Belajar Bahasa Indonesia dengan Disku si A.M. Slamet Soewandi Universitas Sanata Dharma
1. Pendahulua n Pembelajara n (learning ) bahasa har us dibed ak an dengan pem er oleha n (acquiring ) bahasa. Jika pemerol eh a n bahasa terjadi secara tidak disengaj a, mak a pem belajar an bahasa diperoleh dengan sengaja. Jika pemeroleha n bahasa terjadi karen a kehend ak kuat unt uk menjadi bagian (bersoialisasi dengan) atau kehenda k kuat unt uk dianggap sebagai warga pemilik bahasa itu, maka pem belajar an bahasa terjadi karen a "keinginan" untuk mengenali kehidup a n orang orang yang mem pe rg u na k an bahas a itu. Jika pemer olehan bahasa terjadi secara tidak direnca n aka n, diranca ng, disistem a ti s asika n, maka pem bel ajar an bahasa terjadi karena pihak lain merancangnya tahap demi tah ap, bahan demi bahan, tuju an demi tujuan. Rancanga n dari pihak lain dapat saja wujud konkret nya menj adi suat u modul atau progra m pembelaj ara n, yang tanpa bant uan orang lain- - tanpa guru - - dapat dikuasai nya. Jika pemer olehan bahasa terjadi melalui intake (bahan bahasa yang meaningf ul / co ntext ual / f u nctional ), maka pem belajar an bahasa dapat saja terjadi melalui bahan - bahan bahasa tanpa kontek s. Karena diketah ui hasilnya sangat efektif, maka cara mem p e roleh (acquiring ) bahasa seperti disebut ka n di atas diadopsi ke dalam pembelaj ar a n (learning ) bahas a. Muncullah karena itu cara pem belajar an konteks t u al, di mana materi bahasa dirakit dalam suat u konteks, dipilih sesuai dengan tingkat keseringa n kemu nc ula n ny a, dan dipilih berda sar k an konteks fungsional. Itulah sebab ny a, pemilihan materi bahasa harus juga mendas a r ka n faktor sosioling ui stis dan pragm ati s. Faktor sosiaolinguis ti s menent u ka n pilihan - pilihan variasi sosiaolingui stis: siapa mitra bicara, dalam konteks apa berbicara, saluran apa yang dipilih, tujuan apa yang dicapai. Faktor prag m atis menen t u ka n pilihan - pilihan variasi kebah asaa n berdas ar k an tingkat keres mia n kom un ik asi. Mempelajari bahasa berdasa r ka n ciri- ciri seperti yang terjadi pada pem er oleh a n bahasa itulah yang secara khus us disebut mem p elaj ari bah as a dengan pendekat a n kom un ik atif. Tujuan pokok dari belajar bahasa dengan pendeka t a n itu adalah dicapainya kema m p u a n berkom u ni k asi pada diri pembelaj ar. Oleh karena itu, fungsi - fungsi bahasa menjadi pando m (penun t u n) pemilihan variasi variasi bahas a, yang melipu ti variasi ucapan, pilihan kosa kata, pilihan bent uk kata, pilihah frasa, klausa, jenis kalimat, urut an uns ur - unsur kalimat, bahkan pilihan jenis wacana tertent u. Karena fungsi bahas a har u s menu n t u n pilihan variasi bahasa, maka mau tidak mau konteks ( wacana) menja di pando n penting. 2. Tujuan Belajar Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing 1
Mempelajari bahasa Indonesi a sebagai bahasa asing (terma s uk mem p elaj ari bahasa lain sebagai bahas a asing) memiliki tujuan, yaitu tercap ai nya ketera m pila n berbahas a pad a diri si belajar (learner ). Ia menjadi dapat berbahas a, dapat berhub u nga n dengan masyaraka t pem ak ai bah as a tersebut. Nam u n demikian, perlu dibedakan adanya dua jenis tujua n, yaitu umu m dan khus us. Jika seseora ng mem pel aj ari bahasa asing semat a - mata unt uk dapat berkom u ni kasi keseha ri an dengan penut u r bahasa itu, maka tuj uan yang tercapai adalah tujuan um u m . Tercapai nya tujua n um u m seper ti ini mem per syara t ka n tercap ai nya keteram p ila n yang disebut BICS (basic interpersonal comm u n ica tion skills). Oleh karen a itu, tekanan penguas aa n adalah bahasa sehari - hari sehingga dapat diperguna ka n unt uk kepenti ngan prak ti s, misalnya bagaim an a si belajar menyapa , menawar, menolak , mem pe r silakan, mengucapk an terima kasih, menyat aka n penyesal an, meng ajak, memint a izin, memint aka n izin, menyela, menyuda hi percaka p a n, berpam it a n, mem per ke n al k a n diri, mem per ke nal kan teman nya, mengelu h, mem uji, memb eri dan mem bal as salam, beroba t, menelep o n, pergi ke bank , dan sebagai nya. Sebaliknya, jika seseora ng ingin mem pel aj ari konse p - konse p dan prin sip - prinsip yang diungkap ka n dalam bahasa itu, maka tujua n yang tercapai adalah tuj uan khus us. Misalnya, ia ingin mem pelaja ri kepercayaan yang dianut suatu suku bangsa, atau mem pelaja ri kebud ayaa n suatu suku bangsa. Tercap ainya tuj uan seperti ini mem p e r sya r at k a n tercapainya keteram pilan yang disebut CALP (cognitive / ac ade mic languag e proficiency ). Tentu saja, bahan yang diajark an unt uk dua jenis tujuan itu berbeda meskip u n pendekat a n yang diperguna ka n sam a; bahka n ciriciri kebah asa an bahasa Indonesi a yang diajar ka n juga berbeda. Soewandi (1993) menyingkat ciri khas bahas a unt uk tujuan tercap ai nya BICS menja di lima kecender u n ga n: (1) diperguna ka n ny a bent u k - bent u k kata yang tidak form al, (2) dipergun ak an nya kosa kata tidak baku, (3) dihilangkan n ya imb uha n - imbuha n kata (afiks) dan kata - kata tugas yang tidak menim b ul ka n salah tafsir, (4) penulisan yang tidak baku, dan (5) dipakainya susu na n kalimat yang sederh a na dan lebih cender u ng tidak lengkap. Sebaliknya, ciri khas bahasa untuk tujuan tercapainya CALP ada lima kecende r un ga n, yaitu ditek ank a n ny a pengguna an: (1) bent uk - bent uk kata yang baku, (2) kosa kata teknis dan baku, (3) imbuha n dan kata - kata tugas secara lengkap, (4) kaidah - kaidah pen ulisan, dan (5) susuna n kalimat yang baku, lengkap unsur n ya, dan pada umu m n ya lebih kom pleks. Pembelajar bahas a Indonesia sebagai bahasa asing dapat memilih salah satu dari kedua tujuan itu meski pun dapat saja kedua n ya. Hanya saja, unt uk dapa t.m engu as ai CALP, ditunt ut dimiliknya BICS lebih dahulu. Mengapa? Karena mereka yang mem p elaj ari bahasa dengan tujua n CALP pada um unya mereka yang ingin mend ala mi salah satu aspek dari kegiatan manusi a Indonesia, entah mendala mi kebudayaan n ya, kehidupa n sosialnya, atau politiknya, atau manusia nya sebagai paguyu pan tertent u (antrop ologis). Untuk dapat mencapai tujuan itu, secara metodologis 2
ia har us menj adi bagian dari kehidupa n yang ingin dikenali. Oleh karena itu, mau tidak mau, penguas aa n BICS menjadi penolong yang penting dalam penem u a n data yang diinginka n.Karena pada um um nya pem belajar an bahasa dibedaka n menjadi tiga tingkat - - per m ulaa n, tengaha n dan lanjuta n - - kiranya pem belajar an dengan diskusi hanya cocok diterapk a n pada pem belajara n bahas a dengan tujua n tercap ai nya CALP; berarti hanya cocok bagi mereka yang sudah ada di tingkat lanjuta n. Judul makalah itu mengacu, tent u saja, pada tercapainya tujuan belajar bahasa pada tingkat CALP. Mengapa? Karena belajar dengan disku si mengand ai kan "penguas aa n bahasa" sudah terpen u hi. Pada tingkat CALP ini, pada umu m nya kursu s - kurs us bahasa Indonesia bagi orang asing men u nt u t tercapainya profil kompet en si : (1) mam p u berbicara tentang topik - topik tertent u sesu ai dengan bidang minat nya dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar; (2) mam p u men de ng a r kan pem bicaraa n dalam semina r, mendengar ka n berita berita dari radio dan televisi; (3) mam p u mem baca teks - teks asli (di majalah, atau surat kabar, teruta m a untuk mem aha m i ide- ide yang ada di dalam ny a), dan (4) mam p u mengun gka pk a n gagasannya secara tertulis dalam bent uk karang a n ilmiah. Jika pembelajara n pada tingkat BICS si belajar masih lebih berkut a t pada penguas aa n bahasa sebagai bekalnya, maka tekanan pembelajara n pada tingkat CALP lebih - lebih pada bagaima na dengan bekal bahas anya itu ia dapat mem aha m i dan mengungkap ka n idenya kepada mitra diskusi. Ini tidak berarti bahwa bekal bahas anya sudah dikua sai nya secara semp ur na. Si belajar masih tetap mem p el aj ari bahasa nya, tetapi boleh dikatakan su dah pada tingkat "menyem p u r n a k a n / m e m p e r b ai ki". 3. Disku si sebagai Salah Satu Bentuk Pembelajaran Bahasa Asing Istilah disk u si di sini berupa suat u konst r u k yang oleh penuli s diisi pengertian yang sedikit berbeda dengan istilah diskusi dalam kaitan nya dengan debat, dan diskusi dalam kaitan nya dengan bentuk pem belajar an pada um um ny a. Pengertian um um diskusi adalah mem bicar ak a n suatu masalah oleh para pesert a diskusi dengan tujuan untu k menem u k a n pem ecaha n yang paling baik berdasar k an berbagai masu k a n. Sebaliknya, debat adalah pem bicar aan tent ang suat u masalah dengan tujuan untuk mem en a ngka n atau mem per t a h a n ka n penda p a t yang dimiliki oleh pesert a debat. Sangat mungkin, pendap at yang dimena ngk a n bukan yang terbaik. Disku si sebagai suatu bent uk pembelaja ra n umu m adalah suat u cara pem belajar an di mana pesert a didik (murid, mahasiswa) men di sk usi kan (membicara kan, mencari jawaban bersam a) dengan cara saling mem be rika n pendap at ny a, kem udi a n disari ng unt uk ditem u ka n kesim p ula n. Tentu saja persyar at a n terjadinya pem belajar an dengan disku si adalah bahwa bahasa benar - benar sud ah sangat dikua sai oleh pesert a didik. Guru tidak lagi mem be rika n perha ti an pada bahasa, melainka n pada isi atau materi diskusi. Disku si di dalam makalah ini diberi penger ti an sebagai bent uk pem belajar an bahasa asing, di mana para peser ta diskusi 3
menge m u ka k a n penda pa t ny a tentang suat u masalah (topik). Seseoran g mem per sia p ka n penda pa t ny a secara tertulis dalam bent uk karang an pend ek, kem udi an disajikan di kelas. Yang lain mem berika n tanggapa n secara lesan. Kebenara n pendap at yang disa m pai ka n, baik oleh penyaji makalah maup u n tem an - teman nya, mem ang perlu diperh ati k an, tetapi yang lebih ditekanka n adalah bahas a yang diperg un ak a n benar atau tidak. Di sam pi ng itu, kesim pul an pendapa t tidak perlu ditun t ut. Maka, tugas guru (instruk t u r) lebih pada merek a m (mencat at) kesalaha n - kesalahan bahasa apa saja yang dibuat oleh pesert a diskusi. Konteks disku si di dalam makalah ini mirip dengan apa yang terjadi pada pelak san aa n perkuliahan seminar bahasa dan sastr a, atau perk uliaha n semi nar pengajar an bahasa dan sast ra di progra m studi atau juru sa n bahasa dan sastra. Dalam pelaksana a n perkuliaha n jenis ini, di sam pi ng diperhat ik an tercapainya kom pete nsi sebagai pem ak al ah dalam menulis makalah, menyajikan makalah, menjawab pert any aan; dan tercapai nya kompet en si sebagai pema nd u, pena m b at, dan pembah as tert unj uk, juga masi h diperhati kan bagaim ana pem bah a s a a n (cara mengu ngk a pk an dengan bahasa ) dalam makalah, bagai ma na pemakaian bahasa dalam bert anya jawab, dan menulisk a n tam ba ta n. Pembelaj ar an bahasa asing dengan disku si jarang terjadi hanya dengan satu perte m u a n, tanp a didahul ui oleh perte m ua n - pertem u a n penda h ul ua n. Mengapa? Karena unt uk dapat berdi sk usi diperluka n bahan diskusi. Oleh karena itu, sebel um bent uk pembelajara n diskusi dapat ditera pka n perlu ada pembelajar an - pembelaja ra n dengan bent uk pem belajar an lain unt u k tujua n mem bek ali bah an, baik bahan diskusi maupu n bahan bahas anya sebagai alat diskusi. Menurut pengala m a n, dalam suat u kurs u s bahasa - - - berarti terjadi secara terencana, dari perte m u a n ke pertem ua n yang lain- - pelaksa naa n pem belajar an bahasa asing dengan diskusi menjadi efektif jika diawali dengan perte m u a n - pertem ua n sebelu m nya dengan topik- topik yang berhub un ga n; baru pada awal perte m u a n - perte m u a n berik ut nya (konkret nya pada awal minggu berikut nya) dilaksana ka n pem belajar an dengan disku si. Bahan diskusi berupa perpad u a n (ram ua n atau olaha n) dari topik - topik yang dipelajari pada perte m u a n - perte m u a n sebelu m n ya.. Mengapa bent uk diskusi cocok unt uk pencapaian bahas a tingkat CALP? Menur ut pengalam a n, belajar bahasa Indonesia sebagai bahasa asing dengan bentuk diskusi memiliki keunt u nga n - keunt ung an berikut. Pertam a, dengan diskusi, mema ng materi bahasa bagi pem belajar "tidak" menjadi fokus perhatian mereka. (Materi bahas a menjadi perhatia n pada waktu persiap an diskusi, yaitu pada waktu perte m u a n - perte m u a n penda hu l u a n). Yang menj adi fokus nya justr u bagai ma na pembelaj ar mengem uk a ka n pendap a t nya dengan logika, data, dan gagasan nya. Bagi pem belajar tingkat lanjuta n, berarti pada tingkat dicapainya CALP, kemam p u a n berbahas a "sudah" mereka miliki. Jadi, rasa takut salah dalam berb ahas a sudah berkur a ng, atau bahka n dapat dihindari. Kedua, dengan diskusi, pembelajar "dipaks a" menge m u ka ka n penda pa t ny a. Keterpaksa an itu just ru mend or on g 4
pem belajar - - tanpa "takut" salah dalam berbahas a - - dengan sekuat tenaga dan sebanyak yang dimiliki untuk digunaka n pada wakt u menjadi pemakal ah, atau pembaha s, atau pem an d u, atau notulis (penam b at). Ketiga, sem ua ketera m pila n - - mendengar ka n, berbicar a, mem b aca, dan menulis - - dipelajari. Keempat, bagi pembelaj ar lanj ut, yang pada umu m n ya adalah mereka yang dudu k di perguru a n tinggi, karena terjadiny a transfer of learning , apa yang perna h diperolehn y a - - dalam hal ini penguas a an tenta ng atura n - aturan mem b u at makalah, dan sebagai nya - - dengan mudah dapat diman faat ka n. 4. Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa dengan Disku si Dengan mem akai pengala m an mengajar beberap a tahun yang lalu, maka pembelajar an bahasa Indo nesi a sebagai bahasa asing dengan diskusi perl u melalui pertem ua n - perte m u a n pendah ul u a n dengan materi diskusi yang saling berkaitan, dan dengan materi bahasa yang berkelanj ut a n. Pada pelaksa naa n diskusi nya sendi ri terda p at kegiatan sebagai berikut. Seseorang ditunj uk menyajikan apa yang ditulis. Sebelum nya karanga n yang disus u n nya dibagikan kepa da teman - tem an nya, dan kepad a guru atau instruk t u r n ya. Karena diskusi di sini merupa k a n bentuk pem belajar an dan masih tetap ditekan ka n pad a penyem pu r n a a n penguas aa n bahasa, maka tidak diperlu k a n pema nd u khusu s. Instr ukt ur sendiri yang meng at u r jalannya "diskusi", di sam pi ng tugasnya yang pokok, yaitu mencat at - - syuk ur dapat mereka m - - kesalaha n yang dibuat, baik oleh pem ak al ah mau p u n oleh yang lain, terut a m a kesalaha n pada pemilihan kosa kata, penulisan kata, pemakaia n dan pemilihan bent uk kata, penguca p a n kata dan kalimat, penyus u na kata menjadi kalimat, dan menjad i parag raf. Kesalahan - kesalah a n bahas a yang dibicaraka n lebih diteka n ka n pada penyim p anga n nya dari kebakua n bahas a seperti yang diuraikan di muka sebagai ciri diperolehnya kompet en si CALP. Unsur sosiolingui stis dan pragm ati s dari pengguna a n bahasa itu juga perlu diperh at ikan. Jika dianggap perlu dapat ditam bah k a n cultural notes dan etika berdi skusi. Tentu saja, karena dalam kursu s kurs u s bahasa asing terkan d u ng unsur prom osi, instr ukt u r perlu juga bercerita sebagai pelengkap (pengayaan) terhad ap topik - topik itu. (sayang tidak tersim pa n satu contoh makalah yang pesert a waktu itu). Poedjosoeda r m o (2001) mem be rika n data yang menarik., yang terjadi di Amerika serikat sebagai beriku t. “To attain an advanced level of competence, for example in the USA, where English is a native language, in most universities student s are requir ed to take a test on English, and it mean s a test on writing essay. This is why, books on Essay Writing and Thesaur u s are importa n t for college student s. Studen ts need to consult to a dictionary of synony ms or a thesau r u s to make them able to chose the right words in their essays. In Indonesia, to well known intellectuals also spent a lot of times publishing their writings
5
before they become famous. Good writing skill seems to be very impor tan t in developing advanced language competen ce.
5. Penutup Benang merah gagasan di muka dapat disam paika n sebagai berik ut. Pertam a, mem p elajari BI sebagai bahasa asing memiliki dua tuj uan: um um dan khus u s. Kompete nsi yang akan diperoleh oleh kedua nya berbed a. Mempelajari BI dengan tujuan umu m ingin mem pe roleh BICS, sed angka n dengan tujuan khus us ingin mem pe roleh CALP. Bagi mereka yang mem pelajari BI dengan tujuan khu s u s, tent u saja, perlu memiliki kom pet e nsi kebahas aa n dalam tingkat BICS juga sebagai sarana untuk, misal nya, mem per ole h data. Kedua, Kebahasaa n unt u k tingkat BICS cenderu ng bercirikan sebagai bahasa yang tidak stand ar, sebaliknya untuk tingkat CALP bercirikan sebagai bahasa stand ar. Ketiga, diskusi sebagai suat u bent uk pem belajar an bahasa Indonesia sebagai bahasa asing tidak sam a pengertian ny a dengan diskusi sebagai bent uk pem belajar an pada um u m n y a, dan tidak sama dengan pengertian dengan istilah diskusi dalam pasang an n ya dengan debat. Tujuan yang ingin dicapai terut am a adalah tercapai ny a kompet e nsi kebahasa a n, lebih - lebih pada tingkat CALP. Oleh karena itu, bentuk pem belaj ar a n ini kiranya cocok unt uk pem belajar an bahasa asing pada tingkat lanjut. Keempat, karena pem belajar an bahasa tidak terjadi hanya dengan satu pert em u a n, melaink an dari pertem u a n yang satu ke pertem ua n yang lain dalam period e terttent u, maka bentuk pem belaj ara n dengan diskusi hanya mungki n dilaksan a ka n setlah pem belajar mem per ole h bahan diskusi dan berta m b a h penguas aa n bahasas a nya. Oleh karena itu, seyogyanya pem belajar an dengan diskusi perlu didahului oleh pembelaj ara n pem belajar an dengan bent uk lain dengan mat eri yang saling berkait an.
Daftar Pustaka Poedjos oed ar m o, Soepom o. 2001. “Language Teaching Approaches and Advanced Level of Language Compet ence”. Makalah dalam Seminar on Language and Culture, Sanata Dhar m a University, August 25. Soewandi, A.M. Slamet. 1994. “Pengajara n Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing: Tujuan, Pendekat a n, Bahan Pengajara n dan Pengur ut a n nya”. Makalah pada Konferensi Interna si onal Pengajara n bahasa Indonesi a bagi Penutu r Asing di Universitas Kristen satya Wacana, 20- 23 Januari. - - - - - - - - - - - - . 1993. “Pembelajaran Bahasa Indonesia di Program SEASSI”, di Seattle, Universita s Washington.
6
Lampiran Di bawah ini dilam pi rk an salah satu contoh yang penulis kerjak an pada waktu mengajar k an bahasa Indonesi a di Program SEASSI, di Seattle, Washingt on, USA, tah un 1993. Langkah - langkah nya seperti tertuli s di bawah ini. BAHAN PELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT LANJUT Minggu VIII, 2 - 6 Agust us 1993 Pengantar Paket pelajar an minggu ini adalah tentang pariwisat a. Ada empat topik yang saling berh ub u ng a n. Topik pert am a mem bicar aka n keunt un g an bisnis wisata apabila ini dikelola (mana ge d ) secara baik. Topik kedua tentan g kekura nga n cara mengelola bisnis wisata sehingga berakibat adanya penu r u n a n (dropping) valuta asing. Kasus itu terjadi di Bali dan disebabk an karena penangana n (handling ) pedag ang asung yang tidak baik. Topik ketiga mencerit aka n unt ung ruginya suatu objek wisata, dalam hal ini, KASADA, dan topik keemp a t mem bicara kan bagaima na salah satu objek wisata harus disiapk an. Adapu n uruta n kegiatan mingu ini diatur sebagai berikut: 1. (Senin : disku si tenta ng topik - topik minggu yang lalu) 2. Selasa : topik "Bisnis Wisata" 3. Rabu : topik "Acung - acung Citra Buruk" 4. Kamis : topik "Kasada" 5. Jum at : topik "Sapi - sapi Karapa n menj ala ni Diet" 6. Senin minggu depan : diskusi tentang topik - topik minggu ini Latihan kebahasa a n yang dilakuka n minggu ini adalah (1) memb ua t kalimat dengan pola yang tersedia, (2) menyus un kata kata yang tersedi a menjadi sebuah kalim at, (3) mengisi kata - kata pada tem pat yang kosong. Diskusi tentang topik - topik yang dipelajari minggu ini dilaksana k a n pada hari Senin, perte m u a n perta m a. SELAMAT BELAJAR!
7
KATA- KATA SUKAR TEKS "BISNIS WISATA"
8
merau p
: scoop up…wit h the hands menggerakk a n : memb ua t bergerak kawasan : benu a / co n t i ne n t ketenagake rj aa n : about manpowe r su m ban g a n : contribution penjaj a : pedler persebar a n : distribution mend u k u ng : su ppo rt pelestarian : make s.t. everlasti ng nilai : value logis : logical terjam in : be guarant e d perjalanan : course, trip kom p ar a si : comparis on menat a : arrange, put in order kebijakan : policy tertinggal : left behind ukur an jumlah : quantit ative meas ur e m e n t sekian juta : some (number of) million masa tinggal : period of staying seyogyanya : proper, shoul d diarah k a n : directe d to
daya beli
: purcha sing power ditir u : dipakaisebagai contoh berbulan madu : honeym oo n asal tahu : (only if) it is known budjet : budget sebagai pem ba ndi ng : as comparis on dikalkulasi : calculated diru m u s k a n : form ulat ed dicanangkan : proclai med mengingat : taking into account (due to) terbagi - bagi : be divided pende kat a n : appr oach sejajar : parallel langkah : step bersedia : mau, willing, ready bermobil : naik mobil iklim ekonomi : economic climate masa kini : nowadays ditarik : pulled digarap : cultivated tidak keberat an : do not object (don' t mind)
PERTANYAAN- PERTANYAAN TEKS "BISNIS WISATA" A. Jawablah pert anyaan - pert anyaan di bawah ini! 1. Sebutkan beberap a keunt unga n bisnis wisata! 2. Apa yang dimaks u d dengan multiplier effect? Berikan contoh nya! 3. Mengap a Indon esia harus mencont o h bisnis wisata Hawai? Apa yang haru s dicont oh? 4. Apa perbed aa n antara target kuantit atif dan target kualitatif? Apa indikator target kualitatif? 5. Sebutkan negara - negara tujuan wisata, dan sebutka n pula budjet pro m osi yang dikeluar ka n! 6. Apa saran pengara ng terhada p bisnis wisata di Indonesia? 7. Hal apa saja yang perlu disangkalkan (involved) dengan bisnis wisata? 8. Apa artinya "indu st ri pariwisat a tak kenal resesi"? B. Latihan pola kalimat 1. Pola kalimat : Pariwisat a sangat mengu n t u n g k an bagi pem bang u n a n dilihat dari segi bahwa ia menghasilk an multiplier effecet di sektor lain. 9
Buatlah kalimat deng an pola tsb: …dilihat dari segi bahwa…(5 kalim at saja) 2. Pola kalimat: Kebijakan prom osi wisata seyogyanya diarah ka n kepada negara - negara yang mem p u nyai daya beli tinggi. Buatlah kalimat dengan pola: … seyogyanya di … (5 kalimat saja) C. Tugas Bacalah teks "Acung- acung Citra Buruk", pertan yaa n - pertan yaa n yang terlam pi r!
kem udi an
jawablah
10