BAB IV Sistem Perbaikan dan Perawatan Motor Hoist Crane
4.1 Penjelasan Umum Penyebab terbesar terjadinya kerusakan pada motor adalah karena kurangnya tindakan preventive, di mana seharusnya dilakukan pengecekan secara berkala terhadap kondisi motor agar kerusakan yang besar dapat dihindari. Selain itu, terjadinya kerusakan pada motor juga dapat terjadi karena system perawatan yang kurang tepat. Sistem perawatan yang tepat sangatlah menentukan performa dan ketahanan motor terhadap kondisi kerjanya. Bila sistem perawatan yang dilakukan tidak sesuai dengan kondisi kerja yang dilakukan oleh motor, maka akan mengakibatkan motor cepat mengalami kerusakan bahkan bisa berakibat dilakukannya penggantian motor secara permanen PT. Karya Kabel Taliarta merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan Kabel. Sehingga dapat terlihat bahwa bahwa pekerjaan yang dilakukan dibutuhkan penggunaan crane yang optimal dan dapat selalu melayani pengangkatan kabel dalam jumlah banyak. Penggunaan crane yang sangat tinggi mengakibatkan sering terjadinya gangguan pada motor-motor listrik yang ada pada crane.
31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.2 Prosedur Pengerjaan Perawatan Mesin Crane di PT Karya Kabel Taliarta Dalam melakukan pengerjaan perawatan ada beberapa prosedur yang harus dilewati agar proses pengerjaan perawatan dapat berjalan dengan baik. Prosedur ini melibatkan bagian lain, yaitu bagian Preventive. Bagian Preventive di sini berfungsi melakukan pengecekan bagian-bagian yang mengalami kerusakan yang nantinya akan dibuat suatu surat perintah kerja (Work Order), yang berisikan tentang tindakan yang harus dilakukan dalam melaksanakan perawatan/perbaikan. Jadi di sini Bagian elektrik, bagian di mana penulis ditempatkan, berfungsi sebagai eksekutor dalam melakukan perbaikan/perawatan Berikut akan sedikit dijelaskan dengan menggunakan diagram alir prosedur dalam melakukan pengerjaan perawatan
Gambar 4.1 Diagram alir Prosedur Pengerjaan Perawatan Mesin Motor Pada Crane 32
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.2.1 Jenis-Jenis Perawatan A. Safety Instruction Dalam melakukan proses pengerjaan perawatan harus adanya intrusksi-instruksi keamanan. Petugas yang melaksanakan pengerjaan perawatan harus memahami instruksi-instruksi sesuai dengan standar pengerjaannya, jika tidak maka bisa terjadi kemungkinan bertambah buruknya kondisi motor karena penanganan yang tidak sesuai. B. General Storage Precautions Tindakan pencegahaan sebelum dilakukannya pemasangan motor mutlak harus dilakukan. Kondisi tempat peletakan motor (motor room) harus diperhatikan karena bila kondisinya tidak sesuai maka dapat menimbulkan terjadinya korosi dan kelambapan motor yang tinggi yang mana hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja motor. C. Foundation Pemasangan pondasi pada motor harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh produsennya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan pondasi motor adalah pondasi tersebut harus mampu menahan beban mesin dan tahan terhadap reaksi torsi dan tekanan yang ditimbulkan dari pengkopelan. Contoh gambar pemasangan pasak pada motor: D. Machine Installation Dalam pemasangan mesin harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh pihak produsen. Faktor ketepatan (alignment) pemasangan komponen-komponen motor merupakan salah satu hal yang mutlak harus diperhaikan. Pemasangan komponen-komponen penunjang seperti kopel harus dilakukan sesuai dengan instruksi yang tertera, karena bila terjadi ketidaksesuaian pemasangan akan berdampak buruk pada kinerja motor. 33
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Selain hal-hal teknis tersebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan juga yaitu, tempat yang akan dipasang harus dipastikan dalam kondisi bersih, siap untuk dilakukan pemasangan, memiliki akses yang cukup untuk melakukan perbaikan (terdapat unit pembantu lain), dan memiliki saluran udara yang terbebas dari partikel-partikel yang dapat merusak kondisi mesin. E. Commisioning Sebelum melakukan starting pada motor ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti, kopel motor dan perlengkapan mekanis lainnya sudah terpasang dengan sesuai, motor fan berputar pada arah yang sesuai, kondisi pendingin tidak tersumbat, posisi semua brush pada motor sudah sesuai, kondisi komutator bersih, rangakain elektrik terhubung dengan baik, komponen pelindung sudah terlihat baik, dan memiliki nilai isolasi hambatan yang sesuai. F. Observation and Maintenance Pengecekan
kondisi-kondisi
komponen
pada
motor
harus
dilakukan secara berkala. Ada yang dilakukan sebulan sekali dan ada yang dilakukan 3 kali dalam setahun, tergantung dari komponennya. G. Insulation Resistance Proses pengecekan nilai isolasi hambatan pada motor harus dilakukan cukup sering. Selain terbilang mudah, dengan dilakuakn pengecekan ini maka nilai isolasi hamabatan pada motor dapat terpantau terus. H. Brushes and Commutation Pemilihan jenis brush yang digunakan pada motor menjadi salah satu faktor penentu kinerja mesin. Brush juga harus dilakukan penggantian bila sudah habis masa pemakainnya. Selain brush, kondisi komutasi 34
http://digilib.mercubuana.ac.id/
(penyearahan) juga harus diperhatikan. Banyak hal yang mempengaruhi kondisi tersebut, seperti kelembapan udara, partikel debu, dan komposisi gas yang ada di udara. I. Commutator Bila dalam kondisi operasi komutator tidak memerlukan perawatan khusus. Bila kondisi permukaan komutator sudah kasar baru biasanya akan dilakukan pengecekan, apakah komutator tersebut sudah saatnya untuk diganti. J. Lubrication Proses pelumasan biasanya dilakukan selama 1 tahun sekali, tergantung dari kondisi pelumas itu sendiri. Parameter yang digunakan salah satunya adalah suhu dari pelumas tersebut (biasanya suhunya kurang dari 800 C). K. Cleaning Faktor terpenting daritindakan pencegahan adalah memastikan kondisi bagian-bagian motor bersih, mesin motornya itu sendiri ataupun komponen penunjang lainnya. Dalam melakukan proses ini juga harus hati-hati karena bila prosesnya salah maka dapat memperburuk kondisi motor. L. Filter Mesin-mesin motor yang menggunakan motor Fan sebagai pendinginnya pastinya membutuhkan filter sebagai penampung kotoran dari sisa pembuangan motor Fan. Penggantian filter harus dialukan secara rutin agar kotoran pada filter tidak menumpuk.
35
http://digilib.mercubuana.ac.id/
M. Dismantling and Reassembling Proses pembongkaran dan perakitan motor harus dilakukan secara tepat. Bila tindakan-tindakan yang dilakukan tidak sesuai dengan prosedur yang ada, maka hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja motor nantinya. 4.3 Prosedur dan Tata Cara Pelaksanaan Perbaikan Motor Hoist 4.3.1 Proses Pembongkaran Tahapan ini merupakan tahapan awal yang dilakukan oleh PT Karya Kabel Taliarta dalam penerimaan motor hoist yang akan di perbaiki.
Gambar 4.2 Persiapan Pembongkaran pada motor hoist 4.3.2 Mechanical Inspection / Tindakan Mekanik Mechanical inspection adalah proses dimana dilakukan tindakan mekanis terhadap suatu motor hoist yang rusak. Dan tindakan tersebut akan dibahas pada sub bab beriku ini. 4.3.3 Persiapan Pembongkaran Melakukan
persiapan
-
persiapan
untuk
pelaksanaan
pembongkaran, disini akan dilakukan pelepasan bagian demi bagian dari suatu motor hoist, yang akan di lakukan perbaikan dan mempersiapkan
36
http://digilib.mercubuana.ac.id/
alat-alat / kunci-kunci yang di pergunakan untuk pembongkaran pada motor hoist. Alat/kunci-kunci yang dipergunakan 1. Multi Tester 2. Kunci “L” 3. Kunci Shock 4. Kunci 14,12,17 5. Obenk & Tang Kombinasi. 6. DLL
Gambar 4.3 Kunci-kunci /alat untuk pembongkaran 4.3.4 Pelepasan Coupling Melepaskan coupling atau hub dari drivt-and shaft rotor pada saat pekerjaan pembongkaran. Pelaksanaan Pekerjaan :
Sebelum melepaskan
coupling dilakukan pengukuran letak
,terhadap tepi ujung shaft dan titik referensi lainnya. Hal
ini 37
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dimasksudkan untuk memudahkan saat pemasangan coupling kembali dan tidak terjadi kesalahan saat pemasangan.
Gambar 4.4 Melepaskan coupling atau hub dari drift-and shaft stator
4.3.5 Pengukuran Pada Motor Hoist Pengukuran pada motor hoist ini dilakukan setelah pembongkaran hub dari drivt an shaft rotor untuk mengetahui kerusakan pada motor hoist,yang terjadi pada sambungan belitan kawat yang ada pada stator.
Gambar 4.5 Pengukuran/pengecekan sambungan pada motor hoist 38
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.3.6 Pembobokan/Pencabutan Kawat Tembaga Pada Motor Hoist Melakukan pembobokan kawat tembaga pada motor hoist dilakukan jika terjadi kontak body atau terbakar pada rotor yang dinyatakan rusak setelah melakukan pengukuran pada sambungan kabel keluar. 4.3.7 Pelepasan Bearings Melepaskan bearings pada tempat duduknya shaft dan housing bearingnya pada saat pembongkaran.dan mengganti bearing yang rusak dari shaft suatu elektrik mechine saat proses dismantling dengan metode peralatan yang tepat dan benar.
Gambar 4.6 Pelepasan bearing pada shaft. 4.3.8 Elektrik Measurements / Pengukuran Elektrik Untuk mengetahui bagian – bagian listrik dari motor hoist saat penerimaan/receiving atau sering disebut dengan „‟pre-test‟‟. Dan mengukur bagian-bagian elektrikal,khususnya bagian tahanan insulation dari suatu bagian motor hoist setelah cleaning dilakukan dan pengeringan sudah selesai.
39
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.3.9 Finishing Motor hoist yang telah di perbaiki di pasang kembali sesuai dengan aslinya dan dicek kembali kelengkapan component serta keakuratan pemasangan dan sambungan pada elektrik nya (kelistrikan nya) agar tidak terjadi gesekan – gesekan yang menimbulkan kerusakan pada motor hoist tersebut.
40
http://digilib.mercubuana.ac.id/