CONTOH SOAL ASET TETAP BERWUJUD LANJUTAN (TANGIBLE ASSETS)
1. MEMBANGUN (KONSTRUKSI) SENDIRI Pada tanggal 2 Januari 2014, PT MADIRI PERKASA, memutuskan untuk membangun sendiri gedung yang akan ditempati sebagai kantor. Perusahaan mengeluarkan 12% utang hipotik dengan nilai nominal Rp 2.000.000 dan berjangka waktu 5 tahun. Pembangunan gedunng tersebut direncanakan selesai 1 tahun, tepatnya 30 Desember 2014. Dana tersebut dialokasikan seluruhnya ke dalam biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead. Berdasarkan informasi tersebut pengeluaran-pengeluaran kas selama pengerjaan konstruksi gedung dicatat dengan mendebit akun aset dalam Penyelesaian dan mengkredit akun Kas, termasuk membayar bunga selama pengerjaan proyek tersebut. Selanjutnya, bunga yang dibayar setelah konstruksi selesai tidak dikapitalisasi ke dalam aset tetap. Setelah konstruksi gedung selesai dibangun dan siap digunakan maka dilakukan penjurnalan dengan mengkredit akun Aset dalam Pengerjaan dan mendebit akun Aset Tetap – Gedung Perhitungan biaya perolehan gedung selama 1 tahun (2 Januari s/d 30 Desember 2014) sebagai berikut: Biaya Perolehan Gedung Pengeluaran-pengeluaran selama progres Bunga : 12% x Rp 2.000.000.000 Total Biaya Perolehan
Rp 2.000.000.000 240.000.000 Rp 2.240.000.000
Pengeluaran-pengeluaran kas selama pembangunan gedung dan pembayaran bunga selama pembangunan gedung, dicatat ke dalam akun Aset dalam Pengerjaan (debit) dan Kas (kredit). Contohnya pada 29 Januari 2014, perusahaan membeli bahan baku berupa besi, pasir dan semen secara tunai senilai Rp 154.500.000: Pembelian Material Aset dalam Pengerjaan Kas
154.500.000 154.500.000
Pada saat gedung selesai dibangun dan siap digunakan, semua saldo akun Aset dalam Pengerjaan, ditutup ke dalam akun Aset Tetap - Gedung Gedung selesai dibangun Aset Tetap - Gedung Aset dalam Pengerjaan
2.240.000.000
PERTUKARAN ASET TETAP Pertukaran aset tetap, SAK ETAP 2009, 15.11 menyatakan bahwa:
2.240.000.000
Jika aset tetap diperoleh melalui pertukaran dengan aset non-moneter atau kombinasi aset moneter dan aset non-monenter, maka biaya perolehan diukur pada nilai wajar, kecuali a) transaksi pertukaran tidak memiliki subtansi komersial atau b) nilai wajar aset yang diterima atau diserahkan tidak dapat diukur secara andal. Dalam kasus tersebut, biaya perolehan diukur pada jumlah tercatat aset yang diserahkan. Pertukaran yang Memiliki Substansi Komersial Biaya perolehan diakui sebesar nilai wajarnya dan apabila transaksi tersebut terjadi laba maupun rugi atas pertukaran aset tetap akan diakui. Pada 12 September 2014, PT CAHAYA SAMPURNA memiliki mesin dengan biaya perolehan sebesar Rp 475.000.000 dan telah disusutkan hingga saat pertukaran, dengan nilai sebesar Rp 427.500.000. Mesin tersebut ditukar dengan mesin baru yang memiliki nilai wajar Rp 190.000.000. Dalam pertukaran tersebut, perusahaan masih harus membayar kas sebesar Rp 152.000.000, sehingga pertukaran ini dianggap pertukaran yang memiliki substansi komersial. Pertukaran Mesin Nilai wajar mesin baru Kas yang dikeluarkan Nilai wajar mesin lama Nilai buku mesin lama Biaya perolehan mesin lama Akumulasi penyusutan mesin lama
Rp 190.000.000 Rp 152.000.000 Rp 38.000.000
Rp 475.000.000 Rp 427.500.000 Rp 47.500.000 Rp 9.500.000
Rugi pertukaran aset tetap (mesin) Pencatatan Pertukaran Mesin Aset Tetap – Mesin (baru) Akumulasi Penyusutan Mesin (lama) Rugi Pertukaran Aset Tetap Aset Tetap – Mesin (Lama) Kas
190.000.000 427.500.000 9.500.000 475.000.000 152.000.000
PT HARAPAN SELARAS memiliki tanah dan bangunan dengan biaya perolehan Rp114.000.000 dan aset tetap telah disusutkan sebesar Rp 19.000.000. Aseet Tetap memiliki nilai pasar Rp 142. 500.000. Pada 24 Oktober 2014, tanah dan bangunan ditukarkan dengan tanah yang lebih luas dengan harga pasar Rp 171.000.000 dan masih harus membayar Rp 19.000.000 Pertukaran Mesin Harga pasar ranah & bangunan Kas yang diserahkan Nilai wajar aset yang diserahkan Laba rugi pertukaran Harga Pasar tanah & bangunan Nilai buku tanah & bangunan
Rp 142.500.000 Rp 19.000.000 Rp 161.500.000
Rp 142.500.000
Biaya perolehan tanah & bangunan Akumulasi penyusutan
Rp 114.000.000 Rp 19.000.000
Laba pertukaran aset tetap Pencatatan Pertukaran Tanah & Bangunan Aset Tetap – Tanah 161.500.000 Akumulasi Penyusutan Mesin (lama) 19.000.000 Aset Tetap – Tanah dan Bangunan Kas Laba pertukaran aset tetap
Rp 95.000.000 Rp 47.500.000
114.000.000 19.000.000 47.500.000
Pertukaran yang Tidak Memiliki Substansi Komersial Apabila tidak diketahui (sulit ditentukan) nilai wajar atas aset yang ditukarkan (aset lama maupun aset baru), maka biaya perolehan aset tetap yang diterima (aset baru) dicatat sebesar nilai buku (nilai tercatat) aset tetap yang diserahkan. Apabila dalam pertukaran aset tetap tersebut melibatkan transfer kas, maka kas yang dibayarkan akan diakui sebagai rugi pertukaran aset tetap. Sebaliknya terjadi penerimaan kas, maka kas tersebut diakui sebagai laba pertukaran aset tetap. Pada 21 Agustus 2014, PT MAJU KARYA UTAMA menukarkan aset tetapnya berupa kendaraan (sepeda motor) dengan peralatn kantor (komputer).Biaya perolehan kendaraan sebesar Rp 15.000.000 dan akumulasi penyusutan kendaraan sebesar Rp 10.000.000. Pertukaran aset tetap tidak memiliki substansi komersial Aset tetap yang diserahkan (kendaraan) Rp 15.000.000 Akumulasi Penyusutan kendaraan Rp 10.000.000 Nilai buku aset tetap yang diserahkan Rp 5.000.000 Pencatatan Pertukaran Kendaraan dengan Komputer Aset Tetap–Peralatan Kantor (baru) 5.000.000 Akumulasi Penyusutan Kendaraan 10.000.000 Aset Tetap – Kendaraan (Lama) 15.000.000 Pertukaran aset tetap (ase non-moneter) melibatkan transfer kas. Hal tersebut terjadi karena aset tetap tidak memiliki harga pasar yang setara atau harga pasar aset tetap yang diterima sulit ditentukan. PT MAJU KARYA UTAMA apabila dalam pertukaran aset tetap tersebut perusahaan menerima kas Rp 2.000.000, kas tersebut akan diakui sebagai laba atas pertukaran aset. Pada prinsipnya, biaya perolehan aset tetap baru adalah sebesar nilai tercatat (nilai buku) dari aset tetap diserahkan. Apbila transaksi tersebut tidak memiliki substansi komersial atau tidak diketahui nilai wajar dari aset tetap yang dipertukarkan, maka dijurnal: Pencatatan Pertukaran Kendaraan dengan Komputer Kas 2.000.000 Aset Tetap–Peralatan Kantor (baru) 5.000.000 Akumulasi Penyusutan Kendaraan 10.000.000 Aset Tetap – Kendaraan (Lama) 15.000.000
Laba Pertukaran Aset Tetap
2.000.000