BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Paparan Hasil Penelitian Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa peneliti menggunakan beberapa metode yang digunakan, yaitu: interview atau wawancara,
observasi
dan
dokumentasi.
kemudian
dari
hasil
pengumpulan data ini, penulis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif adalah teknik analisa data yang bersifat non angka atau data yang dikumpulkan berupa kata-kata dan gambar. Tentang wawancara penelitian dengan segenap ustadz dan ustadzah, dilakukan di lokasi TPQ. Hal ini dilakukan untuk mengetahui secara mendalam tentang bagaimana kondisi pribadi dan tingkah laku subjek. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan data unutk memberi gambaran penyajian laporan tersebut dan selanjutnya penganalisaan dilakukan dengan menggunakan interpretasi logis terhadap data-data yang diperoleh dan dianggap sesuai dengan pokok permasalahan. Untuk mencetak seorang yang Qur’ani, memiliki pribadi yang beriman, bertaqwa dan beramal sholeh, seorang ustadz memiliki peranan yang sangat penting terlebih dalam sebuah lembaga pendidikan Islam seperti TPQ. Yang mana sebagai ustadz dan ustadzah tidak cukup hanya mendidik di dalam kelas akan tetapi juga mendidik di luar kelas dan setiap waktu semua itu adalah tanggung jawab ustadz dan usdzah. 88
89
Dalam mempelajari ilmu agama tidak terlepas dari pelajaran dasarnya yaitu Al-Qur’an. Pelajaran Al-Qur’an tersebut membutuhkan ketlatenan dan kesabaran, karena sebelum mahir dalam membaca AlQur’an membutuhkan pejuangan untuk mencapainya. Dalam hal ini dibutuhkan motivasi dalam mempelajari Al-Qur’an, agar para anak didik tidak merasa jenuh dan bosan. Dari hasil wawancara dengan ustadzah Siti Syamsiyah sebagai kepala TPQ An-Nahdliyah Banjarejo tentang seberapa pentingkah motivasi untuk belajar baca tulis Al-Qur’an, beliau menjelaskan: “Motivasi itu sangatlah penting, apalagi motivasi belajar dalam kegiatan belajar Al-Qur’an. Misal ketika mempelajari jilid, sebagai pengajar harus bisa memotivasi atau menarik minat anak didik yang diajarnya untuk mau dan terus belajar, dan kita sebagai pengajar menggunakan segala macam upaya untuk dapat menggerakkan anak agar mau membaca dan menulis huruf-huruf hijaiyah”.1 Penulis mengajukan pertanyaan yang lebih mendalam mengenai motivasi yang seperti apa yang diberikan pada anak didik, beliau menjelaskan lagi: Untuk anak yang pra Al-Qur’an motivasi yang digunakan yaitu imbalan atau ganjaran, alasannya karena anak yang pra Al-Qur’an pada umumnya anak yang berusia 4-5 tahun dan masih belum bisa fokus secara menyeluruh untuk belajar sehingga penggunaan imbalan merupakan metode yang tepat, hal ini merupakan daya penarik agar anak menurut pada gurunya”.2 Dari pernyataan di atas, saya sebagai peneliti menyimpulkan bahwa motivasi dalam pendidikan sangatlah penting terutama motivasi belajar 1
Hasil wawancara dengan Ustadzah Siti Syamsiah pada hari senin tanggal 6 April 2015 pukul 17.00 WIB 2 Hasil wawancara dengan Ustadzah Siti Syamsiah pada hari senin tanggal 6 April 2015 pukul 17.00 WIB
90
pada anak didik yang pra Al-Qur’an. Anak didik pada usia seperti itu sangatlah rentan terpengaruh dengan keadaan lingkungan sekitar (lingkungan baru), sehingga para ustadzah menerapkan metode imbalan sebagai daya tarik anak didik untuk mau belajar.
1. Metode Pembelajaran Yang Digunakan Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Baca Tulis Al-Qur’an di TPQ An-Nahdliyah Banjarejo Metode pengajaran adalah cara penyampaian dalam proses kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar di TPQ An-Nahdliyah, hanya sejumlah metode tertentu saja yang dapat diterapkan mengingat tingkat perkembangan anak yang masih dini yaitu usia anak 4-12 tahun. Penerapan metode tersebut harus disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi anak. a. Proses kegiatan belajar yang di terapkan di TPQ An-Nahdliyah di Banjarejo Berdasarkan pengamatan atau observasi yang penulis lakukan bahwa, proses kegiatan belajar mengajar TPQ An-Nahdliyah di Desa Banjarejo berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran Al-Qur’an, anak didik memperhatikan apa yang telah disampaikan oleh ustadznya.
91
Adapun alur proses pembelajaran Al-Qur’an di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) An-Nahdliyah di Desa Banjarejo adalah sebagai berikut: 1) Pembukaan di buka dengan salam dan do’a. 2) Secara bersama-sama membaca do’a sehari-hari atau surat pendek. 3) Kemudian membaca bersama bacaan yang akan dibaca. 4) Kemudian privat yaitu ustadzah menyimak apa yang dibaca anak didik, di samping itu ustadzah memberikan materi menulis untuk mengurangi kegaduhan. 5) Kemudian kembali pada tempat semula dan secara bersamasama membaca (belajar) bacaan yang akan dibaca besok. 6)
Berdo’a dan di tutup dengan salam. Setelah selesai setiap anak didik yang pulang harus bersalaman
dengan ustadzah atau pendidik.3 Adapun kegiatan belajar mengajar di TPQ An-Nahdliyah Banjarejo di mulai dari hari senin sampai sabtu. Dalam sehari terdapat dua jam pelajaran, satu jamnya kira-kira 45 menit. Satu jam pelajaran digunakan untuk belajar Al-Qur’an dan pada jam berikutnya untuk mempelajari
pelajaran
tambahan
semisal:
belajar
mempelajari materi tentang akhlaq, fiqih dan tauhid.4
3 4
Observasi di kelas III TPQ-B pada hari sabtu tanggal 25 April 2015 Observasi di TPQ An-Nahdliyah pada hari kamis tanggal 30 April 2015
menulis,
92
b. Metode yang diterapkan di TPQ An-Nahdliyah Banjarejo Berdasarkan pengamatan atau observasi yang penulis lakukan, temuan yang ada di lapangan tentang metode pembelajaran yang digunakan dalam meningkatkan motivasi belajar baca tulis Al-Qur’an di TPQ An-Nahdliyah Banjarejo, para ustadzah secara keseluruhan menggunakan metode yang sama dalam pengolahan kelasnya. Metode-metode tersebut di antaranya ialah metode demonstrasi, metode tugas dan metode drill.5 Untuk mengetahui bagaimana metode
pembelajaran yang
digunakan dalam meningkatkan motivasi belajar baca tulis Al-Qur’an di TPQ An-Nahdliyah Banjarejo, Ustadzah Athi’ Milla selaku pengajar anak didik pada tingkat I TPQ menjelaskan: “Dalam menggunaan metode ketika membaca jilid saya menerapkan tiga metode, yaitu yang pertama metode demonstrasi untuk memberikan penjelasan tentang hruf-huruf hijaiyah, yang ke dua metode pemberian contoh (tugas) untuk melatih anak menulis tulisan arab dan yang terakhir metode drill untuk memperlancar bacaan, sedangkan untuk pengajaran surat-surat pendek, saya menerapkan sistem hafalan secara bersama-sama setelah itu mengunakan sistem sambung ayat, sama halnya dengan pengajaran bacaan do’a sehari-hari saya menerapkan sistem seperti pengajaran surat pendek”.6 Selanjutnya penulis meminta penjelasan kembali kepada Ustadzah Athi’ Milla, kenapa lebih mengutamakan metode-metode tersebut dalam meningkatkan motivasi belajar baca tulis Al-Qur’an, ustadz Athi’ Milla menjawab : 5
Observasi di kelas I TPQ-B pada hari kamis tanggal 30 April 2015 Hasil wawancara dengan Ustadzah Athi’ Milla pada hari jum’at tanggal 23 April 2015 pukul 16.55 WIB 6
93
“Yang pertama saya menerapkan metode demonstrasi karena menurut saya metode demonstrasi di sini sangat penting dalam penjelasan huruf-huruf hijaiyah, mulai dari cara membaca, panjang pendek dan jelas ataupun bacaan samar, kemudian metode tugas yang dimaksudkan di sini untuk memberikan contoh bagaimana anak didik saya ini bisa melafalkan huruf yang sedang dipelajari dengan baik dan benar dan cara menuliskannya apakah sudah baik dan rapi, setelah itu yang terakhir saya menerapakan metode drill ketika membaca jilid agar anak didik saya lancar, benar dan pas dalam membaca tulisan yang ada di jilid, dalam pengajaran surat pendek, saya penerapkan sistem dengan hafalan secara bersamasama dengan tujuan agar anak-anak yang lain ikut bersuara, setelah itu saya menerpakan sitem sambung ayat, dengan maksud anakanak akan lebih fokus dalam mengikuti hafalan surat pendek, dalam penerapannya semisal bersama-sama menghafalkan surat AlIkhlas dan diulang 3 sampai 5 kali setelah agak lancar hafalannya dipilih secara acak untuk menghafalkan ayat 1 dan diteruskan anak lain untuk menghafalkan ayat berikutnya dan kegiatan ini dilakukan sampai ayat terakhir, untuk belajar menulis terlebih dahulu saya menuliskan di papan tulis dan anak-anak menyalin tulisan saya di bukunya masing-masing, jika ada anak yang belum bisa menulis saya memegangi tangan untuk menuntunnya ataupun saya menuliskan dengan cara membuat gambar putus-putus agar anak menirukannya”.7 Selanjutnya metode
pembelajaran yang digunakan dalam
meningkatkan motivasi belajar baca tulis Al-Qur’an di tingkatan II TPQ, Ustadzah Istikharoh selaku pengajar anak didik pada tingkat II TPQ-A menjelaskan: “Saya juga tidak mengerti metode apa yang saya gunakan ketika mengajar, biasanya ketika saya mengajar saya memulainya dengan membaca bersama-sama, setelah berdo’a menghafalkan surat-surat pendek atau do’a sehari-hari dan setelah itu membaca Al-Qur’an secara bersama-sama. Ketika selesai membaca bersama saya menunjuk salah satu atau beberapa anak secara acak untuk membaca kembali, untuk masalah menulis anak-anak saya sudah banyak yang mahir dalam menulis tetapi terkadang saya hanya
7
Hasil wawancara dengan Ustadzah Athi’ Milla pada hari jum’at tanggal 23 April 2015 pukul 16.55 WIB
94
membenarkan penulisan dan jawaban dari tugas yang saya berikan”.8 Selain itu Ustadzah Hidayatul Muflihah selaku pengajar kelas II TPQ-B menjelaskan tentang bagaimana metode pembelajaran yang digunakan dalam meningkatkan motivasi belajar baca tulis Al-Qur’an “Hampir sama dengan kelas II TPQ-A dalam penggunaan metodenya, karena sebelum melakukan pengajaran saya berkomunikasi terlebih dahulu dengan Bu Istikharoh. Seperti apa metode-metode yang akan diterapkan agar tidak terjadi perbedaan dalam pengajaran dan penyampaian materi”.9 Untuk selanjutnya pada tingkat III TPQ, Ustadzah Khodijah selaku pengajar di kelas III TPQ-A berpendapat tentang metode pembelajaran yang digunakan dalam meningkatkan motivasi belajar baca tulis Al-Qur’an. “Saya mengajar menggunakan metode membaca secara bersama, dan membaca sendiri dengan sistem pemilihan acak anak”.10 Untuk selanjutnya Ustadzah Khodijah memberikan penjelasan tentang pendapatnya: “Kegiatan tersebut saya rasa tepat di gunakan pada kelas yang saya ajarkan. Membaca bersama merupakan salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mengukur ketepatan membacanya. Ketika sudah selesai membaca saya memberikan kesempetan pada anak untuk membaca di depan saya dan saya beri nlai di prestasinya, kecuali pada anak yang saya rasa sudah pandai dalam membaca saya tidak
8
Hasil wawancara dengan Ustadzah Istikharoh pada hari senin tanggal 27 April 2015 pukul 15.00 WIB 9 Hasil wawancara dengan Ustadzah Hidayatul Muflihah pada hari selasa tanggal 28 April 2015 pukul 16.50 WIB 10 Hasil wawancara dengan Ustadzah Khodijah pada hari rabu tanggal 29 April 2015 pukul 16.55 WIB
95
menyuruhnya untuk membaca secara keseluruhan, melainkan membaca dengan sistem acak”.11 Didukung dengan pendapat Ustadzah Nurur Hayah yang mengajar pada kelas III TPQ-B, beliau menjelaskan: “Dalam penggunaan metode ketika mengajar saya menerapkan metode bimbingan dan pemberian tugas”.12 Untuk selanjutnya Bu Nurur Hayah memberikan penjelasan tentang pendapatnya: “Karena yang saya ajar adalah anak yang sudah bisa mengerti dan memahami pelajaran, saya menerapkan metode bimbingan untuk anak yang saya ajar, dan untuk mendukung pengajaran yang sedang berlangsung saya menerapkan metode tugas untuk mengukur seberapa paham dan mengerti anak-anak tentang pelajaran yang saya ajarkan.13
Dalam rangka meningkatkan motivasi belajar baca tulis AlQur’an di TPQ An-Nahdliyah Banjarejo. Peran dari kepala TPQ dan para ustadz/ustadzah sangat menentukan, karena kepala dan para ustadz/ustadzah merupakan orang kedua yang akan ditiru oleh anak didik. Maka dari itu, berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran tergantung dari peran kepala TPQ dan Para ustadz/ustadzah, adapun dalam pemberian materi baca tulis Al-Qur’an terhadap anak didik di dalam kelas terdapat beberapa ragam jenis anak. Anak didik memiliki
11
Hasil wawancara dengan Ustadzah Khodijah pada hari rabu tanggal 29 April 2015 pukul 16.55 WIB 12 Hasil wawancara dengan Ustadzah Nurur Hayah pada hari jumat tanggal 01 Mei 2015 pukul 16.45 WIB 13 Hasil wawancara dengan Ustadzah Nurur Hayah pada hari jumat tanggal 01 Mei 2015 pukul 16.45 WIB
96
tingkatan dalam menerima materi baca tulis Al-Qur’an tersebut. Oleh karena itu, hal ini tergantung kepada kemampuan anak itu sendiri. Untuk lebih memahami dan mengetahui upaya yang telah ustadzah lakukan dalam meningkatan motivasi belajar baca tulis AlQur’an di TPQ An-Nahdliyah, ustadzah Athi’ Milla yang mengajar di kelas TPQ I menjelaskan bagaimana cara menilai ketika membaca. Hal ini sebagaimana ia menjelaskan : “Upaya yang saya lakukan untuk meningkatkan motivasi belajar dengan cara memberi penilaian ketika membaca Al-Qur’an”.14 Penulis mengajukan pertanyaan lanjutan mengenai penilaian dalam pelajaran lain, ustadzah Athi’ Milla menjawab : “Pemberian tugas untuk mengetahui seberapa paham anak-anak dengan pelajaran yang telah saya berikan, terkadang saya juga memberikan hadiah sebagai penghargaan pada anak saya yang telah berkelakuan baik”.15 Mengenai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar baca tulis Al-Qur’an, ustadzah Istikharoh dan ustadzah Hidayatul muflihah selaku pengajar kelas II TPQ menambahkan. Menurut Ustadzah Istikharoh cara menilai pada saat membaca serta menulis, beliau menjelaskan : “Selain memberikan penilaian pada tulisan, saya juga memberikan prestasi pada membacanya”.16
14
Hasil wawancara dengan Ustadzah Athi’ Milla pada hari jum’at tanggal 23 April 2015 pukul 16.55 WIB 15 Hasil wawancara dengan Ustadzah Athi’ Milla pada hari jum’at tanggal 23 April 2015 pukul 16.55 WIB 16 Hasil wawancara dengan Ustadzah Istikharoh pada hari senin tanggal 27 April 2015 pukul 15.00 WIB
97
Ustadzah Istikharoh menambahkan juga tentang upaya yang diterapkannya di dalam kelas dalam meningkatkan motivasi belajar baca tulis Al-Qur’an, beliau menjelaskan : “Terkadang saya juga menerapkan sistem ulih-ulihan atau pulang duluan dengan cara memberikan soal secara lesan ataupun mengerjakan soal yang ada di papan tulis”.17 Sedangkan Ustadzah Hidayatul Muflihah menambahkan tentang cara menilai dalam membaca serta menulisnya, sebagaimana ia menjawab : “Untuk upaya mugkin hampir sama dengan ustadzah yang lain, dengan memberikan penilaian pada saat menulis dan membaca”.18 Penulis mengajukan pertanyaan lanjutan tentang upaya dalam penilaian di dalam kelas, ustadzah Hidayatul Muflihah menjawab : “Ketika beradi dalam kelas terkadang saya memberikan hadiah pada anak yang pandai”.19 Dan tidak ketinggalan pula penjelasan dari Ustadzah Khodijah dan Ustadzah Nurur Hayah selaku pengajar pada tingkat III TPQ juga menambahkan. Menurut Ustadzah Khodijah tentang bagaimana upaya yang diterapkannya di dalam kelas, beliau menjelaskan : “Pulang lebih awal ataupun mengadakan saembara pada akhir pertemuan, semisal bagi anak yang dapat nilai baik ataupun bagi anak yang dapat menghafalkan surat pendek, yasin dan do’a seharihari akan mendapatkan hadiah. Hadiahnya tergantung tingkat 17
Hasil wawancara dengan Ustadzah Istikharoh pada hari senin tanggal 27 April 2015 pukul 15.00 WIB 18 Hasil wawancara dengan Ustadzah Hidayatul Muflihah pada hari selasa tanggal 28 April 2015 pukul 16.50 WIB 19 Hasil wawancara dengan Ustadzah Hidayatul Muflihah pada hari selasa tanggal 28 April 2015 pukul 16.50 WIB
98
kesulitan yang di alami anak, jika tantangannya sulit terkadang saya memberikan hadiah berupa uang Rp. 1.000,- sampai Rp. 5.000,-“.20 Berbeda pula upaya yang dilakukan Ustadzah Nurur Hayah di kelasnya. Hal ini sebagaimana beliau menjelaskan : “Di samping saya memberikan dorongan, ketika di dalam kelas saya menerapkan sistem konsultasi atau komunikasi dengan wali murid untuk memberikan perhatikan ketika belajar dirumah”.21 Dari pemaparan di atas, dapat dijabarkan atau dipaparkan bahwa upaya ustadz yang ada di TPQ An-Nahdliyah Banjarejo adalah sebagai berikut: 1. Ustadz Beberapa upaya yang dilakukan ustadz dalam meningkatkan motivasi belajar, dari hasil observasi dan wawancara dengan TU TPQ AnNahdliyah, di antaranya: a) kepala TPQ An-Nahdliyah selalu mengadakan rapat dengan para ustadz (sharing antar sesama ustadz). Rapat adalah pertemuan yang melibatkan seluruh dewan ustadz/ustadzah yang diadakan setiap satu semester sekali unutk membahas berbagai permasalahan khususnya yang berkaitan dengan baca tulis Al-Qur’an serta pemecahannya. Memberikan motivasi bagi ustadz/ustadzah yang kurang aktif, dan juga memberikan motivasi agar kreatif dan inovatif dalam prose belajar mengajar. 20
Hasil wawancara dengan Ustadzah Khodijah pada hari rabu tanggal 29 April 2015 pukul 16.55 WIB 21 Hasil wawancara dengan Ustadzah Nurur Hayah pada hari jumat tanggal 01 Mei 2015 pukul 16.45 WIB
99
b) Menyesuaikan materi dengan kemampuan dan kondisi anak. Semua materi, baik baca tulis Al-Qur’an maupun materi-materi penunjang lainnya harus disesuiakan dengan kemampuan dan kondisi anak didik itu sendiri. Dengan tujuan anak didik memahami apa yang telah disampaikan ustadznya.22 c) Menanamkan kebiasaan-kebiasaan beribadah kepada anak didik. Menanamkan kebiasaan-kebiasaan beribadah kepada anak karena pada usia yang masih dini (4-12 tahun) anak lebih peka terhadap apa yang akan dilihat dan didengar seperti sholat berjama’ah, dan sebelum pelajaran di mulai berdo’a terlebih dahulu. Sedangkan yang berhubungan sesama manusia misalnya membiasakan anak untuk menolong, berlaku baik sesama teman, tidak berkata kotor, menjaga kebersihan dan sebagainya.23 d) Memberikan contoh yang baik kepada anak didik. Dalam pemberian contoh ini seorang ustadz dapat menerapkan melalui prilaku sehari-hari karena ustdatz adalah orang yang paling dekat selain orang tua, maka dari itu seorang ustadz harus mempunyai kepribadian yang baik di depan anak didik, baik tampilan fisik maupun psikis seperti berpakaian rapi dan menutupi aurat, menghormati yang lebih tua dan yang lebih muda atau sesama teman, menghargai sesama teman, memberikan contoh bagaimana beradab ketika membaca Al-Qur’an dan lain sebagainya. 22 23
Wawancara TU TPQ An-Nahdliyah Banjarejo 18 April 2015 Pukul 16.45 WIB Observasi di TPQ An-Nahdliyah pada hari sabtu tanggal 18 Mei 2015
100
2. Anak didik. Dari hasil observasi dan wawancara tentang usaha-usaha yang dilakukan dalam meningkatkan motivasi belajar baca tulis AlQur’an yang ada di dalam kelas adalah: a) Memberikan pujian. Pujian sebagai akibat pekerjaan yang diselesaikan dengan baik merupakan motivasi yang baik. Pujian yang tidak beralasan dan tidak karuan serta terlampau sering diberikan, hilang artinya. Dalam
percobaan-percobaan
ternyata
bahwa
pujian
lebih
bermanfaat dari pada hukuman atau celaan. Pujian dapat ditunjukkan baik secara verbal maupun secara non verbal. Dalam bentuk non verbal misalnya: anggukan kepala, senyuman, atau tepukan bahu. b) Pemberian angka. Maksud dari pemberian angka di sini adalah evaluasi yang dilakukan ustadz untuk mengukur kemampuan anak didik. Pemberian angka dilakukan pada saat anak didik membaca secara privat dan pada saat anak didik mengerjakan tugasnya. c) Memberikan penghargaan. Pemberian penghargaan dapat membangkitkan minat anak untuk mempelajari atau mengerjakan sesuatu. Tujuan pemberian penghargaan adalah membangkitkan atau mengembangkan minat,
101
sehingga anak didik secara tidak langsung akan termotivasi untuk belajar. d) Kompetisi. Saingan sering digunakan sebagai alat untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi, persaingan sering mempertinggi hasil belajar, baik persaingan individu maupun persaingan antar kelompok. e) Teguran dan kecaman.24 Digunakan untuk memperbaiki anak yang membuat kesalahan, yang malas dan berkelakuan tidak baik, namun harus digunakan dengan hati-hati dan bijaksana agar jangan merusak harga diri anak.
2. Upaya Ustadz Memberikan Solusi Pada Wali Santri Untuk Memotivasi Anaknya di TPQ An-Nahdliyah Banjarejo Upaya merupakan usaha yang dilakukan untuk mendapatkan perubahan pada anak didik. Upaya tersebut dilakukan dengan cara komunikasi yang dilakukan dikedua belah pihak, antara ustadz dan orang tua. Sebagai seorang ustadz yang mengajar di TPQ, tidak bisa sepenuhnya memberikan pengajaran secara maksimal pada setiap anak didik. Alasan yang umum adalah terkendala waktu, situasi dan kondisi yang ada di lokasi. Sehingga, seorang ustadz yang mengajar
24
Observasi di TPQ An-Nahdliyah pada hari sabtu tanggal 25 April 2015
102
membutuhkan orang tua untuk mendukung berhasil tidaknya pengajaran yang telah diberikan oleh ustadz di kelas. Sebagai orang tua selalu berharap pada anaknya untuk menjadi yang terbaik dalam segala bidang, namun harapan orang tua terkadang tidak selalu tercapai. Sehingga, sebagai orang tua harus memantau juga perkembangan anaknya. Seperti penjelasan dari salah satu wali santri dikelas III TPQ-A, yang bernama ibu Ida tentang anaknya yang Zahwa. Beliau menjelaskan: “Saya sadar betul jika anak saya ini sering terlambat untuk datang ke kelas. Karena saya harus antar jemput anak saya dulu yang bersekolah di Qurotul A’yun Ngunut, yang terkadang pulangnya lebih sore dari dugaan saya”.25 Bu Khodijah, sebagai wali kelas memberikan solusi untuk menanamkan sikap disiplin sejak dini pada Zahwa agar dia dapat menerapkan sikap yang lebih baik lagi. Sebagai wali kelas dari Muhammad farhanudin, bu Nurur Hayah
berkonsultasi
pada
wali
dari
Farhan
tentang sering
terlambatnya dia masuk ke dalam kelas. Ibu Alik sebagai wali dari Farhan menjelaskan: “Pada pertengahan awal tahun kemarin, Farhan saya antar jemput berangkatnya ke TPQ. Akan tetapi, pada akir-akhir ini anak saya sudah berangkat sendiri menggunakan sepedah. Dia berangkat dari rumah sekitar pukul 14.50 WIB atau 14.55 WIB, agar tidak terlambat masuk ke kelas. Apabila Farhan tetap terlambat pasti karena dia selalu mampir di tempat penjual mainan ataupun makanan. Untuk itu, saya menerima solusi dari bu Nurur Hayah jika sedang belajar di rumah saya harus menerapkan rasa tanggung 25
Hasil wawancara dengan Ibu Ida wali dari Zahwa pada hari rabu tanggal 12 Agustus 2015 pukul 16.55 WIB
103
jawab dalam segala hal yang dia lakukan agar Farhan tidah tertinggal dari teman-temannya”.26 Dari hasil wawancara saya dengan ibu Kholif tentang anaknya Kholid Tajjudin yang berada di TPQ II-a, yang menurut para ustadzah-ustadzah yang mengajarnya anak tersebut susah di atur di dalam kelas beliau menjelaskan: “Saya saja sebagai orang tuanya mengalami kesulitan dalam mendidiknya di rumah terutama ketika belajar, susah sekali menyuruhnya untuk belajar. Terlebih dalam belajar membaca AlQur’an, anak saya sering merasa bosan. Sebenarnya saya sudah di beri solusi dari wali kelasnya yang mengajar untuk memberikan kesan menyenangkan dalam belajar, akan tetapi saya masih mengalami kesulitan dalam menerapkan hal itu”.27 Bu Nurul Masrikah sebagai wali dari Dina Ainun Nada memberikan penjelasan kenapa anaknya sering tidak masuk dan kadang-kadang tertidur di dalam kelas, beliau menjawab: “Ainun sebenarnya anak yang penurut pada orang tua, akan tetapi anak saya ini sulit sekali di suruh untuk tidur siang. Padahal sudah saya ajak tidur tetapi tetap tidak mau tidur, tidur-tidur sudah pukul 13.00 WIB atau 14.00 WIB, sehingga susah di bangunkan untuk berangkat ke TPQ. Dalam soal belajarnya, anak saya ketika di rumah termasuk anak yang rajin”.28 Ibu Sri wahyuningsih, wali dari Mila Dwi Wahyuningtyas minta maaf karena anaknya sering ijin tidak masuk ke TPQ, beliau menjelaskan: “sebenarnya saya sangat minta maaf karena saya sering membuat anak saya tidak masuk TPQ, karena saya harus bolak-balik dari 26
Hasil wawancara dengan Ibu Alik Khusna wali dari Muhammad Farhanudin pada hari rabu tanggal 12 Agustus 2015 pukul 15.55 WIB 27 Hasil wawancara dengan Ibu Kholif wali dari Kholid Tajuddin pada hari senin tanggal 10 Agustus 2015 pukul 15.20 WIB 28 Hasil wawancara dengan Ibu Nurul Masrikah wali dari Dina Ainun Nada pada hari sabtu tanggal 15 Agustus 2015 pukul 15.00 WIB
104
rumah saya ke rumah orang tua saya. Orang tua saya saat ini sendiri di rumahnya dan beliau membutuhkan perhatian khusus dari saya dan keluarkan, sehingga anak saya Mila sering ikut saya bolak-balik dari rumah saya ke rumah orang tua saya”.29
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Ustadaz/Ustadzah Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Baca Tulis Al-Qur’an di TPQ An-Nahdliyah Banjarejo Faktor pendukung dan pengahambat dalam suatu kegiatan pasti ada terutama kegiatan belajar maupun mengajar. Begitu pula di TPQ An-Nahdliyah Banjarejo dalam upaya meningkatkan motivasi belajar baca tulis Al-Qur’an. Sehubungan dengan perkembangan zaman, maka TPQ An-Nahdliyah mengembangkan dan meningkatkan kualitas dalam hal bidang baca tulis Al-Qur’an maupun dalam bidang kegamaan. Selanjutnya untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat ustadz/ustadzah dalam meningkatkan motivasi belajar baca tulis Al-Qur’an di TPQ An-Nahdliyah, Ustadzah Nurur Hayah pengajar di kelas TPQ III-B menjelaskan: “Faktor pendukung tergantung dari didikan anak dari rumah, apakah si anak mendapat dukungan dari orang tua atau tidak, sehingga ketika sampai di sini (TPQ) akan terlihat jika anak siap untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran atau belum, selain itu faktor penghambat biasanya disebabkan karena anak-anak sering tidak masuk yang menyebabkan ketinggalan pelajaran dan kurangnya pemahaman tentang pelajaran, dan terkadang kegaduhan yang disebabkan oleh kelas sebelah yang menjadikan penghambat dalam belajar”.30 29
Hasil wawancara dengan Ibu Sri wali dari Milla pada hari kamis tanggal 13 Agustus 2015 pukul 16.45 WIB 30 Hasil wawancara dengan Ustadzah Nurur Hayah pada hari jumat tanggal 01 Mei 2015 pukul 16.45 WIB
105
Ustadzah Khodijah selaku pengajar di kelas TPQ III-A menjelaskan juga tentang fakor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan motivasi belajar baca tulis Al-Qur’an. “Keinginan yang besar pada anak didik yang ingin belajar merupakan pendukung yang utama, sedangkan faktor penghambat ini biasanya disebabkan ketidak disiplinan anak ketika masuk kelas dan dikarenakan tidak masuk karena sakit dan hujan”.31 Mengenai
fakor
pendukung
dan
penghambat
dalam
meningkatkan motivasi belajar baca tulis Al-Qur’an di TPQ AnNahdliyah, Ustadzah Istikharoh selaku pengajar di Kelas TPQ II-B menambahkan : “Untuk faktor pendukung yang saya lakukan hanya sekedar mengingatkan anak-anak untuk belajar di rumah, dan memberikan nasehat-nasehat untuk meningkatkan belajar dan nasehat untuk mematuhi kedua orang tua, untuk faktor penghambat pada kelas saya biasanya disebabkan ketidak hadiran anak karena sakit ataupun karena di ajak pergi oleh orang tua, dan terkadang dikarenakan keasyikan bermain sehingga anak-anak tidak perhatian dengan guru yang mengajarnya”.32 Hampir sama penjelasan yang di sampaikan ustadazah Istikharoh, Ustadazah Hidayatul Muflihah yang mengajar di kelas TPQ II-B juga menjelaskan : “Anak didik saya ada sembilan anak dan hanya ada 1 anak lakilakinya, sehingga kelas saya yang menjadi faktor pendukung adanya persaingan diantara mereka, sedangkan faktor penghambatnya hanyalah tidak masuknya anak karena sakit, ketiduran dan karena di ajak pergi oleh orang tuanya, dan pada
31
Hasil wawancara dengan Ustadzah Khodijah pada hari rabu tanggal 29 April 2015 pukul 16.55 WIB 32 Hasil wawancara dengan Ustadzah Istikharoh pada hari senin tanggal 27 April 2015 pukul 15.00 WIB
106
kelas saya ada juga salah satu anak yang hanya masuk seminggu satu kali dan terkadang seminggu tidak masuk sama sekali”.33 Untuk anak yang di kelas TPQ I, fakor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan motivasi belajar baca tulis AlQur’an di TPQ An-Nahdliyah, Ustadzah Athi’ Milla menjelaskan : “Faktor pendukungnya saya kembalikan kepada anak didik saya dan wali dari anak didik yang saya ajarkan, karena mayoritas anak yang saya ajarkan, mereka lebih menurut dan patuh kepada orang tuanya, sedangkan untuk faktor penghambat yang paling utama di kelas saya, yaitu lokasi kelas yang agak sempit dan di tempati 19 anak yang hampir setengah lebih adalah anak laki-laki sehingga suara yang ada di dalam kelas menjadi bising dan menggema dan sulit untuk mengendalikannya”34 Dari pemaparan di atas, dapat dijabarkan atau dipaparkan bahwa faktor pendukung dan pengahmbat yang ada di TPQ AnNahdliyah Banjarejo adalah sebagai berikut: a. Faktor pendukung yang ada di TPQ An-Nahdliyah Banjarejo adalah: 1) Adanya hasrat dan keinginan anak didik. Dalam proses belajar mengajar anak didik adalah obyek yang menjadi
salah
satu
sentral
dalam
menempati
posisi
pembelajaran. Berkaitan dengan hal ini anak didik bersemangat dalam kegiatan belajar mengajar dapat diketahui dalam prosesnya, anak didik menyimak apa yang disapaikan oleh
33
Hasil wawancara dengan Ustadzah Hidayatul Muflihah pada hari selasa tanggal 28 April 2015 pukul 16.50 WIB 34 Hasil wawancara dengan Ustadzah Athi’ Milla pada hari jum’at tanggal 23 April 2015 pukul 16.55 WIB
107
ustadzahnya dan tanggap apabila diberikan tugas serta pertanyaan. 2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. Dalam hal ini, selaku pendidik dan orang tua memiliki komunikasi yang baik agar anak didiknya dapat berkembang dalam kegiatan belajar. Orang tua juga memiliki peranan yang sangat penting untuk mendorong anaknya agar mau belajar, terutama belajar baca tulis Al-Qur’an. 3) Adanya materi atau bahan penunjang. Di TPQ An-Nahdliyah selain baca tulis Al-Qur’an ada pula materi bahan ajar lain seperti tauhid, tarikh, akidah, akhlak, dan penulisan pegon. Hal Ini diharapkan agar anak didik memiliki pemahaman dasar dan pengetahuan sehingga nanti setelah dewasa mempunyai pengagang. b. Faktor penghambat yang ada di TPQ An-Nahdliyah Banjarejo adalah: Kurang disiplinnya anak didik. Dalam kegiatan belajar mengajar terkadang terhambat dengan kedisiplinan dari anak didik itu sendiri. Anak didik yang tidak disiplin atau terlambat, disebabkan karena anak didik keasikan bermain sebelum bel masuk kelas.35 Ada juga anak didik yang tidur siangnya terlambat sehingga susah untuk dibangunkan dan bisa juga disebabkan karena 35
Observasi di TPQ An-Nahdliyah pada hari sabtu tanggal 25 April 2015
108
cuaca hujan ataupun ada yang diajak pergi oleh orang tuanya. Hal inilah yang menjadikan kurang disiplin pada anak didik.
B. Pembahasan Pada bagian ini akan dibahas atau menguraikan tentang temuan penelitian dan penjelasan dari temuan yang didapatkan di lapangan, dan juga untuk menjawab pertanyaan tentang uraian dari fokus masalah yang telah diajukan dalam skripsi ini. Adapun hal-hal yang diuraikan dan berkaitan dalam fokus masalah yaitu: 1. Metode Pembelajaran Yang Digunakan Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Baca Tulis Al-Qur’an di TPQ An-Nahdliyah Banjarejo Metode
pengajaran adalah suatu cara yang dipilih dan
dilakukan ustadz ketika berinteraksi dengan anak didiknya dalam upaya menyampaikan bahan pengajaran tertentu, agar bahan pengajaran tersebut mudah dicerna sesuai dengan pembelajaran yang ditargetkan. Untuk kegiatan belajar mengajar di TPQ hanya sejumlah metode tertentu saja yang mungkin dapat diterapkan, mengingat tingkat perkembangan anak yang masih dini, yaitu usia 4-12 tahun. Adapun metode ketika membaca Al-Qur’an yang telah diterapkan di TPQ An-Nahdliyah Banjarejo adalah metode membaca An-Nahdliyah. Metode membaca An-Nahdliyah adalah salah satu
109
metode membaca Al-Qur’an yang lebih menekankan pada kesesuian dan keteraturan dalam bacaan dengan ketukan atau lebih tepatnya pembelajaran Al-Qur’an dalam metode ini lebih menekankan pada kode “ketukan”.36 Sehingga penulis menyimpulkan jika penggunaan metode membaca An-Nahdliyah dapat mengajarkan cara membaca yang tepat, dan mudah untuk mempelajarinya. Metode pembelajaran yang digunakan oleh ustadzahnya juga sudah sesuai dengan materi yang akan disampaikan, di antaranya: a)
Untuk materi menulis, metode yang digunakan adalah metode tugas. Dengan tujuan agar anak didik terbiasa mengerjakan tugastugasnya dan melatihnya belajar pelajaran yang berkaitan dengan Al-Qur’an ataupun dengan agama.
b) Untuk mempelajari Al-Qur’an, metode yang digunakan adalah metode ceramah dan demonstrasi. Dalam penerapannya di dalam kelas anak didik diberi penjelasan yang mendalam tentang materimateri yang ada di dalam Al-Qur’an, di antaranya: tajwid, makhroj, dan cara menulisnya (huruf hijaiyyah). c)
Untuk pembelajaran ketika membaca Al-Qur’an, metode yang digunakan adalah metode drill, atau langsung praktek. Dalam penerapannya di dalam kelas anak didik disuruh membaca terlebih dahulu secara bersama-sama, lalu ditunjukkan di mana
36
Pimpinan Pusat Majelis Pembina TPQ An-Nahdliyah, Pedoman Pengelolaan TPQ Metode An-Nahdliyah, (Tulungagung: LP Ma’arif NU Tulungagung, 1993), hal. 2
110
letak kesalahnya, baik dari segi tajwid atau lafadnya kemudian di perbaiki secara bersama-sama. Setelah itu baru dilaksanakan drill satu-persatu. Kemudian anak didik diberi kesempatan untuk membaca dihadapan ustadzah, jadi akan mengetahui yang lancar dan yang tidak lancar dengan mendapatkan penilaian satu-persatu. Sehingga dengan pemakaian metode yang relevan dengan topik yang dibahas dalam pelajaran diharapkan anak didik merasa senang dan menyukai pelajaran yang disampaikan di kelas. Jadi, pemakaian metode yang relevan dengan topik pembahasan sangat mendukung
terhadap
kelancaran
proses
pembelajaran
yang
dilaksanakan oleh ustadzah. Sedangkan dalam menanamkan nilai-nilai agama di TPQ AnNahdliyah Banjarejo adalah menggunakan metode yang bervariasi sesuai dengan perkembangan dan kemampuan anak serta materi atau bahan ajar yang paling dasar sesuai dengan kehidupan yang nyata atau kongkrit, antara lain: a) Metode pembiasaan ini dilakukan agar anak terbiasa dengan hal-hal yang bersifat baik mislanya membiasakan anak sebelum dan sesudah melakukan perbuatan membaca do’a dan lain-lain. b) Metode ketauladanan, metode ini di gunakan karena anak didik di usia dini lebih suka meniru apa yang dilihat dan di dengarnya seperti pendidik memakai pakaian yang menutupi aurat dan bersih,
111
bertutur kata baik antar sesama pendidik, berdo’a sebelum melaksanakan sesuatu dan sebagainya. c) Metode hafalan, metode ini dilakukan karena pada usia ini anak lebih mudah dan cepat dalam menghafal sesuatu, maka dari itu di TPQ ini metode hafalan masih ditekankan agar kelak setelah dewasa si anak masih mengingat pelajaran tentang keagamaan.
2. Upaya Ustadz Memberikan Solusi Pada Wali Santri Untuk Memotivasi Anaknya di TPQ An-Nahdliyah Banjarejo Dari hasil penelitian di lapangan upaya yang dilakukan ustadz/ustadzah dalam memberikan solusi pada wali santri untuk meningkatkan motivasi belajar baca tulis Al-Qur’an di TPQ AnNahdliyah beragam macamnya, di antaranya ustadzah memberikan penilaian kepada anak didik untuk mengukur keberhasilannya. Sama halnya dengan pemberian penilaian pada tugas-tugasnya. Ada pula ustadzah yang memberikan hadiah pada anak didiknya dengan tujuan memberikan motivasi agar anaknya mau melakukan kegiatan pembelajaran yang telah diberikan ustadzahnya. Dan ada pula yang memberikan teguran untuk mengingatkan anak yang telah melakukan kesalahan. Sehingga dalam motivasi, tujuan yang jelas dan disadari akan mempengaruhi serta kebutuhan ini akan mendorong timbulnya
112
motivasi. Jadi suatu tujuan yang sama dapat pula menyebabkan timbulnya motivasi. Adapun ada 3 kunci penting yang bisa dilakukan oleh orang tua di rumah antara lain: 1. Berusaha
menjadikan
membaca
sebagai
kegiatan
yang
menyenangkan. 2. Bersikap sungguh-sungguh. 3. Disiplin.37 Menurut penulis bahwa usaha yang dilakukan oleh kepala dan para
ustadz/ustadzah
TPQ
An-Nahdliyah
Banjarejo
dalam
meningkatkan motivasi baca tulis Al-Qur’an sudah dikatakan baik, dengan melakukan komunikasi antara ustadz yang mengajar dengan wali santrinya, dapat dilihat dari anak didik lulusan TPQ AnNahdliyah sudah dapat membaca Al-Qur’an, menulis huruf arab, hafal surat-surat pendek, dan hafal do’a sehari-hari serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian , usaha yang dilakukan oleh ustadz/ustadzah TPQ An-Nahdliyah Banjarejo dalam memberikan solusi untuk meningkatkan motivasi belajar baca tulis Al-Qur’an sudah baik.
37
Taufik Adi Susilo, Belajar Calistung Itu Asyik Cara Cerdas Mengajari Si Kecil Pandai Membaca Menulis dan Berhitung, (Yogyakarta: Javalita, 2011), hal. 34
113
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Ustadaz/Ustadzah Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Baca Tulis Al-Qur’an di TPQ An-Nahdliyah Banjarejo Adapun faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada anak didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator yang meliputi: a) Adanya hasrat dan keinginan berhasil. b) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. c) Adanya harapan dan kebutuhan masa depan. d) Adanya penghargaan dalam belajar e) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. f) Adanya
lingkungan
belajar
yang
kondusif
sehingga
memungkinkan seseorang anak didik dapat belajar dengan baik.38 Sedangkan
faktor-faktor
yang
mendukung
dalam
meningkatkatkan motivasi belajar baca tulis Al-Qur'an di TPQ AnNahdliyah Banjarejo adalah: adanya hasrat dan keinginan anak didik serta, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar dan adanya materi atau bahan penunjang. Sedangkan Faktor penghambat yang ada di TPQ An-Nahdliyah Banjarejo adalah: Kurang disiplinnya anak didik. 38
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hal. 31
114
Menurut pengamatan penulis yang ada di TPQ An-Nahdliyah Banjarejo, dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut sudah dapat diatasi dengan baik misalnya dengan melihat kesamaan anak didik, serta kesepakatan dan penyesuaian dalam menentukan materi, metode atau hal-hal yang berkaitan dalam proses belajar mengajar, akan tetapi dalam hal yang berhubungan dengan lingkungan baik sekolah maupun luar sekolah masih membutuhkan kerjasama baik masyarakat pada umumnya maupun orang tua anak didik, karena pendidikan tidak hanya di sekolah saja. Maka kesimpulan dari berbagai usaha tersebut adalah, agar anak di usia sedini itu dapat belajar dengan aktif dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.