BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dengan menggunakan analisis multivariat kovarians mengenai pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap kinerja keuangan, koreksi fiskal, dan agresivitas pajak pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012 maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1.
Pengungkapan Corporate Social Responsinbility (CSR) pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012 masih kurang lengkap dikarenakan hanya sebagian perusahaan yang betul-betul telah melaksanakan GRI.3.1.
2.
Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) yang tertinggi yaitu 84 poin pengungkapan oleh PT. Bumi Resources Tbk dan PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam (Persero) Tbk di laporkan dalam Annual Report. Sedangkan implementasi CSR terendah yaitu 1 poin pengungkapan dimiliki oleh PT. Cita Mineral Investindo Tbk.
3.
Kinerja keuangan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012 dengan indikator rasio Return On Asset (ROA) termasuk dalam kriteria kategori cukup lengkap. Kinerja Keuangan dengan nilai terendah yaitu sebesar -16,94 dimiliki oleh PT. ATPK Resources
100
101
Tbk, sedangkan tingkat ROA tertinggi sebesar 33,42 dimiliki oleh PT. Resource Alam Indonesia Tbk. 4.
Koreksi fiskal yang dipublikasikan oleh perusahan pertambangan pada laporan keuangan yang telah diaudit termasuk kedalam kategori tidak lengkap. Koreksi fiskal terendah yaitu PT. J Resources Asia Pasifik Tbk dengan nilai 9.67 atau Rp. 9.670.000,- dan memiliki nilai tertinggi sebesar 164.883,33 atau Rp. 164.883.330.000,- untuk PT. Timah (Persero) Tbk. Hasil ini menunjukkan bahwa publikasi mengenai biaya yang tidak dapat dibiayakan masih rendah dikarenakan masih ada yang bernilai 0.
5.
Agresivitas pajak yang dipublikasikan oleh perusahaan pertambangan pada laporan keuangan yang telah diaudit termasuk kedalam kategori cukup lengkap. Agresivitas pajak yang telah dihitung memiliki nilai minimum sebesar -2,38 untuk PT. Perdana Karya Perkasa Tbk dan memiliki nilai maksimum sebesar 3,02 untuk PT. Delta Dunia Makmur Tbk. Hal tersebut dapat diartikan bahwa perusahaan sangat agresivitas dalam melaksanakan aktivitas perpajakannya.
6.
Pengungkapan CSR dengan kinerja keuangan menghasilkan Fhitung ROA = 1,645 dan sig = 0,213 lebih besar dari 0,05 = 5% (atau p > 0,05) maka H0 diterima. Kesimpulannya adalah CSR tidak berpengaruh pada ROA. Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap ada kenaikan pada pengungkapan CSR belum tentu disertai dengan kenaikan pada kinerja keuangan. Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) tidak berpengaruh terhadap kinerja
102
keuangan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012. 7.
Pengungkapan CSR dengan koreksi fiskal menghasilkan Fhitung koreksi fiskal = 6,292 dan sig = 0,020 lebih kecil dari 0,05 = 5% (atau p < 0,05) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dapat diartikan bahwa CSR berpengaruh pada koreksi fiskal. Hasil penelitian menyatakan bahwa CSR berpengaruh terhadap koreksi
fiskal,
semakin
tinggi
tingkat
pengungkapan
CSR
akan
mempengaruhi tingkat signifikansi koreksi fiskal yang diungkapkan oleh perusahaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap ada kenaikan pada pengungkapan CSR akan disertai dengan pengungkapan pada koreksi fiskal. 8.
Pengungkapan CSR dengan agresivitas pajak menghasilakn Fhitung agresivitas pajak = 0,114 dan sig = 0,739 lebih besar dari 0,05 = 5% (atau p > 0,05) maka H0 diterima. Kesimpulannya adalah CSR tidak berpengaruh pada agresivitas pajak.
Hal tersebut dapat diartikan bahwa setiap ada kenaikan pada
pengungkapan CSR belum tentu disertai dengan kenaikan pada agresivitas pajak. Pengungkapan CSR tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 20102012.
5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibiliy (CSR) terhadap kinerja keuangan, koreksi fiskal, dan agresivitas pajak pada perusahaan pertambangan yang terdaftar
103
di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012, maka penulis memberikan saran dan masukan yang diharapkan dapat memberikan manfaat dan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak yang berkepentingan yaitu, sebagai berikut : 1.
Bagi Pengusaha atau Wajib Pajak a) Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI banyak yang mengungkapkan Corporate Social Responsibility (CSR) kurang dari 50% sehingga harus ditingkatkan dengan cara melaporkan item-item CSR yang bejumlah 84 item. b) Kinerja keuangan tergolong dalam kriteria rendah sehingga harus ditingkatkan misalnya dengan cara meningkatkan pendapatan, dan meningkatkan efisiensi. c) Melaporkan dan membuat sustainability report untuk aktivitas CSR sesuai dengan standar dari GRI. d) Mengklasifikasi biaya CSR yang tidak dapat dibebankan pada koreksi fiskal sehingga dapat diketahui dengan pasti berapa biaya CSR yang sudah dikeluarkan. e) Melaksanakan tax planning dengan baik.
2.
Bagi Akademisi a) Mengembangkan variabel-variabel dependen lain yang dinilai atau diproksikan yang memiliki pengaruh terhadap pengungkapan CSR. b) Menerapkan isu-isu pengungkapan sosial lainnya yang tidak terdapat dalam kategori item-item pengungkapan.
104
c) Menambah jenis perusahaan lainnya selain perusahaan pertambangan sehingga sampel memiliki kriteria pengujian yang lebih banyak. Jenis perusahaan tersebut antara lain misalnya perusahaan manufaktur, industri kimia atau perusahaan foods&beverages yang seringkali terkait dengan masalah sosial dan lingkungan. d) Mencari metode pengukuran CSR yang lebih baik yang disediakan oleh lembaga independen yang me-review kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaan secara berkesinambungan. e) Menggunakan metode analisis statistik yang lain seperti analisis statistik jalur (path) sehingga hasil penelitian dapat diperbandingkan dengan lebih baik.