Dhingklik Oglak-Aglik
D
Peserta Terdiri dari 3, 4, atau 5 anak per kelompok.
Cara Permainan : 1. Sebelum permainan dimulai,siapkan tempat berupa halaman rumah atau tanah lapang. 2. Dua kelompok masing-masing empat orang berkumpul melingkar saling berhadapan dan bergandengan tangan. 3. Kemudian B dan C menerobos di bawah lengan A dan D, sehingga sekarang saling bertolak belakang dengan tangan tetap bergandengan. 4. Setiap peserta salah satu kakinya diangkat, dan dikaitkan satu sama lain sehingga posisinya kokoh. 5. Lepaskan gandengan tangan dan bertepuk tangan melonjak-lonjak sambil bernyanyi : Pasang dhingklik oglak-aglik, yen kecelik adang gogik, yayu makyu mangga, dhateng pasar blanja, leh-olehe napa, jenang jagung, entthok-enthok jenang jagung 3x…sampai ada kelompok yang terjatuh. 6. Sebagai hukumannya, kelompok yang terjatuh duluan menggendong kelompok lawan.
Dhingklik Oglak-Aglik
D
Peserta Terdiri dari 3, 4, atau 5 anak per kelompok.
Cara Permainan : 1. Sebelum permainan dimulai,siapkan tempat berupa halaman rumah atau tanah lapang. 2. Dua kelompok masing-masing empat orang berkumpul melingkar saling berhadapan dan bergandengan tangan. 3. Kemudian B dan C menerobos di bawah lengan A dan D, sehingga sekarang saling bertolak belakang dengan tangan tetap bergandengan. 4. Setiap peserta salah satu kakinya diangkat, dan dikaitkan satu sama lain sehingga posisinya kokoh. 5. Lepaskan gandengan tangan dan bertepuk tangan melonjak-lonjak sambil bernyanyi : Pasang dhingklik oglak-aglik, yen kecelik adang gogik, yayu makyu mangga, dhateng pasar blanja, leh-olehe napa, jenang jagung, entthok-enthok jenang jagung 3x…sampai ada kelompok yang terjatuh. 6. Sebagai hukumannya, kelompok yang terjatuh duluan menggendong kelompok lawan.
Dhoktri
D
Peserta Permainan tradisional ini dimainkan oleh 208 anak. baik laki-laki atau perempuan yang berumur 7-8 tahun.
A B
F E
C D
A
F
B
C E D
A
F
B
C E D
Cara memainkan 1. Prepare a space on the flor and yard of the house as a paca to hide. Draw a circle with the diameter of 40-100 cm. 2. Prepare five broken earthen porcelain and a stone as “kodhok” 3. Peserta ABCDEF duduk mengitari lingkaran dan masing-masing memegangi pecahan tembikar, satu diantaranya memegang batu kodhok. 4. Permainan dimulai, peserta bernyanyi dan memutar kea rah kanan pecahan tembikar serta batu tadi. Lirik lagunya sebagai berikut : “Dhoktri legendha nagasari, ri. Riwul owal awul jenang katul, tul.Tolen alen-alen jadah manten, ten. Titenana besuk gedhe dadi apa, pa. Podheng bako enak bako sedheng, dheng.Dhengkok eyak-eyok kaya kodhok.”
5. Pada saat berhenti pada kata “kodhok” maka berhentilah putaran tembikar dan batu tadi. 6. Di ruang siapa batu tadi berhenti, maka pemilik ruang itulah yang jadi, misalnya si C. 7. Lalu si C menyusun pecahan tembikar ke atas, dan batu kodhok ada di paling atas. Sedangkan peserta yang lain bersembunyi dan si C harus mencarinya. 8. Permainan berakhir setelah semua bisa ditemukan.
Fungsi Permainan Permainan ini biasanya tumbuh subur di masyarakat desa/kota karena tidak perlu biaya, dan resiko kecil. Selain itu juga, anak-anak bisa lebih bersosialisasi dengan teman sebayanya.
Dhoktri
D
Participants This traditional game is played by 2-8 children, both boys and girls, in the ages of 7-8.
A B
F E
C D
A
F
B
C E D
A
F
B
C E D
Techniques of the Game 1. Prepare a space on the flor and yard of the house as a paca to hide. Draw a circle with the diameter of 40-100 cm. 2. Prepare five broken earthen porcelain and a stone as “kodhok” 3. The players of ABCDEF sit around the circle while holding a broken earthen porcelain each of them. One of the players hold the stone called “kodhok”. 4. The game is started. The players sing and walk around to the right of to the broken earthen porcelains and stones are set. The song lyric: “Dhoktri legendha nagasari, ri. Riwul owal awul jenang katul, tul.Tolen alen-alen jadah manten, ten. Titenana besuk gedhe dadi apa, pa. Podheng bako enak bako sedheng, dheng.Dhengkok eyak-eyok kaya kodhok.”
5. When saying one word of the lyric, that is “kodhok”, stop to walk around. 6. The space where the stone stops to be walked determine the owner of the place, the player C, for the instance. 7. And then, the player C arranged upward the broken earthen porcelains and put the “kodhok” in the peak. While the other players hide and the player C has to looking for them. 8. The game is ended if the players has been found by player C.
The functions of the Game The game is usually played by the children in the villages or metro cities with little risks and no expense. Besides, the children are able to socialize to each other
Dhuk Ther
D
Peserta Terdiri dari 2-7 peserta, biasanya perempuan usia 10-13 tahun
Cara Permainan : 1. Siapkan biji benguk sebanyak 10 x jumlah peserta dan siapkan lubang “wokan” yang digali di atas tanah dengan diameter 5 cm dan kedalaman 3 cm. Di sekitar lubang adalah tempat duduk kelima pemain. 2. Setelah duduk, lalu hompimpah untuk menentukan siapa yang pertama main, misalnya si A. 3. Tangan kiri A menutupi lubang, tetapi tidak seluruhnya. Lalu ke 50 biji digenggam oleh tangan kanan dan disebar menuju lubang agar mendatar. Misalnya 3 biji masuk lubang. 4. Tugas selanjutnya, mencari biji-biji yang bertebaran, cari yang paling dekat. Arahkan ke wokan dengan kuku ibu jari agar masuk. 5. Misalnya pada biji ke 9 tidak masuk, maka dianggap mati. Jadi, si A mendapatkan 3+8 = 11 biji benguk. 6. Permainan dilanjutkan oleh pemain selanjutnya hingga semua mati. Pemenang adalah yang mendapat biji terbanyak. 7. Sebagai hukumannya, pemenang boleh memukul dengan pelan lutut yang kalah dengan bagian belakang jari tengah sebanyak lima kali. Fungsi Permainan Permainan ini biasanya dilakukan oleh anak-anak perempuan, bisa melatih kecekatan dalam gerak tangan dan mengisi waktu kosong. Dengan biji benguk yang mudah di dapatkan, Gunung Kidul menjadi tempat lestarinya permainan ini.
5cm
3cm
A
B
WOKAN
E
D
C
Dhuk Ther
D
Players The game needs 2 to 7 players. The players are commly girls in the ages of 10 to 13.
Techniques of the Game 1. Prepare 10 seeds called benguk for every player and prepare “wokan” which is dig with the diameter of 5 cm and the depth of 3 cm. Around the hole is a space for the five players. 2. After sitting down, they sing hompimpah to determine the first player who plays the first round. Player A, for the instance. 3. The left hand of Player A almost covers the hole. Next, he holds fifty seeds with their right hand and he spreads them into the hole.Taken as an example, there are three seeds successfully enters the hole. 4. Next, he looks for the scattered seeds and find the nearest one. Push it by using the thumb's finger to the “wokan”. 5. Taken as a case, the ninth seed cannot enter it so that the player is considered to over the game. As a result, the player A gets 3 + 8 = 11 benguk seeds. 6. The game is continued by other players until all of them are 'game over'. The winner is the player who gets the biggest number of seeds. 7. As the punishment, the winners may strike slowly by using the back of middle finger to the loosers' knee five times.
The game is commonly played by girls to practice their adaptability of hands movement and to give them activities in the break time. As the game, Benguk seeds can be easily found in Gunungkidul.
5cm
3cm
A
B
WOKAN
E
D
C
Dhing-Dhingan
D
Peserta Terdiri dari 8-15 peserta, (biasanya laki-laki saja)
KOLAM
TEPI KOLA M KOLAM
Fungsi Permainan Permainan ini biasanya dilakukan oleh anak laki-laki, mengingat pada musim kemarau sangat panas dan enak rasanya jika berenang di kolam. Selain menyehatka, permainan ini adalah olahraga tanpa biaya.
Cara Permainan : 1. Sebelum permainan dimulai, 8 orang berdiri di tepi kolam/blumbang secara melingkar. 2. Peserta melepas baju sebelum masuk ke air. Dar 8 orang, saling 'hompimpah” dan suit hingga didapatkan satu orang yang “dadi”. 3. Tujuh orang menceburkan diri ke kolam dan menghindari tepi kolam berenang di tempat dengan kepala di atas air. 4. Si H yang “dadi” tadi mulai masuk ke kolam dan mengejar yang lain. Jika kepalanya bisa tertepuk si H, maka gentian orang itu yang “dadi” atau sebagai pelaku, begitu juga seterusnya. 5. Permainan berakhir sampai mereka lelah dengan sendirinya.
Dhing-Dhingan
D
Participant Consists of 8-15 participants (usually males only)
KOLAM
Cara Permainan : 1. Before the game get started, 8 people standing on the edge of the pool/pond in a circle. 2. Participants take off their clothes before entering the water. The 8 people do the “hompimpah” and “suit” (like lottery) until they get the loser. Then, the loser will be the player “dadi”. 3. Seven people jumping into the pool and avoid the side of pool, then swim in that place and keep their head on the surface of water. 4. H who is the player “dadi” is starting to get into the pool and chasing the others. If the head of H can meet with one of the
TEPI KOLA M
participants, then this is the turn of that KOLAM
people who be a player “dadi” or as a doer, and does the same thing for the next. 5. The game is over until they feel tired.
The function of the game The game is usually done by boys. At the hot dry season, it will be fun thing to swim. It can also make body becomes healthy. This game is a sport without charge.
Doger Deskripsi Doger di kalurahan kedongkres, kecamatan ngelipar diciptakan tahun 1976 Oleh: bapak sugimin. Dimainkan : 14 orang penari laki-laki berumur 14-20 tahun Rias muka sederhana, kecuali yang memakai topeng. Pemain memakai celana panjang, sabuk, timang ,kamus timang, Pakaian baju putih atau ada juga memakai kaos hitam. Tidak terdapat dialog berbentuk prosa atau pun tembang salam pertunjukan. Hanya terdapat suara instrumen pengirinngnya, irama kadang cepat kadang pelan. Alat musik: kenthuk, kenong , gong, keprak, dan kendang Kostum perpaduan antara doger dan reog di tempat tempat gunung kidul
D
Doger Description Doger in kedongkres subdistrict, ngelipar district is created in 1976 by: Mr. Sugimin Performed by 14 male dancers aged 14-20 years Using a simple makeup except for them who wearing a mask. The players are wearing long pants, a belt, a timang, a kamus timang. The players may use white shirts or some wearing black shirts. There is no dialogue in the form of prose or song as the greeting show. There is only the instrument sound as the backsound. Besides, the rhythms are sometimes fast or slow. The musical instruments: kethuk, kenong, gong, keprak, and kendang. The doger costume is combined by reog which is from Gunung Kidul
D