DEWI HASTUTI
Namaku Hartini
Namaku Hartini
NAMAKU HARTINI Penulis : Dewi Hastuti Penyunting : Emzy Azzam Desain Sampul : Akhi Dirman Al-Amin (Foto diolah dari internet) Cetakan 1 : Januari 2010
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA Pasal 2 (1) Hak Cipta adalah hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ketentuan Pidana Pasal 72 (1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). (2) Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Terban GK V/ 658 Yogyakarta 55223 E-Mail :
[email protected]
2
Namaku Hartini
Tentang Penulis
Dewi
Hastuti,
lahir di Padang, 10 agustus 1970, Mulai menulis thn 1983, tulisan pertama langsung d muat d harian Singgalang & Haluan (koran daerah terbesar di sumatera barat) secara
bersamaan
ikut
mengelola majalah sekolah & majalah dinding d SMP & SMA. Tahun 1986 bergabung d koran Singgalang mengelola Koran Masuk Sekolah (KMS), Sekarang bernama SMS (Singgalang Masuk Sekolah). Kegiatan menulis sempat terhenti ketika memasuki kehidupan 3
Namaku Hartini
berumahtangga pd th 1991, namun sesekali sempat menulis beberapa artikel lepas tentang Wanita & Keluarga di beberapa media daerah. pernah pengasuh rubrik Wanita & Keluarga d Tabloid Publik. Saat ini bergabung d tabloid Sumbar Post sebagai Konsultan Lepas. Walau
disibukkan
keorganisasian
di
dg
daerah
berbagai solok
kegiatan
selatan,
tetap
menyempatkan diri menulis walau sehalaman sehari, meski terkadang hanya untuk konsumsi pribadi. Menikah pada tanggal
23 maret 1990 dg
Amdani,SE,MSi dan Memiliki 5 orang anak, sekarang menetap
d
SOLOK
SELATAN,
SUMATERA
BARAT.
4
Namaku Hartini
1.NAMAKU HARTINI
Namaku Hartini. Nama yang indah kata temantemanku.
Tapi
tak
seindah
perjalanan
hidupku.
Perjalanan hidup yang penuh suka dan duka. Pahit dan manis, semua kulalui. Ada masa-masa yang begitu indah dan romantis. Seindah cerita-cerita di film roman
5
Namaku Hartini
picisan. Ada juga masa yang penuh kedukaan, bahkan lebih nestapa dari film-film India manapun juga. Namaku
Hartini.
Anak
seorang
sopir,yang
kemudian tiba-tiba dalam sekejap menjelma menjadi seorang puteri. Sayang hanya sehari. Keindahan dan kenikmatan menjadi seorang puteri hanya kujalani sekejap saja. Setelah itu, aku menjadi orang yang terbuang ke jalanan. Suami tercinta yang amat kupuja sepenuh hati, mengusirku dari istananya yang begitu megah. Istana yang bagaikan surga bagiku dan bagi putra semata wayangku. Tiada ia mau mendengar kata-kataku, betapa aku tidak bersalah. Begitu besar amarahnya , sehingga
tanpa
bertanya-tanya,
ia
menyuruhku
meningggalkan rumah tanpa bekal satu rupiah pun. Namaku Hartini. Nama yang indah. Seindah dan secantik karunia Allah pada wajahku. Tapi itu sudah tidak ada artinya lagi bagiku, manakala aku terlempar ke jalan. Menjadi orang yang terusir. Berulang kali aku jelaskan bahwa aku tidak bersalah kepada suamiku lewat surat bahkan juga telpon. Tapi tiada pernah digubrisnya.
6
Namaku Hartini
Begitu
pilu
hatiku.
Dalam
keadaan
kulangkahkan kaki meninggalkan mereka.
duka, Untuk
menghidupi diri, aku menjadi seorang pembantu di rumah
orang
kaya
yang
baik
budi.
Sungguh
menyedihkan. Dulu pernah menggaji orang. Kini menjadi orang gajian. Sungguh pilu jika mengenang segala kesenangan hidup yang pernah kudapati dulu. Hidup memang tak dapat diduga. Berputar bagaikan roda. Kadang di atas, kadang di bawah. Namaku Hartini. Tentu anda ingin tahu, siapakah Hartini yang sedang meratapi nasibnya ini ? Baiklah … aku akan bercerita selengkap-lengkapnya tentang diriku ini. Bagaimana aku sampai di kota Padang kemudian menjadi istri orang terpandang, lalu kini menjadi orang gajian. Bahkan kemudian menjadi seorang pelacur kelas kakap.
7