BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1
Paparan Data
4.1.1
Perkembangan UMKM di Kota Malang Keripik tempe adalah olahan makanan ringan yang berbahan dasar tempe.
Jenis makanan ringan ini sangat di gemari kebanyakan masyarakat di Indonesia. Beberapa daerah di Indonesia menjadikan keripik tempe ini sebagai oleh-oleh atau buah tangan khas dari daerah tersebut, salah satunya Kota Malang. Produk keripik tempe di Kota Malang dihasilkan oleh industri kecil. Kota Malang memiliki peranan besar dalam perekonomian, yaitu dalam penyerapan tenaga kerja dan kontribusinya terhadap pendapatan daerah maupun nasional. Akan tetapi yang terjadi, sejauh ini produk unggulan ini belum ditempatkan secara khusus dalam pengembangan industri kecil di Kota Malang. Padahal produk unggulan makanan ringan ini merupakan potensi yang tidak kecil pada pengembangan industri skala kecil di Kota Malang. Karakteristik Industri keripik tempe di Kota Malang memiliki karakteristik tersendiri. Industri ini berdiri disepanjang jalan raya, di samping rumah penduduk, dan berbentuk industri kerajinan rumah tangga. Karakteristik ini dapat ditunjukkan dengan perbedaan kualitas produk, lokasi daerah pemasaran tiap industri, promosi, harga. Hal ini terjadi karena terdapat masalah yang di hadapi industri ini, menurut Koperasi Tempe Tahu Indonesia perwakilan Malang antara lain tidak semua industri dapat melakukan promosi melalui media cetak, elektronik, ataupun internet, masalah aksesibilitas atau
65
66
keterjangkauan dalam melakukan pemasaran ataupun distribusi produk yang membutuhkan biaya lebih dan alat transportasi yang memadai, pemasaran yang tidak merata karena terdapat beberapa industri kripik tempe yang kurang inovatif dan kreatif dalam meracik produknya. Sehingga kurang begitu diminati di pasar Identifikasi pada UMKM yang terdapat di kota Malang diketahui sebanyak 500 industri yang tersebar di 5 kecamatan kota Malang yaitu Blimbing, Kedung Kandang, Klojen, Lowokwaru, Sukun. Adapun pemilihan obyek ini langsung ditujukan pada senta industri keripik tempe yang berada di Sanan Malang dengan cara memilih 1 (satu) kecamatan yaitu kecamatan Blimbing. Kecamatan Blimbing dipilih karena dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat sektor industri UMKM paling banyak yaitu sebesar 136 industri.
4.2
Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, yang dimaksud dengan usaha mikro adalah: usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro. Sentra keripik tempe Sanan Malang dalam beberapa tahun telah berkembang dengan pesat. Jika di awal tahun 2000 hanya ada beberapa perajin keripik tempe, sekarang jumlah perajin bertambah berlipat-lipat. Bahkan jumlah produsen keripik tempe saat ini telah mencapai sekitar 40% dari jumlah penduduk kampung Sanan. Dilihat dari sisi keberhasilan dalam memberdayakan masyarakat Sanan, khususnya dari penyerapan tenaga kerja maka hal ini semakin terwujud
67
terutama mengatasi angka pengangguran di Malang. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan di sentra industri Keripik Tempe Sanan peneliti mendapatkan beberapa responden yang bersedia memberikan informasi, antara lain : Tabel 4.1 Data Responden UMKM Keripik Tempe No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama Ibu Sri Bawon Ibu Tanty Bapak Roziq Bapak Khosem Ibu Nur Bapak Sutikno Bapak Misbahul Munir Bapak Karsi Ibu Etik Rahmawati Bapak Heli Bapak Didik Ibu Nurul Ikewati Bapak Sodiq Bapak Rohani Ibu Umi Sugito Ibu Karina Ibu Retnowati Ibu Intan Trianingsih Ibu Fitria Ibu Vera
Merk Rizky Barokah Mayla Jaya Hikmah Aneka Rasa Putra Ridho Keripik Tempe "Nur Jannah" "SUTIK" Lancar Nanda Jaya Keripik Tempe "Pak Karsi" AINIER Keripik Tempe "CENTRAL" Keripik Tempe "Pak Didiek" ABADI Sinar Makmur Keripik Tempe "ROHANI" MENTARI Keripik Tempe "KARINA" RATNA Keripik Tempe "INTAN" Keripik Tempe "Raos" Keripik Tempe "SANAN CHOIR"
Alamat Jl. Sanan Bawah No.56, Kel. Purwantoro, Kec. Blimbing, Kota Malang Jl. Sanan No. 25, Kel. Purwantoro, Kec. Blimbing, Kota Malang Jl. Sanan Bawah No.13, Kel. Purwantoro, Kec. Blimbing, Kota Malang Jl. Sanan No. 46, Kel. Purwantoro, Kec. Blimbing, Kota Malang Jl. Sanan No.3, Kel. Purwantoro, Kec. Blimbing, Kota Malang Jl. Sanan VB/52, Kel. Purwantoro, Kec. Blimbing, Kota Malang Jl. Sanan Gg 7 No. 17, Kel. Purwantoro, Kec. Blimbing, Kota Malang Jl. Sanan VB/31, Kel. Purwantoro, Kec. Blimbing, Kota Malang Jl. Sanan No. 124, Kel. Purwantoro, Kec. Blimbing, Kota Malang Jl. Sanan No. 24, Kel. Purwantoro, Kec. Blimbing, Kota Malang Jl. Sanan VI/37, Kel. Purwantoro, Kec. Blimbing, Kota Malang Jl. Ciliwung No. 23 D, Kel. Blimbing, Kec. Blimbing, Kota Malang Jl. Sanan No. 32 D, Kel. Purwantoro, Kec. Blimbing, Kota Malang Jl. Sanan No. 125, Kel. Purwantoro, Kec. Blimbing, Kota Malang Jl. Sanan Gg III No. 46, Kel. Purwantoro, Kec. Blimbing, Kota Malang Jl. Sanan 1 B, Kel. Purwantoro, Kec. Blimbing, Kota Malang Jl. Tumenggung Suryo No. 84, Kel. Purwantoro, Kec. Blimbing, Kota Malang Jl. Tumenggung Suryo No. 86, Kel. Purwantoro, Kec. Blimbing, Kota Malang Jl. Sanan No. 43, Kel. Purwantoro, Kec. Blimbing, Kota Malang Jl. Sanan III No. 174, Kel. Purwantoro, Kec. Blimbing, Kota Malang
Sumber : Data Hasil Survey (diolah), Agustus 2014
Beberapa sentra industri Keripik Tempe Sanan di Kota Malang menyatakan bahwa industri rumah tangga mempunyai tenaga kerja mulai dari 3-4 orang, industri rumah tangga yang memiliki jumlah karyawan hanya 3-4 orang mendapatkan omset kurang dari seratus juta, maka industri tersebut dapat digolongkan dalam usaha mikro, namun ada juga yang memiliki jumlah karyawan 5-19 orang, industri ini dipastikan bisa mendapatkan omset 100 juta sampai 499 juta pertahun, maka industri tersebut tergolong dalam industri kelas menengah. Berdasarkan data yang diperoleh Aset yang dimiliki oleh pemilik industri tidak lebih dari 500 juta, yakni antara 100 hingga 200 juta. (Data hasil survey, Agustus)
68
Gambar Diagram 4.1 Golongan UMKM
Sumber : Hasil Survey (diolah), Agustus 2014
Data yang diperoleh dari dinas koperasi dan UMKM sejumlah 35 obyek UMKM sektor pangan (keripik tempe), dari 35 kuisioner yang di sebarkan, terdapat 10 responden, dari jumlah responden yang diterima peneliti menyimpulkan sebesar 20% industri keripik tempe Sanan tergolong dalam kelas industri Mikro, sebesar 80% industri keripik tempe yang ada di Sanan tergolong dalam kelas industri Kecil, dan yang tergolong dalam kelas industri Menengah masih sebesar 0%. Data golongan industri ini merupakan pengungkapan dari data pendapatan UMKM yang diperoleh disetiap industri, kita bisa mengetahui industri tersebut ternasuk dalam golongan mikro, kecil, ataupun menengah dilihat dari jumlah pendapatan masing-masing industri.
69
Gambar Diagram 4.2 Pendapatan UMKM
Sumber : Hasil Survey (diolah), Agustus 2014
Pemetaan pendapatan dari industri keripik tempe di bagi menjadi 3 jenis yaitu dengan omset pertahun kurang dari 100 juta, dengan omset 100 juta sampai 499 juta pertahun, dan omset 500 juta sampai 2,5 miliar pertahun. Dari pemetaan tersebut juga diketahui bahwa pada sentra industri keripik tempe sanan ini masih memiliki 10% industri yang mendapatkan omset kurang dari 100 juta, dan industri keripik tempe yang mencapai omset 100 juta hingga 499 juta yaitu sebesar 90%, dengan arti belum ada industri keripik tempe yang mencapai omset sebesar 500 juta hingga 2,5 miliara. Berdasarkan data hasil pendapatan, jika dibandingkan dengan standart UMKM, omset pendapatn kurang dari 300 juta, termasuk dalam kelas industri mikro, sedangkan standart UMKM dengan omset pendapatan 300 juta hingga 2,5 miliar termasuk dalam kelas industri kecil, dikatan dalam kelas industri menengah apabila omset pendapatan dari industri tersebut sebesar 2,5 miliar hingga 50 miliar. Maka jika dilihat dari data yang diperoleh sebesar 10% industri keripik sanan yang memiliki omset kurang dari 100 juta termasuk dalam
70
kelas industri mikro dan sebesar 90% industri keripik yang ada disanan mencapai omset sebesar 100 juta hingga 499 juta termasuk dalam kelas industri kecil.
Gambar Diagram 4.3 Permodalan
Sumber : Hasil Survey (diolah), Agustus 2014
Faktor yang mempengaruhi pendapatan dari omset industri keripik tempe yaitu modal yang digunakan untuk menjalankan industri. Berdasarkan dari data yang diperoleh dari responden industri keripik tempe, modal diperoleh dari 2 macam yaitu modal sendiri dan modal yang diperoleh dari pinjaman. Dari hasil dilapangan pelaku industri mengaku bahwa sebagian besar mereka memulai awal usahanya dengan modal sendiri, namun beberapa pelaku industri juga mengatakan mereka memulai usaha dengan bantuan pinjaman dari bank. Dari hasil survey diperoleh sebesar 60% industri keripik tempe sanan menggunakan modal sendiri untuk mengembangkan industrinya, dan sebesar 40%
71
lainnya mengembangkan industri keripik dengan bantuan dana yang diperoleh secara kredit. 4.2.1 Penyajian Laporan Keuangan UMKM Laporan keuangan UMKM harus disajikan bertujuan untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya tentang perputaran kas yang ada dalam UMKM. Selain itu dengan adanya laporan keuangan dapat membantu pihak manajemen untuk menentukan pengambilan keputusan, sedangkan dengan adanya penyajian laporan keuangan yang baik, juga berguna bagi pihak luar sebagai acuan terhadap UMKM sendiri, apabila kualitas dari industri UMKM dalam menyajikan laporan keuangaan telah memenuhi standart akuntansi keuangan UMKM maka pihak luar lebih mudah memberikan tambahan modal ataupun investasi terhadap UMKM. Menurut Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1, Tujuan laporan keuangan adalah laporan keuangan menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Pada umumnya laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menunjukkan gambaran secara umum pengaruh keuangan dari masa lalu, sebagai pengambilan keputusan. Laporan keuangan merupakan tanggungjawab manajemen untuk membuat keputusan ekonomi, keputusan ini merupakan keputusan untuk menjual investasi atau pun mengganti manajemen. Pada kondisi dilapangan menurut data yang diperoleh peneliti dari dinas koperasi dan UMKM secara global sentra industri keripik tempe sanan hanya menyajikan pelaporan sederhana harian, dengan fungsi untuk melihat perputaran uang kas
72
setiap hari, untuk melihat jumlah bahan baku yang tersedia, dan untuk memperhitungkan berapa banyak bahan baku yang harus di beli untuk proses produksi pada hari itu. Berikut pencatatan laporan keuangan sederhana yang di buat oleh UMKM : 1. Penjualan Dari hasil dilapangan laporan hasil penjualan berguna untuk mengetahui berapa jumlah keripik tempe yang telah habis terjual, dan dapat diketahui berapa sisa dari barang yang masih ada di gudang. Pelaporan dari hasil penjualan Pencatatan sederhana yang dilakukan oleh UMKM sebagai berikut : Tabel 4.2 Laporan Penjualan UMKM Penjualan - 2 Kg Keripik Tempe Original - 1 Kg Keripik Tempe Original - 2 Kg Keripik Tempe Original - 2 Kg Keripik Tempe Aneka Rasa - 1 Kg Keripik Tempe Aneka Rasa - 1 Kg Keripik Tempe Original Total
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Sumber : Hasil Survey (diolah), Agustus 2014
Dengan Ayat Jurnal sebagai berikut : xxxxxx
Kas Penjualan
xxxxxx
Nilai xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx
73
2. Pembelian Peneliti mengetahui dari keterangan yang diperoleh dari responden, bahwa pembelian merupakan hasil pencatatan dari kebutuhan yang diperlukan pada setiap proses produksi. Kebutuhan bahan baku yang harus ada yaitu tempe, minyak, gas, tepung bumbu, maka dari itu penyajian pencatatan sederhana oleh UMKM pada akun pembelian adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3 Laporan Pembelian UMKM Pembelian - Bahan Baku Tempe - Minyak Goreng - Plastik - Gas (Lpg) - Tepung Bumbu - Kardus Total
Nilai Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx
Sumber : Hasil Survey (diolah), Agustus 2014
Dengan Ayat Jurnal sebagai berikut : xxxxxx
Bahan Baku Kas
xxxxxx
3. Persediaan Berkaitan dengan akun pembelian, persediaan dalam UMKM merupakan barang atau bahan yang masih bisa dipergunakan setelah proses produksi selesai, persediaan juga dapat disebut sebagai sisa dari penjualan yang
74
masih bisa diperjualkan di kemudian hari, pencatatan persediaan sederhana dalam UMKM : Tabel 4.4 Laporan Persediaan UMKM Persediaan - Keripik Tempe Original - Keripik Tempe Aneka Rasa - Tempung Bumbu -
Nilai xxxxxxx xxxxxxx xxxxxxx
Total xxxxxxx xxxxxxx xxxxxxx
xxxxxxx
xxxxxxx
Sumber : Hasil Survey (diolah), Agustus 2014
4. Gaji Dari data yang diperoleh dari responden pembagian gaji pada karyawan ada beberapa macam, ada karyawan borongan, karyawan harian, karyawan mingguan, menurut pernyataan dari sejumlah pemilik UMKM dengan cara seperti itu dalam penentuan karyawan, pemberian gaji menjadi mudah diperhitungkan, akan tetapi pencatatan yang digunakan untuk mencatat setiap gaji yang diberikan kepada karyawan adalah pencatatan sederhana yaitu : Tabel 4.5 Laporan Gaji UMKM Gaji
Keterangan - Gaji Karyawan Harian - Gaji Karyawan Mingguan - Gaji Karyawan Borongan Total
Sumber : Hasil Survey (diolah), Agustus 2014
Nilai XXXXXX XXXXXX XXXXXX XXXXXX
75
Dengan Ayat Jurnal sebagai berikut : xxxxxx
Beban Gaji
xxxxxx
Kas 5. Lain-lain
Pencatatan akun lain-lain pada laporan keuangan UMKM merupakan pencatatan dari biaya yang dikeluarkan sebagai opersional UMKM, perhitungan penggeluaran biaya sangat dibutuhkan oleh pihak UMKM karena untuk mengetahui berapa rugi yang dikeluarkan dari penjualan yang telah diperoleh. Pencatatan sederhana yang disajikan oleh UMKM sebagai berikut: Tabel 4.6 Laporan Lain-lain UMKM Lain-lain -
Keterangan Biaya Kirim Keripik Pembuatan Stiker Logo Tagihan Keripik Hutang Bank Total
Nilai XXXXX XXXXX XXXXX XXXXX XXXXX
Sumber : Hasil Survey (diolah), Agustus 2014
Dengan Ayat Jurnal sebagai berikut : Biaya Pengiriman
xxxxxx xxxxxx
Kas
Biaya Iklan Kas
xxxxxx xxxxxx
76
xxxxxx
Kas
xxxxxx
Piutang
xxxxxx
Kas
xxxxxx
Hutang Bank
6. Beban Utilitas Beban utilitas merupakan beban yang harus dikeluarkan oleh industri sebagai biaya pemakaian listrik, biaya pemakaian air yang digunakan untuk operasional produksi keripik tempe. Akan tetapi dari hasil yang diperoleh dilapangan hal ini merupakan tangguhan sendiri bagi rumah tinggal yang dijadikan sebagai tempat produksi. Pencatatan sederhana yang disajikan : Tabel 4.7 Laporan Beban Utilitas UMKM Beban Utilitas Keterangan Pembayaran Listrik Pembayaran Air Total
Nilai xxxxxx xxxxxx xxxxxx
Sumber : Hasil Survey (diolah), Agustus 2014
Dengan Ayat Jurnal sebagai berikut : Beban Utilitas Kas
xxxxxx xxxxxx
77
4.2.2
Analisa Laporan Keuangan Pada Industri Keripik Tempe dengan
Laporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP Dari data diatas dapat diketahui laporan keuangan Industri keripik tempe snaan dengan laporan keuangan yang diperoleh dari industri keripik dengan catatan transaksi yang dilakukan setiap hari, mulai dari bahan baku hingga menjadi keripik tempe. Hasil observasi dengan data responden yang ada di sentra industri keripik tempe: Pertanyaan mengenai aset perusahaan P = Peneliti, R = Responden : P : Berapakah omset penjualan perusahan? R : penjualan per-hari sebanyak kurang lebih 100kg keripik tempe, harga perkilogram sebesar Rp. 25.000,-, jika dikalikan pendapatan dalam sehari itu 100kg x Rp. 25.000,-=Rp. 2.500.000,-. Dan penghasilan selama satu bulan juga tinggal dikalikan 30 hari x Rp. 2.500.000,-= Rp. 75.000.000,P : Dari mana ibu mendapatkan modal? R : Saya waktu perintisan awal menggunakan modal sendiri. P : Apakah ibu pernah mengajukan pinjaman? R : Saya tidak pernah mengajukan pinjaman ke bank, prosesnya terlalu rumit, sudah cukup dengan modal sendiri. Hasil yang diperoleh dari penjurnalan transaksi yang ada, dimasukkan kedalam buku besar:
78
Tabel 4.8 Buku Besar UMKM Kas Tanggal 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014
Uraian
Ref. Post.
Penjualan Keripik Tempe Penjualan Keripik Tempe Penjualan Keripik Tempe Penjualan Keripik Tempe Penjualan Keripik Tempe Penjualan Keripik Tempe Pembelian Bahan Baku Pembelian Bahan Baku Pembelian Bahan Baku Pembelian Bahan Baku Pembelian Bahan Baku Pembelian Bahan Baku Beban Pengiriman keripik Pembayaran Beban iklan Tagihan Keripik Pinjam dana dari Bank Pembayaran Gaji Pembayaran Gaji Pembayaran Gaji Pembayaran Listrik Pembayaran Air
Debet
Kredit
xxxxxxx xxxxxxx xxxxxxx xxxxxxx xxxxxxx xxxxxxx
Saldo Debet
Kredit
xxxxxxx xxxxxxx xxxxxxx xxxxxxx xxxxxxx xxxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx
xxxxxxx xxxxxxx xxxxxxx xxxxxxx xxxxxxx
xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxxx xxxxxxx xxxxxxx xxxxxxx xxxxxxx
xxxxxx xxxxxx
xxxxxx xxxxxx
Piutang Usaha Tanggal 2014
Uraian
Ref. Post.
Debet
Tagihan Keripik
Kredit
Saldo Debet
xxxxxx
Kredit xxxxxx
Persediaan Tanggal
Uraian
Ref. Post.
Debet
Sumber : Hasil Survey (diolah), September 2014
Kredit
Saldo Debet
Kredit
79
Tabel 4.8 (Lanjutan) Buku Besar UMKM Utang Bank Tanggal 2014
Uraian
Ref. Post.
Pinjam dana dari Bank
Debet
Kredit
xxxxxx
Saldo Debet
Kredit
xxxxxx
Utang Gaji Tanggal
Uraian
Ref. Post.
Debet
Kredit
Uraian
Ref. Post.
Debet
Kredit
Saldo Debet
Kredit
Beban Gaji Tanggal 2014 2014 2014
Pembayaran Gaji Pembayaran Gaji Pembayaran Gaji
Saldo Debet
xxxxxx xxxxxx xxxxxx
Kredit xxxxxx xxxxxx xxxxxx
Modal Tanggal 2014
Uraian
Ref. Post.
Debet
Saldo Awal
Kredit
Saldo Debet
Kredit
xxxxxx
xxxxxx
Penjualan Tanggal 2014 2014 2014 2014 2014 2014
Uraian
Ref. Post.
Debet
Penjualan Keripik Tempe Penjualan Keripik Tempe Penjualan Keripik Tempe Penjualan Keripik Tempe Penjualan Keripik Tempe Penjualan Keripik Tempe
Sumber : Hasil Survey (diolah), September 2014
Kredit xxxxxxx xxxxxxx xxxxxxx xxxxxxx xxxxxxx xxxxxxx
Saldo Debet
Kredit xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx
80
Tabel 4.8 (Lanjutan) Buku Besar UMKM Pembelian Tanggal
Uraian
Ref. Post.
Debet
Kredit
Uraian
Ref. Post.
Debet
Kredit
Saldo Debet
Kredit
Bahan Baku Tanggal 2014 2014 2014 2014 2014 2014
Pembelian Bahan Baku Pembelian Bahan Baku Pembelian Bahan Baku Pembelian Bahan Baku Pembelian Bahan Baku Pembelian Bahan Baku
xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx
Saldo Debet
Kredit
xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx
Beban Pokok Penjualan Tanggal
Uraian
Ref. Post.
Debet
Kredit
Uraian
Ref. Post.
Debet
Kredit
Saldo Debet
Kredit
Beban Lain-Lain Tanggal 2014 2014
Beban Pengiriman keripik Pembayaran Beban Iklan
xxxxxx xxxxxx
Saldo Debet
Kredit
xxxxxx xxxxxx
Beban Utilitas Tanggal 2014 2014
Uraian Pembayaran Listrik Pembayaran Air
Ref. Post.
Debet xxxxxx xxxxxx
Sumber : Hasil Survey (diolah), September 2014
Kredit
Saldo Debet Kredit xxxxxx xxxxxx
81
Berikut perbandingan laporan keuangan yang disajian oleh industri keripik tempe dengan laporan keuangan yang sesuai dengan standart akuntansi keuangan ETAP : 1.
Neraca Neraca digunakan untuk mengetahui tingkat pengembalian dan mengevaluasi
struktur modal perusahaan. Selain itu neraca juga dapat digunakan untuk menilai likuiditas, solvabilitas, dan fleksibitas keuangan perusahaan. Neraca menyajikan aset, kewajiban, dan ekuitas suatu entitas pada suatu tanggal tertentu akhir periode pelaporan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009a:19). Neraca dapat dikatakan seimbang apabila harta perusahaan atau aset jumlahnya sama dengan jumlah utang ditambah modal (harta = utang + modal). Dalam laporan keuangan industri keripik tempe terdapat akun pos peralihan bahan baku dan pos peralihan bahan pembantu, akun ini adalah akun yang menunjukkan pengambilan bahan baku dan bahan pembantu dari gudang yang ada di Malang, karena pengambilan bahan baku berasal dari berbagai daerah dan disimpan di Malang sebagai gudang perusahaan. Akun ini diakui sebagai utang usaha dalam SAK ETAP karena dalam neraca tidak mungkin mengakui persediaan dalam bentuk kredit. Berikut hasil laporan keuangan UMKM yang ada disajikan dalam neraca
82
Tabel 4.9 Neraca UMKM
AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas Piutang Usaha Persediaan
NERACA PERUSAHAAN KERIPIK TEMPE PER 31 DESEMBER 201X KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR xxxxx Hutang Usaha xxxxx Hutang lain-lain xxxxx
xxxxx xxxxx
Jumlah Aktiva Lancar
xxxxx Jumlah Kewajiban Lancar
xxxxx
AKTIVA TETAP Harga Perolehan
EKUITAS xxxxx Modal Laba/Rugi berjalan
xxxxx xxxxx
Aktiva Tetap Bersih
xxxxx Jumlah Ekuitas
xxxxx
Total Aktiva
xxxxx Total Kewajiban Dan Ekuitas
xxxxx
Sumber : Hasil Survey (diolah), Agustus 2014
Rincian pos-pos yang ada didalam aktiva laporan neraca industri keripik tempe : Kas merupakan uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. penerimaan kas secara tunai dari pihak pembeli, transaksi yang dilakukan oleh industri keripik tempe dicatat dengan menggunakan pencatatan sederhana, mereka belum melakukan pencatatan penjurnalan. Kas yang dimaksud dilapangan adalah uang yang diterima dari proses jual beli, dan pelunasan piutang. Piutang usaha adalah pendapatan yang belum bisa tertagih, pemilik industri keripik tempe belum memiliki catatan piutang usaha yang memenuhi standart
83
akuntansi keuangan, pencatatan yang dilakukan hanyalah pencatatan sederhana. piutang usaha terjadi ketika pembeli membawa sebagian persediaan untuk dijual kembali, akan tetapi pembeli belum membayarkan atas barang yang telah dibawa. Persediaan merupakan barang jadi yang disimpan atau digunakan untuk dijual pada periode mendatang, persediaan dapat berbentuk bahan baku yang disimpan untuk diproses. Dalam masalah pencatatan, industri keripik tempe tidak melakukan pencatatan standart tehadap barang jadi yang siap di edarkan, barang jadi tersebut menjadi sebuah persediaan perusahaan ketika ada pembeli yang akan membeli barang banyak. Dari ketiga pos diatas termasuk dalam aktiva lancar, karena merupakan aset yang digunakan dalam jangka waktu dekat, aset tersebut digunaksn sebagai modal perputaran produksi, sehingga terjadi siklus usaha yang normal. Pos Tanah yang ditulis dalam neraca merupakan aset yang dimiliki perusahaan. Akan tetapi industri keripik tempe tidak melakukan pencatatan bahwa tanah tersebut juga merupakan kekayaan perusahaan. Tanah yang dimaksud adalah tanah pekarangan yang dimiliki perusahaan. Pada pos kendaraan yang ada di dalam neraca juga merupakan aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan, kendaraan yang dimaksud adalah unit sepeda motor ada juga beberapa industri, yang memiliki aset kendaraan berupa unit mobil. Dalam pencatatan di lapangan, aset kendaraan tidak dilakukan pencatatan terhadap kekayaan perusahaan. Rincian pos-pos daam laporan neraca UMKM mengenai kewajiban dan ekuitas adalah sebagai berikut :
84
Hutang usaha adalah hutang yang diperoleh dari bank untuk menjalankan produksi usaha keripik tempe. Hutang pada bank merupakan modal awal untuk menjalankan usaha, pada pencatatan dilapangan, industri keripik tempe mengetahui bahwa pencatatan hutang harus dilakukan, akan tetapi perusahaan belum memasukkan pencatatan hutang dalam laporan neraca. Modal adalah dana yang dimiliki oleh perusahaan diawal untuk menjalankan dan mengoperasionalkan usaha, modal UMKM berasal dari harta milik pribadi dan pinjaman dari bank, akan tetapi pos modal belum disajikan dalam laporan keuangan (neraca). Laba ditahan merupakan laba bersih yang tidak dibayarkan sebagai dividen tetapi diakumulasikan selama masa usaha perusahaan dan dilaporkan pada bagian kekayaan bersih atau ekuitas dalam neraca. Di UMKM pos laba ditahan tidak ada, karena sebagian besar UMKM modal berasal dari harta pribadi dan pinjaman dari bank. 2.
Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi menyediakan informasi yang diperlukan oleh investor dan
kreditur untuk memprediksi jumlah, penetapan waktu dan ketidak pastian dari laba rugi masa depan. Tujuan dibuatnya laporan laba rugi ini untuk mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan, memberikan dasar untuk memprediksi kinerja masa depan. Perusahaan dikatakan untung apabla total pendapatan lebih besar dari total beban, dan dikatakn rugi apabila total pendapatan lebih kecil dari total beban. Berikut informasi konfersi dari laporan keuangan yang ada di UMKM disajikan kedalam laporan laba rugi
85
Tabel 4.10 Laporan Laba Rugi UMKM Industri Keripik Tempe Laporan laba Rugi Per Tanggal 31 Desember 201X Penjualan HPP Laba (rugi) kotor Beban Administrasi : Beban Utilitas Total Beban Administrasi Beban Penjualan : Beban Gaji Beban Pengiriman Total Beban Penjualan Total Beban Laba Operasi Pendapatan Lain Beban lain-lain Laba bersih sebelum pajak Laba (rugi) bersih
XXXXXX (XXXXXX) XXXXXX
XXXXXX (XXXXXX)
XXXXXX XXXXXX XXXXXX (XXXXXX) XXXXXX XXXXXX (XXXXXX) XXXXXX XXXXXX
Sumber : Hasil Survey (diolah), Agustus 2014
Berikut rincian data yang disajikan dalam laporan laba rugi industri keripik tempe:
86
Tabel 4.11 Rincian Harga Pokok Penjualan (HPP)
Saldo Awal Persediaan Bahan Baku (Tempe) Pembelian Bahan Baku (Tempe) Saldo Akhir Bahan Baku Bahan Baku yang digunakan (Tempe)
xxxxxx xxxxxx (xxxxxx) XXXXXX
(+) (-)
Bahan Baku yang digunakan Biaya tenaga kerja langsung Biaya Overhead Produksi Total Biaya Produksi
xxxxxx xxxxxx xxxxxx XXXXXX
(+) (+)
Total Biaya Produksi Saldo Awal Persediaan Barang Dalam Proses Saldo Akhir Persediaan Barang Dalam Proses Harga Pokok Produksi
xxxxxx xxxxxx (xxxxxx) XXXXXX
(+) (-)
Harga Pokok Produksi Saldo Awal Perse diaan Barang Jadi (pack) Barang Tersedia Untuk Dijual Saldo Akhir Persediaan Barang jadi Harga Pokok Penjualan (HPP)
xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxxx XXXXXXX
(+) (-)
Sumber : Hasil Survey (diolah), Agustus 2014
Penjualan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh penjual dalam menjual barang dengan harapan akan memperoleh laba dari adanya transaksi tersebut. Penjualan dapat diartikan sebagai pengalihan atau pemindahan hak kepemilikan atas barang atau jasa dari pihak penjual ke pembeli. Penjualan yang terjadi di UMKM adalah penjualan secara langsung keripik tempe kepada konsumen dan beberapa distributor yang memesan keripik tempe. Dalam pencatatannya hasil penjualan UMKM dicatat dalam laporan sederhana, bukan dalam bentuk laporan labarugi.
87
Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah biaya langsung yang timbul dari keripik tempe yang diproduksi dan dijual dalam kegiatan usaha. Ini termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja langsung. Namun menurut yang terjadi di lapangan, HPP tidak disajikan oleh industri keripik tempe, akan tetapi mereka telah memperhitungkan biaya yang telah dikeluarkan serta karyawan yang bekerja pada saat produksi. Laba / Rugi Kotor adalah penjualan dikurangi biaya barang atau jasa yang dijual (harga pokok penjualan). Dilapangan hasil penjualan yang diperoleh dari transaksi hari itu merupakan laba kotor yang diperoleh UMKM sebelum dikurangi upah yang harus diberikan kepada karyawan yang bekerja harian. Beban Utilitas adalah biaya yang dikeluarkan UMKM setiap bulan, seperti biaya air, biaya listrik, dan biaya telephone. Beban utilitas pada UMKM sering kali tidak di perhitungkan, karena menurut mereka beban tersebut sudah dianggap beban rumah tinggal sendiri. Beban Pajak adalah pajak UMKM yang harus dibayarkan setiap bulan, sebagian besar UMKM tidak mencatat beban tersebut, karena sebagian besar dari mereka belum memiliki NPWP. Beban gaji adalah suatu bentuk pembayaran periodik dari seorang majikan pada karyawannya yang dinyatakan dalam suatu kontrak kerja. Gaji dapat dianggap sebagai biaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan sumber daya manusia untuk menjalankan operasi. Pos beban gaji pada UMKM terdiri dari gaji karyawan harian, gaji karyawan mingguan, gaji karyawan borongan. Dalam pencatatanya beban gaji disajikan dalam laporan keuangan, akan tetapi dalam bentuk pencatatan sederhana.
88
Beban pengiriman adalah beban yang dikeluarkan untuk mengirim barang pesanan dari konsumen. Beban pengiriman merupakan pembayaran yang diberikan kepada sopir yang mengirimkan barang. Pendapatan/beban lain-lain adalah pendapatan/beban di luar usaha yang di laporkan dalam pencatatan laporan laba/rugi. Pada UMKM tidak melaporkan pendapatan/beban lain-lain karena UMKM tidak mengakui pendapatan/beban diluar hasil keripik sebagai pendapatan/beban. Laba / rugi bersih adalah nilai akhir yang bisa diakui oleh UMKM sebagai penghasilan mereka. Nilai ini dihitung dari laba kotor di kurangi beban-beban operasional UMKM. 3.
Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas yaitu laporan keuangan yang memberikan
informasi tentang perubahan ekuitas pemilik atau modal selama kurun waktu (periode) tertentu.
89
Tabel 4.12 Laporan Perubahan Ekuitas UMKM Industri Keripik Tempe Laporan Perubahan Ekuitas Per Tanggal 31 Desember 201X Modal Awal
XXXXXX
Penambahan : Saldo Laba (rugi) ditahan Total Penambahan Pengurangan : Saldo Laba (rugi) berjalan Rugi bersih Desember 201X Total Pengurangan Modal Akhir 31 Desember 201X
XXXXXX XXXXXX
XXXXXX XXXXXX XXXXXX XXXXXX
Sumber : Hasil Survey (diolah), Agustus 2014
Pos modal awal adalah jenis modal yang harus dikeluarkan pada awal memulai usaha, dan biasanya dipakai untuk jangka panjang. Modal awal bisa berupa modal dari pemilik usaha sendiri atau dari pinjaman yang diberikan oleh lembaga keuangan. Saldo Laba Ditahan adalah laba yang tidak dibagi, merupakan sebagian atau keseluruhan laba yang diperoleh perusahaan yang tidak dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Laba dari operasi dibagikan dan menjadi tambahan penyertaan pemegang saham. Saldo Laba berjalan adalah Laba yang diperoleh dalam tahun berjalan setelah dikurangi taksiran utang pajak. Jumlah laba tahun buku berjalan yang diperhitungkan sebagai modal inti hanya sebesar 50%. Jika bank atau usaha mengalami kerugian pada tahun berjalan, seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti
90
Modal akhir diperoleh dari penambahan modal awal dengan saldo laba ditahan dikurangi dengan saldo laba berjalan ditambah rugi perusahaan. 4.
Laporan Arus Kas Laporan arus kas memberikan informasi mengenai penerimaan kas dan
pembayaran – pembayaran kas selama satu periode. Laporan arus kas melaporkan : pengaruh kas dari operasi selama satu periode, transaksi pendanaannya, kenaikan atau penurunan bersih kas sepanjang periode, dan jumlah kas akhir periode. Tabel 4.13 Laporan Arus Kas UMKM Industri Keripik Tempe Laporan Arus Kas Per Tanggal 31 Desember 201X Arus Kas dari Aktivitas Operasi : Kas yang di terima dari pelanggan Beban pembayaran kepada kreditor XXXXXXX Beban Penyusutan XXXXXXX Penurunan Piutang Usaha XXXXXXX (kenaikan) persediaan Arus kas bersih dari aktivitas operasi Arus kas dari Aktivitas Pendanaan : Kenaikan (penurunan) bersih kas Penarikan (prive) Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan Arus kas bersih dan saldo kas 31 desember 201X
XXXXXXX
(XXXXXXX) XXXXXXX XXXXXXX
XXXXXXX (XXXXXXX) XXXXXXX XXXXXXX
Sumber : Hasil Survey (diolah), Agustus 2014
Arus kas dari Aktivitas Operasi adalah aktivitas operasi yang diperoleh dari aktivitas penghasilan utama pendapatan organisasi. Oleh karena itu, arus kas pada
91
umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. Arus kas bersih dari aktifitas pendanaan merupakan pengungkapan arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. 5.
Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan yaitu berupa informasi baik yang bersifat
keuangan maupun non keuangan yang bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang kebijakan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh perusahaan, rincian pos laporan keuangan, penjelasan kontrak hutang perusahaan dan lain-lain. Akan tetapi pada industri keripik tempe sanan belum melakukan catatan atas laporan keuangan. Untuk membuat sebuah laporan keuangan bagi perusahaan, sebaiknya memiliki tenaga ahli tersendiri untuk mencatat semua transaksi, mulai dari laporan arus kas, laporan laba rugi, perubahan ekuitas, neraca, dan catatan atas laporan keuangan. Karena sebagian besar industri keripik tempe yang ada, tidak melakukan pencatatan laporan keuangan secara detail. Dari salah satu industri keripik tempe ada yang memiliki laporan keuangan, akan tetapi peneliti tidak diperkenankan untuk mengetahui isi dari laporan keuangan salah satu industri tersebut.
92
4.2
Kajian Perspektif Islam Ada alasan dimana keharusan kaum muslimin untuk menunaikan
kewajiban pajak yang ditetapkan negara, dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman dalam Surat An-Nisa’ ayat 59:
ِ َّ ِ ول وأُوِِل األَم ِر ِمن ُكم فَِإن تَنازعتم ِِف شي ٍء فَرُّدوه إِ ََل ِ َطيعواْ اّلل وأ ِ اّلل َّ َْطيعُوا ّ ْ ُ ُ ْ َ ْ ُْ َ َ ْ َ َ الر ُس ْ َ َّ ُ ين َآمنُواْ أ َ يَا أَيُّ َها الذ ِ ِ اّلل والْي وِم ِ ِ ِ ِ ِ َّ و ﴾٩٥﴿ َح َس ُن تَأْ ِويلا َ اآلخ ِر َذل ْ ك َخْي ٌر َوأ ْ َ َ ّ الر ُسول إن ُكنتُ ْم تُ ْؤمنُو َن ب َ Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasulullah saw (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” Dari ayat diatas, terlihat sangat jelas bahwa Allah SWT menyeru pada umat manusia untuk taat kepada ulil amri atau bisa disebut pemimpin yaitu pemerintah selain pada Allah SWT dan Rasul-Nya. Seperti halnya mengenai kewajiban perpajakan ini, dimana pemerintah membuat undang-undang untuk dipatuhi atau ditaati rakyat sebagai sumber pendapatan Negara yang akan dikelola dan dialokasikan oleh pemerintah dengan sebaik-baiknya untuk belanja keperluan Negara Indonesia. Seperti Allah SWT memberikan petunjuk dan perintah-Nya yang terutang dalam Al-Qur’an, sedangkan Rasul-Nya yang bersabda dalam sunnahnya begitu juga dengan ulil amri yang menyangkut Negara tertuang dalam Undang-Undang yang mengatur segala hal yang bersangkutan dengan permasalahan yang ada diantaranya mengenai kewajiban perpajakan oleh rakyat kepada Negaranya.
93
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, ketika Wajib Pajak tidak melakukan kewajiban perpajakannya dengan baik sesuai Undang-Undang yang berlaku maka ada hukuman yang diatur baik dengan materi (uang) atau denda maupun pidana. Di samping itu, telah dijelaskan sebelumnya dalam surat AnNisa’ ayat 59 bahwa Allah SWT telah memerintah umat manusia untuk taat juga kepada ulil amridalam hal ini pemerintah yang terutuang dalam Undang-Undang untuk dijalankan dan ditaati sebagaimana mestinya, dengan begitu jika umat manusia tidak menjalankannya maka selain hukuman yang bersifat materi maka mendapat dosa bagi yang tidak menjalankannya.