BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Perencanaan dan perancangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga bertujuan untuk meningkatkan minat siswa di keahlian kuliner di kecamatan Banyumanik, dekat area kampus UNDIP Tembalang mengingat daerahnya yang sudah banyak dikenal masyarakat. Selain itu transportasi yang mudah dan dari segi safety yang terpenuhi merupakan bagian terpenting untuk mendirikan sebuah sekolah. Untuk mengoptimalkan fasilitas penunjang Restoran dan Pujasera harus menyesuaikan di lokasi yang strategis. 5.1 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN Program dasar perencanaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga di Semarang sebagai fasilitas umum pendidikan antara lain: 5.1.1 PROGRAM RUANG Berikut ini adalah tabel program ruang yang telah direncanakan untuk menjadi acuan dalam perancangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga. Tabel 5.1 Rekapitulasi Program Ruang
NO
RUANG
KAPASITAS
KELOMPOK KEGIATAN UTAMA
1
R. Kelas ( 12 Kelas )
384 siswa
768 m2
2
32 siswa 32 siswa 32 siswa 4 orang
4
R. Praktik Patiseri ‐ R. Dapur Kue Basah ‐ R. Dapur Kue Kering ‐ R. Pengemasan dan Pengujian Mutu ‐ R. Instruktur & Penyimpanan ( 2 bh ) ‐ R. Gas ( 2 bh ) R. Praktik Jasa Boga ‐ R. Dapur Latih ( 3 bh ) ‐ R. Praktik Persiapan ‐ R. Tata Hidang ‐ R. Praktik Mini Bar ‐ R. Instruktur & Penyimpanan ( 3 bh ) ‐ R. Gas ( 3 bh ) Laboratorium Komputer
32 siswa
192 m2 192 m2 192 m2 96 m2 12 m2 384 m2 128 m2 256 m2 96 m2 144 m2 18 m2 96 m2
5
Laboratorium IPA
32 siswa
96 m2
6
Laboratorium Bahasa
32 siswa
96 m2
LUAS KELOMPOK KEGIATAN UTAMA
3
32 siswa / dapur 32 siswa 16 siswa 32 siswa 6 orang
±2766 m2
KELOMPOK KEGIATAN PENGELOLA
1
R. Kepala Sekolah
1 orang
24 m2
2
R. Wakil Kepala Sekolah
1 orang
20 m2
Landasan Program Perencanaan & Perancangan Arsitektur
| Tugas Akhir Periode‐135
LUAS
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) TATA BOGA DI SEMARANG dengan Penekanan Desain Green Building | Danastri Listyaning Prabowo | 21020112120026
122
3
R. Bendahara Sekolah
1 orang
12 m2
4
R. Ketua Jurusan Jasa Boga
1 orang
12 m2
5
R. Ketua Jursan Patiseri
1 orang
12 m2
6
R. Guru
26 orang
104 m2
7
R. Kepala Tata Usaha
1 orang
12 m2
8
R. Staff Tata Usaha
3 orang
12 m2
9
R. Telekonferensi
20 orang
50 m2
10
Lavatory Pengelola
4 orang
19,6 m2
11
Hall / R. Tamu
20 orang
20 m2
LUAS KELOMPOK KEGIATAN PENGELOLA
KELOMPOK KEGIATAN PENUNJANG SEKOLAH
±297.6 m2
1
R. Konseling
4 orang
12 m2
2
R. UKS
2 orang
12 m2
3
Perpustakaan
Standard minimum
96 m2
4
5
R. Mushola ‐ R. Sholat ‐ R. Wudlu R. Sekretariat OSIS
Standard Minimum 4 orang
24 m2 8 m2 12 m2
6
R. Pramuka
7
Tempat Bermain / Olah Raga / Upacara
384 siswa
1.152 m2
8
R. Serbaguna
138 siswa
174 m2
9
10
Kantin ‐ Kios 3 bh ‐ R. Makan Koperasi
3 orang 60 orang 2 orang
27 m2 39 m2 12 m2
11
Pos Jaga
1 orang
4 m2
12
Lavatory siswa
384 siswa
22 m2
13
Parkir Motor Siswa
96 orang
163,2 m2
14
Parkir Motor Pengelola
30 orang
51 m2
15
Parkir Mobil Pengelola
8 mobil
100 m2
10,43 m2
LUAS RUANG KELOMPOK KEGIATAN PENUNJANG SEKOLAH (TIDAK TERMASUK OPEN SPACE)= Luas kelompok kegiatan
Landasan Program Perencanaan & Perancangan Arsitektur
| Tugas Akhir Periode‐135
±440,43 m2
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) TATA BOGA DI SEMARANG dengan Penekanan Desain Green Building | Danastri Listyaning Prabowo | 21020112120026
123
penunjang‐Luas tempat bermain‐Luas area parkir KELOMPOK KEGIATAN RESTORAN DAN PUSAT JAJAN SERBA ADA 1 Hall
10 orang
10 m2
2
Kasir
1 orang
4 m2
3
R. Display Makanan & Jajan
3 orang
12 m2
4
R. Makan
40 orang
26 m2
5
R. Pengelola Restoran
1 orang
9 m2
6
Dapur
3 orang
12 m2
7
Gudang
8
Lavatory Pengelola
1 orang
4,5 m2
9
Lavatory Pengunjung
2 orang
9 m2
10
Parkir Motor Pengunjung
20 orang
34 m2
11
Parkir Mobil Pengunjung
5 mobil
62,5 m2
9 m2
LUAS RUANG KELOMPOK KEGIATAN RESTORAN DAN PUJASERA (TIDAK TERMASUK OPEN SPACE)= Luas kelompok kegiatan Restoran dan Pujasera‐ Luas area parkir KELOMPOK KEGIATAN SERVICE 1
Gudang
2
±95,5 m2
Standard Minimum
24 m2
1 orang
20,25 m2
3
R. Penjaga Sekolah ‐ R. Tidur 3x3 ‐ R. Tamu 3x3 ‐ Lavatory 1,5x1,5 R. ME
1 orang
12 m2
4
R. Genset
1 orang
12 m2
LUAS KELOMPOK KEGIATAN SERVICE
LUAS RUANGAN= (Luas Kelompok Kegiatan Utama+Luas Kelompok Kegiatan Pengelola+Luas Kelompok Kegiatan Penunjang+Luas Kelompok Kegiatan Restoran dan Pujasera+Luas Kelompok Kegiatan Service) Sirkulasi 30%
Total Luas Ruangan
68,25 m2 ±3.669,35 m2
±1.113,534 m2 ±4825, 314 m2
(Sumber: Analisa penyusun, 2016)
Landasan Program Perencanaan & Perancangan Arsitektur
| Tugas Akhir Periode‐135
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) TATA BOGA DI SEMARANG dengan Penekanan Desain Green Building | Danastri Listyaning Prabowo | 21020112120026
124
5.1.2 TAPAK TERPILIH Rencana lokasi tapak berada di Jl. Sultan Agung, Kelurahan Wonotingal, kecamatan Candisari. Alasan Pemilihan Tapak: Tapak terletak di daerah yang mudah terjangkau oleh moda transportasi umum. Di daerah dekat tapak sudah ada beberapa fasilitas pendidikan seperti Paud, TK & SD Imanuel, SMP Negeri 5 Kagok, SMA Ibu Kartini, Akademi Kesejahteraan Sosial Ibu Kartini, Stikes St. Elisabeth, jadi bisa dikatakan sebagai kawasan pendidikan. Di lokasi tapak terdapat berbagai restoran, café, bahkan perindustrian kuliner yang dapat dijadikan tempat magang / studi banding para siswa Tata Boga. Lokasi dianggap sebagai kawasan pendidikan.
Gambar 5.1 : Lokasi Tapak Terpilih (Sumber: Google maps diolah, 2015)
Peraturan di Tapak Terpilih: KDB = 60% KLB = 3 Ketinggian bangunan = maksimal 5 lantai GSB = 5 m (samping dan belakang bangunan), Sedangkan garis sempadan bangunan yang berbatasan dengan jalan ditentukan berdasarkan fungsi jalan yang ada.
Landasan Program Perencanaan & Perancangan Arsitektur
| Tugas Akhir Periode‐135
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) TATA BOGA DI SEMARANG dengan Penekanan Desain Green Building | Danastri Listyaning Prabowo | 21020112120026
125
5.2 KONSEP DASAR PROGRAM PERANCANGAN 5.2.1 ASPEK KINERJA Berupa pendekatan sistem utilitas yang berkaitan dengan bangunan. A. SISTEM PENCAHAYAAN Rencana pencahayaan di SMK Tata Boga menggunakan pencahayaan alami sebagai sumber pencahayaan utama di siang hari. Sedangkan pencahayaan buatan/ mekanik tetap harus ada. B. SISTEM PENGHAWAAN Sistem penghawaan yang ada di SMK Tata Boga sebagaian besar menggunakan ventilasi alami dengan adanya bukaan‐bukaan pada setiap ruangan yang menerapkan cross ventilation. Penghawaan buatan yang dipakai di SMK Tata Boga adalah Exhaust Fan yang ditempatkan diruang‐ ruang tertentu seperti dapur dan kamar mandi dan ruang mekanikal elektrikal. C. SISTEM JARINGAN AIR BERSIH Rencana sistem jaringan air bersih di SMK Tata Boga menggunakan down feed system. Air bersih bisa diperoleh dari PDAM ataupun dari air sumur artetis. Distribusi air bersih dari PDAM ataupun dari sumur artetis ditampung terlebih dahulu di ground reservoir, kemudian dipompakan ke atas ke water tower. Dari water tower air didistribusikan ke semua ruang yang membutuhkan air bersih. D. SISTEM PEMBUANGAN AIR KOTOR a. Sistem pembuangan Air Hujan Sistem penyaluran air harus direncanakan dan dipasang dengan mempertimbangkan ketinggian permukaan air tanah, dan ketersediaan jaringan drainase lingkungan/kota. Setiap bangunan gedung dan pekarangannya harus dilengkapi dengan sistem penyaluran air hujan. Air hujan harus dialirkan ke sumur resapan sebelum dialirkan ke jaringan drainase lingkungan/kota sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b. Sistem Pembuangan Air Limbah Kamar Mandi dan Dapur SMK Tata Boga menggunakan plumbing pembuangan air limbah dari kamar mandi dan pembuangan air limbah dari dapur. Plumbing ini harus dipisah. Pembuangan air limbah dari kamar mandi ditampung di septictank yang kedap air, kemudian dari septictank air dialirkan ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) baru dari IPAL dibuang ke saluran kota. Pembuangan air limbah dari dapur (non toilet) di saluran kepenampungan pemisah minyak/ lemak, kemudian dari bak pemisah lemak air dialirkan ke IPAL baru dialirkan ke saluran kota. E. SISTEM JARINGAN LISTRIK Menggunakan sumber listrik utama dan sumber listrik darurat. Sumber listrik utama berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Sementara untuk kondisi darurat, bangunan dilengkapi dengan genset. F. SISTEM PEMBUANGAN SAMPAH Sistem pembuangan sampah pada bangunan yakni dengan cara mengumpulkan sampah dari tempat sampah di masing‐masing ruangan maupun bangunan, kemudian dikumpulkan pada kantong‐kantong sampah, lalu dibuang melalui shaft sampah yang langsung sampai ke lantai dasar di mana terdapat penampungan sampah. Sampah dikelompokkan menjadi sampah kering dan sampah basah dalam bak penampungan sementara, yang kemudian akan dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) kota. G. SISTEM PENCEGAH KEBAKARAN
Landasan Program Perencanaan & Perancangan Arsitektur
| Tugas Akhir Periode‐135
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) TATA BOGA DI SEMARANG dengan Penekanan Desain Green Building | Danastri Listyaning Prabowo | 21020112120026
126
Dalam menanggulangi bahaya kebakaran bangunan dilengkapi dengan sistem proteksi pasif dan proteksi aktif. a. Sistem Proteksi Pasif Sistem proteksi kebakaran pasif yakni mencegah penjalaran kebakaran dari segi struktural bangunan, dengan cara membatasi api dengan dinding, lantai, kolom, balok. b. Sistem Proteksi Aktif Pendeteksi kebakaran pada bangunan SMK Tata Boga menggunakan smoke detector, heat detector, dan flame detector. Kemudian untuk penanggulangan kebakaran menggunakan sistem proteksi otomatis dan sistem proteksi manual. Untuk sistem proteksi otomatis menggunakan sprinkler, sedangkan proteksi manual menggunakan APAR. H. SISTEM KOMUNIKASI Sistem komunikasi yang diterapkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga ini menggunakan PABX (Private Automatic Branch Exchange) untuk komunikasi internal antar pengelola atau bagian keamanan. Sementara untuk komunikasi eksternal menggunakan telepon maupun faximile. Perangkat komunikasi tambahan lain adalah pengeras suara untuk komunikasi satu arah. I. SISTEM PENANGKAL PETIR Penerapan penangkal petir di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga adalah menggunakan sistem elektrostatik karena perlindungan yang lebih aman dan area yang dilindungi lebih besar yakni secara parabolik. J. SISTEM KEAMANAN a. Peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar darurat dengan lebar minimum 1,2 meter, dan jalur evakuasi jika terjadi bencana kebakaran dan/atau bencana lainnya. b. Akses evakuasi yang dapat dicapai dengan mudah dan dilengkapi penunjuk arah yang jelas. K. SISTEM SIRKULASI HORISONTAL DAN VERTIKAL Ruang sirkulasi horisontal berupa koridor yang menghubungkan ruang‐ruang di dalam bangunan SMK dengan luas minimum adalah 30% dari luas total seluruh ruang pada bangunan, lebar minimum adalah 1,8 m. Jarak tempuh terjauh untuk mencapai tangga pada bangunan bertingkat tidak lebih dari 25 m. 5.2.2 ASPEK TEKNIS A. SISTEM STRUKTUR Penerapan struktur di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga adalah sebagai berikut: a. Menggunakan Struktur Rangka yang terdiri dari pondasi, sloof, kolom, balok dan plat lantai. b. Pondasi untuk bangunan 2 lantai menggunakan pondasi foot plat setempat beton bertulang, sedangkan untuk bangunan 3 lantai menggunakan pondasi foot plat lajur beton bertulang. c. Jarak penempatan tangga antar tangga maksimal 25 meter. d. Penerapan sistem dilatasi untuk menghindari atau mengurangi kerusakan akibat penurunan bangunan ataupun akibat adanya gempa. Dilatasi diterapkan untuk bangunan yang memiliki panjang lebih dari 30 meter. e. Struktur atap mengunakan atap baja ringan, yang memiliki ketahanan lebih tinggi dibandingkan dengan struktur kayu. B. SISTEM MODUL
Landasan Program Perencanaan & Perancangan Arsitektur
| Tugas Akhir Periode‐135
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) TATA BOGA DI SEMARANG dengan Penekanan Desain Green Building | Danastri Listyaning Prabowo | 21020112120026
127
Struktur rangka untuk bangunan SMK Tata Boga adalah struktur rangka beraturan dengan grid rata. 5.2.3 ASPEK VISUAL ARSITEKTURAL Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga rencana didesain berdasarkan kelompok fungsi aktivitas sejenis. SMK Tata Boga yang direncanakan memiliki organisasi ruang cluster terpusat. Bentuk bangunan yang saling berkesinambungan dan tidak terpisah‐pisah memudahkan dalam pengawasan siswa yang keluar masuk sekolah. Restoran dan Pujasera diletakkan di bagian yang mudah terlihat dari lingkungan sekitar dengan alasan agar dapat mudah menarik pengunjung. Desain yang kontekstual dengan lingkungan yakni adanya harmonisasi dengan lingkungan sekitar sehingga terjadi kesatuan (unity).
Landasan Program Perencanaan & Perancangan Arsitektur
| Tugas Akhir Periode‐135
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) TATA BOGA DI SEMARANG dengan Penekanan Desain Green Building | Danastri Listyaning Prabowo | 21020112120026
128