Bab IV Pengembangan Sistem Pakar Untuk Perencanaan Jaringan Irigasi
IV.1 Pendahuluan
Pembahasan tentang pengembangan sistem pakar untuk perencanaan jaringan irigasi yang akan dibahas dalam bab ini, menjelaskan tentang spesifikasi sistem pakar dalam perencanaan irigasi, yang terdiri dari bagian awal perencanaan, bagian login dalam perencanaan, dan bagian utama perencanaan.
IV.2 Basis Data
Basis data yang digunakan di dalam pengembangan model sistem pakar ini adalah seperti terdapat dalam tabel IV.1 sampai dengan tabel IV.22 di bawah ini.
114
Tabel IV.1. Matriks Basis Data Bangunan Pengukur No 1 1
Nama bangunan 2 Bangunan Pengukur Ambang lebar dengan mulut pemasukan yang dibulatkan. (lihat gambar II.7)
Karakteristik Bangunan 3 1.Apabila kehilangan energi pada bangunan pengukur meme nuhi dan dapat menciptakan aliran kritis, maka dalam perhitungan tabel debit dengan kesalahan kurang dari 2 %. 2.Besar energi yang hilang untuk dihasilkan aliran moduler (yang merupakan hubungan khusus antara besar energi hulu terhadap mercu dengan debit sebagai acuan) lebih rendah apabila dibandingkan terhadap besar energi yang hilang pada bangunan lainnya. 3.Formula hidrolika digunakan untuk menghitung besar energi yang hilang pada bangunan pengukur dan saluran 4.Bangunan pengukur ini memiliki masalah terhadap benda hanyut, apabila bangunan ini megalami peralihan penyepipitan yang bertahap (gradual). 5.Pada kondisi dilapangan pembacaan debit mudah dilakukan, dengan hal khusus apabila pada papan duga dilengkapi dengan satuan debit (misal m3/dt). 6.Dalam pengamatan dilapangan maupun laboratorium mengatakan, bahwa bangunan pengukur ini mengangkut sedimen, bahkan pada saluran dengan aliran subkritis. 7.Bangunan pengukur memungkinkan perbaikan bila perlu apabila mercu datar searah dengan aliran, maka dengan demikian pada dimensi purnalaksana (as-built dimensions ) tabel debit dapat dibuat, bahkan apabila terdapat kesalahan pada dimensi selama rencana pelaksanaan sekalipun Kalibrasi purnalaksana. 8.Kekuatan bangunan cukup kokoh dan tidak mudah rusak. 9.Berpedoman pasa kondisi hidrolis dengan batas yang serupa, merupakan hal yang ekonomis dibandingkan bangunan lain dalan hal pegukuran debit yang dilakukan secara tepat.
115
Kelebihan Kekurangan bangunan bangunan 4 5
Penggunaan bangunan 6
1.Bangunan sederhana dan bentuk hidrolisnya luwes.
1.Bangunan di gunakan hanya untuk mengukur saja.
2.Bangunan memiliki Konstruksi yang sederhana, kuat, dan biaya tidak mahal.
2.Aliran tidak boleh tenggelam agar pengukuran dapat dilakukan dengan telita.
Untuk pengukuran debit di saluran, bangunan pengukur ini sangat dibutuhkan dan dimana kehilangan energi merupakan hal utama yang menjadi bahan pertimbangan.
3.Bangunan ini untuk benda hanyut bisa dilewatkan. 4.Bangunan di dalam proses eksploitasi dilakukan dengan mudah.
Persamaan debit 7 Utk Ambang lebar dgn mulut pemasukan yg dibulatkan : Q = Cd Cv 2/3 2 / 3 g bc h11,50 ...... (4.1)
Dimana : Q = debit (m3/dt) Cd=koefisien debit Cd=0,93+0,10 H1/L, Pada bagian awal utk 0,1
Tabel IV.2. Matriks Basis Data Bangunan Pengukur (lanjutan 1) No 1 1.1
Nama bangunan 2 Bangunan Pengukur Ambang lebar dengan pemasukan bermuka Datar dan peralihan penyepitan. (lihat gambar II.8)
Karakteristik Bangunan 3 1.Apabila kehilangan energi pada bangunan pengukur memenuhi dan dapat menciptakan aliran kritis, maka dalam perhitungan tabel debit dengan kesalahan kurang dari 2 %. 2.Besar energi yang hilang untuk dihasilkan aliran moduler (yang merupakan hubungan khusus antara besar energi hulu terhadap mercu dengan debit sebagai acuan) lebih rendah apabila dibandingkan terhadap besar energi yang hilang pada bangunan lainnya. 3.Formula hidrolika digunakan untuk menghitung besar energi yang hilang pada bangunan pengukur dan saluran 4.Bangunan pengukur ini memiliki masalah terhadap benda hanyut, apabila bangunan ini megalami peralihan peralihan penyepitan yang bertahap (gradual). 5.Pada kondisi dilapangan pembacaan debit mudah dilakukan, dengan hal khusus apabila pada papan duga dilengkapi dengan satuan debit (misal m3/dt). 6.Dalam pengamatan dilapangan maupun laboratorium mengatakan, bahwa bangunan pengukur ini mengangkut sedimen, bahkan pada saluran dengan aliran subkritis. 7.Bangunan pengukur memungkinkan perbaikan bila perlu apabi apabila mercu datar searah dengan aliran, maka dengan demiki kian pada dimensi purnalaksana (as-built dimensions) tabel debit dapat dibuat, bahkan apabila terdapat kesalahan pada di mensi selama rencana pelaksanaan sekalipun kalibrasi purnalaksana. 8.Kekuatan bangunan cukup kokoh dan tidak mudah rusak. 9.Berpedoman pasa kondisi hidrolis dengan batas yang serupa, merupakan hal yang ekonomis dibandingkan bangunan lain dalan hal pegukuran debit yang dilakukan secara tepat.
116
Kelebihan Bangunan 4
Kekurangan Penggunaan Bangunan bangunan 5 6
1.Bangunan sederhana dan bentuk hidrolisnya luwes.
1.Bangunan di gunakan hanya untuk mengukur saja.
2.Bangunan memiliki Konstruksi yang sederhana, kuat, dan biaya tidak mahal.
2.Aliran tidak boleh tenggelam agar pengukuran dapat dilakukan dengan telita.
3.Bangunan ini untuk benda hanyut bisa dilewatkan. 4.Bangunan di dalam proses eksploitasi dilakukan dengan mudah.
Untuk pengukuran debit di saluran, bangunan pengukur ini sangat dibutuhkan dan dimana kehilangan energi merupakan hal utama yang menjadi bahan pertimbangan. Pada bagian awal saluran primer, bangunan ini ditempatkan, dan juga pada bagian cabang dari saluran besar dan berada tepat di hilir bangunan pintu sorong pada bagian yang masuk petak tersier.
Persamaan debit 7 H1=kedalaman air hulu terhadap ambang bangunan ukur(m). Harga koefisien kecepatan datang dapat dicari dari gambar D.1 yang memberikan harga Cv utk berbagai bentuk bagian pengontrol. Utk Ambang lebar bentuk trapesium : Q=Cd{bc yc +mc2}{2g(H1yc)0,5}... (4.2)
Tabel IV.3. Matriks Basis Data Bangunan Pengukur (lanjutan 2) gan Nama bangunan 1 2 2 Bangunan Pengukur Cipoletti. (lihat gambar II.9)
Karakteristik bangunan 3 1.Bentuk dari bangunan sederhana dan konstruksinya mudah dibuat. 2.Dalam pelaksanaan bangunan biayanya tidak mahal. 3.Apabila papan duga diberi skala liter, maka oleh para petani pemakai air dapat melakukan pengecekan persediaan air mereka dengan baik. 4.Pada bagian hulu dari bangunan terjadi penumpukan sedimen, dengan sendirinya dapat mengganggu berfungsinya bangunan pengukur ini, dilain hal benda hanyut tidak bisa lewat dengan mudah, hal ini sangat mudah menyebabkan kerusakan dan sangat mengganggu ketelitian pengukuran debit. 5.Apabila muka air di hulu bangunan mengalami kenaikan di atas elevasi ambang bangunan pengukur, maka proses pengukuran debit tidak bisa dilakukan. 6.Bangunan ini mengalami kehilangan tinggi energi besar sekali dan lebih khusus lagi apabila pada daerah yang datar, dimana kehilangan tinggi energi yang tersedia kecil sekali, dengan demikian banunan ukur ini tidak dapat digunakan lagi.
Kelebihan bangunan 4 1.Biaya pelaksanaan bangunan tidak mahal
Kekurangan bangunan 5 1.Terjadi penumpukan sedimen dasar pada bagian hulu bangunan. 2. Bendabenda hanyut tidak mudah dilewatkan.
117
Penggunaan bangunan 6 angunan pengukur Cipoletti dapat dikombinasikan dengan bangunan pintu sorong, hal ini sering dipakai sebagai bangunan sadap tersier. Bangunan ini terletak berjauhuan terhadap bangunan pintu sorong, sehingga proses eksploitasi pintu menjadi rumit. Bangunan pengukur ini dalam penggunaannya tidak dianjurkan lagi, hal lain kecuali di dalam laboratorium.
Persamaan debit 7 Q=Cd Cv 2/3 2 g b h11,5 ... (4.3) Dimana : Q=debit(m3/dt) Cd=koefisien debit (≈ 0,63) Cv=koefisien kecepatan datang (lihat gbr D.1) g=percepatan gravitasi (m/dt2) b=lebar mercu (m) H1=tinggi energi hulu (m) Pada tabel A.3.4 (lampiran A) diberikan tabel debit untuk q (m3/dt.m)
Tabel IV.4. Matriks Basis Data Bangunan Pengukur (lanjutan 3) No 1 3
Nama Bangunan 2 Bangunan Pengukur Parshal. (lihat gambar II.10)
Karakteristik Kelebihan Bangunan Bangunan 3 4
Kekurangan bangunan
Bangunan pengukur Parshal teliti dan andal.
1.Bangunan memiliki biaya pelaksanaannya lebih mahal.
1.Bangunan memiliki kehilangan energi yang relatif kecil. 2.Bangunan ini digunakan untuk mengukur berbagai besaran debit aliran bebas. 3.Bangunan tidak bermasalah dengan benda hanyut. 4.Bangunan tidak dapat diubah oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
5
2.Permukaan air relatif tenang dan aliran masuk harus tenang. 3.Bangunan dalam pembuatannya harus Teliti agar berfungsi dengan baik.
118
Penggunaan bangunan 6 Bangunan ini digunaka untuk mengukur saja.
Persamaan debit 7 Disesuaikan dengan tabel A.3.5 Karakteristik dan dimensi debit bangunan pengukur Parshal
Tabel IV.5. Matriks Basis Data Bangunan Pengatur No 1 1
Nama Bangunan 2 Bangunan Pengatur Pintu Skot Balok (lihat gambar II.11)
Karakteristik bangunan 3
Kelebihan bangunan 4
Kekurangan bangunan
1.Konstruksinya menggunakan skot balok. 2.Debit yang masuk dapat diatur dengan menggunakan skot balok. 3.Kemudahan eksploitasi tak memadai. 4.Kemampuan melewatkan sedimen jelek. 5.Kemampuan melewatkan bendabenda hanyut baik. 6.Kemampuan mengatur muka air memadai. 7.Dapat disetel.
1.Bentuk konstruksinya sederhana tetapi kuat.
1.Proses pemasangan dan pemindahan skot balok membutuhkan tenaga dua orang dan waktu yang dibutuhkan sangat banyak. 2.Kedalaman muka air di hulu diatur selangkah demi selangkah, dan setiap langkah mengacu pada tinggi sebuah skot balok. 3.Skot balok sangat besar kemungkinan untuk di ambil orang. 4.Pengoperasian pintu skot balok dapat terjadi dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. 5.Bentuk kedalaman aliran yang melewati skot balok belum dapat diketahui secara pasti.
2.Dalam pelaksanaan konstruksi biayanya kecil.
5
119
Penggunaan bangunan 6 Bangunan ini hanya digunakan untuk mengatur tinggi muka air, selangkah demi selangkah saja dan setiap langkah sama dengan tinggi sebuah balok.
Persamaan debit 7 Q=Cd Cv 2/3 2 / 3 g b h11,5 ... (4.5) Dimana : Q=debit (m3/dt) Cd=koefisien debit Cv=koefisien kecepatan datang g=percepatan gravitasi (m/dt2) b=lebar normal (m) h1=kedalaman air di atas skot balok (m)
Tabel IV.6. Matriks Basis Data Bangunan Pengatur (lanjutan 1) No 1 2
Nama Bangunan 2 Bangunan Pengatur Pintu Sorong (lihat gambar II.12)
Karakteristik Bangunan 3
Kelebihan bangunan 4
Kekurangan bangunan 5
Penggunaan bangunan 6
Persamaan debit
1.Pintu dapat mengatur saja. 2.Kemudahan eksploitasi baik. 3.Ketepatan pengaturan muka air baik sekali. 4.Kemampuan melewatkan sedimen baik sekali.
1.Kedalaaman air di hulu bangunan dapat di kontrol secara baik.
1.Bangunan ini tidak dapat melewatkan benda-benda hanyut.
1.Bangunan digunakan di hulu saluran primer.
Q=K μ a b 2 g * h1 ...(4.6)
2.Bangunan pintu sorong sederhana dan kuat.
2.Pada aliran moduler baru bisa muka air di hulu dan kecepatannya diatur secara baik.
5.Pintu dapat disetel. 6.Biaya pembuatan mahal.
3.Bangunan ini dapat melewatkan sedimen dasar maupun redimen layang.
120
2.Penggunaannya dibangunan bagi, bangunan sadap sekunder, apabila debit terlalu besar.
7
Dimana : Q=debit (m3/dt) K=koefisien aliran tenggelam (lihat gbr D.5) μ=koefisien debit (lihat gbr D.6) a=tinggi bukaan pintu (m) b=lebar pintu (m) g=percepatan gravitasi m/dt2) h1=kedalaman air didepan pintu di atas ambang (m)
Tabel IV.7. Matriks Basis Data Bangunan Pengatur (lanjutan 2) No 1 3
Nama Bangunan 2 Bangunan Pengatur Pintu Radial (lihat gambar II.13)
Karakteristik Bangunan 3
Kelebihan bangunan 4
Kekurangan bangunan 5
Penggunaan bangunan 6
1.Pintu dapat mengatur saja.
1.Gesekan pada bangunan ini jarang terjadi.
1.Bangunan ini tidak dapat melewatkan benda-benda hanyut.
1.Bangunan ini digunakan di hulu saluran primer.
2.Kemudahan eksploitasi baik sekali. 3.Ketepatan pengaturan muka air baik. 4.Kemampuan melewatkan sedimen baik. 5.Pintu dapat disetel. 6.Biaya pembuatan sangat mahal.
2.Bagian alat untuk mengangkatnya ringan dan mudah di eksploitasi. 3.Bangunan ini Dipasang di saluran yang lebar. 4.Bangunan ini dapat melewatkan sedimen dasar maupun sedimen layang.
2.Biaya pembuatan bangunan mahal. 3.Paksi (pivot) pintu memberi tekanan horisontal besar jauh di atas pondasi.
121
Persamaan debit 7
Q=K μ a b 2 g * h1 .. (4.7) Dimana : Q=debit (m3/dt) K=koefisien aliran 2.Bangunan ini tenggelam (lihat gbr juga D.5) digunakan dibangunan μ=koefisien debit (lihat bagi / gbr D.6) bangunan a=tinggi bukaan pintu sadap (m) sekunder, b=lebar pintu (m) apabila debit terlalu g=percepatan gravitasi besar. m/dt2) h1=kedalaman air didepan pintu di atas ambang (m)
Tabel IV.8. Matriks Basis Data Bangunan Pengontrol (lanjutan 3) No 1 4
Nama bangunan 2 Bangunan Pengatur Mercu Tetap (lihat gambar II.14)
Karakteristik bangunan 3
Kelebihan bangunan 4
Kekurangan bangunan 5
Penggunaan bangunan 6
Persamaan debit
1.Konstruksinya bersifat tetap.
1.Bangunan ini dapat melewatkan sedimen layang maupun benda-benda hanyut.
1.Apabila nilai banding H2/H1 melebihi 0.33 menjadi tenggelam, maka aliran pada bendung menjadi tidak moduler. 2.Bagian permukaan hilir kemiringan digunakan 1 : 1 3.Bangunan ini masalah aliran tidak bisa di sesuaikan. 3.Bangunan ini tidak dapat melewatkan sedimen dasar.
1.Bangunan digunakan untuk mengontrol debit saja.
Q=Cd 2/3 ....... (4.8)
2.Kemudahan eksploitasi tak memadai. 3.Ketetapan pengaturan muka air tidak memadai.
2.Pisik bangunan Kuat dan tidak mudah rusak.
4.Kemampuan melewatkan sedimen jelek. 5.Kemampuan melewatkan bendabenda hanyut baik sekali.
122
2.Bangunan di pasang di hulu atau hilir saluran.
7 2 / 3 g b H11,5
Dimana : Q=debit(m3/dt) Cd=koefisien debit : - bangunan pengukur ambang lebar Cd=1,03 - bangunan pengontrol mercu bulat Cd= 1,48 g=percepatan gravitasi (m/dt2) b=lebar mercu (m) H1=tinggi air di atas mercu (m) Dalam persamaan ini, dimisalkan bahwa Cv = 1,0
Tabel IV.9. Matriks Basis Data Bangunan Pengontrol (lanjutan 4) No 1 5
Nama Bangunan 2 Bangunan Kontrol Celah Trapesium (lihat gambar II.15)
Karakteristik Bangunan 3 1.Kontruksinya bersifat tetap 2.Kemudahan ekploitasi memadai 3.Ketetapan pengaturan muka air baik 4.Kemampuan melewatkan sedimen baik sekali 5.Kemampuan melewatkan bendabenda hanyut baik 6.Tidak dapat disetel 7.Biaya pembuatan Sedang
Kelebihan bangunan 4 1.Untuk berbagai besaran debit bangunan ini tidak menaikan atau menurunkan muka air di saluran. 2.Bangunan ini kuat dan memberikan panjang ekstra di sebelah hulu bangunan terjun dan dapat dengan mudah di lengkapi dengan pelimpah searah saluran 3.Bangunan ini tidak memakai ambang dengan demikian dapat melewatkan sedimen dasar, layang maupun benda hanyut.
123
Kekurangan bangunan 5 1.Bangunan ini hanya baik untuk aliran tidak tenggelam melalui celah kontrol
Penggunaan bangunan 6 1.Bangunan ini digunakan untuk mengontrol saja 2.Banguna ini di pasang di hulu atau hilir saluran
Persamaan debit 7 Q=Cd {bc yc + m yc2}*{2g (H – yc)}0,5 ....... (4.9) Dimana : Q= debit (m3/dt) Cd=koefisien debbit (=1,05) b=lebar dasar (m) yc=kedalaman kritis pada pengontrol (m) m=kemiringan dinding samping celah (m) H=kedalaman energi disaluran (m) g=percepatan gravitasi (m/dt2)
Tabel IV.10. Matriks Basis Data Bangunan Pengukur dan Pengatur No 1 1.a
Nama Bangunan 2 Bangunan Pengukur Dan Pengatur Romijn, bentuk mercu datar dua lingkaran (lihat gambar II.16)
Karakteristik bangunan 3 1.Jika bangunan dibuat berbentuk mercu datar satu lingkaran, maka untuk table debitnya ada dan memiliki kesalahan kurang dari 3 %. 2.Dengan menggunakan bangunan Ini, maka debit dapat diukur dan diatur. 3.Bangunan dengan kehilangan tinggi energi yang diperlukan untuk aliran moduler yaitu dibawah 33 % dari tinggi energi hulu, relatif kecil. 4.Bangunan ini di dalam perencana an sudah ada teori hidrolika yang digunakan, dikarenakan bangunan ini disebut juga bangunan berambang lebar. 5.Bangunan ini juga dapat disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, yaitu dengan cara mengangkat pintu ke atas lebih tinggi lagi.
Kelebihan bangunan 4
Kekurangan bangunan 5
Penggunaan bangunan 6
1.Bangunan ini bisa mengukur dan mengatur debit. 2.Bangunan ini dapat melewatkan sedimen dasar, layang maupun benda hanyut. 3.Bangunan ini memiliki kehilangan tinggi energi yang relatif kecil 4.Bangunan memilki ketelitian yang baik. 5.Bangunan ini masalah eksploitasi mudah.
1.Bangunan ini dalam pembuatan rumit dan mahal 2.Bangunan ini membutuhkan muka air yang tinggi disaluran. 3.Untuk biaya pemeliharaan bangunan ini relatif mahal. 4.Bangunan ini bisa disalah gunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. 5.Bangunan ini Memiliki kepekaan terhadap fluktuasi muka air.
Bangunan ini merupakan bangunan yang biasanya di Indonesia sebagai bangunan sadap tersier. Basngunan ini juga dapat dipakai sebagai bangunan sadap sekunder.
124
Persamaan debit 7 Q=Cd Cv 2/3 2 / 3 g bc h11,5 ... (4.11) Dimana : Q=debit(m3/dt) Cd=koefisien debit = 0,9+0,10 H1/L Cv=koefisien kecepatan datang g=percepatan gravitasi(m/dt2) bc=lebar meja(m) H1=tinggi energi hulu di atas meja (m) =h1+V12/2g V1=kecpatan aliran di hulu (m/dt)
Tabel IV.11. Matriks Basis Data Bangunan Pengukur dan Pengatur (lanjutan 1) No 1 1.b
Nama Bangunan 2 Bangunan Pengukur Dan Pengatur Romijn, benttuk mercu miring satu lingkaran (lihat gambar II.17)
Karakteristik Bangunan 3 1.Jika bangunan dibuat berbentuk mercu datar satu lingkaran, maka untuk table debitnya ada dan memiliki kesalahan kurang dari 3 %. 2.Dengan menggunakan bangunan Ini, maka debit dapat diukur dan diatur. 3.Bangunan dengan kehilangan tinggi energi yang diperlukan untuk aliran moduler yaitu dibawah 33 % dari tinggi energi hulu, relatif kecil. 4.Bangunan ini di dalam perencana an sudah ada teori hidrolika yang digunakan, dikarenakan bangunan ini disebut juga bangunan berambang lebar. 5.Bangunan ini juga dapat disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, yaitu dengan cara mengangkat pintu ke atas lebih tinggi lagi.
Kelebihan Bangunan 4
Kekurangan Bangunan 5
Penggunaan bangunan 6
Persamaan debit 7
1.Bangunan ini bisa mengukur dan mengatur debit. 2.Bangunan ini dapat melewatkan sedimen dasar, layang maupun benda hanyut. 3.Bangunan ini memiliki kehilangan tinggi energi yang relatif kecil 4.Bangunan memilki ketelitian yang baik. 5.Bangunan ini masalah eksploitasi mudah.
1.Bangunan ini dalam pembuatan rumit dan mahal 2.Bangunan ini membutuhkan muka air yang tinggi disaluran. 3.Untuk biaya pemeliharaan bangunan ini relatif mahal. 4.Bangunan ini bisa disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. 5.Bangunan ini Memiliki kepekaan terhadap fluktuasi muka air.
Bangunan ini merupakan bangunan yang biasanya di Indonesia sebagai bangunan sadap tersier. Basngunan ini juga dapat dipakai sebagai bangunan sadap sekunder.
Q=Cd Cv 2/3
125
2 / 3 g bc h11,5 ... (4.11) Dimana : Q=debit(m3/dt) Cd=koefisien debit = 0,9+0,10 H1/L Cv=koefisien kecepatan datang g=percepatan gravitasi(m/dt2) bc=lebar meja(m) H1=tinggi energi hulu di atas meja (m) =h1+V12/2g V1=kecpatan aliran di hulu (m/dt)
Tabel IV.12. Matriks Basis Data Bangunan Pengukur dan Pengatur (lanjutan 2) No 1 1.c
Nama Bangunan 2 Bangunan Pengukur Dan Pengatur Romijn, bentuk mercu datar satu lingkaran (lihat gambar II.18)
Karakteristik bangunan 3 1.Jika bangunan dibuat berbentuk mercu datar satu lingkaran, maka untuk table debitnya ada dan memiliki kesalahan kurang dari 3 %. 2.Dengan menggunakan bangunan Ini, maka debit dapat diukur dan diatur. 3.Bangunan dengan kehilangan tinggi energi yang diperlukan untuk aliran moduler yaitu dibawah 33 % dari tinggi energi hulu, relatif kecil. 4.Bangunan ini di dalam perencanaan sudah ada teori hidrolika yang digunakan, dikarenakan bangunan ini di sebut juga bangunan berambang lebar. 5.Bangunan ini juga dapat disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, yaitu dengan cara mengangkat pintu ke atas lebih tinggi lagi.
Kelebihan bangunan 4
Kekurangan bangunan 5
Penggunaan bangunan 6
Persamaan debit 7
1.Bangunan ini bisa mengukur dan mengatur debit. 2.Bangunan ini dapat melewatkan sedimen dasar, layang maupun benda hanyut. 3.Bangunan ini memiliki kehilangan tinggi energi yang relatif kecil 4.Bangunan memilki ketelitian yang baik. 5.Bangunan ini masalah eksploitasi mudah.
1.Bangunan ini dalam pembuatan rumit dan mahal 2.Bangunan ini membutuhkan muka air yang tinggi disaluran.
Bangunan ini merupakan bangunan yang biasanya di Indonesia sebagai bangunan sadap tersier. Basngunan ini juga dapat dipakai sebagai bangunan sadap sekunder.
Q=Cd Cv 2/3
3.Untuk biaya pemeliharaan bangunan ini relatif mahal. 4.Bangunan ini bisa disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. 5.Bangunan ini Memiliki Kepekaan terhadap fluktuasi muka air.
126
2 / 3 g bc h11,5 ... (4.11) Dimana : Q=debit(m3/dt) Cd=koefisien debit = 0,9+0,10 H1/L Cv=koefisien kecepatan datang g=percepatan gravitasi(m/dt2) bc=lebar meja(m) H1=tinggi energi hulu di atas meja (m) =h1+V12/2g V1=kecpatan aliran di hulu (m/dt)
Tabel IV.13. Matriks Basis Data Bangunan Pengukur dan Pengatur (lanjutan 3) No 1 2
Nama Bangunan 2 Bangunan Pengukur dan Pengatur Crump-de Gruyter (lihat gambar II.19)
Karakteristik bangunan 3 1.Untuk menciptakan aliran kritis di bawah pintu digunakan Δh = h1-h2. Jika terjadi aliran kritis, ,maka direncanakan peralihan pelebaran yang sebenarnya tidak akan berpengaruh pada kalibrasi tinggi energy, bukaan, dan debit untuk bangunan tersebut. 2.Penggunanaan panjang leher L tidak boleh kurang dari h1 agar menghindari terjadinya lengkung garis aliran pada pancaran dibawah pintu. 3.Bukaan pintu diusahakan untuk kurang dari 0.63 h1, sehingga dapat diperoleh aliran kritis dibawah pintu dan sekaligus menghindari terjadinya pusaran air di depan pintu. Agar memperoleh pengukuran yang teliti, maka pintu dibuka melebihi 0,02 m. 4.Aliran harus diarahkan kebukaan pintu agar tidak tejadi pemisahan aliran. 5.Teori hidrolika yang sudah ada digunakan untuk perencanaan orifis lubang yang dapat diatur. Apabila aliran kritis terjadi dibawah pintu, maka table A.3.3 pada lampiran A dapt digunakan dengan factor kesalahan kurang dari 3 %. 6.Kehilangan tinggi energi yang diperlukan untuk aliran moduler kurang dari h1 – w. 7.Pisik bangunan kuat dan tidak mudah rusak. 8.Bangunan ini benda-benda hanyut cendrung tersangkut.
Kelebihan bangunan 4
Kekurangan bangunan 5
Penggunaan bangunan 6
1.Bangunan dapat mengukur dan mengatur. 2.Bangunan dapat melewatkan sedimen dasar maupun sedimen layang.
1.Bangunan ini dalam pembuatannya rumit dan mahal.
Agar berhasi dalam penggunaan bangunan ini, maka muka air disaluran selalu mengalami fluktuasi atau apabila pada orifis harus bekerja pada keadaan muka air rendah disaluran. Bangunan ini tingkat pemeliharaan mudah dan tidak sulit.
3.Pada bangunan ini pengukuran teliti dan eksploitasi mudah dilakukan. 4.Bangunan kuat.
127
2.Biaya pemeliharan mahal. 3.Kehilangan tinggi energi besar. 4.Bangunan ini tidak dapat melewatkan benda - benda hanyut.
Persamaan debit 7 Q = Cd b w 2 / 3 g (h1 − w) ....... (4.12) Dimana : Q=debit (m3/dt) Cd=koefisien debit (= 0,94) b=lebar bukaan (m) w=bukaan pintu (m) (w≤0,63 h1) g=percepatan gravitasi (m/dt2) h1=tinggi air di atas ambang (m)
Tabel IV.14. Matriks Basis Data Bangunan Pengukur dan Pengatur (lanjutan 4) No 1 3
Nama Bangunan 2 Bangunan Pengukur Dan Pengatur Orifis Dengan Tinggi Energi Tetap (lihat gambar II.20)
Karakteristik bangunan 3
Kelebihan bangunan 4
1.Pada bangunnan ini pengukuran aliran tidak tepat. dan untuk terjadi kesalahan bias mencapai 100 %. 2.Besar nilai kehilangan tinggi energi yang dibutuhkan untuk menciptakan aliran moduler, hal ini lebih dari 0.25 m. 3.Tepi bawah yang tajam pada bangunan pengatur bisa menjadi tumpul dengan demikian dapat menyebabkan kesalahan pengukuran. 4.Bangunan ini tidak dapat melewatkan benda-benda hanyut, disebabkan karena pada tepi bangunan pengatur yang tajam dan pemakaian dua pintu sekaligus. 5.Pada bangunan ini untuk mengukur bukaan pintu digunakan stang putar bersekrup yang diberi skala setimeter.
128
Kekurangan bangunan 5
Penggunaan bangunan 6
Persamaan debit
Bangunan ini ditempatkan pada bangunan sadap terrier. Karena eksploitasi dan fungsi hidrolis bangunan ini rumit, maka dianjurkan untuk tidak digunakan di Indonesia.
A=bw
7 Q=CA
2 g * Δh ... (4.13)
Dimana : Q=debit(m3/dt) C=koefisien debit (≈0,66) A=luas bukaan pintu(m2) w=tinggi bukaan pintu (m) bc=lebar pintu (m) g=percepatan gravitasi (m/dt2) Δh=kehilangan tinggi energi di atas pintu (m) (0,06 m atau 0,12 m) Subtitusi harga Cd = 0,06, Δh=0,06 m dan g = 9,8 m/dt2 ke dalam persamaan .... 4.13, menhasilkan : Q=0,716 bc w ............... (4.14)
Tabel IV.15. Matriks Basis Data Bangunan Peredam Energi No
Nama Bangunan
Karakteristik bangunan
Kelebihan bangunan
1
2
3 Bangunan peredam energi ditempatkan disebelah hilir bangunan, bergantung pada energi air yang masuk, yang dinyatakan dengan bilangan Froude, dan pada bahan konstruksi bangunan peredam energi
4 Bangunan peredam energi mampu mengurangi dan meredam timbulnya olakan (turbulensi) yang berlebihan agar sesuai dengan kecepatan aliran yang diharapkan pada saluran irigasi.
1
Bilangan Froude, Fru ≤ 1,7
Tidak diperlukan bangunan peredam energi. Bagian hilir harus dilindungi dari bahaya erosi.
2
Bilangan Froude, 1,7 < Fru ≤ 2,5
Diperlukan bangunan peredam energi. Untuk penurunan muka air ΔZ < 1,5 m, dapat dipakai bangunan terjun tegak.
Kekurangan bangunan 5 Apabila olakan (turbulensi) yang terlalu besar, maka menyebabkan kerusakan pada konstruksi bangunan yang ada, dan turut pula mempengaruhi kecepatan aliran pada saluran irigasi.
Penggunaan bangunan 6 Ditempatkan disebelah hilir bangunan, bergantung pada energi air yang masuk. Untuk meredam olakan (turbulensi) yang berlebihan besarnya.
Pada saluran tanah. Pasangan atau beton tidak memerlukan lindungan khusus.
Pada umumnya bangunan peredam energi dengan ambang ujung mampu bekerja dengan baik.
129
Tabel IV.16. Matriks Basis Data Bangunan Peredam Energi (lanjutan 1) No 1 3
Nama Bangunan 2 Bilangan Froude, 2,5 < Fru ≤ 4,5
Karakteristik bangunan 3 Akan menimbulkan situasi yang sulit dalam menentukan bangunan peredam energi. Hal ini disebabkan karena loncatan air yang tidak terbentuk dengan baik dan menimbulkan gelombang sampai jarak yang jauh disaluran.
Kelebihan bangunan 4
130
Kekurangan bangunan 5
Penggunaan bangunan 6 Lebih baik untuk tidak merencanakan bangunan peredan energi, tetapi sebaiknya geometri diubah untuk memperbesar atau memperkecil bilangan Froude dan memakai bangunan peredam energi katagori lain. Seperti tipe IV dan tipe blok halang. (lihat gambar II.21 dan II.22)
Tabel IV.17. Matriks Basis Data Bangunan Peredam Energi (lanjutan 2) No 1 4
Nama Bangunan 2 Bilangan Froude, Fru ≥ 4,5
Karakteristik bangunan 3 Memiliki bangunan peredam energi yang ekonomis, karena kolom ini pendek. Tipenya termasuk bangunan peredam energi USBR tipe III yang dilengkapi dengan blok depan dan blok halang.
Kelebihan bangunan 4
131
Kekurangan bangunan 5
Penggunaan bangunan 6 Bangunan ini menggunakan bangunan peredam energi tipe III (lihat gambar II.22)
Tabel IV.18. Matriks Basis Data Bangunan Peredam Energi (lanjutan 3) No
Nama Bangunan 2 Bangunan peredam energi Vlugter
1 5
Karakteristik Kelebihan bangunan bangunan 3 4 Dikembangkan untuk bangunan terjun disaluran irigasi.
Kekurangan bangunan 5
Penggunaan bangunan 6 Dipakai sampai beda tinggi energi Z tidak lebih dari 4,5 m.
Tabel IV.19. Matriks Basis Data Bangunan Peredam Energi (lanjutan 4) No 1 6
Nama Bangunan 2 Bangunan peredam energi Tegak (lihat gambar II.23)
Karakteristik Kelebihan bangunan bangunan 3 4 Bangunan ini dilengkapi dengan ambang ujung.
132
Kekurangan bangunan 5
Penggunaan bangunan 6
Tabel IV.20. Matriks Basis Data Bangunan Peredam Energi (lanjutan 5) No 1 7
Nama Bangunan 2 Bangunan Peredam energi tipe Bucket (lihat gambar II.24)
Karakteristik bangunan 3 Bangunan ini memiliki kedalaman yang besar, dari kedalaman yang minimum untuk suatu loncatan hidroulic. Ini bucket bentuk USBR.
Kelebihan bangunan 4 Suatu keadaan minimum, wajib menghindari keluar permukaan lengkungan. Suatu permukaan air maksimum harus kebentuk daerah lengkungan, menghindari aliran tenggelam.
133
Kekurangan bangunan 5
Penggunaan bangunan 6
Tabel IV.21. Matriks Basis Data Bangunan Terjun No 1 1
Nama Bangunan 2 Bangunan Terjun Tegak (lihat gambar II.25)
Karakteristik bangunan 3 Bangunan ini lebih besar apabila ketinggiannya ditambahkan. Juga kemampuan hidrolisnya dapat berkurang akibat variasi ditempat jatuhnya pancaran dilantai kolam jika terjadi perubahan debit.
Kelebihan bangunan 4 Dengan bangunan terjun tegak, luapan yang jatuh bebas akan mengenai lantai kolam dan bergerak kehilir pada potong U. Akibat luapan dan turbulensi (pusaran air) didalam kolam dibawah tirai luapan, sebagian dari energi diredam di depan potongan U, dan energi selebihnya diredam dibelakang potongan U.
134
Kekurangan bangunan 5 Bangunan ini sebaiknya tidak dipakai apabila perubahan tinggi energi di atas bangunan melebihi 1,50 m
Penggunaan bangunan 6 Untuk mengurangi dan meredam kecepatan jatuh agar kecepatan aliran pada saluran sesuai dengan kecepatan yang diharapkan dalam perencanaan.
Tabel IV.22. Matriks Basis Data Bangunan Terjun (lanjutan 1) No 1 2
Nama Bangunan 2 Bangunan Terjun Miring (lihat gambar II.26)
Karakteristik bangunan 3 Permukaan miring yang menghantar air ke dasar kolam olak adalah praktek perencanaan yang umum, khususnya jika tinggi jauh melebihi 1.5 m. Jika peralihan ujung runcing dipakai diantara permukaan pengontrol dan permukaan belakang (hilir), disarankan untuk memakai kemiringan yang tidak terlalu curam dari 1 : 2
Kelebihan Kekurangan bangunan bangunan 4 5 Pada bangunan terjun, kemiringan permukaan belakang dibuat securam mungkin dan relatif pendek. Dengan bangunan terjun miring, peredam energi menjadi jauh berkurang akibat gesekan dan aliran turbulensi di atas permukaan yang miring.
135
Penggunaan bangunan 6 Bangunan ini digunakan pada daerah yang memiliki beda tinggi yang terlalu besar dan terlalu curam.
Tabel IV.23 Basis data dan basis pengetahuan bangunan Pengukur, Pengatur, Pengontrol, dan Pengukur dan Pengatur Pertanyaan
1. Di jenis saluran apa terletak dan terdapat bangunan irigasi ? 2. Bangunan-bangunan irigasi yang ada penggunaannya untuk apa saja ? 3. Bagaimana kondisi jenis sedimen pada air irigasi ?
4. Bagaimana tingkatan biaya pembuatan bangunan irigasi ?
5. Jenis-jenis bahan apa saja untuk bangunan irigasi ? 6. Bagaimana tingkatan proses eksploitasi untuk bangunan irigasi ? 7. Bagaimana tingkatan biaya perawatan bangunan irigasi ?
Bangunan Jawaban Saluran primer Saluran sekunder Saluran tersier Mengukur Mengatur Mengukur dan mengatur Mengontrol Mengandung sedimen dasar dan layang Mengandung sedimen layang, benda hanyut Mengandung sedimen dasar, layang dan benda hanyut Rendah Sedang Mahal Sangat mahal Paling mahal Baja Beton Batu Kayu Sederhana Mudah Sukar Rendah Sedang Mahal Sangat mahal Paling mahal
Ambang lebar
Cipoletti
Parshal
•
•
• •
Pintu Skot balok • •
Pintu sorong
Pintu Radial
• •
•
• • •
•
Pintu Romijn
Crump de Gruyter
•
•
Celah trapesium
•
•
•
•
•
• •
• •
•
•
•
•
• •
•
•
•
• •
•
• •
•
•
•
•
•
•
• •
• •
Mercu tetap •
• •
• •
Orifis
•
• •
•
•
•
•
•
• •
• •
•
•
•
•
•
• •
•
•
• •
•
•
•
•
• •
136
Tabel IV.23 Basis data dan basis pengetahuan bangunan Pengukur, Pengatur, Pengontrol, dan Pengukur dan Pengatur (lanjutan 1) Pertanyaan
8. Bagaimana tenggang waktu pembuatan bangunan irigasi ? 9. Bagaimana tingkat Pemeliharaan bangunan irigasi ? 10.Bagaimana kondisi kedalaman muka air dihulu bangunan irigasi? 11.Bagaimana fluktuasi muka air? 12.Bagaimana tingkat penyalahgu naan bangunan irigasi oleh orang yang tidak bertanggung jawab ? 13.Bagaimana kekuatan bangunan irigasi ? 14.Bagaimana tingkat proses pembuatan bangunan irigasi ? 15.Bagaimana tingkat kehilangan energi pada bangunan irigasi ?
Bangunan Jawaban Lama Sebentar Sederhana Mudah Rumit Tinggi Rendah Peka Tidak peka Bisa Tidak bisa Kuat Rapuh Rumit Sederhana Besar Kecil
Ambang lebar
Cipoletti
Parshal
Pintu skot balok
• •
•
•
Pintu radial
Pintu Romijn
•
•
•
•
•
• •
•
•
•
•
Orifis •
Mercu tetap
•
•
•
•
•
•
• •
•
•
•
•
•
• •
• •
•
•
•
•
•
•
•
• •
•
•
•
•
• •
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
• •
•
•
137
• • •
•
•
•
Celah Trapesium •
• •
•
Crump de Gruyter •
•
• • •
Pintu sorong
•
•
•
•
IV.3 Bagan Alir (Flow Chart) Sistem Pakar
Gambar IV.1 Bagan Alir Program Sistem Pakar
138
IV.4 Tampilan Program
Mengawali program sistem pakar yang akan dieksekusi, maka disini diberikan beberapa tampilan utama program sistem pakar (TUPSP) seperti berikut dibawah ini : Tampilan bagian awal perencanaan jaringan irigasi, (gambar IV.1)
Gambar IV.1 Bagian Awal Perencanaan
139
Tampilan bagian login dalam perencanaan jaringan irigasi, (gambar IV.2)
Gambar IV.2 Bagian Login Dalam Perencanaan
Tampilan bagian utama perencanaan jaringan irigasi, (gambar IV.3)
Gambar IV.3 Bagian Utama Perencanaan
140
Tampilan bentuk data basis pengetahuan perencanaan jaringan irigasi, (gambar IV.4)
Gambar IV.4 Bentuk Data Basis Pengetahuan
Tampilan disain semua data basis pengetahun perencanaan jaringan irigasi, (gambar IV.5)
Gambar IV.5 Disain Semua Data Basis Pegetahuan
141
Tampilan bentuk data basis data perencanaan jaringan irigasi, (gambar IV.6)
Gambar IV.6 Bentuk Data Basis Data
Tampilan disain semua data basis data perencanaan jaringan irigasi, (gambar IV.7)
Gambar IV.7 Disain Semua Basis Data
142
143
Tampilan bentuk topgrafi perencanaan jaringan irigasi, (gambar IV.10)
Gambar IV.10 Bentuk Topografi
Tampilan bagian bantuan dalam penggunaan sistem pakar perencanaan jaringan irigasi, (gambar IV.11)
Gambar IV.11 Bantuan Dalam Penggunaan Sistem Pakar
144
Tampilan bagian perihal tentang sistem pakar perencanaan jaringan irigasi, (gambar IV.12)
Gambar IV.12 Perihal Tentang Sistem Pakar
Tampilan bagian keluar dari sistem pakar perencanaan jaringan irigasi, (gambar IV.13)
Gambar IV.13 Keluar Dari Sistem Pakar
145
IV.5 Kaidah (Rule) Sistem Pakar
IV.5.1 Pohon Utama Sistem Pakar
Start
Pertanyaan
Pilihan
Rekomendasi
Selesai
Gambar IV.14 Pohon Utama Sistem Pakar
IV.5.2 Kaidah (Rule) Sistem Pakar RULE 001 Di jenis saluran apa terletak dan terdapat bangunan irigasi ? IF : Saluran primer : THEN : 1. Ambang lebar 2. Skot balok 3. Pintu sorong 4. Pintu radial 5. Mercu tetap
146
RULE 002 Di jenis saluran apa terletak dan terdapat bangunan irigasi ? IF : Saluran sekunder : THEN : 1. Skot balok 2. Pintu sorong 3. Orifis 4. Celah trapesium
RULE 003 Di jenis saluran apa terletak dan terdapat bangunan irigasi ? IF : Saluran tersier : THEN : 1. Cipoletti 2. Parshal 3. Pintu Romijn 4. Crump-de Gruyter 5. Orifis 6. Celah trapesium
RULE 004 Bangunan-bangunan irigasi yang ada penggunaannya untuk apa saja ? IF : Untuk mengukur debit : THEN : 1. Ambang lebar 2. Cipoletti 3. Parshal
RULE 005 Bangunan-bangunan irigasi yang ada penggunaannya untuk apa saja ? IF : Untuk mengatur debit : THEN : 1. Skot balok 2. Pintu sorong 3. Pintu radial
147
RULE 006 Bangunan-bangunan irigasi yang ada penggunaannya untuk apa saja ? IF : Untuk mengukur dan mengatur : THEN : 1. Pintu Romijn 2. Crump-de Gruyter 3. Orifis
RULE 007 Bangunan-bangunan irigasi yang ada penggunaannya untuk apa saja ? IF : Untuk mengontrol : THEN : 1. Mercu tetap 2. Celah trapesium
RULE 008 Bagaimana kondisi sedimen pada air irigasi ? IF : Mengandung sedimen dasar : THEN : 1. Pintu sorong 2. Pintu radial 3. Pintu Romijn 4. Crump-de Gruyter 5. Orifis
148
RULE 009 Bagaimana kondisi sedimen pada air irigasi ? IF : Mengandung sedimen layang : THEN : 1. Ambang lebar 2. Cipolett 3. Parshal 4. Skot balok 5. Pintu sorong 6. Pintu radial 7. Pintu Romijn 8. Crump-de Gruyter 9. Orifis 10. Mercu tetap 11. Celah trapesium
RULE 010 Bagaimana kondisi sedimen pada air irigasi ? IF : Mengandung benda-benda hanyut : THEN : 1. Ambang lebar 2. Parshal 3. Pintu skot balok 4. Pintu radial 5. Pintu Romijn 6. Mercu tetap 7. Celah trapesium
RULE 011 Bagaimana tingkatan biaya pembuatan bangunan irigasi ? IF : Rendah : THEN : 1. Ambang lebar 2. Mercu tetap
149
RULE 012 Bagaimana tingkatan biaya pembuatan bangunan irigasi ? IF : Sedang : THEN : 1. Cipoletti 2. Skot balok 3. Celah trapesium
RULE 013 Bagaimana tingkatan biaya pembuatan bangunan irigasi ? IF : Mahal : THEN : 1. Pintu sorong 2. Pintu Romijn 3. Crump-de Gruyter
RULE 014 Bagaimana tingkatan biaya pembuatan bangunan irigasi ? IF : Sangat mahal : THEN : 1. Parshal 2. Pintu radial
RULE 015 Bagaimana tingkatan biaya pembuatan bangunan irigasi ? IF : Peling mahal : THEN : 1. Orifis
150
RULE 016 Jenis-jenis bahan apa saja untuk bangunan irigasi ? IF : Baja : THEN : 1. Pintu sorong 2. Pintu radial 3. Pintu Romijn 4. Crump-de Gruyter 5. Orifis
RULE 017 Jenis-jenis bahan apa saja untuk bangunan irigasi ? IF : Beton : THEN : 1. Ambang lebar 2. Cipoletti 3. Parshal 4. Mercu tetap 5. Celah trapesium RULE 018 Jenis-jenis bahan apa saja untuk bangunan irigasi ? IF : Batu : THEN : 1. Ambang lebar
RULE 019 Jenis-jenis bahan apa saja untuk bangunan irigasi ? IF : Kayu : THEN : 1. Skot balok
RULE 020 Bagaimana tingkatan proses eksploitasi untuk bangunan irigasi ? IF : Sederhana : THEN : Tidak ada bangunan untuk pertanyaan ini
151
RULE 021 Bagaimana tingkatan proses eksploitasi untuk bangnan irigasi ? IF : Mudah : THEN : 1. Ambang lebar 2. Skot balok 3. Pintu sorong 4. Pintu radial 5. Pintu Romijn 6. Crump-de Gruyter 7. Orifis 8. Celah trapesium
RULE 022 Bagaimana tingkatan proses eksploitasi untuk bangunan irigasi ? IF : Sukar : THEN : 1. Cipoletti 2. Parshal
RULE 023 Bagaimana tingkatan biaya perawatan bangunan irigasi ? IF : Rendah : THEN : 1. Skot balok
RULE 024 Bagaimana tingkatan biaya perawatan bangunan irigasi ? IF : Sedang : THEN : 1. Ambang sebar 2. Cipoletti 3. Celah trapesium
152
RULE 025 Bagaimana tingkatan biaya perawatan bangunan irigasi ? IF : Mahal : THEN : 1. Parshal 2. Pintu sorong 3. Pintu radial 4. Pintu Romijn 4. Crump-de Gruyter 5. Mercu tetap
RULE 026 Bagaimana tingkatan biaya perawatan bangunan irigasi ? IF : Sangat mahal : THEN : 1. Orifis
RULE 027 Bagaimana tingkatan biaya perawatan bangunan irigasi ? IF : Paling mahal : THEN : Tidak ada bangunan untuk pertanyaan ini
RULE 028 Bagaimana tenggang waktu pembuatan bangunan irigasi ? IF : Lama : THEN : 1. Parshal 2. Pintu sorong 3. Pintu radial 4. Pintu Romijn 5. Crump-de Gruyter 6. Orifis 7. Mercu tetap
153
RULE 029 Bagaimana tenggang waktu pembuatan bangunan irigasi ? IF : Sebentar : THEN : 1. Ambang lebar 2. Cipoletti 3. Pintu skot balok 4. Celah trapesium
RULE 030 Bagaimana tingkat pemeliharaan bangunan irigasi ? IF : Sedehana : THEN : Tidak ada bangunan untuk pertanyaan ini
RULE 031 Bagaimana tingkat pemeliharaan bangunan irigasi ? IF : Mudah : THEN : 1. Cipoletti 2. Skot balok 3. Pintu sorong 4. Pintu radial 5. Crump-de Gruyter 6. Celah trapesiun
RULE 032 Bagaimana tingkat pemeliharaan bangunan irigasi ? IF : Rumit : THEN : 1. Ambang lebar 2. Parshal 3. Pintu Romijn 4. Orifis 5. Mercu tetap
154
RULE 033 Bagaimana kondisi kedalaman muka air di hulu bangunan irigasi ? IF : Tinggi : THEN : 1. Ambang lebar 2. Cipoletti 3. Parshal 4. Pintu skot balok 5. Pintu sorong 6. Pintu radial 7. Pintu Romijn 8. Crump-de Gruyter 9. Orifis 10. Mercu tetap 11. Celah trapesium
RULE 034 Bagaimana kondisi kedalaman muka air di hulu bangunan irigasi ? IF : Rendah : THEN : Tidak ada bangunan untuk pertanyaan ini
RULE 035 Bagaimana fluktuasi muka air ? IF : Peka : THEN : 1. Ambang lebar 2. Cipoletti 3. Parshal 4. Pintu skot balok 5. Pintu Romijn 7. Crump-de Gruyter 8. Orifis 9. Mercu tetap 10. Celah trapesium
155
RULE 036 Bagaimana fluktuasi muka air ? IF : Tidak peka : THEN : 1. Pintu sorong 2. Pintu radial
RULE 037 Bagaimana tingkat penyalahgunaan bangunan irigasi oleh orang yang tidak bertanggung jawab? IF : Bisa : THEN : 1. Pintu skot balok 2. Pintu Romijn 3. Crump-de Gruyter
RULE 038 Bagaimana tingkat penyalahgunaan bangunan irigasi oleh orang yang tidak bertanggung jawab ? IF : Tidak bisa : THEN : 1. Ambang lebar 2. Cipoletti 3. Parshal 4. Pintu sorong 5. Pintu radial 6. Orifis 7. Mercu tetap 8. Celah trapesium
156
RULE 039 Bagaimana kekuatan bangunan irigasi ? IF : Kuat : THEN : 1. Ambang lebar 2. Cipoletti 3. Parshal 4. Pintu skot balok 5. Pintu sorong 6. Pintu radial 7. Pintu Romijn 8. Crump-de Gruyter 9. Orifis 10. Mercu tetap 11. Celah trapesium
RULE 040 Bagaimana kekuatan bangunan irigasi ? IF : Rapuh : THEN : Tidak ada bangunan untuk pertanyaan ini
RULE 041 Bagaimana tingkat proses pembuatan bangunan irigasi ? IF : Rumit : THEN : 1. Parshal 2. Pintu radial 3. Pintu Romijn 4. Crump-de Gruyter 5. Orifis
157
RULE 042 Bagaimana tingkat proses pembuatan bangunan irigasi ? IF : Sederhana : THEN : 1. Ambang lebar 2. Cipoletti 3. Pintu skot balok 4. Pintu sorong 5. Mercu tetap 6. Celah trapesium
RULE 043 Bagaimana tingkat kehilangan energi pada bangunan irigasi ? IF : Besar : THEN : 1. Cipoletti 2. Crump-de Gruyter 3. Orifis 4. Mercu tetap
RULE 044 Bagaimana tingkat kehilangan energi pada bangunan irigasi ? IF : Kecil : THEN : 1. Ambang lebar 2. Parshal 3. Pintu skot balok 4. Pintu sorong 5. Pintu radial 6. Pintu Romijn 7. Celah trapesium
158
IV.6 Spesifikasi Sistem Pakar Dalam Perencanaan Irigasi
IV.6.1 Bagian Awal Perencanaan
Bagian awal perencanaan ini menginstruksikan kepada user untuk berhubungan dengan bagian-bagian dari program sistem pakar selanjutnya, yang akan melewati beberapa tombol perintah yang mendapat penekanan secara bergilir dan berurutan mengantarkan user mengakses ke program berikutnya. Bagian awal perencanaan ini memiliki beberapa tombol perintah untuk mengakses ke program berikutnya. Tombol-tombol perintah tersebut yaitu :
Tombol yang bertuliskan Sistem, tombol ini apabila mendapat penekanan, maka ia akan berfungsi untuk mengadakan hubungan dengan program selanjutnya, yaitu : akan menampilkan bagian login dalam perencanaan.
Tombol yang bertuliskan Perihal, tombol ini apabila ditekan, maka ia akan berfungsi untuk menampilkan form yang berisikan konsep-konsep yang memberikan penjelasan tentang program sistim pakar ini. Dari sisi keingin tahuan mengenai program sistem pakar ini dapat menggunakan tombol perihal ini.
Tombol yang bertuliskan Keluar, tombol ini apabila di tekan, maka ia akan memberikan instruksi kepada user untuk memilih dua pilihan, yaitu pilihan yang akan mengakhiri dan menutup program, dengan menekan Tombol yang bertuliskan Ok. Selanjutnya bagian ini juga ada instruksi yang mengara untuk masih tetap berada pada program yang sedang diraning tersebut. Untuk hal seperti ini silahkan menekan tombol Cancel yang terdapat pada tampilan tersebut. Lihat pada gambar 4.1
IV.6.2 Bagian Login Dalam Perencanaan
Penekanan tombol sistem yang telah dijelaskan pada bagian awal perencanaan, maka akan menampilkan bagian login dalam perencanaan. Dalam bagian ini user
159
diberikan peluang untuk memasukkan password sebagaimana yang diminta dalam bagian login tersebut. Setelah kelengkapan yang diminta dalam bentuk nama dan password yang dimasukan dengan benar dan tercatat pada bagian login, maka perintah ini akan mengakses program dan menampilkan bagian lanjutan dari program tersebut yaitu bagian utama perencanaan. Lebih jelasnya, bagian ini dapat dilihat pada gambar 4.2
IV.6.3 Bagian Utama Perencanaan
Pada Bagian utama perencanaan ini memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting dalam meraning program lanjutannya. Karena dalam bagian ini ada subsub bagian yang memiliki fungsi yang berbeda-beda pula. Sub-sub bagian ini meliputi : sub bagian sistim pakar pada perencanaan, Sub bagian merancang basis pengetahuan untuk perencanaan, sub bagian merancang bentuk basis data untuk perencanaan, sub bagian merancang bahan material untuk perencanaan, sub bagian merancang bagian bentuk topografy, sub bagian kerangka bantuan dalam penggunaan sistem pakar, sub bagian kerangka perihal tentang sistem pakar dalam perencanaan, dan sub bagian yang membahas tentang teknik untuk keluar dari sistem pakar. Sub-sub bagian yang disebutkan di atas akan dibahas secara mendeteil dalam bagian sub-sub bab berikut dibawah ini. Untuk lebih jelasnya, bagian ini dapat dilihat pada gambar 4.3
IV.6.3.1 Bagian sistem pakar pada perencanaan
Pembahasan dalam bagian sistem pakar pada perencanaan ini menguraikan langkah-langkah meraning program sistem pakar dalam penelusuran perencanaan jaringan irigasi sampai memperoleh hasil akhir perencanaan jaringan irigasi yang diharapkan. Untuk lebih jelasnya bagian sistem pakar pada perencanaan akan dibahas secara mendeteil penjelasannya terdapat pada bab v implementasi sistem pakar pada perencanaan jaringan irigasi.
160
IV.6.3.2 Merancang basis pengetahuan untuk perencanaan
Pembahasan
pada
perancangan
basis
pengetahuan
untuk
perencanaan,
mengungkapkan dan menguraikan bagian-bagian yang merupakan pengetahuan mendasar dalam pemprosesan program. Bagian-bagian yang akan dibahas disini meliputi mendisain bentuk data basis pengetahuan, dan setelah itu menampilkan disain semua data basis pengetahuan untuk perencanaan yang terdapat dan berada di dalam basis pengetahuan.
IV.6.3.3 Mendisain bentuk data basis pengetahuan
Mendisain bentuk data basis pengetahuan, memiliki beberapa komponen perintah yang akan mengakses masing-masing bagian dalam memasukkan data dan menerima data informasi yang sekaligus juga mengakses hasil outputnya untuk masing-masing komponen perintah. Masing-masing bagian ini meliputi komponen perintah cari, baru, edit, simpan, hapus, kosong, dan berakhir pada komponen perintah tutup. Lebih jelasnya, bagian ini dapat dilihat pada gambar 4.4
Komponen perintah cari, merupakan komponen yang berfungsi untuk melacak dan sekaligus mencari data yang di input dan dimasukan melalui jendela yang telah disiapkan untuk menerima data yang di input dan data yang dimasukan. Dalam proses pencarian data input yang telah dimasukan pada jendela yang telah disiapkan untuk menerima data input tersebut, kemudian komponen perintah cari akan mengadakan pencarian dan pelacakan sampai menemukan data yang dimaksud (dicari). Setelah itu perolehan pencarian data tersebut akan ditampilkan dan dimunculkan pada jendela yang telah disediakan, sehingga user dengan sendirinya melihat langsung hasil pencarian dan pelacakan yang dilakukan secara jelas dan benar. Apabila dalam pencarian dan pelacakan, ternyata data yang dicari tidak ditemukan, maka akan ada pesan yang mengatakan bahwa data yang dicari tidak ditemukan dan tidak ada atau data yang dicari salah. Bagian ini dapat dilihat pada gambar 4.4
161
Komponen perintah baru, merupakan komponen perintah yang berfungsi untuk menginput dan memasukkan data baru kedalam memori basis pengetahuan dan sekaligus merupakan data yang parmanen melalui jendela input data masukan yang ada. Selanjutnya untuk memasukkan data baru lainnya kedalam memori basis pengetahuan prosesnya sama seperti di atas. Lihat pada gambar 4.4
Komponen perintah edit, pada komponen perintah edit ini merupakan komponen yang berfungsi untuk memperbaiki data-data yang sudah ada dalam basis pengetahuan tetapi data tersebut harus mengalami perubahan atau data tersebut harus mengalami penggantian data. Untuk jelasnya komponen edit ini dapai dilihat pada gambar 4.4
Komponen perintah simpan, bagian komponen perintah simpan ini merupakan komponen yang berfungsi untuk mengkaper dan menyimpan data yang telah diketik melalui jendela input data dan menyimpankanya kememori kerja basis pengetahuan. Dengan demikian data yang sudah dimasukkan ke dalam memori basis pengetahuan menjadi tersimpan dengan rapi dan aman didalam ardis dan memori kerja basis pengetahuan. Dan kemudian data tersebut bisa dilihat lagi apabila dibutuhkan. Bagian komponen ini dapat dilihat pada gambar 4.4
Komponen perintah hapus, komponen ini fungsi untuk menghapus data yang sudah tidak dipakai lagi. Dalam pengetikan data ternyata ada yang salah pengetikannya dapat dihapus melalui komponen perintah ini. Sehingga dalam memperbaiki kesalahan dalam pengolaan data dapat dilakukan secara baik. Komponen perintah hapus lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.4
Komponen perintah kosong, bagian komponen perintah kosong ini merupakan komponen yang berfungsi untuk membersihkan data-data yang masih tertinggal pada jendela data masukkan atau jendela input data. Dengan demikian memberikan peluang kepada user untuk memasukkan data baru atau menambah data kedalam memori kerja basis pengetahuan. Bagian ini lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.4
162
Komponen perintah tutup, komponen ini merupakan komponen yang berfungsi untuk menutup keseluruhan tampilan pada bagian data basis pengetahuan yang terdapat pada layar monitor. Dengan demikian memberikan peluang kepada user untuk mengakhiri semua kegiatan dalam bagian ini. Bagian ini lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.4
IV.6.3.4 Menampilkan disain semua data basis pengetahuan
Disain semua data basis pengetahuan akan ditampilkan dan dilihat secara menyeluruh melalui bagian ini. Semua data basis pengetahuan memiliki dua konsep pengisian, yaitu konsep pertanyaan dan konsep jawaban. Bagia ini dapat dilihat pada gambar 4.5
IV.6.3.5 Merancang bentuk basis data untuk perencanaan
Pembahasan pada merancang bentuk basis data untuk perencanaan, meliputi bangunan-bangunan irigasi yang sangat penting peranannya di dalam suatu jaringan irigasi. Bangunan-bangunan irigasi yang terdapat dalam merancang bentuk basis data untuk perencanaan ini terdiri dari bangunan pengukur, pengatur, pengukur dan pengatur, pengontrol, bangunan terjun, dan bangunan peredam energi. Bagian-bagian yang akan dibahas disini meliputi mendisain bentuk data basis data untuk perencanaan, dan setelah itu menampilkan disain semua basis data perencanaan yang terdapat dan berada di dalam Merancang bentuk basis data untuk perencanaan.
IV.6.3.6 Mendisain bentuk data basis data untuk perencanaan
Mendisain bentuk data basis data untuk perencanaan, memiliki beberapa komponen perintah yang akan mengakses masing-masing bagian dalam memasukkan data dan menerima data informasi yang sekaligus juga mengakses hasil outputnya untuk masing-masing komponen perintah. Masing-masing bagian ini meliputi komponen perintah cari, baru, edit, simpan, hapus, kosong, browse,
163
simpan tipe, dan berakhir pada komponen perintah tutup. Untuk lebih jelasnya, bagian ini dapat dilihat pada gambar 4.6
Komponen perintah cari, merupakan komponen yang berfungsi untuk melacak dan sekaligus mencari data yang di input dan dimasukan melalui jendela yang telah disiapkan untuk menerima data yang di input dan data yang dimasukan. Dalam proses pencarian data input yang telah dimasukan pada jendela yang telah disiapkan untuk menerima data input tersebut, kemudian komponen perintah cari akan mengadakan pencarian dan pelacakan sampai menemukan data yang dimaksud (dicari). Setelah itu perolehan pencarian data tersebut akan ditampilkan dan dimunculkan pada jendela yang telah disediakan, sehingga user dengan sendirinya melihat langsung hasil pencarian dan pelacakan yang dilakukan secara jelas dan benar. Apabila dalam pencarian dan pelacakan, ternyata data yang dicari tidak ditemukan, maka akan ada pesan yang mengatakan bahwa data yang dicari tidak ditemukan dan tidak ada atau data yang dicari salah. Lihat pada gambar 4.6
Komponen perintah baru, merupakan komponen perintah yang berfungsi untuk menginput dan memasukkan data baru kedalam memori basis data dan sekaligus merupakan data yang parmanen melalui jendela input data masukan yang ada. Selanjutnya untuk memasukkan data baru lainnya kedalam memori basis data prosesnya sama seperti di atas. Bagian ini dapat dilihat pada gambar 4.6
Komponen perintah edit, pada komponen perintah edit ini merupakan komponen yang berfungsi untuk memperbaiki data-data yang sudah ada dalam basis data tetapi data tersebut harus mengalami perubahan atau data tersebut harus mengalami penggantian data. Untuk jelasnya komponen edit ini dapai dilihat pada gambar 4.6
Komponen perintah simpan, bagian komponen perintah simpan ini merupakan komponen yang berfungsi untuk mengkaper dan menyimpan data yang telah diketik melalui jendela input data dan menyimpannya kememori kerja basis data. Dengan demikian data yang sudah dimasukkan ke dalam memori basis data
164
menjadi tersimpan dengan rapi dan aman didalam ardis dan memori kerja basis data. Dan kemudian data tersebut bisa dilihat lagi apabila dibutuhkan. Bagian komponen ini dapat dilihat pada gambar 4.6
Komponen perintah hapus, komponen ini fungsi untuk menghapus data yang sudah tidak dipakai lagi. Dalam pengetikan data ternyata ada yang salah pengetikannya dapat dihapus melalui komponen perintah ini. Sehingga dalam memperbaiki kesalahan dalam pengolaan data dapat dilakukan secara baik. Komponen perintah hapus lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.6 Komponen perintah kosong, bagian komponen perintah kosong ini merupakan komponen yang berfungsi untuk membersihkan data-data yang masih tertinggal pada jendela data masukkan atau jendela input data. Dengan demikian memberikan peluang kepada user untuk memasukkan data baru atau menambah data kedalam memori kerja basis data. Bagian ini lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.6
Komponen perintah browse, bagian komponen ini merupakan komponen yang berfungsi untuk memasukkan data berupa gambar yang merupakan input data gambar yang baru. Data gambar baru ini merupakan bagian yang menyatu dengan merancang data basis data untuk perencanaan. Dengan demikian memberikan kemudaan kepada user untuk memasukkan data baru yang berupa gambar atau menambah data gambar kedalam memori kerja data basis data untuk perencanaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.6
Komponen perintah simpan tipe, komponen perintah ini merupakan komponen yang berfungsi untuk mendukumentasikan dan menyimpan data gambar yang telah dimasukkan. Bagian ini lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.6
Komponen perintah tutup, komponen ini merupakan komponen yang berfungsi untuk menutup keseluruhan tampilan pada bagian data basis data untuk perencanaan yang terdapat pada layar monitor. Dengan demikian memberikan
165
peluang kepada user untuk mengakhiri kegiatan pada bagian ini. Bagian ini lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.6
IV.6.3.7 Menampilkan disain semua basis data perencanaan
Disain semua basis data perencanaan akan ditampilkan dan dilihat secara menyeluruh melalui bagian ini. Semua basis data untuk perencanaan memiliki dua konsep pengisian, yaitu konsep pertanyaan dan konsep jawaban. Bagian ini dapat dilihat pada gambar 4.7
IV.6.3.8 Merancang bahan material untuk perencanaan
Bahan material untuk perencanan yang dibahas meliputi bahan meterial yang digunakan untuk bangunan irigasi yang ada dalam perencanaan. Bangunan irigasi dalam perencanaan, terdiri dari bangunan pengukur, pengatur, pengukur dan pengatur, pengontrol, bangunan terjun, dan bangunan peredam energi. Bagianbagian yang akan dibahas disini meliputi mendisain bentuk bahan material untuk perencanaan, dan setelah itu menampilkan disain semua bahan material untuk perencanaan yang terdapat dan berada di dalam merancang bahan material untuk perencanaan.
IV.6.3.9 Mendisain data material perencanaan
Mendisain data material untuk perencanaan, memiliki beberapa komponen perintah yang akan mengakses masing-masing bagian dalam memasukkan data dan menerima data informasi yang sekaligus juga mengakses hasil outputnya untuk masing-masing komponen perintah. Masing-masing bagian ini meliputi komponen perintah cari, baru, edit, simpan, hapus, kosong, browse, simpan tipe, dan berakhir pada komponen perintah tutup. Lebih jelasnya, bagian ini dapat dilihat pada gambar 4.8
166
Komponen perintah cari, merupakan komponen yang berfungsi untuk melacak dan sekaligus mencari data yang di input dan dimasukan melalui jendela yang telah disiapkan untuk menerima data yang di input dan data yang dimasukan. Dalam proses pencarian data input yang telah dimasukan pada jendela yang telah disiapkan untuk menerima data input tersebut, kemudian komponen perintah cari akan mengadakan pencarian dan pelacakan sampai menemukan data yang dimaksud (dicari). Setelah itu perolehan pencarian data tersebut akan ditampilkan dan dimunculkan pada jendela yang telah disediakan, sehingga user dengan sendirinya melihat langsung hasil pencarian dan pelacakan yang dilakukan secara jelas dan benar. Apabila dalam pencarian dan pelacakan, ternyata data yang dicari tidak ditemukan, maka akan ada pesan yang mengatakan bahwa data yang dicari tidak ditemukan dan tidak ada atau data yang dicari salah. Untuk lebih jelasnya, bagian ini dapat dilihat pada gambar 4.8
Komponen perintah baru, merupakan komponen perintah yang berfungsi untuk menginput dan memasukkan data baru kedalam memori disain data material perencanaan dan sekaligus merupakan data yang parmanen melalui jendela input data masukan yang ada. Selanjutnya untuk memasukkan data baru lainnya kedalam memori disain data material perencanaan prosesnya sama seperti di atas. Lihat pada gambar 4.8
Komponen perintah edit, pada komponen perintah edit ini merupakan komponen yang berfungsi untuk memperbaiki data-data yang sudah ada dalam disain data material perencanaan tetapi data tersebut harus mengalami perubahan atau data tersebut harus mengalami penggantian data. Untuk jelasnya komponen edit ini dapat dilihat pada gambar 4.8
Komponen perintah simpan, bagian komponen perintah simpan ini merupakan komponen yang berfungsi untuk mengkaper dan menyimpan data yang telah diketik melalui jendela input data dan menyimpannya kedalam memori kerja disain data material perencanaan. Dengan demikian data yang sudah dimasukkan ke dalam memori disain data material perencanaan menjadi tersimpan dengan rapi
167
dan aman didalam ardis dan memori kerja disain data material perencanaan. Dan kemudian data tersebut bisa dilihat lagi apabila dibutuhkan. Bagian komponen ini dapat dilihat pada gambar 4.8
Komponen perintah hapus, komponen ini berfungsi untuk menghapus data yang sudah tidak dipakai lagi. Dalam pengetikan data ternyata ada data yang salah dalam pengetikannya dapat dihapus melalui komponen perintah ini. Sehingga untuk memperbaiki kesalahan dalam pengolaan data dapat dilakukan secara baik. Komponen perintah hapus lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.8
Komponen perintah kosong, bagian komponen perintah kosong ini merupakan komponen yang berfungsi untuk membersihkan data-data yang masih tertinggal pada jendela data masukkan atau jendela input data. Dengan demikian memberikan peluang kepada user untuk memasukkan data baru atau menambah data kedalam memori kerja disain data material perencanaan. Bagian ini lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.8
Komponen perintah tutup, komponen ini merupakan komponen yang berfungsi untuk menutup keseluruhan tampilan pada bagian data material untuk perencanaan yang terdapat pada layar monitor. Dengan demikian memberikan peluang kepada user untuk mengakhiri kegiatan pada bagian ini. Bagian ini lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.8
IV.6.3.10 Menampilkan disain semua data material perencanaan
Disain semua data material perencanaan akan ditampilkan dan dilihat secara menyeluruh melalui bagian ini. Semua data material perencanaan memiliki dua konsep pengisian, yaitu konsep pertanyaan dan konsep jawaban. Untuk jelasnya bagian ini dapat dilihat pada gambar 4.9
168
IV.6.3.11 Merancang bagian bentuk topografy
Merancang bagian bentuk topografy meliputi topografy yang digunakan untuk perencanaan jaringan irigasi. Topografy yang digunakan berasal dari daerah atau lokasi perencanaan jaringan irigasi yang dimaksudkan. Kelengkapan data topografy mengacu pada lokasi perencanaan jaringan irigasi. Bagian-bagian yang akan dibahas disini meliputi mendisain bentuk topografy untuk perencanaan, dan setelah itu membuat penggambaran skema jaringan irigasi di atas peta topografy yang telah dibuat tersebut. Bagian ini dapat dilihat pada gambar 4.10
IV.6.3.12 Kerangka bantuan dalam penggunaan sistem pakar
Dalam bagian ini diarahkan untuk membantu user memahami lebih jauh tentang program sistem pakar ini. Lihat pada gambar 4.11
IV.6.3.13 Kerangka perihal tentang sistem pakar dalam perencanaan
Pembahasan dalam bagian ini diarahkan untuk memberikan kejelasan kepada pengguna perihal sofware ini. Bagian ini dapat dilihat pada gambar 4.12
IV.6.3.14 Teknik untuk keluar dari sistem pakar
Pada akhirnya mengakhiri atau tetap akses dan berada pada suatu kegiatan dalam hal ini meraning program dan menutup waktu raning program, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rangkaian suatu kegiatan. Meraning program untuk tetap aktif dan atau untuk harus ditutup, maka harus melewati dua pilihan arternatif yang harus dilakukan oleh pengguna, yaitu pilihan untuk keluar dari program, dan pilihan untuk tetap dan masih berada di raning program . Lihat pada gambar 4.13
169
IV.6.3.15 Keluar dari sistem pakar (Ok)
Penekanan tombol Ok merupakan pilihan untuk keluar dari program, berarti semua rangkaian kegiatan dalam meraning program telah berakhir. Dalam hal ini hasilnya pun sudah diperoleh. Untuk lebih jelasnya, bagian ini dapat dilihat pada gambar 4.13
IV.6.3.16 Masih tetap berada dalam lingkup sistem pakar (Cancel)
Pilihan untuk tetap dan masih berada di raning program, berarti rangkaian kegiatan dalam meraning program masih tetap pada posisi aktif dan masih tetap dijalankan. Dengan demikian peluang untuk hal-hal yang masih ketinggalan belum dikerjakan dapat diselesaikan. Bagian ini dapat dilihat pada gambar 4.13
170