DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Radius Nyata pada kendaraan dengan kondisi kosong dan kemiringan jalan 0 deg ( flalaman IV-24 ). Grafik 2. Koefisien Understeer pada kendaraan dengan kondisi kosong dan kemiringanjalan 0 deg (flalaman IV-24). Grafik 3. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan guling belakang dengan kondisi kendaraan kosong dengan kondisi awal 10 kID/jam
=
2.7777 m/s
dan sudut kemiringanjalan 0 deg (flalaman IV-25). Grafrik 4. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan skid depan, belakang dengan kondisi kendaraan kosong dengan kondisi awal 10 kmJjam = 2.7777 mls dan sudut kemiringanjalan 0 deg (flalaman IV-25). Grafik 5. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan guling belakang dengan kondisi kendaraan kosong dengan kondisi awa120 lan/jam
=
5.5555 m/s
dan sudut kemiringanjalan 0 deg ( Halaman IV-26). Grafik 6. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan skid depan, belakang dengan kondisi kendaraan kosong dengan kondisi awal 20 kID/jam
=
5.5555 In/S dan sudut kemiringanjalan 0 deg (flalaman IV-26). Grafik 7. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan guling belakang dengan kondisi kendaraan kosong dengan kondisi awal 30 km/jam
=
8.3333 mls
dan sudut kemiringan jalan 0 deg (Halaman IV-27 ).
Vlll
Grafik 8. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan skid depan, belakang dengan kondisi kendaraan kosong dengan kondisi awaI 30 kID/jam
=
8.3333 m/s dan sudut kemiringan jalan 0 deg ( Halaman IV-27). Grafik 9.
Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan guling belakang dengan kondisi kendaraan kosong dengan kondisi awal 40 kID/jam = 11.1111 mls dan sudut kemiringanjalan 0 deg (Halaman TV-28).
Grafik 10. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan skid depan, belakang dengan kondisi kendaraan kosong dengan kondisi awal 40 km/jam
=
11.1111 m/s dan sudut kemiringanjalan 0 deg (Halaman IV-28). Grafik 11. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan guling belakang dengan kondisi kendaraan kosong dengan kondisi awa150 km/jam = 13.8888 mls dan sudut kemiringanjalan 0 deg (Halaman IV-29). Grafik 12. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan skid depan, belakang dengan kondisi kendaraan kosong dengan kondisi awal 50 km/jam =
13.8888 mls dan sudut kemiringanjalan 0 deg (Halaman IV-29). Grafik 13. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan guling belakang dengan kondisi kendaraan kosong dengan kondisi awa160 km/jam = 16.6666 mls dan sudut kemiringanjalan 0 deg (Halaman lV-30). Grafik 14. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan skid depan, belakang dengan kondisi kendaraan kosong dengan kondisi awal 60 kmljam =
16.6666 mls dan sudut kemiringanjalan 0 deg (Halaman IV-30). Grafik 15. Radius Nyata pada kendaraan dengan kondisi kosong dan kemiringan jalan 5 deg (Halaman IV-3J )
Grafik 16. Koefisien Understeer pada kendaraan dengan kondisi kosong dan kemiringanjalan 5 deg (Halaman IV-3J). Grafik 17. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan guling belakang dengan kondisi kendaraan kosong dengan kondisi awal 10 kmljam
=
2.7777 mls
dan sudut kemiringanjalan 5 deg (Halaman IV-32). Grafik 18. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan skid depan, belakang dengan kondisi kendaraan kosong dengan kondisi awal 10 kIn/jam = 2.7777 m/s dan sudut kemiringanjalan 5 deg (Halaman IV-32). Grafik 19. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan guling belakang dengan kondisi kendaraan kosong dengan kondisi awal 20 km/jam = 5.5555 m/s dan sudut kemiringan jalan 5 deg ( Halaman IV-33 ). Grafik 20. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan skid depan, belakang dengan kondisi kendaraan kosong dengan kondisi awal 20 kin/jam
=
5.5555 mls dan sudut kemiringanjalan 5 deg (Halaman IV-33 ).
Grafik 21. Hubungan antara sudut bel ok terhadap kecepatan guling belakang dengan kondisi kendaraan kosong dengan kondisi awal 30 km/jam = 8.3333 mls dan sudut kemiringanjalan 5 deg (Halaman IV-34). Grafik
Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan skid depan, belakang dengan kondisi kendaraan kosong dengan kondisi awal 30 kmljam
=
8.3333 mls dan sudut kemiringan jalan 5 deg ( Halaman IV-34 ). Grafik
Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan guling belakang dengan kondisi kendaraan kosong dengan kondisi awal 40 km/jam = 11.1111 m/s dan sudut kemiringanjalan 5 deg (Halaman IV-35).
Grafik 24. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan skid depan, belakang dengan kondisi kendaraan kosong dengan kondisi awa] 40 km/jam
=
11.1111 mJs dan sudut kemiringan jalan 5 deg ( Halaman IV-35 ). Grafik 25. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan guling belakang dengan kondisi kendaraan kosong dengan kondisi awa150 km/jam = 13.8888 mJs dan sudut kemiringan j alan 5 deg (Halaman IV-36). Grafik 26. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan skid depan, belakang dengan kondisi kendaraan kosong dengan kondisi awal 50 km/jam
=
13.8888 m/s dan sudut kemiringanjalan 5 deg (HalamanIV-36). Grafik 27. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan guling belakang dengan kondisi kendaraan kosong dengan kondisi awa160 km/jam = 16.6666 mJs dan sudut kemiringanjalan 5 deg (Halaman IV-37). Grafik 28. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan skid depan, belakang dengan kondisi kendaraan kosong dengan kondisi awal 60 kmJjam = 16.6666 mJs dan sudut kemiringan j alan 5 deg (Halaman IV-37). Grafik 29. Radius Nyata pada kendaraan dengan kondisi bermuatan dan kemiringan jalan 0 deg (Halaman IV-38 ). Grafik 30. Koefisien Understeer pada kendaraan dengan kondisi bermuatan dan kemiringanjalan 0 deg (Halaman IV-38). Grafik 31. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan guling belakang dengan kondisi kendaraan bermuatan dengan kondisi awal 10 kmJjam = 2.7777 mls dan sudut kemiringanjalan 0 deg (Halaman IV-39).
Grafik 32. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan skid depan, belakang dengan kondisi kendaraan bermuatan dengan kondisi awal 10 ktn/jam = 2.7777 mls dan sudut kemiringan jalan 0 deg ( Halaman IV-39 ). Grafik 33. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan guling belakang dengan kondisi kendaraan bermuatan dengan kondisi awal 20 km/jam
=
5.5555
mls dan sudut kemiringanjalan 0 deg (Halaman IV-40). Grafik 34. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan skid depan, belakang dengan kondisi kendaraan bermuatan dengan kondisi awal 20 kmljam
=
5.5555 mls dan sudut kemiringanjalan 0 deg (Halaman IV-40). Grafik 35. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan guling belakang dengan kondisi kendaraan bermuatan dengan kondisi awal 30 km/jam = 8.3333 mls dan sudut kemiringanjalan 0 deg (Halaman IV-41). Grafik 36. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan skid depan, belakang dengan kondisi kendaraan bermuatan dengan kondisi awal 30 km/jam = 8.3333 mls dan sudut kemiringanjalan 0 deg (Halaman IV-41 ). Grafik 37. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan guling belakang dengan kondisi kendaraan bennuatan dengan kondisi awal 40 km/jam
=
1 LIllI
mls dan sudut kemiringanjalan 0 deg (Halaman IV-42). Grafik 38. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan skid depan, belakang dengan kondisi kendaraan bermuatan dengan kondisi awal 40 krn/jam 11.1111 mls dan sudut kemiringanjalan 0 deg (Halaman IV-42 ).
=
Grafik 39. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan guling belakang dengan kondisi kendaraan bermuatan dengan kondisi awal 50 km/jam = 13.8888
m/s dan sudut kemiringanjalan 0 deg (Halaman IV-43). Grafik 40. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan skid depan, belakang dengan kondisi kendaraan bermuatan dengan kondisi awal 50 kmljam = 13.8888 m/s dan sudut kemiringanjalan 0 deg (Halaman IV-43 ). Grafik 41. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan guling belakang dengan kondisi kendaraan bermuatan dengan kondisi awal 60 km/jam = 16.6666
m/s dan sudut kemiringanjalan 0 deg (Halaman IV-44 ). Grafik 42. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan skid depan, belakang dengan kondisi kendaraan bermuatan dengan kondisi awal 60 km/jam
=
16.6666 mls dan sudut kemiringanjalan 0 deg (Halaman IV-44). Grafik 43. Radius Nyata pada kendaraan dengan kondisi bermuatan dan kemiringan jalan 5 deg ( Halaman IV-45 ). Grafik 44. Koefisien Understeer pada kendaraan dengan kondisi bennuatan dan kemiringanjalan 5 deg (Halaman IV-45). Grafik 45. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan guling belakang dengan kondisi kendaraan bennuatan dengan kondisi awal 10 km/jam
= 2.7777
m/s dan sudut kemiringanjalan 5 deg (Halaman IV-46). Grafik 46. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan skid depan, belakang dengan kondisi kendaraan bermuatan dengan kondisi awaI 10 km/jam = 2.7777 mls dan sudut kemiringanjalan 5 deg (Halaman IV-46).
Grafik 47. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan guling belakang dengan kondisi kendaraan bermuatan dengan kondisi awal 20 km/jam
=
5.5555
mls dan sudut kemiringan jalan 5 deg ( Halaman IV-47 ). Grafik 48. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan skid depan, belakang dengan kondisi kendaraan bermuatan dengan kondisi awal 20 km/jam
=
5.5555 mls dan sudut kemiringanjalan 5 deg (Halaman IV-47).
Grafik 49. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan guling belakang dengan kondisi kendaraan bennuatan dengan kondisi awal 30 kmljam
=
8.3333
mls dan sudut kemiringanjalan 5 deg (Halaman IV-48). Grafik 50. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan skid depan, belakang dengan kondisi kendaraan bermuatan dengan kondisi awal 30 kmljam
=
8.3333 m/s dan sudut kemiringanjalan 5 deg (Halaman IV-48).
Grafik 51. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan guling belakang dengan kondisi kendaraan bermuatan dengan kondisi awal 40 kIn/jam = 11.1111 mls dan sudut kemiringanjalan 5 deg (Halaman IV-49). Grafik 52. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan skid depan, belakang dengan kondisi kendaraan bermuatan dengan kondisi awal 40 km/jam = 11.1111 m/s dan sudut kemiringanjalan 5 deg (Halaman IV-49). Grafik 53. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan guling belakang dengan kondisi kendaraan bermuatan dengan kondisi awal 50 kmljam = 13.8888 mls dan sudut kemiringanjalan 5 deg (Halaman IV-50 ).
Grafik 54. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan skid depan, belakang dengan kondisi kendaraan bermuatan dengan kondisi awal 50 kmljam
=
13.8888 mls dan sudut kemiringanjalan 5 deg (Halaman IV-50). Grafik 55. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan guling belakang dengan kondisi kendaraan bermuatan dengan kondisi awa160 kmljam = 16.6666 m/s dan sudut kemiringanjalan 5 deg (Halaman IV-51 ). Grafik 56. Hubungan antara sudut belok terhadap kecepatan skid depan, belakang dengan kondisi kendaraan bermuatan dengan kondisi awal 60 kmljam 16.6666 mls dan sudut kemiringanjalan 5 deg (Halaman IV-51 ).
=