BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
4.1. Penyajian Data Penyajian data penelitian pada skripsi ini adalah hasil penelitian penulis dalam mengumpulkan data melalui observasi dan wawancara. Setelah dilakukan proses pengumpulan data, penulis baru bisa menyajikan data hasil penelitian.
4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Dirgaputra Ekapratama berdiri pada tanggal 15 Agustus 1994 di Jakarta, berdasarkan Akta Pendirian dengan notaris Muhani Harry Pramono dengan Nomor Pengesahan 02.1510.HT.01.01 Tahun 1994. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak Wiranto Nurhadi dan Liem Thian Pieng. PT. Dirgaputra Ekapratama beralamat di Jl. Pulo Buaran Raya Blok EE Kav. I No.4 Kawasan Industri Pulo Gadung, Jatinegara - Cakung, Jakarta Timur, sebagai kantor pusat. PT. Dirgaputra Ekapratama Surabaya adalah sebuah perusahaan distributor yang menjual atau memasarkan produk suku cadang otomotif bagi grosir, retailer (pengecer), bengkel, perusahaan angkutan umum (bus, truk, maupun taksi) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) sejak tanggal 8 April 2008 pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Jakarta Timur yang beralamatkan di Gedung MTO Jakarta-Gambir, Lantai 14-15, Jl. M.I. Ridwan Rais 5A-7, Jakarta Pusat dengan Nomor Pokok
60
61
Pengusaha Kena Pajak (NPWP) yaitu 01.640.878.3-007.000. Oleh karena itu perusahaan mempunyai hak dan kewajiban melakukan pemungutan Pajak Pertambahan Nilai saat melakukan penyerahan Barang Kena Pajak, menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai yang masih harus dibayar dalam hal Pajak Keluaran lebih besar dari Pajak Masukan yang dapat dikreditkan atau meminta kembali (restitusi) dalam hal Pajak Masukan lebih besar dari Pajak Keluaran, dan melaporkan penghitungan Pajak Pertambahan Nilai atau menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai. Bentuk usahanya adalah sales distribution, yaitu sebagai distributor yang menjual atau memasarkan produk suku cadang otomotif bagi grosir, retailer (pengecer), bengkel, perusahaan angkutan umum (bus, truk, maupun taksi). Perusahaan ini juga mendirikan cabang di Bandung, Surabaya, Semarang, dan Banten. Selanjutnya, seiring berjalannya waktu perusahaan ini juga memperluas usahanya di luar pulau Jawa, yaitu meliputi Medan, Pekan Baru, Padang, Samarinda, Bali, Ujung Pandang, Banjarmasin, Pontianak, Palu dan Manado. Pada tanggal 29 Oktober 1994, PT. Dirgaputra Ekapratama mendirikan kantor cabang yang beralamat di Jalan Anjasmoro No.65-67 Surabaya. Yang sekarang pindah ke Jalan Raya Banjarsugihan No.7 Surabaya. PT. Dirgaputra Ekapratama Surabaya dalam memasok produknya mengambil dari perusahaan induk. Di dalam memasarkan produknya, perusahaan ini tidak banyak mengalami kesulitan, karena perusahaan ini telah memiliki jaringan yang
62
luas dan banyak memiliki konsumen yang setia mulai dari retail, distributor, sampai dengan toko dan bengkel - bengkel kecil.
4.1.2. Lokasi Perusahaan PT.
Dirgaputra
Ekapratama
Surabaya
beralamat
di
Jalan
Banjarsugihan Nomor 7 Surabaya.
4.1.3. Alasan Pemilihan Lokasi PT. Dirgaputra Ekapratama Surabaya memiliki: 1. Tenaga kerja yang mudah didapat dari lingkungan sekitar perusahaan. 2. Fasilitas angkutan transportasi yang mudah dijangkau. 3. Aspek pemasarannya mempunyai prospek yang cerah.
4.1.4. Visi dan Misi Perusahaan. Visi Perusahaan Definisi visi menurut Aditya (2010) adalah sebagai berikut: Visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang. Visi dari PT Dirgaputra Ekapratama Surabaya adalah “Menjadi perusahaan distributor suku cadang otomotif motor dan mobil terbesar di Indonesia.”
63
Misi Perusahaan Definisi misi menurut Arman (2008) adalah sebagai berikut: “Misi adalah pernyataan-pernyataan yang mendefinsikan apa yang sedang/ akan dilakukan atau ingin dicapai dalam waktu (sangat) dekat atau saat ini”. Misi dari PT Dirgaputra Ekapratama Surabaya adalah “Memperluas jaringan
kerja
dan
relasi
untuk
seluruh
wilayah
Indonesia
dan
mengutamakan kepuasan pelanggan untuk menciptakan Brand Loyalty.”
4.1.5. Tujuan Perusahaan Adapun tujuan perusahaan ini dibagi menjadi tujuan jangka pendek dan jangka panjang. 1. Tujuan Jangka Pendek Adapun tujuan jangka pendek PT. Dirgaputra Ekapratama Surabaya adalah sebagai berikut: a. Menjaga dan meningkatkan posisi keuangan perusahaan. Dengan posisi keuangan yang baik serta perencanaan yang tepat diharapkan posisi keuangan perusahaan dapat terjamin keakuratannya. Dengan
demikian
perusahaan
harus
dapat
mempersiapkan
perencanaan keuangan yang dapat digunakan sebagai pedoman kerja di dalam operasionalnya. b. Menekan biaya operasional. Yang dimaksud dengan menekan biaya operasional adalah bahwa perusahaan
sesuai
dengan
prinsip
ekonomi,
dimana
dengan
64
pengeluaran biaya tertentu berusaha untuk mendapatkan hasil yang sebanyak-banyaknya. Tujuan ini dirancang untuk menuju pencapaian sasaran jangka panjang khususnya untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. c. Menjaga kontinuitas perusahaan. Perusahaan ini selalu berusaha agar kontinuitas perusahaannya terjaga, terus menerus beroperasi untuk jangka panjang. Perusahaan akan selalu berusaha agar produk yang dihasilkan selalu berorientasi pada keinginan pasar dan sesuai dengan standart industri yang berlaku, sehingga
produk
yang
dipasarkan
selalu
memuaskan
setiap
pemakainya. d. Meningkatkan volume penjualan. Meningkatkan volume penjualan
terhadap produk merupakan
keinginan dari pimpinan perusahaan ini. Dengan meningkatkan volume penjualan diharapkan laba yang diperoleh meningkat pula. e. Menjaga mutu produk yang dihasilkan. Perusahaan akan selalu berusaha untuk menjaga mutu produk yang dihasilkan sesuai dengan standart industri yang berlaku. Dengan demikian dari segi mutu, perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan lain dan menambah kepercayaan terhadap mutu produk yang dihasilkan. 2. Tujuan Jangka Panjang. Adapun tujuan jangka panjang dari PT. Dirgaputra Ekapratama Surabaya
65
adalah sebagai berikut : a. Memperluas jaringan pemasaran. Memperluas daerah pemasaran produk, berarti penjualan produk memasuki daerah pemasaran baru, ini berarti volume penjualan akan meningkat yang diikuti pula dengan meningkatnya volume produksi. Diharapkan dalam jangka panjang posisi perusahaan semakin kuat di pasaran. b. Menjaga reputasi perusahaan. Nama baik (reputasi) perusahaan merupakan keuntungan yang tidak kecil nilainya bagi perusahaan itu sendiri. Karena nama dan merek hasil produksi perusahaan lebih dikenal dan menjadi sebuah kebanggaan oleh masyarakat. Dengan reputasi yang baik, berarti perusahaan telah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat atau para konsumen. Nama baik suatu perusahaan tidak muncul dengan sendirinya tetapi harus melalui perjuangan dengan melalui sarana promosi
yang
dilakukan,
perusahaan
harus
berusaha
untuk
meyakinkan para konsumen terhadap merek barang dan kualitas atas produk yang dihasilkan dan dipasarkannya.
4.1.6.
Strategi Perusahaan Menurut (Rangkuti, 2009, P3), “strategi yaitu suatu alat untuk mencapai tujuan”. Tujuan strategis PT. Dirgaputra Ekapratama Surabaya adalah
66
untuk meningkatkan volume penjualan, mengoptimalkan pemasaran, dan memperbesar skala usaha dari perusahaan, untuk itu perusahaan ini memiliki strategi sebagai berikut : 1. Mengembangkan jaringan distribusi dengan minimal satu cabang dalam satu provinsi. 2. Mendirikan depo (gudang besar) di Jakarta dan Surabaya. Depo di Jakarta untuk memenuhi distribusi wilayah Jabotabek, Jawa Barat dan Sumatra. Depo di Surabaya untuk memenuhi distribusi wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. 3. Memasarkan produk-produk yang berkualitas baik dan dengan harga yang kompetitif. 4. Memiliki sales yang mampu memasarkan dengan baik seluruh produknya. 5. Memiliki armada pengiriman yang mampu mendukung dari sistem pemasaran yang dijalankan. 6. Membangun
sistem
informasi
yang
dapat
mendukung
pengembangan usaha perusahaan. 7. Memiliki sistem akuntansi dan keuangan yang baik dan akurat.
4.1.7. Struktur Organisasi Dr. Hj. Erni Rernawan, S.E., M.M. Dalam buku yang berjudul : Organization culture, budaya organisasi dalam perspektif ekonomi dan bisnis, Tahun 2011, Terbitan Alfabeta, halaman 15 Organisasi merupakan suatu kesatuan sosial dari sekelompok manusia yang saling berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing,
67
sebagai suatu kesatuan yang memiliki tujuan tertentu dan mempunyai batas-batas yang jelas, sehingga bisa dipisahkan. (Mathis dan Jackson). Organisasi adalah “suatu wadah yang dibentuk untuk mencapai tujuan bersama secara efektif (Wibowo, 2007:1)”
Struktur organisasi perusahaan merupakan suatu rangkaian sistem kerja yang disusun oleh manajemen perusahaan dalam mengatur sistem kerja setiap departemen yang ada pada perusahaan tersebut. Dengan struktur organisasi perusahaan yang jelas, perusahaan dapat membagi pekerjaan, fungsi, wewenang, dan tanggung jawab setiap departemen sehingga setiap karyawan
dalam
setiap
departemen
dapat
melaksanakan
kewajiban-kewajiban dan tanggung jawabnya, sehingga operasional perusahaan dapat berjalan secara terorganisir dan dapat mencapai tujuan. Struktur Organisasi PT. Dirgaputra Ekapratama Surabaya. Gambar: 4.1. Struktur Organisasi PT. Dirgaputra Ekapratama Surabaya Branch Manager (Kepala Cabang)
Kepala Finance & Accounting
- Accounting - Tax - Kasir
-
Supervisor Marketing
Kepala Gudang
Logistik Salesman
Administrasi Gudang
Sumber : PT. Dirgaputra Ekapratama Surabaya
68
Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Masing-Masing Bagian. Dari gambar struktur organisasi pada gambar 4.1. dapat dijelaskan tugas dan tanggung jawab masing - masing departemen, sebagai berikut : 1. Branch Manager/Kepala Cabang. a.
Mewakili Direksi Pusat menjalankan perusahaan di cabang itu.
b. Memberikan laporan kemajuan cabang kepada Direksi Pusat termasuk keuangannya. c.
Mengambil semua tindakan yang diperlukan agar cabang berjalan lancar.
d. Menjalankan program perusahaan untuk cabang/mengejar target. e.
Membuat dan merencanakan kebijakan meliputi sistem dan prosedur yang akan dilakukan oleh perusahaan.
f.
Bertanggungjawab kepada Direktur Kantor Pusat.
2. Kepala Finance & Accounting. a. Mengelola fungsi akuntansi dalam memproses data dan informasi keuangan untuk menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan perusahaan secara akurat dan tepat waktu. b. Mengkoordinasikan dan mengontrol perencanaan, pelaporan dan pembayaran kewajiban pajak perusahaan agar efisien, akurat, tepat waktu dan sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. c. Merencanakan, mengkoordinasikan
dan mengontrol arus kas
perusahaan (cashflow), terutama pengelolaan piutang dan hutang,
69
sehingga
memastikan
ketersediaan
dana
untuk
operasional
perusahaan dan kesehatan kondisi keuangan. d. Merencanakan
dan
mengkoordinasikan
penyusunan
anggaran
perusahaan, dan mengontrol penggunaan anggaran tersebut untuk memastikan penggunaan dana secara efektif dan efisien dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan. e. Merencanakan dan mengkoordinasikan pengembangan sistem dan prosedur keuangan dan akuntansi, serta mengontrol pelaksanaannya untuk memastikan semua proses dan transaksi keuangan berjalan dengan tertib dan teratur, serta mengurangi resiko keuangan. f. Mengkoordinasikan dan melakukan perencanaan dan analisa keuangan untuk dapat memberikan masukan dari sisi keuangan bagi pimpinan
perusahaan dalam mengambil keputusan bisnis, baik
untuk kebutuhan investasi, operasional maupun kondisi keuangan lainnya. g. Bertanggungjawab kepada Kepala Cabang. 3. Supervisor Marketing. a.
Membuat strategi pengembangan dan segmentasi pasar yang tepat yang dapat menunjang peningkatan penjualan perusahaan.
b. Merencanakan program - program pemasaran serta penggunaan media promosinya. c.
Ikut memberikan masukan atas harga jual barang dagang yan tepat dengan ikut memperhatikan harga dari saingan.
70
d. Ikut memberikan masukan atas planning pengadaan barang kepada bagian logistik. e.
Men-support penjualan dalam pencapaian sales target masing masing.
f.
Menentukan harga jual, produk yang akan di launching, jadwal kunjungan serta sistem promosi untuk memastikan tercapainya target penjualan.
g. Menganalisa
dan
mengembangkan
strategi
marketing
untuk
meningkatkan jumlah pelanggan dan area sesuai dengan target yang ditentukan. h. Bertanggungjawab kepada Kepala Cabang. 4. Kepala Gudang. a.
Mengarahkan dan mengkoordinasikan penyerahan barang dan penyimpanan produk di gudang, untuk memastikan penyediaan pasokan produk di pasar dilakukan dengan efisien dan efektif.
b. Mengelola,
mengkoordinasikan
dan
mengendalikan
kegiatan
transportasi produk, baik dengan menggunakan jalur darat maupun jalur laut, untuk memastikan pengantaran dan ketersediaan produk di tempat tujuan dengan efisien, aman, tepat waktu dan tepat jumlah. c.
Mengkoordinasikan, mengevaluasi dan mengendalikan perencanaan dan pengembangan sistem distribusi dan transportasi secara terintegrasi,
termasuk
kerjasama
dengan
pihak
luar,
untuk
71
memastikan terimplementasinya sistem yang efisien dan efektif dalam menyampaikan produk ke pengguna. d. Mengontrol dan melakukan stock opname setiap akhir bulan untuk melihat ada/tidaknya selisih jumlah barang di gudang. e.
Bertanggungjawab kepeda Kepala Cabang.
5. Accounting staff. a.
Membuat, memeriksa dan mengarsip faktur, nota supplier, laporan AP/AR untuk memastikan status hutang /piutang.
b. Membuat, mencetak tagihan dan merinci jumlah piutang customer yang sudah jatuh tempo maupun belum untuk dibawakan ke salesman /bagian penagihan agar ditagihkan ke customer. c.
Menginput penerimaan pembayaran dari pelanggan, dan pembayaran ke supplier dengan tepat waktu dan akurat untuk memastikan ketepatan waktu dan keakuratan penerimaan maupun pembayaran.
d. Mengarsip seluruh dokumen transaksi untuk menjaga ketertiban administrasi dan memudahkan penelusuran dokumen. e.
Bertanggungjawab kepada Kepala Finance dan Accounting.
6. Staff Pajak/Tax. a. Mencetak faktur pajak dan menginputnya dalam eSPT serta membuat laporan perhitungan PPN atas pajak masukan dan keluaran. b. Membuat bukti pemotongan PPh 21 atas karyawan dan PPh 23 atas hadiah komisi dan kontrak toko.
72
c. Membuat nota retur atas barang yang dikembalikan oleh customer, untuk dikurangkan dengan pajak keluaran PPN. d. Melaporkan ke Kantor Pajak agar kewajiban perusahaan terpenuhi sesuai aturan yang berlaku. e. Bertanggungjawab kepada Kepala Finance Accounting. 7. Kasir. a. Bertanggung jawab untuk mempersiapkan seluruh dokumentasi yang berhubungan dengan pembayaran dan penerimaan. b. Bertanggung jawab atas pengeluaran uang kas perusahaan yang bersifat umum dan rutin sesuai dengan batas jumlah pengeluaran yang telah ditetapkan. c. Memeriksa kelengkapan dan keabsahan Bukti Pengeluaran Kas/Bank sebagai
media
pembayaran
perusahaan
berikut
dokumen
pendukungnya sebelum diserahkan kepada Kepala Finance & Acconting. d. Bertanggungjawab kepada Kepala Finance Accounting 8. Logistik. a. Menganalisa total kebutuhan barang dan mengatur penyediaan, pengadaan, dan pengiriman barang sedemikian rupa agar alokasi barang di setiap tempat dapat memenuhi kebutuhan dengan efisien, efektif dan tepat waktu. b. Menerima dan memproses permintaan barang dari customer, dan mengontrol pengiriman barang agar dapat diterima oleh customer,
73
sesuai dengan waktu, kuantitas, kualitas dan biaya yang telah ditetapkan. c. Bertanggungjawab kepada Supervisor Marketing. 9. Salesman. a. Melakukan order atau penawaran barang kepada customer. b. Melakukan penagihan piutang penjualan agar penerimaan perusahaan efisien. c. Mengembangkan strategi marketing untuk meningkatkan jumlah pelanggan dan area sesuai dengan target yang ditentukan. d. Bertanggungjawab kepada Supervisor Marketing 10. Administrasi Gudang. a. Melakukan rekap terhadap laporan penerimaan barang maupun penyerahan barang, baik berupa pengembalian barang maupun penggantian barang. b. Menyiapkan barang yang akan dikirim ke customer agar bisa sampai di tempat tujuan cepat dan tepat waktu. c. Mengontrol dan melakukan stock opname setiap akhir bulan untuk bisa melihat ada/tidaknya selisih jumlah barang di gudang. d. Bertanggungjawab kepada Kepala Gudang.
4.1.8. Aktifitas Perusahaan PT. Dirgaputra Ekapratama Surabaya selaku Sales Distribution, maka usaha pokok adalah distributor yang menjual atau memasarkan produk
74
suku cadang otomotif bagi grosir, retailer (pengecer), bengkel, perusahaan angkutan umum (bus, truk, maupun taksi). Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya perusahaan hanya melakukan penjualan kepada pembeli, penjualannya dengan Pajak Pertambahan Nilai yang sudah termasuk dalam harga jual spare part tersebut. Penjualan dilakukan secara tunai dan kredit, pada penjualan tunai ini perusahaan memberikan potongan yang besarnya disesuaikan dengan ketentuan perusahaan terhadap produk yang dijualnya. Siklus penjualan dimulai dari penerimaan pesanan, persetujuan harga, penyiapan barang, kemudian penyerahan barang kepada pembeli. Pesanan dari pembeli disampaikan ke Bagian Penjualan, penjualan ini menggunakan formulir Sales Order (SO). Sales Order disampaikan ke Bagian Administrasi untuk mendapatkan persetujuan harga mengenai beberapa potongan harga karena harga terkadang berubah sehingga hal ini harus dikonfirmasikan ke Bagian Keuangan. Selanjutnya setelah tercapai kesesuaian harga antara perusahaan dan pembeli maka petugas menghubungi Bagian Gudang untuk memastikan barang yang dipesan pembeli tersedia di gudang dan dapat dikirimkan pada waktu yang ditentukan. Atas Sales Order (SO) tersebut, Bagian Sales menerbitkan Delivery Order (DO) yang ditujukan kepada Bagian Gudang untuk melakukan pengiriman barang. Dalam
menjual
produk/penyerahan
Barang
Kena
Pajak,
PT. Dirgaputra Ekapratama Surabaya menerbitkan faktur pajak dengan:
75
1. Memungut Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10% (sepuluh persen) atas penyerahan Barang Kena Pajak (BKP). 2. Membuat faktur pajak standar untuk setiap penyerahan Barang Kena Pajak (BKP). 3. Melakukan
setoran
pajak
yang
terutang
ke
Kas
Negara
selambat-lambatnya tanggal 15 (lima belas) hari setelah berakhirnya Masa Pajak. 4. Menyampaikan laporan penghitungan pajak dengan Surat Pemberitahuan Masa dalam jangka waktu 20 (dua puluh) hari setelah berakhirnya Masa Pajak. 5. Menyimpan Faktur Pajak dengan rapi dan teratur. 6. Menyelenggarakan pencatatan dalam pembukuan perusahaan mengenai perolehan dan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP). 7. Melampirkan Daftar Ringkasan Pembelian dan Daftar Ringkasan Penjualan pada Surat Pemberitahuan Masa. Penagihan pembayaran dilaksanakan setelah diperoleh konfirmasi dari penerima Barang Kena Pajak yaitu pembeli, bahwa Barang Kena Pajak yang diserahkan telah sesuai dengan pesanan dan dalam kondisi baik. Selanjutnya setelah penagihan dilunasi oleh pemungut Pajak Pertambahan Nilai, sebulan kemudian baru akan diserahkan Surat Setoran Pajak (SSP), yaitu bukti yang sudah disetorkannya Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut oleh Pemungut Pajak Pertambahan Nilai ke Kas Negara. Dalam istilah Pemungut Pajak Pertambahan Nilai ini memiliki arti spesifik
76
yaitu pihak pembeli Barang kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang ditunjuk untuk memungut Pajak Pertambahan Nilai berdasarkan pasal 16A Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai. Faktur Pajak atas setiap penyerahan Barang Kena Pajak diserahkan ke Bagian Administrasi PT. Dirgaputra Ekapratama untuk dijadikan dasar adanya Pajak Keluaran pada pengisian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai.
4.2. Analisis Data 4.2.1.
Sebab Masalah. Penjualan pada laporan laba rugi PT. Dirgaputra Ekapratama
Surabaya tahun 2012 dan 2013 sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai, sehingga laba yang diperoleh dari hasil perhitungan pada laporan tersebut menunjukkan jumlah yang besar. Yang seharusnya dikurangkan pada penjualan sehingga laba yang diterima tidak sebesar pada tabel 4.1. Selain itu, Faktur Pajak Standar yang diterbitkan perusahaan hanya sebanyak 2 (dua) rangkap, tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor 85/PMK.03/2012, tanggal 6 Juni 2012 yang berlaku efektif mulai tanggal 1 Juli 2012, yang seharusnya dibuat rangkap 3 (tiga)
77
Tabel. 4.1. Laba Rugi per 31 Desember 2013 dan 2012 PT. DIRGAPUTRA EKAPRATAMA Jl. Raya Banjarsugihan No. 7 Surabaya LAPORAN LABA (RUGI) PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012
2013
2012
Rp)
(Rp)
Penjualan
85.647.292.063
79.591.072.580
Harga Pokok Penjualan
73.730.880.279
67.340.845.966
Laba Kotor
11.916.411.784
12.250.226.614
Biaya Penjualan dan Pemasaran
4.679.334.436
3.490.895.019
Biaya Umum dan Administrasi
2.045.171.116
4.425.426.949
Laba Operasional
5.191.906.232
4.333.904.646
Pendapatan di Luar Usaha
1.714.529.571
646.076.784
(2.955.713)
(68.302.026)
6.903.480.090
4.911.679.404
33.319.597
16.150.757
6.870.160.493
4.895.528.647
Biaya Operasional:
Beban Di Luar Usaha Laba Bersih Sebelum Pajak Pajak Laba Bersih Setelah Pajak
Sumber: PT. Dirgaputra Ekapratama Surabaya
1. Penjualan Berasal dari penyerahan barang dagangan berupa spare part kepada pelanggan/konsumen termasuk Pajak Pertambahan Nilai didalamnya selama tahun 2012 dan tahun 2013. 2. Harga Pokok Penjualan. Berasal dari persediaan barang jadi di awal tahun ditambah dengan barang yang telah diproduksi sampai akhir tahun dikurangi dengan persediaan akhir
78
yang ada pada tahun 2013. Persediaan barang di PT. Dirgaputra Ekapratama Surabaya ini dinilai berdasarkan metode rata-rata (Average). 3. Biaya Penjualan dan Pemasaran. Berasal dari timbulnya aktivitas yang mendukung kelancaran dalam pencapaian tujun perusahaan, termasuk didalamya untuk biaya perjalanan dan transportasi, promosi, komisi penjualan dan lain-lain. 4. Biaya Umum dan Administrasi. Berasal dari timbulnya aktivitas yang mendukung kelancaran dalam pencapaian tujuan perusahaan, termasuk didalamnya untuk biaya operasional perusahaan seperti Astek dan pensiun, perbaikan dan pemeliharaan, jasa tenaga ahli, sewa, asuransi, beban administrasi kantor dan lain-lain. 5. Pendapatan Di Luar Usaha. Berasal dari pendapatan jasa giro Bank, bunga deposito, bunga tabungan, pendapatan sewa dan lain-lain.
Karena keterbatasan data yang diperoleh penulis dari PT. Dirgaputra Ekapratama Surabaya, penulis tidak bisa menampilkan secara rinci item biaya maupun pendapatan tersebut di atas.
4.2.2.
Akibat Masalah. Berdasarkan masalah di atas menunjukkan bahwa penyajian
laporan laba rugi oleh PT. Dirgaputra Ekapratama Surabaya tahun 2013 dan 2012 tidak benar sehingga laba yang diperoleh menjadi besar, karena nilai penjualan belum dikurangi dengan beban Pajak Pertambahan Nilai.
79
4.2.3.
Pemecahan Masalah. Sesuai
Standar
Akuntansi
Keuangan,
pencatatan
Pajak
Pertambahan Nilai seharusnya tidak digabung dengan akun penghasilan dalam hal ini penjualan kotor, Pajak Pertambahan Nilai harus dikurangkan dari penjualan kotor pada laporan laba rugi PT. Dirgaputra Ekapratama Surabaya tahun 2013 dan 2012, meskipun
laba yang diperoleh akhirnya
cenderung rugi. Jika perusahaan mengalami kerugian maka secara komersial akan berakibat pada nilai laba ditahan yang menjadi turun yang selanjutnya akan menurunkan nilai perusahaan. Secara fiskal, suatu perusahaan yang mengalami kerugian dalam suatu periode (tahun pajak) maka kerugian tersebut bisa dikompensasikan dengan keuntungan yang perusahaan tersebut peroleh di tahun-tahun berikutnya. Undang-Undang PPh pasal 6 ayat 2 menyatakan bahwa kerugian tersebut dapat dikompensasikan selama 5 tahun berturut-turut setelah periode kerugian yang dialami. Laba netto sebelum pajak berada dalam keadaan laba, maka bisa dihitungkan PPh pajak terutangnya yaitu PPh pasal 29 dan sebaliknya. Laba netto merupakan PKP dalam menentukan pajak terutangnya, karena perusahaan mengalami rugi maka perusahaan hanya melaporkan saja pada SPT masa bahwa pembayaran untuk PPh pasal 29 adalah nihil.
80
Tabel 4.2. Laba Rugi per 31 Desember 2013 dan 2012 Setelah revisi PT. DIRGAPUTRA EKAPRATAMA Jl. Raya Banjarsugihan No. 7 Surabaya LAPORAN LABA (RUGI) PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 2013 2012 (Rp) (Rp) Penjualan 85.647.292.063 79.591.072.580 PPN 7.786.117.446 7.235.552.052 Penjualan Netto 77.861.174.617 72.355.520.528 Harga Pokok Penjualan 73.730.880.279 67.340.845.966 Laba Kotor 4.130.294.338 5.014.674.562 Biaya Operasional: Biaya Penjualan dan Pemasaran 4.679.334.436 3.490.895.019 Biaya Umum dan Administrasi 2.045.171.116 4.425.426.949 Laba Operasional (2.594.211.214) (2.901.647.406) Pendapatan di Luar Usaha 1.714.529.571 646.076.784 Beban Di Luar Usaha (2.955.713) (68.302.026) Laba Bersih Sebelum Pajak (882.637.356) (2.187.268.596) Pajak 33.319.597 16.150.757 Laba Bersih Setelah Pajak (849.317.759) (2.171.117.839) Dengan Demikian akan terlihat jumlah beban Pajak Pertambahan Nilai yang yang tersaji
4.2.4.
dalam tabel 4.2.
Penyerahan Barang Kena Pajak PT. Dirgaputra Ekapratama Surabaya. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya perusahaan melakukan
penjualan spare part kepada pembeli/konsumen, dengan Pajak Pertambahan Nilai yang sudah termasuk dalam harga jual tersebut. Penjualan merupakan pendapatan utama yang diperoleh dari penyerahan barang dagangan kepada
81
pelanggan sebesar total harga jual barang dagangan berikut dengan Pajak Pertambahan Nilai dalam bulan terjadinya penyerahan barang dagangan.
4.2.5.
Mekanisme
Pemungutan
Pajak
Pertambahan
Nilai
PT. Dirgaputra Ekapratama Surabaya. Setiap penyerahan Barang Kena Pajak oleh PT. Dirgaputra Ekapratama Surabaya, perusahaan membuat: 1.
Faktur pajak yang ditandatangani oleh Kepala Accounting dan surat setoran pajak (SSP) yang selalu dilampirkan dalam setiap penyerahan Barang Kena Pajak.
2.
Surat Setoran Pajak yang diisi dengan membubuhkan NPWP serta identitas, dan ditandatangani.
3.
Faktur pajak dibuat dalam rangkap 2 dengan peruntukan sebagai berikut : lembar kesatu untuk penerima/pembeli Barang Kena Pajak, lembar kedua untuk PT. Dirgaputra Ekapratama.
4.
Surat Setoran Pajak dibuat dalam rangkap 5 dengan peruntukkan sebagai berikut : lembar kesatu untuk rekanan, lembar kedua untuk KPPN melalui Bank atau Kantor Pos, lembar ketiga untuk rekanan yang dilampirkan pada SPT Masa PPN, lembar keempat untuk Bank Persepsi atau Kantor Pos, dan lembar kelima untuk BUMN yang dilampirkan pada SPT Masa PPN bagi Pemungut PPN.
82
Faktur pajak standar yang didapatkan oleh penulis dari perusahaan tidak mengalami kecacatan karena sudah terisi lengkap, walaupun jumlah faktur pajak yang dibuat PT. Dirgaputra Ekapratama hanya rangkap 2 (dua).
4.2.6.
Perhitungan
Pajak
Pertambahan
Nilai
PT.
Dirgaputra
Ekapratama Surabaya. a. Pajak Masukan PT. Dirgaputra Ekapratama Surabaya yang merupakan Pengusaha Kena Pajak telah menggunakan Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan sesuai Pasal 9 ayat (7) Undang-undang PPN. Pajak masukan dijadikan kredit pajak untuk memperhitungkan sisa pajak yang terutang pada saat pembelian barang atau Jasa Kena Pajak dalam masa pajak. b. Pajak Keluaran Pajak Keluaran yang dipungut oleh PT. Dirgaputra Ekapratama Surabaya ketika melakukan penyerahan Barang Kena Pajak. Pajak keluaran dihitung dengan cara mengalikan tarif 10% (sepuluh persen) dengan Dasar Pengenaan Pajak.
4.2.7. Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai PT. Dirgaputra Ekapratama Surabaya. Perusahaan telah menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai sesuai Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) nomor 42 Tahun 2009 pasal 15A sebagai berikut:
83
1. Pajak Pertambahan Nilai dan dilakukan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak dan sebelum Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai disampaikan. 2. Pajak Pertambahan Nilai yang dihitung sendiri melalui pengkreditan Pajak Masukan dan Pajak Keluaran., yang disetor adalah selisih Pajak Masukan dan Pajak Keluaran, bila Pajak Masukan lebih kecil dari Pajak Keluaran. 3. Pajaknya melalui Kantor Pos dan Giro, serta Bank. 4. Pajak Pertambahan Nilai menggunakan formulir Surat Setoran Pajak (SSP) yang tersedia di Kantor-kantor Pelayanan Pajak dan Kantor-kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) di seluruh Indonesia.
4.3. INTERPRETASI PT. Dirgaputra Ekapratama sebagai Pengusaha Kena Pajak secara administrasi sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor 85/PMK.03/2012, namun dalam perhitungan laba rugi terdapat kesalahan dalam pencatatan hasil penjualan dicatat sebesar nilai penjualan ditambah Pajak Pertambahan Nilai, yang seharusnya Pajak Pertambahan Nilai mengurangi hasil penjualan sehingga diperoleh laporan laba rugi yang benar seperti yang tersaji pada tabel 4.2.