Bab8 Manajemen Perkreditan
1. PENGANTAR Seperti telah disebut-sebut sebelumnya, sesudah bank berhasil memenuhi kebutuhan akan likuikitas melalui penyediaan cadangan primer dan cadangan sekunder secara memadai, maka prioritas berikutnya ialah pemasokan kredit untuk para nasabah. Tidak ada yang menyangsikan bahwa pemasokan kredit bagi nasabah di samping merupakan fungsi ,utama,juga merupakan sumber utama pendapatan bank pada umumnya. Tambahan pula selain itu, pemasokan kredit juga merupakan kegiatan bank yang pada umumnya dapat menumbuhkanpermintaan akanjasa-jasa bankjenis lainnya seperti misalnya transaksi transfer dan transaksi valuta asing, dan tidak jarang bahkankegiatan pemasokan kredit tersebut juga membawa dampak berupa meningkatnya dana simpanan para nasabah dalam berbagai bentuknya, yaitu: giro, deposito atau tabungan. ' Oalam bab ini akan diuraikan mengenai masalah pengelolaan kredit-bank. Masalah pengelolaan kredit atau 'credit management' tersebut cakupannya cukup luas. Pengetahuan mengenai keaneka ragaman kredit untuk nasabah beserta karakteristik setiap jenis kredit periu difahamioleh setiap pimpinan bank. Oemikian juga mengenai ketentuan-ketentuan yang berlaku yang mengatur tentang-kredit perbankan periu difahami juga. Selain faktorfaktor internal, seperti misalnya struktur dan besarnya aktiva bank yang tersedia, struktur dan besarnya pasiva bank yang tersedia, jenis, keadaan dan komposisi sarana perbankan dan personalia yang ada, faktor-faktor eksternal seperti misalnya suasana dunia usaha pada umumnya dan suasana bisnis perb&nkanpada khususnya, lokasi bank dan lain sebagainya, merupakan variabel-variabel yang perlu mendapatkan perhatian dari para pengelola bank, khususnya dalam merumuskan kebijakan manajemen bank pada umumnya dan kebijakan manajemen perkreditan pada khususnya. 2.
FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERHA TIKAN DALAM MERUMUSKAN KEBIJAKAN KREDIT
Seperti telah diuraikan di depan, fungsi penciptaan kredit merupakan salah satu fungsi pokok untuksetiapbank.Ini membawakonsekuensibahwauntuk semuabank,keberhasilannya dalam pengelolaan kredit turut menentukan keberhasilan bank dalam menghasilkan laba maupun juga dalam mempertahankan kelestariannya. 96
Dalam menentukan kebijakan perkreditan, seperti halnya juga dengan kebijakankebijakan di bidang lain, banyak faktor yang perlu diperhatikan oleh bank. Pada garis besarnya faktor-faktor tersebut adalah sebagai di bawah ini: A. FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN: Bank menjalankan kegiatannya bukanlah dalam alam yang hampa, melainkan dalam lingkungan yang penuh dengan dinamika. Unsur-unsur yang membentuk lingkungan bisnis .
perbankanyangpokokialah: I. 2. 3. 4. 5.
Suasan~ politik dan ekonomi dunia Suasana sosial, politik, kepemerintahan dan hukum nasional. Suasana dunia usaha dan suasana bisnis perbaQkanna~ionaldan lokal. Struktur perbankan yang ada. Keanekaragamanjenis produkjasa perbankan pada umumnya danjenis kredit perbankan pada khususnya, baik yang ada maupun yang potensial bisa dikembangkan. B. KEADAAN PERSAINGAN: Tereakup dalam pehgertian persaingan di sini ialah struktur perbankan/'banking structure' dalam perekonomian, seperti dimaksudkan dalam butir A4 di atas.Pada dasarnya pengetahuan mengenai keadaan persaingan yang dihadapi oleh sebuah bank merupakan hasil analisis data faktor-faktor lingkungan dan beniuk-bentuk pasar yang terdapat dalam perekonomian. Pembedaan bentuk-bentuk pasal-,seperti yang banyakdisajikan oleh bukubuku teks ekonomi mikro ke dalam bentuk-bentuk pasar monopoli, oligopoli, persaingan monopolistik dan persaingan sempurna, intinya sangat berguna dalam membuat analisis keadaan persaingan dalam dunia perbankan, sekalipun penjabarannya dalam-dunia nyata masalahnya pada umumnya jauh lebih kompleks lagi. Dari analisis .mengenai keadaan persaingan di pasar, diharapkan dapat diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut: a. Bagaimanaposisi bank dipasarpenjualan: monopoli, oligopoli, persaingan monopolistik ataukah poli-poli? b. Bagaimana posisi bank di pasar pembelian: monops.Jni,oIigopsoni, ataukah monopoli bilateral? e. Jenis persaingan yang ada: apakah persaingan bunga/ interest competition' ataukah persaingan nonbunga. Untuk perekonomian kita pada masa-masa sekarang dapat diduga bahwa bentuk pasar yang dijumpai oleh bank-bank pada umumnya berkisar pada bentuk-bentuk pasar oligopoli, persaingan monopolistikdan poli-poli. Bank yang besar-besar, yang kebijakankebijakannya memiliki dampak yang eukup kuat dalam pasar adalah eukup beralasan untuk dikatakan memiliki bentuk pasar oligopoli. Sedangkan untuk bank-bank ukuran menengah dan keeil yang berlokasi di kota-kota besar, eenderung memiliki bentuk pasar persaingan monopolistik.
97 --
-
c.
----
KEADAAN MELEKAT PADA BANK:
Seperti halnya tidak akan dijumpainya dua orang yang seratus persen sarna, kita dapat mengatakanjuga di duniaini tidak akan dij"umpaiadanya dua ballkyang seratus persen sarna. Perbedaan tersebut membawa konsekuensi berupa tidak samanya kinerja yang dicapai oleh bank yang satu dengan yang dicapai oleh bank yang lain, sekalipun kedua bank tersebut beropearsi dalam lingkungan yang sarna. Adapun faktor-faktor yang memb~dakan antara bank/yang satu dengan bank Yattglain, yang berartijuga yang menyebabkan berbedanya kemampuan bersaing antara bank yang satu dengan bank yang lain, yang sangat pokok ialah: 1. Struktur organisasi internal bank. 2. Jumlah, mutu dan susunan aktiva, pasiva dan sumber-sumber daya lainnya yang tersedia bagi bank. 4. Temperamen dan sikap para pemegang pimpinan bank dan para karyawan bank. 5. Lokasi bank. 3.
KETENTUAN-KETENTUAN
YANG BERLAKU:
Dalam merumuskan kebijakan bank di bidang pemberian pinjaman kepada fi~ak ketiga, para pengelola bank dengan sendirinya hams memperhatikan di samping faktorfaktor lingkungan dan faktor-faktor persaingan, juga kebijakian-kebijakan Pemerintah, termasuk di dalamnya kebijakan-kebijakan Bank Sentral. Kebijakan-kebijakan Pemerintah dan kebijakan-kebijakan Bank Sentral tersebut tertuang dalam peraturan-p~r~turan hukum ' yang beraneka ragam bentuknya, dari, peraturan-peraturan hukum yang terkodifikasi dalam kitab undang-undang (khususnya Kit-abUndang-Undang Hukum Perdata dan Kitab Uhdang-Undang Hukum Dagang) maupun tidak terkodifikasi, peraturan-peraturan Pemerintah, keputusan-keputusan 'Presiden, keputusan-keputusan Menteri, sampai juga yang berbentuk surat-sural edaran Gubernur Bank Indonesia. Di bawah ini disajikan uraian singkat mengenai ketentuan-ketentuan pokok di bidang perkreditan yang berlaku di ,Indonesia 1. Pengertian .
Pinjaman yang diberikan oleh bank (yaitu yang biasa disebut kredit) dapat didefinisikan
sebagai penyediaan uang a au tagihan-tagihan yang dapat disarnakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjarn-memin jam antara bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjarn berkewajiban mehinasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan dalarn perjanjian. Macam Kredit Berdasarkan Jangka Waktu Kredit Kalau didasarkan pada jan gka waktu kredit, biasa dibedakan tiga jenis kredit, yaitu:' 1.
98
~redit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum satu tahun. Dalarn kredit jangka pendek juga termasuk kredit untuk tanarnan musiman yang berjangka waktu lebih dari 1 tahun.
2. 3.
Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang berjangkawaktu antara 1 tahtm sampai dengan 3 tahun, kecuali kredit untuk tanaman musiman tei1entu. Kreditjangkapanjang, yaitu kredit_yan8berjangka waktu lebih dfIri3 tahun.
Macam Kredit Berdasarkan Pemakai Atau Berdasarkan Tujuan Yang dimaksud dengan pemalGiikredit ialah fihak yang menerima kredit. Mengingat bahwa pennintaan akan kredit timbul dari adanya kebutuhan dari fihak peminta kredit untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang direncanakan, maka penggolongan kredit berdfsarkan tujuan erat sekali dengan penggolongan kredit berdasarkan pemakai. Berdasarkan perbedaan pemakainy~, maka kreditperbankan bisa dibedakan antara: kredit konsumen, kredit produsen, kredit antar bank, dan terutama di negara-negara maju juga kredit kepada pemerintah. Kredit produksi dalam artian yang luas mencakupjugakredi{ perdagangan, kredit ekspor, kredit impor, kredit persediaan, 'equipment leasing', kredit
pertaniart,kredit 'realestate' dan sebagainyalagi.
'
Jaminan kredit Menurut ketentuful yang berlaku, bank umum tidak memberikan kredit tanpa jaminan kepada siapapunjuga. Yang dimaksud dengan jam inan adalahJaminan dalarn arti luas yaitu jaminan yang bersifat materiil maupun yang bersifat immateriil. Fungsi pe~beriailjami~an tersebut adalah guna memberikan hak dan kekuasaan kepada bank untuk mendapatkan pelunasan dengan ba,rang-barangjaminan tersebut bilamana debitur bercidera janji tidak membayar kembali hutangnya pada waktu yang telah ditetapkan dalam' perjanjian. Agar supaya bank dapat melaksanakaifhak dan kekuasaan atas barang'Jaminan teimaksud, inaka perlu terlebih dahulu dilakukan pengikatan.,secarayuridis formal atas barang jaminan yang bersangkutan menuruthukum yang-berlaku. FasUi~ kredit Kepada fihak-fihak tertentu, antara lain ialah kepada anggotakoinisaris, anggota direksi, pemegang saham, perusahaan yang sebagian hak kepemilikannya dimiliki oleh bank, bank dibenarkan untuk menyediakan fasilitas kredit yangbesarnya dib~tasi oleh ketentuanketentuan yang berlaku, yang nampaknya pada umumnya merupakan pembatasan terhadap keleluasaan bank'dalam pemberian kredit. Sebagai contoh misalnya ketentuan pemberian fasilitas kredit kepada perusahaan yang sebagian hak kepemilikannya dimiliki oleh bank, berlaku ketentuan bahwa perusahCl'fUl tersebut diperlakukan sarna dengan debitur atau debitur grup biasa, sehingga terkena ketentuan batas maksimum pemberian kredit sebesar 20% dari modal seIJfliribank untuk setiap perusahaan dan sebesar 50% dari modal sendiri bank untuk perusahaan group. Fasilitas cerukan Yang dimaksud dengan cerukan adalah pemberian fasilitas pelampauan penarikan atas saldo rekening giro yang tersedia secara efektif atau pelampauan at;a&. maksimum pinjaman yang diberikan berdasarkan akad kredit. 99
---
Mengenai cerukan. bank dapat mempertimbangkan pemberian fasilitas cerukan bagi para nasabahnya. berdasarkan penilaian terhadap bonafiditas nasabah yang bersangkutan. dengan ketentuan antara lain ialah bahwa besarnya cerukan yang dapat diberikan kepada nasabah secara individual setinggi tingginya adalah: a. Bagi nasabah giro.-sebesar15persen dati saldo rekening giro yang tersedia secaraefektip pada saat terjadinya cerukan. b. Bagi nasat>ahdebitur. sebesar 15 persen dari maksimum pinjaman yang diberikan berdasarkan akad kredit.
4. KARAKTERI5.TIK BEBERAPA JENIS KREDIT Pada sub-bab 3 telah diuraikan beberapajenis kredit bank. Adapun uraian yang disajikrm pada sub-bab ters~but ditekankan pada aspek peratl)ran-peraturan hukumnya. Untuk maksudmaksud p~ngambi1an keputusan manajerial dalam bidang perkreditan tidak hanya pengetahuan tentang kendala-kendala hukum yang melekat pada berbagai jenis kredit tersebut, tetapijuga tentang karakteristik, yaitu sifat-sifat khas yang dimiliki oleh berbagai jenis kredit bank termaksud sahgat relevan pula untuk ikutdipertimbangkan. Di bawah ini 9iuraikan secara garis besar karakteristik beberapa jenis kredit yang dipandang relevan bagi manajer bank untuk mempertimbangkannya.
Oalam perekonomian yang mengamh sistem pasar, macam kredit yang disajikan oleh bank kepada para nasabahnya banyak sekali macam-ragamnya. Kiranya tidak ada satu tulisanpun yang mampu memuat semuajenis kredit bank yang terdapat dalam perekonomian. Ini berarti bahwa apa yang dibicarakari dalam bab ini, atau bahkan juga dahim buku ini, sifatnya tidak limitatif. 1. Kredit konsumsi; sering juga disebut kredit konsumen. Yaitu kredit yang di sediakan oleh bank kepada nasabahnya yang berupa orangpeoranganatau rumah-rumah tangga kelt!arga. yang pemakaiannya dengan sendiri nya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran konsumsi mereka. Pada umumnya konsumen mempunyaisikapyang relatiflebih emosionaldibandingkandengankelompokpemakai kredit produsen. Untuk berhasilnya kebijakan manajemen dalam bidang pemasaran, manajer bank perlo sekali memperhatikan hal tersebut. Keberhasilan produk perbankandalambentukkartukredit/'creditcard' erat hubungannyadeng an karakteristik tersebut. Keberhasilan fihak tokopenjaja bar~mgdagangan konsumsi dalam memperluas pasar penjualannya dengan cara menerima kartu kredit dapat pula dihubungkan dengan keberhasilan bank tersebut. Selain itu, derajat kepastian pembayaran kembali,untuk kredit konsumsi kecenderungannya lebih rendah bila dibandingkan dengan kredit-kredit produsen. Selanjutnya dapat pula dikatakan , bahwa dari segi besarnya transaksi, untuk kredit konsumsi dengan sendirinya pada umumnya, relatif kedl, sehingga bank-bank yang tergolong jenis 'retail bank' -lah. .dengan suku bunganya yang tinggi. mampu melayani pemasokan kredit-kredit konsumsi dengan berhasil. .
2.
Kredit produksi. Ini biasajuga disebut kredit usaha atau kredit produsen, dan boleh dikatakan merupakan
100
--kebalikan dari kredit konsumen. Untuk kredit produsen fihak pemakai jasa kreditnya adalah perusahaan. Kredit produksi lebih lanjut bisa dibeda-bedakan lagi: (a) berdasarkan perbedaan bidang usaha, (b) berdasarkan perbedaan fungsi pembelanjaan dari segi pemakai kredit, dan (c) berdasarkan perbedaan macam jaminan. Di bawah ini disajikan beberapa contoh berbagai macam kredit produsen t~rsebut: A. Jenis-jenis kredit produsen berdasarkan bidang usaha: I. kredit usaha dagang, 2. kredit usaha tani, 3. kredit usaha perkebunan, 4. kredit 'real estate', dan seterusnya. B. Jenis kredit produsen berdasarkan fungsi pembelanjaan:
I. kreditinvestasi..
2. kredit candak-kulak, 3. kredit modal kerja, dan seterusnya. C. Jenis kredit produsen berdasarkanjaminan: I. kredit kolateral, yaitu kredit dengan jaminan surat berharga, 2. kredit dengan jaminan aktiva tetap, 3. kredit tanpa jaminan, dan seterusnya. Kredit usaha dagang yang banyak dimanfaatkan oleh pedagang-pedagang kecil yang banyak dijumpai dalam perekonomiankita banyak yang berbentuk kredit candak-kulak, dan oleh karenanya banyak yang merupakan kreditjangka pendek. Usaha dagang ukuran besar di lain fihak, dengan melihat pola kegiatan serta jenis barang dagangannya, mempunyai peluang yang menguntungkan untuk menggunakan baik kredit jangka pendek yang menggunakanbarang dagangan sebagaijaminan, kredit modal kerja danjuga kredit investasi yang dalam alam deregulasi suku bunganya mempunyai kecenderongan lebih rendah dibandingkan dengan suku bunga jangka pendek. Macam kredit yang dibutuhkan oleh petani sawah dan petani palawija misalnya juga berbeda dengan kredit yang dibutuhkan oleh perusahaan perkebunan. Kalau melihat pola fluktuasi kegiatannya, maka tidak sulit untuk menyimpulkan, bahwa dalam ke banyakan hal kredit yang tepat diberikan kepadapara petani sawahdan petani palawija adalahkreditjangka pendek. Sedangkanbagi perkebunan, yang pada umumnya cocok ialah kredit denganjangka waktu lebih daripada satu tahun. Adapun berapa lebihmya waktu yang diperlukan, hal itu tergantung pada panjang-pendeknya umur tanaman untuk mulai bisa berbuah secara menguntungkan. 5.
ANALISIS
KREDIT DAN TOLOK UKUR SEKIAN C
Sebelumnya telah disinggung-singgung bahwa tujuan pokok analisis kredit ialah untuk mengetahui kemauan serta kemampuan calon debitur dalam memenuhi kewajiban pembayaran bl;1ngadan pokok pinjaman tepat pada waktunya.
101 ---
Dalam usaha memperoleh pengetahuan mengenai kemauan serta kesediaan memenuhi kewajiban calon debitur menurut pendapat Norman J. Collins hilah bahwa pada wawancara tahap pertama, bank bisa mengajukan serangkaian pertanyaan, yang kurang lebihnya sebagai berikut:2 I. Siapakah peminjammya? 2. Mengapa ia datang di bank mengajukan p~rmohonan pinjaman, padahal [sebelumnya] ia bukan nasa bah bank? 3. Berapa besar kredit yang dibut uhkan? 4. Kredit akan dipergunakan untuk apa? 5. Bagaimana kredit y~mg diminta dapat memecahkan masalah yang dihadapai oleh
pemintakredit?
I
6. 7. 8. 9. 10.
Mengapa berpendapat demikian? Bilamanakah pinjaman ,akan dilunasi? Dari manakah dana yang dipergunakan untuk melunasi pinjaman berasal? Informa~i keuangan apa sajakah yang dapat diperoleh'? Dari segi keuntungan apakah artinya pinjaman tersebut bagi peminjam clanjuga bagi bank yang memberikan pinjaman? i I. Bila calon. peminjam belum menjadi nasabah, dari mana sajakah ia memperoleh pinjaman sebelumnya?
Dari rangkaian pertanyaan di atas, yaitu yang terdiri dari sebelas pertanyaan, sebagian informasi yang dibutuhkan mungkin telah bisa dirasakan cukup. memadai, dan sebagian mungkin masih belum berhasil diperoleh secara memadai. Kredit yang nilainya kecil-kecil seperti yang banyak disajikan oleh BPR (Bank Perkreditan Rakyat) analisis kredit yang diturunkan dari data dan informasi yang ber hasil dikumpulkan melalui sebelas pertanyaan yang diajukan ol~h pimpinan bank,.atau bahkan oleh kasir, sesederhana yang digambarkan di atas, pada umumnya bisa dikatakan cukup memadai. Tetapi untuk kredit-kredit yang diberikan oleh bank-bankumum dikota-kota besar, analisis kredit yang lebih terinci dan lebih lengkap pada umumnya sangat diperlukan. Baik analisis ¥edit yang sederhana seperti yang dilakukan oleh bank-bank perkreditan rakyat di desa-desa kecamatan ataupun yang cukup kompleks, seperti yang dilakukan oleh kebanyakan bank-bank raksasa dikota-kota besar, tujuan pengumpulan data dan informasi mengenai pemohon kredit dan mengenai kebutuhan atau permintaan kredit yang mereka ajukan adalah sarna, yaitu menerapkan t%k ukur aneka C. Tolok ukur aneka C ini, yaitu tolok ukur yang bisa berbentuk t%k ukur 3C, t%k ukur 4C, t%k ukur 5 C, t%k ukur 6C dan seterusnya nampaknya merupakan tolok ukur yang usianya cukup panjang yang tidak mengalami aus dengan berjalannya waktu. Dalam buku yang ditulis. pada tahu~ 1951 ~leh Roland I. Robinson misalnya, diketengahkan adanya beberapa variasi bertahap. penggunaan tolok ukur C dalam ana}\sis kredH. la mengatakan bahwa tiga C yang paling banyak dipakai ialah: 'character',. 'capacity' dan 'capital'. Ini yang pokok. Terhadap bentuk yang pokok ada yang 102
menambahkan 'collateral', 'coverage' dan' conditions' . Mereka yang arif, tidak mustahil bisa menainbahkan C yang lainnya lagi 3. '. Dari aneka kemungkinanjumlah tolok ukur C tersebut, nampaknya yang paling banyak disebut-sebut dalam literatur adalah lima C, dengan urutan seperti berikut: Character, Capaciity, Capital, Collateral dan Condition: CHARACTER. Ini merupakan tolok ukur C yang paling penting. Yang dimaksud dengan 'character' di sini ialah karakter dari peminjam. Integritas dan kejujuran dari peminjam merupakan faktor yang paling menentukah. Oleh karena itu harns diberi bobot paling bany ak. Catatan peristiwa masa lampau dari peminjam merupakan bayangan apa yang akan ia tampilkan pada waktuwaktu mendatang. Kalau pada waktu yang iampau ia tertib dalam melaksanakan kewajiban mengangsur ilUtangnya, maka di waktu-waktu mendatangpun akan demikian juga kecenderungannya.
CAPACITY. Yang dimaksud dengan kapasitasl' capacity' ini ialah kemampuan pimpinan perusahaan yang mengajukan permohonan kredit dalam mengelola perusahaannya. Kalau kemampuan dalam mengelolanya baik, maka.laba yang diperoleh perusahaan akan besar. Ini dengan sendirinya memungkinkan perusahaan memenuhi kewajiban membayar bunga dan pokok pinjamannya juga. CAPITAL. Perusahaan dengan mQdalyang besar menunjukkan besarnya kemampuan perusahaan untuk dalam keadaan terpaksamelikuidasi kekayaannya guna melunasikewajiban-kewajibari perusahaan. Dengan demikian berarti bahwa semakin tingginya perbandingan antara modal sendiri dengan hutang perusahaan semakin tinggilah prioritas diberikan. COLLA TERAL. Yang dimaksud dengan pengertian 'collateral' ialah jaminan dalam'bentuk aktiva, d~am artian bahwa apabila fihak peminjam tidak mampu memenuhi kewajibannya, maka aktiva yang digunakan sebagai jarninari dijual dan hasil penjualannya dipergunakan untuk memenuhi kewajiban terseb~t. Kiranya perlu mendapatkan perhatian bahwa 'col/ateral' tidak dapat menyebabkan kredit yang jelek menjadi kredit yang baik. Paling jauh hanya menyebabkan denganadanya 'collateral' kredit tersebut.bertambah baik; Selain itu 'collateral' tidak bisa menggantikan atau menutup dua C pertama (yaitu 'character' dan 'capacity') yang lemah. CONDITIONS. Yang dimaksud dengan 'conditions' disini ialah apa yang bisa disebut SUasanadunia usaha/ 'business conqitions' , yaitu istilah lain untuk keadaan perekonomian, khususnya dilihat dengan menggunakan kacamata perusahaan. Dalam mengambil keputusan apakah 103 - --
---
permohonan kredit investasi dikabulkan atau tidak, bank perIu memperhatikan apakah perekonomian menghadapi keadaan resesi atau bahkan depresi; ataukah ekspansi. Selain itu perkembangan teknologi dapat mengakibatkanbertambah pendeknya umur ekonomis sebuah pen~namanmodal;hingga kemampuanpeminjamdalammelunasi hutang-hutangnyanantinya semakin diragukan. 6.
ANAL/SIS
RASIO KEUANGAN
UNTUK ANAL/SIS
KREDIT
Angka yang meminjukkan perbandingan antara nilai keuangan yang satu dengan nilai keuangan yang lain untuk perusahaan yang sarna biasa disebut rasio keuangan, angka banding keuangan, rasio finansial, angka banding finansial, yang semuanya merupakan~ peng-Indonesiaan istilah 'financial ratio'. Interpretasi, yang tidak lain merupa kan hasil analisis terhadap rasio-rasio keuangan tersebut banyak manfaatnya, baik bagi fihak pimpinan perusahaan sendiri maupun bagi fihak-fihak di luar perusahaan yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan bersangkutan. Salah satu di antara fihak-fihak luar perusahaan yang banyak mempunyai kepentingan terhadap perusahaan seperti yang dimaksud ialah bank. Untuk mendapalkan gambaran mengenai kemampuan debiturdalam memenuhi ke.wajiban-kewajibanmembayar yang timbul dari pemanfaatan kredit yang diterimanya dari bank, bank bisa mengambil cara membuat analisis rasio keuangan perusahaan debiturnya. Rasio-rasio keuangan calon debitur yang perlu mendapatkao perhatian bank sebagai calon kreditur, dengan menggunakan berbagai macam kredit yang bisa ditawarkan, dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok rasio keuangan, yaitu kelompok-kelompok rasio keuangan likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas. Ketiga kelompok rasio keuangan tersebut dalam praktek saling kait-mengkait. 7.
SEKELUMIT
RASIO KEUANGAN
Rasio keuangan yang banyak digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas sebuah perusahaan yang akan dibahas dalam dalam bagian ini berturut-turut ialah: rasio lancar ('current ratio'), rasio uji cair ('quick ratio' atau 'acid-test ratio'), lama penagihan rata-rata ('average collection period'), perputaran piutang ('receivable turnover'), perputaran persediaan ('inventory turnover'), dan perputaran modal kerja '(net) working capital turnover' ). 'CURRENT RATIO' ATAU 1~.ASIOLANCAR Rasio lancar yang merupakan angka perbandingan antara nilai aktiva lancar dengan nilai pasiva lancar, sangat lazim digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajibanjangka pendeknya. Dalam literatur banyak disebutsebut bahwa dari sudut pandangan kreditur jangka pendek, rasio lancar setinggi 2,0 yang dipelihara atau dimiliki oleh debitur merupakan angka minimum yang bisa diterima. Adapun penalarannya ialah bahwa apabila debitur menjumpai kesulitan dalam rpelunasi kewajibannya yang sudah jatuh tempo dan terpaksa harus menguangkan beberapa jenis 104
aktiva lancarnya secara tergesa-gesa dengan hargajual yang pada umumnya terpaksanya lebih rendah dibandingkan dengan harga bukunya, maka penurunan harga aktiva lancar yang dicairkanl diuangkan tersebut pada umumnya masih cukup untuk melunasi seluruh kewajibanjangka pendek perusahaan yang ada, yaitu selama tingginya rasio lancar dalam keadaan semula tidak lebih rendah daripada dua. Bank banyak memperhatikan rasio keuangan ini. Mengingat demikian banyak dan demikian pentingnya bank memperhatikan rasio keu angan ini telah menyebabkan banyaknya penulis yang memberikan (nama) parabanl'nickname' 'banker's ratio'/rasio bankir. Terhadap rasio keuangan ini hendaknya diingat, bahwa pemberian kreditjangka pendek, entah bank yang memberikan kredit jangka pendek, leveransir ataupun fihak lain, akan langsung menyebabkan menurunnya nilai rasio lancar tersebut. Selanjutnya perIu kiranya diketengahkan di sini, bahwa rasio lancar mempunyai sifat tingginya berubah-ubah dari waktu ke waktu. Begitu perusahaan memperoleh kredit dari bank atau dari leveransir, rasio lancar seketika itu juga menurun. Sebaliknya, sesaat perusahaan membayar angsuran atau pelunasan hutang jangka pendeknya, rasio lancar nilainya meningkat. Sekalipun, di dalam kedua kejadian tersebut, nilai modal kerja netonya sarna sekali tidak mengalami perubahan. Dengan dengan demikian dapat dikatakan bahwa pola perubahan kegiatan yang sifatnya mllsiman berpengaruh terhadap naik-turunnya rasio lancar perusahaan. Sebagai contoh, ambil saja toko sepatu. Pada beberapa minggu, atau sebulan dua bulan menjelang hari raya ldulfitri, hari raya Natal dan hari-hari dimulainya tahun akademik baru, permintaan akan sepatu mulai meningkat. kemudian menurun d,enganmencapai titik terendah pada hari-hari raya tersebut. Untuk menghadapi kenaikan permintaan tersebut toko sepatu perlu menaikkan besarnya persediaan. Kalau peningkatan persediaan barang dagangan tersebut dibiayai dengan cara mengurangi uang tunai perusahaan, maka rasio lancar perusahaan tidak mengalami perubahan. Sebab pada transaksi seperti itu hanya struktur aktiva lancarnya saja yang mengalami perubahan, sedangkan nilai total aktiva lancar dan nilai total passiva lancarnya sarna sekali tidak mengalami perubahan, sehingga rasio lancarpun tidak mengalami perubahan juga. Akan tetapi penumpukan persediaan yang dilaksanakan dengan hanya dibiayai dari uang tunai yang ada pada umumnya sangat terbatas dan jauh di bawah jumlah yang dibutuhkan untuk menghadapi meningkatnya permintaan yang bersifat musiman tersebut. Untuk mengatas inya, pada umumnya perusahaan memanfaatkan sumber pembiayaan dari leveransir dan atau dari bank berupa kreditjangka pendek. Kalau demikian halnya, maka pada bulan-bulan atau minggu-minggu menjelang melangitnya volume penjualan, rasio lancar perusahaan pada umumnya rendah. Hal mana kiranya mudah difahami, karena bertambah besarnya hutang jangka pendek baik dari leveransir maupun dari bank, yang dibarengi oleh meningkatnya nilai aktiva lancar (dengan jumlah yang sarna), tentu mengakibatkan menurunnya rasio lancar.
105
----
Setelah masa puncak kegiatan penjualan terla mpaui, yaitu pactawaktu-waktu pembelian sepatu barn untuk masuk sekolah barn, untuk masuk kelas barn, untuk Lebaran atau untuk Natalan sudah banyak menurun, maka rasio lancar perusahaan akan ditemui agak sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pada waktu perusahaan memperbesar persediaan barang dagangannya. Hal ini disebabkan karena perusahaan menjual barang dagangannya dengan harga juallebih tinggi dibandingkan dengan harga yang mendasari nilai persediaan barang dagangan pada neraca. Selanjutnya, sesudah uang hasil penjualannya terkumpul, maka dana tersebut bisa dipergunakan untuk mengurangi hutang perusah aan kepada para leveransir, bank dan para krediturjangka pendeklainnya.Penguranganhutangkepadakrediturjangka pendekperusahaan tersebut yang dengan sendirinya langsung akan mengakibatkan naiknya 'rasio lancar' perusahaan. RASIO UJI CAIR Untuk mengetahui tingginya likuiditas sebuah perusahaan pemohon kredit dengan hanya melihat rasio lancamya saja tidak cukup untuk dapat meyakinkan bahwa perusahaan tersebut dalam waktu dekat tidak menjumpai kesulitan dalam memenuhi kewajiban melunasi hutang-hutangnya. Kalau misalnya sebuah perusahaan memiliki rasio lancar yang tinggi, akan tetapi dari seluruh nilai aktiva Iancarnya sebagian besar berupa persediaan bergerak pelan/'slow moving inventory', yaitu persediaan yang berubahnya menjadi uang tunai memakan waktu lama, maka perusahaan bisa juga menghadapi kesulitan dalam melunasi kewajibannya. Hal mana kiranya mudah difahami kalau kita ingat, bahwa persediaan, dalam keadaan yang biasa, tidak dapat langsung dipergunakan untuk melunasi hutang. Dengan menggunakan pertimbangan tersebut, maka untuk mengetahui tinggi-rendahnya likuiditas sebuah perusahaan pemohon kredit , di samping mempergunakan tolok ukur rasio lancar, bank biasanyajuga memperhatikan tolok ukur 'quick rasio', yang seringjuga disebut 'acid-test ratio' atau rasio uji cairoRasio uji cair ini merupakan rasio yang menunjukkan angka perbandingan antara nilai 'quick assets' dengan nilaihutangjangka pendek. Sedangkan yang dimaksud dengan 'quick assets' atau aktiva likuid ialah semua aktiva lancar kecuali persediaan dan berbagai macam uang muka. Sebagai pegangan kasar biasanya angka 1,0 untuk rasio uji cair merupakan angka minimum yang perlu dipertah~kan oleh perusahaan debitur, agar supaya debitur tidak mengalami ketidakmampuan dalam membayar hutang-hutang jangka pendeknya. LAMA PENAGIHAN RATA-RATA Rasiokeuangan lamapenagihan rata-rata ('average collection period ,)biasadipergunakan sebagai tolok ukur untuk menilai tingkat likuiditas aktiva lancar yang berbentuk piutangjangka pendek. Adapun rumus atau formula rasio keuangan lama penagihan rata-rata ialah:
=
piutang niaga neto penjualan kredit: 365 hari
106
Dalam menginterpretasikan rasio lama penagihan rata-rata ini, dasar perbandingan yang paling tepat dipergunakan ialah jangka waktu kredit penjualan. Apabila jangka waktu kredit penjualan yang dipergunakan oleh perusahaan adalah dua bulan (atau 60 hari), maka lama atau masa penagihan rata-rata sebesar 49 hari, harus diinterpretasikan bahwa tingkat likuiditas piutang calon debitur cukup tinggi. Sedangkan apabila jangka waktu kredit penjualan yang dipergunakan hanya satu bulan, maka berarti sekitar 63% dari nilai piutang telah mengalami keterlambatan pembayaran selama rata-rata 19 hari. PERPUT ARAN PIUTANG Rasio perputaran piutang memberikan gambaran kepada analis laporan keuangan mengenai berapa kali tiap tahunnya dana yang tertanarn dalarn piutang berputar dari bentuk piutang kebentuk uang tunai, kemudian kembali ke bentuk piutang lagi. Kalau tujuannya hanya sekedar untuk menilai tingginya likuiditas aktiva lancar berupa piutang jangka pendek, andaikan rasio masa penagihan rata-rata angkanya sudah tersedia, maka rasio perputaran piutang tidak diperlukan lagi. Adapun alasannya ialah karena hubungan an tara kedua rasio tersebut sebetulnya hanya merupakan hubungan kesamaan saja. Apabila masa penagihan rata-ratanya rendah , maka rasio perputaran piutamg mempunyai nilai yang tinggi. Dan viceversa. Ini berarti bahwa piutang yang merniliki angka perputaran yang tinggi menunjukkanjuga tingginya kualitas piutang niaga yang dimiliki oleh perusahaan. Adapun rumus yang dapat dipergunakan untuk rnenghitung angka perputaran piutang ialah:
=
Hasil Penjualan Netto Piutang Niaga Rata-Rata, Netto
PERPUTARAN PERSEDIAAN Rasio keuangan perputaran persediaan diperlukan untuk menilai tingkat likuiditas persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Apabila lain-lain hal sarna,rnakatingkat perputaran yang tinggi menunjukkan tinggi pula likuiditas persediaan. Sebaliknya rendahnya angka perputaran persediaan dapat disebabkan oleh banyaknya 'slow moving inventory', yang bisa disebabkan oleh adanya barang dagangan atau hasil produksi yang tidak begitu laku lagi dijual dipasar; oleh karenaketinggalanjaman, misalnya. Demikianjuga rendahnya perputaran bahan baku dan barang setengahjadi dapat pula disebabkan oleh tidak bisa dipergunakannya lagi sebagian dari persediaan tersebut untuk diolah 1ebih lanjut: baik oleh karena produk akhirnya sudah ketinggalan mode ataukarena telah rusak atau tidak lagi rnemenuhispesifikasi teknik untuk dipergunakan dalam produksi. Tinggi-rendahnya perputaran persediaan yang optimal sangat bervariasi, tergantung antara lain pada jenis bidang usaha, kebijakan pembelian dan kebijakan persediaan dan metode produksi yang dipergunakan. Toko mebel pada umumnya memiliki angka perputaran persediaan yang rendah. Sebaliknya rurnah-rumah rnakan memiliki angka perputaran persediaan yang tinggi. Perusahaan penghasil kain dengan menggunakan benang sebagai 107
---
bahan bakunya cenderung memiliki tingkat perputaran persediaan yang lebih tinggi daripada tingkat perputaran persediaan perusahaan penghasil kain yang semacam tetapi yang menggunakan kapas sebagai bahan bakunya. Untuk perusahaan-perusahaan dagang, perputaran persediaannya biasa disebut 'merchandise turnover', sebab persediaannya hanya berupa persediaan barang dagangan. Sedangkan untuk perusahaan-perusahaan pabrik, perputaran persediaan bisa dalam beberapa bentuk, yaitu: perputaran (persediaan) bahan baku, perputaran bahan pembamu, perputaran suku cadang, perputaran barang setengah jadi atau perputaran persediaan dalam proses dan perputaran barang jadi. Rumus untuk menghitung angka perputaran barang dagangan adalah sebagai berikut:
=
harga pokok penjualan persediaan barang dagangan rata-rata
Untuk perusahaan manufaktur, khususnya bagi para kreditur jangka pendek, kiranya perlu diingatkan bahwa masing-masin g komponen persediaan yang terdiri dari persediaan bahan baku, suku cadang, barang setengahjadi dan barangjadi masing-masing mempunyai sifatyang berbeda-beda,khususnyayang menyangkutnilailikuidasinya.Yangpada umumnya mempunyai harga likuidasi sangat rendah ialah persediaan barang setengah jadi. Untuk barang jadi, hanya hasil produksi yang ketinggalan mode saja yang nilai likuidasinya bisa sangat rendah. Sedangkan untuk bahan baku dan suku cadangl' component parts', pada umumnya nilai likuidasinya relatif tidak begitu jauh dibandingkan dengan harga bukunya. Namun demikian, dari semuanya ini, peranan ada tidaknya inflasi dan metode penilaian atas berbagai macam bentuk persediaan termaksud, tidak bisa diabaikan. PERPUTARAN MODAL KERJA Rasio keuangan yang paling banyak disebut-sebut sebagai tolok ukur likuiditas sebuah perusahaan ialah rasio keuangan 'current ratio '/rasio lancar. Memang dengan membandingkan besarnya nilai aktiva lancar dengan nilai pasiva lancar kita memperoleh gambaran mengenai kemampuan perusahaan dalam memenuhi pembayaran atas kewajiban jangka pendeknya. Mendasarkan pada kerangka pemikiran tersebut, maka dalam literatur banyak yang mengatakan bahwa dalam i<ebanyakanhal rasio lancar yang tidak lebih rendah daripada 2,0 dari segi kepentingan para kreditur jangka pendek sudah bisa dianggap cukup aman. Oengan perkataan lain, pendapat tersebut mengatakan bahwa ditinjau dad segi likuiditas badan usaha, perusahaan yang memiliki rasio lancar setinggi dua bisa dikatakan cukup likuid. Bagi perusahaan, terpenuhinya tuntutan likuditas badan usaha yang cukup tinggi, masih belum cukup. Oi samping pimpinan perusahaan harus menjaga kelancaran pembayaran hutang-hutang jangka pendeknya, ia juga hams menjaga agar supaya kelancaran kegiatan sehari-hari perusahaan tidak terganggu kelancarannya. Oengan perkataan lain, di samping hams memelihara likuiditas badan usaha, pimpinan perusahaan harus pula mcmelihara 108
likuiditas perusahaan. Dalam hal tingginya rasio lancaryang dibutuhkan untuk terpenuhinya likuiditas badan usaha tidak sarna dengan yang dibutuhkan untuk terpeliharanya likuiditas perusahaan, maka perusahaan harns memilih yang tertinggi di antara kedua macam likuiditas tersebut. ANGKA KELIPATAN PENDAPATAN TERHADAP BUNGA Istilah lain untuk rasio keuangan ini ialah 'times interest earned', yang mempunyai kependekan dari 'the number of times, interest has been earned' , dengan terjemahan harfiah 'jumlah berapa kali beban bunga telah dapat ditutup oleh pendapatan". Ini termasuk rasio keuangan solvabilitas, oleh karena rasio ini menunjukkan semakinjauh nilainya di atas angka satu, bisa diinterpretasikan sebagai semakin terjamin kelestarian perusahaan. Selanjutnya berarti, semakin terjamin pula pembayaran bunga dan pengembalian modal pinjaman jangka panjang perusahaan. Rumus untuk menghitung rasio keuangan 'times interest earned' adalah sebagai berikut:
=
laba sebelum pajak + bunga obligasi bunga obligasi
ANGKA KELIPATAN PENDAPATAN
TERHADAP BEBAN TETAP
Rasio keuangan ini sebetulnya tidak banyak berbeda dari rasio keuangan angka kelipatan pendapatan terhadap bunga. Hanya saja apabila beban tetap perusahaan tidak hanya berupa bunga, maka rasio keuangan angka kelipatan pendapatan terhadap bunga menghasilkan rasio keuangan solvabilitas yang kurang tepat.
1m:
=
Rumus untuk menghitung rasio pendapatan terhadap beban tetap adalah seperti di bawah
Pretax Profit + Bond Interest + Other Fixed Charges Bond Interest + Other Fixed Charges
CAT AT AN: Yang dimaksud dengan 'fixed charges' ialah beban-beban tetap perusahaan, seperti misalnya sewa yang sudah dijanjikan dibayar setiap bulan, setiap kuartal atau setiap tahun. Bunga obligasi yang setiap tahunnya harns dibayar, juga merupakan salah satu bentuk dari 'flXed charge' perusahaan.
8. RANGKUMAN Bagi setiap bank, pemasokan kredit kepada para nasabah merupakan kegiatan utama. Darikegiatan tersebut bank memperoleh.penerimaan. Dari hasil penerimaan paling pokok . initah bank membiayai pengeluaran-pengeluaran biaya operasionalnya. 109
Dalam menentukan kebijakan-kebijakanperkreditan, bank perlu memperhatikan lingkungan bisnis perbankan, keadaan persaingan dan faktor-faktor yang melekat pada bank bersangkutan. Selain itu bank juga perlu memperhatikan karakteristik yang melekat pada jenis kredit yang mereka tawarkan. Karakteristik kredit dapat dihubungkan dengan jenis atau macam kredit, yang dasar pembedaannya juga bermacam-macam. Kalau pe ngembalian pokok pinjaman beserta bunganya untuk kredit investasi bisa diharapkan dibiayai dari penghasilan pemakai kredit yang berasal dari penanaman investasi bersangkutan, untuk kredit konsumsi dibiayai dari penghasilan pemakai kredit, yang tidak beda dengan yang diperolehnya sewaktu menerima kredit. Selanjutnya, kredit modal kerja sangat berbeda karakteristiknya dibandingkan dengan kredit investasi. Perbedaan terdapat juga antara persediaan pabrik pengalengan buah-buahan di satu pihak, dan kredit persediaan 'departement store', antara kredit petani tembakau dengan kredit petani cengkeh, antara kredit ekspor dengan kredit candak kulak, dan seterusnya. Dengan memahami karakteristik-karakteristik tersebut dan faktor-faktor lainnya seperti disebutkan di atas, bank dapat menentukan kebijakan-kebijakan mengenai misalnya,jangka waktu kredit, macam jaminan, cara pengembalian pokok pinjaman, tingginya suku bunga yang dikenakan dan sebagainya. Tolok ukur sekian C sangat terkenal dalam analisis kredit. Yang berhasil dijumpai dalam literatur ialah paling kecil mensaratkan 3C, sedangkan yang terbesar 6C. Enam C yang dimaksud ialah: character, capacity, capital, collateral, coverage, dan conditions. Khususnya untuk kredit produsen, kini banyak bank menggunakan analisis rasio keuangan. Berdasarkan data laporan keuangan dan atau laporan keuangan proforma dari pemohon kredit, bank bisa menghitung rasio-rasio keuangan pemohon kredit. Dari nilai rasio-rasio keuangan yang relevan, seperti misalnya rasio lancar, rasio uji cair, angka perputaran piutang, angka perputaran persediaan, angka perputaran modal kerja, bank dapat memperoleh kelengkapan informasi mengenai beberapa di antara enam C yang dimaksudkan tadi.
Catatan kaki: 1 2
3
Lihat khususnya IKPI,Bab XII blOb Norman J. Collins, "Credit Analysis - Concepts and Objectives" dalam William H. Baughn dan Charles W.Walker, eds., The Bankers' Handbook, Dow Jones-Irwin, Inc., Illinois, 1966. hal,279-280. Roland I. Robinson, The Management of Bank Funds, McGraw-Hill Book Company, Inc., New York, 1951, haU27
SOAL LA TIHAN Lingkarilah huruf A, B, C atau D yang menu rut pendapatan Anda merupakan ungkapan yang paling tepat. 1. Dalam analisis kredit dari kelima C, yang merupakan tolok ukur paling pokok ialah: 110
A. Capital, e. Collateral, 2.
B. Capacity, D. Character.
'Banker's ratio' adalah istilah lain untuk: A. Aktiva lancar, e. Rasio uji cair,
B. Rasio lancar, D. 'Capital adequacy ratio'.
3.
Yang tertuang daiamPAKTO'88 adalah: A. kebijakan deregulasi bidang perbankan, B. kebijakan debirokratisasi bidang perbankan, e. kebijakan desentralisasi bidang perbankan, D. kebijakan dekonsentrasi di bidang perbankan.
4.
Fasilitas cerukan merupakan: A. kredit yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada nasabah sebuah bank umum, B. potongan pajak atas bunga tabungan atau bunga deposito e. pelampauan penarikan atas saldo rekening giro atau atas maksimum pinjaman oleh bank, D. jawaban a, b, c dan d tidak ada yang betul.
5.
Bank lebih suka memberikan kredit kepada perusahaan yang memiliki: A. 'banker's ratio' yang tinggi, B. tingkat perputaran persediaan yang rendah, e. angka akumulasi penyusutan atas piutang yang besar D. jawaban a, b, c dan d tidak ada yang betul.
6.
Rasio lancarl'current ratio' sebuah toko swalayan berada pada posisi yang tinggi pada hari-hari: A. menjelang hari raya Idul Fitrie, B. tepat pada hari raya Idul Fitrie, e. pada saat perusahaan baru saja menerima kredit jangka pendek dari bank menjelang puncak kegiatan perusahaan D. pada saat sesudahperusahaan melunasihutangjangka pendeknya kepada bank dan kepada leveransir(yaitu sesudahpuncak kegiatan musimanterlampaui).
7.
Yang tidak bisa dikategorikan sebagai kredit konsumsi ialah: A. kredit yang timbul sebagai hasil penggunaan kartu kreditl' credit card' , B. kredit profesi, e. kredit untuk membelanjai impor beras, D. jawaban a, b, c dan d tidak ada yang betul.
8.
Dalam analisis kredit, yang dimaksud dengan 'condition' ialah: A. pasang-surutnya perekonomian, B. keadaan keuangan debitur, e. tingkat kesehatan bank, D. jawaban a, b, c dan d tidak ada yang betul.
111 -- ---