79
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
A. Pimpinan Daerah Muhammmadiyah Majlis Ekonomi Kota Metro dan Pemberdayaan Ekonomi Umat 1. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Metro Pimpinan Daerah Muhammadiyah kota Metro adalah daerah binaan Pimpinan
Wilayah
Muhammadiyah
Lampung.
Pimpinan
Daerah
Muhammadiyah kota Metro murupakan hasil pemekaran Pimpinan Daearah Muhammadiyah Lampung Tengah. Hal ini seiring dengan pemekaran wilayah pemerintahan kabupaten Lampung Tengah menjadi dua kabupaten yaitu kabupaten Lampung Timur, kabupaten Lampung Tengah dan satu kota yaitu kota Metro. Pimpinan Daerah Muhammadiyah kota Metro pada awal pemekarannya terdiri atas enam Cabang Muhammadiyah. Tiga cabang secara teretotorial berada di wilayah pemerintahan kota Metro yaitu Pimpinan Cabang Muhammadiyah
Metro Raya, Pimpinan Cabang Muhammadiyah
Metro
Selatan/Bantul, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Metro Utara, satu cabang berada di wilayah teretorial pemerintahan Lampung Tengah yaitu Pimpinan Cabang Muhammadiyah Trimurjo dan dua cabang berada di wilayah teretorial pemerintahan Lampung Timur yaitu Pimpinan Cabang Muhammadiyah Wonosari dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Batanghari.
79
80
Pada priode tahun 2005-2010, seluruh Pimpinan Cabang Muhammadiyah yang berada diluar teretorial kota Metro bergabung dengan Pimpinan Daerahnya masing-masing. Dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah kota Metro mengajukan surat kepada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah propinsi Lampung untuk pembentukan Pimpinan Cabang Muhammadiyah yang baru. Pada bulan Maret 2006, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Lampung mengelurakan surat keputusan pembentukan Cabang Muhammadiyah. Adapun Cabang Muhammadiyah tersebut adalah : 1). Pimpinan Cabang Muhammadiyah Metro Pusat dengan Ranting ; Metro,Yosomulyo dan Imopuro. 2). Pimpinan Cabang Muhammadiyah
Hdimulyo dengan Ranting ; Hadimulyo Barat,
Hadimulyo Timur (22 A) dan Kp. Sawah Hadimulyo. 3). Pimpinan Cabang Muhammadiyah Metro Utara dengan Ranting ; Banjarsari, Purwosari, Purwo Asri dan Karang Rejo. 4). Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bantul Metro Selatan dengan Ranting ; Sumbersari, Margorejo dan Rejomulyo. 5). Pimpinan Cabang Muhammadiyah Metro Timur dengan Ranting ; Yosodadi, Iringmulyo, Yoserejo dan Tejo Agung. 6). Pimpinan Cabang Muhammadiyah Metro Pusat dengan Ranting ; Ganjaragung, Ganjarsari, Mulyojati dan Mulyosari. Jadi Pimpinan Daerah Muhammadiyah kota Metro saat ini memiliki enam Cabang Muhammadiyah dan dua puluh Ranting Muhammadiyah. 110
110
PDM kota Metro, Laporan Pertanggung Jawaban Musyawarah Daearah ke-2 Muhammadiyah Kota Metro, Tanggal 16-17 R. Awal 1427 H/15-16 April 2006 M, di Metro
81
Visi Muhammadiyah kota Metro adalah Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah, dengan watak tajdid tan dimilikinya senantiasa istiqomah melaksanakan dakwah Islam, ‘Amar Ma’ruf Nahi Munkar di segala bidang menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Misi muhammadiyah kota Metro adalah :
1).
Menegakkan keyakinan tauhid sesuai dengan ajaran Allah SWT. yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. para nabi sejak nabi Nuh A.S sampai dengan Nabi Muhammad Saw. 2). Memahami agama secara rasional sesuai dengan ajaran Islam dalam menghadapi dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang bersifat duniawi. 3). Senantiasa menyebarluaskan ajaran Islam. 4). Mewujudkan amalan Islam dalam kehidupan para pemimpin, anggota, seluruh keluarga dan masyarakat lingkungannya. 5). Meningkatkan etos kerja, kesungguhan, keikhlasan dan kualitas pengabdian serta kemampuan manajerial pimpinan Muhammadiyah dan pimpinan/penguurs amal usaha Muhammadiyah diseluruh lini. 6). Mengemballikan arah semua gerakan amal usaha berdasakan dengan qaidah. 111 Sesuai dengan Anggaran Dasar Muhammadiyah Bab V, pasal 14 sampai dengan 17 dan Anggran Rumah Tangga, pasal 15 menyatakan bahwa dalam struktur organisasi Muhammadiyah ada unsur pembantu pimpinan yang disebut dengan majlis, lembaga dan badan. Majlis adalah unsur pembantu pimpinan 111
PDM kota Metro, Tanfidz Keputusan Musyawarah Muhammadiyah Daerah ke-2, (Metro : PDM kota Metro, 2006), h.8
82
yang diserahi tugas sebagai penyelenggara usaha persyarikatan, dibentuk oleh Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, dan Pimpinan Cabang di tingkat masing-masing sesuai dengan kebutuhan. Lembaga adalah unsur pembantu pimpinan yang diserahi tugas dalam bidang tertentu. Lembaga dibentuk di tingkat Pusat dan ditingkat Wilayah dan Daerah dapat dibentuk bila dipandang
perlu.
Badan
adalah
unsur
pembantu
pimpinan
untuk
penyelenggaraan administrasi dan manajemen Persyarikatan. Badan dibentuk di tingkat Pusat dan Wilayah ditingkat Daerah dapat dibentuk bila dipandang perlu. Majlis, lembaga dan badan yang ada di Muhammadiyah adalah : 1). Majlis Tarjih dan Pengebangan Pemikiran Islam (PPI). 2). Majlis Tabligh dan Dakwah Khusus 3). Majlis Pendidikan Dasar dan Menegah (Dikdamen).
4). Majlis
Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan (Dikti Litbang).
5). Majlis
Wakaf dan Kehartabendaan 6). Majlis Pembina Kesejahtraan Sosial. 7). Majlis Pembina Kesehatan 8). Lembaga Pustaka dan Informasi. 9). Lembaga Seni dan Budaya. 10). Majlis Ekonomi. 12). Majlis Pemberdayaan Masyarakat. 13). Majlis Pendidikan Kader. Sesuai dengan situasi dan kondisi Pimpinan Daerah Muhammadiyah kota Metro maka belum seluruhnya majlis, lembaga dan badan terbentuk. Struktur tersebut diatas dapat dilihat dalam bagan dibawah ini :
83
Struktur Organisasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Metro Pimpinan Daerah Muhammadiyah
Mjls. Ekonomi Dan Pemberd. Masy.
Mjls. …..
Mjls. Dikdas men
Mjs. …….
Pimpinan Cabang Muhammadiyah
Bagian Ekonomi
Bagian Tabligh
Bagian ….
Pimpinan Ranting Muhammadiyah
Anggota Muhammadiyah
Bagian …
Mjls. …….
84
Struktur Pimpinan/Pengurus Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Metro Priode 2005-2010 Ketua : Drs. Masnuni M. Ra’i
Wk. Ketua :
Wk. Ketua :
Wk. Ketua :
Wk. Ketua :
M. Daud Sidiq,BA.
Drs.H. Joko M., M.Si.
H. Sukarman S., BA.
H. Samijo Jarot
2. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Majlis Ekonomi Kota Metro
85
dan Pemberdayaan Ekonomi Umat
Dalam qaidah Majlis Ekonomi Muhammadiyah dengan tegas dijelaskan bahwa tugas pokok Majlis Ekonomi adalah membimbing masyarakat kearah perbaikan kehidupan dan penghidupan ekonomi sesuai dengan ajaran Islam dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya dengan jalan :
a).
Menyadarkan anggota tentang kewajiban memamurkan masyarakat sesuai dengan ajaran Islam. b). Membimbing dan menggerakkan kemampuan anggota dalam meningkatkan usaha perekonomiannya sehingga mampu menunaikan kewajiban agama terhadap hartanya serta memberi manfaat bagi gerak dan amal usaha persyarikatan. 112 Tugas pokok tersebut dijabarkan oleh Pimpinan Majlis Ekonomi melalui program kerja yang kongkrit yang dapat segera dioperasionalkan. Oleh karena itu diperlukan adanya program sinergis antara Pimpinan Pusat Majlis Ekonomi, Pimpinan Wilayah Majlis Ekonomi, Pimpinan Daerah Majlis Ekonomi, Bagian Cabang Ekomomi sampai ketingkat Ranting. Dalam rerang itu Majlis Ekonomi Muhammadiyah mulai diarahkan melaui visi dan misi sebagai berukut : 1). Mengembangkan Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM), yang mempresentasikan
kekuatan
ekonomi
organisasi
Muhammadiyah,
Mengembangakan wadah koperasi bagi anggota Muhammadiyah,
2). 3).
Memberdayakan anggota Muhammadiyah di bidang ekonomi dengan 112
PP. Muhammadiyah, Qaidah…, Op.cit., pasal 2.
86
mengembangkan usaha-usaha milik anggota Muhammadiyah.113 Penjabaran visi dan misi tersebut dilakukan melalui program sebagai berikut :
1. Kartu Anggopta Muhammadiyah/Kartu Tabung Muslimin (KATAM) KATAM merupakan
adalah kartu
kartu
tabungan
anggota bagi
Muhammadiyah
warganya.
KATAM
yang akan
sekaligus menjadi
persaudaraan jutaan umat Islam melalui jaringan ekonomi suatu struktur yang menyatukan potensi umat, baik sebagai konsumen maupun produsen.
2. Pengembangan Bisnis Ritel Pengembangan bisnis ritel dengan sistem waralaba (franchise) dengan merek dagang Markaz. Ada tiga tipe toko yang dikembangkan bekerja sama dengan lembaga keuangan yaitu pertama, tipe Mini-Market. Kedua, skala waserda. Ketiga, tipe terkecil adalah tipe garasi. Pengembang bisnis ini sangat penting bagi Muhammadiyah karena pembangunan kelas pedang Muslim artinya memberdayakan para pendukung Muhammadiyah. Tapi mereka belum pernah diorganisasikan, dengan program ini Muhammadiyah dengan sengaja memberdayakan mereka.114 3. Pembentukan Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM) 113
M. Dawam Rahardjo, “ Format Dan Strategi Pengembangan Ekonomi Muhammadiyah Dalam Millenium Ketiga”, dalam Amien Abdullah dkk, Meretas Jalan Baru Muhammadiyah, (Yogyakarta : Tiarawacana, 2000), h. 125 114
Ibid.
87
Pada tanggal 30 Januari 1997 M/21 ramadhan 1417 H, Pimpinan Pusat Muhammdiyah mengeluarkan instruksi tentang pembentukan Badan Usaha Milik
Muhammadiyah
Nomor
:
11-a/SK-PP/I-A/1.c/1997,
tentang
Pembentukan Badan Usaha Milik Muhammadiyah. Alasan pembetukan BUMM tersebut adalah pertama, kegiatan dakwah pada era informasi dan globalisasi tantanganya cukup besar dan dibutuhkan dana yang cukup besar. Kedua, BUMM tersebut diharapkan sebagai pendukung kegiatan dakwah Persyarikatan. Bentuk BUMM tersebut dapat dipilih antara Perseroan Terbatas (PT) atau Koperasi.
4. Pembentukan Koperasi Muhammadiyah Pada tanggal 30 Januari 1997 M/21 ramadhan 1417 H, Pimpinan Pusat Muhammdiyah mengeluarkan instruksi tentang pembentukan koperasi Muhammadiyah Nomor : 11-b/SK-PP/I-A/1.c/1997, tentang pembentukan koperasi Muhammadiyah. Koperasi merupakan bangun usaha yang cocok sebagai gerakan rakyat
untuk memajukan usaha para anggota koperasi,
meningkatkan penghasilan para anggota dan masyarakat disekelilingnya serta memberikan preferensi pelayanan yang lebih baik terhadap sesama kelompok lemah.
5. Pemberdayaan Lembaga Keuangan Mikro (LKM)
88
Pada Muktamar Muhammadiyah ke- 44 di Jakarta mengamanatkan kepada segenap jamah Muhammadiyah, khususnya kepada pengurus Canag Muhammadiyah untuk mengembangkan Lembaga Keuangan Mikro (LKM), sebagai bagian penting dari upaya pengembangan dan pemberdayaan ekonomi umat di lingkungan Muhammadiyah. Keputusan tersebut diperkuat lagi dalam Rajernas Majlis Ekonomi Muhammadiyah tahun 2001, yang intinya mengukuhkan kembali pentingnya LKM sebagai bagian dari program pengembangan JAMI’AH. Dalam Tanfidz keputusan Musyawarah Daerah Muhammadiyah kota Metro ke-2 dijelaskan bahwa program pemberdayaan ekonomi dan kewirausahaan dan pemberdayaan masyarakat adalah : a). Mengoptimalkan peran HIPMUH dengan pengembangan kegiatan ekonomi dan kewiausahaan. b). Menggalang kerjasama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan program-program
kewirauasahaan
di
lingkungan
Muhammadiyah.
c). Pendayagunaan kekayaan Muhammadiyah berupa Zakat, Infak, Śadaqoh dan wakaf untuk mendorong kegiatan Muhammadiyah yang produktif. d). Memperkuat dan mengembangkan Badan Usaha Milik Muhammadiyah yang telah ada. e). Menjadikan PT. MSI sebagai Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM) secara riil. f). Mendirikan depot Muhammadiyah kota Metro, yang melayani kebutuhan persyarikatan. g). Mengadakan pertemuan berkala dari pelaku bisnis di lingkungan Muhammadiyah untuk
89
memberi dan menerima informasi tentang perkembangan dunia usaha khusunya dan ekonomi pada umumnya.115 Program Pimpinan Daerah Muhammadiyah Majlis Ekonomi kota Metro yang telah terealisir adalah sebagi berikut : 1. Pusat Pengembangan Usaha Kecil dan Kewirausahaan Muhammadiyah (PUKM) ; dengan terbentuknya Himpinan Pengusaha Muhammadiyah. 2. Pembinaan dan Pembentukan Koperasi 3. Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM)116, dibentuk pada tahun 2002 dengan modal awal Rp.250 juta dan pada laporan tahunan, tahun buku 2004 saldo akhir Rp.1,2 Milyar. Adapun unit usaha sebagai berikut : - Toko Multi-M, di kota Metro bergerak dibidang toko serba usaha dan ATK ; - Toko Metro-M, di kota Metro bergerak dibidang penjualan sembako ; - Toko Metro-M Kotagajah, di Kotagajah bergerak dibidang penjualan sembako dan ATK ; - Toko Motor-M, di kota Metro, bergerak dibidang penjualan suku cadang dan asesoris sepeda motor ; - Toko Surya Motor, di kota Metro, bergerek dibidang penjualan Sepeda Motor (dealer) merek Kimsung dari Taiwan.117
115
PDM kota Metro, Tanfidz …, Op.cit., h.22
116
PDM. Kota Metro, Tanfidz Keputusan Musyawarah Daerah Muhammadiyah Kota Metro, (Metro : PDM Kota Metro, 2000), h. 9 117
Dewan Direksi PT. Metro Solar Investama, Laporan tahunan, Tahun Buku 2004, Metro 19 Januari 2005
90
Dalam menjalankan programnya Pimpinan Daerah Muhammadiyah Majlis Ekonomi kota Metro dilaksakan oleh pimpinan atau pengurus sebagai berikut : Pengurus/ Pimpinan Harian Majlis Ekonomi Muhammadiyah Kota Metro Priode 2000-2005
No.
Nama
Jabatan
01.
Samijo Jarot
Ketua
02.
Drs. H. Umar Said
Wakil Ketua
03.
Suryadi,SE.
Wakil Ketua
04.
Nahnul Warisin,S.Ag.
Sekretaris
05.
M. Jazim R.,SIP
Wakil Sekretaris
Pengurus/ Pimpinan Harian Majlis Ekonomi Muhammadiyah Kota Metro Priode 2005-2010
No.
Nama
Jabatan
01.
Dr.H. Juhri AM, M.Pd.
Ketua
02.
Ir. A. Sofwan R., MM.
Wakil Ketua
03.
Suhendi, S.Pd.
Sekretaris
04.
Mudhofir El Karim, S.Ag.
Wakili Sekretaris
B. Analisa Fungsi Majlis Ekonomi Muhammmadiyah 1. Analisa Fungsi Kebijakan Religius Menurut M. Dawam Rahardjo, pengertian Ekonomi Islam tidak identik dengan syariat. Dawam Rahardjo mengutip pendapat Muhammad Said Al-
91
Asynawi, syariat adalah wahyu Tuhan itu sendiri dan sunnah Rasul. Pengertian tersebut masih memerlukan penjelasan interprestasi, maka ia telah menjadi ilmu yang kebenarannya relative dan karena itu beragam. Disini ilmu syariat telah mengalami rasionalisasi, menurut metode ilmiah. Hasilnya adalah konsep bank syari’ah, bisnis syari’ah, akuntansi syari’ah, investasi syari’ah, pasar modal syari’ah dan lain sebagainya.118 Diantara ajaran Islam yang paling penting untuk menegakkan keadilan dan membatasi eksploitasi dalam trasaksi bisnis adalah pelarangan semua bentuk upaya memperkaya diri secara tiadak sah. Al-Qur’an dengan tegas memerintahkan kaum muslimin untuk tidak saling berebut harta secara batil atau dengan cara yang tidak dapat dibenarkan. Apa yang batil itu ? Al-Qur’an dan Sunnah telah memberikan prinsip-prinsip yang umumnya masyarakat Islam dapat mengetahui atau melakukan deduksi apa yang dimaksud dengan salah, benar dan sumber-sumber yang dapat dibenarkan atau merampas hak orang lain. Salah satu sumber pengahsilan penting yang tidak dapat dibenarkan adalah menerima keuntungan uang dalam suatu transaksi bisnis tanpa memberikan imbalan. Riba dalam sistem nilai Islam, merupakan sumber penghasilan yang tidak dapat dibenarkan.119
118
M. Dawam Rahardjo, “ Kata Pengantar, Menegakkan Syarit Islam di Bidang Ekonomi “ dalam Adi warman Karim, Bank Islam Analisa Fiqih dan Keuangan, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2004), Cet. Ke-2, h. xx 119
M. Umar Chapra, Al-Qur,an Menuju Sistem Moneter…., Op.cit., h.25
92
Didalam Al-Qur’an pelarangan riba terdapat dalam empat wahyu yang berlainan. yang pertama dalam suarat Ar-Rum ayat 39, yang kedua, dalam surat An-Nisaa’ ayat 161, yang ketiga, dalam surat Ali-Imran ayat 130-132, yang keempat, dalam surat Al-Baqarah ayat 275-281. Dari ayat tersebut ada beberapa hal yang dijelaskan yaitu pertama, transaksi jual beli itu tidak sama dengan riba. Kedua, perdagangan itu diperbolehkan. Dan ketiga, mereka yangt telah mendengar ayat larangan riba, segera harus berhenti, tanpa mengembalikan riba yang terlanjur ditarik. Berkaitan dengan hal tersebut diatas ada bebrapa penelitian diantaranya adalah yang dilakukan oleh Executiv Summary tentang proyek pengembangan Bank Syariah di Di. Yogyakarta. Menurut penelitian mereka bahwa pandangan masyarakat mengenai bunga bank sama dengan riba ? jawaban responden yaitu ; ya, sama 17,7 % ; ragu-ragu 31,7 % ; tidak sama dengan riba 26 % ; tidak mengetahui 24,6 %.120 Dari penelitian tersebut tergambar bahwa pengetahuan masyarakat tentang hukum riba menurut Al-Qur’an belum memadai. Berbeda dengan penelitian Litbang Salimah Daerah Istimewa Yogyakarta yang respodennya mayoritas terpelajar (mahasiswa dan pelajar ; 57,6 %). Dari seratus dua puluh lima responden, 97,4 % telah mengetahui fatwa Majlis Ulama Indonesia (MUI) yang mengharamkan bunga bank. Tapi walaupun demikian
120
Muhammad, Metode Penelitian Ekonomi Islam, (Yogyakarta : UPFE-UMY, 2005), h. 232
93
para responden tetap menganggap bahwa sosialisasi perbankan syari’ah masih kurang dengan prosentase 71,2%.121 Dan menurut hasil penelitian Bank Indonesia pada tahun 2004, pernah menemukan indikasi bahwa 40 % Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah (BPRS) berpraktik seperti bank konvensional. Menurut Encep Syaifuddin, pelanggaran yang paling sering dilakukan adalah janji pihak bank yang memberikan keuntungan pasti kepada nasabah saat melakukan akad.122 Dan menurut penelitian Ibrahim di Bank Perkreditan Rakyar Syari’ah (BPRS) Sakai Sembayan bahwa sistem yang diterapkan oleh BPRS Sakai sembayan telah sesuai dengan fatwa MUI dan jauh dari riba. Dan itu dapat dilihat dalam bagi hasil berbagai produk penghimpunan dana berupa Deposito Sembayan Mudharabah, Tabungan Muđarabah Umum, Tabungan pelajar Muđarabah dan Tabungan Si Kencana. Tapi dalam hal pembiayaan penulis melihat BPRS Sakai Sembayan masih menerapkan sisten bunga seperti layaknya bunga bank. Menurut penemuan Ibrahim di BPRS Sakai Sembayan, Natar, Lapung Selatan, prosentase angsuran pembiayaan mencapai angka 2,5 %
121
Kun Sii Budiasih, “Sosialisasi Bisnis Syari’ah Janganlah Ditunda-Tunda ! dalam Andy ,dkk , (peny.) Prospek Bank Syari’ah Pasca Fatwa MUI, (Yogyakarta : Suara Muhammadiyah, 2005), h. 173 122
Encep Saefuddin, Babak Baru Bank Syari’ah “ dalam Andy ,dkk , (peny.) Prospek Bank Syari’ah Pasca Fatwa MUI, (Yogyakarta : Suara Muhammadiyah, 2005), h. 135
94
perbualan atau 30 % dalam setahun.123 Disini terlihat bahwa BPRS Sakai Sembayan Natar, belum sepenuhnya menerapkan sistem syariah. Menurut fiqih nisbah keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk prosentase atara kedua belah pihak, bukan dinyatakan dalam nilai nominal tertentu. Jadi nisbah keuntungan itu misalnya 50 :50 ; 70 :30 atau 60 : 40 dan seterusnya. Menurut penelitian penulis di PT. Metro Solar Investama (PT. MSI), jawaban responden yang terdiri atas Komisaris dan Direksi, menyatakan bahwa akad antara PT MSI dengan pemegang saham dilakukan dengan nisbah melaui prosentase, jawaban responden 67%, dan berdasarkan besarnya modal jawaban responden 33% (tabel : 1, terlampir). Dan ketika hal tersebut dikonfirmasikan kepada pemegang saham PT. MSI maka jawaban mereka adalah 75 % berdasarkan nisbah dengan prosentase dan berdasarkan besarnya modal 25 % (table : 2, terlampir). Analisa fungsi kedua adalah bisnis yang berlandaskan syari’at. Menurut MI. Yusanto dan MK. Widjayakusuma, bisnis dengan kendali syariat memiliki hal yang utama yaitu target hasil, profit materi dan benefit non materi. Tujuan perusahaan harus tidak hanya untuk mencari profit setinggi-tingginya, tetapi
123
Ibrahim, Pemberdayaan Ekonomi Umat dalam Perspektif Masyarakat Islam (Studi Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah Sakai Sembayan Natar, Tesis Magister Agama, ( Bandar Lampung : Perputakan IAIN Raden Intan, 2005), h. 118, t.d.
95
juga harus dapat memperoleh dan memberikan benefit (manfaat) non materi kepada internal organisasi perusahaan.124 Benefit yang dimaksudkan tidaklah semata memberikan manfaat kebendaan, tetapi juga dapat bersifat non materi. Islam memandang tujuan amal perbuatan tidak hanya berorientasi qimah madiyah. Masih ada tiga orientasi lain yaitu qimah insaniyah yaitu memberikan manfaat yang bersifat kemanusiaan melaui kesempatan kerja. Qimah Khuluqiyah yaitu mengandung nilai-nilai akhlaqul karimah sehingga menimbulkan persaudaraan Islami. Ketiga, yaitu qimah ruħiyah yaitu perbuatan tersebut dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepda Allah SWT.125 Pendapat tersebut diatas sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat An-Nisa Ayat 29, dimana Allah mempringatkan manusia supaya berhati-hati dalam mencari rizki Allah, tidak boleh menghalalkan segala cara dan berniaga dengan prinsip suka sama suka dan jangan ada yang merasa dirugikan. Dan dalam Al-Qur’an surat Al-Israa’ ayat 35, Allah dengan tegas memerintahkan agar menyempurnakan takaran apabila kamu menakar dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya. Dalam Al-Qur’an Surat Al-Muthaffifiin ayat 1-3, dijelaskan bahwa celakalah orang-orang yang apabila menerima takaran orang 124
MI. Yuswanto dan MK. Widjayakusuma, Menggagas Bisnis Islami, (Jakarta : Gema Insani, 2002), h.8 125
Ibid.
96
lain mereka minta dipenuhi dan apabila mereka menakar atau menimbang takaran dari orang minta dipenuhi. Dan mereka menakar dan menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Berkaitan dengan ayat Al-Qur’an tersebut diatas ada beberapa data yang diperoleh penulis dalam penelitian yang dilakukan di PT.MSI. Dari responden Komisaris dan Direksi PT MSI 67 % menyatakan bahwa barang ditimbang kembali sebelum diperjual-belikan (table : 3, terlampir). Dan dikonfirmasikan dengan jawaban dari karyawan PT. MSI sebagai pelaksana menjawab 100 %, bahwa barang sebelum diperjual belikan ditimbang kembali (table : 5, terlampir ). Dan data berikutnya adalah dalam rangka menghindari kekecewaan para pembeli, Toko Multi-M sebagai salah satu unit PT. MSI, jawaban responden komisaris, direksi dan karyawan PT. MSI menyatakan
100 %,
bahwa barang yang diperjual belikan diperiksa kembali sebelum dijual (tabel : 3, 4, 5 dan 6, terlampir). Dalam hal fungsi pembinaan kehidupan kegamaan berkaitan dengan bisnis berdasarkan syari’at adalah bisnis yang berdasarkan syariat dikendalikan oleh aturan-aturan yang sesuai dengan syariat Islam. Bisnis Islami akan hidup secara ideal dalam sistem dan lingkungan yang Islami pula. Tujuan bisnis yang Islami tidak hanya berorientasi materi semata malainkan juga bersifat non materi. Pelaksanaan bisnis Islami
di PT. MSI terlihat dengan aktivitas pembianan
keagamaan yang dilakukan. Data yang diperoleh berkaitan dengan hal tersebut adalah dengan responden karyawan PT MSI 100% menjawab bahwa pembinaan
97
keagamaan di PT. MSI diatas sepulu kali dalam setiap bulannya. Dari hasil wawancara peneliti dengan Direksi PT. MSI bahwa pembinaan keagaman pada karyawan PT. MSI terbagi dua yaitu pembinaan Mingguan, pembinaan bulanan dan dan pembinaan ba’da sholat wajib. Pembinaan Mingguan dilaksanakan setiap hari Minggu jam 06.00 WIB – 09.00 WIB pengajian dilakukan sekalian sarapan bersama. Pengajian bulanan dengan mendatang penceramah khusus dengan tema tertentu. Pengajian ba’da sholat wajib dilakukan kultum yang disisi oleh santri Mahad Ali Muhammadiyah Metro.126 Dan observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa Toko Multi-M dan Toko Metro-M tutup sepuluh menit sebelum waktu sholat wajib tiba dan buka tiga puluh menit kemudian.
2. Analisa Fungsi Pembinaan dan Penyuluhan Dakwah adalah upaya untuk mengajak seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) untuk memeluk dan atau mengamalkan ajaran Islam atau untuk mewujudkan ajaran Islam kedalam kehidupan yang nyata. Dan dakwa Islam harus dilaksakan dengan bijaksana. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT. dalam Al-Qur’an surat An-nahl ayat 125.
126
Wawancara dengan Direksi PT. MSI, tanggal 23 Mei 2006 pukul 14.00 – 16.00, di ruang Direksi PT. MSI Lt. 2 Jalan Semenu Metro.
98
Artinya : “Ajaklah kejalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, ajaklah mereka berdebat dengan cara yang terbaik Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. 127(QS. AnNahl : 125)
Jadi menurut ayat tersebut diatas berdakwah haruslah dengan hikmah, dengan
memperhatikan
keadaan
orang-orang
yang
didakwahkan
dan
lingkungannya, dengan menggariskan tingkat materi yang akan dijelaskan kepada mereka, sehingga tidak memberatkan tugas-tugasnya. Dengan memperhatikan metode dakwah yang dipergunakan serta menyesuaikan dengan kebutuhan. Berhubungan dengan metode dakwah ditengah-tengah masyarakat ada bebarapa penelitian yang telah dilakukan diantaranya adalah penelitian Herwan Sujani di kecamatan Abung Barat, Lampung Utara. Menurut penelitian Sujani tentang Fungsi Majlis taklim di Kecamatan Abung Barat, Lampung Utara, sebagian besar dikategorikan rendah yaitu 53 %. Penyebab rendahnya Fungsi Majlis taklim tersebut menurut Sujani dikarenakan rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dan bila dikaitkan dengan keberdayaan keluarga jamaah Majlis Taklim , maka hasilnya lebih rendah lagi yaitu 42 %. Hal ini dikarenakan
127
Dep.Ag. RI, Op. cit., h.421
99
jamaah belum mampu mengembangkan dan mensosialisasikan ajaran Islam ditengah-tengah keluarga dan masyarakat dengan baik.128 Berbeda dengan penelitian Faizal pada PINBUK Propinsi Lampung, menurut Faizal , PINBUK Propinsi Lampung telah berhasil melakukan dakwah dengan metode pelatihan. Hal ini berkaitan dengan fungsi PINBUK sebagai fasilitator. Keberhasilan tersebut dikarenakan para pengurus PINBUK memanej dengan baik ; waktu dan tempat pelaksanaan pelatihan, materi pelatihan, metode pelatihan dan media penyampaian materi.129 Hasil penelitian penulis yang berkaitan dengan fungsi Majlis Ekonomi Muhammadiyah kota Metro dalam hal pelatihan/penyuluhan dan pembinaan adalah sebagai berikut : 67 % responden yang terdiri dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah se-daerah kota Metro menyatakan bahwa PDM Majlis Ekonomi telah mengadakan penyuluhan dan pembinaan (tabel : 8, terlampir). Bentuk penyuluhan dan pembinaan tersebut adalah berupa kunjungan singkat dan ceramah. Dalam kunjungan tersebut PDM Majlis Ekonomi belum bisa memenej waktu dan materi dengan baik. Tapi walaupun demikian penyuluhan bersifat partisipasi dengan mengikutsrtakan Pimpinan Cabang Muhammadiyah
128
Herwan Sujani, Analisa Fungsi Majlis Taklim Dan Tingkat Kmberdayaan Keluarga Sakinah (Studi pada Majlis Taklim Kecamatan Abung Barat, Lampung Utara), Tesis Magister Agama, ( Bandar Lampung : Perputakan IAIN Raden Intan, 2005), h. 106-107, t.d. 129
Faizal, Fungsi Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Dalam Pengembangan Masyarakat Islam (Studi pada Pusat Inkunasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) Propinsi Lampung, Tesis Magister Agama, ( Bandar Lampung : Perputakan IAIN Raden Intan, 2005), h. 136-138, t.d.
100
dalam kegiatan bisnis telah berhasil. Hal ini dapat dilihat dalam peyertaan modal Cabang Muhammadiyah dalam PT. MSI. Data yang berhasil dihimpun oleh penulis adalah 67 % dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah menanamkan saham di PT. MSI antra Rp. 1.000.000,- sampai dengan Rp. 2.000.000,- dan 33 % menyatakan telah menanamkan saham diatas Rp. 5.000.000,- (tabel : 9, terlampir). Dan dalam hal pembekalan keahlian dalam bidang manajemen kepada warga dan pengurus Muhammadiyah belum dapat dilaksanakan oleh Majlis Ekonomi kota Metro. Dari data yang diperoleh dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah menjawab 66 % PDM Majlis Ekonomi kota Metro hanya mengadakan pelatihan Al- Islam dan Kemuhammadiyah (tabel : 10, terlampir) Analisa
fungsi
lain
adalah
pembinaan
terhadap
pengusaha
Muhammadiyah di kota Metro. Ayat al-Qur’an yang berhubungan dengan bisnis diantaranya adalah terdapat dalam surat Al-Fatir ayat 29 :
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan sholat dan menafkahkan sebagian rizki yang Kami anugrahkan kepadanya dengan diam-diam dan terangterangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”.130 (QS. Al-Fatir : 29) 130
Dep.Ag. RI, Op. cit., h.700
101
Sejalan dengan perkembangan masyarakat yang semakin maju, tuntutan atas hasil karya dan hasil kerja yang optimal semakin gencar didengungkan. Tuntutan yang demikian bukan saja dalam lingkup lokal ataupun nasional, melainkan juga dalam sekala dunia. Dalam kondisi yang demikian maka wajar jika situasi ini menuntut pula para pelaku bisnis bekerja secara professional. Tuntutan kerja secara professional bukan saja mengerjakan sesuatu sebaik mungkin sesuai dengan keilmuan atau keterampilannya, melainkan juga sesuai dengan etika yang berlaku dalam profesi tersebut dan etika ilmu dan masyarakat.131 Konsep organisasi bisnis yang patut dicontoh menurut M. Safar Nashir adalah konsep Kaizen dan Six Sigma. Konsep Kaizen adalah memiliki asumsi yang mendasri perubahan, bahwa kesempurnaan itu tidak ada, sehingga selalu ada ruang untuk peningkatan terhadap apa yang telah dicapai, dan pasti ada hari lain atau pun pihak yang menemukan ruang untuk mengadakan peningkatan. Dan prinsip Kaizen adalah ; - berfokus pada pelanggan ;
- peningkatan
yang berkesinambungan ; - mengakui masalah secara terbuka ;
-
mempromosikan keterbukaan ; - menciptakan tim kerja ; - manajemen tim silang ; - memelihara proses hubungan yang benar ; - mengembangkan disiplin pribadi. Sedangakan Six Sigma menekankan sebuah pendekatan untuk
131
Edy Suandi Hamid, “Profesinalisme dalam Perspektif Ekonomi dan Bisnis, Dan Tantangannya di Indonesia” dalam Edy Suandi Hamid, dkk, (peny.), Membangun Profesionalisme Muhammadiyah, (Yogyakarta : LPTP Muhammadiyah,2003), h. 167
102
mengubah budaya organisasi. Six Sigma berupaya mengurangi sigma (deviasi standar, variasi, cacat, defect). Langkah pertama, yang mendasar bagi six Sigma adalah menentukan dengan jelas apa yang diinginkan oleh para pelanggan sebagai suatu kebutuhan eksplisit. Langkah kedua, adalah menghitung jumlah defect yang terjadi. Defect adalah semua kejadian atau peristiwa dimana produk atau proses gagal memenuhi kebutuhan seseorang pelanggan.132 Dalam kaitannya dengan hasil penelitian penulis tentang pengusaha Muhammadiyah di kota Metro, jawaban responden yang merupakan pelaku bisnis menyatakan 100 % bahwa mereka pernah diundang dan diajak dialog oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Majlis Ekonomi untuk bersilaturrahim. Kegiatan tersebut belum menambah keahlian mereka dalam menjalankan bisnis (tabel : 12, terlampir). Oleh karena itu 50 % dari mereka menyatakan bahwa wadah yang dibentuk oleh Majlis Ekonomi Muhammadiyah kota Metro berupa Himpunan Pengusaha Muhammadiyah (HPPM) belum memberikan manfaat kepada para pelaku bisnis tersebut. Tetapi ada 50 % yang telah merasakan manfaat kehadiran himpunan itu berupa semakin bertambahnya jaringan usaha (tabel : 11, terlampir). Fungsi berikutnya adalah mendororng, menggerakkan dan membimbing warga Muhammadiyah dan masyarakat kepada usaha koperasi. Koperasi
132
M. Safar Nasjir, Profesionalisme dalam Manajemen Ekonomi Bisnis, dalam Edy Suandi Hamid, dkk, (peny.), Membangun Profesionalisme Muhammadiyah, (Yogyakarta : LPTP Muhammadiyah,2003), h.184-185
103
menurut pendapat Mahmud Syaltut adalah syirkah (kerja sama) baru yang ditemukan para ulama yang besar manfaatnya, yaitu memberi keuntungan kepada para anggota pemilik saham, membuka lapangan kerja bagi calon karyawannya, memberi bantuan keuangan dari sebagian hasil usahanya untuk mendirikan tempat (sarana) ibadah, sekolah, dan sebagainya. Jelaslah bahwa dalam koperasi ini tidak ada unsure kezaliman dan pemerasan, pengelolaannya demokratis dan terbuka serta membagi keuntungan dan kerugian kepada anggota sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.133 Hal tersebut sesuai dengan firman Allh SWT. dalam Al-Qur’an surat Al-Maaidah ayat 2,
133
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2005), h.293
104
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar sifatsifat Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan mengganggu orangorang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari karuna dan keridhaan dari Tuhannnya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganah sekali-kali kebencianmu kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuataniaya (kepada mereka). Dan tolongmenolonglah kamu dalam (mengajarkan) kebajikan dan taqwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran . Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.134(QS. Al-Maaidah : 2)
Berdasarkan ayat Al-Qur’an diatas kiranya dapat dipahami bahwa tolongmenolong dalam kebajikan dan dalam ketakwaan diajurkan oleh Allah SWT. koperasi merupakan salah satu bentuk tolong-menolong, kerja sama, dan saling menutupi kebutuhan. Menutupi kebutuhan dan tolong menolong untuk mencapai ketakwaan yang sempurna. Didalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Ahmad, umat Islam dianjurkan untuk menolong orang-orang yang ekonominya lemah (miskin) dengan cara berkoperasi dan orang-orang kaya jangan sampai menghisap darah orang-orang seperti dengan cara mempermainkan harga, menimbun barang, membungakan uang dan cara lainnya. Kaitannya dengan koperasi, data yang diperoleh penulis dari responden pengurus koperasi Muhammadiyah adalah sebagai berikut : koperasi 134
Dep.Ag. RI, Op. cit., h.156
105
Muhammadiyah telah berdiri antara tiga sampai empat tahun 50 %, sudah berdiri diatas empat tahun 50 % (tabel : 13, terlampir). Bila dibandingkan dengan frekuensi Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang merupakan cerminan keadaan apakah suatu kopersi masih aktif atau tidak, diperoleh jawaban adalah 50 % menyatakan koperasi yang dikelola belum pernah Rapat Anggota Tahunan, 50 % menjawab sudah melaksanakan Rapat Anggota Tahunan antara satu sampai dua kali dan tidak ada responden yang menjawab telah melaksanakan Rapat Anggota tahunan diatas dua kali (tabel : 14, terlampir). Sedangakan jenis usaha koperasi Muhammadiyah yang ada ditingkat Cabang se-daerah kota Metro diperoleh data sebagai berikut :
seluruh responden
menjawab bahwa jenis koperasi yang dikelola oleh Muhammadiyah adalah koperasi simpan pinjam dan tidak ada responden yang menjawab koperasi yang dipimpinnya jenisnya koperasi konsumsi dan produksi atau jenis koperasi serba usaha (tabel : 15, terlampir).
3. Analisa Fungsi Kebijakan Pengembangan Usaha Profit Menurut Muhammad Jundullah Asmid, pendiri Hawariyun Group of Companies, tujuan membangun ekonomi komersil adalah : - menyokong ekonomi farđu kifayah yang non frofit oreiented ; - untuk mendapatkan kemudahan hidup dan keperluan dasar ; - untuk memudahkan menghadapi musuh ; - untuk mencegah sumber daya alam agar jangan jatuh ketangan musuh Islam atau ketangan yang mendurhakai Allah SWT, karena mereka
106
akan menyalahgunakannya.; - membangun kemajuan dan perdaban Islam, dengan itu umat Islam disegani dan ditakuti oleh musuh ; - untuk dapat turut mengatur dunia berdasarkan hukum Allah didukung oleh teknologi yang canggih ; - memberi layanan kepada masyarakat .135 Menurut
pengalaman
Yudi
Purnomo
dalam
mengelola
bisnis
Muhammadiyah di Bojonegoro dengan jenis usaha Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
(SPBU), Radio Madani FM dan Jamaah Swadaya
Muhammadiyah (JSM) yang bergerak dibidang arisan sepeda motor dengan anggota pada tahun 2005 diatas seribu orang. Menurut Purnomo untuk suatu bisnis Persyarikatan Muhammadiyah harus betul-betul mempertimbangkan amal-usaha yang produktif dan sesuai dengan kondisi serta mendapat respon positif dari warga Muhammadiyah dan masyarakat.136 Usaha bisnis Muhammadiyah yang di Bojonegoro menerapkan sistem pembagian keuntungan dengan 60 % dibagi untuk pemegang saham, 30 % untuk Muhammadiyah dan 10 % cadangan pengembangan modal usaha.137 Sedangkan di Badan Usaha Milik Muhammadiyah kota Metro menurut hasil penelitian penulis bahwa Badan Usaha tersebut berdiri tahun 2002 135
Muhammad Jundullah Asmid dan Adurrahman RE, “Membangun Ekonomi Islam : Pengalaman Hawariyun Group Of Companies” dalam Amin Abdullah, dkk, Ekonomi Muhammadiyah, (Yogyakarta : Tiara Wacana, 200), h. 141 136
Yudi Purnamo, Pengalaman Mengelola Bisnis Muhammadiyah dalam Edy Suandi Hamid, dkk, (peny.), Membangun Profesionalisme Muhammadiyah, (Yogyakarta : LPTP Muhammadiyah,2003), h. 91-93 137
Ibid.
107
dengan modal awal antara seratus juta rupiah sampai dengan dua ratus lima puluh juta rupiah
(tabel : 17, terlampir). Selain menghipun dana dari amal
usaha dan lembaga yang berada dibawah pimpinan Daerah Muhammadiyah kota Metro juga dari warga dan simpatisan. Ketentuan bagi pemegang saham perorangan diharuskan meminjakan Muhammadiyah modal untuk ditanamkan di PT. MSI sejumlah saham yang ditanamkannya. Jadi, apabila seorang warga ingin menanamkan saham sejumlah lima juta rupiah maka yang bersangkutan juga harus meminjamkan Muhammadiyah sejumlah lima juta. Berarti yang bersangkutan mengeluarkan dana sebesar sepuluh juta tapi dihitung sebagai investasi lima juta rupiah.138 Akhirnya saham yang dimikili oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah kota Metro di PT. MSI menjadi diatas 50 % (tabel : 19, terlampir). Dalam jangka waktu satu tahun Pimpinan Daerah Muhammadiyah kota Metro dapat mengembalikan seluruh pinjaman tersebut. Setelah empat tahun berdiri Badan Usaha Milik Muhammadiyah kota Metro melalui PT. MSI telah memiliki asset antara 2,5 Milyar rupiah sampai dengan 3 Milyar rupiah (tabel : 18, terlampir ). Seiring dengan pertambanhan asset tersebut maka jumlah karyawan pun semakin meningkat dari awal berdiri berjumlah tiga belas orang saat ini menjadi tiga puluh orang. Hal ini dikarenakan pengembangan usaha
138
Wawancara dengan Direksi PT. MSI, tanggal 23 Mei 2006 pukul 14.00 – 16.00, di ruang Direksi PT. MSI Lt. 2 Jalan Semenu Metro.
108
berjalan dengan baik. Jenis dan betuk usahapun semakin bervariasi, begitu juga dengan jumlah toko pun semakin bertambah (tabel : 16, terlampir)
C. Tingkat Keberdayaan Ekonomi Umat Upaya pemberdayaan masyarakat pada dasarnya menyangkut beberapa segi : pertama. Penyadaran tentang peningkatan kemampuan untuk mengidentifikasi persoalan dan permasalahan yang menimbulkan kesulitan dan penderitaan yang dialami kelempok tersebut. Kedua, penyadaran tentang kelemahan maupun potensi yang dimiliki, sehingga menimbulkan dan meningkatkan kepercayaan kepada diri sendiri untuk keluar dari persoalan guna memecahkan permasalahan serta mengembangkan diri.139 Tujuan dari pemberdayaan itu sendiri adalah : pertama, menciptakan suasana iklim yang memungkinkan potensi masyarakata berkembang. Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat atau kelompok yang akan diberdayakan. Ketiga, menciptakan kebersamaan dan kemitraan antara yang sudah maju dengan yang belum berkembang.140 Dan menurut Edi Suharto, pemberdayaan ekonomi merujuk kepada : pertama, masyarakat atau kelompok agar dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan dan bebas dari kesakitan. Kedua, dapat menjangkau sumber-sumber
139
M. Dawam Raharjdo, Op. cit., h. 359
140
Owin Jamsy, Op. cit., h. 41
109
produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang diperlukan. Hal tersebut dapat dilihat dengan indikator ekonomi yaitu : - kemampuan membeli komoditas kecil yakni barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti beras, minyak, bumbu-bumbu dan lain sejenisnya ; - kemampuan membeli komuditas besar yaitu barang-barang sekunder dan tersier seperti televisi, radio, koran dan lain-lain.141 Untuk melihat tingkat keberdayaan ekonomi umat di kota Metro data yang diperoleh penulis adalah : pertama, tingkat keberdayaan karyawan PT.MSI. yang berjumlah tiga puluh orang dengan sampel enam orang. Jawaban responden tentang tanggungan mereka baik tentang kehidupan yang layak, kesehatan maupun pendidikan adalah antara satu sampai dengan dua orang (lihat tabel : 18, terlampir). Jadi jumlah karyawan dan kelurganya yang diberdayakan oleh Pimpinan Daera Majlis Ekonomi Muhammadiyah melalui PT. MSI. sembilan puluh orang. Keberdayaan karyawan lainnya adalah dalam hal peningkatan jumlah pendapatan. Pertambahan penghasilan karyawan PT. MSI ketika bekerja diperusahan tersebut antara Rp. 300.000,- sampai dengan Rp. 400.000,- (lihat tabel : 19, terlampir). Dengan pertambahan penghasilan tersebut maka mereka pun dapat menyisihkan penghasilan dengan menabung 67 % dari jawaban responden dan yang 33 % belum dapat menyisihkannya (lihat tabel : 20, terlampir).
141
Edi Suharto, Op.cit, h. 64
110
Keberdayaam yang diperoleh konsumen/pembeli yang berbelanja di toko Multi-M adalah para konsumen dengan mudah mendapatkan barang yang bervareasi dan dengan harga yang murah 80 % dari jawaban responden (lihat tabel : 21, terlampir). Karena harga barang yang dibeli lebih murah dari tempat belanja lain maka konsumen/pembeli dapat menghemat pengeluaran setiap bulan diatas Rp. 50.000,- 60 %, antara Rp. 20.000,- sampai dengan Rp. 30.000,- 20 % dari responden dan antara Rp. 31.000,- sampai dengan Rp. 50.000,- 20 % (lihat tabel 22, terlampir). Tingkat keberdayaan ekonomi dipedagang eceran adalah sebagai berikut : Menurut mereka alasannya berbelanja di toko Metro-M kerena harga yang murah 80 % dan barang berkualitas serta bervariasi disukai oleh pembeli 20 % (lihat tabel 23, terlampir). Jumlah keuntungan pera pedagang ketika berbelanja di toko Metro-M antara 15 % sampai dengan 20 % dari modal mereka (lihat tabel 24, terlampir). Selain beberapa keuntungan tersebut diatas toko Metro-M juga memberi kemudahan kepada para pelanggannya berupa pinjaman model berupa barang (lihat tabel 25, terlampir). Ketika hal tersebut di konfirmasikan kepada pimpinan unit toko Metro-M, Idham Kholid, para pelanggan yang rutin berbelanja di toko Metro-M dan dapat dipercaya diberi kemudahan berupa pinjaman barang antara Rp. 2.000.000,- sampai dengan Rp. 3.000.000,-. Pinjaman tersebut
111
dikembalikan ketika pedagang yang bersangkutan berbelanja kembali di toko Metro-M.142
142
Wawancara dengan Pinpinan Unit toko Metro-M, Idham Kholid, pada tanggal 01 agustus 2006, di Kantor PT. MSI.