CARA MELAKUKAN KALIBRASI ALAT PENGUKUR KADAR AIR BENIH (OVEN MEMMERT TIPE UNB 400 ) Zaki Ismail Fahmi (PBT Ahli Muda) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. PENDAHULUAN SNI ISO/IEC 17025 : 2008 merupakan standar metrologi yang sangat penting untuk pengujian (test) dan pengukuran (measurement) produk. Hampir seluruh badan standar dan lembaga akreditasi nasional mengadopsinya. Perusahaan membutuhkannya dan bahkan ada beberapa industri yang bergabung dengannya untuk standar bidang/sektor yang spesifik. SNI ISO/IEC 17025 : 2008 merupakan standar global untuk kompetensi teknis kalibrasi dan pengujian (testing) laboratorium. Keberhasilan pengukuran tergantung dari kalibrasi alat ukur yang digunakan
dan
ketertelusurannya
(traceability).
Kalibrasi
merupakan
serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang akan ditunjukkan alat ukur atau sistem ukur atau nilai yang diwakili bahan ukur dengan nilai yang bersangkutan diwujudkan oleh standar (perbandingan antara penunjukkan suatu alat ukur dengan nilai suatu standar yang telah diketahui). Ketertelusuran adalah hasil pengukuran atau nilai standar yang dapat dihubungkan ke acuan yang dinyatakan, biasanya standar nasional / internasional, melalui rantai perbandingan tidak terputus yang setiap mata rantai mempunyai ketidakpastian yang dinyatakan. Kalibrasi merupakan mekanisme formal ketertelusuran. Tujuan dilakukan kalibrasi yaitu untuk meningkatkan mutu produk, menjamin konsistensi, memastikan pengukuran
sudah sesuai, untuk
menentukan deviasi dan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan pengukuran hasil dijamin pencarian untuk Standar Nasional. Sementara manfaat kalibrasi adalah untuk menjaga kondisi alat ukur untuk tetap sesuai dengan spesifikasi (Anonim, 2014). Pengukuran kadar air merupakan salah satu pengujian mutu benih standar yang rutin dilakukan oleh Laboratorium BBPPTP Surabaya. Metode pengujian yang dilakukan yaitu menggunakan oven (metode oven suhu tinggi maupun suhu rendah). Dengan bertambahnya umur pemakaian, komponen oven berubah karena suhu atau tekanan mekanis terus menerus. Oleh karena itu oven perlu dikalibrasi dengan benar sehingga memberi keyakinan bahwa hasil pengukuran dapat dipertanggungjawabkan.
CARA MELAKUKAN KALIBRASI ALAT PENGUKUR KADAR AIR BENIH ...................................................
1
Kalibrasi alat dapat dilakukan oleh badan khusus metrologi, maupun kalibrasi internal oleh pihak laboratorium itu sendiri. Kita dapat melakukan kalibrasi alat secara sederhana dengan memanfaatkan peralatan yang ada. Pengujian ini bertujuan untuk mengkalibrasi alat Oven Memert Tipe UNB 400 yang rutin digunakan oleh Laboratorium BBPPTP Surabaya dalam
pengujian kadar air.
II. BAHAN DAN METODE 2.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Pengujian ini dilaksanakan pada tanggal 26 Februari 2013, dilaksanakan di Laboratorium Fisika Benih - Laboratorium BBPPTP Surabaya, Direktorat Jenderal Perkebunan. 2.2. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah benih wijen yang berasal dari Balittas Malang. Alat yang digunakan meliputi Oven Memert Tipe UNB 400, crusibel, neraca analitik, desikator, sendok tanduk, penjepit dan sarung tangan tahan panas.
Gambar 1. Oven Memmert Tipe UNB 400
Gambar 4. Desikator
Gambar 2. Crusibel
Gambar 5. Sendok Tanduk
Gambar 3. Neraca Analitik
Gambar 6. Penjepit dan Sarung Tangan
CARA MELAKUKAN KALIBRASI ALAT PENGUKUR KADAR AIR BENIH ...................................................
2
2.3. Rancangan Pengujian dan Analisis Data Dalam melakukan kalibrasi alat oven Memmert Tipe UNB 400, dilakukan pengukuran kadar air sebanyak 4 perlakuan, dengan masing-
masing perlakuan sebanyak 4 ulangan. Berikut rincian pengujian yang digunakan : 1. Crusibel diletakkan di rak atas, dengan kondisi crusibel dibuka. 2. Crusibel diletakkan di rak bawah, dengan kondisi crusibel dibuka. 3. Crusibel diletakkan di rak atas, dengan kondisi crusibel ditutup. 4. Crusibel diletakkan di rak bawah, dengan kondisi crusibel ditutup. ISTA Rules menyatakan bahwa untuk membandingkan antar 2 ulangan dalam pengujian kadar air digunakan nilai toleransi. Hasil perhitungan pengujian kadar air antar 2 ulangan tidak boleh lebih dari 0,2 %. Apabila nilai perbedaan antar ulangan lebih dari 0,2 % maka pengukuran kadar air harus diulang dengan contoh kerja yang baru (BBMBTPH, 2006). 2.4. Pelaksanaan Pengujian Tahapan pelaksanaan metode oven suhu tinggi yaitu : a) Menyiapkan benih wijen untuk pengujian kadar air. b) Membersihkan alat dan crusibel sebelum dipakai. Crusibel (wadah dan tutup) jika kondisi basah maka dipanaskan terlebih dahulu dengan oven suhu 1300 C selama 1 jam kemudian dinginkan selama 45 menit dalam desikator. Oven dinyalakan dan diatur suhunya hingga stabil 130 0C. c) Menimbang cawan dan tutup sebelum digunakan (M1). d) Benih wijen berukuran kecil, sehingga tidak perlu dihaluskan. e) Memasukkan contoh benih ke dalam cawan dan ditimbang beserta tutupnya (M2). f)
Memasukkan cawan berisi contoh benih + tutup ke dalam oven. Buka tutup cawan tergantung perlakuan. Letakkan di dalam oven rak atas dan rak bawah sesuai perlakuan.
g) Bila sudah selesai, cawan ditutup, keluarkan dari oven dan dinginkan di dalam desikator selama 30 - 45 menit. h) Menimbang cawan + isi + tutup (M3). Menghitung kadar air benih. 2.5. Pengamatan Rumus :
% KA =
(M2 – M3)
x 100 %
(M2 – M1) M1 = berat wadah + tutup dalam gram M2 = berat wadah + benih + tutup sebelum dipanaskan M3 = berat wadah + benih + tutup setelah dipanaskan
CARA MELAKUKAN KALIBRASI ALAT PENGUKUR KADAR AIR BENIH ...................................................
3
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar air benih adalah jumlah air benih yang dapat diuapkan atau diukur melalui metode pengukuran yang telah dilakukan. Kadar air benih dihitung berdasarkan bobot basah atau bobot kering (Justice dan Bass, 2002 dalam Sa’adiyah, 2008). Metode yang paling umum digunakan untuk mengukur kadar air benih adalah metode langsung, yaitu benih dikeringkan dalam oven. Prinsip dalam metode oven yaitu air dalam benih dihilangkan dengan cara pengeringan dalam suhu dan waktu tertentu. Kadar air benih merupakan selisih bobot benih sebelum dan sesudah pengeringan dibagi bobot sebelum pengeringan. International Seed Testing Association (ISTA) dalam Sa’adiyah (2008) menyebutkan bahwa dalam pengukuran kadar air benih dengan menggunakan oven, benih-benih yang berukuran besar perlu dihaluskan (grinding). Dikarenakan benih wijen berukuran kecil maka benih tidak perlu dihaluskan. 3.1. Hasil ,
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, perlakuan crusibel dibuka dan diletakkan pada rak atas dan bawah diperoleh nilai toleransi tidak lebih dari 0,2 %, sehingga dapat dikatakan pengujian sudah memenuhi standar ISTA dan tidak perlu diulang. Rata-rata nilai kadar air pada rak atas sebesar 5,5 % dan pada rak bawah sebesar 5,2 %. Demikian halnya dengan perlakuan crusibel ditutup pada rak atas maupun rak bawah, nilai toleransi antar perlakuan memenuhi syarat pengujian kadar air. Nilai rata-rata kadar air untuk kedua pengujian yaitu sebesar 4,7 %.
CARA MELAKUKAN KALIBRASI ALAT PENGUKUR KADAR AIR BENIH ...................................................
4
Hasil pengujian kadar air untuk perlakuan crusibel dibuka memiliki nilai rata-rata lebih tinggi yaitu 5,1 – 5,2 % dibandingkan dengan perlakuan crusibel ditutup nilai rata-rata sebesar 4,7 %. 3.2. Pembahasan Penempatan crusibel pada rak atas maupun rak bawah tidak mempengaruhi nilai kadar air benih yang diuji. Hasil nilai rata-rata kadar air menunjukkan nilai yang sama pada masing-masing perlakuan. Sehingga dapat dikatakan kondisi Oven Memmert Tipe UNB 400 masih dalam kondisi baik. Nilai kadar air yang lebih tinggi pada crusibel yang dibuka dikarenakan penguapan air pada benih lebih optimal. Hal ini sesuai dengan Henderson dan Perry (1955) dalam Zahari (1992) yang menyatakan bahwa proses pengeluaran air dari suatu bahan menuju kadar air keseimbangan dengan udara sekelilingnya atau menuju kadar air yang diinginkan dapat tercapai. Kondisi ini tidak dapat tercapai jika crusibel ditutup, dimana air dalam benih tidak dapat menyeimbangkan dengan kondisi sekitar karena terhalang oleh tutup crusibel. IV. PENUTUP Nilai toleransi pengujian yang dilakukan sudah sesuai dengan standar ISTA. Hal ini menunjukkan bahwa bahan uji benih wijen sudah homogen dan hasil uji dapat dipertanggungjawabkan. Berdasarkan hasil dari empat perlakuan uji yang dilakukan menunjukkan bahwa alat Oven Memert Tipe UNB 400 masih dalam kondisi baik dan layak untuk melakukan pengujian kadar air benih. Dalam melakukan pengujian kadar air benih, crusibel harus dibuka tutupnya untuk memaksimalkan penguapan air yang terkandung di dalam benih. Peralatan laboratorium perlu dilakukan kalibrasi secara rutin setiap tahunnya, sehingga hasil pengukuran dapat dipertanggungjawabkan.
CARA MELAKUKAN KALIBRASI ALAT PENGUKUR KADAR AIR BENIH ...................................................
5
DAFTAR PUSTAKA Anonim1.
2014.
Laboratorium
Kalibrasi.
http://mutucertification.com/id/
laboratorium-kalibrasi. Diakses tanggal 8 Februari 2014. BPMBTPH. 2006. Pedoman Laboratorium Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikutura. Dirjen Tanaman Pangan. Dirjen Hortikultura, Deptan. Jakarta. 282 hal. Sa’adiyah, P F. 2008. Teknik Pengukuran Kadar Air Benih Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn.) dengan Menggunakan Metode Langsung dan Tidak Langsung. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Skripsi. Zahari,
F.
1992.
Metode
Mempergunakan
Pengukuran
Alat
Sederhana.
Kadar
Air
Fakultas
Beberapa
Benih
Pertanian.
Institut
Pertania Bogor. Skripsi.
CARA MELAKUKAN KALIBRASI ALAT PENGUKUR KADAR AIR BENIH ...................................................
6
Lampiran Tabel 1. Hasil Uji Kadar Air Benih Wijen Pada Suhu Tinggi No.
1.
2.
3.
4.
Perlakuan
Ulangan
% Kadar Air
Crusibel diletakkan di rak
1
5,2
atas,
2
5,2
3
5,0
4
5,0
Crusibel diletakkan di rak
1
5,2
bawah, dengan kondisi
2
5,2
crusibel dibuka
3
5,2
4
5,1
Crusibel diletakkan di rak
1
4,6
atas,
2
4,6
3
4,7
4
4,7
Crusibel diletakkan di rak
1
4,8
bawah, dengan kondisi
2
4,7
crusibel ditutup
3
4,7
4
4,7
dengan
kondisi
crusibel dibuka
dengan
kondisi
crusibel ditutup.
Rata-Rata % Kadar Air
5,1
5,2
4,7
4,7
CARA MELAKUKAN KALIBRASI ALAT PENGUKUR KADAR AIR BENIH ...................................................
7