DAFTAR PUSTAKA
Abbas KA, Mohammed AZ, Mahmoud SI. 2012. Superficial Fungal infections. Mustansiriya Medical Journal. 11:75-7 Abdelal EB, Shalaby MAS, Abdo HM, Alzafarany MA, Abubakr AA. 2013. Detection of dermatophytes in clinically normal extra-crural sites in patients with tinea cruris. The Gulf Journal of Dermatology and Venereology. 20(1):31-39 Adam, N. 2011. Pengetahuan dan Perilaku Higiene Tenaga Pengolah Makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro. Adiguna, MS. 2011. Update Treatment In
Inguinal Intertrigo And Its
Differential. Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. hlm.309-333 Cobo EA, Silva JC, Cota UA, Machado JR, Castellano LR. 2010. Evaluation of a modified microscopic direct diagnosis of dermatophytosis. J Microbiol Methods. 8l:205-7. Daili SSE, Menaldi LS, Wisnu MI. 2005. Penyakit Kulit yang Umum Di Indonesia. Jakarta: PT. Medical Multimedia Indonesia. hlm. 22-30. Djuanda, A., Hamzah, M., Aisah, S. 2010. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi ke-6. Jakarta: Departemen Ilmu Kedokteran Kulit dan Kelamin FK UI.
Goedadi H, Suwito PS. 2004. Dermatomikosis superficialis. Jakarta: Balai penerbit FKUI. Gupta KA, Cooper EA. 2008. Update in Antifungal Therapy of Dermatophytosis. Mycopathologia. 166:353-367. Haber M. 2007. Dermatological Fungal Infections. Canadian Journal of Diagnosis University of Calgary’s. pp. 64-68. Hainer BL. 2003. Dermatophyte Infections. American Family Physician. 67(1):101-8 Hamzah MS. 2000. Insiden dermatomikosis selama periode Januari 1996Desember 1998 di RSU Dr. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Jurnal Mikologi Kedokteran Indonesia. 1: 5-7. Havlickova B, Czaika VA, Friedrich M. 2008. Epidemiological trends in skin mycoses worldwide. Mycoses. (4): 2-15. Hay RJ, Moore MK. 2004. Rook's textbook of dermatology, edisi ke-7. New York: Blackwell Publishing Company. pp.l407-507. Hermia M. 1983. Penelitian tinea kruris di satu rukun warga di Jakarta. Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia. Hidayati NA, Suyoso S, Hinda D, Sandra E. 2009. Mikosis Superfisialis di Divisi Mikologi Unit Rawat Jalan Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2003–2005. Department Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. 21(1):1-8. Koksal F, Er E, Samasti M. 2009. Causative Agents of Superficial Mycoses in Istanbul. Turkey: Mycopathologia. 168(3):117-23. Kuswadji. 2009. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi ke-5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hlm. 107-9.
Lakshmipathy
TD,
pathogenesis
Kannabiran and
K.
2013.
treatment.
Review
Natural
on
Science.
dermatomycosis: Tersedia
pada:
http://www.scirp.org/journal/NS/. Diakses tanggal 21 September 2014. Listatuin. 2012. Pengaruh Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir Sampah, Personal Higiene, dan Indeks Massa Tubuh (IMT) Terhadap Keluhan Kesehatan Pada Pemulung di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan. Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara. M. A.Tulus, 1992, Manejemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Mubarak, Waqit I. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: Sagung Seto. Nadalo D, Montoya C. 2006. What is the best way to treat tinea kruris?. The journal of Family Practice. 55(3): 256-7. Notoatmodjo S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. hlm.117-20. Palacio DA, Garau M, Escalada GA, Calvo T. Trends in the treatment of dermatophytosis. Departement of Microbiology, Hospital Universitario 12 October. p. 155 Paramata NR, Maidin A, Massi N. 2009. The Comparison of Sensitivity Test of Itraconazole Agent The Causes of Dermatophytosis in Glabrous Skin In Makassar.
Bagian
Mikrobiologi
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Hasanudin. Makassar. hlm.1-14. Patel GA, Wiederkehr M. Schwartz RA. 2009. Tinea Kruris in Children. Pediatric Dermatology. New jersey. Potter PA, Perry AG. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, Dan Praktik .Edisi ke-4. Jakarta: EGC.
Rahmawati, R., 2010. Hubungan Antara Faktor Pengetahuan dan Perilaku dengan Kejadian Skabies di Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Surakarta. Semarang. Rianti, Dwi. dkk. 2010. Analisis Tentang Higiene Dan Sanitasi Lingkungan Dengan Penyebab Terjadinya Penyakit Kulit Di Kecamatan Asemrowo Surabaya: Fakultas Kedokteran. Universitas Wijaya Kusuma. Risdianto A, Kadir D, Amin S. 2013. Tinea corporis and Tinea cruris Cause by Trichophyton Mentagrophytes Type Granular in Asthma Bronchiale Patient. Department of Dermatovenereology Universitas Hasanuddin. 2(2): 31-8. Riski, R. 2013. Hubungan antara masa kerja dan pemakaian masker sekali pakai dengan kapasitas vital paru pada pekerja bagian composting di PT. Zeta Agro Corporation Brebes. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Sajida A. 2013. Hubungan Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan Dengan Keluhan Penyakit Kulit di Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2012. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara. Siregar. 2003. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi ke-2. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta: EGC. Sobera JO, Elewski BE. 2008. Superficial mycoses, edisi ke-2. New York: McGraw Hill. p.1135-64. Straten VRM, Hossain AM, Ghannoum AM. 2003. Cutaneus infections Dermatophytosis, onychomycosis and tinea versicolor. USA: Elsevier. p. 86-92.
Suriadi. 2005. Prevalensi Tinea Kruris Pada Pekerja Usaha Makanan ‘Seafood Kaki Lima’ dan Berbagai Faktor Yang Mempengaruhinya. Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia. Tarwoto, Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Verma S, Hefferman MP. 2008. Fitzpatrick's Dermattology in general medicine, edisi ke-7. New York: McGraw Hill. p.1807-21. Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick’s. 2009. Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. Edisi ke-6. hlm. 692-718. New York: The McGrawHill Companies. Yadav A, Urhekar AD, Mane V, Danu MS, Goel N, Ajit KG. 2013. Optimization and Isolation of Dermatophytes from Clinical Samples and In Vitro Antifungal Susceptibility Testing By Disc Diffusion Method. Journal of Microbiology and Biotechnology. 2(3):19-34.