Berhentilah Beragumentasi! NO:03/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
Oleh, Uskup Mar Nicholas H Toruan, CKC
Gereja Nasrani Indonesia (GNI) Keuskupan Nasrani Katolik Ortodoks Rasuli Kudus dan Satu
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
Saya tidak kenal anda, tapi saya sungguh lelah berargumentasi yang tiada akhir. Yang mana? Argumentasi antara Iman (Emunah) dan Perbuatan (Halakha).
Selama berabad-abad, kaum Kristen menghabiskan waktu untuk melawan arus pemikiran... Dengan Kristen lainnya terhadap masalah tersebut di atas. Ada buku-buku tidak terhingga banyaknya dituliskan, artikel, pesan-pesan di media Internet, dll., semua ini didedikasikan kepada yang dinamai argumentasi "sulit". Saya melihat hal itu cukup sederhana: Jika anda beriman kepada Yeshua Mshikha, dan anda harus membiarkan Dia memimpin anda, maka menjadi anggota baru dalam Mshikha! Dengan cara ini, anda sedang bergumul menjalani kehidupan "seperti hidup Mshikha". Anda akan berusaha mencari kesempatan untuk memperlihatkan kasih sayang Kristen, pengampunan dan kasih. Ini akan membias pada diri anda.
Masalahnya ada pada diri orang-orang Kristen yang sedang mencari resep Keselamatan. Saat mengatakan "Apa yang harus aku lakukan supaya diselamatkan?" Apa yang sebenarnya mereka sedang katakan, yakni "Apa paling sedikitnya yang wajib dilakukan, agar diselamatkan?"
Perbuatan-perbuatan baik anda adalah perpanjangan dari Iman anda, bukan akibat lainnya. Ada banyak pengkotbah Kristen mengatakan: “Kita berbuat baik karena kita sudah diselamatkan”. Orang yang demikian akan ditolak di pintu-pintu gerbang sorgawi!. Anda lakukan itu sebab anda mengasihi Dia dan ditujukan terhadap Dia dan dilakukan sebagai perpanjangan tangan-Nya di dunia ini. Ketika saya dengar argumentasi ini, dan ada orang berceloteh yang ingin khusus memastikan: "Baiklah, tetapi sebenarnya aku Page 2- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
tidak harus melakukan sesuatu agar diselamatkan, bukan? Saya maksud, saya bisa hanya duduk mendengarkan sembari berkata "Aku percaya", dan tidak pernah melakukan lainnya, dan aku sudah cukup layak masuk Kerajaan Sorga, bukan?" Baiklah, jika anda tidak melihat melalui mata-Nya, berbicara dengan lidah-Nya, merasa dengan hati-Nya & berjalan di dunia jatuh ini dengan melakukan Kehendak-Nya, kemudian, anda sedang mencoba untuk meraih Sorga berdasarkan jasa-jasa kebaikan anda sendiri, ini tidak mungkin. Tidak ada orang akan melakukan perjalanan menuju Sorga, tersandung, jatuh dan mendapati diri mereka ada di Sorga!
Marilah kita berbicara lebih mendalam: Jika anda membuat komitmen pribadi untuk meraih Sorga, tapi TIDAK membuat komitmen pribadi kepada Mshikha maka setiap tindak perbuatan yang anda lakukan akan dinodai oleh agenda pribadi anda untuk Keselamatan, mengasihi Alaha dan sesama menjadi batu sandungan besar sepanjang perjalanan rohaniah anda. Ini bukan kerangka pikir (mindset) orang percaya, tetapi si pendusta ... orang yang sedang mendustai orang lainnya dan diri mereka sendiri. Mengaku mengenal Mshikha, tetapi tidak punya intensi melayani Dia dengan cara menuruti segala Perintah-perintah-Nya (Injil Yokhanan 14:15;15:14) adalah salah resep... resep membawa jalan kematian!
Kita harus menunjukkan kasih kita dan apresiasi terhadap Rasulrasul (Shlikhim) Alaha. Namun, setiap kali ada orang memperdebatkan Iman melawan Perbuatan baik, secara tidak langsung mereka sedang mempertentangkan antara “Mar Shaul (Paulus) dan Mar Ya’aqub”: Paulus berjuang untuk hak azasi Bangsa-bangsa lain dan Ya’aqub berjuang bagi Nilai-nilai dari Page 3- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
Yudaisme Nasrani. Orang – orang tampaknya lupa bahwa Kitab Ya’aqub (Yakobus) sebenarnya ditujukan kepada Dua Belas Suku Israel, tidak kepada kaum Goyim karena kaum Yehudim sudah tahu persis dirinya secara kodrat kelahiran sudah dalam Torah yang sekarang mereka percaya kepada Yeshua, maka Torah itu dimeteraikan dalam darah-Nya sebab sistem korban adalah tuntutan Torah dalam Perjanjian Sinai yang mana setiap tahun Imam besar (Kohen Ha-gadol) mempersembahkan korban pendamaian pada perayaan Yom Kippur. Korban Yeshua di kayu Salib adalah untuk menggantikan korban-korban binatang yang dipersembahkan untuk menghapus dosa-dosa umat pelanggar Torah dan inilah intensi Yeshua menjadi Anak Domba yang menghapus dosa-dosa dunia (Yokhanan 1:29). Korban Yeshua sebagai Korban Pendamaian menurut Torah Musa bagi Dua Belas Suku Israel dan juga sebagai Korban Pendamaian bagi semua Bangsa-bangsa yang masuk kategori pelaku Torah Nuh sehingga kedua belah pihak dirangkul dalam SATU KORBAN di kayu Salib sebagai “Mezbah” persembahan secara universal. Rasul Mar Shaul menjelaskan SALIB memperdamaikan kedua belah pihak yang saling bersiteru sebelumnya (Efesus 2:16-17). Jadi yang dihapuskan adalah sistem korban persembahan binatang bagi pendamaian dan pengampunan dosa-dosa baik dalam persfektif keimamatan Torah Musa dan keimamatan Melkisedek yang dikenal dengan Torah Nuh. Sistem keimamatan Torah Musa dikenal sebagai sistem Keagamaan Tribalisme (hanya untuk 12 Suku Israe) dan Keagamaan Melkisedek (untuk semua bangsa termasuk Israel itu sendiri seperti Abraham, Ishak, dan Yakub yang tak mengenal Torah Musa). Melalui pengorbanan Yeshua kedua sistem Torah dipersatukan menjadi Torah Mshikha (Galatia 6:2; Mattai 5:17-20; Lukas 16:16; Roma 3:31). Jadi Kedatangan YHWH menjelma menjadi Anak Manusia bernama Yeshua d’Mshikha sebagai “Anak Domba” hanya memperbaharui Page 4- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
sistem korban pendamaian melalui Tubuh dan Darah-Nya yang disebut sebagai Perjanjian Baru (Lukas 22:19-20). Sementara Mitzvoth Torah tetaplah tidak berubah dan tak bisa dihapuskan karena menyangkut MORAL, IBADAT, dan ATURAN HIDUP orang percaya semua umat manusia baik itu yang terdapat dalam Mitzvoth Torah Musa maupun Mitzvoth Torah Nuh. Torah tidaklah dihapuskan melainkan mampu dijalankan dengan baik tanpa beban berat lagi dalam diri Yeshua sebagai Juruselamat dan Penebus kita (Mattai 11:28-29). Tidak ada dalih apapun bagi manusia mengatakan bahwa Torah tidak berlaku lagi. Kita harus verifikasi Torah yang mana?
Jutaan manusia yang menyebut dirinya Kristen beranggapan Torah dihapuskan sehingga tidak perlu lagi menjalan Mitzvoth dalam Aseret ha-Dibroth (10 Perintah Musa) dengan utuh (Keluaran 20:1-17), terutama membuang Mandat “Hari Sabat” dengan menggantikannya dengan “Hari Minggu” yang jelas tidak ada sama sekali perintah MarYah Alaha memandatkan Hari Minggu – Hari Pertama sebagai Hari Istirahat. Hari Minggu dirayakan hanya sebagai tradisi Rasuli mengenang Hari Kebangkitan Maran Yeshua. Sebab secara tradisional Hari Pertama dalam Yudaisme adalah “Hari Kerja” sebagai Hari Pertama Mencipta (Kejadian 1:1-5). Jadi Hari Minggu bukan Hari Istirahat atau Sabat. Hari Sabat – Hari Ketujuh adalah Hari Istirahat (Kejadian 2:1-3). Jelas mereka yang membuang Sabat dengan menggantinya sebagai Hari Minggu adalah pemberontakan terhadap mitzvat Alaha, ini pelanggaran yang tak bisa dimaafkan oleh MarYah Alaha sebab Sepuluh Perintah diberikan harus “UTUH” (kata “Utuh” di sini dipahami dalam bahasa Yunani: Kata + Holon = Katolik, yakni menurut “Seutuhnya”). Page 5- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
Sedangkan bagi kaum Bangsa-bangsa lain (Goyim), dalam Kisah Para Rasul (Ma’asei Ha-Shlikhim) setelah Konsili Yerusalem tahun 50 M., kaum Kristen Bangsa-bangsa lain barulah memiliki Pedoman dan Perjanjian untuk memimpin hidup mereka, yakni Kitab Limudah (Didakhe). Perintah-perintah ini adalah hasil ketetapan Ruakh ha-Kodesh bersama Para Rasul (Kisah 15:28), Tua-tua Jemaat Yerusalem dalam lembaga Sanhedrin Rasuli bahwa Bangsa-bangsa harus diperkenalkan kembali Torah Nuh secara dasariah yang akan memanjat naik kepada pemahaman Torah seutuhnya sehingga Yahudi dan Bangsa-bangsa itu satu Torah (Bilangan 15:15-16). Dalam Kisah Rasul disebutkan sebagai kata pengantar dari semua isi Sefer Limudah terdapat dalam Kisah 15:19 sebagai langkah tangga awal menuju puncak tangga pada Kisah 15:21.
Dalam Igeret Mar Barnabas, rasul menginformasikan kepada kaum percaya dari Bangsa-bangsa lain bahwa mereka harus menuruti dan menjalankan Perintah-perintah (Mitzvoth karena kasih kita terhadap Mshikha, ini adalah kodrat melekat keselamatan seperti uang logam 2 sisi yang tunggal. Iman itu pasangannya Torah atau ada laki-laki ada perempuan; dunia tidak akan lengkap jika hanya laki-laki saja atau perempuan saja. Keduanya dipersatukan menjadi satu maka berkembanglah keturunan dari kedua unsur pria wanita terus dan terus, dan juga BUKAN tujuan akhir untuk mendapatkan pahala mereka dalam Sorga. Shliakh Mar Barnabas percaya bahwa pemenuhan terhadap Perintah-perintah adalah WAJIB bagi kaum Kristen, meskipun itu semua bukan untuk persembahan keselamatan, tetapi bukti kasih kita melalui perbuatan. Perbuatan yang bagaimana? Tentunya, melalui penurutan kita terhadap Mitzvoth yang adalah Torah itu sendiri. Page 6- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
Sebagaimana halnya kaum Nasrani, kami adalah "Pemelihara dari Jalan Hidup Maran Yeshua Mshikha" (Kisah 18:25-26). Kami Memelihara atau Menjalankan Jalan Hidup Mshikha dalam Kasih untuk Mshikha. Kami tidak ada alasan lain. Menerima Anugerah Alaha, tanpa keinginan melakukan Kehendak Alaha adalah keyakinan yang tidak berharga menerima semacam Anugerah itu. Jika orang itu meyakini dirinya mendapatkan anugerah keselamatan tanpa melakukan Kehendak Alaha, yakni menuruti Mitzvoth-Nya (Yokhanan 14:15; 15:14), maka mereka itu mengejek korban Mshikha. Anda tidak diijinkan mengakui Mar Saul dan mengabaikan Mar Ya’aqub, atau sebaliknya. Kitab Suci dan Tradisi Jemaat bukan sayur mayur, di mana anda mengambil apa yang anda suka dan membiarkan yang lain (Lukas 11:42).
Marilah kita berjanji untuk tidak memperdebatkan satu bagian dari Kitab Suci dengan bagian lainnya dari Alkitab. Satu Rasul lebih tinggi dari Rasul lainnya. Mereka semua vital dan perlu. Baik itu, Mar Ya’aqub yang menekankan perbuatan menurut Torah dan Mar Saul yang menekankan Iman dan Anugerah yang mana mereka ditransformasikan melalui Iman dalam Mshikha; mereka menjalani sisa hidup mereka dengan mengakui Nama-Nya dan terus berjuang hingga akhir hayat. Kita punya masalah-masalah besar, seperti ..Oh, saya tidak tahu ada Peperangan antara yang Baik dan yang Jahat, mungkinkah?
Page 7- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/V/2015
UNTUK KALANGAN SENDIRI!!! Untuk memperbanyak MATERI PENGAJARAN GNI ini dipersilahkan untuk meminta izin tertulis:
[email protected] 0813.19190730 021.70403378 www.nasraniindonesia.org
Page 8- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015