DESAIN STRUKTUR DALAM ARSITEKTUR MODERN
Ivan Pranata
Abstract Technology is far more than a method, it is a world in itself. As a method it is superior in almost every respect. But only where it is left for itself, as in gigantic structures of engineering, there technology reveals its true nature. Whenever technology reaches its real fulfilment, it transcends into architecture. It is true that architecture depends on fact, but its real field of activity is in the realm of significance. The effects of structure design in the form of technology are so strong as a design that they make architecture real. Technology is a witness of architecture development, not only in modern epoch but the oldest civilization like Mesir. Technology of structure always blooms, has more values not only to bring about an architecture design. The values are more than that. As Mies van der Rohe said, it has its own world. In the certain conditions when structure has completed architecture requirement, structure will form a new architecture because a need of structure that was influenced by special factors until become a building. The power of structure will give an own identity to architecture design. In connection between structural design and architecture form, the conclusion is the structural and the non structural alements in a structure design can be combinated become a new architecture form, as a pure form that formed from structural elements as a load carried. Altough it is just as a cover element to make a form that we want. Key words: structure design, modern architecture.
Abstrak Teknologi lebih dari sekedar sebuah metode, melainkan sebuah dunia di dalam dirinya sendiri. Sebagai sebuah metode, teknologi sangat superior di hampir semua aspek. Tetapi ketika hanya menjadi dirinya sendiri, sebagai sebuah struktur besar dari mesin, maka teknologi menjelma menjadi sebuah si fat dasar yang nyata. Sewaktu-waktu ketika teknologi mencapai penyelesaian yang sebenarnya, ia menjelma menjadi arsitektur. Benar bahwa arsitektur tergantung pada kenyataan, tetapi pemenuhan akan aktifitas terdapat dalam batas-batas yang berarti. Pengaruh desain konslruksi berupa teknologi sangat kuat sebagai desain yang akan mewujudkan karya arsitektur. Teknologi merupakan saksi dari perkembangan arsitektur, tidak hanya zaman moderen tetapi juga sejak peradaban arsitektur tertua yaitu Mesir. Teknologi yang selalu berkembang, mempunyai nilai lebih dari hanya sekedar teknologi yang akan merealisasikan suatu desain arsitektur. Nilai teknologi jauh melebihi itu. Teknologi sesuai yang ditegaskan Mies van der Rohe, mempunyai dunianya sendiri, dalam kondisi-kondisi tertentu ketika teknologi (struktur) sudah memenuhi persyaratan arsitektur maka teknologi akan membentuk suatu arsitektur baru yang disebabkan karena kebutuhan akan struktur yang dipengaruhi faktor-faktor tertentu sehingga membentuk suatu bangunan. Kekuatan dari nilai teknologi (struktur) akan memberikan suatu identitas tersendiri bagi desain arsitektur. Dari penjabaran hubungan antara desain struktural dan bentuk arsitektur, dapat disimpulkan bahwa elemen-elemen struktural dan non struktural pada sebuah desain konstruksi dapat dikombinasikan menjadi suatu bentuk arsitektur, baik bentuk murni dibentuk oleh elemen struktural yang berfungsi sebagai pemikul beban maupun yang hanya berfungsi sebagai elemen penutup semata demi dicapainya bentuk yang diinginkan. Kata kunci: desain strukur, arsitektur modern
1
Alumni Jurusan Arsitektur - FDTP - Universitas Pelita Harapan
Desain Struktur Dalam Arsitektur Modern (Ivan)
77
PENDAHULUAN Telah diakui bahwa apresiasi terhadap peranan struktur merupakan hal yang pokok untuk memahami arsitektur. Vitruvius, yang menulis pada awal kekaisaran Romawi, mengidentifikasi tiga komponen dasar arsitektur yaitu firmitas, utilitas, dan venustas. Sir Henry Wooton (Angus J.Macdonald,2001 : viii) pada abad ketujuh belas, mengartikannya sebagai ketangguhan (firmness), komoditas (commodity), dan kesenangan (delight). Teoriteori yang berkembang selanjutnya mengajukan sistem yang berbeda, yang dengannya berbagai bangunan dapat dianalisis, kualitasnya dapat dibahas dan pengertiannya dapat dipahami, tetapi rincian Vitruvius masih memberikan dasar pemikiran dan kritikan yang benar terhadap sebuah bangunan. 'Komoditas', yang mungkin merupakan kualitas Vitruvius yang paling jelas untuk dimengerti, mengacu pada fungsi praktis bangunan, memprasyaratkan bahwa kumpulan ruang-ruang yang ada mempunyai manfaat dan memenuhi kegunaan bangunan yang dimaksudkan. 'Kesenangan', merupakan istilah untuk pengaruh bangunan pada perasaan estetika dari mereka yang berhubungan dengan bangunan tersebut. Hal itu mungkin ditimbulkan oleh lebih dari satu faktor. Pengertian simbolik dari bentuk-bentuk pilihan, kualitas estetika bentuk, tekstur dan warna, penyelesaian yang anggun dimana berbagai permasalahan yang bersifat praktis dan programatik telah diselesaikan, dan cara-cara yang di dalamnya telah dibuat hubungan antara aspek-aspek desain yang berbeda, semuanya merupakan kunci yang memungkinkan dihasilkannya 'kesenangan / delight'. 'Kekokohan I firmness' adalah kualitas yang paling dasar. Kekokohan ini dikaitkan dengan kemampuan bangunan untuk menjaga keutuhan fisiknya dan bertahan di bumi sebagai objek fisik. Bagian bangunan yang memenuhi kebutuhan untuk kekokohan adalah struktur / konstruksi. Struktur merupakan hal yang fundamental, tanpa struktur tidak ada bangunan dan dengan demikian tidak ada komoditi. Tanpa desain struktur yang baik tidak ada 'kesenangan /delight'. Untuk mengerti sepenuhnya tentang kualitas sebuah pekerjaan arsitektur, kita sebaiknya mengetahui sedikit banyak susunan struktumya. Diperlukan kemampuan intuitif untuk membaca bangunan sebagai objek struktur, sebuah keahlian yang tergantung pada pengetahuan kita mengenai persyaratan fungsional struktur dan kemampuan kita untuk membedakan antara bagian struktural dan non struktural pada bangunan. Bentuk pelindung struktur sudah pasti sangat berkaitan dengan bentuk bangunan yang ditumpunya, dan tindakan perancangan sebuah bangunan untuk menentukan bentuk totalnya adalah juga karena tindakan perancangan strukturalnya. Hubungan antara desain struktur dan desain arsitektur dapat mengambil banyak bentuk. Pada satu keadaan yang ekstrim adalah mungkin bagi seorang arsitek untuk benar-benar mengesampingkan pertimbangan struktur ketika merancang bentuk bangunan dan menyembunyikan sepenuhnya elemen-elemen struktur dalam bentuk versi bangunan yang lengkap. Sebagai contohnya adalah Patung Liberty (Gambar 1) yang berada di pintu masuk pelabuhan New York, yang memiliki sebuah sistem sirkulasi internal tangga dan elevator, dapat dipertimbangkan sebagai sebuah bangunan. Juga bangunan-bangunan ekspresionis pada awal abad ke-20, seperti Menara Einstein di Postdam oleh Mendelson (Gambar 2). Semua bangunan ini mengandung struktur, tapi persyaratan teknis struktur tidak banyak mempengaruhi bentuk yang diambil, dan elemen struktur itu sendiri bukan merupakan elemen penyumbang yang penting untuk estetika arsitekturnya Pada bangunan awal zaman Modern milik Grophius, Mies van der Rohe, Le Corbusier dan lainnya, bentuk yang diambil sangat dipengaruhi oleh jenis geometri yang cocok untuk rangka kerja baja dan beton bertulang.
78
Jurnal Ilmiah Arsitektur UPH, Vol. 3, No. 1, 2006 : 77- 93
Hubungan antara struktur dan arsitektur dengan demikian dapat mengambil banyak bentuk. Dimana hubungan antara keduanya dapat mengeksplorasi elemen-elemen struktural dan non struktural sedemikian rupa sehingga membentuk suatu bentuk massa arsitektur yang baru.
Gambar 1 Kerangka yang membentuk Patung Liberty di New York
Gambar 2 Bentuk massa yang ekspresionis dari Menara Einstrein oleh Mendelson
(Sumber: Trampton, Kenneth, Modern Architecture a Critical history. London: Thames and Hudson Ltd, 1992.)
HUBUNGAN STRUKTUR TERHADAP BANGUNAN Fungsi struktur adalah untuk memberikan kekuatan dan kekakuan yang diperlukan untuk mencegah sebuah bangunan mengalami keruntuhan. Lebih khususnya, struktur merupakan bagian bangunan yang menyalurkan beban-beban. Beban-beban tersebut menumpu di atas titik-titik untuk selanjutnya disalurkan pada bagian bawah tanah bangunan, sehingga beban-beban tersebut akhirnya dapat ditahan.
Gambar 3 Stuktur yang menyeluruh pada Igloo (Sumber: www.indstate.edu)
Gambar 4 Struktur terpisah dengan kulit pemebntuknya pada Tepee (Sumber: www.asap21.org)
Lokasi struktur dalam bangunan tidak selalu jelas karena struktur dapat digabungkan dengan bagian-bagian non struktural dengan berbagai cara. Kadang-kadang,
Desain Struktur Dalam Arsitektur Modern (Ivan)
79
seperti pada contoh sebuah igloo (Gambar 3), dimana blok-blok es membentuk tumpuan sendiri untuk menahan kubah, elemen-elemen struktur dan penutup ruang merupakan satu kesatuan. Kadang-kadang elemen-elemen struktur dan penutup ruang terpisah sama sekali. Sebuah contoh yang sederhana adalah tepee (Gambar 4), yang mempunyai permukaan pelindung berupa lapisan kain yang tidak mempunyai kekakuan yang cukup untuk membentuk suatu penutup. Tepee sendiri ditumpu di atas rangka kerja dari batang kayu. Pemisahan yang lengkap dari struktur dan permukaan terjadi di sini, permukaan luar sepenuhnya merupakan elemen non struktural dan tiang memiliki fungsi struktur yang murni.
Gambar 5 Shell sebagai struktur dan kulit pada ruang pameran CNIT di Paris (Sumber: www.intairnet.co.uk)
Gambar 6 Kapel Notre-Dame-du-Haut Ronchamp olch Le Corbusier (Sumber: www.archiweb.cz/builds/sakral/ ronchamp.htm)
Ruang pameran CNIT di Paris (Gambar 5) merupakan sebuah versi canggih dari sebuah igloo. Shell dari beton bertulang yang merupakan elemen utama penutup ini sekaligus berfungsi sebagai tumpuan sehingga merupakan elemen struktural. Pemisahan lapisan dan struktur terjadi pada dinding yang transparan, dimana permukaan kaca ditumpu di atas sebuah struktur tiang. Kapel yang dirancang oleh Le Corbusier di Ronchamp (Gambar 6) merupakan contoh yang paling mendekati. Dinding dan atap bangunan ini dibuat dari kombinasi tembok dan beton dan merupakan sistem tumpuan sendiri. Pada waktu yang sama elemen-elemen tersebut menentukan penutup dan elemenelemen struktural yang memberikan kemampuan untuk mempertahankan bentuknya dan menahan beban-beban.
Gambar 7 Gedung rangka baja di Thameshead oleh Foster Associates (Sumber: Trampton, Kenneth, Modern Architecture a Critical history. London: Thames and Hudson Ltd, 1992.)
80
Gambar 8 Showroom mobil Renault di Swindon oleh Foster Associates (Sumber: www.architecture.arizona.hiehtect)
Jurnal Ilmiah Arsitektur UPH, Vol. 3, No. 1, 2006 : 77- 93
Gedung rangka baja yang dirancang oleh Foster Associates di Thamesmead, UK (Gambar 7) hampir sama dengan Tepee. Elemen-elemen yang membentuknya adalah struktur murni atau seluruhnya non struktural karena lapisan lembaran logam yang bergelombang sepenuhnya ditumpu oleh rangka baja, yang mempunyai fungsi struktur murni. Sebuah contoh yang mirip dapat dilihat pada bangunan berikut ini, oleh arsitek yang sama, yaitu gudang dan showroom untuk perusahaan mobil Renault di Swindon (Gambar 8). Pada sebagian besar bangunan, hubungan antara lapisan permukaan luar dan struktur lebih rumit dibandingkan dengan contoh-contoh di atas, dan seringkali disebabkan karena bagian dalam bangunan dibagi-bagi menjadi bentang yang amat luas oleh dinding bagian dalam dan lantai. Contohnya, pada bangunan Foster Associates untuk Willis, Faber dan Dumas, Ipswich, UK (Gambar 9), struktur beton bertulang pada pelat lantai dan kolom mempunyai dua fungsi. Kolom sepenuhnya adalah elemen struktural meskipun kolom tersebut terdapat di bagian dalam bangunan dan merupakan elemen-elemen pemisah ruangan. Lantai berfungsi sebagai elemen struktural dan pemisah ruangan. Situasi ini dipersulit oleh kenyataan bahwa struktur pelat lantai dilapisi oleh bahan finishing nonstruktural dan memiliki langit-langit yang digantung di bawahnya. Lantai yang telah diselesaikan dan langit-langit ini dapat dianggap sebagai elemen-elemen pembatas ruangan yang sebenarnya dan pelatnya sendiri memiliki fungsi struktur murni. Dinding kaca dari bangunan seluruhnya merupakan elemen non struktural yang memiliki fungsi sebagai penutup ruangan saja.
Gambar 9 Elemen struktural dan non struktural bangunan untuk Willis, Faber dan Dumas di Ipswich, UK oleh Foster Associates (Sumber: Trampton, Kenneth, Modern Architecture a Critical history. London: Thames and Hudson Ltd, 1992.)
Bangunan pameran dan pertemuan Ulm oleh Richard Meier juga disokong oleh struktur beton bertulang. Di sini struktur bersifat menerus dan kemampuan pencetakan yang diberikan beton dimanfaatkan untuk membuat pengaturan pensejajaran solid dan void yang kompleks. Bangunan tersebut memiliki kesamaan tipe dasar dengan bangunan yang dibuat oleh Foster, yaitu sebuah rangka struktur beton bertulang yang menyokong elemen lapisan penutup non-struktural.
Desain Struktur Dalam Arsitektur Modern (Ivan)
81
Gambar 10 Centre Pompidou oleh Piano dan Rogers (Sumber: www.kottke.org/01/06/index)
Pada Centre Pompidou yang terletak di Paris (Gambar 10), rancangan Piano dan Rogers, sebuah rangka baja bertingkat banyak digunakan untuk menyokong lantai beton bertulang dan dinding kaca yang bukan penahan beban Kesimpulannya, beberapa contoh bangunan di atas menunjukkan bahwa semua bangunan mengandung struktur, yang fungsinya untuk menyokong lapisan permukaan bangunan dengan meneruskan gaya-gaya yang diberikan pada struktur tersebut dari titik titik dimana gaya-gaya tersebut bekerja pada bangunan menuju tanah di bawahnya dimana gaya-gaya ini ditahan sepenuhnya. Kadang-kadang struktur tidak dapat dibedakan dari penutup dan permukaan pembagi ruang bangunan. Kadang-kadang penutup dan pembagi ruang ini sepenuhnya terpisah dari struktur, tetapi lebih sering terdapat campuran antara elemen-elemen struktural, non-struktural, dan kombinasi dari fungsi-fungsi di atas. Pada semua kasus, bentuk struktur sangat berhubungan dengan bangunan sebagai suatu kesatuan dan struktur yang memenuhi fungsinya adalah sesuatu yang mempengaruhi kualitas arsitektur.
JENIS-JENIS HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR DAN ARSITEKTUR MODERN 1. Struktur sebagai Arsitektur Selalu ada bangunan yang terdiri dari struktur dan hanya struktur. Igloo dan tepee adalah sebagai contohnya, yang telah ada sepanjang sejarah dan terutama pada masa prasejarah manusia. Dalam dunia sejarah arsitektur dan pembahasannya, hal tersebut lebih dianggap sebagai vernacular ketimbang arsitektur. Kadangkadang bangunan semacam ini masuk ke dalam wacana arsitektur dan ketika hal ini terjadi biasanya disebabkan contoh yang berskala sangat besar. Contohnya adalah Crystal Palace (Gambar 11) dan bangunan CNIT (Gambar 5) di abad ke dua puluh. Bangunan-bangunan ini adalah bangunan di mana batas dari apa yang mungkin secara teknis dikerjakan, tanpa memungkinkan kompromi terhadap persyaratan struktur. Hal ini dapat diartikan struktur sebagai arsitektur.
82
Jurnal Ilmiah Arsitektur UPH, Vol. 3, No. 1, 2006 : 77- 93
Gambar 11 Crystal Palace, London, UK oleh Joseph Paxton (Sumber: Trampton, Kenneth, Modern Architecture a Critical history. London: Thames and Hudson Ltd, 1992.)
2. Struktur Sebagai Penghasil Bentuk Struktur sebagai penghasil bentuk dan struktur yang diterima digunakan untuk menggambarkan hubungan antara struktur dan arsitektur di mana persyaratan struktural diijinkan untuk sangat kental mempengaruhi bentuk bangunan walaupun struktur tersebut sebenarnya tidak diekspos. Dalam jenis hubungan ini digunakan susunan elemen yang paling pantas secara struktur dan arsitektur disesuaikan dengannya. Alasan mengapa kedua kasus dibedakan adalah karena bentuk kedekatan hubungan antara arsitektur dan struktur sangat bervariasi. Kadang kadang hal ini sangat positif, dengan kemungkinan bentuk struktur yang dihasilkan dapat digunakan untuk disumbangkan pada suatu gaya arsitektur. Alternatif kedua, meskipun bentuk bangunan sangat ditentukan untuk memenuhi persyaratan struktural, kepentingan arsitektural diletakkan di tempat lain. Struktur kubah pada jaman Romawi Kuno merupakan contoh dari kemungkinan yang pertama. Tidak adanya bahan struktur yang kuat pada masa itu yang dapat menahan tegangan mendorong penggunaan struktur form-active tekan untuk mencapai bentang yang panjang. Bagian dalam tinggi yang mengesankan keagungan dibentuk dengan menempatkan kubah pada puncak dinding yang tebal untuk mengakomodasi daya dorong lateral. Arsitek dan Insinyur romawi dengan cepat mengetahui bahwa dinding tidak harus solid dan kemudian dikembangkan sistem dinding berongga sehingga memungkinkan didapatkannya ketebalan dinding dengan volume material yang minimum. Rongga pada dinding dan koper pada kubah digunakan oleh arsitek Imperial Roma untuk menghasilkan arsitektur yang khusus pada interiornya. Pantheon di Roma (Gambar 12) adalah salah satu contoh yang terhebat, pada bangunan ini pola koper yang terletak di bagian bawah kubah menambah ukuran interior yang diperkirakan. Rongga yang ada pada dinding yang menopang kubah menambah ukuran interior yang diperkirakan. Rongga yang ada pada dindidng yang meopang kubah menciptakan ilusi seolah dinding sepertinya tidak ada sehingga kubah terlihat melayang di atas tanah.
Desain Struktur Dalam Arsitektur Modern (Ivan)
83
Gambar 12 Pantheon di Roma (Sumber: Trampton, Kenneth, Modern Architecture a Critical history. London: Thames and Hudson Ltd, 1992.)
Banyak arsitek pada abad kedua puluh mencoba untuk menghasilkan arsitektur moderen dengan mengikuti prinsip yang sama. Salah satu tokoh yang paling bersemangat dalam pengunaan struktur sebagai penghasil bentuk adalah Le Corbusier, teknologi struktur yang disukainya adalah struktur pelat datar beton bertulang non form-active dengan kemampuan bantang dua arah kantiveler di luar garis keliling kolom. Aksi struktur ini diekspresikan dalam gambarnya yang terkenal (Gambar 13) dan peluang arsitektur yang memungkinkan pencapaiannya disimpulkan oleh Le Corbusier dalam teori Lima Poin Arsitektur Baru" (Corbusier, 1926:23) yaitu: Pilar harus bebas untuk bangkit menembus ruang terbuka rumah Kemerdekaan fungsional dari kerangka dan dinding, tidak hanya dari dinding luar tapi juga dari partisi dalam. Denah bebas mengkomposisikan ruang interior dengan dinding ruang dalam yang tidak menggangu beban. Tampak muka yang bebas dimana dinding sepenuhnya fleksibel dan variabel, yang hanya suatu kulit pendukung (non struktural). - Terdapat taman atap sebagai ruang kehidupan tambahan.
Gambar 13 Maison Domino oleh Le Corbusier (Sumber: Trampton, Kenneth, Modern Architecture a Critical history. London: Thames and Hudson Ltd, 1992.)
Gambar 14 Villa Savoye, Poissy oleh Le Corbusier (Sumber: www.csulb.edu)
Pendekatan ini digunakan oleh Le Corbusier dalam perancangan sebagian besar bangunannya. Architype pada Villa Savoye (Gambar 14) merupakan bangunan utama yang penting pada pengembangan perbendaharaan visual di abad kedua puluh moderenisme.
?84
Jurnal Ilnjijah. Arsjtektur UPH^V.ol.,?,.{fo L ^ O f r : , , ^ , ^
3. Struktur yang Diabaikan dalam Proses Pembuatan Bentuk dan Bukan Bagian dari Pembentukan Estetika. Sejak pengembangan teknologi struktur dengan menggunakan baja dan beton bertulang, maka memungkinkan untuk merencanakan bangunan tanpa pertimbangan bagaimana struktur tersebut dapat didukung dan dibangun setidaknya pada proses tahap persiapan atau pendahuluan Pada masa awal digunakannya baja dan beton bertulang untuk bangunan di akhir abad kesembilan belas, arsitektur yang dominan dalam dunia industri adalah modernisme internasional. Kebanyakan arsitek pada zaman pergerakan ini mengacu pada doktrin rasionalisme dan mempertahankan pendapat bahwa bangunan seharusnya tektonik, yaitu mereka mempercayai perbendaharaan visual seharusnya muncul dari (atau setidaknya langsung berhubungan dengan) perlindungan struktur bangunan, yang seharusnya ditentukan dengan pengertian rasional. Akibat dari hal di atas maka bentuk bangunan kebanyakan lebih polos dalam pandangan struktur, yaitu berdasarkan geometri rangka kerjapost-and-beam. Kepandaian insinyur sipil sangat dibutuhkan untuk menemukan solusi terhadap struktur bangunan untuk bangunan dengan bentuk seni pahat murni. Kapel di Ronchamp sangat mengagumkan, dengan struktur yang sangat sederhana yang mendukung atap berbentuk bebas. Dinding pada bangunan juga merupakan pendukung yang terbuat dari batu pasangan bata yang dicat putih. Antara puncak dinding dan bagian bawah atap terdapat celah untuk memasukkan sedikit cahaya ke bagian dalam, dalam cara yang bermakna secara arsitektur. Oleh karena itu, dinding-dindingnya tidak memikul berat atap. Dua hal penting harus dipertimbangkan ketika bentuk yang direncanakan menyimpang dari persyaratan struktur. Pertama, karena bentuk struktur hampir secara pasti menggunakan bentuk non-aktif maka struktur harus memiliki perlawanan terhadap momen lentur akibat gaya dalam. Kedua, jarak antara gaya dalam yang dihasilkan akan memberikan hubungan dengan beban yang dipikul. Terlibatnya kedua pertimbangan di atas akan mengakibatkan struktur akan menjadi tidak efisien dan ukuran elemen akan menjadi lebih besar untuk menghasilkan tegangan yang cukup. Perkiraan di atas dapat terjadi pada struktur yang sembarangan dan kaku. Skala yang digunakan juga akan berpengaruh terhadap struktur karena tegangan pada bahan struktur akan tetap konstan walaupun ukuran strukturnya ditambah. Bentuk struktur cenderung untuk berkurang efisiensinya seiring dengan bertambahnya bentang. Bentang maksimum untuk bentuk tertentu dapat dipakai ketika tegangan bahan untuk mendukung berat sendiri struktur terpenuhi. Jika bentuk yang dipakai tidak efisien karena bentuk tersebut dirancang tanpa mengacu pada persyaratan struktur, maka bentang maksimum yang dapat digunakan lebih kecil. Dari penjabaran hubungan antara desain struktural dan bentuk arsitektur diatas, dapat disimpulkan bahwa elemen-elemen struktural dan non struktural pada sebuah desain konstruksi dapat dikombinasikan menjadi suatu bentuk arsitektur, baik bentuk murni dibentuk oleh elemen struktural yang berfungsi sebagai pemikul beban maupun yang hanya berfungsi sebagai elemen penutup semata demi dicapainya bentuk yang diinginkan.
Desain Struktur Dalam Arsitektur Modern (Ivan)
85
Pengkombinasian tersebut meliputi: 1. Elemen Struktural dan Non Struktural Digabung a. Elemen Struktural sebagal Pemikul Beban Juga Sebagai Penutup Contoh aula pameran pada CNIT dimana struktur shell sebagai struktur utama bentang lebar, juga berfungsi sebagai penutup bangunan. Elemen non struktural terdapat pada kaca yang ditopang pada sebuah tiang. b. Elemen Struktural dan Non Struktural Digabung Menjadi Suatu Bentuk yang Menyatu Contoh kapel Ron Champ oleh Le Corbusier dimana bangunan dibentuk oleh rangka 'post and beam'' dimana dinding-dindingnya diisi oleh pasangan bata. Sedangkan atap yang dibentuk dari beton bertulang hanya berfungsi sebagai elemen penutup (non struktural). Secara visual terlihat suatu bangunan yang menyatu antara elemen struktural dan non struktural yang ada. 2. Elemen Struktural dan Non Struktural Dipisah a. Elemen Struktural sebagai Pembentuk Ruang Rangka struktur berfungsi sebagai pembentuk ruang seperti yang terjadi pada teknologi struktur bentang lebar. Sedangakan elemen non struktural berfungsi sebagai pelapis kulit luar bangunan dan penyekat ruang. b. Kombinasi Elemen Struktural ('Post and Beam'') dan Non Struktural Percampuran antara elemen-elemen struktural dan non struktural yang tidak terbatas karena bentuk sebagai kekuatan telah ditopang oleh rangka 'post and beam'. c. Elemen Struktural Dipisah dari Non Struktural Pengeksposan elemen struktural menunjukkan 'kejujuran' dari sebuah desain. Diperlihatkan struktur yang membentuk suatu massa yang dipisahkan dari kulit yang merupakan elemen non struktural. Contohnya adalah Rumah Tinggal Deddy dan Mia Prasetyo di Kudus. d. Elemen Struktural (Eksternal) Menyokong Elemen Non Struktural Kolom dan berbagai elemen struktural lainnya berada di luar bangunan sehingga selain sebagai penopang elemen non struktural juga secara visual berfungsi sebagai rangka yang melindungi elemen non struktural. Contoh bangunan Richard Meier e. Elemen Struktural (Internal) Menyokong Elemen Non Struktural Struktur membentuk suatu bentuk kerangka bangunan yang kompleks sedangkan elemen non struktural yang berupa pembatas ruang baik secara vertikal dan horisontal diletakkan diatas rangka struktural. Hal ini tercermin pada bangunan Centre Pompidu yang memperlihatkan keteraturan dari sistem pemasangan elemen struktural dan non struktural.
ANALISIS PROYEK Pada bagian ini diangkat beberapa proyek untuk dianalisa karena proyek-proyek tersebut sangat mencerminkan peranan desain struktur dalam memberikan bentuk massa arsitektur. Proyek rumah tinggal Deddy dan Mia Prasetyo, rumah tinggal Kenneth dan
86
Jurnal Ilmiah Arsitektur UPH, Vol. 3, No. 1, 2006 : 77- 93
rumah tinggal Joelianto yang apabila dilihat secara arsitektural, memperlihatkan kombinasi-kombinasi permainan bentuk massa yang ekspresionis yang mencerminkan suatu prinsip cutting edge design dari biro konsultan arsitek Andra Matin. Perencanaan desain struktur dan desain arsitektural yang berjalan bersamaan sejak awal proses desain memberikan kemudahan dalam pelaksanaan tahap konstruksi. Perencanaan bentuk massa yang menentukan desain struktur yang dipakai, tidak terlepas dari latar belakang proyek tersebut, baik dari karakter dan kemauan owner, maupun kesan bentuk dan ruang yang ingin diciptakan oleh arsitek. Perkembangan teknologi yang pesat di abad ke-20 memungkinkan arsitek mengembangkan struktur secara free form yang menghasilkan bentuk geometri yang leluasa yang dicerminkan oleh salah satu proyek di atas.
Gambar 15 Gambar 16 Rumah tinggal Deddy dan Mia Prasetyo Rumah tinggal Kenneth (Number : Dokumentasi Proyek Andra matin)
Gambar 17 Rumah tinggal Joelianto (Sumber : Dokumentasi Proyek Andra matin)
Ketiga proyek diatas dapat menjelaskan contoh hubungan antara desain struktur dengan desain arsitektur moderen yang telah direalisasikan di Indonesia. Dimana dalam bagian sebelumnya telah disimpulkan jenis-jenis hubungan antara struktur dan arsitektur khususnya arsitektur moderen, maka di dalam proyek tersebut dapat dilihat modifikasi desain struktur yang dipakai sesuai dengan konteks desain yang ingin diangkat oleh arsitek yaitu desain struktur yang akan membentuk massa arsitektur. Hubungan antara struktur dan arsitektur dengan demikian dapat mengambil banyak bentuk. Dimana hubungan antara keduanya dapat mengeksplorasi elemen-elemen struktural dan non struktural sedemikian rupa sehingga membentuk suatu bentuk massa arsitektur yang baru. Analisis Antara Struktur dan Arsitektur Modern 1. Struktur Sebagai Arsitektur Konteks struktur sebagai arsitektur terdapat pada proyek rumah tinggal Joelianto, yaitu berupa rangka baja yang sebenarnya tidak terlalu berfungsi sebagai
Desain Struktur Dalam Arsitektur Modern (Ivan)
87
melindungi bangunan dari iklim. Penggunaan baja sebagai teknologi primadona semenjak revolusi industri di Inggris membuat jarak bentang menjadi lebih lebar. Kolom-kolom pada rumah tinggal Deddy dan Mia Prasetyo dan rumah tinggal Joelianto merupakan contoh bagaimana kemampuan baja sebagai teknologi modern dapat menahan beban lenturan untuk konstruksi bentang yang termasuk panjang. Sifat karakter baja dapat dioptimalkan pada kedua bangunan ini menjadi suatu yang menjadi arsitektur. Pada rumah tinggal Joelianto, rangka struktur baja dengan bracing-bracing yang menyerupai ranting pohon tidak berfungsi untuk menahan beban bangunan atau lebih tepatnya sebagai ornamen arsitektur. Sehingga batasan persyaratan teknis menjadi minim. Akibatnya arsitek bebas untuk bereksplorasi dalam desain kerangka baja tersebut, salah satunya dengan desain bracing yang menyerupai ranting-ranting pohon. Keberhasilan desain struktur menjadi suatu arsitektur pada rumah tinggal ini dapat dilihat dari cara arsitek yang melepaskan rangka baja tersebut dari permasalahan teknis bangunan. Atau dengan kata lain secara struktural, rangka baja merupakan elemen non struktural tetapi secara visual memiliki pengertian yang sebaliknya. Tantangan kerangka baja pada rumah tinggal Deddy dan Mia Prasetyo serta rumah tinggal Joelianto bukan lagi pada masalah kecepatan seperti yang terjadi pada bangunan Crystal Palace, namun lebih dihadapkan pada sisi ekspresi yang diberikan stuktur tersebut terhadap desain secara keseluruhan. Mechanical and electrical tidak serumit seperti yang terjadi pada bangunan-bangunan public. Akhirnya penggunaan baja dapat disebut sebagai rangka 'struktur eksternal' yang lepas dan melindungi elemen 'non struktural' di dalamnya. Hal ini dapat dikatakan sebagai inovasi baru di dalam arsitektur moderen di Indonesia. 2. Struktur Sebagai Penghasil Bentuk Struktur sebagai penghasil bentuk berlaku untuk semua desain arsitektur di atas yaitu dengan digunakannya prinsip rangka kerja 'post and beam' sebagai pembentuk ruang. Di sini elemen struktur intern berfungsi membentuk dan menahan beban elemen-elemen non struktural seperti dinding dan kaca. Pada desain rumah tinggal Deddy dan Mia Prasetyo, 'kejujuran' yang ingin diciptakan oleh arsitek terwujud dalam desain struktur yang diterapkan di bangunan ini. Elemen struktur berupa rangka kerja 'post and beam' dimodifikasi sehingga dapat dilihat suatu elemen struktural dalam suatu bangunan terpisah dari elemen non strukturalnya. Hal ini juga terdapat pada rumah tinggal Kenneth di beberapa ruangan. Pada umumnya desain kolom struktur pada bangunan diletakkan di dalam dinding non struktural dengan tujuan agar ruang yang ada di dalamnya memiliki area yang lebih luas karena tidak terhalang oleh kolom-kolom struktur. Tetapi pada proyek rumah tinggal Deddy dan Mia Prasetyo, kolom sebagai struktur penyangga bangunan dengan sengaja ditarik keluar dari dinding (Gambar 18).
88
Jurnal Ilmiah Arsitektur UPH, Vol. 3, No. 1, 2006 : 77- 93
Gambar 18 Rumah tinggal Deddy dan Mia Prasetyo Sumber : Dokumentasi Proyek Andra matin
Ekspresi akan kejujuran desain struktur yang membentuk bangunan rumah tinggal dirasakan telah berhasil diterapkan ke dalam desain. Pengalaman ruang yang 'jujur' akan dirasakan oleh orang yang berada di dalam bangunan yaitu bentuk struktur yang terlihat secara jelas di dalam interior bangunan sehingga pengguna bangunan akan merasakan kekuatan serta keindahan dari struktur yang membentuk rumah tersebut. Sehingga jelas terlihat apa yang ingin diperlihatkan oleh arsitek yaitu dalam konteks hubungan antara struktur dan arsitektur moderen terdapat suatu keterkaitan yang jelas yaitu struktur sebagai penghasil bentuk yang diekspose sesara jelas dalam desain interior rumah tinggal ini. Prinsip 'lima poin arsitektur baru' Le Corbusier terasa penerapannya pada ketiga desain rumah di atas. Sebagai kerangka pembentuk ruang, digunakan struktur 'post and beam yang secara efektif membentuk bangunan secara flexibel. Struktur beton sebagai pembentuk struktur 'post and beam' sudah terbukti efektif dalam perjalanan arsitektur moderen. Dengan kata lain, hal ini sesuai dengan poin pertama yaitu pilar harus bebas untuk bangkit menembus ruang terbuka bangunan. Poin kedua menegaskan akan pentingnya kemerdekaan fungsional dari kerangka dan dinding, tidak hanya dari dinding luar tapi juga dari partisi dalam. Desain rumah tinggal Kenneth di Surabaya menjadi cerminan dari pentingnya poin yang kedua. Pada rumah tinggal ini, elemen struktural yang membentuk rumah tetap menggunakan struktur 'post and beam' hampir di seluruh massa bangunannya. Dengan acuan poin yang pertama, kerja sama yang baik dari kolom, balok, dan plat lantai membentuk suatu kerangka struktur yang flexibel. Dindingdinding partisi dalam yang termasuk elemen non struktural dengan bebas diletakkan untuk membagi-bagi ruangan sesuai desain yang diinginkan. Di sini kita dapat melihat kemerdekaan fungsional telah berhasil diterapkan dalam sisi ruang dalam bangunan. Salah satu keunggulan struktur 'post and beam', denah secara bebas dapat mengkomposisikan ruang interior dengan dinding ruang dalam yang tidak mengganggu beban. Secara prinsip elemen struktural telah membentuk suatu sistem struktur yang akan menyokong elemen-elemen nonstruktural seperti dinding partisi, kaca, dan bahkan furniture sebagai pendukung ruang interior. Dindingdinding partisi karena bukan merupakan bagian dari interior, dapat diletakkan bebas sesuai dengan denah yang diinginkan. Hal ini terlihat dari ketiga desain rumah tinggal diatas. Komposisi denah pada setiap desain tidak terpaku pada peletakkan dinding yang harus mengikuti jalur kolom dan sebagainya. Ini tentunya memberikan 'kebebasan yang luar biasa kepada arsitek untuk dapat mengeksplorasikan desain yang ada secara Optimal ke dalam denah."
Desain Struktur Dalam Arsitektur Modern (Ivan)
89
Gambar 19 Rumah tinggal Kenneth Sumber : Dokumentasi Proyek Andra matin
Pada desain rumah tinggal Kenneth, eksplorasi desain mencakup bagian atas dari bangunan rumah tinggal (Gambar 19). Karena bentuk yang dikehendaki oleh arsitek adalah bentuk geometris dengan atap flat, maka digunakan konstruksi dak beton sebagai struktur penutup bangunan. Ada dua faktor penting yang harus dipertimbangkan secara matang dalam penggunaan dak beton sebagai penutup yaitu iklim tropis dan fungsi dari ruang atas itu sendiri. Seperti yang sudah kita ketahui sifat dari material beton adalah dengan cepat mendistribusikan panas dari luar ke dalam bangunan. Tentunya hal ini memberikan dampak negatif terhadap ruangan. Akan terbentuk temperatur udara yang cukup tinggi di dalam ruangan yang membuat ruangan menjadi tidak nyaman. Diperlukan energi yang besar untuk mendinginkan ruangan melalui AC. Juga diperlukan rentang waktu oleh AC untuk mencapai temperatur udara yang normal. Hal tersebut menyebabkan bangunan menjadi tidak hemat energi dan tidak efisien. Oleh karena itu diperlukan suatu penyekat kalor yang efektif untuk meredam panas, apakah itu diatas dak beton ataupun di bawahnya yang berupa ceiling. Faktor yang berikutnya adalah fungsi dari ruang atas itu sendiri. Sejak awal perancangan, arsitek mengkehendaki ruangruang yang fleksibel dan dinamis di seluruh ruang-ruang yang ada sesuai dengan karakter dan kebutuhan owner. Dua hal tersebut yang menjadi pertimbangan yang cukup menantang. Atas pertimbangan itulah atap dak beton difungsikan sebagai taman atap yang dapat mengakomodir kebutuhan-kebutuhan di atas. Pemecahan akan permasalahan yang pertama sangat efektif. Tanah serta rumput yang diletakkan diatas dak beton dapat mendinginkan panas dari sinar matahari yang didistribusikan ke atap. Tanah sebagai penyekat sangat efektif sebagai pendingin yang menutup kelemahan beton terhadap panas yang dipancarkan matahari. Difungsikannya atap itu sendiri sebagai taman atap, dapat menampung kebutuhan arsitek akan ruang-ruang terbuka yang berfungsi sebagai ruang pesta outdor dan sarana relaksasi untuk penghuni. Taman atap dapat disimpulkan sebagai ruang kehidupan tambahan dimana atap tidak menjadi batasan bagi penghuni untuk beraktifitas ke semua bagian dari bangunan. Dari segi bentuk, tetap didapat bentuk geometris yang flat pada bagian atapnya dan bahkan rumput memberikan kesegaran pada implementasi bangunan akan pergerakan-pergerakan yang fleksibel. 3. Struktur yang Diabaikan dalam Proses Pembuatan Bentuk dan Bukan Bagian dari Pembentukan Estetika Desain struktur seperti ini lerlihat pada desain rumah tinggal Kenneth di Surabaya. Karakter pihak owner sebagai eksekutif muda yang sedang berkembang Jurnal Ilmiah Arsitektur UPH, Vol. 3, No. 1, 2006 : 77- 93
pesat, yang diterjemahkan oleh arsitek melalui bentuk-bentuk massa linear yang disusun bertumpuk memutar sehingga menciptakan suatu ruang kosong di tengahnya serta bentuk massa yang ekspresionis didukung desain elemen penutup yang bebas adalah cerminan dari kuatnya pengekspresian bentuk arsitektur terhadap bangunan. Desain struktur dalam hal ini mengikuti bentuk dari arsitektur. Teknologi yang berkembang pesat pada abad ke-20 memungkinkan pengeksplorasian bentuk kulit bangunan yang ekspresionis dari segi kemiringan menjadi dapat direalisasikan. Dinding-dinding clading miring diwujudkan secara menakjubkan oleh insinyur sipil dengan menggunakan beton bertulang serta pasangan bata dimana terjadi realisasi yang sukses walaupun bangunan memiliki bangunan yang kompleks yang tidak berhubungan dengan fungsi struktur (Gambar 20). Skala bangunan yang relatif kecil pada kasus ini mengartikan bahwa tidak sulit untuk menghasilkan perlindungan struktur yang dapat mendukung bentuk. Pengkombinasian elemen-elemen struktural dan non struktural menjadi suatu bentuk arsitektur didesain secara padu. Banyak terjadi pengkombinasian kedua elemen tersebut sehingga dihasilkan suatu pengalaman ruang yang sangat menarik. Sebagai 'selimut' dinding-dinding luar terbentuk dari elemen struktural berupa beton bertulang dan elemen non struktural berupa pasangan bata yang digabung menjadi suatu bentuk yang menyatu.
Gambar 20 Dinding Clading Miring Pada Rumah Tinggal Kenneth (Number : Dokumentasi Proyek Andra matin)
Perencanaan kolam renang pada bangunan ini dilakukan secara menakjubkan. Kolam renang didesain memanjang dengan memiliki trap ketinggian yang cukup tinggi yaitu perbedaan satu level ketinggian. Sisi kolam renang yang lebih tinggi, bila dilihat dari tampak samping, terlihat suatu desain kolam renang yang melayang. Beban kolam renang yang secara struktural patut diperhitungkan mendesak arsitek untuk memikirkan desain konstruksi yang seperti apakah yang sesuai dengan desain rumah tinggal ini dengan tetap mempertahankan desain yang dinamis. Pada bagian kolam renang, dapat dilihat secara jelas, kombinasi hubungan desain struktur terhadap desain arsitektur yang dipakai oleh arsitek yaitu elemen struktural menyokong elemen non struktural. Kolom-kolom yang terletak di bawah kolam renang disusun agak miring namun masih dalam perhitungan kekuatan struktur yang masih dapat dipertahankan.
Desain Struktur Dalam Arsitektur Modern (Ivan)
91
KESIMPULAN Teknologi berakar di masa lalu, mendominasi masa sekarang, dan tertuju kepada masa mendatang. Merupakan sebuah perjalanan sejarah yang nyata, salah satu perkembangan hebat dimana bentuk mewakili zamannya. Hal itu dapat dibandingkan hanya dengan penemuan zaman klasik dimana seseorang berperan sebagai manusia, zaman Romawi yang memperlihatkan kekuatan dan zaman pertengahan yang memperlihatkan pergerakan religius. Teknologi lebih dari sekedar sebuah metode, melainkan sebuah dunia di dalam dirinya sendiri. Sebagai sebuah metode, teknologi sangat superior di hampir semua respek. Tetapi ketika hanya menjadi dirinya sendiri, sebagai sebuah struktur besar dari mesin, maka teknologi menjelma menjadi sebuah sifat dasar yang nyata. Sewaktu-waktu ketika teknologi mencapai penyelesaian yang sebenarnya, ia menjelma menjadi arsitektur. Benar bahwa arsitektur tergantung pada kenyataan, tetapi pemenuhan akan aktifitas terdapat dalam batas-batas yang berarti. -Mies van der Rohe- (Kenneth Frampton, 1992:232) Bentuk dan desain struktur sangat berhubungan dengan bentuk bangunan sebagai suatu kesatuan dan struktur yang memenuhi fungsinya yaitu sesuatu yang mempengaruhi desain arsitektur. Struktur dalam bentuk desain harus berjalan berdampingan dengan perancangan arsitektur. Dari kajian analisa hubungan antara desain struktural dan bentuk arsitektur, dapat disimpulkan bahwa elemen-elemen struktural dan non struktural pada sebuah desain konstruksi dapat dikombinasikan menjadi suatu bentuk arsitektur, baik bentuk murni dibentuk oleh elemen struktural yang berfungsi sebagai pemikul beban maupun yang hanya berfungsi sebagai elemen penutup semata demi tercapainya bentuk yang diinginkan. Teori yang dikemukakan oleh Vitruvius yaitu firmness (ketangguhan), comodity (komoditas), dan delight (kesenangan) diperlihatkan oleh keberhasilan ketiga bangunan rumah tinggal tersebut. Arsitektur dapat merupakan apresiasi dari bentuk struktur yang murni. Struktur bukan hanya berfungsi sebagai kekuatan dalam suatu bangunan, yang membentuk hingga menjaga kekokohan bangunan, melainkan bagian dari desain itu sendiri. Melalui analisa ketiga proyek diatas, ingin ditegaskan kembali bahwa desain arsitektur dan struktur hams berjalan secara berdampingan dalam proses perancangan. Proses dalam arsitektur adalah proses desain yang selalu berjalan maju dan mundur tidak konstan, selalu fleksibel dalam . keterkaitannya mengenai bermacam-macam aspek sehingga kedua aspek tersebut saling berkaitan satu sama lain. Komoditas berupa fungsi dan kesenangan / delight yang ^merupakan wujud apresiasi dari seni hanya dapat diwujudkan dengan aspek firmness I ketangguhan yang baik. Begitu pula firmness yang bertujuan membentuk komoditas dan delight yang menampung segala aktifitas. Desain-desain para maestro arsitektur moderen dari Grophius, Gaudi, Mies van de Rohe, Le Corbusier, Alvar Alto, Frank Lloyd Wright, dan sebagainya yang akhirnya direalisasikan dengan baik memperlihatkan suatu karya arsitektur jenius yang memperlihatkan suatu hubungan yang harmonis antara desain arsitektur dan desain struktur. Pertimbatigan struktur sejak awal akan menjamin arsitek jarang sekali menemui kesulitan struktur di akhir perancangan. Hal itu berarti struktur termasuk dalam desain yang mempengaruhi kualitas desain arsitektural yang di dalamnya tercakup desain elemen struktural dan non struktural.
92
Jurnal llmiah Arsitektur UPH, Vol. 3, No. 1, 2006 : 77- 93
DAFTAR PUSTAKA Dobney, Stephen, Norman Foster : Selected and Current Works of Foster and Partners. Australia: The Images Publishing Group Pty Ltd, 1997. Lasseau, Paul & Tice, James, Between Principle and Form. New York: Van Nostrand Reinhold, 1992. Macdonald, Angus. J., Structure and Architecture second edition. Jakarta: Erlangga, 2001. Manfredo, Tafuri, Francesco Dal co, Modern Architecture /2. New York: Electa Editrice, 1976. •»>
Sumalyo, Yulianto, Arsitektur Modern Akhir Abad XIX dan abad XX. Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 1997. Trampton, Kenneth, Modern Architecture a Critical history. London: Thames and Hudson Ltd, 1992.
Desain Struktur Dalam Arsitektur Modern (Ivan)
93
Volume 3 No. 1, Januari 2006
ISSN: 1693-6825
PETUNJUK PENULISAN NASKAH :
PEMASUKAN NASKAH : •
•
Naskah yang diterima adalah naskah dengan topik lingkungan alam dan binaan/ buatan. Naskah dapat berupa artikel asli (Hasil penelitian sendiri), studi kepustakaan / tinjauan pustaka, laporan kasus, resensi buku dan komentar pakar (berisi pendapat seorang pakar tentang artikel asli karya pengarang dalam dan luar negeri) Naskah dikirim rangkap dua dan dalam format disket, dengan menggunakan program Microsoft Word., dialamatkan kepada : Sekretariat Jurnal Arsitektur UPH Tower Lippo Karawaci, Tangerang 15811, Indonesia., Telp : (021) - 5460901, Fax : (021) - 5460910, atau dikirimkan melalui e-mail, dengan memakai program Microsoft word ke alamat e-mail :
[email protected]
NASKAH: •
•
• •
•
•
Naskah diketik pada kertas putih A4 , jenis huruf Times New Roman, ukuran 12 pt (TNR, 12 pt), jarak ketikan 1 spasi, margin minimal 25 mm dan nomor halaman pada kanan bawah, maksimum 20 halaman. Ketikan / cetakan hanya pada satu sisi kertas, tidak timbal-balik. Ketikan berisi urutan : Halaman judul, Abstrak, Teks / Naskah (Untuk laporan hasil penelitian : Pendahuluan, Metode / Teori, Diskusi, Kesimpulan / Hasil), Catatan dan Daftar Pustaka. Gambar dan tabel diberi keterangan serta mencantumkan sumbernya. Dalam naskah tercantum nama penulis, dengan nama instansi tempat dimana penulis bekerja Pada bagian bawah ditulis keterangan tentang jenis makalah, misalnya makalah pernah disajikan dalam diskusi/seminar ilmiah ( tuliskan waktu, tanggal, dan tempat ) atau makalah berkaitan dengan laporan pendahuluan ( tuliskan judul artikel). Abstrak ditulis tidak lebih dari 200 kata, ditulis dalam bahasa Inggris ( bila teks naskah dalam bahasa Inggris) atau ditulis baik dalam bahasa Inggris dan Indonesia ( bila teks naskah dalam bahasa Indonesia ) dengan penulisan TNR ukuran 10 pt. Kata kunci {keywords) dicantumkan pada abstrak yang memuat inti penulisan Kepustakaan disusun secara alphabet dan mencantumkan : Nama keluarga dan inisial penulis. (Tahun penerbitan). "Judul Artikel atau Buku". Judul Jurnal atau Prosiding, nama editor (jika ada), nama penerbit, volume dan nomor jurnal atau kota tempat penerbitan buku dan prosiding, nomor halaman
Jurnal Ilmiah Arsitektur Universitas Pelita Harapan