Dikurangi: bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Bagian jangka panjang, setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam setahun
Entitas anak Dolar AS
Bank loans: US Dollar ING Bank N.V. PT Bank UOB Indonesia
1.621.788
1.854.191)
(38.549) 6.312 1.589.551
(50.913) 6.634) 1.809.912)
3.616.280
3.891.643)
Total loans of the Group
(433.543)
(474.201)
Less: current maturities
3.182.737)
3.417.442)
Long-term portions, net of current maturities
Pembayaran pokok utang bank adalah sebagai berikut: Perusahaan Rupiah Dolar AS
Total bank loans
Total loan principal Unamortized transaction costs Accrued interest Total loans of the subsidiaries
The payments of the principal of the bank loans are as follows: 2014
2013
70.803 118.000.000
601.497 7.000.000
The Company Rupiah US Dollar
34.751.200
141.107.368
Subsidiaries US Dollar
Perusahaan/ The Company
Entitas/ Entity
Standard Chartered Bank (SCB)
Pinjaman Bank Sindikasi/ Syndicated Bank Loans Agen fasilitas/Facility agent: Hong Kong and Shanghai Banking Corporation Ltd. (HSBC) Pemberi pinjaman/lenders: - HSBC - United Overseas Bank Ltd.(UOB) - PT Bank Ekonomi Rahardja Tbk. - PT Bank Permata Tbk. - PT Bank UOB Indonesia (UOBI) ING Bank N.V.
Bank
USD10.000.000
USD80.000.000
15 Mei/May 2013
5 Maret/March 2014
Batas maksimum kredit/Maximum credit limit USD300.000.000
Tanggal perjanjian/ Agreement date 31 Oktober/ October 2011
Ikhtisar perjanjian pinjaman bank sindikasi dan pinjaman bank:
19. PINJAMAN (lanjutan)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Ekshibit E/54
Maksimum sampai dengan 3 bulan yang dapat diperpanjang sebelum berakhirnya jangka waktu perjanjian yaitu 1 tahun setelah tanggal perjanjian/Maximum up to 3 months which can be rolled over before the termination date of agreement which is 1 year after signing date of agreement.
5 tahun setelah penarikan pinjaman pertama/5 years after the first utilization date.
5 tahun setelah penarikan pinjaman pertama/ 5 years after the first utilization date.
Jangka waktu fasilitas/Duration of facilities
5% per tahun diatas LIBOR/per annum above LIBOR
LIBOR + 3,85%
Rupiah: JIBOR + 4%
Suku bunga per tahun/Interest rate per annum USD: - On-shore bank: LIBOR + 5,2% - Off-shore bank: LIBOR + 4,7%
Fasilitas revolving pinjaman jangka pendek/Revolving short term loan facility.
Fasilitas A sebesar USD40.000.000 sudah dimanfaatkan seluruhnya oleh Perusahaan dan fasilitas B sebesar USD40.000.000 telah berakhir pada tanggal pelaporan/Facility A amounting to USD40,000,000 have been fully utilized by the Company and facility B of USD40,000,000 has ended at reporting date. Tujuan dari pinjaman ini adalah untuk pendanaan/The purpose of this borrowing is for financing.
Perjanjian tersebut telah di amandemen pada tanggal 29 September 2014 dengan perubahan, antara lain, tingkat suku bunga/This agreement have been amended on 29 September 2014 with changes, among others, interest rate.
Tujuan dari pinjaman ini adalah untuk pendanaan/The purpose of this borrowing is for financing.
Fasilitas ini telah dimanfaatkan sebesar USD170.000.000 oleh Perusahaan pada tanggal pelaporan/This facility have been utilized by the Company amounting to USD170,000,000 at reporting date.
Tujuan dari pinjaman ini adalah untuk pembiayaan kembali dan pendanaan lainnya/The purposes of this borrowing are for refinancing and other financing.
Deskripsi/Description
Summary of syndicated bank loans and bank loans’ agreement:
19. BORROWINGS (continued)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED INTERIM FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Exhibit E/54
179
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Perusahaan/ The Company
Entitas/ Entity
USD40.000.000
29 September/ September 2014
30 Oktober/October USD80.000.000 2014
ING Bank N.V.
Natixis
Batas maksimum kredit/Maximum credit limit USD10.000.000
Tanggal perjanjian/ Agreement date
The Hongkong and Shanghai 11 September/ Banking Corporation Limited September 2014 Cabang/Branch Jakarta (HSBC Jakarta)
Bank
Ikhtisar perjanjian pinjaman bank sindikasi dan pinjaman bank (lanjutan):
19. PINJAMAN (lanjutan)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Exhibit E/55
5 tahun dan 3 bulan setelah penarikan pinjaman/5 years and 3 months after the utilization date.
LIBOR + 3,5%
Fasilitas ini sudah dimanfaatkan seluruhnya oleh Perusahaan pada tanggal pelaporan/This facility have been fully utilized by the Company at reporting date.
Tujuan dari pinjaman ini adalah untuk pendanaan/The purpose of this borrowing is for financing.
Fasilitas ini belum dimanfaatkan oleh Perusahaan pada tanggal pelaporan/This facility have not been utilized by the Company at reporting date.
Tujuan dari pinjaman ini adalah untuk pendanaan/The purpose of this borrowing is for financing.
Fasilitas ini telah dimanfaatkan sebesar USD5.000.000 oleh Perusahaan pada tanggal pelaporan/This facility have been utilized amounted to USD5,000,000 by the Company at reporting date.
USD: 3,5% per tahun diatas LIBOR/per year over the LIBOR
LIBOR + 3,85%
Tujuan dari pinjaman ini adalah untuk pendanaan/The purpose of this borrowing is for financing.
IDR: 3,5% per tahun diatas JIBOR/per year over the JIBOR
Deskripsi/Description
Laporan Keuangan Konsolidasian
5 tahun setelah penarikan pinjaman pertama/5 years after the first utilisation date.
1, 3 dan 6 bulan sejak tanggal pencairan yang dapat diperpanjang sampai dengan 1 tahun sebelum berakhirnya jangka waktu perjanjian/1, 3 and 6 months from disbursement date which can be rolled over up to 1 year before termination date of agreement.
Suku bunga per tahun/ Interest rate per annum
Summary of syndicated bank loans and bank loans’ agreement (continued):
19. BORROWINGS (continued)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Jangka waktu fasilitas/Duration of facilities
Ekshibit E/55
180
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
ING Bank N.V.
PT Bank UOB Indonesia
SMP
Bank
WAS
Entitas/ Entity
17 Maret/ March 2011
Tanggal perjanjian/ Agreement date 7 Desember/ December 2012
USD24.000.000
Batas maksimum kredit/Maximum credit limit USD50.000.000
Ikhtisar perjanjian pinjaman bank sindikasi dan pinjaman bank (lanjutan):
19. PINJAMAN (lanjutan)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Exhibit E/56
5,25 tahun atau hingga 30 April 2016, mana yang lebih dulu/5.25 years or 30 April 2016, whichever is earlier
8 November/November 2019
LIBOR + 2,75%
LIBOR + 3.85%
Suku bunga per tahun/ Interest rate per annum
Fasilitas ini sudah dimanfaatkan seluruhnya oleh Perusahaan pada tanggal pelaporan/This facility have been fully utilized by the Company at reporting date.
Fasilitas ini sudah dimanfaatkan seluruhnya oleh Perusahaan pada tanggal pelaporan/This facility have been fully utilized by the Company at reporting date. Tujuan dari pinjaman ini adalah untuk pembiayaan pembelian Floating Storage dan Offloading/The purposes of this borrowing are financing the purchase of Floating Storage and Offloading.
Perjanjian tersebut telah di amandemen pada tanggal 29 September 2014 dengan perubahan, antara lain, tingkat suku bunga dan jangka waktu berakhirnya fasilitas/This agreement have been amended on 29 September 2014 with changes, among others, interest rate and the maturity date.
Tujuan dari pinjaman ini adalah untuk pendanaan/The purpose of this borrowing is for financing.
Deskripsi/Description
Summary of syndicated bank loans and bank loans’ agreement (continued):
19. BORROWINGS (continued)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Jangka waktu fasilitas/Duration of facilities
Ekshibit E/56
181
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Suku bunga per tahun/ Interest rate per annum
a. Onshore: LIBOR + 3,5% a. 5 tahun/years Offshore: LIBOR + 3,1% b. 5 tahun, dilunasi dalam 58 cicilan bulanan/5 years, repaid b. Onshore: LIBOR + 4,25% in 58 monthly payments Offshore: LIBOR + 3,1% c. 5 tahun/years c. Fasilitas garansi pembayaran dalam bentuk Stand-By Letter of Credit (SBLC)/ Guarantee facility in the form of SBLC
Jangka waktu fasilitas/Duration of facilities
Fasilitas/Facility C: garansi pembayaran dalam bentuk SBLC/guarantee facility in the form of SBLC
Fasilitas/Facility B: melunasi pinjaman lama/refinancing the existing facility
Fasilitas/Facility A: modal kerja/working capital
Deskripsi/Description
TWU’s syndicated bank loans are secured by: 1. All cash and restricted cash 2. Trade receivables 3. Land, buildings, equipment, machinery, vehicles and inventories 4. Insurance claims on all buildings, equipment, machinery, vehicles and inventories 5. Shares of TWU held by all shareholders 6. A proportionate cash deficiency support from the Company
a. Fasilitas/Facility A: USD36.000.000(*) b. Fasilitas/Facility B: USD64.000.000 c. Fasilitas/Facility C: USD50.000.000
Batas maksimum kredit/Maximum credit limit
Pinjaman bank sindikasi milik TWU dijamin dengan: 1. Seluruh kas dan kas yang dibatasi penggunaannya 2. Piutang usaha 3. Tanah, bangunan, peralatan, mesin, kendaraan, dan persediaan 4. Klaim asuransi atas seluruh bangunan, peralatan, mesin, kendaraan, dan persediaan 5. Saham TWU yang dimiliki oleh seluruh pemegang saham 6. Dukungan kekurangan dana dari Perusahaan secara proporsional
Tanggal perjanjian/ Agreement date 7 Juni/June 2013
(*)TWU may, at any time during the Availability Period of Facility A, request that the Initial Facility A Commitments be increased up to an aggregate amount of USD46,000,000 subject to certain conditions: (i) the Coverage Ratio is not less than 1.1 to 1 on each of 31 March, 30 June, 30 September and 31 December; and (ii) no conflict with or cause of breach of TWU’s obligations under the Facility Agreement, including fulfillment of the financial covenants.
Facility agent: HSBC Anggota/Members: - HSBC - SCB
Pinjaman Bank Sindikasi/ Syndicated Bank Loans
Bank
19. BORROWINGS (continued)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Exhibit E/57
Laporan Keuangan Konsolidasian
(*)TWU dapat, setiap saat selama periode ketersediaan fasilitas A, mengajukan agar komitmen fasilitas A awal dapat ditingkatkan menjadi USD46.000.000 dengan persyaratan tertentu: (i) rasio coverage tidak kurang dari 1,1 ke 1 pada setiap tanggal 31 Maret, 30 Juni, 30 September dan 31 Desember dan (ii) tidak ada konflik dengan atau yang menyebabkan pelanggaran kewajiban TWU di bawah Perjanjian Fasilitas, termasuk pemenuhan kriteria keuangan.
TWU
Entitas/ Entity
19. PINJAMAN (lanjutan)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Ekshibit E/57
182
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
The Company’s long-term loans under Syndicated Bank Loan with maximum credit limit in the amount of USD300,000,000 dated 31 October 2011 is secured by a pledge of AE shares owned by the Company either directly or indirectly and the value of the pledged shares is required to be at least 2 times of the total loans under the facility (Note 9 and 11). The Company’s long-term loans provided by ING Bank N.V. with maximum credit limit in the amount of USD80,000,000 dated 15 May 2011 is secured by pledge of AE and MPM shares owned by the Company and the value of the pledged shares is required to be at least 2 times of the total loans under the facility (Note 9 and 11).
Pinjaman jangka panjang Perusahaan di bawah Pinjaman Bank Sindikasi dengan batas maksimum kredit sebesar USD300.000.000 tertanggal 31 Oktober 2011 dijamin dengan gadai saham AE yang dimiliki oleh Perusahaan baik langsung maupun tidak langsung dan nilai dari saham yang digadaikan adalah 2 kali dari total utang berdasarkan fasilitas (Catatan 9 dan 11).
Pinjaman jangka panjang Perusahaan yang diberikan oleh ING Bank N.V. dengan batas maksimum kredit sebesar USD80.000.000 tertanggal 15 Mei 2013 dijamin dengan gadai saham AE dan MPM yang dimiliki oleh Perusahaan dan nilai dari saham yang digadaikan adalah 2 kali dari total utang berdasarkan fasilitas (Catatan 9 dan 11).
Lindung nilai atas risiko tingkat suku bunga/ Hedge on interest rate risk Penyelesaian kontrak swap suku bunga tersebut akan dilakukan setiap bulan/The interest rate swap settlements are agreed to be made on a monthly basis.
Keterangan/Remarks
The Group is required by the lenders to comply with certain covenants, such as financial ratio covenants, dividend restrictions, and certain administrative requirements.
USD15.000.000
1,08% + marjin onshore dan offshore Fasilitas B/ 1,08% + onshore and offshore margin of Facility B
Suku bunga per tahun/Interest rate per annum 4,15%
Grup diwajibkan oleh krediturnya untuk memenuhi batasan-batasan tertentu, seperti batasan rasio keuangan, pembatasan pembagian dividen, dan persyaratan administrasi tertentu.
SCB
USD15.000.000
30 Juni/June 2011 – 30 April 2016 2 tahun, berakhir pada 9 Oktober 2015/2 years, ended on 9 October 2015
Jangka waktu fasilitas/Duration of facilities
Covenants
16 September 2013
HSBC
TWU
USD23.600.000
Jumlah nosional/ Notional amount
Persyaratan pinjaman
13 September 2013
UOBI
SMP
Tanggal perjanjian/ Agreement date 16 Juni/June 2011
Summary of interest rate swap agreement:
Ikhtisar perjanjian swap suku bunga:
Bank
TWU obtained a SBLC facility from HSBC and SCB. Each issued SBLC has a maximum tenor of 1 (one) year according to the Contract Sales Agreement with ExxonMobil Cepu Ltd. The SBLC issuance commission is 1.5% per annum and the amendment cost is 0.15% flat per amendment.
19. BORROWINGS (continued)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Exhibit E/58
TWU memperoleh fasilitas SBLC dari HSBC dan SCB. Setiap SBLC yang diterbitkan maksimum berjangka waktu 1 (satu) tahun sesuai dengan Perjanjian Penjualan Minyak Mentah dengan ExxonMobil Cepu Ltd. Komisi penerbitan SBLC adalah 1,5% per tahun dan biaya amandemen 0,15% flat per amandemen.
19. PINJAMAN (lanjutan)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Ekshibit E/58
183
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Covenants (continued) The Company’s loans provided by ING Bank N.V. with maximum credit limit in the amount of USD40,000,000 dated 29 September 2014 is secured by pledge of TBIG, AE and MPM shares owned by the Company (directly and indirectly) and the value of the pledged shares is required to be at least 2 times of the total outstanding loans under the facility (Note 9 and 11). The Company’s loans provided by DBS Bank Ltd. with maximum credit limit in the amount of USD80,000,000 dated 30 May 2011 is secured by (i) pledge of AE and MPM shares owned by the Company. and (ii) pledge of TBIG shares owned by WAS, and the value of the pledged shares is required to be at least 2 times of the total loans under the facility (Note 9 and 11). The Company’s loans provided by Natixis with maximum credit limit in the amount of USD80,000,000 dated 30 October 2014 is secured by (i) pledge of TBIG shares owned by WAS. and (ii) pledge of AE shares owned by PT Adaro Strategic Investments, and the value of the pledged shares is required to be at least 1.67 times of the total loans under the facility (Note 9 and 11). In relation to the loan facilities, The Company’s is required to maintain minimum investment market value to unconsolidated debt (including contingency) of 2 times. Based on the Facility Agreement, SMP should maintain its debt service coverage ratio (DSCR) by 1.2 times. As of 31 December 2013, SMP’s DSCR only 1.13 times. On 11 April 2014, SMP obtained approval from lender for a waiver for its debt service coverage ratio (DSCR), reaching only 1.13 times for the year ended 31 December 2013 and during such period the lender will not demand immediate repayment. The waiver from lender shall only valid for one time and in the future, SMP should meet the DSCR as set forth in the Facility Agreement.
Pinjaman Perusahaan yang diberikan oleh ING Bank N.V. dengan batas maksimum kredit sebesar USD40.000.000 tertanggal 29 September 2014 dijamin dengan gadai saham TBIG, AE dan MPM yang dimiliki oleh Perusahaan (dimiliki secara langsung dan tidak langsung) dan nilai dari saham yang digadaikan adalah 2 kali dari saldo yang terhutang berdasarkan fasilitas (Catatan 9 dan 11).
Pinjaman Perusahaan yang diberikan oleh DBS Bank Ltd. dengan batas maksimum kredit sebesar USD80.000.000 tertanggal 30 Mei 2013 dijamin dengan (i) gadai saham AE dan MPM yang dimiliki oleh Perusahaan; dan (ii) gadai saham TBIG yang dimiliki oleh WAS, dan nilai dari saham yang digadaikan adalah 2 kali dari total utang berdasarkan fasilitas (Catatan 9 dan 11).
Pinjaman Perusahaan yang diberikan oleh Natixis dengan batas maksimum kredit sebesar USD80.000.000 tertanggal 30 Oktober 2014 dijamin dengan (i) gadai saham TBIG yang dimiliki oleh WAS; dan (ii) gadai saham AE yang dimiliki oleh PT Adaro Strategic Investments dan nilai dari saham yang digadaikan adalah 1.67 kali dari total utang berdasarkan fasilitas (Catatan 9 dan 11).
Sehubungan dengan pinjaman, Perusahaan diwajibkan untuk mempertahankan nilai pasar investasi minimum terhadap pinjaman tidak terkonsolidasi (termasuk kontinjensi) sebesar 2 kali.
Berdasarkan Perjanjian Kredit, SMP harus menjaga debt service coverage ratio (DSCR) sebesar 1,2 kali. Per tanggal 31 Desember 2013, DSCR dari SMP hanya mencapai 1,13 kali. Pada tanggal 11 April 2014, SMP memperoleh persetujuan dari kreditur untuk waiver atas debt service coverage ratio (DSCR) yang hanya mencapai 1,13 kali untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan selama periode tersebut, kreditur tidak akan meminta pembayaran dipercepat. Waiver dari bank tersebut hanya berlaku satu kali dan untuk selanjutnya SMP harus memenuhi DSCR sebagaimana diatur dalam Perjanjian Kredit.
19. BORROWINGS (continued)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Exhibit E/59
Persyaratan pinjaman (lanjutan)
19. PINJAMAN (lanjutan)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Ekshibit E/59
184
Laporan Keuangan Konsolidasian PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
185 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Ekshibit E/60
Exhibit E/60
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
20. WESEL BAYAR JANGKA MENENGAH
20. MEDIUM-TERM NOTES (“MTN”) PAYABLE
Rincian akun ini pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
The details of this account as of 31 December 2014 and 2013 are as follows:
2014 Nilai nominal Biaya transaksi yang belum di amortisasi Akrual beban bunga
2013 725.000 (11.456) 16.091
-
729.635
-
Nominal value Unamortized transaction costs Accrued interest
Pada tanggal 21 Oktober 2014, Perusahaan menerbitkan Medium Terms Notes 1 (MTN 1) sebesar Rp725.000, dengan harga jual 100%. MTN tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 24 Oktober 2017. MTN memiliki tingkat suku bunga tetap sebesar 11,75%, yang akan dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan setiap tanggal 24 Januari, 24 April, 24 Juli dan 24 Oktober setiap tahun dimulai pada 24 Januari 2015.
On 21 October 2014, the Company issued Medium Terms Notes 1 (MTN 1) amounting to Rp725.000, with a selling price of 100%. The MTN will mature in 24 October 2017. The MTN bear a fixed interest rate of 11.75%, which is payable every 3 (three) months in arrears on 24 January, 24 April, 24 July and 24 October each year commencing on 24 January 2015.
Perusahaan menunjuk PT DBS Vickers Securities Indonesia sebagai penata-usaha, PT Bank Permata Tbk sebagai agen pemantau dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia sebagai agen pembayaran untuk MTN 1.
The Company assigns PT DBS Vickers Securities Indonesia as the arranger, PT Bank Permata Tbk as monitoring agent and PT Kustodian Sentral Efek Indonesia as payment agent for MTN 1.
MTN ditawarkan secara terbatas dan bukan penawaran umum yang terdaftar di bursa efek manapun.
MTN offered is privately limited and not a public offering listed in any securities exchanges.
Hasil MTN digunakan untuk melunasi fasilitas pinjaman Perusahaan kepada DBS sebesar USD57.500.000 (Catatan 19).
The proceeds of the MTN were used to repay the Company borrowing facilities with DBS amounting to USD57,500,000 (Note 19).
Persyaratan Wesel Bayar Jangka Menengah
Covenants of Medium-Term Notes (“MTN”) Payable
Penerbitan MTN 1 dijamin tanpa syarat dan tidak dapat dibatalkan dari Perusahaan dengan gadai rekening bank milik Perusahaan dan saham-saham AE, MPM dan TBIG yang dimiliki secara langsung atau tidak langsung oleh Perusahaan sebesar 1,75x nilai pasar.
MTN 1 are unconditionally and irrevocably secured by pledge of the Company's bank accounts and with stocks of AE, MPM and TBIG owned directly or indirectly by the Company of 1.75x market value.
21. LIABILITAS IMBALAN KERJA
21. EMPLOYEE BENEFITS LIABILITIES
a. Imbalan kerja jangka panjang lainnya Perusahaan menyediakan imbalan cuti panjang bagi karyawan yang telah bekerja selama suatu periode tertentu. Pada tanggal 31 Desember 2014, saldo imbalan kerja jangka panjang adalah sebesar Rp716.
a. Other long-term employee benefits The Company provides long-service leave benefit for its employees who have worked for a certain number of years. As of 31 December 2014, the balance of long-term employee benefits liabilities amounted to Rp716.
b. Imbalan pasca-kerja Grup memberikan imbalan pasca-kerja kepada karyawan yang memenuhi persyaratan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003.
b. Post-employment benefits The Group provides post-employment benefits for its qualifying employees in accordance with Manpower law No. 13/2003.
Rincian liabilitas imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut: 2014 Nilai kini kewajiban imbalan pasti Biaya jasa lalu yang belum diakui Keuntungan aktuarial yang belum diakui
The details of the employee benefits obligation are as follows: 2013
14.615 (718)
9.593 (846)
2.188
3.740
16.085
12.487
Present value of defined benefit obligation Unrecognized past service cost Unrecognized actuarial gain
186 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
Ekshibit E/61
Exhibit E/61
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
21. LIABILITAS IMBALAN KERJA (Lanjutan)
21. EMPLOYEE BENEFITS LIABILITIES (Continued)
Mutasi nilai kini kewajiban imbalan pasti adalah sebagai berikut:
Movements in the present value of defined benefit obligation is as follows:
2014 Nilai kini kewajiban imbalan pasti, awal tahun Biaya jasa kini Kurtailmen Biaya bunga Penambahan biaya jasa lalu Kerugian (keuntungan) aktuarial Imbalan yang dibayarkan
2013
9.593 3.115 787 155 1.295 (330)
Nilai kini kewajiban imbalan pasti, akhir tahun
14.615
Informasi historis:
15.604 2.460 (1.478) 691 (6.016) (1.668)
Present value of defined benefit obligation, beginning of the year Current service cost Curtailment Interest cost Additional past service cost Actuarial losses (gain) Benefits paid
9.593
Present value of defined benefit obligation, end of year
Historical information: 2014
Nilai kini kewajiban imbalan pasti Penyesuaian pengalaman
2013
2012
2011
14.615
9.593)
15.604
12.705)
1.750
806
(3.665)
497
(847)
-
Mutasi liabilitas yang diakui pada laporan posisi keuangan konsolidasian sebagai berikut:
2013
Saldo awal Beban tahun berjalan Pembayaran tahun berjalan Kurtailmen
12.487 3.928 (330) -
11.689 3.381 (1.668) (915)
Saldo akhir
16.085
12.487
diakui pada laporan laba-rugi konsolidasian adalah sebagai
2.460 128
Current service cost Amortization of past service cost
102 691
Amortization of actuarial (gain) losses Interest cost
(257) 787 3.928
c. Asumsi utama yang digunakan dalam menghitung jumlah liabilitas adalah sebagai berikut:
Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji
Ending balance
2013 3.115 283
kerugian
Beginning balance Expenses during the year Settlement during the year Curtailment
The amounts recognised in the consolidated statements of comprehensive income are as follows:
2014 Biaya jasa kini Amortisasi biaya jasa masa lalu Amortisasi (keuntungan) aktuarial Biaya bunga
Present value of defined obligation Experience adjustment
Movement in the liability recognised in the consolidated statement of financial position is as follows:
2014
Jumlah yang komprehensif berikut:
2010
3.381
c. Principal actuarial assumptions used in calculating the amount of the liabilities are as follows:
2014
2013
8,0% 8,0%
8,5% 8,0%
Discount rate Salary increment rate
Tingkat diskonto digunakan dalam menentukan nilai kini liabilitas imbalan kerja pada tanggal penilaian. Secara umum, tingkat diskonto biasanya ditentukan sesuai dengan ketersediaan obligasi pemerintah dengan kualitas tinggi yang ada di pasar aktif pada tanggal posisi keuangan.
The discount rate is used in determining the present value of the benefit obligation at valuation date. In general, the discount rate is usually determined in line with the availability of high quality government bonds in the active market at the financial position date.
Asumsi tingkat kenaikan gaji di masa depan memproyeksikan liabilitas imbalan kerja mulai dari tanggal penilaian sampai dengan usia pensiun normal. Tingkat kenaikan gaji pada umumnya ditentukan berdasarkan penyesuaian inflasi terhadap tingkat upah dan lamanya masa kerja.
The future salary increase assumption projects the benefit obligation starting from the valuation date up to the normal retirement age. The increase rate of salary is generally determined based on inflation adjustment to pay scales and increases in length of service.
187 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Ekshibit E/62
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 22. MODAL SAHAM
Exhibit E/62
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 22. SHARE CAPITAL
Susunan pemegang saham Perusahaan dan kepemilikannya masing-masing pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
The composition of the shareholders of the Company and their respective ownership interests as of 31 December 2014 and 2013 are as follows: 2014
Ditempatkan dan disetor penuh/ Issued and fully paid-up Persentase kepemilikan/ Saham/ Percentage Jumlah/ Shares of ownership Amount PT Unitras Pertama Edwin Soeryadjaya Sandiaga S. Uno Michael W.P. Soeryadjaya Masyarakat
855.735.000 790.799.500 790.799.500 3.000 275.630.000
31,5424 29,1489 29,1489 0,0001 10,1597
85.574 79.080 79.080 3 27.560
2.712.967.000
100,0000
271.297
PT Unitras Pertama Edwin Soeryadjaya Sandiaga S. Uno Michael W.P. Soeryadjaya Public
2013
Ditempatkan dan disetor penuh/ Issued and fully paid-up Persentase kepemilikan/ Saham/ Percentage Jumlah/ Shares of ownership Amount PT Unitras Pertama Edwin Soeryadjaya Sandiaga S. Uno PT Saratoga Intiperkasa Michael W.P. Soeryadjaya Masyarakat
855.734.500 790.799.500 790.799.500 20.000 3.000 275.610.500
31,5424 29,1489 29,1489 0,0007 0,0001 10,1590
85.574 79.080 79.080 2 3 27.558
2.712.967.000
100,0000
271.297
PT Unitras Pertama Edwin Soeryadjaya Sandiaga S. Uno PT Saratoga Intiperkasa Michael W.P. Soeryadjaya Public
Pada tanggal 22 Februari 2013 para pemegang saham Perusahaan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang antara lain menghasilkan keputusan sebagai berikut: • Persetujuan peningkatan Modal Dasar Perusahaan dari 500.000 saham menjadi 976.668 saham. • Persetujuan Penawaran Umum Saham Perdana melalui pengeluaran saham baru Perusahaan sebanyak-banyaknya sebesar 430.883.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp100 (nilai penuh) per saham. • Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan peraturan BAPEPAM-LK No.IX.J.I tentang “Pokok-pokok Anggaran Dasar Perusahaan yang Melakukan Penawaran Umum Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik”. • Pemecahan saham dari nilai nominal per saham sebesar Rp1.000.000 menjadi Rp100 (nilai penuh). • Perubahan status Perusahaan menjadi perusahaan terbuka dan perubahan nama Perusahaan menjadi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk.
On 22 February 2013, the Company’s shareholders held an Extraordinary General Shareholders Meeting, which among others decided:
Undang-Undang Perseroan Terbatas Republik Indonesia mengharuskan pembentukan cadangan umum dari laba bersih sejumlah minimal 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Cadangan umum ini disajikan sebagai saldo laba dicadangkan pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Tidak ada batasan waktu untuk membentuk cadangan tersebut
The Limited Liability Company Law of the Republic of Indonesia requires the establishment of a general reserve from net income amounting at least 20% of the company’s issued and paid up capital. This general reserve is disclosed as appropriated retained earnings in the consolidated statement of financial position. There is no time limit on the establishment of the reserve.
• Increase of the Company’s Authorized Capital from 500,000 shares to become 976,668 shares. • Approval of the Initial Public Offering through the issuance of new shares from the portfolio of the Company for a maximum of 430,883,000 shares at par value of Rp100 (whole amount) per share. • Amendment to the Company’s Articles of Association to conform with BAPEPAM-LK Regulation No.IX.J.I, regarding “principles of Articles of Association of Companies Conducting Public Offerings and Public Companies”. • Stock split from par value of Rp1,000,000 per share to Rp100 per share (whole amount). • Change in the Company’s status to a public company and changes in the Company’s name to PT Saratoga Investama Sedaya Tbk.
188 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
Ekshibit E/63
Exhibit E/63
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
23. TAMBAHAN MODAL DISETOR
23. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL
Merupakan agio saham yang timbul dari transaksi berikut:
Setoran modal saham Penawaran umum saham perdana Biaya penerbitan saham
Selisih nilai restrukturisasi entitas sepengendali, yang timbul dari: Perolehan dan pelepasan investasi Entitas asosiasi
Represents additional paid-in capital for the following transactions:
73.729 1.465.004 (69.035)
3.628.493 (2.528.117) 2.570.074
Share capital payments Initial public offering Share issuance costs Difference in value arising from restructuring transactions between entities under common control, arising from: Acquisition and disposal of investments Associates
WAS memperoleh 29.873.530 lembar saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. dari Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga S. Uno (para pemegang saham) Perolehan 87.500 lembar saham PT Mitra Pinasthika Mustika dari PT Unitras Pertama (pemegang saham) Pelepasan 25.499 lembar saham PT Alberta Investama Sedaya ke PT Trimitra Utama Selaras Lainnya
Pelepasan 3.680.000 lembar saham PT Adaro Energy Tbk. ke PT Adaro Strategic Investment Peningkatan kepemilikan di WAS menjadi 98,18% WAS memperoleh 190.589.925 lembar saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. dari Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga S. Uno (para pemegang saham)
Pelepasan 11,29% kepemilikan di PT Sapta Indra Sejati ke PT Adaro Energy Tbk. Pelepasan 33,33% kepemilikan di PT Alam Tri Abadi ke PT Adaro Energy Tbk.
Tanggal/ Date
25.499)
(130.075)
3 September 2010
18 Desember/ December 2012
(174.766)
66.083)
(157.407)
(24.880)
(95.524)
(222.726)
(27.000)
65.034)
39.035)
3.628.493)
(40.584) (659)
27.332)
(149.886)
(328.539)
195.726)
3.728.331)
172.297)
24.475)
Selisih lebih (kurang)/ Excess (shortage)
WAS acquired 29,873,530 shares of PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. from Edwin Soeryadjaya and Sandiaga S. Uno (shareholders) Acquisition of 87,500 shares of PT Mitra Pinasthika Mustika from PT Unitras Pertama (shareholder) Divestment of 25,499 shares of PT Alberta Investama Sedaya to PT Trimitra Utama Selaras Others
Increase in ownership in WAS to 98.18% WAS acquired 190,589,925 shares of PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. from Edwin Soeryadjaya and Sandiaga S. Uno (shareholders)
Divestment of 3,680,000 shares of PT Adaro Energy Tbk. to PT Adaro Strategic Investment
Divestment of 11.29% ownership in PT Sapta Indra Sejati to PT Adaro Energy Tbk. Divestment of 33.33% ownership in PT Alam Tri Abadi to Adaro Energy Tbk.
Details of acquisition and divestment of investments by the Group:
393.269)
(424.063)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL (continued)
Nilai tercatat investasi/ Investment's carrying amount
23.
4.121.600)
237.331)
63.510)
Nilai jual (beli)/ Sales (purchase) value
11 Desember/ December 2011
30 Mei/ May 2011
23 Juli/ July 2009 16 Oktober/ October 2009
2 Mei/May 2008
3 April 2008
Rincian perolehan dan pelepasan investasi oleh Grup:
23. TAMBAHAN MODAL DISETOR (lanjutan)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Ekshibit E/64
Exhibit E/64
189
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
190 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
Ekshibit E/65
Exhibit E/65
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 23. TAMBAHAN MODAL DISETOR (lanjutan)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 23.
Bagian Grup atas saldo selisih nilai restrukturisasi entitas sepengendali milik entitas asosiasi adalah sebagai berikut: PT Wahana Anugerah Sejahtera PT Adaro Strategic Capital PT Adaro Strategic Lestari PT Provident Agro Tbk.
24. CADANGAN ASOSIASI
REVALUASI
ASET
ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL (continued) The Group's share in the associates' difference in value of restructuring transactions between entities under common control is as follows:
(145.122) (1.590.595) (634.042) (158.358) (2.528.117)
TETAP
ENTITAS
24. REVALUATION ASSETS
Merupakan surplus revaluasi yang berasal dari selisih antara nilai wajar dari aset tetap tanaman perkebunan pada tanggal revaluasi dengan jumlah tercatatnya milik PT Provident Agro Tbk. dan PT Agro Maju Raya, entitas asosiasi.
25. KOMPONEN EKUITAS LAINNYA
Perubahan bagian kepemilikan di entitas anak tanpa hilangnya pengendalian: PT Wahana Anugerah Sejahtera
RESERVE
OF
ASSOCIATES’
FIXED
Represents surplus of revaluation arising from the difference in fair values of plantation assets at the date of revaluation with the respective carrying amounts of PT Provident Agro Tbk. and PT Agro Maju Raya, associates.
25. OTHER EQUITY COMPONENTS 2014
Bagian atas komponen ekuitas milik entitas asosiasi berikut: PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. PT Provident Agro Tbk. PT Interra Indo Resources PT Saratoga Power PT Saratoga Infrastruktur PT Trimitra Karya Jaya PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk.
PT Wahana Anugerah Sejahtera PT Adaro Strategic Capital PT Adaro Strategic Lestari PT Provident Agro Tbk.
2013
217.179 99.057 (8) 352 (841) (19) (153.155) 162.565 28.695 191.260
26. PEMBAYARAN BERBASIS SAHAM
Share of other equity components of the following associates: 384.615 PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. 97.132 PT Provident Agro Tbk. 3.133 PT Interra Indo Resources 352 PT Saratoga Power (841) PT Saratoga Infrastruktur PT Trimitra Karya Jaya (227.562) PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. 256.829 Changes in ownership interest in a subsidiary without a loss of control: 28.695 PT Wahana Anugerah Sejahtera 285.524
26. SHARE-BASED PAYMENTS
Perusahaan memberikan penghargaan opsi saham yang memberikan hak bagi karyawan manajemen tertentu untuk membeli saham Perusahaan (Catatan 1d).
The Company granted the shares option award that entitle certain management employees to purchase shares in the Company (Note 1d).
Jumlah estimasi biaya grant atas penghargaan tersebut sampai pada akhir masa vesting berkisar Rp11.566. Pada tanggal 31 Desember 2014, Perusahaan telah mengakui sebesar Rp6.330 sebagai beban.
Total estimated grant cost of the award until end of its vesting period is approximately Rp11,566. As of 31 December 2014, the Company has recognized Rp6,330 as an expense.
191 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Ekshibit E/66
Exhibit E/66
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
27. KEPENTINGAN NONPENGENDALI
27. NON-CONTROLLING INTERESTS
Rincian bagian kepentingan nonpengendali atas ekuitas entitas anak yang dikonsolidasi adalah sebagai berikut:
The detail of the non-controlling interests’ share in equity of the consolidated subsidiaries are as follows:
2014
Saldo awal Bagian atas laba-rugi komprehensif Pembagian dividen untuk kepentingan Nonpengendali Kepentingan non-pengendali dari akuisisi TKJ Realisasi uang muka setoran modal dari kepentingan non-pengendali Setoran modal di entitas anak oleh kepentingan nonpengendali Komponen ekuitas lainnya Pelepasan entitas anak
2013
257.848 269.180
121.490 128.180
(224)
-
55.556
-
(11.331)
-
(5.956) -
6.960 1.231 (13)
565.073
28.
PENDAPATAN NETO
2013
6.033.962 87.540 2.350 23
3.578.909 76.924 1.369 1.558
6.123.875
3.658.760
Penjualan pelanggan yang masing-masing melebihi 10% dari penjualan neto adalah sebagai berikut:
2013
2.268.175 2.178.843 1.366.220
1.772.352 852.553 825.594
5.813.238
3.450.499
29. BEBAN POKOK PENDAPATAN
Gaji karyawan dan kompensasi lainnya Penyusutan aset tetap Biaya overhead pabrik lainnya Jumlah biaya produksi Pergerakan barang dalam proses dan barang jadi Beban pokok penjualan barang
PT Pertamina Patra Niaga PT Pertamina (Persero) Mercuria Energy Trading Pte. Ltd.
29. COST OF REVENUES 2014
Beban pokok penjualan barang Bahan baku yang digunakan
Sales of goods Shipping services Lease revenue Others
Sales to customers that each represents more than 10% net revenues are as follows:
2014
PT Pertamina Patra Niaga PT Pertamina (Persero) Mercuria Energy Trading Pte. Ltd.
257.848
28. NET REVENUES 2014
Penjualan barang Jasa pelayaran Pendapatan sewa Lainnya
Beginning balance Share in comprehensive income Dividend distribution for non-controlling interests Non-controlling interest from acquisition of TKJ Realization from advance for capital from non-controlling interest Share capital payments in subsidiaries by non-controlling interests Other equity components Divestment of subsidiaries
2013
5.203.271
3.176.566
22.499 54.089 27.607 5.307.466
7.539 35.071 17.483 3.236.659
(1.283) 5.306.183
4.920 3.241.579
Cost of goods sold Raw materials used Employees’ salaries and other compensations Depreciation of fixed assets Other factory overhead Total production costs Changes in work in process and finished goods Cost of goods sold
192 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
Ekshibit E/67
Exhibit E/67
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 29. BEBAN POKOK PENDAPATAN (Lanjutan)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 29. COST OF REVENUES (Continued)
2014
Beban pokok penjualan barang (dipindahkan)
2013
5.306.183
3.241.579
Beban pokok pendapatan jasa pelayaran Penyusutan aset tetap Charter Perlengkapan dan suku cadang
24.752 19.907 10.260
21.067 2.266
Gaji karyawan dan kompensasi lainnya Asuransi Katering Operasional kapal Lainnya Beban pokok pendapatan jasa pelayaran
7.463 5.962 2.788 2.720 5.040 78.892
6.459 4.382 2.384 2.361 5.393 44.312
5.385.075
3.285.891
Pemasok dengan pembelian neto:
pembelian
melebihi
10%
dari
2014
ExxonMobil Cepu Limited
5.189.871
30. BEBAN USAHA
Suppliers from whom the purchases represents more than 10% of net purchases:
3.174.487
ExxonMobil Cepu Limited
As of 31 December 2014 and 2013, there are no purchases made with related parties.
30. OPERATING EXPENSES 2014
Beban umum dan administrasi Gaji karyawan dan kompensasi lainnya Penelitian dan pengembangan Jasa profesional Kantor Pembayaran berbasis saham Penyusutan aset tetap Sewa Imbalan pasca-kerja Perjalanan Tanggung jawab sosial perusahaan Lainnya
Cost of revenues from shipping service Depreciation of fixed assets Charter Supplies and spare parts Employees’ salaries and other compensations Insurance Catering Shipping operational Others Cost of revenue from shipping service
2013
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, tidak terdapat pembelian yang dilakukan dengan pihak berelasi.
Beban penjualan Pengapalan dan pengangkutan Komisi dan promosi Lainnya
Cost of goods sold (carried forward)
2013
27.178 16.611 1.161
27.380 2.618 1.301
44.950
31.299
89.116 24.943 14.910 12.299 8.591 6.795 6.763 3.638 2.758 1.248 8.126
98.160 24.558 5.523 15.821 5.590 5.550 3.381 3.179 3.776
179.187
165.538
224.137
196.837
Selling expenses Vessels and trucking Commission and promotion Others
General and administration expenses Employees’ salaries and other compensations Research and development Professional fees Office Share-based payments Depreciation of fixed assets Rental Post-employment benefit Travelling Corporate social responsibility Others
193 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Ekshibit E/68
Exhibit E/68
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. LABA PER SAHAM
31. EARNINGS PER SHARE
Laba per saham dasar dihitung dengan cara membagi laba neto yang tersedia bagi pemegang saham dengan rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun berjalan.
Earnings per share is calculated by dividing net profit available to shareholders by the weighted average common shares outstanding during the year.
2014
Laba neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar
2013
802.926
245.914
2.712.967.000
2.582.149.816
Net profit attributable to owners of the Company Weighted average number of ordinary share issued
95
Net earning per share attributable to owners of the Company (whole Rupiah)
Laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik Perusahaan (Rupiah penuh)
296
Tidak ada instrumen yang memiliki efek dilusi selama 2014 dan 2013, sehingga tidak ada dampak dilusian pada perhitungan laba per saham.
32. SIFAT HUBUNGAN, SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI Ikhtisar transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:
There are no dilutive instruments during 2014 and 2013, and accordingly, there is no dilutive impact to the calculation of earning per share.
32. NATURE OF RELATIONSHIP, BALANCES TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES
dengan
Summary of transactions and balances with related parties is as follows: Persentase terhadap jumlah aset dan liabilitas konsolidasian terkait/Percentage to the respective total consolidated assets and liabilities
Nilai tercatat/Carrying amounts
2014 Piutang non-usaha/Non-trade receivables: PT Pulau Seroja Jaya PT Tenaga Listrik Gorontalo Piutang dividen/Dividend receivables: PT Adaro Strategic Capital PT Adaro Strategic Lestari PT Adaro Energy Tbk.
Utang lainnya/Other payable PT Saratoga Infrastruktur
AND
2013
2014
2013
366 23.340
-
0,00% 0,14%
-
30.778 12.269 18.302 85.055
40.240 16.035 23.872 80.147
0,19% 0,08% 0,11% 0,52%
0,25% 0,10% 0,15% 0,50%
-
1.452.129
-
26,20%
194 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
Ekshibit E/69
Exhibit E/69
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
32. SIFAT HUBUNGAN, SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan)
32. NATURE OF RELATIONSHIP, BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)
Ikhtisar transaksi dan saldo induk perusahaan dengan entitas anak yang tereliminasi pada saat konsolidasi adalah sebagai berikut:
Summary of transactions and balances of parent entity with subsidiaries which were eliminated on consolidation is as follows:
Nilai tercatat/Carrying amounts
2014 Piutang non-usaha: PT Wana Bhakti Sukses Mineral PT Tri Wahana Universal PT Trimitra Karya Jaya PT Sinar Mentari Prima
Uang muka penyertaan saham: PT Saratoga Sentra Business PT Nugraha Eka Kencana
Hutang lain-lain: PT Wahana Anugerah Sejahtera Biaya sewa: PT Satria Sukses Makmur Biaya bunga: PT Wahana Anugerah Sejahtera Pendapatan bunga: PT Wana Bhakti Sukses Mineral PT Tri Wahana Universal PT Trimitra Karya Jaya PT Sinar Mentari Prima
2013 Non-trade receivables: PT Wana Bhakti Sukses Mineral PT Tri Wahana Universal PT Trimitra Karya Jaya PT Sinar Mentari Prima
22.838 32.752 84.001 11.791 151.382
16.699 27.364 44.063
501.460 5.325 506.785
433.900 4.825 438.725
533.733
497.631
Other payables: PT Wahana Anugerah Sejahtera
4.132
2.761
Rent expense: PT Satria Sukses Makmur
32.371
23.073
Interest expense: PT Wahana Anugerah Sejahtera
5.795 4.824 652 97 11.368
-
Advances for investment in shares: PT Saratoga Sentra Business PT Nugraha Eka Kencana
Interest Income: PT Wana Bhakti Sukses Mineral PT Tri Wahana Universal PT Trimitra Karya Jaya PT Sinar Mentari Prima
195 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Ekshibit E/70
Exhibit E/70
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
32. SIFAT HUBUNGAN, SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan)
32. NATURE OF RELATIONSHIP, BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)
Sifat hubungan dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:
The nature of the relationship with each of the related parties is as follows:
Sifat hubungan/ Nature of relationship Entitas anak-kepemilikan langsung/ Subsidiaries-direct ownership
Pihak-pihak berelasi/ Related parties
Transaksi/ Transactions
PT Wana Bhakti Sukses Mineral
Piutang non-usaha/Non-trade receivable
PT Trimitra Karya Jaya
Piutang non-usaha/Non-trade receivable
PT Saratoga Sentra Business
Uang muka investasi/advance for investment
PT Nugraha Eka Kencana
Uang muka investasi/advance for investment
PT Wahana Anugerah Sejahtera
Hutang lain-lain/Other payable
PT Tri Wahana Universal
Piutang non-usaha/Non-trade receivable
PT Sinar Mentari Prima
Piutang non-usaha/Non-trade receivable
PT Satria Sukses Makmur
Biaya sewa/rental expenses
PT Adaro Energy Tbk.
Piutang dividen/Dividend receivable
PT Adaro Strategic Capital
Piutang dividen/Dividend receivable
PT Adaro Strategic Lestari
Piutang dividen/Dividend receivable
PT Tenaga Listrik Gorontalo
Piutang non-usaha/Non-trade receivable
PT Saratoga Infrastruktur
Jual beli aset keuangan/ Sale and purchase of financial assets
PT Pulau Seroja Jaya
Piutang jasa manajemen / Receivable from management fee
Entitas sepengendali/ Entity under common control
PT Trimitra Utama Selaras
Pelepasan entitas anak (Catatan 4)/ Divestments of subsidiaries (Note 4)
Pemegang saham/ Shareholders
Edwin Soeryadjaya
Jual beli aset keuangan/ Sale and purchase of financial assets
Personil manajemen inti/ Key management personnel
Komisaris dan direksi/ Directors and commissioners
Kompensasi dan imbalan kerja lainnya/ Compensation and other benefits
Entitas anak-kepemilikan tidak langsung/Subsidiaries-indirect ownership
Entitas asosiasi/ Associates
Pada bulan Maret 2013, Perusahaan membeli 308.039.102 saham yang merupakan 0,96% kepemilikan di AE dari Edwin Soeryadjaya dengan menggunakan harga pasar di BEI sebesar Rp484.545 (Catatan 9).
In March 2013, the Company purchased 308,039,102 shares which represented 0.96% ownership interest in AE from Edwin Soeryadjaya, using the market price in IDX with a purchase cost of Rp484,545 (Note 9).
196 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
Ekshibit E/71
Exhibit E/71
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
32. SIFAT HUBUNGAN, SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan)
32. NATURE OF RELATIONSHIP, BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)
Pada bulan Desember 2013, SSB membeli 1.009.783.391 saham biasa baru yang diterbitkan oleh PT Provident Agro Tbk. sebesar Rp424.109 (Catatan 11).
In December 2013, SSB purchased 1,009,783,391 new shares issued by PT Provident Agro Tbk. amounted to Rp424,109 (Note 11).
Pada bulan Desember 2013, WAS membeli 241.259.131 saham TBIG dari PT Saratoga Infrastruktur dengan menggunakan harga pasar di BEI (Catatan 11).
In December 2013, WAS purchased 241,259,131 shares of TBIG from PT Saratoga Infrastruktur with the market price registered in BEI (Note 11).
Selama tahun 2013, Perusahaan menerima pembagian dividen dari ASC, ASL, TBIG, dan AE masing-masing sebesar Rp72.621, Rp28.943, Rp72.585, dan Rp43.157.
During 2013, the Company received dividend distributions from ASC, ASL, TBIG, and AE amounting to Rp72,621, Rp28,943, Rp72,585, and Rp43,157, respectively.
Selama tahun 2014, Perusahaan menerima pembagian dividen dari ASC, ASL, SIF, WAS, TBIG, dan AE masingmasing sebesar Rp64.646, Rp25.770, Rp1.448.150, Rp136.510, Rp88.018, dan Rp38.445.
During 2014, the Company received dividend distributions from ASC, ASL, SIF, WAS, TBIG, and AE amounting to Rp64,646, Rp25,770, Rp1,448,150, Rp136,510, Rp88,018, and Rp38,445, respectively.
Pada tanggal 21 November 2014, Perusahaan dan PT Tenaga Listrik Gorontalo (TLG), perusahaan asosiasi menandatangani perjanjian pinjaman dengan opsi untuk memberikan TLG pinjaman dengan jumlah maksimal sebesar Rp23.000. Pinjaman tersebut dikenakan bunga sebesar 15% per tahun dan jatuh tempo dalam waktu 5 tahun sejak tanggal penerbitan perjanjian pinjaman. Biaya bunga wajib dibayar setiap 3 (tiga) bulan dimana untuk pembayaran bunga pertama akan dilakukan 6 (enam) bulan sejak tanggal perjanjian pinjaman.
On 21 November 2014, the Company and PT Tenaga Listrik Gorontalo (TLG), an associate entered into a loan and option agreement to provide loan to TLG with an aggregate principal amount up to Rp23,000. This loan and option agreement bears interest of 15% per annum and matures in 5 (five) years after the issuance date of the agreement. The interest shall be payable every 3 (three) months whereas for the first interest payment will due in 6 (six) months from the date of loan agreement.
Perusahaan dan entitas anak memberikan remunerasi kepada anggota Komisaris dan Direksi Grup berupa gaji dan tunjangan dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp43.624 dan Rp26.704 masing-masing untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.
The Company and subsidiaries provided remuneration to the Commissioners and Directors of the Group in the form of salaries and other benefits totaling Rp43,624 and Rp26,704 for the period ended 31 December 2014 and 2013, respectively.
396.255 -
Laba (rugi) tahun berjalan
Aset segmen dilaporkan
Jumlah laba (rugi) komprehensif tahun berjalan
1.872.661
396.255
-
(119.779)
Beban pajak penghasilan
Pendapatan komprehensif lain
97
516.034
Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan
86.646
97
(600)
697
(1.342) (33)
(121.594) (90.151)
Beban usaha Penghasilan (beban) lain-lain
2.072
6.481 (4.409)
727.779
6.033.962 (5.306.183)
Laba bruto
Pendapatan Beban pokok pendapatan
Penyewaan gedung/ Building rental
2014
317.335
1.228
-
1.228
(1.050)
2.278
(519) (5.849)
8.646
87.540 (78.894)
Floating storage and offloading
23
23 -
20.143.338
1.254.270
(102.843)
1.357.113
(11.736)
1.368.849
(103.413) 1.472.239
Investasi/ Investment
(6.072.076)
(689.883)
-
(689.883)
-
(689.883)
2.731 (692.894)
280
(4.131) 4.411
Eliminasi/ Elimination
16.347.904
961.967
(102.843)
1.064.810
(133.165)
1.197.975
(224.137) 683.312
738.800
6.123.875 (5.385.075)
Jumlah/ Total
Reportable segment assets
Total comprehensive (loss) income for the year
Other comprehensive income
Profit (loss) for the year
Income tax expense
Profit (loss) before income tax
Operating expenses Other income (expenses)
Gross profit (loss)
Revenue Cost of revenues
The Group’s operating segment information is as follows:
Informasi segmen operasi Grup adalah sebagai berikut:
Kilang minyak/ Oil refinery
For management purposes, the Group’s businesses are grouped into four major operating businesses: oil refinery, building rental, floating storage and offloading, and investment.
33. SEGMENT INFORMATION
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Exhibit E/72
Untuk tujuan pengelolaan, usaha Grup dikelompokkan menjadi empat kelompok usaha utama: kilang minyak, penyewaan gedung, floating storage and offloading, dan investasi.
33. INFORMASI SEGMEN
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Ekshibit E/72
197
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
130.337 -
Laba (rugi) tahun berjalan
Aset segmen dilaporkan
Jumlah (rugi) laba komprehensif tahun berjalan
1.498.242
130.337
-
(39.961)
Beban pajak penghasilan
69.796
(283)
(413)
130
2013
323.455
25.368
-
25.368
(922)
26.290
(413) (5.908)
32.611
76.924 (44.313)
Floating storage and offloading
19.615.433
428.763
(509.476)
938.239
(967)
939.206
(112.438) 1.050.085
1.559
1.559 -
Investasi/ Investment
(5.297.041)
(744.573)
-
(744.573)
-
(744.573)
1.568 (745.954)
(187)
(2.762) 2.575
Eliminasi/ Elimination
16.209.885
(160.388)
(509.476)
349.088
(42.263)
391.351
(196.837) 215.319
372.869
3.658.760 (3.285.891)
Jumlah/ Total
Operating expenses Other income (expenses)
Gross profit (loss)
Revenue Cost of revenues
Reportable segment assets
Total comprehensive (loss) income for the year
Other comprehensive income
Profit (loss) for the year
Income tax expense
Profit (loss) before income tax
The Group’s operating segment information is as follows (continued):
33. SEGMENT INFORMATION (continued)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Exhibit E/73
Laporan Keuangan Konsolidasian
Pendapatan komprehensif lain
(283)
170.298
Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan
(1.701) 275
(83.853) (83.179)
Beban usaha Penghasilan (beban) lain-lain
1.556
4.130 (2.574)
337.330
3.578.909 (3.241.579)
Penyewaan gedung/ Building rental
Laba (rugi) bruto
Pendapatan Beban pokok pendapatan
Kilang minyak/ Oil refinery
Informasi segmen operasi Grup adalah sebagai berikut (lanjutan):
33.INFORMASI SEGMEN (lanjutan)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Ekshibit E/73
198
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
199 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Ekshibit E/74 PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 34. INSTRUMEN KEUANGAN Nilai tercatat aset keuangan dan liabilitas keuangan Grup mendekati nilai wajarnya, dimana pinjaman dengan tingkat suku bunga mengambang memiliki nilai wajar yang mendekati nilai tercatatnya karena tingkat suku bunganya sering ditinjau ulang. 35. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
Exhibit E/74 PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 34. FINANCIAL INSTRUMENTS The carrying amounts of the Group’s financial assets and financial liabilities approximate their fair values in which floating-rate borrowings have their fair values approximate their carrying amounts because the interest rates are repriced frequently. 35. FINANCIAL RISK MANAGEMENT
Grup menyadari bahwa risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari operasional Grup dan dapat dikelola secara praktis dan efektif setiap hari.
The Group realizes that risk is an integral part of its operational activities and can be managed practically and effectively day by day.
Pengelolaan risiko Grup mencakup keseluruhan lingkup aktivitas usaha Grup, yang didasarkan pada kebutuhan akan keseimbangan antara fungsi operasional bisnis dengan pengelolaan risikonya. Dengan manajemen risiko dan kebijakan yang berfungsi baik, maka manajemen risiko akan menjadi strategic partner bagi bisnis dalam mendapatkan hasil optimal dari operasi Grup.
Risk management within the Group includes overall scope of business activities within the Group, which is based on the necessity of balance between business operational function and its risk management thereof. By means of proper risk management and policy, thus the risk management will become a strategic partner to the business in obtaining optimal outcome from the Group’s course of operation.
Berbagai aktivitas yang dilakukan membuat Grup terekspos terhadap berbagai risiko keuangan, termasuk dampak nilai tukar mata uang asing, tingkat harga komoditas, dan tingkat suku bunga. Tujuan dari manajemen risiko Grup adalah untuk mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengelola risiko dasar dalam upaya melindungi kesinambungan bisnis dalam jangka panjang dan meminimalisasi dampak yang tidak diharapkan pada kinerja keuangan Grup.
The Group’s various activities expose it to a variety of financial risks, including the effects of foreign currency exchange rates, commodity prices, and interest rates. The objectives of the Group’s risk management are to identify, measure, monitor, and manage basic risks in order to safeguard the Group's long term business continuity and to minimize potential adverse effects on the financial performance of the Group.
Grup memiliki eksposur terhadap risiko investasi dan risiko-risiko atas instrumen keuangan seperti risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas dan risiko permodalan.
The Group has exposures to investment risk and also the following risks from financial instruments, such as credit risk, market risk, liquidity risk and capital risk.
a. Risiko kredit
a. Credit risk
Risiko kredit adalah risiko kerugian yang timbul jika pelanggan Grup gagal memenuhi kewajiban kontraktualnya. Risiko kredit terutama melekat kepada kas dan setara kas dan piutang usaha. Grup menempatkan kas dan setara kas pada institusi keuangan yang terpercaya. Untuk mengurangi risiko kredit atas piutang usaha, Grup memiliki kebijakan untuk memastikan bahwa penjualan produk yang dibuat hanya: (i) ke pelanggan kredit dengan track record yang terbukti dan sejarah kredit yang baik, (ii) setelah penerimaan uang muka dari pelanggan, terutama untuk pelanggan besar, dan (iii) ketika terdapat perjanjian yang mengikat secara hukum atas transaksi. Adalah kebijakan Grup bahwa semua pelanggan yang ingin bertransaksi secara kredit tunduk pada prosedur verifikasi kredit. Selain itu, Grup akan menghentikan pasokan semua produk kepada pelanggan dalam hal terjadi keterlambatan pembayaran dan / atau default. Selain itu, saldo piutang dimonitor secara berkelanjutan untuk mengurangi eksposur terhadap kredit macet.
Credit risk is the risk of loss if the Group’s customers fail to fulfill their contractual obligations. Credit risk is primarily attributable to its cash and cash equivalents and trade receivables. The Group deposits its cash and cash equivalents at reputable financial institutions. To mitigate the credit risk of trade receivables, the Group have policies in place to ensure that sales of products are made only: (i) to creditworthy customers with proven track record and good credit history, (ii) after the receipt of advance from customers, particularly for major customers, and (iii) when legally binding agreements are in place for the transactions. It is the Group’s policy that all customers who wish to trade on credit are subject to credit verification procedures. In addition, the Group will cease the supply of all products to the customer in the event of late payment and/or default. Moreover, receivable balances are monitored on an ongoing basis to reduce the exposure to bad debts.
Risiko kredit dikelola terutama melalui penetapan kebijakan Grup dalam pemberian fasilitas kredit.
Credit risk is managed primarily determining the credit policies.
through
200 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
Ekshibit E/75 PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
Exhibit E/75 PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 35.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
a. Risiko kredit (lanjutan)
a. Credit risk (continued)
Eksposur maksimum dari aset keuangan di laporan posisi keuangan konsolidasian terhadap risiko kredit adalah sama dengan nilai tercatatnya.
The maximum exposure of the financial assets in the consolidated statements of financial position is equal to their carrying amounts.
Konsentrasi risiko kredit dari aset keuangan Grup per 31 Desember 2014 dan 2013 berdasarkan segmen operasi adalah:
The concentration of credit risk of the Group’s financial assets based on operating segments as of 31 December 2014 and 2013 is: 2014
Kilang minyak/Oil refinery Kas dan setara kas Kas yang dibatasi penggunaannya Piutang usaha dari pihak ketiga Piutang non-usaha
Floating storage and offloading
202.569 24.880 605.006 630 833.085
Penyewaan/ Rental
12.313 16.340 28.653
Investasi/ Investment
3.842 3.842
319.048 12.682 189.105 520.835
Jumlah/ Total 537.772 37.562 621.346 189.735 1.386.415
Cash and cash equivalents Restricted cash Trade receivables from third parties Non-trade receivables
2013 Kilang minyak/Oil refinery Kas dan setara kas Kas yang dibatasi penggunaannya Piutang usaha dari pihak ketiga Piutang non-usaha
Floating storage and offloading
21.737 17.122 498.385 288 537.532
Penyewaan/ Rental
11.492 52 6 11.550
Tabel berikut menyajikan rincian aset keuangan berdasarkan kualitas kreditnya:
Dikurangi: Kerugian penurunan nilai
Dikurangi: Kerugian penurunan nilai
371.657 16.760 309.287 697.704
Jumlah/ Total 405.632 33.882 498.437 309.581 1.247.532
Cash and cash equivalents Restricted cash Trade receivables from third parties Non-trade receivables
The following table presents the detail of financial assets by their credit quality:
Jumlah/Total
537.772 37.562 621.346 189.735
3.630 -
537.772 37.562 624.976 189.735
Cash and cash equivalents Restricted cash Trade receivables from third parties Non-trade receivables
138.685 1.952.945 3.478.045
308.059 311.689
138.685 2.261.004 3.789.734
Non-current asset held for sale Available-for-sale financial assets
-
(173.110)
(173.110)
3.478.045
138.579
3.616.624
2013 Mengalami penurunan nilai secara individu/Individually impaired
Tidak mengalami penurunan nilai/ Not impaired Kas dan setara kas Kas yang dibatasi penggunaannya Piutang usaha dari pihak ketiga Piutang non-usaha Aset keuangan tersedia untuk dijual
746 746
2014 Mengalami penurunan nilai secara individu/Individually impaired
Tidak mengalami penurunan nilai/ Not impaired Kas dan setara kas Kas yang dibatasi penggunaannya Piutang usaha dari pihak ketiga Piutang non-usaha Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual Aset keuangan tersedia untuk dijual
Investasi/ Investment
405.632 33.882 498.437 309.581 2.234.412 3.481.944
-) -) 4.575) ) -) ) 249.439) 254.014)
-
(155.473)
3.481.944
98.541)
Less: Impairment losses
Jumlah/Total 405.632 33.882 503.012 309.581 2.483.851 3.735.958 (155.473) 3.580.485
Cash and cash equivalents Restricted cash Trade receivables from third parties Non-trade receivables Available-for-sale financial assets Less: Impairment losses
201 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Ekshibit E/76 PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
Exhibit E/76 PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 35. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
b. Risiko pasar
b. Market risk
Grup terekspos terhadap risiko pasar yang berkaitan dengan perubahan nilai suku bunga dan nilai tukar mata uang asing yang akan menyebabkan berkurangnya pendapatan, atau bertambahnya biaya modal Grup.
The Group is exposed to market risk in relation to changes in interest rates and foreign exchange rates which may result in decrease in revenue, or increase in the Group’s cost of capital.
Risiko nilai tukar mata uang asing
Foreign exchange risk
Risiko nilai tukar mata uang asing adalah risiko bahwa nilai wajar atau arus kas masa depan instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan dalam nilai tukar mata uang. Grup terekspos terhadap pergerakan nilai tukar mata uang asing terutama dari pinjaman bank dalam mata uang Dolar AS. Risiko ini, sampai pada batas tertentu, dimitigasi dengan pendapatan dan penghasilan dividen dalam mata uang Dolar AS.
Foreign exchange rate risk is the risk that the fair value or future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in foreign exchange rates. The Group is exposed to foreign exchange rate risk mainly from the US Dollar denominated loans from bank. This risk is, to some extent, mitigated by the revenues and certain dividend income that is denominated in USD.
Grup secara aktif menangani risiko valuta asing yang tersisa melalui: 1. Pembelian USD dari pasar spot atau dari anak perusahaan/perusahaan asosiasi. 2. Mencari solusi alternatif lain dalam mengatasi risiko, yaitu melalui lindung nilai penuh atau parsial.
The Group is actively addressing the remaining foreign exchange risk through: 1. Buying USD in spot market or from subsidiaries/associates. 2. Seek other alternative solutions in addressing the risk, ie. a full or partial hedging.
Kegiatan ini diambil dalam menjamin kelangsungan hidup jangka panjang Grup dan meminimalisasi dampak yang buruk terhadap kinerja keuangan Grup.
These activities are taken in order to safeguard the Group’s long term continuity and to minimize potential adverse effects on the financial performance of the Group.
Tabel berikut menyajikan posisi keuangan Grup dalam mata uang asing yang dominan:
The following table presents the Group’s financial position in major foreign currencies:
Dolar AS/ USD Aset Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang non-usaha Kas yang dibatasi penggunaannya
Liabilitas Utang usaha Utang lainnya Beban akrual Pinjaman bank
Liabilitas neto
2014 Lainnya setara Dolar AS/Others in USD equivalents
Total Dolar AS/USD
25.124.250 49.229.643 2.154.526 3.019.479 79.527.898
42.184 42.184
25.166.434 49.229.643 2.154.526 3.019.479 79.570.082
(1.017.182) (5.298.124) (3.267.156) (295.868.800) (305.451.262)
(32.588) (32.588)
(1.017.182) (5.330.712) (3.267.156) (295.868.800) (305.483.850)
(225.923.364)
9.596
(225.913.768)
Assets Cash and cash equivalents Trade receivables Non-trade receivables Restricted cash
Liabilities Trade payables Other payables Accrued expenses Bank loans
Net liabilities
202 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
Ekshibit E/77 PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
Exhibit E/77 PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 35. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
b. Risiko pasar (lanjutan)
b. Market risk (continued)
Risiko nilai tukar mata uang asing (lanjutan)
Foreign exchange risk (continued)
Tabel berikut menyajikan posisi keuangan Grup dalam mata uang asing yang dominan (lanjutan):
The following table presents the Group’s financial position in major foreign currencies (continued):
2013 Lainnya setara Dolar AS/Others in USD equivalents
Dolar AS/ USD Aset Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang non-usaha Kas yang dibatasi penggunaannya
Liabilitas Utang usaha Utang lainnya Beban akrual Pinjaman bank
Liabilitas neto
16.781.614 40.391.245 1.977.423 2.668.517 61.818.799
Total Dolar AS/USD
38.537 38.537
Assets Cash and cash equivalents Trade receivables Non-trade receivables Restricted cash
16.820.151 40.391.245 1.977.423 2.668.517 61.857.336
(4.927.325) (2.725.000) (764.086) (323.120.000) (331.536.411)
-
(4.927.325) (2.725.000) (764.086) (323.120.000) (331.536.411)
(269.717.612)
38.537
(269.679.075)
Menguatnya/melemahnya Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat pada31 Desember 2014 dan 2013 akan mengakibatkan peningkatan atau penurunan ekuitas dan laba rugi sebesar jumlah yang ditunjukkan di bawah ini, dengan asumsi seluruh variabel lainnya tetap. Analisis ini didasarkan pada varian kurs Dolar Amerika Serikat yang dianggap mungkin terjadi oleh Grup pada tanggal pelaporan. 2014
Liabilities Trade payables Other payables Accrued expenses Bank loans
Net liabilities
The strengthening/weakening of the Rupiah against the US Dollar at 31 December 2014 and 2013 would have increased or decreased equity and profit or loss by the amounts shown below, assuming all other variables held constant. The analysis is based on US Dollar rate variances that the Group considers to be reasonably possible at reporting dates. 2013
Rupiah menguat 5%: Ekuitas [naik (turun)] Laba rugi [naik (turun)]
105.389 105.389
123.267 123.267
Rupiah strengthens by 5%: Equity [increase (decrease)] Profit or loss [increase (decrease)]
Rupiah melemah 5%: Ekuitas [naik (turun)] Laba rugi [naik (turun)]
(105.389) (105.389)
(123.267) (123.267)
Rupiah weakens by 5%: Equity [increase (decrease)] Profit or loss [increase (decrease)]
Menguatnya/melemahnya Dolar Amerika Serikat terhadap Rupiah pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 akan memiliki efek yang sama tetapi berlawanan pada mata uang di atas untuk jumlah yang ditampilkan diatas, dengan dasar bahwa semua variabel lainnya tetap konstan.
The strengthening/weakening of the US Dollar against Rupiah at 31 December 2014 and 2013 would have had the equal but opposite effect of the above currency to the amount shown above, on the basis that all other variables remain constant.
203 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Ekshibit E/78 PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) b. Risiko pasar (lanjutan)
Exhibit E/78 PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 35. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) b. Market risk (continued)
Risiko suku bunga
Interest rate risk
Risiko suku bunga Grup timbul dari pinjaman bank dan fasilitas kredit yang diterbitkan dengan dasar suku bunga mengambang. Oleh karena itu, Grup memiliki eksposur atas fluktuasi arus kas yang diakibatkan oleh perubahan suku bunga yang sebagian dihapuskan oleh suku bunga mengambang dari kas dan setara kas, piutang non-usaha dan kas yang dibatasi penggunaannya.
The Group’s interest rate risk arises from bank loans and credit facilities issued at floating interest rates. Accordingly, the Group has an exposure to fluctuation in cash flows due to changes in interest rates, which is partially offset with floating interest rates from cash and cash equivalents, nontrade receivables and restricted cash.
Grup memitigasi sebagian risiko suku bunga dengan melakukan kontrak swap atas pinjaman bank yang dimiliki oleh entitas anak atau entitas asosiasi untuk melakukan lindung nilai terhadap fluktuasi tingkat suku bunga yang tidak diharapkan. Grup juga mengelola penghasilan bunga melalui kombinasi antara suku bunga tetap dan mengambang untuk kas dan setara kas (termasuk deposito berjangka), piutang non-usaha, dan kas yang dibatasi penggunaannya dan membuat perbandingan tingkat suku bunga dengan yang ada di pasar keuangan.
The Group partially mitigates the interest rate risk by entering into swap contracts against the respective bank loans belonging to the subsidiaries or associates to hedge the fluctuating interest rate. The Group also manages interest income through a mix of fixed and floating interest rates of cash and cash equivalents (including time deposits), non-trade receivables, and restricted cash and makes comparison of such rates in the relevant financial markets.
Grup berkeyakinan bahwa perubahan pada suku bunga di akhir periode pelaporan, dimana semua variabel lain tetap sama, tidak akan memiliki dampak signifikan terhadap ekuitas dan laba rugi.
The Group believes that a change in interest rates at the end of the reporting period, with all other variables remain constant, would not have significant impact to equity and profit or loss.
c. Risiko likuiditas
c. Liquidity risk
Risiko likuiditas merupakan risiko yang timbul dalam situasi dimana arus kas masuk Grup dari pendapatan jangka pendek tidak cukup untuk memenuhi arus kas keluar untuk pengeluaran jangka pendek.
Liquidity risk is a risk that arises in situations where the Group’s cash inflows from short-term revenue is not adequate to cover cash outflows for short-term expenditure.
Untuk mengelola risiko likuiditas, Grup menerapkan manajemen risiko sebagai berikut: 1. memonitor dan menjaga kas dan setara kas di level yang diperkirakan cukup untuk mendanai kegiatan operasional Grup dan mengurangi pengaruh fluktuasi dalam arus kas;
To manage its liquidity risk, the Group applies the following risk management: 1. monitors and maintains its cash and cash equivalents at a level deemed adequate to finance the Group's operational activities and to mitigate the effect of fluctuations in cash flows; 2. regularly monitors projected and actual cash flow; 3. regularly monitors loan maturity profiles;
2. 3. 4. 5.
secara rutin memonitor perkiraan arus kas dan arus kas aktual; secara rutin memonitor profil jatuh tempo pinjaman; secara terus-menerus menilai kondisi pasar keuangan untuk kesempatan memperoleh dana; dan sebagai tambahan, Grup memiliki fasilitas pinjaman stand-by yang dapat ditarik sesuai dengan permintaan untuk mendanai kegiatan operasi pada saat diperlukan.
4. 5.
continuously assesses the financial markets for opportunities to raise funds; and in addition, the Group has a stand-by loan facility that can be draw down upon request to fund its operations when needed.
204 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk.
Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan Tahunan 2014 Ekshibit E/79
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
Exhibit E/79
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 35. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
c. Risiko likuiditas (lanjutan)
c.
Tabel berikut menyajikan liabilitas keuangan Grup berdasarkan jatuh tempo kontraktualnya, termasuk estimasi pembayaran bunga.
Liquidity risk (continued) The following table presents the Group’s financial liabilities based on their contractual maturities, including the estimated interest payments:
Jatuh tempo/Maturity period Nilai tercatat/ Carrying amount 31 Desember 2014 Utang usaha Utang lainnya Beban akrual Pinjaman Wesel bayar jangka menengah
Arus kas kontraktual/ Contractual cash flows
Kurang dari 1 tahun/ Less than 1 year
1-2 tahun/ 1-2 years
2-5 tahun/ 2-5 years
Lebih dari 5 tahun/More than 5 years
19.831 66.314 76.385 3.616.280
19.831 80.833 76.385 4.169.504
19.831 80.833 76.385 584.427
696.731
2.712.525
175.821
729.635 4.508.445
984.349 5.330.902
86.371 847.847
86.607 783.338
811.371 3.523.896
175.821
31 December 2014 Trade payables Other payables Accrued expenses Borrowings Medium-term notes
Jatuh tempo/Maturity period Nilai tercatat/ Carrying amount 31 Desember 2013 Utang usaha Utang lainnya*) Beban akrual Pinjaman Utang sewa pembiayaan
Arus kas kontraktual/ Contractual cash flows
Kurang dari 1 tahun/ Less than 1 year
1-2 tahun/ 1-2 years
2-5 tahun/ 2-5 years
Lebih dari 5 tahun/More than 5 years
62.493 1.485.821 14.923 3.891.643
62.493 42.505 14.923 4.608.214
62.493 477 14.923 605.415
2.353.314
42.028 1.649.485
-
827 5.455.707
827 4.728.962
827 684.135
2.353.314
1.691.513
-
31 December 2013 Trade payables Other payables*) Accrued expenses Borrowings Finance lease payable
*) Utang lainnya ke PT Saratoga Infrastruktur sejumlah Rp1.447.555 diselesaikan secara saling hapus dengan piutang dividen yang diumumkan di Januari 2014 (Catatan 16).
*) Other payable to PT Saratoga Infrastruktur totaling Rp1,447,555 is settled through offsetting with the dividend receivable declared in January 2014 (Note 16).
d. Risiko permodalan
d. Capital risk
Tujuan Grup mengatur modal adalah untuk menjaga kemampuan Perusahaan untuk melanjutkan usaha yang terus menerus supaya memberikan keuntungan kepada pemegang saham dan manfaat ke pemangku kepentingan lainnya, serta untuk mempertahankan struktur modal yang optimal untuk mengurangi biaya modal.
The Group’s objective in managing capital is to safeguard the Company’s ability to continue as a going concern in order to provide returns for shareholders and benefits for other stakeholders, as well as to maintain an optimal capital structure to reduce the cost of capital.
Grup secara aktif dan rutin menelaah dan mengelola struktur permodalan dengan mempertimbangkan kebutuhan modal masa depan dan efisiensi modal Grup, profitabilitas masa sekarang dan yang akan datang, proyeksi arus kas operasi, proyeksi belanja modal dan proyeksi peluang investasi yang strategis.
The Group actively and regularly reviews and manages its capital structure by taking into consideration the future capital requirements and capital efficiency of the Group, prevailing and projected profitability, projected operating cash flows, projected capital expenditures and projected strategic investment opportunities.
205
Ekshibit E/80
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
35. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
d. Risiko permodalan (lanjutan)
d. Capital risk (continued)
Grup mengevaluasi struktur modalnya melalui rasio pinjaman terhadap modal (gearing ratio) yang dihitung dengan membagi pinjaman neto dengan modal. Pinjaman neto adalah jumlah liabilitas sebagaimana disajikan di laporan posisi keuangan konsolidasian dikurangi kas dan setara kas. Sedangkan modal meliputi seluruh ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik Perusahaan. Pada tanggal pelaporan, perhitungan rasio tersebut adalah sebagai berikut: 2014 Jumlah liabilitas Dikurangi: kas dan setara kas Pinjaman neto Jumlah ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik Perusahaan Rasio pinjaman terhadap modal
Exhibit E/80
The Group evaluates its capital structure through the debt-to-equity ratio (gearing ratio), which is calculated by dividing the net debt to equity. Net debt represents the sum of liabilities as presented in the consolidated statement of financial position less cash and cash equivalents. While the equity covers the entire attributable equity to owners of the Company. As of reporting dates, the calculations of this ratio are as follows: 2013
4.768.117 (537.772) 4.230.345
5.542.176 (405.632) 5.136.544
11.014.714 0,38
e. Risiko harga saham
Total liabilities Less: cash and cash equivalents Net debt Total equity attributable to the owners of the Company Debt to equity ratio
10.409.861 0,49
e. Equity price risk
Perusahaan telah mempertahankan jumlah yang wajar dari aset yang diinvestasikan di aset keuangan tersedia untuk dijual. Perusahaan berinvestasi dalam bisnis yang memiliki ekonomi yang sangat baik, dengan manajemen mampu dan jujur dan dengan harga yang masuk akal.
The Company has maintained reasonable amounts of invested assets in available-for-sale financial assets. The Company invests in businesses that possess excellent economics, with able and honest management and at sensible prices.
Harga pasar dari aset keuangan tersedia untuk dijual dalam bentuk instrumen ekuitas tergantung pada fluktuasi yang dapat berdampak pada jumlah realisasi atas penjualan dari nilai investasi di masa depan dapat berbeda secara signifikan dari nilai pasar yang dilaporkan. Fluktuasi harga pasar dari instrumen tersebut dapat disebabkan oleh perubahan karakteristik ekonomi yang mendasari investee, harga relatif dari alternatif investasi dan kondisi pasar secara umum.
Market prices for available-for-sale financial assets in form of equity instruments are subject to fluctuation and consequently the amount realized in the subsequent sale of an investment may significantly differ from the reported market value. Fluctuation in the market price of such instrument may result from perceived changes in the underlying economic characteristics of the investee, the relative price of alternative investments and general market conditions.
Tabel berikut menyajikan investasi Perusahaan yang tersedia untuk dijual dengan risiko harga pasar pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013. Efek dari kenaikan 1% dan penurunan 1% pada harga pasar pada tanggal tersebut juga ditampilkan.
The following table summarizes the Company’s available-for-sale investments with market price risk as of 31 December 2014 and 2013. The effects of a 1% increase and a 1% decrease in market prices as of those dates are also shown.
2014 Jumlah aset keuangan tersedia untuk dijual dengan nilai wajar tersedia (Catatan 9) Harga saham menguat 1%: Aset keuangan tersedia untuk dijual Laba yang belum direalisasi atas aset keuangan tersedia untuk dijual Harga saham melemah 1%: Aset keuangan tersedia untuk dijual Laba yang belum direalisasi atas aset keuangan tersedia untuk dijual
2013
2.038.059
2.304.206
20.381
23.042
20.381
23.042
(20.381)
(23.042)
(20.381)
(23.042)
Total available-for-sale financial assets with fair value is readily available (Note 9) Market price strengthens by 1%: Available-for-sale financial assets Unrealized gain on available-for-sale financial assets Market price weakens by 1%: Available-for-sale financial assets Unrealized gain on available-for-sale financial assets
206 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
Ekshibit E/81 PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 36. PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTINJENSI a.
Exhibit E/81 PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 36.
SIGNIFICANT AGREEMENTS, CONTINGENCIES
COMMITMENTS
AND
Pada tanggal 7 Januari 2008, TWU menandatangani kontrak perjanjian dengan PT Pertamina EP Cepu untuk memasok 6.000 barel minyak mentah per hari kepada TWU. Kontrak tersebut akan berakhir dalam 10 (sepuluh) tahun sejak tanggal kontrak dan dapat diperpanjang atas kesepakatan dari kedua belah pihak. Kontrak tersebut saling berhubungan dengan kontrak pasokan 5 (lima) tahun dengan PT Pertamina EP Cepu, ExxonMobil Cepu Ltd. (dahulu Mobil Cepu Ltd.), Ampolex (Cepu) Pte., Ltd., Singapura, PT Sarana Patra Hulu Cepu, PT Blora Patrogas Hulu, PT Asri Dharma Sejahtera, dan PT Petrogas Jatim Utama Cendana (selanjutnya disebut secara kolektif sebagai “Konsorsium Penjualan”), dimana kewajiban PT Pertamina EP Cepu untuk memberikan pasokan kepada TWU berdasarkan kesepakatan ini harus dipenuhi Konsorsium Penjualan selama kontrak penyediaan antara TWU dan Konsorsium Penjualan tersebut masih berlaku. Setelah jangka waktu penyediaan dengan Konsorsium Penjualan tersebut berakhir, kesepakatan pasokan bahan bakar antara TWU dan PT Pertamina EP Cepu akan tetap berlaku.
a. On 7 January 2008, TWU entered into a contract with PT Pertamina EP Cepu to supply 6,000 barrels of crude oil per day to TWU. The contract will expire in 10 (ten) years from the date of the contract and is extendable based on mutual agreement of the parties. This contract co-exists with the 5 (five) years supply contract with PT Pertamina EP Cepu, ExxonMobil Cepu Ltd. (formerly Mobil Cepu Ltd.), Ampolex (Cepu) Pte., Ltd., Singapore, PT Sarana Patra Hulu Cepu, PT Blora Patragas Hulu, PT Asri Dharma Sejahtera, and PT Petrogas Jatim Utama Cendana (therein after collectively referred as the “Selling Consortium”), whereby the obligation of PT Pertamina EP Cepu to supply TWU under this arrangement should be considered to have been fulfilled by the Selling Consortium for as long as the supply contract between TWU and the Selling Consortium remains valid. After the supply contract with the Selling Consortium expires, the fuel supply arrangement between TWU and PT Pertamina EP Cepu shall remain valid.
b. Pada tanggal 31 Agustus 2009, TWU menandatangani kontrak pasokan 5 (lima) tahun minyak mentah dengan Konsorsium Penjualan dimana Konsorsium Penjualan setuju untuk memasok minyak mentah kepada TWU. Konsorsium Penjualan sepakat untuk menunjuk ExxonMobil Cepu Ltd. (dahulu Mobil Cepu Ltd.) untuk menjadi perwakilan mereka dalam melaksanakan tugas administrasi dan operasional seperti yang terinci didalam kontrak.
b. On 31 August 2009, TWU entered into a 5 (five) years crude oil supply contract with a Selling Consortium whereby the Selling Consortium agreed to supply crude oil to TWU. The Selling Consortium has agreed to appoint ExxonMobil Cepu Ltd. (formerly Mobil Cepu Ltd.) to act as their representative in carrying out the administrative and operational responsibilities detailed in the contract.
Pada tanggal 22 Oktober 2014, kontrak diamandemen untuk meningkatkan volume pasokan dari 6.000 barel minyak mentah per hari menjadi 16.000 barel minyak mentah per hari. Amandemen tersebut akan berakhir pada tanggal 3 Januari 2015.
On 22 October 2014, the agreement was amended to increase the supply from 6,000 barrels of crude oil per day to 16,000 barrels of crude oil per day. The amendment will expire on 3 January 2015.
Pada tanggal 4 Januari 2015, amandemen kedua kontrak ditanda tangani untuk perpanjangan jangka waktu perjanjian sampai dengan Tanggal Sistem Ekspor dan volume pasokan per hari sebesar 14.000 sampai dengan 16.000 barel per hari.
On 4 January 2015, the second amendment to the contract was signed for the extension of the term of the agreement up to Export System Date and the volume supply is 14,000 up to 16,000 barrels per day.
c. Pada tanggal 5 Januari 2011, Perusahaan sebagai penjamin atas fasilitas pinjaman yang diterima oleh Seroja Zhushui Shipping Ltd., dari OCBC sebagai mandated lead arranger telah menandatangani Secured Term Loan Facilities Agreement sebagaimana diubah dengan Perubahan Perjanjian tanggal 23 September 2011 untuk memberikan jaminan korporasi sejumlah USD56.340.000. Pada tanggal 8 Desember 2014, fasilitas pinjaman tersebut telah dilunasi sehingga jaminan korporasi telah berakhir.
c.
On 5 January 2011, the Company as a guarantor on a loan facility received by Seroja Zhushui Shipping Ltd., from OCBC as mandated lead arranger, have signed a Secured Term Loan Facilities Agreement as amended in Perubahan Perjanjian dated 23 September 2011 to provide corporate guarantee totaling USD56,340,000. On 8 December 2014, the facility has been fully repaid therefore, the corporate guarantee has been ended.
207 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Ekshibit E/82 PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
36. PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTINJENSI (lanjutan)
Exhibit E/82 PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
36. SIGNIFICANT AGREEMENTS, CONTINGENCIES (continued)
COMMITMENTS
AND
d. Pada tanggal 18 Maret 2011, Perusahaan dan PT Multigroup Logistics Company (MLC), selaku pemegang saham SMP, telah menandatangani Top Up and Subordination Agreement dengan SMP (sebagai debitur) dan PT Bank UOB Indonesia (UOB) sehubungan dengan fasilitas yang diterima oleh SMP dalam jumlah maksimum sebesar USD24.000.000 dari UOB. Berdasarkan perjanjian ini, MLC dan Perusahaan diminta, berdasarkan permintaan dan pemberitahuan tertulis dari UOB, untuk memberikan tambahan pendanaan apabila SMP mengalami kekurangan pendanaan. Pendanaan yang akan diberikan oleh MLC dan Perusahaan adalah sesuai dengan porsi kepemilikan saham mereka di SMP, pada saat perjanjian tersebut ditandatangani, masing-masing adalah 20% dan 80%. Pada bulan April 2011, Seroja Shipping Services Pte., Ltd. (SSS) ikut mengambil bagian atas saham SMP yang baru dikeluarkan sehingga kepemilikan Perusahaan dalam SMP menjadi 56,9% (50% melalui SSB dan 30% melalui SSS).
d. On 18 March 2011, the Company and PT Multigroup Logistics Company (MLC), as the shareholders of SMP, respectively, entered into a Top Up and Subordination Agreement with SMP (as borrower) and PT Bank UOB Indonesia (UOB) in connection with SMP’s USD24,000,000 facility with UOB. According to the agreement, MLC and the Company are required to, upon request and written notification from UOB, provide additional funding to SMP if SMP reports a cash deficiency. The funds to be provided by MLC and SIS are to be in proportion to their respective shareholding in SMP, which are 20% and 80%, respectively, at the time of the agreement was signed. In April 2011, Seroja Shipping Services Pte., Ltd. (SSS) subscribed for new shares of SMP and the Company ownership in SMP became 56.9% (50% held through SSB and 30% through SSS).
e. Perusahaan, PT Pulau Seroja Jaya (PSJ), para pemegang saham lainnya dan UOB, menandatangani Akta Perjanjian Top up (Nomor 222) tanggal 25 April 2011. Pada tanggal 23 Agustus 2011, UOB telah mengalihkan hak mereka sehubungan dengan fasilitas tersebut kepada UOB Limited. Berdasarkan Perjanjian Top Up, selama PSJ masih berhutang kepada UOB Limited, Perusahaan dan pemegang saham lainnya diminta untuk memberikan tambahan pendanaan dalam bentuk pemberian pinjaman kepada PSJ jika PSJ mengalami kesulitan keuangan, sepanjang UOB Limited telah menyatakan wanprestasi dan menawarkan kepada Perusahaan untuk atas kehendaknya sendiri melaksanakan opsi untuk membeli sisa piutang atau saham PSJ berdasarkan Akta Perjanjian Opsi No.223 tanggal 25 April 2011. Saat ini belum ada kewajiban dari Perusahaan berdasarkan Perjanjian Top Up kepada PSJ. PSJ merupakan Instrumen Keuangan Perusahaan tidak langsung dengan kepemilikan efektif sebesar 20,9% (melalui PT Laju Kencana Murni dan Trans LK Marine Singapore).
e. The Company, PT Pulau Seroja Jaya (PSJ), other shareholder and UOB entered into a Deed of Top up Agreement (Number 222) dated 25 April 2011. On 23 August 2011, UOB assigned their rights under the facility to UOB Limited. As per the terms of the Top Up Agreement, the Company and other shareholder are required to provide additional funding in the form of loan to PSJ if PSJ experiences a cash shortfall, provided UOB Limited has declared default and has offered an option for the Company to at its own discretion buy the outstanding receivables or PSJ shares pursuant to an Option Deed No.223 dated 25 April 2011. At the moment, there is no obligation yet for the Company in relation with the Top Up Agreement with PSJ. PSJ is one of the Company’s financial instrument with indirect ownership of 20.9% (through PT Laju Kencana Murni and Trans LK Marine Singapore).
f. Pada tanggal 27 Oktober 2010 sebagaimana diamandemen dan dinyatakan kembali pada tanggal 6 Maret 2014, Perusahaan dan para pemegang saham dari AMR secara bersama-sama memberikan jaminan korporasi secara proportional (yaitu 25% dari modal disetor AMR) atas fasilitas pinjaman yang diterima AMR dan PT Surya Panen Subur (SPS) dari OCBC Limited dan PT Bank OCBC Indonesia. Pada tanggal 31 Desember 2014, jaminan korporasi yang diberikan Perusahaan adalah sebesar USD3.220.000 dan Rp67.179 yang merupakan 25% dari jumlah nilai pinjaman dari AMR dan SPS yaitu masing-masing sebesar USD12.880.000 dan Rp268.717.
f.
On 27 October 2010 which amended and restated on 6 March 2014, the Company and other shareholders of AMR proportionately (i.e 25% from issued capital of AMR) provided a corporate guarantees on a loan facility extended to AMR and PT Surya Panen Subur (SPS) from OCBC Limited and PT Bank OCBC Indonesia. As of 31 December 2014, the Company provided corporate guarantees amounting to USD3,220,000 and Rp67,179 which represent 25% from total outstanding loan of AMR and SPS amounting USD12,880,000 and Rp268,717, respectively.
208 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
Ekshibit E/83 PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 36. PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTINJENSI (lanjutan)
Exhibit E/83 PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 36. SIGNIFICANT AGREEMENTS, CONTINGENCIES (continued)
COMMITMENTS
AND
g. Pada tanggal 10 Januari 2014, TWU menandatangani perjanjian penjualan (1) tahun dengan PT Pertamina Patra Niaga (PN), dimana PN sepakat untuk membeli sampai dengan 30.000 KL HSD setiap bulannya. Perjanjian tersebut berlaku sejak tanggal 1 Agustus 2013 sampai dengan tanggal 31 Juli 2014. Pada saat ini, kontrak perpanjangan masih dalam proses.
g. On 10 January 2014, TWU entered a one-year selling agreement with PT Pertamina Patra Niaga (PN), whereby PN agreed to buy up to 30,000 KL HSD every month. This agreement is valid from 1 August 2013 until 31 July 2014. At this moment, the contract extension is still in process.
h. Pada tanggal 14 Februari 2014, TWU, anak perusahaan tidak langsung melalui WBSM menandatangani perjanjian penjualan (1) tahun dengan PT Pertamina (Persero), dimana PT Pertamina (Persero) sepakat untuk membeli 10.000-40.000 KL HSD setiap bulannya. Perjanjian tersebut berlaku sejak tanggal 1 Juli 2013 sampai dengan tanggal 30 Juni 2015. Pada tanggal 6 Maret 2015, perjanjian ini telah diamandemen untuk perpanjangan jangka waktu perjanjian sampai dengan tanggal 30 Juni 2017.
h. On 14 February 2014, TWU, an indirect subsidiary through WBSM, entered into a one-year selling agreement with PT Pertamina (Persero), whereby PT Pertamina (Persero) agreed to buy 10,00040,000 KL HSD every month. This agreement is valid from 1 July 2013 until 30 June 2015. On 6 March 2015, this agreement was amended for the extention of the term of the agreement up to 30 June 2017.
i. Pada tanggal 7 Juli 2014, SSB, anak perusahaan menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat dengan PT Prime Asia Capital (PAC) dengan total jumlah sebesar USD5.614.909 untuk penjualan 19,70% saham kepemilikan di PT Kalimantan Mentari Khatulistiwa dan 0,32% saham kepemilikan di PT Laju Kencana Murni; kedua-duanya merupakan pemegang saham yang memegang kepemilikan saham efektif sebesar 9,77% di PT Pulau Seroja Jaya. Pada tanggal 31 Desember 2014, Perusahaan telah menerima pembayaran tahap 1 dari PAC sebesar USD950.625. Penyelesaian transaksi diharapkan terjadi pada triwulan ketiga 2015.
i. On 7 July 2014, SSB, a subsidiary entered into a Shares Conditional Sale and Purchase Agreement with PT Prime Asia Capital (PAC) for total consideration of USD5,614,909 for the sale of 19.70% ownership in PT Kalimantan Mentari Khatulistiwa and 0.32% ownership in PT Laju Kencana Murni; both are the shareholders of effectively 9.77% shareholding in PT Pulau Seroja Jaya. On 31 December 2014, the Company has received first settlement from PAC amounting to USD950,625. The settlement of this transaction is expected to occur on third quarter of 2015.
j. Pada tanggal 7 Juli 2014, Perusahaan menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat dengan PAC dengan total jumlah sebesar USD8.648.856 untuk penjualan 23,3% saham kepemilikan di Seroja Investment Ltd. Pada tanggal 31 Desember 2014, Perusahaan telah menerima pembayaran tahap 1 dari PAC sebesar USD1.464.284. Penyelesaian transaksi diharapkan terjadi pada triwulan ketiga 2015.
j. On 7 July 2014, the Company entered into a Shares Conditional Sale and Purchase Agreement with PAC for total consideration of USD8,648,856 for the sale of 23.3% ownership in Seroja Investment Ltd. On 31 December 2014, the Company has received first settlement from PAC amounting to USD1,464,284. The settlement of this transaction is expected to occur on third quarter of 2015.
k. Pada tanggal 30 Juli 2014, Perusahaan telah menandatangani perjanjian dengan FJ Benjamin Singapore Pte. Ltd. dalam rangka pembelian Mandatory Convertible Bonds (MCB) yang diterbitkan oleh PT Gilang Agung Persada (GAP) dengan nilai sebesar USD3.000.000. Berdasarkan perjanjian tersebut, MCB dapat dikonversikan menjadi saham baru untuk mempertahankan kepemilikan Perusahaan di GAP.
k. On 30 July 2014, the Company entered into an agreement with FJ Benjamin Singapore Pte. Ltd. to purchase Mandatory Convertible Bonds (MCB) issued by PT Gilang Agung Persada (GAP) for a total value of USD3,000,000. Under the agreement, the MCB can be converted into new shares which shall maintain the Company’s ownership in GAP.
l. Pada tanggal 30 Juli 2014, Perusahaan telah menandatangani perjanjian untuk memiliki exchangeable bond yang diterbitkan oleh PT Sukses Mitra Persada dengan nilai sebesar USD166.667, yang jika digunakan, akan meningkatkan kepemilikan saham Perusahaan di GAP sebesar 1,67% untuk menjadi jumlah sebesar 5,83%.
l. On 30 July 2014, the Company entered into an agreement to subscribe exchangeable bond issued by PT Sukses Mitra Persada for a total value of USD166,667, which if exercised, will enable the Company to increase its stake in GAP by up to additional 1.67%, to become a total 5.83%.
209 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Ekshibit E/84 PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LANJUTAN) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN
Exhibit E/84 PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (CONTINUED) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 37. SUBSEQUENT EVENTS
a. Pada tanggal 15 Januari 2015, Perusahaan memperoleh tambahan 649 saham TKJ dari PT Mitra Daya Mustika dengan harga pembelian sebesar Rp22.825 sehingga kepemilikan Perusahaan atas TKJ bertambah dari 80% menjadi 86,5%.
a. On 15 January 2015, the Company acquired 649 additional shares of TKJ from PT Mitra Daya Mustika for a purchase price of Rp22,825. Therefore the Company’s ownership in TKJ increased from 80% to become 86.5%.
b. Pada tanggal 27 Januari 2015, Perusahaan, PT Merdeka Coppers Gold Tbk (“MCG”) dan Kendall Court Resources Investments Ltd (“Kendall Court”) menandatangani Deed of Consent and Transfer dimana Kendall Court akan mengalihkan hak atas sebagian obligasi konversi dan opsi yang dimilikinya di MCG kepada Perusahaan. Hal ini merupakan pengembalian penyelesaian atas uang muka investasi Perusahaan kepada Kendall Court sebesar USD17.500.000.
b. On 27 January 2015, the Company, PT Merdeka Coppers Gold Tbk (“MCG”) and Kendall Court Resources Investment Ltd (“Kendall Court”) entered into Deed of Consent and Transfer whereas Kendall Court will transfer a part of its convertible bond and option in MCG to the Company. This transaction represents the settlement of the Company’s advance for investment to Kendall Court amounting to USD17,500,000.
c. Pada tanggal 2 Februari 2015, SSB mengambil bagian dalam penerbitan saham baru SP sejumlah 547 saham, dengan harga penerbitan saham sebesar Rp1.000.000 (Rupiah penuh) per saham. Tidak ada perubahan persentase kepemilikan atas investasi SSB di SP.
c. On 2 February 2015, SSB agreed to subscribe for the 547 new shares issued for SP, with issue price of Rp1,000,000 (whole Rupiah) per share. There is no change in the ownership percentage of SSB’s investment in SP.
d. Pada tanggal 10 Maret 2015, Perusahaan, sebagai pemberi pinjaman, menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman yang dapat dikonversi dengan Sihayo Gold Ltd. dengan jumlah maksimum USD500.000, jangka waktu 1 tahun dan bunga 7% per tahun. Pada tanggal 11 Maret 2015, Perusahaan telah memberikan pinjaman dengan nilai USD200.000.
d. On 10 March 2015, the Company, as lender, entered into a convertible loan facility agreement with Sihayo Gold Ltd. with maximum number USD500,000, maturity date 1 year and interest rate 7% per year. On 11 March 2015, the Company has provided loan amounting to USD200,000.
e. Pada tanggal 25 Maret 2015, Perusahaan mengambil bagian dalam penerbitan saham baru SUM sejumlah 24.090.000 saham, dengan harga penerbitan saham sebesar AUD0.058 per saham. Atas pengambilan saham baru ini, Perusahaan memperoleh 12.045.000 waran.
e. On 25 March 2015, the Company agreed to subscribe for the 24,090,000 new shares issued for SUM with issue price of AUD0,058 per share. As part of this subscription, the Company received 12,045,000 warrants.
38. PENYELESAIAN KONSOLIDASIAN
LAPORAN
KEUANGAN
38. THE COMPLETION OF CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENT
Laporan keuangan konsolidasian disetujui untuk diterbitkan oleh Direksi pada tanggal 27 Maret 2015.
The Company’s consolidated financial statements were authorized for issuance by the Board of Directors on 27 March 2015.
210 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
Ekshibit F/1 PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. ENTITAS INDUK SAJA LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Informasi keuangan tambahan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (entitas induk saja) berikut ini tidak termasuk saldo dari entitas anak, dan telah disusun dan disajikan dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang konsisten dengan yang diterapkan pada laporan keuangan konsolidasisan Grup, kecuali untuk investasi pada entitas anak dan asosiasi yang disajikan sebesar biaya perolehan.
Exhibit F/1 PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. PARENT COMPANY ONLY STATEMENT OF FINANCIAL POSITION 31 DECEMBER 2014 DAN 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
The following supplementary financial information of PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (parent Company only) excludes balances of subsidiaries, and has been prepared and presented using the accounting policies that are consistent with those applied to the consolidated financial statements of the Group, except for investments in subsidiaries and associates that have been presented at cost.
31 Desember/December 2014 2013 ASET
ASSETS
ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang non-usaha: Pihak berelasi Pihak ketiga Aset keuangan tersedia untuk dijual Pajak dibayar dimuka Uang muka dan beban dibayar di muka Kas yang dibatasi penggunaannya Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual JUMLAH ASET LANCAR
CURRENT ASSETS 271.429
290.347
201.305 80 201.739 4.030 684 12.682 121.746
124.787 131.691 230.961 4.032 3.074 16.760 -
Cash and cash equivalents Non-trade receivables: Related parties Third parties Available-for–sale financial assets Prepaid tax Advances and prepaid expenses Restricted cash Non-current asset held for sale
813.695
801.652
TOTAL CURRENT ASSETS
ASET TIDAK LANCAR Piutang non-usaha: Pihak berelasi Pihak ketiga Aset keuangan tersedia untuk dijual Investasi pada entitas anak dan asosiasi Uang muka penyertaan saham Aset tetap – neto Aset takberwujud Aset pajak tangguhan Aset tidak lancar lainnya
NON-CURRENT ASSETS 35.131 72.824 1.857.174 8.052.226 744.663 8.510 596 3.129 50
69.535 2.073.245 7.610.788 581.304 8.628 813 2.289 -
Non-trade receivables: Related parties Third parties Available-for-sale financial assets Investments in subsidiaries and associates Advances for investments in shares Fixed assets - net Intangible assets Deferred tax assets Other non-current asset
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR
10.774.303
10.346.602
TOTAL NON-CURRENT ASSETS
JUMLAH ASET
11.587.998
11.148.254
TOTAL ASSETS
211 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Ekshibit F/2 PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. ENTITAS INDUK SAJA LAPORAN POSISI KEUANGAN (LANJUTAN) 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Exhibit F/2 PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. PARENT COMPANY ONLY STATEMENT OF FINANCIAL POSITION (CONTINUED) 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31 Desember/December 2014 2013 LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITIES AND EQUITY
LIABILITAS JANGKA PENDEK Uang muka penjualan investasi Utang lainnya ke pihak ketiga Beban akrual Utang pajak Pinjaman jangka panjang ke pihak ketiga yang jatuh tempo dalam setahun JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK
CURRENT LIABILITIES 18.216 405 4.304 7.184
477 1.646 6.728
185.381
138.388
Advance for sales of investment Other payables to third parties Accrued expenses Tax payables Current maturities of long-term borrowings to third parties
215.490
147.239
TOTAL CURRENT LIABILITIES
LIABILITAS JANGKA PANJANG Wesel bayar jangka menengah Pinjaman jangka panjang, setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam setahun Pihak berelasi Pihak ketiga Liabilitas imbalan kerja
NON-CURRENT LIABILITIES 729.635
-
533.733 1.841.348 12.516
497.631 1.943.344 9.150
Medium Term Note Long-term borrowings, net of current maturities Related party Third parties Employee benefits liabilities
JUMLAH LIABILITAS JANGKA PANJANG
3.117.232
2.450.125
TOTAL NON-CURRENT LIABILITIES
JUMLAH LIABILITAS
3.332.722
2.597.364
TOTAL LIABILITIES
EKUITAS Modal saham nilai nominal Rp100 (Rupiah penuh) per saham Modal dasar 9.766.680.000 lembar saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 2.712.967.000 lembar saham Tambahan modal disetor Pembayaran berbasis saham Laba yang belum direalisasi atas aset keuangan tersedia untuk dijual Saldo laba JUMLAH EKUITAS JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
EQUITY
271.297 1.469.698 6.330
271.297 1.469.698 -
649.728 5.858.223
796.930 6.012.965
Share capital at par value Rp100 (whole Rupiah) per share Authorized capital 9,766,680,000 shares Issued and fully paid-up capital 2,712,967,000 shares Additional paid-in capital Share-based payments Unrealized gain on available-for-sale financial assets Retained earnings
8.255.276
8.550.890
TOTAL EQUITY
11.587.998
11.148.254
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
212 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Laporan Keuangan Konsolidasian
`
Ekshibit F/3 PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. ENTITAS INDUK SAJA LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Exhibit F/3 PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. PARENT COMPANY ONLY STATEMENT OF COMPREHENSIVE INCOME YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Tahun berakhir 31 Desember/Year ended 31 December 2014 2013 PENGHASILAN Jasa manajemen Penghasilan dividen, bunga dan investasi Lainnya
INCOME Management fee Dividend, interest and investment income Others
23 302.770 9
1.559 229.831 -
302.802
231.390
(191.655)
(166.820)
(102.105) (66.193) (52.647) (8.591 ) (8.239) (8.078) (8.301)
(150.898) (85.840) (471.324) (5.760) (9.937) (13.407)
(445.809)
(903.986)
(143.007)
(672.596)
LOSS BEFORE INCOME TAX
Beban pajak penghasilan
(11.735)
(735)
Income tax expense
RUGI TAHUN BERJALAN
(154.742)
(673.331)
LOSS FOR THE YEAR
(147.202)
(708.074)
OTHER COMPREHENSIVE LOSS: Net changes in fair value of available-for-sale financial assets
(301.944)
(1.381.405)
TOTAL COMPREHENSIVE LOSS FOR THE YEAR
BEBAN Beban bunga Kerugian penurunan nilai aset keuangan tersedia untuk dijual Gaji karyawan dan kompensasi lainnya Kerugian neto selisih kurs Pembayaran berbasis saham Sewa Jasa profesional Lainnya
RUGI SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
KERUGIAN KOMPREHENSIF LAIN: Perubahan neto nilai wajar aset keuangan tersedia untuk dijual JUMLAH RUGI KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
EXPENSES Interest expense Impairment loss from available-for-sale financial assets Employees’ salaries and other compensation Net loss on exchange rate differences Share-based payments Rental Professional fee Others
213 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Ekshibit F/4
Exhibit F/4
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. ENTITAS INDUK SAJA LAPORAN ARUS KAS TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. PARENT COMPANY ONLY STATEMENT OF CASH FLOWS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Tahun berakhir 31 Desember/Year ended 31 December 2014 2013 Arus kas dari aktivitas operasi Penerimaan pendapatan keuangan Pembayaran kas kepada karyawan Pembayaran kas untuk aktivitas operasi lainnya Pembayaran beban keuangan Pembayaran beban pajak penghasilan Kas neto digunakan untuk aktivitas operasi Arus kas dari aktivitas investasi Penerimaan dari pendapatan dividen Perubahan pada piutang non-usaha Penempatan investasi pada penyertaan saham Penempatan aset keuangan tersedia untuk dijual Perubahan pada uang muka penyertaan saham Perolehan aset tetap Penjualan aset tetap Penerimaan dari penjualan aset keuangan tersedia untuk dijual Perolehan aset takberwujud Penerimaan dari penjualan entitas anak dan asosiasi Kas neto digunakan untuk aktivitas investasi Arus kas dari aktivitas pendanaan Penerimaan pinjaman bank Pembayaran untuk pinjaman bank Penerimaan dari penerbitan medium term note Pembayaran biaya transaksi Penerimaan pada kas yang dibatasi penggunaannya Penerimaan dari penawaran umum saham perdana Pembayaran biaya penerbitan saham Penerimaan dari pinjaman dari pihak berelasi Kas neto dari aktivitas pendanaan Penurunan neto kas dan setara kas Pengaruh perubahan selisih kurs Kas dan setara kas pada awal tahun Kas dan setara kas pada akhir tahun
18.296 (62.356) (24.618) (131.022) (12.590)
55.450 (85.007) (29.104) (102.016) (5.225)
Cash flows from operating activities Finance income received Cash payments to employees Cash payments for other operating activities Finance cost paid Payment of income tax
(212.290)
(165.902)
Net cash used in operating activities
289.040 (248.091) (94.315) (101.944) (107.453) (870) 9
117.016 197.323 (1.508.712) (811.898) (577.672) (6.348) 5.313 (867) 375
Cash flows from investing activities Proceeds from dividend income Changes in non-trade receivables Placement in investment in shares of stocks Placement of available for sale financial assets Changes in advances for investments Acquisition of fixed assets Sale of fixed assets Proceeds from sales of available-for-sale financial assets Acquisition of intangible asset Proceeds from sales of subsidiaries and associates
(263.624)
(2.585.470)
Net cash used in investing activities
1.258.730 (1.497.352) 725.000 (33.459) 4.077 -
975.120 (677.999) 19.298 1.492.134 (69.035) 472.932
Cash flows from financing activities Proceed from bank loans Repayment of bank loans Proceed from issuance medium term note Payment of transaction costs Proceeds from restricted cash in bank Proceed from initial public offering Payment of share issuance costs Received of loan to related party
-
456.996 (18.918) 290.347 271.429
2.212.450 (538.922) (237.805) 1.067.074 290.347
Net cash from financing activities Net decrease in cash and cash equivalents Effect of changes in exchange rate Cash and cash equivalents at beginning of year Cash and cash equivalents at end of year
271.297
-
Rugi komprehensif tahun berjalan
Saldo pada tanggal 31 Desember 2014
-
Pembayaran berbasis saham
271.297
-
Rugi komprehensif tahun berjalan
Saldo pada tanggal 31 Desember 2013
-
27.130
Biaya penerbitan saham
Penerimaan dari hasil penawaran umum saham perdana
244.167
1.469.698
-
-
1.469.698
-
(69.035)
1.465.004
73.729
Tambahan modal disetor/Additional paid-in capital
-
-
-
-
-
6.330
-
6.330
Pembayaran berbasis saham/ Shared-based payments
649.728
(147.202)
-
796.930
(708.074)
-
-
1.505.004
Laba (rugi) yang belum direalisasi atas aset keuangan tersedia untuk dijual/Unrealized gain on availablefor-sale financial assets
5.858.223
(154.742)
-
6.012.965
(673.331)
-
-
6.686.296
Saldo laba/ Retained earnings
8.255.276
(301.944)
6.330
8.550.890
(1.381.405)
(69.035)
1.492.134
8.509.196
Jumlah ekuitas/ Total equity
Balance as of 31 December 2014
Comprehensive loss for the year
Share based payments
Balance as of 31 December 2013
Comprehensive loss for the year
Share issuance costs
Proceed from initial public offering
Balance as of 31 December 2012
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. PARENT COMPANY ONLY STATEMENT OF CHANGES IN EQUITY YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Exhibit F/5
Laporan Keuangan Konsolidasian
Saldo pada tanggal 31 Desember 2012
Modal saham/ Share capital
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. ENTITAS INDUK SAJA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Ekshibit F/5
214
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
215 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Ekshibit F/6 PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. ENTITAS INDUK SAJA CATATAN ATAS INFORMASI TAMBAHAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Ikhtisar investasi pada entitas anak dan asosiasi:
Entitas anak PT Bumi Hijau Asri PT Nugraha Eka Kencana PT Saratoga Sentra Business PT Wahana Anugerah Sejahtera PT Wana Bhakti Sukses Mineral PT Trimitra Karya Jaya Asia Legacy International Investment Ltd. Bravo Magnum International Investment Ltd. Cedar Legacy International Investment Ltd.
Exhibit F/6 PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk. PARENT COMPANY ONLY NOTE TO THE SUPPLEMENTARY INFORMATION YEARS ENDED 31 DECEMBER 2014 AND 2013 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) Summary of investment in subsidiaries and associates:
Domisili/ Domicile Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta
Persentase kepemilikan efektif/ Percentage of effective ownership 2014 2013 99,99% 99,99% 99,99% 99,84% 73,68% 80,00% 100,00% 100,00% 100,00%
Subsidiaries
99,99% 99,99% 99,99% 99,84% 73,68% -
Entitas asosiasi PT Adaro Strategic Capital PT Adaro Strategic Lestari PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. Seroja Investment Ltd. Sumatra Coppers and Gold Ltd.
PT Bumi Hijau Asri PT Nugraha Eka Kencana PT Saratoga Sentra Business PT Wahana Anugerah Sejahtera PT Wana Bhakti Sukses Mineral PT Trimitra Karya Jaya Asia Legacy International Investment Ltd. Bravo Magnum International Investment Ltd. Cedar Legacy International Investment Ltd. Associates
Jakarta Jakarta Jakarta Singapura/ Singapore Australia/ Australia
25,00% 29,79% 47,62% -
25,00% 29,79% 45,09% 23,26%
PT Adaro Strategic Capital PT Adaro Strategic Lestari PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. Seroja Investment Ltd.
27,35%
-
Sumatra Coppers and Gold Ltd.
PT Dharma Intisawit Nugraha
216 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Referensi Peraturan Bapepam-LK No. X.K.6 Tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan
Subject & Explanation
Halaman
a. Ketentuan Umum 1) Laporan tahunan wajib memuat: a. ikhtisar data keuangan penting; b. laporan Dewan Komisaris; c. laporan Direksi; d. profil perusahaan; e. analisis dan pembahasan manajemen; f. tata kelola perusahaan; g. tanggung jawab sosial perusahaan; h. laporan keuangan tahunan yang telah diaudit; dan i. surat pernyataan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi atas kebenaran isi laporan tahunan.
8-9 14-15 18-23 2-7, 10-13, 96-110 26- 41 62-85 92-95 115-215 112
2) Laporan tahunan wajib disajikan dalam Bahasa Indonesia. Dalam hal laporan tahunan juga dibuat selain dalam bahasa Indonesia, baik dalam dokumen yang sama maupun terpisah, maka laporan tahunan dimaksud harus memuat informasi yang sama. Dalam hal terdapat perbedaan penafsiran akibat penerjemahan bahasa, maka yang digunakan sebagai acuan adalah laporan tahunan dalam bahasa Indonesia.
Subject & Explanation
Halaman
3) Dalam hal terjadi aksi korporasi, seperti pemecahan saham (stock split), penggabungan saham (reverse stock), dividen saham, saham bonus, dan penurunan nilai nominal saham, maka informasi harga saham sebagaimana dimaksud dalam angka 2), wajib ditambahkan penjelasan antara lain mengenai: a. rasio stock split, reverse stock, dividen saham, b. saham bonus, dan penurunan nilai saham; c. jumlah saham beredar sebelum dan sesudah aksi korporasi; dan d. harga saham sebelum dan sesudah aksi korporasi.
Tidak Tersedia
4) Dalam hal perdagangan saham perusahaan dihentikan sementara (suspension) dalam tahun buku, maka laporan tahunan wajib memuat penjelasan mengenai alasan penghentian sementara tersebut.
Tidak Tersedia
5) Dalam hal penghentian sementara sebagaimana dimaksud dalam angka 4) masih berlangsung hingga tanggal penerbitan laporan tahunan, maka Emiten atau Perusahaan Publik wajib menjelaskan pula tindakan-tindakan yang dilakukan perusahaan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Tidak Tersedia
c. Laporan Dewan Komisaris
3) Laporan tahunan wajib dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dibaca. Gambar, grafik, tabel, dan diagram disajikan dengan mencantumkan judul dan/atau keterangan yang jelas.
Laporan Dewan Komisaris paling kurang memuat hal-hal sebagai berikut: 1) penilaian terhadap kinerja Direksi mengenai pengelolaan perusahaan; 2) pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh Direksi; dan 3) perubahan komposisi anggota Dewan Komisaris dan alasan perubahannya (jika ada).
4) Laporan tahunan wajib dicetak pada kertas berwarna terang yang berkualitas baik, berukuran A4, dijilid, dan dimungkinkan untuk direproduksi dengan fotokopi. b. Ikhtisar Data Keuangan Penting 1) Ikhtisar data keuangan penting disajikan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun, yang memuat paling kurang: a. pendapatan; b. laba bruto; c. laba (rugi); d. jumlah laba (rugi) yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepentingan non pengendali; e. total laba (rugi) komprehensif; f. jumlah laba (rugi) komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepentingan non pengendali; g. laba (rugi) per saham; h. jumlah aset; i. jumlah liabilitas; j. jumlah ekuitas; k. rasio laba (rugi) terhadap jumlah aset; l. rasio laba (rugi) terhadap ekuitas; m. rasio laba (rugi) terhadap pendapatan; n. rasio lancar; o. rasio liabilitas terhadap ekuitas; p. rasio liabilitas terhadap jumlah aset; dan q. informasi dan rasio keuangan lainnya yang relevan dengan perusahaan dan jenis industrinya.
8-9
2) Laporan tahunan wajib memuat informasi mengenai saham yang diterbitkan untuk setiap masa triwulan dalam 2 (dua) tahun buku terakhir (jika ada), paling kurang meliputi: a. jumlah saham yang beredar; b. kapitalisasi pasar; c. harga saham tertinggi, terendah, dan penutupan; dan d. volume perdagangan.
103
14-15
d. Laporan Direksi Laporan Direksi paling kurang memuat hal-hal sebagai berikut: 1) kinerja perusahaan, yang mencakup antara lain kebijakan strategis, perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang ditargetkan, dan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan; 2) gambaran tentang prospek usaha; 3) penerapan tata kelola perusahaan; dan 4) perubahan komposisi anggota Direksi dan alasan perubahannya (jika ada). e. Profil Perusahaan
18-23
2–7, 10–13, 96–110
Profil perusahaan paling kurang memuat hal-hal sebagai berikut: 1) nama, alamat, nomor telepon, nomor faksimile, alamat 96 surat eletronik (e-mail), dan laman (website) perusahaan dan/atau kantor cabang atau kantor perwakilan, yang memungkinkan masyarakat dapat memperoleh informasi mengenai perusahaan; 2) riwayat singkat perusahaan; 2-7, 10-11 3) kegiatan usaha perusahaan menurut Anggaran Dasar terakhir, serta jenis produk dan/atau jasa yang dihasilkan; 4) struktur organisasi perusahaan dalam bentuk bagan, paling kurang sampai dengan struktur satu tingkat di bawah Direksi, disertai dengan nama dan jabatan; 5) visi dan misi perusahaan;
96 96 97
13
217 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Subject & Explanation
Halaman
6) profil Dewan Komisaris, meliputi: a. nama; b. riwayat jabatan, pengalaman kerja yang dimiliki, dan dasar hukum penunjukkan pertama kali pada Emiten atau Perusahaan Publik, sebagaimana dicantumkan dalam berita acara keputusan RUPS; c. riwayat pendidikan; d. penjelasan singkat mengenai jenis pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi DewanKomisaris yang telah diikuti dalam tahun buku (jika ada); dan e. pengungkapan hubungan afiliasi dengan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris lainnya, serta pemegang saham (jika ada);
98-99
7) profil Direksi, meliputi: a. nama dan uraian singkat tentang tugas dan fungsi yang dilaksanakan; b. riwayat jabatan, pengalaman kerja yang dimiliki, dan dasar hukum penunjukkan pertama kali pada Emiten atau Perusahaan Publik, sebagaimana dicantumkan dalam berita acara keputusan RUPS; c. riwayat pendidikan; d. penjelasan singkat mengenai jenis pelatiha dalam rangka meningkatkan kompetensi Direksi yang telah diikuti dalam tahun buku (jika ada); dan e. pengungkapan hubungan afiliasi dengan anggota Direksi lainnya dan pemegang saham (jika ada).
98-99
8) dalam hal terdapat perubahan susunan Dewan Komisaris dan/atau Direksi yang terjadi setelah tahun buku berakhir sampai dengan batas waktu penyampaian laporan tahunan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf a, maka susunan yang dicantumkan dalam laporan tahunan adalah susunan Dewan Komisaris dan/atau Direksi yang terakhir dan sebelumnya;
88-89
Subject & Explanation 15) nama dan alamat perusahaan pemeringkat Efek (jika ada);
110
16) nama dan alamat lembaga dan/atau profesi penunjang pasar modal. Terhadap profesi penunjang pasar modal yang memberikan jasa secara berkala kepada Emiten atau Perusahaan Publik, wajib diungkapkan informasi mengenai jasa yang diberikan, fee, dan periode penugasan yang telah dilakukan; dan
110
17) penghargaan dan sertifikasi yang diterima perusahaan baik yang berskala nasional maupun internasional dalam tahun buku terakhir (jika ada).
12
f. Analisis dan Pembahasan Manajemen
754, 104
10) uraian tentang nama pemegang saham dan persentase kepemilikannya pada akhir tahun buku yang terdiri dari: a. pemegang saham yang memiliki 5% (lima perseratus) atau lebih saham Emiten atau Perusahaan Publik; b. Komisaris dan Direktur yang memiliki saham Emiten atau Perusahaan Publik; dan c. kelompok pemegang saham masyarakat, yaitu kelompok pemegang saham yang masing-masing memiliki kurang dari 5% (lima perseratus) saham Emiten atau Perusahaan Publik.
108-109
11) informasi mengenai pemegang saham utama dan pengendali Emiten atau Perusahaan Publik, baik langsung maupun tidak langsung, sampai kepada pemilik individu, yang disajikan dalam bentuk skema atau diagram;
105-107
13) Chronology of share listing and changes in the number of shares from the beginning of listing up to the end of the financial year, and name of Stock Exchange where the company shares are listed (if any); 14) kronologis pencatatan Efek lainnya dan peringkat Efek (jika ada);
26-41
Laporan tahunan wajib memuat uraian yang membahas dan menganalisis laporan keuangan dan informasi penting lainnya dengan penekanan pada perubahan material yang terjadi dalam tahun buku, yaitu paling kurang mencakup:
9) jumlah karyawan dan deskripsi pengembangan kompetensinya dalam tahun buku misalnya, aspek pendidikan dan pelatihan karyawan yang telah dilakukan;
12) nama entitas anak, perusahaan asosiasi, perusahaan ventura bersama dimana Emiten atau Perusahaan Publik memiliki pengendalian bersama entitas, beserta persentase kepemilikan saham, bidang usaha, dan status operasi perusahaan tersebut (jika ada). Untuk entitas anak, agar ditambahkan informasi mengenai alamat;
Halaman
103
Tidak Tersedia
1) tinjauan operasi per segmen operasi sesuai dengan jenis industri Emiten atau Perusahaan Publik, antara lain mengenai: a. produksi, yang meliputi proses, kapasitas, dan perkembangannya; b. pendapatan; dan c. profitabilitas;
30-32 42-61
2) analisis kinerja keuangan komprehensif yang mencakup perbandingan kinerja keuangan dalam 2 (dua) tahun buku terakhir, penjelasan tentang penyebab adanya perubahan dan dampak perubahan tersebut, antara lain mengenai: a. aset lancar, aset tidak lancar, dan total aset; b. liabilitas jangka pendek, liabilitas jangka panjang, dan total liabilitas; c. ekuitas; d. pendapatan, beban, laba (rugi), pendapatan komprehensif lain, dan total laba (rugi) komprehensif; dan e. arus kas;
34-41
3) kemampuan membayar utang dengan menyajikan perhitungan rasio yang relevan;
39
4) tingkat kolektibilitas piutang perusahaan dengan menyajikan perhitungan rasio yang relevan;
37
5) struktur permodalan dan kebijakan manajemen atas struktur permodalan tersebut;
40
6) bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang modal dengan penjelasan tentang tujuan dari ikatan tersebut, sumber dana yang diharapkan untuk memenuhi ikatan tersebut, mata uang yang menjadi denominasi, dan langkah-langkah yang direncanakan perusahaan untuk melindungi risiko dari posisi mata uang asing yang terkait;
32
7) informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan;
41, 209
8) prospek usaha dari perusahaan dikaitkan dengan kondisi industri, ekonomi secara umum dan pasar internasional serta dapat disertai data pendukung kuantitatif dari sumber data yang layak dipercaya;
26-33
9) perbandingan antara target/proyeksi pada awal tahun buku dengan hasil yang dicapai (realisasi), mengenai pendapatan, laba, struktur permodalan, atau lainnya yang dianggap penting bagi perusahaan;
41
10) target/projection at most for the next one year, concerning income, profit (loss), capital structure, dividend policy, or others that deemed necessary for the company;
41
110
218 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Referensi Peraturan Bapepam-LK No. X.K.6 Tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan
Subject & Explanation
Halaman
11) aspek pemasaran atas produk dan jasa perusahaan, antara lain: strategi pemasaran dan pangsa pasar;
41
12) kebijakan dividen dan tanggal serta jumlah dividen per saham (kas dan/atau non kas) dan jumlah dividen per tahun yang diumumkan atau dibayar selama 2 (dua) tahun buku terakhir;
41
13) realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum: a. dalam hal selama tahun buku, Emiten memiliki kewajiban menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana, maka wajib diungkapkan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum secara kumulatif sampai dengan akhir tahun buku; dan b. dalam hal terdapat perubahan penggunaan dana sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor X.K.4, maka Emiten wajib menjelaskan perubahan tersebut.
41
14) informasi material, antara lain mengenai investasi, ekspansi, 30, divestasi, penggabungan/peleburan usaha, akuisisi, 206-208 restrukturisasi utang/modal, transaksi afiliasi, dan transaksi yang mengandung benturan kepentingan, yang terjadi pada tahun buku (jika ada), yang antara lain memuat: a. tanggal, nilai, dan obyek transaksi; b. nama pihak yang bertransaksi; c. sifat hubungan afiliasi (jika ada); d. penjelasan mengenai kewajaran transaksi; dan e. pemenuhan ketentuan terkait. 15) perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap perusahaan dan dampaknya terhadap laporan keuangan (jika ada).
41
16) perubahan kebijakan akuntansi, alasan dan dampaknya terhadap laporan keuangan (jika ada).
41
g. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance) Tata kelola perusahaan memuat uraian singkat, yang paling kurang meliputi hal-hal sebagai berikut: 1) Dewan Komisaris, mencakup antara lain: a. uraian pelaksanaan tugas Dewan Komisaris; b. pengungkapan prosedur, dasar penetapan, dan besarnya remunerasi anggota Dewan Komisaris; dan c. pengungkapan kebijakan perusahaan dan pelaksanaannya, tentang frekuensi rapat Dewan Komisaris, termasuk rapat gabungan dengan Direksi, dan tingkat kehadiran anggota Dewan Komisaris dalam rapat tersebut; 2) Direksi, mencakup antara lain: a. ruang lingkup pekerjaan dan tanggung jawab masingmasing anggota Direksi; b. pengungkapan prosedur, dasar penetapan, dan besarnya remunerasi anggota Direksi, serta hubungan antara remunerasi dengan kinerja perusahaan; c. pengungkapan kebijakan perusahaan dan pelaksanaannya, tentang frekuensi rapat Direksi, termasuk rapat gabungan dengan Dewan Komisaris, dan tingkat kehadiran anggota Direksi dalam rapat tersebut; d. rkeputusan RUPS tahun sebelumnya dan realisasinya pada tahun buku, serta alasan dalam hal terdapat keputusan yang belum direalisasikan; dan e. pengungkapan kebijakan perusahaan tentang penilaian terhadap kinerja anggota Direksi (jika ada);
62-85
70-71, 74
72-74
Subject & Explanation
Halaman
3) Komite Audit, mencakup antara lain: a. nama; b. riwayat jabatan, pengalaman kerja, dan dasar hukum penunjukkan; c. riwayat pendidikan; d. periode jabatan anggota Komite Audit; e. pengungkapan independensi Komite Audit; f. pengungkapan kebijakan perusahaan dan pelaksanaannya, tentang frekuensi rapat Komite Audit dan tingkat kehadiran anggota Komite Audit dalam rapat tersebut; g. uraian singkat pelaksanaan kegiatan Komite Audit pada tahun buku sesuai dengan yang dicantumkan dalam piagam (charter) Komite Audit;.
76-77
4) Komite lain yang dimiliki Emiten atau Perusahaan Publik dalam rangka mendukung fungsi dan tugas Direksi dan/ atau Dewan Komisaris, seperti komite nominasi dan remunerasi, yang mencakup antara lain: a. nama; b. riwayat jabatan, pengalaman kerja yang dimiliki, dan dasar hukum penunjukkan; c. riwayat pendidikan; d. periode jabatan anggota komite; e. pengungkapan kebijakan perusahaan mengenai independensi komite; f. uraian tugas dan tanggung jawab; g. pengungkapan kebijakan perusahaan dan pelaksanaannya, tentang frekuensi rapat komite dan tingkat kehadiran anggota komite dalam rapat tersebut; dan h. uraian singkat pelaksanaan kegiatan komite pada tahun buku;
73-76
5) uraian tugas dan fungsi sekretaris perusahaan; a. nama; b. riwayat jabatan, pengalaman kerja yang dimiliki, dan dasar hukum penunjukkan; c. riwayat pendidikan; d. periode jabatan sekretaris perusahaan; dan e. uraian singkat pelaksanaan tugas sekretaris perusahaan pada tahun buku.
79–80
6) uraian mengenai unit audit internal meliputi: a. nama; b. riwayat jabatan, pengalaman kerja yang dimiliki, dan dasar hukum penunjukkan; c. kualifikasi atau sertifikasi sebagai profesi audit internal (jika ada); d. struktur dan kedudukan unit audit internal; e. tugas dan tanggung jawab unit audit internal sesuai dengan yang dicantumkan dalam piagam (charter) unit audit internal; dan f. uraian singkat pelaksanaan tugas unit audit internal pada tahun buku;
78–79
7) uraian mengenai sistem pengendalian interen (internal control) yang diterapkan oleh perusahaan, paling kurang mengenai: a. pengendalian keuangan dan operasional, serta kepatuhan terhadap peraturan erundangundangan lainnya; dan b. reviu atas efektivitas sistem pengendalian interen
83-84
8) sistem manajemen risiko yang diterapkan oleh perusahaan, paling kurang mengenai: a. gambaran umum mengenai sistem manajemen risiko perusahaan; b. jenis risiko dan cara pengelolaannya; dan c. reviu atas efektivitas sistem manajemen risiko perusahaan;
84–85
219 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Subject & Explanation
Halaman
9) perkara penting yang dihadapi oleh Emiten atau Perusahaan Publik, entitas anak, anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang sedang menjabat, antara lain meliputi: a. pokok perkara/gugatan; b. status penyelesaian perkara/gugatan; dan c. pengaruhnya terhadap kondisi perusahaan
82
10) informasi tentang sanksi administratif yang dikenakan kepada Emiten atau Perusahaan Publik, anggota Dewan Komisaris dan Direksi, oleh otoritas pasar modal dan otoritas lainnya pada tahun buku terakhir (jika ada);
82
82-83
12) Uraian mengenai program kepemilikan saham oleh karyawan dan/atau manajemen yang dilaksanakan Emiten atau Perusahaan Publik, antara lain jumlah, jangka waktu, persyaratan karyawan dan/atau manajemen yang berhak, serta harga exercise (jika ada); dan
81, 90
13) Uraian mengenai sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing system) di Emiten atau Perusahaan Publik yang dapat merugikan perusahaan maupun pemangku kepentingan (jika ada), antara lain meliputi: a. cara penyampaian laporan pelanggaran; b. perlindungan bagi pelapor; c. penanganan pengaduan; d. pihak yang mengelola pengaduan; dan e. hasil dari penanganan pengaduan.
83
1) Bahasan mengenai tanggung jawab social perusahaan meliputi kebijakan, jenis program, dan biaya yang dikeluarkan, antara lain terkait aspek: a. lingkungan hidup, seperti penggunaan material dan energi yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang, sistem pengolahan limbah perusahaan, sertifikasi di bidang lingkungan yang dimiliki, dan lain-lain; b. praktik ketenagakerjaan, kesehatan, dan keselamatan kerja, seperti kesetaraan gender dan kesempatan kerja, sarana dan keselamatan kerja, tingkat perpindahan (turnover) karyawan, tingkat kecelakaan kerja, pelatihan, dan lain-lain; c. pengembangan sosial dan kemasyarakatan, seperti penggunaan tenaga kerja lokal, pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan, perbaikan sarana dan prasarana sosial, bentuk donasi lainnya, dan lain-lain; dan d. tanggung jawab produk, seperti kesehatan dan keselamatan konsumen, informasi produk, sarana, jumlah dan penanggulangan atas pengaduan konsumen, dan lain-lain.
i. Laporan Keuangan Tahunan yang Telah Diaudit
92-95
Halaman 115-215
Laporan Keuangan Tahunan yang dimuat dalam laporan tahunan wajib disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang telah diaudit oleh Akuntan. Laporan keuangan dimaksud wajib memuat pernyataan mengenai pertanggungjawaban atas Laporan Keuangan sebagaimana diatur pada Peraturan Nomor VIII.G.11 atau Peraturan Nomor X.E.1. j. Tanda Tangan Dewan Komisaris dan Direksi
11) informasi mengenai kode etik dan budaya perusahaan (jika ada) meliputi: a. pokok-pokok kode etik; b. pokok-pokok budaya perusahaan (corporate culture); c. bentuk sosialisasi kode etik dan upaya penegakannya; dan d. pengungkapan bahwa kode etik berlaku bagi Dewan Komisaris, Direksi, dan karyawan perusahaan;
h. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility)
Subject & Explanation
1) Laporan tahunan wajib ditandatangani oleh seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang sedang menjabat. 2) Tanda tangan sebagaimana dimaksud dalam angka 1) dibubuhkan pada lembaran tersendiri dalam laporan tahunan dimana dalam lembaran dimaksud wajib mencantumkan pernyataan bahwa anggota Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan, sesuai dengan Formulir Nomor X.K.6-1. 3) Dalam hal terdapat anggota Dewan Komisaris atau Direksi yang tidak menandatangani laporan tahunan, maka yang bersangkutan wajib menyebutkan alasannya secara tertulis dalam surat tersendiri yang dilekatkan pada laporan tahunan. 4) Dalam hal terdapat anggota Dewan Komisaris atau Direksi yang tidak menandatangani laporan tahunan dan tidak memberi alasan secara tertulis, maka anggota Dewan Komisaris atau Direksi yang menandatangani laporan tahunan wajib menyatakan secara tertulis dalam surat tersendiri yang dilekatkan pada laporan tahunan.
112
220 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Rujukan Silang Kriteria ARA 2014
Kriteria dan Penjelasan
Halaman
Kriteria dan Penjelasan
Umum
Laporan Dewan Komisaris dan Direksi
Laporan tahunan disajikan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar dan dianjurkan menyajikan juga dalam bahasa Inggris.
Laporan Dewan Komisaris
Laporan tahunan mencantumkan identitas perusahaan dengan jelas. Nama perusahaan dan tahun laporan tahunan ditampilkan di: 1. Sampul muka; 2. Samping; 3. Sampul belakang; dan 4. Setiap halaman
Laporan Direksi
Laporan tahunan ditampilkan di website perusahaan Mencakup laporan tahunan terkini dan tahun-tahun sebelumnya. Ikhtisar Data Keuangan Penting 9
Informasi memuat antara lain: 1. Penjualan/pendapatan usaha; 2. Laba (rugi); 3. Total laba (rugi) komprehensif; dan 4. Laba (rugi) per saham. Informasi posisi keuangan perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun.
9
2-7, 10-13, 96-110
9
Nama dan alamat lengkap perusahaan.
96
Informasi memuat antara lain nama dan alamat, kode pos, no. Telp, no. Fax, email, dan website. Riwayat singkat perusahaan 103
untuk setiap masa triwulan dalam 2 (dua) tahun buku terakhir. Informasi mengenai obligasi, sukuk atau obligasi konversi yang Tidak masih beredar dalam 2 (dua) tahun buku terakhir Tersedia The information contains 5 (five) general financial ratios and relevant to the industry. Informasi memuat: a. Jumlah obligasi/sukuk/obligasi konversi yang beredar (outstanding); c. Tingkat bunga/imbalan; d. Tanggal jatuh tempo; dan e. Peringkat obligasi/sukuk.
112
Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Tanda tangan dituangkan pada lembaran tersendiri; 2. Pernyataan bahwa Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan; 3. Ditandatangani seluruh anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi dengan menyebutkan nama dan jabatannya; dan 4. Penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari yang bersangkutan dalam hal terdapat anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi yang tidak menandatangani laporan tahunan, atau penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari anggota yang lain dalam hal tidak terdapat penjelasan tertulis dari yang bersangkutan. Profil Perusahaan
Informasi memuat 5 (lima) rasio keuangan yang umum dan relevan dengan industri perusahaan. Informasi harga saham dalam bentuk tabel dan grafik 1. Informasi dalam bentuk tabel yang memuat: a. Jumlah saham yang beredar; b. Kapitalisasi pasar; c. Harga saham tertinggi, terendah, dan penutupan; dan d, Volume perdagangan. 2. Informasi dalam bentuk grafik yang memuat paling kurang harga penutupan dan volume perdagangan saham.
18-23
Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Analisis atas kinerja perusahaan, yang mencakup antara lain kebijakan strategis, perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang ditargetkan, dan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan; 2. Analisis tentang prospek usaha; 3. Penerapan tata kelola perusahaan; dan 4. Perubahan komposisi anggota Direksi dan alasan perubahannya (jika ada). Tanda tangan anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi
Informasi memuat antara lain: 1. Jumlah investasi pada entitas asosiasi; 2. Jumlah aset; 3. Jumlah liabilitas; dan 4. Jumlah ekuitas. Rasio keuangan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun
14-15
Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Penilaian atas kinerja Direksi mengenai pengelolaan perusahaan dan dasar penilaiannya; 2. Pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh Direksi dan dasar pertimbangannya; 3. Penilaian atas kinerja komite-komite yang berada d ibawah Dewan Komisaris; dan 4. Perubahan komposisi Dewan Komisaris dan alasan perubahannya (jika ada).
Laporan tahunan dicetak dengan kualitas yang baik dan menggunakan jenis dan ukuran huruf yang mudah dibaca.
Informasi hasil usaha perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun
Halaman
Mencakup antara lain: tanggal/tahun pendirian, nama, dan perubahan nama perusahaan (jika ada).
2-7, 10-11, 96
Catatan: apabila perusahaan tidak pernah melakukan perubahan nama, agar diungkapkan. Bidang usaha
96
Uraian mengenai antara lain: 1. Kegiatan usaha perusahaan menurut anggaran dasar terakhir; 2. Kegiatan usaha yang dijalankan; dan 3. Produk dan/atau jasa yang dihasilkan. Struktur Organisasi Dalam bentuk bagan, meliputi nama dan jabatan paling kurang sampai dengan struktur satu tingkat di bawah Direksi.
97
221 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Kriteria dan Penjelasan Visi dan Misi Perusahaan
Halaman 13
Mencakup: 1. Visi perusahaan; 2. Misi perusahaan; dan 3. Keterangan bahwa visi dan misi tersebut telah disetujui oleh Direksi/Dewan Komisaris. Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Dewan Komisaris
Kriteria dan Penjelasan Kronologis pencatatan saham
Halaman 103
Mencakup antara lain:
98-99
Informasi memuat antara lain: 1. Nama; 2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain); 3. Umur; 4. Pendidikan (Bidang Studi dan Lembaga Pendidikan); 5. Pengalaman kerja (Jabatan, Instansi, dan Periode Menjabat); dan 6. Riwayat penunjukkan sebagai anggota Dewan Komisaris di Perusahaan.
1. Kronologis pencatatan saham; 2. Jenis tindakan korporasi (corporate action) yang menyebabkan perubahan jumlah saham; 3. Perubahan jumlah saham dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku; dan 4. Nama bursa dimana saham perusahaan dicatatkan. Kronologis pencatatan efek lainnya
Tidal Tersedia
Mencakup antara lain: 1. Kronologis pencatatan efek lainnya; 2. Jenis tindakan korporasi (corporate action) yang menyebabkan perubahan jumlah efek lainnya; 3. Perubahan jumlah efek lainnya dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku; 4. Nama Bursa dimana efek lainnya dicatatkan; dan 5. Peringkat efek.
Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Direksi 100-101
Informasi memuat antara lain: 1. Nama; 2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain); 3. Umur; 4. Pendidikan (Bidang Studi dan Lembaga Pendidikan); 4. Pengalaman kerja (Jabatan, Instansi, dan Periode Menjabat); dan 5. Riwayat penunjukkan sebagai anggota Direksi di Perusahaan. Jumlah karyawan (komparatif 2 (dua) tahun) dan deskripsi pengembangan kompetensinya (misal: aspek pendidikan dan pelatihan karyawan).
Nama dan alamat lembaga dan/atau profesi penunjang pasar modal Informasi memuat antara lain: 1. Nama dan alamat BAE/pihak yang mengadministrasikan saham perusahaan; 2. Nama dan alamat Kantor Akuntan Publik; dan 3. Nama dan alamat perusahaan pemeringkat efek. 88-89
Informasi memuat antara lain: 1. Jumlah karyawan untuk masing-masing level organisasi; 2. Jumlah karyawan untuk masing-masing tingkat pendidikan; 3. Jumlah karyawan berdasarkan status kepegawaian; 4. Deskripsi dan data pengembangan kompetensi karyawan yang telah dilakukan dengan mencerminkan adanya persamaan kesempatan untuk masing-masing level organisasi; dan 5. Biaya pengembangan kompetensi karyawan yang telah dikeluarkan. Komposisi Pemegang Saham
Nama dan alamat entitas anak dan/atau kantor cabang atau kantor perwakilan (jika ada).
104
Struktur grup perusahaan dalam bentuk bagan yang menggambarkan entitas anak, entitas asosiasi, joint venture, dan special purpose vehicle (SPV).
Memuat informasi antara lain: 1. Nama dan alamat entitas anak; dan 2. Nama dan alamat kantor cabang/perwakilan. Catatan: apabila perusahaan tidak memiliki entitas anak/cabang/ perwakilan, agar diungkapkan
105-107
Informasi memuat antara lain: 1. Nama entitas anak dan/atau asosiasi; 2. Persentase kepemilikan saham ; 3. Keterangan tentang bidang usaha entitas anak dan/atau entitas asosiasi; dan 4. Keterangan status operasi entitas anak dan/atau entitas asosiasi (telah beroperasi atau belum beroperasi). Struktur Grup Perusahaan
Penghargaan yang diterima dalam tahun buku terakhir dan/atau sertifikasi yang masih berlaku dalam tahun buku terakhir baik yang berskala nasional maupun internasional.
12
Informasi memuat antara lain: 1. Nama penghargaan dan/atau sertifikat; 2. Tahun perolehan; 3. Badan pemberi penghargaan dan/atau sertifikat; dan 4. Masa berlaku (untuk sertifikasi).
Mencakup antara lain: 1. Rincian nama pemegang saham yang meliputi 20 pemegang saham terbesar dan persentase kepemilikannya; 2. Rincian pemegang saham dan persentase kepemilikannya meliputi: a. Nama pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham; b. Nama Komisaris dan Direktur yang memiliki saham; dan c. Kelompok pemegang saham masyarakat dengan kepemilikan saham masing-masing kurang dari 5%. Daftar Entitas Anak dan/atau Entitas Asosiasi
110
108-109
Tidal Tersedia
222 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Rujukan Silang Kriteria ARA 2014
Kriteria dan Penjelasan
Halaman
Analisa dan Pembahasan Manajamen atas Kinerja Perusahaan
26-41
Tinjauan Operasi Per Segmen Usaha.
30-32, 42-61
Memuat uraian mengenai: 1. Penjelasan masing-masing segmen usaha. 2. Kinerja per segmen usaha, antara lain: a. Produksi; b. Peningkatan/penurunan kapasitas produksi; c. Penjualan/pendapatan usaha; dan d. Profitabilitas. Uraian atas Kinerja Keuangan Perusahaan
34-41
Uraian mengenai prospek perusahaan dikaitkan dengan industri dan ekonomi secara umum disertai data pendukung kuantitatif dari sumber data yang layak dipercaya.
37-39
Catatan: apabila tidak terdapat realisasi investasi barang modal, agar diungkapkan.
Uraian tentang Aspek Pemasaran Uraian tentang aspek pemasaran atas produk dan/atau jasa perusahaan, antara lain strategi pemasaran dan pangsa pasar. Uraian Mengenai Kebijakan Dividen dan Jumlah Dividen Kas Per Saham dan Jumlah Dividen Per Tahun yang Diumumkan atau Dibayar Selama 2 (dua) Tahun Buku Terakhir
40
26-33
41
Memuat uraian mengenai: 1. Kebijakan pembagian dividen; 2. Total dividen yang dibagikan; 3. Jumlah dividen kas per saham; 4. Payout ratio; dan 5. Tanggal pengumuman dan pembayaran dividen kas untuk masing-masing tahun. Catatan: apabila tidak ada pembagian dividen, agar diungkapkan alasannya.
32
Program Kepemilikan Saham oleh Karyawan dan/atau Manajemen yang Dilaksanakan Perusahaan (ESOP/MSOP)
82, 90
Memuat uraian mengenai: 1. Jumlah saham ESOP/MSOP dan realisasinya; 2. Jangka waktu; 3. Persyaratan karyawan dan/atau manajemen yang berhak; dan 4. Harga exercise. Catatan: apabila tidak memiliki program dimaksud, agar diungkapkan.
Catatan: apabila perusahaan tidak mempunyai ikatan terkait investasi barang modal pada tahun buku terakhir, agar diungkapkan.
Penjelasan tentang: 1. Jenis investasi barang modal; 2. Tujuan investasi barang modal; dan 3. Nilai investasi barang modal yang dikeluarkan pada tahun buku terakhir.
41, 209
Uraian tentang Prospek Usaha Perusahaan.
Penjelasan tentang: 1. Tujuan dari ikatan tersebut; 2. Sumber dana yang diharapkan untuk memenuhi ikatan-ikatan tersebut; 3. Mata uang yang menjadi denominasi; dan 4. Langkah-langkah yang direncanakan perusahaan untuk melindungi risiko dari posisi mata uang asing yang terkait.
Bahasan mengenai Investasi Barang Modal yang Direalisasikan pada Tahun Buku Terakhir
Informasi dan Fakta Material yang Terjadi Setelah Tanggal Laporan Akuntan
Catatan: apabila tidak ada kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan, agar diungkapkan.
Penjelasan atas: 1. Struktur modal (capital structure); dan 2. Kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure policies) dan dasar pemilihan kebijakan tersebut. Bahasan mengenai Ikatan yang Material untuk Investasi Barang Modal pada Tahun Buku Terakhir.
43
Uraian kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan termasuk dampaknya terhadap kinerja dan risiko usaha di masa mendatang.
Penjelasan tentang : 1. Kemampuan membayar hutang, baik jangka pendek maupun jangka panjang; dan 2. Tingkat kolektibilitas piutang. Bahasan tentang Struktur Modal (capital structure) dan Kebijakan Manajemen atas Struktur Modal (capital structure policy)
Informasi Perbandingan antara Target pada Awal Tahun Buku dengan Hasil yang Dicapai (Realisasi), dan Target atau Proyeksi yang Ingin Dicapai untuk Satu Tahun Mendatang Mengenai Pendapatan, Laba, Struktur Permodalan, atau Lainnya yang Dianggap Penting bagi Perusahaan
Halaman
Informasi memuat antara lain: 1. Perbandingan antara target pada awal tahun buku dengan hasil yang dicapai (realisasi); dan 2. Target atau proyeksi yang ingin dicapai dalam 1 (satu) tahun mendatang.
Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan antara kinerja keuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun sebelumnya dan penyebab kenaikan/penurunan (dalam bentuk narasi dan tabel), antara lain mengenai: 1. Aset lancar, aset tidak lancar, dan total aset; 2. Liabilitas jangka pendek, liabilitas jangka panjang, dan total liabilitas; 3. Ekuitas; 4. Penjualan/pendapatan usaha, beban dan laba (rugi), pendapatan komprehensif lain, dan total laba (rugi) komprehensif; dan 5. Arus kas. Bahasan dan Analisis tentang Kemampuan Membayar Utang dan Tingkat Kolektibilitas Piutang Perusahaan, dengan Menyajikan Perhitungan Rasio yang Relevan Sesuai Dengan Jenis Industri Perusahaan
Kriteria dan Penjelasan
Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum (Dalam Hal Perusahaan Masih Diwajibkan Menyampaikan Laporan Realisasi Penggunaan Dana) 32
Memuat uraian mengenai: 1. Total perolehan dana; 2. Rencana penggunaan dana; 3. Rincian penggunaan dana; 4. Saldo dana; dan 5. Tanggal persetujuan RUPS/RUPO atas perubahan penggunaan dana (jika ada).
41
223 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Kriteria dan Penjelasan Informasi Material mengenai Investasi, Ekspansi, Divestasi, Penggabungan/Peleburan Usaha, Akuisisi atau Restrukturisasi Utang/Modal.
Halaman 32, 206-208
Memuat uraian mengenai: 1. Tujuan dilakukannya transaksi; 2. Nilai transaksi atau jumlah yang direstrukturisasi; dan 3. Sumber dana. Catatan: apabila tidak mempunyai transaksi dimaksud, agar diungkapkan. Informasi Transaksi Material yang Mengandung Benturan Kepentingan dan/atau Transaksi dengan Pihak Afiliasi
193-196, 206-208
Kriteria dan Penjelasan Uraian Direksi.
Uraian mengenai Kebijakan Remunerasi bagi Direksi
41
Uraian memuat antara lain: perubahan peraturan perundangundangan dan dampaknya terhadap perusahaan.
41
Pengungkapan Hubungan Afiliasi antara anggota Direksi, Dewan Komisaris, dan Pemegang Saham Utama dan/atau Pengendali.
Catatan: apabila tidak terdapat perubahan kebijakan akuntansi, agar diungkapkan.
Mencakup antara lain: 1. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan anggota Direksi lainnya; 2. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris 3. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan Pemegang Saham Utama dan/atau pengendali; 4. Hubungan afiliasi antara anggota Dewan Komisaris dengan anggota Komisaris lainnya; dan 5. Hubungan afiliasi antara anggota Dewan Komisaris dengan Pemegang Saham Utama dan/atau pengendali.
62-85
Uraian Dewan Komisaris. Uraian memuat antara lain: 1. Uraian tanggung jawab Dewan Komisaris; 2. Pengungkapan prosedur penetapan remunerasi; 3. Struktur remunerasi yang menunjukkan komponen remunerasi dan jumlah nominal per komponen untuk setiap anggota Dewan Komisaris; 4. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Dewan Komisaris dalam pertemuan; 5. Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Dewan Komisaris atau program orientasi bagi Komisaris baru; dan 6. Pengungkapan mengenai Board Charter (pedoman dan tata tertib kerja Dewan Komisaris). Informasi mengenai Komisaris Independen Meliputi antara lain: 1. Kriteria penentuan Komisaris Independen; dan 2. Pernyataan tentang independensi masing-masing Komisaris Independen.
108-109
Dalam bentuk skema atau diagram, kecuali untuk BUMN yang dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah.
Uraian memuat antara lain: perubahan kebijakan akuntansi, alasan dan dampaknya terhadap laporan keuangan.
Tata Kelola Perusahaan
74
Mencakup antara lain: 1. Pengungkapan prosedur penetapan remunerasi; 2. Struktur remunerasi yang menunjukkan jenis dan jumlah imbalan jangka pendek, pasca kerja, dan/atau jangka panjang lainnya untuk setiap anggota Direksi; dan 3. Pengungkapan indikator untuk penetapan remunerasi Direksi. Informasi mengenai Pemegang Saham Utama dan Pengendali, baik Langsung maupun Tidak Langsung, sampai kepada Pemilik Individu
Catatan: apabila tidak terdapat perubahan peraturan perundangundangan yang berpengaruh signifikan, agar diungkapkan Uraian mengenai Perubahan Kebijakan Akuntansi yang Diterapkan Perusahaan pada Tahun Buku Terakhir
74
Mencakup antara lain: 1. Prosedur pelaksanaan assessment atas kinerja Dewan Komisaris dan Direksi; 2. Kriteria yang digunakan dalam pelaksanaan assessment atas kinerja Dewan Komisaris dan Direksi; dan 3. Pihak yang melakukan assessment.
Catatan: apabila tidak mempunyai transaksi dimaksud, agar diungkapkan. Uraian mengenai Perubahan Peraturan Perundang-undangan yang Berpengaruh Signifikan terhadap Perusahaan
72-74
Uraian memuat antara lain: 1. Ruang lingkup pekerjaan dan tanggung jawab masing-masing anggota Direksi; 2. Frekuensi pertemuan dan Tingkat kehadiran anggota Direksi dalam pertemuan Direksi; 3. Frekuensi pertemuan dan Tingkat kehadiran anggota Direksi dalam pertemuan gabungan Direksi dan Dewan Komisaris; 4. Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Direksi atau program orientasi bagi Direksi baru; dan 5. Pengungkapan mengenai Board Charter (pedoman dan tata tertib kerja Direksi). Assessment terhadap Dewan Komisaris dan Direksi
Memuat uraian mengenai: 1. Nama pihak yang bertransaksi dan sifat hubungan afiliasi; 2. Penjelasan mengenai kewajaran transaksi; 3. Alasan dilakukannya transaksi; 4. Realisasi transaksi pada periode tahun buku terakhir; 5. Kebijakan perusahaan terkait dengan mekanisme review atas transaksi; dan 6. Pemenuhan peraturan dan ketentuan terkait.
Halaman
74
Catatan: apabila tidak mempunyai hubungan afiliasi dimaksud, agar diungkapkan. Komite Audit.
70
Mencakup antara lain: 1. Nama dan jabatan anggota komite audit; 2. Kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja anggota komite audit; 3. Independensi anggota komite audit; 4. Uraian tugas dan tanggung jawab; 5. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan komite audit; dan 6. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite audit.
76-77
224 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Rujukan Silang Kriteria ARA 2014
Kriteria dan Penjelasan Komite/Fungsi Nominasi dan Remunerasi.
Halaman 75-76
Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite/fungsi nominasi dan/atau remunerasi; 2. Independensi komite/fungsi nominasi dan/atau remunerasi; 3. Uraian tugas dan tanggung jawab; 4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite/fungsi nominasi dan/atau remunerasi; 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite/fungsi nominasi dan/atau remunerasi; dan 6. Kebijakan mengenai suksesi Direksi. Komite-komite lain di bawah Dewan Komisaris yang Dimiliki oleh Perusahaan
Uraian mengenai Corporate Social Responsibility yang terkait dengan Lingkungan Hidup. Tidak Tersedia
79-80
Mencakup antara lain: 1. Nama dan riwayat jabatan singkat sekretaris perusahaan; 2. Uraian pelaksanaan tugas sekretaris perusahaan; dan 3. Program pelatihan dalam rangka mengembangkan kompetensi sekretaris perusahaan. Informasi mengenai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun Sebelumnya
65-69
78-79
94-95
Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Kebijakan yang ditetapkan manajemen; 2. Kegiatan yang dilakukan; dan 3. Biaya yang dikeluarkan;
Uraian mengenai Corporate SocialRresponsibility yang terkait dengan Tanggung Jawab Kepada Konsumen
94-95
784, 110
Mencakup antara lain: 1. Kebijakan yang ditetapkan manajemen; dan 2. Kegiatan yang dilakukan; Terkait tanggung jawab produk, seperti kesehatan dan keselamatan konsumen, informasi produk, sarana, jumlah dan penanggulangan atas pengaduan, konsumen, dan lain-lain. Perkara Penting yang sedang dihadapi oleh Perusahaan, Entitas Anak, Anggota Dewan Komisaris dan/atau Anggota Direksi yang Menjabat pada Periode Laporan Tahunan
Catatan: apabila tidak ada jasa lain dimaksud, agar diungkapkan.
Mencakup antara lain: 1. Penjelasan mengenai sistem manajemen risiko yang diterapkan perusahaan; 2. Penjelasan mengenai evaluasi yang dilakukan atas efektivitas sistem manajemen risiko; 3. Penjelasan mengenai risiko-risiko yang dihadapi perusahaan; dan 4. Upaya untuk mengelola risiko tersebut.
88-90, 93-95
Terkait pengembangan sosial dan kemasyarakatan, seperti penggunaan tenaga kerja lokal, pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan, perbaikan sarana dan prasarana sosial, bentuk donasi lainnya, dan lain-lain.
Informasi memuat antara lain: 1. Jumlah periode akuntan publik telah melakukan audit laporan keuangan tahunan; 2. Jumlah periode Kantor Akuntan Publik telah melakukan audit laporan keuangan tahunan; 3. Besarnya fee untuk masing-masing jenis jasa yang diberikan oleh akuntan publik; dan 4. Jasa lain yang diberikan akuntan selain jasa audit laporan keuangan tahunan.
Uraian mengenai Manajemen Risiko Perusahaan
92-95
Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Kebijakan yang ditetapkan manajemen; dan 2. Kegiatan yang dilakukan; terkait praktik ketenagakerjaan, kesehatan, dan keselamatan kerja, seperti kesetaraan gender dan kesempatan kerja, sarana dan keselamatan kerja, tingkat turnover karyawan, tingkat kecelakaan kerja, dan lain-lain. Uraian mengenai Corporate Social Responsibility yang terkait dengan Pengembangan Sosial dan Kemasyarakatan
Mencakup antara lain: 1. Nama ketua unit audit internal; 2. Jumlah pegawai (auditor internal) pada unit audit internal; 3. Sertifikasi sebagai profesi audit internal; 4. Kedudukan unit audit internal dalam struktur perusahaan; 5. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan unit audit internal; dan 6. Pihak yang mengangkat/memberhentikan ketua unit audit internal. Akuntan Publik
83-84
Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Kebijakan yang ditetapkan manajemen; 2. Kegiatan yang dilakukan; terkait program lingkungan hidup yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan, seperti penggunaan material dan energi yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang, sistem pengolahan limbah perusahaan, pertimbangan aspek lingkungan dalam pemberian kredit kepada nasabah, dan lainlain. 3. Sertifikasi di bidang lingkungan yang dimiliki. Uraian mengenai Corporate Social Responsibility yang terkait dengan Ketenagakerjaan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja.
Dalam bentuk tabel mencakup antara lain: 1. Keputusan RUPS tahun sebelumnya; 2. Realisasi hasil RUPS tahun sebelumnya pada tahun buku; dan 3. Alasan dalam hal terdapat keputusan RUPS yang belum direalisasikan. Uraian mengenai Unit Audit Internal
Uraian mengenai Sistem Pengendalian Intern
Halaman
Mencakup antara lain: 1. Penjelasan singkat mengenai sistem pengendalian intern, antara lain mencakup pengendalian keuangan dan operasional; 2. Penjelasan kesesuaian sistem pengendalian intern dengan kerangka yang diakui secara internasional (COSO – internal control framework); dan 3. Penjelasan mengenai evaluasi yang dilakukan atas efektivitas sistem pengendalian intern.
Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite lain; 2. Independensi komite lain; 3. Uraian tugas dan tanggung jawab; 4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite lain; dan 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite lain. Uraian Tugas dan Fungsi Sekretaris Perusahaan
Kriteria dan Penjelasan
84-85
Mencakup antara lain: 1. Pokok perkara/gugatan; 2. Status penyelesaian perkara/gugatan; 3. Pengaruhnya terhadap kondisi perusahaan; dan 4. Sanksi administrasi yang dikenakan kepada Entitas, anggota Dewan Komisaris dan Direksi, oleh otoritas terkait (pasar modal, perbankan dan lainnya) pada tahun buku terakhir (atau terdapat pernyataan bahwa tidak dikenakan sanksi administrasi). Catatan: dalam hal tidak berperkara, agar diungkapkan.
82
225 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Kriteria dan Penjelasan Akses Informasi dan Data Perusahaan
Halaman 81
Uraian mengenai tersedianya akses informasi dan data perusahaan kepada publik, misalnya melalui website (dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris), media massa, mailing list, buletin, pertemuan dengan analis, dan sebagainya Bahasan mengenai Kode Etik.
Laporan Arus Kas 82-83
83
Memuat uraian tentang mekanisme whistleblowing system antara lain: 1. Penyampaian laporan pelanggaran; 2. Perlindungan bagi whistleblower; 3. Penanganan pengaduan; 4. Pihak yang mengelola pengaduan; dan 5. Jumlah pengaduan yang masuk dan diproses pada tahun buku terakhir serta tindak lanjutnya. Keberagaman Komposisi Dewan Komisaris dan Direksi
74
Catatan: apabila tidak ada kebijakan dimaksud, agar diungkapkan alasan dan pertimbangannya Informasi Keuangan 117
Kesesuaian dengan peraturan terkait tentang Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan. Opini Auditor Independen atas Laporan Keuangan.
118-119
Deskripsi Auditor Independen di Opini Deskripsi memuat tentang: 1. Nama & tanda tangan; 2. Tanggal Laporan Audit; dan 3. Nomor ijin KAP dan nomor ijin Akuntan Publik.
118-119
Laporan Keuangan yang Lengkap.
115-215
Memuat secara lengkap unsur-unsur laporan keuangan: 1. Laporan posisi keuangan (neraca); 2. Laporan laba rugi komprehensif; 3. Laporan perubahan ekuitas; 4. Laporan arus kas; 5. Catatan atas laporan keuangan; dan 6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya (jika relevan).
122
125
Memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. Pengelompokan dalam tiga kategori aktivitas: operasi, investasi, dan pendanaan; 2. Penggunaan metode langsung (direct method) untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi; 3. Pemisahan penyajian antara penerimaan kas dan atau pengeluaran kas selama tahun berjalan pada aktivitas operasi, investasi dan pendanaan; dan 4. Pengungkapan transaksi non kas harus dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi
130-153
Meliputi sekurang-kurangnya: 1. Pernyataan kepatuhan terhadap SAK; 2. Dasar pengukuran dan penyusunan laporan keuangan; 3. Pengakuan pendapatan dan beban; 4. Imbalan kerja; dan 5. Instrumen Keuangan.
Uraian kebijakan Perusahaan mengenai keberagaman komposisi Dewan Komisaris dan Direksi dalam pendidikan (bidang studi), pengalaman kerja, usia, dan jenis kelamin.
Surat Pernyataan Direksi dan/atau Dewan Komisaris tentang Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan
Perbandingan Tingkat Profitabilitas
Halaman
Perbandingan kinerja/laba (rugi) tahun berjalan dengan tahun sebelumnya.
Memuat uraian antara lain: 1. Isi kode etik; 2. Pengungkapan bahwa kode etik berlaku bagi seluruh level organisasi; 3. Penyebarluasan kode etik; 4. Upaya penegakan dan sanksi pelanggaran kode etik; dan 5. Pernyataan mengenai budaya perusahaan (corporate culture) yang dimiliki perusahaan. Pengungkapan mengenai Whistleblowing System
Kriteria dan Penjelasan
Pengungkapan Transaksi Pihak Berelasi Hal-hal yang diungkapkan antara lain: 1. Nama pihak berelasi, serta sifat dan hubungan dengan pihak berelasi; 2. Nilai transaksi beserta persentasenya terhadap total pendapatan dan beban terkait; dan 3. Jumlah saldo beserta persentasenya terhadap total aset atau liabilitas.
193-196, 206-208
Pengungkapan yang berhubungan dengan Perpajakan
172-177
Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Rekonsiliasi fiskal dan perhitungan beban pajak kini; 2. Penjelasan hubungan antara beban (penghasilan) pajak dan laba akuntansi; 3. Pernyataan bahwa Laba Kena Pajak (LKP) hasil rekonsiliasi dijadikan dasar dalam pengisian SPT Tahunan PPh Badan; 4. Rincian aset dan liabilitas pajak tangguhan yang diakui pada laporan posisi keuangan untuk setiap periode penyajian, dan jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang diakui pada laporan laba rugi apabila jumlah tersebut tidak terlihat dari jumlah aset atau liabilitas pajak tangguhan yang diakui pada laporan posisi keuangan; dan 5. Pengungkapan ada atau tidak ada sengketa pajak. Pengungkapan yang berhubungan dengan Aset Tetap Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Metode penyusutan yang digunakan; 2. Uraian mengenai kebijakan akuntansi yang dipilih antara model revaluasi dan model biaya; 3. Metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar aset tetap (untuk model revaluasi) atau pengungkapan nilai wajar aset tetap (untuk model biaya); dan 4. Rekonsiliasi jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan aset tetap pada awal dan akhir periode dengan menunjukkan: penambahan, pengurangan dan reklasifikasi.
167-169
226 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Laporan Tahunan 2014
Rujukan Silang Kriteria ARA 2014
Kriteria dan Penjelasan Pengungkapan yang berhubungan dengan Segmen Operasi Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Informasi umum yang meliputi faktor-faktor yang digunakan untuk mengidentifikasi segmen yang dilaporkan; 2. Informasi tentang laba rugi, aset, dan liabilitas segmen yang dilaporkan; 3. Rekonsiliasi dari total pendapatan segmen, laba rugi segmen yang dilaporkan, aset segmen, liabilitas segmen, dan unsur material segmen lainnya terhadap jumlah terkait dalam entitas; dan 4. Pengungkapan pada level entitas, yang meliputi informasi tentang produk dan/atau jasa, wilayah geografis dan pelanggan utama. Pengungkapan yang berhubungan dengan Instrumen Keuangan
Halaman 197-198
199
Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Rincian instrumen keuangan yang dimiliki berdasarkan klasifikasinya; 2. Nilai wajar tiap kelompok instrumen keuangan; 3. Kebijakan manajemen risiko; 4. Penjelasan risiko yang terkait dengan instrumen keuangan: risiko pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas; dan 5. Analisis risiko yang terkait dengan instrumen keuangan secara kuantitatif. Penerbitan Laporan Keuangan Hal-hal yang diungkapkan antara lain: 1. Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit; dan 2. Pihak yang bertanggung jawab mengotorisasi laporan keuangan.
117
PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA TBK. LAPORAN TAHUNAN 2014
Menara Karya 15th Fl. Jl. H.R Rasuna Said Block X-1 Kav 1-2, Jakarta Selatan 12950 Telp : +62 21 5794 4355 Fax : +62 21 5794 4365