BEBAN GANDA PEREMPUAN BEKERJA (Antara Domestik dan Publik) Nurul Hidayati Aktivis gender Surabaya
[email protected]
Abstract: Women's worked has become at usual things in this modern era. They are very diverse reasons, among others: economic conditions, the demands of time and self existence as human beings who have the same ability as men. However, culture is still not in favor of working women encounter resulted in a double burden, which play a role in public and domestic spaces. This double burden became socio-cultural problem and a form of gender in equity with the victims are women. Keywords: women, work, double burden, and gender in equity. Abstrak: Perempuan bekerja merupakan hal yang sudah biasa di era sekarang ini. Alasan mereka sangat beragam, antara lain: kondisi ekonomi, tuntutan jaman dan eksistensi diri sebagai manusia yang memiliki kemampuan yang sama dengan laki-laki. Namun, kultur yang masih belum berpihak mengakibatkan perempuan bekerja mengalami beban ganda, yaitu berperan di wilayah publik sekaligus domestik. Beban ganda yang harus ditanggung oleh perempuan bekerja ini menjadi masalah sosiokultural dan merupakan bentuk ketidakadilan gender dengan korbannya adalah perempuan. Kata Kunci: Perempuan, Bekerja, Beban ganda, dan Ketidakadilan gender tuntutan jaman yang memang sudah
PENDAHULUAN Pada era sekarang ini, perempuan
berubah dan, karena alasan meningkatkan
bukan hanya mereka yang terpenjara di
eksitensi diri.Alasan yang paling klasik,
dalam rumah dan melakukan kegiatan
khususnya bagi keluarga miskin, adalah,
dosemtik, namun juga melakukan kegiatan
untuk mendapatkan penghasilan dalam
di luar rumah (publik) untuk bekerja dan
memenuhi
mendapatkan
Masuknya
Tingginya kesadaran kaum perempuan
perempuan ke wilayah publik disebabkan
untuk bekerja, tidak linier kendala yang
oleh berbagai faktor, antara lain: pendi-
mereka hadapi, terutama kultur yang tidak
dikan perempuan yang semakin tinggi,
pernah
sehingga
kemampuan
Artinya, bangunan kultur yang ada dalam
mereka untuk bersaing dengan laki-laki
masyarakat masih menginginkan perem-
disektor publik; karena keinginan untuk
puan bekerja untuk berperan ganda, yaitu:
maju dan berkembang; karena adanya
berperan
108 |
penghasilan.
meningkatkan
kebutuhan
bisa
rumah
berpihak
sebagai
pada
pekerja
tangga.
mereka.
(publik-
MUWAZAH, Volume 7, Nomor 2, Desember 2015
produktif) dan berperan sebagai ibu rumah
PEMBAHASAN
tangga (domestik-reproduktif).
A.
Fakta
tentang
beban
ganda
Beban Ganda (Double Burden) Perempuan: Sebuah Penegasan
perempuan bekerja, memang tidak bisa
Beban ganda (double burden) artinya
dihindari dalam relaitas masyarakat kita
beban pekerjaan yang diterima salah satu
yang kental dengan kultur patriarkhis. Hal
jenis kelamin lebih banyak dibandingkan
tersebut sebenarnya tidak menjadi masalah
jenis kelamin lainnya.Peran reproduksi
jika
membantu
perempuan seringkali dianggap peran yang
meringankan beban domestik yang harus
statis dan permanen. Walaupun sudah ada
ditanggung oleh para isterinya. Artinya,
peningkatan
ada pola relasi dalam keluarga yang
bekerja di wilayah publik, namun tidak
berbasis pada kemitraan antara suami
diiringi
dengan
isteri. Namun jika tida ada pola relasi
mereka
di
berbasis kemitraan antara suami istri, maka
maksimal yang dilaku-kan mereka adalah
yang terjadi pada perempuan pekerja
mensubstitusikan
bukan hanya beban ganda (double burden),
kepada perempuan lain, seperti pembantu
akan
sehingga
rumah tangga atau anggota keluarga
mengalami
perempuan lainnya. Namun demikian,
penindasan berganda karena tidak adanya
tanggung jawabnya masih tetap berada di
keberpihakan kultur. Pandangan normatif
pundak perempuan. Akibatnya mereka
tentang
mengalami beban yang berlipat ganda
suami
mereka
tetapi
perempuan
triple yang
ikut
burden, bekerja
perempuan
bekerja
yang
jumlah
perempuan
berkurangnya
wilayah
domestik.
pekerjaan
yang
beban Upaya
tersebut
menganggap bahwa keberhasilan seorang
Michelle et al (1974) menyatakan
perempuan adalah jika dia berhasil dalam
bahwa peran ganda disebutkan dengan
pekerjaannya danjuga dalam membina
konsep dualisme cultural, yakni adanya
keluarganya, menjadi hal yang umum
konsep domestik sphere dan publik sphere
dalam masyarakat kita. Artinya, masih ada
Beban ganda adalah partisipasi perempuan
anggapan
dalam
menyangkut peran tradisi dan transisi.
keluarga ada di pundak ibu atau menjadi
Peran tradisi atau domestic mencakup
tanggungjawab seorang perempuan secara
peran perempuan sebagai istri, ibu dan
mutlak, dan tidak menjadi tanggungjawab
pengelola rumah tangga. Sementara peran
laki-laki. Fakta inilah sebenarnya yang
transisi meliputi penger-tian perempuan
menarik untuk dibahas lebih lanjut dalam
sebagai tenaga kerja, anggota masyarakat
konteks masyarakat kita.
dan manusia pembangunan. Pada peran
baha
keberhasilan
transisi perempuan sebagai tenaga kerja Beban Ganda Perempuan Bekerja (Nurul Hidayati)
| 109
turut aktif dalam kegiatan ekonomis
tangga yaitu pekerjaan produktif yang
(mencari nafkah) di berbagai kegiatan
tidak langsung menghasilkan pendapatan
sesuai dengan ketrampilan dan pendidikan
dan sebagai pencari nafkah yang langsing
yang dimiliki serta lapangan pekerjaan
menghasilkan
yang tersedia (Sukesi, 1991).
1985).
Beban
ganda
(Pudjiwati,
perempuan
Beban ganda perempuan merupakan
terimplikasi pada: (1) peran kerja sebagai
masalah yang sering dihadapi perempuan
ibu rumah tangga (mencerminkan femini-
bekerja.
nine role), meski tidak langsung meng-
memilih antara tidak menikah dan sukses
hasilkan
produktif
berkarier, atau menikah dan menjadi ibu
bekerja mendukung kaum pria (kepala
rumah tangga yang baik. Adanya orang-
keluarga)
penghasilan
orang yang membantu pekerjaan domestik
(uang); dan (2) berperan sebagai pencari
atau babysitter memberikan peluang besar
nafkah (tambahan ataupun utama). Peran
bagi
ganda perempuan ialah peran perempuan
mendapatkan penghasilan yang jauh lebih
di satu pihak keluarga sebagai pribadi yang
besar atau untuk mendapatkan kepuasan
mandiri, ibu rumah tangga, mengasuh
lebih dalam mengaktualisasikan diri. Pada
anak-anak dan sebagai istri, serta dipihak
hakekatnya permasalahan peran ganda
lain sebagai anggota masyarakat, sebagai
perempuan bukan pada peran itu sendiri,
pekerja dan sebagai warga negara yang
melainkan adalah akibat atau dampak yang
dilaksanakan secara seimbang. Perempuan
ditimbulkannya pada keluarga. Sementara
dianggap melakukan peran ganda apabila
itu ketertinggalan perempuan pada peran
ia bertanggung jawab terhadap tugas-tugas
transisi
domestik yang berhubungan dengan rumah
pembagian pekerjaan secara seksual di
tangga
dalam
pendapatan,
untuk
seperti
kaum
pendapatan
secara
mencari
membersihkan
rumah,
Perempuan
perempuan
mereka
masyarakat
seringkali
eksekutif
berpangkal
dimana
harus
untuk
pada
peran
memasak, melayani suami, dan merawat
perempuan yang utama adalah lingkungan
anak-anak, serta ketika perempuan juga
rumah tangga (domestik sphere) dan peran
bertanggung jawab atas tugas publik yang
pria yang utama di luar rumah (public
berkaitan dengan kerja di sector publik
sphere) sebagai pencari nafkah utama.
(karier) yakni bekerja di luar rumah dan
Pembagian kerja yang tidak seimbang
bahkan seringkali berperan sebagai pencari
antara
nafkah utama. Perempuan mempunyai dua
menimbulkan beban kerja pada pihak yang
peranan yaitu sebagai istri atau ibu rumah
terdominasi.
tangga yang melakukan pekerjaan rumah
seksual ini jelas tidak adil bagi perempuan,
110 |
pria
dan
perempuan
Pembagian
kerja
dapat
secara
MUWAZAH, Volume 7, Nomor 2, Desember 2015
sebab pembagian kerja seperti ini selain
terhadap
mengurung perempuan, juga menempatkan
masyarakat patriarkhi, perempuan adalah
perempuan pada kedudukan subordinat
warga kelas dua yang berada di wilayah
terhadap pria, sehingga cita-cita untuk
domestik (reproduktif) dan laki-laki ada di
mewujudkan perempuan sebagai mitra
wilayah
sejajar pria, baik dalam keluarga maupun
tersebut seakan menjadi kodrat dalam
dalam masyarakat mungkin akan sulit
ralaitas pola relasi antara laki-laki dan
terlaksana. Pembagian peran yang tidak
perempuan. Oleh karena itu, ketika seorang
seimbangan akan menimbulkan beban
perempuan
kerja yang lebih berat pada perempuan.
kegiatan di ranah publik untuk mencari
Beban kerja berlipat atau berlebihan yaitu
uang, maka dia masih wajib melakukan
memaksakan dan membiarkan salah satu
pekerjaan rumah tangga (tanggungjawab
jenis kelamin menanggung beban aktivitas
rumah
berlebihan.
perempuan). Perempuan memiliki peran
perempuan.
publik
konteks
(produktif).
bekerja
tangga
Dalam
atau
masih
Kondisi
melakukan
menjadi
beban
Berdasarkan pemikiran di atas, maka
sebagai ibu rumah tangga yang merupakan
bisa disimpulkan bahwa, beban ganda
peran mutlak yang tidak bisa dihilangkan
adalah beban pekerjaan yang diterima
begitu saja dalam kultur masyarakat kita
salah satu jenis kelamin lebih banyak
yang patriarkhis. Bahkan secara tidak
dibandingkan jenis kelamin lainnya. Beban
langsung setiap perempuan pasti akan
ganda ini terjadi jika salah satu jenis
menjadi ibu rumah tangga dan memiliki
kelamin melakukan dua peran sekaligus
jiwa keibuan. Oleh karena itu, ketika
secara bersamaan yaitu peran publik dan
perempuan bekerja, maka yang terjadi
peran domestik. Beban ganda masuk dalam
adalah mereka tetap melakukan perannya
kategori bentuk ketidakadilan gender, yang
sebagai
pada
penegasan
umumnya
dialami
oleh
kaum
perempuan.
ibu
rumah
peran
tangga.
atau
role
Sebagai menurut
Suratman (2000:15) adalah fungsi atau tingkah laku yang diharapkan ada pada
B.
Faktor-Faktor yang Berpengaruh
individu seksual, sebagai satu aktivitas
terhadap Beban Ganda
menurut
Berbincang mengenai beban ganda
menjadi dua:pertama, peran publik, yaitu
perempuan,
tidak
dari
dapat
dibedakan
budaya
segala aktivitas manusia yang biasanya
masyarakat kita yang lebih dikenal dengan
dilakukan di luar rumah dan bertujuan
budaya
patriarkhi
untuk mendatangkan penghasilan; kedua,
adalah budaya dominasi atas laki-laki
peran domestik, yaitu aktivitas yang
patriarkhi.
lepas
tujuannya
Budaya
Beban Ganda Perempuan Bekerja (Nurul Hidayati)
| 111
dilakukan di dalam rumah dan biasanya
orangtua ataupun suami. Alasan tersebut
tidak dimaksudkan untuk mendatangkan
mendorong perempuan untuk turut serta
penghasilan, melainkan untuk melakukan
terjun ke dunia karir di samping kehidupan
kegiatan kerumahtanggaan. Hal tersebut
rumah tangganya.
semakin berat bagi perempuan-perem-puan miskin. Perempuan miskin mengalami
2.
miserisasi, dimana dia harus bertanggung
Eksistensi diri Pendidikan
yang
tinggi
dan
jawab atas pekerjaan rumah tangga dan
kemampuan
juga kebutuhan ekonomi rumah tangganya.
haruskan dia untuk lebih eksis di masya-
Kondisi ekonomi yang semakin mendesak
rakat. Eksistensi diri yang ada dalam diri
mengakibatkan pe-rempuan harus turut
perempuan tentunya akan menjadikan
serta
kegiatan
kaum perempuan memiliki kekuatan untuk
ekonomi untuk menam-bah penghasilan
tetap eksis di masyarakat luas. Selain itu
atau memenuhi ekonomi keluarga.
kesempatan
berpartisipasi
dalam
Secara umum, faktor yang mendorong perempuan untuk bekerja, antara lain:
kaum
kerja
perempuan
juga
meng-
semakin
luas
terbuka untuk para perempuan. Perempuan turut
memilih
untuk
bekerja
karena
mempunyai kebutuhan relasi sosial yang 1.
Ekonomi
tinggi dan tempat kerja dapat mencukupi
Faktor ekonomi merupakan salah
kebutuhan tersebut. Dalam diri mereka
satu dari sekian banyak faktor yang
tersimpan
mendorong perempuan untuk berkarir.
penerimaan sosial akan adanya identitas
Kebutuhan keluarga yang tidak dapat
sosial yang diperoleh melalui komunitas
dicukupi oleh seorang suami akan secara
kerja. Bergaul dengan rekan di kantor lebih
langsung dan tidak langsung menuntut
menyenangkan
seorang perempuan yang menjadi istri
Aktualisasi diri juga merupakan salah satu
untuk ikut bekerja mencari penghidupan
faktor pemicu peran ganda kepuasan, dan
untuk keluarganya. Selain itu, perempuan
keinginan untuk meningkatkan dirinya
yang merasa memiliki terlalu banyak
dapat diraih dengan mejajaki dunia karier,
kebutuhan tambahan akan sangat tertarik
dimana akan diberikan reward berupa
untuk meniti karir agar kebutuhannya
peningkatan karier apabila melakukan
dapat terpenuhi dengan mudah. Perem-
kinerja yang baik. Dengan berkarya,
puan merasa mampu dan perlu untuk
berkreasi dan mencipta serta mengem-
memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa
bangkan ilmu, mendapat penghargaan,
harus
penerimaan, dan prestasi merupakan salah
112 |
sepenuhnya
bergantung
kepada
suatu
kebutuhan
daripada
di
akan
rumah.
MUWAZAH, Volume 7, Nomor 2, Desember 2015
satu bagian dari proses penemuan dan
hidup keluarga. Ada budaya yang justru
pencapaian kepenuhan diri. Kebutuhan
menuntut para perempuan untuk bekerja
akan aktualisasi banyak diambil oleh para
memenuhi kebutuhan keluarga. Adat dan
perempuan di jaman ini terutama dengan
budaya yang seperti ini secara tidak
makin terbukanya kesempatan yang sama
langsung
pada perempuan untuk meraih jenjang
perempuan untuk bekerja dan berkarir
karier yang tinggi.
menjadi tulang punggung keluarganya.
menuntut
dan
memaksa
Perempuan karir yang seperti inilah yang 3.
menuai pekerjaannya mungkin dengan
Alasan Sosial Alasan
yang
agak sedikit terpaksa. Budaya yang ada
mendorong perempuan untuk berkarir
membuat perempuan secara terpaksa harus
umumnya adalah keinginan untuk ikut
berperan ganda menjadi ibu rumah tangga
serta
serta mencari nafkah bagi keluarga.
dalam
atau
faktor
lingkungan
sosial
yang
aktif.
Kebiasaan perempuan untuk selalu ingin
Berdasarkan
hal
tersebut,
maka
berada di lingkungan kalangannya akan
faktor yang mempengaruhi beban ganda
mampu membuatnya mengikuti apa yang
perempuan
dilakukan oleh kalangannya. Jika seorang
Budaya patriarkhi ini bahkan menyeruak
perempuan bergaul dengan para perem-
dalam pemahaman keagamaan, sehingga
puan karir, tidak menutup kemungkinan
ketika seorang perempuan lalai terhadap
perempuan terseut akan ikut menuai karir
tanggungjawabnya di wilayah domestik
juga. Perempuan juga ingin memiliki status
maka
sosial yang tinggi, yang salah satu
melanggar perintah agama (Islam).
adalah
dia
akan
budaya
patriarkhi.
dijustifikasi
sebagai
pencapaiannya adalah dengan berkarir. Perempuan yang aktif dalam kehidupan-
C.
Beban ganda perempuan bekerja
nya akan merasa kurang jika ia tidak
(antara domestik dan publik)
melakukan karir dan memiliki profesi
Moore (1988) dalam Saptari (1997)
tertentu. Selain itu, karir dan profesi akan
menyatakan bahwa definisi kerja seringkali
menambah lingkungan sosial bagi perem-
tidak
puan yang aktif bersosialisasi
dilakukan
hanya
menyangkut
menyangkut seseorang, kondisi
apa
tetapi yang
yang juga
melatar-
Alasan Budaya
belakangi kerja tersebut, serta penilaian
Budaya atau adat yang ada di
social yang diberikan terhadap pekerjaan
masyarakat tidak semuanya menuntut para
tersebut. Sementara itu menurut Saptari
pria untuk bekerja memenuhi kebutuhan
(1997) definisi kerja ialah segala hal yang
4.
Beban Ganda Perempuan Bekerja (Nurul Hidayati)
| 113
dikerjakan oleh seorang individu baik
hilang) untuk kelestarian sistem atau
untuk subsistensi, untuk dipertukarkan atau
struktur sosial yang bersangkutan. Kerja
diperdagangkan, untuk menjaga kelang-
reproduksi tidak hanya menyangkut apa
sungan keturunan, dan kelangsungan hidup
yang terjadi di dalam rumah tangga, tetapi
keluarga atau masyarakat. Skolnick dalam
juga dalam masyarakat, misalnya kegiatan-
Budiman
bahwa
kegiatan
yang
perbedaan psikologis antara pria dan
struktur
sosial
perempuan pada dasarnya berputar di
mengakibatkan anggota masyarakat tidak
sekitar dua teori besar yaitu teori nature
dapat
(teori alam) dan teori nurture (teori
apabila beberapa hal mendasar dalam
nature
kerumahtanggaan mereka tidak dikerjakan.
(1985)
kebudayaan).
menyatakan
Pengikut
teori
menjamin yang
melakukan
kelestarian
ada.
Hal
pekerjaan
ini
produksi
beranggapan bahwa perbedaan psikologis
Untuk
meng-hindari
antara pria dan perempuan disebabkan oleh
tentang
arti
faktor biologis kedua insan ini. Teori
reproduksi,
nurture beranggapan bahwa perbedaan ini
membedakan antara repro-duksi biologis
tercipta
dari
dan reproduksi sosial. Reproduksi biologis
lingkungan. Ada juga teori equilibrium
ialah melahirkan anak, reproduksi tenaga
yang berusaha mencari jalan tengah dari
kerja
kedua teori tersebut, dimana perbe-daan
pengasuhan anak serta mempersiapkan
pesikologis antara laki-laki dan perempuan
mereka untuk menjadi cadangan tenaga
terjadi karena adanya faktor biologis
kerja berikutnya, sementara reproduksi
sekaligus faktor lingkungan.
social yakni proses dimana hubungan
melalui
proses
belajar
Pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan dibedakan antara pem-bagian kerja domestik, yang bersifat reproduktif
dan
penggunaan
Saptari
yang
produksi
kesimpangsiuran
berarti
dan
konsep
dkk
(1997)
sosialisasi
struktur
sosial
dan
terus
direproduksi dan dilestarikan. Menurut
Saptari
dkk
(1997)
atau tidak memiliki nilai ekonomis dan
pembagian kerja seksual ialah pembagian
kerja publik atau produktif yang tentunya
kerja yang didasarkan atas jenis kelamin.
memiliki nilai ekonomis. Saptari dkk
Kesadaran akan perbedaan pendefinisian
(1997) menyatakan bahwa dalam setiap
maskulinitas dan femininitas di setiap
masyarakat harusselalu ada kerja produksi
masyarakat membawa kesadaran masya-
(menghasilkan sesuatu) untuk kelang-
rakat akan adanya bentuk-bentuk pem-
sungan hidup anggotanya, dan harus ada
bagian kerja seksual yang berbeda, yakni
kerja
berdasarkan
reproduksi
(secara
harfiah
menggantikan apa yang telah habis atau 114 |
jenis
kelamin
pria
atau
perempuan. Pembagian kerja perempuan
MUWAZAH, Volume 7, Nomor 2, Desember 2015
dan pria dapat dilihat pada aktivitas fisik
keeping), dan 6) marketing (termasuk
yang
kegiatan berbelanja).
dilakukan,
dimana
perempuan
bertanggungjawab atas pekerjaan rumah
Berdasarkan pembagian kerja ter-
tangga, sedangkan pria bertanggung jawab
sebut,
atas pekerjaan nafkah. Pekerjaan rumah
mengalami beban ganda bahkan lebihdari
tangga tidak dinilai sebagai pekerjaan
itu (triple burden). Misalnya, Perempuan
karena
dan
yang berkiprah di ranah publik dan
akibatnya pelakunya tidak dinilai bekerja.
memegang posisi tertinggi di sebuah
Permasalahan yang muncul kemudian
bidang pekerjaan, namun di sisi lain
adalah pekerjaan rumah tangga sebagai
peempuan juga masih harus bertanggung
bagian dari pekerjaan non produksi tidak
jawab mutlak terhadap pekerjaan di dalam
menghasilkan uang, sedangkan pekerjaan
rumah tangga atau domestik, seperti
produksi (publik) berhubungan dengan
mencuci, memasak, menyapu, mengasuh
uang. Uang berarti kekuasaan, berarti akses
anak dan lain-lain. “Sukses Karir dan
yang besar ke sumber-sumber produksi,
Sukses Keluarga” itu yang dijadikan
status yang tinggi dalam masyarakat.
sebagai pijakan bagi masyarakat kita untuk
Konsep per-kembangan budaya berakar
menilai kaum perempuan yang bekerja,
kuat dalam adat istiadat yang kadang kala
dan jika dia sukses kerja namun tidak
membelenggu perkembangan seseorang.
sukses dalam keluarga maka dia tidak akan
Ketidakadilan yang menimpa kaum perem-
dikatakan sebagai perempuan yang sukses
puan akan memunculkan persepsi bahwa
dalam arti sebenarnya.
alasan
ekonomi
semata
perempuan dilahirkan untuk melakukan pekerjaan
yang
jauh
perempuan
bekerja
Bagi perempuan yang belum ber-
terbatas
keluarga, memiliki peran untuk memikir-
jumlahnya dengan status pekerjaan rendah
kan diri dan masa depannya sendiri. Ia
pula. Pekerjaan rumahtangga menurut
berkarir untuk kepentingannya sendiri dan
Walker dan Woods (1976) dalam Guhardja
bagaimana bisa berguna bagi masya-rakat
(1992) mendefinisikan pekerjaan rumah
sekitarnya. Itu artinya, peran se-orang
tangga ke dalam enam kategori yaitu: 1)
perempuan tidak hanya sebagai individu
penyediaan pangan/ makanan, 2) peme-
saja,
liharaan keluarga (anggota keluarga), 3)
makhluk sosial, yakni ia mengabdi kepada
pemeliharaan
pemeliharaan
agama dan lingkungan masyarakatnya.
pakaian (termasuk mencuci, seterika), 5)
Contoh: ketika ia harus bekerja, maka dia
manajemen (termasuk pencatatan/record
akan melakukan perannya sebagai perem-
rumah,
lebih
akhirnya
4)
tetapi
perempuan
juga
sebagai
puan secara individu atau pribadi dan Beban Ganda Perempuan Bekerja (Nurul Hidayati)
| 115
sebagai seorang pekerja yang bertanggung
perempuan
jawab dengan pekerjaannya. Bagaimana
pergeseran nilai dalam keluarga, berupa
pekerjaan
tidak
perubahan
melanggar aturan agama, tidak melanggar
kehidupan
norma sosial maupun hukum yang ada di
penggunaan waktu dan kegiatan untuk
negeri ini. Ataupun jika perempuan belum
keluarga, urusan rumah tangga, pekerjaan,
bekerja dan masih menjadi mahasiswa,
sosial ekonomi, pengembangan diri dan
maka akan melaksanakan perannya sebagai
pemanfaatan waktu luang.
yang
dipilihnya
itu
membawa
struktur
dampak
pada
fungsional
dalam
seperti
pola
keluarga
mahasiswa, sesuai dengan aturan yang ada
Muhammad Asfar dalam prisma
di masyarakat dan juga di lingkungan
(1996) menyatakan bahwa perempuan
sosial seperti kampus dan teman-temannya.
tidak lagi hanya berperan sebagai ibu
Sementara perempuan yang sudah
rumah tangga yang menjalankan fungsi
memiliki keluarga, maka seorang perem-
reproduksi, mengurus anak dan suami atau
puan itu juga memiliki peran yang ganda
pekerjaan domestik lainnya, tetapi sudah
yang bahkan lebih kompleks, yaitu sebagai
aktif
individu yang senantiasa menye-suaikan
kehidupan baik sosial, ekonomi, maupun
diri dengan komponen lingkungan keluar-
politik. Ini berarti, nantinya, jumlah tenaga
ganya serta lingkungan sekitar tempat ia
kerja perempuan akan mendo-minasi pasar
tinggal. Tidak hanya itu saja, seorang
kerja
perempuan tersebut juga harus menye-
superioritas pria di bursa kerja akan
suaikan diri terhadap lingkungan peker-
bergeser. Pola pembagian tugas dalam
jaannya, jika ia perempuan karir yang
keluarga didasarkan pada status individu
merangkap sebagai seorang ibu. Terlepas
yang ada dalam keluarga, peran ganda
dari perempuan single maupun perempuan
yang dijalani perempuan membuat beban
yang sudah memiliki keluarga, perempuan
kerja dan kebutuhan alokasi waktu bagi
tetaplah memiliki peran ganda. Kondisi
perempuan bertambah akibat beban kerja
tersebut membuat seorang perempuan
yang bertambah. Kondisi ini membuat pola
seringkali
dari
pengambilan keputusan yang menyangkut
mendapatkan
kelangsungan hidup para perempuan, akan
tekanan dari lingkungan, perempuan akan
berubah dan tidak pernah sama antara
melakukan adaptasi diri, yang berarti
perempuan yang satu dengan perempuan
mengubah diri sesuai keadaan lingkungan
yang lainnya. Peran seorang perempuan
dan juga mengubah lingkungan sesuai
bergantung dengan profesi yang dipilih dan
dengan
dicintainya. Sementara beban yang ia
menghadapi
lingkungannya.
116 |
keadaan
Ketika
diri.
tekanan
Peran
ganda
berperan
di
masa
di
berbagai
yang
akan
bidang
datang,
MUWAZAH, Volume 7, Nomor 2, Desember 2015
tanggung adalah bentuk –yang senantiasa
perempuan adalah sesuatu yang dapat
kita anggap sebagai kesedihan- dari profesi
disimak,
yang dipilihnya tersebut. Setiap peran yang
fenomena yang bersifat inter subyektif.
dimiliki oleh perempuan, akan memiliki
Peran
konsekuensinya sendiri. Apabila ia seorang
konsekuensi pada terjadinya perubahan
dosen, maka ia harus belajar bagaimana
pranata ataupun struktur sosial di dalam
mentransfer
keluarga. Jika peran ganda perempuan
ilmu
dan
memahamkan
diobservasi,
ganda
dan
merupakan
perempuan
membawa
kepada mahasiswa. Tentu dari resiko
menyumbang
pekerjaan itu akan menimbulkan beban
masyarakat, maka hal itu dinilai fungsional
tersendiri. Rasa lelah karena belajar, tugas
dan disebut sebagai perubahan struktur
mahasiswa yang harus segera dikoreksi
fungsional dalam kehidupan keluarga.
serta rentetan makalah yang harus segera
Peran
diselesaikan. Nah, dari kondisi tersebut,
keterlibatan perempuan secara aktif dalam
jangan kita mengaburkan antara peran dan
suatu proses pencapaian tujuan yang
beban seorang perempuan. Akan sama
dilakukan oleh pribadi perempuan yang
seperti ketika perempuan tersebut sebagai
diorganisir berlandaskan kemampuan yang
ibu rumah tangga. Tugasnya merawat dan
memadai, serta turut serta memutuskan
mendidik anak, sudah ia pilih sebagai
tujuan. Peran ganda perempuan merupakan
peran dalam kehidupannya. Maka ia pun
perilaku
juga akan mendapatkan beban yang sama,
diharapkan dapat menciptakan stabilitas
seperti ketika ia jenuh dengan rutinitasnya,
dan harmoni dalam keluarga.
stabilitas
ganda
dan
keluarga
perempuan
tindakan
sosial
atau
berarti
yang
rewelnya anak, serta uang belanja yang
Keterlibatan perempuan melakoni
hanya ia terima dari suami, karena ia tidak
peran ganda tidak terlepas dari faktor-
memiliki penghasilan, akan menjadi beban
faktor yang mempengaruhinya seperti
tersendiri.
adanya motivasi, keinginan yang kuat
Peran ganda yang dijalani perempuan
untuk mengaktualisasikan diri, adanya
membuat pola interaksi dengan keluarga
keyakinan dan penilaian positif terhadap
berlangsung
diri
timbal
balik
dan
saling
sendiri
akan
kemampuan
untuk
membutuhkan, baik ketika berada di dalam
melakukan hal-hal positif yang dapat
maupun di luar rumah. Adapun Pola
membawa pada keberhasilan di masa yang
pengelolaan pendapatan dan pemanfaatan
akan datang. Setiap perempuan sebagai
pendapatan
pribadi memerlukan hubungan dengan
tanggung kebutuhan
keluarga jawab
didasarkan untuk
keluarga.
oleh
memenuhi
Peran
ganda
lingkungannya merangsang
Beban Ganda Perempuan Bekerja (Nurul Hidayati)
yang
memotivasinya,
perkembangannya
atau | 117
memberikan sesuatu yang ia butuhkan.
banyak hal yang masih membelenggu
Lingkungan
adalah
perempuan dalam kiprahnya di ranah
lingkungan fisik, lingkungan psikis, serta
produktif. Perempuan masih saja terbe-
lingkungan rohaniah yang dikandung oleh
lenggu dengan budaya, mitos dan jauh dari
setiap individu. Perempuan, ketika melihat
kata kompetensi yang sehat di ranah
adanya peluang untuk mengembangkan
produktif. Pergeseran nilai dalam keluarga,
diri,
dari
menuntut perempuan untuk bisa lebih
lingkungan, akan berusaha berprestasi atau
mandiri, kreatif serta bisa mengalokasikan
berusaha untuk maju. Peluang ini akan
waktunya lebih baik lagi. Meski ada
membuka kesempatan bagi perempuan
beberapa perubahan struktur fungsional
berpindah strata. Kesempatan ini men-
dalam kehidupan keluarga seperti pola
dorong perempuan untuk maju bersaing
penggunaan waktu dan kegiatan untuk
dan bekerja keras untuk beralih ke strata
keluarga,
yang lebih tinggi.
pengembangan
diri
waktu
namun
dan
yang
dimaksud
mendapat
dukungan
Berdasarkan pemikiran di atas, maka
pekerjaan,
luang,
sosial dan
ekonomi,
pemanfaatan
tidak
membuat
peran dan beban jangan dilihat sebagai
perempuan kehilangan fitrah dan jati
sesuatu
sehingga
dirinya sebagai perempuan. Tanggung
tentang
jawab sosial dan tanggung jawab moril,
tentang
tetap diemban sebagai salah satu bentuk
perempuan. Sebab para perempuan adalah
pertanggungjawaban kepada Sang Maha
makhluk yang multitasking. Meski ia
Pencipta
menyimpan beban, mengeluhkan beban-
perempuan dengan segala keindahannya.
yang
memanipulasi perkembangan
samar,
penilaian
kita
pengetahuan
yang
telah
menciptakan
nya, tetapi percayalah, itu hanya sekadar ungkapan hati kecilnya saja. Dan ia tak
PENUTUP
akan surut untuk mencapai sesuatu yang
Beban ganda (double burden) adalah
telah menjadi cita-citanya. Kiprah perem-
beban pekerjaan yang diterima salah satu
puan di ranah produktif mulai menunjuk-
jenis kelamin lebih banyak dibandingkan
kan eksistensinya. Bisa kita lihat bagai-
jenis
mana perempuan dilibatkan secara aktif
tersebut
bekerja di semua lini. Mulai dari bidang
(mencuci, memasak, mengasuh anak dan
ekonomi, sosial, politik hingga agama.
lain-lain) dan pekerjaan publik (mencari
Semua lini telah dapat mengandalkan
nafkah). Beban ganda ini merupakan
perempuan sebagai sumber daya manusia
bentuk
yang produktif dan andal. Meski demikian,
korbannya adalah perempuan yang dalam
118 |
kelamin
lainnya.
meliputi
Beban
pekerjaan
ketidakadilan
gender
ganda
domestik
sebagai
MUWAZAH, Volume 7, Nomor 2, Desember 2015
konteks ini adalah perem-puan pekerja.
Property, Chicago: Nelson Hall,
faktor yang mempengaruhi beban ganda
1987.
perempuan adalah budaya patriarkhi, yaitu
C.B. Brettel and CF Sargent, (tjh), Gender
budaya dominasi laki-laki atas perempuan.
dalam Perspektif Lintas Cultural,
Budaya patriarkhi ini bahkan menyeruak
Jakarta: Prenada Media, 2003.
dalam pemahaman keagamaan, sehingga
F.Ivan Nye, Role Structure and Analysis of
ketika seorang perempuan lalai terhadap
The Family, California & London:
tanggung-jawabnya di wilayah domestik
Sage Library of Social research,
maka
1976.
dia
akan
dijustifikasi
sebagai
Mansour Faqih, Analisis Gender dan
melanggar perintah agama (Islam).
Transformasi Sosial, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1999
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, I. ed. 1997. Sangkan Peran Gender.
Yogyakarta:
Ratna Megawangi, Membiarkan Berbeda: Sudut
Pustaka
Baru
Tentang
Relasi Gender, Bandung: Mizan,
Pelajar.. Argyo Demartoto, Menyibak Sensitivitas Gender Dalam Keluarga Difable,
Pandang
1999. Rowatt Jr, G. Wade dan Rowatt Mary Jo.
Surakarta, UNS Press 2007. Collins Randall, Sosiologiy of Marriage
Bila
Suami
Istri
Bekerja.
Yogyakarta:Kanisius, 1990
and the family: Gender, love and
Beban Ganda Perempuan Bekerja (Nurul Hidayati)
| 119