BAB V IMPPLEMENTASI ALGORITMA LINTASAN TERPENDEK PADA PERANCANGAN AIRLINE SHORTEST PATH SOFTWARE (ASPS) 5.1. Gambaran Umum Airline Shortest Path Software Airline Shortest Path Software (ASPS) adalah alat untuk membantu calon pengguna transportasi udara komersial untuk mendapatkan informasi jadwal keberangkatan dengan keunggulan fasilitas searching jadwal merupakan hasil optimasi lintasan terpendek dengan variable waktu tempuh dan biaya perjalanan. Dengan ASPS calon penumpang dapat mencari waktu penerbangan tercepat ke kota yang dikehendaki dari waktu kesiapan berangkat yang dimiliki. Atau berusaha memilih jadwal dengan biaya yang paling murah. Pencarian waktu tercepat dapat didapat dengan mengabaikan biaya perjalanan, sebaliknya untuk mendapat biaya yang termurah seringkali harus mengabaikan waktu perjalanan. ASPS dibuat sebagai simulasi awal hasil analisis pemilihan lintasan terpendek pada jaringan rute penerbangan nasional yang menggunakan penyelesaian algoritma FloydWarshall. Pada penelitian ini masih mengalami keterbatasan jumlah data karena masih memfokuskan sistem pemilihan lintasan terpendek dapat berjalan dengan baik. Untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal lagi perlu data tambahan semua jadwal penerbangan hingga penerbangan perintis, sehingga perangkat ini biasa mendapatkan pilihan jalur (path) yang lebih banyak pilihannya untuk di optimasi. ASPS dibuat dengan program DELPHI second edition, merupakan IDE bahasa pemrograman berbasis pascal yang telah dilengkapi dengan visual control library (VCL) dan mendukung object oriented programming. Dengan kemampuan Delphi tersebut memudahkan dan mempercepat dalam menulis kode dan merancang user interface yang menarik. Delphi SE, merupakan versi Delphi yang free tetapi memiliki kemampuan yang setara dengan rilis sebelumnya yang commercial, sehingga untuk menggunakan IDE ini untuk membangun sebuah aplikasi relatif diperlukan biaya yang murah.
5.2. Perancangan Airline Shortest Path Software 5.2.1. Data Context Diagram Data Context Diagram merepresentasikan system yang dirancang sebagai sebuah unit kerja dalam hubungannya dengan lingkungan sekitarnya, yaitu administrator sebagai pengelola sitem, user sebagai pemakai, dan input data yang menyertainya. Gambar 5.1 menunjukkan data context diagram dari Airline Shortest Path Shoftware. 45
data
Aministrator
ASPS
Input data
User
hasil Gambar 5.1 – Data Context Diagram ASPS
5.2.2. Data Flow Diagram Data flow diagram merupakan gambaran lebih detail dari data context diagram. Di dalam data flow diagram ditunjukkan hubungan antar fungsi kerja dari subsistem yang dimiliki ASPS dan hubungannya dengan unit kerja (subsistem) terkait disekitarnya. Gambaran lengkap mengenai data flow diagram pada asps ditunjukkan oleh Gambar 5.2 Data flow diagram dibuat hanya dalam satu level sistem karena memang ASPS dirancang sesederhana mungkin untuk tahap awal pngembangannya agar lebih terfokus pada mekanisme penghitungan lintasan terpendeknya.
5.2.3. Diagram Alir Airline Shortest Path Software Diagram alir ASPS menjelaskan tahapan proses input data dan pemrosesan data dalam system ASPS hingga tahapan outputnya. Berbeda dengan data flow diagram yang menggambarkan secara detail subsistem dan alur perpindahan datanya, flow chart hanya menggambarkan alur kerja umum ASPS. Gambar flow chart ASPS dapat dilihat pada Gambar 5.3
46
USER Form input Departure City
Form input Destination/Arrive City Mengenali Simpul Asal
Mengenali simpul Tujuan Form Pilihan Layanan
Database Jadwal & Biaya Klik input layanan Inisiasi Graf Umum
Input/update data system
General Information Filter System
Input oleh administrator
Time & Date Convertion
Identifikasi graf terpilih
Identifikasi Subpath Perantara
Tabel General Schedule
Feedback Connectivity Parameter
USER
Form input Date & Time
Menghitung Shortest path
feedback
Manually Crossceck
Shortest Path Result Report
Gambar 5.2 – Data FlowDiagram ASPS
47
Start
Inisialisasi Data Maskapai, Airport dan Jadwal
Access Data
Storage
Data
Input Data Init Lintasan Graph : Airport sebagai Simpul, Maskapai sebagai busur lintasan dengan nilai berupa biaya tiket penerbangan atau waktu penerbangan. Input Departure dan Destination Airport Proses : Bentuk n lintasan yang mungkin dari Departure ke Destination Airport.
Proses : Cari lintasan dengan beban minimum dari n buah lintasan yang mungkin
Output : Urutan simpul (Airport) dari lintasan minimum sebagai jalur penerbangan dengan beban minimum. Nilai beban lintasan sebagai total biaya tiket minimum atau waktu terpendek.
End
Gambar 5.3 – Bagan Flow Chart ASPS
48
5.2.4. Perancangan Database Airline Shortest Path Software 5.2.4.1. Jenis Data Data-data yang di butuhkan dalam Airline Shortest Path Software adalah : 1. Data utama yang dibutuhkan dalam analisis pemililihan lintasan terpendek dengan variable optimasi waktu tempuh dan biaya perjalanan, terdiri dari : a. Kota asal keberangkatan (Departure City) b. Kota tujuan penerbangan (Destination City) c. Jadwal keberangkatan (Departure Time) d. Jadwal tiba di kota tujuan ( Arrive Time) e. Hari layanan (Day of Services) f. Harga Tiket Termurah ( Lowest Price Ticket) 2. Data tambahan a. Waktu tunggu, adalah waktu yang dibutuhkan untuk berpindah dari satu penerbngan ke penerbangan berikutnya di simpul transit. Contohnya misalkan penerbangan dari Jakarta ke Makasar dengan kota transit Surabaya, pesawat tiba di Surabaya dari Jakarta pukul 10.00 WIB, dan jadwal keberangkatan dari Surabaya ke Makasar dengan penerbangan lain pukul 10.30, maka besarnya waktu tunggu adalah 30 menit. Waktu tunggu ini akan dikumulatifkan dengan waktu tempuh penerbangan di udara sebagai waktu tempuh total dari dua simpul yang di cari. b. Waktu toleransi keterlambatan, adalah waktu yang kita masukkan untuk memberikan toleransi mengatisipasi kemungkinan keterlambatan keberangkatan/kedatangan pesawat. Waktu ini di dapat dengan pengamsusian atau boleh juga dihargai nol. c. Waktu Jeda Transit Adalah waktu selang antara penerbangan pertama ke penerbangan selanjutnya ke kota selanjutnya di kota perantara/transit. Besarnya waktu jeda yang memungkinkan suatu jadwal (busur) dapat terhubungkan (connected) ditetapkan maksimal sebesar 30 menit. Data tambahan ini menjadi syarat agar suatu busur (dalam hal ini jadwal penerbangan) dapat “terhubung/conected” atau “tidak terhubung/ unconnected” dalam graf yang teridentifikasi. 49
5.2.4.2. Penyimpanan/Storage Data Data-data tersebut diatas disimpan ke dalam database absolute. Absolute database merupakan database yang berjalan pada platform windows dan untuk aplikasi yang bersifat standalone. Access data dari dan ke database ini relatif cepat dibanding database yang bersifat server, sehingga cocok untuk mendukung aplikasi yang dituntut untuk akses cepat. Secara umum absolute database memilii keunggulan sebagai berikut : •
Bukan BDE; dan bukan DLLs , sehingga mudah dikembangkan
•
Single-file database
•
Mendukung SQL'92 (DDL & DML)
•
Dapat digunakan sebagai Single-user and multi-user mode (file-server)
•
Mendukung memori bertabel
•
100% compatibility with standard DB-aware controls
•
Memiliki enkripsi yang kuat
•
BLOB terkonpresi
•
Bebas untuk penggunaan secara personal
•
Source code tersedia lengkap.
•
Royalty-free, sehingga menghemat biaya produksi
•
Sangat cocok dan efektif untuk dipakai dengan Delphi
•
Mempunyai kecepatan yang tinggi
•
Tidak membutuhkan server
5.2.4.3. Metode Pengumpulan Data Pengambilan data untuk analisis lintasan terpendek dan pembuatan database dalam ASPS (Airline Shortest Path Software ) didapatkan dari : •
Pengambian langsung ke kantor perencanaan jadwal penerbangan maskapai penerbangan.
•
Dari brosur maskapai penerbangan dan atau travel agent
•
Dari iklan maskapai penerbangan dan atau travel agent di koran
•
Download dari situs maskapai penerbangan
5.2.4.4. Luas Cakupan Data 5.2.4.4.1. Jumlah Simpul dalam Graf
50
Dalam algoritma shortest path jumlah sisi dan titik dalam jaringan akan menentukan running time. Namun dalam penelitian ini yang memberi pertimbangan adalah keterbatasan data yang diperoleh dan waktu penelitian yang juga terbatas. Dalam ASPS yang menjadi simpul/node/titik dalam jaringan Bandar udara dari kota-kota yang dilayani oleh maskapai penerbangan. Berdasarkan data yang terkumpul dipilih 41 (empat puluh satu) Bandar udara sebagai simpul, tabel rincian dapat dilihat pada Lampiran 1.
5.2.4.4.2. Jumlah Maskapai Penerbangan Maskapai penerbangan yang ada di Indonesia Kurang lebih ada 30 buah baik yang khusus melayani penerbangan penumpang, cargo services maupun carter. Pada penelitian ini pemilihan dilakukan khusus pada maskapai yang melayani penerbangan penumpangdan berskala nasional. Dari pencarian data dipilih 12 maskapai penerbangan sebagai berikut ini 1) Indonesia Air Asia 2) Garuda Indonesia Airways 3) Merpati Nusantara Airlines 4) Batavia Air 5) Sriwijaya Air 6) Adam Air 7) Lion Air 8) Wings Air 9) Mandala Air 10) Air Evata 11) Kartika Air 12) CityLink Garuda Indonesia Pada analisis jaringan penerbangan ini jumlah operator tidak memberikan efek secara langsung terhadap analisis dan running program. Yang menjadi variable adalah jadwal dari masing-masing maskapai dan harga tiketnya. Setiap maskapai mempunyai kota tujuan layanan penerbangan yang bervariasi, namun di dalam proses analisis data dilihat secara acak tanpa memperhatikan nama maskapai. Nama maskapai akan keluar sebagai informasi tambahan setelah terpilih jadwal penerbangan yang tercepat atau yang termurah. Analisis acak memberikan manfaat sebagai berikut :
51
+ Identifikasi simpul tetangga terdekat menjadi lebih banyak kemungkinannya karena setiap satu jadwal penerbangan satu maskapai atau berbeda menjadi satu variable bobot busur tidak terikat pada maskapai tertentu. + Pembuatan database lebih sederhana tanpa memilah pada folder maskapai secara tersendiri. Namun cara ini memberikan kelemahan sebagai berikut : -
Pada rute-rute gemuk dimana satu jalur dapat dilayani oleh lebih dari tiga maskapai menyebabkan antara dua simpul bias memiliki banyak busur. Akibat kelemahan ini sistem pencarian menjadi sedikit lebih rumit karena tingkat kerumitannya sistem iterasi minjadi kurang efektif dari sisi pemrograman.
Hasil akhir pencarian bisa jadi optimal dari sisi waktu tempuh atau harga namun seringkali memberi pilihan pergantian maskapai penerbangan pada simpul transit. Hal ini memberi dampak operasional penumpang yang kurang praktis
5.2.4.5. Metode Pengolahan Data Data yang diperoleh dan telah disimpan dalam berbentuk file exel tidak banyak mengalami pengolahan lanjutan sebelum dimasukkan ke dalam database. Dari variabel yang diperoleh pada data, hanya perlu dilakukan penentuan waktu tempuh/durasi terbangnya. Waktu terbang diperoleh dengan engurangi waktu kedatangan/ arrive time dengan waktu berangkat/ departure time dengan terlebih dahulu menyesuaikan standart waktu lokalnya, misalnya ke dalam standart Waktu Indonesia bagian Barat (WIB) sehingga bias dilakukan pengurangan langsung.. T WITA = (T WITA - 0!:00 )WIB T WIT = ( T WIT - 02:00 ) WIB Atau dari standar waktu Indonesia Bagin Tengah (WITA) T WIB = ( T WIB + 01:00 ) WITA T WIT = ( T WIT – 01:00 ) WITA Atau dari standar waktu Indonesia Bagin Timur (WIT) T WIB = ( T WIB + 02:00 ) WIT T WITA = ( T WITA + 01:00 ) WIT Konversi waktu hanya perlu dilakukan untuk mempercepat pencarian waktu tempuh secara manual, sedangkan untuk analisis dengan ASPS data yang dimasukkan tidak perlu 52
dikonversi dulu karena di dalam ASPS sudah dirancang untuk mengkonversi sendiri secara otomatis. Berikut perhitungan waktu temph secara manual. Waktu Tempuh = Waktu Kedatangan – Waktu Keberangkatan
Selanjutnya data disusun dan disimpan dalam table berformat exel dengan rangkaian variable sebagai berikut : No.
Rute Departure
Frekuensi Terbang
Arrive
Jadwal Departure
Arrive
Durasi
Day of
Harga
Kota
Fligh
terbang
Services
Termurah
Transit
Number
= data harus ada = data yang dihitung dahulu
Tabel 5.1 – Pengolahan data awal
Data selengkapnya dapat di lihat pada Lampiran 2. Apabila data yang harus ada ternyata tidak ditemukan melalui pencarian data, maka diisi degan data dumy agar lebih lengkap alternatif pilihan rute yang dapat di analisis.
5.2.4.6. Parameter Keterhubungan Data (Conectivity Factor) Pada program ini kapasitas busur yang diperhitungkan adalah waktu tempuh perjalanan sehingga perlu dibuat parameter keterhubungan setiap data kota satu dengan lainnya sehingga memudahkan proses pencarian rute dengan lintasan terpendek. Pada proses penulusuran rute ketika sampai pada suatu kota perantara C(j), kota Ni akan dapat meelusuri alternative perjalanan selanjutnya ke kota C(k) apabila kota C(j) dan C(k) saling terhubung (connected). Dua buah kota dikatakan terhubung (connected) abapila memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Terhubungkan oleh layanan penerbangan dari C(j) ke C(k) oleh satu atau lebih maskapai penerbangan. 2. Apabila kota C(j) merupakan kota transit dalam sutu rute penerbangan tidak langsung maka: •
Jadwal kedatangan
dari kota sebelum C(j)
ke jadwal
keberangkatan penerbangan dari C9j) ke C(k) saling berurutan
53
(waktu
keberangkatan
tidak
lebih
cepat
dari
jadwal
kedatangan)dengan waktu jeda tertentu. •
Waktu jeda yang menghubungkan tidak boleh kurang dari 30 menit untuk memberi waktu transit bagi penumpang dan pemindahan barang bawaan.
•
Pada kasus pembatasan waktu kedatangan dalam hari yang sama, waktu jeda tidak boleh lebih dari 24 jam.
5.2.5. Penyusunan Antarmuka Airline Shortest Path Software 5.2.5.1. Halaman Utama Halaman utama memuat tampilan dasar dari Airline Shortest Path Software. Halaman ini hanya memuat pilihan menu untuk mengakses layanan pencarian informasi yang tersedia.
Gambar 5.4 – Halaman Utama ASPS
5.2.5.2. Pencarian Lintasan Terpendek Halaman ini merupakan halaman inti dari ASPS karena memuat menu pencarian lintasan terpendek jadwal penerbangan. Halaman ini dapat diakses dengan mudah dengan mengklik menu Informasi Æ Rute Penerbangan atau menggunakan tombol cepat F1 atau mengklik Shorcut Rute Penerbangan pada halaman menu di isi sebelah kiri halaman utama.
54
Gambar 5.5 – Menu Rute Penerbangan ASPS
Dari Gambar 5.5 dapat dilihat bahwa untuk mencari rute jadwal penerbangan,user tingal memaukkan kota asal dan tujuan akhir, juga hari keberangkatan dan interval jam kesiapan yang menjadi jeda dengan penerbangan paling dini. Langkah selanjutnya mengklik pilihan optimasi ‘Minimum Cost’ atau ‘Minimum Time’ dan data hasil pencarian akan muncul di bawahnya.
5.2.5.3. Menu Informasi Jadwal Penerbangan Dasar Menu ini memberi layanan bagi user yang ingin mengetahui jadwal penerbangan dari suatu maskapai penerbangan yang masih asli tanpa optimasi melalui ASPS
Gambar 5.6 – Jadwal Penerbangan
55
5.2.5.4. Menu Informasi Terfilter Halaman ini memberikan informasi filter kota asal dan tujuan penerbangan untuk berbagai maskapai penerbangan sekaligus
Gambar 5.7 – Filter Data Maskapai Penerbangan
5.2.5.5. Input Data, Edit Data dan Direktori Penyimpanan Pada ASPS input dan edit data dibuat sesederhana mungkin sehingga up date data dapat dilakukan dengan mudah. Memasukkan data baru dapat dailakukan dari menu Data Æ Data Jadwal Penerbangan/Data Maskapai/Data Airport. Cara lebih cepat dapat dilakukan dari direktori yang menampilkan data yang sudah tersimpan, kemudian klik kanan dan pilih Edit/Insert.
Gambar 5.8 – Input/Edit Jadwal Penerbangan
56
Gambar 5.9 – Tabel Penyimpanan Data Jadwal Penerbangan
Gambar 5.10 – Input/Edit Airport
Gambar 5.11 – Tabel Data Airport
57
Gambar 5.12 – Input/Edit Data Maskapai
Gambar 5.13 – Tabel Data Maskapai
5.3. Analisis Hasil Perancangan Airline Shortest Path Software Untuk menganalisis efektifitas kerja ASPS diguanakan strategi perbandingan. Perbandingan dilakukan dengan dua pembanding yaitu : 1. Cara manual, artinya mencari pilihan rute dengan manual melihat daftar jadwal bias dari Koran, brosur atau media lain kemudian dihitung secara berurut sesuai tahapan algoritma Floyd-Warshall.. 2. Dengan pencarian melalui web resmi suatu maskapai penerbangan yang memuat data jadwal dan harga tiketnya. Parameter perbandingan berupa : - Tahapan untuk mendapatkan hasil penghitungan lintasan terpendek - Waktu - Kapasitas pencarian ( Jumlah simpul dan Busur) - Visualisasi
58
5.3.1. Analisis Perbandingan Hasil
Pencarian Lintasan Terpendek dengan
Menggunakan Airline Shortest Path Software ASPS dengan Cara Manual
Parameter Tahapan
Manual Grafis -
Airline Shortest Path Software -
Input data
Langkah
-
Running
( Sub Bab 4.3)
-
Keluar Hasil
Metode
grafis
:
6
Belum termasuk didalamnya
Æ 3 Tahap Saja
pencarian data jadwal penerbangan dari berbagai sumber.
Kapasitas Pencarian
-Metode Grafis :
- Semakin banyak simpul/busur
Efektif pada graf/jaringan
tidak banyak mempengaruhi
yang tidak terlalu rumit
kualitas pencarian.
Semakin banyak simpul/busur maka semakin banyak tahapan perhitungan yang harus dilalui Waktu
30 menit
(Contoh
T Floyd = O(V3) Dimana , V = Banyaknya sisi/simpul
penyelesaian kasus pada sub-bab
Dengan Asumsi V = 6
4.4.2.2 )
T = 6 3 = 216 detik
Tabel 5.2 – Perbandingan ASPS Vs Manual
Dari hasil perbandingan dapat diketahui tingkat kemanffatan program ASPS dalam memudahkan user untuk mencari lintasan terpendek.
Kelemahan : -
ASPS masih mengunakan up date data manual sehingga jika terlambat melakukan up date data, maka pencarian dengan program ini belum tentu bisa di aktualisasikan
59
di penggunaan langsung karena jadwal penerbangan tiap maskapai seringkali berubah-ubah.
5.3.2. Analisis Perbandingan Hasil
Pencarian Lintasan Terpendek dengan
Menggunakan Airline Shortest Path Software ASPS dengan Cara Pencarian Manual Melalui Home Page Maskapai Tertentu Seiring pesatnya perkembangan teknologi informasi, setiap maskapai telah memiliki Web page sendiri sebagai sumber informasi bagi para calon penumpangnya. Bahkan kini booking tiket juga sudah bias langsung dilakukan melalui internet/hand phone. Parameter
Web Maskapai Penerbangan
Tahapan
Airline Shortest Path Software
Mencari/memilih rute yang
-
Input data
dikehendaki
-
Running
-
Mencatt/mendownload nya
-
Keluar Hasil
-
Baru menghitung secara
-
manual Kapasitas Pencarian
Hanya pada satu maskapai per
Dapat dari penelusuran data
situs
berbagai maskapai dalam satu aplikasi
Plus-Minus
+
+
Visualisasi Bagus
+
Bisa langsung Booking
+
Data lebih akurat dan up to
+
Mudah penggunaannya
date
+
Lebih cepat, karena
-
-
Ada efek optimasi waktu dan biaya
tidak tergantung server
+Informasi variasi harga berbagai kelas
+
Visualisasi sederhana
lengkapSubektif terhadap
-
Data kurang up to date
satu maskapai tertentu.
-
Statis dan tidak ada
Tidak ada efek optimasi
layanan customer langsung (hanya informasi)Informasi harga hanya memuat kelas termurah dengan asumsi seat available.
Tabel 5.3 – Perbandingan ASPS Vs Home Page Maskapai Penerbangan
60
Dari perbandingan dapat disimpulkan bahwa ASPS lebih unggul hanya pada layanan informasi yang dioptimasi waktu dan biaya nya, namun kurang pada layanan komersialnya karena ASPS memang dirancang hanya untuk sumber informasi pendukung keputusan calon penumpang pesawat terbang..
5.3.3. Pengujian Validasi Hasil Airline Shortest Path Software Untuk mengetahui tingkat validasi hasil pencarian jadwal penerbangan pada ASPS adalah dengan mencoba proses pencarian pada rute tertentu kemudian hasilnya dibandingkan dengan hasil pencarian secara manual. Sebagai contoh pengujian dipilih : •
Kota Asal Keberangkatan
: MANADO
•
Kota Tujuan
: BANDUNG
•
Pilihan Hari/Tanggal
: Selasa / 20 November 2007
Hasil pencarian dengan ASPS diperoleh :
Rute
Maskapai
T Berangkat
T Tiba
MDC – BPN
Batavia
Selasa /20-11-2007
Selasa /20-11-2007 01:30
Pukul 07:00 WITA
Pukul 08:30 WITA
Selasa /20-11-2007
Selasa /20-11-2007 03:00
Pukul 09:15 WIB
Pukul 11:15 WIB
Selasa /20-11-2007
Selasa /20-11-2007 01:35
Pukul 19:15 WIB
Pukul 20:50 WIB
BPN – BTH
BTH – BDO
WingsAir
Merpati
Total Durasi Terbang Total Waktu Jeda Total Waktu Perjalanan
Durasi
T Jeda
0:45
08:00
06:05 08:45 13:50
Hasil tersebut dapat diuji validitas hasil pencariannya dengan membandingkan dengan pencarian melalui cara manual sebagai berikut :
61
BPN BTH
MDC
CKG
BDO SUB
Dari ilustrasi gambar graf diatas diperoleh beberapa pilihanrute alternatif sebagai pembanding yaitu : 1. MDC – BPN – BTH – CKG – SUB – BDO 2. MDC – BPN – CKG – BTH – BDO 3. MDC – BPN – CKG – SUB – BDO 4. MDC – CKG – SUB – BDO Pilihan rute no satu sudah terlihat ketidakefektihan lintasannya tanpa harus melakukan perhiyungan waktunya swhingga kita tinggalkan. Pada pilihan 2 – 4 masih ada kemungkinan dapat bersaing dengan hasil pencarian melalui ASPS ( MDC – BPN – BTH – BDO ). Sedangkan rute pilihan ke-3 (MDC – BPN – CKG – SUB – BDO ) tidak ikut diperhitungkan, karena mempunyai subrute/subpath sama dengan pilhan rute ke-4, sehingga berdasarkan prinsip intuisi Floyd Warshall tidak dipakai karena total waktu perjalanannya akan sama dengan pilihan ke-4, namun pasti memiliki waktu terbang yang lebih besar. Hasil perhitungan secara manual menunjukkan hasil sebagai berikut :
1. MDC – BPN – CKG – BTH – BDO
Rute
Maskapai
T Berangkat
T Tiba
Durasi
MDC – BPN
Batavia
Selasa /20-11-2007
Selasa /20-11-2007
01:30
Pukul 07:00 WITA
Pukul 08:30 WITA
Selasa /20-11-2007
Selasa /20-11-2007
Pukul 09:00 WITA
Pukul 10:00 WIB
Selasa /20-11-2007
Selasa /20-11-2007
Pukul 16:15 WITA
Pukul 18:20 WIB
Selasa /20-11-2007
Selasa 20-11-2007
Pukul 06:45 WIB
Pukul 08:20 WIB
Selasa /20-11-2007
Selasa /20-11-2007
Pukul 07:40 WIB
Pukul 09:15 WIB
BPN – CKG
Batavia
Mandala
CKG – BTH
WingsAir
Airasia
T Jeda
01:00
00:30
01:05
08:05
01:45
unconected
01:35
unconected
62
Batavia
Mandala
Airasia
BTH – BDO
Merpati
Selasa /20-11-2007
Selasa /20-11-2007
Pukul 08:40 WIB
Pukul 10:15 WIB
Selasa /20-11-2007
Selasa /20-11-2007
Pukul 10:25 WIB
Pukul 11:55 WIB
Selasa /20-11-2007
Selasa /20-11-2007
Pukul 15:05 WIB
Pukul 16:40 WIB
Selasa /20-11-2007
Selasa /20-11-2007
Pukul 19:15 WIB
Pukul 20:50 WIB
Total Durasi Terbang
01:35
unconected
01:40
00:25
01:35
05:05
01:35
7:20
05:45
Total Waktu Jeda
08:15
Total Waktu Perjalanan
13:50
Hasil perhitungan pilihan rute ini meskipun memiliki durasi terbang lebih cepat, namun memiliki total waktu perjalanan yang sama dengan hasil pencarian ASPS, namun melelui lebih banyak kota transit sehingga tidak terpilih.
2. MDC – CKG – SUB – BDO Rute
Maskapai
T Berangkat
T Tiba
MDC – CKG
Batavia
Selasa /20-11-2007
Selasa /20-11-2007 04:00
Pukul 07:00 WITA
Pukul 10:00 WIB
Selasa /20-11-2007
Selasa /20-11-2007 04:00
Pukul 14:10 WITA
Pukul 17:10 WIB
Selasa /20-11-2007
Selasa /20-11-2007 01:20
Pukul 18:40 WIB
Pukul 20:00 WIB
Selasa /20-11-2007
Selasa /20-11-2007 01:20
Pukul 20:35WIB
Pukul 21:55 WIB
Selasa /20-11-2007
Selasa /20-11-2007 01:20
Pukul 14:00 WIB
Pukul 15:15 WIB
Selasa /20-11-2007
Selasa /20-11-2007 01:20
Pukul 15:00 WIB
Pukul 16:15 WIB
Selasa /20-11-2007
Selasa /20-11-2007 01:20
Pukul 18 :30 WIB
Pukul 19:45 WIB
Selasa /20-11-2007
Selasa /20-11-2070 01:20
Pukul 15:00 WIB
Pukul 16:15 WIB
Selasa /20-11-2007
Selasa /20-11-2007 01:20
Pukul 11:25 WIB
Pukul 12:45 WIB
Batavia
CKG – SUB
Airasia
Airasia
Garuda
Garuda
Mandala
Mandala
Wingsair
Durasi
T Jeda
08:40
10:35
04:00
05:00
08:30
05:00
01:25
63
Wingsair
SUB – BDO
Merpati
Merpati
Selasa /20-11-2007
Selasa /20-11-2007 01:20
Pukul 13:55 WIB
Pukul 15:15 WIB
Selasa /20-11-2007
Selasa 20-11-2007
Pukul 08:20 WIB
Pukul 09:30 WITA
Rabu /20-11-2007
Rabu 20-11-2007
Pukul 08:20 WIB
Pukul 09:30 WITA
Total Durasi Terbang Total Waktu Jeda Total Waktu Perjalanan
03:55
01:10
Unconected
01:10
19:45
06:20 21:10 1 hari + 1:20
Dari hasil perbandingan diatas menunjukkan hasil perhitungan dengan ASPS merupakan hasil yang paling optimal.
64