Analisis Pembiayaan Akad Ijarah Muntahiyah Bittamlik Berdasarkan PSAK 107 dan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 27 Pada Bank Muamalat dan Bank DKI Syariah
Dealin Mahaputri Leonika-21210718
Analisis Pembiayaan Akad Ijarah Muntahiyah Bittamlik Berdasarkan PSAK 107 dan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 27 Pada Bank Muamalat dan Bank DKI Syariah
Latar Belakang
Ide dasar pengembangan prinsip syariah pada perbankan didasari oleh keinginan umat muslim untuk menjadi muslim yang kaffah. Dengan benar-benar menjalankan syariah Islam dalam setiap aspek kehidupannya, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan muamalah sebagai bagian yang mengatur hubungan semua manusia. Bank Muamalat yang saat itu merupakan bank syariah pertama di Indonesia menjadi salah satu bank yang terbilang stabil diantara bank konvensional lainnya yang banyak melakukan merger. Maka dari itu bank konvensional seperti Bank DKI juga bergabung untuk membuka unit usaha syariah yaitu Bank DKI Syariah.Fatwa Dewan Syariah Nasional dan PSAK merupakan dasar dari prinsip syariah dan pencatatan akuntansi untuk selurus lembaga keuangan syariah.
Rumusan & Batasan Masalah
Rumusan Masalah : 1. Bagaimana penerapan pembiayaan akad ijarah muntahiyah bittamlik pada Bank Muamalat dan Bank DKI syariah? 2. Bagaimana perlakuan akuntansi dalam pembiayaan ijarah muntahiyah bittamlik berdasarkan PSAK 107 pada Bank Muamalat dan Bank DKI Syariah? 3. Bagaimana perlakuan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 27 dalam pembiayaan ijarah muntahiyah bittamlik di Bank Muamalat dan Bank DKI Syariah? Batasan Masalah : Dalam penulisan skripsi ini penulis hanya membatasi masalah pada pembiayaan akad ijarah muntahiyah bittamlik tahun 2014 pada PT Bank Muamalat dan Bank DKI Syariah yang berdaarkan pada PSAK 107 dan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 27.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penerapan pembiayaan akad ijarah muntahiyah bittamlik pada Bank Muamalat dan Bank DKI syariah. 2. Untuk mengetahui dan menganilisis perlakuan akuntansi dalam pembiayaan ijarah muntahiyha bittamlik berdasarkan PSAK 107 pada Bank Muamalat dan Bank DKI Syariah. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis perlakuan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 27 dalam pembiayaan ijarah muntahiyah bittamlik di Bank Muamalat dan Bank DKI Syariah.
Analisis Pembiayaan Akad Ijarah Muntahiyah Bittamlik Berdasarkan PSAK 107 dan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 27 Pada Bank Muamalat dan Bank DKI Syariah
DEFINISI akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa, dalam waktu tertentu dengan pembayaran upah sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. akad ijarah dimana kepemilakan aset tetap pada yang menyewakan dan si penyewa mengambil manfaat/menggunakan aset tersebut. Namun, pihak yang menyewakan di awal akad berjanji (wa’ad) kepada pihak penyewa, bahwa ia akan melepaskan kepemilikan atas aset yang disewakan kepada penyewa.
Analisis Pembiayaan Akad Ijarah Muntahiyah Bittamlik Berdasarkan PSAK 107 dan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 27 Pada Bank Muamalat dan Bank DKI Syariah
Penerapan PSAK 107 dalam Pembiayaan Akad IMBT Tgl 16 Januari 2014, Bank Muamalat melakukan transaksi Ijarah dengan datadata sebagai berikut:
Contoh Kasus pada Bank Muamalat a.
Jenis akad
: Ijarah Muntahiyah Bittamlik
Nama penyewa
: Sri Wahyuni
Jenis barang yang disewa
: Toyota Avanza
Harga barang perolehan
: Rp 168.000.000,-
Uang muka sewa (20%)
: Rp 33.600.000,-
Harga Pokok Objek Sewa (80%)
: Rp 134.400.000,-
Nilai sisa / residual value
: 00
Jangka waktu sewa
: 3 tahun (36 bulan)
Return yang diharapkan
: 20% / pa
Perhitungan Penyusutam Penyusutan per tahun = Harga Perolehan – Nilai Sisa Jangka waktu sewa Penyusutan per tahun = Rp 134.400.000 – 00 = Rp 44.800.000/tahum 3 tahun Penyusutan per bulan = Rp 44.800.000 = Rp 3.733.333/bulan 12 bulan
b.
c.
Perhitungan harga sewa dari uang muka Harga perolehan
: Rp 134.400.000
Return (20%)
: Rp
Harga sewa
: Rp 161.280.000
Angsuran per bulan (36 bulan)
: Rp
26.880.000
4.480.000/bulan
Perhitungan harga sewa langsung (tidak dari uang muka) Harga perolehan
: Rp 168.000.000
Return (20%)
: Rp
Harga sewa
: Rp 201.600.000
Angsuran per bulan (36 bulan)
: Rp
33.600.000
5.600.000/bulan
Perlakuan Akuntansi atas Ilustrasi Transaksi Terkait Pembiayaan Ijarah Muntahiyah Bittamlik pada Bank Muamalat No 1 2 3
4
Aktivitas Pembelian objek sewa mobil oleh Bank Muamalat Terjadi transaksi ijarah antara bank dan nasabah Penerimaan uang muka sewa mobil dari nasabah ke bank
Beban penyusutan
Dr : Persediaan ijarah Cr : Kas/rekening pemilik aset Dr : Aktiva diperoleh untuk ijarah Cr : Persediaan ijarah Dr : Kas/rekening penyewa Cr : Sewa diterima dimuka Dr. Beban penyusutan Cr. Akum penyusutan Aktiva Ijarah
Rp
Pencatatan 134.400.000
Rp
134.400.000
Rp
33.600.000
Rp
3.733.333
Dr. Sewa Diterima Dimuka Cr. Pendapatan sewa Dr. Kas / rekening penyewa Cr : Pendapatan sewa
Rp
Rp
134.400.000
Rp
134.400.000
Rp
33.600.000
Rp
3.733.333
Rp
4.480.000
Penerimaan Pendapatan IMBT 5
6
7
Pengakuan pendapatan sewa (dari uang muka)
4.480.000
Pengakuan pendapatan sewa langsung (tidak dari uang Rp 5.600.000 muka) Biaya pemeliharaan Apabila pada bulan yang bersangkutan dilakukan perbaikan aktiva ijarah sebesar Rp. 500.000 dengan sistem pencadangan. Dr: Cad beban perbaikan aktiva Ijarah Rp. 500.000 Cr: Kas / rekening Apabila pada bulan yang bersangkutan dilakukan perbaikan aktiva ijarah sebesar Rp. 500.000 dengan sistem langsung (tanpa pencadangan) Dr: Beban perbaikan aktiva Ijarah Rp. 500.000 Cr: Kas / rekening Pemindahan Hak Dr : Akum penyusutan aktiva ijarah Rp 168.000.000 Melalui hibah Dr : Beban Hibah Ijarah Rp Cr : Aktiva ijarah Penjualan obyek sewa sebelum berakhirnya masa sewa dengan harga jual sebesar sisa cicilan sewa atau harga disepakati Dr : Kas/rekening penyewa Rp 50.000.000 Dr : Akumulasi penyusutan aktiva ijarah Rp 153.000.000 Jika harga jual lebih besar dari nilai buku Cr : Aktiva ijarah Cr : Keuntungan penjualan aktiva ijarah harga disepakati Rp.50.000.000,-- nilai buku Rp.15.000.000 (sisa cicilan) Dr : Kas/rekening penyewa Rp 15.000.000 Dr : Akumulasi penyusutan aktiva ijarah Rp 153.000.000 Jika harga jual sama dengan nilai buku Cr : Aktiva ijarah sisa cicilan Rp.15.000.000,-- nilai buku aset Rp. 15.000.000 Dr : Kas/rekening penyewa Rp 10.000.000 Dr : Akumulasi penyusutan aktiva ijarah Rp 153.000.000 Dr : Kerugian penjualan aktiva ijarah Rp 5.000.000 Jika harga jual lebih kecil dari nilai buku Cr : Aktiva ijarah harga disepakati Rp.10.000.000,-- Nilai buku Rp. 15.000.000
Rp
5.600.000
Rp.
500.000
Rp.
500.000
Rp
168.000.000
Rp Rp
168.000.000 35.000.000
Rp
168.000.000
Rp 168.000.000
Kesesuaian Perlakuan Akuntansi atas Pembiayaan Ijarah Muntahiyah Bittamlik pada Bank Muamalat Terhadap PSAK 107 Bank
PSAK 107
Fakta di Lapangan
Kesesuaian
Objek ijarah diakui pada saat objek diperoleh sebesar biaya perolehannya
Sesuai
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN Biaya perolehan Penyusutan
Pendapatan dan beban
Bank Muamalat Perpindahan Kepemilikan
PENYAJIAN
PENGUNGKAPAN
Objek ijarah disusutkan selama masa sewa periode akad IMBT. Pendapatan yang diakui sebesar pendapatan yang diterima oleh bank dari nasabah, yaitu sepenuhnya. Biaya perbaikan dan perawatan ditanggung oleh bank dan diakui sebagai beban. Perpindahan kepemilikan telah diatur didalam akad dimana dapat dilakukan secara hibah kepada nasabah pada akhir akad atau dilakukan jual-beli sebelum masa akad berakhir Pendapatan ijarah yang dilakukan pada Bank Muamalat sudah dikurangi dengan beban-beban yang terkait dengan aset yang disewa. Kepemilikan pertama adalah atas nama bank, setelah masa akad berakhir maka akan dipindahkan kepemilikannya kepada nasabah sesuai dengan wa’ad (janji) pada awal akad.
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Analisis Pembiayaan Akad Ijarah Muntahiyah Bittamlik Berdasarkan PSAK 107 dan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 27 Pada Bank Muamalat dan Bank DKI Syariah
Penerapan PSAK 107 dalam Pembiayaan Akad IMBT Pada tanggal 11 Februati 2014, bank dan nasabah melakukan perjanjian transaksi ijarah rumah yang telah disepakati sebagai berikut :
Contoh Kasus pada Bank DKI Syariah
Jenis akad
: Ijarah Muntahiyah Bittamlik
Nama penyewa
: Sri Wahyuni
Jenis barang yang disewa
: Rumah
Harga barang perolehan
: Rp 500.000.000,-
Uang muka sewa (30%)
: Rp 150.000.000,-
Harga pokok objek sewa (70%)
: Rp 350.000.000,-
Nilai sisa / residual value
: 00
Total pembayaran sewa per tahun
: Rp 67.083.336,- (Rp 5.590.278- per bulan)
Jangka waktu sewa
: 15 tahun (180 bulan)
Opsi pengalihan kepemilikan
: akhir masa sewa
Biaya administrasi
: Rp 4.375.000,- (1,25% dari harga pokok)
Margin / tahun (flat)
: 12,5%
a.
Perhitungan penyusutan dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus Penyusutan per tahun = Harga Perolehan – Nilai Sisa Jangka waktu sewa Penyusutan per tahun = Rp 350.000.000 – 00 15 tahun
= Rp 23.333.333/tahun = Rp 1.944.444/bulan
(a). Perhitungan untuk mendapatkan harga sewa per bulan yang dilakukan Bank DKI: Harga Perolehan
: Rp350.000.000
Margin (12,5%) x 15 tahun
: Rp656.250.000
Harga Sewa
: Rp1.006.250.000,- selama 15 tahun
Angsuran
: Rp5.590.278,- per bulan
Perlakuan Akuntansi atas Ilustrasi Transaksi Terkait Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik pada Bank DKI Syariah No 1 2 3 4 5 6
7
8 9
Aktivitas Nasabah mengajukan proposal pembiayaan Dr : Aktiva kepemilikan rumah Cr: Kas/Rekening Penjual Dr : Aktiva diperoleh untuk IMBT Terjadi transaksi ijarah antara bank dan nasabah Cr: Persediaan rumah IMBT Dr : Kas/rekening penyewa Penerimaan uang muka sewa rumah dari nasabah ke bank Cr : Sewa diterima dimuka Dr : Rekening nasabah Biaya administrasi Bank DKI Syariah Cr : Pendapatan administrasi Dr : Biaya penyusutan (a) Penyusutan objek ijarah rumah Cr : Akumulasi penyusutan Dr : Rekening nasabah Pembayaran uang asuransi dan notaris Cr : Rekening asuransi Cr : Rekening notaris Dr : Kas/rekening penyewa (b) Pendapatan Sewa dari objek sewa rumah Cr : Pendapatan sewa Dr : Piutang pendapatan IMBT Terjadi penunggakan pembayaran Cr : Pendapatan yang ditangguhkan Pembayaran Tunggakan beserta Ta’wid dan angsuran bulan berikutnya Dr : Pendapatan yang digunakan Dr : Rekening penyewa Cr : Piutang pendapatan IMBT a. Pada saat pembayaran tunggakan Cr : Pendapatan sewa Pembelian objek sewa rumah oleh Bank DKI
10
Rp
Rp
500.000.000
Rp
350.000.000
Rp
150.000.000
Rp
4.375.000
Rp
1.944.444
350.000.000
Rp
150.000.000
Rp
4.375.000
Rp
1.944.444 xxx xxx xxx
Rp
5.590.278
Rp
5.590.278
Rp Rp Rp Rp
5.590.278 5.590.278
5.590.278 16.770.834 Rp Rp
5.590.278 16.770.834
Pada saat memasuki 3 bulan penunggakan ternyata nasabah sudah bisa membayar tunggakannya.
a.
11
Pencatatatan Rp 500.000.000
Pada saat pembayaran Ta’wid
Pemindahan Kepemilikan
Dr : Rekening penyewa Rp 300.000 Cr : Ta'wid Rp 300.000 Biaya Ta’wid ini ditentukan oleh Bank DKI Syariah. Biasanya biaya ini sekitar Rp200.000 sampai Rp300.000. ini untuk penggantian jasa yang telah dilakukan oleh pihak Bank untuk menagih nsabah yang menunggak Dr. Akumulasi Penyusutan Rp 350.000.000 Cr. Aktiva Ijarah
Rp
350.000.000
Kesesuaian Perlakuan Akuntansi atas Pembiayaan Ijarah Muntahiyah Bittamlik pada Bank DKI Syariah Terhadap PSAK 107 Bank
PSAK 107
Fakta di Lapangan
Kesesuaian
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN Biaya perolehan
Penyusutan
Pendapatan dan beban
Bank DKI Syariah Perpindahan Kepemilikan
Objek ijarah diakui pada saat objek diperoleh sebesar sebesar biaya perolehannya. Objek ijarah disusutkan selama masa sewa. Pengakuan pendapatan langsung diakui setiap nasabah membayarkan sewanya. Perbaikan dan perawatan objek ijarah ditanggung oleh nasabah sepenuhnya. Perpindahan kepemilikan dilakukan dengan cara dihibahkan atau apabila nasabah melakukan wanprestasi maka nasabah dapat membeli aset tersebut.
Sesuai
Sesuai Sesuai Belum Sesuai
Sesuai
PENYAJIAN
Dalam transaksi pada Bank DKI Syariah sudah diperhitungkan dan disajikan dalam bentuk netto yang berisi beban-beban yang ditanggung oleh nasabah.
Sesuai
PENGUNGKAPAN
Kepemilikan atas aset langsung menjadi atas nama nasabah secara legal, jadi tidak terjadi perpindahan kepemilikan pada akhir masa sewa.
Belum Sesuai
Analisis Pembiayaan Akad Ijarah Muntahiyah Bittamlik Berdasarkan PSAK 107 dan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 27 Pada Bank Muamalat dan Bank DKI Syariah
Perlakuan Fatwa DSN No.27 Terhadap Pembiayaan IMBT BANK MUAMALAT
No Fatwa Ketentuan Umum 1 Ketentuan Rukun dan Syarat Ijarah Sighat Ijarah, yaitu ijab qabul berupa pernyataan dari kedua belah pihak yang berakad (berkontrak, baik secara verbal atau dalam bentuk lain.
Kesesuaian
Keterangan
Sesuai
Pihak-pihak yang berakad: terdiri atas pemberi sewa/pemberi jasa dan penyewa/pengguna jasa. Objek akad ijarah adalah : (a) manfaat barang dan sewa; atau (b) manfaat jasa dan upah
Sesuai
Kesepakatan untuk melakukan akad dilakukan secara verbal (lisan) dan juga dalam bentuk tertulis (dalam bentuk surat perjanjian). Bank Muamalat sebagai pemberi sewa (mu’jir) dan nasabah sebagai penyewa (musta’jir) Pada produk investasi pada Bank Muamalat nasabah sudah memperoleh manfaat atas barang yang di sewa ini bertujuan untuk produktivitas suatu kegiatan usaha.
Sesuai
2
Perjanjian untuk melakukan akad al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik harus disepakati ketika akad Ijarah ditandatangani
Sesuai
Akad yang dipakai setelah terjadinya penandatanganan akad ijarah, kemudian memakai akad Ijarah Muntahiyah Bittamlik yang disepakati oleh Bank Muamalat dan nasabah yang didalamnya terdapat hak opsi untuk dijual kepada nasabah atau dihibahkan pada akhir masa sewa.
3
Hak dan kewajiban setiap pihak harus dijelaskan dalam akad
Sesuai
Didalam akad dijelaskan hak dan kewajiban dari masing-masing pihak.
Sesuai
Setelah dilakukan pembiayaan dengan akad jual-beli (murabahah) selanjutnya dilakukan akad ijarah antara bank dengan nasabah.
Sesuai
Pemberi sewa memberikan akad baru atas pemindahan kepemilikan pada akhir akad sewa aset yang semula milik bank kemudian setelah masa sewa berakhir kepemilikan atas aset dipindah atas nama nasabah.
Sesuai
Pihak bank meakukan pendekatan terhadap nasabahnya secara kekeluargaan untuk musyawarahkan kewajiban nasabah, apabila hal tersebut tidak terselesaikan maka penyelesaiannya dilakukan melalui Bank Arbitrasi Syari’ah
Belum Sesuai
Pencarian aset yang diinginkan dilakukan oleh nasabah atau oleh Bank Muamalat. Seluruh beban perawatan dibebankan kepada bank karena aset yang dimiliki adalah milik Bank Muamalat.
Ketentuan al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik 1 Pihak yang melakukan al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik harus melaksanakan akad Ijarah terlebih dahulu. Akad pemindahan kepemilikan, baik dengan jual beli atau pemberian hanya dapat dilakukan setelah masa Ijarah selesai. 2
Janji pemindahan kepemilikan yang disepakati di awal akad Ijarah adalah wa'd yang hukumnya tidak mengikat. Apabila janji itu ingin dilaksanakan, maka harus ada akad pemindahan kepemilikan yang dilakukan setelah masa ijarah selesai.
Ketentuan Lain-lain 1 Jika ada satu pihak tidak menunaikan kewajibannya dan jika terjadi perselisihan diantara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Bank Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah. 2
Menyediakan barang yang disewakan atau jasa yang diberikan.
3
Menanggung biyaa pemeliharaan barang.
Sesuai
4
Menjanmin bila terjadi cacat pada barang yang disewakan.
Sesuai
Aset yang rusak juga merupakan tanggung jawab Bank Muamalat selaku pemilik aset.
Analisis Pembiayaan Akad Ijarah Muntahiyah Bittamlik Berdasarkan PSAK 107 dan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 27 Pada Bank Muamalat dan Bank DKI Syariah
Perlakuan Fatwa DSN No.27 Terhadap Pembiayaan IMBT BANK DKI SYARIAH
No
Fatwa
Ketentuan Umum 1 Ketentuan Rukun dan Syarat Ijarah Sighat Ijarah, yaitu ijab qabul berupa pernyataan dari kedua belah pihak yang berakad (berkontrak, baik secara verbal atau dalam bentuk lain. Pihak-pihak yang berakad: terdiri atas pemberi sewa/pemberi jasa dan penyewa/pengguna jasa. Objek akad ijarah adalah : (a) manfaat barang dan sewa; atau (b) manfaat jasa dan upah 2 Perjanjian untuk melakukan akad al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik harus disepakati ketika akad Ijarah ditandatangani
3
Hak dan kewajiban setiap pihak harus dijelaskan dalam akad
Ketentuan al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik 1 Pihak yang melakukan al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik harus melaksanakan akad Ijarah terlebih dahulu. Akad pemindahan kepemilikan, baik dengan jual beli atau pemberian hanya dapat dilakukan setelah masa Ijarah selesai. 2
Janji pemindahan kepemilikan yang disepakati di awal akad Ijarah adalah wa'd yang hukumnya tidak mengikat. Apabila janji itu ingin dilaksanakan, maka harus ada akad pemindahan kepemilikan yang dilakukan setelah masa ijarah selesai. Ketentuan Lain-lain 1 Jika ada satu pihak tidak menunaikan kewajibannya dan jika terjadi perselisihan diantara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Bank Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah. 2 Menyediakan barang yang disewakan atau jasa yang diberikan.
Kesesuaian
Keterangan
Sesuai
Kesepakatan untuk melakukan akad dilakukan secara verbal (lisan) dan juga dalam bentuk tertulis (dalam bentuk surat perjanjian).
Sesuai
Bank DKI Syariah sebagai pemberi sewa (mu’jir) dan nasabah sebagai penyewa (musta’jir) Pada Bank DKI objek akad ijarah dilihat dari manfaat barang yang dibutuhkan oleh nasabah. Akad yang dipakai oleh kedua belah pihak merupakan akad Ijarah yang didalamnya terdapat terdapat opsi beli untuk memudahkan status kepemilikan sebelum masa sewa berakhir atau dihibahkan pada akhir masa sewa. Didalam akad dijelaskan hak dak kewajiban dari masing-masing pihak.
Sesuai Sesuai
Sesuai
Sesuai
Penyewa (nasabah) melakukan akad ijarah (sewa menyewa) terlebih dahulu dengan bank dimana dalam akad tersebut sudah terdapat janji untuk melakukan hibah pada akhir masa sewa atau terdapat hak opsi untuk membeli aset tersebut kepada bank.
Belum Sesuai
Pemberi sewa tidak memberikan akad baru atas pemindahan kepemilikan tersebut, karena pada awal akad aset langsung menjadi atas nama nasabah.
Sesuai
Belum Sesuai
Pihak bank meakukan pendekatan terhadap nasabahnya secara kekeluargaan untuk musyawarahkan kewajiban nasabah, apabila hal tersebut tidak terselesaikan maka penyelesaiannya dilakukan melalui Bank Arbitrasi Syari’ah Nasabah yang mencari sendiri aset yang diinginkan.
3
Menanggung biyaa pemeliharaan barang.
Belum Sesuai
Pemeliharaan aset di tanggung sepenuhnya oleh nasabah.
4
Menjanmin bila terjadi cacat pada barang yang disewakan.
Belum Sesuai
Apabila aset yang disewa rusak atau cacat sebelm masa sewa berakhir, maka hal tersebut ditanggung oleh nasabah,
Pengaruh Kombinasi Bisnis Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
KESIMPULAN 1.
Penerapan pembiayaan ijarah muntahiyah bittamlik pada dasarnya pada setiap bank syariah sama, Dimulai dari naabah mengajukan pembiayaan kepada bank, bank memproses pembiayaan sesuai dengan aset yang diinginkan, apabila bank menyetujui membiayai aset tersebut terjadi akad ijarah antara bank dengan nasabah, dimana pada akad ijarah muntahiyah bittamlik terdapat wa’ad bahwa pada akhir masa sewa akan dihibahkan kepada nasabah atau dijual-beli apabila pelunasan sebelum masa sewa berakhir.
2.
Perlakuan akuntansi terhadap transaksi-transaksi keuangan dalam pembiayaan dengan akad ijarah muntahiyah bittamlik pada Bank Muamalat secara keseluruhan sudah sesuai dengan PSAK 107, sedangkan Bank DKI Syariah belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK 107 terdapat beberapa ketidaksesuaian seperti kepemilikan aset yang langsung menjadi milik penyewa (nasabah) dan beban perbaikan dan pemeliharaan aset yang sepenuhnya ditanggung oleh nasabah.
3.
Terdapat ketidaksesuaian pada Bank Muamalat terhadap penyediaan aset yang seharusnya disediakan oleh bank ternyata kenyataannya nasabah mencari sendiri objek aset yang diinginkan. Bank DKI Syariah, terdapat beberapa ketidaksesuaian penerapan pembiayaan ijarah muntahiyah bittamlik pada Fatwa Dewan Syariah No. 27, seperti tidak memberikan akad baru atas pemindahan kepemilikan tersebut karena pada awal akad aset langsung menjadi atas nama nasabah yang mana seharusnya bank melakukan wa’ad pemindahan kepemilikan pada akhir masa sewa, bank tidak menyediakan objek ijarah pada nasabah, biaya pemeliharaan ditanggung sepenuhnya oleh nasabah karena aset pada awal akad ijarah sudah menjadi milik nasabah secara legal, dan apabila aset tersebut rusak maka biaya ditanggung sepenuhnya oleh nasabah.