BAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analistis yakni suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang diteliti secara obyektif. Penelitian ini menekankan pada variabel proses pengendalian mutu dan produk cacat. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode penyelesaian masalah yaitu metode PDCA dengan delapan langkah perbaikan. Metode ini merupakan sebuah strategi yang dilakukan untuk mengetahui permasalahan kualitas produk dengan meminimalisasikan kegagalan dalam memproduksi suatu produk sehingga dapat memberikan kepuasan total kepada pelanggan.
Metode ini sangat bermanfaat dalam proses peningkatan kinerja
kualitas maupun produktivitas perusahaan. Strategi delapan langkah ini memiliki suatu pendekatan yang dikenal dengan siklus PDCA (Plan-Do-Check-Action). Tahapan sikus PDCA merupakan suatu pendekatan yang memiliki tahapan-tahapan yang mencakupi 8 langkah (lihat Gambar 4.1) sebagai berikut: Langkah Pertama: mendefinisikan masalah dan menentukan tema perbaikan kualitas, tema yang diambil pada karya akhir ini adalah penanggulangan reject Injection Phylon menggunakan diagram pareto yang dibuat berdasarkan laporan quality checksheet.
49
50
Langkah Kedua: mencari semua penyebab yang mungkin, menganalisis kondisi yang ada, langkah ini untuk mencari akar masalah dengan meninjau kondisi mesin pada tiap proses dan melakukan diskusi dengan operator produksi menggunakan alat bantu diagram tulang ikan. Langkah ketiga: target, ditentukan mengacu pada sasaran mutu perusahaan. Langkah keempat: merencanakan tindakan perbaikan, penanggulangan masalah dilakukan dengan membentuk tim dengan langkah-langkah kerja yang mengacu pada proses 5W-1H. Langkah kelima: melaksanakan perbaikan, tim atau kelompok yang sudah dibentuk dalam langkah empat, melakukan perbaikan proses kerja sesuai rencana yang dibuat dalam langkah sebelumnya. Langkah keenam: mempelajari hasil-hasil perbaikan (evaluasi), setelah langkah kelima dijalankan maka akan diperoleh hasil yang dapat dilihat dari laporan jumlah reject Injection Phylon. Langkah ketujuh: menstandarisasikan solusi dan praktek-praktek terbaik (standarisasi), berdasarkan evaluasi tersebut dilakukan pencatatan kegiatan perbaikan dan perubahan parameter yang dilakukan dan selajutnya akan dibakukan dalam bentuk instruksi kerja. Langkah kedelapan: membuat laporan akhir dan menentukan rencana perbaikan kualitas berikutnya, langkah ini dilakukan dengan melihat kembali jenis reject yang paling besar dan melakukan kembali langkah pertama sampai kedelapan sehingga terjadi proses perbaikan terus-menerus.
51 IMPLEMENTASI METODE PDCA DALAM PENGENDALIAN MUTU UNTUK MENURUNKAN REJECT PRODUK INJECTION PHYLON DI PT. PRATAMA ABADI INDUSTRI
Latar Belakang Permasalahan : 1. 2.
Tingkat presentase product reject yang melebihi target perusahaan. Penerapan pengendalian mutu yang belum optimal.
Identifikasi dan Perumusan masalah : 1. 2. 3.
Bagaimana pengendalian mutu yang telah dilakukan oleh manajemen PT. Pratama Abadi Industri? Faktor-faktor apa yang menyebabkan masih terdapatnya produk cacat selama proses produksi? Bagaimana perbaikan yang dapat dilakukan untuk menurunkan produk cacat dengan menggunakan motode PDCA?
Studi Pustaka :
Landasan Teori : 1. 2. 3.
Teori Kualitas Produk Teori Kaizen, PDCA, 7 Tools Teori kendali mutu
1. 2.
Jay heizer & Barry Render,2010.Operations Management 9th Ed.PEARSON Vincent Gaspersz, 2011. Total Quality Management Vinchristo Publication
Variabel : 1. 2.
Pengendalian Mutu Produk Cacat
Metode Penelitian :
Dimensi dan Indikator Penelitian :
1. Lokasi dan waktu penelitian: PT. PAI (2013-2014) 2. Metode pengumpulan data: Wawancara dan Observasi 3. Metode Pengolahan data: Deskriptif analitis dengan metode PDCA
A
1. Pengendalian Mutu Evaluasi kinerja aktual Capaian produksi bulanan Pelaksanaan SOP Hasil alur proses produksi Perbandingan aktual dengan sasaran Data jumlah produksi Data jumlah cacat produksi Tack time dan cycle time Tindakan terhadap aktual dan sasaran Metode Manusia Mesin Material lingkungan 2. Produk Cacat Kesesuaian Spec (variabel) Ukuran Volume CSS (Compound sheet spec) Gauge Kesesuaian Spec (atribut) Cacat robek Cacat burning Cacat kotor Cacat bubble
52
A
Tahap Melaksanakan Penelitian Proses pengumpulan data Studi lapangan
Tahap analisa dan pengolahan data Menganalisa data Mengolah data Merumuskan hasil penelitian
Tahap penulisan laporan karya akhir
Gambar 4.1 Langkah Penelitian 4.2. Variabel Penelitian Variabel penelitian terbagi menjadi dua definisi secara konseptual dan definisi secara operasional sebagaimana berikut di bawah ini. 4.2.1. Definisi Konsep Sesuai dengan tema penelitian tersebut diatas maka variabel penelitian adalah model perbaikan mutu produk dinilai dari konsep kualitas dan beberapa dimensi-dimensi kualitas produk baik. Dalam konsep Trilogi Kualitas Joseph M. Juran dikutip oleh Gaspersz (2011), dinyatakan bahwa terdapat tiga konsep kualitas yang saling berkaitan, antara lain: Pendekatan terhadap perencanaan kualitas (Quality Planning), Pendekatan terhadap pengendalian kualitas (Quality Control), Pendekatan terhadap perbaikan kualitas (Quality Improvement). Dalam hal ini penulis lebih memfokuskan pada pendekatan terhadap pengendalian kualitas sebagai berikut:
53
Pendekatan terhadap pengendalian kualitas (Quality Control) melibatkan aktivitas berikut: Mengevaluasi kinerja aktual. Membandingkan kinerja aktual dengan sasaran. Mengambil tindakan atas perbedaan kinerja aktual dengan sasaran. Kemudian dimensi-dimensi kualitas produk baik, menurut David Garvin yang dikutip oleh Gaspersz (2011) terdiri dari: 1. Kinerja (Performance). 2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (Features). 3. Kehandalan (Reliability). 4. Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to Specification). 5. Daya tahan (Durability). 6. Serviceability. 7. Estetika (Aesthetics). 8. Fit and finish. Dalam hal ini penulis lebih memfokuskan pada karakteristik kualitas berdasarkan kesesuaian produk dengan spesifikasi yang diinginkan (sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya). 4.2.2. Definisi Operasional Kemudian untuk definisi operasional adalah penjabaran konsep atau variabel penelitian dalam rincian yang terukur (indikator penelitian). Guna
54
menghindari kesalahan dalam mengartikan variable-variabel yang dianalisis atau untuk membatasi permasalahan dalam penelitian ini, perlu dijelaskan definisi variabel operasional berdasarkan indikator-indikator data primer dan sekunder. Tabel 4.1. Definisi Operasional
55
4.3. Jenis dan Sumber Data Jenis-jenis data yang diperlukan adalah berupa data-data primer dan sekunder yang berkaitan dengan objek penelitian. Sumber data dan informasi yang diperlukan adalah yang berkaitan dengan masalah dalam karya akhir ini yaitu data yang berhubungan dengan tema di atas: 1. Data Primer a. Data penyebab masalah terkait metode b. Data penyebab masalah terkait manusia c. Data penyebab masalah terkait mesin d. Data penyebab masalah terkait material e. Data penyebab masalah terkait lingkungan 2. Data Sekunder a. Capaian produksi bulanan b. Pelaksanaan SOP (Standart operational procedure) c. Hasil alur proses produksi d. Jumlah aktual produksi e. Jumlah target produksi f. Jumlah aktual produk cacat g. Jumlah target produk cacat h. Aktual tack time dan cycle time proses press injection i. Target tack time dan cycle time proses press injection j. Spesifikasi Ukuran produk k. Spesifikasi Volume produk
56
l. Spesifikasi CSS (Compound Specification Sheet) m. Spesifikasi Gauge produk n. Produk cacat robek o. Produk cacat burning p. Produk cacat kotor q. Produk cacat bubble 4.4. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini, baik dari perusahaan maupun sumber lain, adalah sebagai berikut: 1. Data Primer Data primer berupa data dan informasi yang didapat dengan melakukan pengumpulan secara langsung, data dan informasi ini diperoleh melalui: a. Diskusi Melakukan pertukaran pikiran, gagasan dan pendapat dari perserta diskusi yang berkaitan dengan data dan informasi yang diperlukan dalam proses penyelesaian masalah. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data dan informasi yang telah ada yang berupa laporan atau data yang dikumpulkan. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara: a. Studi dokumen Studi dokumen yang dilakukan yaitu dengan mengumpulkan data yang bersumber pada dokumen yang berasal dari Departemen Produksi,
57
Quality, Maintenance dan Engineering mengenai standar panduan mesin. b. Studi kepustakaan Studi
kepustakaan
dilakukan
untuk
mendapatkan
data
yang
dikumpulkan oleh pakar ataupun pihak lain dengan cara mempelajari buku, artikel dan sumber data lainnya. 4.5. Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah produk departemen Injection Phylon di PT. Pratama Abadi Industri yang berkaitan dengan produk cacat. Penulis melakukan pengambilan sampel pada jenis cacat tertentu, yaitu cacat yang dihasilkan setelah proses injeksi karena fokus penelitian ini adalah pengendalian mutu produk pada proses injeksi dengan populasi seluruh produk cacat injeksi dengan teknik pengambilan sampel Nonprobability Sampling jenis sampel jenuh. Definisi Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, dimana pengambilan sampel produk yang dipilih oleh penulis adalah sampel produk menurut karakteristik jenis cacat tertentu dari hasil injeksi pada rentang waktu bulan September 2013 sampai dengan April 2014. 4.6. Teknik Analisa Data Metode analisis yang digunakan pada karya akhir ini adalah sebagai berikut: 1.
Mengumpulkan data dari laporan Departemen Quality (check sheet), dikelompokan sesuai kriteria yang telah ditentukan. Data yang telah
58
dikelompokan kemudian dibuat diagram pareto untuk mengetahui masalah utama.
Sumber: Check Sheet PT. Pratama Abadi Industri (2014) Gambar 4.2. Lembar Periksa (Check Sheet) Lembar periksa ini memberikan informasi tentang temuan harian produk cacat pada tiap-tiap line produksi.
Sumber: Download dari internet Gambar 4.3. Diagram Pareto Diagram pareto diatas memberikan informasi tentang kalkulasi produk cacat yang ditemukan berdasarkan temuan cacat paling dominan.
59
2.
Diagram tulang ikan (fishbone diagram) digunakan untuk mempermudah menganalisis penyebab masalah. Diagram ini digunakan untuk mengetahui permasalahan utama secara teliti berdasarkan data dan informasi yang ada yang dikelompokan dalam lima penyebab utama yaitu manusia, metode, mesin, material dan lingkungan.
Sumber: Form PDCA PT. Pratama Abadi Industri (2004) Gambar 4.4. Diagram Sebab Akibat (Fishbone)
3.
Statistik deskriptif digunakan untuk menghitung persentase reject.