TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 38, NO. 1, FEBRUARI 2015: 25-40
KESIAPAN MEMASUKI DUNIA USAHA/DUNIA INDUSTRI (DU/DI) SISWA PAKET KEAHLIAN REKAYASA PERANGKAT LUNAK DI SMK Agung Panji Sasmito Djoko Kustono Syaad Patmanthara Abstrak: Tujuan penelitian untuk mengkaji kontribusi penguasaan mata pelajaran produktif (ξ1), relevansi Prakerin (ξ2), dan motivasi kerja (ξ3) terhadap minat kerja (ε1) dan kesiapan memasuki DU/DI (ε2). Penelitian dengan survei pada 56 siswa kelas XII SMK paket keahlian RPL di Kota Batu. Pengumpulan data variabel ξ1 dengan dokumentasi, sedangkan ξ2, ξ3, ε1, dan ε2 dengan kuesioner. Besar kontribusi dianalisis dengan metode Partial Least Square (PLS). Penelitian menunjukkan bahwa: (1) ξ1 berkontribusi signifikan terhadap ε1; (2) ξ2 berkontribusi signifikan terhadap ε1; (3) ξ3 berkontribusi signifikan terhadap ε1; (4) ξ1 tidak berkontribusi signifikan terhadap ε2; (5) ξ2 berkontribusi signifikan terhadap ε2; (6) ξ3 berkontribusi signifikan terhadap ε2; dan (7) ε1 berkontribusi signifikan terhadap ε2. Kata-kata Kunci: kesiapan memasuki DU/DI, hard skill, soft skill, SMK Rekayasa Perangkat Lunak Abstract: The Readiness of SMK Students of Software Engineering Study Program to Enter Business and Industrial World. The puspose of this study was to reveal the contribution of productive subjects mastery (ξ1), apprenticeship relevance (ξ2), and motivation to work (ξ3) to working interest (η1) and readiness to enter the business and industrial world (η2). The study was a research survey which conducted on 56 SMK students of XII grade in Software Engineering Study Program in Batu city. Data of ξ1 variable was collected by documentation, whereas ξ2, ξ3, η1, and η2 was collected by questionnaire. The contribution of causal relationship between the latent variables was analyzed by the Partial Least Square (PLS) method. The results show that: (1) ξ1 contributed significantly to η1; (2) ξ2 contributed significantly to η1; (3) ξ3 contributed significantly to η1; (4) ξ1 not contributed significantly to η2; (5) ξ2 contributed significantly to η2; (6) ξ3 contributed significantly to η2; and (7) η1 contributed significantly to η2. Keywords: readiness to enter the industrial world, hard skill, soft skill, Software Engineering Study Program
P
endidikan kejuruan adalah program pendidikan terorganisasi yang secara
langsung berkaitan dengan penyiapan individu memasuki dunia kerja (Calhoun,
Agung Panji Sasmito adalah dosen Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknik Malang. Email:
[email protected]. Alamat Kampus: Jl. Puncak Borobudur No.19–21 Malang 65142. Djoko Kustono dan Syaad Patmanthara adalah dosen Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Alamat Kampus: Jl. Semarang 5 Malang 65145. 25
26 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 38, NO. 1, FEBRUARI 2015: 25-40
dkk., 1982: 2). Salah satu kriteria yang harus dimiliki oleh pendidikan kejuruan adalah orientasi kinerja individu dalam dunia kerja sesuai kebutuhan nyata di lapangan (Finch dan Crunkilton, 1989: 12; Billet: 2011: 26). Keberhasilan pendidikan kejuruan dapat dilihat dari lulusan yang siap kerja yang dapat memenuhi kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DU/DI). Namun pada kenyataannya pendidikan kejuruan di Indonesia belum memberikan solusi yang optimal terkait masalah ketenagakerjaan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2014 jumlah pengangguran lulusan SMK sebesar 11,24% dari total jumlah pengangguran, lebih besar dibanding persentase lulusan SMA sebesar 9,55% (Tempo, 5 November 2014). Dari uraian tersebut terlihat bahwa SMK yang berperan mempersiapkan lulusannya untuk memasuki dunia kerja pada kenyataannya lulusannya terserap kerja lebih sedikit dibanding lulusan SMA. Hasil penelitian Agung (2009: 5) menunjukkan taraf keterserapan lulusan SMK ke DU/DI pada akhir 2009 sebesar 66,20%. Hingga akhir 2013 keterserapan lulusan SMK ke DU/DI sebesar 70,00% (Rakyat Merdeka, 12 November 2013). Berdasarkan observasi diawal penelitian diperoleh data lulusan SMK paket keahlian Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) di Kota Batu adalah sebagai berikut: (1) 49,15% bekerja, (2) 37,29% melanjutkan studi, dan (3) 13,56% belum bekerja/menganggur. Salah satu faktor penyebab rendahnya keterserapan lulusan SMK ke dunia kerja menurut Kemenakertrans (Okezone, 2013) adalah rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini diperkuat oleh penelitian Kartini, dkk. (2012) yang mendapati ketersedian pasokan yang dihasilkan SMK belum sepenuhnya mampu menghasilkan pasokan tenaga kerja sesuai kebutuhan DU/DI. Kesenjangan ini disebabkan oleh faktor kompetensi lulusan SMK yang
masih rendah dan kondisi mental lulusan yang rendah sehingga belum siap memasuki dunia kerja. Terdapat dua kompetensi yang harus dimiliki oleh calon tenaga kerja yang dibutuhkan oleh DU/DI, yaitu: (1) kompetensi spesifik atau hard skill, yaitu kompetensi yang sesuai dengan bidang keahlian masing-masing; dan (2) kompetensi general atau soft skill, yaitu kompetensi umum bagi calon pekerja yang dituntut DU/DI termasuk dari segi mental (Agung, 2009: 8; Suswanto, 2011: 42). Calon pekerja yang diperlukan DU/DI adalah calon pekerja yang mempunyai kompetensi secara komprehensif, yaitu paduan antara kompetensi hard skill dan soft skill (Agung, 2009: 10; Sudjimat, 2013: 3). Kompetensi hard skill siswa SMK sebagai calon pekerja pada masa yang akan datang ditunjukkan oleh keahlian yang dimiliki siswa tersebut, sesuai dengan paket keahlian SMK. Pembinaan keahlian siswa SMK diwujudkan melalui kegiatan belajar di sekolah maupun di luar sekolah. Kegiatan belajar di sekolah merupakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan siswa di dalam kelas dengan mempelajari berbagai kompetensi keahlian pada mata pelajaran produktif. Kegiatan belajar di luar sekolah merupakan kegiatan belajar yang dilakukan siswa di luar sekolah dengan memperkenalkan siswa dengan DU/DI melalui Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di DU/DI, SMK mengajarkan kompetensi yang tertuang dalam mata pelajaran produktif yang diajarkan di sekolah. Penguasaan sebagai salah satu indikator derajat keahlian siswa berperan dalam menyiapkan siswa untuk bekerja, terutama dari segi hard skill. Beberapa penelitian sebelumnya (Cahyaningwati, 2011; Jatmiko, 2010) menunjukkan hubungan yang positif antara tingkat penguasaan
Sasmito, dkk., Kesiapan Memasuki Dunia Usaha/Dunia Industri 27
mata pelajaran produktif dengan kesiapan siswa dalam memasuki DU/DI. Kurikulum SMK didesain menurut sistem link and match dengan memperhatikan tuntutan pasar tenaga kerja (demand driven) yang diwujudkan dengan PSG. Pelaksanaan PSG di dunia kerja bertujuan untuk menggabungkan keterampilan umum yang diperoleh selama pendidikan kejuruan berbasis kelas dengan pembelajaran terstruktur pada pekerjaan dan pengalaman kerja yang sebenarnya dalam sebuah perusahaan pelatihan (Eichhorst dan Rinne, 2012: 14). PSG diwujudkan dengan praktik nyata sesuai dengan paket keahlian yang dipelajari di sekolah melalui Praktik Kerja dan Industri (Prakerin). Beberapa fakta empiris menunjukkan bahwa kegiatan Prakerin berkontribusi positif terhadap peningkatan kompetensi siswa selama terdapat relevansi kegiatan Prakerin baik dari segi relevansi lokasi maupun relevansi tugas praktik kerja yang dilaksanakan siswa di DU/DI (Ariana, 2010; Lestari, 2012; Arisandi dan Suparji, 2012). Peningkatan kompetensi siswa pada akhirnya mampu menghasilkan lulusan yang dibutuhkan oleh dunia kerja dan meningkatkan kesiapan siswa dalam memasuki DU/DI. Paparan di atas menunjukkan bahwa SMK telah berusaha dengan baik dalam mempersiapkan hard skill lulusannya sebagai calon pekerja di masa depan. Kenyataannya saat ini lulusan SMK kurang siap untuk bekerja di DU/DI. Berdasarkan hasil wawancara kepada Ketua Jurusan RPL SMK Maarif Batu mengungkapkan bahwa kemampuan dan pengalaman siswa untuk memasuki DU/DI masih kurang. Hal senada diungkapkan oleh Ketua Program RPL SMK Islam Batu yang mengatakan bahwa bekal siswa untuk bekerja masih kurang dibandingkan calon pekerja lain dari latar belakang pendidikan yang lebih tinggi. Observasi awal pada beberapa DU/DI bidang RPL di Kota Ba-
tu juga menunjukkan bahwa kesiapan siswa untuk bekerja di DU/DI masih kurang optimal, Marketing CV Batu Computer dan Owner CV. Edius Digital Art yang menyebutkan bahwa kesiapan lulusan SMK RPL di Kota Batu untuk bekerja di DU/DI masih kurang, terutama bagi fresh graduate yang masih belum mempunyai bekal pengalaman bekerja di bidang RPL. Umumnya pegawai baru yang berlatar belakang pendidikan SMK RPL masih memerlukan pelatihan selama beberapa waktu terkait bidang RPL secara spesifik untuk dapat bekerja di DU/DI. Faktor pendukung lainnya yaitu kesiapan kerja secara mental yang berupa kompetensi general atau soft skill (Agung, 2009: 8; Suswanto, 2011: 42). Sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya (Lestari, 2012; Arisandi dan Suparji, 2012: 1) bahwa kompetensi diduga dipengaruhi oleh faktor mental. Faktor mental tersebut berpengaruh pada kesiapan kerja, salah satu dari faktor tersebut adalah motivasi kerja (Sulistyarini, 2012; Sulistianingsih, 2014) dan minat untuk bekerja (Hariyanto, 2011; Chrisna dan Soeprapto, 2012). Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut (Slameto, 2013: 180). Siswa dengan minat kerja yang tinggi akan mempunyai keinginan bekerja yang tinggi setelah siswa tersebut lulus dari SMK. Selain itu, seseorang dengan motivasi kerja yang tinggi akan terdorong untuk bekerja setelah siswa tersebut lulus, karena motivasi kerja merupakan salah satu faktor yang turut menentukan kinerja seseorang (Uno, 2013: 71). Beberapa penelitian terdahulu (Sulistyarini, 2012; Hariyanto, 2011; Chrisna dan Soeprapto, 2012) menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan antara minat kerja terhadap kesiapan kerja maupun motivasi kerja terhadap kesiapan kerja.
28 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 38, NO. 1, FEBRUARI 2015: 25-40
Bertolak dari paparan di atas dapat dikatakan bahwa kompetensi soft skill (motivasi dan minat kerja) turut mempengaruhi kesiapan siswa untuk bekerja di DU/ DI. Namun, kenyataannya dari segi mental lulusan SMK merasa kurang siap dalam memasuki DU/DI. Hal ini ditunjukkan hasil survei dan observasi yang dilakukan di SMK Islam Batu dari lulusan paket keahlian RPL tahun 2013 diperoleh data: sebanyak (1) 26,92% melanjutkan ke perguruan tinggi; dan (2) 15,38% bekerja sesuai bidangnya. Data lain dari SMK Maarif Kota Batu diperoleh: (1) 45,45% melanjutkan ke perguruan tinggi; dan (2) 48,48% bekerja. Untuk itu dapat diidentifikasi beberapa faktor yang mempengaruhi kesiapan siswa dalam memasuki DU/DI, meliputi: (1) penguasaan mata pelajaran produktif; (2) relevansi Prakerin; (3) motivasi untuk bekerja; dan (4) minat kerja. Upaya mengkaji kontribusi antara penguasaan mata pelajaran produktif, relevansi Prakerin, motivasi kerja terhadap minat kerja dan kesiapan siswa SMK di Kota Batu paket keahlian RPL dalam memasuki DU/DI menjadi tujuan utama penelitian ini. METODE Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Terdapat dua macam variabel pada penelitian ini, yaitu variabel laten (konstruk) sebagai variabel unobserved dan variabel indikator sebagai variabel observed dari setiap variabel laten. Variabel laten terdiri atas variabel laten eksogenus dan variabel laten endogenus. Variabel laten eksogenus meliputi: (1) penguasaan mata pelajaran produktif (ξ1); (2) relevansi Prakerin (ξ2); dan (3) motivasi kerja (ξ3), sedangkan variabel laten endogenus adalah: (1) minat kerja (ε1); dan (2) kesiapan siswa dalam memasuki DU/DI (ε2). Masing-masing variabel laten dibentuk oleh beberapa varia-
bel indikator. Rancangan penelitian digambarkan pada Gambar 1.
ξ1 ε1
ξ2
ε2
ξ3 Gambar 1. Rancangan Penelitian Keterangan: ξ1 : penguasaan mata pelajaran produktif ξ2 : relevansi Prakerin ξ3 : motivasi kerja ε1 : minat kerja ε2 : kesiapan siswa dalam memasuki DU/DI : hubungan atau pengaruh variabel
Dalam penelitian ini, populasi adalah seluruh siswa Kelas XII paket keahlian Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) di Kota Batu. Kota Pemilihan siswa kelas XII didasari oleh pemikiran bahwa siswa kelas XII telah mempelajari seluruh mata pelajaran produktif RPL dan telah melaksanakan Prakerin. Siswa kelas XII sebagai calon lulusan SMK akan dihadapkan pada paradigma untuk memasuki DU/DI untuk bekerja sehingga cocok digunakan sebagai populasi penelitian. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proportional random sampling. Untuk menentukan ukuran sampel dari suatu popuTabel 1. Data Populasi dan Sampel Penelitian No.
Nama Sekolah
SMK Maarif Batu SMK 2. Islam Batu Jumlah 1.
Jml Populasi (siswa) 33
Jml Sampel (siswa) 29
31
27
64
56
Sasmito, dkk., Kesiapan Memasuki Dunia Usaha/Dunia Industri 29
lasi salah satunya dapat digunakan rumus Taro Yamane (Riduwan, 2007: 65) diperoleh sampel sebesar 56 orang ditentukan jumlah masing-masing sampel menurut sekolah dengan menggunakan rumus alokasi proporsional (Riduwan, 2007: 66). Jumlah populasi dan sampel persekolah disajikan pada Tabel 1. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Kuesioner menggunakan skala Likert dengan empat alternatif jawaban, yaitu: (1) sangat setuju atau sangat sesuai; (2) setuju atau sesuai; (3) tidak setuju atau tidak sesuai; dan (4) sangat tidak setuju atau sangat tidak sesuai (Riduwan, 2007: 66). Uji coba instrumen mencakup uji validitas dan uji reliabilitas. Setelah pengujian konstruk diteruskan menguji validitas instrumen dengan korelasi Pearson Product Moment (Riduwan, 2007: 109-110). Pengujian validitas dilaksanakan terhadap populasi yang tidak terpilih sampel, yaitu sejumlah 8 siswa. Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan bantuan aplikasi IBM SPSS versi 22. Berdasarkan tabel nilai r product moment untuk jumlah subjek uji coba sebanyak 8 siswa adalah 0,71 (Riduwan, 2007: 372), sehingga butir instrumen dinyatakan valid jika rhitung lebih besar dari atau sama dengan 0,71. Berdasarkan hasil diketahui jumlah butir item yang valid untuk variabel Relevansi Prakerin (ξ2) sebanyak 16 butir item, item yang valid untuk variabel Motivasi Kerja (ξ3) sebanyak 16 butir item, item yang valid untuk variabel Minat Kerja (ε1) sebanyak 17 butir item, dan item yang valid untuk variabel Kesiapan Memasuki DU/ DI (ε2) sebanyak 25 butir item. Butir soal yang tidak valid diperbaiki untuk dipergunakan sebagai instrumen. Selanjutnya dilaksanakan tes reliabilitas instrumen dengan menggunakan koefisien Cronbach Alpha (Riduwan, 2007: 125). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha lebih dari 0,6 (Ghozali, 2009: 46). Nilai Cronbach Alpha untuk variabel Relevansi Prakerin (ξ2) sebesar 0,966; variabel Motivasi Kerja (ξ3) sebesar 0,972; variabel Minat Kerja (ε1) sebesar 0,973; dan variabel Kesiapan Memasuki DU/DI (ε2) sebesar 0,977. Dari hasil tersebut diputuskan seluruh instrumen dinyatakan reliabel. Model penelitian dibentuk dari empat buah variabel laten dengan masingmasing indikator pada setiap variabel laten. Model digambarkan pada Gambar 2. δ1
X11
(𝑥)
𝜆11 δ3
X21
δ4
(𝑥) X22 𝜆42
δ5
𝜆52
δ6
ξ1
γ21 γ11
δ2
δ1
γ22
(𝑥)
𝜆32
ξ2
γ12
β21
ε1
(𝑥)
X23
ε2 γ23
Y21
ε5
(𝑦) 𝜆62 Y22
ε6
Y23
ε7
Y24
ε8
(𝑦)
𝜆52
(𝑦) 𝜆72 (𝑦) 𝜆82
γ13
X31 (𝑥)
δ7
X32
δ8
X33
δ9
X34
𝜆63
(𝑦)
(𝑥)
𝜆83 (𝑥) 𝜆93
(𝑦)
(𝑦)
𝜆11 𝜆21
(𝑥)
𝜆73
ξ3
(𝑦)
𝜆31
𝜆41
Y11
Y12
Y13
Y14
ε1
ε2
ε3
ε4
Gambar 2. Model Penelitian
Tujuan penelitian untuk mengkaji kontribusi penguasaan mata pelajaran produktif (ξ1), relevansi Prakerin (ξ2), dan motivasi kerja (ξ3) terhadap minat kerja (ε1) dan kesiapan memasuki DU/DI (ε2). HASIL Hasil uji deskripsi disajikan pada Tabel 2. Adapun untuk pengujian goodness of fit lihat Tabel 3 menunjukkan bahwa seluruh kriteria goodness of fit terpenuhi, meliputi goodness of fit outer model (Jogiyanto, 2011: 71; Wiyono, 2011: 403) dan goodness of fit inner mo-
30 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 38, NO. 1, FEBRUARI 2015: 25-40
del (Jogiyanto, 2011; Wiyono, 2011). Dari hasil tersebut model penelitian dinyatakan fit dan dapat dipergunakan untuk pengujian hipotesis.
hadap variabel ε2, sedangkan variabel ξ1 tidak berkontribusi langsung secara signifikan terhadap variabel ε2. Sesuai dengan kaidah Baron dan Kenney (Jogiyanto,
Tabel 2. Hasil Uji Deskriptif No
Variabel
Mean
1
Penguasaan Mata Pelajaran Produktif (ξ1) Relevansi Prakerin (ξ2) Motivasi Kerja (ξ3) Minat Kerja (ε1) Kesiapan Memasuki DU/DI (ε2)
8,15
Mean (%) 49,47
45,54 62,04 56,66 84,02
2 3 4 5
Rendah
Kategori (%) 93,49
Pada umumnya
41,53
Rendah
68,99
Sebagian besar
45,82 45,54 36,89
Rendah Rendah Rendah
76,58 77,61 77,79
Pada umumnya Pada umumnya Pada umumnya
Kategori
Kriteria
Tabel 3. Ringkasan Hasil Pengujian Goodness of Fit Goodness of Fit Validitas konvergen
Parameter Loading Factor AVE
Validitas diskriminan
Cross Loading
Reliabilitas
Composite Reliability
Evaluasi R2
Nilai R2
Outer Model
Inner Model
Pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan nilai-nilai yang diperoleh melalui perhitungan bootstrapping dengan menggunakan SmartPLS 3.1.6. Hipotesis alternatif (Ha) akan diterima apabila thitung ≥ 1,96 (Jogiyanto, 2011: 72-73). Ringkasan hasil perhitungan statistik t (thitung) ditampilkan Tabel 4. Berdasarkan pengujian hipotesis pada uji pengaruh langsung diketahui bahwa variabel ξ2 dan ξ3 masing-masing berkontribusi langsung secara signifikan ter-
Rule of Thumbs Seluruh loading factor > 0,70 Seluruh AVE > 0,50 Loading factor indikator terhadap variabel laten lebih besar dari loading factor indikator terhadap variabel laten lain Composite Reliability > 0,70 R2 > 0,33
Keputusan Valid Konvergen
Valid Diskriminan
Reliabel
Model Fit
2011: 105), pengujian hipotesis dengan efek mediasi yaitu uji pengaruh tidak langsung antara variabel eksogenus ξ2 dan ξ3 terhadap variabel endogenus ε2 melalui variabel ε1 dapat dilaksanakan, sedangkan uji pengaruh tidak langsung antara variabel eksogenus ξ1 terhadap variabel endogenus ε2 melalui variabel ε1 tidak dapat dilaksanakan. Pengujian hipotesis dilaksanakan berdasarkan nilai-nilai yang diperoleh melalui perhitungan bootstrapping dengan menggunakan Smart
Sasmito, dkk., Kesiapan Memasuki Dunia Usaha/Dunia Industri 31
PLS 3.1.6 pada menu indirect effect. Ringkasan hasil perhitungan statistik t (thitung) ditampilkan Tabel 5.
kerin, dan minat kerja akan memberikan kontribusi positif terhadap perubahan minat kerja siswa, begitu pula sebaiknya.
Tabel 4. Ringkasan Perhitungan thitung untuk Uji Pengaruh Langsung No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Hipotesis H0 Ha H0(1): γ11= 0 Ha(1): γ11 ≠ 0 H0(2): γ12 = 0 Ha(2): γ12 ≠ 0 H0(3): γ13 = 0 Ha(3): γ13 ≠ 0 H0(4): γ21 = 0 Ha(4): γ21 ≠ 0 H0(5): γ22 = 0 Ha(5): γ22 ≠ 0 H0(6): γ23 = 0 Ha(6): γ23 ≠ 0 H0(7): β21 = 0 Ha(7): β21 ≠ 0
Pengaruh Langsung ξ1 terhadap ε1 ξ2 terhadap ε1 ξ3 terhadap ε1 ξ1 terhadap ε2 ξ2 terhadap ε2 ξ3 terhadap ε2 ε1 terhadap ε2
Koef. Jalur 0,15 0,33 0,48 0,01 0,20 0,24 0,59
thitung
Keputusan
2,00 3,29 5,45 0,22 2,14 2,17 4,69
H0 ditolak, Ha diterima H0 ditolak, Ha diterima H0 ditolak, Ha diterima H0 diterima, Ha ditolak H0 ditolak, Ha diterima H0 ditolak, Ha diterima H0 ditolak, Ha diterima
Tabel 5. Ringkasan Perhitungan thitung untuk Uji Pengaruh Tidak Langsung No 1. 2.
Pengaruh Tidak Langsung ξ2 terhadap ε2 melalui ε1 ξ3 terhadap ε2 melalui ε1
Hipotesis H0 H0(5): γ12+γ22=0
Ha Ha(5): γ12+γ22≠0
H0(6): γ13+γ23=0
Ha(6): γ13+γ23≠0
Koef. Jalur
thitung
Keputusan
0,19
3,18
0,28
4,08
H0 ditolak, Ha diterima H0 ditolak, Ha diterima
Tabel 6. Persamaan Struktural Konstruk Endogenus ε1 ε2
Konstruk Eksogenus = =
Konstruk Endogenus
0,1482ξ1 + 0,3261ξ2 + 0,4721ξ3 0,0110ξ1 + 0,1984ξ2 + 0,2379ξ3
Dari hasil pehitungan nilai R2 pada pengujian goodness of fit inner model dan nilai koefisien jalur pada masing-masing variabel laten dapat dirumuskan persamaan struktural untuk variabel laten yang ditampilkan pada Tabel 6. PEMBAHASAN Pengujian pengaruh langsung dapat dijelaskan sebagai berikut. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penguasaan mata pelajaran produktif, relevansi Prakerin, dan motivasi kerja masing-masing berkontribusi signifikan terhadap minat kerja siswa SMK paket keahlian RPL di Kota Batu. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat penguasaan mata pelajaran produktif, relevansi Pra-
+
0,5885ε1
Error ζ = 1 - R2 + +
0,5506 0,2621
Fasikhah dan Fatimah (2013: 145) menyatakan penguasaan mata pelajaran produktif dapat menggambarkan kemampuan dan kinerja siswa terhadap materi pelajaran produktif yang diberikan oleh pendidik yang diwujudkan dalam prestasi akademik. Potensi tersebut harus didukung dengan adanya minat kerja, karena minat kerja dapat menjadi sebuah motif yang kuat bagi seseorang untuk bekerja (Hofer, 2010: 153). Oleh karena itu, tinggi rendahnya penguasaan mata pelajaran produktif memberikan kontribusi terhadap perubahan minat kerja siswa. Pembelajaran siswa SMK selain melalui pembelajaran mata pelajaran produktif di sekolah, siswa juga melaksanakan pembelajaran di DU/DI melalui Prakerin. Apabila dalam pelaksanaan Praker-
32 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 38, NO. 1, FEBRUARI 2015: 25-40
in, siswa merasa sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya dan siswa merasa senang melaksanakan Prakerin, maka dapat menumbuhkan minat kerja (Setianingtyas, 2012: 68). Melalui Prakerin, mental siswa juga terbina dan terlatih untuk terbiasa memasuki dunia kerja. Sejalan dengan Djamarah (2008:132) dan Slameto (2013:180) aktivitas yang sering dilakukan secara konsisten dapat menumbuhkan ketertarikan terhadap aktivitas tersebut. Apabila proses pembiasaan kegiatan bekerja di DU/DI melalui Prakerin dilaksanakan secara baik dan konsisten, maka hal tersebut dapat menumbuhkan ketertarikan siswa untuk bekerja di bidang tersebut. Oleh karena itu, tinggi rendahnya tingkat relevansi Prakerin memberikan kontribusi terhadap perubahan minat kerja siswa. Sulistianingsih (2014: 19) menjabarkan motivasi untuk bekerja dapat berfungsi sebagai pendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan karena tanpa motivasi maka tidak akan timbul suatu perbuatan, misalnya melamar sebuah pekerjaan. Dengan kata lain, motivasi untuk bekerja dapat mendorong siswa untuk melamar sebuah pekerjaan, mencapai tujuan kerja dan memasuki dunia kerja, serta mendorong siswa untuk segera mendapatkan pekerjaan. Dari paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi untuk bekerja dapat dijadikan sebagai pendorong atau pembangkit semangat bagi siswa untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan baik selepas lulus dari SMK. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tidak terdapat kontribusi yang signifikan antara penguasaan mata pelajaran produktif terhadap kesiapan memasuki DU/DI siswa SMK paket keahlian Rekayasa Perangkat Lunak di Kota Batu. Nilai path coefficient sebesar 0,01 dengan Thitung sebesar 0,22 yang kurang dari 1,96 menunjukkan adanya pengaruh positif namun tidak signifikan. Dengan demikian, semakin tinggi penguasaan
mata pelajaran produktif akan memberikan kontribusi positif terhadap perubahan kesiapan siswa untuk bekerja di DU/DI namun tidak signifikan. Penguasaan mata pelajaran produktif yang tinggi menunjukkan bahwa siswa tersebut menguasai dengan baik materi pendidikan dan pelatihan yang diajarkan di sekolah (Sulistianingsih, 2014: 64). Mata pelajaran produktif merupakan salah bekal siswa untuk bekerja di DU/DI, karena salah satu aspek ketenagakerjaan yang dibutuhkan DU/DI adalah kompetensi spesifik atau hard skill yang berupa kompetensi sesuai dengan bidang keahlian masing-masing (Agung, 2009: 8; Suswanto, 2011: 42). Oleh karena itu, makin tinggi bekal keahlian yang dimiliki siswa akan membuat siswa tersebut semakin siap untuk diterima bekerja di DU/DI. Dengan kata lain, penguasaan mata pelajaran produktif berkontribusi positif terhadap kesiapan siswa dalam memasuki DU/DI. Meskipun penguasaan mata pelajaran produktif tinggi, belum tentu siswa tersebut sesuai dengan kebutuhan DU/DI terkait tenaga kerja. Menurut Murniati dan Usman (2009: 2) SMK di Indonesia belum mampu mempersiapkan tenaga kerja yang terlatih dan siap kerja. Hal ini dikarenakan belum semua sekolah kejuruan mampu melaksanakan program pendidikan yang dapat memberikan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman kepada peserta didik sehingga mereka mampu dan terampil dalam melakukan pekerjaan tertentu (Murniati dan Usman, 2009: 2). Selain itu, sebagian besar lulusan SMK masih kurang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan maupun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan oleh DU/DI (Hidayat, 2013: 3). Sudjimat (2013: 3) menyatakan bahwa dalam menilai kualitas lulusan SMK DU/DI lebih mengutamakan aspek soft
Sasmito, dkk., Kesiapan Memasuki Dunia Usaha/Dunia Industri 33
skill lulusan daripada hard skill mereka. Hal ini sesuai dengan hasil observasi pada beberapa DU/DI mitra SMK RPL di Kota Batu yang menunjukkan bahwa DU/DI tidak terlalu memperhatikan hard skill lulusan SMK karena DU/DI akan memberikan pelatihan selama beberapa waktu kepada calon pekerja terkait pekerjaan spesifik yang akan mereka laksanakan di DU/DI. DU/DI lebih memilih mempertimbangkan aspek soft skill dalam rekrutmen calon pekerja, sejalan dengan penelitian (Branine dalam Tsai, 2013: 351) menyebutkan bahwa pada sistem rekrutmen tenaga kerja lebih dititikberatkan kepada soft skill daripada hard skill atau tingkat pendidikan. Sudjimat (2013: 42) menyatakan bahwa pimpinan DU/DI lebih memprioritaskan aspek kecakapan soft skill dan employability skill dalam melakukan rekrutmen pekerja daripada aspek hard skill para pelamarnya. Pernyataan ini senada dengan hasil penelitian Othman, dkk. (2011: 131) yang menyatakan bahwa soft skill jauh lebih dipertimbangkan dalam sistem rekrutmen pekerja dibandingkan hard skill. Hal ini disebabkan karena kompetensi general atau soft skill lebih diperlukan pekerja untuk menjadi produktif dan bekerja dengan efisien di dunia kerja (Tsai, 2013: 345). Oleh karena itu, penguasaan mata pelajaran produktif yang diterima siswa di sekolah tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kesiapan siswa dalam memasuki DU/DI. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa relevansi Prakerin, motivasi kerja, dan minat kerja masing-masing berkontribusi signifikan terhadap kesiapan memasuki DU/DI siswa SMK paket keahlian RPL di Kota Batu. Dengan demikian, semakin tinggi relevansi Prakerin, motivasi kerja, dan minat kerja akan memberikan kontribusi positif terhadap perubahan kesiapan siswa untuk bekerja di DU/DI, begitu pula sebaiknya.
Beberapa fakta empiris (Ariana, 2010; dan Lestari, 2012) menunjukkan bahwa kegiatan Prakerin berkontribusi positif terhadap peningkatan kompetensi siswa, selama Prakerin dilaksanakan secara relevan baik menurut lokasi maupun praktik kerja yang dilaksanakan siswa. Prakerin dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap peningkatan pengetahuan dan motivasi siswa sehingga dapat mengembangkan siswa secara profesional sebelum memasuki tempat kerja (Muhammad, dkk., 2009: 50). Kesiapan siswa untuk memasuki dunia kerja salah satunya ditandai dengan kemampuan siswa untuk mengembangkan keterampilan pekerjaan dengan menjalankan pekerjaan yang nyata (Parker, 2011: 16-17). Pernyataan tersebut menyiratkan makna bahwa dalam membangun kesiapan siswa untuk bekerja di DU/DI siswa perlu mempelajari keterampilan dan keahlian yang dibutuhkan oleh DU/DI, salah satunya dengan pembelajaran yang berkaitan dengan pekerjaan yang sesuai dengan bidang keahliannya. Apabila siswa telah mempunyai pengetahuan dan keahlian yang sesuai dengan kebutuhan DU/DI, tentu siswa tersebut siap untuk bekerja di DU/DI. Dengan demikian, relevansi Prakerin berkontribusi positif terhadap perubahan kesiapan siswa dalam memasuki DU/DI. Salah satu kebutuhan siswa SMK selepas lulus adalah kebutuhan untuk bekerja. Sesuai kebutuhannya untuk bekerja di DU/DI, siswa dengan motivasi memasuki dunia kerja yang tinggi akan lebih bersemangat mengembangkan potensi dirinya daripada siswa yang motivasi kerjanya rendah. Hal ini disebabkan dengan adanya motivasi kerja, pekerja lebih berkomitmen kepada pekerjaan mereka (Tella, dkk., 2007: 2). Siagian (2012: 168) menyatakan bahwa seseorang dengan N-Ach yang besar adalah orang yang berusaha berbuat sesuatu lebih baik dibandingkan dengan orang lain. Siswa
34 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 38, NO. 1, FEBRUARI 2015: 25-40
dengan motivasi kerja tinggi akan lebih terdorong dalam memenuhi kebutuhan untuk mencapai keberhasilan kerja daripada siswa dengan motivasi kerja yang rendah. Siswa dengan dorongan untuk bekerja yang tinggi akan memusatkan perhatiannya kepada cara siswa tersebut untuk segera bekerja selepas lulus dari SMK. Motivasi kerja dapat mendorong siswa untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Sejalan dengan hasil penelitian Hariyanto (2011) siswa dengan motivasi kerja yang tinggi akan senantiasa meningkatkan keahlian yang dimiliki agar semakin siap bekerja. Siswa dengan motivasi kerja yang tinggi akan terdorong untuk selalu berhasil (meningkatkan N-Ach), baik meningkatkan potensi diri secara keahlian spesifik (hard skill) maupun potensi dari segi mental (soft skill). Siswa yang mempunyai motivasi untuk bekerja yang tinggi akan semakin sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan DU/DI yaitu tenaga kerja yang cakap dari segi soft skill dan hard skill, sehingga siswa dengan motivasi untuk bekerja yang tinggi akan semakin siap untuk bekerja di DU/DI, begitu pula sebaliknya. Seseorang yang mempunyai minat terhadap sebuah aktivitas akan lebih memilih aktivitas tersebut (Hofer, 2010: 152). Ketertarikan terhadap sebuah bidang pekerjaan akan mendorong siswa untuk mengembangkan potensi diri sesuai dengan bidang pekerjaan yang diminati. Adanya ketertarikan yang tinggi tersebut akan menambah rasa suka siswa tersebut kepada bidang pekerjaan yang ingin dia masuki seusai lulus dari SMK, karena rasa suka, pehatian, dan ketertarikan akan sebuah aktivitas dapat menunjukkan tingkat minat seseorang terhadap aktivitas tersebut (Slameto, 2013: 180). Hasil penelitian Saputra (2014: 101) menyebutkan bahwa minat merupakan
salah satu faktor pendorong dari sebuah perilaku dalam mencapai suatu tujuan. Salah satu tujuan dari siswa SMK selepas lulus dari SMK adalah bekerja di DU/DI. Apabila siswa mempunyai keinginan untuk bekerja di bidang yang diminati, siswa tersebut akan selalu mengembangkan potensi diri agar bisa diterima kerja di bidang yang diminati tersebut. Perilaku siswa yang senantiasa mengembangkan potensi diri sesuai bidang keahlian akan meningkatkan kesiapan siswa untuk bekerja di DU/DI sesuai dengan bidangnya, karena minat kerja merupakan salah satu faktor yang membentuk kesiapan siswa untuk memasuki dunia kerja (Hariyanto, 2011). Oleh karena itu, tinggi rendahnya tingkat minat siswa untuk bekerja akan memberikan kontribusi terhadap kesiapan siswa untuk memasuki DU/DI. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tidak terdapat kontribusi yang signifikan antara penguasaan mata pelajaran produktif terhadap kesiapan memasuki DU/DI siswa SMK paket keahlian Rekayasa Perangkat Lunak di Kota Batu. Dengan demikian, berdasarkan kaidah Baron dan Kenney (Jogiyanto, 2011: 105) kontribusi antara penguasaan mata pelajaran produktif terhadap kesiapan memasuki DU/DI melalui minat kerja siswa SMK paket keahlian Rekayasa Perangkat Lunak di Kota Batu tidak dapat diukur. Penguasaan mata pelajaran produktif menunjukkan tingkat penguasaan materi pendidikan dan pelatihan yang diajarkan di sekolah (Sulistianingsih, 2014: 64). Meskipun penguasaan mata pelajaran produktif tinggi, belum tentu siswa tersebut sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan oleh DU/DI. Hal ini disebabkan sebagian besar lulusan SMK masih kurang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan maupun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan oleh DU/DI (Hidayat, 2013: 3).
Sasmito, dkk., Kesiapan Memasuki Dunia Usaha/Dunia Industri 35
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa dalam menilai kualitas lulusan SMK DU/DI lebih mengutamakan aspek soft skill lulusan daripada hard skill mereka (Sudjimat, 2013: 3). Pimpinan DU/DI lebih memprioritaskan aspek kecakapan soft skill dalam melakukan rekrutmen pekerja daripada aspek hard skill para pelamarnya (Sudjimat, 2013: 42). Kesuksesan karir seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh aspek kognitif, namun juga dipengaruhi oleh minat, karena aspek soft skill seperti minat untuk bekerja berhubungan erat dengan pencapaian tujuan karir (Hirschi, 2010: 231). Kesiapan siswa dalam memasuki DU/DI tidak dipengaruhi oleh aspek hard skill seperti penguasaan mata pelajaran produktif secara signifikan, namun aspek soft skill jauh lebih dipertimbangkan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat kontribusi yang signifikan antara relevansi Prakerin terhadap kesiapan memasuki DU/DI melalui minat kerja siswa SMK paket keahlian Rekayasa Perangkat Lunak di Kota Batu. Dengan demikian, relevansi Prakerin berkontribusi secara signifikan terhadap kesiapan memasuki DU/DI melalui minat kerja siswa SMK paket keahlian Rekayasa Perangkat Lunak di Kota Batu. Dalam pelaksanaan Prakerin dibutuhkan adanya relevansi antara keadaan, situasi, dan kondisi dunia kerja sesuai dengan keahlian siswa tersebut. Hal ini dikarenakan keterkaitan pembelajaran di sekolah dengan apa yang dipelajari di DU/DI harus betul-betul diperhitungkan agar proses belajar pada situasi dunia kerja yang nyata dapat mencapai hasil optimal (Reigeluth dalam Wena, 1997: 71). Selain itu, apabila dalam pelaksanaan Prakerin siswa merasa sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya dan siswa merasa senang melaksanakan Prakerin, maka dapat menumbuhkan minat kerja (Setianingtyas, 2012: 68). Kegiatan pembelajaran di Prakerin yang memperkenal-
kan kondisi nyata DU/DI serta tugas-tugas pekerjaan sesuai dengan paket keahlian dapat memberikan gambaran pekerjaan yang akan dilaksanakan siswa tersebut apabila siswa bekerja di bidang tersebut. Pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang diperoleh akan mempengaruhi pola pikir, sikap dan tingkah laku dalam bekerja. Melalui Prakerin, mental siswa juga terbina dan terlatih untuk terbiasa memasuki dunia kerja. Sejalan dengan Djamarah (2008:132) dan Slameto (2013:180) aktivitas yang sering dilakukan secara konsisten dapat menumbuhkan ketertarikan terhadap aktivitas tersebut. Proses pembiasaan kegiatan bekerja di DU/DI melalui Prakerin dilaksanakan secara baik dan konsisten, maka dapat menumbuhkan minat siswa untuk bekerja di bidang tersebut. Seseorang yang mempunyai minat terhadap sebuah aktivitas akan lebih memilih aktivitas tersebut (Hofer, 2010: 152). Siswa akan lebih memilih bekerja pada bidang yang lebih diminati daripada bidang lainnya yang kurang atau tidak diminati. Adanya ketertarikan yang tinggi menambah rasa suka siswa kepada bidang pekerjaan yang ingin dia masuki seusai lulus dari SMK Ketertarikan terhadap sebuah bidang pekerjaan mendorong siswa untuk mengembangkan potensi diri sesuai dengan bidang pekerjaan yang diminati. Perilaku siswa yang senantiasa mengembangkan potensi diri sesuai bidang keahlian meningkatkan kesiapan siswa untuk bekerja di DU/DI sesuai dengan bidangnya, karena minat kerja merupakan salah satu faktor yang membentuk kesiapan siswa untuk memasuki dunia kerja (Hariyanto, 2011). Relevansi Prakerin membuat siswa semakin berminat mengembangkan potensi diri dan bekerja di DU/DI sesuai keahlian yang berpengaruh terhadap kesiapan siswa untuk bekerja di DU/DI. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat kontribusi yang signi-
36 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 38, NO. 1, FEBRUARI 2015: 25-40
fikan antara motivasi kerja terhadap kesiapan memasuki DU/DI melalui minat kerja siswa SMK paket keahlian Rekayasa Perangkat Lunak di Kota Batu. Motivasi untuk bekerja berfungsi sebagai pendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan karena tanpa motivasi maka tidak akan timbul suatu perbuatan, misalnya melamar sebuah pekerjaan (Sulistianingsih, 2014: 19). Motivasi bekerja mendorong siswa untuk melamar sebuah pekerjaan, mencapai tujuan kerja dan memasuki dunia kerja, serta mendorong siswa segera mendapatkan pekerjaan. Dari paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi untuk bekerja dapat dijadikan sebagai pendorong atau pembangkit semangat bagi siswa untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan baik selepas lulus dari SMK. Adanya dorongan untuk bekerja menunjukkan adanya kecenderungan siswa untuk lebih tertarik untuk bekerja daripada memilih aktivitas lain seperti melanjutkan studi (berkuliah) selepas dari lulus SMK. Hal ini disebabkan karena ketertarikan akan sebuah aktivitas akan membuat seseorang lebih memilih aktivitas tersebut dibandingkan aktivitas lainnya (Hofer, 2010: 152). Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang dikarenakan hal tersebut datang dari dalam diri seseorang yang didasarkan rasa suka dan tidak adanya paksaan dari pihak luar. Oleh karena itu, motivasi kerja berpengaruh positif terhadap minat siswa untuk bekerja. Siswa dengan dorongan untuk bekerja yang tinggi akan memusatkan perhatiannya kepada cara siswa tersebut untuk segera bekerja selepas lulus dari SMK. Motivasi kerja dapat mendorong siswa untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Siswa dengan motivasi kerja yang tinggi akan senantiasa meningkatkan keahlian
yang dimiliki agar semakin siap bekerja. Siswa dengan motivasi kerja yang tinggi akan mempunyai minat dan keinginan untuk selalu berhasil, baik meningkatkan potensi diri secara keahlian spesifik (hard skill) maupun potensi dari segi mental (soft skill). Siswa yang mempunyai motivasi untuk bekerja yang tinggi akan semakin sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan DU/DI yaitu tenaga kerja yang cakap dari segi soft skill dan hard skill. Oleh karena itu, siswa dengan motivasi untuk bekerja yang tinggi akan membuat siswa tersebut semakin berminat untuk mengembangkan potensi diri dan bekerja di DU/DI sesuai keahlian yang pada akhirnya berdampak terhadap kesiapan siswa untuk bekerja di DU/DI. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) penguasaan mata pelajaran produktif berkontribusi signifikan terhadap minat kerja siswa SMK paket keahlian Rekayasa Perangkat Lunak di Kota Batu; (2) relevansi Prakerin berkontribusi signifikan terhadap minat kerja siswa SMK paket keahlian Rekayasa Perangkat Lunak di Kota Batu; (3) motivasi kerja berkontribusi signifikan terhadap minat kerja siswa SMK paket keahlian Rekayasa Perangkat Lunak di Kota Batu; (4) penguasaan mata pelajaran produktif tidak berkontribusi signifikan terhadap kesiapan memasuki DU/DI siswa SMK paket keahlian Rekayasa Perangkat Lunak di Kota Batu; (5) relevansi Prakerin berkontribusi signifikan terhadap kesiapan memasuki DU/DI siswa SMK paket keahlian Rekayasa Perangkat Lunak di Kota Batu; (6) motivasi kerja berkontribusi signifikan terhadap kesiapan memasuki DU/DI siswa SMK paket keahlian Rekayasa Perangkat Lunak di Kota Batu; dan (7) minat kerja berkontribusi signifikan terhadap kesiapan memasuki DU/DI siswa
Sasmito, dkk., Kesiapan Memasuki Dunia Usaha/Dunia Industri 37
SMK paket keahlian Rekayasa Perangkat Lunak di Kota Batu. Saran sesuai simpulan penelitian sebagai berikut. Pertama, upaya meningkatkan penguasaan mata pelajaran produktif ditempuh: (1) sekolah hendaknya senantiasa mengembangkan talenta dan kemampuan siswa paket keahlian RPL, sehingga ketika siswa lulus dari SMK dapat mempunyai kemampuan dan keahlian yang benar-benar dibutuhkan oleh DU/ DI; dan (2) siswa senantiasa meningkatkan potensi diri terkait penguasaan mata pelajaran produktif dengan senantiasa melaksanakan tugas-tugas dan proses pembelajaran dengan maksimal dan penuh tanggung jawab. Kedua, untuk lebih meningkatkan relevansi Prakerin maka disarankan: (1) sekolah dapat meningkatkan kerjasama dengan DU/DI terutama pada pelaksanaan Prakerin, apabila industri DU/DI di Kota Batu kurang baik dari segi kuantitas maupun kualitas maka pelaksanaan Prakerin dapat dipertimbangkan untuk dilaksanakan di kota atau daerah lain tetap dengan mengedepankan aspek relevansi Prakerin; dan (2) DU/DI diharapkan senantiasa memberikan tugastugas yang sesuai dengan keahlian siswa pada saat siswa melaksanakan Prakerin di DU/DI serta mengoptimalkan bimbingan kepada siswa Prakerin dengan menyediakan pembimbing Prakerin yang ahli di bidang RPL. Ketiga, upaya meningkatkan motivasi kerja dapat dilakukan: (1) guru mata pelajaran produktif dapat mendesain pembelajaran yang tidak hanya menitikberatkan kepada aspek kognitif dan motorik saja, namun juga memperhatikan aspek afektif yang dapat membina dan mengoptimalkan dimensi-dimensi soft skill siswa seperti motivasi siswa untuk bekerja; dan (2) peran aktif sekolah dan orangtua diperlukan dalam memberikan dorongan positif kepada siswa untuk senantiasa bersemangat dalam belajar dan melaksanakan tugas-tugas baik tugas dari
DU/DI selama Prakerin maupun tugas dari sekolah. Keempat, upaya meningkatkan minat kerja maka ditempuh: (1) sekolah sebagai salah satu tempat belajar siswa selain DU/DI diharapkan senantiasa memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa untuk meningkatkan potensi diri dan minat untuk bekerja; dan (2) aspek mental siswa yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi minat kerja siswa hendaknya ditingkatkan, seperti perhatian dan ketertarikan, rasa lebih suka untuk bekerja, cita-cita dan keinginan, serta dorongan untuk bekerja dengan selalu mengikuti perkembangan teknologi informasi. Kelima, upaya meningkatkan kesiapan siswa dalam memasuki DU/DI dikerjakan: (1) siswa dapat mengoptimalkan potensi diri seperti penguasaan mata pelajaran produktif, relevansi Prakerin, motivasi kerja, dan minat kerja karena potensi-potensi tersebut berkontribusi dalam peningkatan kesiapan siswa untuk memasuki DU/DI; dan (2) sekolah senantiasa membimbing siswa secara optimal agar mempunyai kualitas hard skill dan soft skill yang baik yang pada akhirnya diharapkan dapat mempunyai kemampukerjaan yang baik terkait dengan bidang RPL. DAFTAR RUJUKAN Agung, Y.A. 2009. Analisis Hasil Needs Assessments DUDI dan Studi Pelacakan Tamatan SMK. Artikel Penelitian. Yogyakarta: PPs Universitas Negeri Yogyakarta. Ariana, I.K. 2010. Efektivitas Pelaksanaan Praktek Kerja Industri di SMK Negeri 3 Kelompok Pariwisata Kota Malang. (Online), (http://library. um.ac.id/free-contents/download/ pub/pub.php/44720.pdf, diakses 27 September 2014). Arisandi, A. & Suparji. 2012. Pengaruh Praktik kerja Industri (Prakerin) ter-
38 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 38, NO. 1, FEBRUARI 2015: 25-40
dapat Kompetensi Siswa SMKN 1 Sidoarjo. Laporan penelitian. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Billet, S. 2011. Vocational Education: Purposes, Traditions, and Prospects. New York: Springer. Cahyaningwati, N.N. 2011. Hubungan antara Tingkat Relevansi dalam Praktik Industri dan Hasil Belajar Bidang Produktif terhadap Kesiapan Kerja pada Siswa Kelas XII Program keahlian Teknik Komputer dan Jaringan Tahun Pelajaran 2010/ 2011 di SMK Negeri 5 Malang. (Online), (http://karya-ilmiah.um.ac.id/ index.php/TE/article/view/13047, diakses 27 September 2014). Calhoun, Calfrey, C., & Finch, A.V. 1982. Vocational Education: Concepts and Operations. California: Wadsworth Publishing Company. Chrisna & Soeprapto. 2012. Pengaruh Minat Kerja dan Prestasi Praktik Kerja Industri terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII SMKN 1 Seyegan. (Online), (http://journal.Student.uny.ac.id/jurnal/artikel/6080/89 /663, diakses 27 September 2014). Djamarah, S.B. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Eichhorst, W. & Rinne, U. 2012. A Roadmap to Vocational Education and Training Systems Around the World. Bonn: Iza. Fasikhah, S.S. & Fatimah, S. 2013. SelfRegulated Learning (SRL) dalam Meningkatkan Prestasi Akademik pada Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 1(1): 142—152. Finch, C.R. & Crunkilton, J.R. 1989. Curriculum Development in Vocational and Technical Education Third Edition. Boston: Allyn and Bacon Inc. Ghozali, I. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hariyanto. 2011. Hubungan Motivasi dan Minat Kerja dengan Kesiapan Kerja Siswa Program Keahlian Otomotif di SMK Kota Malang. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPs Universitas Negeri Malang. Hidayat, R. 2013. Pendidikan Kecakapan Hidup pada Program Keahlian Teknik Otomotif SMK Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan. Artikel Penelitian. Padang: Universitas Negeri Padang. Hirschi, A. 2010. Vocational Interests and Career Goals: Development and Relations to Personality in Middle Adolescence. Journal of Career Assessment, 18(3): 223—238. Hofer, M. 2010. Adolescents’ Development of Individual Interests: A Product of Multiple Goal Regulation? Educational Psychologist, 45(3): 149—166. Jatmiko, A. 2010. Hubungan Prestasi Praktik Industri dan Prestasi Uji Kompetensi Produktif dengan Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Teknik Mesin SMKN 1 Singosari Tahun Ajaran 2009-2010. (Online), (http://karyailmiah.um.ac.id/index.p hp/TM/article/view/10457, diakses 27 September 2014). Jogiyanto. 2011. Konsep dan Aplikasi Structural Equation Modelling (SEM) Berbasis Varian dalam Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN Yogyakarta. Kartini, H., Supriyono, & Winahyu, S.E. 2012. SMK dan DUDI, Butuh Sinkronisasi. (Online), (http://www.Penyelarasan.kemdiknas.go.id/content/ detail/232.html, diakses 27 September 2014). Lestari, R.P. 2012. Efektifitas Pelaksanaan Prakerin di Sekolah dan Butik pada Siswa Kelas XI di SMKN 1 Engaran Tahun Ajaran 2011/2012.
Sasmito, dkk., Kesiapan Memasuki Dunia Usaha/Dunia Industri 39
(Online), (http://lib.unnes.ac.id/125 35/1/5401407005a.pdf, diakses 27 September 2014). Muhammad, R., Yahya, Y., Shahimi, S., & Mahzan, N. 2009. Undergraduate Internship Attachment in Accounting: The Interns Perspective. International Education Studies, 2(4): 49—55. Murniati & Usman, N. 2009. Implementasi Manajemen Stratejik dalam Pemberdayaan Sekolah Menengah Kejuruan. Bandung: Citapustaka Media Perintis. Okezone. 2013, 21 Februari. Kemenakertrans: SDM Rendah, Pengangguran Tinggi. (Online), (http://economy. Okezone.com/read/2013/02/21/320/ 765277/redirect, diakses 1 November 2013). Othman, Z., Musa, F., Mokhtar, N.H., Ya’cob, A., Latiff, R.A., Hussein, H., Muhammad, A.W., & Kaur, S. 2011. Undergraduate Awareness and Readiness Towards Employability: The Significance of English. British Journal of Arts and Social Sciences, 2(2): 122—142. Parker, A.J. 2011. Career and Technical Education and Workplace Readiness of High School Students. Disertasi. Athena: University of Georgia. Rakyat Merdeka. 12 November 2013. Gubernur Aher: Hampir Seluruh Lulusan SMK Terserap di Dunia Usaha. (Online), (http://nusantara.rmol. co/read/2013/11/12/132970/Gubernur-Aher:-Hampir-Seluruh-LulusanSMK-Terserap-di-Dunia-Usaha-, diakses 1 Desember 2013). Riduwan. 2007. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Penerbit Alfabeta. Saputra, S. 2014. Kontribusi Prestasi Belajar Bidang Produktif, Sikap Kerja, Kondisi Sosial Ekonomi Orangtua, Minat Kerja terhadap Kesiapan Kerja Siswa SMK Negeri di
Kabupaten Bulukumba Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Setianingtyas, C.R. 2012. Hubungan Tingkat Kompetensi TKJ dan Relevansi Praktik Kerja Industri terhadap Minat Kerja di Bidang TKJ pada Siswa Program Keahlian TKJ di SMK Kabupaten Magetan. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang. Siagian, S.P. 2012. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjimat, D.A. 2013. Pengembangan Kecakapan Kemampukerjaan untuk Meningkatkan Kualitas SDM Unggul Abad XXI. Malang: UM Press. Sulistianingsih. 2014. Kontribusi Motivasi untuk Bekerja dan Prestasi Belajar AutoCAD terhadap Kesiapan Kerja Siswa di Bidang Jasa Konstruksi. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPs Universitas Negeri Malang. Sulistyarini, E.P.D. 2012. Pengaruh Motivasi Memasuki Dunia Kerja dan Pengalaman Praktik Kerja Industri terhadap Kesiapan Kerja Peserta Didik Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Tempel Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Suswanto, H. 2011. Momentum Rekonstruksi Pendidikan Vokasi terhadap Kajian Konfigurasi Tenaga Kerja di Indonesia pada Abad ke-21. Makalah disajikan dalam Seminar on Electrical, Informatics, and It’s Education. Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Malang, Malang, 1 Oktober 2011. Tella, A., Ayeni, C.O., & Popoola, S.O. 2007. Work Motivation, Job Satis-
40 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 38, NO. 1, FEBRUARI 2015: 25-40
faction, and Organisational Commitment of Library Personnel in Academic and Research Libraries in Oyo State, Nigeria. Artikel penelitian. Niger: Library Philosophy and Practice. Tempo. 5 November 2014. Lulusan SMK Mendominasi Jumlah Pengangguran. (Online), (http://www.tempo.co/ read/news/2014/11/05/090619808/ Lulusan-SMK-Mendominasi-Jumlah-Pengangguran, diakses 11 Desember 2014). Tsai, C.Y. 2013. A Study of Employability between Higher Technical and Vocational Education and Employer in Tourism and Hospitality: a Stakeholder Perspective. International
Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, 3(10): 344—357. Uno, H.B. 2013. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Wena, M. 1997. Pemanfaatan Industri sebagai Sumber Belajar dalam Pendidikan Sistem Ganda. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, III(010) September, 1997. Wiyono, G. 2011. 3 in One Merancang Penelitian Bisnis dengan Alat Analisis SPSS 17.0 dan SmartPLS 2.0. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STM YKPN Yogyakarta.