DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, T.S.1996. Survai Tanah dan Evaluasi Lahan. PT. Penebar Swadaya. Jakarta. Aldrian, E., R. D. Susanto, 2003, Identification of three dominant rainfall regions within Indonesia and their relationship to sea surface temperature, International Journal of Climatology. Anomin.
2009.
Petunjuk
Pelaksanaan
Pengawalan
Program
Akselerasi
Peningkatan Produktifitas Gula Nasional 2009. Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Timur. Anomin. 2010. Panduan Teknik Budidaya Tebu. PTPN XI (Persero). Surabaya. Arsyad S., 1989. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press, Bogor Artscwager., 1942. A comparative analysis of the vegetative characteristic of same variants of Saccharum officinarum. USDA Tech. Bull. 811, 55 halaman. Bakti,.P.L.W. 2009. Analisis Kandungan Klorofil Dan Laju Fotosintesis Tebu Transgenik PS-IPB1 Tang Ditanam di Kebun Percobaan PG. Djatiroto Jawa Timur. Skripsi Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Balai Penelitian Tanah. 2009. Petunjuk Teknis Edisi 2, Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. Balai Penelitian Tanah Deptan. Bogor. Berding, N. And Koike, H., 1980. Germplasm conservation of Saccharum comlex. A collection from the Indonesian Archipelago. Hawaii Plant Rec., 59:87176. Sumner, M. E. and Beaufils, E. R. 1975. Diagnosis of the N P K requirements of sugarcane irrespective of plant age and season using Beaufils' system (DRIS). Preliminary observations. SASTA Proc 49: 137-141.
Summer dan Beufils, 1976. Application of the Dris Approach for Calibrating Soil and Plant Factors in Their Effects on Tield of Sugarcane. Proseding of The South Africans Sugar Technologisht Association 118-124.
64
Brandes,
E.W.,
1958.
Origin,
classification
and
characteristics,
dalam
Artschwager, E. And Brandes, E.W. Sugar cane (Saccharum officinarum L.). USDA Handbook 122:1-35,260-262. Buckman, H.O and N.C. Brady. 1982. Ilmu Tanah. Terjemahan Soegiman. Bharata Karya Persada. Jakarta. Chang, J. H. 1968. Climate and Agriculture. An Ecology Survey.Chicago : Aldine Publ. Co. Chesters G, O. J Ottoe, and O. N Allen. 1957. Soil aggregation in relation to various soil constituents. Soil Science Society of America Proc. 21: 276. Cray J. M. 2010. Sugarcane Response to DRIS-Based Fertilizer Supplements in Florida. University of Florida, 196 (2010) 66–75 Colwell JD. 1994. Estimating Fertilizer Requirements: A Quantitave Approach. Wallingford: Cab International. Danny Z . Herman. 2006. Kajian Potensi Tambang Dalam Pada Kawasan Hutan Lindung
Di Daerah
Lumajang,
Jawa
Timur.
Dalam: Proceeding
Pemaparan Hasil-Hasil Kegiatan Lapangan Dan Non Lapangan Tahun 2006, Pusat Sumberdaya Geologi Dev,.C.M. 2011. Earthing up and nitrogen levels in sugarcane ratoon under subtropical Indian condition. Indian Journal of Sugarcane Technology 2011 26(1) : 1-5 [DIKTI] Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 1991. Kesuburan Tanah. Jakarta: Direktorat Jenderal pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dillon, W.R.., 1984, Multivariate Analysis and Application. John Wiley and Son, New york Direktoran
Jenderal
Perkebunan.
2008.
Pengelompokan
Lahan
Untuk
Kesesuaian Lahan Tebu. Dinas Perkebuana Jawa Timur. Djojonegoro dan Soepardi, G. 1992. Sifat dan Ciri Tanah. Fakultas Pertanian IPB, Bogor. Djufry, F., 2012. Pemodelan Neraca Air Tanah Untuk Pendugaan Surplus Dan Defisit Air Untuk Pertumbuhan Tanaman Pangan Di Kabupaten Merauke, Papua. Jurnal Informatika Pertanian, Vol. 21 No.1, Agustus 2012 : 1 – 9. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan. 65
Eduardo P.P,. 2004. Soil and Fertilizer Requirements of Sugarcane in The Philippines. Agricultural Systems Cluster University of the Philippines Los Banos andPhilippine Sugar Research Institute Foundation, Inc. Engelstad, O. P. 1997. Teknologi Dan Penggunaan pupuk. Edisi Ke – 3. UGMPress. Yogyakarta. Filho, J. O. 1994. Alternative for an efficient use of mineral fertlizer and sugar factory residues with low soil degradation and environment contamonation risk. Trans. 15th. World Congres of Soil Sci. Mexico, Vol 7a:395-405. Grant, R.F., P. Rochette, R.L. Desjardins. 1993. Energy Exchange and Water Use Efficiency of Field Crops: Validation of a Simulation Model. Agron. J., 85:916 –928 Hakim, N., M.Y Nyakpa., A.M. Lubis., S.G. Nugroho., M.A. Diha., G.B. Hong., H.H. Bailey,. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung. Lampung. Hanafiah, K.A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta. Heinz, D.J., 1967. Wild Saccharum spesies for breeding in Hawaii. Proc. ISSCT XII: 1037-1043. Herman D.Z., 2006. Lindung
Kajian Potensi Tambang Dalam Pada Kawasan Hutan
Di Daerah Lumajang, Jawa Timur. Proceeding Pemaparan
Hasil-Hasil Kegiatan Lapangan Dan Non Lapangan Tahun 2006, Pusat Sumberdaya Geologi. Humbert, R.P. 1968. The growing of sugarcane. Elsevier Publishing Co. Ltd, Amsterdam. Hunsigi, G. 1993. Production of sugarcane: Theory and practice. 245. SpringerVerlag: Berlin. . 1999. Growing of ratoon cane: Organic way. Kisan World. 26(2):47, 52. . 2001. Sugarcane In Agriculture And Industry. Kamataka Institute Of Applied Agriculture Research. Sameerwadi, Bagalkot. Husz, G. S., 1972. Sugar cane, Cultivation, and Fertilization. Ruhr Stickstoff A.G., Bochun, West Germany.
66
Indarto. 1996. Produksi gula tebu lahan kering dengan aplikasi dua macam bentuk urea dan perbedaan waktu pemupukan urea tahap pertama. Jurnal Agrotropika I(i):1-3. Ismail,I. 2009. Evaluasi Klimatik, Sebaran Hara Makro Dan Rekomendasi Pemupukan Di Unit Usaha Pabrik Gula Bungamayang.
Peneliti pada
Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia.Pasuruan. Iriawan. 2006. Panduan Penggunaan Minitab 16.Jakarta. Izhar, 2007.
Rekomendasi Pemupukan Fosfor dan Potasium berdasarkan
Analisis Hara Tanah pada Tanaman Sayuran. J. Hort. Indonesia 1(2):8188. Agustus 2007. Jayanti, K.,D. 2013. Prediksi Neraca Air Untuk Menentukan Masa Tanam Tebu Di Kecamatan Kalasan, Sleman. Tesis: Pascasarjana Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. J. M. McCray. 2010. Sugarcane Response to DRIS-Based Fertilizer Supplements in Florida. J. Agronomy & Crop Science (2010) 66–75. Johnson, R.A., 1988, Applied Multivariate Statistical Analysis, 2nd edition, John Wiley and Son, New York.
Kuntohartono T dan JP Thijsse. 2009. Detil Data Saccharum officinarum Linn.http://www.kehati.or.id/florakita/browser.php?docsid=698
(10
Juni
2009). Lo, C.C and Shong Sun., 1968. Colleting wild cane in Thaiwan, Proc. ISSCT XIII: 1047 – 1055. Miza. 2009. Analisis Kandungan Unsur N dan P Tebu Transgenik PS-IPB1 Yang Mengespresikan Gen Pitase. Skripsi Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Meyer, J. H., 1975: Advances in the interpretation of foliar analysis of sugarcane in the South African sugar industry. Proc. South Afr. Sugar Technol. Assoc. 49, 129–136. Naidu, L. G. K. 1999. Land suitability evaluation of major sugarcane growing soils of Karnataka. Ph.D. Thesis. Univ. Agric. Sciences, GKVK, Bangalore. Notohadiprawiro, T., S. Sukodarmodjo, dan E. Sukana. 1984. Pengelolaan kesuburan tanah dan peningkatan efisiensi pemupukan. Makalah pada Pertemuan Alih Teknologi, Diperta Jateng. Pati 20 – 22 Agustus 1984.
67
Panduan Teknik Budidaya Tebu, 2010. Panduan Teknik Budidaya Tebu. Direktorat Perkebunan Propinsi Jawa Timur. Surabaya. Pawirosemadi, M. 1992. Nomograf analisis tanah dan daun : Piranti untuk penetapan takaran pupuk dan evaluasi pengelolaan budidaya tanaman tebu. MPG XXVIII (3-4):1-8. P3GI, Pasuruan. ______________. 1996. Petunjuk teknis cara menggunakan Nomograf Analisis Tanah untuk menetapkan dosis pupuk. Seri Pedoman P3GI – 4. P3GI, Pasuruan. ______________. 2011. Pedoman Budidaya Tebu. Universitas Negeri Malang. Malang. Puslit Sukosari. 2014. Data Produktifitas Tahunan 2013. PTPN XI (Persero). Lumajang Rayes, M.L. 2007. Metode Invertarisasi Sumber Daya Lahan. Penerbit Andi. Yogyakarta. Ritung, S., F.A. Wahyunto and H. Hidayat, 2007. Guidelines Land Suitability Evaluation with a case map of Aceh Barat District. Indonesian Soil Research Institute and World Agroforestry Centre, ISBN: 979-3198-36-1, pp: 8-17. Rachim D. A. 1994. Karakterisasi tanah berliat aktivitas rendah dan pengaruh besi
oksidanterhadap
beberapa
sifat
tanah.
Disertasi
program
pascasarjana institut pertaniannBogor. Rachim D. A. 2007. Dasar-dasar genesis tanah. Departemen ilmu tanah dan sumberdaya lahan fakultas pertanian institut pertanian Bogor. Sabaruddin, Laode. 2012. Agroklimatologi. Aspek-Aspek Kliatik Untuk Sistem Budidaya Tanaman. penerbit: Alfabeta. Bandung. Saleem. 2012. Effect of Nitrogen on Growth and Yield of Sugarcane. Journal American Society of Sugar Cane Technologists, Vol. 32, 2012. Sanchez, P.A., 1992. Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika. Penerbit ITB. Bandung Satuan
Kerja
Pengembangan
Pertumbuhan
Tebu Tebu.
Jatim.
2005.
Standar
Jawa
Karakterik Timur.
http://tebu.mine.nu/karakteristik_tebu/standar_karakterik _pertumbuhan.htm [10 Juni 2009]. 68
Setyamidjaja, D. 1986. Pupuk dan pemupukan. CV. Simplek, Jakarta. 122 hlm Sigit. 2006. Pendekatan Precision Farming Dalam Pemupukan N, P, Dan K Pada Budidaya Tebu Studi Kasus Di Pt Gula Putih Mataram (Disertasi). Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Simon, S. 2012. Budidaya Tebu dan Pengelolaannya. Pusat Penelitian Pengembangan Gula Indonesia. P3GI. Pasuruan. Singh, K.P.dkk.2011. Sugarcane productivity and soil fertility in plant – ratoon system under integrated and organic nutrient management in sub-tropics. Indian Journal of Sugarcane Technology 2011 26(1) : 1-5 Soeminto, B. 1996. Berbagai faktor yang mempengaruhi unsur fosfor pupuk oleh tanaman. Majalah Kultum. 11:46-57. Subardja, D. 2000. Perembangan Metode Survei Tanah dan Evaluasi Lahan di Indonesia. Proseding Konggres Nasional VII HITI Buku I: 123-134. Sudiatso., 1980. Bertanam Tebu. Departemen Agronomi, Faperta-IPB. Bogor. Sudibiyakto, Suyono, dan D.G.C.Kirono.
1999. Analisis Curah Hujan untuk
Antisipasi Kekeringan. Majalah Geografi Indonesia XIII (23). Sumner, M.E. 1977. Preliminary N P K foliar diagnostic norms for wheat. Commun. Soil Sci. Plant Anal. 8:149–167. Sutanto, R. 2005. Dasar-Dasat Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Kanisius. Yogyakarta. Sutedjo, M.M., 1991. Pengantar Ilmu Tanah. Terbentuknya Tanah-Tanah Pertanian. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Thornthwaite C.W and J.R. Mather. 1957. Instruction and Tables for Computing Potential
Evapotranspiration
and
for
Computing
Potential
Evapotranspiration and Water Balance. Drexel Institute of Technologi Laboratory of Climatology. Vol X No. 3. New Jersey: Centerton. Tim Halei P3GI. 2011. Menyongsong 12 Tahun Kehadiran Pupuk Halei Di PTP Nusantara XI (Persero): Pupuk Halei Menjawab Masalah Pemupukan Masa Kini. P3GI. Pasuruan. Tisdale, S. L., W. L. Nelson and J. D. Beaton (1990). Soil fertility and fertilizer. Elements required in plant nutrition. 4th Ed. Maxwell McMillan Publishing, Singapore, 52-92 Usman
B.
1997.
Pemupukan
Tanaman
Tebu
Yang
Berhasil
Guna.
Pasuruan:P3GI. 69
Warner, J.N., 1962. Sugarcane: An indigenous Papuan Cultigen. Ethanology 1:405-411. Wibowo,. C. 2012. Analisis Sebaran Iklim Klasifikasi Schmidt – Ferguson Menggunakan Sistem Informasi Geografis
Di Kabupaten Bantaeng
Sulawesi – Selatan. Universitas Hasanuddin. Makassar. Wiedenfeld, R.P. 1995. Eff ects of irrigation and N fertilizer application on sugarcane yield and quality. Field Crops Res. 43:101–108. Wood, A.W., 2003. The Development Of Site-Specific Nutrient Management Guidelines For Sustainable Sugarcane Production. Proc. Aust. Soc. Sugar Cane Technol., Vol. 25, 2003 Young, R. D. and F. J. Johnson. 1982. Fertilizer product. Dalam. W. C. White and D. N. Collins (Eds.). The Fertlizer Handbook. The Fertlizer Institute, New York.
70
