Makalah Seminar Kerja Praktek
BASE TRANSCEIVER STATION 3606 PADA PT.TELKOM DIVISI FIXED WEIRELESS NETWORK RO SEMARANG Oleh : Nurul Tristanti (L2F006068) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Abstrak Penggunaan teknologi CDMA di Indonesia sudah sampai ke sistem CDMA2000-1X. Salah satu operator yang menggunakan teknologi CDMA2000-1X ini adalah PT. TELKOM. Sistem ini merupakan pengembangan dari CDMAone yang hanya mampu melayani komunikasi suara, dengan teknologi CDMA20001X juga mampu memberikan layanan komunikasi data. BTS (Base Transceiver Station) merupakan bagian penting dari BSS (Base Station Subsystem). PT. TELKOM, menggunakan BTS 3606 yang memenuhi standar CDMA untuk BTS.
I.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Pada tahun 2000, jaringan telepon tidak bergerak (PSTN), trafik data (termasuk penggunaan internet) tumbuh lebih cepat dibandingkan trafik suara. Dan para pakar industri percaya kecenderungan ini juga akan terjadi pada Telepon bergerak tanpa kabel (nirkabel). Diharapkan orang akan cenderung untuk mengirim dan menerima data secara nirkabel, baik itu pribadi maupun umum terutama di lingkungan pendidikan dan bisnis. Dalam hal ini teknologi dalam telekomunikasi memiliki peranan yang besar dalam memenuhi kebutuhan masa datang, bukan hanya lingkup kecil saja bahkan lingkup besar. Oleh sebab itu Universitas Diponegoro, khususnya Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik sebagai salah satu lembaga yang berperan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia tersebut mewajibkan mahasiswanya untuk dapat menimba ilmu terhadap dunia kerja dengan melakukan Kerja Praktek. Adanya Kerja Praktek ini diharapkan mahasiswa dapat menganalisis dan mengimplementasikan bagaimana prakteknya dari ilmu yang telah dipelajari dalam bangku kuliah. PT. TELKOM menggunakan teknologi CDMA 2000 1X dan sudah diterapkan pada DIVISI FIXED WIRELESS NETWORK, produknya adalah TelkomFlexi. CDMA 2000 1X merupakan salah satu teknologi 3G (Generasi ketiga) bidang telekomunikasi yang telah dikembangkan generasi sebelumnya.
1.2 Tujuan Tujuan dari Kerja Praktek di PT. Telkom Divisi Fixed Wireless Network RO Semarang adalah : 1. Mempelajari sistem telekomunikasi CDMA. 2. Mempelajari sistem telekomunikasi CDMA2000-1X, sebagai sistem telekomunikasi nirkabel yang mampu memberikan layanan suara (sirkuit) dan data (paket). 3. Mempelajari peralatan (hardware), cara kerja dan fungsi dari infrastruktur Base Transceiver Station 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah yang diambil oleh penulis pada penulisan laporan kerja praktek ini hanya mengenai tentang perangkat BASE TRANSCEIVER STATION (BTS)3606 di DFWN RO Semarang yang merupakan salah satu elemen dari konfigurasi Jaringan DFWN RO Semarang. II.
DASAR TEORI
CDMA adalah teknik modulasi dan multiple access berdasarkan teknik spread spectrum direct sequence dimana pengiriman sinyal menduduki lebar pita frekuensi melebihi spektrum minimal yang dibutuhkan Teknik spread spectrum pada awalnya digunakan untuk kebutuhan militer karena memiliki kelebihan mampu mengatasi jamming dengan baik. Pada tahun 1955 teknik akses CDMA mulai digunakan secara komersial terutama setelah diluncurkan IS-95 pada tahun 1992 oleh Qualcomm.
2.1 Arsitektur Jaringan CDMA Sistem CDMA yang digunakan oleh standar Amerika terdiri dari 3 bagian utama yang terinterkoneksi dan berinteraksi di antara mereka sendiri serta dengan para penggunanya, melalui antarmuka jaringan. Masing-masing subsistem ini adalah Base Station Subsistem (BSS), Network Switching Subsistem (NSS), Packet Core Network (PCN). Di luar komponen utama tersebut terdapat Mobile Station (MS) yang merupakan sisi pelanggan jaringan dan Network Management Subsistem (NMS).
Switching dan call routing, Autentifikasi pelanggan dan billing pelanggan.
Gambar 1 Arsitektur Jaringan CDMA
2.2.2 Teknik Modulasi CDMA Sistem CDMA mengkonversi sinyal suara analog menjadi sinyal digital untuk ditransmisikan.
2.1.1 Base Station Subsistem (BSS) Base Station Subsistem (BSS) juga dikenal sebagai subsistem radio, yang menyediakan dan mengatur jalur transmisi radio antara ponsel dengan MSC. BSS juga mengatur antarmuka radio antara ponsel dengan subsistem CDMA lainnya. Setiap BSS terdiri dari banyak pengendali BTS atau yang disebut dengan Base Station Controller (BSC), yang menghubungkan ponsel dengan NSS melalui MSC. BSS terdiri atas dua perangkat utama, yaitu Base Transceiver Station ( BTS ) dan Base Station Controller ( BSC ). Base Transceiver Station ( BTS ) Base Transceiver Station (BTS) merupakan tempat beradanya perangkatperangkat yang berhubungan langsung dengan MS. Base Station Controller ( BSC ) Base Station Controller (BSC) mengatur semua fungsi hubungan radio dari jaringan CDMA 2.1.2 Network Switching SubSistem (NSS) Network Switching Subsistem (NSS) bertanggungjawab atas fungsi-fungsi sebagai
2.1.3 Packet Core Network (PCN) Packet Core Network (PCN) mendukung untuk end-to-end IP dan koneksi yang lebih stabil. 2.2 Konsep Selular CDMA 2.2.1 Konsep Sel CDMA dan coverage Dalam suatu penataan coverage area, suatu wilayah terbagi menjadi beberapa “Cluster”. Dan tiap cluster terdiri dari beberapa sel. Yang tergantung pada besarnya kapasitas yang diinginkan serta luasnya wilayah yang akan di-cover. Semakin besar wilayah yang akan di-cover, semakin banyak sel yang dibutuhkan, maka semakin besar pula kapasitas yang diinginkan (sel yang diperlukan semakin rapat). Dalam hal ini, tugas tersebut akan dilakukan oleh BTS yang terhubung dengan MS pada radius 5 km sampai dengan 8 km.
2.2.3 Kode Walsh Kode Walsh merupakan kode Orthogonal yangdipergunakan untuk memisahkan kanal–kanal untuk sistem CDMA. Sistem CDMA2000 menggunakan urutan orthogonal berupa kode Walsh dengan panjang 128 bit. Kode Walsh digunakan pada forward link untuk memisahkan trafik pengguna satu dengan yang lain. Kode Walsh juga digunakan pada reverse link untuk memisahkan banyak kanal kode yang dikirimkan untuk dapat diterima pada satu MS pelanggan. Pada suatu sektor, setiap kanal kode forward link memiliki kode Walsh yang berbeda. Sama halnya, kanal kode simultan yang berasal dari tiap-tiap pelanggan memiliki kode Walsh yang berbeda pula. 2.2.4 Kapasitas Kanal CDMA Rumus yang digunakan untuk menentukan kapasitas kanal sistem CDMA merupakan Rumus Shannon yang mengatakan bahwa besarnya kapasitas kanal secara linear sebanding dengan lebar bandwidth dan S/R ratio secara logaritmik : C = W log2 (1 + S/N)
Keterangan
: C = Kapasitas (bps) W = Bandwidth S/N = Signal to noise ratio
III. ISI Jaringan PT.Telkom Flexi RO DFWN Semarang Jaringan Telkom Flexi RO DFWN Semarang, sebagian ada yang terdapat di Semarang, dan sebagian terdapat di luar RO DFWN Semarang. Adapun yang terdapat di Semarang antara lain MSC SEMARANG, HLR, VMS, IWF, BTS dan SWITCH (Sentral). MSC SEMARANG Mobile Switching Centre (MSC), sebagaimana yang ada pada perusahaan jasa telekomunikasi seluler, di RO DFWN Semarang juga mempunyai MSC yang mendukung sistem kerja dari Telkom Flexi itu sendiri. MSC terdapat di ruangan tersendiri. HLR Tempat yang berisi informasi pelanggan yang digabungkan dengan pengantar layanan paket data. Perangkat HLR RO DFWN Semarang terdapat di dalam ruangan MSC. VMS Voice Mail System (VMS), untuk memberikan informasi berupa voice perihal status nomor Telkom Flexi atau informasiinformasi yang lain. Perangkat VMS juga terdapat di dalam ruangan MSC. IWF Inter Working Function (IWF), untuk data seperti fax., interkoneksi untuk internet instant (kecepatan rendah). BTS Base Transceiver Station (BTS), berfungsi untuk mengontrol frekuensi pembawa jamak pada site, mengatur alokasi daya untuk trafik overhead dan soft handoff pada arah forward dan mengenali kode Walsh. BTS terdapat di daerah-daerah dekat pemukiman penduduk yang membutuhkan. SWITCH (Sentral) Berupa PSTN. Perangkat ini terdapat di central PSTN. Sehingga Divisi Fixed Wireless Network bekerjasama dengan divisi Regional setempat. Sedangkan Jaringan Telkom Flexi Divre IV / RO DFWN Semarang yang tidak terdapat di Semarang antara lain MAKXI (Manajemen Kartu Flexi), WIN (Wireless Intelegent
Network), PDSN dan SMSC (Short Massage Service Center). MAKXI (Manajemen Kartu Flexi) MAKXI ini dikendalikan langsung oleh DFWN Area Surabaya. Perangkat MAKXI terdapat di Area Surabaya. WIN (Wireless Intelegent Network) WIN berfungsi sebagai server kartu trendy. Perangkatnya terdapat di Area Surabaya. PDSN PDSN merupakan komponen baru yang terdapat dalam sistem seluler yang berbasis CDMA 2000 1X yang bertujuan untuk mendukung layanan paket data dan membentuk sejumlah fungsi utama dalam hal pemaketan data dalam kecepatan tinggi sampai dengan 153 Kbps. SMSC (Short Massage Service Center) SMSC bertanggungjawab dalam penyampaian,penyimpanan dan pengajuan suatu pesan singkat (SMS). Base Transceiver Station 3606 BTS merupakan tranceiver yang mendefinisikan sebuah sel dan menangani hubungan link radio dengan MS. BTS terdiri dari perangkat pemancar dan penerima, seperti antenna dan pemroses sinyal untuk sebuah interface. BTS berkomunikasi dengan MS melalui Um interface. Di dalam BTS terdapat komponen yang sangat penting yaitu Radio Base Station. RBS mempunyai beberapa model sesuai aplikasi yang diinginkan dimana untuk frekuensi 800 MHz biasa dipakai untuk seluler dan 1900 MHz biasa digunakan untuk PCS (Personal Communication System). Akan tetapi, sejak Oktober tahun 2007 frekuensi yang digunakan untuk CDMA adalah 800 MHz hal ini karena adanya regulasi dari pemerintah. 3.2.1 Interface dari BTS 3606C BTS 3606 bisa men-support Um interface dan Abis interface. Melalui interface tersebut, BTS ini mampu bekerja dengan BSC dan MS/AT.
MS/AT
Um
BTS
Abis
Gambar 2 Interface BTS 3606
BSC
3.2.2
Struktur Fisik BTS3606
Struktur fisik dari BTS3606 dibagi dalam 3 level antara lain : Cabinet, Subrack, dan Perangkat lain. Cabinet Cabinet pada BTS 3606C sudah memenuhi standar IEC297, power supply yang digunakan -48 V DC/+24 V DC. Bentuk fisik dari BTS ini sebagai berikut
untuk sinyal yang diterima dan sinyal yang ditransmisikan, memfilter sinyal, menampilkan sinyal duplex isolation dan membagi sinyal yang diterima pada dua kanal.
(1)
(2)
Gambar 3 Bentuk fisik BTS3606
Gambar 5 (1) CDDU subrack, (2)konfigurasi CDDU subrack
Combined Subrack Combined subrack terdiri dari RF (radio frequency) modul dan Baseband board. RF (radio frequency) modul terdiri dari dua bagian yaitu Single-channel RF modul dan Multi-channel RF modul. Power Supply Subrack Power supply subrack terdiri dari 3 buah PSU modul yang mengubah ¨C48 V DC input menjadi +24 V DC.
Gambar 4 Konfigurasi Cabinet BTS3606
Subrack Subrack dalam cabinet BTS3606 terdiri dari beberapa bagian yaitu CDDU Subrack, Combined Subrack dan Power Supply Subrack. CDDU Subrack CDDU subrack merupakan bagian teratas dari cabinet yang terdiri dari 3 buah CDDU. Fungsi dari CDDU antara lain untuk menyediakan kanal transmisi yang berbeda
(1)
(2) Gambar 6 (1) Power supply subrack, (2) Konfigurasi power supply subrack
Perangkat lain Perangkat lain yang terdapat pada BTS3606 cabinet antara lain : 1) Kipas angin : untuk mengurangi panas yang dihasilkan oleh baseband board. 2) Switch box : untuk mengontrol power-up dan power-down pada cabinet. 3) Tempat kabel : sebagai tempat RF kabel.
(1) Cabling trough (2) Baseband board
3.2.3
Struktur Logis Logical Structure pada BTS3606 terdiri dari beberapa subsystem antara lain : baseband subsystem, RF subsystem, power supply subsystem dan antenna subsystem.
(3) Slot number
Gambar 8 Struktur fisik slot baseband subsystem Tabel 4. 2 Fungsi Slot Baseband Subsystem Board BCKM
Mengatur BTS system resources dan mengatur sistem clock BTS.
BCIM
Menghubungkan sistem akses transmisi dengan BSC. BCIM terdiri dari transmisi E1/T1/FE, mode transmisi ATM/IP dan enam grup link transmisi (IMA, UNI, FRACTIONAL ATM, FRACTIONAL IMA, PPP, and MLPPP).
CCPM
Mengolah data pada kanal forward dan reverse CDMA2000 1x
CECM
Mengolah data pada kanal forward dan reverse CDMA2000 1xEVDO.
CHCM
Menghasilkan sinyal clock yang stabil pada BCKM dan menjaga stabilitas clock selama 24 jam saat satelit tidak bias menjangkau.
Gambar 7 Struktur logis BTS3606
3.2.4 Baseband Subsystem BTS3606 baseband subsystem memiliki fungsi sebagai berikut : 1) Membentuk antarmuka abis dan mengadakan proses protocol antarmuka abis. 2) Membentuk antarmuka untuk RF subsystem dan memproses layer fisik Um dan layer protocol common channel (CCH) MAC. 3) Melakukan modulasi dan demodulasi data baseband untuk CDMA2000 1X and CDMA2000 1xEV-DO serta melakukan coding atau decoding pada kanal CDMA. 4) Membuat sinkronisasi clock pada BTS3606. 5) Menampilkan pengawasan keadaan BTS3606. Struktur Fisik Struktur fisik baseband subsystem terdiri dari BCKM, BCIM, CCPM, CECM dan CHCM.
Fungsi
Struktur Logis Adapun struktur logis dari baseband subsystem dapat dilihat pada gambar 4.8 yang menggambarkan proses logika pada baseband subsystem.
pembawa pada mode multichannel.
CDDU
Gambar 9 Struktur logis baseband subsystem
Menyaring dan melakukan duplex isolation pada dua sinyal yang diterima atau ditransmisikan. CDDU merupakan salah satu bagian dari RF front end modul.
Struktur Logis Adapun struktur logis dari radio frequency subsystem dapat dilihat pada gambar 4.9 yang menggambarkan proses logika pada radio frequency subsystem.
Akses baseband subsystem yang melalui antarmuka E1/T1/FE dihasilkan oleh BCIM kemudian dilanjutkan ke BSC. Hubungan baseband subsystem dengan CTRM/CMTR melalui interface elektrik dihasilkan oleh CCPM/CECM. Selain itu, CCPM/CCEM juga menghubungkan baseband subsystem dengan MTRM yang berada di dalam ODU3601C melalui antarmuka optik. 3.2.5
Radio Frequency Subsystem RF Subsystem dari BTS3606 memiliki beberapa fungsi antara lain pada forward link, RF subsystem menghasilkan daya yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal dan menyaring sinyal transmisi yang akan mengudara. Pada reverse link, RF subsystem menyaring sinyal yang diterima BTS antena. Struktur Fisik Struktur fisik radio frequency subsystem terdiri dari CTRM, CMTR, CHPA, CMPA, CDDU yang memiliki fungsi seperti pada tabel 4.3. Tabel 4. 3 subsystem
Fungsi struktur fisik radio frequency
Modul
Fungsi
CTRM
Melakukan modulasi/demodulasi konversi up/down baseband.
proses dan sinyal
CMTR
Melakukan proses modulasi dan demodulasi sinyal RF subsystem pada mode multichannel.
CHPA
Memperkuat daya untuk mentransmisikan sinyal pembawa pada mode singlechannel.
CMPA
Memperkuat daya mentransmisikan
untuk sinyal
CDDU: Compact-BTS dual duplexer unit CTRM: Compact-BTS transceiver module CHPA: Compact-BTS high power amplifier unit CMTR: Compact-BTS multi-channel transceiver module CMPA: Compact-BTS multi-channel power amplifier
Gambar 10 Struktur logic RF Subsystem
RF subsytem dihubungkan dengan baseband subsystem melalui kabel RF dan papan fleksibel yang berada pada backplane. RF subsystem juga dihubungkan dengan antena melalui feeder interface pada CDDU. 3.2.6 Antenna Subsystem Antenna subsystem terdiri dari dua komponen antara lain : RF antena yang digunakan untuk memancarkan sinyal RF termodulasi dan menerima sinyal mobile station (MS) dan Satellite synchronization antenna digunakan untuk menghasilkan sinyal synchronization clock pada sistem CDMA. RF Antena (Radio Frequency Antena) Sistem RF antena pada BTS terdiri dari beberapa bagian, antara lain : RF antena, jumper antara antena dan feeder, feeder, dan jumper antara feeder dengan bagian paling atas dari cabinet.
Gambar 11 Struktur RF antena
Satellite Synchronization Antenna Untuk keamanan dan keakuratan data, BTS menerima sinyal dari GPS atau sistem GLONNASS melalui satellite synchronization antenna untuk sinkronisasi komunikasi nirkabel. Sistem satellite synchronization antenna terdiri dari beberapa bagian,antara lain : antena, jumper yang menghubungkan antara antena dan feeder, feeder, jumper yang menghubungkan feeder dengan bagian atas cabinet serta lightning arrester.
(EAC), power inspecting board (PIB) dan environment monitoring unit (EMU). Environment alarm chest (EAC) EAC mengumpulkan informasi tentang informasi keadaan BTS. Jika alarm mendeteksi adanya “alarm condition” maka alarm akan mengirimkan informasi ke BSC. EAC terdiri dari beberapa komponen, antara lain : host, temperature and humidity sensor, smoke sensor, infrared tube, dan door status switch. Terdapat dua macam EAC yaitu EAC-1 and EAC-2
(1)
(2) Gambar 13 (1)EAC-1, (2)EAC-2
Gambar 12 Struktur satellite synchronization antenna
3.2.7
Power Supply Subsystem Power supply unit (PSU) yang dipasang di dalam BTS3606 menghasilkan daya +24 V DC untuk BTS yang terdiri dari peralatan distribusi daya, pengawasan daya, dan lightning protection. Power supply subsystem dari BTS terdiri dari dua jenis daya masukan, antara lain : +24 V DC dan ¨C48 V DC.
Power inspecting board (PIB) PIB bertugas untuk mengawasi catu daya pada BTS. Jika PIB tidak dapat mendeteksi daya masukan utama, maka PIB akan mengirim alarm pada BSC melalui BTS. PIB dapat secara langsung terhubung dengan BTS atau dapat juga mengirim alarm pada BTS melalui EAC. PIB terbuat dari kotak logam putih.
Gambar 14 Power inspection module
3.2.8
Environment Monitoring Subsystem Pada umumnya, Shelter memiliki lokasi yang jauh satu sama lain dan untuk memastikan pengoperasian BTS terjadi secara normal dan untuk mengatasi kecelakaan maka dibutuhkan environment monitoring subsystem. Environment monitoring subsystem terdiri dari beberapa komponen, antara lain : BTS alarm interface, environment alarm chest
Environment monitoring unit (EMU) Environment monitoring interface dari BTS3606 terletak pada EAC interface pada bagian atas cabinet. EMU terdiri dari : power circuit unit, CPU, circuit for checking Boolean value signals, circuit for checking analog signals, dan circuit with RS485 serial port.
3.2.9
Lightning Protection and Grounding Lightning protection and grounding terdiri dari lightning protection system dan equipment grounding. Lightning Protection System Lightning Protection System untuk peralatan komunikasi terdiri dari external lightning protection system dan internal lightning protection system. External lightning protection system melindungi peralatan dari kerusakan pencahayaan langsung. Internal lightning protection system melindungi peralatan dari kerusakan pencahayaan tak langsung. Equipment Grounding Tujuan utama dari grounding adalah untuk melindungi peralatan dari gelombang interferensi elektromagnetik yang berasal dari luar dan untuk menjaga keamanan manusia dan peralatan. Grounding merupakan aspek paling utama dalam proteksi. 3.3 BTS Signal Flow Sinyal BTS terdiri dari : sinyal trafik abis (Abis traffic signal), sinyal pensinyalan abis (Abis signaling signal), sinyal Operation and maintenance (O&M), sinyal Clock, dan sinyal Local maintenance terminal (LMT). 3.4 3.4.1
Operation and Maintenance Structure of Local O & M System
Proses far-end maintenance adalah sebagai berikut : 1) Pengguna memasukkan perintah (command) melalui LMT. 2) BAM memproses perintah (command) dari LMT. 3) BAM mengirimkan perintahperintah (commands) ke host (BSC atau BTS) dan menunggu respon yang akan terjadi. 4) BAM merekam kejadian-kejadian (seperti kesuksesan, kegagalan, timeout atau ketidaknormalan dari operasi suatu sistem). Dengan cara ini pengguna dapat mengontrol BTS dari BSC dan melakukan perencanaan jaringan secara terpusat. Near-end Maintenance Untuk melakukan near-end maintenance, LMT dihubungkan ke BTS melalui kabel (network cable). Pengguna dapat masuk ke BTS melalui Telnet client dan mengeksekusi perintah MML untuk proses maintain BTS. Begitu pula sebaliknya, pengguna dapat memasuki BSC BAM dari BTS untuk melakukan maintenance BSS. 3.4.2
Structure of M2000 System Sistem M2000 memungkinkan fungsi maintenance secara terpusat untuk komunikasi mobile. Berbagai elemen jaringan (seperti BSC, MSC dan HLR) menghubungkan sistem M2000 melalui local area network (LAN) atau wide area netwok (WAN).
IPoE Dialup Server
BTS
IPoA
NE
NE
IPoE
PSTN
IPoA BSC IPoE
Router
Internet BTS
IPoE Router
WS M2000 Server
Router
Gambar 15 Local O&M system of the BSS/AN
NE
E1,DDN,X.25,frame relay
Router
Far-End Maintenance Untuk menjalankan fungsi maintenance pada BTS, LMT (Local Maintenance Terminal) dikonekdikan dengan BSC BAM. Sistem lokal untuk O & M dari BSS didesain dalam struktur (C/S), dimana LMT sebagai client dan BAM sebagai server.
WS
Gambar 17 Networking dalam sistem M2000
Dalam sistem M2000, pengguna dapat melakukan beberapa fungsi seperti : 1) Performance management : menyimpan pengukuran traffic yang
telah dilakukan NE di sisi client dan melihat hasil eksekusi kejadian yang telah dilakukan pada seluruh jaringan (network). 2) Fault management : mengumpulkan data alarm dari NE. 3.4.3
Data Configuration Management Data configuration management dari BTS dijalankan oleh LMT dan memiliki beberapa fitur, yakni Easy-to-use MML interface with predictive text input function, Strict user authority defining the operation scope of each level, Reasonable task assignment for the purpose of flexible operations, Local maintenance atau remote centralized maintenance dan Online data modification and loading without affecting services 3.4.4
Interface Tracing Fungsi interface tracing dari BTS diimplementasikan oleh LMT. Pengguna dapat menggunakan maintenance navigation tree dari LMT untuk proses tracing dan me-review hasilnya. Pengguna dapat membuat interface or signaling tracing tasks untuk memonitor connection procedure, service procedure and resource usage secara real time. Hasil tracing dapat dilihat baik secara online maupun offline. Subscriber and signaling tracing dapat membantu untuk mencari lokasi kesalahan dengan tepat. Performance Management Performance management pada BTS dilakukan oleh M2000. BTS menghasilkan data-data operasi dan layanan FTP. M2000 digunakan sebagai FTP client untuk menerima file-file hasil operasi yang akan digunakan untuk performance management. M2000 dapat membantu pengguna untuk malakukan performance management untuk seluruh jaringan sesuai kebutuhan. Informasi yang didapatkan dari hasil performance measurement sangat penting sebagai referensi untuk menghitung kinerja dan optimasi jaringan. Alarm Management BTS mengirimkan informasi alarm ke LMT atau M2000 dan menyimpannya ke dalam alarm files. BTS mengumpulkan informasi mengenai alarm dan membagi informasi tersebut berdasarkan tipe dan kondisinya. Setelah proses ini, BTS mengirim informasi alarm ke LMT atau M2000. LMT
atau M2000 menunjukkan informasi alarm dalam GUI, menunjukkan lokasi, sebab dan saran untuk proses troubleshooting. Log Management Log management dari BTS dilakukan oleh LMT atau SMT. Sistem dari BTS mengumpulkan dan menyimpan equipment operation, service operation, and service communication logs. Dari logs, pengguna dapat mengetahui kejadian-kejadian baik yang sedang berlangsung maupun yang telah terjadi beberapa waktu yang lalu mengenai system, operation information, dan alarm information. Hal ini diperlukan untuk menghindari kesalahan di dalam sistem.
IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama melakukan Kerja Praktek pada Divisi Fixed Wireless Network PT. Telkom RO Semarang, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Sistem telekomunikasi CDMA20001X merupakan pengembangan dari CDMAone, dimana di dalamnya juga terintegrasi layanan paket data. 2. CDMA2000 memiliki dua macam kanal yaitu kanal fundamental dan kanal supplemental. Kanal fundamental sebesar 9,6 Kbps biasa digunakan untuk panggilan suara, sedangkan kanal supplemental digunakan ketika melakukan panggilan paket data berkecepatan tinggi minimal dua kali kecepatan kanal fundamental, dan maksimal mencapai 153,6 Kbps 3. TELKOM Flexi RO Semarang menggunakan CDMA 800 MHz dan menggunakan BTS3606 merupakan salah satu produk dari Huawei. 4. Unit logis BTS3606 yang digunakan pada Telkom Flexi terdiri dari 4 bagian utama yaitu baseband subsystem, RF subsystem, power supply subsystem dan antenna subsystem. 5. BTS3606 memiliki beberapa keunggulan seperti aplikasi lebih lebar (cocok untuk frekuensi 450M, 800M, 1.9G, 2.1G), support konfigurasi pada CDMA 2000 1X..
6. Total power transmit pada top cabinet BTS3606 sebesar 40W dan maksimum dari tiga ODU soft BTSs dapat dikaskade sehingga penyebaran sinyalnya efektif. 7. Dalam segi jaringan, BTS3606 dapat disokong oleh ATM transmission interface mode berdasarkan pada E1/ T1 dan IP transmission interface mode berdasarkan pada E1/T1 dan FE( Ethernet) serta cocok juga digunakan pada mode- mode jaringan seperti bintang, rantai, pohon, slot waktu, IP networking, dan cascading ODU soft BTS. 4.2
Saran 1. Dengan adanya pengguna Telkom FLEXI di Indonesia, maka perlu dipertimbangkan efisiensi dan efektifitas dari layanan PT. TELKOM DFWN RO Semarang harus ditingkatkan. 2. Perlu ditambahkan literatur-literatur yang mendukung pada PT. Telkom Flexi DFWN RO Semarang.
DAFTAR PUSTAKA
CDMA BSS Product Training Volume 1, Huawei Technologies. 2007. CDMA BSS Product Training Manuals Volume 1, Huawei Technologies. 2007. Rappaport Theodore. 1999. Wireless Communication, New Jersey: PrenticeHall,Inc. Rifaat A. Dayem. 1997. PCS and Digital Cellular Technologies, New Jersey : Prentice-Hall, Inc. Roger L. Freeman. 1998. Telecommunication Transmission Handbook, Fourth Edition, Canada: John Wiley & Son,Inc. Santoso, Gatot. 2004. Sistem Selular CDMA, Yogyakarta: Graha Ilmu. Sutomo. 2004. Pengantar Sistem Komunikasi Nirkabel, Jakarta: Grasindo. William C. Y. Lee. 1995. Mobile Cellular Telecommunications, Second Edition, New York: McGraw-Hill, Inc. www.Awardsolutions.com www.CDG.com www.Huawei.com www.Qualcomm.com
Biodata Penulis Nurul Tristanti (L2F006068) lahir di Seamarang, 18 Januari 1989. Mahasiswi Teknik Elektro Universitas Diponegoro Konsenrasi Elektronika Telekomunikasi. Melaksanakan kerja praktek di PT. Telkom Flexi DFWN RO Semarang.
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Imam Santoso, ST,MT NIP. 132 283 184