BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALSIS DATA
A. Penyajian Data Sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan bahwa setiap bank wajib dalam mencatat dan mempublikasikan laporan keuangan sebagai bentuk transparansi dan pertanggungjawaban.
Perintah
mempertanggungjawabkan
keuangan telah Allah sampaikan pada Q.S Al-Baqarah/2:282 yang isinya memerintahkan semua manusia untuk melakukan pencatatan atas kejadian atau transaksi yang dilaksanakannya.1 Untuk mencapai kemaslahatan bersama bank harus berlaku jujur dalam membuat laporan keuangan sesuai dengan hadist riwayat Muslim bahwa kejujuran akan membawa kita kepada kebaikan. 2 Laporan keuangan adalah sarana utama mengkomunikasikan informasi akuntansi bagi mereka diluar perusahaan. Laporan keuangan juga memiliki informasi dari sumber selain dari catatan akuntansi, sistem akuntansi umumnya diselenggarakan atas dasar unsur-unsur laporan keuangan (aset, liabilitas, pendapatan beban, dll) dan memberikan sebagian besar informasi laporan keuangan.3 Sesuai dengan sampel yang diambil pada Bab III maka penelitian ini menggunakan laporan keuangan Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, 1
Departemen Agama RI, Alquran Al-Karim dan Terjemahnya, (Semarang: PT Toha Putra, 1996), hlm. 59. 2
Shahih Muslim, Bisyarah Nawawi Juz. 15, (Beirut: Daarul Fikr, 1981), hlm. 160.
3
Financial Accounting Standard Board, Pronouncement Accounting Standard, (Illinois: FASB, 2008), hlm. 5.
52
53
Bank BNI Syariah, dan Bank Mega Syariah yang telah dipublikasikan melalui masing-masing website bank terkait, berupa laporan neraca atau posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif untuk periode tahun 2014 dan 2015.
1. Bank Syariah Mandiri a. Laporan Neraca Neraca (balance sheet) merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu.4 Berikut adalah laporan neraca Bank Syariah Mandiri terdiri dari tabel aktiva dan tabel pasiva (liabilitas, dana syirkah temporer, dan ekuitas) yang peneliti peroleh dari laporan tahunan yang dipublikasi oleh Bank Syariah Mandiri tahun 2014 dan 2015. Tabel 4.1 Laporan Neraca Bank Syariah Mandiri Aktiva (Disajikan dalam Rupiah Penuh) Pos-pos
2014
2015
ASET Kas Penempatan pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan pada Bank Lain Investasi Surat Berharga Piutang Murabahah Istishna Ijarah 4
1,513,579,952,064
1,611,124,530,574
13,026,071,161,239
8,312,710,997,930
533,216,071,729
530,755,843,197
193,050,000,000
-
1,722,438,073,306 32,654,390,342,158 33,714,638,093,696 34,996,624,405 88,745,313,735
7,575,000,734,609 33,443,570,733,751 34,807,005,204,944 11,593,251,123 18,286,157,286
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2015), hlm. 28.
54
(1,183,989,689,678) (1,393,313,879,602) Cadangan kerugian 3,585,399,805,295 1,931,683,810,194 Pinjaman Qardh 10,337,084,905,635 13,111,451,082,514 Pembiayaan 3,006,253,323,800 2,834,182,892,154 Mudharabah 7,330,831,581,835 10,277,268,190,360 Musyarakah 133,914,036,176 257,721,435,107 Tagihan Akseptasi Aset yang diperoleh 817,913,418,242 806,048,421,040 untuk Ijarah Penyertaan Modal 49,828,111,778 42,781,712,132 Sementara 725,404,519,875 1,124,136,355,889 Aset Tetap 1,663,480,232,478 1,622,723,287,154 Aset Lain 66,955,670,630,245 70,369,708,944,091 Jumlah Aset Sumber: Laporan Keuangan Tahunan Bank Syariah Mandiri diolah tahun 2017. Tabel 4.2 Laporan Neraca Bank Syariah Mandiri Liabilitas, Dana Syirkah Temporer dan Ekuitas (Disajikan dalam Rupiah Penuh) Pos-pos LIABILITAS, DANA SYIRKAH TEMPORER DAN EKUITAS Liabilitas Segera Bagi Hasil Dana Syirkah Temporer Simpanan Wadiah Simpanan dari Bank Lain Liabilitas Akseptasi Utang Pajak Pembiayaan Diterima Estimasi Kerugian Liabilitas Lain-lain Jumlah Liabilitas Dana Syirkah Temporer Surat Berharga
2014
2015
933,844,065,569
912,489,758,345
61,216,141,837
54,582,427,193
6,887,390,664,050 41,838,371,724 133,914,036,176 51,733,814,482 150,000,000,000 1,646,397,799 401,590,705,985 8,663,174,197,622 53,175,487,126,196 500,000,000,000
8,057,949,086,541 44,423,874,472 260,324,681,926 105,699,388,646 24,883,250,178 422,754,579,533 9,883,107,046,834 54,372,863,133,075 500,000,000,000
55
Ekuitas 4,617,009,306,427 5,613,738,764,182 Jumlah Liabilitas, Dana Syirkah Temporer dan 66,955,670,630,245 70,369,708,944,091 Ekuitas Sumber: Laporan Keuangan Tahunan Bank Syariah Mandiri diolah tahun 2017.
b. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi (income statement) merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu.5 Berikut adalah laporan laba rugi Bank Syariah Mandiri yang peneliti peroleh dari laporan tahunan yang dipublikasi oleh Bank Syariah Mandiri tahun 2014 dan 2015. Tabel 4.3 Laporan Laba Rugi Bank Syariah Mandiri (Disajikan dalam Rupiah Penuh) Pos-pos Pendapatan Pengelolaan Dana oleh Bank sebagai Mudharib pendapatan dari jual beli pendapatan dari sewa pendapatan dari bagi hasil pendapatan dari usaha utama lainnya Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil Dana Syirkah Temporer Hak Bagi Hasil Milik Bank Pendapatan Usaha Lainnya Beban Usaha beban kepegawaian 5
Ibid.
2014
2015
5,487,192,071,871
5,960,015,903,092
3,843,741,124,536
3,832,690,177,720
118,568,245,400
20,716,756,263
1,150,851,096,388
1,252,209,323,365
471,883,094,684
756,548,156,607
(2,451,301,867,709)
(2,438,224,170,055)
3,035,890,204,162
3,521,791,733,037
1,002,089,656,385
938,859,243,720
(4,074,406,807,927) (1,435,306,565,044)
(4,090,735,747,851) (1,370,214,646,997)
56
(1,146,908,757,903) (1,210,020,856,869) beban administrasi penyisihan kerugian (974,558,277,516) (991,024,877,662) aset produktif beban penyusutan aset (202,091,011,286) (216,391,385,906) tetap beban bagi hasil (47,172,379,440) (1,058,467,742) pembiayaan diterima beban bagi hasil surat (51,170,527,434) (53,080,290,112) berharga penurunan nilai aset (30,558,536,472) (33,123,890,635) non-produktif kerugian komitmen 1,073,206,082 (22,357,509,274) dan kontinjensi beban bonus simpanan (63,764,165,601) (58,577,086,939) wadi'ah (123,949,793,313) (134,886,735,715) beban lainnya 36,426,947,380 369,915,228,906 Laba (rugi) Usaha Pendapatan dan Beban 13,563,963,243 13,804,055,043 Non-Usaha Laba (rugi) Sebelum Zakat dan Pajak (22,862,984,137) 383,719,283,949 Penghasilan (2,815,220,867) 9,592,982,099 Zakat Laba (rugi) Sebelum (25,678,205,004) 374,126,301,850 Pajak Penghasilan (19,132,607,116) (84,550,582,068) Beban Pajak Penghasilan (44,810,812,120) 289,575,719,782 Laba (rugi) Bersih Pendapatan (3,967,454,990) 392,198,806,898 Komprehensif Lainnya (48,778,267,110) 681,774,526,680 Laba Komprehensif Sumber: Laporan Keuangan Tahunan Bank Syariah Mandiri diolah tahun 2017. 2. Bank Muamalat Indonesia a. Laporan Neraca Berikut adalah laporan neraca Bank Muamalat Indonesia terdiri dari tabel aktiva dan tabel pasiva (liabilitas, dana syirkah temporer, dan ekuitas) yang peneliti peroleh dari laporan tahunan yang dipublikasi oleh Bank Muamalat Indonesia tahun 2014 dan 2015.
57
Tabel 4.4 Laporan Neraca Bank Muamalat Indonesia Aktiva (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) Pos-pos
2014
2015
ASET Kas Penempatan pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan pada Bank Lain Investasi Surat Berharga
1,146,487,527
1,194,367,912
8,556,993,115
5,346,205,802
968,561,047
1,333,983,931
95,264,313
22,744,732
4,922,225,165 20,213,020,541 20,611,224,195 14,718,006 28,646,831 (441,568,491) 127,454,600 21,273,143,673 1,723,618,638 19,549,525,035 727,496,566
4,504,593,754 17,349,594,697 18,267,360,334 8,447,523 28,604,257 (954,817,417) 230,577,482 21,245,145,837 1,052,718,497 20,192,427,340 515,350,377
Piutang Murabahah Ishtishna Ijarah Cadangan kerugian Pinjaman Qardh Pembiayaan Mudharabah Musyarakah Tagihan Akseptasi Aset yang diperoleh 250,643,907 234,825,789 untuk Ijarah Penyertaan Modal 28,496,575 28,970,217 Sementara 2,297,070,118 2,394,218,133 Aset Tetap 160,495,865 150,507,468 Aset Pajak Tangguhan 1,674,836,644 2,621,501,836 Aset Lain Jumlah Aset 62,442,189,696 57,172,587,967 Sumber: Laporan Keuangan Tahunan Bank Muamalat Indonesia diolah tahun 2017.
58
Tabel 4.5 Laporan Neraca Bank Muamalat Indonesia Liabilitas, Dana Syirkah Temporer dan Ekuitas (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) Pos-pos 2014 2015 LIABILITAS, DANA SYIRKAH TEMPORER DAN EKUITAS Liabilitas Segera 115,568,297 178,661,201 Bagi Hasil Dana Syirkah 125,921,815 82,088,950 Temporer Simpanan Wadiah 6,070,769,529 5,651,880,453 Simpanan dari Bank Lain 51,124,515 51,062,583 Liabilitas Akseptasi 727,496,566 515,497,169 Utang Pajak 59,375,449 59,999,741 Pembiayaan Diterima 1,886,000,000 1,804,925,000 Estimasi Kerugian 14,498,443 10,004,147 Estimasi Liabilitas 258,832,776 204,708,573 Imbalan Kerja Liabilitas Lain-lain 277,975,410 393,269,369 Jumlah Liabilitas 9,587,562,800 8,952,097,186 Dana Syirkah Temporer 48,926,215,384 44,669,926,898 Ekuitas 3,928,411,512 3,550,563,883 Jumlah Liabilitas, Dana Syirkah Temporer dan 62,442,189,696 57,172,587,967 Ekuitas Sumber: Laporan Keuangan Tahunan Bank Muamalat Indonesia diolah tahun 2017.
b. Laporan Laba Rugi Berikut adalah laporan laba rugi Bank Muamalat Indonesia yang peneliti peroleh dari laporan tahunan yang dipublikasi oleh Bank Muamalat Indonesia tahun 2014 dan 2015.
59
Tabel 4.6 Laporan Laba Rugi Bank Muamalat Indonesia (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) Pos-pos 2014 2015 Pendapatan Pengelolaan Dana oleh Bank sebagai 5,214,863,052 4,949,359,579 Mudharib pendapatan dari 2,331,895,389 2,137,453,548 penjualan pendapatan dari bagi 2,389,316,763 2,340,697,779 hasil pendapatan dari ijarah 32,541,789 29,952,459 pendapatan dari usaha 461,109,111 441,255,793 utama lainnya Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil Dana Syirkah (3,352,238,618) (2,853,894,100) Temporer Hak Bagi Hasil Milik 1,862,624,434 2,095,465,479 Bank Pendapatan Operasional 313,514,925 311,893,892 Lainnya (1,833,624,994) (2,011,430,053) Beban Operasional umum dan (830,997,374) (952,700,467) administrasi (858,067,414) (924,521,476) karyawan (27,601,845) (19,678,590) bonus giro wadi'ah (116,958,361) (114,529,520) lain-lain Beban Cadangan Kerugian Penurunan (173,128,412) (253,172,525) Nilai Aset Keuntungan (kerugian) (19,209,006) 24,376,001 Selisih Kurs 150,176,947 167,132,794 Laba (rugi) Usaha Pendapatan dan Beban (51,132,683) (58,222,956) Non-Operasional Laba (rugi) Sebelum 99,044,264 108,909,838 Pajak Penghasilan (40,127,570) (34,417,650) Beban Pajak Penghasilan 58,916,694 74,492,188 Laba (rugi) Bersih Pendapatan 613,253,272 75,883,888 Komprehensif Lainnya 672,169,966 150,376,075 Laba Komprehensif Sumber: Laporan Keuangan Tahunan Bank Muamalat Indonesia diolah tahun 2017.
60
3. Bank BNI Syariah a. Laporan Neraca Berikut adalah laporan neraca Bank BNI Syariah terdiri dari tabel aktiva dan tabel pasiva (liabilitas, dana syirkah temporer, dan ekuitas) yang peneliti peroleh dari laporan tahunan yang dipublikasi oleh Bank BNI Syariah tahun 2014 dan 2015. Tabel 4.7 Laporan Neraca Bank BNI Syariah Aktiva (Disajikan dalam Jutaan Rupiah) Pos-pos
2014
2015
ASET Kas 153,331 145,965 Penempatan pada Bank 1,851,201 2,583,736 Indonesia Giro pada Bank Lain 157,311 89,743 Penempatan pada Bank 208,827 Lain Investasi Surat Berharga 1,882,557 2,299,101 Piutang Murabahah 11,292,122 13,218,300 Pinjaman Qardh 638,347 559,206 Pembiayaan 2,421,699 3,358,807 Mudharabah 1,016,696 1,258,682 Musyarakah 1,405,003 2,100,125 Aset yang diperoleh 434,470 247,675 untuk Ijarah Biaya dibayar dimuka 140,620 120,660 Pajak dibayar dimuka 7,901 Aset Tetap 110,890 159,759 Aset Pajak Tangguhan 22,263 34,538 Aset Lain 178,474 192,276 Jumlah Aset 19,492,112 23,017,667 Sumber: Laporan Keuangan Tahunan Bank BNI Syariah diolah tahun 2017.
61
Tabel 4.8 Laporan Neraca Bank BNI Syariah Liabilitas, Dana Syirkah Temporer dan Ekuitas (Disajikan dalam Jutaan Rupiah) Pos-pos
2014
2015
LIABILITAS, DANA SYIRKAH TEMPORER DAN EKUITAS 15,654 18,942 Liabilitas Segera Bagi Hasil yang belum 51,657 46,258 dibagikan 2,563,965 2,780,736 Simpanan Wadiah 66,788 52,999 Simpanan dari Bank Lain Biaya yang masih harus 20,283 30,780 dibayar Utang Pajak 32,540 23,005 579 4,620 Penyisihan 63,735 71,155 Liabilitas Lain-lain 269,346 282,010 Imbalan Kerja 3,084,547 3,310,505 jumlah Liabilitas 14,457,565 17,491,504 Dana Syirkah Temporer 1,950,000 2,215,658 Ekuitas Jumlah Liabilitas, Dana Syirkah Temporer dan 19,492,112 23,017,667 Ekuitas Sumber: Laporan Keuangan Tahunan Bank BNI Syariah diolah tahun 2017.
b. Laporan Laba Rugi Berikut adalah laporan laba rugi Bank BNI Syariah yang peneliti peroleh dari laporan tahunan yang dipublikasi oleh Bank BNI Syariah tahun 2014 dan 2015.
62
Tabel 4.9 Laporan Laba Rugi Bank BNI Syariah (Disajikan dalam Jutaan Rupiah) Pos-pos 2014 2015 Pendapatan Pengelolaan Dana oleh Bank sebagai 2,026,108 2,429,243 Mudharib pendapatan dari jual 1,450,260 1,753,944 beli pendapatan dari bagi 235,469 308,392 hasil 77,839 66,177 pendapatan dari ijarah pendapatan dari usaha 262,540 300,730 utama lainnya Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil Dana Syirkah (691,444) (846,069) Temporer Hak Bagi Hasil Milik 1,334,664 1,583,174 Bank Pendapatan Operasional 100,387 118,814 Lainnya (1,119,482) (1,193,136) Beban Operasional (644,458) (669,585) gaji dan tunjangan umum dan (361,466) (397,039) administrasi (16,497) (610) beban bonus wadi'ah (97,061) (125,902) lain-lain Beban Cadangan Kerugian Penurunan (93,246) (221,253) Nilai Aset 222,323 287,599 Laba (rugi) Usaha Pendapatan dan Beban (2,190) 20,169 Non-Operasional Laba (rugi) Sebelum 220,133 307,768 Pajak Penghasilan (56,882) (79,243) Beban Pajak Penghasilan 163,251 228,525 Laba (rugi) Bersih Pendapatan 37,133 Komprehensif Lainnya 163,251 265,658 Laba Komprehensif Sumber: Laporan Keuangan Tahunan Bank BNI Syariah diolah tahun 2017.
63
4. Bank Mega Syariah a. Laporan Neraca Berikut adalah laporan neraca Bank Mega Syariah terdiri dari tabel aktiva dan tabel pasiva (liabilitas, dana syirkah temporer, dan ekuitas) yang peneliti peroleh dari laporan tahunan yang dipublikasi oleh Bank Mega Syariah tahun 2014 dan 2015. Tabel 4.10 Laporan Neraca Bank Mega Syariah Aktiva (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) Pos-pos
2014
2015
ASET Kas Penempatan pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Efek-efek yang dimiliki Piutang Murabahah
100,746,009
43,444,351
684,366,010
460,425,944
53,275,362 459,659,500 5,183,515,388 77,214,930 39,552,528 8,818,900 30,733,628 15,000,000 15,733,628
25,677,075 445,639,500 4,009,341,566 32,473,141 57,610,900 1,375,195 56,235,705 44,995,125 11,240,580
Pinjaman Qardh Pembiayaan Mudharabah Musyarakah berelasi Ketiga Aset yang diperoleh 901,182 152,708 untuk Ijarah 288,660,571 339,014,384 Aset Tetap 15,889,736 6,833,993 Aset Pajak Tangguhan 140,806,673 139,205,904 Aset Lain 7,044,587,889 5,559,819,466 Jumlah Aset Sumber: Laporan Keuangan Tahunan Bank Mega Syariah diolah tahun 2017.
64
Tabel 4.11 Laporan Neraca Bank Mega Syariah Liabilitas, Dana Syirkah Temporer dan Ekuitas (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) Pos-pos 2014 2015 LIABILITAS, DANA SYIRKAH TEMPORER DAN EKUITAS Liabilitas Segera 2,086,021 1,135,671 Bagi Hasil yang belum 12,556,965 6,333,945 dibagikan Simpanan Wadiah 918,362,063 603,537,201 Simpanan dari Bank Lain 250,000,000 250,000,000 Utang Pajak 10,625,884 8,191,160 liabilitas imbalan paska 66,216,744 32,605,406 kerja Liabilitas Lain-lain 40,900,668 32,720,860 Jumlah Liabilitas 1,300,748,345 934,524,243 Dana Syirkah Temporer 4,962,694,504 3,751,008,652 Ekuitas 781,145,040 874,286,571 Jumlah Liabilitas, Dana Syirkah Temporer dan 7,044,587,889 5,559,819,466 Ekuitas Sumber: Laporan Keuangan Tahunan Bank Mega Syariah diolah tahun 2017.
b. Laporan Laba Rugi Berikut adalah laporan laba rugi Bank Mega Syariah yang peneliti peroleh dari laporan tahunan yang dipublikasi oleh Bank Mega Syariah tahun 2014 dan 2015.
65
Tabel 4.12 Laporan Laba Rugi Bank Mega Syariah (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) Pos-pos Pendapatan Pengelolaan Dana oleh Bank sebagai Mudharib pendapatan dari jual beli pendapatan dari bagi hasil pendapatan dari ijarah pendapatan dari usaha utama lainnya Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil Dana Syirkah Temporer Hak Bagi Hasil Milik Bank Pendapatan Operasional Lainnya Beban Usaha beban kepegawaian beban umum dan administrasi beban penyisihan kerugian aset produktif beban bonus wadi'ah beban lain-lain Laba (rugi) Usaha Pendapatan dan Beban Non-Usaha Laba (rugi) Sebelum Zakat dan Pajak Penghasilan Zakat Laba (rugi) Sebelum Pajak Penghasilan Beban Pajak Penghasilan Laba (rugi) Bersih
2014
2015
1,195,321,911
805,328,207
1,116,418,132
744,577,385
4,016,862
4,491,171
147,951
1,230,109
74,738,966
55,029,542
(412,144,870)
(265,874,813)
783,177,041
539,453,394
185,054,277
615,363,798
947,116,659 341,771,284
1,148,056,819 265,509,022
147,358,934
134,330,338
214,020,791
617,058,977
183,998,288 59,967,362 21,114,658
78,194,244 52,964,238 1,148,056,819
752,832
10,395,906
21,867,491
6,760,373
(597,939)
(428,907)
21,269,552
16,727,372
(5,410,894) 15,858,658
(4,503,789) 12,223,583
66
Pendapatan 6,137,957 80,917,948.00 Komprehensif Lainnya 21,996,615 93,141,531 Laba Komprehensif Sumber: Laporan Keuangan Tahunan Bank Mega Syariah diolah tahun 2017.
B. Analisis Data Pengukuran kinerja keuangan adalah penting sebagai sarana atau indikator dalam rangka memperbaiki kegiatan operasional perusahaan. Pengukuran kinerja untuk menilai tentang kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran dalam pengelolaan sumber daya manusia untuk menghasilkan barang dan jasa. 6 Pengukuran kinerja keuangan dilakukan bersamaan dengan proses analisis. Analisis kinerja keuangan merupakan suatu proses pengkajian kinerja keuangan secara kritis, yang meliputi peninjauan data keuangan, perhitungan, pengukuran, interpretasi dan pemberian solusi terhadap masalah keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu. Salah satu alat analisis adalah dengan analisis persentase per komponen (common size) yaitu teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui persentase masing-masing komponen aset terhadap total aset, persentase masing-masing komponen utang dan modal terhadap total pasiva, dan persentase masing-masing komponen laba rugi terhadap pendapatan.7 Suatu analisis dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara
6
7
Moeheriono, Pengukuran Kinerja, (Jakarta: Raja Grafindo, 2012), hlm. 96.
Hery, Analisis Laporan Keuangan: Integrated and comprehensive edition, (Jakarta: PT.Gasindo 2016), hlm. 25.
67
baik dan benar. Seperti dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standar dan ketentuan.8 Laporan keuangan 4 bank yang dianalisis sudah memenuhi standar dan ketentuan. Untuk analisis kinerja keuangan maka entitas syariah perlu menyajikan informasi periode sebelumnya dalam laporan keuangan. 9 Berikut analisis common size dari laporan keuangan Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, Bank BNI Syariah, dan Bank Mega Syariah periode tahun 2014 dan 2015. Deskripsi atas data kuantitatif yang dianalisis perlu disampaikan untuk memberikan gambaran data tentang penelitian kinerja keuangan perusahaan.
1. Bank Syariah Mandiri Berdasarkan data yang diperoleh dari sumber data penelitian maka analisis common size pada laporan keuangan Bank Syariah Mandiri adalah sebagai berikut: a. Analisis Laporan Neraca Analisis Common Size dengan analisis laporan neraca yang menyatakan total aset (atau kewajiban ditambah modal) sebagai dasarnya dengan 100%. Kemudian, pos pada grup itu dinyatakan dalam persentase dari total masingmasing. 10 Di bawah ini akan dilakukan analisis common size untuk laporan posisi
8
Irhami Fahmi, Analisis Kinerja Keuangan, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 2.
9 Rizal Yaya, Aji Erlangga M., dan Ahim Abdurrahim, Akuntansi Perbankan Syariah, (Jakarta: Salemba empat, 2013), hlm. 85. 10
K.R. Subramanyam and John J. Wild, Financial statements Analysis, (United States: McGraw-Hill, 2009), hlm. 31.
68
keuangan atau neraca dari sisi aktiva pada Bank Syariah Mandiri tahun 2014 dan 2015 sebagai berikut: Tabel 4.13 Analisis Common size Laporan Neraca Bank Syariah Mandiri Aktiva Pos-pos ASET Kas Penempatan pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan pada Bank Lain Investasi Surat Berharga
2014 2015 Pos aktiva x 100 Pos aktiva x 100 Total aktiva Total aktiva % % 2.26 2.29
Piutang Murabahah Ishtishna’ Ijarah Cadangan Kerugian Pinjaman Qardh Pembiayaan Mudharabah Musyarakah Tagihan Akseptasi Aset yang diperoleh untuk Ijarah Penyertaan Modal Sementara Aset Tetap Aset Lain Jumlah Aset Sumber: data diolah tahun 2017.
Agregat
0.03
19.45
11.81
-7.64
0.80
0.75
-0.04
0.29
-
-0.29
2.57
10.76
8.19
48.77 50.35 0.05 0.13 -1.77 5.35 15.44 4.49 10.95 0.20
47.53 49.46 0.02 0.03 -1.98 2.75 18.63 4.03 14.60 0.37
-1.24 -0.89 -0.04 -0.11 -0.21 -2.61 3.19 -0.46 3.66 0.17
1.22
1.15
-0.08
0.07
0.06
-0.01
1.08 2.48 100.00
1.60 2.31 100.00
0.51 -0.18 0.00
69
Analisis laporan keuangan adalah proses evaluasi hubungan antara bagianbagian pada laporan keuangan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari posisi perusahaan dan kinerja.11 Persentase common size pada neraca sisi aktiva secara keseluruhan lebih banyak pos yang meningkat daripada menurun. Kenaikan dalam analisis ini komponen terbesarnya yaitu sebanyak 8.19% berasal dari pos surat berharga yang dimiliki terhadap total aktiva dan komponen terbanyak menurun berasal dari pos penempatan pada Bank Indonesia yaitu dengan kontribusi terhadap total aktiva menurun sebanyak 7.64%. Pada kas mengalami kenaikan sebesar 0.03%, giro dan penempatan pada bank lain mengalami penurunan sebesar masing-masing sebesar 0.04% dan 0.29%, tagihan akseptasi mengalami kenaikan sebesar 0.17%. Setelah dianalisis kenaikan yang terjadi pada kas sebesar 0.03% yang artinya bahwa Bank Syariah Mandiri diprediksi ingin menjaga likuiditasnya. Kenaikan pos kas dan pos surat berharga yang dimiliki berasal dari penempatan pada Bank Indonesia yang mengalami penurunan itu artinya Bank Syariah Mandiri menarik uang yang ditempatkannya di Bank Indonesia untuk menjaga tingkat likuiditas dan membeli surat berharga yang dimiliki. Dalam analisis common size memang tidak ada ketentuan berapa sebaiknya persentase kas terhadap total aktiva, namun jika dikaitkan dengan cash ratio sebaiknya nilai persentase kas terhadap total aktiva lebih besar daripada persentase utang lancar terhadap total pasiva. Hal ini terkait kemampuan perusahaan membiayai kewajiban jangka pendeknya. Jika
11
Metcalf. R.W. and P.L. Titard, Principals of Accounting, (Philadelphia: W.B. Saunders, 1976), hlm. 157.
70
jumlah kas semakin menurun dan jumlah kewajiban semakin meningkat maka perusahaan bisa berada dalam kondisi illikuid. 12 Jumlah kas yang kecil akan mengganggu aktivitas perusahaan, karena perusahaan kekurangan dana yang likuid untuk membiayai pengeluaran rutin maupun pengeluaran yang tidak rutin. Sebaliknya Jumlah kas yang terlalu besar pada perusahaan menunjukkan jumlah dana yang tidak digunakan (menganggur). Semakin banyak dana menganggur berarti semakin banyak nilai investasi yang hilang. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan Anggaran Kas, Perencanaan Kas dan Pengendalian Kas yang tepat, sehingga perusahaan tidak mempunyai kendala dalam melakukan aktivitasnya dan mampu meningkatkan pendapatan. Surat berharga yang dimiliki mengalami kenaikan, hal ini disebabkan karena adanya pembelian surat-surat berharga yang dimiliki. Dari sisi agregat pos piutang menurun, namun tetap kontribusi terbesar terhadap total aktiva dimiliki oleh pos piutang yang mempunyai kontribusi sebesar 48.77% di tahun 2014 dan 47.53% di tahun 2015. Piutang mengalami penurunan sebesar 1.24%, kondisi ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola piutang agak membaik. Semakin tinggi piutang menunjukkan semakin banyak modal kerja yang tertanam dalam piutang yang tidak dapat dimanfaatkan oleh perusahaan dan semakin tinggi pula risiko piutang tidak tertagih. Piutang murabahah menjadi penyumbang kontribusi terbanyak terhadap piutang, ini juga berarti produk piutang murabahah masih menjadi produk terpopuler dari Bank
12
Munawir, Analisis Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Liberty, 2014), hlm. 31.
71
Syariah Mandiri dan masih banyak diminati masyarakat. Pinjaman qardh mengalami penurunan sebesar 2.61% yaitu dari 5.35% di tahun 2014 dan 2.75% di tahun 2015. Dikarenakan untuk dialihkan ke investasi surat berharga agar menjadi keuntungan. Pembiayaan bagi hasil mengalami kenaikan sebesar 3.19%, walaupun pembiayaan mengalami penurunan terhadap total aktiva, namun pembiayaan musyarakah mengalami kenaikan lebih besar, inilah yang menyebabkan pembiayaan mengalami kenaikan. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Produktif mengalami kenaikan sebesar 0.03%, tagihan akseptasi mengalami kenaikan sebesar 0.17%, aset yang diperoleh untuk ijarah mengalami penurunan sebesar 0.08%, penyertaan modal sementara mengalami penurunan sebesar 0.01%, aset tetap mengalami kenaikan sebesar 0.51%, dan aset lainnya mengalami penurunan sebesar 0.18%. Dari analisis data dari segi aktiva cenderung stabil dengan kenaikan atau penurunan persentase tiap pos yang sedikit dan tak banyak mempengaruhi total aktiva. Di bawah ini akan dilakukan analisis common size untuk laporan posisi keuangan atau neraca dari sisi pasiva pada Bank Syariah Mandiri tahun 2014 dan 2015 sebagai berikut:
72
Tabel 4.14 Analisis Common size Laporan Neraca Bank Syariah Mandiri Liabilitas, Dana Syirkah Temporer, dan Ekuitas Pos-pos LIABILITAS, DANA SYIRKAH TEMPORER DAN EKUITAS Liabilitas Segera Bagi Hasil Dana Syirkah Temporer Simpanan Wadiah Simpanan dari Bank Lain Liabilitas Akseptasi Utang Pajak
Agregat
2014 PosPasiva x 100 Total Pasiva %
2015 PosPasiva x 100 Total Pasiva %
1.39
1.30
-0.10
0.09
0.08
-0.01
10.29
11.45
1.16
0.06
0.06
0.00
0.20 0.08
0.37 0.15
0.17 0.07
0.22 0.00 0.60 12.94 79.42 0.75 6.90
0.04 0.60 14.04 77.27 0.71 7.98
0.03 0.00 1.11 -2.15 -0.04 1.08
100.00
100.00
0.00
Pembiayaan Diterima Estimasi Kerugian Liabilitas Lain-lain Jumlah Liabilitas Dana Syirkah Temporer Surat Berharga Ekuitas Jumlah Liabilitas, Dana Syirkah Temporer dan Ekuitas Sumber: data diolah tahun 2017.
Persentase common size pada neraca sisi liabilitas, dana syirkah temporer dan ekuitas secara keseluruhan cenderung mengalami peningkatan pada setiap pos namun terdapat beberapa pos yang berfluktuatif. Dari analisis laporan keuangan Bank Syariah Mandiri dengan menggunakan teknik common size pada sisi pasiva, secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 jenis, pertama adalah pos-pos yang mengalami kenaikan dan penurunan. Akun yang
73
mengalami kenaikan adalah sebagai berikut, simpanan wadiah mengalami kenaikan sebesar 1.16%, simpanan pada bank lain, liabilitas akseptasi mengalami kenaikan sebesar 0.17%, utang pajak mengalami kenaikan sebesar 0.07%, estimasi kerugian mengalami kenaikan sebesar 0.03%, liabilitas lain-lain mengalami kenaikan, dan ekuitas mengalami kenaikan sebesar 1.08%. Setelah di analisis kenaikan yang paling besar terdapat pada pos simpanan wadiah yaitu 10.29% di tahun 2014 dan 11.45% di tahun 2015 hal ini dikarenakan Bank Syariah Mandiri kurang mampu dalam mengendalikan dana dari masyarakat yang menyebabkan Bank Syariah Mandiri likuiditasnya akan terganggu. Utang pajak mengalami kenaikan yang menandakan bahwa utang pajak semakin membanyak karena belum dibayar walaupun pos kas mengalami kenaikan namun cuma sedikit disebabkan Bank Syariah Mandiri banyak investasi surat berharga.13 Sedangkan kenaikan persentase pada ekuitas terhadap total liabilitas, dana syirkah temporer dan ekuitas dari 6.90% di tahun 2014 menjadi 7.98% di tahun 2015. Kondisi ini menandakan bahwa aktiva yang didanai oleh modal yang dimiliki perusahaan semakin meningkat. Sedangkan pos-pos yang mengalami penurunan adalah sebagai berikut, liabilitas segera mengalami penurunan sebesar 0.10%, bagi hasil dana syirkah temporer mengalami penurunan sebesar 0.01%, dana syirkah temporer mengalami penurunan sebesar 2.15%, dan surat berharga mengalami penurunan sebesar 0.04%. Setelah dianalisis penurunan paling besar terjadi pada pos dana syirkah temporer.
13
Ibid.
74
Walaupun menurun, pos dana syirkah temporer masih mendominasi persentase terhadap total liabilitas, dana syirkah temporer dan ekuitas ini artinya sumber pendanaan utama berasal dari dana syirkah temporer. Liabilitas segera mengalami penurunan yang berarti hal ini berdampak baik bagi bank karena Bank Syariah Mandiri setidaknya sudah mampu melunasi kewajiban jangka pendeknya. b. Analisis Laporan Laba Rugi Analisis laporan laba rugi, penjualan dinyatakan dalam 100% dengan sisa pos laporan laba rugi dinyatakan dalam persentase dari penjualan. Karena jumlah dari akun-akun dinyatakan dalam 100%.14 Di bawah ini akan dilakukan analisis common size untuk laporan laba rugi pada Bank Syariah Mandiri tahun 2014 dan 2015 sebagai berikut: Tabel 4.15 Analisis Common size Laporan Laba rugi Bank Syariah Mandiri Pos-pos
Pendapatan Pengelolaan Dana oleh Bank sebagai Mudharib pendapatan dari jual beli pendapatan dari sewa pendapatan dari bagi hasil pendapatan dari usaha utama lainnya Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil Dana Syirkah Temporer 14
2014 Pos x 100 Total pendapatan %
2015 Pos x 100 Total Pendapatan %
Agregat
84.56
86.39
1.83
59.23
55.56
-3.68
1.83
0.30
-1.53
17.73
18.15
0.42
7.27
10.97
3.69
-37.77
-35.34
2.43
K.R. Subramanyam and John J. Wild, op. cit., hlm. 31.
75
Hak Bagi Hasil Milik Bank Pendapatan Usaha Lainnya Beban Usaha beban kepegawaian beban administrasi penyisihan kerugian aset produktif beban penyusutan aset tetap beban bagi hasil pembiayaan diterima beban bagi hasil surat berharga penurunan nilai aset non-produktif kerugian komitmen dan kontinjensi beban bonus simpanan wadi'ah beban lainnya Laba (rugi) Usaha Pendapatan dan Beban Non-Usaha Laba (rugi) Sebelum Zakat dan Pajak Penghasilan Zakat Laba (rugi) Sebelum Pajak Penghasilan Beban Pajak Penghasilan Laba (rugi) Bersih Pendapatan Komprehensif Lainnya Laba Komprehensif Sumber: data diolah tahun 2017.
46.78
51.05
4.27
15.44
13.61
-1.83
-62.79 -22.12 -17.67
-59.30 -19.86 -17.54
3.49 2.26 0.13
-15.02
-14.37
0.65
-3.11
-3.14
-0.02
-0.73
-0.02
0.71
-0.79
-0.77
0.02
-0.47
-0.48
-0.01
0.02
-0.32
-0.34
-0.98
-0.85
0.13
-1.91 0.56
-1.96 5.36
-0.05 4.80
0.21
0.20
-0.01
-0.35
5.56
5.91
-0.04
0.14
0.18
-0.40
5.42
5.82
-0.29
-1.23
-0.93
-0.69
4.20
4.89
-0.06
5.68
5.75
-0.75
9.88
10.63
Berdasarkan analisis common size laba rugi yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa pendapatan bank sebagai mudharib mengalami peningkatan yang
76
cukup stabil sebesar 1.83% dimana pada tahun 2014 adalah sebesar 84.56% meningkat menjadi 86.39% pada tahun 2015. Pendapatan bank sebagai mudharib ini berasal dari pos pendapatan utama lainnya yang juga mengalami peningkatan yaitu 3.69% dari 7.27% di tahun 2014 meningkat menjadi 10.97% di tahun 2015, dan berasal dari pos pendapatan bagi hasil yang mengalami kenaikan dari 17.73% pada tahun 2014 menjadi 18.15% pada tahun 2015 naik sebesar 0.42% walaupun ada penurunan persentase dari pendapatan dari jual beli yang turun sebesar 3.68% dari 59.23% di tahun 2014 dan 55.56% di tahun 2015 dan penurunan pada pos pendapatan dari sewa sebesar 1.53%. Penurunan pendapatan dari jual beli dimungkinkan karena berkurangnya nasabah yang melakukan pembiayaan dengan akad murabahah dan istishna, nasabah lebih banyak melakukan pembiayaan dengan akad mudharabah dan musyarakah. Adapun cara untuk meningkatkan kepercayaan nasabah agar kembali melakukan pembiayaan dengan akad murabahah dan istishna adalah dengan melakukan promosi. Pihak manajemen harus lebih gencar memperkenalkan produk-produk perusahaan. Selain itu, untuk semakin menarik minat nasabah, perusahaan akan menurunkan margin untuk para nasabah yang melakukan pembiayaan dengan akad murabahah dan istishna Penurunan pendapatan dari jual beli juga disertai dengan penurunan pendapatan dari sewa yang turun sebesar 1.53% dimana pada tahun 2014 adalah sebesar 1.83% turun menjadi 0.30% pada tahun 2015. Adapun faktor yang membuat pendapatan usaha lainnya mengalami penurunan adalah kebijakan Bank Syariah Mandiri yang menghentikan dana talangan haji setelah Dewan Syariah
77
Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) menerbitkan fatwa 29/2002 tentang pembiayaan pengurusan haji lembaga keuangan syariah (LKS). Bank Syariah Mandiri menghentikan talangan haji sejak 2014, akibatnya penurunan pendapatan ujrah dana talangan haji sangat signifikan. Sehingga, kinerja Bank Syariah Mandiri apabila dilihat dari sisi pendapatan usaha yaitu pendapatan sebagai mudharib dan pendapatan usaha lainnya, perusahaan mampu meningkatkan pendapatannya dari tahun sebelumnya. Ini dikarenakan persentase pendapatan sebagai mudharib yang mengalami kenaikan lebih besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara itu, pendapatan dan beban non usaha mengalami peningkatan sebesar 0.01% dari 0.21% di tahun 2014 menjadi 0.20% di tahun 2015. Namun penurunan terjadi di pos beban usaha sebesar 3.49% dimana beban usaha pada tahun 2014 adalah 62.79% menjadi 59.30% di tahun 2015. Faktor utama yang menyebabkan penurunan beban usaha adalah faktor internal yaitu perusahaan lebih sedikit melakukan rekrutmen pegawai baru dan kegiatan sosial yang juga menurun, sehingga beban usaha dari sisi kepegawaian juga menurun. Hal tersebut terbukti dengan menurunnya beban gaji, upah, tunjangan dan kesejahteraan, beban biaya kegiatan sosial, dan beban biaya rekrutmen. Berdasarkan analisis di atas, dapat diketahui bahwa kinerja Bank Syariah Mandiri apabila dilihat dari sisi beban usaha, perusahaan mampu mengontrol dan mengefisienkan beban usaha sehingga beban usaha mengalami penurunan yang signifikan. Penurunan beban usaha berpengaruh pada meningkatnya laba usaha
78
yang diterima secara signifikan, pada tahun 2014 laba usaha yang diperoleh adalah sebesar 0.56% yang kemudian terjadi peningkatan pada tahun 2015 sebesar 4.80% menjadi 5.36%. Semakin besar jumlah pendapatan dan laba usaha yang diterima maka akan semakin besar jumlah zakat dan pajak yang harus dikeluarkan. Namun, karena pada tahun 2015 laba usaha Bank Syariah Mandiri mengalami peningkatan, maka jumlah zakat dan pajak yang dikeluarkan pun semakin besar dari tahun sebelumnya. Karena laba usaha mengalami peningkatan, maka laba sebelum zakat dan pajak penghasilan pastilah mengalami peningkatan pula. Persentase laba sebelum zakat dan pajak penghasilan meningkat cukup besar yaitu sebesar 5.91% dimana pada tahun 2015 laba sebelum zakat dan pajak penghasilan adalah sebesar 5.56% padahal pada tahun 2014 laba sebelum zakat dan pajak penghasilan adalah sebesar -1.35%. Para pemegang saham telah menyepakati bahwa pembayaran zakat perusahaan adalah sebesar 2,5% dari laba sebelum zakat, sehingga zakat yang dikeluarkan perusahaan untuk disalurkan melalui LAZNAS BSM pada tahun 2014 adalah sebesar -0.04%. Rekening zakat mengalami peningkatan sebesar 0.18% karena zakat yang dikeluarkan pada tahun 2015 adalah sebesar 0.14%. Begitupun dengan rekening laba sebelum pajak penghasilan, rekening ini mengalami peningkatan secara signifikan pula yaitu sebesar 5.82% meningkat dari tahun 2014 sebesar 0.40% menjadi 5.42% pada tahun 2015. Sedangkan jumlah pajak penghasilan yang dikeluarkan mengalami peningkatan sebesar 0.93% dari tahun sebelumnya. Sehingga laba bersih dan laba komprehensif yang diterima juga
79
mengalami peningkatan yang cukup banyak masing-masing sebesar 4.89% dan 10.63%. Laba bersih mengalami peningkatan dari tahun 2014 sebesar 0.69% menjadi 4.20% pada tahun 2015. Dan untuk laba komprehensif, peningkatan yang terjadi adalah -0.75% di tahun 2014 menjadi 9.88% di tahun 2015. Dilihat dari perolehan laba usaha perusahaan, laba usaha mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang menyebabkan laba bersih yang diperoleh perusahaan juga mengalami peningkatan. Kemudian akan dilakukan kategorisasi pada Bank Syariah Mandiri. Setelah peneliti mendapatkan akun-akun mana saja yang mengalami kenaikan dari segi manfaat yaitu nilai sebanyak 27 dari akun-akun laporan neraca dan laba rugi yang berjumlah 39, maka dihitunglah dengan rumus kategorisasi yang terdapat pada metode penelitian dengan perhitungan sebagai berikut: 27 39
x 100 = 69
Setelah penghitungan didapatkan nilai 69, maka Bank Syariah Mandiri masuk dalam kategori “baik”. Pengkategorian ini hanya digunakan untuk laporan keuangan Bank Syariah Mandiri pada tahun 2014 dan 2015 untuk mengukur kinerja keuangannya.
80
2. Bank Muamalat Indonesia Berdasarkan data yang diperoleh dari sumber data penelitian maka analisis common size pada laporan keuangan Bank Muamalat Indonesia adalah sebagai berikut: a. Analisis Laporan Neraca Di bawah ini akan dilakukan analisis common size untuk laporan posisi keuangan atau neraca dari sisi aktiva pada Bank Syariah Mandiri tahun 2014 dan 2015 sebagai berikut: Tabel 4.16 Analisis Common size Laporan Neraca Bank Muamalat Indonesia Aktiva Pos-pos ASET Kas Penempatan pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan pada Bank Lain Investasi Surat Berharga Piutang Murabahah Ishtishna Ijarah Cadangan kerugian Pinjaman Qardh Pembiayaan Mudharabah Musyarakah Tagihan Akseptasi
2014 2015 Pos aktiva x 100 Pos aktiva x 100 Total aktiva Total aktiva % % 1.84 2.09
Agregat
0.25
13.70 1.55
9.35 2.33
-4.35 0.78
0.15
0.04
-0.11
7.88
7.88
0.00
32.37 33.01 0.02 0.05 -0.71 0.20 34.07 2.76 31.31 1.17
30.35 31.95 0.01 0.05 -1.67 0.40 37.16 1.84 35.32 0.90
-2.02 -1.06 -0.01 0.00 -0.96 0.20 3.09 -0.92 4.01 -0.26
81
Aset yang diperoleh untuk Ijarah Penyertaan Modal Sementara Aset Tetap Aset Pajak Tangguhan Aset Lain Jumlah Aset Sumber: data diolah tahun 2017.
0.40
0.41
0.01
0.05 3.68 0.26 2.68 100.00
0.05 4.19 0.26 4.59 100.00
0.01 0.51 0.01 1.90 0.00
Analisis keuangan sangat bergantung pada informasi yang diberikan oleh laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan merupakan sumber informasi yang penting di samping informasi lain seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan lainnya. 15 Berikut analisis common size terhadap laporan keuangan Bank Muamalat Indonesia (BMI) tahun 2014 dan 2015. Persentase common size pada neraca sisi aktiva secara keseluruhan hanya sedikit pos yang mengalami penurunan. Kenaikan dalam analisis ini komponen terbesarnya yaitu sebanyak 3.09% berasal dari pos pembiayaan terhadap total aktiva dan komponen terbanyak menurun berasal dari pos penempatan pada Bank Indonesia yaitu dengan kontribusi terhadap total aktiva menurun sebanyak 4.35%. Pada kas mengalami kenaikan sebesar 0.25%, giro pada bank lain mengalami kenaikan sebesar 0.78% dan penempatan pada bank lain mengalami penurunan sebesar 0.11%, investasi surat berharga cenderung stabil dengan persentase terhadap aktiva 7.88% di tahun 2014 dan 2015 yang artinya Bank Muamalat
15
Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, Analisis Laporan keuangan, (Yogyakarta: YKPN, 2014), hlm. 12.
82
Indonesia mampu mengatur stabilitas persentase walaupun total aktiva di tahun 2014 menurun dibandingkan total aktiva di tahun 2015. Setelah dianalisis kenaikan yang terjadi pada kas sebesar 0.25% berasal dari penempatan pada Bank Indonesia yang mengalami penurunan itu artinya Bank Muamalat Indonesia menarik uang yang ditempatkannya di Bank Indonesia diprediksi untuk menjaga tingkat likuiditas. Piutang mengalami penurunan sebesar 2.02% yang disebabkan oleh persentase piutang murabahah, ishtishna dan cadangan kerugian mengalami penurunan. Pinjaman qardh mengalami kenaikan sebesar 0.20%, pembiayaan mengalami kenaikan persentase terbesar terhadap total aktiva yaitu 3.09% berasal dari pembiayaan musyarakah yang mengalami kenaikan sebesar 4.01% dan terjadi penurunan pada pembiayaan mudharabah sebesar 0.92%. Ini artinya Bank Muamalat Indonesia dalam penyaluran piutang berkurang dan fokus kepada pembiayaan musyarakah untuk mendapatkan bagi hasil sebagai mudharib. Terbukti dengan persentase pembiayaan paling besar diantara pos-pos lain terhadap total aktiva yakni sebesar 34.07% di tahun 2014 dan 37.16% di tahun 2015 yang artinya produk pembiayaan baik mudharabah atau musyarakah masih menjadi produk andalan bagi Bank Muamalat Indonesia. Namun yang menjadi perhatian disini adalah dengan meningkatnya pos pembiayaan akan tetapi dana syirkah temporer mengalami penurunan, seharusnya apabila dana syirkah temporer mengalami kenaikan maka pembiayaan juga akan mengalami kenaikan. Hal ini bisa terjadi karena Bank Muamalat Indonesia terlalu menyalurkan dana untuk profitabilitas yang tinggi akan tetapi penghimpunannya kurang. Menurut Munawir, suatu
83
perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif. 16 Apabila dana syirkah temporer menurun sedangkan pembiayaan meningkat maka akan berdampak pada likuiditas bank untuk membayar kewajibannya pada saat ditagih. Tagihan akseptasi mengalami penurunan sebesar 0.26%, aset yang diperoleh untuk ijarah mengalami kenaikan 0.01%, penyertaan modal mengalami kenaikan sebesar 0.01%, aset tetap mengalami kenaikan sebesar 0.51%, aset pajak tangguhan mengalami kenaikan sebesar 0.01%, dan aset lain mengalami kenaikan sebesar 1.90%. Dari analisis data dari segi aktiva cenderung meningkat persentase tiap pos aktiva terhadap total aktiva. Di bawah ini akan dilakukan analisis common size untuk laporan posisi keuangan atau neraca dari sisi pasiva pada Bank Syariah Mandiri tahun 2014 dan 2015 sebagai berikut: Tabel 4.17 Analisis Common size Laporan Neraca Bank Muamalat Indonesia Liabilitas, Dana Syirkah Temporer, dan Ekuitas Pos-pos LIABILITAS, DANA SYIRKAH TEMPORER DAN EKUITAS Liabilitas Segera Bagi Hasil Dana Syirkah Temporer Simpanan Wadiah Simpanan dari Bank Lain Liabilitas Akseptasi 16
Agregat
2014
2015
PosPasiva x 100 Total Pasiva %
PosPasiva x 100 Total Pasiva %
0.19
0.31
0.13
0.20
0.14
-0.06
9.72
9.89
0.16
0.08
0.09
0.01
1.17
0.90
-0.26
Munawir, op. cit., hlm. 31.
84
Utang Pajak Pembiayaan Diterima Estimasi Kerugian Estimasi Liabilitas Imbalan Kerja Liabilitas Lain-lain Jumlah Liabilitas Dana Syirkah Temporer Ekuitas Jumlah Liabilitas, Dana Syirkah Temporer dan Ekuitas Sumber: data diolah tahun 2017.
0.10
0.10
0.01
3.02 0.02
3.1 0.02
0.14 -0.01
0.41
0.36
-0.06
0.45 15.35 78.35 6.2
0.69 15.66 78.13 6.21
0.24 0.30 -0.22 -0.08
100.00
100.00
0.00
Persentase common size pada neraca sisi liabilitas, dana syirkah temporer dan ekuitas secara keseluruhan cenderung stabil, yaitu mengalami peningkatan dan penurunan di setiap pos hanya berubah sedikit. Dari analisis laporan keuangan Bank Muamalat Indonesia dengan menggunakan teknik common size pada sisi pasiva, secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 jenis, pertama adalah pos-pos yang mengalami kenaikan dan penurunan. Akun yang mengalami kenaikan adalah sebagai berikut: liabilitas segera mengalami kenaikan sebesar 0.13%, simpanan wadiah mengalami kenaikan sebesar 0.16%, simpanan dari bank lain mengalami kenaikan sebesar 0.01%, utang pajak mengalami kenaikan sebesar 0.01%, pembiayaan diterima mengalami kenaikan sebesar 0.14%, dan liabilitas lain-lain mengalami kenaikan sebesar 0.24%. Setelah di analisis kenaikan yang paling besar terdapat pada pos liabilitas lain-lain yaitu 0.45% di tahun 2014 dan 0.69% di tahun 2015. Utang pajak
85
mengalami kenaikan yang menandakan bahwa utang pajak semakin membanyak karena belum dibayar walaupun pos kas mengalami kenaikan namun cuma sedikit disebabkan Bank Muamalat Indonesia banyak menyalurkan dananya di pembiayaan musyarakah. Sedangkan pos-pos yang mengalami penurunan adalah sebagai berikut, Bagi hasil dana syirkah temporer menurun sebesar 0.06%, liabilitas akseptasi mengalami penurunan sebesar 0.26%, estimasi kerugian mengalami penurunan sebesar 0.01%, estimasi liabilitas imbalan kerja mengalami penurunan sebesar 0.06%, dana syirkah temporer mengalami penurunan sebesar 0.22%, dan ekuitas mengalami penurunan sebesar 0.08%. Setelah dianalisis penurunan paling besar terjadi pada pos liabilitas akseptasi. Walaupun pos dana syirkah temporer menurun akan tetapi masih mendominasi persentase terhadap total liabilitas, dana syirkah temporer dan ekuitas dengan persentase 78.35% pada tahun 2014 dan 78.13% pada tahun 2015. Yang artinya sumber pendanaan paling banyak terdapat pada pos dana syirkah temporer.
b. Analisis Laporan Laba Rugi Di bawah ini akan dilakukan analisis common size untuk laporan laba rugi pada Bank Syariah Mandiri tahun 2014 dan 2015 sebagai berikut:
86
Tabel 4.18 Analisis Common size Laporan Laba rugi Bank Muamalat Indonesia Pos-pos
Pendapatan Pengelolaan Dana oleh Bank sebagai Mudharib pendapatan dari penjualan pendapatan dari bagi hasil pendapatan dari ijarah pendapatan dari usaha utama lainnya Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil Dana Syirkah Temporer Hak Bagi Hasil Milik Bank Pendapatan Operasional Lainnya Beban Operasional umum dan administrasi Karyawan bonus giro wadi'ah lain-lain Beban Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuntungan (kerugian) Selisih Kurs Laba (rugi) Usaha Pendapatan dan Beban Non-Operasional Laba (rugi) Sebelum Pajak Penghasilan Beban Pajak Penghasilan
2014 Pos x 100 Total Pendapatan %
2015 Pos x 100 Total Pendapatan %
Agregat
94.33
94.07
-0.26
42.18
40.63
-1.55
43.22
44.49
1.27
0.59
0.57
-0.02
8.34
8.39
0.05
-60.64
-54.24
6.39
33.69
39.83
6.14
5.67
5.93
0.26
-33.17
-38.23
-5.06
-15.03
-18.11
-3.08
-15.52 -0.50 -2.12
-17.57 -0.37 -2.18
-2.05 0.13 -0.06
-3.13
-4.81
-1.68
-0.35
0.46
0.81
2.72
3.18
0.46
-0.92
-1.11
-0.18
1.79
2.07
0.28
-0.73
-0.65
0.07
87
Laba (rugi) Bersih Pendapatan Komprehensif Lainnya Laba Komprehensif Sumber: data diolah tahun 2017.
1.07
1.42
0.35
11.09
1.44
-9.65
12.16
2.86
-9.30
Berdasarkan analisis common size laba rugi yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa pendapatan bank sebagai mudharib mengalami penurunan yang cukup kecil yaitu sebesar 0.26% dimana pada tahun 2014 adalah sebesar 94.33% menurun menjadi 94.07% pada tahun 2015. Menurunnya pendapatan bank sebagai mudharib ini berasal dari pos pendapatan dari penjualan yang mengalami penurunan sebesar 1.55% dari 42.18% di tahun 2014 menurun menjadi 40.63% di tahun 2015, dan berasal dari pos pendapatan dari ijarah yang mengalami penurunan dari 0.59% pada tahun 2014 menjadi 0.57% pada tahun 2015 turun sebesar 0.02%, walaupun ada kenaikan persentase dari pos pendapatan dari bagi hasil yang naik sebesar 1.27% dari 43.22% di tahun 2014 dan 44.49% di tahun 2015 dan kenaikan pada pos pendapatan dari usaha utama lainnya sebesar 0.05% dari 8.34% di tahun 2014 naik menjadi 3.49% di tahun 2015, namun penurunan pada pos pendapatan lebih besar dari pos yang meningkat sehingga pos pendapatan pengelolaan dana sebagai mudharib menurun. Penurunan pendapatan dari penjualan dimungkinkan karena berkurangnya nasabah yang melakukan piutang dengan akad murabahah dan istishna, nasabah lebih banyak melakukan pembiayaan dengan akad mudharabah dan musyarakah. Adapun cara untuk meningkatkan kepercayaan nasabah agar kembali melakukan pembiayaan dengan akad murabahah dan istishna adalah dengan melakukan
88
promosi. Pihak manajemen harus lebih gencar memperkenalkan produk-produk perusahaan. Selain itu, untuk semakin menarik minat nasabah, perusahaan akan menurunkan margin untuk para nasabah yang melakukan pembiayaan dengan akad murabahah dan istishna. Penurunan pendapatan dari penjualan juga disertai dengan penurunan pendapatan dari ijarah yang mengalami penurunan dari 0.59% pada tahun 2014 menjadi 0.57% pada tahun 2015 turun sebesar 0.02%. Pendapatan operasional lainnya mengalami kenaikan sebesar 0.26%. Adapun faktor yang membuat persentase pendapatan operasional lainnya mengalami peningkatan adalah dikarenakan pos pendapatan pengelolaan dana sebagai mudharib yang mengalami penurunan walaupun sebenarnya kalau dilihat dari jumlah rupiah mengalami penurunan juga. Kinerja Bank Muamalat Indonesia dilihat dari sisi pendapatan operasional yaitu pendapatan sebagai mudharib dan pendapatan usaha lainnya yaitu perusahaan mampu menstabilkan pendapatannya dari tahun sebelumnya namun agak berkurang sedikit persentase pada dua akun pendapatannya yaitu pendapatan pengelolaan sebagai mudharib dan pendapatan usaha lainnya terhadap total pendapatan usaha. Sementara itu, pendapatan dan beban non operasional mengalami peningkatan sebesar 0.18% dari 0.92% di tahun 2014 menjadi 1.11% di tahun 2015. Peningkatan juga terjadi di pos beban operasional sebesar 5.06% dimana beban usaha pada tahun 2014 adalah 33.17% menjadi 38.23% di tahun 2015. Faktor utama yang menyebabkan peningkatan beban operasional adalah faktor internal yaitu
89
perusahaan lebih melakukan pendidikan dan pelatihan pegawai, sehingga beban operasional dari sisi kepegawaian juga meningkat. Bahkan beban gaji, upah, tunjangan dan kesejahteraan karyawan tetap juga menaik. Namun persentase kontribusi peningkatan terbesar terhadap beban operasional yaitu pada beban umum dan administrasi disebabkan Bank Muamalat Indonesia lebih gencar melakukan promosi, juga penyusutan aset tetap yang meningkat dan meningkatnya perbaikan dan pemeliharaan. Berdasarkan analisis di atas, dapat diketahui bahwa kinerja Bank Muamalat Indonesia apabila dilihat dari sisi beban operasional adalah perusahaan kurang mampu mengontrol dan mengefisienkan beban operasional sehingga beban operasional mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan beban operasional seharusnya berpengaruh pada laba usaha yang diterima, namun pada Bank Muamalat Indonesia laba usaha bisa meningkat yaitu pada tahun 2014 laba usaha yang diperoleh adalah sebesar 2.72% kemudian terjadi peningkatan pada tahun 2015 sebesar 0.46% menjadi 3.18%. Kemudian akan dilakukan kategorisasi pada Bank Muamalat Indonesia. Setelah peneliti mendapatkan akun-akun mana saja yang mengalami kenaikan dari segi manfaat yaitu nilai sebanyak 21 dari akun-akun laporan neraca dan laba rugi yang berjumlah 40, maka dihitunglah dengan rumus kategorisasi yang terdapat pada metode penelitian dengan perhitungan sebagai berikut: 21 40
x 100 = 52,5
90
Setelah penghitungan didapatkan nilai 52,5, maka Bank Muamalat Indonesia masuk dalam kategori “cukup”. Pengkategorian ini hanya digunakan untuk laporan keuangan Bank Muamalat Indonesia pada tahun 2014 dan 2015 untuk mengukur kinerja keuangannya.
3. Bank BNI Syariah Berdasarkan data yang diperoleh dari sumber data penelitian maka analisis common size pada laporan keuangan Bank BNI Syariah adalah sebagai berikut: a. Analisis Laporan Neraca Di bawah ini akan dilakukan analisis common size untuk laporan posisi keuangan atau neraca dari sisi aktiva pada Bank Syariah Mandiri tahun 2014 dan 2015 sebagai berikut: Tabel 4.19 Analisis Common size Laporan Neraca Bank BNI Syariah Aktiva Pos-pos ASET Kas Penempatan pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan pada Bank Lain Investasi Surat Berharga Piutang Murabahah Pinjaman Qardh
2014 2015 Pos aktiva x 100 Pos aktiva x 100 Total aktiva Total aktiva % % 0.79 0.63
Agregat
-0.15
9.50
11.23
1.73
0.81
0.39
-0.42
1.07
-
-
9.66
9.99
0.33
57.93 3.27
57.43 2.43
-0.50 -0.85
91
Pembiayaan Mudharabah Musyarakah Aset yang diperoleh untuk Ijarah Biaya dibayar dimuka Pajak dibayar dimuka Aset Tetap Aset Pajak Tangguhan Aset Lain Jumlah Aset Sumber: data diolah tahun 2017.
12.42 5.22 7.21
14.59 5.47 9.12
2.17 0.25 1.92
2.23
1.08
-1.15
0.72 0.57 0.11 0.92 100.00
0.52 0.03 0.69 0.15 0.84 100.00
-0.20 0.13 0.04 -0.08 0.00
Persentase common size pada neraca sisi aktiva mengalami kenaikan dan penurunan. Kenaikan dalam analisis ini komponen terbesarnya yaitu sebanyak 2.17% berasal dari pos pembiayaan terhadap total aktiva dan komponen terbanyak menurun berasal dari pos pinjaman qardh yaitu dengan kontribusi terhadap total aktiva menurun sebanyak 0.85%. Pada kas mengalami penurunan sebesar 0.15%, penempatan pada Bank Indonesia mengalami kenaikan sebesar 1.73%, giro pada bank lain mengalami penurunan sebesar 0.42%, investasi surat berharga mengalami peningkatan sebesar 0.33%, piutang murabahah mengalami penurunan sebesar 0.50%, pinjaman qardh mengalami penurunan sebesar 0.85%, pembiayaan mengalami peningkatan sebesar 2.17%, Setelah dianalisis penurunan yang terjadi pada kas sebesar 0.15% yang artinya bahwa Bank BNI Syariah diprediksi ingin menggunakan kas yang ada agar lebih produktif, namun jika jumlah kas yang kecil akan mengganggu aktivitas perusahaan, karena perusahaan kekurangan dana yang likuid untuk membiayai pengeluaran rutin maupun pengeluaran yang tidak rutin. Sebaliknya Jumlah kas
92
yang terlalu besar pada perusahaan menunjukkan jumlah dana yang tidak digunakan (menganggur). Semakin banyak dana menganggur berarti semakin banyak nilai investasi yang hilang. Jika jumlah kas semakin menurun dan jumlah kewajiban semakin meningkat maka perusahaan bisa berada dalam kondisi illikuid. 17 Penempatan pada bank lain hanya ada di tahun 2014 dan di tahun 2015 posnya kosong yang berarti Bank BNI Syariah menarik dananya di penempatan pada bank lain. Piutang murabahah menjadi pos terbesar dibanding pos lain terhadap total aktiva walaupun persentasenya mengalami penurunan dengan persentase sebesar 57.93% di tahun 2014 dan 57.43% di tahun 2015. Kondisi ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola piutang agak membaik. Semakin tinggi piutang menunjukkan semakin banyak modal kerja yang tertanam dalam piutang yang tidak dapat dimanfaatkan oleh perusahaan dan semakin tinggi pula risiko piutang tidak tertagih. Pembiayaan bagi hasil mengalami peningkatan persentase sebesar 2.17%, dengan persentase pembiayaan musyarakah sebagai kontribusi terbesar yaitu 7.21% di tahun 2014 dan 9.12% di tahun 2015. Aset yang diperoleh untuk ijarah mengalami penurunan sebesar 1.15%, biaya dibayar dimuka mengalami penurunan 0.20%, aset tetap mengalami peningkatan sebesar 0.13%, aset pajak tangguhkan mengalami peningkatan sebesar 0.04%, aset lain mengalami peningkatan sebesar 0.08%.
17
Ibid,.
93
Dari analisis data terlihat Bank BNI Syariah tidak ingin menahan lebih banyak kas. Banyak pos dengan persentase yang tinggi pada bagian pos pembiayaan, piutang dan penempatan pada bank lain. Kas juga menurun yang artinya BNI Syariah tidak ingin menahan lebih banyak kas dan tidak ingin banyak dana yang menganggur dan lebih condong untuk menginvestasikan untuk mendapatkan keuntungan. Di bawah ini akan dilakukan analisis common size untuk laporan posisi keuangan atau neraca dari sisi pasiva pada Bank Syariah Mandiri tahun 2014 dan 2015 sebagai berikut: Tabel 4.20 Analisis Common size Laporan Neraca Bank BNI Syariah Liabilitas, Dana Syirkah Temporer, dan Ekuitas Pos-pos LIABILITAS, DANA SYIRKAH TEMPORER DAN EKUITAS Liabilitas Segera Bagi Hasil yang belum dibagikan Simpanan Wadiah Simpanan dari Bank Lain Biaya yang masih harus dibayar Utang Pajak Penyisihan Liabilitas Lain-lain Imbalan Kerja jumlah Liabilitas Dana Syirkah Temporer
2014
Agregat
2015
PosPasiva x 100 PosPasiva x 100 Total Pasiva Total Pasiva % % 0.08
0.08
0.00
0.27
0.20
-0.06
13.15
12.08
-1.07
0.34
0.23
-0.11
0.10
0.13
0.03
0.17 0.00 0.33 1.38 15.82 74.17
0.10 0.02 0.31 1.23 14.38 75.99
-0.07 0.02 -0.02 -0.16 -1.44 1.82
94
Ekuitas Jumlah Liabilitas, Dana Syirkah Temporer dan Ekuitas Sumber: data diolah tahun 2017.
10.00
9.6
-0.38
100.00
100.00
0.00%
Persentase common size pada neraca sisi liabilitas, dana syirkah temporer dan ekuitas secara keseluruhan cenderung menurun, banyak pos yang mengalami penurunan dan berbanding dengan pos yang meningkat hanya sedikit. Dari analisis laporan keuangan BNI Syariah dengan menggunakan teknik common size pada sisi pasiva, secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 jenis, pertama adalah pos-pos yang mengalami kenaikan dan penurunan. Akun yang mengalami kenaikan adalah sebagai berikut: liabilitas segera tidak berubah persentasenya, biaya yang masih harus dibayar mengalami kenaikan sebesar 0.03%, penyisihan mengalami kenaikan sebesar 0.02%, dan dana syirkah temporer mengalami kenaikan sebesar 1.82%. Setelah di analisis kenaikan yang paling besar terdapat pada pos dana syirkah temporer yaitu 74.17% di tahun 2014 dan 75.99% di tahun 2015. Artinya BNI Syariah dalam penghimpunan dana ditingkatkannya untuk diinvestasikan dalam bentuk pembiayaan dan piutang dengan meningkatnya persentase pembiayaan terhadap kas yang meningkat. Dana syirkah temporer juga menjadi sumber pendanaan paling utama dalam pada penghimpunan. Pos liabilitas segera mengalami kestabilan dengan persentase 0.08% di tahun 2014 dan 2015 yang artinya hal ini berdampak baik bagi BNI Syariah karena BNI Syariah setidaknya
95
sudah mampu menstabilkan persentasenya untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Sedangkan pos-pos yang mengalami penurunan adalah sebagai berikut, bagi hasil yang belum dibagikan mengalami penurunan sebesar 0.06%, simpanan wadiah mengalami penurunan sebesar 1.07%, simpanan dari bank lain mengalami penurunan 0.11%, utang pajak mengalami penurunan sebesar 0.07%, liabilitas lainlain mengalami penurunan sebesar 0.02%, imbalan kerja mengalami penurunan sebesar 0.16%, dan ekuitas mengalami penurunan sebesar 0.38%. Setelah dianalisis penurunan paling besar terjadi pada pos ekuitas. Utang pajak mengalami penurunan sebesar 0.07% yang menandakan bahwa utang pajak sudah dibayar walaupun dengan akun kas yang mengalami penurunan sebesar 0.15%. b. Analisis Laporan Laba Rugi Di bawah ini akan dilakukan analisis common size untuk laporan laba rugi pada Bank Syariah Mandiri tahun 2014 dan 2015 sebagai berikut: Tabel 4.21 Analisis Common size Laporan Laba rugi Bank BNI Syariah Pos-pos
Pendapatan Pengelolaan Dana oleh Bank sebagai Mudharib pendapatan dari jual beli pendapatan dari bagi hasil
2014 Pos x 100 Total Pendapatan %
2015 Pos x 100 Total Pendapatan %
Agregat
95.28
95.34
0.06
68.20
68.83
0.64
11.07
12.10
1.03
96
pendapatan dari ijarah pendapatan dari usaha utama lainnya Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil Dana Syirkah Temporer Hak Bagi Hasil Milik Bank Pendapatan Operasional Lainnya Beban Operasional gaji dan tunjangan umum dan administrasi beban bonus wadi'ah lain-lain Beban Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Laba (rugi) Usaha Pendapatan dan Beban Non-Operasional Laba (rugi) Sebelum Pajak Penghasilan Beban Pajak Penghasilan Laba (rugi) Bersih Pendapatan Komprehensif Lainnya Laba Komprehensif Sumber: data diolah tahun 2017.
3.66
2.60
-1.06
12.35
11.80
-0.54
-32.52
-33.20
-0.69
62.76
62.13
-0.63
4.72
4.66
-0.06
-52.64 -30.31
-46.83 -26.28
5.82 4.03
-17.00
-15.58
1.42
-0.78 -4.56
-0.02 -4.94
0.75 -0.38
-4.38
-8.68
-4.30
10.45
11.29
0.83
-0.10
0.79
0.89
10.35
12.08
1.73
-2.67 7.68
-3.11 8.97
-0.44 1.29
-
1.46
1.46
7.68
10.43
2.75
Berdasarkan analisis common size laba rugi yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa pendapatan bank sebagai mudharib mengalami peningkatan yang cukup stabil sebesar 0.06% dimana pada tahun 2014 adalah sebesar 95.28% meningkat menjadi 95.34% pada tahun 2015. Pendapatan bank sebagai mudharib ini berasal dari pos pendapatan jual beli yang juga mengalami peningkatan yaitu 0.64% dari 68.20% di tahun 2014 meningkat menjadi 68.83% di tahun 2015, dan
97
berasal dari pos pendapatan bagi hasil yang mengalami kenaikan dari 11.07% pada tahun 2014 menjadi 12.10% pada tahun 2015 naik sebesar 1.03% walaupun ada penurunan persentase dari pendapatan dari ijarah yang turun sebesar 1.06% dari 3.66% di tahun 2014 dan 2.60% di tahun 2015 dan penurunan pada pos pendapatan dari usaha utama lainnya sebesar 0.54%. Penurunan pendapatan dari ijarah dimungkinkan karena berkurangnya nasabah yang melakukan pembiayaan dengan akad ijarah muntahiya bittamlik dan ijarah multijasa, nasabah lebih banyak melakukan pembiayaan dengan akad mudharabah, musyarakah dan piutang murabahah. Pada pendapatan operasional lainnya mengalami penurunan sebesar 0.06% yaitu dari 4.72% yang turun menjadi 4.66%. Adapun faktor yang membuat pendapatan operasional lainnya mengalami penurunan disebabkan oleh persentase pendapatan pengelolaan dana sebagai mudharib yang meningkat sehingga persentase pos pendapatan operasional lain menurun terhadap total pendapatan. Mengukur kinerja bank syariah perlu untuk dapat mendeteksi masalah dan menyelesaikan kekhawatiran mengenai keamanan dan kesehatan investasi untuk deposan, manajer, dan regulator.18 Kinerja Bank BNI Syariah apabila dilihat dari sisi pendapatan usaha yaitu pendapatan sebagai mudharib dan pendapatan operasional lainnya yaitu perusahaan mampu meningkatkan pendapatannya dari tahun sebelumnya.
18 Ahmed Mohamed Badreldin, Measuring the Performance of Islamic Banks by Adapting Conventional Ratios Working Paper Series No.16, (Cairo: Faculty of Management Technology German University in Cairo, 2009), hlm. 2.
98
Sementara itu, pendapatan dan beban non usaha mengalami peningkatan sebesar 0.89% dari -0.10% di tahun 2014 menjadi 0.79% di tahun 2015. Namun penurunan terjadi di pos beban usaha sebesar 5.82% dimana beban usaha pada tahun 2014 adalah 52.64% menjadi 46.83% di tahun 2015. Faktor utama yang menyebabkan penurunan beban usaha adalah faktor pada kontribusi persentase pos beban gaji dan tunjangan yang menurun signifikan, yang disebabkan perusahaan lebih sedikit melakukan rekrutmen pegawai baru dan kegiatan sosial yang juga menurun, sehingga beban usaha dari sisi kepegawaian juga menurun. Hal tersebut terbukti dengan menurunnya beban gaji, upah, tunjangan dan kesejahteraan, beban biaya kegiatan sosial, dan beban biaya rekrutmen. Berdasarkan analisis di atas, dapat diketahui bahwa kinerja Bank BNI Syariah apabila dilihat dari sisi beban usaha, perusahaan mampu mengontrol dan mengefisienkan beban usaha sehingga beban usaha mengalami penurunan yang signifikan. Penurunan beban usaha berpengaruh pada meningkatnya laba usaha yang diterima, pada tahun 2014 laba usaha yang diperoleh adalah sebesar 10.45% yang kemudian terjadi peningkatan pada tahun 2015 sebesar 0.83% menjadi 11.29%. Begitupun dengan rekening laba sebelum pajak penghasilan, rekening ini mengalami peningkatan secara signifikan yaitu sebesar 1.73% meningkat dari tahun 2014 sebesar 10.35% menjadi 12.08% pada tahun 2015. Sedangkan jumlah beban pajak penghasilan yang dikeluarkan mengalami peningkatan sebesar 0.44% dari tahun sebelumnya. Sehingga laba bersih dan laba komprehensif yang diterima juga mengalami peningkatan yang cukup banyak masing-masing sebesar 1.29% dan
99
2.75%. Laba bersih mengalami peningkatan dari tahun 2014 sebesar 7.68% menjadi 8.97% pada tahun 2015. Dan untuk laba komprehensif, peningkatan yang terjadi dari tahun 2014 sebesar 7.68% menjadi 10.43% di tahun 2015 naik 2.75%. Maka, dilihat dari perolehan laba usaha perusahaan, laba usaha mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang menyebabkan laba bersih yang diperoleh perusahaan juga mengalami peningkatan. Kemudian akan dilakukan kategorisasi pada Bank BNI Syariah. Setelah peneliti mendapatkan akun-akun mana saja yang mengalami kenaikan dari segi manfaat yaitu nilai sebanyak 22 dari akun-akun laporan neraca dan laba rugi yang berjumlah 38, maka dihitunglah dengan rumus kategorisasi yang terdapat pada metode penelitian dengan perhitungan sebagai berikut: 22 38
x 100 = 57
Setelah penghitungan didapatkan nilai 57, maka Bank BNI Syariah masuk dalam kategori “cukup”. Pengkategorian ini hanya digunakan untuk laporan keuangan Bank BNI Syariah pada tahun 2014 dan 2015 untuk mengukur kinerja keuangannya.
4. Bank Mega Syariah Berdasarkan data yang diperoleh dari sumber data penelitian maka analisis common size pada laporan keuangan Bank Mega Syariah adalah sebagai berikut:
100
a. Analisis Laporan Neraca Di bawah ini akan dilakukan analisis common size untuk laporan posisi keuangan atau neraca dari sisi aktiva pada Bank Syariah Mandiri tahun 2014 dan 2015 sebagai berikut: Tabel 4.22 Analisis Common size Laporan Neraca Bank Mega Syariah Aktiva Pos-pos ASET Kas Penempatan pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Efek-efek yang dimiliki Piutang Murabahah
2014 2015 Pos aktiva x 100 Pos aktiva x 100 Total aktiva Total aktiva % % 1.43 0.78
Pinjaman Qardh Pembiayaan Mudharabah Musyarakah Berelasi Ketiga Aset yang diperoleh untuk Ijarah Aset Tetap Aset Pajak Tangguhan Aset Lain Jumlah Aset Sumber: data diolah tahun 2017.
Agregat
-0.65
9.71 0.76 6.53 73.58
8.28 0.46 8.02 72.11
-1.43 -0.29 1.49 -1.47
1.10 0.56 0.13 0.44 0.21 0.22
0.58 1.04 0.02 1.01 0.81 0.20
-0.51 0.47 -0.10 0.58 0.60 -0.02
0.01 4.10 0.23 2.00 100.00
0.00 6.10 0.12 2.50 100.00
-0.01 2.00 -0.10 0.50 0.00
Dari hasil analisis laporan keuangan Bank Mega Syariah 2014 dan 2015 dengan menggunakan metode common size pada sisi aktiva, secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 jenis, pertama adalah akun-akun yang mengalami kenaikan,
101
akun-akun yang mengalami kenaikan adalah didapatkan sebagai berikut, pada efekefek yang dimiliki mengalami kenaikan sebesar 1.49%, pembiayaan mengalami kenaikan sebesar 0.47%, aset tetap mengalami kenaikan sebesar 2.00%, aset lain mengalami kenaikan sebesar 0.50%. Setelah dianalisis peningkatan paling besar yaitu pada pos efek-efek yang dimiliki yaitu 6.53% di tahun 2014 dan 8.28% di tahun 2015. Artinya Bank Mega Syariah banyak membeli surat berharga agar kas yang ada menjadi lebih produktif dengan mengalihkan akun kas yang berkurang untuk membeli efek-efek atau surat berharga. Persentase pembiayaan mengalami kenaikan terhadap total aktiva walaupun persentase pembiayaan mudharabah menurun dari 0.13% di tahun 2014 dan 0.2 di tahun 2015 tetapi ditutup oleh pembiayaan musyarakah yang meningkat lebih besar yaitu dari 0.44% di tahun 2014 dan 1.01% di tahun 2015. Tetapi yang perlu diperhatikan yaitu pembiayaan mengalami kenaikan sedangkan dana syirkah temporer mengalami penurunan. Seharusnya apabila dana syirkah temporer meningkat maka pembiayaan juga akan meningkat. Hal ini bisa terjadi karena Bank Mega Syariah terlalu menyalurkan dananya untuk meningkatkan profitabilitas sedang penghimpunannya kurang. Penurunan dana syirkah temporer dan peningkatan pada pembiayaan ini bisa mengganggu likuiditas Bank Mega Syariah. Sedangkan akun-akun yang mengalami penurunan didapatkan adalah pada kas mengalami penurunan sebesar 0.65%, penempatan pada Bank Indonesia mengalami penurunan sebesar 1.43%, giro pada bank lain mengalami penurunan sebesar 0.29%, piutang murabahah mengalami penurunan sebesar 1.47%, pinjaman qardh mengalami penurunan sebesar 0.51%, aset yang diperoleh untuk ijarah
102
mengalami penurunan sebesar 0.01%, aset pajak tangguhan mengalami penurunan sebesar 0.10%. Setelah dianalisis penurunan paling besar terdapat pada akun piutang murabahah yaitu 73.58% di tahun 2014 dan 72.11% di tahun 2015. Persentase menurunnya pos kas dan pos lainnya disebabkan adanya kenaikan pada efek-efek yang dibeli Bank Mega Syariah. Diprediksi Bank Mega Syariah ingin memperbanyak efek-efek yang dimiliki untuk investasi agar profitabilitas meningkat. Penurunan pada pos kas akan berdampak pada likuiditas Bank Mega Syariah dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Jumlah kas yang kecil akan mengganggu aktivitas perusahaan, karena perusahaan kekurangan dana yang likuid untuk membiayai pengeluaran rutin maupun pengeluaran yang tidak rutin. 19 Di bawah ini akan dilakukan analisis common size untuk laporan posisi keuangan atau neraca dari sisi pasiva pada Bank Syariah Mandiri tahun 2014 dan 2015 sebagai berikut: Tabel 4.23 Analisis Common size Laporan Neraca Bank Mega Syariah Liabilitas, Dana Syirkah Temporer, dan Ekuitas Pos-pos LIABILITAS, DANA SYIRKAH TEMPORER DAN EKUITAS Liabilitas Segera Bagi Hasil yang belum dibagikan Simpanan Wadiah 19
Ibid,.
Agregat
2014
2015
PosPasiva x 100 Total Pasiva %
PosPasiva x 100 Total Pasiva %
0.03
0.02
-0.01
0.18
0.11
-0.06
13.04
10.86
-2.18
103
Simpanan dari Bank Lain Utang Pajak liabilitas imbalan paska kerja Liabilitas Lain-lain Jumlah Liabilitas Dana Syirkah Temporer Ekuitas Jumlah Liabilitas, Dana Syirkah Temporer dan Ekuitas Sumber: data diolah tahun 2017.
3.55
4.50
0.95
0.15
0.15
0.00
0.94
0.59
-0.35
0.58 18.46 70.45 11.09
0.59 16.81 67.47 15.73
0.01 -1.66 -2.98 4.64
100.00
100.00
0.00
Persentase common size pada neraca sisi liabilitas, dana syirkah temporer dan ekuitas secara keseluruhan cenderung mengalami penurunan pada setiap posnya namun ada juga yang mengalami kenaikan. Dari analisis laporan keuangan Bank Mega Syariah dengan menggunakan teknik common size pada sisi pasiva, secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 jenis, pertama adalah pos-pos yang mengalami kenaikan dan penurunan. Akun yang mengalami kenaikan adalah sebagai berikut: simpanan dari bank lain mengalami peningkatan sebesar 0.95%, liabilitas lain-lain mengalami peningkatan sebesar 0.01%, ekuitas mengalami peningkatan sebesar 4.64%, dan utang pajak yang cenderung stabil karena hanya meningkat sedikit. Setelah dianalisis persentase kenaikan terbesar terdapat pada pos ekuitas yang meningkat dari 11.09% di tahun 2014 dan 15.73% di tahun 2015. Yang artinya pemilik modal menambahkan uangnya agar digunakan untuk pembiayaan untuk mendapat keuntungan walaupun persentase hanya sebesar 15.73%, tidak sebesar
104
persentase dana syirkah temporer terhadap jumlah liabilitas, dana syirkah temporer dan ekuitas yang mencapai 67.47% di tahun 2015. Sedangkan pos-pos yang mengalami penurunan adalah sebagai berikut, liabilitas segera mengalami penurunan sebesar 0.01%, bagi hasil yang belum dibagikan mengalami penurunan sebesar 0.06%, simpanan wadiah mengalami penurunan sebesar 2.18%, liabilitas imbalan paska kerja mengalami penurunan sebesar 0.35%, dan dana syirkah temporer mengalami penurunan sebesar 2.98%. Setelah dianalisis liabilitas segera mengalami penurunan yang berarti hal ini berdampak baik bagi bank karena Bank Mega Syariah setidaknya sudah mampu melunasi kewajiban jangka pendeknya. Liabilitas imbalan paska kerja menurun disebabkan oleh berkurangnya kewajiban Bank Mega Syariah terhadap karyawan yang sudah berhenti bekerja pada Bank Mega Syariah. Yang perlu diperhatikan adalah penurunan dana syirkah temporer yaitu sebesar 2.98%. Meskipun mengalami kenaikan yang tidak signifikan pada pos pembiayaan tetapi harus diperhatikan karena dana syirkah temporer mengalami penurunan, hal ini bisa terjadi dikarenakan bank tidak dapat meningkatkan penghimpunan dana padahal pos pembiayaannya mengalami kenaikan yang artinya bank kurang mampu dalam meningkatkan pembiayaan untuk mendapat profitabilitas padahal dana syirkah temporer mengalami peningkatan. Seharusnya dana syirkah temporer mengalami kenaikan maka pembiayaan juga mengalami kenaikan yang akan berdampak pada profitabilitas yang akan mengalami kenaikan karena pendapatan bagi hasilnya mengalami kenaikan.
105
b. Analisis Laporan Laba Rugi Di bawah ini akan dilakukan analisis common size untuk laporan posisi keuangan atau neraca dari sisi aktiva pada Bank Syariah Mandiri tahun 2014 dan 2015 sebagai berikut: Tabel 4.24 Analisis Common size Laporan Laba rugi Bank Mega Syariah Pos-pos
Pendapatan Pengelolaan Dana oleh Bank sebagai Mudharib pendapatan dari jual beli pendapatan dari bagi hasil pendapatan dari ijarah pendapatan dari usaha utama lainnya Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil Dana Syirkah Temporer Hak Bagi Hasil Milik Bank Pendapatan Operasional Lainnya Beban Usaha beban kepegawaian beban umum dan administrasi beban penyisihan kerugian aset produktif beban bonus wadi'ah beban lain-lain Laba (rugi) Usaha
2014 Pos x 100 Total Pendapatan %
2015 Pos x 100 Total Pendapatan %
Agregat
86.59
56.69
-29.91
80.88
52.41
-28.47
0.29
0.32
0.03
0.01
0.09
0.08
5.41
3.87
-1.54
-29.86
-18.71
11.14
56.74
37.97
-18.77
13.41
43.31
29.91
68.61 24.76
80.81 18.69
12.20 -6.07
10.68
9.46
-1.22
15.50
43.43
27.93
13.33 4.34 1.53
5.50 3.73 0.48
-7.83 -0.62 -1.05
106
Pendapatan dan Beban Non-Usaha Laba (rugi) Sebelum Zakat dan Pajak Penghasilan Zakat Laba (rugi) Sebelum Pajak Penghasilan Beban Pajak Penghasilan Laba (rugi) Bersih Pendapatan Komprehensif Lainnya Laba Komprehensif Sumber: data diolah tahun 2017.
0.05
0.73
0.68
1.58
1.20
-0.38
-0.04
-0.03
0.01
1.54
1.21
-0.38
-0.39
-0.32
0.07
1.15
0.86
-0.29
0.44
5.70
5.25
1.59
6.56
4.96
Berdasarkan analisis common size laba rugi yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa pendapatan bank sebagai mudharib mengalami penurunan yang sangat signifikan sebesar 29.91% dimana pada tahun 2014 adalah sebesar 86.59% menurun menjadi 56.69% pada tahun 2015. Penurunan pada pos pendapatan bank sebagai mudharib ini berasal dari pos pendapatan jual beli yang juga mengalami penurunan yaitu 28.47% dari 80.88% di tahun 2014 turun menjadi 52.41% di tahun 2015, dan berasal dari pos pendapatan usaha utama lainnya yang mengalami penurunan dari 5.41% pada tahun 2014 menjadi 3.87% pada tahun 2015 naik sebesar 1.54% walaupun ada peningkatan persentase sedikit dari pendapatan dari bagi hasil yang naik sebesar 0.03% dari 0.29% di tahun 2014 dan 0.32% di tahun 2015 dan peningkatan pada pos pendapatan dari ijarah sebesar 0.08%. Penurunan persentase pendapatan dari jual beli dimungkinkan karena berkurangnya nasabah yang melakukan pembiayaan dengan akad murabahah dan istishna, nasabah lebih banyak melakukan pembiayaan dengan akad mudharabah
107
dan musyarakah. Adapun cara untuk meningkatkan kepercayaan nasabah agar kembali melakukan pembiayaan dengan akad murabahah dan istishna adalah dengan melakukan promosi. Pihak manajemen harus lebih gencar memperkenalkan produk-produk perusahaan. Selain itu, untuk semakin menarik minat nasabah, perusahaan akan menurunkan margin untuk para nasabah yang melakukan pembiayaan dengan akad murabahah dan istishna. Penurunan pendapatan dari jual beli juga disertai dengan penurunan pendapatan dari usaha utama lainnya yang turun sebesar 1.54% dimana pada tahun 2014 adalah sebesar 5.41% turun menjadi 3.87% pada tahun 2015. Adapun faktor yang membuat pendapatan usaha lainnya mengalami penurunan diperkirakan disebabkan sebagai dampak menurunnya pembiayaan dengan akad murabahah dan istishna yang membuat pendapatan imbalan jasa perusahaan dari sisi administrasi pendapatan juga mengalami penurunan. Adapun faktor lain lain yang membuat penurunan adalah menurunnya pendapatan bagi hasil pada bank lain yang signifikan dan menurunnya pendapatan dari bagi hasil surat berharga. Sehingga, kinerja Bank Mega Syariah apabila dilihat dari sisi pendapatan usaha yaitu pendapatan sebagai mudharib dan pendapatan usaha lainnya yaitu perusahaan tidak mampu meningkatkan persentasenya terhadap total pendapatan bahkan menstabilkan pendapatannya dari tahun sebelumnya. Sementara itu, pendapatan dan beban non usaha mengalami peningkatan sebesar 0.68% dari 0.05% di tahun 2014 menjadi 0.73% di tahun 2015. Namun peningkatan terjadi di pos beban usaha sebesar 12.20% dimana beban usaha pada
108
tahun 2014 adalah 68.61% menjadi 80.81% di tahun 2015. Faktor utama yang menyebabkan peningkatan persentase pada beban usaha adalah faktor perusahaan lebih banyak melakukan penyisihan kerugian aset produktif yang meningkat sebesar 27.93%, perusahaan lebih banyak menyisihkan dananya untuk antisipasi apabila ada kerugian pada aset produktif seperti piutang, pembiayaan dan juga surat berharga yang dimiliki. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 13/13/PBI/2011 tanggal 24 Maret 2011 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah” yang mengharuskan Bank Mega Syariah menyisihkan dananya apabila aset produktifnya digolongkan dalam perhatian khusus yaitu sebanyak 5%. Berdasarkan analisis di atas, dapat diketahui bahwa kinerja Bank Mega Syariah apabila dilihat dari sisi beban usaha, perusahaan tidak mampu mengontrol dan mengefisienkan beban usaha sehingga beban usaha mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan beban usaha berpengaruh pada menurunnya laba usaha yang diterima secara signifikan, pada tahun 2014 laba usaha yang diperoleh adalah sebesar 1.53% yang kemudian terjadi peningkatan pada tahun 2015 turun sebesar 1.05% menjadi 0.48%. Setiap Bank Syariah harus menginformasikan mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam modal dan pemilik dana syirkah temporer dan informasi mengenai pemenuhan kewajiban (obligation) fungsi sosial entitas syariah, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah, dan wakaf. 20
20
26.
Osmad Muthaher, Akuntansi Perbankan Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hlm.
109
Semakin besar jumlah pendapatan dan laba usaha yang diterima maka akan semakin besar jumlah zakat dan pajak yang harus dikeluarkan. Namun, karena pada tahun 2015 laba usaha Bank Mega Syariah mengalami penurunan, maka jumlah zakat dan pajak yang dikeluarkan pun semakin kecil dari tahun sebelumnya. Karena laba usaha mengalami penurunan, maka laba sebelum zakat dan pajak penghasilan pastilah mengalami penurunan pula. Persentase laba sebelum zakat dan pajak penghasilan menurun yaitu sebesar 0.38% dimana pada tahun 2015 laba sebelum zakat dan pajak penghasilan adalah sebesar 1.20% padahal pada tahun 2014 laba sebelum zakat dan pajak penghasilan adalah sebesar 1.58%. Begitupun dengan rekening laba sebelum pajak penghasilan, rekening ini mengalami penurunan pula yaitu sebesar 0.38% menurun dari tahun 2014 sebesar 1.54% menjadi 1.21% pada tahun 2015. Sedangkan jumlah pajak penghasilan yang dikeluarkan mengalami penurunan sebesar 0.07% dari tahun sebelumnya. Sehingga laba bersih yang diterima juga mengalami penurunan sebesar 0.29%. Laba bersih mengalami penurunan dari tahun 2014 sebesar 1.15% menjadi 0.86% pada tahun 2015. Dan untuk pendapatan komprehensif, terjadi peningkatan yaitu sebesar 5.25% yaitu meningkat sebesar 0.44% di tahun 2014 menjadi 5.70% di tahun 2015. Peningkatan pada pendapatan komprehensif disebabkan oleh pos surplus revaluasi tanah dan bangunan dan pos pengukuran kembali atas program imbalan pasti yang meningkat. Maka, dilihat dari perolehan laba usaha perusahaan, laba usaha mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang menyebabkan laba bersih yang diperoleh perusahaan juga mengalami penurunan, namun pendapatan komprehensif
110
mengalami peningkatan yang signifikan sehingga laba komprehensif tahun berjalan mengalami peningkatan sebesar 4.96%. Kemudian akan dilakukan kategorisasi pada Bank Mega Syariah. Setelah peneliti mendapatkan akun-akun mana saja yang mengalami kenaikan dari segi manfaat yaitu nilai sebanyak 16 dari akun-akun laporan neraca dan laba rugi yang berjumlah 33, maka dihitunglah dengan rumus kategorisasi yang terdapat pada metode penelitian dengan perhitungan sebagai berikut: 16 33
x 100 = 48
Setelah penghitungan didapatkan nilai 48, maka Bank Mega Syariah masuk dalam kategori “cukup”. Pengkategorian ini hanya digunakan untuk laporan keuangan Bank Mega Syariah pada tahun 2014 dan 2015 untuk mengukur kinerja keuangannya.
C. Analisis Kinerja Keuangan Common Size Menurut Islam Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses evaluasi hubungan antara bagian-bagian pada laporan keuangan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari posisi perusahaan dan kinerja perusahaan itu sendiri. 21 Dari hasil analisis kinerja keuangan dengan menggunakan teknik common size di atas bahwa analisis tersebut telah sesuai dengan syariah. Laporan keuangan
21
Metcalf. R.W. and P.L. Titard, op. cit., hlm. 157.
111
dari bank syariah yang sudah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi keuangan. Dalam Alquran dijelaskan bahwa apabila ada transaksi maka harus dicatat, hal ini sama dengan akuntansi perbankan yang mana seluruh kegiatan muamalah dicatat dalam laporan keuangan. Konsep tentang laporan keuangan secara eksplisit terdapat dalam Q.S Al-Baqarah/2:282:
ِ َّ ِ ِ ِ .....ُاج ٍل ُم اس ًّمى فاا ْكتُ بُوه ين اآمنُوا إذاا تا ادايانْ تُ ْم ب اديْ ٍن إ اَل أ ا اَي أايُّ اها الذ ا “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya…”. 22
Dari contoh ayat di atas umat Islam sebenarnya telah mengenal catatmencatat dalam urusan bisnis, yang diyakini sebagai landasan untuk berakuntansi sejak zaman rasulullah. Hal ini dilakukan rasulullah untuk membersihkan muamalah keuangan dari unsur-unsur riba dan dari segala bentuk penipuan, pembodohan, pemerasan, monopoli, dan segala usaha pengambilan harta orang lain secara batil. Rasulullah bahkan mendidik secara khusus beberapa orang sahabat untuk menangani profesi tersebut yang dinamakan hafazhatul amwal (pengawas keuangan). Sesuai dengan perbankan syariah saat ini yang sudah mencatatkan laporan keuangannya yang mengacu kepada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Dan kemudian pencatatannya diaudit oleh akuntan dan diawasi oleh
22
Departemen Agama RI, op. cit., hlm. 59.
112
otoritas keuangan setempat yang secara resmi ditunjuk pemerintah dalam hal ini yaitu Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sebuah prinsip dasar dalam akuntansi perbankan syariah adalah kejujuran, keadilan, ketelitian, kecermatan dan asas kesungguh-sungguhan. Setiap akuntan perbankan syariah harus berpegang teguh pada ajaran Islam sebagai landasan filsofis. Suatu hal yang terpenting adalah kejujuran dalam menjalankan tugasnya yaitu mencatat. Akuntan diminta menyajikan laporan sesuai dengan fakta yang ada. Dalam beraktivitas dalam dunia perbankan syariah, haruslah untuk berbuat kejujuran, tidak terkecuali pada laporan keuangan bank syariah. Hal ini sesuai dengan hadist yang diriwayatkan oleh Muslim:
َِّ ول ِ ِ ِ اَّلل علاي ِه وسلَّم علاي ُكم ِِب الص ْد اق يا ْه ِدي إِ اَل الِْ ِرب اوإِ َّن الِْ َّب يا ْه ِدي إِ اَل ُ ال ار ُس قا ا لص ْدق فاإِ َّن ر صلَّى َُّ ا ْ ا ا ا ا ْ ْ ر اَّلل ا 23
ِ ...اَّللِ ِص رِدي ًقا ْ َّ ب عِْن اد َّ اْلان َِّة اواما يااز ُال ْ الر ُج ُل يا ص ُد ُق اوياتا احَّرى ر الص ْد اق اح ََّّت يُكْتا ا
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kalian harus berlaku jujur, karena kejujuran itu akan membimbing kepada kebaikan. Dan kebaikan itu akan membimbing ke surga. Seseorang yang senantiasa berlaku jujur dan memelihara kejujuran, maka ia akan dicatat sebagai orang yang jujur di sisi Allah…”(H.R. Muslim)
Hadist di atas menjelaskan bahwa keutamaan dari kejujuran yaitu kebaikan yang akan kita terima bahkan akan mendapatkan surga disisi Allah. Kejujuran akan membawa ketenangan hati sebaliknya dusta akan membawa kepada kegelisahan. Islam sebagai agama telah memberikan acuan hidup dengan Alquran dan hadist yang wajib digunakan sebagai landasan orang muslim dalam kehidupan
23
Shahih Muslim, op. cit., hlm. 160.
113
sehari-hari, termasuk di dalamnya cara-cara memilih alternatif konsep dasar akuntansi yang cocok. Jika terdapat perselisihan pendapat, maka kembalilah kepada Alquran dan hadist. Dalam Islam, laporan keuangan syariah dibuat bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah serta memberikan informasi mengenai aset, kewajiban, pendapatan, beban, tingkat keuntungan investasi termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, dan informasi untuk evaluasi pemenuhan tanggung jawab.24 Peran penting sektor perbankan dalam kesejahteraan ekonomi sangat penting untuk selalu memantau dan mengevaluasi kinerja bank. Kinerja keuangan bank sangat penting untuk semua pemangku kepentingan bank termasuk pelanggan, investor dan masyarakat umum. Bagi investor yang akan berinvestasi pada perbankan maka sebaiknya mempertimbangkan faktor kinerja keuangan yang dimiliki oleh bank tersebut untuk menghindari risiko kerugian. Dengan memilih bank yang kinerja keuangan baik diharapkan dana yang diinvestasikan digunakan dengan baik. Perbankan syariah juga senantiasa mendorong masyarakat untuk membangun usahanya secara halal dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Kaidah-kaidah akuntansi syariah sesuai dengan norma-norma masyarakat Islami dan termasuk disiplin ilmu sosial yang berfungsi sebagai pelayan masyarakat pada tempat penerapan akuntansi tersebut. Akuntansi syariah sarat dengan norma
24
Osmad Muthaher, op. cit., hlm. 26.
114
dan etika dalam bermuamalah. Berisi tentang kaidah-kaidah yang mengatur praktek ekonomi Islam. Norma yang mengandung aturan dan ketentuan yang mengikat kelompok dalam masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan dan pengendali tingkah laku, ukuran, kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur untuk menilai atau membandingkan sesuatu. Serta etika yang berhubungan dengan aspek-aspek kemaslahatan dan kemafsadatan kegiatan ekonomi dengan memperhatikan amal perbuatan manusia memperhatikan amal perbuatan manusia. Dalam hal ini, etika ekonomi dipandang sama dengan akhlak karena keduanya membahas kebaikan dan keburukan tingkah laku manusia.