42
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
4.1.
PENYAJIAN DATA 4.1.1. Sejarah Koperasi Wanita Bangkit Sebelum tahun 2008, di Kelurahan Tambak Dono sudah ada organisasi-organisasi pada hampir setiap kelurahan sudah ada bidang usaha yaitu simpan pinjam yang dikoordinir oleh tia-tiap kelurahan, tetapi simpan pinjam itu sendiri hanya sebatas untuk pengurus itu sendiri. Adapun organisasi tersebut disamping memungkinkan dana secara swadaya juga dibantu oleh dana yang didapatkan dari dinas sesuai dengan kemampuan. Keadaan yang demikian itu kemudian dipandang sesuai dengan bentuk kerja sama sebagaimana yang dikehendaki oleh pasal 33 ayat UUD 1945 dan Undang-undang perkoperasian Indonesia, disamping itu juga dapat menimbulkan dampak negatif pada pelaksanaan tugas pokok pengurus dan ada pemisah diantara mereka, Kondisi yang demikian ini mendorong perlu adanya koperasi dilingkungan kelurahan. Sehingga pada tahun 2008 awal diadakan rapat dengan memutuskan bahwa dalam rangka ikut menciptakan terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila, maka dapatlah terbentuk Koperasi Wanita Bangkit Kelurahan Tambak Dono dengan
43
berbadan hukum no. 4420/BH/80 pada tanggal 25 Februari 2008 dan dinas sebagai pembinanya. Dengan keharusan bagi setiap pengurus koperasi kelurahan untuk menjadi anggota koperasi, maka ini merupakan kemudahan bagi Koperasi Wanita Bangkit Kelurahan Tambak Dono pada waktu itu untuk memupuk dana yang diambil dari anggota yang terdiri dari : a. Simpanan pokok sebesar Rp. 5.000,b. Simpanan wajib sebesar Rp. 5.000,c. Modal donasi merupakan investarsi modal dari dinas sebesar
Rp.
68.071.137,- . Adapun latar belakang berdirinya koperasi dilingkungan Kelurahan ini adalah pertimbangan-pertimbangan antara lain : 1. Untuk meningkatkan disiplin dan tata tertib pendaya gunaan ibu-ibu rumah tangga secara maksimal adalah mutlak perlu diperhatikan masalah kesejahteraan anggota. 2. Kesejahteraan anggota dapat dicapai dengan adanya usaha bersama yang dijiwai semangat kekeluargaan dan gotong royong khususnya dalam menanggulangi masalah ekonomi anggota. 3. Bahwa bentuk usaha dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota melalui pembentukan koperasi Wanita Bangkit.
44
4.1.1.1. Pemilik Koperasi Wanita Bangkit Pemilik dari pada Koperasi Wanita Bangkit adalah seluruh anggota tetap dari koperasi yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga yang telah memenuhi syarat dengan jalan menyimpan sejumlah dana kepada Koperasi Wanita Bangkit. Sumber dana yang disimpan tersebut adalah merupakan simpanan pokok dan simpanan wajib yang jumlahnya telah ditetapkan. Dalam hal ini ketentuan yang telah ada tersebut dapat diubah isinya dan disesuaikan kembali dengan ketentuan terbaru yang telah disepakati.
4.1.1.2. Struktur Organisasi Koperasi Wanita Bangkit Struktur organisasi dari pada Koperasi Wanita Bangkit yang terbentuk garis dan staf disini adalah untuk menunjukan tingkatan dari pada staf-staf dari tiap-tiap bagian mempunyai tugas masing-masing. Bagian dari pada struktur organisasi Koperasi Wanita Bangkit tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
PEMBINA
RAPAT ANGGOTA
KETUA
SEKRETARIS
BADAN PEMERIKSA
BENDAHARA
45
KEPALA BIDANG USAHA
UNIT SIMPAN PINJAM
UNIT PERTOKOAN
UNIT USAHA RUMAHAN
UNIT PERDAGANGAN
Sumber Koperasi Wanita Bangkit GAMBAR : 01 STRUKTUR ORGANISASI KOPERASI WANITA BANGKIT
4.1.1.3. Uraian Jabatan a. RAT ( Rapat Anggota Tahunan) RAT adalah merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam tatanan kehidupan koperasi, yang mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Menetapkan anggaran dasar 2. Menetapkan
kebijaksanaan
umum
dibidang
organisasi,manajemen dan usaha koperasi. 3. Menetapkan
pemilihan,
pengangkatan,
pemberhentian
pengurus dan pengawasa. 4. Menetapkan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi serta pengesahan laporan keuangan.
46
5. Menetapkan pengesahan pertanggung jawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya. 6. Menetapkan sisa hasil usaha. 7. Menetapkan
penggabungan,
peleburan,
pembagian
dan
pembubaran koperasi. b. Ketua Koperasi Wanita Bangkit Dalam rangka memimpin, mengelola dan mengembangkan segala kegiatan usaha Koperasi Wanita Bangkit, ketua Koperasi Wanita Bangkit mempunyai wewenang menyelenggarakan segala usaha dan kegiatan yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Koperasi Wanita Bangkit menurut ketentuan. Ketentuan yang ada didalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Koperasi Wanita Bangkit. Wewenang Ketua Koperasi Wanita Bangkit tersebut antara lain : 1. Memimpin, mengawasi dan mengendalikan seluruh kegiatan Koperasi Wanita Bangkit. 2. Melaksanakan program/rencana kerja dan keputusan-keputusan RAT. 3. Menganalisa dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dalam rangka pelaksanaan rencana kerja dan keputusan-keputusan RAT.
47
4. Bersama-sama dengan anggota pengurus lainnya menyiapkan dan menyusun laporan tahunan dan rencana kerja untuk tahun berikutnya. c. Sekretaris Sebagai pengelola unsur pelayanan dan pembantu ketua Koperasi Wanita Bangkit dalam bidang kesekretariatan, maka sekretaris mempunyai wewenang untuk melakukan segala usaha dan kegiatan dibidang administrasi umum, pekerjaan kantor, tata laksana kantor dan pelayanan umum perkantoran Koperasi Wanita Bangkit
yang
meliputi
:
perencanaan,
pelaksanaan
dan
pengawasan/pengendaliannya. Sesuai dengan wewenang tersebut, sekretaris menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1. Mengatur dan menyelenggarakan tata tertib perkantoran termasuk hal-hal yang bersifat protokoler. 2. Mengatur dan menyelenggarakan mtata laksana kantor Koperasi Wanita Bangkit. 3. Mengatur, merencanakan dan melaksanakan pemenuhan kebutuhan
sarana
dan
alat-alat
administrasi
umum
dilingkungan Koperasi Wanita Bangkit. 4. Mengkoordinasikan penyusunan laporan-laporan Koperasi Wanita Bangkit yang rutin mampu yang tidak rutin.
48
Dalam melaksanakan semua tugas dan kegiatannya tersebut, sekretaris laporan dan bertanggung jawab langsung kepada ketua Koperasi Wanita Bangkit.
d. Bendahara Sebagai pengurus dan pembantu ketua Koperasi Wanita Bangkit dibidang kebendaharaan, bendahara mempunyai wewenang dalam menyelenggarakan usahanya yang berkaitan dengan pengurusan keuangan dan kekayaan Koperasi Wanita Bangkit, yang meliputi : 1. Merencanakan,
mengatur
dan
mengarahkan
serta
mengendalikan semua kegiatan staf bendahara, sehingga sasaran kegiatan dapat tercapai secara tepat, cepat, efektif dan efisien. 2. Mengadakan hubungan dengan pihak perbankan atau lembaga keuangan lainnya dalam rangka pembiayaan usaha dan pelayanan kepada anggota. 3. Menyusun dan menyimpang laporan-laporan keuangan dan laporan-laporan lainnya yang berkaitan dengan keuangan dan usaha Koperasi Wanita Bangkit sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Dalam
pelaksanaan
tugasnya
sehari-hari,
bendahara
bertanggung jawab kepada ketua Koperasi Wanita Bangkit.
49
e. Kepala bidang usaha Sebagai staf Ketua Koperasi Wanita Bangkit, kepala bidang usaha mempunyai wewenang dalam menyelenggarakan usaha dan kegiatan yang berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian kegiatan Koperasi Wanita Bangkit dalam bidang usaha, Adapun tugas dari kepala bidang usaha adalah : 1. Memimpin dan mengoordinir kegiatan-kegiatan perkreditan, pemasaran, produksi dan administrasi keuangan dalam unitunit usaha. 2. Membimbing
dan
mengarahkan
unit-unit
usaha
dalam
melaksanakan kegiatannya. Dalam melaksanakan tugasnya, kepala bidang usaha bertanggung jawab kepada ketua Koperasi Wanita Bangkit dan dibantu oleh staf di unit-unit usaha.
4.1.1.4. Jumlah Pengurus Koperasi Wanita Bangkit Sebagai pendukung dalam melaksanakan kegiatan organisasi dan menjalankan usahanya, Koperasi Wanita Bangkit membutuhkan tenaga yang bisa bekerja dengan baik pada Koperasi Wanita Bangkit dengan harapan bahwa usaha yang dijalankan tersebut akan dapat meningkatkan kesejahteraan anggota Koperasi Wanita Bangkit. Jumlah pengurus yang ada di Koperasi Wanita Bangkit saat ini sebanyak 40 orang yang semuanya adalah ibu-ibu rumah tangga.
50
4.1.1.5. Keanggotaan Koperasi Wanita Bangkit Jumlah anggota Koperasi Wanita Bangkit dalam 5 tahun terakhir ini juga mengalami kenaikan. Untuk lebih jelasnya jumlah anggota Koperasi Wanita Bangkit dalam 5 tahun ini dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL : 02 JUMLAH ANGGOTA KOPERASI WANITA BANGKIT TAHUN 2008-2012 TAHUN
ANGGOTA
JUMLAH
2008
778
778
2009
987
987
2010
1024
1024
2011
1176
1176
2012
1223
1223
Dari data tersebut diatas dapat diketahui, bahwa dari tahun 2008 sampai tahun 2012 terjadi kenaikan jumlah anggota.
4.1.1.6. Bidang Usaha Koperasi Wanita Bangkit. Sehubungan dengan pelayanan yang diberikan oleh Koperasi Wanita Bangkit kepada anggota, maka Koperasi Wanita Bangkit
51
menjalankan beberapa bidang usaha guna miningkatkan kesejahteraan anggotanya. Bidang usaha tersebut meliputi : a. Unit simpan pinjam (USIPA) yaitu menjalankan usaha simpan pinjam dengan cara menerima simpanan anggota dan memberi pinjaman atau kridit kesejahteraan kepada anggota sesuai dengan USIPA mempunyai beberapa sub unit antara lain : 1. Kredit rutin 2. Kredit darurat/pendidikan. Sub unit ini menangani pemberian pinjaman darurat (musibah) dan pinjaman pendidikan. Kredit berjangka Sub unit ini menangani penerimaan simpanan sukarela deposito dan pemberian pinjaman untuk usaha. 3. Dana sosial Sub ini menangani pemberian sumbangan kepada anggota keluarga yang meninggal dunia dengan perincian sebagai berikut : a) Anggota
Rp. 1.000.000,-
b) Suami/Isteri
Rp.
750.000,-
c) Anak
Rp.
500.000,-
b. Unit pertokoan yaitu menjalankan usaha penjualan barang-barang yang ditujukan untuk anggota baik secara kontan maupun kredit. Sub unit dari unit usaha pertokoan ada 3 yaitu :
52
1. Toserba (Toko serba ada) Toserba ini mengurusi penjualan barang-barang kebutuhan primer dan sekunder secara eceran. 2. Suvenir Sub unit ini mengurusi penjualan barang-barang berupa cindera mata untuk anggota dan bukan anggota sebagai oleh-oleh. 3. Kredit barang Sub unit ini mengurusi penjualan peralatan rumah tangga atau kebutuhan sehari-hari secara kredit khusus untuk anggota. c. Unit Perdagangan d. Unit Usaha Rumahan
4.1.1.7. Tujuan Koperasi Wanita Bangkit Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa setiap perusahaan baik itu perusahaan besar maupun kecil tentu mempunyai suatu tujuan yang dapat memberikan arah pada aktivitas sehari-hari dari perusahaan tersebut. Demikian juga halnya Koperasi Wanita Bangkit. Di dalam menentukan tujuan haruslah jelas dan tegas, sehingga akan menjadi pedoman dalam menjalankan aktivitas usahanya dan dapat
memudahkan didalam menentukan tahapan-
tahapan yang akan dicapai dalam usaha mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.
53
Adapun yang menjadi tujuan dari Koperasi Wanita Bangkit, adalah sebagai berikut : a. Tujuan jangka pendek Tujuan jangka pendek adalah merupakan tujuan yang harus dicapai dalam waktu yang relatif singkat, yang biasanya dihitung dalam waktu satu tahun ataupun kurang dari satu tahun. Tujuan jangka pendek ini bisa juga dikatakan sebagai tahapan untuk mencapai tujuan jangka panjang. Tujuan pendek ini antara lain : 1. Memperlancar jalannya kegiatan usaha Yang dimaksud dengan memperlancar jalannya kegiatan usaha disini adalah dengan cara menggunakan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya, sehingga hasil usaha yang sedang dikerjakan tidak mengalami hambatan yang dapat merugikan. 2. Memperkecil/menekan biaya usaha Dengan mengadakan penekaan terhadap biaya usaha, maka dananya bisa digunakan untuk kepentingan lain yang bermanfaat, sehingga hasil usaha yang telah direncanakan bisa mencapai titik yang optimal. 3. Meningkatkan laba Peningkatan laba yang diperoleh dari berlangsungnya kegiatan usaha yang dilakukan oleh Koperasi Wanita Bangkit adalah merupakan
salah
satu
tujuan
meningkatkan kesejahteraan anggota.
yang
dimaksud
untuk
54
b. Tujuan jangka panjang Tujuan jangka panjang ini merupakan salah satu tujuan yang akan dicapai setelah tujuan jangka pendek dapat tercapai. Tujuan jangka pendek ini bisa juga dikatakan sebagai tahap atau jalan untuk mencapai tujuan jangka panjangnya. Jadi apabila tujuan jangka pendek yang telah ditetapkan tersebut tidak tercapai, maka akan sulit untuk bisa mewujudkan jangka panjangnya. 1. Mengembangkan usaha Pengembangan bidang usaha kearah yang lebih luas lagi akan dapat dicapai apabila bidang usaha yang dikelola sebelumnya terus menerus mengalami peningkatan. 2. Menjaga kelangsungan hidup Yang dimaksud menjaga kelangsungan hidup disini adalah menjaga agar koperasi ini terus berdiri dapat menjamin kesejahteraan anggota
melalui
pelayanan.
Untuk dapat
mewujudkan hal ini, tentunya koperasi harus dapat mencapai tujuan jangka pendek terlebih dahulu.
4.1.1.8. Perkembangan jumlah kredit dan SHU Koperasi Wanita Bangkit Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari Koperasi Wanita Bangkit, maka dibawah ini dikemukakan data perkembangan
55
jumlah kredit yang diberikan kepada anggota dan sisa hasil usaha mulai tahun 2008 sampai tahun 2012. TABEL : 03 PERKEMBANGAN JUMLAH KREDIT YANG DIBERIKAN PRIMKOPAL AAL KEPADA ANGGOTANYA Periode tahun 2008– 2012
Tahun
Jumlah kredit yang diberikan
2008
531.100.000,-
2009
487.800.000,-
2010
535.400.000,-
2011
136.300.000,-
2012
1.486.300.000,-
Bila melihat jumlah kredit yang diberikan dari tahun ke tahun terjadi peningkatan dan sisa hasil usaha pun cenderung meningkat, hal ini sebagian disebabkan oleh bunga atau jasa dari pinjaman yang diberikan Koperasi Wanita Bangkit kepada anggotanya.
56
4.2.
ANALISIS DATA Sebagaimana telah di kemukakan pada bab III bahwa untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat memerlukan sesuatu analisis, dimana penulis dalam hal ini menggunakan penyelesaian atau uraian teoritis berdasarkan literatur dari hasil analisis tersebut akan diketahui benar tidaknya hipotesis terdahulu. Berdasarkan hasil penelitian pada Koperasi Wanita Bangkit yang berupa wawancara dan angket serta beberapa data yang mendukung dalam pembahasan penelitian tersebut yang penulis mewawancarai dan menyebarkan angket kepada pengurus. Dari jumlahnya 40 orang anggota Koperasi Wanita Bangkit yang meminjam diambil sampel sekitar 100 % atau dapat dibulatkan menjadi 40 responden. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan angket serta dari Koperasi Wanita Bangkit tersebut.
4.2.1. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini sebanyak 40 orang pengurus Koperasi Wanita Bangkit Kelurahan Tambak Dono Surabaya
4.2.1.1. Umur Dari hasil kuesioner di Koperasi Wanita Bangkit Kelurahan Tambak Dono Surabaya di dapatkan data tentang umur responden yang dapat di lihat pada table 4.2.1.1
57
Tabel
0.4 Distribusi responden menurut umur di Koperasi
Wanita Bangkit Kelurahan Tambak Dono Surabaya, Juni 2013. No
Umur Responden
Frekuensi
Presentase
(Orang) 1
< 30 tahun
10
25%
2
>30 tahun
30
75%
40
100 %
Berdasarkan tabel 04 dapat dilihat bahwa sebanyak 10 pengurus berumur < 30 tahun (25%) dan 30 pengurus berumur > 30 tahun (75%).
4.2.1.2. Masa kerja Dari hasil kuesioner di Koperasi Wanita Bangkit Kelurahan Tambak Dono Surabaya di dapatkan data tentang masa kerja responden yang dapat di lihat pada table 05. Tabel 05 Distribusi responden menurut Masa kerja di Koperasi Wanita Bangkit Kelurahan Tambak Dono Surabaya, Juni 2013. No
Masa Kerja Responden
Frekuensi
Presentase
(Orang) 1
<5 Tahun
5
12,5 %
2
>5 Tahun
35
87,5%
40
100 %
58
Berdasarkan tabel 05 dapat dilihat bahwa sebanyak 5 pengurus masa kerja <5 tahun (12,5%) dan sebanyak 35 anggota masa kerja >5tahun (87,5%).
4.2.2. Analisa Regresi Linier Berganda Kegunaan Analisis Regresi Linear Berganda Analisis Regresi Linear Berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat
4.2.2.1. Model Regresi Rumus : Y = a + b1 X1 +b2 X2 +…+bn Xn Y
= variabel terikat
a
= konstanta
b1, b2 = koefisien regresi X1, X2 = variabel bebas
59
REGRESSION /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT y /METHOD=ENTER x1 x2 /SCATTERPLOT=(*SRESID ,*ZPRED) /RESIDUALS DURBIN. Output pertama (Variables Entered/Removed) Variables Entered/Removeda Mode l
Variables
Variables
Entered
Removed
Method
kepemimpinan, 1
. Enter dukunganb
a. Dependent Variable: kinerja b. All requested variables entered.
Output ini menjelaskan tentang variabel yang dimasukkan dan dikeluarkan dalam model regresi. Dari output dapat diketahui bahwa variabel independen yang dimasukkan ke dalam model adalah Dukungan dan Kepemimpinan dan variabel dependennya adalah Kinerja (tidak ada variabel yang dikeluarkan/removed). Sedangkan metode regresi menggunakan Enter.
60
Output kedua (Model Summary) Model Summaryb Mode
R
R Square
Adjusted R
Std. Error of
Durbin-
Square
the Estimate
Watson
l 1
.434a
.188
.144
.41000
1.544
a. Predictors: (Constant), kepemimpinan, dukungan b. Dependent Variable: kinerja
Output ini menjelaskan tentang hasil analisis korelasi ganda, analisis determinasi, dan uji autokorelasi dengan Durbin Watso. R adalah korelasi berganda, yaitu korelasi antara dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R berkisar antara 0 sampai 1, jika mendekati 1 maka hubungan semakin erat tetapi jika mendekati 0 maka hubungan semakin lemah. Angka R didapat 0,434, artinya korelasi antara variabel dukungan dan kepemimpinan terhadap kinerja sebesar 0,434. Hal ini berarti terjadi hubungan yang lemah (nilai mendekati 0). Nilai R² sebesar 0,188, artinya persentase sumbangan pengaruh variabel dukungan dan kepemimpinan terhadap kinerja sebesar 18,8%, sedangkan sisanya sebesar 81,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini. Adjusted R square, adalah R square yang telah disesuaikan, nilainya sebesar 0,144.
61
Standart error of the Estimate adalah ukuran kesalahan prediksi, nilainya sebesar Rp. 0,41000. Artinya kesalahan yang dapat terjadi dalam memprediksi kinerja sebesar Rp. 0,41000.
Output ketiga (ANOVA) ANOVAa Model
Sum of
df
Mean
Squares
1
F
Sig.
Square
Regression
1.441
2
.720
Residual
6.220
37
.168
Total
7.660
39
4.285
.021b
a. Dependent Variable: kinerja b. Predictors: (Constant), kepemimpinan, dukungan
Output ini menjelaskan tentang hasil uji F (uji koefisien regresi secara bersama-sama) yang digunakan untuk menguji signifikan pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam hal ini digunakan untuk menguji signifikan pengaruh dukungan dan kepemimpinan secara bersama-sama terhadap kinerja. Untuk pengambilan keputusan maka bisa dilihat nilai signifikannya (Sig). Jika signifikansi < 0,05, maka kesimpulannya ada pengaruh antara variabel dukungan dan kepemimpinan terhadap kinerja. Jika signifikansi > 0,05, maka tidak ada pengaruh antara variabel dukungan dan kepemimpinan terhadap kinerja. Diketahui nilai signifikannya adalah 0,021, jadi kesimpulannya
62
ada pengaruh secara bersama-sama antara dukungan dan kepemimpinan terhadap kinerja.
Output keempat (Coefficients) Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std.
t
Sig.
Collinearity Statistics
Beta
Tolerance
VIF
Error (Constant)
2.334
.580
dukungan
.381
.171
.020
.164
4.027
.000
.419
2.233
.032
.623 1.606
.023
.122
.904
.623 1.606
1 kepemimpin an a. Dependent Variable: kinerja
Output ini menjelaskan tentang hasil uji T, nilai-nilai persamaan regresi yang digunakan, dan uji multikolinearitas. Unstandardized Coeffisients adalah nilai koefisien yang tidak terstandarisasi. Nilai ini menggunakan satuan yang digunakan pada data variabel independen , dalam hal ini sebesar Rp. Koefisien B terdiri dari nilai konstan (kinerja Y jika X1 dan X2 = 0) dan koefisien regresi (nilai yang menunjukkan peningkatan atau penurunan variabel Y yang didasarkan pada variabel X1 dan X2). Nila-nilai inilah yang masuk dalam persamaan regresi linier berganda. Sedangkan Standard Error adalah nilai maksimum kesalahan yang
63
dapat terjadi dalam memperkirakan rata-rata populasi berdasar sample. Nilai ini digunakan untuk mencari T hitung dengan cara dibagi standard error. Standardized Coefficients adalah nilai koefisien yang telah terstandarisasi. Nilai koefisien beta semakin mendekati 0 maka hubungan antara variabel X dan Y semakin lemah. Nilai T (t hitung) adalah pengujian signifikan untuk mengetahui pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Y secara parsial (apakah berpengaruh signifikan atau tidak). Untuk mengetahui hasilnya signifikan atau tidak, nilai T hitung harus dibandingkan dengan T table. Signifikan adalah besarnya probabilitas atau peluang untuk memperoleh kesalahan dalam pengambilan keputusan. Jika pengujian menggunakan tingkat signifikan 0,05 artinya peluang memperoleh kesalahan maksimal 5% dengan kata lain kita percaya bahwa 95% keputusa adalah benar. Untuk lebih mudahnya dalam pengambilan keputusan, maka bisa dilihat nilai signifikan (sig). Jika signifikan < 0,05 maka kesimpulannya ada pengaruh secara parsial antara variabel dukungan terhadap kinerja, dan ada pengaruh secara parsial antara kepemimpinan dengan kinerja. Diketahui nilai signifikan untuk variabel dukungan sebesar 0,032 jadi kesimpulannya ada pengaruh secara parsial antara dukungan dengan kinerja. Sedangkan untuk variabel kepemimpinan besarnya signifikan adalah 0,904 jadi kesimpulannya tidak ada pengaruh secara parsial antara kepemimpinan dengan kinerja.
64
4.2.2.2. Uji Regresi a. Uji Serempak Uji F (uji koefisien regresi secara bersama-sama) yang digunakan untuk menguji signifikan pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam hal ini digunakan untuk menguji signifikan pengaruh dukungan dan kepemimpinan secara bersama-sama terhadap kinerja. b. Uji Parsial Uji T, nilai-nilai persamaan regresi yang digunakan, dan uji multikolinearitas.
Unstandardized
Coeffisients
adalah
nilai
koefisien yang tidak terstandarisasi. Nilai ini menggunakan satuan yang digunakan pada data variabel independen , dalam hal ini sebesar Rp. Koefisien B terdiri dari nilai konstan (kinerja Y jika X1 dan X2 = 0) dan koefisien regresi (nilai yang menunjukkan peningkatan atau penurunan variabel Y yang didasarkan pada variabel X1 dan X2). Nila-nilai inilah yang masuk dalam persamaan regresi linier berganda. Nilai ini digunakan untuk mencari T hitung dengan cara dibagi standard error. Nilai T (t hitung) adalah pengujian signifikan untuk mengetahui pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Y secara parsial
65
4.3. Interpretasi Diketahui nilai signifikannya adalah 0,021, jadi kesimpulannya ada pengaruh secara bersama-sama antara dukungan dan kepemimpinan terhadap kinerja. Sama dengan hasil penelitian yang ada, didalam kepengurusan Koperasi Wanita Bangkit adanya pengaruh secara bersama-sama dikarenakan saling berkaitannya antara dukungan keluarga dengan kepemimpinan yang ada di Koperasi Wanita Bangkit. Melihat dari hasil output keempat, diketahui nilai signifikan untuk variabel dukungan sebesar 0,032 jadi kesimpulannya ada pengaruh secara parsial antara dukungan dengan kinerja. Dikarenakan struktur kepengurusan Koperasi Wanita Bangkit Kelurahan Tambak Dono Surabaya kebanyakan dari ibu-ibu yang sudah berumah tangga, dengan demikian pekerjaan rumah yang sudah menjadi kewajiban seorang ibu agaknya sedikit terganggu, itulah yang menjadi alasan kenapa dukungan keluarga berpengaruh dalam meningkatkan kinerja pengurus Koperasi Wanita Bangkit. Sedangkan untuk variabel kepemimpinan besarnya signifikan adalah 0,904 jadi kesimpulannya tidak ada pengaruh secara parsial antara kepemimpinan dengan kinerja. Melihat dari hasil tersebut agaknya sama dengan fakta yang ada dilapangan, bahwa sahnya kepemimpinan di Koperasi Wanita Bangkit Kelurahan Tambak Dono Surabaya terbilang cukup baik, dengan mampu mengerti seluruh pengurusnya yang sebagian besar terdiri dari ibu-ibu rumah tangga mempunyai tanggung jawab dalam keluarga masingmasing.