Contoh-Contoh Pembangunan KLASTER
DOKUMENTASI
&
ARSIP
BAPPENAS No. e:.SyZ/ .,.3P,crass : ........../3///.....
Acc
checked,'.'i6,t:.&..;..'^I:
Di
rektorat
Pengembangan Kawasan Khusus dan Tertinggal BAPPENAS
DAFTAR
ISI
1.2.2 Inovasi ................. 1.2.3 Pernbentukan Usaha Baru
1.3 Kelahiran, Evolusi, dan PenurunanKlaster t.4 Klaster dan Pembangunan Ekonomi .......,,........ 1.4.1 Memilih Lokasi 1.4.2 Pertalian Klaster...... 1.4.3 Mengupgrade Klaster........ 1.4.4 Bekerja secara Kolektif 1.5 Klaster dan Kesalahan pada Kebijakan Industri 1.6 Klaster dan Tanggung Jawab Pemerintah-Swasta..........
II PENDEKATAN KLASTER SEBAGAI INSTRUMEN KEBI]AKAN PENGEMBANGAN BAB
2.1 2.2 2.3 2.4
WILAYAH
2.5 Kesimpulan
3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6
............
9
......... 9 Kecenderungan Model/Teori Pengembangan Wilayah ...........,... 11 Metodologi Perbandingan Klaster ................. 12 Pendekatan Klaster Sebagai Model Pengembangan Wilayah Pendekatan Klaster Sebagai Model Perumusan Kebijakan ..............................,.......14 ................. 14 2.4.1 Kerangka strategis pendekatan klaster ...........:.............15 2.4.2 Sumberdaya pendekatan klaster
2.4.3 Indikator pendekatan klaster 2.4.4 Mekanisme penerapan pendekatan klaster
BAB
....... 3 .................4 ..............,.,....., 4 .............,, 4 .............. 5 .......5 ................ 5 ..................... 6 ............... 6 ...................... 6
III
..............
KLASTER SEBAGAI STR,ATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI
Pendahuluan
Definisi
............
............15 ............16 .............16
BARU.,.....................19
.............19 .............20 ..............22 .................23
Klaster dan Tangung lawab Sosial Isu-isu Penting Seputar Klaster Perusahaan di dalam dan di luar klaster ......26 Hambatan dan Rintangan Terhadap Partisipasi dalam Klaster .................................29
3.6.1 Rendahnya Tingkat Ketrampilan dan Penga|aman............... .......29 ................30 3.6.2 Mafiinalisasi Sosial dan Ekslusifitasdalam Masyarakat ......3O 3.6.3 Jarak ...............31 3.6.4 Perantara yang belum berperan optimal 3.6.5 Kurangnya Wawasan .......................31 ................31 3.6.6 Dampak Ekonomi Baru (New Economy) .................32 3.6.7 Dominasi Industri Besar dan Konsolidasi Konsumen ...,....................32 3.6.8 Kesenjangan Modal ................33 3.7 Upaya-Upaya untuk Mengoptimalkan Peluang 3.7.1 Ketersediaantenagakerjayangberkualitas............. ................33 ..........34 3.7.2 Bekeqasama dengan perguruan tinggi lokal ............35 3.7.3 Menggunakan jasa perantara ....,.............36 3.7.4 Menciptakan peluang kerja dan membangun karier 3.7.5 Melibatkan organisasi yang mendukung modernisasi dan inovasi ..................37 3.7.6 Memfasilitasi dan mendukung jaringan bisnis serta keterampilan ..................38
3.7.7 Menyeiiakandanauntukmemacupertumbuhan,..,.................38 3.7.8 Bekerja dengan Asosiasi Klaster........ 3.7.9 Memperlonggar persyaratan sebuah klaster
......,............39 ..........39 3.7.10Mendorong dan mendukung inovasi dan kewiraswastaaan .........40
3.7.11Menemukan posisi dalam pasar dan menggarapnya 3.8 Tindak Lanjut......... BAB IV KONSEP KLASTER, JARINGAN, DAN DAYA
4.1 Pelajaran Dari Eropa 4.2 Pelajaran Dari Negara Berkembang 4.3 Pelajaran Yang Dapat Ditarik 4.4 Kritik
BAB V MENGEMBANGKAN EKONOMI BERBASIS
...........
SAING
KLASTER
..'....4L ................43
..."".45 ..'....'..'...' 46 .....'.."..'47 .......................50 ...'..........'50 ....."53
5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6
t'lengapa Memberikan Perhatian pada Klaster? .....'..'....... Keuntungan yang diperoleh Perusahaan dari Klaster Keuntungan Keras dan Lunak dari Klaster........ Kebijakan Baru untuk Pembangunan Ekonomi
5.7 5.8 5.9
Mengetahui Klaster, Memahami Ekonomi Menentukan Pembangunan Klaster Menemukan Hubungan Memetakan Hubungan ................67 Pilihan Kebijakan untuk Mendukung Klaster Kompetitif .... Mengorganisir dan Menyediakan lasa yang Didukung oleh Pemerintah .............68 Kepada Klaster........ ..'.......7O Investasi pada Klaster. ........"".72 Memperkuat Jaringan dan Perilaku Kerjasama .'......74 Pengembangan Sumber Daya Manusia.........'..'... ....'....77 Kebijakan untuk Mendukung Kesetaraan............ ..."..."-.........77 Melibatkan Perantara Pekerjaan Berbasis t4asyarakat.. ------74 Mendukung Asosiasi Industri dan Perantara di Wilayah Tertinggal ...................78 Mendukung Tanggung Jawab Masyarakat antar Klaster Menyediakan Insentif dan Subsidi untuk Mendukung Pekerjaan Masyarakat .........79 Berpendapatan Rendah dan di Wilayah Tertinggal
5.10 5.11 5.LZ 5.13
5.!4
5.15 5.16 5.L7 5.18 5.19 5.20
Mengapa Berubah Sekarang Bagaimana Klaster Tumbuh
5.6.1 Konsep 5.6.2 Hubungan ............ 5.6.3 Kompetensi ...........
.............'..53
........."...".......54 ......'.....54 ...'....".'.'56 ................'...56 ................"...58 .....................58 ..'...59 ......'.'..'......".'.52 .....'....."........63 ...........64 '.'.......66
BAB VI UPAYA PEMERINTAH DAERAH UNTUK MENDUKUNG KLASTER ""......81 .'........"..'...81 6.1 Langkah untuk Memahami Ekonomi Wilayah ...........'....83 6.2 Langkah Perjanjian '............83 6.3 Tindakan untuk Mengorganisasikan dan Menyalurkan Layanan 6.4 Langkah untuk Membangun Tenaga Kerja yang Terspesialisasi ..'...................'.....'..85 .......'............86 6.5 Langkah untuk Menstimulasi Inovasi dan Kewirausahaan .'.'........87 6.6 Langkah untuk Pemasaran dan Membuat Brand Suatu Wilayah .............:..88 6.7 Langkah untuk Mengalokasikan Sumber Daya dan Investasi
DAFTAR TABEL Tabel Tabel Tabel
3.1 5.1 5.2
Rintangan dan Hambatan terhadap Partisipasi Penuh dalam K|aster.........33 ............55 Keuntungan yang berwujud dari Klaster Keuntungan tidak berwujud dari Klaster ...........56
Bab
I
Klaster dan Kompetisi Ekonomi Baru
BAB I KLASTER DAN KOMPETISI EKONOMI BARU Modal, barang, informasi, dan teknologi dapat diperoleh secara mudah saat iniseiring dengan berkembangnya teknologi komunikai dan informasi. Secara teoritis, pasar global yang semakin terbuka serta kemajuan transportasi dan komunikasi membuat faktor lokasi
tidak lagi terlampau dipertimbangkan dalam kompetisi. Namun demikian hal ini masih menyisakan beberapa pertanyaan, misalnya mengapa suatu perusahaan di suatu daerah lebih berhasil daripada di daerah lain? Atau mengapa ada kesamaan pada perusahaan tekstil di California dengan perusahaan sepatu di ltalia Utara?
Ekonomi dunia pada saat ini didominasi oleh klaster. Klaster memiliki ciri khas tersendiri dan bersifat pamdoks, dimana keuntungan kompetitif pada ekonomi global, misalnya
ilmu pengetahuan, kerja sama, dan motivasi, terjadi di level lokal serta tidak berhubungan dengan faktor jarak. Meskipun jarak sangat penting bagi kompetisi dalam klaster, perannya
tidak sepenting masa lampau. Paradoks lokasi dalam ekonomi globat mernperlihatkan bagaimana perusahaan secara kontinyu menciptakan keuntungan kompetitif. Faktor lokasi seringkali diabaikan meskipun kesuksesan kompetisi dan inovasi terjadi karena terkonsentrasi secara geografis.
Klaster mempengaruhi daya saing di dalam negara dan antarnegara. Klaster telah menciptakan pandangan baru tentang lokasi, menantang pandangan lama tentang bagaimana perusahaan seharusnya diatu; bagaimana institusi sepedi perguruan tinggi dapat berperan
Mengenal Klaster
dalam kompetisi ekonomi, dan bagaimana pemerintah dapat berperan dalam mengembangkan ekonomi da n ting kat keseja hteraa n masyarakat.
1.1 Definisi Klaster Klaster merupakan konsentrasi geografis perusahaan dan institusi yang saling berhubungan pada sektor tertentu. Klaster mendorong industri untuk bekerja sama sekaligus bersaing satu sam a lain. Selain industri, klaster juga terdiri dari pemerintah dan institusi yang menyediakan berbagai dukungan layanan seperti pelatihan , pendidikan, informasi, penelitian, dan dukungan teknologi. Klaster dicirikan dengan adanya keterkaitan antara perusahaan dan industri yang saling melengkapi satu sama lain. Selain itu klaster tidak didefinisikan dalam satu wilayah administratif, namun dapat melewati batas-batas wilayah. Dalam klaster, setiap perusahaan berkompetisi dengan ketat untuk mempertahankan pelanggan karena tanpa kompetisi yang ketat klaster tidak akan berkembang. Selain berkompetisi, klaster juga saling bekerja sama baik dengan industri lain yang terkait maupun lembaga-lembaga lokal. Klaster industri yang
bekembang secara independen dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan fleksibilitas.
L.2 Klaster dan Kompetisi Kompetisi ekonomi dalam dunia modern saat ini bergantung kepada produktivitas dan bukan sekedar kepada akses suatu perusahaan terhadap input atau skaia usaha yang dimiliki. Produktivitas bergantung kepada bagaimana perusahaan berkompetisi, dan bukan pada bidang dimana mereka berkompetisi. Ketertarikan perusahaan untuk berkompetisi di suatu lokasi tertentu bergantung kepada kualitas lingkungan usaha lokal. Sebagai contoh, suatu kelompok usaha tidak mungin melakukan investasi pada suatu wilayah tanpa infrastruktur transportasi yang baik. Melalui klaster; iklim kompetisi lokal yang baik dapat dibangun. Klaster dapat mempengaruhi kompetisi
dalam tiga cara, yaitu
:
(a) Meningkatkan produktivitas perusahaan (b) Mengendalikan arah dan langkah inovasi yang bedungsi sebagai fondasi pertumbuhan Droduktivitas di masa depan
(c) Menstimulasikan tumbuhnya usaha-usaha baru yang dapat memperkuat dan memperluas klaster
L.2.L Produktivitas Klaster dapat meningkatkan produktifitas perusahaan karena menyediakan teknologi,
8ab
I
Ktaster dan Kompetisi Ekonomi Baru
informasi, sefta institusi yang dibutuhkan; mendorong kerjasama kolektif dengan perusahaan dan institusi yang terkait; serta mendorong terciptanya inovasi-inovasi baru.
Akses yang lebih baik terhadap input dan pemasok Klaster yang bekerja dengan baik dapat memperoleh tenaga kerja dan input penting lainnya secara efisien. Kerjasama formal dengan pemasok dapat menekan biaya yang harus
dikeluarkan, sementara pelatihan-pelatihan tenaga kerja dapat dilakukan secara lebih efektif dan terarah sehingga dapat mempermudah dan mengurangi biaya rekruitmen tenaga kerja. Anggota klaster juga daoat memperoleh aliran informasi secara cepat karena adanya akumulasi informasi dlaam klaster yang didukung oleh ikatan personal dalam komunitas.
Kerjasama Adanya hubungan dan kerjasama kolektif yang saling melengkapi antar perusahaan dan institusi dalam klaster menghasilkan dampak ekonomi yang besar. Sebagai contoh pada
klaster pariwisata, kepuasan wisatawan tidak hanya didapatkan dari obyek wisata yang dituju, tetapi juga pada layanan hotel, restoran, pusat perbelanjaan, dan fasilitas transportasi. Dengan demikian, dibutuhkan produktivitas antara seluruh usaha-usaha terkait. Karena anggota klaster saling tergantung, maka produktivitas pada satu bagian dapat mempengaruhi
yang lainnya.
Akses pada Institusi dan Barang Publik Investasi oleh pemerintah dan institusi publik dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. Sebagai contoh, kemampuan dalam merekut pekee'a yang dilatih pada program pemda akan mengurangi biaya pelatihan internal. Selain pemerintah, investasi perusahaan dapat meningkatkan produktivitas di sektor swasta. Investasi swasta seperti ini sering dilakuka n secara kolektif dikarenakan manfaatnya.
Motivasi Kompetisi dalam klaster dapat menumbuhkan motivasi pelaku-pelaku usaha yang
terlibat untuk tampil lebih baik daripada kompetitornya . Penilaian kinerja perusahaan datam klaster dapat dengan mudah dilakukan dengan melakukan perbandingan dengan perusahaan lokal lainnya yang serupa. Dengan demikian, klaster yang sukses rnampu menciptakan iklim kompetisi yang baik sehingga memotivasi perusahaan untuk menciptakan produk yang
berkualitas.
L,2.2 Inovasi Klaster memberikan peluang yang lebih baik bagi usaha baik dalam kapasitas maupun
fleksibilitas dalam bertindak. Perusahaan dalam klaster dapat berinovasi secara lebih ceDat
Mengenal Klaster
yang bertindak secara dan memiliki pasar yang lebih luas dibandingkan dengan perusahaan juga karena adanya individual. Hal ini selain disebabkan oleh adanya tekanan kompetisi, produk yang dukungan pemasok lokal dan mitra-mitra usaha lainnya dalam menciptakan sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
L.2.3 Pembentukan Usaha Baru Klaster dapat mendorong pembentukan usaha-usaha baru. Klaster dapat mengurangi
resiko masuk dan keluar bisnis, menciptakan pasar lokal yang signifikan , serta memberikan kesempatan bagi pengusaha untuk membentuk relasi. Hal ini mendorong terbentuknya usahausah abaru lainnya di dalam klaster'
1.3 Kelahiran, Evolusi, dan PenurunanKlaster Kelahiran klaster dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Sebagai contoh adalah klaster di Massachusetts yang dibangun secara sengaja dari penelitian MIT dan Harvard. klaster Klaster bisa juga terbentuk karena pengaruh/stimulasi akibat klaster lainnya. Misalnya peralatan golf di San Diego yang berhubungan dengan klaster aerospace di California karena alasan hubungan sebagai Pemasok' Klaster mulai berkembang dan meluas terutama bila didukung oleh lembaga-lembaga lokal yang dapat mendorong perushaan untuk saling bekerja sama, berkompetisi secara pelatihan, sehat, pertukaran ide dan keahlian saling bermigrasi, serta berkembangnya kegiatan penelitia n, serta infrastru ktur. Klaster dapat menjadi kuat dan kompetitif setelah satu atau beberapa dekade, namun juga dapat mengalami penurunan akibat faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal yang paling menghambat pertumbuhan klaster adalah tidak berkembangnya teknologi, karena ketiadaan kapasitas teknologi yang efisien dapat menyebabkan aset penting klaster lainnya informasi pasar, keahlian, dsb menjadi tidak relevan. Adapun faktor internal yang
seperti
mengancam pertumbuhan klaster adalah peraturan yang kurang mendukung, banyaknya kompromi yang mematikan kreativitas individu, dll.lika faktor-faktor penghambat ini dibiarkan, secara perlahan klasterakan masuk ke dalam siklus kemunduran. Sebagai contoh dari hal ini adalah klaster di Jerman yang mengalami kemunduruan karena gagal membangun kemampuan teknologi baru serta tidak berkembangnya institusi pendukung dan industri terkait.
L.4 Klaster dan Pembangunan
Ekonomi
Klaster mampu meningkatkan perkembangan ekonomi suatu negara. Negara maju memiliki banyak klaster yang berkembang dengan baik. Semakin maju ekonomi suatu negam, semakin dibutuhkan berbagai inovasi untuk mendukung peningkatan upah dan efisiensi
pekerjaan. Dengan demikian, untuk mengembangkan klaster perlu dibangun fondasi dasar melalui beberapa kebijakan, antara lain :
Bab
I
Klaster dan Kompetisi Ekonomi Baru
Meningkatkan tingkat pendidikan dan keahlian Membangun kapasitas teknologi Membuka akses pada pasar modal Mengembangkan institusi pendukung Investasi
Secara spesifik terdapat empat isu bagi agencia strategis dalam memahami klaster:
L.4.L Memilih Lokasi Untuk meningkatkan daya saing diperlukan lokasi yang cocok untuk inovasi. Beberapa
perusahaan multinasional yang tengah berkembang saat ini memindahkan home base ke klaster yang lebih baik, Klasier juga membuat kegiatan yang saling terhubung untuk berlokasi di tempat yang sama daripada menyebar di beberapa lokasi berbeda. Penempatan lembaga penelitian dan pengembangan, komponen pabrik, assembly, pemasatttn, dukungan pelanggan, dan bisnis yang terkait dapat memfasilitasi efisiensi internal dalam sumber daya dan sharing
teknologi dan informasi. Lokasi yang hanya mengambil keuntungan melalui upah dan pajak, seringkali tidak diimbangi dengan pembangunan infrastruktur serta pemasok-pemasok yang berpengalaman. Perusahaan harus memperluas aktivitasnya untuk memperluas input dan mendapatkan akses pasar. Pada kegiatan yang padat karya, faktor biaya yang murah seringkali menjadi penentu dalam pemilihan lokasi. Pemilihan lokasi harus berdasarkan biaya sistem total dan potensi
inovasi, dan tidak sekedar biaya input. Klaster memerlukan home base bagi setiap lini produk sehingga klaster membutuhkan lokasi yang strategis. Sebagai contoh, perusahaaan komputer Hewlett-Packard memilih California sebagai home base jalur produknya di mana hampir semua PC
dan bisnis workstafion dunia berada di sana.
L.4.2 Pertalian Klaster Hubungan yang erat antara perusahaan, pemasok, dan institusi pendukung menciptakan suatu nilai ekonomi yang potensial di dalam klaster. Pertalian sosial yang erat di dalam klaster mempermudah akses perusahaan terhadap sumber daya dan informasi penting. Untuk memaksimalkan manfaat klaster diperlukan paftispasi dan keterlibatan aktif penrsahaanperusahaaan lokal dalam investasi dan kerja sama dengan berbagai institusi pendukung.
1"4.3 Mengupgrade Klaster Upaya upgrade klaster dalam bentuk menciptakan klaster-klaster {ain untuk mendukung perkembangan klaster inti merupakan salah satu upaya penting untuk menciptakan
Mengenal Klaster
lingkungan bisnis lokal yang sehat bagi perkembangan perusahaan-perusahaan yang terlibat. Klaster Bioteknologi di Massachusetts, AS merupakan salah satu contoh bagaimana tindakan upgrade dapat semakin mengembangkan klaster. CEO Henri Termeer merencanakan memasukkan klaster farmasi di New Jersey dan Philadelphia untuk mengatasi kelemahan
klaster Massachusetts dalam manufacturing. Rencana ini berjalan sukses dan membuat perusahaan di Massachussetts semakin kompetitif.
L.4.4 Bekerja secara Kolektif Klaster bekerja secara kolektif pada sektor swasta. Pada masa lalu, tindakan kolek tif usaha sering kali terfokus untuk memeproleh subsidi pemerintah dan berbagai bentuk lain yang dapat mengganggu kompetisi di dalam kalster. Untuk mengembangkan klaster, saat ini pemerintah lebih perlu memprioritaskan kebijakannya kepada pengembangan asosiasi-asoisasi
usaha untuk lebih meningkatkan persaingan daripada memberikan subsidi kepada usaha. Asosiasi usaha ini dapat dimanfataakan sebagai forum untuk bertukar pikiran dan melakukan
tindakan bersama untuk mengatasi berbagai hambatan dalam peningkatan produktivitas dan pertumbuhan. Asosiasi usaha juga dapat mendorong pembangunan berbagai fasilitas dan kegiatan penelitan atau pelatihan, pencarian informasi pasar, penyelesaian isu-isu lingkungan, promosi pasar, serta mengelola konsorsium perdagangan.
1.5 Klaster dan Kesalahan pada Kebijakan f
ndustri
Peningkatan produktivitas mencerminkan kemakmuran suatu negara dan hanya dapat dilakukan dalam lingkungan yang kondusif. Pemerintah perlu menjamin tersedianya input yang berkualitas tinggi, misalnya tenaga kerja berpendidikan dan infrastruktur fisik yang memiliki dampak penting bagi efisiensi usaha. Selain itu, pemerintah juga perlu menyusun peraturan yang mendukung kompteisi yang sehat, misalnya dengan melindungi Hak atas kekayaan Intelektual (HaKI) sehingga inovasi yang tercipta dapat terlindungi. Namun demikian pada kenyataannya pemerintah seringkali mengeluarkan kebijakan dan peraturan yang menghambat perkembangan klasteq misalnya dengan berlaku diskriminatif dalam pemilihan klaster atau melakukan intervensi dengan subsidi ataupun pembatasan investasi. Pemerintah harus mampu menstimulasi tumbuh dan berkembangnya klaster-klaster
baru.
1.6 Klaster dan Tanggung Jawab PemerintahSwasta Keuntungan kompetitif dalam klaster muncul sebagai akibat dari kedekatan geografis, budaya, dan institusi. Adanya kedekatan ini menciptakan akses yang lebih baik, hubungan yang lebih dekat, informasi yang lebih baik, insentif yang kuat, serta berbagai keuntungan lainnya. 6
Bab
I
Klaster dan Kompetisi Ekonomi Earu
Pemimpin usaha, pemerintah, dan institusi-institusi terkait merupakan para pelaku dalam klaster yang memiliki peranan dalam kompetisi ekonomi baru. Klaster menciptakan suatu ketergantungan yang saling menguntungkan dan tanggung jawab bersama diantara para pelaku terkait untuk menciptakan koftdisi kompetisi yang produktif. Dengan demikian
klaster membuka kesempatan bagi keq'asama pemerintah-swasta dalam melakukan tindakan yang konstruktif.
Mengenal Klaster
Bab
II Pendekatan Klaster Sebagai
Instrumen
Kebijakan Pengembangan Wilayah
BAB II PENDEKATAN KLASTER SEBAGAI INSTRUMEN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN WILAYAH
2.L Kecenderungan Model/Teori Pengembangan Wilayah Mengemukanya konsep klaster sebagai suatu pendekatan kebijakan baru dalam pengembangan wilayah, terutama dikaitkan dengan kesiapan suatu daerah dalam menghadapi regionalisasi dan globalisasi. Beberapa konsep klaster yang telah dikembangkan oleh portet Enright dan beberapa peneliti lainnya, telah disempurnakan lebih lanjut dalam satu dekade
ini. Konsep klaster yang awalnya hanya sekedar menunjukkan kumpulan dari perusahaan/industri yang memiliki kesamaan produk, telah dikembangkan menjadi suatu jaringan kerjasama diantara perusahaan/industri yang terkait dengan lembaga terkait lainnya, terakhir
seperti lembaga riset, perguruan tinggi, lembaga keuangan dan perbankan, serta lembaga pemerintah terkait.
Konsepsi klaster juga telah mengalami pengembanEan yang progresif, dari pendekatan yang berorientasi hanya pada kebijakan pembangunan ekonomi, menjadi suatu
pendekatan yang terkait dengan kebijakan lainnya seperti strategi pengembangan wilayah. Kecenderungan adanya perluasan cakupan dari konsepsi klaster tei-sebut menunjukkan adanya perhatian yang lebih besar dari para penentu kebijakan dalam menerapkan moCel klaster
Mengenal Klaster
guna meningkatkan dayaguna dan hasilguna penerapan kebijakan pengembangan perekonomian wilayah dan daerah. Dengan memperhatikan kecenderungan semakin meluasnya penerapan konsepsi klaster dalam kebijakan pembangunan, maka secara tidak langsung
menunjukkan adanya perhatian yang lebih besar dalam rangka pengembangan wilayah secara signifikan, melalui penerapan model klaster untuk meningkatkan daya saing suatu wilayah dan daerah melalui pengembangan perekonomian daerah secara lebih terfokus dan terpadu. Model pengembangan wilayah melalui penerapan model klaster, yang pada awal pengembangannya hanya dilakukan pada beberapa negara maju, khususnya di negara-negara Eropa barat, dalam satu dekade terakhir ini telah diujicoba dan sebarluaskan pada neqaranegara berkembang dalam upaya meningkatkan dayasaing (competitiveness) dan produktivitas pada wilayah-wilayah yang memiliki potensi pengembangan perekonomian daerah. Dalam hal ini, peranan dari OECD dan UNIDO sangat signifikan di dalam penyebarluasan ujicoba penerapan model klaster di beberapa negara-negara berkembang' Dalam penerapan model klaster, terdapat perbedaan yang cukup mendasar antara penerapan konsepsi klaster pada tinfkat nasional ciengan yang diterapkan pada tingkat daerah. pada tingkat nasional, konsepsi klaster digunakan dalam mendukung perumusan kebijakan pengembangan ekonomi wilayah yang dilakukan secara lintassektoral melalui pendekatan
kewilayahan; sementara pada tingkat daerah, konsepsi klaster lebih diarahkan untuk meningkatkan strategi pembangunan daerah secara terpadu dan berorientasi pada peningkatan produktivitas daerah. Namun demikian, terdapat kesamaan dalam penerapan model klaster pada tingkat nasional maupun daerah, yaitu sebagai suatu instrumen dalam penataan ruang
wilayah (spatial develoPment). Sebagai salah satu instrumen dalam penataan ruang wilayah, model klaster telah dikembangkan lebih lanjut secara lebih luas dalam bentuk kebijakan pengembangan wilayah (regionat poticy). Kebijakan pengernbangan wilayah difokuskan pada upaya untuk mengurangi
tingkat kesenjangan antarawilayah yang ada di suatu negara dan/atau daerah. Penerapan dari kebijakan pengembangan wilayah dalam rangka mengurangi disparitas antarwilayah tersebut juga telah mengalami perubahan yang signifikan, dari sekedar melalui pemberian insentif (utamanya insentif fiskal dan regulasi) kepada daerah-daerah yang relatif tertinggal
untuk mengejar ketertinggatannya, menjadi suatu kebijakan yang diarahkan untuk meningkatkan dayasaing daerah guna dapat secara mandiri dan berkelanjutan mengejar ketertinggalannya dari daerah-daerah yang sudah relatif maju, serta sekaligus dalam
meningkatkan jaringan kerjasama (networking) antarwilayah dan antardaerah untuk meilingkatkan dayasaing secara nasional di tingkat regional maupun global. Dalam kaitannya dengan kebijakan yang diarahkan untuk meningkatkan dayasaing daerah dan peningkatan jaringan kerjasama antardaerah, penerapannya diarahkan dalam bentuk strategi pengembangan wilayah yang secara khusus ditujukan untuk memantapkan
kinerja dari tiga faktor utama sebagai berikut: (i) iklim investasi dan dunia usaha di tingkat daerah; (ii) dunia usaha yang berbasis ekonomi daerah; (iii) keterkaitan antara lingkungan spasial dan dunia usaha di daerah. Dalam penerapan strategi pengembangan wilayah untuk mendukung iklim investasi dan usaha di daerah, diperlukan intervensi kebijakan dalam 10
*
"' * "t$:?# T::;:;":?1" ll
il:il "fi
mendukung perekonomian di daerah. Sementara dalam penguatan investasi dan usaha yang berbasis ekonomi daerah, dilakukan melalui pemberdayaan komunitas bisnis di daerah dengan pengembangan ekonomi lokal. Sedangkan dalam penguatan keterkaitan antara lingkungan spasial dan dunia usaha di daerah, dilakukan melalui pemantapan jaringan kerjasama yang inovatif dan peningkatan kapasitas dunia usaha, baik melalui bantuan modal usaha maupun
penguatan kewirausahaan dari sumberdaya dunia usaha di daerah dan kelembagaannya. Penerapan strategi pengembangan wilayah tersebut dilakukan melalui pendekatan yang aspiratif dari bawah ke atas (bottom-up) dari kebijakan pengembangan ekonomi lokal. Hal ini sejalan dengan penerapan kebijakan yang desentralistis, dimana pemerintah daerah diberikan kewenangan yang lebih luas di dalam pengembangan perekonomian di daerahnya
masing-masing, yang ditujukan untuk meningkatkan dayasaing daerah secara lebih fokus
dan efektif melalui pemanfaatan sumberdaya dan potensi lokal secara produktif dan berkelanjutan. Walaupun pendekatan klaster telah mengalami evolusi dalam pengembangan konsepsinya, tetah disepakati secara luas bahwa pendekatan klaster ini merupakan suatu
terolrosan dalam merubah paradigma kebijakan pengembangan wilayah. Evolusi pengembangan pendekatan klaster dapat dibagi ke dalam empat tahapan sebagai berikut: (i) pendekatan klaster yang pada umumnya difokuskan pada peranannya dalam mendukung
jaringan kerjasama diantara perusahaan/industri dalam menghasilkan produk yang lebih berdayasaing dan produktif; (ii) pendekatan klaster yang diarahkan hanya pada jaringan kerjasama yang terpilih (selected networks), yang ditingkatkan kapasitas dan kinerjanya dalam rangka menjadi penggerak utama (prime-mover) dalam pembangunan perekonornian daerah; (iii) pendekatan klaster yang difokuskan pada pendekatan yang berbasis inovasi dan
pengetahuan (knowledge-based) diantara klaster; dan (iv) pendekatan klaster yang dilaksanakan melalui pendekatan terpadu yang strategis oleh pemerintah daerah, yang sekaligus merupakan upaya untuk memperkuat pendekatan pembangunan yang berorientasi lokal.
2.2 Metodologi Perbandingan Klaster Dari pembahasan di atas, telah dikemukakan bahwa pendekatan klastertidak hanya telah nrengalami perubahan kecenderungan dari kebijakan pengembangan wilayah, namun juga ikut mewarnai dan menggerakkan suatu paradigma baru dalam pengembangan ekonomi
lokal. Namun demikian, dengan memperhatikan pengalaman di lapangan, terdapat beberapa hal yang masih memerlukan klarifikasi lebih lanjut mengenai peranan dari pendekatan klaster
sebagai suatu instrumen yang strategis dalam mendukung kebijakan pengembangan wilayah dan pengembangan ekonomi lokal. Oleh karenanya, diperlukan suatu analisis perbandingan (comparative analysis) yang dapat menunjukkan pendekatan klaster yang paling sesuai untuk
diterapkan untuk mendukung pengembangan wilayah dan ekonomi lokal secara lebih oerhasilguna dan berkelanjutan.
11
Mengenal Klaster
Berdasarkan pengalaman yang pernah dilakukan oleh negara-negara di Eropa Barat dalam mengevaluasi kinerja pengembangan wilayah melalui pendekatan klaster pada tujuh proyek pengembangan klaster di tujuh negara di Eropa Barat, diperoleh kesimpulan bahwa
penerapan pendekatan klaster pada ketujuh proyek tersebut telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam membangun suatu pendekatan baru dalam penentuan kebijakan pengembangan wilayah di masing-masing negara. Dalam hubungan ini, penentuan kebijakan pengembangan wilayah yang berbasis klaster tersebut dilakukan melalui empat tahapan sebagai berikut: (i) analisis kebijakan: yang dilakukan untuk membandingkan antara kebutuhan pembangunan ekonomi dengan cakupan kebijakan yang diarahkan untuk menjawab kebutuhan
tersebut; (ii) formulasi kebijakan: yang diarahkan pada wilayah yang sangat memerlukan intervensi pembangunan, dengan memperhatikan tujuan, sumberdaya dan instrumen kebijakan yang diperlukan; (iii) implementasi kebijakan: yang memerlukan kejelasan atas mekanisme,
proseduq kriteria, sumber pendanaan, dan agenda pelaksanaannya secara rinci; dan (iv) evaluasi kebijakan: yang menilai hasil implementasi dari kebijakan secara menyeluruh, dan sekaligus memberikan masukan bagi penyempurnaan dan proses penetapan kebijakan selanjutnya. Khususnya dalam tahapan analisis kebijakan, diperlukan identifikasi dan inventarisasi terhadap kebutuhan intervensi kebijakan untuk menjawab permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan wilayah. Terdapat dua hal yang terkait dalam tahapan analisis kebijakan, yaitu (i) penemukenalan permasalahan yang dihadapi dan peluang yang dimiliki dalam
penanggulangan permasalahan tersebut melalui penerapan kebijakan pengembangan wilayah
yang berbasis klaster; dan (ii) pengkajian terhadap berbagai kebijakan yang terkait, untuk menilai konsstensi dan efektivitasnya dalam penaggulangan permasalahan yang dihadapi dan sekaligus mengoptimalkan potensi dan peiuang peneriapan kebijakan secara berkelanjutan. Selanjutnya dalam tahapan formulasi kebijakan yang berbasis pendekatan klasteq dalam penentuan tujuan, indikator kinerja, sasaran, dan sumberdaya yang diperlukan dalam pengembangan wilayah berbasis klaster, diperlukan konsultasi dan pembahasan antara pemerintah dengan kalangan dunia usaha yang akan menjadi pemanfaat (beneficiaries) dari kebijakan yang akan dihasilkan. Dengan memperhatikan peranan kebiiakan yang berbasis klaster sebagai motor penggerak jaringan kerjasama dunia usaha di daerah, maka sangat diperlukan keterlibatan dari seluruh pelaku yang terkait dengan pelaksanaan kebijakan pengembangan wilayah berbasis klaster tersebut.
2,3 Pendekatan Klaster Sebagai Model
Pengembangan Wilayah
Pengalaman penerapan pendekatan klaster dalam proses pengembangan wilayah menunjukkan bahwa klaster masih banyak dikenal sekedar sebagai suatu pendekatan baru
dalam pengembangan ekonomi wilayah, namun belum sepenuhnya digunakan sebagai suatu instrumen dalam upaya peningkatan dayasaing daerah ataupun sebagai suatu pendekatan yang menjadi acuan dalam penetapan kebijakan pengembangan wilayah. Terlebih lagi dengan memperhatikan konsepsi awal dari klaster yang dikembangkan oleh Porter, yang LZ
Bab
II Pendekatan Klaster Sebagai
Instrurnen
Kebijakan Pengembangan Wilayah
"mengharamkan" intervensi pemerintah dalam pengembangan klaster, maka dapat dipahami masih relatif rendahnya kepedulian dan perhatian dari Pernerintah dalam pengembangan wilayah yang berbasis pendekatan klaster. Namun demikian, dengan memperhatikan hasil analisis terhadap tujuh proyek klaster
di Eropa Barat, dapat ditunjukkan bahwa pendekatan klaster setidaknya dapat digunakan untuk menjadi salah satu model dalam rangka pengembangan ekonomi wilayah. Sebagai suatu model, pendekatan klaster dapat diterapkan untuk menjadi pelengkap dan pendukung
kebijakan penataan ruang wilayah, yang sekaligus dapat diarahkan untuk menjadi motor pembangunan Cari perekonomian lvilayah. Dengan perhatian pada wilayah-wilayah yang memiliki dayasaing ekonomi, maka pendekatan klaster diharapkan dapat mendukung
pertumbuhan ekonomi wilayah, seperti yang selama ini dikenal dengan model "kutub pertumbuhan" dalam pengembangan wilayah. Salah satu hal yang paling mendasar dengan penercpan pendekatan klaster ini adalah
sejauh mana pendekatan ini dapat digunakan sebagai suatu instrumen analisis untuk mendukung perumusan kebijakan pengembangan dan pertumbuhan ekonomi wilayah. Bagaimanapun, seperti ditunjukkan pada ketujuh proyek pengembangan klaster di tujuh negara Eropa Barat, kegunaan dari analisis klaster ini cukup signifikan dalam memberikan kontribusi terhadap perumusan kebijakan pengembangan wilayah di masing-masing negara. Terdapat tiga kegunaan pokok dari analisis klaster.
Pertama, analisis klaster berguna untuk memetakan peranan klaster dalam p.erekonomian wilayah, khususnya dalam mendukung jaringan kerjasama antarsektor terkait. Walaupun secara umum analisis klaster tidak menunjukkan dayasaing sektor secara tegas,
namun dapat menunjukkan keterkaitan diantara sektor/industri yang terkait. Selain itu, analisis klaster juga cukup signifikan di dalam menunjukkan adanya persaingan diantara sektor/industri di dalam klaste[ yang diperlukan untuk menemukenali potensi dalam Dengembangan ekonomi lokal. Kedua, analisis klaster merupakan masukan bagi penyempurnaan kebijakan yang ditujukan untuk mengatasi kesenjangan yang ada di dalam klaster. Sebagai suatu proses
yang sistemik, analisis klaster juga dapat menunjukkan adanya kelemahan dari sistem dan jaringan produksi antarsektor/industri yang terkait, baik secara backward (terkait dengan input produksi) maupun secara forward (terkait dengan pasar) yang berkaitan dengan perekonomian wilayah. Dalam kaitan ini, salah satu pengalaman pengembangan klaster yang dibangun di Limburg, Jerman, menunjukkan bahwa di dalam pengembangan perekonomian wilayah dengan basis klaster diterapkan suatu siklus usaha yang inovatif, yang terdiri dari empat tahapan sebagai berikut: (i) sensitisasi, untuk meningkatkan kepedulian terhadap pentingnya inovasi; (ii) akses ke IPTEK, untuk meningkatkan kinerja perusahaan rnelalui pemanfaatan IPTEK; (iii) peningkatan kapasitas perusahaan dalam pemanfaatan IPTEK yang inovatif; dan (iv) kerjasama metalui jaringan kerjasama antardunia usaha dan antarklaster.
Ketiqa, analisis klaster dapat memperjelas dasar penilaian terhadap potensi pengembangan suatu klaster untuk dapat diakomodasikan di dalam penentuan tujuan dan IJ
Mengenal Ktaster
sasaran kebijakan pengembangan wilayah. Analisis klaster ini dapat menjadi acuan dasar bagi pemilihan klaster, sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam melakukan penilaian dan kelayakan pengembangan suatu klaster. Dengan demikian, analisis klaster merupakan suatu alat yang efektif di dalam penentuan prioritas kebijakan pengembangan perekonomian wilayah di suatu daerah. Sebagai kesimpulan, walaupun secara umum pendekatan klaster tidak memberikan
kontribusi yang signifikan dalam pembangunan ekonomi di dalam penentuan kebijakan pengembangan wilayah, namun dari beberapa kasus proyek klaster yang cukup berhasil menunjukkan cukup signifikan peranannya dalam proses pengembangan wilayah. Selain itu, analisis klaster merupakan pelengkap dari mociel pembangunan ekonomi yang selama ini digunakan oleh penentu kebijakan, yang dapat dijadikan pedoman yang efektif di dalam penentuan fokus lokasi yang akan diprioritaskan dalam pengembangan wilayah, dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh lokasi sasaran di dalam meningkatkan dayasaingnya baik di tingkat regional maupun global.
2.4 Pendekatan Klaster
Sebagai Model
Perumusan Kebijakan
Dalam membahas dampak dari pendekatan klaster di dalam penentuan kebijakan, terdapat permasalahan yang terkait dengan penerapan konsep klaster untuk menjawa.!
kebutuhan pembangunan di suatu daerah. Dalam hal ini, pendekatan klaster dapat menunjukkau kekhususan yang lebih besar dalam penentuan kebijakan, karena dapat memberikan informasi yang lebih rinci dan lengkap sebagai masukan dalam penentuan kebijakan. Selain itu, pendekatan klasterjuga dapat mengakomodasikan adanya perbedaan dari berbagai pendekatan kebijakan yang terkait. Dalam menilai apakah pendekatan klaster dapat menghasilkan suatu pendekatan baru dalam penetapan kebijakan, terdapat beberapa kegunaan pokok yang diperoleh dari pengalaman tujuh proyek klaster di Eropa Barat, yaitu dalam: (i) perumusan kerangka kebijakan yang memerlukan intervensi Pemerintah di daerah; (ii) penentuan tingkat dan komposisi dari sumberdaya kebijakan yang dialokasikan untuk pengembangan wilayah; (iii) penentuan kriteria yang spesifik dalam pengembangan klaster; dan (iv) penentuan mekanisme pelaksanaan kebUakan pengembangan klaster.
2.4.7 Kerangka strategis pendekatan klaster Dalam membahas kerangka strategis untuk mengembangkan pendekatan klaster di wilayah-wilayah yang berbeda karakteristiknya, diperlukan pengkajian terhadap eksistensi pendekatan klaster yang ada: apakah sejalan atau terpisah dengan kebijakan pengembangan
wilayah. Selain itu juga perlu diperhatikan peran dan kontribusi dari pendekatan klaster dalam penetapan prioritas strategis penatan ruang wilayah secara keseluruhan. Sementara pendekatan klaster sendiri masih sulit untuk didefinisikan, namun berdasarkan pengalaman 14
Bair
II
Pendekatan Klaster Sebagai Instrumen Kebijakan Pengembangan Wilayah
dari praktek pengembangan klaster yang ada ditunjukkan bahwa pendekatan klaster bisa digunakan sebagai pelengkap dari kerangka strategis pengembangan perekonomian wilayah,
baik pada praktek pengembangan klaster yang berskala kecil maupun yang berskala besar. Terdapat beberapa karakteristik yang dapat dipelajari dari pengalaman praktek pengembangan klaster di Eropa Barat, yaitu: {i) pendekatan klaster digunakan sebagai pelengkap pada pendekatan strategis yang telah ada dalam pengembangan wilayah; (ii) pendekatan klaster masih dianggap sebagai suatu ujicoba dalam periode waktu yang terbaLas, dan belum diterapkan secara menyeluruh dalam pengembangan wilayah; dan (iii) pendekatan klaster digunakan sebagai salah satu instrumen untuk menterpadukan berbagai pendekatan
terkait. Dengan demikian, pendekatan klaster walaupun bukan merupakan suatu pendekatan yang prinsip, namun dapat digunakan sebagai suatu instrumen yang tepat sektoral yang
Calam perumusan kebijakan pembangunan yang strategis.
2.4.2 Sumberdaya pendekatan klaster Pendekatan klaster tidak hanya memberikan kontribusi terhadap proses pengambilan keputusan pengembangan suatu wilayah, namun juga terkait dengan pemanfaatan dan penyebaran sumberdaya witayah. Hal ini dapat secara langsung maupun tidak langsung
memberikan masukan bagi kebijakan realokasi dan redistribusi sumberdaya pembangunan, khususnya dalam rangka mengurangi kesenjangan pembangunan antarwilayah. Yang perlu cliperhatikan adalah kesinambungan dari penerapan pendekatan klaster tersebut dalam kurun waktu jangka panjang, mengingat bahwa realokasi dan redistribusi sumberdaya pembangunan tidak sekedar diarahkan untuk mengembangkan wilayah yang berbasis klaster. Penerapan pendekatan klaster sebagai suatu instrumen alokasi anggaran dapat memberikan justifikasi terhadap perlunya tambahan/insentif alokasi kepada wilayah yang relatif tertinggal dalam
rangka mengurangi kesenjangan pembangunan antarwilayah, yang selanjutnya akan mempengaruhi kebijakan pengembangan ekonomi wilayah secara lebih luas.
2"4.3 Indikator pendekatan klaster Peranan pendekatan klaster dalam memberikan masukan baru bagi pengembangan instrumen kebijakan atau sekedar melengkapi, masih perlu dikaji lebih lanjut, yang terutama
terkait dengan dua aspek: (i) penerapan pendekatan klaster dapat menghasilkan kebijakankebijaran baru, atau (ii) penerapan pendekatan klaster hanya merupakan masukan dalam penyempurnaan kebijakan terkait yang telah ada. Dari pengalaman yang dapat dipetik dari praktek pengembangan klaster di Eropa Barat, dapat disimpulkan bahwa pendekatan klaster setidaknya digunakan sebagai pelengkap dan menjadi masukan dalam penyempurnaan kebijakan pengembangan wilayah di daerah; setain juga digunakan sebagai suatu instrumen kebijakan dalam mengatasi permasalahan pengembangan ekonomi wilayah dalam jangka pendek. Terdapat tiga indikator pokok dalam mengukur efektivitas dari penerapan pendekatan klaster, yaitu: (i) pencapaian sasaran klaster secara keseluruhan (diukur melalui indikator kegiatan yang dilakukan dunia usaha); (ii) keterkaitan internal antarsektoral dalam klaster 15
Mengenal Klaster
(diukur melalui indikator keterkaitan dan kerjasama yang dibangun); dan (iii) tersedianya sumberdaya kolektif guna meningkatkan dayasaing (diukur melalui indikator peningkatan sumberdaya kolektif yang tersedia di klaster).
2.4.4 Mekanisme penerapan pendekatan klaster Dalam kaitannya dengan pembahasan tentang pengarnbilan keputusan kebijakan pengembangan wilayah yang berbasis klaster, tidak dapat dilupakan peranan dari sistem dan kelembagaan yang terkait dengan penerapan pendekatan klaster. Pada beberapa praktek pengembangan klaster, berimplikasi terhadap pembentukan kelembagaan baru yang diberi
peran khusus dalam pengembangan klaster untuk mendukung implementasi kebijakan pengembangan wilayah. Namun pada praktek di tempat lain, penerapan pendekatan klaster diupayakan dengan mendayagunakan dan sekaligus meningkatkan kapasitas kelembagaan yang telah ada, untuk secara terpadu menerapkan pendekatan klaster dalam mendukung
pengembangan wilayah. Karakteristik dari kelembagaan yang mengimplementasikan pendekatan klaster juga beragam, dan pada umumnya dibangun dengan basis kerjasama antara pemerintah dan dunia usaha (public-private partnership), melibatkan pula kalangan perguruan tinggi, dan peningkatan jaringan kerjasama antarpelaku yang saling menguntungkan. Dengan karakteristik yang berbasis kerjasama antarpelaku tersebut, status kelembagaannya lebih bersifat ad hoc dan/atau kocrdinatif, dengan kejelasan kewenangan
dari masing-masing pelaku yang terkait.
2.5 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan klaster memiliki kecenderungan untuk mendukung pengembangan ekonomi wilayah. Secara konseptual, pendekatan klaster telah menjadi suatu terobosan dalam meningkatkan kinerja kebijakan pengembangan wilayah. Terdapat dua hal yang mengemuka dalam menerapkan pendekatan klaster untuk penetapan kebijakan pengembangan wilayah, yaitu: (i) sebagai suatu model analisis untuk pembangunan ekonomi; dan (ii) sebagai suatu pertimbangan dalam intervensi kebijakan pengembangan ekonomi wilayah. Sebagai suatu model pembangunan ekonomi, pendekatan klaster terkait dengan aglomerasi geografis
dan keterkaitan ekonomi, yang dapat digunakan sebagai instrumen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah. Sedangkan sebagai suatu model untuk intervensi keb'tjakan, pendekatan klaster diperlukan untuk dapat lebih terfokusnya alokasi sumberdaya pembangunan secara lebih efektif dan efisien.
Seperti halnya dengan pendekatan kutub pertumbuhan yang memiliki pengaruh terhadap wilayah sekitarnya, model klaster ini setidaknya dapat mengarahkan kebijakan pembangunan untuk memperhatikan: (i) inovasi diperlukan untuk meningkatkan dayasaing dalam menghadapi lingkungan ekonomi global; (ii) inovasi merupakan suatu proses yang sistemik dalam mendayagunakan keterkaitan diantara potensi wilayah yang dimiliki; dan (iii) inovasi dari suatu wilayah tidak dapat diiihat secara menyeluruh, namun harus dikembangkan
Bab
II Pendekatan Klaster Sebagai
Instrumen Kebijakan Pengembangan Wilayah
secara terfokus untuk sektor-sektor yang potensial dan produktif, sebagaimana yang dikernba ngkan dalam klaster. Sebagai suatu model pembangunan, pendekatan klaster memiliki dua fungsi pokok
dalam: (i) memantapkan kebijakan pengembangan wilayah yang t€lah ada, dengan fokus pada pengembangan ekonomi lokal yang mendayagunakan potensi lokal secara optimal; dan
(ii) memantapkan kerangka strategis pengembangan ekonorni wilayah, dengan fokus pada penetapan sasaran dan insentif dalam rangka pengembangan ekonomi wilayah. Sedangkan sebagai suatu model dalam pengambilan keputusan, pendekatan klaster lebih tepat untuk digunakan sebagai upaya untuk menyempurnakan kebijakan pemt'angunan ekonomi yang strategis. Denqan demikian, pendekatan klaster tidak diarahkan untuk merubah atau merupakan substitusi dari kebijakan pengembangan wilayah yang telah ada sebelumnya.
L7
Menqenal Klaster
1B
Bab ItrI Klaster Sebagai Strat€gi Pembanqunan Ekonomi Baru
BAB
III
KLASTER SEBAGAI STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI BARU
3.1 Pendahuluan Setiap perusahaan yang ingin nrencapai kesuksesan dalam kompetisi ekonorni saat
ini memiliki kebutuhan yang sangat komplek-s. Untuk dapat bersaing secara global, sebuah perusahaan membutuhkan pengetahuan dan keterampilan, pemasok, pelanggan, pesaing, lembaga pendidikan, laboratorium penelitian, serta tenaga kerja yang sedapat mungkin terkonsentrasi dalam suatu kawasan sehingga lebih efisien. Istitah saat ini untuk menggambarkan konsentrasi perusahaan dengan usaha sejenis atau saling melengkapi (komplementer) dalam satu kawasan adalah "klaster industri". Sebuah klaster terdiri dari sekelompok perusahaan atau jasa ser.ta seluruh entitas publik maupun swasta yang saling bergantung satu sama lain, seperti pemasok, konsultan, pemilik bank, pengacara, penyedia layanan pendidikan dan latihan, asosiasi profesi dan bisnis, serta pemerintah. Klaster telah menjadi suatu strategi baru bagi pengembangan ekonomi di berbagai belahan dunia.
Penerapan klaster se bagai ebijakan publik yang bertujuan untuk mengurangi disparitas antara wilayah selain perlu mendatangkan keuntungan bagi sektor swasta, juga harus menguntungkan masyarakat secara umum. Melalui penerpan klaster sebagai suatu strategi pembangunan, pemerintah dan dunia usaha memiliki tanggung jawab sosial untuk 19
Mengenal Klaster
terhadap seluruh segmen masyarakat'
Sejalan dengan semakin diterapkannya strategi klaster sebagai alat bagi pembangunan ekonomi, muncul beberapa pertanyaaan-prtyanyaan penting
1.
:
Apakah klaster menjangkau dan melayani kepentingan masyarakat golongan menengah
kebawah dan perusahaan-perusahaan kecil;
Z.
Apabila tidak, dapatkah pemerintah dan dunia usaha merencanakan strategi untuk memperluas manfaat klaster industri kepada kelompok-kelompok tersebut, dan pada akhirnya akan meningkatkan daya saing klaster? Bab ini membahas kemampuan dari strategi pembangunan ekonomi berbasis klaster
untuk menjangkau masyarakat dan daerah tertinggal. Bab ini juga berisi cara-cara membangkitan strategi klaster dengan maksud untuk memperluas manfaat dari kebijakan ini bagi daerah dan perusahaan yang telah termarjinalisasi akibat adanya gelombang "ekonomi baru" agar mereka dapat lebih efektif dalam menggunakan ketmmpilan dan kreativitas terhadap
masyarakat yang terPinggirkan'
3.2 Definisi penggunaan istilah "klaster" memiliki makna penting baik dari sisi politis maupun
dari sisi kebijakan yang dimaksudkan untuk menarik perhatian dari lembaga-lembaga keuangan, membangun reputasi, membentuk suatu trademark dalam pasar, serta meflarik sumberdaya . Dalam pengertian sempit, istilah klaster mengacu kepada kumpulan sektor usaha yang dibatasi secara geografis yang memenuhi kriteria perbandingan kuantitatif. Dalam pengertian yang lebih luas, klaster didefinisikan sebagai hubungan sistemik antara pei-usahaan dan organisasi dalam suatu wilayah berdasarkan kepada kebutuhan bersama (common needs).
Dengan mengunakan definisi ini, dalam sebuah klaster terdapat kumpulan perusahaan yang menggunakan sumber daya dan pengetahuan yang sama, atau membuat kelas produk yang
serupa/ serta bekerja sebagai sebuah sistem.
Perbedaan antara sekelompok perusahaan swasta dengan klaster Terdapat persyaratan minimal bagi sebuah klaster antara lain :
(1)
Adanya skala permintaan diantara perusahaan yang menghasilkan manfaat ekonomi eksternal (exte rn a I eco no m ies) ;
(2)
Adanya relasi diantara institusi dan perusahaan yang ada di dalam wilayah.
Ekonomi eksternal yang paling penting dalam klaster yang telah berkembang atau adalah tenaga kerja terampil dengan pengetahuan khusus yang diperlukan berkembang sedang perusahaan untuk melakukan berbagai pekerjaan rutin. Faktor kritis dalam penyediaan tenaga 20
Bab IU Klaster Sebagai Strategi Pembanqunan Ekonomi Baru
kerja dalam klaster adalah tenaga kerja lokal yang memiliki mobilitas geografis rendah. Sebagian besar tenaga kerja lokal ini dididik pada komunitas tokal, institut teknik, atau sekolah
kejuruan, serta berasal dari masyarakat kelas menengah-kebawah. Ekonomi eksternal lain meliputi pelayanan-pelayanan khusus, seperti keberadaan perbankan , pemasok dan pelanggan yang saling berbagi keahlian, Universitas, konsultan, dan lembaga pengembangan bisnis (BDS) yang dapat menilai metode dan prosedur bisnis serta memberikan nasihat kepada usaha. Terdapat pula ekonomi eksternal lainnya yang bergantung kepada hubungan personal, misalnya penerimaan "pengetahuan informal". Jenis pengetahuan ini tidak mudah dikomunikasikan dan hanya dapat ditransfer rnelalui hubungan personal dan transfer pengalaman. Dalam klaster dengan relasi sosial antar para pelaku yang baik, pengetahuan
dan inovasi lebih siap untuk ditransfer. Demikian pula dengan klaster yang telah mengorganisasikan dirinya ke dalam suatu asosiasi atau perkumpulan, secara otomotatis telah mengembangkan ekonomi eksternal mereka melaluio pembelajaran dan pengembangan
jaringan.
Batasan Geografis Klaster Batasan geografis klaster sulit didefinisikan dan dipengaruhi tidak hanya oleh sistem
transportasi, namun juga oleh faktor sosial dan budaya. Dalam kota dengan kepadatan lalu lintas yang tinggi, batas klaster dapat berupa wilayah perkotaan dan sekitarnya. Pada beberapa wilayah, batas sosial yang disebabkan perbedaan kelas atau ras dapat membatasi hubungan antar penduduk sehingga klaster menjadi lebih kecil. Pada wilayah desa, dimana jalan relatif lebih bebas kemacetan dan masyaraat terbiasa mengemudikan kendaraan dalam jarak yang jauh, klaster mungkin terbentang pada suatu wilayah yang sangat luas.
Siklus Hidup Klaster Klaster memiliki suatu siklus hidup karena terkait dengan produk baik barang maupun
jasa. Pengembangan klaster terdiri dari 4 tahap, yaitu tahap inkubasi atau embrio, pertumbuhan, kematangan, dan penurunan.
a.
Tahap Inkubasi/Embrio. Embrio sebuah klaster biasanya dimulai oleh inovasi-inovasi atau dengan merekrut perusahaan yang telah ada atau sedang berkembang. Tahap ini seringkali tidak direncanakan. Dari beberapa kasus klaster yang sukses, tumbuhnya suatu klaster disebabkan oleh jiwa kewirausahaan masyarakat yang mengetahui selukbeluk usaha karena memiliki pengalaman bekerja dari suatu perusahaan besar dalam klaster. Mereka kemudian kemudian mendirikan usaha baru, baik sebagai pemasok, konsultan, ataupun menjadi kompetitior baru di dalam klaster.
b.
Tahap Pertumbuha n (Growth). Tahap ini dirnulai ketika sebuah klaster telah mengenali dan memiliki pasar yang cukup besar. Permintaan terhadap tenaga kerja terarnpil serta
2t
Mengenal Klaster
kompetisi semakin meningkat. Peusahaan-perusahaan baru membangun hubungan yang semakin erat satu sama lain untuk menciptakan inovasi-inovasi baru Selanjutnya.
Tahap Kematangan (Maturity). Tahap ini tercapai ketika proses produksi telah menjadi rutinitas, lebih banyak lagi imitator yang memasuki pasar, dan biaya telah menjadi faktor kompetitif yang penting. Pada tahap ini klastertelah siap bersaing dengan secara global dan harus mampu meningkatkan produktivitasnya sefta mencari ceruk pasar baru serta produk/jasa yang lebih bernilai tambah tinggi dibandingkan dengan wilayah lain.
Tahap penurunan. Tahap ini terjadi ketika produk yang dihasilkan oleh klaster telah merniliki substitusi yang lebih efektif dan dapat diganti dengan biaya yang lebih rendah. Sebelum tahap ini terjadi, perusahaan dalam klaster perlu mulai mempertimbangkan produk baru dan mencari kesempatan pasar yang sesuai dengan kompetensi utamanya
jauh hari sebelumnya.
3,3 Klaster dan Tangung Jawab Sosial pemerintah dan masyarakat yang mengandalkan industri dalam perekonomiannya,
memiliki tanggung jawab sosial untuk menciptakan kehidupan yang lebih berkualltas, lingkungan yang sehat, dan standar hidup yang lebih baik bagi masyarakat. Oleh karena itu,
keseimbangan antara kepentingan masyarakat dan keuntungan bisnis merupakan pertimbangan penting dalam perumusan suatu kebijakan publik.
Untuk mencapai tujuan-tujuan sosial, klaster melakukan berbagai tindakan untuk meningkatkan keterampilan, inovasi, produktivitas, perusahaan-perusahaan baru, dsb. Melalui upaya ini pendapatan masyarakat diharapkan mampu meningkat serta mempermudah ketersediaan dan akses terhahadap lapangan peken'aan. Pend id ika n da n Pel ati h a n
Investasi dalam pendidikan dan latihan dilakukan untuk menjaga kualitas tenaga kerja, baik dalam pasar tenaga kerja yang ketat maupun tidak. Pada klaster yang sudah lama berdiri dan berada di lokasi yang kurang menarik, tenaga kerja terampil sulit untuk diperoleh karena kompetisi pada pasar tenaga kerja yang sangat ketat. Klaster-klaster seperti ini seringkali menggunakan tenaga kerja di bawah harga, sehingga diperlukan upaya upaya pendidikan dan latihan untuk meningkatkan kualitas para pekerja, kinerja organisasi, dan produktivitas.
Membangun Citra Tindakan-tindakan sadar untuk membangun citra alau image klaster sangat diperlukan untuk membangkitkan loyalitas pelanggan yang pada gilirannya akan mampu menghasilkan penjualan, meningkatkan akses kepada pasai seda pada akhirnya meningkatkan kesempatan
kerja. 22
Bab
III
Klaster Sebagai Strategi
Pem
u
E
Perhatian terhadap masyarakat Perusahaan-perusahaan swasta perlu bertindak selaras dengan kepentingan masyarakat, terutama di lingkungan sosial yang akan dikembangkan sebagai sebuah klaster. Misalnya, pada beberapa wilayah, pemirnpin usaha lokal mendukung penerapan klastersebagai payung bagi strategi penge:-nbangan kota. Selain itu, para pemilik usaha lokal juga berusaha
menciptakan keseimbangan antara kualitas hidup masyarakat dan keuntungan yang diperolehnya. Hal ini menciptakan iklim yang koncjusif bagi terciptnya tanggung jawab sosial clan kerl'asama di antara masyarakat.
3,4 Isu-isu Penting Seputar Kiaster Perbedaan Kumpulan Industri dengan Klaster Suatu kumpulan industri seringkali tidak memadai untuk disebut sebagai sebuah klaster karena konsentrasi maupun skala yang tidak memenuhi syarat. Untuk membentuk klaster, industri perlu menciptakan keterkaitan dengan wilayah yang lebih luas. Hal ini dilakukan untuk mencari kebutuhan-kebutuhan yang dapat dipenuhi secara bersama atau membantu klaster lain yang kekurangan skala ekonomi namun memiliki kompetensi lokal yang khas.
Untuk mengubah sebuah kumpulan industri menjadi sebuah ktasteL diperlukan reorientasi kegiatan proses produksi rutin kepada inovasi, pengetahuan, atau kewirausahaan
ultuk membuka kemungkinan baru dalam menghasilkan manfaat ekonomi ekseternal
dan
menciptakan tindakan kolektif dalam suatu wilayah. sebagai conotoh, di Eropa, p:da umumnya tema sebuah klasteradalah inovasi. Dalam Program Strategi Inovasi Daerah yang dilaksanakan oleh Uni Eropa, penelitian dan pengembangan dilakukan oteh berbagai perusahaan. Beberapa tempat di Amerika memiliki konsentrasi tinggi produsen-produsen. Tapi di kebanyakan tempat seseorang dapat menemukan susunan perusahaan yang sistemik yang bertindak seperti sebuah klaster dan menyediakan skala ekonomi serta kesempatan untuk membuat jaringan. Di tempat tersebut, nilai-nilai pelayanan publik dan investasi yang didasari oleh permintaan pasar dapat menghasilkan manfaat yang lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan yang bekeq'a sendiri.
Strategi sektoral dan pendekatan klaster Strategi sektoral merupakan pelopor dari strategi klaster. Sektor yang dibatasi oleh batas-batas geografis dan didefinisikan oleh produk dapat dimungkinkan disebut sebagai sebuah klaster. Sektor yang terfokus kepada kumpulan industri, merekrut tenaga kerja berkualifikasi industri, serta menawarkan berbagai pelayanan terkait dapat disebut sebaqai klaster.
23
Mengenal Klaster
pengaruh teknologi informasi terhadap faktor kedekatan dan jarak kapan dan Meskipun dunia semakin kecil saat ini dan komunikasi dapat berlangsung
interaksi antar dimana saja saat ini akibat adanya teknologi informasi, namun hubungan yang semakin pribadi tidak bisa digantikan sepenuhnya oleh teknologi informasi dan komunikasi yaitu adanya transfer maju. Hal inilah yang menyebabkan salah satu ciri penting dari klaster,
pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman dan hubungan pribadi (tacit knowledge). pertemuan tatap muka Pembelajaran informal dan pembangunan kepercayaan memerlukan bisnis. semakin besar perdagangan, dan profesional atau yang terjadi melalui situasi sosial, "jarak" yang diciptakan akan mereduksi secara signifikan daya saing dari klaster'
Namun nilai kedekatan ini tidak mempengaruhi kebutuhan untuk membangun penting untuk membawa hubungan dengan pihak luar karena hubungan eksternal sangat dari pihak informasi baru kedalam klaster dan untuk mempelajari sumber-sumber inovasi pelanggan di lain. Aliran informasi kedalam klaster dari lembaga penelitan, kompetitor, dan seluruh dunia merupakan hal penting untuk menghasilkan ide-ide baru' Modal sosial kuantitas dari kelembagaan, hubungan pribadi, dan norma yang membentuk kualitas serta interkasi dalam masyarakat dan antara individu.
-
selanjutnya akan mentransfer pengetahuan antar perusahaan
Pendekatan klaster di wilayah tertinggal Terbentuknya klaster jarang sebagai hasil dari perencanaan. Klaster terbesar di yang dapat dikatakan dunia memerlukan waktu yang sangat iama hin99a mencapai titik pada awalnya berdiri sebagai sebuah klaster. Beberapa klaster di wilayah tertinggal sebagai
yang perusahaan besar dengan upah yang rendah dan mengalami surplus tenaga kerja dengan kemudian terpecah menjadi beberapa perusahaan kecil. Klaster lainnya dibangun mengubah kerajinan lokal sederhana menjadi produk bernilai tambah.
Ekonomi-pengetahuan (knowledge econo my ) Keinginan negara dan wilayah untuk menghimpun sumberdayanya dalam suatu klaster mengurangi ekonomi berbasis pengetahuan - sepefti teknologi informasi atau life science - akan kesempatan kerja bagi wilayah yang memiliki banyak masyarakat tak terdidik. Perusahaan klaster yang potensial tumbuh cenderung terkonsentrasi dalam pusat kota besar atau
dalam
masyarakat berada di dekat universitas riset dengan fasilitas yang cukup serta berada dalam yang terdidik dan orang-orang yang berkualitas . Hanya wilayah desa dan kota yang memiliki
fasilitas atau aset fisik khusus yang menguntungkan yang mampu menarik orang-orang yang telah sangat berbakat yang mendukung klaster yang akan berkembang maupun rendah pekerjaan dengan ketrampilan menciptakan berkembang . Ketika klaster-klaster ini yang meningkat semakin dalam sekotr-sektor yang mendukung, biaya hidup dan rumah Disamping itu, dalamnya. di hidup untuk sulit rendah membuat masyarakat berpenghasilan yang dalam mendukung dari sektor-sektor mereka juga akan sulit untuk membangun karir
24
III Klaster Sebagai Strategi Pembangunan Ekonomi Baru
Bab
klaster. )adi, "ekonomi baru berbasis pengetahuan" sering diasosiasikan dengan disparitas pendapatan yang meningkat dan tangga karir yang terbatas. Sebagian besar penelitian dalam klaster menyarankan bahwa semakin matang sebuah klasteq yang ditunjukkan dengan menurunnya potensi pertumbuhan dan meningkatnya tekanan daya saing, menawarkan kesempatan kerja yang sangat besar bagi orang-orang berketrampilan
rendah, wilayah tertinggal, dan perusahaan yang terisolasi. Meskipun pekerjaan dalam klaster
tersebut pada mulanya menjadi semakin rutin dengan gaji yang lebih rendah, dibutuhkan sedikitnya pendidikan formal dan dapat dipercepat melalui pelatihan jangka pendek bagi pengembangannya. Perusahaan yang dapat menemukan ceruk pasar yang kompetitif atau cara baru untuk meningkatkan produktivitas dapat tetap bersaing dan menciptakan ekonomi
wilayah yang berkelanjutan.
Ketika banyak negara dan wilayah memberi prioritas kepada klaster bebasis pengetahuan, mereka keliru ketika menganggap bahwa seluruh klaster yang maju menggunakan keterampilan tinggi dan teknologi maju daripada klaster tradisional. Pada kenyataannya, klaster tradisonal seringkali juga memerlukan teknologi canggih dan pekerja ierampil. Sebaliknya, pada beberapa klaster yang maju, kebanyakan pekerjaan seringkali pula merupakan rutinitas dan memperkerjakan orang-orang berketrampilan rendah.
Klaster dan pertumbuhan ekonomi yang rendah Sebagian besar klaster yang sukses dalam dekade belakangan ini justru terjadi sebagai respon dari krisis ekonomi. Kesengsaraan terbukti dapat rnenjadi pengikat kerjasama
yang kuat dibandingkan kemakmuran. Kompetisi baru, restrukturisasi pasari perubahan teknologi, dan angkatan kerja yang semakin tua relah mengkatalisasi tindakan kolektif dalam berbagai wilayah. Klaster kaos kaki di North Carolina terbentuk akibat tekanan pelanggan serta terjadinya kompetisi antar pabrik dengan biaya rendah.
Respon wilayah terhadap klaster yang gagal Wilayah miskin dari klaster yang telah sangat matang, seringkali disebut dengan istilah "membatu (petrified)". Langkah pertama untuk menangani wilayah yang.didominasi olah klaster-klaster seperti ini adalah dengan menilai kembali kekuatan-kekuatan yang dimiliki, apakah penurunan terjadi secara temporal atau strukutral. Apabila terjadi secara struktural,
maka perlu dicari berbagai alternatif pasar dan produk. Cara utama untuk mencegah dan menangani dampak dari kemunduran suatu klast€r adalah:
. n o
Melakukan inovasi (desain baru, pasar baru, produk baru) Mengambil keuntungan dari kompetensi utama yang dimiliki untuk beralih kepada produk baru Mencari elemen-elemen rantai nilai (value chain) yang dapat dibangun menjad i klaster berkela nj utan ya ng mand iri (se/f-susfain i ng kl aster)
Mengenal Klaster
setiap wilayah atau klaster harus berpikir mengenai tiga kemungkinan tersebut.
Tapi sama pentingnya untuk Setiap perusahaan membutuhkan inovasi secara terus menerus'
permintaan konsumen atau teknologimengantisipasi kemungkinan perubahan selera dan berpikir dan merencanakan teknologi baru. Pemimpin organisasi yang mewakili klaster harus tanpa persiapan kemunduran masa depan secara terus menerus. Jika klaster mencapai tahap baik klaster dalam merespon atau perencanaan akan sangat sulit untuk ditangani. seberapa
dapat mendeteksi perubahan kemunduran dapat dilihat melalui seberapa cepat klaster tersebut yang dilakukan' pasar dan teknologi yang mengancamnya dan seberapa baik respon
3.5 Perusahaan di dalam dan di luar klaster yaitu (1) konsep, Kesuksesan ekonomi regional bergantung kepada 3 faktor, apa (know what), mengetahui kompetensi, dan (3) relasi, atau dengan istilah lain "mengetahui (know how), dan mengetahui siapa (know who), Tanpa ketiga faktor tersebut (2)
bagaimana
dan berdaya saing' "Mengetahui sangatlah sulit bagi perusahaan untuk dapat berkompetisi Namun "mengetahui bagaimana" dan apa,, dapat diperoleh melalui pendidikan dan latihan. ..mengetahui siapa" hanya dapat diperoleh melalui pengalaman dan hubungan pribadi'
Klaster menciptakan kapasitas bagi perusahaan-perushaan untuk menciptakan utama jaringan dan kesempatan pembelajaran antara satu dengan yanglain' Modal sosial' aset
bagisetiapk|aster,memiIikike|ebihandankekurangan.orang-orangyangminimre|asi
sulit memperoleh informasi dalam klaster sulit sekali untuk dilirik oleh perusahaan dan seringkali yang berada peluang kerJa yang potensial. Demikian pula dengan perusahaan-perusahaan peluang. Hal ini disebabkan aktivitas diluar klaster sulit untuk dapat memanfaatkan berbagai
bisnisyangsangatbergantuingkepadahubunganantarpesone|sehinggamerintangi
tidak memiliki realsi perusahaan-perusahaan dari luar untuk masuk ke dalam kalster keran yang baik dengan perusahaaan di dalcm klaster' Dampak strategi klaster terhadap masyarakat berpenghasilan menengah-kebawah pekerjaan bagi masyarakat kelas menengah meliputi isu-isu yang sangat luas, dari kesempatan
golongan yang relatif sejahtera hingga penyediaan karir yang memadai bagi masyarakat yang lebih tin99i. sekaligus meningkatkan status ekonomi mereka ke tingkat ekonomi lemah,
Tantangan terbesar klaster dalam melayani kelompok masyarakat berpenghasilan keterkaitan yang efektif antara rendah adalah dalam hal ketenagakerjaan, yaitu menciptakan dengan permintaan dan penawaran tenaga kerja, serta menghubungkan Calon tenaga kerja organisasi Penyedia kerja. pekerjaan yang orang-orang yang berada dalam klaster sulit mengetahui lowongan pula sebaliknya dengan ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan didalam klaster' Demikian perushaan-perusanaan, tanpa adanya suatu panduan dan insentif, perusahaan-perusahaan sulit menemukan calon tenaga kerja untuk direkrut'
zo
Bab III Klaster Sebagai Strategi Pembanqunan Ekonomi Baru
,
Sebagian besar perusahaan dalam klaster lebih mengandalkan rekomendasi dari orang-orang yang dipercaya daripada harus menghabiskan waktu untuk menyaring informasi
permohonan kerja yang sangat banyak. Untuk dapat memperoleh referensi dan direkomendasikan, seseorang haruslah dikenal dan memiliki relasi yang baik. Tanpa perantara yang dapat menghubungkan antara perusahaan dalam klaster dengan masyarakat, rnanfaat dari klaster sulit untuk dirasakan.
Wilayah yang Gagal Vs Wilayah yang Sukses Beberapa wilayah sulit mencapai kemampuan potensialnya, misalnya minimnya spesialiasi untuk mencapai skala ekonomis, tidak adanya dukungan sektor publik, rendahnya
pengetahuan, kompetisi yang tidak sehat, rwendahnya investasi dan kerjasama, dan sebagainya. Hal ini biasanya terjadi pada wilayah dengan klaster yang sedang mengalami kemunduran. Daya saing wilayah tidak hanya tergantung kepada modal sosial yang dimilikinya, namun juga kepada kemampuannya untuk 'mengimpor' dan belajar dari inovasi. Klaster yang kurang berkembang pada beberapa wilayah di Uni Eropa mempunyai spesialiasi dalam industri tradisional, namun memiliki kecenderungan inovasi yang rendah, dijalankan sebagai perusahaan keluarga yang kecil, dan memiliki keterkaitan yang lemah dengan pasar. Sebaliknya klaster yang sukses di AS memiliki perushaan-perusahaan multinasional terkemuka yang
menjadi bagian dari pasar global. Perusahaan-perushaan tersebut mempekerjakan orangorang yang sangat aktif dalam berbagai asosiasi profesi dan jaringan berskala internasional.
.
Perusahaan-perusahaan dalam klaster yang sukses secara teratur melakukan penilaian terhadap diri mereka sendiri (benchmark) dengan membandingkan kinerjanya dengan praktekpraktek terbaik di berbagai tempat. Sebaliknya, klaster pada wilayah miskin dan perusahaan
yang lebih kecil memiliki akses terbatas keoada praktek benchmark, inovasi, dan pasar. Tanpa akses yang lebih luas, perusahaan-perusahaaan hanya belajar dalam ruang lingkup yang sempit serta sulit untuk bersaing. Karakteristik yang lain dari wilayah yang lemah adalah rendahnya keterkaitan antara seluruh lembaga terkait dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini dapat dilihat pada perusahaan Uni Eropa diatas, dimana terjadi hubungan yang minim antara lembaga penelitian dan perusahaan lokal. Pemerintah gagal untuk memfasilitasi komunikasi antara satu dengan yang lain dan perusahaan-perusahaan dibingungkan oleh pelayanan publik yang
tidak sating berkaitan. Hasilnya, perusahaan-perusahaan dalam wilayah seperti ini cenderung untuk mencari keuntungan mereka tanpa inovasi dan investasi serta melakukan strategi pengurangan biaya. Pembangunan ekonomi berbasis klaster dalam wilayah t€rtinggal seringkali digunakan
dalam satu diantara 3 cara:
a.
Sebagai strategi mempertahankan
hidup (survival strategi) bagi masyarakat yang 27
Mengenal Klaster
menganggur dalam situasi ekonomi yang lemah dan untuk memepertahankan diri dari kemunduran yang lebih jauh lagi. b.
Sebagai strategi berkelanjutan (sustainability strategy) bagi pembangunan kea arah yang lebih maju, pada umumnya berbentuk klaster berteknologi rendah, klaster produksi, ataupun klaster jasa.
c.
Sebagai kesempatan berwirausaha (entrepreneurial opportunity) untuk menciptakan ekonomi baru.
Lingkungan Perkotaan Kota besar memiliki ekonomi yang lebih beragam dibandingkan kota kecil, sehingga lingkungannya cenderung terdiri dari beberapa klaster yang saling bersilang satu sama lain.
Wilayah perkotaan seringkali kekurangan lahan industri dan sumber daya manusia yang bertalenta untuk mengembangkan klaster bisnis yang bernilai tambah lebih tinggi. Lingkungan perkotaan merupakan wilayah kantong-kantong kelompok homogen dengan modal sosial yang tidak terkait dengan ekonomi. Sebuah studi terhadap wilayah berpenghasilan rendah di Great Britain menunjukkan bahwa meskipun terdapat modal sosial, hal tersebut tidak terkait dengan struktur kekuasaan sehingga menjadi tidak efektif untuk memperluas kesempatan. Jadi, tantangan bagi klaster di lingkungan perkotaan tidak terfokus dalam memperkuat ekonomi wilayah secara geografis, tapi bagaamana meningkatkan kesempatan dalam lingkungan
Lingkungan Pedesaan Sebagian besar wilayah pedesaan mengalami kegagalan karena terlampau sedikitnya
penduduk atau kecilnya wilayah klaster yang ada. Badan Daya Saing AS, misalnya, menggunakan populasi sebagai salah satu incirkator ukuran klaster. Apabila analisis tidak meiiputi suatu jaringan yang cukup besa[ maka wilayah pedesaan yang sukses tidak terdeteksi dalam analisis. Klaster di pedesaan yang menarik perhatian biasanya merupakan pertanian atau sektor manufaktur dengan produk yang tidak tahan lama, memiliki potensi pertumbuhan yang terbatas, serta tingkat uipah yang rendah. Ketika lingkungan wilayah pedesaan dapat menegaskan keberadaannya sebagai sebuah klaster, seringkali sebagian besar terdiri dari industri-industri yang telah matang dan tidak padat teknologi. Karakteristik dari wilayah desa - seperti tingkat pendidikan rendah, sekolah yang minim, modal investasi yang sedikit, hubungan yang lemah dengan pasar eksternal dan praktek benchmark, serta infrastruktur fisik dan pendukung yang tidak memadai - menunjukkan tahap kematangan dari produksi pada industri tradisiona, yang berbasiskan lebih pada peniruan, bukan penemuan atau inovasi.
Klaster seperti ini sangat rentan dalam kompetisi global, dan di berbagai tempat dilindas oleh para kompetitornya. Anggota klaster yang mampu bertahan dari kompetisi dan resesi hanyalah
mereka yang inovatif dan menguasai ceruk pasar.
2B
III Klaster Sebagai Strategi Pembangunan Ekonomi Baru
Bab
Perusahaan-perusahaa n di luar jaringan pembelajaran Keberadaan UKM seringkali diabaikan, baik sebagai bagian dari klaster yang lebih didominasi oleh kepentingan perusahaan besar maupun akibat skala yang tidak memenuhi
kriteria pemerintah. Sektor publik membutuhkan waktu yang lama untuk memahami dan mengharagai tantangan khas yang dihadapi oleh UKM. UKM sangat lambat dalam mempelajari
dan mengadposi teknologi dan teknik baru dalam memasuki pasar. Manajer-manajer UKM pada umumnya merupakan penduduk asli di wilayah tesebut dan bukan lulusan universitas. Salah satu sisi positif UKM, mereka tidak birokratis, lebih fleksibel, inovatif, dan berjiwa wirausaha. Usaha kecil yang pada umumnya merupakan usaha keluarga berjalan dengan dukungan karyawan paruh waktu atau magang. Ketika UKM merupakan sumber pekerjaan nasional yang hampir diabaikan, mereka memegang peranan yang sinifikan di banyak wilayah desa. Usaha mikro juga cenderung kepada klaster namun hanya mendapat sedikit perhatian dari para perumus kebijakan.
3.6 Hambatan dan Rintangan Terhadap Partisipasi dalam Klaster
'
Terdapat beberapa faktor yang menghambat masyarakat, wirayah, maupun perusahaan mengoptimalkan potensi klaster. Hambatan terbesar, setidaknya menurut perusahaan-perusahaan, adalah kurangnya orang-orang dengan ketrampilan dasar,
berpengetahuan industri, dan faktor kebiasaan kerja. Hal inilah yang rnenyebabkan banyaknya strategi pembangunan berbasis klaster dimulai dengan pendidikan dan pelatihan. Disamping ketrampilan, masih ada penyebab lain yang menyebabkan tidak berkembangnya masyarat
wilayah, dan perusahaan, yaitu rendahnya keterkaitan antara masyarakat miskin dengan pasar tenaga keria dan kesempatan kerja. Beberapa wilayah tertentu terisolasi pasar
dari
procluk maupun sumber inspirasi dan inovasi. Perusahaan kecil kurang menyadari metodemetode produksi terbaru daripada perusahaan besar, dan lebih cenderung bergantung pada pasar yang terpusat. Di Eropa, mitra wilayah merupakan salah satu alat pembangunan yang
penting.
3.6.1
Rendahnya Tingkat Ketrampilan dan Pengalaman
Dalam masyarakat berpenghasilan rendah, prestasi akademis (nilai tes) dan pengalaman akademis (jumlah tahun yang diselesaikan untuk sekolah) pada umumnya bernilai
rata-rata. Sistem pendidikan publik pada masyarakat berpenghasilan rendah dianggap menghasilkan output yang berketrampilan rendah, padahal perusahaan lebih menyukai orang-orang berpengalaman industri yang dapat produktif dalam jangka waktu yang pendek. Tanpa adanya panduan atau insentif, perusahaan akan mengabaikan masyarakat
dan
lingkungan yang tingkat ketrampilannya rendah dan dimana program pendidikan tidak memenuhi kebutuhan perusahaan. Demikian pula dalam pasar tenaga kerja yang ketat, perusahaan akan mencoba 'mengimpor' karyawan dari luar daripada mengambil pekerja lokal, kecuali pada posisi-posisi tingkat bawah tertentu. Kegiatan magang can program 29
Mengenal Klaster
pelatihan yang mernungkinkan para pemberi pekerjaan untuk menilai kemampuan dari masyarakat merupakan cara untuk memecahkan masalah ini.
3.6.2 Marjinalisasi Sosial dan Ekslusifitasdalam Masyarakat Organisasi sosial merupakan faktor penting dalam klaster sebagai penyedia pelayanan
dan komunikasl diantara perusahaan-perusahaan yang menggunakan sumberdaya dan pengetahuan secara bersama-sama. Namun salah satu dampak yang tidak menguntungkan dalam membangun modal sosial dalam klaster melalui badan keanggotaan seperti ini adalah munculnya sikap eksklusif sehingga mereka yang tidak terlibat dalam "komunitas bisnis" mengalami kerugian secara nyata. Isu yang sering muncul dalam masyarakat adalah isu permeabilitas sosial dimana hubungan yang saling menjembatani dapat terbentuk. Pekerjaan,
promosi, dan pembuatan kesepakatan sangat tergantung kepada hubungan interpersonal dan komunikasi secara langsung. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa modal sosial memiliki nilai yang sangat tinggi dalam klaster. Modal sosial dikenal secara luas sebagai "pelumas" yang memfasilitasi hubungan sistemik di dalam klaster. Dalam masyarakat miskin di wilayah pedesaan, iklim sosial berupa rendahnya kepercayaan dan kerjasama dalam masyarakat mempengaruhi hubungan formal
maupun informal di seluruh level sosial, dimana segala sesuatu bergantung kepada "siapa yang dikenal" serta " apa yang dimiliki" sedangkan prestasi belum menjadi tolok ukur. pemahaman yang jelas terhadap modal sosial akan memfasilitasi upaya untuk memperbaiki kemiskinan dan ketertinggalan pembangunan. Ikatan yang kuat dapat lebih mudah dibangun, namun potensial untuk menumbuhkan sifat eksklusif. Ikatan yang lemah yang melewati batas-batas sosial, budaya, dan geografis lebih sulit untuk dibangun tapi lebih bermanfaat karena memungkinkan para anggotanya untuk mendapatkan pengetahuan baru, mitra, pelanggan, dan sebagainya.
3.6.3 Jarak larak adalah hambatan utama bagi kesempatan pekerjaan bagi banyak orang di wilayah kota dan desa. Jarak yang jauh akan menghambat banyak pekerja yang potensial. Lokasi kerja dalam klaster lebih baik tidak memiliki jarak yang jauh dari rumah dan keluarga para pekerja. Perusahaan dalam klaster yang sedang mengalami pertumbuhan sebaiknya tidak berlokasi di lingkungan perkotaan berpenghasilan rendah, dan dekat dengan wilayah
pedesaan. Jarak juga menghambat pembelajaran diantara perusahaan dan wilayah. perusahaan-perusahaan kecil memiliki sedikit dana dan waktu untuk melakukan kunjungan-
kunjungan serta melakukan studi banding. Hal yang sama terjadi pada wilayah miskin, dimana mereka tidak pernah berhubungan secara intensif dengan tempat yang menghasilkan
ide-ide baru.
Bab III Klaster Sebagai Strategi Pembanqunan Ekonomi Baru
3.6.4
Perantara yang belum berperan optimal
Penelitian terbaru menunjukkan, perusahaan dan organisasi-organisasi nirlaba seringkali tidak 'berbicara dalam bahasa yang sama'. Pembentukan organisasi perantara merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari keterputusan hubungan antara pelaku-pelaku di dalam klaster. Organisasi perantara dibentuk dan digerakkan oleh orangorang yang memiliki pengalaman dalam pelayanan sosial dan mengorganisasikan masyarakat. Rendahnya kualitas perantara dapat menghambat kinerja klaster karena tidak adaya penghubung antara pelaku-pelaku yang memiliki kepentingan berbeda
3.6.5 KurangnyaWawasan Wilayah miskin, perusahaan kecil, dan masyarakat berpenghasilan rendah seringkali
memiliki pandangan yang sempit. Mereka memiliki akses yang terbatas untuk melakukan praktek benchmark, inovasi, pasaI dan pekerjaan. Ketika modal sosial merupakan perantara informasi dan mempercepat proses imitasi dalam klaste4 daya saing sangat tergantung kepada informasi baru dan ide-ide diluar klaster. Klaster yang paling sukses telah memimpin perusahaan-perusahaan bertaraf global dan merekrut orang-orang dalam asosiasi profesi berskala internasional serta aktif dalam membangun jaringan pribadi. Perusahaan-perusahaan ini secara teratur melakukan perbandingan dengan praktek-praktek terbaik di berbagai tempat.
Salah satu sebab dari pandangan yang sempit ini adalah terbatasnya pengetahuan dan kurangnya sumberdaya untuk melakukan studi banding. Perusahaan dan karyawan sangat
jarang menghadiri pertemuan dan konferensi untuk memperluas jaringan. Penyebab kedua adalah rendahnya kepercayaan dalam masyarakat terhadap pendatang dari luar. Beberapa tempat tertutup bagi ide-ide baru dan para pendatang. Tanpa akses dan penerimaan, pembelajaran perusahaan terbatas hanya dalam wilayah mereka sehingga memerlukan waktu yang lama untuk mencapai daya saing yang baik. Internet dapat memecahkan isolasi tersebut, namun internet tidak mampu menggantikan kebutuhan alami terhadap hubungan antar pribadi dan pengalaman di lapangan.
3.6.6 Dampak Ekonomi Baru (New Economy) Pembangunan ekonomi perkotaan saat ini tergantung kepada pembangunan'ekonomi
baru', yang didefinisikan sebagai ketergantungan perusahaan terhadap penelitian dan pengetahuan dalam tahap inkubasi atau tahap 'take off'dari pertumbuhan. Klaster ekonomi baru ini meliputi berbagai industri seperti life science, teknologi informasi, dangame. Berbagai studi menunjukkan bahwa adanya pergeseran ini menyebabkan l<etidaksetaraan ekonomi,
ditrtatta terjadi peningkatan pekerjaan-pekerjaan berpenghasilan rendah dalam sektor jasa yang mendukung gaya hidup angkatan kerja berpenghasilan tinggi, sebagai contoh, berkembangnya toko-toko, restoran, dan pekery'aan sebagai pernbantu rumah tangga. Orang-orang berpendidikan rendah tetap memiliki pilihan karirdalam klaster'ekonomi baru', walaupun jumlahnya sangat sedikit. Misalnya, dalam klaster perangkat keras kompuGr; 31
Mengenal Klaster
tidak seluruh pekerjaan membutuhkan ketrampilan yang tinggi. Pabrik papan sirukit dan semikonduktor merekrut sejumlah besar imigran dan pekerja berketrampilan rendah dengan gaji tidak jauh diatas upah minimum.
3.6.7 Dominasi Industri Besar dan Konsolidasi Konsumen Keberadaan industri besar yang dominan di suatuw ilayah mempengaruhi peluang
pasar
UKM maupun pengembangan wilayah pedesaan. Perusahaan besar sangat mempengaruhi perkembangan klaster yang terintegrasi secara vertikal. Perusahaan besar
dapat mendorong pengurangan biaya dan lebih memperketat persyamtan produk. Konsekuensi lain dari ketergantungan terhadap perusahaan besar dalam klaster, adalah kecenderungannya untuk terabaikannya kompetensi utama dari klaster. Hilangnya banyak pekerjaan pada industri
tradisional beberapa tahun kebelakang, yang menyediakan pekerjaan untuk para pekerja tak terdidik di wilayah desa di Selatan Amerika, disebabkan oleh berpindahnya perusahaan multinasional. Selanjutnya, konsolidasi konsumen dalam klaster menyebabkan penurunan margin keuntungan. Klaster pada industri kaus kaki di North Carolina saat ini misalnya memiliki pelanggan yang merupakan bagian dari rantai global seperti Walmart, Target dan Sears. pelanggan-pelanggan ini dapat menekan produsen, misalnya memaksa produsen untuk menarik kembali barang dagangan yang tidak terjual, memperketat persyaratan pengiriman, dan mengurangi biaYa.
3.6.8 Kesenjangan Modal Modal dan kredit sangat diperlukan untuk mendorong
kalster
menghasilkan
perusahaan baru dan mendorong pertumbuhan inovator-inovator. Dalam klaster-klaster pertumbuhan yang bergantung kepada teknologi, investasi yang dibutuhkan sangatlah besar. Bagi sebagian besar klaster, modal yang diperlukan sangat sulit didapat karena beberapa alasan, salah satunya adalah faktor lokasi. Pemodal ventura lebih menyukai untuk berinvestasi dalam perusahaan yang cukup dekat untuk melakukan monitoring dan pendampingan. perusahaan peneydia dana ventura juga pada umumnya Juga memberikan layanan terbatas hanya untuk perusahaan atau industri yang memasuki tahap "take off". Hal ini menciptakan
kesenjangan bagi wilayah-wilayah yang terisolasi dan klaster industri yang sudah tua. Selanjutnya, di wilayah desa, konsolidasi industri perbankan rnenjauhkan sumber modal dari komunitas masyarakat desa sehingga membuat klaster sulit untuk memperoleh modal kerja.
- adalah kurang pasar. Sebagian lokal perbankan dan pelaku terhadap klaster pengetahuan memadainya kecil klaster yang sudah mapan telah mampu untuk menjalin hubungan dengan pelaku perbankan lokal yang memahami dan merespon kebutuhan mereka. Yang ketiga, clan merupakan hambatan terbesar bagi banyak individu menengah kebawah dan minoritas adalah Isu lainnya
32
- yang
telah diperburuk oleh konsolidasi pasar
Sebagai Strategi
kurangnya pengalaman dalam melakukan kredit dan kurangnya koneksi untuk memperoleh pinjaman yang dibutuhkan untuk mendirikan usaha.
Tabel 3.1. Rintangan dan Hambatan terhadap partisipasi penuh dalam Klaster Kuran9nya prasyarat dan kesempatan untuk memperoleh pengalaman,
Angkatan kerja berketrampilan rendah, kualitas pendidikan rendah
Pengetahuan yang kurang memadai !ntuk melakukro praktek benahmarking
lrnpermeabilitas sosial
2eibedaao kultural
Struktur upah
Biaya dan waktu melakukao kunJungan, tan99un9 jawab keluarga
Minimnya transportasi
yang belsm berpcran
Berbrsis k€9ada lokasl dan terfokus pada sisl
Terorganissi se6ra fungslonal dan Oen€ralis
^urangnyc Wawasan
Adanya batas-batas dalam llngkungan dan masyarakat
Pengetahuan yang mlnim terhadaD komDetitor dari
Saru
HaBpan karir yang tidak realistis, hilangnya peluang untuk mendapat pekerjaan bergaji tinggl
dimilikl, kesempatan yang tebth baik untuk b€rkompetisi
Industrl
Tekanan untuk membiayei potongan kepada pemasok dan memenuhl kebutuhan
dan Pen 9al am
an
Soslal dan
Ekslusifitas
dalam
lrlasyarakat Faktor Jarak
Besar
DeFediaan
peEn9gan
Modal
Aset keluarga yang kecil, lemahnya pengalaman melakukan kredit, tidak dikenal oleh investor
9ublik
atau birckratis
luar
Ketidakleluasaan
waktu
Kuran0nya pen0alaman terhadap usaha kecll Terisolasi dari industri lainnya dan prattek benchmarking.
Mengabaikan aset yang
Telalu bergantung kepada sedikit perusahaan, dipaksa untuk memenuhi permintaan mereka
Dikontrcl oleh konsumen beEkata besar
Ja.ak dari sumbet dana modal ventura membatasi
ferfokus pada De.usahaan
mon,torin9
besar, p€mahamao yang minim terhadap kl!ster
3.7 Upaya-Upaya untuk Mengoptimalkan Peluang
Strategi klaster merupakan strategi yang didorong oleh kebutuhan dunia usaha. Pemerintah dan organisasi non pemerintah (dunia usaha) yang menaruh perhatian terhadap pembangunan ekonomi perlu mengorientasikan kebijakan ke arah strategi klaster untuk mencapai tujuan pembangunan ekonomi secara lebih efektif.
Dalam mengembangkan sistem klaster yang baik diperlukan orang-orang yang berkualitas. Selain itu diperlukan pengetahuan yang memadai, peran pihak-pihak perantara, peluang dan kesempatan untuk berkarir; pemanfaatan jaringan, penyediaan insentif dan
sumber daya, keq'a sama dengan berbagai institusi, memperlonggar batasan klaster, serta adanya dukungan inovasi dan kewirausahaan.
3,7.L Ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas Isu penting dalam pengembangan sistem klaster adalah kemampuan dan ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas. Jane lacobs menyebutkan bahwa keterampilan merupakan
faktor penting dalam menciptakan usaha ayang bernilai tambah serta merupakan faktor 33
Mengenal Klaster
produksi terspesialisasi yang harus didapat secara lokal. Isu tenaga kerja juga merupakan permasalahan utama yang sering dihadapi oleh klaster. Pada klaster dewasa khususnya, ketersediaan tenaga kerja terampil sangat terbatas. pengalaman kerja merupakan hal penting yang diperlukan perusahaan di dalam klaster. pengalaman kerja bukanlah sekedar ukuran kemampuan teknis yang dimiliki seseorang, namun juga membuktikan kemampuan sosial dan kebiasaan kerja yang baik' Selain pengalaman kerja, pendidikan juga menjadi faktor penting untuk melibatkan masyarakat dalam klaster. Pada beberapa kasus, saat ini semakin sedikit pengusaha di dalam klaster di Amerika yang mau mempekerjakan orang-orang dengan pendidikan di bawah SLTA' Hal ini
disebabkan karena pendidikan merupakan !angkah pertama merintis tan99a karier dan mendorong perusahaan ke arah pertumbuhan yang lebih tinggi. Pada masyarakat lapisan menengah ke bawah, Kadangkala mereka mempunyai
pekerjaan yang tidak sesuai dengan pengalaman kerja yang rnereka miliki. Mereka juga mempunyai pilihan yang sedikit dalam mengembangkan karier. Dengan demikian penerapan klaster pada wilayah-wilayah dengan kondisi masyarakat dengan kemampuan dan kualitas terbatas perlu didukung oleh upaya-upaya optimal untuk menyiapkan mereka untuk memasuki usaha-usaha di dalam klaster.
Antara permintaan perusahaan dengan supply yang dimiliki masyarakat memang ada kesenjangan. Perusahaan memerlukan tenaga kerja yang mempunyai pengalaman kerja dan tingkat pendidikan yang mencukupi. Namun di sisi lain, kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan kesempatan kerja yang lebih baik masih tidak merata khususnya bagi golongan
ekonomi bawah dan menengah. Oleh karena itu, dalam mengembangkan klaster dalam komunitas berpendapatan rendahdieprlukan sistem pendukung yang optimal sehingga marnpu meningkatkan kemampuan dasar dan pengalaman kerja bagi masyarakat yang akan terlibat sebagai faktor Produksi usaha.
peningkatan pendidikan telah dikenal sebagai suatu upaya yang fundamental untuk meningkatkan taraf sosial maupun ekonomi di berbagai wilayah. Dengan peningkatan pendidikan yang baik, maka level sosial dan ekonomi suatu wilayah tertentu akan meningkat dibandingkan dengan wilayah lain. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pendidikan dan keterampilan masyarakat dalam pengembangan klaster adalah dengan bekerja sama dengan Perguruan Tinggi setempat.
3.7,2 Bekerjasama dengan perguruan tinggi lokal perguruan tinggi lokal sangat berperan dalam pembangunan ekonomi suatu wilayah. Dalam sistem klaster, perguruan tinggi lokal dapat berperan dalam mendukung pengembangan
usaha ataupun meningkatkan keterampilan yang dimiliki oleh suatu wilayah. Selain itu, perguruan tinggi lokal memiliki kelebihan dalam mengenal karakteristik lokal baik masyarakat, sosial, budaya, maupun potensi ekonomi sehingga lebih memudahkan pembentukan jaringan yang melibatkan masyarakat khususnya masyarakat lapisan bawah dan menengah. 34
Bab III Klaster Sebagai Strategi Pembanqunan Ekonomi Baru
Dalam upaya mendorong pengembangan usaha unggulan di dalam suatu wilayah melalui klaster, Perguruan Tinggi lokal memegang peranan penting dalam menyediakan
tenaga kerja yang memiliki keterampilan khusus untuk memenuhi kebutuhan pengembangan usaha yang dilakukan. Perguruan Tinggi lokal memiliki kemampuan untuk menyediakan orang-orang dengan kemampuan dasar yang memenuhi syarat untuk memasuki pasar tenaga kerja yang terspesialisasi, termasuk kemampuan untuk mengaplikasikan keterampilan yang dimiliki dalam usaha-usaha di di dalam klaster. PT lokal menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada peningkatan pengetahuan dan cara bekerja dalam sistem klaster. Untuk menyiapkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan dasar dan keterampilan yang siap pakai untuk digunakan dalam klaste4 PT dapat menggunakan lingkungan pekerjaan klaster sebagai konteks untuk merancang kurikulum. Perguruan tinggijuga dapat menyusun pedoman berupa instruksi-instruksi praktis yang mampu menyelaraskan proses pembelajaran dengan pekerjaan sebenarnya. Penyelenggaraan pendidikan ini idealnya memberikan kesempatan bagi para pelajar atau mahasiswa untuk secara langsung menerapkan pengetahuan yang diperoleh di dalam
kelas. Melalui metode pengajaran tersebut, murid memperoleh keuntungan untuk belajar bukan hanya sekedar teori namun juga praktek. Salah satu contohnya adalah penyelenggaraan program Praktek Lapang/Magang agar para murid bisa belajar tentang klaster. Di sisi lain, perusahaan juga mempunyai kesempatan untuk mempelajari seara langsung kemampuan murid-murid tersebut, Penyelenggaraan pendidikan dengan memfokuskan diri pada penyiapan tenaga kerja
untuk memasuki industri-industri di wilayah regional dengan sistem klaster memberikan banyak keuntungan. Sumberdaya tenaga kerja tidak harus mencari dari luar tapi bisa mengoptimalkan sumberdaya lokal yang dapat dilakukan melalui kerja sama dengan Perguruan
Tinggi setempat.
3.7,3 Menggunakan jasa perantara Dalam pengembangan usaha dalam klaster selalu timbul kesenjangan antara berbagai
pihak yang terkait. Peran perantara adalah untuk mencari solusi atas permasalahanpei-maslahan yang dihadapi perusahaan yang meliputi layanan untuk mendirikan bisnis baru hingga jasa pengembangan karir. Perantara berpercn sebagai "wakil" perusahaan, dimana
dengan pengetahuan yang dimilikinya memungkinkan mereka untuk mempertemukan permintaan dan penawaran, apakah terkaitdengan keGnagakerjaan, informasi, pengetahuan
maupun teknologi. Sebagian besar klaster bergantung kepada hubungan pada perantara yang marnpu menghubungkan calon tenaga kerja kepada kesempatan kerja dalam,usaha tersebut.'Perantara
menghubungkan penawaran tenaga kerja baik secara individual maupun penawaran dari lembaga-lembaga pendidikan tinggi dengan permintaan dari peru'sahaan-perusahaan dalam sistem klaster tersebut. Pada beberapa lokasi, organisasi pekerja dapatjuga berperan menjadi 35
Mengenal Klaster
perantara yang berperan dalam penyelenggaraan pelatihan dan membangun hubungan baik dengan pengusaha. Perantara pada pengembangan klaster dapat berfungsi secara efektif dalam memenuhi tiga kebutuhan, Yaitu :
(1) Menyediakan jasa kepada pemerintah dan tenaga kerja
poten.sial dalam hal pekerjaan,;dan penyaluran pemberian sebagaunya motivasi, pengadaan pelatihan,
(2)
Menyampaikan jasa kepada perusahaan berupa teknologi, layanan bantuan bisnis, pengadaan modal, maupun pelatihan-pelatihan;
(3) Fasilitator dalam
menjalin hubungan antara pihak-pihak terkait dalam klaster.
Perantara akan menjadi efektif bila mampu memenuhi tiga kebutuhan tersebut. Kegagalan yang sering dialami perantara disebabkan karena kekurangan sumberdaya Can juga wilayah pemasaran jasa yang sempit.
3.7.4 Menciptakan peluang kerja dan membangun karier Sebagian besar perantara pada masyarakat dan wilayah berpendapatan rendah harus
memusatkan diri pada kegiatan-kegiatan pelatihan dan menghubungan mereka dengan iapangan pekerjaan. Program-progr:am tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan agar bisa memasuki dunia kerja serta mendapatkan pekeriaan dan rarier yang lebih baik. Kelayakan program ini telah dievaluasi guna mengukur hasil dan mengidentifikasi faktor-faktor umum yang berhubungan dengan keberhasilan program. Sui'-
vey yang dilakukan menunjukkan bahwa program pelatihan yang mengadopsi suasana lingkungan dan kultur perusahaan berpeluang besar untuk meningkatkan keberhasilan tenaga kerja pada saat bekerja di perusahaan. Organisasi yang baik tidak sekedar berperan sebagai perantara untuk menjembatani industri dan masyarakat, namun juga mampu memberikan binmbingan karier, pengembangan
pelatihan dengan standarisasi industri, dan penetapan standar minimum kualitas pekerjaan.
Organisasi yang lebih besar, seperti universitas, dapat berperan leih baik dalam menyelenggarakan layanan-layanan ini. program-program pelatihan yang efektif pada umumnya menempatkan modal sosial sebagai aspek penting dalam membangun jaringan dan relasi. Hal ini disebabkan Dalam sistem ekonomi manapun, termasuk ekonomi pengathuan, mengetahui "siapa" (relasi) sama pentingnya dengan mengetahui "apa" (pengetahuan). Sebagian besar jaringan dan sumber-sumber informasi informal tidak bisa optimal berjalan pada masyarakat, tempat, dan perusahaan yang terisolasi oleh sosial, budaya, dan geografis. Hal tersebut menyebabkan masyarakat dengan keterbatasan sosial, budaya, dan 36
Bab III Klaster Sebagai Strategi pembanounan Ekonomi Baru
geografis membutuhkan bantuan guna memeproleh akses informasi dan jasa yang dapat membantu mereka. oleh karenanya, pengembangan sistem klaster memerlukan sebuah institusi yang beftindak sebagai perantara. Perantara dapat mengatasi hambatan yang dihadapi oleh masyarakat tersebut dengan menjadi bagian dari jaringan, membangun relasi dengan perusahaan-perusahaan, dan menyebarluaskan relasi yang dibangun kepada masyarakat. Langkah inijuga mampu untuk memperluas klaster. Hal ini disebabkan karena para perantara
mempunyai potensi untuk memberikan rekomendasi yang bisa dipercayai dan dihargai. Pelatihan yang diselenggarakan oleh perantara memberi pihak perantara kesempatan untuk memahami pengusaha dan lingkaran hubungan kerja yang ada. Dalam menciptakan peluang ken'a dan membangun karieri pihak perantara dapat berfungsi untuk mengorganisir perusahaan
ke dalam jaringan yang lebih luas, menciptakan tingkat kerja sama dan kepercayaan yang lebih tinggi, serta membangun modal sosial yang iebih kuat.
3.7,5 Melibatkan organisasi yang mendukung modernisasi dan inovasi
Pihak perantara yang bekerl'a di dalam klaster dan berperan dalam memberdayakan usaha-usaha kecil serta dapat mengambil keuntungan dari kemajuan teknologi, sumberdaya,
informasi dan pasar berperan penting dalam perluasan peluang ekonomi usaha, perantara teknologi yang berhasil, biasanya mampu menghubungkan kebutuhan modernisasi perusahaan
dengan kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan dari para pekerja. perantara pada pengembangan klaster ini dapat berfungsi dalam memenuhi tiga kebutuhan, yaitu: (i) ''nrenyalurkan jasa kepada para pejabat pemerintah dan tenaga kerja potensial da{am hal
pengadaan peratihan, pemberian motivasi, penyaluran pekerjaan, dan juga pelaporan kemajuan; (ii) menyampaikan jasa ke perusahaan/ pengusaha berupa teknorogi, bantuan ''bisnis, pengadaan modal maupun pelatihan; (iii) beroperasi terutama sebagai perantara dan fasilitator dalam menjalin hubungan antara pihak-pihak terkait.
'
Perantara akan menjadi efektif bila mampu memenuhi tiga kebutuhan tersebut.
Ketidakberhasilan yang sering dialami perantara disebabkan karena kekurangan sumberdaya dan juga pemasaran yang sempit. Sebagian besar komunitas menyandarkan hubungan pada perantara yang mampu menghubungkan antara pengangguran dan setengah pengangguran kepada kesempatan kerja dalam usaha tersebut. Perantara di sini menghubungkan penawaran tehaga kerja baik secara individual maupun dari lembaga pendidikan tinggi dengan permintaan dari perusahaan-perusahaan dalam sistem klastertersebut. Pada beberapa lokasi, para pekerja
yang telah terorganisir telah menjadi perantara, dimana juga berperan dalam menyelenggarakan pelatihan dan membangun hubungan baik dengan pengusaha. HubunEan bdik ini selanjutnya menjadi perantara antara pihak pengusaha dan para cabn tenaga kerja.
5/
Mengenal Klaster
3.7,6 Memfasilitasi
dan mendukung jaringan bisnis
serta keterampilan
Klaster dapat memberikan manfaat bagi usaha kecil apabila perusahaan-perusahaan
di dalamnya saling bekerja sama. Jaringan dalam klaster memberikan ekonomi eksternal bagi perusahaan. Membangun jaringan tergantung kepada kemampuan perantara untuk mengatur kolaborasi atau kerjasama antar perusahaan. Para manajer UKM membutuhkan asistensi dari luar karena mereka jarang mampu membangun pelayanan bersama dan mengatur waktu serta sumberdaya yang diperlukan untuk membangun solusi kolektif dari permasalahan yang dihadapi bersama Jaringan telah terbukti efektif untuk membantu wilayah terting gal dan perusa haan-perusahaan sangat kecil'
3.7.7
Menyediakan dana untuk memacu pertumbuhan
Akses dana baik berupa insentif dan subsidi maupun berupa penyediaan modal awal bagi perusahaan-perusahaan dalam klaster sangat penting untuk memacu pertumbuhan dalam klaster. Insentif dan subsidi dapat mengubah ekonomi investasi perusahaan serta memberikan
manfaat bagi masyarakat, usaha, maupun wilayah yang terabaikan. Insentif berupa pemotongan pajak, kredit pajak, pelatihan yang dibiayai pemerintah, serta jaminan pinjaman
dibutuhkan oleh organisasi cji dalam klaster untuk memenuhi kebutuhan kolektif.
Disamping insentif dan subsidi, akses dana juga dapat diperoleh dengan menghubungkan lembaga penyedia modal dan pinjarnan kepada klaster, baik lembaga tradisional maupun non-tradisional. Perusahaan modal ventura cenderung melakukan investasi
hanya kepada dalam industi tertentu, dan dalam beberapa kasus, dalam klaster tertentu saja, demikian pula dengan beberapa lembaga keuangan tradisonal. Bagi klaster di wilayah pedesaan atau klaster dengan ekonomi yang masih lemah, lembaga penyedia ini belum berperan sebagai sumber dana utama. Perusahaan-perusahaan dalam klaster seringkali
dianggap tidak memiliki prospek usaha atau kekurangan jaminan yang cukup untuk memperoleh pinjaman. Selain itu, sangat sedikit perusahaan yang memenuhi persyaratan transaksi, ukuran pasaq prospek pertumbuhan, keuntungan, serta persyaratan daya saing kompetitif untuk memperoleh modal ventura. Demikian pula dengan lembaga penyedia modal tradisional, dengan kecenderungan mereka untuk melakukan investasi hanya kepada perushaaan yang dekat, kecil kemungkinkannya untuk bertindak sebagai sumber pendanaan
yang mampu menjangkau seluruh usaha. Karena terdapat permasalahan tersebut, yayasan-yayasan di Amerika melakukan pelayanan modal di wilayah miskin dan masyarakat kurang sejahtera. Modal dan pinjaman ditawarakan oleh yayasan yang berfungsi sebagai bank pembangunan. Lembaga-lembaga ini juga sering menawarkan pelayanan lain seperti pendanaan infrastruktur dan perumahan
serta pelayanan bantuan teknis bagi usaha. 3B
III Klaster Sebagai Strategi Pembanqunan Ekonomi Baru
Bab
3.7.a Bekerja dengan Asosiasi Klaster Asosiasi usaha merupakan salah satu mekanisme yang efektif untuk mencapai tujuan sosial dalam klaster. Mendirikan suatu asosiasi usaha merupakan titik awal untuk menemDakan
strategi klaster sebagai organisasi kolektif bagi para pelaku di datam klaster. Klaster memiliki dimensi sosial dan altruistik tersendiri karena keputusan bisnis dibuat
seimbang antara kepentingan pribadi dengan ekonomi. Tindakan untuk meningkatkan keuntungan selalu diseimbangkan dengan keinganan untuk diterima oleh para sejawat dan
pemimpin kelompok. Hal ini menyebabkan keputusan-keputusan perusahaan tindakan sepenuhnya dapat dipertanggungjawabkan dari sisi ekonomi secara murni. Modal sosial meningkatkan kemungkinan terciptanya ,suara hati, kolektif pada klaster.
loint Venture, surat kabar Sillicon Valley, klaster peranti lunak di Amerika, pada tahun 2002 mengundang para anggotanya untuk mengikuti workshop perusahaan yang bertema nilai "triple bottom line" bagi bisnis dan cara-cara untuk membangun kebijakan dan prakiek di fapangan secara konsisiten. "Trippte Bofuom Line'mengukur kineq'a kelompok tidak hanya dinilai dari sisi ekonomi, namun juga sosial dan lingkungan.,,Tripple Boxom Lrne" merupakan upaya untuk menciptakan tempat yang aman, menarik, dan membanggakan bagi bisnis. Hal ini akan menarik perhatian orang-orang berbakat serta keluarga pemilik
dan
liaryawan perusahaan untuk tinggal dalam lingkungan tersebut.
Namund nemikian untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan dukungan dari organisasi-organisasi di dalam komunitas. Disamping itu, pengenalan tujuan sosial sebagai agenda dari sebuah klaster dapat dtingkatkan dengan membuat aturan formal bagi ..organisasi
sektor ketiga",
meliputi perantara (intermediaries) yang memiliki kepentingan dalam lingkungan, masyarakat sipil (civil society), dan keadilan (equity). Hal ini dapat dilakukan, YAn.Q
baik dengan meyakinkan asosiasi usaha dalam klaster atau dengan membentuk komite yang
bekerja pada isu-isu umum yang menyangkut dunia usaha. Organisasi klaster dapat memperoleh nilai tambah dengan melibatkan mahasiswa dan kelompok pekerja muda usia. Kelompok tersebut dapat menciptakan jaringan kerja dan pembelajaran bagi generasi muda pekerja dan pengusaha, serta mengizinkan mereka mengambil peran kolektif yang lebih
besar.
3.7.9 Memperlonggar persyaratan sebuah kraster Lingkungan pusat perkotaan seringkali tidak memiliki konsentrasi yang memenuhi persyaratan sebagai sebuah klaster apabila batasan-batasan dibuat terlampau sempit. Jika hal ini terjadi, maka lingkungan tersebut perlu ditempatkan dalam sebuah perspektif yang lebih luas agar dapat disebut sebagai sebuah klaster, yaitu dengan melihat mereka sebagai bagian dari suatu klaster atau ekonomi regional yang lebih besar atau ditempatkan dalam pola pulang-pergi kerja (commuting) dari/ke tempat kerja dalam klaster. Hal yang sama dapat dilakukan dengan komunitas pedesaan yang kecil, dirnana jarak yang ada sangat pendek dan tidak memenuhi syarat sebuah klaster. 39
Mengenal Klaster
3,7.LO Mendorong dan mendukung inovasi dan
kewiraswastaaan Inovasi merupakan "bahan bakar" klaster, sementara kewiraSwastaan menumbuhkembangkannya. Setiap klaster yang kompetitif memiliki inovator dan entrepeneur - ditambah sejumlah imitator. Inovasi tidak dapat diukur oleh paten, produk baru, atau pelayanan baru, namun bersumber pada teknologi yang digunakan, desain sistem manajemen, pemasaran produk, dan pengorganisasian tenaga kerja. Wirausaha memberikan kesernpatan
pertumbuhan ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat menengah kebawah dibandingkan dengan rnenggeluti suatu jenjang karir. Kewirausahaan telah digunakan secara luas dalam wilayah tertinggal dengan klaster yang telah matang atau sedang mengalami penurunan, klaster yang memiliki sejumlah pabrik bangkrut, atau klaster dengan sejumlah besar tenaga
kerja terlatih atau semi-terlatih yang menganggur. Kewirausahaan juga dapat menjadi cara untuk menambah pendapatan bagi para pekerja magang. Masyarakat mulai beralih kepada wirausaha akibat satu dari tiga alasan berikut ini:
(1)
Sebagai strategi bertahan hidup untuk menambah pendapatan mereka yang rendah sebelum mendapatkan pekerjaan yang lebih baik,
(2) Sebagai pilihan gaya hidup agar dapat mengendalikan kehidupan mereka sendiri sekaligus menghasilkan pendaPatan, dan (3) Mengembangkan perusahaan dan menciptakan lapangan keria berdasarkan kebutuhan, memanfaatkan inovasi, atau membuat produk yang lebih baik. Inovasi dan kewirausahaan bergantung kepada keinginan untuk menerima resiko. Disamping itu, kewirausahaan juga membutuhkan ketrampilan dan pengetahuan mengeni bisnis, Sebagian besar pekerjaaan dan program pelatihan bagi masyarakat berpenghasilan rendah terfokus pada ketrampilan yang ditujukan untuk mendapatkan pekeriaan secara cepat, tapi jarang ditujukan untuk mengetahui apa yang diperlukan dalam menjalankan bisnis. Kemampuan menjalankan bisnis yang dibutuhkan bagi seorang entprepeneur lebih sering didapatkan melalui pengalaman dalam keluarga dan lingkungan bisnis daripada dari sekolah atau magang di perusahaan besar, atau dengan kata lain kewirausahaan lebih bersifat"turuntemurun". Laporan terbaru dari Komisi Nasional Kewirausahaan AS mencatat pentingnya
jaringan dan kerjasama antar entrepreneur yang berbagai ide dan saling belajar satu sama lain serta melaukan bisnis bersama-sama. Dalam komunitas pedesaan, para peneliti menemukan bahwa "infrastruktur sosial kewirausahaan" berhubungan sangat erat dengan pemberdayaan komunitas secara mandiri yang menghasilkan peningkatan lapangan keria dan penghasilan. Modal sosial meliputi kemampuan untuk mencari alternatif-alernatif, menerima keragaman jaringan internal dan eksternal, serta mendorong mobilisasi sumberdaya.
40
Klaster Sebagai Strategi
3.7.11 Menemukan posisi dalam pasardan menggarapnya Dalam wilayah yang sedang berkembang dengan biaya tenaga kerja dan biaya hidup yang telah lebih tinggi, perusahaan harus berkonsentrasi pada posisi (niche) produk danjasa
yang masih memerlukan penelitian dan pengembangan atau keterampilan .desain khusus yang bergantung pada pengalaman, pengetahuan, dan kreativitas. Setiap wilayah memiliki kesempatan yang sama untuk menemukan "ceruk" dalam keahlian khusus atau sumberdaya lokal yang memiliki nilai kompetitif, area dalam suatu wilayah atau komunitas yang memiliki
perbedaan dan membangun reputasi dalam hal kualitas, atau nilai yang mampu menarik perhatian konsumen.
41
Mengenal Klaster
Tabe|2RingkasanTindakanbagiMasyarakatKe|asMenengahkebawah' Wilayah Tertinggal dan Usaha
Kualifikasi pekerjaan
Investasi oada keterarrpilan dasar dan nplek huruf
Pra-pekerjaan dan pelatihan bahasa
f\4ernastikan akses,
ltenggunakan sitausi klaster, rnagang
lllendukung pusat
l4ernbentuk jaringan
klaster
keteranpilan
Bekerja rnelalui komunitas berbasis kornunitas
Menghubungkan klaster dengan ternpat lain
l"lenawarkan pelayanan tanbahan
fvlerrprorDsikan keberaganen dan
lvienbangun tangga
nendukung jasa
keteranpilan khusus klaster tvlengidentifikasi
perantara
Yang
tepat
lvlenciptaKan
kesenpatan kerja, jalur karir
lvlenperluas i nfonrEsi pekerjaan inforrnal
tolerartsi
l.4odemisasi
organisasi
seagai bagian dari
ekomni
penbar€unan
Hubungan pernbelajaran reqional
dan keteranpilan
pertumbuhan
Pekerjaan, Pelatihan kredit Pajak
Insent;f lokasi
Mendorong tangguno jawab sosial
r"lernperkenalkan "triple bottom line"
t4enpertirnbangkan komute yang lebih panlan9
Hubungan dengan klaster, klastermikro
Bekerja
dalam asosiasi klaster
f.4ernpeflonqgar persyartltE|n
batas-batas
klaster lvlendukung oan inovasi kewiraswastaan
dalam pasar
dan
oenoalarTEn
Keteranpilan dan pengalanEn Peranlara belum berperan
o*in€l l'4arjinalisasi sosial
perusahaan
l"lenilai kebutuhan, agregat permintaan
Keterampilan dan pengBlanEn; keterisolasian
Mendorong kerjasarna
Phrjinalisasi sosial, keterisolasian Kesenjangan dan keterisolasian
t'4odal, insentif
investasi
MerEorganisasikan usaha mikro
Perdntara belum berperan optirnal
FaKorJamk Memgerluas koneksi Kesenjangan Membangun
ketraffPilan wimusana, "rnengetahui apa" (knoar how)
Menciptakan lingkungan Yang
nendukung
Mendukung innovasi diluar penelitian dan pengernbangan
Mentangun
npdal, dominasi industri besar
Danpak ekorpmi baru
Posisi
portofolio keterampilan individu
42
dasar
npdal
merEcu
Nkngejar
karir antar
tXM
dalam organisasi berbasis konunitas
bisnis
l"tenyediakan sumberdaYa
t\4enciptakan
lvlernban9un kapasitas te{
tvlenfasilitasi
untuk
Keteranpilan
Rendahnya
Membangun
jaringan
Renoannya
Menggunakan aset wilayah
Mernanfaatkan
konpetensi utarna
Bab
III Klaster Sebagai unan
Strategi I
3.8 Tindak Lanjut Klaster merupakan strategi yang lebih penting daripada strategi pembangunan ekonomi sebelumnya karena klaster tidak hanya menggambarkan suatu alat pembangunan yang tunggal, namun menawarkan sebuah kerangka kerla (framework) untuk memahami dan membangun ekonomi. Peningkatan pemahaman harus pula meliputi cara-cara untuk memperluas hubungan sistemik yang ada kepada orang-orang, tempat, dan perusahaan yang berada di tepi arus utama ekonomi. Keberadaan klaster menawarkan janji yang terbatas terhadap individu atau tempat yang kurang beruntung, namun dapat secara sengaja menciptakan jalan menuju penghasilan yang lebih tinggi dan ekonomi yang lebih kuat. Pemeriksaan hubungan sistemik akan mengeluarkan kompetensi kolektif yang sebelunrnya belum diketahui, sumberdaya tertentu yang tersembunyi, dan cara untuk menghimpun kekuatan yang memiliki potensi untuk mengambil manfaat dari klasteq modal sosial, dan eksternalitas. Proses ini memerlukan sumberdaya, waktu, upaya pendidikan ulang dalam sektor publik maupun swasta untuk membantu masyarakat kurang beruntung dan wilayah tertinggal. Mereka harus menggambarkan bagaimana mengunakan klaster untuk mendapatkan lebih banyak orang kedalam tangga karir dan kemudian meningkatkannya, melibatkan lebih banyak perusahaan dalam jalur pertumbuhan, dan menjangkau lebih banyak tempat kedalarn sistem produksi regional dan mengimplementasikan strategi yang mampu mewujudkan tujuan-
tujuan tersebut. Tema sentral yang amat oenting dalam pembahasan ini adalah koneksi, atau sering diistilahkan oleh modal sosial. Modal sosial mendasari hubungan sistemik di dalam klastet inrastruktur sosial yang menggearakan indormasi dan menipengaruhi pekerjaan seerta kesempatan ekonomi dan inovasi. Orang-orang, tempat, dan perusahaan yang tidak mampu
mendapatkan manfaat dari modal sosial dalam klaster akan terharnbat dalam ekonomi, dan akan lebih berat lagi dalam ekonomi berbasis pengatahuan yang bergantung pada "know who" untuk membangun "know how". Klaster sebagai sebuah sistem menyediakan kesempatan untuk memperluas modal sosial kepada lebih banyak oi-ang dan tempat.
43
Mengenal Klaster
BAB IV KONSEP KLASTER, JARTNGAN, DAN DAYA SAING
Ide dasar konsep ini adalah bahwa keunggulan kompetitif suatu kawasan atau daya
saing kawasan harus didekati dengan pendekatan klaster dan jaringan. Klaster adalah konsentrasi dari beberapa perusahaan/industri pada kawasan tertentu di wilayah yang sama
pada sektor atau produk tertentu yang sama atau yang saling melengkapi. Tujuan pengembangan klaster adalah efisiensi yang dicapai melalui konsentrasi perusahaan/industri
atau pengklasteran IKM. Klaster berperan besar dalam rangka meningkatkan keunggulan kompetitif / daya saing wilayah. Keunggulan kompetitif suatu wilayah didasarkan
atas kemampuan dalam mengakomodasi permintaan konsumen, yaitu dalam menyediakan produk yang memiliki kualitas desain, kecepatan inovasi dan kecepatan respon terhadap permintaan.
Melalui klasteri maka dengan posisi yang lebih kuat, dan efisien, pemenuhan permintaan konsumen (pasar) dapat lebih mudah tercapai, demikian keunggulan kompetitif pun dapat dicapai. Manfaat yang diperoleh dari efisiensi yang dicapai melalui kelompok bersama (klaster)
adalah: (i) terciptanya spesialisasi produk di suatu kawasan, (ii) terbentuk dan berkembangnya
kerjasama dan jaringan kerjasama yang kuat antar IKM dan pelaku ekonomi lokal dalam wilayah untuk belajar bersama, mempercepat produksi lokal dan peningkatan kemampuan
inovasi; (iii) dapat dibentuknya kegiatan bersama untuk memecahkan masatah-masalah IKM, termasuk kendala-kendala dalam pemasaran; (iv) kemudahan dalam memperoleh input. +f
Mengenal Klaster
kecepatan dalam berinovasi, (v) kemudahan dalam menarik penjual dan pembeli, dalam rangka memenangkan pasar, serta (vi) kemudahan dalam penyertaan ke berbagai pameran dagang dalam rangka pencarian pasar di luar negeri. Selain itu, kebijakan pemerintah dapat lebih efektif dan optirnal bila bekerjasama dengan IKM yang berkelompok. Dengan pendekatan klaster dan konsep efisiensinya, maka faktor-faktor yang akan
berkembang adalah:
(i)
munculnya asosiasi sektor tertentu yang kuat;
(ii) tenaga kerja
dengan keahlian tertentu; (iii) ada dan berkembangnya penyedia bahan baku dan komponenkomponen sarana prasarana mesin, (iv) agen-agen penjual perantara ke pasar global, serta
(v) berkembangnya pelayanan yang terspesialisasi di bidang teknis dan
keuangan.
pengembangan keunggulan kompetitif suatu wilayah untuk memenangkan pasar melalui klaster, harus didukung oleh adanya bantuan eksternal (kelembagaan atau tenaga ahli lokal/ regional) yang dapat memfasilitasi kerjasama yang terbentuk. Tenaga ahli atau fasilitator tersebut akan membantu dalam: (i) mengidentifikasi kesempatan, (ii) mengkoordinasikan anggota klaster bersama, (iii) mengimplementasikan ide baru, serta (iv) mempromosikan kerjasama antar IKM.
4.L Pelajaran
Dari EroPa
Latar belakang penelitian di negara berkembang adalah adanya kawasan industri di negara maju, khususnya di Italia dan Eropa pada tahun 1970-80an, dimana terbentuk kekuatan bersama / kolektif yang tercipta melalui klaster dan jaringan dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Kelompok IKM yang terkonsentrasi pada seKor tertentu dan kawasan tertentu, melalui pengembangan kemampuannya yang dicapai secara efisien dapat bersaing di pasar
lokal dan internasional secara mandiri tanpa bantuan pemerintah. klaster di Italia kini mempunyai posisi kuat di pasar dunia dalam bentuk produk-produk tradisional (sepatu, tas kulit, baju, perabot, alat musik, makanan). Faktor-faktor yang mendukung kesuksesan klaster di ltalia adalah: (i) kedekatan lokasi antar kawasan dan antara kawasan dengan penyedia bahan baku dan peralatan, (ii) spesialisasi pada produk tertentu, (iii) kerjasama yang kuat antar IKM dalam sebuah asosiasi penghasil produk tertentu, (iv) kompetisi yang kuat antar IKM yang berbasis inovasi, (v) karakter sosial budaya yang mempengaruhi tingkat kepercayaan, (vi) organisasi pengelolaan yang aktif, dan (vii) dukungan pemerintah daerah. Peran kebijakan pemerintah ltalia adalah pada tahap perkembangan kelompolVklaster IKM dimana IKM sudah bisa berkembang, yaitu: (i) membangun kelembagaan, (ii) mempromosikan IKM dan kerjasama antar IKM, dan (iii)
mengembangkan pusat pelayanan bersama (pelayanan satu atap) yarrg dapat menyediakan informasi terutama mengenai kecenderungan pasar internasional dan pesaing lokal dan luar negeri, harga dan jumlah permintaan di pasa[ perkembangan teknologi, dan lainnya. Pengembangan klaster di negara-negara Eropa, dapat melalui pertumbuhan spontan atau pertumbuhan yang dipercepat oleh adanya peran kelembagaan. Kelembagaan berperan
pada tahapan menengah atau pada proses setelah berkembangnya industri. Kebijakan pemerintah di Eropa adalah menciptakan iklim agar klaster berkembang lebih baik dan dapat +o
8ab IV Konsep Klastet Jaringan, dan Daya Sainq
merespon pasar lebih baik. Di negara-negara berkembang, klaster yang berkembang masih pada tahap awal, tidak memiliki keterkaitan antar kawasan, dan tidak memiliki karakteristik dinamis seperti kawasan industri Eropa.
4.2
Pelajaran Dari Negara Berkembang
Kebijakan pengembangan IKM di negara berkembang sangatsedikityang berorientasi pada efisiensi melalui kerjasama antar pelaku, dimana hal tersebut terlihat dari: (i) kebijakan
dan peraturan yang hanya terfokus pada pengurangan dominasi perusahaan besar; (ii) kemudahan kredit kepada IKM; (iii) terlalu berorientasi pada input produksi (keahlian, teknologi,
bahan baku) dan kurang berorientasi kepada konsumen; (iii) tidak mandiri dan tidak berkelanjutan; dan (iv) perhatian yang kurang pada pelayanan pendukung. Klastering di negara berkembang mempunyai ciri sebagai berikut: (i) Klastering merupakan elemen yang penting dalam organisasi industri/usaha kecil di negara berkembang; (ii) Di Amerika Latin dan Asia, klaster merupakan konsentrasi dari penyedia bahan baku dan peralatan serta lembaga pendukung yang sudah terspesialisasi (industri tekstil, permata, klaster elektronik, klaster sepatu, peralatan sport dan bedah); (iii) Klaster sangat potensial berkembang di perkotaan ditinjau dari kemampuannya untuk bersaing di pasar ekspor, walaupun klaster juga berkembang di pedesaan; (iv) Arah perkembangan klaster beragam, dimana di Afrika hanya menimbulkan dampak yang minimal dilihat dari institusi pengelolaan yang belum berkembang secara mandiri, sedangkan di Amerika Latin dan Asia telah mampu
mengembangkan daya saing yang berkelanjutan di pasar ekspor nrelalui inovasi; (v) Berdasarkan jenis perkembangannya, negara-negara Eropa memiliki ciri perkembangan berkualitas tinggi yang penuh inovasi Can berkualitas, sedangkan negard-negara berkembang
memiliki ciri perkembangan berkualitas rendah yang masih berbasis pada surplus tenaga kerja, upah yang rendah, dan bahan baku murah. Klaster yang berkembang dinamis adalah klaster-klaster di India, Pakistan, dan
Brasilia, yang berkembang dengan pendekatan jaringan kerja dan berorientasi pada permintaan/konsumen, ditunjukkan melalui keberhasilannya menembus pasar dan dalam mengembangkan kapasitasnya untuk merespon perubahan di pasar (contoh: klaster pakaian India, klaster peralatan bedah Pakistan, klaster sepatu Brasilia). Cara klaster dalam menembus pasar internasional adalah melalui konsep Rantai Komoditas. Rantai komoditas adalah serangkaian kegiatan mulai dari produksi sampai pemasaran, dan mengandung serangkaian jaringan kerja (contoh: jaringan suplai bahan baku; jaringan produksi; jaringan ekspor; jaringan pemasaran). Ciri dari rantai tersebut adalah: (i) produksi dipengaruhi oleh pedagang kecil dan perusahaan internasional (berperan dalam pemasaran, penjualan, dan pengorganisasian rantai produksi), yang disebut sebagai Rantai Komoditas berorientasi Pembeli; (ii) jaringan dipengaruhi oleh pembeli, yang bisa jadi pedagang kecil atau menengah yang kegiatan utamanya desain dan pemasaran; (iii) lembaga lokal dituntut untuk nrendukung IKM dalam perbaikan produksi, desain, serta pembentukan
kerjasama antar IKM (lembaga lokal yang kuat, baik swasta ataupun pemerintah, dapat 47
Mengenal Klaster
mendorong klaster menembus pasar baru, perlUasan kegiatan, atau rnengembangkan keterkaitan baru ke Pasar akhir).
Agen perubahan (agent of development) mempunyai peran penting dalam pengembangan klaster sepatu di Brazilia, yaitu adanya institusi pemerintah (FENAC= institusi yang mengorganisasikan pameran perdagangan sektor sepatu, menarik pembeli luar negeri, dan menciptakan keterkaitan dengan pasar internasional) dan institusi swasta (agen ekspor yang berperan penting dalam menciptakan hubungan antara klaster produsen lokal dengan
pasar internasional). Di Amerika, agen pemasaran swasta lebih efektif daripada lembaga pemasaran pemerintah dalam menghubungkan pedagang dengan produsen, sementara institusi pemerintah berperan dalam pengorganisasian pameran dagang. Pendekatan kepada konsumen yang dilakukan melalui pameran dagang didukung oleh partisipasi bersama antar produsen IKM dalam hal finansial, dan dukungan Asosiasi Bisnis Lokal. Pendekatan kelompok bermanfaat dalam meningkatkan penampilan pada
pameran, memperkuat kepercayaan lebih besar dalam menghadapi pembeli, menciptakan keterkaitan antar produsen antarnegara, mempermudah penyerapan ide dan informasi, dan mempercepat tindak lanjut/respon terhadap pembeli. Pendekatan kepada konsumen, selain melalui pameran dagang yang bertujuan pasar ekspor, juga dilakukan melalui pembelian oleh pemerintah atas barang-barang yang diperlukan untuk program-program pemerintalr. Kebijakan melalui pembelian oleh pemerintah hanya berhasil bila dikonsentrasikan pada kawasan tertentu, pada kelompok industri yang terkonsentrasi pada sektor tertentu, serta dimediasi oleh kelompok (asosiasi) yang mandiri. Daya saing diciptakan melalui pendekatan kebersamaan kelompok industri kecil. Asosiasi dibentuk oleh Pemerintah dan berperan dalam: (i) tanggungjawab terhadap kualitas dan jaminan ketersediaan produk; (ii) mengkoordinasikan aspek finansial orodusen; (iii) menyediakan subsidi untuk menciptakan modal kerja awal. Manfaat dengan adanya Asosiasi: (i) mengurangi biaya transaksi selama proses berlangsung; (ii) termonitornya proses
pelayanan dan kualitas yang menjadi tanggungjawab produsen; (iii) adanya proses pembelajaran antar produsen dalam kelompok; (iv) sebagai forum diskusi dengan tenaga ahli. pendekatan kepada konsumen/permintaan juga dapat diciptakan melalui keterkaitan antara IKM dengan perusahaan besar. Masalahnya, IKM sebagai penyedia produk kepada Derusahaan besar masih belum dapat memenuhi jadwal ketat yang harus dipenuhi dan perubahan permintaan yang cepat, serta spesifikasi produk dan kualitas standar yang tinggi. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan IKM adalah dengan dukungan kebijakan pemerintah dalam: (i) menyediakan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan IKM
dan memperbaiki kualitas dan standar pelayanan, melalui lembaga tertentu, dan (ii) menterkaitkan IKM pada rantai jaringan pelanggan. program Peningkatan IKM di Brazilia, selain mengaitkan IKM pada rantai jaringan kepada pelanggan, juga melaksanakan pelatihan untuk kontraktor dan pemasok, dan menghubungkannya dengan Asosiasi Bisnis (ACI/NH) dan Pusat Teknologi untuk membantu dalam implementasi perbaikan kualitas. Di Indonesia, klaster IKM yang berorientasi kepada konsumen lebih cepat tumbuh daripada klaster IKM yang berorientasi produsen. Kebijakan 4B
Bab IV Konsep Klaster, Jaringan, dan Daya Sainq
pemerintah pun lebih berdampak positif pada pengembangan IKM yang berorientasi konsumen. Oleh karenanya, dalam rangka mempercepat peningkatan kualitas klaster IKM, langkah awal
adalah membawa produsen ke pameran dan pasar, sebelum dilakukan upaya di sisi produsen baik pelatihan, bantuan teknis, maupun finansial. Dalam upaya membawa klaster IKM kepada jaringan pelanggan, Pemerintah Chili membentuk lembaga mediasi (PROFO) dan memanfaatkannya untuk: (i) menciptakan jaringan
bagi IKM, (ii) mempromosikan kerjasama langsung diantara IKM, (iii) meningkatkan kemampuan IKM dalam memanfaatkan jasa pelayanan yang disediakan lembaga promosi pemerintah (SERCOTEC), serta (iv) menciptakan forum untuk pengembangan ekonomi lokal. Lembaga mediasi PROFO merupakan kelompok yang dapat terdiri dari 10-30 IKM. Dan dalam
pengembangannya, dengan kegiatan yang dilakukan secara bersama, PROFO dapat meningkatkan kualitasnya, memperluas pasar ekspor dan menjadi perusahaan besar, melalui
kerjasama antar IKM, mengambil inisiatif dalam perkembangan proses dan produk, pembangunan SDM, penjualan dan keuangan. Dalam pembentukannya, PROFO menjalani tiga tahapan pengembangan, yaitu (a) Tahap Persiapan, dimana bersama lembaga promosi pemerintah (SERCOTEC) mengidentifikasi
IKM pada kawasan tertentu, mensosialisasikan peran SERCOTEC dalam mendukung pengembangan IKM, dan mengidentifikasi tujuan jangka pendek dan menengah; (b) Tahap Konsolidasi, penunjukan pemimpin yang akan bertindak sebagai mediator antara anggota PROFO dan lembaga-lembaga serta pasar untuk produk IKM; (c) Tahap Kemandirian, dimana kelompok IKM dikembangkan untuk memiliki daya saing yang berkelanjutan dan membiayai sendiri kegiatannya. IKM yang mandiri dan berkelanjutan di Chili mempunyai kriteria sebagai berikui: (1) adanya kegiatan bisnis bersama; (2) mampu menyusun proposal untuk pengembangannya; (3) mampu membiayai lebih dari 50o/o pengeluarannya; (4) kepemimpinan berasal dari kelembagaan lokal; (5) mendukung keberadaan PROFO; (6) terjadi perubahan strategi SDM dariT5o/o kelompok IKM; (7) terjadi peningkatan kualitas prcduk pada lebih dariT5o/o kelompok IKM; (8) terjadi peningkatan kualitas dalam proses pada lebih dariTSo/o kelompok IKM; (9) strategi penjualan berubah pada lebih dari 75o/o kelompok IKM; (10) terjadi perbaikan pengefolaan keuangan pada lebih dari 75o/o kelompok IKM; (11) memiliki pebisnis yang berpartisipasi dalam ide-ide pengembangan PROFO; (12) kelompok IKM mampu berkembang berkelanjutan secara mandiri dalam jangka pendek. Dalam industri pengolahan kayu, pemerintah Chili didukung oleh ASIMAD/asosiasi perusahaan kecil dan menengah dalam: memberikan informasi dan pengajaran tentang pasar,
melalui kegiatan pameran dagang internasional, kunjungan ke industri luar negeri, hubungan kerjasama dengan institusi pendidikan untuk pelatihan teknik, desain, dan promosi kewirausahaan, pelibatan narasumber kompeten untuk memberikan informasi dan pengajaran kepada anggota asosiasi. Sedangkan pengembangan keterkaitan antar perusahaan dilakukan dengan melakukan kegiatan bersama dalam pemasaran, pertukaran informasi ttg desain dan
masalah teknis, sampai kepada pesanan ekspor. Dukungan Pemerintah dibutuhkan pada
Mengenal Klaster
tahap awal proses pengembangan jaringan untuk ekspor; dengan pendekatan desentralisasi, dan dengan dimediasi oleh lembaga swasta atau swasta-pemerintah.
4.3 Pelajaran Yang DaPat Ditarik Daya saing suatu kawasan (IKM) dapat ditingkatkan melalui pendekatan klaster dan jaringan. Efisiensi yang dicapai melalui pengelompokan bersama yang saling tergantung satu
dengan lainnya dan kerjasama dalam sebuah klaster, mempermudah kawasan (IKM) untuk bermitra dengan swasta atau pelanggan/konsumen, sekaligus dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan perbaikan atau peningkatan kualitas klaster' Walaupun dilandasi pengalaman negara Italia dalam pengembangan IKM, contoh-
contoh yang terdapat di beberapa negara berkembang telah menunjukkan perkembangan IKM yang signifikan, melalui klaster unggulannya, dengan dukungan agent of development' yaitu peran pemerintah dan peran lembaga swasta/swasta-pemerintah/asosiasi sebagai mediator, yang membantu IKM masuk ke dalam jaringan pasar (konsumen/pelanggan).
r.
Kebijakan-kebijakan sebagian besar pemerintah di negara berkembang yang masih berorientasi pada suplai (produksi dan input produksi) harus mulai bergeser pada kebijakan yang berorientasi pasar. Pendekatan kepada pasar di negara berkembang dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu aktif dalam kegiatan pameran dagang, keaktifan pemerintah dalam melakukan pembelian produk khusus IKM untuk kebutuhan pemerintah, serta menciptakan keterkaitan langsung dengan perusahaan besar.
2.
Kegiatan yang berorientasi pada pasar melalui pameran dagang tidak saja dilakukan melalui kegiatan pameran, namun diikuti dengan studi lapangan ke industri/pabrik, kerjasama dengan institusi pendidikan, dan melibatkan tenaga ahli yang kompeten untuk pasar eksPor.
3.
peran pemerintah dengan dukungan asosiasi atau lembaga mediasi lainnya cukup besar
dalam menciptakan keterkaitan dan kemitraan klaster IKM dengan pasar pada tahap proses perkembangan IKM menuju pasar ekspor. Program-program pendukung dari pemerintah harus dimulai dengan memfokuskan pada permintaan sebelum beralih pada dukungan pada suplai (orientasi pada hilir bekerja di hulu). 4.
Kebijakan pemerintah di sisi hulu sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan klaster di pasar, terutama terkait dengan pendidikan dan pelatihan, pengembangan teknologi,
jaringan informasi, dan lembaga keuangan.
4,4 Kritik Walaupun cukup dijelaskan peran pernerintah yang penting dalam mendorong berkembangnya klaster IKM, namun belum cukup informasi yang menjelaskan tentang perbedaan peran pemerintah dan asosiasi/lembaga mediasi swasta/swasta-pemerintah dalam 50
Bab IV Konsep Klaster, Jaringan, dan Daya Sainq
perannya untuk mengaitkan klaster IKM kepada jaringan. Pentingnya pengembangan jaringan
yang mengikuti pengembangan klaster belum memberikan informasi mengenai prasyarat, serta aspek'aspek (seperti informasi, dan lainnya) yang diperlukan dalam pengembangan jaringan. Pengembangan klaster dikaiakan dapat secara spontan atau didorong melalui pro-
gram pemerintah, namun belum dijelaskan perbedaan dan ciri klaster dinamis dan bukan dinamis, serta klaster atau kelompok IKM yang cukup ekonomis (dalam satuan unit atau yang lain) untuk dapat dikerjasamakan sehingga tercapai efisiensi, dan mampunyai kemampuan untuk bersaing di pasar. Selain pentingnya klaster dan jaringan dalarn peningkatan claya saing, penjelasan mengenai aspek-aspek atau prasyarat SDM, produk dan desain, dan
penelitian, informasi, serta bentuk kelembagaan keuangan sepedi apa yang diperlukan untuk mendukung klaster dalam meningkatka n kualitasnya.
51
Mengenal Klaster
52
Bab V Mengembangkan Ekonomi Berbasis Klaster
BAB V MENGEMBANGKAN EKONOMI BERBASIS KLASTER
5,1
Mengapa Memberikan Perhatian pada Klaster? Secara konseptual, industri klaster sudah menjadi sine qua non kebijakan pembangunan ekonomi di seluruh Amerika Serikat. Bencana sejarah atau investasi, perekrutan yang ditargetkan, atau kekhasan geografis, mengakibatkan perekonomian daerah mempunyai
struktur yang berbeda-beda. Industri-industri tertentu lebih dipusatkan pada suatu tempat. Keuntungan kompetitif berbagai wilayah dari suatu daerah dapatdipahami melalui keuntungan kompetitif dari industri-industri yang paling menonjol di daerah tersebut. Setiap lokasi ingin mempunyai kekhususan dalam suatu hal yang diterjemahkan ke dalam reputasi dan kesuksesan pasar. Terdapat perbedaan paham dalam mengartikan klaster s€cara formal. Kebanyakan
ahli menciefinisikan klaster sebagai sebuah konsentrasi yang dibatasi oleh bisnis serupa, bisnis yang saling berhubungan atau saling melengkapi, dengan transaksi bisnis, komunikasi, dan dialog yang aktif, dengan pembagian infrastrukturi pasar tenaga kefia dan jasa yang terspesialisasi, serta menghadapi ancaman dan peluang secara bersama. Klaster berbeda dengan sektor dalam batas-batas geografisnya; pernasukan sumber daya, supply, dan rantai pengetahuan; serta pentingnya bagaimana mereka saling berkaitan. Kiaster adalah pemahaman terbaik yang digunakan sebagai sistem regional. Sektor, di daerah 53
Mengenal Klaster
yang biasanya digunakan untuk tujuan perencanaan dan mengindentifikasi peluang-peluang ekonomi, diperlakukan sebagai konsentrasi. Alasan yang paling jelas, daerah harus berpikir
dan bertindak dalam klaster seperti kegiatan bisnis. Perusahaan cenderung berlokasi berdekatan satu sama lain, termasuk para pesaing. Hal ini disebabkan keuntungan perekonomian ekternal dan akses terhadap tenaga kerja dan pengetahuan yang perusahaan peroleh melebihi kerugian akibat para pesaing yang mungkin dapat mencuri para karyawan atau menemukan rahasia perusahaan mereka.
5,2 Keuntungan yang diperoleh Perusahaan
dari Klaster
Klaster dapat memberikan keuntungan yang lebih kepada suatu perusahaan dibandingkan dengan para pesaing yang tidak terlibat dalam klaster. Klaster memberikan akses yang lebih kepada para penyedia barang/jasa dan pemasok jasa pendukung, kepada kelompok tenaga ahli dan terampil, dan kepada transfer pengetahuan yang terjadi ketika orang-orang saling bertemu dan berbicara bisnis. Klaster memungkinkan perusahaan untuk fokus kepada apa yang mereka ketahui dan melakukan yang terbaik; perusahaan tidak penlu melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukannnya dengan baik. Perusahaan Juga memperoleh manfaatdari adanya sinergi. Perusahaan mampu untuk beroperasi sebagai sistem yang dapat menggunakan sumber daya perusahaan secara lebih efisien dan secara bersama memperoduksi
lebih dibandingkan jika memproduksi sendiri. Diantara semua keuntungan klaster, hal yang paling penting adalah akses ke inovasi,
pengetahuan, dan keterampilan. Dalam Ekonomi Baru, perusahaan akan mendapatkan keuntungan kompetitif dalam mengakses ide dan bakat, yang membutuhkan kedekatan geografis pada rekan kerja yang profesional. Keterampilan dan pengetahuan spesifik industri
berakumulasi dan tersebar melalui kawasan bisnis dan perusahaan inovatif. Adanya pengelompokarr (klaster) akan memberi perusahaan informasi yang lebih cepat mengenai kemajuan teknologi dan perubahan konsumen atau pilihan konsumen. Selain itu, klaster juga dapat mengurangi biaya-biaya transaksi.
5.3 Keuntungan
Keras dan Lunak dari Klaster
Keuntungan dari adanya pengelompokkan/klaster dapat dipisahkan menjadi keuntungan "keras"dan keuntungan "lunak". Keuntungan keras diperoleh dari transaksi bisnis yang lebih efisien, investasi yang bijaksana, dan berkurangnya pembelanjaan yang menghasilkan laba. Keuntungan lunakdiperoleh dari pelajaran, benchmarking, dan penyebaran pengetahuan yang mengarahkan pada inovasi, imitasi, dan perbaikan.
perusahaan yang mengelompok dapat memilih sejumlah jasa khusus. .lasa-jasa tersebut meliputi perbankan dan para akuntan yang memahami teknologi dan pasar Derusahaan, konsultan yang dipercaya yang dapat memecahkan permasalahan tertentu, perusahaan pemasaran dan periklanan yang mengetahui konsumennya dan pusat bisnis kecil 54
Bab V Mengembangkan Ekonomi Berbasis Klaster
yang dapat menilai prosedur dan memberikan nasihat. Lebih dari itu, perusahaan lokal dapat membeli sumber daya ini lebih cepat dan pada tingkat harga yang lebilr murah dibandingkan dengan para pesaing yang jaraknya lebih jauh.
Keuntungan berwujud yang paling utama adalah akses terhadap pengetahuan dan pengalaman kerja, khususnya pekerja yang mempunyai keahlian menengah yang berasal dari wilayah dan yang mengikuti sekolah kejuruan dan perguruan teknik. Adanya penyedia barang/jasa lokal yang potensial merupakan keuntungan, terutama dalam industri dimana pengetahuan yang signifikan terkandung dalam produk. Dalam ekonomi saat ini, pengiriman
sehari dan komunikasi internet dapat mengurangi pentingnya kedekatan akan komponen yang terstandarisasi dan suppiy. Sedikit denri sedikit perusahaan menggurrakan lelang elektronik untuk memperoleh komponen-komponen, dan dekatnya bahan-bahan yang penting untuk komponen atau persediaan yang pengetahaun intensif dan tergantung pada riset dan
desain atau dukungan khusus dalam perakitan atau pemanfaatan. Rantai supply menguntungkan, tetapi saat ini kurang menguntungkan jika dibandingkan pada abad ke-20.
,
Keuntungan yang tidak berwujud dari klaster merupakan aset yang tidak secara
langsung ditransfer ke suatu pernyataan keuntungan-kerugian, namun potensialnya berdampak .besar pada garis bawah dibandingkan eksternalitas yang berwujud. Keuntungan aset ini diperoleh dari mobilitas tenaga ker;'a dan aliran pengetahuan antar perusahaan rnelalui diskusi-
diskusi formal dan informal dengan kelompok, pemasok, dan konsumen/pelanggan. Inovasi adalah proses kolektif dan berulang-ulang, dan suatu lingkungan yang mendorong masyarakat untuk berbagi dan bertanding satu diantara ide-ide yang mendukung inovasi dalam teknologi, produksi, dan proses. Keuntungan juga diperoleh dari semakin efisien kemampuan tacit knowl-
- kadang disebut know-how - yang ada dalam setiap kepala individu dan dalam rutinitas organisas! dan tidak dipublikasikan atau tidak tercatat secara formal. Transfer pengetahuan edge
ini memerlukan hubungan langsung melalui interaksl bisnis dan sosial, interaksi profesional, dan pertemuan dagang. Keuntungan terbesar dari modal sosial dan kepercayaan diperoleh dari kolaborasi dan formasi jaringan. yang terencana
Tabel 5.1 Keuntungan yang berwujud dari Klaster As
et
,P*l-9::*gYiFJ*t"rp t"*p".t if";g"
IGuntungan iErbbnsi'rncansan Alses yang bbih cepatdan bbih nrudah Ihrga yang narra[ lmalitas yang tinggi Fenrs ahaan pabrngar1 pehrang
Perintis program untuk mengembangkan klaster secara tipikal adalah program-pro-
gram daerah yang dirancang untuk membentuk jaringan antar kelompok-kelompok perusahaan. Program-program ini isirtya mengenai cara mengatesi kebutuhan bisnis secara bersama dan mencapai keberhasilan skala ekonomi. Dalam tinjauan, penekanan daerah pada jaringan merupakan hal yang mustahil, sebab jaringan secara alami mengembangkan hubungan 55
Mengenal Klaster
yang ada dalam klaster yang kuat. Walaupun istilah "jaringan" dan "klaster" kadang-kadang digunakan secara bergantian, namun terdapat perbedaan yang penting. Jaringan menciptakan skala ekonomi dengan pembagian sumber daya, keahlian, atau informasi dengan sengaja.
Tabel 5.2 Keuntungan tidak berwujud dari Klaster
Aset
iPasar tenaga lcrja infonlal
5.4 Kebijakan
I
I{euntungan
iHbbnsi.i:njang larir
Baru untuk Pembangunan
Ekonomi Lebih dari satu abad, ahli ekonomi dan geografi telah mempelajari konsentrasi perusahaan. Walau demikian, penentu kebijakan pembangunan ekonomi telah mempunyai
sedikit perhatian terhadap keuntungan yang diperoleh dengan adanya pemusatan dan spesialisasi. Sebaliknya, mereka telah mendukung diversifikasi, mempertimbangkan konsentrasi industri lebih dari kewajiban dan ancaman terjadap keberlanjuatan jangka panjang dibanding sebuah aset untuk dipelihara. Dimana klaster sudah berkembang dan maju, sektor
umum utama berkontribusi melalui intansi daerah yang melayani fungsi tertentu (seperti pendanaan, pelatihan, bantuan teknis, atau ekpor) umum bagi bermacam-macam bisnis.
5.5
Mengapa Bet'ubah Sekarang
pedama, kebutuhan akan perusahaan-konsumen daerah adalah sistematik dan jarang didefinisikan oleh fungsi-fungsi bisnis, sehingga perusahaan mempunyai kesulitan dalam
menemukan dan menyusun bantuan yang mereka butuhkan untuk memecahkan masalah. personil dinas daerah tidak mempunyai pengetahuan yang rinci mengenai semua industri yang mereka harapkan untuk dilayani. Kedua, kebijakan klaster langsung dapat meningkatkan efisiensi pemerintah dalam memecahkan pasar yang kompetitif. Perusahaan yang sukses harus secara terus menerus
berinovasi agar bertahan dalam lingkungan yang baru dan menginginkan pemerintah agar mengerti kondisi khusus mereka, akan inovatif diri mereka sendiri, dan dapat menyediakan pelayanan yang sama cepatnya dengan apa yang perusahaan lakukan terhadap pelanggan. Hal ini memiliki tantangan bagi instansi publikyang sering terjerumus dalam masalah birokrasi. Ketiga, klaster dapat mendorong ke arah pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Keuntungan lokasi dapat menarik perusahaan yang sejenis dan perusahaan pelengkapnya;
dengan dorongan, perusahaan-perusahaan pada akhirnya dapat mengembangkan klaster 56
Bab V Mengembangkan Ekonomi Berbasis Klasrer
lain. Klaster tekstil di Carolina Selatan cukup menarik perusahaan mesin dan perkakas untuk menjadi satu klaster industri mesin didaerah sekitarnya. Pengubahan ke percetakan berbasis web, penerbitan, dan periklanan menciptakan satu klaster media baru di Kota New York. Seperti semua manajer bisnis ketahui, kebanyakan perubahan yang terjadi di suatu pabrik adalah sistematik dan mempengaruhi fungsi seluruh proses produksi. Intervensi yang efektif take into account di seluruh sistem. Dengan cara yang sama, perekonomian wilayah merupakan sistem yang digambarkan dengan elemen-elemen bisnis yang saling bergantung. Intervensi yang sistematik akan berdampak besar. Jadi instansi-instansi pemerintah berangsurangsur mengalihkan perhatiannya dari perusahaan dan lokasi individual ke konsetrasi perusahaan atau "klaster". Melalui klasteq daerah dapat lebih baik memahami perekonomian
sebagai sistem dan perubahan pengaruh. Hal ini menyarankan kebijakan baru untuk memperkuat dan mendukung perkonomian yang memungkinkan pemerintah untuk lebih strategik, sistematis, dan efisien dalam menggunakan dana masyarakat. Tidak ada urutan tindakan yang sesuai di semua klaster, seperti halnya tidak ada jalan pemecahan yang sesuai di setiap situasi bisnis. Setiap klaster mempunyai budaya dan kondisi sendiri-sendiri, dan kebutuhan dan potensinya harus dinilai secara individu. Kebijakan harus disesuaikan, namun ada kebijakan yang berpengalaman pada daerah yang dapat memberikan gambaran dan petunjuk untuk membantu merancang kebijakan yang sesuai.
Kebijakan ditujukan untuk menyediakan jasa, investasi, percepatan pembelajaran, dan persiapan tenaga kerl'a.
1.
Kebijakan akan membuat pengaturan menjadi efisien dan menyediakan jasa
Pelayanan pemerintah secara tipikal diatur oleh fungsi. Jasa bisnis kecil, pelatihan, pengembangan teknologi, pemasaran, dan perekrutan adalah program-program yang terpisah yang disusun oleh tenaga khusus di disiplin tertentu, yang bukarr industri. Klaster menyediakan satu kerangka kefia organisasi dengan lebih baikdalam menyediakan jasa yang lebih khusus bagi permintaan industri karena mereka beroreintasi pada masalah, bukan berorientasi pro-
gram; membutuhkan saling ketergantungan, bukan dengan bebas; dan bekerja dengan konsumen secara bersama, tidak secara individu.
2.
Kebijakan yang menargetkan investasi pada klaster
Daerah telah membuat investasi dalam rangka memperkuat industri kunci mereka atau memperoleh suatu kedudukan dalam munculnya industri. Mereka mendukung riset dan pengembangan yang berbasis perguruan tinggi dan komersialisasinya dan membangun lokasi industri. Beberapa wilayah telah mencoba, dengan keberhasilan yang berbeda, untuk membeli
klaster dengan insentif dan investasi. Bagaimanapun, daerah menjadi kurang sensitif kepada klaster yang telah maju ketika berinvestasi dalam inovasi dan wirausaha. Strategi investasi akan membantu sedikit anggota klaster yang beroreintasi riset untuk menyerap teknologi baru dan menjadi lebih inovatif.
57
Menoenal Klaster
3.
Kebijakan untuk meningkatkan jaringan klaster dan pembelajaran
klaster
-
Instansi pemerintah yang mengetahui klaster - yang sesuai, membantu mengorganisir menjadi mitra kerja dan perunding yang lebih efektif. Instansi pemerintah ini menjadi
lebih mampu belajar dan bertindak terhadap kebutuhan industri, memantau.perkembangan klaster, dan membantu klaster untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan. Memperkuat klaster melalui cara inijuga membantu wilayah dalam mengembangkan keahlian yang unik dan "merek" yang dapat melengkapi keuntungan kompetitif umum wilayah.
4.
Kebijakan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja klaster
Sumber daya tunggal yang paling utama di semua klaster ekonomi saat ini adalah manusianya. Akses terhadap kelompok tenaga kerja yang mengetahui bagaimana menerapkan pengetahuannya ke dalam bisnis klaster merupakan satu kunci menuju sukses. Tantangan bagi daerah adalah untuk secara efektif menyisipkan tingkat kebenaran dari konsteks klaster ke dalam pendidikan menengah dan tingkat spesialisasi yang sesuai ke dalam institusi yang
lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan klaster yang beroperasi di dalam di berbagai Perekonomian wilaYah.
Akhirnya, daerah memunyai satu tanggung jawab untuk melihat bahwa hasil perekonomian berasal dari kebijakan-kebijakan mereka yang pada akhirnya mempunyai satu kesempatan untuk menjangkau seluruh sudut daerah dan semua segmen penduduk. Klaster menawarkan cara untuk merestrukturisasi kebijakan kesetaraan agar lebih efektif melayani wilayah yang kurang beruntung dan pendudukyang berpendapatan dan berpendidikan rendah.
5.6 Bagaimana Klaster Tumbuh Apa yang menyebabkan klaster di satu lokasi menjadi lebih kompetitif dibandingkan dengan klaster di lokasi lain? Beberapa klaster mungkin berkembang lebih baik sebab rnereica melakukan inovasi dan mengembangkan keuntungan komparatif baru, beberapa disebabkan
mereka beroperasi dalam lingkungan wirausaha, dan lainnya disebabkan karena mereka mempunyai wawasan untuk merubah kemampuannya dalam rangka memasuki pasar baru dan pasar yang bermunculan. Rosabeth Moss Kantor menunjukkan peftumbuhan ekonomi dalam tiga faktor: konsep, hubungan, dan kemampuan.
5.6.1
Konsep
Inovasi, imitasi, dan kewirausahaan merupakan penggerak klaster kompetitif. Walaupun kesuksesan suatu perusahaan tergantung pada kemampuan untuk menjaga perkembangkan teknologi, produk-produk baru, dan rancangan-rancangannya, keberhasilan klaster dimana dia beroperasi tergantung pada difusi yang tersebar luas, akses terhadap inovasi dan informasi, dan spinoff perusahaan baru. Rembesan klaster menekan para pesaing di dalam klaster untuk secara terus menerus maju dan berinovasi dalam rangka menjaga keuntu,rgan mereka nrelebihi para imitator. 5B
Bab V Mengemba
Ekonomi Berbasis Klasrer
Inovasi. Inovator menghasilkan dan mernperdagangkan ide-ide baru, menemukan proses produksi yang lebih efisien, atau menciptakan pasar baru. Inovasi dapat terjadi di semua aspek bisnis (contohnya aplikasi teknologi, rancangan sistem manajernen, pemasaran produk, dan penggunaan tenaga keq'a). perguruan tinggi, pusat penelitian, konsumen, penyedia
barang/jasa, dan mekanik merupakan sumber inovasi yang penting. Walau demikian inovasi yang sangat penting untuk memajukan klaster merupakan solusi kreatif bagi permasalahan
analisis seorang teknisi, insinyur, atau sistem dan memperbaiki hasil yang didapat dari tersebarnya pengetahuan diantara karyawan dan perusahaan.
Imitasi cian Kompetisi. Inovasi dapat membangun satu perusahaan yang kuat, sedangkan imitasi dan kompetisi akan mengiringi pembangunan satu klaster yang kuat. Imitasi sama pentingnya bagi suatu klaster seperti halnya inovasi sebab imitasi adalah konsepkonsep baru yang tersebar dan dipraktekkan diantara perusahaan yang selanjutnya mendorong
inovasi. Imitasi adalah alasan perusahaan untuk mencari benchmark diantara kelompoknya. Banyak dari imitator menjadi inovator dengan memperbaiki pmktek yang mereka adopsi. Siklus inovasi dan imitasi ini mendorong klaster ke arah yang lebih unggul. Jika suatu klaster memiliki sekumpulan persona dan pasarnya adalah global, maka klaster memandang imitasi
sebagai pemerkuat klaster. Di Carolina Utara, sebagai contoh, perusahaan anggota klaster kaos kaki menyatakan bahwa tidak ada rahasia diantara mereka.
Enerqi Penousaha. Kemampuan pengusaha merupakan bahan bakar yang menggerakkan pertumbuhan klaster; sedangkan kegiatan perekrutan dapat menjadi vitamin untuk memperkuat klaster. Asal usul kebanyakan klaster dapat diusut dari satu pekerja yang pernah bekerja pada satu atau dua perusahaan yang kemudian meninggalkan perusahaan tersebut untuk membangun perusahaan sendiri. Pada akhirnya keuletan menjadi cara bertahan hidup disaat mengalami perpindahan pekerjaan dari perusahaan induk, mengalami turun pangkat, atau keluar dari bisnis.
5.6.2 Hubungan '
Klaster yang paling berhasil, membangun mekanisme yang dapat mempercepat perpindahan ide, inovasi, dan informasi dari satu perusahaan ke perusahaan lain di seluruh bidang ekonomi. Dinamika klaster akan menciptakan wilayah pembelajaran dan klaster inovasi.
Mekanisme dan kesatuan untuk pengumpulan dan penyebarluasan pengetahuan akan memberikan nilai tambah pada modal sosial yang sangat penting bagi persaingan klaster. Networkino dan networks. Prinsip pengoperasian klaster kompetitif yang paling penting adalah kemampuan terhadap network secara ekstensif dan membentuk network secara selektif. Networking adalah proses memindahkan dan menyebarluaskan ide, informasi, dan pengalaman terbaik di seluruh klaster sekaligus proses mengimpor ide, informasi, dan pengalaman terbaik
tersebut dari lokasi lain. Sebuah "network" adalah struktur penggabungan antara perusahaan skala kecil dan skala menengah. Pada akhir tahun 1980-an, network telah menjadi satu alat kebijakan yang populer di seluruh dunia industrialisasi. Network ini resminya terbentukdari koalisi beberapa perusahaan yang bergerak dari usaha patungan yang diciptakan denEan
)v
Mengenal Klaster
kontrak resmi pada asosiasi bisnis. Pembentuk sangat tergantung pada kerjasama dan kepercayaan, nilai terakhir pada jasa, dan peluang networking. Suatu wilayah merupakan lokasi bagi critacal mass dari perusahaan yang saling bergantung. Suatu wilayah juga mempunyai infrastruktur sosial dan berbagai perantara yang memfasiltiasi tingkah laku asosiasi
dan dukungan jasa khusus yang terspesialisasi yang menghasilkan jaringan, dengan atau tanpa program network yang disponsori oleh pemerintah. Hubunqan dan oerantara. Eatasan atau kendala untuk berpartisipasi aktif dalam klaster yang behasil adalah fungsi sebagian besar "hubungan" atau defisit dalam modal sosial. Sebagian besar persediaan modal daerah berada dalam penduduk dan asosiasi profesional daerah, dan nilai ekonominya terkandung dalam fungsi kelompok yang mengarahkan masyarakat untuk bersama-sama berbagi ide dan pengetahuan. Berbagai macam kesatuan yang bekerja dalam klaster, seperti pusat teknologi, perguruan tinggi lokal, dan organisasi berbasis masyarakat, bertindak sebagai badan penghubung dan pintu gerbang menuju informasi, pengetahuan, dan tenaga kerja.
60
8ab V Mengembangkan Ekonomi Bertasis Klaster
Faktor
I
Deskripsi stitusipenelitian swa
n
di daerah yang berkaitan dengan produk/proses k laster top: peniliti
ipen semban san
i-
an Iembaga penelitian
n pengembangan dari
merintah dan sumber daya swasta yang melibatkan anggota
laster, produk, dan proses
Jumlah pendaitaran di program iyan g sesu al j
seperlr Kean keahlian ltan teKnls, teknis,
k ete rsed iaa n
i
pen getahuan
umum tentang industri, dan keah liaan
Pendidikan dan
ewirausahaan Pendidikan dan pelatihan untuk
pe latih an
pekerjaan utama
Iumlah program yang diujikan maupun tidak untuk klaster Analisis supply input-output
k
Kedekatan dengan
Dekat dengan supply primer dan
pem asok
sekunder, material, dan jasa yang mem inimalisasi ongkos transaksi dan memaksimalisasi interaksi
Ketersediaan modal
Bank lokal yang mengetahui Nilai speku lasi modal, pinjam an klaster dan pemain utamanya; oleh k laster ketersediaan pekerjaan dan moda awai: akses untuk menanam dan jberspeku lasi modal untuk I
men geksplor peluan g-peluan g
iLayanan yang I
ter spe s ia lisa s i
i i i a
i I
I
j l
,lt
:
Jdan pengacara yang mempunyai i
jpengetahuan kh usus tentang i
1
k laste
r
W"s
ip"r"n""ng software imendesign dan membuat mesin, lnrenghasilkan dan menjual !n"."latun,
dan software
yang
klaster, kerja sama ldieunakan Jantara pembuar peralatan dan ]perusahaan untuk
linovasi
bersama
memacu
lp"ralot"n
modal pada klaster
t i
i i
o-L
Mengenal Klaster
Jumlah konsultan yang
yanan sektor publik seperti perluasan layanan teknologi, pusat
teknologi, bantuan ekspor, pusat
laster, layanan bagi spesialis
usaha kecil dan layanan sektor
,
hargd layanan lokal
wasta yang disediakan oleh ancan g, konsultan, akuntan
pengacara yang mempunyai
ngetahuan khusus telttang klaster Jaringan
aliansi
Frekuensi kerja sama
u
antaran ggota klaster seperti joitrt
mlah joirrt ventura, aliansi
keahlian, konsorsium pemasaran,
ventura,produksi,penrasaran, idll pelatihan, atau
penyelesaian
masalatr Kapital sosial
i
I
umlah asosiasi, profesional,
Skala dan derajat aktivitas antara
J
bisnis lokal dengan asosiasi warga
bisnis, dan perdagangan
di suatu wilayah, frekuensi in
teraksi, jaringan
in
formal bisn is
oersonal peninpin pasar dan
Nhielspor pmduk ldas b r, nf, ai
IGhadiranperrinpin
.fu nf ah
pasar dan irovatrr
pens ahaan nagrn! peras aran dan peqiuahn dihnr wilavah pe njuahn produli dan hyanan di hnr operasi
jurhh unit
batas ]dasbr
Ibrelsielsemal
pe$larnn l.bintvenbm, lonha\ dhnsidengan Sblihr be rc hnndrig, le parreral pcrdagarcaq aliansi i pensa}.ean, llcmnll'asi derqan alili
I a
i
I
t I
l
5.6.3
Kompetensi
Walaupun banyak faktor mempengaruhi keuntungan kompetitif klastet tidak ada yang sepenting kompetensi. Pembelajaran dan transfer pengetahuan merupakan "darah" kehidupan dan sumber tenaga terampil dari sebuah klaster. Tenaoa keria tersoesialisasi. Keahlian dan pengetahuan tenaga kerja telah menjadi
kebutuhan nomor satu di daftar kebutuhan bisnis. Ketika bisnis menjadi ketergantungan pada teknologi, mereka membutuhkan tenaga kerja yang lebih ahli, berpendidikan, dan berbakat. Meskipun input klaster lainnya, seperti komponen, penyedia barang/jasa, dan jasa dapat lebih mudah di outsourced dibanding menggunakan internet dan pengiriman sehari, tenaga kerja tetap merupakan sumber daya lokal yang dibatasi oleh pola perjalanan ulang alik. perubahan demografi dan pilihan hanya menguatkan sifat penting persediaan tenaga ahli. Penurunan angka kelahiran di negara-negara industri, digabungkatt dengan pengurangan 62
Ekonomi Eerbasis Klast€r
minat remaja untuk berkarir di industri, telah meningkatkan tekanan terhadap lokasi dimana kelompok tenaga kerja berada. Pemimpin industri. Di belakang setiap klaster yang berhasil adalah sekelompok perusahaan yang inovatif yang dipimpin oleh orang yang menghargai pelajaran, rn€mpunyai
komitmen terhadap masyarakat, serta bekerja menuju arah visi bersama industri mereka. Perusahaan pemimpin ini mungkin mempunyai satu celah atau mernpunyai pertumbuhan pasar yang cepat yang tidak terancam oleh adanya kompetisi, atau mereka menghadapi kompetisi yang hebat dengan saling mendukung dan saling mempelajari tanpa menyimpan kerahasiaan' Kunci bagi pembentukan dan keberlanjutan dari sebuah organisasi klastersering terletak pada dukungan perusahaan pemimpin tersebut.
Eaka!. Wilayah mulai menggunakan rangsangan untuk merekrut bakat. Universitas menginginkan fakultas yang dapat menarik dana R&D dan menarik lulusan siswa yang cerdas. Klasteq khususnya sektor yang padat pengetahuan, memerlukan orang-orang muda yang cerdas untuk menarik perusahaan baru atau perusahaan muda lainni-a. Bakat tertarik tidak hanya oleh gaji, namun juga oleh kesempatan untuk saling berhubungan di bidangnya, oleh peluang untuk pengembangan profesional, dan oleh keanggotaan di asosiasi profesional lokal. Keuntungan yang rendah dan wilayah pinggiran, mempunyai permasalahan dalam menJaga
luluasan siswa yang cerdas dari perpindahan ke daerah "bagus" yang memenuhi keanekaragaman serta menawarkan budaya yang tinggi dan aneka pilihan pekerjaan yang baik. Tacit Knowledqe. Wilayah yang berhasi! merupakan tempat bagi instansi, individu, dan organisasi yang bertindak sebagai gudang dan penyebar pengetahuan yang tidak didokumentasikan. Pengetahuan berada pada pusat penelitian dan teknologi beserta pegawainya, institusi dan fakultas pendidikan, serta perusahaan dan karyawannya , ydng akan menyampaikart pengetahuan baik ke luar maupun pengetahuan yang didokumentasikan.
5.7 Mengetahui Klaster,
Memahami Ekonomi
Langkah pertama dibanyak kebijakan yang mengarah pada klaster adalah mengidentifikasikan klaster daerah. Dengan memandang ekonomi melalui lensa berbagai produksi wilayah dan sistem inovasi, daerah dapat lebih akurat mengidentifikasikan ketidaksempurnaan pasar, menenrukan titik tekanan, memprediksi kegagalan sistematik, dan menentukan intervensi yang berdampak besar. Menilai kekuatan, kelemahan, ancaman, dan peluang untuk keseluruhan sektor ekonomi paling baik adalah untuk faktor umum dan paling buruk adalah untuk adalah menutupi permasalahan yang sebenarnya. Sebagai contoh, di bawah kondisi ekonomi yang sama dan dengan akses ke infrastruktur yang sama, tekstil
atau tembakau mengalami banyak hambatan, sebaliknya bioteknologi atau elektronik dapat berkembang pesat. Hal ini disebabkan oeh tantanEan dan peluang yang ada ditentukan oleh kondisi pasar dan produk.
63
Mengenal Klaster
Modal terbaik untuk menggambarkan berbagai unsur di klaster adalah empat sudut .'permata" yang telah dikembangkan oleh Michael Porter dan timnya dari Sekolah Bisnis
Harvard. Model tersebut meliputi (1) struktur dan persaingan sosial, (2) kondisi permintaan, (3) industri terkait dan industri pendukung, serta (4) "kondisi faktor" yang didefinisikan sebagai keahlian, infrastruktur; R&D, modal, dan lain-lain. Sementara itu, terdapat pula model klaster yang lain, diantaranya model yang berbentuk piramida yang dirancang oleh SRI Internasional. Penggambarannya adalah sebagai berikut, perusahaan berorientasi ekspor
yang terkemuka berada pada tingkat teratas, para penyedia barang dan jasa berada di bawahnya, dan terdapat "faktor pondasi" yang terdiri dari lima unsur (SDM yang ahli dan dapat menyesuaikan diri, akses terhadap teknologi, ketersediaan modal, infrastruktur yang lebih maju, serta iklim perpajakan dan peraturan yang kompetitif) membentuk dasar. Apapun model yang dipilih, titik awal untuk strategi semua klaster adalah sebuah analisis mengenai keberadaan klaster dalam bidang ekonomi, dengan mengetahui dan membangun klaster, serta mengerakkan ke arah pemahaman yang lebih mendalam mengenai
bagaimana klaster bekerja.
5.8 Menentukan Pembangunan Klaster Daerah mempunyai berbagai metodologi penyelesaian untuk mengidentifikasikan klaster berdasakan skala, konsentrasi, rantai nilai, dan hubungan sistematik lain. Walaupun peralatan analitik merupakan titik awal yang penting, namun di sisi lain hasil dari metodologi
yang tepat masih kurang penting dibandingkan dengan kualitas data input dan cara mendefiniskan klaster. Oleh karena itu, sangat penting dalam menentukan logika untuk mengkon,binasikan perusahaan yang terlibat klaster, yang dapat didasarkan pada produk bersama, proses yang mirip, rantai nilai tambah, teknologi inti, kebutuhan keahlian, atau kedekatan pada sumber daYa alam. Memperoleh pengetahuan seperti klaster mempunyai arti politik bagi perusahaan karena hal tersebut menggambarkan perhatian khusus dari lembaga pemberi bantuan dana, membantu dalam mendirikan reputasi internasional atau menerima merek dagang di pasar, serta menarik sumber daya terspesialisasi. Hal tersebut mempunyai arti politik atau kebijakan
bagi daerah untuk mengembangkan dan memperkuat ekonomi daerah, berperan untuk pertumbuhannya, dan selanjutnya menciptakan peluang yang lebih baik bagi wilayah yang kurang beruntung dan bagi penduduk yang berpendapatan dan berpendidikan rendah. Label klaster secara tipikal didiskusikan oleh daerah denngan kelompok sektor yang memenuhi beberapa test lakmus. Pemilihan klaster sendiri didasarkan bagaimana pekerja individu dan institusi mendefinisikan misi mereka, menetapkan prioritas mereka, menggunakan
sumber daya wilayah, serta membentuk hubungan. Pemerintah Daerah dapat mendorong, bahkan pada klaster yang belum berkembang, untuk meningkatkan keuntungan kolektif dengan mendefinisikan mereka sendiri sebagai sebuah klaster dan memperkuat hubungan.
64
Dasar klaster yang paling umum adalah sektor industri yang terdiri dari kelompok yang saling berhubungan. Produksi kayu, misalnya. mungkin dipadukan dengan kayu, pakaian
dengan tekstil, kimia dengan plastik, dan teknologi informasi dengan komunikasi. Daerah dengan celah tertentu dapat memfokuskan klaster mereka secara lebih terbatas. Daerdh Timur Laut Mississippi merupakan konsentrasi 16 perusahaan lapisan furnitur dan pada Carolina Utara merupakan konsentrasi pabrik kaos kaki pria yang masing-masing beroperasi secara bebas sebagai sebuah klaster. Pada wilayah lain yang jumlah penduduknya sedikit atau kurang terspesialisasi, perusahaan dapat berpindah sektor dan menemukan hubungan keterkaitan dengan tenaga kerja, teknologi, atau sumber daya alam. Hubungan rantai pasokan dapat menjadi hubungan antar perusahaan. Daerah mempunyai pertimbangan yang baik untuk memilih perusahaan yang akan dimasukkan ke setiap klaster. Keputusan terbaik adalah dengan mengandalkan sebaik mungkin
pada pengalaman, akal sehat, ramalan sebagai peraturan yang tegas untuk memasukkan atau mengeluarkan suatu perusahaan. Kesulitan dalam pengandalan tersebut terdapat pada kode standar industri yaitu banyaknya perusahaan yang mempunyai cakupan luas produk dan berbagai kompetensi inti. Di Connecticut, contohnya, sebagian produsen komponen plastik yaitu Lego, Bic, dan Schick, tidak dapat digolongkan sebagai perusahaan .,plastik,,. Oleh karena itu, pengambil keputusan harus menerapkan akal sehat dan mempunyai latar belakang penelitian dalam mengindentifikasikan akar dan anggota klaster. Sehingga dapat dikatakan bahwa sumber informasi lain yang sangat penting adalah pendapat para ahli, yang dapat menambahkan pembaharuan dan mungkin perspektif yang berbeda secara keseluruhan. Survev, wawancara, atau kelompok fokrrs dengan pelaku klaster adalah beberapa metode dalam melakukan analisis ku3ntitatif. Membentuk klaster. Kebarryakan pendeskripsian klaster dimulai dengan mengukur sejumlah pembangunan dan pekerja yang berdasarkan pada direktori asosiasi dan database yang ada. Angka-angka tersebut digunakan untuk menilai skala absolut, konsentrasi relatif, serta perubahan-perubahannya. Yang terakhir adalah membandingkan rasio pekerjaan atau pembangunan dalam klaster dengan rasio yang sama untuk negara. Hasilnya disebutsebagai hasil bagi lokasi (LQ), dengan rasio lebih besardari 1 (satu) menggambarkan lebih tinggi dari
konsentrasi rata-rata.
Setiap ukuran pasti dapat berguna, namun menghadapi kendala pada prosedur penaksiran. Salah satu kelemahan yang dihadapi adalah kini pengetahuan lebih banyak terkandung dalam pekerjaan. Selain itu, hanya sedikit persen inovasi dipatenkan, sedangkan inovasi lain diperdagangkan ke wilayah. Metode yang paling populer untuk menggambarkan dan membandingkan klaster adalah "tabel gelembung" (lihat Gambar 1). Dua variabel dipilih, yaitu sumbu x dan sumbu y, yaitu hasil bagi iokasi dan laju pertumbuhan, atau, seperti dalam hal ini, peftumbuhan pekerjaan
dan gaji. Variabel ketiga diwakili oleh ukuran (radius) sebuah lingkaran sekitar titik pada grafik - pada kasus ini, banyaknya pembangunan. Variabel keempat dapat diwakili oleh tingkat bayangan dalam lingkaran, dalam hal ini adalah hasil baqi lokasi. 65
Mengenal Klaster
Inventarisasi aset klaster. Karena nilai klaster sangat erat kaitannya dengan akses perusahaan ke Jasa spesialisasi dan sumber daya, maka sebuah daerah harus mengetahui aset apa dan dimana mereka berada. Daftar aset yang tersedia untuk dan digunakan oleh klaster merupakan prasyarat untuk melengkapi klaster. Aset-aset tersebut meliputi :
.
program-program pendidikan yang berguna untuk memenuhi kebutuharr tenaga kerja klaster Konsultan yang mengetahui dan memahami industri klaster Penelitlan dan pengembangan yang terkait dengan klaster Perusahaan maju dan perusahaan pengekspor yang mengetahui kondisi pasar Perbankan dan akuntan yang terkait dengan klaster Perdagangan, tenaga kerja, dan asosiasi profesional yangn menyediakan kesempatan
jaringan kerja
5.9
Menemukan Hubungan
Bagian yang paling memakan banyak waktu dan paling sulit memahami klaster adalah menemukan ketergantungan yang sebenarnya. Ahli sosiologi telah mengembangkan metodologi, namun jarang diaplikasikan pada klaster. Hal tersebut memerlukan survei terhadap hubungan anggota pembelajaran, contohnya
.
:
Kepada siapa perusahaan mencari bantuan dalam menyelesaikan permasalahan bisnis
Dimana mereka akan mencari pengalaman benchmark
lasa dan sumber daya apa yang biasanya mereka gunakan Dengan siapa mereka cukup percaya untuk bergabung Di asosiasi bisnis atau profesional mana mereka berperan aktif Pada dewan penasehat atau dewan apa mereka memberikan pelayanan
Ketersediaan sumber daya terspesialisasi tidak berarti hal tersebut bernilai pada klaster. Misalnya, ketika Oregon menciptakan Korporasi Daya Saing Produk Oregon, dewan sektor swastanya melakukan perJalanan ke Swedia dalam rangka benchmark kompetisi. Seorang pelaku bisnis Swedia berkomentar bahwa keuntungan korporasi adalah dekatdengan
pusat penelitian produk kayu Universitas Oregon State, namun tidak satupun perusahaan Oregon telah menggunakan atau mengetahui keberadaannya.
66
ngkan Ekonomi Berbasis Klaster
Dengan memetakan intensitas koneksi, sebuah daerah dapat memperoleh beberapa informasi, diantaranya kondisi keterikatan klaster secara internal, rnengetahui perantara yang paling efektif, dan mengetahui saluran informasi yang paling baik. Peta ini akan berguna bagi
daerah dafam menetapkan informasi dan dalam benchmarking dengan klaster lain, dalam mengidentifikasi anggota yang paling aktif, dan dapat rnengidentifikasi kebutuhan informasi.
5.10 Memetakan Hubungan Pemetaan klaster dapat dilakukan dengan mengindentifikasi anggota, menginventarisir sumber daya dan jasa khusus yang tersedia, dan memperkirakan hubungan yar'g dapat terjalin. sebagian besar pemetaan dilakukan dengan banyak persiapan, pengumpulan data, serta pengembangan peta yang terperinci. Peta yang paling umum adalah sebuah diagram alur yang setiap kotaknya menandakan bagian-bagian penting klasteq yaitu perusahaan, penyedia barang/jasa, jasa, institusi pendukung, perdagangan, bisnis, dan asosiasi tenaga kerja, serta terdapat gambar panah yang menunjukkan hubungan antar pelaku, semakin tebal panah tersebut maka semakin tinggi intensitas hubungan yang terjadi. Karena klaster
merupakan sistem yang sangat kompleks, maka peta ini hanya merupakan potret kasar suatu klaster. Satu hal yang harus diingat adalah ciri yang membedakan klaster kompetitif dengan aglomerasi perusahaan, yaitu apa yang terjacii diantara kotak dan oval, bukan yang
terjadi di dalamnya.
5.11 Pilihan Kebijakan untuk Mendukung Klaster Kompetitif Saat ini belum terdapat resep yang "benar" bagi daerah untuk memenuh; kebutuhan
di setiap klaster di setiap lokasi. Karena klaster meliputi tipe hubr-ingan sistematik yang sangat banyak, dan industri yang ada berlokasi di lingkungan yang berbeda-beda, maka setiap klaster perlu dianalisa secara individual. Amerika Sedkat telah menghasilkan pilihanpilihan kebijakan daerah yang diperoleh dari pengalaman percobaan dan implementasi kebijakan selama satu dekade. Pilihan kebijakan yang memberikan tekanan pada setiap kasus tergantung pada banyak faktor, termasuk tingkat pembangunan klasteri kondisi pendanaan daerah, prioritas klaste[ dan ketidaksempurnaan dan pilihan pasar. Hal tersebut berguna untuk mengorganisir pilihan kebijakan :
' ' ' o
Mengorganisir penyediaan jasa Target investasi Memperkuat peluang jaringan kerja lvlengembangan SDM
Uraian pilihan kebijakan bersifat spesifik bagi klaster. Sementara itu, mengasumsikan keberadaan faktor dasar tertentu dapat mendukung pertumbuhan ekonomi di seluruh sektor dan di seluruh sektor. Contohnya, semua perusahaan termasuk para pekerjanya membutuhkan 67
Mengenal Klaster
pendidikan dasar, infrastrutkur transportasi yang baik, fasilitas umum yang layak, pilihan perumahan, perbelanjaan, lingkungan yang aman, serta fasilitas yang berhubungan dengan budaya dan rekreasi. Bersama-sama, faktor-faKor ini berperan terhadap kualitas kehidupan. Faktor-faktor ini juga penting dalam menarik dan menyimpan bakat, dan hal ini sudah cukup
terbukti.
5.12 Mengorganisir dan Menyediakan Jasa
yang Didukung oleh Pemerintah Kepada Klaster
Kebijakan untuk pengaturan kembali dan/atau penyediaan jasa merupakan kebijakan yang paling efektif. Namun kebijakan ini belum banyak dilakukan oleh daerah. Bagi perspektif bisnis skala kecil dan menegah, sebagian besar pelayanan pemerintah yang ada lebih terbagibai dan sulitterkoordinasi. Pemerintah daerah melalui instansi yang berbeda-beda menawarkan
berbagai pelayanan, misalnya pelatihan, pendidikan, pendanaan, bantuan teknis, pelatihan, dan pemasaran. Dengan kondisi seperti itu, setiap perusahaan mengalami kesulitan dalam menentukan jasa yang benar-benar diperlukan. Terkait dengan hal tersebut, pemerintah mempunyai tugas yang cukup sulit dalam memahami kebutuhan spesifik di semua industri termasuk konsumen. Sebagai sebuah strategi organisasi, klaster dapat merubah fokus dari strategi mencari konsumen menjadi strategi penilaian kebutuhan konsumen dan pemecahan masalah secara kompleks. Selain itu, klaster
juga dapat merubah dari perusahaan yang mandiri menjadi perusahaan yang saling bergantungan, serta dari perusahaan yang berpikir individual menjadi perusahaan yang berpikir untuk kepentingan bersama. Oleh karena itu, diperlukan sati; kerjasama tim yang dikoordinasi
oleh masyarakat yang memahami klaster.
1.
Mengumpulkan dan memisahkan informasi dengan klaster
Berbagai daerah telah menerbitkan data-data ekonomi berdasarkan sektoq wilayah ekonomi, atau berdasarkan kawasan pasar tenaga kerja. Namun data-data tersebut belum diterbitkan berdasarkan klaster. Padahal pengorganisasian data klasterdan pengkoordinasian pengumpulan data oleh organisasi klaster dapat memberikan informasi yang berguna bagi pengembangan instansi daerah, organisasi klaste[ dan penyedian jasa. Selain itu, juga berguna
dalam meminimalkan permintaan catatan kerja perusahaan. Misalnya studi klaster benchmarkyangtelah dilakukan oleh beberapa daerah menghasilkan analisa yang lebih dalam dan terdokus mengenai kecenderungan dan kebutuhan industri. Contoh lain adalah studi di New york dan Ohio mengenai klaster kunci yang dibahas secara deskriptif dan analitis. Studi klaster yang ada diharapkan dapat mengidentifikasi isu-isu daya saing, kebutuhan, kekuatan, dan kelemahan.
6B
Bab V Mengembangkan Ekonomi Berbasis Klaster
2.
Bentuk Instansi lintas kelompok yang dapat meresponsi dengan cepat
Salah satu alternatif untuk merestrukturisasi instansi di sekitar klaster adalah membentuk kelompok yang terdiri dari instansi t€rkait yang berguna sebagai koordinator dan penyediaan pelayanan untuk klaster. Beberapa daerah telah membentuk kelompok khusus yang merupakan perwakilan dari perguruan tinggi setempat, instansi pembangunan ekonomi, instansi bantuan teknologi, dan kamar dagang. Kelompok khusus tersebut berfungsi untuk menarik perusahaan dan industri untuk bergabung dengan klaster. Kelompok khusus lain juga berfungsi untuk melakukan penilaian teknologi pada usaha skala kecil dan menengah. Tim individu yang mengetahui atau yang akan berinvestasi dalam pelajaran mengenai klaster adalah berarti bernilai lebih rendah bagi daerah untuk mengatasi kebutuhan klaster secara soesifik dan sistematik.
3.
Mendorong dan mendukung aktivitas multi perusahaan
Baik "network", yaitu aktivitas bisnis multi perusahaan, maupun "networkingi yaitu proses untuk mempelajari dan memperoleh informasi dari lainnya, merupakan hal yang sangat
penting bagi klaster kompetitif. Network memerlukan kepercayaan tingkat tinggi, sedangkan networking tergantung pada infrastruktur asosiasi. Former adalah suatu aliansi perusahaan yang terbentuk secara formal. Former berfungsi untuk menemukan, memindahkan, dan menyebarluaskan ide, informasi, dan pengalaman terbaik diantara perusahaan.
Akar dari sebagian besar klaster berasal dari proyek-proyek yang telah didorong dan didukung networks selama bertahun-tahun yang lalu. Daerah telah mengembangkan alat yang berguna untuk merangsang dan mendukung terbentuknya kolaborasi antar perusahaan sehingga perusahaan-perusahaan tersebut dapat menanggung resiko secara bersama-sama yang tidak dapat ditanggung sendiri-sendiri. Asosiasi bisnis berbasis klaster
telah mempertimbangkan pentingnya keberhasilan bisnis bersama. Sebagian besar "network" terbentuk dari keanggotaan organisasi yang fungsinya seperti dewan klaster, misalnya Network Plastik Berkshire di Barat Massachusetts, Network Industri Teknologi Pantai dan Network Teknisi di Florida, Asosiasi Industri Tiga Daerah di barat Minnesota, serta Network Kayu di Peninsula Washington Olympic. Kolaborasi antar perusahaan yang nyata disebut "network industri fleksibel" yang merupakan aktivitas kerjama bisnis diantara subset anggota terpilih untuk mengambil keuntungan dari peluang bisnis yang kongkrit.
4"
Membangun insentif untuk aplikasi multi perusahaan guna pendanaan
program
Salah satu cara yang paling mudah untuk mendorong kolaborasi antar perusahaan
dan mencapai skala ekonomi terbesar tanpa mengakibatkan biaya tambahan adalah mengalihkan dana untuk proposal multi perusahaan. Akan halnya pemerintah di Emilia Rogmana Italia, telah melakukan beberapa langkah untuk mendukung hal tersebut, diantaranya
69
Menqenal Klaster
mendukung konsentrasi atau asosiasi bisnis memberikan hibah ke konsorsium kerjasama perusahaan untuk kegiatan jasa pelatihan teknik dan manajerial menyediakan dana untuk kegiatan konsorsium perusahaan kecil mendanai perusahaan kecil atau kelompok perusahaan yang terdiri dari lima perusahaan
untuk kegiatan inovasi.
5.13 Investasi pada Klaster Salah satu cara untuk membangun reputasi klaster dan untuk menarik berbagai perusahaan agar terlibat dalam klaster adalah dengan mengarahkan investasi utama pada klaster. Beberapa wilayah telah berhasil mencoba strategi tersebut, namun ada pula yang tidak. Misalnya Carolina Utara, telah berhasil memperoleh keuntungan dari investasi yang dilakukannya pada bidang bioteknologi, namun pada bidang semikonduktor dan pusat transportasi global perdesaan, investasi yang dilakukannya tidak membuahkan hasil.
Investasi klaster memang memerlukan sensifitas terhadap masing-masing perkembangan klaster dalam menyerap dan menggunakan investasi. Klaster embrionik membutuhkan investasi yang sangat berbeda dibandingkan dengan klaster dewasa. Begitu pula dengan kawasan dengan tingkat pendidikan yag tinggi, juga mempunyai kebutuhan yang berbeda dengan kawasan dengan tingkat pendidikan rendah.
1.
Investasi di R&D dan inovasi
Dana R&D sebagian besar diperoleh dari sektor pemerintah dan pusat. Namun di sisi lain, beberapa daerah mempunyai kebijakan yang mendorong penerapan R&D dan kebijakan pembagian biaya sumber lain, termauk kredit pajak dan program hibah. Sayangnya, banyak pendirian pusat teknologi daerah didasarkan bukan pada kebutuhan dan kepentingan daerah atau wilayah, melainkan didasarkan pada sejumlah dana R&D yang ditarik atau dihasilkan per kapita. Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan oleh universitas, sering supplydriven dan didasarkan pada kepentingan, reputasi, dan grantmansh4o fakultas. Hanya sedikit penelitian yang terkait dengan kebutuhan ekonomi wilayah. Adapun investasi klaster untuk kegiatan R&D dalam jangka pendek dapat membantu menarik minat khusus dan oerusahaan baru ke dalam klaster. Sedangkan, investasi jangka panjang dapat menghasilan produk komersial dan perusahaan baru. Selain itu, berdasarkan Dewan Kompetitif, investasi pada R&D selama bertahun-tahun dapat mengembangkan klaster, seperti halnya yang terjadi
di Pittsburgh dan San Diego.
2.
Menetapkan pusat spesifik teknologi klaster Pada awal tahun 1990-an, beberapa daerah telah melakukan investasi skala besar
70
pada pusat spesifik teknologi klaster sebagai kebijakan teknologi dalam rangka mengembangkan potensi dan keinginan klaster. Sebagian dari investasi yang penuh risiko dan berbiaya tinggi ini akan membayar deviden jika investasi tidak'bertahan lama. Kota chattanooga telah mencoba menggunakan strategi ini, namun gagal, untuk mengembangkan klaster teknologi lingkungan dengan menciptakan ruang, pemasaran, dan rnerekrut perusahaan dalam klaster. Kawasan Knoxville juga telah mengembangkan klaster industri nuklir yang mengandung teknologi dan keahlian tinggi. Begitu pula dengan'daerah Carolina Utara yang
telah menginvestasikan lebih dari 100 dolar US sejak tahun 1982 untuk membangun dan mengembangkan pusat mikroelektronik dan bioteknologi. Pada perkembangannya, industri mikroelektronik kurang berkembang, sebaiiknya industri bioteknologi berkembang cukrrp
besar dan kini dapat dikatakan sebagai sebuah klaster. Salah satu kunci keberhasilan perkembangannya adalah adanya dukungan penelitian dri tiga universitas dunia yang diorganisir oleh klaster. Daerah lain, yaitu Michigan juga meluncurkan satu inisiatif untuk mempercepat pengembangan energi alternatif dan bahan bakar yang didukung oleh keahlian teknologi di industri otomotif dan riset di universitas.
3.
Mendukung aktivitas pengusaha berbasis klaster
Pembentukan bisnis baru bisa jadi merupakan strategi utama klaster, namun strategi ini jarang dipergunakan. Pengembangan sebagian besar klaster biasanya mengikuti jalur usaha. Seringkali pekeq'a di satu atau dua perusahaan pada akhirnya membuka usaha penyedia baranE dan jasa. Atau meneruskan perkembangan perusahaan yang ada yang mulai bangkrut.
Untuk itu, dapat dikatakan bahwa pengusaha merupakan bagian penting dari pengernbangan
teknoligi dan strategi inovasi nasional dan daerah, serta berperan dalam komersialisasi penelitian dan pengembangan. Pada klaster dewasa, biasanya pengusaha belum menerima perhatian secara layak. Hal ini mungkin disebabkan klaster dewasan terdiri dari p€rusahaan yang cenderung melihat
bahvra perusahaan baru dapat menambah tingkat persaingan pasar dan tenaga kerja. sebaliknya, klaster embrionik terdiri dari pengusaha baru dan berpotensi.
4.
Klaster pasar dan membangun pasar klaster
Salah satu cara yang rasional untuk mengidentifikasikan klasteradalah perekrutan inclustri. Dengan menargetkan jenis perusahaan tertentu dapat membantu daerah dalam menggunakan alat secara lebih efektif dan mendorong keberhasilan. Hal ini menunjukkan
suatu transisi yang lebih mudah bagi pengembang ekonomi yang telah memuat peralatan perekrutan.
Struktur pendukung klaster dapat membantu mempengaruhi investasi baru dalam suatu klaster. Salah satu sasaran perencanaan stratagis New York pada tahun 1996 adalah "menjadi lokasi pemasarannya sendiri yang menguntungkan bagi binis kecil dan besar yang ada di klaster industri New York". Saat ini, staf pemasaran di Empire State Develapment (ESD)ditugaskan pada basis klaster untuk mendokumentasikan kekuatan daerah yang terkait
Mengenal Klaster
dengan informasi pemasaran klaster. Pengetahuan akan klaster'membantu staf ESD untuk menentukan lokasi kepada pengusaha yang potensial. Pengetahuan klaster tersebut juga membantu dalam beberapa hal. Pertama, dalam mengidentifikasi dan menarik perusahaan, dan kedua, dapat memperoleh keuntungan dari adanya kedekatan dengan konsumen besar. Salah satu sasaran yang sangat ambisius adalah menggunakan perekrutan sebagai alat untuk menciptakan.klaster baru. Hal tersebut merupakan bukanlah hal yang umum bagi daerah untuk menciptakan klaster terutama dengan sektor berteknologi tinggi. Daerah semestinya tidak berasumsi bahwa klaster sebagai kesatuan ekonomi dan "berlokasi" di suatu
tempat.
S.L4Memperkuat Jaringan dan Perilaku Kerjasama Salah satu hal yang paling penting bagi keberhasilan klaster adalah infrastruktur asosiasi yang memberikan peluang bagi setiap anggota untuk memahami satu sama lain, berbagi ide, belajar, dan mengembangkan kepercayaan. Aset hubungan atau "modal sosial" bagi sebuah klaster tergantung pada kepercayaan dan frekuansi dan kedalam hubungan pribadi. perusahaan-perusahaan di Amerika mempunyai kecenderungan untuk bergabung dengan berbagai asosiasi, namun sebagian besar tersebut bukanlah peserta aktif. Pelaku bisnis cenderung bergabung dengan sebuah organisasi hanya karena mencari pengaruh politik daripada mencari peluang komersial atau intelektual. Jadi tidak mengejutkan bahwa sebagian
besar inisiatif daerah dimulai dengan menciptakan, memperbesar, atau memberdayakan organisasi menuju sasaran ekonomi sehingga memungkinkan atau mempercepat proses pembelajaran dan jaringan.
1.
Mendirikan kembali atau mengenali asosiasi dan aliansi klaster
Identitas sebuah organisasi merupakan hal penting untuk meluncurkan strategi asosiasi klaster yang pertama di negara bagian telah melakukan kongres Sebuah klaster. pada awal tahun 1990-an. Kegiatan klaster mendapatpengakuan dan dukungan dari gubernur. Dengan adanya dukungan tersebut dapat memberikan dorongan yang asosiasi klaster butuhkan
untuk menarik perusahaan ke dalam anggota klaster, dan juga untuk menarik sumber daya yang ada. Jika suatu asosiasi atau organisasi dagang dengan perusahaan dan staf di wilayah telah diwakili oleh klaster; asosiasi atau organisasi tersebut telah diberi kesempatan untuk mewakili klaster. lika tidak terdapat organisasi dagang atau bisnis yang sesuai, pemerintah daerah dapat mendesak perusahaan-perusahaan yang berkepentingan untuk bersatu. Sebagai tambahan nilai bagi mereka yang merupakan anggota klaster, organisasi klaster dapat membantu pemerintah daemh secara lebih baih dalam menilai kebutuhan ekonorni daerah dan menargetkan sumber daya daerah. Sebagian besar dewan klaster memulai dengan
mengidentifikasikan dan mengartikulasikan anggota yang paling menekan kebutuhan dan bertindak sebagai titik kontak dengan instansi pemerintah dan penyedia jasa. Pada klaster 72
Bab V Mengembangkan Ekonomi Berbasis Klaster
komunikasi dan teknologi kornunikasi di Kota Mississippi, kegiatan pertama yang dilakukan adalah melakukan analisis mengenai kebutuhan tenaga kerja klaster.
Kepemimpinan di sebuah asosisiasi usaha merupakan hal yang penting bagi keberhasilan dewan klaster. Dengan kepemimpinan yang baik, maka dapat meningkatkan keanggotaan, menghasilkan pendapatan, membangun pengakuan, dan memfasilitasi aktivitas
jaringan. Klaster yang telah mengorganisir diri mereka sendiri ke dalam beberapa asosiasi dan secara aktif mendukung kegiatan jaringan tersebut, seringkali dapat mengembangkan pelayanan tambahan kepada perusahaan yang ingin melakukan kerjasama. Sebagai contoh, klaster industri kaus kaki di wilayah Carolina Utara telah berhasil mendirikan laboratoriurn pengujian yang dapat memberikan perusahaan yang tergabung dalam klastertersebutakses kepada perlengkapan canggih yang tidak satupun perusahaan dapat mengusahakannya sendiri. Pada akhir tahun 1990-an, ketika nilai modal sosiat telah dipahami dengan lebih baik, dewan
klaster bekerja lebih keras dalam menciptakan peluang yang lebih besar untuk perusahaan dalam jaringan, membentuk suatu hubungan, dan membuat berbagai persetujuan. Guna menijukung terciptanya modal sosial yang lebih baik, komite sosial di asosiasi industri kaus kaki di Carolina banyak mengadakan kegiatan rekreasi yang melibatkan banyak anggotanya, sepefti karya wisata, pesta barbekyu keluarga, dan turnamen golf. Bisa dikatakan bahwa asosiasi klaster yang efektif adalah asosiasi yang aktif dalam berbagai hal untuk menarik sernua anggotanya.
'
Modal sosial sangat penting untuk menunjukkan klaster itu sendiri, Beberapa klaster
yang didirikan mempunyai infrastruktur sosial dan mempunyai hubungan bisnis jangka panjang,
seperti persahabatan dan as_osiasi umum. Namun jika ada perusahaan yang terikat dengan klaster dan menolak untuk bergabung dalam asosiasi, perusahaan tersebut tetap memperoleh manfaat ekonomi eksternal dan perusahaan tersebut disebut sebagai "nder bebas,,.
2.
Fasilitasi hubungan ekternal
Hubungan antar klaster sama pentingnya dengan hubungan intra klaster, khususnya untuk benchamarking di era kompetisi global. Hal ini sangat penting, terutama bagi wilayah miskin dan perusahaan kecil yang mempunyai keterbatasan akses terhadap inovasi, pasar, dan praktek benchmark global. Salah satu hal yang perlu dicatat bahwa klaster yang.hanya memberikan perhatian dan fokus khusus pada hubungan internal, tanpa memberikan fokus pada hubungan eksternal antar klaster, berarti klaster tersebut mempunyai keterbatasan akses terhadap sumber pengetahuan dan teknologi baru. Hal ini dialami oleh industri klaster di negara Swiss yang merupakan salah satu contoh klaster yang terkenal di dunia dalam hat industri arloji. Industri-industri yang ada menolak untuk melakukan hubungan dengan industri chip di negara Jepang dan tetap bertahan dengan teknologi mekanik sendiri. Akibatnya industri
arioji tersebut mengalami hambatan dalam mengikuti perkembangan teknologi dan luput ddri perkembangan arloji digital. Klaster yang paling berhasil di dunia, termasuk pemimpin perusahaan, akan menjadi bagian dari jaringan global yang dapat mendorong para pekerjanya untuk mengambil bag.ian 73
Mengenal Klaster
dalam asosiasi dan jaringan profesional internasional. Akan halnya kecanggihan teknologi informasi seperti internet yang mempermudah dalam mendapatkan informasi, pengetahuan, serta berkornunikasi, namun keberadaan internet pada dasarnya hanya bersifat sebagai pelengkap, tidak dapat mengganti nilai tambah yang diperoleh dari pengalaman langsung
dan memperluas hubungan pribadi. Oleh karena itu, daerah dapat melakukan kebijakan yang membantu perusahaan dalam membuat hubungan dengan mendorong dan mendukung kegiatan bersama, seperti perjalanan bersama, karya wisata, dan jaringan riset. Sebaiknya,
kegiatan perjalanan bersama mempunyai tujuan, seperti mencari pengalaman dari industri lain, menyelidiki pasar baru, dan mengamati kompetitor.
3.
Mendukung saluran komunikasi inter klaster
Salah satu ciri dari organisasi yang efektif adalah sering melakukan komunikasi dengan para anggota, kerabat, dan konsumen melalui surat kabar, majalah, telepon, dan internet. Adanya internet,dapat menciptakan sistem komunikasi yang sangat canggih dan cepat. Dengan komunikasi melalui internet dapat membawa bisnis bagi suatu daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah mempunyai satu alasan untuk mendukung penyediaan prasarana dan sarana internet. Bebempa klaster di Amerika Serikat telah menggunakan internet sebagai salah satu sarana berkomunikasi dan bekerjasama. Misalnya, klaster komunikasi dan teknologi
informasi di Mississippi telah mempunyai situs baru, yaitu www.cit.ms, yang menampilkan
profil, jasa, keahlian, dan sertifikasi anggota, sekaligus menyediakan format untuk bekerjasama. Sedangkan klaster kaus kaki di Carolina Utara juga mempunyai situs, yaitu www.legsource.com, yang menyediakan database perusahaan yang meliputi jenis produk, kontak, dan kapabilitas; database mengenai penyedia barang dan jasa; serta kantor kliring dan informasi mengenai peluang bisnis, personil, penempatan kerja, dan teknologi baru. Suatu klaster dapat menciptakan lokasi dengan lebih baik melalui dukungan dan pendanaan universitas dan institut nasional standar dan teknologi.
5.15Pengembangan Sumber Daya Manusia pengembangan sumber daya manusia merupakan hal yang paling penting bagi suatu klaster dan suatu daerah. Menyadari akan hal tersebut, kegiatan pendidikan dan pelatil'lan daram rangka pengembangan sumber daya manusia memperoleh investasi terbesar di
beberapa negara bagian di Amerika Serikat. Dan sejak tahun 1950-an, kegiatan pendidikan dan pelatihan yang diberikan telah dihubungkan dengan kegiatan pendidikan kejuruan dan pelatihan customize, selain itu disediakan pula subsidi untuk industri baru dan industri yang sedang berkembang. Pengembangan sumber daya tenaga kerja memang merupakan hal penting, karena pada umumnya, perusahaan lebih mencari tenaga kerja yang mempunyai pengalaman dengan pekerjaan dan bisnis yang terkait dengan klaster, serta mempunyai kemampuan untuk menerapkan keahlian di lingkungan kerja klaster'
Bab V Mengembangkan Ekonomi Berbasis Klaster
1.
Mengembangkan tenaga kerja yang lebih ahli dan terspesialisasi
di berbagai hal. Para pendidik biasanya mengklasifikasikan program pendidikan mereka berdasarkan pekerjaan, sebaliknya keahlian yang digunakan di tempat kerja didefinisikan oleh konteks dimana keahlian tersebut diterapkan. Konteks itu sendiri bervariasi dari satu industri dengan industri lain, juga bervariasi dari perusahaan kecil dengan perusahaan besar. Misalnya, administratorjaringan yang bekerja di divisi kerjasama di suatu perusahaan multinasional yang besari suatu dinas pemerintah, atau suatu perusahaan jasa kecil, mempunyai kebutuhan keahlian yang berbeda dan harus Konteks pembelajaran dapat terjadi
dilaksanakan dalam budaya bisnis yang berbeda. Para pengusaha biasanya mengharapkan para tenaga kerja untuk mempunyai pengetahuan yang lebih dari pengalaman yang diperoleh sehingga memahami akan teknoiogi industri dan perubahan paradigmanya. Seorang pekerja di perusahaan kecil sebaiknya bisa belajar langsung dari pelanggan yang berbeda-beda, juga mempelajari sistem perusahaan tersebut, termasuk masalah pendanaannya, sehingga pekerja tersebut memperoleh pelajaran yang cukup banyak dan menjadi fleksibel. Selain itu, para pengusaha juga mengharapkan sekolah-sekolah yang ada juga mempelajari bisnis. Konteks kiaster sebenarnya dapat dipelajari di seluruh sistem pendidikan, termasuk sekolah dasar dan menengah, untuk mengajarkan dan memperkenalkan kepada generasi muda mengenai ekonomi secara mendalam. Dengan memasukkan pengetahuan akan lingkungan kerja klaster lokal dan perusahaan bisnis yang terkait dalam klaster lokal ke dalam kurikulum pelajaran,
diharapkan para siswa dapat menghargai nilai klaster, memahami lebih banyak mengenai lingkungan mereka, dan yang paling penting adalah mempunyai minat untuk berkarir di klaster.
2.
Membangun pusat keahlian klaster Setiap daerah sebaiknya tidak mengharapkan tenaga ahli dan perguruan tinggi yang
ada dalam memenuhi kebutuhan spesifik di semua aspek bisnis, namun sebaiknya setiap daerah menetapkan suatu pusat keunggulan di sekitar klaster. Pusat keahlian klaster tersebut
dapat menjadi kesatuan petunjuk dalam mensurvey kebutuhan klaster, mengembangkan kurikulum baru, memperbaharui standar keahlian, mempraktekkan benchmark di tempat lain, mengmpulkan informasi mengenai pekerjaan dan program klaster, serta sebagai penghubung dengan dewan klaster. Adapun sasaran dari didirikannya pusat keahlian klaster adalah memberikan kemampuan teknis dan pengetahuan yang sistetratik yang berhubungan langsung dengan klaster kepada siswa. Pusat keahlian klaster berfungsi sebagai pintu gerbang, misalnya bagi perusahaan dapat memperoleh informasi yang sebanyak-banyaknya sehingga
bisa menentukan program pelatihan yang paling sesuai dengan industri. Selain itu, pusat keahlian juga memiliki staf yang berpengalaman, teknologi mutakhir, dan catatan terbaik. Pusai keahlian tidak perlu menjadi pusat bricks and morta!, namun sebaiknya dapat menjadi pusat yang mengorganisir kelompok dari berbgai perguruan tingi untuk bekerja menangani permasalahan tertentu, mengarahkan R&D, atau mengembangkan kurikulum berdasarkan produk dan informasi yang tersedia di seluruh daerah.
75
Mengenal Klaster
3.
Orang-orang yang memenuhi syarat untuk suatu pekerjaan
Kendala pertama yang dihadapi oleh masyarakat yang kurang memiliki pengalaman kerja yang relevan adalah tingat pendidikan dasar dan/atau keahlian yang menjadi persyamtan dalam mencapai jenjang karir. Kenyataan menunjukkan bahwa hanya sedikit perusahaan yang ada dalam klaster bernilai tambah akan menggaji seseorang dengan tingkat pendidikan kurang dari sekolah tinggi. Salah satu yang mengkhawatirkan adalah tingginya tingkat drop-
ouf sekolah-sekolah. Untuk itu, oeningkatkan tingkat pendidikan telah lama menjadi agenda yang dipertimbangkan dalam rangka pencapaian sasaran ekonomi dan sosial wilayah. Diharapkan perguruan tinggi setempat menjadi institusi yang membuka diri untuk melayani sebagian besar masyarakat berpendapatan rendah yang memiliki keahlian kerja tingkat dasar dan menengah. Perguruan tinggi setempat juga diharapkan untuk menyediakan program
karirteknis, yang umumnya dikenal sebagai kerja praktikatau kuliah kerja nyata, yang perlu didukung oleh institusi dan perusahaan lain. Adanya hubungan klaster berpotensi untuk memperkuat progrcm tingkat pemula. Salah satu program prakerjaan dan pekerjaan yang paling efektif adalah program yang berwujud program pendidikan dan pelatihan yang menekankan pada pengalaman nyata dan dihubungkan langsung dengan pekerjaan. Program ini juga disesuaikan dengan kebutuhan lapangan kerja yang ada di klaster, sehingga bisa efektif dan efisien. Untuk mendukung hal tersebut, program persiapan dan pendidikan dasar yang mengajarkan tentang klaster dapat segera dilakukan. Bahkan program-program yang paling dasar, sepedi Bahasa Inggris kejuruan, dapat diajarkan secara lebih efektif dengan dihubungkan dengan istilah penggunaan klaster.
4.
Melibatkan perantara pekerja berbasis masyarakat
penyiapan pekerjaan bagi masyarakat berpendapatan rendah dan pengangguran dipersiapkan dan dikoordinasikan oleh perantara pengembangan sektor tenaga kerja yang didukung oleh yayasan swasta. Adapun organisasi sektoral terbaik adalah yang lebih dari sekedar brokeratau penghubung antara industri dengan masyarakatyang kurang beruntung. Organisasi tersebut membantu mengartikulasikan jenjang karir dan peluang terhadap kemajuan, mengembangkan pelatihan pada industri yang terstandarisasi, menetapkan standar untuk kualitas dan kondisi pekerjaan, membantu dalam koordinas pasar dan jaringan bisnis Derantara, serta membantu mengembangkan rencana strategis. Sedangkan perantara yang sukses adalah perantara yang mempekerjakan stafyang mempunyai pengalaman dan keahlian dalam klaster, mempunyai pemahartan yang mendalam
akan kebutuhan pengusaha, serta mempunyai kepercayaan dari masyarakat yang mereka layani. Selain itu, staf yang ada juga memahami akan pentingnya suatu hubungan. Di ekonomi manapun, apakah yang berbasis keahlian ataupun berbasis pengetahuan, orang-orang akan percaya kepada apa yang mereka kenal dan ketahui karena memutuskan pada sesuatu
didasarkan pada referal dan jaringan informal. Pada kasus di Silicon Valley, perantara sektor swasta termasuk badan investasi tenaga kerja, asosiasi profesional, dan instansi yang membantu secara temporeq memberikan bantuan pada awal kontrak bagi siapa saja yang
nencari pekerjaan baru atau pekerjaan yang berbeda. 76
an Ekonomi Berbasis Klaster
5.
Mendukung aliansi keahlian wilayah
Aliansi keahlian wilayah merupakan jaringan perusahaan yangdapat bersama untuk memperoleh program pelatihan pekerja yang sedang memegang suatu jabatan. pada contoh kasus di Kota Connecticut, pada Februari 2001 kota Grsebut melaksanakan program pelatihan
pekerja dengan membiayai B aliansi di kota tersebut. Pendekatan berbasis aliansi keahlian wilayah bisa digunakan pada organisasi pendidikan dan pelatihan dan organisasi tenaga kerja. Salah satu penyebab kegagalan dari sebuah asosiasi adalah buruknya pilihan penjual. Sebaiknya, penjual mempunyai kapasitas untuk menyediakan pelatihan keahlian yang dibutuhkan dan familiar dengan industri.
5.16 Kebijakan untuk Mendukung Kesetaraan Daerah, termasuk misis ekonominya, mempunyai tanggung jawab dari sisi sosial dan sipil dalam menyusun kebijakan yang pada akhimya dapat bermanfaat bagi semua wilayah dan semua segmen masyarakat. Sampai saat ini, sebgaian besar dampak kebijakan klaster untuk kesetaraan terjadi secara kebetulan, tidak direncanakan. Hasil pengamatan pada banyak analisis dan studi klaster menemukan hanya ada sedikit acuan untuk distribusi sosial menurut kekayaan atau untuk contoh tindakan spesifik yang mengamh pada peningkatan masyarakat
berpendapatan menengah dan rendah. Hal ini tidak mengejutkan karena klaster dapat mendorong permintaan, sementara iru perusahaan dapat bertindak sesuai dengan keinginan terbaiknya. Yang harus diingat bahwa upaya apapun yang ditujukan untuk memperhatikan kesetaraan harusjuga memajukan keuntungan perusahaan. Pertanyaannya adalah,jika strategi klaster tidak mudah menggabungkan sasaran kesetaraan, dapatkah kebijakan daerah yang ditujukan untuk kesetaraan dapat lebih efektif jika diintegrasikan ke dalam kerangka klaster? Akankah program pengentasan permasalahan sosial dan keterbatasan lapangan kerja dapat menjadi lebih efejtif jika disusun di sekitar klaster dan dikaitkan denoan klaster? Beberapa kebijakan dapat ditempuh guna meningkatkan kesejahteraab masyarakat h,erpendapatan rendah dan menengah, diantaranya meningkatkan tingkat keahlian, tingkat
penrbelajaran dari klaster, serta meningkatkan hubungan klaster termasuk strategi sektor yang diambil. Bagi wilayah dengan potensi yang terbatas, pilihan kebijakan yang bisa diambil meliputi melakukan investasi di aliansi wilayah, mengalihkan produk dan keahlian pada klaster dewasa ke arah pertumbuhan produk dan jasa yang lebih tinggi, serta menguatkan dukungan jaringan pengusaha.
5-L7 Melibatkan Perantara pekerjaan Berbasis
Masyarakat
Strategi pengembangan tenaga kerja berbasis sektor yang didukung oieh yayasan swasta telah banyak berhasil dalam menyediakan peke6'aan yang memiliki jenjang karir untuk masyarakat berpendatan rendah dan pengangguran. Sektordan klaster tidaklah sama
Mengenal Klaster
persis, namun seringkali tumpang tindih. Bahkan beberapa sektor berhasil bekerjasama dengan kelompok industri di suatu wilayah yang beftindak seperti layaknya sebuah klaster.
organisasi sektor spesifik yang terbaik, yang mempekerjakan staf yang berpengalaman dan memiliki keahlian dalam klaster, melayani berbagai fungsi berbasis klaster.
Organisasi tersebut dapat mengartikulasikan jenjang kariri, mengembangkan pelatihan terstandarisasi untuk suatu industri, menetapkan standar minimum kualitas kerja, membentuk koordinasi pasari melakukan penelitian dan pengembangan, membangun jaringan, serta mengembangkan rencana strategi.
5.18Mendukung Asosiasi Industri dan Perantara di WilaYah Tertinggal Masyarakat ekonomi lemah mernbutuhkan lebih dari organisasi klaster untuk mengartikulasikan kebutuhan kolektif mereka, mempengaruhi kebijakan, dan menyediakan jaringan. Mereka memerlikan sesesorang untuk menyediakan jasa dan membantu merestukturisasi mereka. Oleh karena itu, organisasi klaster di wilayah teftinggal menghadapi tantangan yang lebih besar dan harus berperan aktif dalam memecahkan masalah.
pada kasus di negara Amerika Serikat, sebagaian besar keberhasilam dalam membangun jaringan terjadi pada awal tahun 1990-an, ketika negara tersebut masih dalam keadaan resesi. Negara bagian dan yayasan hibah membantu dalam menetapkan organisasi sosial untuk membangun modal sosial, menyediakan jasa, dan jaringan perantara. Aliansi di
lima wilayan yang didanai oleh Yayasan Northwest Area pada pertengahan tahun 1990,-an telah menargetkan klaster di lima wilayah tertinggal. Hasilnya adalah peningkatan pen;uala.n dan penciptaan lapangan kerja. Asosiasi wilayah terebut beroperasi layaknya asosiasi bignis dan perantara yang memberikan penekanan secara khusus pada perusahaan. Selain itu, asosiasi wilayah juga meningkatkan skala ekonomi bagi anggota melalui pembagian biaya dan meningkatkan kepercayaan melalui pembagian resiko.
5.19 Mendukung Tanggung Jawab Masyarakat
antar Klaster Fakta dari keberlangsungan ekonomi menunjukkan bahwa pada dasarnya bisnis tidaklah altruistik. Walaupun demikian sangat mudah untuk menemukan nilai ekonomi dalam tindakan yang bermanfaat bagi masyarakat dan lokasi yang kurang beruntung. Pertama, perusahaan membutuhkan persediaan tenaga kerja secara berkesinambungan. Dengan turunnya tingkat kelahiran dan peningkatan aspirasi remaja yang berpendidikan, maka akan berpengaruh pada kurangnya tenaga kerja untuk posisi tingkat pemula. Kedua, pendirian masyarakat akan mempengaruhi keseimbangan dengan memperbaiki citra perusahaan. Hal ini dapat diterjemahkan ke dalam penjualan, yang menjelaskan mengapa perusahaan besar mempunyai kantor yang mengurusi hubungan masyarakat. Ketiga, kualitas hidup di suatu
7B
kan Ekonomi Berbasis Klaster
lokasi menjadi salah satu faktor yang paling penting .dalarn menarik masyarakat berbakat dan berpotensi, terutama yang kaya dan berpendidikan yang lebih baik di seluruh masyarakat.
Lebih dari itu, semakin aktif suatu klaster dari sisi sosial, maka semakin besar rasa tanggung jawab bersama pada masyarakat, karena organisasi klaster mempunyai kemungkinan
untuk meningkatkan nurani secara bersama. Salah satu €ontoh kasus adalah, pada Februari 2002 usaha patungan di Silicon Valley mengundang anggotanya untuk mengambil bagian dalam dua lokakarya perusahaan mengenai nilai "Triple Bottom Line" yangg bertujuan untuk
pengembangan bisnis dan cara mengembangkan kebijakan dan praktek secara konsisten. Untuk mendcrong tanggung jawab sosia, masyarakat dan sektor nonprofit dapatmendorong secara langsung melaui organisasi l
sasaran sosial ke dalam agenda masyarakat dan sektor nonprofit tersebut.
S,20Menyediakan Insentif dan Subsidi untuk Mendukung Pekerjaan Masyarakat Berpendapatan Rendah dan di Wilayah
Tertinggal
Pemberian insentif yang dilakukan oleh pemerintah bukanlah hal baru. Sebagai contoh,
Komisi Penasehat Hubungan Antar Pemerintah di Amerika Serikat, pada tahuun 19g3 telah membuat daftar 21 daerah tertinggal atau miskin untuk disediakann hibah dan pinjaman khusus bisnis. Selain itu, disediakan pula 10 macam subsidi, diantaranya pengurangan pajak, peiatihan yang disponsori pemerintah, dan jaminan pinjaman. program yang sama ini dapat diarahkan untuk mengembangkan atau merevitalisasi klaster pada wilayah yang sama. Dengan cara ya.ng sama, setiap daerah dapat mengoperasikan program pelatihan dari pemerintah pusat untuk pekerja berpendapatan rendah. Subsidi untuk pengangguran dan pelatihan pekerja untut< menguranEi resiko pekerjaan meaui persiapan tenaga kerja, dapat mempengaruhi
keputusan dalam merekrut tenaga kerl'a.
79
Mengenal Klaster
80
Bab VI Upaya pemerintah Daerah untuk Mendukunq Klaster
BAB VI UPAYA PEMERINTAH DAERAH UNTUK MENDUKUNG KLASTER Langkah-langkah yang diarnbil untuk mengembangkan klaster adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan standar hidup. Langkah-langkah tersebut akan diuraikan pada pembahasan di bawah ini.
6.1 Langkah untuk Memahami Ekonomi
Wilayah
Klaster membantu wilayah untuk lebih memahami bagaimana ekonomi berfungsi sebagai sistem dan kebijakan mana yang mempunyai pengaruh terbesar. Ada beberapa metode untuk mengidentifikasi klaste[ membandingkan skala dan konsentrasi relatifnya, memetakan
nilai mata rantai dan hubungan sistematik lainnya, dan menilai kinerja. perusahaan-perusahaan
dapat menjadi klaster dalam produk bersama, proses bersama, rantai value added, pusat teknologi, keahlian spesial, SDA, atart poros kegiatan distribusi.
Mengidentifikasi klaster Sebagian besar pembahasan mengenai ekonomi wilayah diawali dengan ukuranukuran yang ditetapkan pemerintah, seperti jumlah perusahaan dan tenaga kerja per sektor; pekerja, pengangguran, dan tingkat kemiskinan; tingkat pendapatan dan upan; serta rata-
rata pendidikan tenaga kerja. Untuk mendapatkan location quotion, klaster di suatu wilavah 81
Mengenal Klaster
dibandingkan dengan konsentrasi nasional, dimana nilai 1 menandakan konsentrasi ratarata,
Model dan memetakan hubungan sistematis Hubungan yang paling mudah untuk dipetakan adalah rantai supply sektor basis yang bisa didapatkan dari data pemerintah. Adapun yang tersulitadalah pemasok aktual dan hubungan institusi yang membutuhkan pengetahuan tentang penjualan riil produk dan jasa, dan lokasi fungsi pendukung yang terspesialisasi, Sebagian besar peta sangat umum yaitu memperlihatkan anggota klaster tetapi miskirr informasi tentang kekuatan linkagenya yang dilukiskan hanya sebagai panah. Bagian tersulit untuk dipetakan -tapi rnungkin yang paling banyak dapat diceritakan- adalah alir pengetahuan dan inovasi'
Pertanyaan Sampel: Memetakan Modal Sosial Tenaga Keria Tolong sebutkan lima organisasi yang merepresentasikan sumber informasi atau saran penting (contoh: sebuah sekolah teknik, pesaing, pemasok, atau konsultan) dan jumlah
1
kontrak tahun lalu 2.
Sebutkan tiga individu atau organisasi dimana anda bekerja sama dengannya pada beberapa waktu yang lalu (contoh: menawarkan kontrak kerja sama, menghadiri show perdagangan bersama, membantu saling mengisi, membagi peralatan atau layanan), dan tipe kerjasama Sebutkan tiga organisasi yang telah anda bantu dengan berbagai cara (sepefti memberikan
saran, membagi informasi, atau meminjamkan peralatan) dan bentuk bantuan (saran, produksi, pinjaman) 4.
Sebutkan tiga perusahaan dalam industri yang sama dengan mempertimbangkan pimpinan
industri dan/atau inovator q
Sebutkan lebih dari lima organisasi/asosiasi bisnis/professional yang anda ikuti atau hadiri minimal satu fungsi per tahun dan rata-rata jumlah kegiatan yang anda hadiri dalam 6 bulan terakhir
6.
Sebutkan panitia atau dewan penasihat formal maupun tidak formal untuk pendidikan, pelatihan, teknologi, atau organisasi pengembangan ekonomi yang anda layani secara
aktif 7.
a2
Sebutkan lebih dari tiga organisasi yang anda telah gunakan untuk pendidikan atau oelatihan dalam kurun waktu terakhir dan tipe pelatihan.
Bab VI Upaya Pemerintah Daerah untuk Mendukunq Klaster
6,2 Langkah Perjanjian Klaster menawarkan pemerintah daerah terobosan-terobosan baru untuk menghubungkan dan merespon kebutuhan pekerja Usaha untuk melibatkan dan mengorganisir para pekerja klaster menjadi sangat penting dalam pengembangan klaster. Asosiasi klaster menjadi jangkar dalam networking kebutuhan infrastruktur anggotanya. Resikonya adalah bahwa keanggotaan ktaster menjadi eksklusif dan terbatas, dimaksudkan untuk memaksimalkan akses anggota ke sumber daya; asosiasi menjadi bimbang terhadap klaster; dan kesuksesan diukur oleh keanggotaan atau pendaoatan asosiasi.
Mengenali atau Bila Memungkinkan Menciptakan A,sosiasi Klaster Langkah awal untuk memahami bagaimana dan kapan hubungan dibentuk dan dijaga adalah dengan menguji perdagangan, tenaga kerja, asosiasi warga dan profesional yang ada. Bila pada klasteryang sudah terlayani oleh asosiasi bisnis lokal dan terspesialisasi maka mempunyai tanggung jawab lebih. Bila tidak ada organisasi perdagangan atau bisnis yang
sesuai maka perusahaan interest dapat disatukan. Kebanyakan asosiasi klaster memulai dengan mengidentifikasi kebutuhan mendesak anggotanya dan bertindak selaku perwakilan pemerintah dan penyedia layanan. Direktur diharapkan untuk meningkatkan keanggotaan, mengenerate pendapatan, membangun pengakuan, dan memfasilitasi aktivitas networking.
Memformalkan Saluran Komunikasi Ketika klaster yang efektif sering berkomunikasi, mekanisme yang terorganisasi dengan formal dapat menyederhanakan dan menyususun pencarian untuk informasi yang
spesifik. Irrlernet telah membuat klaster menjadi sistem yang mudah terkomunikasikan. Pemerintah mendukung web site sejak berperan dalam menciptakan bisnis di wilayah. Mengembangkan Kerjasama Antar-Perusahaan Klaster berbasis asosiasi bisnis mempertimbangkan untuk menjadi network, Network tidak sama dengan networking. Network adalah aliansi formal perusahaan adapaun networking adalah fenomena interaksi sosial personal yang bergerak dan menyebarkan ide, informasi, dan pelatihan melalui sebuah klaster dan mengimpornya dari tempat berbeda.
6.3 Tindakan untuk Mengorganisasikan dan Menyalurkan Layanan
Klaster menawarkan sebuah alternatif penyaluran informasi dan layanan untuk dapat diorganisasikan di sekitar kompleksitas dan saling ketregantungan kebutuhan bisnis daripada
kepentingan individu B3
Mengenal Klaster
Tindakan yang paling berguna pada pengaturan tugas pemerintah adalah mengorganisasikan kembali berbagai pelayanan yang diberikan. Sebagian besar layanan pemerintah terbagi-bagi dalam layanan yang saling berhubungan dan bahkan tumpang tindih. perubahan mendasar sebaiknya dilakukan untuk menciptakan agensi baru yang bersesuaian dengan klaster.
pengumpulan, Pengorganisasian, dan Penyebaran Informasi oleh Ktaster Kebanyakan wilayah mengorganisasikan dan mempublikasikan data ekonomi per sektor dan wilayah ekonomi atau pasar tenaga kerja tetapi tidak per klaster. Akan sangat berguna bagi agensi wilayah dan lokal, organisasi klaster; dan penyedia layanan untuk mempunyai data yang teragregasi dan mempublikasikan pada klaster yang telah teridentifikasi
oleh industri atau daerah.
Mendirikan Pusat Klaster Dengan mengagregasikan kebutuhan perusahaah-perusahaan kecil, Pusat Klaster dapat menyediakan layanan khusus yang tidak dapat didapatkan dan disediakan perusahaan yang terisolasi. Peran pusat laster adalah :
' ' ' ' . .
Memberikan layanan kepada klaster
Staf pekerja dengan pengalaman industri Perantara untuk jasa/Pelayanan
Bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan secara kolektif Mengenal perusahaan dan membangun kepercayaan
Membuat link formal pada organisasi klaster
Membentuk Tim lintas disiplin dalam Klaster Beberapa wilayah kurang maju telah menngunakan tim lintas dispilin untuk merekrut oabrik baru. Tim ini dapatterdiri dari orang yang berasal dari perguruan tinggi teknik, agensi pengembangan ekonomi, agensi pemabantuan teknologi, dan divisi pemasaran.
Memfasilitasi Hubungan Eksternal Klaster yang secara eksklusif terfokus kepada linkage internal telah memutus keterhubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini dperlihatan padak asus jam jepang. Hal ini menyebabkan tangan Swiss yang tidak mau bekerja sama dengan industri chip jam tangan Swiss tidak menggunakan teknnologi digital.
Bab VI UOaya Pemerintah Daerah Ltntilk Mend"L'_!na
r,/t?S16.
6.4 Langkah untuk Membangun Tenaga Kerja
yang Terspesialisasi
Institusi pembelajaran dalam klaster menghasitkan pekerja yang lebih prduktif, meningkatkan informasi pasar tenaga kerja, dan menciptakan hubungan yang lebih baik dengan pekerja Tak ada yang lebih penting bagi wilayah berkembanE kecuali membangun SDM yang
dimilikinya. Bila tidak memiliki sumber daya, klaster bergantung pada pemerintah yang merupakan investor terbesar dalam pendidikan dan pelatihan.
Orang-orang yang memeiliki kualifikasi sebagai Tenaga Kerja Masalah yang paling kentara bagi orang berpenghasilan menengah ke bawah adalah kekurangan pengalaman dan pendidikan untuk lapangan pekerjaan di masa depan. Hubunganhubungan dalam klaster berpotensi menempatkan program pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhan kerja.
Menggunakan Klaster dalam Konteks pembelajaran Program-program pelatihan dalam klaster bisasnya diklasifikasikan berdasarkan pekerjaan. Namun demikian keahlian yang digunakan dalam industri sangat bervariasi. Administrator jarirrgan yang bekerja pada divisi perusahaan multi-nasional, agensi pemerintah, dan perushaan jasa memiliki persyaratan keahlian yang berbeda-berbeda dan harus dioperasikan dalam budaya bisnis yang berbeda. Dengan demikian, penyusunan kurikulum yang disesuaikan dengan situasi tempat kerja dan budaya perusahaan di dalam klaster, para pembelajar akan dapat menghargai nilai klaster, lebih memahami lingkungan wilayahnya, serta memiliki kesempatan yang besar untuk memasuki karier dalam ktaster.
Mendirikan Pusat Keahlian Klaster Pemerintah daerah dapat merancang pusat-pusat keahlian bermutu di sekitar klaster urrtuk rnemenuhi kebutuhan keahlian perusahaan-perushaan yang ada di dalam klaster. pusat keahlian yang bekerjasama dengan dengan berbagai lembaga terkait dapat berperan
untuk
memenuhi kebutuhan industri, mengembangkanan kurikulu,'n baru, menjalin ker;iasama dengan asosiasi klasteq mengupdate standar keahlian, melakukan benchmarking penerapan klaster
di berbagai tempat, dan mengumpulkan informasi yang trekait dengan tentang
pekery.aan
dalam klaster dan program-program pelatihan.
Membentuk Kemitraan antara rnstitusi pendidikan dan Kraster saat ini telah berkembang berbagai institusi pendidikan teknik dan program petatihan yang bekerja sama dengan industri. Adanya organisasi klaster yang merepresentasikan suara B5
Mengenal Klaster
kolektif sektor swasta dapat mempengaruhi program-program pendidikan dan pelatihan di dalam klaster.
. .
Peran Klaster dalam Kebijakan Pendidikandan Latihan
' . . . .
Mengembangkan standar keahliaan daerah
Mengkoordinasikanperkiraankebutuhanklaster
Merancang dan mengembangkan. kurikulum
Memproyeksi kebutuhan keahlian dan tenaga kerja di masa depan Mendirikan lapangan Pekerjaan Membantu mengakses teknologi terkini
Mendukung Jaringan Keahlian wilayah (Regional skills Aliances
/
RSAs)
merupakan bentuk kolaborasi inter-perusahaan atau networkuntuk memperoleh atau mengurangi biaya program pelatihan. Masalah utama yang menyebabkan kegagalan RSA adalah pemilihan penyelenggara pelatihan yang buruk. Dengan demikian, penyelenggara RSAS
seharusnya mempunyai kapasitas untuk memberikan pelatihan - yang memerlukan keahlian dan kedekatan dengan industri. Sebagai contoh, perguruan tinggi teknik harus cukup fleksibel
untuk menawarkan kursus nongelaq menyediakan pelatihan di dalam lokasi klaster, dan menawarkan kelas sore dan akhir minggu.
Menciptakan Jaringan Klaster Antarinstitusi Pendidikan di Wilayah Berbeda Usaha wilayah untuk membangun program tenaga kerja, standar keahlian, atau kurikulum dapat berasal dari ide atau pengalaman pemda lain. Adanya jaringan antar institusi dengan wilayah lain dapat menciptakan pembelajaran dan peluang benchmarking di dalam klaster.
Langkah untuk Menstimulasi Inovasi dan Kewirausahaan
6.5
pertumbuhan klaster dihasitkan aleh ide-ide dan perusahaan-perusahaan baru Inovasi dan kewirausahaan adalah mesin pertumbuhan klaster. Meskipun inovasi dan dan kewirausahaan sangat dipengaruhi oleh proses pendidikan dan norma budaya tetapi dapat ditingkatkan dengan kebijakan yang mendukung.
Investasi dalam Inovasi, Ekspansi, dan Pembangunan Bisnis Kewirausahaan sering menjadi faktor utama dalam pengembangan teknologi dan strategi inovasi. Klaster mendukung komersialisasi penelitian dan pengembangan. Pada klaster B6
Bab VI Upaya Pemerintah Daerah untuk Mendukuno Klaster
dewasa, kewirausahaan tidak menjadi prioritas.
Mendirikan Inkubator Klaster Inkubator merupakan strategi yang digunakan untuk mendukung perusahaan bisnis baru dan kecil. Konsep dasarnya adalah penyediaan layanan rendah biaya yang dikombinasikan dengan pendampingan teknis.
Memfasilitasi Kewirausahaan dan Proses Belajar Network Pengusaha dan perusahaan baru lebih membutuhkan networking dibanding perusahaan yang sudah lama berdiri karena kurangnya pengalaman. Mereka berusaha untuk mendapatkan dan mengembangkan informasi, saran, dan ilmu pengetahuan. Jaringan yang paling efektif adalah yang berdasar pada jenis hubungan antarpengusaha seperti inkubatori
program pengembangan ekonomi, modal bersama, dan asosiasi. Perusahaan yang malkukan inovasi dapat mengambil manfaat optimal dari jaringan.
Mendirikan Pusat Teknologi Khusus Klaster Di tahun 1980an dan 1990an banyak pemerintah daerah di AS yang berinvestasi ' untuk mendirikan pusat-pusat teknologi sebagai kebijakan pengembangan ekonomi wilayah. Kebanyakan pusat-pusat ini berasosiasi dengan lembaga pendidikan, namun beberapa berdiri independen. Keterkaitan yang lebih erat antara asosiasi klaster denEan pusat teknologi akan memperluas pelayanan teknologi daiam klaster.
' ' ' . ' ' '
Fungsi Pusat Teknologi Menawarkan penelitian dan pengembangan Menguji standar kualitas Saran teknis Memecah network Pelatihan teknisi dan manajemen Menghubungkan dengan studi teknis
6.6 Langkah untuk Pemasaran dan Membuat Brand Suatu Wilayah Ktaster meningkatkan tingkat kesuksesan pemasaran
Klaster paling sukses adalah yang menghasilkan brand yang bercirikan kualitas daerah, loyalitas pelanggan, dan menjadi tujuan utama retail dan perdagangan.
87
Mengenal Klaster
Fokus Investasi perekutan industri merupakan salah satu strategi yang paling rasional. Meskipun pada kenyataannya pembangunan klaster dikarenakan kondisi lokal atau sejarah yang kebetulan, tidak menghalangi pemda untuk berinisiasi menciptakannya terutama di sektor yang berteknologi tinggi dengan menarik industri.
Mempromosikan Klaster di WilaYah Banyak wilayah di dunia yang memanfaatkan klaster untuk mempromosikan dirinya sebagi tempat menyenangkan untuk dikunjungi dan bisnis.
Membentuk Network Ekspor Berbasis Klaster perusahaan menengah ke bawah yang berdiri sendiri kekurangan sumber daya dan ilmu pengetahuan negara lain sehingga kehilangan peluang dalam memperluas pasar global. pembantuan ekspor pada kenyataannya kurang meniangkau SME. Pemasaran dan terutama
kegiatan ekspor telah menjadi kegiatan utama perusahaan.
Ide Partisipasi multi-perusahaan dalam show perdagangan
' ' ' ' '
Misi perdagangan klaster Pembagian tempat penjualan internasional MengeksPor aliansi klaster Mengekspor network
Mendukung Brand WilaYah Brand sangat penting dalam ekonomi ketika konsumen dan pelanggan dihadapkan dengan pilihan. Tentunya mereka akan melirik pada brand yang melekat pada produk. Pemda dapat mendukung brand melalui pemasaran dan publikasi daerah.
6,7
Langkah untuk Mengalokasikan Sumber Daya dan Investasi Klaster membuat alokasi sumber daya yang rasional untuk memaksimalkan dampak
ekonami Investasi utama adalah langkah t;ersama dalam rnembangun reputasi klaster dan 8B
Bab
VI Upaya Pemerintah Daerah untuk Mendukunq Klaster
menarik industri lain untuk bergabung. Langkah agensi daerah untuk mengalokasikan sumber daya pada klaster berpengaruh sensitif terhadap tingkat kedewasaam klaster.
Membuat Insentif dalam Program Pendanaan Kompetitif untuk Applikasi Kolektif Salah satu cara termudah untuk meningkatkan kolaborasi antarperusahaan dan mencapai economic of scale tanpa menambah biaya tambahan adalah dengan mengatur kembali pendanaan di proposal multi-perusahaan. Cara seperti ini diundang-undangkan di wilayah Emillia-Romagna (Italia Utara) pada tahun 1980an. UU tersebut memuat:
' '
Mendukung Asosiasi/perkumpulan bisnis
Memberikan bantuan pada konsorsium perusahaan dalam rangka pelayanan teknis dan manajerial untuk pelatihan bersama (perusahaan individual bisa mendapatkan bila berksperimen dengan proses baru)
'
Menyediakan modal untuk konsorsium perusahaan kecil untuk pengembangan lokasi klaster
'
Mendanai kelompok yang terdiri dari lima atau lebih perusahaan jasa kecil di daerah uroan
Investasi pada Lembaga Penelitian dan Pengembangan Berbasis Klaster Kebanyakan penelitian berlangsung di perguruan tinggi negara.. Bila banyak wilayah
berkembang kekurangan penelitiarr di perguruan tinggi maka wilayah tersebut cenderung untuk mempunyai institusi yang juga mempunyai tanggung pada lembaga penelitian dan pengembangan klaster. Penelitian di lembaga ini lebih mengarahkan pada kebutuhan ekonomi lokal daripada global. Klaster dapat didukung dengan cara:
. . .
Menghubungkan dengan ekonomi wilayah Memberikan bantuan dana penelitian lebih pada wilayah berkembang Mendukung Peluang Pendanaan EU dan Nasional untuk Inisiatif Klaster
Klaster tidak bisa membiayai dirinya sendiri hanya dengan mengandalkan bayaran keanggotaan. Dengan membantu mengidentifikasikan dan menjamin pendanaan bertahuntahun, daerah dapat mendorong perusahaan untuk mandiri di dalam klaster.
Menguatkan Fondasi Pemerintah harus mendukung fondasi dasar bagi pertumbuhan ekonomi yang diperlukan oleh klaster. Fondasi ini meliputi pendidikan, infrastruktur, kesehatan, dan perumahan. Wilayah berkembang biasanya mempunyai permasalahan ekonomi karena kekurangan sumber daya dan pemasukan pajak untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
B9
Menqenal Klaster
90