LAPORAN I RISET PKPP
Judul Penelitian
DESAIN KONFIGURASI DAN UJI MODEL TEROWONGAN ANGIN PESAWAT SUPERSONIK SEBAGAI SARANA PENDUKUNG PROGRAM KFX
RISET TERAPAN
Nama Peneliti Utama : Ir. Sulistyo Atmadi MSME
LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN) Jalan Pemuda Persil No 1-Jakarta Timur Kode Pos
Pusat Teknologi Penerbangan, LAPAN Rumpin; Tilp +62 21 75790378, +62 21 75790031, Fax .: +62 21 75790378, +62 21 75790383 Hp: 08161846035, Email:
[email protected]
05 Juni 2012
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
Kebutuhan akan Alutsista bagi negara berdaulat seperti Indonesia, merupakan hal yang mutlak. Salah satu Alutsista yang sangat penting adalah Pesawat Tempur Supersonik yang dapat meng cover seluruh Kawasan Nusantara. Hal tersebut telah disadari dengan adanya program kerjasama perancangan dan pembuatan pesawat tempur KFX dengan negara Korea Selatan. LAPAN sebagai Lembaga Riset di bidang Penerbangan dan Antariksa tentunya harus mendukung program tersebut, juga sebagi sarana untuk meningkatkan bargaining position dalam kerjasama tersebut. Namun karena kegiatan Teknologi Penerbangan baru di mulai tahun 2011 ini, maka untuk bisa ikut serta dalam mendukung program KFX dimulai dengan peningkatan kemampuan SDM, melalui Program Riset PKPP untuk merancang pesawat tempur supersonik. Sesuai dengan Tupoksi lembaga riset, kegiatan dilakukan untuk perancangan awal sampai dengan prototipe. Indonesia adalah Negara berdaulat, yang harus mempunyai kemampuan mandiri di bidang persenjataan antara lain Pesawat Tempur Kebutuhan Indonesia terhadap kedirgantaraan disadari oleh para pendiri negara, dimulai dengan visi kedirgantaraan dan upaya membangun kemampuan nasional selama terutama 4 dekade awal, baik secara militer dan sipil. Kemampuan tersebut meliputi a.l, pembangunan kemampuan pertahanan udara. Di kawasan Asia, Indonesia merupakan salah satu negara pelopor di bidang penerbangan. Indonesia mempunyai kondisi yang sangat mendukung tumbuhnya industri penerbangan, letak geografis, dan negara kepulauan terbesar di dunia, Industri penerbangan di berbagai negara telah menunjukkan peranan strategisnya sebagai ) pendorong daya saing suatu bangsa. Indonesia harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri, di bidang Teknologi Penerbangan. 1.2. Pokok Permasalahan Tujuan dari kegiatan ini adalah : • Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa (PKPP) LAPAN di bidang Rancangbangun Pesawat Tempur Supersonik agar mampu berpartisipasi aktif dalam mendukung program KFX • Mandiri, tidak tergantung pd negara asing di bidang pertahanan dengan menguasai Teknologi Pesawat Tempur Sasaran dari Kegiatan ini adalah: • Terbangunnya prosedur / rancang bangun dan optimisasi pesawat terbang tempur di LAPAN untuk dikembangkan secara berkelanjutan dalam melakukan penelitian dalam perancangan pesawat secara umum. • Mendapatkan suatu konsep pesawat latih-lanjut generasi ke 5 dengan kemampuan multi misi. • Membangun suatu metodologi ter-integrasi yang terdiri dari rangkaian software yang tervalidasi dengan pengujian terowongan angin untuk melakukan optimisasi dari segi konfigurasi aerodinamik dan struktur • Memperoleh Rancangan Pesawat Tempur yang sesuai dengan kondisi dan situasi Indonesia
• Memperoleh Rancangan Konfigurasi dan hasil Uji Terowongan Angin dibandingkan dengan simulasi CFD Pesawat Tempur Supersonik Kelayakan Teknis • •
• •
Indonesia melalui PTDI telah mampu membuat Pesawat Penumpang modern, N 250, dan merancang N 2130 Kemampuan rancang bangun pesawat terbang telah dimiliki LAPAN dengan dirancangnya pesawat-pesawat terbang latih LT200 pada tahun 1976 (di buat di LIPNUR, prototipe tlh terbang), pesawat penumpang XT 400 pada tahun 1977(mockup tlh dibuat di LIPNUR), serta Pesawat latih tempur tandem (tdk selesai). Perkembangan proses rancang bangun sejak tahun di atas berkembang sangat cepat dengan dikompilasikannya metode dan prosedur rancang bangun yang digunakan di industri pesawat terbang. Proses rancang bangun yang akan dibangun dalam Riset PKPP ini adalah elaborasi dari metode empirik (DATCOM, Torenbeek, Roskam, dll) dengan metode berbasis pemodelan numerik (full potential flow codes, simulasi struktur berbasis FEM). Hal ini memungkinkan perancang mengetahui aspek detail yang penting, dalam waktu yang sedini mungkin sehingga optimisasi pesawat dapat lebih mendalam dilakukan. Studi teoretikal akan dicari korelasinya dengan pengujian terowongan angin di LAPAN. Dengan bekal kemampuan tersebut, Indonesia akan mampu merancang Pesawat Tempur yg sesuai dgn kebutuhan Indonesia Terdapat Institusi Pendidikan Penerbangan yang akan memasok Tenaga Ahli di bidang Perancangan dan industri Pesawat terbang )
Kelayakan Market •
Indonesia dengan Kondisi Geografis yang luas dan terdiri dari berbagai pulau, sangat membutuhkan Armada Pesawat Tempur yang memadai, shg untuk memenuhi kebutuhan Dalam Negeri Indonesia saja, secara keekonomian sdh hampir memenuhi BEP
Ruang Lingkup Dan Tahap Kegiatan Ruang lingkup dan tahap Kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : Tahun ( 2012) 1. Desain Konfigurasi Pesawat Tempur Supersonik 2. Pembuatan Model untuk Uji Terowongan Angin dan Uji dengan perangkat lunak berbasis CFD 3. Uji Terowongan Angin dan Uji dengan perangkat lunak berbasis CFD 4. Pembuatan Laporan Ahir
Sumber Daya Manusia Dan Sarana, Prasarana Pendukung 1. SDM selain peneliti LAPAN, didukung oleh personil Penerbangan ITB yang juga terlibat dalam perancangan KFX, kerjasama Indonesia - Korea:: Dr. Raiz Zein, , serta Pengajar AA-ITB lainnya dan Profesional di bidang Penerbangan lainnya. 2. Sarana dan Prasarana di LAPAN secara paralel akan dikembangkan shg sesuai dgn kebutuhan perancangan Pes. Tempur s/d Conseptual Design. Selanjutnya Se utk detail desain s/d produksi dilakukan ber sama2 dn dng PTDI
1.3 Methodologi Pelaksanaan Lokus Kegiatan: Lokus Kegiatan di Pustekbang Lapan dengan kerjasama Teknik Penerbangan ITB , PT. Smart Aviation dan PTDI Bandung Fokus Kegiatan : Fokus Kegiatan adalah Perancangan Konfigurasi Pesawat Tempur LFX, serta Pengujian model Aerodinamik menggunakan Terowongan Angin di bandingkan dengan Pengujian model dengan menggunakan Perangkat Lunak CFD Bentuk Kegiatan : Sesuai dengan Ruang Lingkup Tupoksi LAPAN dalam diagram berikut berikut:
1. 2. 3. 4. 5.
Review Pesawat Sejenis (Studi Literatur) Analisis constrain kondisi kebutuhan di Indonesia Spesifikasi Awal Rancangan Conseptual Design Pembuatan Model untuk Uji Terowongan Angin dan Uji dengan perangkat lunak berbasis CFD 6. Pembuatan Laporan
1.4. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Tahapan Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan Jadwal Kegiatan sebagai berikut : No
Kegiatan
Tahun 2012 Bulan ke1
1
2
3
4
5
6
7
Output/Luaran 8
9
10 Hasil evaluasi Pesawat Sejenis Dokumen
3
Review Pesawat Sejenis (Studi Literatur) Analisis constrain kondisi kebutuhan di Indonesia dan DRO Spesifikasi Awal Rancangan
4
Conseptual Design
Dokumen Design
5
Model Uji
7
Pembuatan Model untuk Uji Terowongan Angin dan Uji dengan perangkat lunak berbasis CFD Uji Terowongan Angin dan Simulasi CFD Evaluasi
Hsl. Evaluasi
8
Pembuatan laporan Akhir
Laporan
2
6
Dokumen
Dokumen Uji
BAB II PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN 2.1. Pengelolaan Administrasi Managerial 2.1.1. Perencanaan Anggaran Perencanaan Anggaran mengikuti table berikut : R A B RISET PKPP 2012 URAIAN KEGIATAN VOLUME HARGA SATUAN 1 DESAIN KONF &UJI MOD TA P SPRSON SBG SRN PNDK PRO KFX GAJI DAN UPAH PENELITI UTAMA (OJ) ANGGOTA PENELITI (OJ) ANGGOTA PENELITI (OJ) ANGGOTA PENELITI (OJ) ANGGOTA P.PENELITI (OJ) NARA SUMBER (J/B) TENAGA ADMINISTRASI (OB)
59.776 544 352 384 1408 768 32 8
BAHAN HABIS PAKAI BAHAN MODEL SUBSONIK BAHAN MODEL SUPERSONIK
1 PKT 1 PKT
PERJALANAN DINAS JKT-BDG PP LOKAL LAIN-LAIN ATK CETAK, JILID LAPORAN KONSUMSI RAPAT
50,000 50,000 35,000 30,000 20,000 975,000 300,000
20
JUNI JULI 25,550,000 22,600,000
AGUSTUS SEPTEMBER 23,150,000 23,900,000
149,440,000 18,680,000 27,200,000 3,400,000 17,600,000 2,200,000 13,440,000 1,680,000 42,240,000 5,280,000 15,360,000 1,920,000 31,200,000 3,900,000 2,400,000 300,000
18,680,000 18,680,000 3,400,000 3,400,000 2,200,000 2,200,000 1,680,000 1,680,000 5,280,000 5,280,000 1,920,000 1,920,000 3,900,000 3,900,000 300,000 300,000
18,680,000 3,400,000 2,200,000 1,680,000 5,280,000 1,920,000 3,900,000 300,000
18,680,000 18,680,000 3,400,000 3,400,000 2,200,000 2,200,000 1,680,000 1,680,000 5,280,000 5,280,000 1,920,000 1,920,000 3,900,000 3,900,000 300,000 300,000
18,680,000 3,400,000 2,200,000 1,680,000 5,280,000 1,920,000 3,900,000 300,000
18,680,000 3,400,000 2,200,000 1,680,000 5,280,000 1,920,000 3,900,000 300,000
0 0 0
0 0 0
0
110,000
37,000,000 26,000,000 11,000,000
4,950,000 4,400,000 550,000
5,500,000 4,400,000 1,100,000
6,050,000 4,400,000 1,650,000
6,050,000 4,400,000 1,650,000
13,560,000
720,000
4,620,000
720,000
1,470,000
4,800,000
4 120
MEI 76,200,000
50,000,000 30,000,000 20,000,000
5.424
1 paket
MARET APRIL 28,800,000 25,450,000
30,000,000 20,000,000
14.8 100
JUMLAH FEBRUARI 250,000,000 24,350,000
750000 48,000
2.1.2. Pengelolaan Anggaran
4,800,000 3,000,000 5,760,000
2,400,000 1,500,000 720,000 720,000
50,000,000 30,000,000
0 20,000,000
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
3,750,000 2,100,000 1,650,000
3,200,000 2,100,000 1,100,000
3,750,000 2,100,000 1,650,000
3,750,000 2,100,000 1,650,000
3,120,000
720,000
720,000
1,470,000
720,000
720,000
750,000 720,000
2,400,000 720,000
750,000 720,000
720,000
Pengelolaan Anggaran, dilakukan oleh Personil Petugas Administrasi yang ditunjuk. Realisasi baru pada Gaji Upah dan Perjalanan Dinas. Hal ini disebabkan terutama pekerjaan yang dilakukan focus pada Perancangan serta Koordinasi dengan Narasumber. Namun sehubungan Dana tahap 2 belum turun, sedangkan Dana Tahap 1 sudah hampir habis, maka Pembuatan model yang pada Rancangan Anggaran tersebut di atas seharusnya dilakukan pada bulan Mei, terpaksa menunggu turunnya Dana Tahap 2, Jika Anggaran Tahap 2 turun pada bulan Juni,diharapkan Kegiatan tidak terlalu terpengaruh. 2.1.3. Rancangan Pengelolaan Aset Aset dari Kegiatan PKPP ini adalah berupa Model Uji Terowongan Angin, serta Dokumen dokumen Perancangan dan Hasil Uji. Model Uji Terowongan Angin akan disimpan di Laboratorium Terowongan Angin Lapan, sebagai Inventaris yang bisa digunakan untuk Penelitian Lanjutan. Sedangkan Dokumen dokumen Perancangan dan Hasil Uji Aerodinamika, dikelola secara Elektronik, sebagai referensi untuk Penelitian selanjutnya, serta sebagai bahan pelajaran untuk mempersiapkan personil Lapan yang mungkin akan terlibat dalam Program Nasional Pesawat Terbang Tempur Supersonik KFX 2.2. Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja 2.2.1. Kerangka Metode- Proses Pencapaian :
Misi Pesawat Terbang ) Terbang seefisien mungkin dengan memanfaatkan termik.
TRANSPORT AIRCRAFT Terbang dengan Total Operating Cost minimal dan mempunyai produktivitas tinggi (payloads, range)
MULTIROLE: Melumpuhkan musuh di udara, darat dan laut
6/5/2012
AIR SUPERIORITY: Melumpuhkan musuh di udara
2
Perancangan Pesawat Konfigurasi
Flight control Avionics Propulsion
Handling Quality
Loads
Performance
Structures Weapon systems
Aeroydnamics Landing gear • • •
Persyarantan TNI /AU Persyaratan ROKAF Persyaratan umum (other market)
PERSYARATAN DETAIL Teknologi yang siap pakai
Regulasi & Standard (Sipil & Militer)
Competitive Analysis
6/5/2012
DOKUMEN DR&O 3
Tahapan Perancangan Reqmts Standards & Regulation s
Review
Review
Competiti veness
) Conceptual Phase
• will it work? • What does it look like • What requirements drive the design
• What trade-off should •
be considered What should it weigh & cost
Preliminar y Design Phase
• Freeze the configuration
• Develop lofting • Develop test &
• Design the actual piece to fabrication
• • • •
structures, landing gear
•
be build
• Design the tooling &
analytical base
• Test major items,
items
• Finalize weight &
• Design major
• Develop actual
Protoype Production & Certificatio n Tests
Detail Design Phase
Type Certificatio n
Cut the metal Production of parts Sub assy & Assy Certification Test of components Certification Testo of vehicles
performance estimate
cost estimate
Kita disini 6/5/2012
4
Aerodynamics interception Engine imit/ stagnation temperature
altitude Aerial Combat
Take off / landing
High speed, Low level flight
Mach Number
Berada dalam rentang Mach number dan α (AOA) dan β (sideslip) yang jauh lebih besar dari pesawat transport
• Pada kecepatan tinggi, pemahaman mengenai transonic dan supersonic flow diperlukan • Berlaku untuk external aerodynamics maupun inlet aerodynamics. • Fenomena shock wave, boundary layer & separation. 6/5/2012
FLOW PERANCANGAN requirements regulations technology
Engineering Analysis • aerodynamics • Flight mechanics • Structures (static, dynamics, aeroelastics) • ergonomics • Simulation/ manin-the-loop
6/5/2012
6
configuration Sizing (T/W, W/S, range, TOGW), tail sizing, initial layout, W&B Producability cost Aeromechanics Group • Aero coefficient • Performance pred • Handling characteristics, S&C • Initial weight estimation • Propulsion candidates
Mission Analysis Group • Develop reqmt ⇔ MABES TNIAU • Policy ⇔ technical aspects • Competitiveness Analysis • Combat effectiveness • Technology assessment
) Risk Analysis • Supportability Risk • Financial Risk • Business Risk • Geopolitical Risk
Structures & Systems Configuration layout W&B Structural layout Systems def • Propulsion • Flight control • Landing gear • Cockpit • Avionics & Weapon systems • Other systems Integrations: • Engine – inlet – fuselage • Tail - exhaust 22
Konsep Teknologi Pesawat Tempur Kemampuan dasar pesawat tempur adalah harus bisa mematikan/ merusak, mampu bermanuver secara cepat, kualitas pengendalian yang mudah, jangkauan yg cukup, visibilitas yg tinggi, meminimalkan kemungkinan dideteksi spt siluman, dan ketahanan yg tinggi. Contoh pesawat tempur generasi 5: F-22 :
)
F 35:
)
Klasifikasi Pesawat Tempur •
Interceptor fighter
•
Air-combat fighter
•
Ground-attack fighter
•
Long-range strike aircraft
Teknologi Pesawat Tempur: Kemampuan Merusak • •
Ini adalah fungsi dari kemampuan merusak dgn menggunakan senjata di pesawat, yg mudah digunakan, tidak mdh dicounter dan efektif. Ringan, murah, mdh digunakan, bereaksi cepat utk counter, senjata yg sangat efektif utk udara ke udara adalah canon
Kemampuan Manoeuver •
Adalah kemampuan untuk merubah posisi dan kecepatan secara cepat, utk memperoleh keuntungan dlm pertempuran udara – udara
•
4 Parameter Specific Excess Power (SEP) yg diperlukan utk kemampuan manoeuver yg tinggi:
1. Untuk mendapatkan keuntungan energi pada awal pertempuran. 2. Untuk mengkonversi keunggulan energi menjadi keuntungan posisi. 3. Untuk mencapai posisi sudut menguntungkan dalam pertempuran yang berkelanjutan. 4. Untuk memaksa overshoot jika lawan memiliki energi atau keuntungan posisi. Kemampuan Pengendalian Pesawat harus memiliki kualitas pengendalian yang memungkinkan pilot untuk memanfaatkan sepenuhnya dari manuver performance envelope dengan mudah dan aman. Jarak Jangkauan Sebagian dari kemampuan pesawat untuk mencapai dan menyerang target dan kembali tergantung pada yang jarak jangkauan. Hal ini dipengaruhi oleh sifat dari pertempuran dan pergerakan pesawat Persistence Adalah kemampuan pesawat untuk tetap dalam pertempuran sambil terus untuk mencapai manuver kinerja. Hal ini dinyatakan dalam satuan waktu, dengan asumsi radius tertentu Visibilitas • •
)
Adalah kemampuan untuk mendeteksi awal target dan tetap dalam pandangan. Kecepatan tinggi untuk serangan ke darat Saat ini pesawat modern cenderung untuk menggunakan sensor-senjata dengan tingkat akurasi yang tinggi
Stealth Adalah kemampuan pesawat untuk menyerang target dengan tingkat mengejutkan yg tinggi. Ini dapat dicapai dengan mengurangi visual pesawat, radar dan kekuatan sinyal infra-merah. Tiga hal tsb diminimalkan dengan menjaga pesawat kecil dan pengurangan sebagai berikut: 1. Visual : Penghapusan jejak asap dengan dan tanpa afterburner. Menyamarkan pesawat dengan warna sesuai lingkungan, dan mengurangi ukuran (semakin kecil), 2. Radar: Pengurangan penampang radar dengan menghindari permukaan di sudut 2 (untuk membatasi jumlah sudut refleksi) dan penggunaan bahan penyerap radar. Serta meminimalkan energi emisi dari pesawat. 3. Infra Merah: Kurangi menggunakan afterburner, dengan sinyal IR yang sangat besar . Ketahanan Adalah kemampuan pesawat untuk kembali berulang kali ke medan pertempuran 2.2.2. Indikator Keberhasilan Pencapaian
Indikator Keberhasilan Pencapaian adalah apabila target yang diperoleh sesuai dengan Jadwal yang telah ditentukan, target pada akhir bulan Mei ini adalah telah selesainya Conceptual Desain dan dimulai dengan Pembuatan Model Uji Aerodinamika Terowongan Angin. 2.2.3. Perkembangan Pencapaian Dengan selesainya Rancangan Konseptual, maka target yang di capai telah sesuai dengan rencana,dan mencapai lebih dari 50 % pekerjaan, Pekerjaan berikutnya akan dilaksanakan adalah Pembuatan Model, Uji Terowongan Angin dan Uji Aerodinamika menggunakan Perangkat Lunak berbasis CFD. Review Pesawat Sejenis, yaitu Pesawat Tempur Generasi ke 5 Dalam suatu perancangan khususnya untuk merancang suatu pesawat maka diperlukan langkah-langkah atau proses dalam melakukan perancangan yaitu salah satunya adalah melakukan studi perbandingan terhadap beberapa pesawat yang akan dibuat. Misalkan dalam hal ini merancang pesawat militer, maka yang akan dijadikan sebagai pembanding adalah pesawat – pesawat militer yang sejenis dengan generasi yang sama dan misi yang sama pula. Perbandingan pesawat sejenis Setelah ditetapkannya DRO pesawat yang akan dirancang, maka pesawat yang akan dijadikan pembanding harus sesuai dengan yang ditetapkan di DRO yakni multi role ) fighter aircraft, generasi ke-5, stealth, super cruise, high maneuverability, dan short take off. Kemudian hasil dari studi perbandingan tersebut akan dijadikan sebagai rujukan dalam melakukan proses desain pesawat misalkan untuk menentukan konfigurasi umum, layout struktur yang digunakan, penempatan system elektronik, mekanik dan sebagainya. Dari studi perbandingan ini dapat dilihat bagaimana kelebihan dan kekurangan masingmasing pesawat yang dijadikan rujukan dengan pesawat yang akan dirancang. Sehingga pesawat yang akan dirancang dapat memenuhi permintaan pasar dan dapat menarik perhatian pasar baik dari segi biaya ataupun teknologi karena dengan kelebihan masingmasing belum tentu bisa unggul dalam meraih konsumen. Berikut adalah pesawat – pesawat pembanding yang memiliki generasi yang sama : • F 35 • Sukhoi FAK PA T-50 • F 22 Raptor 1.
F 35
Gambar 1.1. Pesawat F 35. F-35 Lightning II adalah hasil pengembangan dari pesawat X-35 dalam program Joint Strike Fighter. Pesawat ini adalah pesawat tempur berkursi tunggal, bermesin tunggal, yang dapat melakukan banyak fungsi, antara lain pertempuran udara-ke-udara, dukungan udara jarak dekat, dan pengeboman taktis. Pengembangan pesawat ini dibiayai oleh Amerika Serikat, Britania Raya dan beberapa negara lainnya. Pesawat ini dikembangkan dan diproduksi oleh industri kedirgantaraan yang dipimpin oleh Lockheed Martin serta dua rekan utamanya, BAE Systems dan Northrop Grumman. Pesawat ) demonstrasi pertama kali terbang pada tahun 2000, dan pesawat versi produksi pertama kali terbang pada 15 Desember 2006. Kontrak JSF diberikan kepada Lockheed Martin dan Boeing pada tanggal 16 November 1996. Masing-masing perusahaan diharuskan untuk membuat dua pesawat yang dapat mendemonstrasikan lepas landas dan mendarat konvensional (conventional takeoff and landing, CTOL), lepas landas dan mendarat pada kapal induk, dan lepas landas pendek dan mendarat vertikal (short-takeoff and vertical-landing, STOVL). Lockheed Martin mengembangkan X-35 dan Boeing mengembangkan X-32. Program Joint Strike Fighter didirikan untuk mengantikan pesawat tempur lama, dengan biaya pengembangan, produksi, dan operasi yang relatif kecil. Ini dicapai dengan membuat pesawat tempur dengan tiga varian, yang masing-masing memiliki kesamaan 80%. Ketiga varian tersebut adalah: •
F-35A, Pesawat lepas landas dan mendarat konvensional (conventional takeoff and landing, CTOL) yang akan menggantikan F-16 Fighting Falcon Angkatan Udara Amerika Serikat mulai tahun 2011.
Gambar 1.2. Pesawat F 35 type A. •
F-35B, Pesawat lepas landas pendek dan mendarat vertikal (short-takeoff and vertical-landing, STOVL) yang akan menggantikan AV-8 Harrier II dan F/A-18 Hornet Korps Marinir Amerika Serikat serta Angkatan Laut Italia, dan Harrier GR7/GR9 Britania Raya mulai tahun 2012.
)
Gambar 1.3. Pesawat F 35 type B. •
F-35C, Pesawat kapal induk yang akan menggantikan F/A-18 Hornet (varian A/B/C/D saja) Angkatan Laut Amerika Serikat mulai tahun 2012.
Gambar 1.4. Pesawat F 35 type C. 1.1.0 • • • • • • • • •
1.1.1 • • • • • • •
•
Karakteristik umum
Kru: 1 Panjang: 51.4 ft Lebar sayap: 35 ft Tinggi: 14.2 ft Luas sayap: 460 ft², Bobot kosong: 29,300 lb Bobot terisi: 44,400 lb Bobot maksimum lepas landas: 70,000 lb Mesin: 1× Pratt & Whitney F135 afterburning turbofan o Dorongan kering: 28,000 lbf o Dorongan dengan pembakar lanjut: 43,000 lbfInternal fuel:18,480 lb (8,382 kg) Kinerja
Laju maksimum: Mach 1.67 (1,283 mph, 2,065 km/h) Jarak jangkau: 1,200 nmi on internal fuel Radius tempur: 610 nmi on internal fuel Batas tertinggi servis: 60,000 ft Laju panjat: classified Beban sayap: 91.4 lb/ft² Dorongan/berat: ) o With full fuel:0.84; o With 50% fuel:1.04 B: g-Limits: 9 g
Persenjataan
Gambar 1.5. Persenjataan Pesawat F 35.
• •
Senjata api: 1 × GAU-22/A 25 mm (0.984 in) cannon internally with 180 rounds group. Titik keras: 6× external pylons on wings dengan kapasitas 15,000 lb (6,800 kg) and 2× internal bays with 2 pylons each for a total weapons payload of 18,000 lb,with provisions to carry combinations of: a. Rudal: • Air-to-air: AIM-120 AMRAAM, AIM-132 ASRAAM, AIM-9X Sidewinder • Air-to-ground: AGM-154 JSOW, AGM-158 JASSM b. Bom: • Mark 84, Mark 83 and Mark 82 GP bombs • Mk.20 Rockeye II cluster bomb • Wind Corrected Munitions Dispenser capable • Paveway-series laser-guided bombs • Small Diameter Bomb (SDB) • JDAM-series • A future nuclear weapon
2.
Sukhoi FAK PA T-50
)
Gambar 2.1. Pesawat Sukhoi FAK PA T-50. Sukhoi PAK FA adalah twin-mesin jet tempur yang dikembangkan oleh Sukhoi OKB untuk Angkatan Udara Rusia . Sukhoi T-50 adalah prototipe untuk PAK FA. PAK FA adalah salah satu dari beberapa program jet siluman global.
PAK FA, ketika sepenuhnya dikembangkan, dimaksudkan untuk menjadi penerus MiG-29 dan Su-27 dalam persediaan Rusia dan menjadi dasar dari Sukhoi / HAL FGFA yang sedang dikembangkan dengan India . Sebuah generasi kelima jet tempur , T-50 dilakukan penerbangan pertama 29 Januari 2010. penerbangan kedua nya adalah pada tanggal 6 Februari dan ketiga pada tanggal 12 Februari 2010. Pada tanggal 31 Agustus 2010, mereka telah membuat 17 penerbangan dan pada pertengahan November, 40 secara total. Prototipe kedua adalah untuk memulai uji penerbangan pada akhir 2010, namun ini ditunda sampai Maret 2011.
Meskipun sebagian besar informasi tentang PAK FA d diklasifikasikan, iklasifikasikan, diyakini dari wawancara dengan orang di Angkatan Udara Rusia dan Kementerian Pertahanan bahwa akan tersembunyi , memiliki kemampuan emampuan untuk supercruise , akan dilengkapi dengan generasi berikutnya dari udara ke-udara udara , udara-ke-permukaan , dan udara-ke ke-kapal rudal , menggabungkan memperbaiki-mount mount AESA radar dengan array 1.500-elemen elemen dan memiliki " kecerdasan buatan ". Menurut Sukhoi, radar baru akan mengurangi beban pilot dan pesawat akan memiliki link data baru untuk berbagi informasi antara pesawat. Komposit digunakan secara ekstensif pada T T-50 50 dan terdiri dari 25% dari beratnya dan hampir 70% dari permukaan luar. Diperkirakan bahwa titanium paduan uan isi pesawat adalah 75%. Perhatian Sukhoi untuk meminimalkan radar cross cross-section section (RCS) dan drag juga ditunjukkan dengan pemberian dua senjata utama tandem teluk di badan pesawat tengah, antara nacelles mesin. Setiap diperkirakan antara 4,9 4,9-5,1 meter. Teluk luk utama ditambah dengan menonjol, segitiga bagian teluk di akar sayap. Para Komsomolets Moskovsky melaporkan bahwa T-50 50 telah dirancang untuk lebih bermanuver daripada F-22 Raptor pada biaya sehingga kurang tersembunyi dari F-22. F Salah satu elemen desain yang memiliki efek seperti itu adalah Vortex Terkemuka Ujung Controller (LevCon).
Dirancang untuk bersaing dengan F-22 di luar tradisional Visual Range (BVR) dan Dalam Visual Range (WVR) tempur udara, PAK-FA saham semua atribut kunci generasi kelima sampai sekarang unik untuk F-22 - stealth, supersonik cruise, thrust vectoring, avionik sangat terintegrasi dan sebuah suite yang kuat sensor aktif dan pasif. Sementara PAK-FA memenuhi syarat sebagai desain generasi kelima,, itu memiliki dua atribut lebih lanjut tidak ada dalam desain F-22 F yang masih ada. Yang pertama adalah kelincahan ekstrim, hasil dari desain aerodinamis canggih, ) luar biasa dorong / berat kinerja rasio dan tiga vectoring thrust dimensi terintegrasi dengan sistem kontrol penerbangan digital canggih. Atribut kedua adalah memerangi kegigihan luar biasa, hasil dari beban bahan bakar 25.000 lb internal. Muatan senjata internal dan eksternal cenderung agak lebih besar, meskipun sebanding dengan yang dari F-22A.
Gambar 2.2. Tiga pandangan Pesawat Sukhoi FAK PA T T-50. 50.
Karakteristik umum • • • • • • • • • • •
Kru: 1 Panjang: 19,8 m (65,9 kaki) Lebar sayap : 14 m (46,6 kaki) Tinggi: 6,05 m (19,8 kaki) Area sayap: 78,8 m 2 (848,1 ft 2) Berat kosong : 18.500 kg (£ 40.785) Loaded weight: 26.000 kg (£ 57.320) Berguna beban: 7.500 kg (beban tempur) (£ 16.534) Max. lepas landas berat : 37.000 kg (£ 81.570) Powerplant : 2 × AL-41F1 untuk prototipe turbofan , 147 kN (£ 33.047 untuk prototipe; > 157 kN (£ 34.620) untuk versi definitif ) masing-masing Bahan Bakar kemampuan: 10.300 kg (£ 22.711)
Kinerja • • • • • • • •
Kecepatan maksimum : 2.100 - 2.600 km / jam (Mach 2 +) (1.300 - 1.560 mph), pada 17.000 m (45.000 ft) ketinggian Cruise kecepatan : 1.850 - 2.100 km / jam (1.150 - 1.300 mph) Ferry kisaran : 5.500 km (3.417 mil) Layanan plafon : 20.000 m (65.600 kaki) Tingkat panjat : 350 m / s (68.900 ft / min) Wing pemuatan : 330-470 kg / m 2 (67-96 lb / ft 2) Thrust / weight : 1,19 Maksimum g-load: 9 + g )
Persenjataan
• •
3.
Senjata: Tidak ada pada prototipe. Jelas penyisihan meriam (kemungkinan besar GSH-301 ). Kemungkinan dua meriam 30 mm. Cantelan : Dua teluk internal. Sumber-sumber lain menyarankan dua teluk internal tambahan untuk AAMS jarak dekat dan enam cantelan eksternal.
F 22 Raptor
Gambar 3.1. Pesawat F 22 Raptor. F-22 Raptor adalah pesawat tempur siluman buatan Amerika Serikat. Pesawat ini awalnya direncanakan untuk dijadikan pesawat tempur superioritas udara untuk digunakan menghadapi pesawat tempur Uni Soviet, tetapi pesawat ini juga dilengkapi peralatan untuk serangan darat, peperangan elektronik, dan sinyal intelijen. Pesawat ini melalui masa pengembangan yang panjang, versi prototipnya diberi nama YF-22, tiga tahun sebelum secara resmi dipakai diberi nama F/A-22, dan akhirnya diberi nama F-22A ketika resmi mulai dipakai pada Desember 2005. Lockheed Martin Aeronautics adalah kontraktor utama yang bertanggungjawab memproduksi sebagian besar badan pesawat, persenjataan, dan perakitan F-22. Kemudian mitranya, Boeing Integrated Defense Systems memproduksi sayap, peralatan avionik, dan pelatihan pilot dan perawatan. YF-22 merupakan pesawat pengembangan yang menjadi dasar untuk pembuatan F-22 versi produksi. Namun, ada beberapa perbedaan signifikan antara keduanya, yaitu perubahan posisi kokpit, perubahan struktur, dan banyak perubahan kecil lainnya. Kedua pesawat ini sering tertukar pada foto-foto, umumnya pada sudut pandang yang sulit untuk melihat fitur-fitur tertentu. YF-22 diberikan julukan Lighting II oleh Lockheed, nama ini bertahan sampai pertengahan 1990an. Untuk beberapa waktu, pesawat ini juga sempat diberi julukan SuperStar and Rapier. Namun F-35 kemudian secara resmi mendapat nama Lighting II pada 7 Juli 2006. YF-22 mendapatkan kontrak ATF setelah memenangkan kompetisi terbang mengalahkan YF-23 buatan Northrop-McDonnell Douglas. Pada April 2002, pada saat pengetesan, prototip pertama YF-22 jatuh ketika mendarat di Pangkalan Udara Edwards di California. Sang tes pilot, Tom Morgenfeld, tidak terluka. Penyebab jatuh ini adalah kesalahan pada perangkat lunak.
F-22 juga bisa bermanuver dengan sangat baik pada kecepatan supersonik ) maupun subsonik. Penggunaan pengarah daya dorong membuatnya bisa berbelok secara tajam, dan melakukan manuver ekstrem seperti Manuver Herbst, Kobra Pugachev, dan Kulbit. F-22 juga bisa mempertahankan sudut menyerang konstan yang lebih besar dari 60°. Ketinggian terbang juga mempengaruhi serangan. Dalam latihan militer di Alaska pada Juni 2006, para pilot F-22 menyebut bahwa kemampuan terbang pada ketinggian yang lebih tinggi dari pesawat lain merupakan salah satu faktor penentu kemenangan mutlak F-22 pada latihan tersebut. Pesawat tempur modern Barat masa kini sudah memakai fitur-fitur yang membuat mereka lebih sulit dideteksi di radar dari pesawat sebelumnya, seperti pemakaian material penyerap radar. Pada F-22, selain pemakaian material penyerap radar, bentuk dan rupa F-22 juga dirancang khusus, dan detail lain seperti cantelan pada pesawat dan helm pilot juga sudah dibuat agar lebih tersembunyi. F-22 juga dirancang untuk mengeluarkan emisi infra-merah yang lebih sulit untuk dilacak oleh peluru kendali "pencari panas". Namun, F-22 tidak tergantung pada material penyerap radar seperti F-117 Nighthawk. Penggunaan material ini sempat memunculkan masalah karena tidak tahan cuaca buruk. Dan tidak seperti pesawat pengebom siluman B-2 Spirit yang membutuhkan hangar khusus, F-22 dapat diberikan perawatan pada hangar biasa. Selain itu, F-22 juga memiliki sistem yang bernama "Signature Assessment System", yang akan menandakan kapan jejak radar pesawat sudah tinggi, sampai akhirnya membutuhkan pembetulan dan perawatan.
Pemakaian afterburner juga membuat emisi pesawat lebih mudah ditangkap oleh radar, ini diperkirakan adalah alasan mengapa pesawat F-22 difokuskan untuk bisa memiliki kemampuan supercruise.
Gambar 3.2. Tiga pandangan Pesawat F 22 Raptor. 1.1.2 • • • • • • • • • •
1.1.3 • • • • • • • •
Karakteristik umum
Kru: 1 ) Panjang: 62 kaki 1 in Lebar sayap: 44 kaki 6 in Tinggi: 16 kaki 8 in Luas sayap: 840 kaki² Airfoil: NACA 64A?05,92 akar, NACA 64A?04,29 ujung Bobot kosong: 31.670 lb Bobot terisi: 55.352 lb Bobot maksimum lepas landas: 80.000 lb Mesin: 2× Pratt & Whitney F119-PW-100 Turbofan pengarah daya dorong pitch, 35.000 lb masing-masing Kinerja
Laju maksimum: ≈Mach 2,42 (2.575 km/jam) pada altituda/ketinggian tinggi Laju jelajah: Mach 1,72 (1.825 km/h) pada altituda/ketinggian tinggi Jarak jangkau ferri: 2.000 mi Batas tertinggi servis: 65.000 kaki Laju panjat: rahasia Beban sayap: 66 lb/kaki² Dorongan/berat: 1,26 Maximum g-load: −3/+9 g
Gambar 3.3. Persenjataan Pesawat F 22 Raptor. 1.1.4
Persenjataan
•
Meriam: 1× 20 mm (0,787 in) M61A2 Vulcan gatling gun di pangkal sayap kiri, 480 butir peluru Udara ke udara: 6× AIM-120 AMRAAM, 2× AIM-9 Sidewinder
•
Udara ke darat:
•
2× AIM-120 AMRAAM dan
亐У
2× AIM-9 Sidewinder dan salah satu: o o o
2× 1.000 lb JDAM atau 2× Wind Corrected Munitions Dispensers (WCMDs) atau 8× 250 lb GBU-39 Small Diameter Bomb
4. Chengdu J-20
Pesawat tempur siluman pertama buatan China, Chengdu J-20 Black Eagle, telah menjalani uji kecepatan terbang di Chengdu Aircraft Design Institute Airport, China. Situs www.globalsecurity.org menyebutkan bahwa uji coba tersebut dilakukan pada 29 Desember 2010. Pesawat tempur dengan teknologi stealth ini memiliki ukuran yang lebih besar dari pada yang diperkirakan sebelumnya oleh para pengamat militer dari luar negeri. Uji coba yang dilakukan oleh J-20 sekaligus mematahkan anggapan Menteri Pertahanan AS, Robert Gate, bahwa China tidak akan mampu membuat pesawat tempur siluman setidaknya hingga tahun 2020. Keyakinan ini juga yang membuat Gate mengusulkan untuk menghentikan produksi F-22 Raptor. Mengenai Chendu J-20 ini sudah dipublikasikan oleh pihak militer China pada sebuah wawancara TV di bulan November 2009. Dalam wawancara tersebut Jenderal He Weirong, pejabat Angkatan Udara China, mengatakan bahwa mereka akan melakukan uji coba terbang pesawat siluman tersebut antara tahun 2010 dan 2011. Dan diharapkan Chengdu J-20 sudah bisa dioperasikan paling lambat pada tahun 2019. Ukuran J-20 lebih besar dan lebih berat jika dibandingkan dengan pesawat siluman Sukhoi T-50 PAK FA milik Rusia dan F-22 Raptor milik AS. Awal pengembangan proyek jet tempur siluman China dikabarkan telah dimulai pada dasawarsa 1990-an. Kantor US Office of Naval Intelligence (ONI) melaporkan bahwa sebuah jet tempur canggih dengan mesin ganda sedang dibangun di Shenyang Aircraft Corporation (SAC) pada tahun 1998. Sebuah pesawat yang dikenal dengan nama J-12. Dan pada tahun 2002, Shenyang Aircraft Corporation (SAC) telah dipilih untuk penelitian dan pengembangan pesawat-pesawat tempur yang dibutuhkan China pada abad 21. Salah satunya adalah pesawat yang dikenal dengan nama XXJ dan di kemudian hari 孰У Chengdu J-20. Pesawat tempur yang dunia mengetahui bahwa namanya adalah diproyeksikan untuk dua orang awak serta memiliki kelas dan kemampuan yang sama dengan F-22 Raptor milik AS. Laporan dari China pada tahun 2002 mengatakan bahwa mereka secara rahasia sedang mengembangkan beberapa desain pesawat tempur yang akan menjadi tandingan bagi jet tempur siluman F-22 Raptor dan F-35 JSF. Pesawat ini masuk dalam kategori pesawat tempur Generasi Kelima yang bercirikan pada penggunaan teknologi stealth (siluman), satu ungkapan untuk menyebutkan teknologi anti penginderaan, baik visual maupun elektronik. Chengdu J-20 secara resmi melakukan uji penerbangan pertamanya pada 11 Januari 2011. Namun beberapa sumber menyebutkan bahwa sebelumnya pesawat ini telah melakukan runway-test pada 22 dan 29 Desember 2010, namun test tersebut tidak dikonfirmasi sebagai uji penerbangan. Chengdu J-20 merupakan pesawat dengan kursi tunggal serta memiliki mesin ganda. Dari beberapa foto dapat dilihat bahwa pesawat ini memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan pesawat tempur siluman lainnya. Selain J-20, pesawat tempur atau fighter siluman yang secara resmi dikenal oleh publik adalah F-22 Raptor, F-35 JSF, dan Sukhoi T-50. Perbandingan ukuran panjang pada keempat stealth-fighter tersebut adalah sebagai berikut: • Chengdu J-20 : 21,26 meter (69 kaki) • Sukhoi T-50 : 19,8 meter (65,9 kaki) • F-22 Raptor : 18,9 meter (62 kaki) • F-35 JSF : 15,67 meter (51,4 kaki)
Dapat dilihat bahwa ukuran Chengdu J-20 jauh lebih besar dibandingkan dengan ketiga rivalnya. Dari ukurannya yang besar, para pengamat beranggapan bahwa pesawat ini dirancang untuk dapat melakukan penerbangan jarak jauh yang maksimal, melebihi kemampuan jelajah pesawat siluman buatan negara-negara barat. Pada awal kemunculan foto-foto J-20, analis penerbangan Bill Sweetman memperkirakan bahwa Chengdu J-20 memiliki panjang 75 kaki (23 meter) dengan lebar rentang sayap 45 kaki (14 meter). Ukuran dimensi perkiraan Sweetman ini terbukti tidak terlalu salah, lihat pada spesifikasi J-20 dibawah. Jika hanya membawa persenjataan atau kargo internal, jet tempur siluman ini dapat lepas landas dengan beban 34.000 kg hingga 36.000 kg. Prototip J-20 bisa menggunakan mesin kembar Saturnus 117 buatan Rusia yang masing-masing berdaya dorong 14.000 kg. David Lapan dari Pentagon mengatakan bahwa China masih memerlukan mesin buatan Rusia untuk pesawat silumannya ini. Namun laporan dari pihak China mengatakan bahwa J-20 akan didukung oleh dua mesin turbofan 13.200 kg/WS-10 yang dilengkapi Thrust Vector Controlled (TVC ) nozel buatan dalam negeri. Para pengamat dari barat menilai bahwa kemungkinan kemampuan supercruise dan kelincahan manuver J-20 masih dibawah F-22 Raptor. Tapi dengan badan yang lebih besar, pesawat siluman buatan China itu bisa membawa persenjataan dan bahan bakar internal yang lebih banyak. Bagian depan prototip J-20 memiliki kemiripan dengan F-22, sedangkan bagian belakangnya lebih mirip dengan T-50. Dari ukuran dimensinya, diperkirakan J-20 lebih ditujukan untuk misi penyerangan dengan kapasitas besar dan jarak jauh, mirip spesifikasi tempur yang dimiliki F-111 Aardvak. Namun, secara umum para pengamat memiliki penilaian yang seragam bahwa J-20 Ы lebih unggul dibandingkan F-35 dan T-50. 琐 Kemampuan tempurnya hanya bisa ditandingi oleh F-22 Raptor. Hal ini juga dipertegas oleh penilaian Dr. Carlo Cop dan Peter Goon yang menulis analisanya tentang J-20 ini pada situs www.ausairpower.net. Pada analisanya, kedua pengamat itu mengatakan bahwa desain J-20 dbuat untuk misi penyusupan jarak jauh.
Karakteristik Umum Chengdu J-20 Black Eagle : • • • • • • • • • • • •
Jumlah Awak : 1 (pilot) Panjang : 21,26 m Lebar Sayap : 12,88 m Tinggi : 4,45 m Luas Sayap : 59 m2 Berat Kosong : 17.000 kg Berat Maksimum Lepas Landas ; 36.287 kg Mesin Pendorong : 2 unit WS-10G (prototype); WS-15 Kecepatan Maksimal : Mach 2,5 Jarak Jangkau : 5.500 km Radius tempur : 2.000 km Service ceiling: 20.000 m
Persenjataan: Pada prototip pesawat belum dilengkapi dengan persenjataan. Diperkirakan J-20 akan dipersenjatai dengan PL-21 LRAAM, PL-12D MRAAM, PL-10 SRAAM, LS-6 Precision Glide Bomb, cannon kaliber 30mm, 4 peluncur roket, 2 peluncur IR decoy, rudal udara-keudara dan bom pintar. 5. ATD – X Shinshin
Mitsubishi ATD-X Shinshin adalah prototipe generasi kelima jet tempur yang menggunakan teknologi siluman canggih. Sedang dikembangkan oleh Jepang Departemen Pertahanan Teknis Penelitian dan Pengembangan Institut (TRDI) untuk tujuan penelitian. Kontraktor utama dari proyek ini adalah Mitsubishi Heavy Industries . Banyak yang menganggap pesawat ini menjadi pesawat tempur siluman pertama Jepang dalam negeri dibuat. ATD-X adalah singkatan yang berarti "Sebuah dvanced T echnology emonstrator D - X". Nama Jepang Pesawat adalah心神(shin-shin) yang berarti pikiran seseorang. Penerbangan pertama pesawat dijadwalkan untuk 2014. ATD-X akan digunakan sebagai demonstrator teknologi dan prototipe penelitian untuk menentukan apakah teknologi canggih domestik untuk generasi kelima pesawat tempur yang layak, dan merupakan model 1/3 ukuran sebuah pesawat penuh produksi mungkin. Pesawat juga memiliki fitur 3D dorong vectoring kemampuan. Thrust
dikendalikan dalam ATD-X dengan menggunakan 3 dayung pada setiap nozzle mesin mirip dengan sistem yang digunakan pada Rockwell X-31 , sementara sumbu-simetris dorong mesin vectoring juga sedang dikembangkan untuk model produksi skala penuh. Nozel pada prototipe tampaknya ditemukan dan mungkin memiliki efek samping sedikit pada karakteristik siluman pesawat. Di antara fitur-ATD X adalah memiliki adalah fly-by-optik sistem kontrol penerbangan, yang dengan menggantikan serat optik untuk kabel, memungkinkan data yang akan ditransfer lebih cepat dan dengan kekebalan terhadap gangguan elektromagnetik. Radar akan array elektronik dipindai aktif ( AESA ) radar disebut 'Multifungsi RF Sensor', yang dimaksudkan untuk memiliki kelincahan spektrum yang luas, kemampuan untuk penanggulangan elektronik (ECM), langkah-langkah dukungan elektronik (ESM), fungsi komunikasi, dan mungkin fungsi senjata bahkan microwave. Sebuah fitur lebih lanjut akan menjadi apa yang disebut 'Diri Perbaikan Penerbangan Kemampuan Kontrol' (自己修复飞行制御机能), yang akan memungkinkan pesawat untuk secara otomatis mendeteksi kegagalan atau kerusakan dalam yang permukaan kontrol penerbangan , dan menggunakan permukaan kontrol yang tersisa, kalibrasi sesuai untuk mempertahankan penerbangan terkendali. JASDF ini dilaporkan telah mengeluarkan permintaan untuk informasi untuk mesin di kisaran dorong 10-20.000 pon untuk daya prototipe sementara Ishikawajima Harima Heavy Industries-adalah untuk menyediakan mesin untuk pesawat tempur selesai. ꓰЦ
Karakteristik umum • • • • • •
Kru: 1 Length: 14,174 meter (46.50 meter) Lebar sayap : 9,099 meter (29,85 kaki) Tinggi: 4,514 meter (14,80 kaki) Max. lepas landas berat : 8 ton (£ 17.636) Powerplant : 2 × IHI XF5-1 o Kering dorong: 10 ton (22.046 £) masing-masing
o
Dorongan dengan afterburner : 15 ton (33.069 £) masing-masing
6. Sukhoi / HAL FGFA
Sukhoi / HAL Kelima Generation Fighter Aircraft (FGFA) adalah generasi kelima pesawat tempur yang dikembangkan oleh Rusia dan India . Ini adalah proyek turunan dari PAK FA (T-50 adalah prototipe) yang dikembangkan untuk Angkatan Udara India (FGFA adalah sebutan resmi untuk versi India). Dua prototipe terpisah akan dikembangkan, satu per Rusia dan satu terpisah oleh 䔠Ч India. Menurut HAL ketua AK Baweja lama setelah pertemuan India-Rusia Komite AntarPemerintah pada tanggal 18 September 2008, versi Rusia pesawat akan menjadi single seater, versi India akan menjadi seater kembar, analog dengan Su-30MKI yang merupakan varian kursi kembar baseline Su-27. Sebuah kontrak antara Bangalore berbasis Hindustan Aeronautics Ltd (HAL) dan Rusia United Aircraft Corporation (UAC), akan berkomitmen untuk membangun 214 pejuang untuk IAF dan 250 pejuang Rusia. Pilihan untuk pesanan lebih lanjut akan tetap terbuka. HAL dan UAC akan menjadi mitra sejajar dalam perusahaan patungan, seperti JV Brahmos, yang akan mengembangkan dan memproduksi FGFA itu. Lebih lanjut dilaporkan bahwa Bangalore berbasis HAL telah dirundingkan dengan tegas untuk mendapatkan 25 persen saham pekerjaan desain dan pengembangan dalam program FGFA. Berbagi pekerjaan HAL akan menyertakan perangkat lunak penting, termasuk komputer misi, sistem navigasi, sebagian besar menampilkan kokpit; ukuran meja dispenser (CMD) sistem, dan memodifikasi kursi tunggal prototipe Sukhoi ke pejuang kembar-kursi bahwa Angkatan Udara India ( IAF) ingin. Selanjutnya keahlian Rusia dalam struktur titanium akan dilengkapi dengan pengalaman India dalam komposit seperti di badan pesawat. Sebanyak 500 pesawat yang direncanakan dengan opsi untuk pesawat lebih lanjut. Angkatan Udara Rusia akan memiliki 200 tunggal duduk dan 50 twin-duduk PAK Agreement sementara Angkatan Udara India akan mendapatkan 166 tunggal duduk dan 48 twin-duduk FGFAs. Pada tahap ini, penyelenggaraan Sukhoi diharapkan untuk melaksanakan 80% dari pekerjaan yang terlibat. Menurut ketentuan proyek, satu kursi pejuang akan dirakit di Rusia, sementara Hindustan Aeronautics akan merakit dua seaters.
Sukhoi Mikhail Pogosyan direktur telah memproyeksikan pasar untuk 1000 pesawat selama empat dekade berikutnya, dua ratus masing-masing untuk Rusia dan India dan enam ratus untuk negara lain. Rusia Menteri Perdagangan Viktor Khristenko mengatakan bahwa pesawat ini, harus bersama-sama dikembangkan dan diproduksi dengan India dan kedua negara akan "berbagi keuntungan dari penjualan pesawat tidak hanya pada pasar domestik mereka, tetapi juga di pasar negara ketiga." Media India juga menggunakan FGFA sebagai istilah umum untuk mengacu pada setiap pesawat tempur generasi kelima.
)
Karakteristik umum • • • • • • • • • •
Kru: 2 (pilot) Panjang: 22,6 m () Lebar sayap : 14,2 m (46 ft 7 in) Tinggi: 5,9 m () Wing area: 78,8 m² (848 ft ²) Berat kosong : 18.500 kg (£ 40.786) Loaded weight: 26.000 kg (£ 57.320) Berguna beban: 7.500 kg (£ 16.535) Max. lepas landas berat : 34.000 kg () Powerplant : 2 × Lyulka AL-Saturnus-41f turbofan o Kering dorong: 96,1 kN (9,800 kgf, 21.605 lbf) masing-masing o Dorongan dengan afterburner : 152 kN (15.500 kgf, 34.172 lbf) masingmasing
Kinerja • • • • • • • • • • •
Kecepatan maksimum : 2.100 - 2.500 km / jam (Mach 2 +) [26] (1.305 mph + g-batas : (10-11 g) Cruise kecepatan : 1.850 - 2.100 km / jam (1.150 - 1.300 mph) Tempur radius : 1.500 km [27] () Ferry kisaran : 5.500 km (3.400 mil) Layanan plafon : 20.000 m (65.617 kaki) Tingkat panjat : 350 m / s (68.898 ft / min) Wing pemuatan : 330 (normal) - 470 (maksimum) kg / m 2 (67 (normal) - 96 Ч (maksimum) lb / ft 2) Thrust / weight : 1,19 [26] Runway : 350 m (1.148 kaki) Daya tahan : 3,3 jam (198 menit)
Persenjataan • •
Senjata: 2 × 30 mm meriam internal yang Cantelan : 16 total, 8 internal, 8 pada sayap.
Avionics •
Radar : N050 BRLS (?) AESA / PESA Radar (Peningkatan Irbis-E) di SU-35 o Frekuensi: X (8 - 12 GHz) o Diameter: 0,7 m (2 ft 4 in) o Sasaran: 32 dilacak, 8 terlibat o Range:> 400 km (248 mil) EPR: 3 m² (32,3 ft ²) pada 400 km (248 mil) RCS: 3 m ² sampai 400 km, 1 m ² menjadi 300 km, 0,5 m ² menjadi 240 km, 0,1 M ² sampai 165 km, 0.01M ² sampai 90 km. Azimuth : 240 ° (± 120 °) o Daya: 5.000 W o Berat: 65-80 kg (143-176 lb)
Spesifikasi Awal Pesawat Tempur Supersonik Lapan LFX Generasi 5 NO
SPECIFICATI
F-35A CTOL
SUKHOI PAK
KFX-Fighter-
Lockhead Martin
Rancang
FA t-50
ET
F22A-Raptor
an
JSOH
LFX
(6)
(7)
ON
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Picture
GENERAL 2.
Crew
1
1
1
2
3.
Length (m)
15.67
19.8
18.90
20
4.
Height (m)
4.33
6.05
5.08
6.15
5.
Span (m)
10.7
14
11.95
13.56
15
6.
Wing Area
42.7
78.8
45-54
78.04
79
8,382
10,300
8,618
8,200-11,900
12000
16.67
2
(m ) 7.
Internal Fuel Capacity (Kg)
(2 external fuel tank)
8.
MTOW (Kg)
31,800
37,000
Powerplant
1xPratt&Whit net F135 afterburning turbofan
2xAL-41F1
125
96.1
with 191
152
156+
2+
2.25
Dry Thrust
ᐰЭ
for
prototypes turbofan 18,144-20,411
38,000
40000
2xPratt&Whitnet F119-PW-100 pitch thrust vectoring turbofans 104
Rusia, Inggris?
(kN) Thrust after
Burner
(kN)
PERFORMAN CE Maximum
1.6+
Speed (Mach)
(super 2
cruise: 1.82)
Range (Km)
2,220
5,500
2,960
4000
Combat
Over 1,090
1,500
759
1000
18,288
20,000
19,812
15000
Radius (Km) Service
Ceiling (m) Rate of Climb -
350
300
m/s Wing Loading 446
330-470
375
400
2
(kg/m ) Cruise Speed
1,850-2,100
1.850-
(Km/h)
Thrust/Weight
2.100
0.87 (full fuel) 1.07
1.19
(50%
Fuel) Maximum
9g
9+ g
-3.0/+9.0 g
9+g
design g-load
AIR COMBAT PATROL MISSION PROFILE 2 AAM SHORT RANGE, 4 AAM MED RANGE 40.000 Ft
챰б
External Fuel Tanks are Dropped prior to Combat.
SEGMENT A
WARM-UP, TAKEOFF, AND ACCELERATE TO CLIMB SPEED
B C D
CLIMB CRUISE DESCENT
E
LOITER
F G H I J
COMBAT CLIMB CRUISE DESCENT RESERVES
FUEL
TIME
DISTANCE
SPEED
ALTITUDE
0.85 Mach
THRUST SETTING
20 MIN @ GROUND IDLE + 30 SEC @ TAKEOFF / MIL. / IRT (A/B IF REQUIRED) + FUEL TO ACCELERATE FROM OBSTACLE CLEARANCE TO CLIMB SPEED @ IRT. NO DISTANCE CREDIT.
10min +
0.85
TAKEOFF TO OPTIMUM CRUISE
MILITARY
0.85
Opt. Alt.
INTERMEDIATE
0.85
-
MINIMUM
Opt. Mach
30.000 Ft
MINIMUM
ONE 360 DEG TURN @ MACH 1.2 (MAX A/B) + TW0 360 DEG TURNS @ MACH 0.9 (MAX A/B). EXPEND HALF OF AMMO AND MISSILES. NO DISTANCE CREDIT. Altitude = 25,000 ft
0.85
30min
MILITARY
0.85
Opt. Alt.
INTERMEDIATE
0.85
SEA LEVEL
MINIMUM
Opt. Mach
Missi Air Combat (Semua perhitungan performance didasarkan pada saat berat Combat, bukan MTOW atau Take off karena ini bukan pesawat transport) 1. Multirole fighter generasi 5 (Air-to Air dan Air-to-Surface) 2. Combat Radius 500 nm, loiter time 10 minute (Combat Air Patrol) 3. Mampu membawa internal Fuel 12000 lb 4. Mampu membawa senjata dan external fuel tank sebesar 15000 lb (tidak termasuk internal Fuel) 5. Perkiraan empty weight 23000 lb s/d 24000 lb 6. Perkiraan MTOW 52000 lb 7. Speed Mach 1.9 berat 8. Thrust to Weight Ratio 1:1 saat berat combat (lihat file excel saya) 9. Precision Weapon air-to-air, air-to-ground missile Sumber US/ EU / Russia 10. EASA Radar 11. ECM, Radar jammer, Chaff and Flare, anti rudal 12. NVG capability 13. T/O landing field length 2000 m (rata2 landasan militer Indonesia, shorter better) 14. Air refueling capability Retractable Probe 15. STEALTH technology Moderate STEALTH 16. Service ceiling 60 kft
Pemilihan Engine 壐к
Berdasarkan studiperbandingan dengan pesawat pesawat sejenis dan berdasarkan permintaan yang ada pada DRO, maka perlu dilakukan juga studi perbandingan mesin agar dapat memilih mesin yang tepat.Sesuai dengan rezim terbang dari pesawat ini dan dengan pesawat-pesawat pembandingnya maka sistim propulsi yang dipilih adalah jenis augmented turbofan. Jenin mesin turbofan yang dilengkapi dengan sistim purna bakar untuk peningkatan gaya dorong yang cukup signifikan. Salah satu pertimbangan dalam pemilihan mesin yang sangat penting adalah hubungan politik dan bilateral antara negara Indonesia dengan Negara Negara produsen mesin pesawat tempur. Saat ini terjadi persaingan dalam bidang teknologi persenjataan dari Negara Amerika Serikat dan Rusia. Oleh karena itu pemilihan mesin sekarang ini suatu saat dapat berubah sesuai dengan keputusan politik yang diambil oleh para pemimpin negara Indonesia yang terkait. Dari sejumlah mesin yang ada, dipilih mesin yang akan dibandingkan dan selanjutnya ditetapkan mesin yang akan digunakan. Ketiga mesin tersebut antara lain : • Saturn AL-41F1, diproduksi oleh Lyulka (NPO Saturn), Rusia. Digunakan pada varian pesawat tempur Sukhoi generasi terbaru (Su PAKFA) • Pratt & Whitney F119, diproduksi oleh Pratt & Whitney, Amerika Serikat. Digunakan pada varian pesawat tempur F22-A • Shenyang WS-10, diproduksi oleh Shenyang Liming, Cina. Digunakan pada varian pesawat tempur seri J (Shenyang J-11, J-15, Chengdu J-10) Berikut table perbandingan antara ketiga mesin,
Tabel 1Pemilihan Engine Saturn AL-41F1 Two-shaft Afterburning Turbofan Max Thrust with 147,2 Afterburner (kN) SFC Cruise 0.677 BeratKering (kg) 1660 Inlet Diameter (mm) 932 Panjang (mm) 5000 Thrust to Weight 10,5:1 Ratio Bypass Ratio 0,59:1 Komponen Compressor: 4 fan and 9 compressor stages Combustors: annular Turbine: 2 singlestaged turbines Nozzle : Thrust Vectoring Spesifikasi Tipe
Pratt & Whitney F119 Shenyang WS-10G twin-spool, augmented Afterburning turbofan Turbofan 168
155
0.72 1860 1181 4884 9,0:1
0.705 1795 950 5000 7,5:1
0,78:1 Compressor: Twin Spool, 3 Compressor: 3 fan stage LPC, 6 stage HPC and 9 compressor stages Combustors: Annular Combustors: annular Combustor Turbine: Axial Flow, 2 Turbine: 1 HP and 2 single-stage turbines LP Nozzle: Two Dimensional Nozzle : Thrust Vectoring Vectoring and Convergent/Divergent Stealthy 볠в
Gambar1Mesin Saturn AL-41
Gambar2Mesin Shenyang WS-10
숐в
Gambar3 Cut-Away Mesin Pratt & Whitney F119
Dalam pemilihan engine, terdapat kriteria-kriteria tambahan yang harus diperhatikan agar sesuai dengan DRO maupun dengan permintaan pasar.Kriteria-kriteria tersebut antara lain: • Dimensi mesin, Ukuran mesin juga harus disesuaikan dengan ukuran maupun berat pesawat agar menghasilkan prestasi terbang yang optimal (thrust to weight ratio) • Gaya dorong yang diperlukan. Gaya dorong yang besar juga akan mengurangi kelayakan pesawat dari segi efisiensi saat beroperasi. • Perawatan mesin. Mesin-mesin buatan Rusia biasanya memiliki masapakai yang jauh lebih singkat dibandingkan dengan mesin-mesin buatan Eropa dan Amerika. Sebagai contoh mesin Saturn memiliki jam terbang antara limaratus hingga seribu jam terbang, setelah itumesin harus diganti. Sedangkan untuk mesin General Electric mampu digunakan hingga duaribu jam terbang dan dapat diperpanjang hingga tigaribu jam terbang sebelum diganti. Di sisi lain, mesin buatan Rusia memiliki gayadorong yang relative lebih besar dibandingkan mesin-mesin yang sekelas yang diproduksi oleh Eropa maupun Amerika. Oleh karena itu penentuan thrust yang dibutuhkan sangat penting dalam melakukan pemilihan mesin. • Temperatur. Sesuai DRO, pesawat yang akan dirancang adalah pesawat stealth. Sehingga dari segi temperature harus sangat diperhatikan agar tidak
•
•
mudah terdeteksi oleh pengindera suhu seperti infra merah. Mesin merupakan penghasil panas paling tinggi pada pesawat, oleh karena itu sebaiknya dipilih mesin dengan temperature serendah mungkin. Kemampuan untuk thrust vectoring. Ada kemungkinan pesawat yang akan dirancang nanti menggunakan thrust vectoring untuk meningkatkan kelincahan bermanuver. Aspek politik. Mesin merupakan bagian yang sangat vital pada pesawat tudara, maka wajar jika beberapa Negara sering membatasi pembelian mesin terutama untuk keperluan militer. Hal ini terjadi saat adanya embargo dari Amerika Serikat yang membuat seluruh suku cadang termasuk mesin hasil produksi Negara tersebut tidak dapat diperoleh lagi. Untuk itu perlu dipertimbangkan aspek politik dari pemilihan mesin agar suatu saat nanti mesin yang telah dipilih tidak gagal dipakai karena adanya embargo.
Melihat dari berbagai pertimbangan antara lain perhitungan berat pesawat yang akan dirancang, studi perbandingan dengan pesawat-pesawat yang memiliki berat hampir sama maupun penentuan konfigurasi umum, makan untuk mendapatkan thrust yang sesuai dibutuhkan dua mesin turbofan sebagai system propulsi. Selanjutnya untuk pemilihan secara spesifik berdasarkan data-data mesin dan kriteriakriteria pemilihan mesin diatas, maka dipilih mesin Shenyang WS-10G, dibuat oleh Shenyang Liming, Cina. Digunakan pada pesawat tempur Cina seri J. Dengan pertimbangan sebagai berikut : • Sudah memenuhi kebutuhan thrust ) • Ketahanan yang tangguh • Kemudahan perawatan sehingga berujung pada life cycle cost yang rendah • Kemudahanan pemasangan engine • Adanya hubungan kerjasama pemerintah Indonesia dengan Cina, sehingga dapat memberikan kemudahan untuk negoisasi pembelian dan juga adanya kesempatan untuk transfer teknologi. Conseptual Desain I. Dro Lfx LAPAN sebagai institusi riset utama nasional di bidang kedirgantaraan, akan melakukan perancangan konseptual dan optimisasi pesawat supersonic dengan kemampuan tempur multi-misi generasi ke-5 dengan riset PKPP ini. Untuk perancangan pesawat supersonic LFX Lapan akan ditetapkan Design Requirement dan Objective (DRO) sebagai dasar untuk merancang pesawat tempur. Tahapan-tahapan yang diambil dalam penyusunan DRO LFX adalah sebagai berikut : A.
Purpose DRO LFX LAPAN ditetapkan dengan melakukan pendefinisian purpose atau pengajuan spesifikasi LFX dengan pertimbangan yang disesuaikan dengan kebutuhan Indonesua. Pertama Purpose ini akan menjadi acuan dalam perancangan Conceptual Design LFX. Kedua sebagai tutorial atau dokumen untuk team design dan yang lainnya.
Mengacu kepada program LAPAN sebagai main purpose LFX adalah Military Aircraft. Berikut adalah klasifikasi pesawat LFX yang akan dirancang : Tabel 1. Purposes LFX
PURPOSES
Main Purpose Other Purposes
Military Aircraft
MISSION DESIGN Stealth Fighter Aircraft (See Without Being Seen) 5 generation Supercruise High Maneuverability Air to Air Air to Ground Air Forces Navy Pilot Training REGULATION BASE Special Fifth Fighter Aircraft INITIAL CONFIGURATION
Mengacu kepada program PKPP Fungsi lain yang dapat diaplikasi pada pesawat LFX
FEATURE Wing Landing Gear Landing Area
Airframe Kapasitas
Middle wing
Fix 볠в
Tricycle
Retractable Land
Metal Composite Other Materials Pilot+crew
2
Memudahkan bermanuver Fully retract when flight and landing Other materials include, coating, paint, tranparency, integrated forebody, tires, brakes, sealants, adhesive, seals, actuators, gases and fluids
ENGINE 1xPrat&Whitne t F135 2xAl-41F1 Manufacturer Model Horsepower Fuel
Location
Name Type Hp
Double
Aft Body (Thrust Vector)
Lokasi engine dekat dengan CG akan memudahkan distribusi berat
pada pesawat Fuel tank Location
Center body (down) WEIGHT
MTOW Useful load Payload Arnament Loads
kg kg kg Kg PERFORMANCE
>= 40000 5240 5000 5000
Max Cruise speed
m/s
662.92
Cruise Speed
m/s
513.9
Rate of climb Ceiling (maximum, with oxygen) Combat Radius Range Wing Loading Maximum design gload
m/s
300
m Km (km) Kg/m2
15000 1000 4000 400
Mengambil average perbandingan 3 fighter aircraft
9g 슐в
B. Weight Sizing Estimation Lfx Dalam menentukan weight sizing, tahapan yang terlebih dahulu dilakukan adalah menentukan mission profile. Hal ini diperlukan agar di awal dapat diperkirakan kebutuhan fraksi bahan bakar selama penerbangan. Dengan mission profile dapat diketahui maximum take off weight, dimana setiap pesawat terbang memiliki kebutuhan fuel yang berbeda-beda. Untuk pesawat LFX memiliki mission profile sebagai berikut. Mission Profile LFX
Gambar 1. Mission Profile LFX
Setelah DRO ditetapkan maka dilakukan estimasi awal dari berat pesawat tempur LFX (weight sizing). Dengan perhitungan weight sizing diharapkan berat yang diperoleh sesuai dengan DRO yang diinginkan. Adapun parameter-parameter yang ditentukan pada tahap ini adalah sebagai berikut :
• • • • • • • • • • • • • • • •
ES&W Taxi TO Climb Cruise Loiter Descend L,T,ES FF WTO WOE WE Wfuel WPL Wtfo WFEQ
: Engine Start and Warm Up : Take Off
: Landing, Taxi and Shutdown : Fuel Fraction : Gross Take Off Weight : Airplane Operating aweight Empty : Empty Weight : Mission Fuel Weight : Payload Weight : Weight of All Trapped (unusable) fuel and oil : Fixed Equipment Weight
) Hubungan dari masing-masing parameter tersebut dinyatakan sebagai berikut :
WTO = WOE + WF + WPL WOE = WE + Wtfo + Wcrew WE = WME + WFEQ WOE tent = WTOguess – WF – WPL WE tent = WOE tent – Wtfo - Wcrew 1. Perhitungan Weight Sizing Dalam melakukan perhitungan weight sizing ada beberapa asumsi sesuai dengan DRO yang dilakukan untuk memperoleh estimasi berat dari pesawat fighter LFX. Asumsinya adalah sebagai berikut : a. Payload weight (lbs) : 22046.23 b. Crew Weight (lbs) : 440.92 c. Cruise Range (nm) : 2159.882 d. Loiter Speed (knots) : 451 e. Loiter Endurance (minutes) : 30 f. SFC at Cruise (lbs/lbs/hr) : 0.6 g. SFC at loiter (lbs/lbs/hr) : 0.6
h. Reserve Fuel (%) : 0.1 i. A : 0.2705 j. B : 0.983 k. Weight Reduction Factor : 0.65 l. Cruise Speed (Knots) : 998.9201 2. Fuel Fraction : 1) Engine start and warm up : 0.9900 2) Taxi : 0.9900 3) Take off : 0.9900 4) Climb : 0.9710 5) Cruise : 0.7948 6) Loiter : 0.9551 7) Descend : 0.9900 8) Landing, taxi, engine stop : 0.9950 Data – data fuel fraction merupakan data statistic dari pesawat sejenis. 3. Hasil Perhitungan Dari data-data diatas diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut : Empty Weight : 33544 lbs (15215.3 Kg) Fuel Weight : 24043 lbs (10905.72 Kg) Maximum Take-off Weight : 80000 lbs (36287.39 Kg) Dari perhitungan weight sizing diperoleh MTOW 80000 lbs (36287.39 kg), dengan ini untuk sampai tahap ini MTOW pada DRO terpenuhi. 볠в
Action
0.4070
25390
24549
OUT
0.9950
0.3912
26657
25816
OUT
0.9900
0.9950
0.3768
27811
26970
OUT
0.9390
0.9900
0.9950
0.3636
28867
28026
OUT
0.7418
0.9420
0.9900
0.9950
0.3515
29837
28996
OUT
0.9710
0.7525
0.9447
0.9900
0.9950
0.3403
30730
29889
OUT
0.9900
0.9710
0.7622
0.9471
0.9900
0.9950
0.3300
31555
30714
0.9900
0.9900
0.9710
0.7713
0.9494
0.9900
0.9950
0.3204
32320
31479
OUT
0.9900
0.9900
0.9900
0.9710
0.7797
0.9514
0.9900
0.9950
0.3115
33030
32189
OUT
6.25
0.9900
0.9900
0.9900
0.9710
0.7875
0.9533
0.9900
0.9950
0.3033
33692
32851
OUT
6.50
0.9900
0.9900
0.9900
0.9710
0.7948
0.9551
0.9900
0.9950
0.2955
34310
33469
24043
6.75
0.9900
0.9900
0.9900
0.9710
0.8015
0.9567
0.9900
0.9950
0.2883
34889
34048
OUT
7.00
0.9900
0.9900
0.9900
0.9710
0.8079
0.9582
0.9900
0.9950
0.2815
35431
34590
OUT
Taxi
TO
Climb
Cruise
Loiter
Descend
L,T,ES
FF
4.00
0.9900
0.9900
0.9900
0.9710
0.6885
0.9280
0.9900
0.9950
4.25
0.9900
0.9900
0.9900
0.9710
0.7037
0.9321
0.9900
4.50
0.9900
0.9900
0.9900
0.9710
0.7176
0.9358
4.75
0.9900
0.9900
0.9900
0.9710
0.7303
5.00
0.9900
0.9900
0.9900
0.9710
5.25
0.9900
0.9900
0.9900
5.50
0.9900
0.9900
5.75
0.9900
6.00
Tabel 2. Weight Estimation LFX
쌀в
WTO guess
WE allowed
33544
WE tent
ES&W
80000
WOE tent
Cruise L/D
Wfuel
OUT
C. MATCHING CHART SIZING Setelah melakukan weight sizing estimation, selanjutnya dilakukan matching chart sizing. Perancangan dengan matching chart dimaksud untuk menentukan design point , dimana titk ini akan menjadi titk acuan rancangan. Titik desain ini merupakan hasil perhitungan dari beberapa kondisi penerbangan antara lain : ∗ Stall speed requirement ∗ Take off distance requirement ∗ Landing distance requirement ∗ Drag polar requirement ∗ Climb requirement ∗ Cruise requirement Melalui perhitungan titik desain dapat ditentukan rancangan wing loading, power loading , dan Clmax yang dibutuhkan pada berbagai kondisi penerbangan. Setelah menentukan titik desain dapat ditentukan antara lain : ∗ Luas sayap (S) ∗ Take-off power (PTO) ∗ Maksimum CL untuk take-off ∗ Kebutuhan maksimum CL untuk take-off (CL max TO) ∗ Kebutuhan maksimum CL untuk landing (CL max L) 50
ꓰв
StallReq CLmax=1.2 45
StallReq CLmax=1.4
40
StallReq CLmax=1.6
35
StallReq CLmax=1.8
W/P (lb/hp)
StallReq CLmax=2 30 StallReq CLmax=trial 25
TOReq CLmaxTO=1.4
20
TOReq CLmaxTO=1.6 TOReq CLmaxTO=1.8
15
TOReq CLmaxTO=2 10
TOReq CLmaxTO=2.2
5
TOReq CLmaxTO=trial LDReq CLmaxLD=1.6
0 0
10
20
30
40
50
W/S (psf)
Gambar 2. Matching Chart LFX Hasil perhitungan berdasarkan matching chart LFX diperoleh :
LDReq CLmaxLD=1.8 LDReq CLmaxLD=2
∗ ∗ ∗ ∗
Take off distance requirement Landing distance requirement Clmax TO : 1.6 Clmax LD : 1.8
: 690 ft @5000ft ASL altitude : 954 ft @5000ft ASL altitude
2.3. Sinergi Koordinasi Kelembagaan Program 2.3.1. Kerangka Sinergi Koordinasi Kerangka Sinergi Koordinasi adalah Sinergi antara Lembaga Riset (PustekbangLAPAN), Perguruan Tinggi jurusan AeroAstrodinamika (Teknik Penerbangan ITB) serta Lembaga swasta yang bergerak di bidang Industri Pesawat (PTDI dan PT Smart Aviation). Dengan Sinergi ini diharapkan menjadi tulang punggung Kemampuan Nasional di bidang Perancangan dan Pembuatan Pesawat tempur Supersonik. 2.3.2. Indikator Keberhasilan Sinergi Koordinasi Indikator Keberhasilan Sinergi Koordinasi, didasarkan pada output kerjasama/ koordinasi, masing masing mempunyai kompetensi yang berbeda, namun menghasilkan luaran yang terpadu, dalam hal kegiatan PKPP ini berupa masukan dari Narasumber yang berasal dari perguruan tinggi yang juga sebagai tim perancang KFX adalah metoda metoda Perancangan yang benar, sedangkan dari Industri berupa pengalaman pengalaman dalam merancang dan membuat Pesawat Terbang, sehingga bila dipadukan dengan Lembaga Riset (LAPAN) menghasilkan Rancangan yang optimal ꓰв 2.3.3. Perkembangan Sinergi Koordinasi Perkembangan Sinergi koordinasi telah berjalan dengan baik, hampir tiap minggu dilakukan koordinasi dengan Narasumber, sehingga perkembangan Pencapaian dapat diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. 2.4. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa 2.4.1. Kerangka Pemanfaatan Kerangka Pemanfaatan: Hasil Riset ini dapat digunakan untuk Rancangan Awal menuju Rancang bangun Pesawat LFX ( Lapan Fighter Experiment), serta dalam mendukung program program Nasional di bidang Rancang Bangun Pesawat Terbang, seperti Pesawat Tempur KFX, khususnya dukungan pada PTDI untuk Riset sampai dengan Prototipe Pesawat Terbang. 2.4.2. Strategi Pemanfaatan Strategi Pemanfaatan adalah menyiapkan peningkatan kemampuan SDM LAPAN dalam merancang Pesawat Terbang Supersonik, sehingga pada saatnya nanti bisa ikut berpartisipasi dalam tim perancangan program nasional KFX. 2.4.3. Indikator Keberhasilan Pemanfaatan Indikator Keberhasilan Pemanfaatan adalah bilamana SDM LAPAN ikut terlibat dalam tim perancangan program nasional KFX 2.4.4. Perkembangan Pemanfaatan Perkembangan Pemanfaatan belum ada karena masih dalam proses pengembangan kemampuan SDM dalam merancang Pesawat Terbang Tempur Supersonik, dalam hal
ini perkembangan kemampuan tidak bisa dihasilkan dalam waktu atu atau dua tahun, harus dilakukan secara kontinu dalam waktu paling tidak 3 tahun, hal ini dimungkinkan karena program KFX sendiri direncanakan baru roll out pada tahun 2020, sehingga masih banyak kesempatan bagi SDM LAPAN untuk ikut berpartisipasi dalam tim KFX 2.5. Potensi Pengembangan ke Depan •
Kebutuhan Armada Pesawat Tempur Indonesia sangat tinggi
•
Dukungan Politik untuk mandiri di bidang industri Pesawat Tempur saat ini sangat tinggi, ditandai dgn kerjasama rancangan KFX dgn Korea. Namun tahap selanjutnya harus bisa merancang dan membuat sendiri.
2.6. Kerangka Pengembangan ke Depan
FEASIBILITY STUDY DIAGRAM DEMANDS
PERFORMANCE
REQUIREMENTS MARKETS COMPETITION
TECHNOLOGIES & PROCESSES
FLIGHT PERFORMANCE COSTS RELIABILITY
MANUFACTURING AVIONICS DEVELOPMENT
MARKETS ANAYSIS RECOMMENDATONS
BASIC BUSINESS PLAN
RECOMMENDATIONS FOR ADAPTATION
PREFERRED DIRECTIONS CONFIGURATION SYSTEMS
)
DEVELOPMENT OF TECHNOLOGICAL PROCESSES
RECOMMENDATIONS TO NEW OR INNOVATIVE PRODUCTS
2.7. Strategi Pengembangan Ke Depan Menyelesaikan Penelitian dan Rancangan sampai dengan Prototipe, tentunya dengan pelaksanaan Multiyears, memperluas kerjasama dengan TNI AU sebagai Pemakai/ Konsumen dari Pesawat Tempur Supersonik.
BAB III RENCANA TINDAK LANJUT 3.1. Rencana Pelaksanaan Pencapaian Target Kinerja Pelaksanaan Pencapaian Target Kinerja di rencanakan Sesuai dengan Jadwal Kegiatan, kecuali ada masalah dengan turunnya Dana Tahap 2, sehingga dapat mempengaruhi jadwal pembuatan model aerodinamika untuk uji Terowongan Angin. 3.2. Rencana Koordinasi Kelembagaan – Program
Koordinasi Kelembagaan- Program direncanakan seperti yang telah dilakukan dan telah berjalan dengan lancar. Setiap seminggu sekali dilakukan koordinasi dengan Teknik Penerbangan ITB dan PTDI/PT SMART AVIATION. 3.3. Rencana Pemanfaatan Hasil Libangyasa Pemanfaatan Hasil Libangyasa akan dilakukan setelah tahap pembuatan Prototipe dapat diselesaikan, di mana hal ini dapat diselesaikan apabila setelah tahap Konseptual desain dilanjutkan dengan tahap penelitian/ rancangan berikutnya. 3.4. Rencana Pengembangan ke Depan Setelah Rancangan Konseptual ini diselesaikan maka tahap tahap Perancangan berikutnya dapat dilakukan, seperti : Preliminary Desain dilanjutkan dengan Detail Desain yang tentunya tidak bisa dilakukan dalam 1-2 tahun, seperti halnya Program KFX, baru dapat rollout pada tahun 2020/ 2025. Kegiatan dapat disinergikan sebagai berikut : PETA ALUTSISTA UDARA & INDUSTRI PENDUKUNG2 NYA S/D TA.2025
TNI AU
PESAWAT TRANSPORT
PESAWAT TEMPUR
BERAT
MULTIROLE
2025 2020 2015 2010
RINGAN
LATIH DASAR
HELIKOPTER
MPA U A V
SAR
FIGHTER
LATIH TEMPUR
SERANG ANGKUT
TNI AD
ꓰв
TNI AL PES S I P I L REN PENGUASAAN KEMAMPUAN INDUSTRI DN :
-
TIER-1 TIER-2 2025 2020
2015 2010 -
-KEMAMPUAN TRADING SBG AGEN DARI LN SAJA OR JOINT PRODUCTION, JOINT DEVELOPMENT ATAU UTK MAMPU MERANCANG & BUAT SENDIRI -KEMAMPUAN DESAIN, PRODUKSI/ASSEMBLING, MAINTENANCE, RETROFIT -KEMAMPUAN PENGUASAAN BAGIAN2 INTI/CORE TEKNOLOGI PESAWAT DESAIN, PRODUKSI/ASSEMBLING, MAINTENANCE, UPGRADING/SUBSTITUSI
TIER-3
-KEMAMPUAN PENGUASAAN CRITICAL SPARE PARTS & COMMON PARTS DESAIN, PRODUKSI/ASSEMBLING, MAINTENANCE, UPGRADING/SUBSTITUSI
TIER 4
-KEMAMPUAN MEMPRODUKSI BAHAN BAKU PESAWAT (ALUMINIUM, CARBON COMPOSITE, TITAN, VINIL, ELECTRODE WELDING, DSB)
BAB IV PENUTUP Sebagai awal penelitian untuk merancang Pesawat Terbang Tempur Supersonik, program PKPP ini sangat membantu untuk meningkatkan kemampuan merancang SDM LAPAN, sehingga pada saatnya nanti bisa berperan secara Nasional di dunia perancangan Pesawat Terbang, khususnya Pesawat Terbang Tempur Supersonik. Sampai Tahap ini telah dilalui Perancangan Konseptual,yang nantinya akan dilengkapi dengan Uji Aerodinamika menggunakan model untuk Terowongan Angin, maupun secara teoritis menggunakan Perangkat Lunak CFD