RESTORASI KETAHANAN ENERGI: ANALISIS KEBIJAKAN KONVERSI SUMBER ENERGI NASIONAL DARI MINYAK KE GAS Oleh: Zulmi Fajar Rukhmana Program Magister Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada Email:
[email protected] Bayu Mitra Adhyatma Kusuma Prodi Manajemen Dakwah (Manajemen Publik Islam) UIN Sunan Kalijaga Email:
[email protected]
ABSTRAK Ketersediaan energi adalah salah satu barometer penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara di era modern seperti dewasa ini.Ditinjau dari aspek politik, energi memiliki posisi yang sangat strategis sebagai komoditas politik bagi para pembuat kebijakan.Sedangkan dari aspek lingkungan, energi dan penggunaannya yang dilakukan secara besar-besaran adalah salah satu isu yang selalu dibahas pada setiap diskusi kontemporer tentang perubahan iklim.Di Indonesia, hal ini sangat menarik untuk dikaji karena mobilitas penduduk yang semakin tinggi dan meningkatnya perekonomian berbanding lurus dengankebutuhan energi baik di sektor industri, transportasi, maupun rumah tangga yang pada umumnya masih bergantung pada bahan bakar minyak. Beberapa alternatif kebijakan yang dapat dimunculkan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah memaksa tetap pada status quo, penambahan kilang minyak, pembangunan pipa gas perkotaan, pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG), dan peningkatan jumlah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Hasil analisis penelitian yang dilakukanberdasarkan matrix display system dari Gueller menunjukkan bahwa membangun SPBG adalah alternatif yang paling realistis untuk diterapkan. Strategi implementasinya adalah dengan membangun SPBG di kota-kota besar terlebih dahulu disertai dengan regulasi standar emisi yang ketat dan pengurangan alokasi BBM untuk memaksa pemilik kendaraan beralih ke kendaraan berbahan bakar gas.Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, pendekatan deskriptif, dan menekankan pada studi literatur. Kata Kunci: Kebijakan Publik, Ketahanan Energi, Konversi Sumber Energi perkembangan energi menjadi salah
A. LATAR BELAKANG Tidak dapat dipungkiri bahwa
satu
barometer
bagi
proses
kebutuhan manusia akan energi dari
pembangunan ekonomi suatu negara.
waktu ke waktu senantiasa meningkat.
Keberadaan
Hal
mampu
ini
sangat
wajar
karena
energi
dianggap
menggantikan
telah
kekuatan
manusia pada sektor pertanian, industri,
atau
dan pelayanan rumah tangga yang telah
kebijakan. Posisi energi yang strategis
menyumbang pembangunan ekonomi
akan
secara signifikan. Selain itu peningkatan
komoditas politik yang sangat menarik
energi
aktivitas
bagi para pembuat kebijakan. Selama
ekonomi sejalan dengan penggunaan
ini isu-isu tentang kebijakan energi
jenis energi baru oleh masyarakat yang
memang
sesuai
dan
khususnya dalam hal pengelolaan dan
(Reddy,
pemanfaatan energi, baik yang dikelola
2009).Ditinjau dari aspek ekonomi,
langsung oleh pemerintah ataupun lewat
sebagaimana telah dinyatakan di awal
investor. Dalam hal politik luar negeri
bahwa energi merupakan salah satu
misalnya, isu tentang energi merupakan
ukuran
atau
salah satu isu yang menjadi domain
negara.
utama pada sebagian besar perjanjian
dianggap
politik luar negeri baik yang sifatnya
akan
merangsang
dengan
kebudayaan
kebutuhan
masayarakat
bagi
perkembangan
modernisasi
suatu
Pembangunan
ekonomi
diwacanakan
oleh
menjadikan
selalu
pemangku
energi
sebagai
menjadi
sorotan,
berbanding lurus dengan penggunaan
hubungan
bilateral,
multilateral,
energi. Atau dengan kata lain jika
maupun
regional
(Stockholm
semakin tinggi pembangunan ekonomi
Environment
suatu negara maka akan semakin tinggi
Adapun
pula kebutuhan penggunaan energinya.
lingkungan, energi selalu menjadi salah
Apalagi saat ini Indonesia sedang aktif
satu isu menarik yang hampir selalu
melakukan pembangunan nasional yang
dibahas pada setiap diskusi kontemporer
merupakan
mengenai
suatu
rangkaian
pembangunan
upaya
berkelanjutan
Institute,
jika
dikaji
2011:11). dari
perubahan
aspek
iklim.
Pembangunan ekonomi yang dilakukan
sebagaimana tertuang dalam tujuan
oleh
nasional bangsa dan negara sesuai
mendatangkan konsekuensi penggunaan
mandat dari Undang-Undang Dasar
energi fosil yang berlebihan dan tak
1945 (Kusuma, 2014:24).
terbendung lagi. Penggunaan energi
Jika ditinjau dari aspek politik,
dalam
negara-negara
jumlah
energi memiliki potensi besar dalam
selanjutnya
mempengaruhi
dampak
berjalannya
proses
politik dan isu-isu politik yang diangkat
bagi
yang
di
dunia
banyak
melahirkan lingkungan,
ini
berbagai seperti
pencemaran
air,
udara,
dan
lain
sebagainya.
untuk negaranya. Apalagi proyeksi
Praktik yang terjadi di Indonesia terkait
minyak justru harus mengimpor BBM
penggunaan
energi
sangat
menarik untuk dikaji secara lebih
kebutuhan energi final Indonesia sampai tahun 2025 diprediksi terus meningkat sebagaimana diagram berikut ini.
mendalam. Hal ini karena mobilitas penduduk Indonesia dewasa ini yang semakin
tinggi
dan
meningkatnya
tingkat
perekonomian
Gambar 1. Proyeksi Kebutuhan Energi Final Tahun 2009-2025
menjadikan
sektor industri, transportasi, dan rumah tangga
masyarakat
sangatlah
mempengaruhi peningkatan kebutuhan sumber energi khususnya bahan bakar minyak
(BBM).
BBM
merupakan
energi yang tergolong sebagai energi fosil yang tak terbarukan, cadangannya terbatas,
emisinya
dapat
merusak
(Sumber: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, 2011)
lingkungan, dan dalam konteks di
Berdasarkan proyeksi kebutuhan
Indonesia, sumber energi jenis ini
energi final sampai tahun 2025 di atas
memberikan dampak besar pada beban
terlihat bahwa kebutuhan energi di
subsidi yang ditanggung oleh APBN.
indonesia akan meningkat dua kali lipat
Ini tak lepas dari fluktuatifnya harga
dalam periode lima belas tahun. Dalam
minyak mentah dunia, melemahnya
diagram tersebutjuga terlihat bahwa
nilai
dollar
kebutuhan energi fosil khususnya yang
jumlah
berasal dari minyak bumi mengalami
konsumsinya yang selalu meningkat
tren peningkatan sangat tajam yang
tanpa disertai peningkatan kapasitas
tentunya
produksi
tukar
amerika
kebijakan terelakkan
rupiah serikat,
dalam impor
terhadap dan
akan
berkibat
pula pada
negeri.
Akibatnya
meningkatnya beban subsidi energi
BBM
menjaditak
pada APBN Indonesia. Jika mengacu
ironis
pada data terkait subsidi energi fosil
lagi.Sungguh
sebenarnya, sebuah negara anggota
yang
organisasi
selama tahun 2009-2012, jumlah subsidi
internasional
penghasil
dikeluarkan
oleh
pemerintah
untuk energi fosil memang mengalami
tropis yang begitu kaya akan sumber
peningkatan yang pesat. Yaitu pada
daya alam baik yang renewable maupun
tahun 2009 adalah sebesar Rp. 98,96
unrenewable semestinya dapat dengan
Trilyun, kemudian pada tahun 2010
mudah mencari sumber-sumber energi
meningkat menjadi Rp. 99,4 Trilyun,
alternatif
selanjutnya tahun 2011 sebesar Rp.
minyak. Namun faktanya upaya tersebut
127,73 Trilyun, dan pada tahun 2012
tak
sebesar Rp. 225,35 Trilyun. Jumlah
tangan.
subsidi
tersebut
mengalami
baru
semudah
sebagai
pengganti
membalikkan
telapak
tren
Pada tahun 2006 saja, mayoritas
peningkatan yang signifikan, sehingga
(52%) kebutuhan energi dipasok oleh
perlu adanya kebijakan untuk mengatasi
minyak bumi, 15 % dari batubara, 29%
hal tersebut (Badan Pengkajian dan
dari gas, dan sisanya berasal dari
Penerapan Teknologi, 2011).
sumber
Beban subsidi energi fosil yang
energi
hydro
geothermal(Pusdatin
dan
Kementerian
ditanggung oleh pemerintah indonesia
ESDM RI, 2005).Berdasarkan data
berdasarkan data tersebut merupakan
tersebut dapat dilihat bahwa rasio
beban
jika
ketergantungan sumber energi berupa
mengambil
minyak bumi di Indonesia sangatlah
sikap untuk membuat kebijakan untuk
tinggi, padahal cadangan minyak bumi
mengurangi
fosil
yang ada di Indonesia tidaklah banyak
khususnya BBM. Beban subsidi energi
dan jumlah produksinya cenderung
fosil dalam APBN yang meningkat
menurun tiap tahunnya.Lalu bagaimana
tentu akan mengurangi alokasi anggaran
dengan tahun 2016? Bisa dipastikan
belanja di sektor lainnya. Adapun
kebutuhan
kebijakan
semakin meningkat mengingat jumlah
yang
pemerintah
berat, tidaksegera
konsumsi
yang
bisa
pemerintah
untuk
permasalahan
tersebut
terlebih
energi
dibuat
oleh
mengatasi diantaranya
akan
energi
kendaraan dan industri semakin
meningkat
fosil
juga
yang juga pesat.
Jika
adalah dengan cara melakukan konversi
dibiarkan hal ini tentu sangat berbahaya
bahan bakar fosil khususnya BBM
mengingat cadangan minyak bumi di
kepada sumber energi lainnya yang
Indonesia
lebih murah, mudah didapat, dan ramah
sebagaimana
lingkungan. Indonesia sebagai negara
diagram berikut ini.
yang
semakin digambarkan
menipis pada
Kebijakan adalah aktivitas yang Gambar 2. Cadangan Minyak Bumi di Indonesia Tahun 2000-2010
tak terpisahkan dari kehidupan manusia baik dalam konteks mikro individu maupun
dalam
konteks
makro
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.Kebijakan
dapat
didefinisikan sebagai suatu tindakan yang mengarah pada
tujuan
yang
diusulkan oleh seseorang, kelompok, atau
pemerintah
dalam
lingkungan
tertentu sehubungan dengan adanya (Sumber: Pusdatin Kementerian ESDM
hambatan-hambatan mencari
RI, 2005)
seraya
peluang-peluang
mencapai Dengan adanya permasalahan di
tertentu
tujuan
sasaran
yang
atau
untuk
mewujudkan
diinginkan
(Wahab,
atas, maka kebijakan untuk mengurangi
2005:3).Di dalam buku yang lainWahab
ketergantungan akan kebutuhan energi
(2008,
fosil khususnya BBM di Indonesia
memberikan dua pandangan mengenai
harus segera direalisasikan. Hal ini agar
kebijakan publik. Pertama, kebijakan
beban anggaran subsidi energi fosil
publik adalah tindakan-tindakan yang
dalam APBN tidak terus membengkak
dilakukan
dan agar sumber energi lainnya bisa
kebijakan publik adalah keputusan-
dikembangkan sebesar-besarnya secara
keputusan yang mempunyai tujuan atau
optimal. Ini bertujuan agar Indonesia
sasaran
tertentu
aman dari bahaya laten terjadinya krisis
dampak
atau
energi yang dikhawatirkan juga akan
diramalkan.
menyurutkan
tingkat
perekonomian
nasional yang saat ini terus bertumbuh.
51-52)
secara
oleh
Sedangkan
lebih
jauh
pemerintah.Kedua,
dan
akibat
mempunyai yang
menurut
dapat
Dunn
(2006:65), public policy atau kebijakan publik
adalah
pilihan-pilihan
rangkaian yang
kurang
panjang lebih
B. KAJIAN TEORITIK
berhubungan, termasuk keputusan untuk
1. Kebijakan Publik
tidak berbuat, yang dibuat oleh kantor-
kantor atau badan-badan pemerintah.
bagi
Adapun menurut Shafritz dan Russell
adalah
(2005:52) dalam bukunya Introducing
Stockholm
Public
(2011:11),
Administration
menjelaskan
kelangsungan ketahanan
hidup
manusia
energi.
Menurut
Environment ketahanan
Institute
energi
telah
bahwa kebijakan publik adalah segala
didefinisikan oleh Perserikatan Bangsa-
sesuatu yang diputuskan pemerintah
Bangsa (PBB) sebagai tersedianya akses
untuk dilakukan atau tidak dilakukan
layanan energi yang bersih, reliabel, dan
pemerintah
layak untuk berbagai macam aktivitas
dengan
perhatian
pada
permasalahan tertentu, dan kebijakan
mulai
publik adalah proses yang tak pernah
aktivitas produksi yang lebih besar yang
berakhir.
ditandai dengan harga yang pantas serta
Sehingga
berdasarkan
dari
rumah
tangga
pengertian-pengertian di atas dapat
tetap
disimpulkan bahwa kebijakan publik
lingkungan.
adalah segala sesuatu yang dilakukan
Environment Institute juga menjelaskan
ataupun
Lebih
kelestarian
jauh
Stockholm
dilakukan
oleh
bahwa ketahanan energi itu sendiri
tujuan
untuk
kerap menjadi frame permasalahan
mengatasi permasalahan tertentu yang
geopolitik di dunia, khususnya isu
muncul.Dalam
analisis
mengenai suplai ketersediaan energi
pada
fosil. Kebutuhan akan minyak bumi tak
kebijakan konversi sumber daya energi
jarang mengakibatkan konflik antar
nasional guna mewujudkan ketahanan
negara yang berujung peperangan.
pemerintah
kebijakan
tidak
memperhatikan
sampai
dengan
kajian
publik
ini,
ditekankan
energi.Model analisis kebijakan publik
United
Nations
Development
yang digunakan adalah model matrix
Program (2016) melalui Sustainable
display system dari Gueller.
Development
Goals
(SDGs)
juga
memberikan perhatian yang besar pada 2. Ketahanan Energi Menurut Snyder (2008:1), pasca berakhirnya perang dingin, konsep baru tentang ketahanan tidak hanya terkait dengan dunia militer semata, tapi juga tentang politik, ekonomi, dan realitas sosial dalam pembangunan.Salah satu konsep ketahanan yang sangat penting
ketahanan energi dimana dalam poin ke-7 SDGs disebutkan bahwa salah satu tujuan yang akan dicapai adalah energi yang bersih dan layak. SDGs muncul untuk meneruskan cita-cita luhur dari Millenium
Development
(MDGs).Namun
sayangnya
Goals manusia
masih sangat tergantung pada sumber
itulah
energi fosil terutama minyak bumi,
menggalakkan
termasuk di Indonesia.Sehingga saat ini
tanahbisa dikonversi menjadi gas. Pada
kita
dituntut
sumber
untuk
energi
pemerintah
Indonesia
cara
ini
agar
mulai minyak
terus
mencari
dasarnya
bukanlah
alternatif
sebagai
baru.Mengingat konversi energi sudah
konversi pengganti minyak bumi untuk
lama
menunjang kehidupan manusia di masa
Eropa.Bahkan saat ini beberapa negara
kini
Asia
dan
di
masa
yang
akan
dilakukan
telah
oleh
hal
orang-orang
menerapkan
kebijakan
datang.Salah satu jalan yang layak
tersebut. Ini penting agar Indonesia
dikedepankan adalah melalui konversi
tidak mengalami krisis energi di masa
sumber energi nasional.
depan.
3. Konversi Sumber Energi
. C. METODE PENELITIAN
Konversi dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia
(KBBI)
adalah
Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian
ini
adalah
peralihan fungsi.Sedangkan pengertian
kualitatifdengan
sumber energi adalah segala sesuatu di
deskriptif.Moleong
sekitar kita yang mampu menghasilkan
menyatakan bahwa metode kualitatif
energi.Hal ini yang mendasari bahwa
adalah
konversi energi sumber adalah peralihan
menghasilkan data deskriptif berupa
manfaat dari sumber energi yang satu ke
kata-kata atau lisan dari orang dan
sumber
perilaku yang dapat diamati.Alasan
misalnya
energi
yang
konversi
lainya.Seperti
prosedur
analisis (2000:6)
penelitian
yang
energi
peneliti untuk menggunakan penelitian
minyak menjadi gas oleh pemerintah
deskriptif dalam penelitian ini adalah
atas dasar kelangkaan yang terjadi pada
agar
bahan
jika
dideskripsikan dan digambarkan dalam
ditinjau dari pesrpektif Nexus yang
kalimat yang sistematis, faktual dan
dihasilkan dari konferensi solusi untuk
akurat mengenai fakta dan hubungan
ekonomi hijau yang dilakukan di Bonn
antar
tahun 2011, ketersediaan energi sangat
konversi
berpengaruh pada ketersediaan air dan
Teknik pengumpulan data dilakukan
makanan di suatu negara (Stockholm
melalui studi literatur, sehingga penulis
Environment
melakukan analisis berdasarkan naskah-
bakar
sumber
pendekatan
minyak.Bahkan
Institute,
2011).Untuk
hasil
dari
fenomena, sumber
penelitian
khususnya energi
dapat
dalam
nasional.
naskah dan dokumen terkait yang
1. Analisa Masalah
didapatkan dari media massa, laporan Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Tingginya konsumsi energi fosil khususnya
minyak
Teknologi (BPPT), laporan Pusat Data
dipengaruhi
oleh
dan Informasi (Pusdatin) Kementerian
Diantaranya yang paling vital adalah
Energi dan Sumber Daya Mineral
karena adanya subsidi yang diberikan
Republik
lain
oleh pemerintah.Akibat dari subsidi
sebagainya. Metode analisis data yang
tersebut membentuk pola konsumsi
digunakan dalam penelitian ini adalah
masyarakat terhadap BBMyang relatif
metode Interaktif Miles dan Huberman
tinggi jika dibandingkan dengan energi
(1998) yang terdiri dari empat tahap
lainnya.Selain itu, minimnya instalasi
yaitu: pengumpulan data, reduksi data,
sumber energi selain energi fosil di
penyajian
penarikan
dalam negeri pun turut menyumbang
kesimpulan.Fokus dari penelitian ini
tingginya angka konsumsi bahan bakar
adalahmenganalisis akar masalah yang
fosil khusunya BBM.Jika diteliti lebih
muncul
jauh, konsumen energiterbesar yang ada
Indonesia,
data
dan
dan
disebabkan
persoalan
indonessia
banyak
faktor,
keterbatasan energi fosil khususnya
di
minyak dan selanjutnya menawarkan
kedalam empat sektor yaitu transportasi,
alternatif kebijakan yang paling realistis
industri,
untuk
komersial.Secara lebih detail presentasi
mengatasi
permasalaan
keterbatasan energi tersebut.
Indonesiadapat
di
rumah
diklasifikasikan
tangga,
dan
konsumen energi tersebut sebagaimana terlihat pada diagram berikut ini:
D. PEMBAHASAN Gambar 3. Tren Kebutuhan Energi Final pada Sektor Transportasi, Industri, Rumah Tangga, dan Komersial
(Sumber: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, 2011) Berdasarkan keempat diagram di
Berdasarkan
diagram
di
atas
atas, dapat diketahui bahwa kebutuhan
terlihat pula bahwa tingkat produksi
energi khususnya energi yang berasal
minyak bumi di Indonesia mengalami
dari minyak bumi cenderung mengalami
tren penurunan tajam dalam periode dua
peningkatan yang lebih cepat dibanding
puluh tahun, padahal tingkat konsumsi
dengan sumber energi lainnya seperti
energi dari minyak bumi selalu tinggi.
gas dan batubara dari tahun ke tahun.
Sehingga
Dampak yang nantinya akan terjadi
mampu
apabila
yang
minyaknya justru akan menjadi negara
konsumsi
pengimpor minyak bumi. Jika hal ini
tidak
ada
mampu menekan energi
dari
kebijakan tingkat
minyak
bumi
Indonesia
yang
mengekspor
semula produksi
adalah
tidak diantisipasi dengan tepat dan
Indonesia akan mengalami defisit energi
cepat, maka Indonesia akanbenar-benar
minyak bumi dimana nanti satu-satunya
mengalami krisis energi minyak bumi
cara instan untuk memenuhi kebutuhan
ataupun harga sumber energijenis ini
tersebut adalah dengan cara impor
akan menjadi mahal dan tak terjangkau
minyak bumi.
mesyarakat.Adapun
upaya
yang
seharusnya dilakukan untuk mengatasi
permasalahan
yang
akan
dapat ditawarkan diantaranya adalah:
muncul sesuai dengan penjelasan di atas
pertama, memaksakan tetap padastatus
adalah dengan cara membuat kebijakan
quo. Yang dimaksud tetap pada status
konversi
quo
energi
mungkin
dari
energi
yang
adalah
tetap
berupaya
bersumber dari minyak bumi, menuju
mempertahankan
sumber energi lainnya dengan target
sekarang ini meskipun ke depan jelas
penggunaan
semakin sulit dimana pemerintah hingga
minyak
bumi
20%,
saat
30%.
mengembangkan energialternatif dan
untuk
menghadapi
permasalahan
tidak
begitu
seperti
batubara 33%, non fosil 17% dan gas
Artinya target yang harus dikejar
ini
kondisi
banyak
terus memberikan subsidi yang sangat besar terhadap energi minyak bumi baik
tingginya konsumsi energi minyak bumi
untuk
adalah
penambahan kilang minyak nasional.
dengan
cara
mengkonversi
bensin
solar.
Alternatif
cara meningkatkan konsumsi energi
caramenambah jumlah kilang minyak
yang bersumber dari batubara atau gas.
yang ada di Indonesia agar mampu
Jika target tersebut mampu terpenuhi
mengolah minyak bumi produksi dalam
maka kebutuhan energi di Indonesia
negeri atau jika harus impor maka
akan cenderung aman dan konsumsi
minyak bumi yang diimpor adalah
minyak bumi dapat ditekan yang pada
minyak mentah saja. Impor minyak
akhirnya juga akan berdampak positif
mentah
pada turunnya angka beban subsidi
keuangan negara dibanding mengimpor
energi
minyak yang sudah diproses menjadi
bumi
pada
APBN
Indonesia.
tentu
kebutuhan
agar kebutuhan minyak bumi tidak terlalu banyak dan untuk menjaga neraca subsidi dalam APBN, maka perlu ada beberapa alternatif kebijakan
Alternatif-alternatif
meringankan
kondisi
energi
minyak
bumi
mencapai 1,5 juta barel per hari
Untuk melakukan konversi energi
mengatasi
sangat
dengan
bahan bakar siap pakai.Saat iniestimasi
2. Alternatif Kebijakan
untuk
ditempuh
Kedua,
kebutuhan energi minyak bumi dengan
minyak
ini
dan
tersebut.
kebijakan
yang
sedangkan kemampuan kilang minyak di Indonesia untuk mengolah minyak mentah menjadi minyak siap pakai hanya sekitar 800.000 barel per hari. Dengan melihat kondisi tersebut maka artinya adalah Indonesia setiap hari
harus mengimpor minyak jadi sebesar
utama
membengkaknya
700.000 barel per hari dan tentunya
BBM.Untuk itu agar Indonesia bisa
harganya jauh lebih tinggi daripada
menghemat subsidi tersebut makasangat
impor minyak mentah.
perlu ada alternatif kebijakan untuk
Ketiga, pembangunan saluran pipa
membangun
untuk
perkotaan.Jika
transportasi bisa lebih mudah dalam
konversi minyak menuju gas adalah
mendapatkan bahan bakar di luar
opsi
untuk
minyak bumi.Dan kelima, peningkatan
mempermudah pendistribusian bahan
jumlah Pembangkit Listrik Tenaga Uap
bakar gas tersebut pembangunan pipa
(PLTU).Opsi menambah jumlah PLTU
gas untuk perumahan di perkotaan dan
atau mengubah bahan baku listrik di
kawasan industri merupakan alternatif
beberapa pembangkit dilakukan dengan
yang bisa digunakan untuk mengurangi
mengganti bahan pembangkit
konsumsi
masih menggunakan bahan bakar solar
gas
wilayah
yang
dipilih,
energi
maka
minyak
bumi.
Penyaluran melalui pipa akan lebih
untuk
efektif
batubara.
dibandingkan
menggunakan
dengan
tabung-tabung
yang
diganti
Untuk
SPBG
subsidi
agar
sektor
menggunakan
menguji
yang
energi
alternatif
banyak ditemui saat ini. Keempat,
kebijakan manakah yang paling sesuai
pembangunan Stasiun Pengisian Bahan
dan cocok untuk diterapkan dalam
Bakar Gas (SPBG). Saat inisektor
rangka mencapai tujuan yang dimaksud
transportasi
diatas, maka penulis menggunakan
energi
merupakan
minyak
bumi
konsumen terbesar
di
teknik analisisMatrix Display System
Indonesia yang jumlahnya diperkirakan
dari
akan terus meningkat ke depan. Apalagi
kriteria menggunakan nilai kumulatif
dengan adanya program mobil-mobil
10. Jadi setiap bobot dari 5 alternatif
murah dikhawatirkan akan membuat
kebijakan tersebut memiliki nilai yang
jumlah
kendaraan
yang
berbeda-beda
tetapi
jumlah
nilai
beredar
di
tak
maksimalnya
adalah
10.Selain
itu,
terkendali.
bermotor
jalanan Dengan
semakin
Gueller
dimana
pembobotan
terbatasnya
untuk mempermudah perhitungan maka
cadangan minyak bumi dan mahalnya
setiap alternatif diberi warna yang
harga minyak dunia, sektor transportasi
berbeda berdasarkan skor.Skor 1 untuk
pula lah yang sering menjadi penyebab
kolom berwarna merah, skor 2 untuk
kolom berwarna kuning, dan skor 3
lebih detail dapat dilihat pada tabel di
untuk kolom berwarna hijau. Secara
bawah ini).
Tabel 1.Analisis Alternatif Kebijakan Alternatif Kebijakan Kriteria
Tetap Pada Status Quo
Penambahan Kilang Minyak
Pembangunan Pipa Gas
Pembangunan SPBG
Peningkatan Jumlah PLTU
Penghematan APBN
Subsidi sangat tinggi
Menghemat APBN
Biaya pengadaan sangat tinggi
Biaya dapat ditekan dengan melibatkan swasta
Menghemat subsidi minyak
Sangat mudah
Mudah, tapi bahaya mafia
Cukup rumit
Mudah
Mudah
Polusi tinggi
Polusi tinggi
Polusi sedikit
Polusi sedikit
Polusi tinggi
Tidak ada
Tidak ada
Gas
Gas
Batubara
Sektor usaha mendapat subsidi
Sektor usaha mendapat subsidi
Biaya produksi menurun
Peningkatan belanja masyarakat
16 Keterangan Skor
17
23 1
28 2
Kemudaan Implementasi Dampak Lingkungan Pemanfaatan Energi Alternatif Dampak Pada Perekonomian Skor Total
Tersedianya pasokan listrik untuk industri 26 3
(Sumber: Hasil Analisis Peneliti, 2016) Berdasarkanhasil
analisis
tabel
melalui kerjasama antara pemerintah
diatas, alternatif untuk membangun
dengan pihak
SPBG mendapatkan skor paling tinggi
mendapatkan
yaitu dengan total nilai 28. Sehingga
Namun dalam hal ini yang perlu diingat
berdasarkan analisis di atas maka
adalah bahwa pembangunan SPBG
alternatif yang terpilih dan dirasa paling
tidaklah ada artinya jika tidak dibarengi
applicableuntuk
mengatasi
dengan kebijakan menasionalkan bahan
permasalahan energi adalah dengan cara
bakar gas melalui penerapan regulasi-
membangun
Pembangunan
regulasi terkait transportasi dan lain
SPBG bisa dilakukan dengan beberapa
sebagainya. Apabila moda transportasi
cara, misalnya atas dasar kerjasama
sudah beralih ke gas maka peran dari
operasional, kerjasama kontrak, maupun
SPBG akan semakin vital. Dan apabila
SPBG.
swasta akses
agar
mudah
permodalannya.
program ini berhasil maka konsumsi
dengan tegas, maka kebijakan ini tidak
bahan
akan
bakar
minyak
bumi
akan
berguna
dan
tidak
akan
menurun drastis sesuai dengan target
berpengaruh terhadap jumlah konsumsi
yang telah ditentukan di atas yaitu pada
energi minyak bumi di Indonesia.
tahun 2025 dimana penggunaan energi
Akibat
minyak bumi bisa ditekan menurun
lingkungan hidup tentu meningkatnya
hingga mencapai 20% saja.
tingkat pencemaran akibat polusi yang
Selanjutnya
dalam
mengimplementasikan
rangka alternatif
yang
semakin
tak
ditimbulkan
terkendali.
pada
Sedangkan
secara ekonomis anggaran subsidi BBM
kebijakan yang dipilih di atas, maka
pun
cara yang dilakukan adalah dengan
APBN.Padahal kita tahu bahwa subsidi
mengawali pembangunan SPBG di
BBM adalah salah satu pos yang setiap
kota-kota
dahulu.
tahunnya sangat menguras anggaran
Pembangunan SPBG di kota besar
negara. Jika dibiarkan terus menerus ini
tersebut
disertai
akan menghambat pembangunan di
yang
sektor yang lainnya seperti peningkatan
kawasan
kelengkapan infrastruktur di perbatasan
besar
terlebih
kemudian
denganadanya
regulasi
mewajibkan
kendaraan
perkotaan
tersebut
di
menggunakan
standar emisi yang ketat. Sehingga
akansemakin
yang
masih
memerlukan
menguras
perhatian
ekstra, pendidikan, dan kesehatan.
nantinya seolah-olah muncul pressure bahwa bahan bakar kendaraan tersebut harus berupa gas.Selanjutnya, pasokan BBM yang dialokasikan kepada SPBU di kawasan perkotaan harus segera dikurangi.Pengurangan ini bermaksud agar para pemilik kendaraan segera beralih membeli kendaraan berbahan bakar
gas.
Dalam
implementasi
alternatif kebijakan ini, sang pembuat kebijakan atau policy makerharus berani dan tegas menjalankan aturan tersebut. Karena jika tidak diimplementasikan
E. KESIMPULAN Kebutuhan manusia akan energi dari waktu ke waktu terus meningkat. Pada aspek ekonomi, energi merupakan salah satu ukuran bagi perkembangan modernisasi suatu negara. Di aspek politik, energi sangat mempengaruhi berjalannya proses politik dan isu politik. Pada aspek lingkungan, energi menjadi salah satu isu yang menarik yang hampir selalu dibahas pada setiap diskusi
mengenai
perubahan
iklim.Mobilitas penduduk yang semakin
tinggi
dan
meningkatnya
tingkat
melakukan konversi energi maka perlu
menjadikan
sektor
ada beberapa alternatif yang diantaranya
industri, transportasi dan rumah tangga
adalah: mempertahankan status quo,
masyarakat berbanding lurus dengan
penambahan kilang minyak nasional,
peningkatan kebutuhan sumber energi
pembangunan
khususnya
perkotaan,
perekonomian
bahan
(BBM).Sehingga mengurangi
bakar
minyak
saluran
pipa
pembangunan
gas
Stasiun
kebijakan
untuk
Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG),
ketergantungan
akan
dan peningkatan jumlah Pembangkit
kebutuhan energi fosil khususnya BBM
Listrik Tenaga Uap (PLTU).
di Indonesia harus segera dibuat agar
Berdasarkan
hasil
analisis
beban anggaran subsidi energi fosil
berdasarkan model Gueller, alternatif
dalam APBN dapat ditekan dan agar
paling rasional yang terpilih untuk
pemanfaatan sumber energi lainnya
mengatasi permasalahan energi adalah
dapat dikembangkan sebesar-besarnya
dengan
guna menghindari krisis energi di masa
Apabila
depan.
diimplementasikan,
Tingginya konsumsi energi fosil
bahan
cara
membangun
program
bakar
SPBG.
ini
berhasil
maka
konsumsi
minyak
bumi
akan
di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa
menurun drastis sesuai dengan target di
faktor, seperti karena adanya subsidi
tahun 2025 dimana penggunaan energi
yang
minyak bumi bisa menurun hingga
diberikan
sehingga
pola
oleh
pemerintah
konsumsinya
relatif
mencapai
20%.
Untuk
tinggi jika dibandingkan dengan energi
mengimplementasikan
lainnya dan minimnya instalasi sumber
kebijakan tersebut, maka cara yang
energi selain energi fosil.Konsumen
dilakukan adalah dengan mengawali
energi terbesar yang ada di Indonesia
pembangunan SPBG di kota-kota besar
dapat dikelompokkan ke dalam empat
terlebih dahulu, menerbitkan regulasi
sektor yaitu transportasi, industri, rumah
yang
tangga, dan komersial.Tingkat produksi
perkotaan menggunakan standar emisi
minyak bumi di Indonesia mengalami
yang ketat, dan mengurangi pasokan
tren penurunan tajam dalam periode 20
BBM yang di alokasikan kepada SPBU
tahun
wilayah perkotaan agar para pemilik
terakhir,
sedangkan
tingkat
konsumsinya semakin tinggi. Untuk
mewajibkan
kendaraan
beralih
alternatif
kendaraan
ke
di
kendaraan
berbahan
bakar
gas.
Untuk
dengan konsisten maka kebijakan ini
mensukseskan program ini, pembuat
tidak akan berguna dan tidak akan
kebijakan harus berani dengan tegas.
berpengaruh terhadap jumlah konsumsi
Karena jika tidak diimplementasikan
energi
minyak
di
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.(2011). Outlook Energi Indonesia 2011.Jakarta: BPPT Press. Dunn, William. (2006). Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Edisi Kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2005).Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2005-2025. Jakarta: Pusdatin Kementerian ESDM RI. Kusuma, Bayu Mitra A. (2014).“The Role of Government in Overcoming Industrial Development Impact toward Environmental Sustainability”.Jurnal Pembangunan dan Alam Lestari Vol. 5 No. 1. Miles, Matthew B. dan Michael A. Huberman. (1998). Qualitative Data Analysis: A Source Book of New Methods. London: Sage Publication. Moleong, Lexy J. (2000).Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Reddy, B. Sudhakara dan Gaudenz B Assenza. (2009). “Climate Change: A Developing Country Perspective”. Journal of Current Science Vol. 97, No. 1. Shafritz, Jay M. dan Edward W. Russell.Introducing Public Administration.New Jersey: Pearson Education. Snyder, Craig A. (2008). Contemporary Security and Strategy.New York: Palgrave Macmillan. Stockholm Environment Institute. (2011). Understanding the Nexus: The Water, Energy, and Food security Nexus.Background Paper for the Bonn 2011 Nexus Conference. Stockholm: SEI. United Nations Development Program.(2016). Sustainable Development Goals. New York: United Nations Publication. Wahab, Solichin Abdul. (2008). Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Malang: UMM Press.
__________. (2005). Analisis Kebijaksanaan: Dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan.Jakarta: Bumi Aksara.