BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1.
Sejarah berdirinya MIN Pandak Daun MIN Pandak Daun beralamat di Jalan Pandak Daun, Desa Pandak Daun
RT. 01 RK I No. 01 Kecamatan Daha Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan. MIN Pandak Daun sebelum berstatus Negeri bernama MIS Al-Muradiyah. Madrasah ini didirikan pada tanggal 1 Januari 1970. MIN Pandak Daun memiliki lokasi yang strategis karena terletak di lingkungan persawahan dan cukup jauh dari keramaian. Sekolah ini berbatasan dengan: a.
Sebelah Barat berbatasan dengan areal persawahan
b.
Sebelah Timur berbatasan dengan tanah H. Syafwani (alm) dan Hj. Sarah.
c.
Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah persawahan milik M. Arsyad.
d.
Sebelah Utara berbatasan dengan tanah persawahan milik Rusydi dan H. Taberani. Para pendiri Madrasah ini adalah:
a.
Tuan Guru H. Muradi (alm)
b.
Tuan Guru H. M. Yasin (alm)
c.
Tuan Guru H. Jamalul Lail (alm)
d.
Tuan Guru Hasyim Hasan Azhari (alm)
e.
Syarwani Mawardi (alm) 38
39
f.
H. Sya’rani/ H. Sungguh (alm)
g.
H. M. Ainani (alm)
h.
H. Salman (alm)
i.
H. Lamri (alm)
j.
H. Jaberi (alm)
k.
H. Hamdan (alm)
l.
H. Jumri (alm) Kepala Madrasah yang pertama adalah H. M. Shaleh Tajuddin, BA.
Adapun tenaga pengajar yang ada sebanyak 3 orang, yaitu M. Lutfhi Anshari, Tuan Guru Hasyim Hasan Azhari (alm) dan Ahmad Gazali, BA (alm). Madrasah ini menjadi Filial Pahampangan sejak tahun 1980 dengan SK Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Kalimantan Selatan tanggal 13 Desember 1980. Madrasah ini kemudian diusulkan untuk dinegerikan pada tanggal 6 Agustus 1991 oleh Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan MIS AlMuradiyah, yang juga direkomendasikan oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Akhirnya, pada tanggal 23 Oktober 1993 keluarlah Surat Keputusan Penegerian dari Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 244 Tahun 1993 Tentang Pembukaan dan Penegerian Madrasah, dengan memperhatikan persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: B1063/I/93.
40
Visi MIN Pandak Daun adalah maju dalam prestasi serta tampil berdasarkan keimanan dan ketaqwaan, sedangkan misi dari madrasah ini adalah: a.
Meningkatkan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran
b.
Meningkatkan pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan.
c.
Meningkatkan komitmen seluruh tenaga kependidikan terhadap tugas pokok dan fungsinya.
d.
Meningkatkan hubungan kerja sama dengan orang tua siswa dan masyarakat. Sejak didirikan, sekolah ini telah mengalami beberapa kali pergantian
kepemimpinan, yaitu sebagai berikut: a.
1970 – 1976 dipimpin oleh H. M. Shaleh Tajuddin, BA
b.
1976 – 1981 dipimpin oleh Ahmad Gazali, BA (alm)
c.
1981 – 1983 dipimpin oleh H. M. Shaleh Tajuddin, BA
d.
1983 – 1986 dipimpin oleh Rasyidi Ahmad, BA (alm)
e.
1986 – 1991 dipimpin oleh Mathaher
f.
1991 – 2004 dipimpin oleh H. M. Shaleh Tajuddin, BA
g.
07 Agustus 2004 sampai sekarang dipimpin oleh Khairani, S. Ag 2.
Keadaan fisik bangunan dan ruangan MIN Pandak Daun MIN Pandak Daun mempunyai beberapa sarana fisik, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut.
41
Tabel 4. 1. Keadaan Sarana dan Prasarana MIN Pandak Daun No.
Jenis Ruang
Kondisi (Unit) Baik
Rusak Ringan
Rusak Berat
1.
Ruang Kelas
8
4
-
2.
Ruang Kepala Madrasah
1
-
-
3.
Ruang Guru
1
-
-
4.
Ruang Tata Usaha
-
-
-
5.
Ruang Laboratorium IPA
-
-
-
6.
-
-
-
7.
Ruang Laboratorium Komputer Ruang Laboratorium Bahasa
-
1
-
8.
Ruang Perpustakaan
-
1
-
9.
Ruang UKS
-
1
-
10.
Ruang Keterampilan
-
-
-
11.
Ruang Kesenian
-
-
-
12.
Ruang Toilet Guru
1
-
-
13.
Ruang Toilet Siswa
2
2
-
Sumber: Kantor Tata Usaha MIN Pandak Daun Tahun Pelajaran 2015/2016 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa madrasah ini memiliki sarana dan prasarana yang memadai, karena sudah memiliki banyak ruang kelas yang terpisah antara kelas yang satu dengan kelas yang lain. 3.
Keadaan tenaga pengajar dan tenaga administrasi MIN Pandak Daun a.
Keadaan tenaga pengajar
Tenaga pengajar atau guru pada MIN Pandak Daun Tahun Pelajaran 2015/2016 berjumlah 23 orang, terdiri dari 15 orang Guru Tetap dan 8 orang Guru Tidak Tetap, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
42
Tabel 4. 2. Keadaan Tenaga Pengajar MIN Pandak Daun No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Pendidikan Terakhir Khairani, S. Ag S1 PAI Alhuriah, S. Pd. I S1 PAI Zainun, A. Ma D2 PGSD/MI Sa’adah, S. Ag S1 PAI Hikmah, S. Ag S1 PAI Rusdiana, S. Ag S1 PAI Suhaimi, S. Pd. I S1 PAI Sanah, S. Pd. I S1 PAI Abdurrahman, S. Pd. I D2 PGSD/MI Alfisah, S. Pd. I D2 PGSD/MI Sarinah, S. Pd. I S1 PAI Pauziah, S. Pd. I D2 PAI Diana, S. Pd. I D2 PAI Nurdinah, A. Ma D2 PAI Sri Yunita, S. Pd. I D2 PGSD/MI Rif’an, A. Ma D2 PGSD/ MI Abdul Rahman, S. Pd. I S1 BAHASA ARAB Saudi, S. Sos. I S1 PMI Marsiah, S. Pd. S1 BIOLOGI Raihani, S. Pd. I S1 PAI Saukani, S. Pd. I S1 BAHASA ARAB Nama
22. Hasanah, S. Pd
Guru Mata Pelajaran/Guru Kelas Al-Qur’an Hadits Guru kelas Guru kelas Guru kelas Fiqh Bahasa Indonesia IPS Guru Kelas PKN, Matematika Guru kelas Guru Kelas Guru kelas Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas KTK, PJK Mulok, Bahasa Arab, SKI IPA IPA SKI Bahasa Arab, Al-Qur'an Hadits Guru Kelas
S1 BAHASA INGGRIS 23. Alfisyah, S. Pd. I S1 PAI Qur’an Hadis, Tajwid Sumber: Kantor Tata Usaha MIN Pandak Daun Tahun Pelajaran 2015/2016 b.
Tenaga administrasi
Jumlah tenaga administrasi MIN Pandak Daun keseluruhan adalah 4 orang, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. 3. Keadaan Tenaga Administrasi MIN Pandak Daun No. Nama Pendidikan Terakhir Jabatan 1. Jariah MAN Bendahara Pengeluaran 2. M. Thaha MAN Staff TU 3. Baderawi MAN Staff TU 4. Qamaruddin Malik MAN Staff TU Sumber: Kantor Tata Usaha MIN Pandak Daun Tahun Pelajaran 2015/2016
43
4.
Keadaan siswa MIN Pandak Daun Jumlah siswa MIN Pandak Daun Tahun Pelajaran 2015/2016 seluruhnya
288 orang yang terbagi dalam 12 kelas. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. 4. Keadaan Siswa MIN Pandak Daun Tahun Pelajaran 2015/2016 Jenis Kelamin Jumlah Laki-Laki Perempuan 1. IA 13 9 22 2. IB 15 8 23 3. IIA 13 13 26 4. IIB 13 10 23 5. IIIA 11 12 23 6. IIIB 14 10 24 7. IV A 10 13 23 8. IV B 10 14 24 9. V A 10 13 23 10. V B 10 14 24 11. VI A 18 13 31 12. VI B 10 11 21 Jumlah 149 139 288 Sumber: Kantor Tata Usaha MIN Pandak Daun Tahun Pelajaran 2015/2016 No.
Kelas
B. PENYAJIAN DATA Setelah data yang diperlukan terkumpul, langkah berikutnya adalah penyajian data. Penyajian data ini meliputi masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan evaluasi dalam pembelajaran. Data yang disajikan ini berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh melalui teknik wawancara, dokumenter, dan observasi. Data-data tersebut disusun dan disajikan dalam bentuk pemaparan secara singkat agar data tersebut mudah dipahami. Penyajian data tersebut adalah seperti uraian berikut:
44
1.
Tahapan-Tahapan dalam Melaksanakan Pre-test dan Post-test a.
Perencanaan/Pembuatan Pre-test dan Post-test 1) Kesesuaian dengan Silabus dan RPP
Perencanaan pre-test dan post-test sangat penting sekali jika sesuai dengan silabus dan RPP, sebab tanpa adanya perencanaan yang jelas maka pelaksanaan pre-test dan post-test akan berjalan tanpa arah dan pada gilirannya dapat mengakibatkan pelaksanaan pre-test dan post-test menjadi kehilangan arti dan fungsinya. Berdasarkan hasil wawancara dan dokumen yang penulis lakukan dengan satu orang guru yang melaksanakan pre-test dan post-test pada pembelajaran matematika, proses kegiatan pre-test dan post-test oleh guru matematika menyesuaikan isi silabus dan RPP yang telah dibuat. Adapun untuk pelaksanaannya dilakukan secara tertulis. 2) Kesesuaian dengan Indikator Proses pembelajaran di dalam kelas akan terlaksana dengan baik apabila seorang guru itu melakukan persiapan yang matang terlebih dahulu. Salah satu bentuk kesiapan adalah mendiskripsikan tujuan/kompetensi. Suatu
pembelajaran
itu
perlu
mendiskripsikan
tujuan/kompetensi
pembelajaran, karena sebagai langkah awal pembelajaran adalah penyusunan rencana pembelajaran yang mana di dalamnya itu terdapat SK, KD, dan Indikator. Berdasarkan hasil wawancara dan dokumen yang penulis lakukan dengan satu orang guru yang melakukan pre-test dan post-test, bahwa guru itu mampu mendiskripsikan dan membuat indikator dengan baik. Hal itu dapat terlihat
45
dengan adanya beberapa soal-soal yang disesuaikan dengan indikator yang ingin dicapai. Materi yang diajarkan adalah materi matematika tentang satuan jarak. Pada indikator pertama siswa mampu menjawab soal hubungan antarsatuan panjang (jarak) dengan contoh soal 1 km = … hm. Dan pada indikator kedua siswa mampu menjawab soal operasi hitung yang melibatkan satuan panjang dengan contoh soal 12 dm + 15 dam = … cm. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 6. 3) Kesesuaian dengan Materi Materi yang diberikan kepada peserta didik itu harus relevan dan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara dan dokumen yang penulis lihat langsung di lapangan, dengan materi satuan jarak evaluasi yang diberikan satu orang guru yang penulis teliti itu sudah mampu menyesuaikan dengan materi yang sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya. Sehingga evaluasi yang diberikan guru kepada peserta didiknya dapat dengan baik dan mudah dimengerti peserta didik. Adapun untuk evaluasinya yang disesuaikan dengan materi dapat dilihat dari aspek indikator yang ingin dicapai. b. Pelaksanaan Pre-test dan Post-test (Evaluasi) Pelaksanaan pre-test dan post-test (evaluasi) terbagi dalam dua bagian, yaitu evaluasi sebelum pembelajaran (pre-test) dan evaluasi setelah pembelajaran (post-test). Evaluasi yang penulis teliti adalah berfokus pada proses pelaksanaan evaluasi. Dengan adanya proses, dapat diketahui lebih mendalam tentang evaluasi
46
tersebut, apakah sudah sesuai dengan prosedur yang ada atau hanya sekedar evaluasi untuk mengetahui hasil akhir. Pada awal pembelajaran guru melakukan kegiatan pre-test, pertama-tama guru membagi lembar soal kepada siswa sebanyak 10 soal setelah semua mendapatkan pembagian soal lalu guru memerintahkan kepada peserta didik untuk mengerjakan soal yang mereka dapat dengan waktu yang telah disebutkan. Hampir seluruh peserta didik mengeluh ketika mereka melihat soal yang didapat karena soal yang akan dijawab materinya belum dijelaskan oleh gurunya. Guru berusaha menjelaskan bahwa dengan diadakannya kegiatan pre-test guru dapat mengetahui kemampuan awal peserta didik dan juga untuk mengetahui sejauh manakah bahan-bahan (materi pokok bahasan) berkaitan dengan materi yang akan disampaikan diketahui oleh peserta didik. Pada pelaksanaan pre-test ini peserta didik sering sekali mengalami kesulitan ketika menjawab soal dikarenakan mereka belum mempelajarai materi tersebut namun gurunya dengan senang hati menghampiri peserta didik yang bertanya. Untuk pelaksanaan post-testnya setelah kegiatan inti berakhir, guru kembali membagikan lembaran soal. Soal yang digunakan untuk post-test sama saja dengan soal pre-test ada 10 soal dan soalnya pun sama persis. Di sini peserta didik tidak begitu banyak mengeluh karena pada kegiatan inti gurunya sudah menjelaskan materi yang berkaitan dengan soal. Hanya beberapa saja peserta didik yang bertanya namun gurunya pun tetap dengan senang hati berusaha membimbing dengan menghampiri peserta didik.
47
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas V diperoleh data bahwa pelaksanaan pre-test dan post-test ini dapat dikatakan berjalan dengan baik karena guru dapat mengetahui kemampuan awal peserta didik
dan
tentunya
akan
lebih
mudah
untuk
melaksanakan
proses
pembelajarannya serta pelaksanaan pre-testnya pun dapat berjalan dengan baik. Sedangkan untuk alokasi waktunya guru sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyesuaikan dengan yang ditetapkan pada RPP yaitu sekitar 70 menit dalam satu kali pertemuan. Dimana untuk pre-testnya memakan waktu selama ± 12 menit, sedangkan untuk post-test ± 10 menit.
c.
Penutup/Evaluasi 1) Membandingkan Hasil Pre-test dan Post-test sebagai Bahan Evaluasi
Membandingkan hasil pre-test dan post-test sangat penting sekali bagi seorang guru, sebab dengan dilakukannya perbandingan pre-test dan post-test maka seorang guru tersebut dapat mengetahui kemampuan awal peserta didik sebelum pembelajaran di mulai (pre-test) dan dapat mengetahui kemampuan akhir peserta didik sesudah pembelajaran (post-test). Jika tes akhir lebih besar daripada tes awal maaka pelaksanaannya dapat dikatakan baik, tetapi jika perbedaannya menurun atau tes akhir lebih rendah daripada tes awal maka dapat dikatakan pembelajaran tidak berhasil. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada hari Rabu tanggal 25 November 2015 yang penulis lakukan yaitu satu orang guru yang penulis teliti sudah dapat membandingkan hasil pre-test dan post-test sebagai bahan evaluasi. Membandingkannya dengan cara melihat hasil dan pelaksanaan
48
pre-test dan post-test serta melihat kompetensi dan tujuan-tujuan mana yang telah dikuasai peserta didik serta kompetensi mana yang perlu mendapat penekanan dan perhatian khusus lebih lanjut. 2) Tindak Lanjut Menyusun program tindak lanjut salah satu kegiatan yang dilakukan guru untuk memperbaiki nilai siswa yang belum memenuhi standar penilaian dan juga merupakan salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam evaluasi. Dengan dilakukannya tindak lanjut guru dapat mengetahui sejauhmana kemampuan dan pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah diajarkan. Guru akan mengetahui peserta didik mana saja yang mendapatkan nilai di bawah rata-rata, peserta didik yang mudah dalam memahami materi yang diajarkan, atau di atas rata-rata. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan bahwa satu orang guru yang penulis teliti membuat program tindak lanjut setelah dilakukannya post-test. Guru berusaha memberikan kesempatan kepada peserta didik yang mendapat nilai di bawah rata-rata agar nilainya bias lebih baik. Program tindak lanjutnya tes ulang berupa remedial agar peserta didik tersebut mendapatkan nilai yang lebih baik lagi. 2.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Guru dalam Melaksanakan Pre-test dan Post-test a.
Faktor Internal 1) Latar Belakang Pendidikan Guru
Latar belakang pendidikan guru juga sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Guru yang berasal dari jurusan keguruan tentu akan jauh
49
berbeda kemampuannya dalam mengajar dengan guru yang tidak berlatar belakang keguruan. Latar belakang pendidikan guru yang penulis maksud adalah pendidikan terakhir guru kelas V dan jumlah keikutsertaan beliau dalam kegiatan penataran yang berhubungan dengan pre-test dan post-test (evaluasi). Guru kelas V bernama Bapak Abdurrahman merupakan sarjana pendidikan STAI Al Jami Banjarmasin Jurusan PAI. 2) Pengalaman Mengajar Guru Pengalaman mengajar guru dapat dilihat dari lama tidaknya guru mengajar, karena pengalaman mengajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan guru dalam melaksanakan pre-test dan post-test. Dilihat dari pengalaman mengajar guru kelas V cukup berpengalaman dalam mengajar. Berdasarkan hasil wawancara bahwa beliau telah mengajar selama lebih dari 11 tahun. 3) Pengetahuan Teoritis tentang Pre-test dan Post-test (Evaluasi) Pengetahuan teoritis tentang evaluasi disini maksudnya adalah sejauh mana pemahaman guru tentang evaluasi. Pengetahuan teoritis ini penulis lihat dari sering tidaknya guru mengikuti pelatihan keguruan yang berkenaan dengan evaluasi pembelajaran dan sering tidaknya guru membaca literatur yang berkenaan dengan evaluasi pembelajaran. Dari hasil wawancara dengan guru diperoleh data bahwa beliau sudah pernah mengikuti pelatihan tentang evaluasi sebanyak 1 kali yang diadakan oleh
50
PLPG Sertifikasi. Guru juga sering membaca buku-buku yang berkenaan dengan evaluasi walaupun tidak secara khusus.
b.
Faktor Eksternal
1) Motivasi dari Kepala Sekolah Motivasi dari kepala sekolah sangat penting. Dalam sebuah lembaga pendidikan peran kepala sekolah sangat penting, karena selain memimpin staf dan karyawannya, kepala sekolah juga harus bisa memberikan dukungan dan motivasi kepada guru-guru yang lain, terkhusus apabila ada guru atau bawahannya yang memang memerlukan motivasi tersebut. Dari hasil wawancara yang penulis lakukan dengan kepala sekolah MIN Pandak Daun Kecamatan Daha Utara sangat berperan besar dalam memberikan dukungan dan semangat kepada staf dan karyawannya. Dukungan dari kepala sekolah yaitu dengan memberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan dan bertukar pendapat dalam forum guru (rapat guru) yang sberkaitan dengan bagaimana memanajemen pembelajaran termasuk evaluasi.
C. ANALISIS DATA Setelah disajikan data yang berkenaan dengan pelaksanaan guru dalam melaksanakan pre-test dan post-test dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas V MIN Pandak Daun Kecamatan Daha Utara, maka langkah selanjutnya akan dilaksanakan penganalisisan data tersebut sehingga pada akhirnya data tersebut memberikan gambaran terhadap apa yang diinginkan dalam penelitian
51
ini. Agar terarah analisis data-data itu, maka penulis mengemukakannya berdasarkan sistematika penyajian data.
1.
Tahapan-Tahapan dalam Pelaksanakan Pre-test dan Post-test a.
Perencanaan/Pembuatan Pre-test dan Post-test 1) Kesesuaian dengan Silabus dan RPP
Perencanaan pre-test dan post-test merupakan awal dalam menyusun perencanaan evaluasi. Tanpa adanya kesesuaian antara silabus dan RPP maka pelaksanaan evaluasi tidak akan bermakna. Setelah melihat dari penyajian data bahwa guru tersebut sudah merumuskan dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang ada. Jadi, menurut penulis hal-hal yang berkaitan dengan kesesuaian antara silabus dan RPP di kelas V MIN Pandak Daun Kecamatan Daha Utara sudah dilakukan dengan baik. Pelaksanaan evaluasi dapat berhasil dengan baik apabila kesesuaian antara silabus dan RPP dirumuskan terlebih dahulu. Pada silabus dan RPP pelaksanaan pre-test dan post-test dilakukan secara tertulis. Hal ini karena pemeriksaan pretest harus dilakukan secara cepat dan cermat, jangan sampai mengalihkan perhatian peserta didik. Untuk itu, pada waktu memeriksa hasil pre-test perlu diberikan kegiatan lain, misalnya membaca materi yang akan diajarkan pada buku yang mereka miliki. Sedangkan untuk post-test diperiksa setelah kegiatan pembelajaran selesai yaitu setelah salam penutup. Bisa saja tidak langsung diperiksa tetapi alangkah baiknya jika segera diperiksa kalau tidak ada kegiatan mengajar lagi.
52
2) Kesesuaian dengan Indikator Pre-test juga dapat dikatakan sebagai penjajakan awal latar belakang dan kemampuan siswa berkaitan dengan materi yang akan disampaikan. Karena itu soal tes yang diberikan harus disesuaikan dengan indikator yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran.
Dari penyajian data yang penulis sajikan bahwa guru mampu mendiskripsikan indikator dengan baik. Hal ini terlihat dari indikator RPP yang dibuat guru telah terurut dengan baik. Untuk soal tesnya pun sudah disesuaikan dengan indikator yang telah ditentukan. Kesesuaian antara indikator dengan soal dapat dilihat pada lampiran 6. Untuk indikator yang pertama terdiri dari 5 soal dan untuk indikator yang kedua juga terdiri 5 soal jadi semuanya ada 10 soal yang dijadikan tes. 3) Kesesuaian dengan Materi Evaluasi yang diberikan guru kepada peserta didiknya jika sesuai dengan materi yang diajarkan sebelumnya maka akan memudahkan peserta didiknya untuk mengerjakan soal. Dari penyajian data yang penulis sajikan bahwa guru mampu membuat evaluasi sesuai dengan materi. Karena evaluasi yang diberikan guru ke peserta didik harus belum diketahui peserta didik. Jika evaluasi yang diberikan semuanya telah diketahui peserta didik maka bahan tersebut tidak diajarkan lagi. Dan hal ini sudah sesuai dengan tahapan pelaksanaan pre-test dan post-test sebab evaluasi yang diberikan guru ke peserta didik belum diketahui oleh peserta didik. Hal ini juga didukung dari pernyataan peserta didik yang bervariasi, ada yang mengatakan bahwa soal yang diberikan guru itu mudah bagi peserta didik yang
53
memiliki kemampuan tinggi, ada yang mengatakan sedang, dan ada pula yang mengatakan susah bagi peserta didik yang berkemampuan rendah. b. Pelaksanaan Pre-test dan Post-test (Evaluasi) Dari penyajian data yang penulis sajikan bahwa dapat dikatakan guru telah melaksanakan evaluasi sesuai dengan tahapan pre-test dan post-test sebab antara guru dengan peserta didik berinteraksi dengan baik, ketika peserta didik mengalami kesulitan guru berusaha memberikan bimbingan dengan menghampiri peserta didik tersebut. Tentunya dalam pelaksanaan ini guru juga sudah semaksimal mungkin menggunakan waktu yang telah ditentukan dengan tepat dan efektif. Dan juga tes dibuat dengan mudah agar tidak memerlukan waktu yang lama.47 Hal ini dapat dilihat pada RPP, alokasi waktu yang dibuat 2x35 menit dengan 1x pertemuan. Dengan rincian yaitu untuk kegiatan awal alokasi waktu ± 15 menit, kegiatan inti alokasi waktu ± 40 menit terdiri dari eksplorasi ± 20 menit, elaborasi ± 10 menit, konfirmasi ± 10 menit, dan yang terakhir untuk kegiatan akhir alokasi waktu ± 15 menit. Jadi, menurut penulis proses pelaksanaan pre-test dan
post-test di kelas V MIN Pandak Daun Kecamatan Daha Utara sudah sesuai dengan tahapannya. Dalam pelaksanaan disini lebih ditekankan agar gurunya berusaha semaksimal mungkin dalam menggunakan waktu yang telah ditentukan. c.
Penutup/Evaluasi 1) Membandingkan Hasil Pre-test dan Post-test sebagai Bahan Evaluasi
Bahan yang ditanyakan pada test akhir program adalah materi-materi penting yang telah diajarkan. Jika tes awal telah di administrasikan dan juga tes 47
Noehi Nasution, loc. cit., h. 25.
54
akhir telah dilaksanakan pada akhir kegiatan, maka perbedaan hasil tes akhir dengan tes awal menentukan keberhasilan program. Makin besar perbedaan ini semakin baik pelaksanaan program tersebut.48 Namun apabila perbedaan itu grafiknya menurun atau hasil tes akhir lebih rendah dibandingkan hasil test awal maka dapat dikatakan program pembelajaran tidak berhasil. Apabila antara hasil pre-test dan post-test tidak terdapat perbedaan maka materi pembelajaran perlu diulang agar program pembelajaran berhasil begitu pula jika hasil post-test lebih rendah dibandingkan hasil pre-test. Berdasarkan dari penyajian data yang penulis sajikan bahwa guru tersebut sudah membandingkan hasil pre-test dan post-test sesuai dengan tahapan. Cara membandingkannya yaitu dengan cara melihat hasil tes dari keduanya yaitu pretest dan post-test. Dapat kita lihat bahwa pada pelaksanaan ini guru sudah berhasil karena hasil post-test lebih besar dari hasil pre-test. Dan juga dapat kita lihat dari indikator mana soal banyak benar dan dari indikator mana soal banyak salah. Terbukti peserta didik rata-rata banyak mengalami kesalahan menjawab soal pada indikator yang kedua, karena indikator kedua ini sedikit lebih rumit daripada indikator yang pertama dikarenakan melibatkan 2 satuan jarak yang terlebih dahulu harus disamakan oleh peserta didik kemudian diselesaikan baru dapat hasilnya. Berbeda dengan indikator yang pertama peserta didik langsung saja mengubah ke satuan jarak yang ditentukan maka langsung mendapatkan hasilnya. 2) Tindak Lanjut
48
Noehi Nasution, loc. cit., h. 25.
55
Merencanakan tindak lanjut juga merupakan hal yang tidak bisa ditinggalkan dalam perencanaan evaluasi. Dengan adanya perencanaan tersebut guru dapat lebih mudah melaksanakan tindak lanjut jika ada siswa yang memang harus diberi bimbingan lebih ataupun siswa yang sudah memahami materi dengan baik. Menurut hasil wawancara dengan guru kelas V bahwa guru tersebut sudah melaksanakan sesuai dengan tahapannya karena merencanakan tindak lanjut terhadap evaluasi pembelajaran. Tindak lanjut disini berupa perbaikan (remedial). Peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaiki nilai dengan cara menjawab soal tes yang sama seperti sebelumnya. Tetapi di sini guru tidak hanya langsung memerintah untuk dikerjakan oleh peserta didik, di sini guru berusaha menjelaskan kembali materi satuan jarak walaupun sebelumnya sudah dijelaskan di dalam kelas pada pertemuan sebelumnya dan juga pada indikator yang kedua siswa mampu menjawab soal operasi hitung yang melibatkan satuan panjang guru menjelaskannya sangat lebih ditekankan karena rata-rata peserta didik mengalami kesulitan menjawab soal pada indikator tersebut. 2.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Guru dalam Melaksanakan Pre-test dan Post-test a.
Faktor Internal 1) Latar Belakang Pendidikan Guru
Latar belakang pendidikan seorang guru tentunya sangat mempengaruhi terhadap kualitas dan kelancaran kegiatan pembelajaran, termasuk juga keahlian dalam melaksanakan pre-test dan post-test, sebab melalui pendidikan yang ditekuninya terdapat sejumlah pengetahuan yang tentunya akan sangat
56
mendukung terhadap tugas-tugas kependidikan yang menjadi tantangan dalam pelaksanaan pengajarannya. Dari penyajian data yang penulis peroleh dari wawancara, dapat dianalisis bahwa latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh guru adalah sudah sesuai karena guru tersebut berasal dari sarjana pendidikan yang memang seorang pendidik profesional dan dalam perkuliahan pasti telah mempelajari tentang pretest dan post-test (evaluasi) pembelajaran. 2) Pengalaman Mengajar Guru Pengalaman mengajar seorang guru tentu saja akan mempengaruhi kelancaran suatu pembelajaran. Pengalaman mengajar menunjukkan apakah guru tersebut dapat digolongkan sebagai guru yang berpengalaman atau belum berpengalaman. Berdasarkan penyajian data yang penulis sajikan bahwa bahwa guru kelas V dapat dikatakan sudah cukup berpengalaman, karena guru tersebut sudah mengajar selama lebih dari 11 tahun. Meskipun pengalaman mengajar guru tersebut hanya di satu sekolah namun hal itu menunjukkan nilai positif karena dengan pengalaman mengajar yang lumayan lama tentu mempermudah guru dalam proses pembelajaran. 3) Pengetahuan Teoritis tentang Pre-test dan Post-test (Evaluasi) Berdasarkan penyajian data yang penulis lakukan dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa guru tersebut masih kurang dalam pengetahuan teoritis karena baru mengikuti 1 kali pelatihan di PLPG Sertifikasi tentang evaluasi pembelajaran, akan tetapi guru sering membaca buku-buku yang berkenaan dengan evaluasi walaupun tidak secara khusus.
57
b.
Faktor Eksternal
1) Motivasi dari Kepala Sekolah Berdasarkan penyajian data yang penulis lakukan dari hasil wawancara dengan satu orang guru matematika dapat diketahui bahwa kepala sekolah MIN Pandak Daun Kecamatan Daha Utara selalu memberikan dukungan kepada semua bawahannya. Terbukti selain dari keikutsertaannya mengikuti pelatihan PLPG Sertifikasi, satu orang guru matematika yang penulis teliti ini juga mendapatkan pengetahuan tentang evaluasi dari kepala sekolah yang memberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan dan bertukar pendapat. Bertukar pendapatnya yaitu Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan guru-guru dari sekolahan lain yang sederajat. Biasanya diadakan 1 kali dalam sebulan, kadang juga lebih dari 1 bulan. (tidak menentu). Sesama guru saling bertukar pendapat, jika ada guru yang dalam pembelajarannya merasa kurang maka guru yang lain akan berusaha memberi pengetahuan yang mereka dapat, dan begitu juga sebaliknya. Dengan adanya pertemuan MGMP ini bertujuan agar pembelajaran yang diberikan ke peserta didik lebih bagus lagi tidak hanya begitu-begitu saja. Dan juga yang awalnya jarang melaksanakan kegiatan pre-test dan post-test, untuk ke depannya bisa lebih sering lagi melaksanakan kegiatan pre-test dan posttest karena dengan begitu guru dapat mengetahui kemampuan awal peserta didik sebelum proses pembelajaran dimulai.