Hak cipta dilindungi Undang-Undang
Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura
ISBN: 978-602-97552-1-2
Deskripsi halaman sampul : Gambar yang ada pada cover adalah kumpulan benda-benda langit dengan berbagai fenomena
Seminar Nasional Basic Science VI F-MIPA UNPATTI
KARAKTERISTIK ELEMEN-ELEMEN DIAGONAL UTAMA PADA MATRIKS ATAS DIU YANG TERDIAGONALISASI E. R. Persulessy Staf Dosen Jurusan Matematika, Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pattimura ABSTRAK Matriks yg dapat didiagonalkan memberikan kontribusi yang signifikan dalam proses perhitungan yg melibatkannya. Proses diagonalisasi suatu matriks sangat ditentukan oleh lapangan asal elemen-elemen yang menyusun matriks tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memperkenalkan langkah-langkah diagonalisasi suatu matriks yang elemen-elemennya berasal dari suatu Daerah Ideal Utama (DIU) dan karakteristik elemen di diagonal utama matriks hasil proses diagonalisasi tersebut. Metode yang digunakan dalam peneltian ini adalah metode studi pustaka yang melibatkan proses analisis tentang teori dasar matriks dan ring, terutama DIU, serta operasi-operasi yang berlaku pada matriks, untuk membuktikan suatu teorema yang akan menyajikan langkah-langkah diagonalisasi matriks yang dimaksud. Teorema diagonalisasi tersebut memberikan jaminan ekuivalensi antara matriks berukuran s t atas DIU dengan matriks diag d1 , d2 ,..., du dengan u min s, t dan d1 | d 2 | ... | du . Kata kunci: DIU, matriks diagonal, matriks elementer, unit.
PENDAHULUAN Proses diagonalisasi suatu matriks adalah proses yang melibatkan Operasi Baris Elementer (OBE) utk mengenolkan semua elemen matriks tersebut kecuali elemen di diagonal utama. Umumnya elemen suatu matriks berasal dari lapangan yang berbeda. Setiap lapangan memiliki ciri khas yang mempengaruhi proses diagonalisasi matriks. Salah satu lapangan yang telah dikenal adalah Daerah Ideal Utama (DIU). Proses diagonalisasi matriks atas DIU melibatkan matriks A dan B yg berukuran sama dan memenuhi B XAY , dengan X dan Y masing-masing adalah matriks invertibel.
Teori dasar tentang ring, terutama DIU, sangat diperlukan karena elemen matriks dalam penelitian ini adalah anggota DIU (Fraleigh, 1980). Dasar-dasar pembuktian teorema diagonalisasi atas daerah Euclid dipergunakan sebagai pedoman untuk membuktikan berlakunya teorema tersebut atas DIU (Hartley&Hawkes, 1974). Penelitian ini bertujuan untuk memberikan metode
yang
sistematis
untuk
mendiagonalkan suatu matriks atas DIU dan memperkenalkan karakteristik matriks diagonal yang merupakan hasil proses diagonalisasi tersebut. Metode yang dihasilkan dari penelitian ini
dapat dijadikan sebagai pedoman tambahan untuk menemukan metode-metode
diagonalisasi matriks atas lapangan yang lain.
PROSIDING
187
Seminar Nasional Basic Science VI F-MIPA UNPATTI
DASAR TEORI Definisi 2.1. Sebuah matriks n n disebut matriks elementer jika matriks tersebut dapat diperoleh dari matriks satuan I n dengan melakukan sebuah operasi baris elementer tunggal, (Anton, 1991). Definisi 2.2. Jika X matriks bujursangkar dan dapat ditemukan matriks Y sehingga XY YX I , maka X dikatakan invertibel dan Y disebut invers X, (Anton, 1991).
Definisi 2.3. Diketahui A dan B dua matriks berukuran sama atas ring R. Matriks B ekuivalen dengan A atas R jika dan hanya jika terdapat matriks invertibel X dan Y sehingga B XAY , (Anton, 1991). Definisi 2.4. Jika R ring komutatif dengan elemen satuan 1, a elemen R disebut unit jika ada
b R sehingga ab 1 . Definisi 2.5. Misalkan A R st . A disebut matriks diagonal jika aij 0 , untuk i j . Lemma 2.6. Efek pergandaan awal (pre-multiplying) pada matriks : (i).
Bij , menukar baris ke-i dengan baris ke-j
(ii).
Bi w , menggandakan baris ke-i dengan w
(iii).
Bij r , menambahkan r kali baris ke-j ke baris ke-i,
disebut operasi elementer baris. Efek pergandaan akhir (post-mutiplying) pada matriks : (i). K ij , menukar kolom ke-i dengan baris ke-j (ii). Ki w , menggandakan kolom ke-i dengan w (iii). Kij r , menambahkan r kali kolom ke-j ke kolom ke-i, disebut operasi elementer kolom. Definisi 2.7. Suatu Daerah Integral (DI) R disebut DIU, jika untuk setiap ideal A dalam ring R, ada a0 A dengan sifat A a0 ra0 | r R . Teorema 2.8. Jika a, b R DI dengan a | b dan b | a maka ada unit u R sehingga a ub . Definisi 2.9. Misalkan R DIU. Suatu d R disebut elemen prima, jika d 0 dan d bukan unit maka untuk setiap a, b R , jika d | ab maka d | a atau d | b . Definisi 2.10. Misalkan R DIU. Suatu d R disebut elemen irredusibel, jika (i). d 0 , (ii). d bukan unit, (iii). untuk setiap a, b R , jika d ab maka a atau b unit.
188
PROSIDING
Seminar Nasional Basic Science VI F-MIPA UNPATTI
Teorema 2.11. Jika a, b R DI maka pernyataan berikut ekuivalen : a). a | b dan b | a , b). Ra = Rb, c). Ada unit u R sehingga b ua Definisi 2.12. Suatu R DI disebut daerah faktorisasi tunggal (DFT), jika: 1. Setiap elemen di R yang bukan nol dan bukan unit dapat disajikan sebagai hasil ganda elemen irredusibel sebanyak berhingga 2. Jika a p1 p2
pn dan b q1q2
qn dengan
p1 , p2 ,
, pn , q1 , q2 ,
, qn elemen
irredusibel maka m = n dan setelah penukaran indeks pi dan qi bersekawan. Teorema 2.13. Setiap DIU adalah DFT. Teorema 2.14. Jika a, b R DIU maka a dan b memiliki pembagi persekutuan terbesar d dan d = ra + sb, untuk suatu r , s R . Sifat 2.15 Misalkan G, Im, H, J adalah matriks-matriks bujursangkar atas ring R yang masing-masing berukuran m m, m m, n n dan p p . Selanjutnya, K dan L adalah matriks berukuran q n dan p n atas R, (Brown, 1992).
Jika I H1 m 0 G L1 0
0 I ; J1 m H m n m n 0
0 G ; K1 J m p m p 0
0 K m q m n
0 L m p m n
maka a). Fakta 1 G K 1H 1 0 G J 1 L1 0
0 KH m q m n 0 JL m p m n
b). Fakta 2 Jika H dan J matriks invertibel maka H1 dan J1 matriks invertibel.
c). Fakta 3 G Jika p q maka J 1K 1H 1 0
PROSIDING
0 . JKH m p m n
189
Seminar Nasional Basic Science VI F-MIPA UNPATTI
d). Fakta 4 Jika K
X dengan X suatu matriks maka K 1
G X 1 dengan X 1 0
0 . X
e). Fakta 5 G Jika n p maka H 1 J 1 0
0 . HJ m n m p
f). Jika H dan J matriks invertibel maka H1J1 matriks invertibel.
HASIL PENELITIAN Misalkan R adalah DIU. Akibatnya untuk setiap r R \ 0 berlaku r wp1 p2
pn ,
dengan w unit, pi prima anggota R, n bilangan bulat positif dan mungkin pi p j untu suatu
i j , ( 1 i n , 1 j n ) karena berlaku Teorema Faktorisasi Tunggal. Dibentuk fungsi : R \ 0
r R
0 dengan aturan perkawanan
r n jumlah elemen prima yang menyusun r.
Akibatnya rr * r r *
untuk setiap r , r* R \ 0 . Diketahui A akl matriks berukuran s t dengan akl R DIU. Akan ditentukan matriks C
A atas R, dengan 0 d1 0 0 C C* 0
serta d1 membagi habis semua elemen matriks C*. Pada proses ini terdapat tiga kasus yang mungkin terjadi, yaitu 1). a11 | a1 j dan a11 | ai1 , 2). a1 j a11 | a1 j , 3). ai1 a11 | ai1 . Proses I Jika A bukan matriks nol maka dengan serangkaian operasi baris elementer dapat diasumsikan a11 0 . 190
PROSIDING
Seminar Nasional Basic Science VI F-MIPA UNPATTI
Kasus 1 Karena a11 aij dan a11 ai1 , maka a1 j q j a11 dan ai1 pi a11 , untuk suatu pi , q j R ( 1 i s , 1 j t ). Dengan operasi elementer kolom K j1 q j dan baris Bi1 pi pada A diperoleh matriks D
A , dengan
0 a11 0 0 D D* 0
Jika a11 membagi habis elemen D* maka diperoleh matriks C. Jika tidak berarti
d
ij
D * a11 | dij . Dengan operasi baris B1i 1 pada D, diperoleh matriks D ' d kl'
dengan d11' a11 dan d1' j D ' d11' | d1' j . Diperoleh kasus 2. Kasus 2 Karena
a
1j
A a11 | a1 j , maka ada d R dengan d fpb a11 , a1 j , d 0 dan
Ra11 Ra1 j Rd . Sehingga y1 , y j R a11 dy1 dan a1 j dy j dengan d a11 . Jika d a11 maka y1 0 , berarti y1 unit. Jadi d
a11 . Sehingga a11 | a1 j kontradiksi.
Jadi berlaku d a11 . Kemudian x1 , x j R d x1a11 x j a1 j , akibatnya
d x1 dy1 x j dy j d x1 y1 d j y j Jadi, x1 y1 d j y j 1 . Selanjutnya, dibentuk matriks S yang berukuran t t , dengan
x1 0 S xj 0
0
yj
I j 2
0
0
y1
0
0
0 0 0 I t j
dan det S det B , det It j det I j 2 1 . Matriks x1 B0 xj
0 I j 2 0
y1 0 y1
adalah matriks berukuran j j .
PROSIDING
191
Seminar Nasional Basic Science VI F-MIPA UNPATTI
Karena,
I det B x1 j 2 0
0 0 j 1 1 y j y1 xj
x1 I j 2 y1 1 x1 y1 1
j 1
y 1
j 2
j
j 11 j 2
I j 2 0
I j 2 0
0 x j
y j I j 2 x j
x1 y1 1 x j y j 2j
x1 y1 x j y j 1 maka det S det B det It j 1 atau S adalah matriks invertibel. Jadi, matriks AS a11 a 21 AS as1
A atas R, dengan
a12
a1 j
a22
a2 j
as 2
a1t x1 a2t 0 xj ast 0
asj
a11 x1 a1 j x j a21 x1 a2 j x j as1 x1 asj x j
0
yj
I j 2
0
0
y1
0
0
a12
a11 y1 a1 j y1
a1 j 1
a22
a21 y1 a2 j y1
a2 j 1
as 2
as1 y1 asj y1
as j 1
0 0 0 I t j a1t a2t ast
Misalkan AS B bkl maka
b11 a11 x1 a1 j x j d dan
b1 j a11 y j a1 j y1 dy1 d y j y1 0 dan bij yang lain adalah kombinasi linier dari A akl . Proses selesai untuk kolom ke-j. Proses dilanjutkan untuk kolom j yang lain yang memenuhi kasus 2 hingga akhirnya diperoleh matriks A ' akl
A atas R dengan
0 a11 a a A ' 21 22 as1 as 2 192
0 a2 t ast PROSIDING
Seminar Nasional Basic Science VI F-MIPA UNPATTI
dan a11 Jika
d a11 .
| ai1 , 2 i s , a11
diperoleh
kasus
1.
Jika
a11
juga
membagi
semua
aij , (2 i s, 2 j t ) , maka dengan operasi elementer baris Bi1 qi , 2 i s pada A | aij maka dengan operasi diperoleh C. Jika ada aij A ', (2 i s, 2 j t ) , hingga a11
elementer baris B1 j 1 diperoleh kasus 2. Tetapi jika ada ai1 A ', 2 i s sehingga
| ai1 maka diperoleh kasus 3. a11 Kasus 3 Karena
ai1 A ' a11 | ai1 ,
, ai1 , q 0 dan maka ada q R dengan q fpb a11
qr1 dan ai1 qri dan q a11 . Kemudian Rai1 Rq . Sehingga r1 , r2 R a11 Ra11
h1, hi R q h1a11 hi ai1 sehingga
h1r1 hi ri 1 .
Proses dilanjutkan seperti pada kasus 2 dengan membentuk matriks T yang berukuran s s dengan
h1 0 T ri 0
0
hi
Ii 2
0
0
r1
0
0
0 0 0 I s i
dan det T det B det I s i dengan det I s i 1 . Pada akhirnya diperoleh matriks A akl
a11 a12 0 a 22 A 0 as2 dan a11
A atas R, dengan
a1t a2t ast
q p11
d a11 .
membagi semua aij, 2 i s, 2 j t , | a1j , 2 j t , diperoleh kasus 1. Jika a11 Jika a11 maka dengan operasi elementer kolom K j1 r1* , 2 j t , pada A diperoleh C. Jika ada | aij maka dengan operasi elementer baris B1 j 1 aij, 2 i s, 2 j t , sehingga a11
diperoleh kasus 2. Proses dilanjutkan kembali. Tetapi jika proses dilanjutkan dan mengingat
0
PROSIDING
a11
p11
a11
193
Seminar Nasional Basic Science VI F-MIPA UNPATTI
berhingga, maka akhirnya diperoleh matriks W wkl
A atas R dengan w11 0 . Jadi
w11 unit maka w11 | wij 1 i s, 1 j t . Dengan operasi elementer baris Bi1 gi* dan kolom
K ji g j
1 i s, 1
yang memenuhi
wi1 gi*w11 , w1 j g j w11
dengan
gi* , g j R
untuk
j t , diperoleh matriks C.
Proses II Setelah diperoleh matriks C, proses I dapat dilakukan pada matriks C* yang berukuran
s 1 t 1
tanpa merubah baris 1 dan kolom 1 matriks C.
Jika St*1 dan T*s 1 matriks invertibel berukuran t 1 t 1 dan s 1 s 1 , dengan
S*t 1
x2* 0 * xj 0
0
y*j
I j 3
0
h2* 0 0 0 * dan T s 1 * ri 0 I t j 0
* 2
0
y
0
0
0
hi*
I i 3
0
0
r2*
0
0
0 0 0 I s i
maka menurut Sifat 2.15.a., berlaku d1 0 0 C* 0
0
1 0 0 S*t 1 0
0 d1 0 0 C * S*t 1 0
0
merupakan kasus 2 yaitu c2 j C* c22 | c2 j , 3 j t . Dan 1 0 0 T*s 1 0
0
d1 0 0 C* 0
0 d1 0 0 T*t 1C * 0
0
merupakan kasus 3 yaitu ci 2 C* c22 | ci 2 , 3 i s . Setelah berhingga langkah proses I pada C* diperoleh matriks C '* C * atas R, dengan d2 0 C '* 0
0
0 C **
dan d 2 membagi habis setiap elemen C**. Jadi telah diperoleh matriks C ' C atas R, dengan
194
PROSIDING
Seminar Nasional Basic Science VI F-MIPA UNPATTI
d1 0 0 d 2 C' 0 0 0 0
0 0 0 C **
0
dan d1 | d 2 serta d1 membagi habis setiap elemen C**. Selanjutnya, proses I dilakukan pada C** tanpa mengubah baris 1 dan 2 serta kolom 1 dan 2 matriks C’. Akhirnya diperoleh matriks D* diag(d1 , d2 , dan d1 | d2 |
| du serta D*
, du ) dengan u min{s, t}
A atas R.
PENUTUP Kesimpulan 1.
Suatu matriks A yang berukuran s t atas DIU akan ekuivalen dengan suatu matriks
diag(d1 , d2 , 2.
, du ) dengan u min s, t .
Elemen-elemen diagonal utama matriks A berukuran s t atas DIU memenuhi
d1 | d2 |
| du .
DAFTAR PUSTAKA Anton, H. 1991. Aljabar Linier Elementer, Edisi Kelima. Erlangga, Jakarta. Brown, W.C. 1992. Matrices Over Commutative Rings. Michael Dekker. Inc, New York. Fraleigh, J. B, 1980. A First Course in Abstract Algebra, Second Edition. Addison-Wesley Publishing Company, Massachusets. Hartley, B. and Hawkes, T.O. 1974. Ring Modules and Linear Algebra. Spottiswoode, Ballantyne & Co.Ltd. London and Cholchester.
PROSIDING
195
Seminar Nasional Basic Science VI F-MIPA UNPATTI
196
PROSIDING