39
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1.
Sejarah Singkat Perusahaan CV.
Sumber
Karya
adalah
sebuah
perusahaan
pengangkutan yang berpusat di Surabaya. Perusahaan ini bergerak dibidang pengangkutan darat dengan armada boks tertutup. Perusahaan
melayani
pengiriman
barang-barang
kebutuhan
konsumen, meliputi makanan kaleng, pakaian jadi, obat-obatan, elektronik, aneka ragam plastik pembungkus, kosmetika, dan juga menawarkan jasa pemindahan rumah. Perusahaan ini didirikan berawal dari perusahaan keluarga pada tahun 1972, melayani pengiriman bahan bangunan dalam kota Surabaya, pada akhir tahun memfokuskan pelayanannya ke pengiriman barang jarak jauh meliputi Surabaya, Semarang dan Jakarta. perusahaan ini sempat vakum di dunia pengangkutan darat pada tahun 1984 dikarenakan pemilik perusahaan bersepakat untuk mengelola unit angkutan darat dari salah satu perusahaan rokok di Surabaya, hingga tahun 1998 mulai aktif kembali untuk melayani pelanggan. Pada awal masa keaktifannya, perusahaan menawarkan jasa pemindahan rumah dan kemudian lebih memfokuskan diri untuk
39
40
melayani jasa pengiriman barang dengan menggunakan angkutan atau armada boks tertutup dimana pada saat itu pengangkutan darat di Indonesia masih dikuasai dengan armada terbuka dengan menggunakan terpal. Wilayah pengiriman barang pada saat itu adalah Surabaya, Jakarta dan Bali. Strategi dari perusahaan ini adalah untuk melayani pengiriman barang dengan cepat, terbatas dan akurat. Pengiriman barang dengan boks tertutup adalah alternatif terbaik untuk berbagai macam barang yang bernilai tinggi. Dalam kurun waktu satu tahun, dengan strategi di kemukakan diatas, perusahaan mengalami peningkatan usaha teramat pesat dan berkembang dari satu armada truk engkel dan dua buah truk penunjang, menjadi 20 unit truk lokal, tronton dan engkel. Manajemen
perusahaan
melihat
bahwa
permintaan
pengiriman barang dengan truk tertutup adalah sangat berprospek, melihat dari kecenderungan yang teramat positif tersebut, manajemen berkenan untuk berekspansi kedepan. Ekspansi yang dimaksud adalah dengan penambahan armada ditunjang pula dengan tenaga sopir, dan lain sebagainya. Pada akhir tahun 1999, truk impor atau truk buatan luar negeri diijinkan masuk ke Indonesia. Manajemen dari perusahaan dengan
cepat
menanggapi
iklim
perubahan
tersebut
dan
41
memutuskan untuk menambah armada. Truk-truk tersebut adalah truk bekas dari negara-negara berkembang seperti Singapura dan Jepang. Penambahan armada-armada tersebut berdampak positif terhadap pemasukan perusahaan, dan juga penambahan pangsa pasar atau konsumen. Pada tahun akhir 1999, perusahaan menambah jumlah armadanya menjadi 60 unit. Penjualan truk bekas dari Singapura dan Jepang ini juga pada akhirnya menjadi sarana para pengusaha pengangkutan untuk menambah armada. Manajemen perusahaan juga melihat langkah berikutnya adalah menjadikan perusahaan untuk menguasai pasar dari pengangkutan darat yang berpusat di Surabaya, Semarang, Jakarta, Palembang, Lampung, dan Bali. Saat ini, mempunyai 6 kantor perwakilan yang tersebar di pulau Jawa, Bali dan Sumatera. Armada-armada dari CV. Sumber Karya meliputi truk kapasitas 4,5 ton/15 m3; 6,5 ton/19 m3; 6,5 ton/29 m3;12 ton /41 m3;40’ container, 16 ton/51.6 m3. Pada awal tahun 2006 telah memenangkan suatu tender dari salah satu perusahaan internasional yang bergerak dibidang makanan dan minuman di indonesia. Oleh karena itu pihak manajemen berusaha untuk menguatkan jajaran armadanya sehingga dapat melayani tender dan tetap loyal melayani pelanggan-pelanggan lainnya. Penambahan armada akan tetap selalu
dibutuhkan,
tetapi
manajamen
juga
mencermati
42
kemungkinan untuk mendapatkan alternatif pembiayaan yang dananya berasal dari luar perusahaan seperti meminjam atau kredit pada bank, atau alternatif pendanaan sewa guna usaha dengan hak opsi.
4.1.2.
Tujuan Perusahaan Dalam
menjalankan
kegiatan
usahanya,
perusahaan
mempunyai tujuan yang harus dicapai yaitu profit dan kemantapan perusahaan supaya dapat menjadi market leader. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan mempunyai tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang yang dimaksud adalah hal-hal yang akan dicapai oleh perusahaan dalam rangka waktu 25-30 tahun mendatang agar tetap terjadi keberadaannya, sedangkan tujuan jangka pendek adalah hal-hal yang akan dilakukan perusahaan agar mampu bersaing dengan perusahaan saat ini. a. Tujuan jangka panjang
Mempertahankan
kontinuitas
perusahaan
dalam
menjalankan kegiatan usahanya.
Memperbaiki
kualitas
kendaraan
yang
telah
ada,
pengiriman kendaraan yang tepat waktu, dan dapat memuaskan selera konsumen.
43
Menjaga reputasi agar perusahaan memperoleh loyalitas dari konsumen.
Mengadakan ekspansi atau perluasan usaha
seperti
perluasan gedung, penambahan armada kendaraan, serta pembukaan cabang.
b. Tujuan jangka pendek
4.1.3.
Meningkatkan volume penjualan.
Mencapai laba maksimum.
Menjaga likuiditas perusahaan.
Menjaga posisi perusahaan agar tetap mampu bersaing.
Struktur Organisasi Yang dimaksud dengan struktur organisasi adalah suatu bagan yang memperlihatkan tugas-tugas serta batasan wewenang dalam hubungannya antar masing-masing bagian. Dalam mencapai suatu tujuan perusahaan diperlukan adanya kerjasama yang baik antar bagian yang meliputi pengaturan dan pemberian kerja. Berdasarkan hal tersebut maka perusahaan menyusun struktur organisasinya berbentuk garis atau lini, artinya segala instruksi dan pengawasan berada pada suatu tangan yaitu pemimpin kepada bawahan. Dalam melaksanakan aktivitasnya, pemimpin akan memberi mandat atau perintah kepada bagian yang
44
ada dibawahnya dan bawahan yang diberi mandat tersebut harus memberikan pertangungjawaban kepada pemimpin perusahaan. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada gambar 4.1. Gambar 4.1 Struktur Organisasi CV. Sumber Karya
Director (Pimpinan Perusahaan)
Operation Manager (Manajer Pelaksana)
Marketing Manager (Manager Pemasaran)
Financial & Acc Manager (Manajer Keuangan & Pembukuaan)
Operation Supervisor (Pengawas Pelaksana)
Marketing Supervisor (Pengawas Pemasaran)
Accounting Supervisor (Pengawas Keuangan)
Driver (Sopir)
Operation Control Service (Staf Reparasi & Pemeliharaan)
Sales Adm Team (Tim Penjualan)
Costumer Support (Pelanggan)
Finance Cashier (Kasir)
Akuntansi
(Sumber : Internal Perusahaan telah diolah Penulis )
Segala keputusan dalam kegiatan investasi dan pendanaan berada di tangan pimpinan perusahaan pemilik). Ditangan Pimpinan Perusahaan itu juga ditetapkan visi, misi, serta target perolehan yang diinginkan oleh perusahaan. Para manajer membantu pelaksanaan tugas sehari-hari dan harus memberikan laporan pertanggungjawaban atas tugas yang diembannya.
45
Pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing jabatan adalah sebagai berikut : 1. Direktur (Pimpinan Perusahaan) Adalah
pimpinan
tertinggi
perusahaan
yang
mengkoordinasi, mengarahkan seta mengawasi pelaksanaan masing-masing
tugas
masing-masing
bagian
secara
menyeluruh. Memutuskan diterima atau ditolaknya kontrak perjanjian serta menandatanganinya setelah mendapat masukan dari manajer pelaksana, manajer pemasaran dan manajer keuangan. 2. Operation manager (Manajer Pelaksana) Berwenang mengkoordinasi, serta mengawasi seluruh kegiatan
operasional
setelah
mendapat
perintah
dan
bertanggung jawab kepada Direktur. 3. Marketing manager (Manajer Pemasaran) Adalah mengawasi, mengkoordinasi, mengarahkan serta mengawasi proses mulai dari penawaran harga sampai ditandatanganinya kontrak perjanjian dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur. 4. Financial & Acc Manager (Manajer Keuangan & Pembukuan)
Bertanggung jawab kepada direktur.
Merencanakan kebijaksanaan keuangan dan akuntasi perusahaan.
46
Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan pada bagian keuangan dan akuntansi.
Bertanggung jawab atas kelancaran seluruh kagiatan operasional perusahaan yang berkaitan dengan keuangan.
Menerima laporan dan mengevaluasi hasil masing-masing bagian lalu menyampaikan laporan keuangan dan analisa laporan kepada Executive Direktur secara periodik.
5. Operation Supervisor (Pengawas Pelaksana) Mempunyai tugas dan wewenang melaksanakan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan operasional secara langsung dibawah perintah langsung manager operasional. 6. Marketing Supervisor (Pengawas Pemasaran) Mempunyai tugas dan wewenang melaksanakan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan pemasaran secara langsung dibawah perintah manager pemasaran. 7. Accounting Supervisor (Pengawas Keuangan)
wewenang mengkoordinasi, serta mengawasi seluruh kegiatan yang berkaitan dengan semua penerimaan dan pengeluaran uang perusahaan.
Bertanggung jawab kepada manajer keuangan.
Bertanggung jawab atas kebenaran laporan keuangan perusahaan yang telah di susun bagian akuntansi, serta membuat analisa atas laporan keuangan tersebut.
47
8. Driver (Sopir)
Bertanggung jawab kepada pengawas pelaksana
Mengantar kiriman barang sampai tempat tujuan
Memastikan kiriman barang terhindar dari kerusakan
Memastikan dalam proses pengiriman, barang sampai tepat waktunya
Memastikan barang yang sampai di tempat tujuan dalam kondisi baik
Melaporkan hasil kepada atasan beserta kelengkapan data dokumen pengiriman
9. Operation Control Service (Staf Reparasi & Pemeliharaan)
Memastikan dan mengawasi kondisi kendaraan apakah siap pakai atau tidak
Membuat laporan service secara berkala
Mengatur jumlah stock spare part umtuk memenuhi kebutuhan perbaikan kendaraan
10. Sales Adm Team (Tim Penjualan)
Melakukan penjualan kepada calon pemakai jasa angkutan.
Menentukan sistem pembayaran.
Mempertanggung jawabkan semua kegiatan penjualan dan melaporkan kepada pengawas pemasaran.
Menyimpan dan memelihara arsip yang berkaitan dengan kegiatan penjualan
48
Bertanggung jawab kepada pengawas pemasaran
11. Customer Support (Pelanggan)
Bertanggung jawab kepada pengawas pemasaran
Melayani kebutuhan pelanggan
Menjawab pertanyaan atau memberi informasi yang berhubungan dengan job yang ditawarkan.
12. Finance cashier (kasir)
Bertanggung jawab kepada pengawas keuangan.
Bertanggung jawab mengenai kas dan bank perusahaan.
Memeriksa keabsahan dan kebenaran bukti pendukung kas/bank dan memberikan otorisasi pada bukti kas/bank.
Mengevaluasi dan mengkoordinasi staff bawahan dalam melaksanakan sistem dan prosedur keuangan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Mengatur dan mengamankan keuangan dan kekayaan perusahaan serta pengunaan keuangan yang disesuikan dengan kebutuhan dan kemampuan perusahaan secara optimal.
Bertanggung jawab mengenai kebenaran penerimaan dan pembayaran, baik secara tunai maupun cek/bilyet giro (BG)
Membuat bukti kas/bank untuk semua penerima dan pengeluaran.
49
Membuat laporan harian kas/bank.
Membuat bon sementara dan bukti pengeluaran kas kecil serta
memeriksa
kelengkapan
otoritasnya
sebelum
dilakukan pembayaran.
Menolak pembayaran apabila bukti-butki pendukungnya tidak lengkap dana atau kurang legal.
Meminta pertangung jawaban bon sementara apabila sudah jatuh tempo pertanggung jawaban bon sementara.
13. Akuntansi (Accounting)
Bertanggung jawab kepada pengawas keuangan.
Bertanggung jawab atas kebenaran laporan keuangan perusahaan serta membuat analisa atas laporan keuangan tersebut.
Mengorganisasi perhitungan fisik atas kas dan giro serta persediaan secara periodik.
Meneliti dan memeriksa kebenaran dan keakuratan semua transaksi perusahaan.
Memeriksa dan atau mengimput data semua transaksi kedalam buku harian (kas, bank, pembelian, penjualan dan umum) dan kedalam buku tambahan (hutang, piutang, persediaan barang)
50
Menyusun buku jurnal melalui rekapan spesifikasi account dari buku harian dan buku tambahan serta melakukan posting kedalam buku besar secara teratur.
Membuat rekonsiliasi bank setiap periode.
Membuat daftar atas seluruh inventaris perusahaan lengkap dengan tahun perolehan dan harga perolehannya, serta estimasi
masa
manfaat
(untuk dipergunakan dalam
penghitungan penyusutannya).
4.2. Deskripsi Data 4.2.1.
Prosedur untuk transaksi Pembiayaan Secara Tunai Transaksi pembiayaan secara tunai melibatkan 2 (Dua) pihak utama yaitu : Supplier dan pembeli. Langkah-langkah yang dilakukan
perusahaan
jika
perusahaan
memilih
pembiayaan secara tunai dapat dilihat pada tabel 4.2.
alternatif
51
Tabel 4.2 Langkah-langkah Transaksi Pembiayaan secara Tunai Usulan armada baru sehubungan dengan adanya tender baru
Memeriksa bagian keuangan apakah bisa mengeluarkan dana.
Disetujui, dan melakukan peninjauan ke beberapa supplier.
Melakukan negosiasi dengan supplier mengenai harga perolehan.
Karena pembayarannya dilakukan secara tunai maka dilakukan pelunasan pembayaran secara langsung.
Persyaratan pembayaran telah terpenuhi dan supplier menyerahkan surat tanda terima pembayaran dan bukti kepemilikan.
(Sumber : Internal Perusahaan)
Keterangan : a. Manajer pemasaran mengusulkan kepada pimpinan perusahaan bahwa perusahaan membutuhkan armada baru sehubungan dengan adanya tender baru sehingga membutuhkan lebih banyak armada. Pimpinan Perusahaan memberi tahukan kepada Manajer keuangan untuk mengecek bagian kekurangan apakah bisa mengeluarkan dana untuk membeli armada baru.
52
b. Setelah didiskusikan dan disetujui maka pimpinan perusahaan mulai melakukan pinjaman ke beberapa Supplier, dimana armada tersebut akan diperoleh, serta melakukan perbandingan harga. c. Setelah
menemukan
kesepakatan,
Pimpinan
perusahaan
melakukan negosiasi ulang dengan Supplier yang dipilih. Negosiasi ulang ini dilakukan lebih terinci, yaitu meliputi harga perolehan, serta cara pembayaran. Karena pembayarannya secara tunai maka dilakukan pelunasan pembayaran secara langsung, meliputi :
Pembeli : CV. Sumber Karya
Aktiva tetap yang dibeli : 1 (Satu) unit Mitsubishi Fuso.
Cara pembayaran : secara tunai
Jumlah pembayaran : Rp 500.000.000,00
d. Setelah semua ketentuan dan persyaratan pembelian telah dilaksanakan dan dipenuhi maka Supplier menyerahkan surat tanda terima pembayaran serta bukti-bukti pemilikian armada yang dibeli kepada pemilik.
4.2.2.
Prosedur untuk Transaksi Pembiayaan secara Sewa Guna Usaha (Leasing) Transaksi sewa guna usaha melibatkan 4 (empat) pihak utama, yaitu lessor, lessee, supplier dan perusahana asuransi.
53
Sesuai dengan prosedur Leasing company rekanaan perusahaan, langkah-langkah yang harus dilakukan jika perusahaan memilih alternatif pembelian secara Leasing dapat dilihat pada tabel 4.3.
54
Tabel 4.3 Langkah-langkah Transaksi Pembiayaan melalui leasing Usulan armada baru sehubungan dengan adanya tender baru
Memeriksa bagian keuangan apakah bisa mengeluarkan dana Disetujui, dan melakukan peninjauan ke beberapa supplier Melakukan negosiasi dengan supplier mengenai harga perolehan
Disebabkan dana yang terbatas maka pembayaran dilakukan dengan Leasing
Mengisi formulir permohonan lease
Lessor mengevaluasi kelayakan kredit
Melakukan perundingan syarat lease bersama lessee
Hasil perundingan diikat dalam perjanjian sewa guna usaha (Lease Agreement)
Melakukan penandatangan kontrak asuransi armada
Melunasi biaya yang berkenan dengan penandatanganan akad perjanjian
Melakukan penandatangan kontrak asuransi armada
Supplier mengirim armada yang dibeli ke lokasi pemilik
Lessee menandatangani tanda terima armada dan menyerahkan kepada supplier
Supplier menyerahkan surat tanda terima dan bukti pembelian
Lessor membayar harga perolehan armada kepada supplier
Lessee membayar sewa guna usaha secara periodik sesuai jadwal yang telah ditentukan
(Sumber : Internal Perusahaan)
55
Keterangan : a. Manajer pemasaran mengusulkan kepada Pimpinan Perusahaan bahwa perusahaan membutuhkan armada baru sehubungan dengan adanya tender baru sehingga membutuhkan lebih banyak armada. Pimpinan Perusahaan memberitahukan kepada Manajer keuangan untuk mengecek bagian keuangan apakah bisa mengeluarkan dana untuk membeli armada baru. b. Setelah didiskusikan dan disetujui maka Pimpinan Perusahaan mulai melakukan peninjauan ke beberapa Supplier, dimana armada tersebut akan diperoleh, serta melakukan perbandingan harga. c. Setelah
menemukan
melakukan
kesepakatan,
Pimpinan
Perusahaan
negosiasi ulang dengan Supplier yang dipilih.
Negosiasi ulang ini dilakukan lebih terinci, yaitu meliputi harga perolehan, serta cara pembayarannya. Disini disebutkan bahwa pembayaran dilakukan dengan leasing. Sehingga pihak lessor yang ditunjuk yang akan membayar harga perolehan aktiva tetap tersebut dan Perusahaan akan membayar secara mengangsur kepada Lessor. d. CV. Sumber Karya sebagai lesse mengisi Formulir Permohonan Lease, lalu mengirimkannya kepada lessor dengan disertai fotokopi dokumen pelengkap, yaitu sebagai berikut :
56
Akta Pendirian Perusahaan dan Perubahan-perubahannya.
Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dari Departemen Perdagangan.
Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemilik.
Laporan keuangan 2 (dua) tahun terakhir (Balance Sheet dan Income Statement).
Cash flow projection dari barang modal yang akan disewa guna usaha.
Rekening Koran (Bank Statement) per tiga bulan terakhir.
Spesifikasi atau data-data aktiva tetap yang akan disewa guna usaha.
e. Lessor
akan
mengevaluasi
kelayakan
kredit
dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
Bonafiditas dan kredibilitas perusahaan.
Situasi dan kondisi perusahaan melalui analisa laporan keuangan perusahaan.
Laporan kegiatan usaha yang telah ada, mulai dari data pemasaran, data produksi, sumber-sumber bahan baku, serta jumlah pemakaiannaya.
Hasil dari peminjaman langsung ke lokasi perusahaan.
57
Rekomendasi data-data customer atau pihak lain terhadap perusahaan.
f.
Setelah lessor setuju, maka dilanjutkan dengan perundingan syarat-syarat lease bersama lessee. Dalam pertemuan ini akan dirundingkan hal-hal sebagai berikut :
Jenis transaksi sewa guna usaha.
Harga perolehan merupakan harga beli aktiva tetap yang telah disepakati antara supplier dengan lessee.
Pembayaran sewa guna usaha (lease payment).
Angsuran pokok pembiayaan.
Nila sisa (residual value).
Simpanan Jaminan (security deposit).
Masa sewa guna usaha (lease term).
Tingkat bunga leasing.
Cara pengikatan aktiva tetap yang disewa guna usaha.
Opsi bagi penyewa guna usaha dalam hal transaksi sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease).
g. Hasil perundingan tersebut diikat dalam suatu perjanjian yaitu Perjanjian Sewa Guna Usaha (Lease Agreement) yang memuat hal-hal sebagai berikut : 1. Lessee : CV. Sumber Karya 2. Jenis transaksi sewa guna usaha : sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease).
58
3. Aktiva tetap yang disewa guna usaha : 1 (Satu) unit Mitsubishi Fuso. 4. Harga perolehan :
Mitsubishi Fuso : Rp 500.000.000,00
5. Angsuran pokok pembiayaan :
Mitsubishi Fuso : Rp 450.000.000,00
6. Nilai sisa :
Mitsubishi Fuso : Rp 50.000.000,00
7. Simpanan jaminan :
Mitsubishi Fuso : Rp 50.000.000,00
8. Masa sewa guna usaha : 4 (empat) tahun. 9. Tingkat bunga : 22% 10. Cara pembayaran :
Simpanan jaminan : dibayar pada saat penandatanganan perjanjian sewa guna usaha (lease agreement).
Pembayaran pertama : pembayaran sewa guna usaha pertama.
Pembayaran ke-2 sampai 48 : sesuai jadwal pembayaran (di belakang atau in arrears)
11. Pembayaran sewa guna usaha setiap bulan :
Mitsubishi Fuso : Rp 14.177.735,03
12. Denda keterlambatan : 0,3% perhari keterlambatan, sampai setinggi-tingginya 30 hari keterlambatan.
59
13. Lessee dengan ini menyatakan memilih opsi beli sebesar nilai sisa (residual value) yaitu Rp 50.000.000,00. 14. Lessor dan CV. Sumber Karya mengadakan perjanjian bahwa lessor telah setuju untuk membeli aktiva tetap tersebut atas permintaan lesse. h. Pada saat yang sama, lessee menanda tangani kontrak asuransi aktiva tetap yang disewa guna usaha dengan perusahaan asuransi yang disetujui oleh lessor, Polis asuransi dipegang oleh lessor untuk
mengantisipasi
kerugian
yang
ditimbulkan karena
biaya-biaya
yang
berkenaan
kerusakan barang. i.
Lessee
melunasi
dengan
penandatanganan perjanjian sewa guna usaha (lease agreement), termasuk pula pembayaran simpanan jaminan, biaya asuransi dan biaya administrasi. j.
Kontrak pembelian aktiva tetap akan ditandatangani oleh lessor dengan supplier yang bersangkutan.
k. Supplier mengirim aktiva tetap yang disewa guna usaha ketempat lessee. l.
Lessee
menandatangani
tanda
terima
aktiva
tetap
dan
menyerahkan kepada supplier. m. Supplier menyerahkan surat tanda terima (yang diterima dari lessee) serta bukti-bukti pemilikan aktiva tetap kepada lessor.
60
n. Lessor membayar harga perolehan aktiva tetap yang disewa guna usaha kepada supplier. o. Lessee membayar sewa guna usaha (lease payment) secara periodik sesuai dengan jadwal pembayaran yang telah ditentukan dalam kontrak lease.
4.2.3.
Deskripsi
data
yang
digunakan
dalam
melakukan
perbandingan. Ketentuan-ketentuan yang diberikan oleh masing-masing alternatif pembelian berbeda. Agar hasil dari analisis menunjukkan perbandingan yang relevan, maka perlu dibuat ketentuanketentuan. Tabel 4.4 memperlihatkan deskripisi data yang digunakan perusahaan didalam melakukan perbandingan. Tabel 4.4 Deskripsi data yang digunakan perusahaan dalam melakukan perbandingan. Asumsi yang digunakan perusahaan Jenis barang modal yang diperoleh dengan dua alternatif pembelian Besarnya pembiayaan yang ditanggung oleh pihak bank atau lessor Suku bunga yang digunakan untuk kredit dan sewa guna usaha Bunga pinjaman dan bunga leasing Biaya penyusutan Tarif pajak penghasilan (Sumber : Internal Perusahaan)
Ketentuan-ketentuan yang diberikan 1 Unit Mitsubishi Fuso 90% dari harga perolehan dan 10% sebagai simpanan jaminan Suku bunga tetap yang efektif selama jangka waktu pembiayaan dan ditetapkan pada permulaan Bunga leasing 22% (efektif) Menggunakan metode saldo menurun. Tarif pajak badan yang tertinggi yaitu sebesar 30%
61
4.3. Analisis dan Pembahasan 4.3.1.
Perolehan Aktiva Tetap Secara Tunai Apabila perusahaan melakukan pembelian aktiva tetap secara tunai maka jumlah yang dapat dibebankan sebagai biaya untuk menghitung penghasilan kena pajak adalah sebesar biaya penyusutannya. Dan untuk dapat menghitung besarnya biaya penyusutan, metode yang dapat digunakan adalah metode garis lurus (Straigth Line Method) dan metode saldo menurun. Untuk perhitungan dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode saldo menurun. Besarnya biaya penyusutan pertahun untuk aktiva tetap tersebut dapat dilihat pada lampiran 3 dibagian akhir skripsi ini. Dikarenakan pembelian aktiva tetap tersebut secara tunai maka jumlah yang boleh dibebankan sebagai biaya dalam rangka menghitung penghasilan kena pajak sebesar
Rp 500.000.000,00
untuk kendaraan kendaraan Mitsubishi Fuso.
4.3.2.
Perolehan Aktiva Tetap melalui Sewa Guna Usaha (Leasing) Jika perusahaan melakukan pembelian aktiva tetap melalui sewa guna usaha (leasing), maka semua biaya yang dikeluarkan untuk membayar sewa guna usaha (lease payment) ditambah biaya administrasi sewa guna usaha (leasing), yang meliputi pembayaran
62
biaya asuransi dan biaya lain-lain yang dapat dibiayakan dalam rangka menghitung penghasilan kena pajak. Berikut ini adalah besarnya pembayaran sewa guna usaha (lease payment) yang harus dilakukan oleh CV. Sumber Karya (lessee) setiap bulannya, yang terdiri atas unsur bunga dan angsuran pokok yang jumlahnya selalu berubah-ubah. Pembayaran bunga tersebut akan semakin kecil sejalan dengan penurunan saldo pokok. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 1 dibagian akhir skripsi ini. Berdasarkan perhitungan pada lampiran 1, total biaya sewa secara nominal adalah sebesar Rp 680.531.281,26 , sedangkan nilai tunai (present value – PV) dengan tingkat diskon 20% adalah sebesar Rp 473.672.657,43. Semua biaya sewa ini dapat diakui sebagai biaya dalam menghitung penghasilan kena pajak. Selain biaya sewa yang masih dapat dikurangkan adalah beban penyusutan. Setelah mengambil alih kendaraan yang disewagunausahakan dengan hak opsi, maka nilai perolehan aset (sebesar nilai opsi) dapat disusutkan oleh perusahaan sesuai dengan metode dan umur aset bersangkutan yang telah ditetapkan. Perlakuan pajak penghasilan bagi lessee ditentukan bahwa selama masa sewa guna usaha, lessee tidak boleh melakukan penyusutan atas aktiva tetap yang disewa guna usahakan. Penyusutan baru dapat dilakukan setelah lessee menggunakan hak
63
opsi untuk membeli aktiva tetap yang bersangkutan. Nilai residual menurut ketentuan fiskus adalah nilai aktiva tetap ada akhir masa sewa guna usaha yang telah disepakati oleh lessor dengan lessee pada awal masa sewa guna usaha. Dalam hal ini besarnya nilai sisa (residual value) sama dengan simpanan jaminan yaitu 10% dari harga perolehan aktiva tetap. Untuk menghitung biaya penyusutan, setelah mengambil alih aktiva tetap yang disewa guna usaha dengan hak opsi, metode yang digunakan adalah metode saldo menurun. Sedangkan masa manfaat (umur ekonomis) adalah 8 tahun untuk kendaraan sesuai dengan ketentuan peraturan perpajakan. biaya penyusutan Secara lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2 dibagian akhir skripsi ini. Berdasarkan lampiran 1 dengan menggunakan tingkat bunga sewa guna usaha 22% dan tingkat diskon 20% maka nilai perolehan keseluruhan kendaraan (lease fee dan nilai opsi) adalah sebesar Rp 730.531.281,26 dan total nilai tunai yang dapat dibiayakan adalah Rp 487.318.094,94.
4.3.3.
Analisis alternatif pembelian yang sebaiknya dipilih oleh perusahaan Sebelum menentukan alternatif pembelian mana yang sebaiknya dipilih sebagai dasar pengambilan keputusan dalam memperoleh aktiva tetap leasing atau secara tunai, terlebih dahulu
64
penulis akan melakukan perhitungan dampak atau pengaruh biaya yang dapat dikurangkan untuk masing-masing pilihan transaksi aktiva tetap terhadap pajak penghasilan yang dapat dihemat oleh perusahaan. Besarnya perbandingan penghematan pajak antara sewa guna usaha dengan pembelian langsung secara tunai dilakukan dengan cara membandingkan jumlah biaya yang dapat dikurangkan dalam rangka menghitung penghasilan kena pajak. Untuk sewa guna usaha, biaya yang dapat dikurangkan adalah seluruh biaya sewa dan beban penyusutan sebesar nilai opsi. Sedangkan untuk pembelian langsung adalah sebesar beban penyusutannya saja. Disamping dihitung berdasarkan nilai nominal juga dihitung berdasarkan nilai tunai (PV) seperti pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Perbandingan antara Harga Perolehan dan Penghematan Pajak antara Sewa Guna Usaha dengan Pembelian Langsung Keterangan
Harga Perolehan : Biaya Sewa Nilai Opsi Harga Kendaraan Jumlah Jumlah yang boleh dibiayakan : Biaya Sewa Beban Penyusutan Jumlah PPh 30% SGU PPh 30% beli tunai Penghematan Pajak
Sewa Guna Usaha dengan Bunga 22% (Rp) PV Nominal (Tingkat Diskon 20%)
680.531.281,26 50.000.000,00
473.672.657,43 50.000.000,00
730.531.281,26
523.672.657,43
680.531.281,26 50.000.000,00 730.531.281,26 219.159.384,38 (150.000.000,00) 69.159.384,38
473.672.657,43 13.645.437,51 487.318.094,94 146.195.428,48 (84.885.537,62) 61.309.890,86
(Sumber : Internal Perusahaan telah diolah Penulis)
Beli secara Tunai (Rp) PV Nominal (Tingkat Diskon 20%)
500.000.000,00 500.000.000,00
282.951.792,08 282.951.792,08
500.000.000,00 500.000.000,00 150.000.000,00
282.951.792,08 282.951.792,08 84.885.537,62
65
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan pada tabel 4.5 dapat diketahui besarnya penghematan pajak apabila tingkat bunga sewa guna usaha 22% dan tingkat bunga 20% secara nominal adalah
Rp
69.159.384,38
dan nilai
tunainya
adalah Rp
61.309.890,86. Walaupun sewa guna usaha lebih mahal dari pembelian langsung, penghematan pajaknya juga lebih besar karena semua biaya sewa dapat dibiayakan dan jangka waktu masa sewa guna usaha (lease term) lebih pendek dari masa manfaat (umur ekonomis) sehingga perusahaan dapat membiayakan perolehan aktiva tetap lebih cepat dibandingkan apabila menggunakan penyusutan (penyusutan yang dipercepat atau accelerated). Hal ini akan mempengaruhi besarnya pajak penghasilan yang dapat dihemat oleh perusahaan. Besarnya jumlah total penghematan tunai dapat dilihat pada Tabel 4.6 Tabel 4.6 Jumlah Penghematan Tunai antara Sewa Guna Usaha dengan Pembelian Langsung Keterangan Nilai tunai biaya sewa Penghematan dana tunai karena sewa guna usaha Selisih Penghematan pajak Penghematan neto Pendapatan bunga deposito* Jumlah Penghematan tunai
Tingkat Diskon (20%) 473.672.657,43 (450.000.000,00) 23.672.657,43 61.309.890,86 37.637.233,42 114.185.808,22 151.823.041,64
*Bunga deposito dari penghematan dana tunai karena pembelian melalui sewa guna usaha (Sumber : Internal Perusahaan telah diolah Penulis)
66
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa alternatif pembelian melalui sewa guna usaha (leasing) merupakan alternatif yang paling menguntungkan dibandingkan dengan alternatif pembelian secara tunai. Karena dibandingkan dengan pembelian tunai terdapat penghematan neto. Besarnya jumlah penghematan neto dengan tingkat diskon 20% adalah Rp 151.823.041,64.
67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah mengetahui dan memahami permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan dan mencoba untuk mencari jalan penyelesaiannya dengan perhitungan-perhitungan yang menerapkan teori-teori yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka pada bab 5 (lima) ini penulis akan menarik beberapa kesimpulan dan memberikan saran-saran untuk mengatasi permasalahan yang ada.
5.1. Kesimpulan 1. Penghematan pajak yang diperoleh antara pembiayaan secara tunai dan leasing adalah sebesar Rp 151.823.041,64. 2. Dengan demikian alternatif pembiayaan melalui sewa guna usaha (leasing) merupakan alternatif yang paling menguntungkan karena penghematan pajak yang diperoleh perusahaan untuk alternatif ini lebih besar dibandingkan alternatif pembiayaan secara tunai, Sehingga pembiayaan melalui sewa guna usaha
leasing)
sebagai dasar
pengambilan keputusan dalam memperoleh aktiva tetap.
5.2. Saran Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis memberikan saran kepada perusahaan untuk memilih alternatif pembiayaan melalui sewa guna usaha (leasing) sebagai dasar pengambilan keputusan
67
68
dalam memperoleh aktiva tetap karena dengan menggunakan pembiayaan melalui sewa guna usaha (leasing) merupakan alternatif yang selalu menguntungkan diantara alternatif pembiayaan secara tunai. Selain penghematan pajak yang besar, sewa guna usaha (leasing) menggunakan suku bunga yang tepat sehingga perusahaan tidak terganggu dengan fluktuasi suku bunga yang berlaku di pasar. Selain itu, sewa guna usaha (leasing) memungkinkan pengoptimalan dana investasi karena dana investasi barang modal dapat dialihkan untuk investasi hasil cepat lainnya, misalnya modal kerja atau investasi surat-surat berharga. Sewa guna usaha (leasing) juga dianggap lebih mempunyai nilai fleksibilitas dalam struktur kontrak, sehingga dapat dilakukan beberapa pembaharuan perjanjian yang dianggap masih menguntungkan perusahaan.