DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, S. 2004. Pola Gerusan Lokal di Berbagai Bentuk Pilar Akibat Adanya Variasi Debit. Tugas Akhir. Yogyakarta : UGM Rawiyah dan B. Yulistiyanto. 2007. Gerusan local di sekitar dua abutment Tugas Akhir. Yogyakarta : UGM Breuser. H.N.C. and Raudkivi. A.J. 1991. Scouring. IAHR Hydraulic Structure Design Manual. Rotterdam : AA Balkema. Chow, V.T. 1985. Hidraulika Saluran Terbuka. Jakarta : Erlangga Wibowo Martanto. 2007. Pengaruh Arah Aliran Terhadap Gerusan Lokal Disekitar pilar jembatan : UNNES Cahyono Ikhsan. 2008. Analisis Susunan Titai Optimal Sebagai Proteksi Pilar Jembatan Dari Gerusan Lokal . Tugas Akhir. Surakarta : UNS Yulistiyanto. 2001. Model Fisik Pengendalian Gerusan Disekitar Abutmen Jembatan . Tugas Akhir. Yogyakarta : UGM Jazaul ikhsan, dkk. 2006. Pengaruh bentuk pilar jembatan terhadap potensi gerusan lokal . Tugas Akhir. Yogyakarta : UMY
Nina Bariroh Rustiati. 2007. Gerusan local di sekitar abutment Jembatan labuan Tugas Akhir. Palu : Universitas Tadulako
Garde, R.J and Raju K.G.R. 1997. Mechanics Of Sediment Transportation and Alluvial Stream Problem. New Delhi : Willy Limited Hanwar, S. 1991. Gerusan Lokal di Sekitar Abutment Jembatan. Tesis. Yogyakarta : PPS UGM Miller, W. 2003. Model For The Time Rate Of Local Sediment Scour At A Cylb indrical Structure. Disertasi. Florida : PPS Universitas Florida. Pamularso, A. 2006. Pengaruh Bentuk Pilar Terhadap Perilaku Gerusan Lokal. Skripsi. Semarang : UNNES Prasetia, S.P. 2001. Model Pengendalian Gerusan Lokal Akibat Aliran Subkritik di Hilir Pintu Air. Tesis. Yogyakarta : PPS UGM Indra, Purwo. 2000. Pola Gerusan Lokal pada Pilar Jembatan dengan Variasi Sudut Posisi Pilar terhadap Arah Arus. Tugas Akhir. Surakarta:UMS Rangga Raju, K.G. 1986. Aliran Melalui Saluran Terbuka. Jakarta : Erlangga
Setianingrum, R.M. 2003. Efektifitas Penanganan Gerusan Lokal di Sekitar Pilar Pada Kondisai Live-Bed Scour. TA. Yogyakarta : UGM Triatmodjo, B. 2003a. Hidraulika I. Yogyakarta. Beta Offset Triatmodjo,
B.
2003b.
Hidraulika
II.
Yogyakarta.
Beta
Offset
1. Langkah 1. : Menentukan material atau bahan –ban pengujian diantaranya : -
Model pilar lenticular dengan panjang : 6cm ;lebar : 3cm; tinggi :sesuai dengan tinggi alat
-
Bahan sedimen yang akan digunakan adalah pasir lolos ayakan no 200, atau lolos ayakan dengan diameter lubang 0,2 cm
-
Alat penelitian sediment flume ( contoh permodelan seperti sungai )
2. Langkah 2 : Melaksanakan pengujian. -
Menentukan debit kritis
Pasir dihampar dengan tinggi kurang lebih 10 cm sebagai dasar saluran, kita berikan groundsill bagian hulu dan hilir untuk mencegah terjadinya gerusan sewaktu air di masukan kedalam alat percobaan, lihat gambar : pasir
groundsill
groundsill
40 cm
-
40 cm
Masukan air, dan catat debit yang dimasukan Tambah atau kurangi air sampai mendapatkan debit kritis ( ingat debit yang menyebabkan butiran pasir pertama kali bergerak ) Misalkan debit kritis yang diperoleh
Q kritis = debit yg membuat butiran pasir
mulai bergerak
Q kritis = ……………..?
3. Langkah 3 : Menentukan debit(Q) yang digunakan dan tinggi/ kedalaman aliran (h) yang akan digunakan untuk pengujian. -
Setelah mendapatkan debit kritis kita bias menentukan debit yang akan kita gunakan dengan pedoman debit yang kita gunakan harus lebih kecil dari debit kritisnya agar supaya terjadi aliran ‘clear water scouring’ ---- Q < Q kritis Misallkan debit yang kita ambil : Q = 3,5 liter/detik < Q kritis = 3,85 liter/detik
-
Menentukan tinggi aliran ( h )dengan mengukur tinggi air dalam saluran diatas pasir
ΔH
h : ..?
air
10 cm
pasir
Didapat …- Q - h
= ………… .liter/detik = …………. cm
- Ho = h + ΔH = …………… cm 4. Langkah 4 : Menentukan titik pengujian pada model pilar lenticular -
Berikut gambar letak titik pengukuran gerusan yang diamati, kita mencoba mengamati di 12 titik pengamatan agar lebih mudahnya dalam model pilar sudah dituliskan ukuran dan titik pengamatan. Contoh :
5. Langkah 5 : Running pengujian. Pengujian dilakukan pada sudut 5 sudut peletakan yang berbeda. Yaitu : 0 ° ; 5 ° ; 10 ° ; 15 ° ; 20 °
- Catat kedalaman gerusan yang terjadi pada setiap titik pengamatan dan masukan dalam table yang sudah disediakan sampai terjadi keadaan setimbang ( tidak terjadi gerusan lagi )
- Setiap sudut adalah satu pengujian berarti akan ada 6 kali pengujian dengan peletakan sudut yang berbeda
- Setiap pengujian mohon di photo untuk hasil pola gerusan yang ditimbulkan - Sudut peletakan yang diuji searah dengan djarum jam. 90°
0°
180°
360°
6. Langkah : Pencatatan dan penabelan hasil pengamatan. -
Berikut table yang kita buat mohon diisi menurut skala waktu yang ada di table sampai terjadi keadaan setimbang…”Terlampir form table pengamatan”
Q = debit yang digunakan dalam pengujian( hanya 1 debit yang digunakan dan harus sama dalam setiap sudut pengujian ) jangan berganti -ganti debit h
= tinggi air / tinggi aliran
Hpasir
= 10 cm
Ho
= Hflume – Hpasir
atau
h + ΔH
DOKUMENTASI PENELITIAN
Alat uji.
pola gerusan pada sudut 0”
Pola gerusan pada sudut 5 “
Pola gerusan pada sudut 10 “
Pola gerusan pada sudut 15 “
Pola gerusan pada sudut 20 “