Komunitas Putera Krakatau dan Pokdarwis Way Terjun DESA WAY KALAM Panengahan, Lampung Selatan
2
Penyusun: Komunitas Putera Krakatau dan Pokdarwis Way Terjun Agustus - Oktober 2015 Cetak Edisi Ke– 4, 16 November 2015 Fasilitator Program: Yudas Ermadi dan Zakaria Anwar Editor /Layout: YUDAS ERMADI Dicetak Oleh: Komunitas Putera Krakatau (KPK) Alamat Surat:Perum Ragom Mufakat I Blok F No. 4, Kalianda Blog: www.komunitasputerakrakatau.wordpress.com E-mail:
[email protected] Facebook: Komunitas Putera Krakatau Twitter: @PuteraKrakatau
3
SENARAI Komunitas Putera Krakatau (KPK) merupakan organisasi independen yang bergerak di bidang Ekowisata dan Pemberdayaan Masyarakat di Lampung Selatan. Berdiri sejak 2012 dan menjadi Forum Komunikasi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kabupaten Lampung Selatan berdasarkan SK Bupati Nomor: B /612.a / III.16 /HK /2013 tanggal 20 September 2013. Kini KPK tengah memfasilitasi Desa Way Kalam, Kecamatan Panengahan, menjadi ‘Lokasi Pilot dan Laboratorium Desa Wisata’ di Kabupaten Lampung Selatan. Diharapkan kedepan Desa Way Kalam dapat menjadi lokasi percontohan, tempat belajar dan model pembangunan desa wisata di daerah. Pokdarwis Way Terjun, merupakan Kelompok Sadar Wisata Desa Way Kalam, Kecamatan Panengahan, Kabupaten Lampung Selatan. Mulai terbentuk sejak 2013, Pokdarwis Way Terjun dikukuhkan berdasarkan SK Bupati Nomor: B /539 /III.18 /HK /2015 tanggal 23 Juli 2015. Potensi wisata Desa Way Kalam berbasis pada aset alamiah berupa air terjun, pesona hutan lindung, orisinalitas budaya lokal dan taman bumi (geo-park) Gunung Rajabasa. Bertolak dari kesadaran akan kekayaan potensi wisata lokal yang dimiliki, Pokdarwis Way Terjun berkomitmen dan berjuang untuk mengubah lingkungannya menjadi desa wisata.
4
PENGANTAR Alhamdulillah, setelah melalui proses yang dilakukan bersama Komunitas Putera Krakatau dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Way Terjun, Desa Way Kalam, dalam konteks studi pemandu wisata dan dalam penyusunan materi pelatihan pemandu wisata pada 30 Agustus dan 4 Oktober 2015; akhirnya, sebagian dari materi yang berhasil dirumuskan dapat disajikan dalam bentuk buku: Diktat Pemandu Wisata Desa Way Kalam. Maksud dan tujuan buku ini disusun adalah untuk menjadi sumber referensi dan menjadi buku pegangan, khususnya, bagi anggota Pokdarwis Way Terjun yang akan ditugasi menjadi Tim Pemandu Wisata Desa Way Kalam. Pada tahap ini, konten informasi yang termuat dalam buku baru meliputi 10 (sepuluh) topik, yakni: Profil (singkat) Desa Way Kalam; Wisata Air Terjun Desa Way Kalam; Wisata Paralayang; Wisata Sepeda Downhill; Camping Ground; Agrowisata Kebun Kopi; Geo-Park Danau Gunung Rajabasa; Kuliner Khas Lokal: dan Fasilitas Homestay. Khusus mengenai Wisata Paralayang, kondisi sekarang spot masih berupa lokasi potensi pengembangan dan dalam upaya untuk mendapat dukungan, baik dari praktisi ahli, pemerintah daerah, maupun dari pihak lain yang interest. Kedepan, informasi dalam buku ini akan terus dilengkapi dengan topik: Agrowisata Kebun Jati; Agrowisata Kebun Pisang; dan Wisata Berburu. Kami juga akan mengembangkan paket wisata unggulan lainnya yang tak kalah menarik, seperti: Ziarah Budaya ke Makam Leluhur Masyarakat Lampung Selatan; Tour ke Gunung Anak Krakatau dan Snorkling di Pulau Sebesi; dll. Demikian, semoga buku ini dapat menjadi bekal informasi memadai tentang Desa Wisata Way Kalam dan Pariwisata Kabupaten Lampung Selatan. Dan kepada Tim Pemandu Wisata Desa Way Kalam diharapkan dapat menjadi tim yang profesional. Insya Allah. PENYUSUN
5
DAFTAR ISI SENARAI PENGANTAR DAFTAR ISI 1. Profil Desa Way Kalam ...........................................................
7
2. Wisata Air Terjun: Way Kalam, Anakan, Way Kuya ..............
8
3. Wisata Paralayang ....................................................................
10
4. Wisata Sepeda Downhill ..........................................................
11
5. Camping Ground ......................................................................
12
6. Agrowisata Kebun Kopi ...........................................................
13
7. Geo-Park Danau Gunung Rajabasa ..........................................
15
8. Homestay ..................................................................................
16
9. Kuliner Lokal ............................................................................
17
10. Seni Budaya Lokal ..................................................................
20
LAMPIRAN: Penyusunan Materi Diktat secara Partisipatif Tim Pemandu Wisata Desa Way Kalam Sikap Tim Pemandu Wisata Pola Kerja Tim Pemandu Wisata Ilustrasi Objek Wisata Desa Way Kalam
6
1. PROFIL DESA WAY KALAM Way Kalam secara harfiah terdiri dari kata ‘WAY’, dalam bahasa Lampung artinya ‘Air’; lalu, ‘KALAM’ berarti ‘Batu Ampo’, atau ‘Batu Cadas’. Tetapi dalam versi lain ada juga yang mengartikan ‘WAY’ adalah ‘Air’; dan ‘KALAM’ adalah ‘Berbicara’ (Bahasa Arab); sehingga artinya menjadi ‘Air yang Berbicara’. Secara geografis Desa Way Kalam terletak di ketinggian ± 375 mdpl dan di wilayah lereng Gunung Rajabasa dengan luas wilayah ± 400 Hektar, jumlah penduduk ± 1000 Jiwa (Data Sensus 2014), dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani kebun. Warga Way Kalam 100% beragama Islam dan bersuku Jawa Banten. Sementara, lokasi desa termasuk kedalam Kecamatan Panengahan, Kabupaten Lampung Selatan, dengan batas-batas desa sbb: sebelah Utara berbatasan dengan Desa Taman Baru; sebelah Selatan Kawasan Hutan Lindung Gunung Rajabasa Register 3; sebelah Barat Desa Padan; dan sebelah Timur Desa Pasuruan. Secara historis, riwayat berdirinya Desa Way Kalam dimulai pada tahun 1911. Bermula dari tanah perdikan (artinya, pemberian) dari Tokoh Adat Lampung Desa Gedong Harta dan Banjarmasin ketika itu bernama H. Usman, yang memberikan sebidang tanah untuk lokasi ‘umbul’—tempat bermukim di hutan untuk menggarap kebun, atau ‘camp’ dalam istilah sekarang —kepada M. Said yang berasal dari Cilegon, Banten. Seiring waktu, tanah perdikan kian bertambah luas dan menjadi pedukuhan kecil. Itu disebabkan areal garapan kebun yang juga bertambah luas; dan pemukim yang berasal dari Cilegon, Banten, pun makin bertambah banyak. Hingga pada 1933 M. Said kemudian berputrakan Raden Faqih Said—kelak lebih dikenal sebagai H. Faqih Said dan menjadi pelanjut ketokohan ayahnya. 7
Di masa ketokohan H. Faqih Said inilah wilayah pedukuhan semakin berkembang. Pada era 1960 –an, Pedukuhan Way Kalam menjadi salah satu dusun dari Desa Rawi, Kecamatan Panengahan, Kabupaten Lampung Selatan. Baru di tahun 1975, untuk pertama kalinya dilakukan pemilihan kepala desa; dan Way Kalam menjadi desa yang berdiri sendiri. Saat itu M. Jahri terpilih menjadi Kepala Desa pertama Way Kalam. Sejak berdirinya, Desa Way Kalam terdiri dari 4 (empat) dusun, yakni: Dusun I Way Kalam; Dusun II Sukamaju; Dusun III Inpres; dan Dusun IV Rawa Anom. M. Jahri memimpin sebagai Kepala Desa Way Kalam hingga 1983; setelah itu berturut-turut adalah: M. Misja (1983 – 1995); Arsudin (1995 – 2006); Abdul Rasyid (2007 – 2012); dan saat ini Zaenudin (2012 -2017). 2. WISATA AIR TERJUN 2.1 Lokasi Air Terjun Terdapat 3 lokasi Air Terjun di Desa Way Kalam. Pertama, Air Terjun Way Kalam yang letak lokasinya berada di Dusun 2 Way Kalam, dengan perkiraan ketinggian air terjun 35 meter. Kedua, Air Terjun Anakan yang lokasinya juga terletak di Dusun 2 Way Kalam dengan ketinggian yang paling rendah, yakni sekitar 10 meter. Ketiga, Air Terjun Way Kuya yang berlokasi di Dusun 4, dengan perkiraan ketinggian air terjun sekitar 30 meter. 2.2 Akses Jalan Akses jalan ke Air Terjun Way Kalam berjarak sekitar 1,5 Km dari jalan poros Desa Way Kalam. Melalui jalan onderlagh (batu) ± 1 Km, sementara 500 meter sisanya berupa jalan rabat beton dengan lebar sekitar 1 meter. Lokasi Air Terjun Way Kalam bersebelahan dengan Air Terjun 8
Anakan. Letaknya tidak terpaut jauh. Untuk sampai ke kedua air terjun ini; pengunjung akan melewati dan disuguhi pemandangan perkebunan kopi warga di sepanjang kanan-kiri jalan. Udara dijamin sejuk dan segar. Sementara, untuk berkunjung ke Air Terjun Way Kuya akses jalan mengambil arah yang berbeda, yaitu ke arah lokasi Dusun 4. Lebih dekat dari jalan poros, hanya sekitar 200 meter; namun, kondisi medan ekstrim. Jalan yang dilalui berupa turunan dan jalan setapak melewati hutan belantara dan tebing-tebing pebukitan Kawasan Hutan Lindung Gunung Rajabasa. 2.3 Ilustrasi Keindahan Air Terjun Way Kalam sangat indah, alami, sejuk dan diapit oleh tebingtebing /napal atau cadas gunung; yang di dinding-dindingnya terlihat rembesan mata air alami. Berjalan melintasinya seolah kita melewati suasana green canyon yang sangat unik dan menarik. Mengikuti jalur perjalanan pengunjung biasanya akan ‘ditemani’ suara burung-burung liar dan binatang lain yang merdu mendayu-dayu dari arah hutan. Air Terjun Anakan juga sama indahnya, dengan jarak tempuh yang tidak terlalu jauh; pengunjung sudah bisa menikmati sensasi air terjun alami di wilayah Desa Way Kalam. Dengan ketinggian air terjunnya yang rendah, Air Terjun Anakan sangat recommended bahkan untuk pengunjung anakanak dan dewasa. Terdapat dasar kolam yang cukup memadai untuk para pengunjung bermain air. Asik sekali. Air Terjun Way Kuya memiliki keunikan dan keindahan tersendiri. Curah air terjunnya melebar dan di tengah-tengah curahan air terjun dinding tebingnya banyak ditumbuhi tanaman pakis dan tanaman liar lainnya; sehingga, jika diperhatikan landscape air terjun tampak dilatari oleh 9
taman-taman alami yang sangat menawan. Sungguh merupakan kreasi alam ciptaan ALLAH SWT Yang Maha Indah; anda sangat disarankan untuk berkunjung dan melihatnya. 2.4 Mitos Air Terjun Desa Way Kalam Air Terjun Way Kalam, Anakan dan Way Kuya yang bersumber dari mata air Gunung Rajabasa, konon merupakan mata air terbaik dan tersegar di Lampung. Jika pengunjung pernah sekali kesana dan merasakan kesegaran air alam Gunung Rajabasa; dijamin badan akan senantiasa terasa fit dan bugar. Tentu setelahnya, sulit untuk bisa melupakan kenangan dengan air terjun di Desa Way Kalam. Maka berikutnya akan selalu merasa rindu untuk kembali berkunjung kesini dan merasakan romantisme alam Gunung Rajabasa dan Desa Way Kalam. Insya Allah, percikan air terjun Desa Way Kalam akan membangkitkan kesegaran tiada tara; kesejukan dan kehangatan untuk senantiasa bersahabat dengan alam. 2.5 Larangan Tidak boleh buang air sembarangan dan tidak boleh berbuat asusila; sebab, yang melanggarnya bisa menjadi lupa ingatan—atau, dalam istilah masyarakat disini ‘oyod ming-mang’. 3. WISATA PARALAYANG 3.1 Lokasi Lokasi take off paralayang terletak di Dusun 2 Way Kalam di areal Bukit Saradan. Posisi menghadap ke Timur; dengan sapuan pandang ke dataran bawah meliputi desa-desa di wilayah Kecamatan Panengahan dan Keca10
matan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan. 3.2 Ilustrasi Keindahan Posisi lokasi Bukit Saradan yang tinggi memungkinkan daya pandang melihat bebas (viewing) ke alam sekitar yang ada di bawahnya. Lokasi ini tidak hanya cocok untuk spot paralayang; namun, juga dapat menjadi lokasi alternative camping ground. Di pagi hari; pengunjung dipastikan dapat melihat terbitnya Matahari dari arah Timur. Momen sunset tentu menjadi momen istimewa karena kita dapat menyaksikan keindahan Matahari terbit dari salah satu puncak bukit Desa Way Kalam. 3.3 Luas Lokasi Take Off Luas lokasi sekitar 800 m². Berdekatan dengan lokasi Air Terjun Way Kalam; sekitar 500 meter dari titik lokasi take off paralayang. 3.4 Luas Lokasi Landing Terdapat 2 (dua) opsi lokasi landing paralayang; pertama, berlokasi di lapangan Desa Pasuruan, belakang Kantor Kecamatan Panengahan, Kabupaten Lampung Selatan; kedua, berlokasi di lapangan Desa Sidorejo, Kecamatan Panengahan, Kabupaten Lampung Selatan. Ukuran luas masingmasing lokasi landing paralayang tsb adalah ukuran luas lapangan sepak bola. Kedua lokasi desa yang menjadi titik landing paralayang tsb otomatis berlokasi di bawah dengan masing-masing perkiraan jarak—jika ditempuh jalan darat—dari Desa Way Kalam ke Desa Pasuruan sekitar 10 Km; sementara ke Desa Sidorejo sekitar 12 Km. 4. WISATA SEPEDA DOWNHILL 11
4.1 Informasi Lokasi Kondisi track jalan sepeda downhill berupa jalan rabat beton milik Dinas Kehutanan Kabupaten Lampung Selatan. Dengan kondisinya itu lintasan sepeda relative stabil. Rute, atau posisi track, berada di Kawasan Hutan Lindung Gunung Rajabasa Register 3. Titik start dimulai dari lokasi dekat area Air Terjun Way Kalam, Desa Way Kalam. 4.2 Panjang Track Panjang track sekitar 1500 meter. Dengan titik finish di Dusun Merambung, Desa Way Kalam. Tapi, bagi yang berminat melanjutkan tracking sepeda downhill, maka rute bisa diteruskan Khingga ke lokasi Air Panas Belerang Simpur di desa tetangga, Desa kecapi /Babulang, Kecamatan Kalianda. Untuk sampai kesitu jarak tempuh menjadi sekitar 4000 meter. 4.3 Tantangan /Resiko Terdapat banyak titik track yang beresiko dan menantang. Titik terekstrim terutama dapat dijumpai di suatu tikungan yang kami namakan ‘tikungan cangcut’. Posisi kombinasi tikungan, turunan dan tanjakan; dengan perkiraan sudut elevasi 45⁰. Bagi yang berminat menjajal track sepeda downhill direkomendasikan memenuhi syarat minimum seperti memastikan diri menggunakan sepeda standar MTB (mountain bike) dalam kondisi baik; menggunakan helm dan decker—siku tangan dan lutut. 5. CAMPING GROUND 5.1 Lokasi Lokasi terletak di Dusun 2 Way Kalam. 12
5.2 Luas dan Kapasitas Luas lokasi camping ground sekitar 2500 meter (25 x 100 meter), dengan kapasitas tampung tenda ‘dumm’ kurang-lebih mencapai 80 tenda ukuran standar. 5.3 Daya Tarik Posisi lokasi lapang dan datar. Lokasi berdekatan dengan Air Terjun: Way Kalam dan Anakan. Lingkungan alami, asri dan bernuansa hutan. Udara bersih, sejuk dan segar. Para pekemah dipastikan mendapatkan sensasi alam yang tak terlupakan di camping ground Desa Way Kalam. 5.4 Jarak ke Objek Lain Jarak lokasi camping ground ke objek Air Terjun Way Kalam sekitar 400 meter. Sementara ke Air Terjun Anakan berjarak sekitar 500 meter. Dengan memilih berkemah di lokasi camping ground di Dusun 2 Way Kalam, para tamu tidak terlalu jauh untuk juga dapat menikmati sensasi wisata ke Air Terjun Way kalam dan Air Terjun Anakan. 5.5 Fasilitas Umum Ketersediaan air untuk kebutuhan para pekemah dijamin memadai. Lokasi camping ground berdekatan dengan fasilitas toilet, area parkir dan gerai / warung-warung masyarakat. 6. AGROWISATA KOPI 6.1 Jenis dan Riwayat Kopi Jenis tanaman kopi yang selama ini dibudidaya oleh warga local adalah 13
jenis Arabica. Awalnya di perkebunan warga Desa Way Kalam tanaman kopi tidak begitu diperhatikan. Namun, lambat laun setelah mengetahui kopi merupakan komoditi yang bernilai jual tinggi; warga Way Kalam kemudian menjadikannya sebagai tanaman unggulan dan dibudidaya hingga kini. 6.2 Luas Areal Kebun-kebun kopi warga Desa Way Kalam jika dihitung perkiraan luasnya hingga saat ini mencapai sekitar 3 Hektar. Dan dilihat dari sisi luas kebun yang diusahakan warga desa Way Kalam; kebun kopi tergolong jenis kebun yang cukup mendominasi. 6.3 Dukungan Iklim Mengingat lokasi Desa Way Kalam berada di ketinggian ± 600 mdpl; dan berposisi di lingkungan pegunungan Gunung Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, menyebabkan suhu udara kondusif dan factor iklim sangat mendukung bagi kesuburan tanaman kopi di wilayah ini. 6.4 Penanaman dan Pengolahan Tanaman kopi yang sudah berumur ± 5 tahun dipotong dan dipelihara tunasnya lalu dikawinkan dengan kopi yang sejenis; tujuannya untuk mempermudah pemanenannya di ± 3 tahun berikutnya. Buah kopi yang masuk usia panen (yang tua-tua) dipilah; dirontokkan; dengan cara diambil buahnya—dipetik dengan digenggam dan diputar. Buah-buah kopi yang telah dipanen kemudian dijemur selama sekitar satu minggu. Setelah kering lalu digiling hingga menjadi biji kopi. Biji kopi selanjutnya di ‘sangrai’ (digoreng tanpa menggunakan minyak) hingga menghitam. Setelah di- ‘sangrai’ dan matang sempurna; biji-biji kopi tsb kembali digiling sampai menjadi bubuk kopi. Biji kopi yang sudah diproses men14
jadi bubuk kopi inilah yang berikutnya—setelah diseduh air panas dan ditambahkan gula—siap disajikan dan dinikmati sebagai minuman kopi lezat khas Desa Way Kalam. 7. GEO-PARK DANAU GUNUNG RAJABASA 7.1 Mitos Danau Gunung Rajabasa Lokasi danau terletak di puncak Gunung Rajabasa, dengan perkiraan ketinggian ± 1.281 mdpl. Terdapat mitos yang menarik terkait Danau Gunung Rajabasa. Sejatinya, danau tsb merupakan cekungan kawah bekas letusan Gunung Rajabasa purba, yang karena saat ini sudah tidak lagi aktif; maka, cekungan kawah itu kemudian terisi air membentuk danau. Keunikan dari danau ini adalah di lokasi danau terdapat sebongkah batu istimewa; yang konon, berapapun jumlah orang yang menaiki atau hendak duduk di atasnya akan muat. Padahal penampakan batu tidaklah besar. Itu sisi keunikannya. Lain dari itu, kunjungan ke danau juga bergantung pada ‘nasib baik’ atau tidaknya pengunjung. Jika sedang ber- ‘nasib baik’, maka pengujung akan menyaksikan danau itu penuh berisi air; jika tidak, pengunjung tidak akan menjumpai air danau. Dan penting dicatat, ada tidaknya air di danau; sama sekali tidak berhubungan dengan musim hujan atau kemarau. Jika ‘nasib baik’, bahkan saat kemarau yang paling kering sekalipun, pengunjung tetap akan menemukan danau dengan airnya. Itulah menariknya mitos Danau Gunung Rajabasa. 7.2 Akses ke Danau dan Keindahannya Jalan menuju ke Danau Gunung Rajabasa dapat ditempuh dari Desa Way Kalam. Dari pusat desa, perjalanan dilakukan melalui Dusun Merambung. Lepas dari Dusun Merambung, pengunjung akan ditantang terlebih dahu15
lu untuk menaklukan tiga bukit (punggung Gunung Rajabasa) sebelum mencapai titik puncak lokasi Danau Gunung Rajabasa. Lama perjalanan sekitar 3 jam; kecapatan normal orang dewasa standar hiking. Kondisi medan penuh tantangan dan tergolong ekstrim. Di musim hujan; akses jalan licin dan mudah ditemukan pacet. Tapi, pengunjung dijamin tidak akan menyesal manakala telah sampai di puncak. Karena di puncak kita akan dapat melihat alam sekitar Gunung Rajabasa yang indah dan permai; bahkan, sebab posisi ketinggiannya mendekatkan kita dengan awan, maka di sana seolah kita ada di negeri di atas awan! Rasa pegal-pegal dan capek-capek selama perjalanan, dijamin kontan terbayar dengan suguhan keindahan geo-park alam Gunung Rajabasa. 7.3 Syarat Minimum Hiking Melengkapi diri dengan peralatan outdoor standar hiking yang memadai: kostum celana, baju, sepatu dan jaket gunung, perlengkapan kemah (tenda, matras, perlengkapan masak dan survival, dll). Dianjurkan yang berminat ke lokasi Danau Gunung Rajabasa adalah yang terbiasa dengan aktifitas outdoor, cross country dan pecinta alam. Karena pengalaman, ketahanan fisik dan mental sangat dibutuhkan untuk menjajal wisata geopark ini. 8. HOMESTAY 8.1 Jumlah dan Kapasitas Homestay Terdapat 13 unit homestay sebagai fasilitas pemondokan dan akomodasi di Desa Way Kalam, dengan kapasitas kamar seluruhnya mencapai 22 kamar; 1 kamar untuk 2 orang tamu. 16
8.2 Konsep Live In Para tamu dapat menginap di desa way kalam dengan konsep live in di rumah-rumah penduduk (homestay). Homestay warga dipastikan bersih dan nyaman; dengan pelayanan yang ramah dan hangat; para tamu akan diterima seperti di tengah keluarga sendiri. 8.3 Fasilitas Fasilitas toilet di setiap homestay dipastikan sehat dan bersih; kamarkamar penginapan dalam kondisi sehat dan bersih; dengan fasilitas air dan listrik memadai. 8.4 Akomodasi Untuk keperluan makan, minum, dll (food, beverages, snack, etc); homestay akan menyediakan sajian panganan menu lokal dan menjamin kebutuhan konsumsi para tamu. Untuk menu makan /minum harian, tamu dapat memilih berdasarkan paket menu yang ditawarkan. 9. KULINER LOKAL Terdapat beberapa Kuliner Lokal Way Kalam yang wajib dinikmati pengunjung. Meski beberapa mungkin dari namanya tidak asing bagi kita; tetapi Kuliner Way Kalam tetap memiliki citarasanya sendiri yang khas, unik dan berbeda. Berikut diantara jenis Kuliner Ala Way Kalam yang siap disajikan ke pengunjung: 9.1 Aneka Makanan (Food) 17
> Kredok Spesial Way Kalam (Bahan: sayuran mentah /segar seperti kacang panjang, kol, timun, toge; Bumbu: kacang tanah, gula merah, garam, cabe, bawang putih, air, asem jawa; Penyajian: bumbu diulek sampai halus kemudian dicampur dengan bahan yang sudah dirajang) > Cilok Way Kalam (Bahan: tepung terigu; Bumbu: kacang tanah, gula merah, garam, cabe, bawang putih, penyedap rasa; Penyajian: bahan diaduk dengan air panas kemudian dibentuk bulat-bulat seperti bakso dan direbus sampai masak, kemudian bumbu yang sudah diulek dicampurkan dengan bahan) > Nasi Uduk Khas Way Kalam (Bahan: beras, kelapa /santan; Bumbu: garam, ketumbar, kayu manis, sereh, salam Penyajian: masak nasi sampai matang lalu bumbu dicampurkan) > Sayur Sumbrah Khas Way Kalam (Bahan: jagung, melinjo muda, pepaya muda, kekara, cokrak, dll; Bumbu: garam, penyedap rasa, asem kandis, daun salam; Penyajian : sayur sumbrah lebih nikmat disajikan pada saat makan siang dengan sambal terasi, ikan asin dan tempe goreng. Jika ditambahkan lalap petai rasanya akan jauh lebih nikmat; apalagi jika makannya dilakukan bersama atau beramai-ramai) > Kue Bugis Way Kalam (Bahan: tepung ketan, tepung beras, kelapa parut, gula aren; Penyajian: Kue bugis yang disajikan sebagai teman kopi dingin atau minuman panas lainnya rasanya lebih nikmat. Kue bugis juga cocok disajikan sebagai hidangan tamu) 9.2 Aneka Minuman (Beverages) 18
> Kopi Way Kalam (Bahan: kopi bubuk, gula pasir, air panas; Penyajian: Lebih nikmat disajikan sebagai minuman sore atau malam hari atau pada suasana dingin) > Bandrek Way Kalam (Bahan: gula merah, jahe; Penyajian: Lebih nikmat disajikan sebagai minuman malam hari atau pada suasana dingin) > Lahang (Nira) Way Kalam (Bahan: air lahang (nira), air mineral; Penyajian: setelah direbus setengah matang bahan dicampur es batu, lebih nikmat disajikan di siang hari di saat suasana panas) 9.3 Lain-lain Kuliner > Jipang ala Way Kalam > Kopi Durian ala Way Kalam > Keripik Pisang Way Kalam > Keripik Singkong Way Kalam > Keripik Talas Way Kalam > Minyak Keletik Khas Way Kalam)* )*Minyak keletik berkhasiat istimewa: menggoreng lebih gurih dan matang, lebih higienis; bisa digunakan untuk menyehatkan rambut (mempertahankan kehitaman rambut dan menunda tumbuhnya uban); ampuh digunakan sebagai minyak urut; dan bahkan bisa juga digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka bakar, luka segar dan luka lama.
Selain menu di atas, tentu masih banyak sajian menu lainnya yang dapat dipilih sesuai selera pengunjung; baik yang bersifat makanan berat (food) untuk sarapan pagi – makan siang- dan makan malam, makanan ringan (snack, aneka penganan, dll), ataupun pilihan minuman lainnya (baverages). 19
10. SENI BUDAYA LOKAL Dikarenakan penduduk Desa Way Kalam muasal masyarakatnya adalah dari Cilegon, Banten; maka, seni budaya lokal yang mendominasi di desa ini adalah seni pencak silat. Terdapat 2 (dua) aliran pencak silat yang berkembang di tengah-tengah masyarakat Way Kalam, yakni: Pencak Silat Terumbu Bandrong Cilegon Banten dan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate Way Kalam. Pencak Silat Terumbu Bandrong merupakan seni pencak asli Banten. Dikenalkan pertamakali oleh Ki Patih Jaga Laut—Banten, di Zaman Nusantara—Bandrong merupakan nama jenis ikan terbang yang sangat gesit, dapat melompat tinggi, dan menyerang keras dengan moncongnya yang bergerigi tajam. Ikan tsb menginspirasi Ki Patih untuk kemudian menamakan ilmu ketangkasan beladiri yang diciptakannya ‘Pencak Silat Terumbu Bandrong’. Di Era Modern atau Zaman Indonesia Merdeka, Pencak Silat Terumbu Bandrong pun masuk dan menjadi bagian dari seni budaya masyarakat Desa Way Kalam. Hal tsb melalui kepeloporan H. Faqih Said, Kijari (Alm) dan Sabeli (Alm). Seni Pencak Silat Terumbu Bandrong yang saat ini dipimpin oleh Bapak Heri Zaman berhasil menjadi wadah perkumpulan pemuda Desa Way Kalam. Dan di Way Kalam telah menjadi tradisi acara hajatan (pernikahan atau khitanan) dimeriahkan dengan kesenian ini. Di masa kini, Pencak Silat Terumbu Bandrong, lebih dikenal dengan nama TTK-KDH (Tjimande Tari Kolot Kebon Djeruk Hilir). Seni pencak ini dalam perform –nya diiringi dengan musik kendang. Sementara, beda dengan Pencak Silat Terumbu Bandrong; Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), merupakan kesenian bela diri yang berasal dari Madiun, Jawa Timur. Tokoh seni bela diri PSHT Desa Way Kalam adalah M. Ali Amin Said—Putera H. Faqih Said, dan kebetulan juga adalah Ketua Pokdarwis Way Terjun, Desa Way Kalam— dan Rohili. PSHT desa way kalam berdiri pada 2005. Kehadiran PSHT kian memperkaya tradisi seni pencak silat di Desa 20
Way Kalam. Kalangan pemuda Desa Way Kalam yang memang sudah akrab dengan seni pencak; juga banyak yang bergabung dan menjadi warga PSHT. Disebabkan keaktifan para pemuda dalam melestarikan seni budaya pencak silat yang tumbuh di desanya membuat persatuan di kalangan mereka pun terjalin kuat. Untuk Program Desa Wisata Way Kalam, para praktisi seni bela diri ini siap menampilkan atraksi sambung seni beladiri dan seni tenaga dalam seperti menggantung di neon; mematahkan es balok; mematahkah besi dragon; mematahkan gorong-gorong cor beton; dll. Di samping tentu ikut disajikan pula perform kesenian kendang sebagai musik latar dan menyediakan tenaga instruktur bagi para pengunjung yang berminat menjajal seni bela diri Desa Way Kalam.
21
LAMPIRAN: Penyusunan Materi Diktat secara Partisipatif
Fasilitasi Diskusi Kelompok
Teknis Presentasi Kelompok
22
LAMPIRAN: Tim Pemandu Wisata Desa Way Kalam ARI MUHLISIN
MAHFUDIN
ABDUL BASYIR
ROSADI
HAMDAN
NAHWANI NURROHIM
MASNUN
ROHMANI SODRI NILA
23
LAMPIRAN: Sikap Pemandu Wisata Di awal Kegiatan:
Perkenalan diri pemandu Informasi dasar objek-objek wisata Kalimat ajakan
Saat Memandu Wisatawan: Penjelasan situasi /lokasi Penjelasan tempat-tempat Penjelasan detail informasi objek-objek wisata Menyilakan wisatawan menikmati objek wisata tujuan
Saat Selesai Kunjungan ke Objek Wisata: Menanyakan kesan-kesan wisatawan Menyampaikan kalimat penggugah semangat wisatawan Menawarkan rehat ke wisatawan untuk jajan (makanan) atau belanja (souvenir) Lanjut ke objek wisata selanjutnya Kembali menyampaikan informasi objek wisata tujuan
Di akhir kegiatan: Kembali menanyakan kesan-kesan wisatawan Penyampaian apresiasi kepada wisatawan Permohonan maaf atas kekurangan dalam layanan jasa yang diberikan Menutup dengan yel-yel
24
LAMPIRAN: Pola Kerja Tim Pemandu Wisata Pentingnya Bekerja Tim: Pemandu wisata penting bekerja Tim agar ada pembagian kerja yang jelas dalam menerima dan melayani wisatawan Pembagian Peran Tim:
Ada anggota Tim yang berperan menjelaskan pilihan-pilihan objek wisata yang ditawarkan kepada wisatawan Ada anggota Tim yang berperan menjelaskan riwayat dan detail informasi objek-objek wisata dan suasana yang suguhkan di lokasi ke wisatawan Peran anggota Tim saling mengisi Kemana Wisatawan Dipandu: Wisatawan dipandu ke objek-objek wisata yang telah dipilihnya Bagaimana Profil Pemandu Wisata: Informatif Atraktif Friendly /ramah Terbuka Rileks Ada sisipan humor
25
LAMPIRAN: Homestay Desa Way Kalam Fasilitas Pendukung: Air, Listrik, TV /radio, AC*, Kulkas, Kolam )*di homestay tertentu tersedia Kamar Tidur dan Toilet: Kondisi layak* )*kelayakan telah melalui verifikasi Daftar Homestay: Pemilik
Luas Lahan
Kamar
Ruang
Alamat Dusun
Saprudin
160 m²
1
2
RT 2/RW 1 Way Kalam
Masnun A.
160 m²
1
1
RT 2/RW 1 Way Kalam
Muhlisin
225 m²
1
2
RT 2/RW 1 Way Kalam
Sri Giyanti
66 m²
1
1
RT 3/RW 3 Way Kalam
Misra
35 m²
1
1
RT 3/RW 3 Way Kalam
Sam’un
20 m²
1
2
RT 4/RW 2 Way Kalam
Suri
40 m²
1
3
RT 4/RW 2 Way Kalam
Ahmad Idris
200 m²
1
4
RT 5/RW 2 Way Kalam
Hasbuloh
40 m²
1
1
RT 5/RW 2 Way Kalam
Muhidin
30 m²
1
4
RT 5/RW 2 Way Kalam
Hasbunah
130 m²
1
1
RT 6/RW 3 Way Kalam
W. Sunarto
675 m²
1
1
RT 6/RW 3 Way Kalam
Heri
612 m²
1
1
RT 7/RW 4 Way Kalam
Safe’i
712 m²
1
1
RT 7/RW 4 Way Kalam
Sahrani
20 m²
1
1
RT 7/RW 4 Way Kalam
26
LAMPIRAN: Ilustrasi Objek Wisata Desa Way Kalam
Air Terjun Way Kalam
27
LAMPIRAN: Ilustrasi Objek Wisata Desa Way Kalam
Air Terjun Way Kuya
Air Terjun Anakan
28
LAMPIRAN: Ilustrasi Objek Wisata Desa Way Kalam
Potensi Spot Paralayang Bukit Saradan
Track Sepeda Down Hill
29
LAMPIRAN: Ilustrasi Objek Wisata Desa Way Kalam
Seni Budaya Lokal
Gunung Rajabasa
30
LAMPIRAN: Ilustrasi Objek Wisata Desa Way Kalam
Puncak Gunung Rajabasa
Mitos Danau Gunung Rajabasa
31
LAMPIRAN: Ilustrasi Objek Wisata Desa Way Kalam
Agrowisata Kebun Kopi
Homestay Desa Way Kalam
32
33