BAB
IV
PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
4.1. Penyajian Data 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan CV. Xpress Clean Bersaudara adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pada umumnya. Jasa yang diberikan khususnya berupa jasa laundry dan dry clean. CV. Xpress Clean Bersaudara berdiri pada tahun 1995 dengan akta pendirian awal tertanggal 21 agustus 1995 dihadapan notaris Maria Martha Lomanto, SH. merupakan salah satu perusahaan yang membidik segmentasi pada tingkat pasar menengah keatas. Dengan fasilitas yang lengkap dan modern serta telah memenuhi standar laundry pada umumnya CV. Xpress Clean Bersaudara berupaya memberikan pelayanan yang terbaik kepada setiap pelanggan. Pelayanan yang diberikan juga terus ditingkatkan. Dengan terus meningkatnya tingkat pelayanan mutu jasa serta tingkat penjualan, perusahaan dapat pula meningkatkan tingkat loyalitas pelanggan. CV. Xpress Clean Bersaudara adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa laundry dan telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. Bagi setiap perusahaan yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak atas penyerahannya wajib memungut Pajak Pertambahan Nilai. Pajak Pertambahan Nilai yang telah dipungut dinamakan dengan Pajak Keluaran. Bila perusahaan melakukan pembelian terhadap barang kena pajak maka akan dikenakan Pajak Pertambahan Nilai masukan dari dasar pengenaan pajak barang tersebut. Pajak
60
61
Masukan yang telah dibayar dari transaksi pembelian tersebut kemudian akan dikreditkan dengan Pajak Keluaran yang telah dipungut. Apabila nilai Pajak Keluaran lebih besar dari Pajak Masukan maka atas selisih ini wajib disetor ke kas negara setiap masa pajaknya. Sebaliknya jika Pajak Masukan lebih besar dari Pajak Keluaran maka atas kelebihan Pajak Pertambahan Nilai ini dapat dikompensasikan ke masa pajak berikutnya. CV. Xpress Clean Bersaudara memutuskan untuk menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan pajak masukan dengan kategori Pengusaha Kena Pajak yang peredaran usahanya tidak melebihi jumlah tertentu maka jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dengan Pajak Keluaran adalah sebesar 60% dari Pajak Keluaran atau 6% dari jumlah peredaran usaha selama satu bulan. Sehingga jumlah Pajak Pertambahan Nilai yang harus disetor oleh CV. Xpress Clean Bersaudara ke kas negara adalah sebesar 4% dari peredaran usaha selama satu bulan.
4.1.2. Struktur Organisasi Bagi perusahaan struktur organisasi sangatlah penting, karena didalam struktur organisasi digambarkan pembagian tugas, tanggung jawab, wewenang serta hubungan antar bagiannya. Sedang yang dimaksud dengan struktur organisasi yang baik adalah struktur organisasi di mana karyawan tersebut mengetahui dengan jelas tugas dan tanggung jawabnya sendiri-sendiri, sehingga tidak akan terjadi kesimpangsiuran dalam melaksanakan tugas masing-masing bagian. Secara umum yang dimaksud dengan organisasi adalah sistem saling
62
mempengaruhi antar orang dalam kelompok kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Bentuk struktur organisasi tergantung besar kecilnya perusahaan bagaimanapun juga bentuk struktur organisasi itu perlu ditetapkan atau dipilih terlebih dahulu, agar tujuan perusahaan lebih efektif dan efisien. Dengan adanya struktur organisasi akan lebih jelas pembagian kerja dan tanggung jawabnya. Hal ini akan memudahkan dalam menentukan dan mengarahkan serta mengontrol pelaksanaan kegiatan-kegiatan suatu perusahaan dan apakah tujuan yang telah ditentukan semua tercapai atau tidak. Dalam pencapaian tujuan perusahaan harus melakukan aktivitas pekerjaan dan kumpulan aktivitas ini dilaksanakan orang-orang yang menjadi anggota organisasi, agar anggota organisasi mengetahui tugasnya maka harus diadakan pengorganisasian. Pengorganisasian dapat dilaksanakan dimana pekerjaan dapat dibagi-bagi dan merupakan sekumpulan tugas-tugas yang kemudian orang-orang ditugaskan untuk melaksanakannya. Berdasarkan penelitian pada CV. Xpress Clean Bersaudara maka struktur organisasi dan uraian tugas masing-masing bagian adalah sebagai berikut :
63
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Direktur
Kepala Staff Keuangan
Staff Administrasi
Staff Tax
Kepala Staff Produksi
Kasir
Washer
Setrika
Pressing
Packing
Sumber data : CV. Xpress Clean Bersaudara 1. Direktur Direktur mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : a. Menangani dan bertanggung jawab keluar maupun ke dalam perusahaan. b. Mengambil inisiatif dan kebijaksanaan dalam perusahaan. c. Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan operasi perusahaan. d. Mencari ide-ide baru dalam perkembangan perusahaan. 2. Kepala Staff Keuangan Kepala Staff Keuangan bertanggung jawab atas kegiatan pencatatan transaksi, pengolahan data, dan penyusunan laporan keuangan. Bagian ini merupakan pusat pengolahan data dengan komputer. Bagian keuangan, bertanggung jawab atas hal-hal yang berhubungan dengan keuangan perusahaan, antara lain merencanakan dan mengawasi arus dana perusahaan yang diperlukan untuk membiayai aktivitas perusahaan serta membayar gaji karyawan.
64
3. Staff Administrasi Staff Administrasi mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : a.
Menata uang masuk dan uang keluar sehingga tidak terjadi kemacetan keuangan bagi perusahaan dalam pelaksanaan setiap transaksi dalam perusahaan.
b.
Membuat laporan kas bank.
c.
Menyusun daftar penerimaan dan pengeluaran kas setiap hari untuk diserahkan pada pemegang buku perusahaan agar dapat dibukukan.
d.
Memeriksa dan menyortir semua dokumen-dokumen keuangan yang diterima untuk dibukukan.
e.
Mencatat transaksi-transaksi ke dalam buku harian, jurnal dan buku besar.
f.
Menyusun dan menyimpan dokumen perusahaan.
4. Staff Tax Staff Tax mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : a.
Melaksanakan
semua
kewajiban
perpajakan
perusahaan
seperti
menghitung, menyetorkan dan melaporkan pajak terutang dalam Surat Pemberitahuan Masa dan Surat Pemberitahuan Tahunan b.
Menyusun dan menyimpan semua dokumen yang berhubungan dengan perpajakan.
5. Kasir Kasir mempunyai tugas menerima daftar penerimaan kas, bukti kas masuk, bukti kas keluar, memegang uang kas, menerima dan mengeluarkan uang.
65
6. Kepala Staff Produksi Mengawasi seluruh aktifitas produksi dalam pelaksanaan jasa laundry dari mulai pencucian, setrika, pressing dan pengepakan. 7. Washer Bertugas melakukan pencucian dan pengeringan pakaian, celana dan lain-lain 8. Setrika Bertugas melakukan menyetrika pakaian, celana dan lain-lain 9. Pressing Bertugas melakukan pressing pada pakaian, celana dan lain-lain yang lebih halus 10. Packing Bertugas membungkus semua pakaian, celana dan lain-lain yang sudah selesai di-laundry.
4.2. Analisis data 4.2.1. Pajak Pertambahan Nilai Setiap Pengusaha yang menjalankan usahanya di Indonesia apabila telah memenuhi syarat subyektif dan obyektif serta telah melakukan penyerahan yang dikenai Pajak Pertambahan Nilai menurut Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai Nomor 42 tahun 2009 wajib melaporkan usahanya pada Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan, dan/atau tempat kegiatan usaha untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak. Setiap Pengusaha yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak
66
mempunyai kewajiban untuk melakukan pemungutan, penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai. CV. Xpress Clean Bersaudara telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak sejak tanggal 15 Januari 1996. Terhitung tanggal tersebut perusahaan telah memperoleh kewajiban untuk melakukan pemungutan, penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilainya. Sampai saat ini sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) CV. Xpress Clean Bersaudara melaksanakan hal-hal sebagai berikut : 1. Memungut PPN sebesar 10% atas penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP). 2. Membuat faktur pajak atau faktur penjualan pada setiap penyerahan Jasa Kena Pajak serta menyimpan faktur pajak dengan teratur. 3. Menyetorkan pajak terutang kepada kas Negara. 4. Melaporkan perhitungan pajak dengan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai. 5. Melaksanakan pencatatan dalam pembukuan atas penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP). Pelaporan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) yang dilakukan CV. Xpress Clean Bersaudara adalah dengan menggunakan formulir SPT Masa PPN 1111 DM dalam bentuk data elektronik atau yang biasa disebut dengan e-SPT Masa PPN 1111 DM. Formulir SPT Masa PPN 1111 DM hanya digunakan oleh Pengusaha Kena Pajak yang mekanisme pengkreditan Pajak Masukannya menggunakan Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.03/2010 tentang Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan bagi Pengusaha Kena Pajak
67
yang mempunyai peredaran usaha tidak melebihi jumlah tertentu dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.03/2010 tentang Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan bagi Pengusaha Kena Pajak yang melakukan kegiatan usaha. Sedangkan Pengusaha Kena Pajak yang menggunakan mekanisme umum yaitu dengan mengurangkan atau mengkreditkan pajak masukan dalam suatu masa dengan pajak keluaran dalam masa pajak yang sama, SPT Masa PPN yang digunakan adalah formulir SPT Masa PPN 1111. SPT Masa PPN 1111 DM dalam bentuk data elektronik wajib digunakan oleh Pengusaha Kena Pajak yang menerbitkan faktur pajak dalam jumlah lebih dari 25 dokumen dalam satu masa pajak. Sedangkan bagi Pengusaha Kena Pajak yang menerbitkan faktur pajak kurang dari 25 dokumen dalam satu masa pajak dapat menggunakan SPT Masa PPN 1111 DM dalam bentuk formulir kertas. Sebagai perwujudan self assessment system , penghitungan dan pelaporan PPN untuk setiap masa pajak mutlak dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak. Kelalaian dalam memenuhi kewajiban perpajakan ini akan memberikan dampak negatif bagi negara yaitu berkurangnya pemasukan ke kas negara. Dampak yang akan diterima perusahaan akibat kelalaian tersebut, perusahaan akan mengalami kerugian karena harus membayar sanksi baik berupa denda, bunga, bahkan kenaikan. CV. Xpress Clean Bersaudara telah berusaha melakukan penghitungan, penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penghitungan, penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai telah dilakukan dengan sebaik mungkin guna memenuhi
68
kewajiban perpajakan dan ikut membantu negara dalam melaksanakan pembangunan. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan resiko terjadinya kesalahan dalam penghitungan, penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai agar tidak ada sanksi yang akan memberatkan dikemudian hari. Gambar 4.2 SPT Masa PPN 1111 DM dalam bentuk data elektronik bagian I
69
Gambar diatas menunjukkan program e-SPT Masa PPN 1111 DM yang digunakan CV. Xpress Clean Bersaudara untuk pelaporan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai. Gambar tersebut adalah proses pengisian keterangan pada bagian I SPT Induk yaitu pengisian jumlah penyerahan jasa kena pajak pada masa pajak Januari 2012. Gambar 4.3 SPT Masa PPN 1111 DM dalam bentuk data elektronik bagian II
70
Gambar diatas adalah program e-SPT PPN 1111 DM Bagian II (A-E) pada SPT Induk. Pada bagian tersebut merupakan proses perhitungan Pajak Pertambahan Nilai terutang secara otomatis yang dilakukan oleh program e-SPT PPN 1111 DM. 4.2.2. Penghitungan Pajak Pertambahan Nilai terutang Perhitungan besarnya Pajak Pertambahan Nilai yang lebih bayar atau yang kurang bayar dapat dihitung berdasarkan data-data Pajak Keluaran dan Pajak Masukan. Apabila Pajak Keluaran lebih besar daripada Pajak Masukan, maka Pajak Pertambahan Nilai Kurang Bayar yang berarti perusahaan berkewajiban membayar kekurangan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai kepada Kas Negara. Sedangkan, apabila Pajak Keluaran lebih kecil daripada Pajak Masukan, maka Pajak Pertambahan Nilai lebih bayar yang berarti perusahaan berhak menentukan apakah
kelebihan
pembayaran
pajak
tersebut
akan
direstitusi
ataupun
dikompensasikan. Pajak Keluaran dikenakan pada saat perusahaan melakukan penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP). Atas penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) tersebut perusahaan melakukan pemungutan Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10% dari Nilai Penggantian Jasa Kena Pajak (JKP) tersebut. Perusahaan
memilih
untuk
menggunakan
Pedoman
Penghitungan
Pengkreditan Pajak Masukan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.03/2010. Pajak Masukan yang dapat dikreditkan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.03/2010 adalah sebesar 60% dari Pajak Keluaran selama satu bulan. Pengusaha Kena Pajak yang memilih menggunakan
71
pedoman tersebut tidak dapat membebankan Pajak Pertambahan Nilai yang telah dibayar atas perolehan Barang Kena Pajak. Daftar jumlah keseluruhan pendapatan yang diterima perusahaan sebagai dasar penghitungan Pajak Pertambahan Nilai terutang adalah seperti dalam tabel dibawah ini : Tabel 4.1 Rekapitulasi Jumlah Pendapatan, Pajak Keluaran, dan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan Tahun 2011 Pajak Masukan Yang Dapat Dikreditkan
Jumlah No. Masa Pajak Pendapatan
Pajak Keluaran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
25.059.120 26.033.600 26.040.800 24.592.500 25.180.000 24.836.700 25.823.000 22.512.000 39.249.000 42.444.500 44.233.000 40.500.000
2.505.912 2.603.360 2.604.080 2.459.250 2.518.000 2.483.670 2.582.300 2.251.200 3.924.900 4.244.450 4.423.300 4.050.000
1.503.547 1.562.016 1.562.448 1.475.550 1.510.800 1.490.202 1.549.380 1.350.720 2.354.940 2.546.670 2.653.980 2.430.000
366.504.220
36.650.422
21.990.253
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
Sumber data : CV. Xpress Clean Bersaudara Dalam data tersebut diatas CV. Xpress Clean Bersaudara tahun 2011 tercantum jumlah pendapatan jasa sebesar Rp. 366.504.220. Jumlah Pajak Keluaran yang telah dipungut adalah sebesar Rp. 36.650.422 yaitu 10% dari Jumlah Pendapatan. Sedangkan jumlah Pajak Masukan Yang Dapat Dikreditkan adalah sebesar 60% dari Pajak Keluaran atau sama dengan Rp. 21.990.253.
72
Tabel 4.2 Rekapitulasi Jumlah Pendapatan, Pajak Keluaran, dan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan Tahun 2012 Pajak Masukan Yang Dapat Dikreditkan
Jumlah No. Masa Pajak Pendapatan
Pajak Keluaran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
41.327.100 40.175.000 40.661.000 41.351.340 40.671.800 39.531.600 41.920.690 39.485.100 40.539.800 42.638.280 38.620.210 39.822.600
4.132.710 4.017.500 4.066.100 4.135.134 4.067.180 3.953.160 4.192.069 3.948.510 4.053.980 4.263.828 3.862.021 3.982.260
2.479.626 2.410.500 2.439.660 2.481.080 2.440.308 2.371.896 2.515.241 2.369.106 2.432.388 2.558.296 2.317.213 2.389.356
486.744.520
48.674.452
29.204.670
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
Sumber data : CV. Xpress Clean Bersaudara Dalam data tersebut diatas CV. Xpress Clean Bersaudara tahun 2012 tercantum jumlah pendapatan jasa sebesar Rp. 486.744.520. Jumlah Pajak Keluaran yang telah dipungut adalah sebesar Rp. 48.674.452 yaitu 10% dari Jumlah Pendapatan. Sedangkan jumlah Pajak Masukan Yang Dapat Dikreditkan adalah sebesar 60% dari Pajak Keluaran atau sama dengan Rp. 29.204.670.
73
4.3. Interpretasi 4.3.1. Penghitungan Pajak Pertambahan Nilai Terutang Penghitungan Pajak Pertambahan Nilai terutang dihitung dengan mengurangkan Pajak Keluaran dengan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dalam masa pajak yang sama. Apabila jumlah Pajak Keluaran lebih besar dari Pajak Masukan maka atas kelebihan Pajak Keluaran tersebut harus disetorkan ke kas negara oleh CV. Xpress Clean Bersaudara. Sebaliknya, Apabila jumlah Pajak Masukan lebih besar dari Pajak Keluaran maka atas kelebihan Pajak Masukan tersebut dapat dikompensasikan ke masa pajak berikutnya atau dapat dimintakan restitusi.
4.3.1.1. Dasar Pengenaan Pajak Berdasarkan data yang penulis peroleh dari perusahaan serta tinjauan pustaka yang penulis paparkan pada Bab II, dasar pengenaan pajak yang dijadikan dasar dalam penghitungan Pajak Pertambahan Nilai terhadap Barang Kena Pajak oleh CV. Xpress Clean Bersaudara sudah sesuai dengan dasar pengenaan pajak yang ada. Dasar pengenaan pajak yang dipakai adalah nilai penggantian, yaitu nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh pengusaha karena penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Jasa Kena Pajak, atau ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud, tetapi tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut menurut Undang-Undang PPN dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak atau nilai berupa uang yang dibayar atau seharusnya dibayar oleh Penerima Jasa karena pemanfaatan Jasa Kena Pajak
74
dan/atau oleh penerima manfaat Barang Kena Pajak Tidak Berwujud karena pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean Pajak.
4.3.1.2. Pajak Keluaran Pajak Keluaran dihitung dengan mengalikan tarif Pajak Pertambahan Nilai berdasarkan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 pasal 7 yaitu sebesar 10% (sepuluh persen) dari Dasar Pengenaan Pajak. Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Keluaran tersebut telah dilakukan dengan baik oleh CV. Xpress Clean Bersaudara kepada konsumen atas penyerahan jasa laundry sebagai salah satu pemenuhan kewajiban perpajakan khususnya kewajiban Pajak Pertambahan Nilai
4.3.1.3. Mekanisme Pengkreditan Pajak Masukan Mekanisme umum Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah Pengusaha Kena Pajak (PKP) mengurangkan atau mengkreditkan pajak masukan dalam suatu masa dengan pajak keluaran dalam masa pajak yang sama. Namun demikian Undang-undang PPN juga membuat ketentuan tentang mekanisme pengkreditan lain selain mekanisme umum. Mekanisme ini disebut Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan. Dengan mekanisme ini, ditentukan besarnya pajak masukan yang dapat dikreditkan berdasarkan persentase terhadap pajak keluaran. Ada dua macam pedoman pengkreditan yang ditetapkan Pemerintah yaitu, peredaran usaha tidak melebihi jumlah tertentu yang diatur dengan Peraturan
75
Menteri Keuangan nomor 74/PMK.03/2010 tanggal 31 Maret 2010 dan kegiatan usaha tertentu yang diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor 79/PMK.03/2010 tanggal 5 April 2010 seperti yang penulis uraikan dalam bab II. CV. Xpress Clean Bersaudara memilih untuk menggunakan Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan nomor 74/PMK.03/2010 sejak awal tahun 2011. Jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan adalah sebesar 60% dari Pajak Keluaran dalam satu bulan. Langkah yang diambil Perusahaan sudah tepat, karena perhitungan tersebut lebih praktis dan mudah untuk menghitung besarnya Pajak Pertambahan Nilai yang harus disetor dan dilaporkan kepada negara melalui Kantor Pelayanan Pajak tempat perusahaan terdaftar. Bagi Pengusaha Kena Pajak yang memilih menggunakan Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan tidak dapat membebankan Pajak Pertambahan Nilai atas perolehan Barang Kena Pajak / Jasa Kena Pajak. Pembelian bahan-bahan pembantu untuk pelaksanaan proses laundry yang dilakukan oleh CV. Xpress Clean Bersaudara tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai karena bahan-bahan tersebut dibeli dari bukan Pengusaha Kena Pajak.
76
Tabel 4.3 Rekapitulasi Pembelian Tahun 2011 dan Tahun 2012 Bulan
Tahun 2011
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
Tahun 2012
4.208.911 2.564.894 3.462.977 3.827.757 3.907.570 3.431.148 2.671.890 3.436.460 4.457.532 4.104.130 3.348.010 5.660.940
12.084.010 20.139.590 3.698.060 3.868.640 3.526.500 3.964.800 3.777.000 14.983.350 1.503.000 4.714.200 1.913.000 9.513.200
45.082.219
83.685.350
Sumber data : CV. Xpress Clean Bersaudara
4.3.1.4. Pajak Pertambahan Nilai Terutang Berdasarkan Pembahasan tentang Dasar Pengenaan Pajak, Pajak Keluaran, dan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan yang diterapkan oleh CV. Xpress Clean Bersaudara tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa cara yang digunakan CV. Xpress Clean Bersaudara untuk menghitung besarnya Pajak Pertambahan Nilai yang terutang adalah sebagai berikut : Dasar Pengenaan Pajak ( Omzet / Peredaran Usaha ) Pajak Keluaran Pajak Masukan yang dapat dikreditkan PPN Terutang
=
Rp. XXX
=
Rp. XXX
( 10% X DPP )
=
Rp. XXX Rp. XXX
( 60% X Pajak Keluaran )
77
Sebagai perwujudan self assessment system, penghitungan Pajak Pertambahan Nilai terutang dilakukan sendiri oleh CV. Xpress Clean Bersaudara pada setiap masa pajak. Penghitungan Pajak Pertambahan Nilai terutang atau Pajak Pertambahan Nilai yang harus disetor ke Kas Negara Bulan Januari 2012 adalah sebagai berikut : Dasar Pengenaan Pajak ( Omzet / Peredaran Usaha ) Pajak Keluaran Pajak Masukan yang dapat dikreditkan PPN Terutang
=
41.327.100
=
4.132.710
( 10% X DPP )
=
2.479.626 1.653.084
( 60% X Pajak Keluaran )
Penghitungan Pajak Pertambahan Nilai terutang yang dilakukan oleh CV. Xpress Clean Bersaudara sudah sesuai dengan peraturan perundang-udangan yang berlaku dan sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor 74/PMK.03/2010. Penghitungan Pajak Pertambahan Nilai terutang yang tepat dapat mengurangi resiko kerugian yang dialami negara atas pendapatan dari sektor pajak. Pencatatan pada saat penyetoran Pajak Pertambahan Nilai terutang masa pajak Januari 2012 pada tanggal 23 Februari 2012 yang dilakukan oleh CV. Xpress Clean Bersaudara adalah sebagai berikut : Hutang PPN Bank
Rp. 1.653.084,00 Rp. 1.653.084,00
78
Prosedur pembukuan yang dilakukan CV. Xpress Clean Bersaudara berkaitan dengan pembukuan Pajak Pertambahan Nilai adalah Penyerahan jasa laundry dan penyetoran Pajak Pertambahan Nilai terutang. Pencatatan dilakukan pada saat penyerahan jasa laundry dan penyetoran Pajak Pertambahan Nilai terutang. Pencatatan pada saat penyerahan jasa laundry : Pada tanggal 2 Januari 2012 CV. Xpress Clean Bersaudara menerima pembayaran dari Bapak Slamet atas jasa laundry sebesar Rp. 158.000,00 secara tunai. Pembayaran tersebut sudah termasuk PPN 10%. Jurnal atas transaksi tersebut adalah sebagai berikut : Kas
Rp. 158.000,00 PPN Keluaran
Rp. 14.364,00
Pendapatan jasa
Rp. 143.636,00
79
Tabel 4.4 Rekapitulasi Jumlah Pendapatan, Pajak Keluaran, dan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan serta PPN yang kurang dibayar Tahun 2011 Pajak Masukan PPN Kurang Yang Dapat Bayar Dikreditkan
Jumlah No. Masa Pajak Pendapatan
Pajak Keluaran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
25.059.120 26.033.600 26.040.800 24.592.500 25.180.000 24.836.700 25.823.000 22.512.000 39.249.000 42.444.500 44.233.000 40.500.000
2.505.912 2.603.360 2.604.080 2.459.250 2.518.000 2.483.670 2.582.300 2.251.200 3.924.900 4.244.450 4.423.300 4.050.000
1.503.547 1.562.016 1.562.448 1.475.550 1.510.800 1.490.202 1.549.380 1.350.720 2.354.940 2.546.670 2.653.980 2.430.000
1.002.365 1.041.344 1.041.632 983.700 1.007.200 993.468 1.032.920 900.480 1.569.960 1.697.780 1.769.320 1.620.000
366.504.220
36.650.422
21.990.253
14.660.169
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
Sumber data : Olahan Penulis Dalam data tersebut diatas CV. Xpress Clean Bersaudara tahun 2011 tercantum jumlah pendapatan jasa sebesar Rp. 366.504.220. Jumlah Pajak Keluaran yang telah dipungut adalah sebesar Rp. 36.650.422. Sedangkan jumlah Pajak Masukan Yang Dapat Dikreditkan adalah sebesar Rp. 21.990.253. Dari jumlah Pajak Keluaran dan jumlah Pajak Masukan tersebut maka jumlah PPN Kurang Bayar atau PPN yang harus disetor ke Kas Negara adalah sebesar Rp. 14.660.169. Selisih antara Pajak Pertambahan Nilai yang telah dipungut dengan Pajak Pertambahan Nilai yang disetor ke Kas Negara menjadi pendapatan lain-lain bagi CV. Xpress Clean Bersaudara yaitu sebesar Rp. 36.650.422 - Rp. 14.660.169 = Rp. 21.990.253.
80
Tabel 4.5 Rekapitulasi Jumlah Pendapatan, Pajak Keluaran, dan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan serta PPN yang kurang dibayar Tahun 2012 Pajak Masukan PPN Kurang Yang Dapat Bayar Dikreditkan
Jumlah No. Masa Pajak Pendapatan
Pajak Keluaran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
41.327.100 40.175.000 40.661.000 41.351.340 40.671.800 39.531.600 41.920.690 39.485.100 40.539.800 42.638.280 38.620.210 39.822.600
4.132.710 4.017.500 4.066.100 4.135.134 4.067.180 3.953.160 4.192.069 3.948.510 4.053.980 4.263.828 3.862.021 3.982.260
2.479.626 2.410.500 2.439.660 2.481.080 2.440.308 2.371.896 2.515.241 2.369.106 2.432.388 2.558.296 2.317.213 2.389.356
1.653.084 1.607.000 1.626.440 1.654.054 1.626.872 1.581.264 1.676.828 1.579.404 1.621.592 1.705.532 1.544.808 1.592.904
486.744.520
48.674.452
29.204.670
19.469.782
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
Sumber data : Olahan Penulis Dalam data tersebut diatas CV. Xpress Clean Bersaudara tahun 2012 tercantum jumlah pendapatan jasa sebesar Rp. 486.744.520. Jumlah Pajak Keluaran yang telah dipungut adalah sebesar Rp. 48.674.452. Sedangkan jumlah Pajak Masukan Yang Dapat Dikreditkan adalah sebesar Rp. 29.204.670. Dari jumlah Pajak Keluaran dan jumlah Pajak Masukan tersebut maka jumlah PPN Kurang Bayar atau PPN yang harus disetor ke Kas Negara adalah sebesar Rp. 19.469.782. Selisih antara Pajak Pertambahan Nilai yang telah dipungut dengan Pajak Pertambahan Nilai yang disetor ke Kas Negara menjadi pendapatan lain-lain bagi CV. Xpress Clean Bersaudara yaitu sebesar Rp. 48.674.452 - Rp. 19.469.782 = Rp. 29.204.670.
81
4.3.2. Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai Pajak Pertambahan Nilai yang terutang selama satu Masa Pajak harus disetor paling lama akhir bulan berikutnya atau sebelum Surat Pemberitahuan Masa PPN disampaikan. Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai terutang dilakukan dengan mengisi Surat Setoran Pajak kemudian disetor ke kas negara melalui Bank Persepsi atau tempat pembayaran lainnya yang telah ditunjuk oleh Menteri Keuangan. Penyetoran yang dilakukan secara tepat waktu dan tidak terlambat dapat menghindarkan sangsi perpajakan. Sangsi yang akan diberikan apabila wajib pajak melakukan keterlambatan penyetoran Pajak Pertambahan Nilai terutang adalah berupa denda sebesar 2% per bulan atas keterlambatan tersebut. Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai terutang yang dilakukan oleh CV. Xpress Clean Bersaudara selama tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 tidak mengalami keterlambatan dan sudah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai Pasal 15 A ayat (1). Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai terutang dilakukan melalui Bank Persepsi yang telah ditunjuk oleh Menteri Keuangan.
82
Tabel 4.6 Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai CV. Xpress Clean Bersaudara tahun 2011 Masa Pajak Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
Tanggal Penyetoran 24-Feb-11 28-Mar-11 26-Apr-11 26-Mei-11 24-Jun-11 27-Jul-11 22-Agust-11 19-Sep-11 25-Okt-11 25-Nop-11 20-Des-11 27-Jan-12
Denda -
Sumber data : Olahan Penulis Dapat dilihat bahwa selama tahun 2011 CV. Xpress Clean Bersaudara tidak pernah terlambat dalam melakukan penyetoran PPN terutang. Hal ini dapat menghindarkan sangsi perpajakan berupa denda atas keterlambatan penyetoran PPN terutang.
83
Tabel 4.7 Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai CV. Xpress Clean Bersaudara tahun 2012 Masa Pajak Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
Tanggal Penyetoran 23-Feb-12 16-Mar-12 17-Apr-12 16-Mei-12 18-Jun-12 18-Jul-12 14-Agust-12 07-Sep-12 17-Okt-12 19-Nop-12 18-Des-12 16-Jan-13
Denda -
Sumber data : Olahan Penulis Dapat dilihat bahwa selama tahun 2012 CV. Xpress Clean Bersaudara tidak pernah terlambat dalam melakukan penyetoran Pajak Pertambahan Nilai terutang. Hal ini dapat menghindarkan sangsi perpajakan berupa denda atas keterlambatan penyetoran Pajak Pertambahan Nilai terutang.
4.3.3. Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai Pengusaha Kena Pajak wajib melaporkan Pajak Pertambahan Nilai yang telah disetor dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai. Batas akhir pelaporan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai adalah pada akhir bulan berikutnya. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan keterlambatan pelaporan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai akan dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp. 500.000,00 untuk setiap Masa Pajak.
84
Pelaporan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai CV. Xpress Clean Bersaudara menggunakan formulir 1111 DM. Formulir ini hanya digunakan
oleh
Pengusaha
Kena
Pajak
yang
menggunakan
Pedoman
Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan. Formulir 1111 DM terdiri dari 3 lembar formulir yang harus diisi yaitu formulir 1111 DM, 1111 A DM, dan 1111 R DM. Formulir 1111 DM adalah formulir induk yang wajib dilampirkan pada saat pelaporan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai. Formulir 1111 A DM adalah daftar Pajak Keluaran atas penyerahan dalam negeri dengan Faktur Pajak, apabila tidak ada penyerahan dalam negeri dengan faktur pajak maka formulir ini tidak perlu dilampirkan. Formulir 1111 R DM adalah daftar pengembalian Barang Kena Pajak atau Pembatalan Jasa Kena Pajak, apabila tidak ada pengembalian Barang Kena Pajak atau Pembatalan Jasa Kena Pajak maka formulir ini tidak perlu dilampirkan. CV. Xpress Clean Bersaudara sebagai Pengusaha Kena Pajak telah melaporkan semua Surat Pembertahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai pada setiap masa pajak secara tepat waktu dan tidak mengalami keterlambatan. Hal ini sudah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai Pasal 15 A ayat (2) dimana batas akhir pelaporan Surat Pembertahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai adalah akhir bulan berikutnya.
85
Tabel 4.8 Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai CV. Xpress Clean Bersaudara tahun 2011 Masa Pajak Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
Tanggal Pelaporan 25-Feb-11 29-Mar-11 27-Apr-11 27-Mei-11 27-Jun-11 28-Jul-11 23-Agust-11 20-Sep-11 26-Okt-11 28-Nop-11 21-Des-11 30-Jan-12
Denda -
Sumber data : Olahan Penulis Dapat dilihat bahwa selama tahun 2011 CV. Xpress Clean Bersaudara tidak pernah terlambat dalam melakukan pelaporan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai. Hal ini dapat menghindarkan sangsi perpajakan berupa denda atas keterlambatan pelaporan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai.
86
Tabel 4.9 Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai CV. Xpress Clean Bersaudara tahun 2012 Masa Pajak Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
Tanggal Pelaporan 24-Feb-12 19-Mar-12 18-Apr-12 17-Mei-12 19-Jun-12 19-Jul-12 15-Agust-12 10-Sep-12 18-Okt-12 20-Nop-12 19-Des-12 17-Jan-13
Denda -
Sumber data : Olahan Penulis Dapat dilihat bahwa selama tahun 20112 CV. Xpress Clean Bersaudara tidak pernah terlambat dalam melakukan pelaporan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai. Hal ini dapat menghindarkan sangsi perpajakan berupa denda atas keterlambatan pelaporan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai.
87
Gambar 4.4 SPT Masa PPN CV. Xpress Clean Bersaudara Masa Pajak Januari 2012
88
Gambar tersebut diatas adalah contoh pengisian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai CV. Xpress Clean Bersaudara masa pajak Januari 2012 dalam bentuk data elektronik atau e-SPT.
4.3.4. Penerapan Pedoman Pengkreditan Pajak Masukan Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan nomor 74/PMK.03/2010 hanya boleh digunakan bagi Pengusaha Kena Pajak yang mempunyai peredaran usaha tidak lebih dari Rp 1.800.000.000,00 (satu miliar delapan ratus juta rupiah) untuk setiap satu tahun buku atau Pengusaha Kena Pajak yang baru dikukuhkan. Pedoman ini memberikan kemudahan bagi Pengusaha Kena Pajak dalam penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai. Rumus penghitungan Pajak Pertambahan Nilai terutang yang sangat sederhana sangat mudah untuk dipahami. Data yang diperlukan dalam proses penghitungan Pajak Pertambahan Nilai terutang adalah jumlah pendapatan dan jumlah pajak keluaran selama satu bulan. Sedangkan jika menggunakan mekanisme umum pengkreditan pajak masukan, data yang diperlukan adalah jumlah pendapatan, jumlah pajak keluaran, jumlah pembelian, dan jumlah pajak masukan selama satu bulan. Pajak masukan pada mekanisme umum juga harus dipisahkan antara pajak masukan yang dapat dikreditkan dengan pajak masukan yang tidak dapat dikreditkan. Pajak keluarannya juga harus dipisahkan antara penjualan eceran dengan penjualan bukan eceran.
89
Pelaporan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dengan menggunakan pedoman tersebut maksimal hanya membutuhkan 3 lembar formulir yang harus diisi yaitu formulir 1111 DM, 1111 A DM, dan 1111 R DM. Formulir 1111 DM adalah formulir induk yang wajib dilampirkan pada saat pelaporan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai. Formulir 1111 A DM adalah daftar Pajak Keluaran atas penyerahan dalam negeri dengan Faktur Pajak, apabila tidak ada penyerahan dalam negeri dengan faktur pajak maka formulir ini tidak perlu dilampirkan. Formulir 1111 R DM adalah daftar pengembalian Barang Kena Pajak atau Pembatalan Jasa Kena Pajak, apabila tidak ada pengembalian Barang Kena Pajak atau Pembatalan Jasa Kena Pajak maka formulir ini tidak perlu dilampirkan. Sedangkan jika menggunakan mekanisme umum pengkreditan Pajak Masukan formulir yang digunakan adalah formulir 1111 diman formulir ini terdiri dari 7 macam formulir. Manfaat lain yang diperoleh CV. Xpress Clean Bersaudara dalam penggunaan Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan adalah adanya pendapatan lain yang diterima dari selisih antara Pajak Keluaran yang dipungut atas penyerahan Jasa Laundry dengan Pajak Pertambahan Nilai terutang atau yang telah disetor ke kas negara. Selisih ini adalah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan. Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dihitung menggunakan tarif yang telah ditetapkan oleh pemerintah sedangkan CV. Xpress Clean Bersaudara tidak membayar Pajak Pertambahan Nilai atas perolehan Barang Kena Pajak karena perolehan Barang Kena Pajak dibeli dari bukan Pengusaha Kena Pajak.
90
4.3.5. Pengaruh Penggunaan Pedoman Terhadap Laporan Laba Rugi Keputusan
perusahaan
untuk
memilih
menggunakan
pedoman
penghitungan pengkreditan pajak masukan memberikan pengaruh terhadap laporan laba rugi perusahaan. Pengaruh dari penggunaan pedoman tersebut adalah perusahaan memperoleh pendapatan diluar usaha atas selisih antara Pajak Pertambahan Nilai yang telah dipungut dengan Pajak Pertambahan Nilai yang disetor ke Kas Negara. Selisih tersebut oleh perusahaan diakui dalam laporan laba rugi sebagai selisih pajak masukan. Pengaruh dari penggunaan pedoman tersebut dapat dilihat dalam tabel laporan keuangan sebelum dan sesudah penggunaan pedoman tersebut. Penyusunan laporan laba rugi perusahaan masih ada sedikit kekeliruan. Perusahaan menampilkan harga pokok penjualan dalam laporan laba rugi yang seharusnya harga pokok penjualan itu diganti dengan pemakaian bahan. Gaji operator dan upah tenaga kerja cuci yang sebelumnya masuk ke dalam biaya operasional perusahaan seharusnya digabung menjadi upah tenaga kerja langsung. Kedua koreksi tersebut kemudian akan dimasukkan ke dalam biaya langsung perusahaan.
91
Tabel 4.10 Laporan Laba Rugi Tahun 2011 sebelum penggunaan pedoman CV. XPRESS CLEAN BERSAUDARA LAPORAN LABA / RUGI PERIODE : JANUARI S/D DESEMBER 2011 ( DALAM RUPIAH ) PENDAPATAN PENDAPATAN TAHUN 2011 HARGA POKOK PENJUALAN PERSEDIAAN AWAL PEMBELIAN PERSEDIAAN AKHIR PEMAKAIAN BAHAN PENOLONG BIAYA OPERASIONAL : GAJI OPERATOR UPAH TENAGA KERJA CUCI BIAYA LISTRIK BIAYA AIR BIAYA PENYUSUTAN
366.504.220,00 13.562.570,00 45.082.219,00 58.644.789,00 (10.097.792,67) 48.546.996,33 16.900.000,00 73.778.000,00 26.673.884,00 1.425.603,00 6.250.000,00 125.027.487,00
JUMLAH HPP …………………………. LABA BRUTO …………… BIAYA USAHA GAJI KARYAWAN BIAYA SUB AGEN BIAYA TELEPON BIAYA LISTRIK BIAYA AIR BIAYA KEPERLUAN KANTOR BIAYA SPAREPART KENDARAAN BIAYA BENSIN, PARKIR BIAYA IURAN BIAYA SEWA BANGUNAN BIAYA PBB BIAYA LAIN - LAIN BIAYA PENYUSUTAN JUMLAH BIAYA USAHA ……………. LABA (RUGI) NETO SEBELUM PAJAK
PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 BADAN LABA BERSIH SESUDAH PAJAK
(173.574.483,33) 192.929.736,67 78.000.000,00 46.265.231,00 4.389.186,00 4.707.156,00 251.577,00 3.376.700,00 1.754.500,00 16.441.000,00 2.700.000,00 11.000.000,00 2.282.230,00 3.332.030,00 8.093.750,00 (182.593.360,00) 10.336.376,67
(1.292.000,00) 9.044.376,67
92
Laporan laba rugi tahun 2011 sebelum penggunaan pedoman, perusahaan tidak memperoleh pendapatan atas selisih pajak masukan. Laba neto sebelum pajak yang diterima perusahaan adalah sebesar Rp. 10.336.376,67 dengan pajak penghasilan sebesar Rp. 1.292.000,00 sehingga laba neto setelah pajak perusahaan adalah Rp. 9.044.376,67. Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 25 Badan Tahun 2011 sebelum penggunaan pedoman adalah sebagai berikut :
Peredaran Bruto Tahun 2011
=
366.504.200,00
Penghasilan Kena Pajak
=
10.336.376,67
10.336.000,00 =
1.292.000,00
Pajak Penghasilan Terutang 50 % X 25 % X
Tarif yang digunakan untuk penghitungan Pajak Penghasilan terutang adalah tarif berdasarkan Pasal 31E karena peredaran bruto selama satu tahun pajak tidak melebihi Rp 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) sehingga memperoleh pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh persen).
93
Tabel 4.11 Laporan Laba Rugi Tahun 2011 setelah penggunaan pedoman CV. XPRESS CLEAN BERSAUDARA LAPORAN LABA / RUGI PERIODE : JANUARI S/D DESEMBER 2011 ( DALAM RUPIAH ) PENDAPATAN PENDAPATAN BIAYA LANGSUNG PEMAKAIAN BAHAN UPAH TENAGA KERJA LANGSUNG BIAYA LISTRIK BIAYA AIR BIAYA PENYUSUTAN
366.504.220,00 48.546.996,33 90.678.000,00 26.673.884,00 1.425.603,00 6.250.000,00
JUMLAH BIAYA LANGSUNG …………………………. LABA BRUTO …………… BIAYA USAHA GAJI KARYAWAN BIAYA SUB AGEN BIAYA TELEPON BIAYA LISTRIK BIAYA AIR BIAYA KEPERLUAN KANTOR BIAYA SPAREPART KENDARAAN BIAYA BENSIN, PARKIR BIAYA IURAN BIAYA SEWA BANGUNAN BIAYA PBB BIAYA LAIN - LAIN BIAYA PENYUSUTAN JUMLAH BIAYA USAHA ……………. LABA (RUGI) NETO SEBELUM PAJAK PENDAPATAN & BIAYA LAIN-LAIN SELISIH PPN MASUKAN 6% PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 BADAN LABA BERSIH SESUDAH PAJAK
(173.574.483,33) 192.929.736,67
78.000.000,00 46.265.231,00 4.389.186,00 4.707.156,00 251.577,00 3.376.700,00 1.754.500,00 16.441.000,00 2.700.000,00 11.000.000,00 2.282.230,00 3.332.030,00 8.093.750,00 (182.593.360,00) 10.336.376,67 21.990.253,00 32.326.629,67 (4.040.750,00) 28.285.879,67
94
Laporan laba rugi tahun 2011 setelah penggunaan pedoman, perusahaan memperoleh pendapatan atas selisih pajak masukan sebesar Rp. 36.650.422,00 Rp. 14.660.169,00 = Rp. 21.990.253,00. Pengaruh dari penggunaan pedoman tersebut mengakibatkan laba neto sebelum pajak, pajak penghasilan dan laba netto perusahaan menjadi meningkat. Laba neto sebelum pajak adalah Rp. 32.326.629,67 dengan pajak penghasilan sebesar Rp. 4.040.750,00 sehingga laba neto setelah pajak perusahaan adalah Rp. 28.285.879,67. Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 25 Badan Tahun 2011 setelah penggunaan pedoman adalah sebagai berikut :
Peredaran Bruto Tahun 2011
=
366.504.200,00
Penghasilan Kena Pajak
=
32.326.629,67
32.326.000,00 =
4.040.750,00
Pajak Penghasilan Terutang 50 % X 25 % X
Tarif yang digunakan untuk penghitungan Pajak Penghasilan terutang adalah tarif berdasarkan Pasal 31E karena peredaran bruto selama satu tahun pajak tidak melebihi Rp 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) sehingga memperoleh pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh persen).
95
Tabel 4.12 Laporan Laba Rugi tahun 2012 sebelum penggunaan pedoman CV. XPRESS CLEAN BERSAUDARA LAPORAN LABA / RUGI PERIODE : JANUARI S/D DESEM BER 2012 ( DALAM RUPIAH )
PENDAPATAN PENDAPATAN TAHUN 2012 HARGA POKOK PENJUALAN PERSEDIAAN AWAL PEM BELIAN PERSEDIAAN AKHIR PEM AKAIAN BAHAN BIAYA OPERASIONAL : GAJI OPERATOR UPAH TENAGA KERJA CUCI BIAYA LISTRIK BIAYA AIR
486.744.520,00 10.097.792,67 83.685.350,00 93.783.142,67 (16.187.499,09) 77.595.643,58
18.850.000,00 80.187.000,00 23.882.489,10 5.964.603,00 128.884.092,10
JUM LAH HPP …………………………. LABA BRUTO …………… BIAYA USAHA GAJI KARYAWAN BIAYA SUB AGEN BIAYA TELEPON BIAYA LISTRIK BIAYA AIR BIAYA KEPERLUAN KANTOR BIAYA SPAREPART KENDARAAN BIAYA BENSIN, PARKIR BIAYA SEWA BANGUNAN BIAYA PBB BIAYA ADM INISTRASI BANK BIAYA LAIN - LAIN BIAYA PENYUSUTAN KENDARAAN BIAYA PENYUSUTAN INVENTARIS JUM LAH BIAYA USAHA ……………. LABA (RUGI) NETO SEBELUM PAJAK PENDAPATAN & BIAYA LAIN - LAIN PENDAPATAN JASA GIRO BERSIH
PAJAK PENGHASILAN LABA BERSIH SESUDAH PAJAK
(206.479.735,68) 280.264.784,32
84.300.000,00 86.048.989,00 4.338.505,00 4.214.556,90 1.052.577,00 6.194.200,00 3.132.500,00 21.875.000,00 12.000.000,00 2.385.530,00 417.500,00 11.436.469,60 8.093.750,00 1.676.041,67 (247.165.619,17) 33.099.165,16
79.620,00 33.178.785,16 (4.137.375,00) 29.041.410,16
96
Laporan laba rugi tahun 2012 sebelum penggunaan pedoman, perusahaan tidak memperoleh pendapatan atas selisih pajak masukan. Laba neto sebelum pajak yang diterima perusahaan adalah sebesar Rp. 33.178.785,16 dengan pajak penghasilan sebesar Rp. 4.137.375,00 sehingga laba neto setelah pajak perusahaan adalah Rp. 29.041.410,16. Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 25 Badan Tahun 2012 sebelum penggunaan pedoman adalah sebagai berikut : Peredaran Bruto Tahun 2012 Penghasilan Sebelum Pajak
=
Koreksi Fiskal
=
Penghasilan Kena Pajak
=
486.744.520,00
=
33.099.165,16
33.099.000,00 =
4.137.375,00
33.178.785,16 (79.620,00)
Pajak Penghasilan Terutang 50 % X 25 % X
Tarif yang digunakan untuk penghitungan Pajak Penghasilan terutang adalah tarif berdasarkan Pasal 31E karena peredaran bruto selama satu tahun pajak tidak melebihi Rp 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) sehingga memperoleh pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh persen).
97
Tabel 4.13 Laporan Laba Rugi tahun 2012 setelah penggunaan pedoman CV. XPRESS CLEAN BERSAUDARA LAPORAN LABA / RUGI PERIODE : JANUARI S/D DESEM BER 2012 ( DALAM RUPIAH )
PENDAPATAN PENDAPATAN BIAYA LANGSUNG PEM AKAIAN BAHAN UPAH TENAGA KERJA LANGSUNG BIAYA LISTRIK BIAYA AIR
486.744.520,00 77.595.643,58 99.037.000,00 23.882.489,10 5.964.603,00
JUM LAH BIAYA LANGSUNG …………. LABA BRUTO …………… BIAYA USAHA GAJI KARYAWAN BIAYA SUB AGEN BIAYA TELEPON BIAYA LISTRIK BIAYA AIR BIAYA KEPERLUAN KANTOR BIAYA SPAREPART KENDARAAN BIAYA BENSIN, PARKIR BIAYA SEWA BANGUNAN BIAYA PBB BIAYA ADM INISTRASI BANK BIAYA LAIN - LAIN BIAYA PENYUSUTAN KENDARAAN BIAYA PENYUSUTAN INVENTARIS
(206.479.735,68) 280.264.784,32
84.300.000,00 86.048.989,00 4.338.505,00 4.214.556,90 1.052.577,00 6.194.200,00 3.132.500,00 21.875.000,00 12.000.000,00 2.385.530,00 417.500,00 11.436.469,60 8.093.750,00 1.676.041,67
JUM LAH BIAYA USAHA ……………. LABA (RUGI) NETO SEBELUM PAJAK PENDAPATAN & BIAYA LAIN - LAIN SELISIH PPN M ASUKAN 6% PENDAPATAN JASA GIRO BERSIH
(247.165.619,17) 33.099.165,16
29.204.670,00 79.620,00 29.284.290,00 62.383.455,16
PAJAK PENGHASILAN LABA BERSIH SESUDAH PAJAK
(7.787.875,00) 54.595.580,16
98
Laporan laba rugi tahun 2012 setelah penggunaan pedoman, perusahaan memperoleh pendapatan atas selisih pajak masukan sebesar Rp. 48.674.452 - Rp. 19.469.782 = Rp. 29.204.670. Pengaruh dari penggunaan pedoman tersebut mengakibatkan laba neto sebelum pajak, pajak penghasilan dan laba netto perusahaan menjadi meningkat. Laba neto sebelum pajak adalah Rp. 62.383.455.16 dengan pajak penghasilan sebesar Rp. 7.787.875,00 sehingga laba neto setelah pajak perusahaan adalah Rp. 54.595.580,16. Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 25 Badan Tahun 2012 setelah penggunaan pedoman adalah sebagai berikut : Peredaran Bruto Tahun 2012 Penghasilan Sebelum Pajak
=
Koreksi Fiskal
=
Penghasilan Kena Pajak
=
486.744.520,00
=
62.303.835,16
62.303.000,00 =
7.787.875,00
62.383.455,16 (79.620,00)
Pajak Penghasilan Terutang 50 % X 25 % X
Tarif yang digunakan untuk penghitungan Pajak Penghasilan terutang adalah tarif berdasarkan Pasal 31E karena peredaran bruto selama satu tahun pajak tidak melebihi Rp 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) sehingga memperoleh pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh persen).