47 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1
Jenis dan Ruang Lingkup Penelitian
4.1.1 Jenis penelitian Penelitian ini merupakan Explanatory Research, yakni mencoba menganalisis tentang Pengaruh Manajemen Kinerja terhadap Kinerja Karyawan PT BPR Mitra Group Pasca Akuisisi di Bali. 4.1.2 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah terbatas pada bidang penerapan manajemen kinerja (perencanaan kinerja, penilaian kinerja, imbalan jasa kinerja, monitoring kinerja) dan kinerja karyawan (quantity of work, quality of work, job knowledge, cooperation, initiative dan personal qualities) yang dilaksanakan pada PT BPR Mitra Group. Pembatasan ini dilakukan agar penelitian lebih focus dan mendapatkan hasil yang lebih tepat. 4.1.3 Lokasi dan waktu penelitian Penelitian dilakukan pada PT BPR Mitra Group dalam tahun 2010, dengan pertimbangan sebagai berikut : 1)
PT BPR Mitra Group merupakan BPR yang berkembang dengan tingkat kesehatan yang masuk kategori sehat sesuai kriteria surat edaran Bank Indonesia nomor 30/3/UPBB/30/4/1997.
2) PT BPR Mitra Group perlu mengembangkan manajemen kinerja dalam rangka mendukung pengelolaan sumber daya manusia,
mempertahankan
48 sumber daya manusia yang memiliki kompetensi yang unggul, dan mendukung upaya talent management. 4.2
Variabel Penelitian 4.2.1
Identifikasi variabel
Adapun variabel dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan
seperti
terlihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Identifikasi Variabel Penelitian Klasifikasi Variabel Variabel Bebas
Variabel Perencanaan Kinerja (X1) Penilaian Kinerja (X2) Imbalan Jasa Kinerja (X3) Monitoring Kinerja (X4)
Variabel Terikat
Kinerja Karyawan (Y)
Indikator Tujuan dan target perusahaan Penetapan sasaran Validasi target-target Peninjauan kembali / Kompetensi Menetapkan standar kinerja Menetapkan ranking kinerja Penilaian kinerja karyawan Kenaikan gaji Bonus/Insentif/premi/jasprod Promosi Pelatihan Tinjauan triwulan/Semester/Tahunan Diskusi berkelanjutan Coaching/Bimbingan Modifikasi/Revisi tujuan 1. Jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan (Quantity of work) 2. Kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syaratsyarat kesesuaian dan kesiapan (Quality of work) 3. Luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya (Job knowledge) 4. Kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain atau sesama anggota organisasi (Cooperation). 5. Semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dalam memperbesar tanggung jawabnya (Initiative). 6. Menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramahtamahan dan integritas pribadi (Personal qualities).
49 4.2.2
Definisi operasional variabel
Berdasarkan kajian teori dan studi empiirik pada Bab sebelumnya, maka dapat disusun definisi operasional variabel sebagai berikut : Kinerja karyawan PT BPR Mitra Group.
1)
Penilaian kinerja karyawan dilakukan dengan mengukur dan menilai kinerja karyawan berdasarkan siklus yang telah ditetapkan oleh PT
BPR Mitra
Group, dalam hal ini indikator yang dipergunakan mengukur kinerja karyawan adalah. (1) Jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan (quantity of work) atas pekerjaan yang dilakukan. (2) Kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapan (quality of work) atas pekerjaan yang dilakukan. (3) Luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya (job knowledge) atas pekerjaan yang dilakukan. (4) Kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain atau sesama anggota organisasi (cooperation). (5) Semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dalam memperbesar tanggung jawabnya (initiative). (6) Menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramah-tamahan dan integritas pribadi (personal qualities). 2)
Perencanan kinerja karyawan PT BPR Mitra Group.
Perencanan kinerja karyawan PT BPR Mitra Group dilakukan dengan mengukur dan menilai perencanaan kinerja karyawan PT BPR Mitra Group berdasarkan siklus
manajemen kinerja. Dalam hal ini indikator yang
dipergunakan mengukur perencanaan kinerja PT BPR Mitra Group adalah.
50 (1) Manajemen puncak menetapkan tujuan bisnis dan target perusahaan. (2) Menentukan hasil yang diinginkan dan menetapkan sasaran / target setiap divisi, cabang, bidang dan individu. (3) Menvalidasi target-target yang telah ditentukan oleh perusahaan (4) Meninjau kembali kompetensi-kompetensi dan menetapkan tujuan-tujuan pengembangan. Penilaian kinerja karyawan PT BPR Mitra Group
3)
Penilaian kinerja karyawan PT
BPR Mitra Group dilakukan dengan
mengukur dan menilai penilaian kinerja PT BPR Mitra Group berdasarkan siklus
manajemen kinerja. Dalam hal ini indikator yang dipergunakan
mengukur penilaian kinerja karyawan PT BPR Mitra Group adalah. (1) Menetapkan standar kinerja yang diinginkan (2) Menetapkan ranking kinerja seperti penetapan target yang mudah dan dapat dikendalikan (3) Melakukan penilaian kinerja karyawan/pegawainya. Imbalan jasa kinerja karyawan PT BPR Mitra Group
4)
Imbalan jasa kinerja karyawan PT
BPR Mitra Group dilakukan dengan
mengukur dan menilai Imbalan jasa kinerja karyawan PT BPR Mitra Group berdasarkan siklus
manajemen kinerja. Dalam hal ini indikator yang
dipergunakan mengukur Imbalan jasa kinerja karyawan PT BPR Mitra Group adalah. (1) Kenaikan gaji tahunan yang dinikmati oleh karyawan. (2) Bonus/insentif/premi/jasprod yang dinikmati oleh karyawan. (3) Promosi/kenaikan pangkat/golongan yang diberikan perusahaan kepada pegawainya.
51 (4) Memberikan pelatihan yang dibutuhkan untuk pengembangan kompetensi karyawan. Monitoring kinerja karyawan PT BPR Mitra Group
5)
Monitoring kinerja karyawan PT
BPR Mitra Group dilakukan dengan
mengukur dan menilai monitoring kinerja karyawan PT BPR Mitra Group berdasarkan siklus
manajemen kinerja. Dalam hal ini indikator yang
dipergunakan mengukur monitoring kinerja PT BPR Mitra Group adalah. (1) Melakukan tinjauan triwulan/semester/tahuan terhadap kinerja yang telah dilakukan (2) Melakukan diskusi berkelanjutan terhadap permasalahan yang dihadapi. (3) Melakukan Coaching (4) Melakukan memodifikasi/revisi terhadap tujuan perusahaan. 4.2.3
Skala pengukuran Instrumen dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner tertutup
yang terdiri dari sekumpulan pernyataan berdasarkan indikator dari masingmasing variabel. Setiap item pernyataan diukur dengan menggunakan skala Likert dengan 5 kategori dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju. Skala Likert dapat dikategorikan sebagai skala ordinal (Istijanto, 2008). Setiap item pernyataan akan diberikan skor mulai dari angka 5 untuk jawaban yang sangat setuju, kemudian 4 untuk jawaban yang setuju, 3 untuk jawaban ragu-ragu, 2 untuk jawaban yang tidak setuju dan 1 untuk jawaban yang sangat tidak setuju (Riduwan, 2002)
52 4.3
Prosedur Pengumpulan Data 4.3.1
Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penilaian ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif dan data kualitatif yang digunakan dapat diuraikan sebagai berikut. Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat dinyatakan dalam
1)
bentuk angka-angka dan memiliki satuan hitung. Data kuantitatif yang dikumpulkan adalah jumlah karyawan menurut umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, golongan, masa kerja, jabatan, jumlah nasabah. Data kualitatif adalah data yang tidak dapat dinyatakan dalam
2)
bentuk angka dan tidak memiliki satuan hitung. Data kualitatif yang dikumpulkan adalah data tentang persepsi kepala kantor, staf manajer dan nasabah 4.3.2. Sumber data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer dan data sekunder dapat dijelaskan sebagi berikut. 1)
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
sumbernya oleh peneliti. Data primer yang dikumpulkan adalah berupa hasil pengamatan terhadap kemampuan tata kelola dan kepatuhan regulasi, keunggulan dalam pengelolaan operasional usaha dan pengelolaan sumber daya berkualitas, manajemen kinerja, pengelolaan SDM dan SDM yang memiliki keunggulan.
53
2)
Data sekunder adalah data yang sudah lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang lain di luar peneliti sendiri. Data sekunder yang dikumpulkan bersumber dari internal kantor PT BPR Mitra Group, yaitu data tentang sejarah berdirinya PT BPR Mitra Group, struktur organisasi dan urain tugas masing-masing jabatan, jumlah pegawai, dan jumlah pegawai yang dikenakan sanksi disiplin.
4.3.3. Populasi dan sampel penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT BPR Mitra Group yang berjumlah 80 orang yang terdiri dari; komisaris sebanyak 8 orang, direksi sebanyak 10 orang dan staf/karyawan sebanyak 62 orang. Jumlah tersebut tersebar di 4 (empat) lokasi/wilayah yakni; Kecamatan Kuta, Kecamatan Ubud, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Bangli dan Kabupaten Karangasem. Lebih rinci lokasi dan jumlah populasi dalam penelitian ini seperti terlihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Lokasi dan Jumlah Karyawan PT BPR Mitra Group Tahun 2010 Komisaris (orang) 1. Kec. Kuta 2 2. Kec. Ubud 2 3. Kec. Mengwi 2 4. Kab. Bangli 1 5. Kab. Karangasem 1 8 Sumber : PT BPR Mitra Group, 2010 Lokasi
Direksi (orang) 2 2 2 2 2 10
Karyawan (orang) 10 14 11 11 16 62
Jumlah (orang) 14 18 15 14 19 80
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan melibatkan semua populasi sebagai responden penelitian. Dengan demikian dapat dikatakan penelitian ini mempergunakan konsep penelitian sampling jenuh. Hal ini
54 dilaksanakan dengan pertimbangan bahwa, penerapan manajemen kinerja dilakukan oleh seluruh karyawan PT. BPR Mitra Group. 4.3.4
Cara pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut. 1)
Kuesioner
Pengumpulan data dengan kuesioner dilakukan dengan menyiapkan daftar pertanyaan yang terstruktur dan disebarkan kepada responden untuk mendapatkan jawaban terhadap faktor-faktor penentu penerapan manajemen kinerja dan kinerja karyawan. Kuesioner diisi oleh seluruh karyawan PT BPR Mitra Group yang terdiri dari kuesioner untuk Penerapan Manajemen Kinerja dan kuesioner untuk penilaian Kinerja Karyawan. 2)
Wawancara
Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara tatap muka (face-to face interview) dan wawancara melalui telepon (telephone interview). tatakelola dan kepatuhan regulasi, keunggulan dalam pengelolaan operasional usaha, pengelolaan sumberdaya berkualitas, manajemen kinerja dalam rangka mendukung pengelolaan sumber daya manusia,
mempertahankan sumber
daya manusia yang memiliki kompetensi yang unggul, dan mendukung upaya talent management PT BPR Mitra Group.
3)
Dokumentasi
55 Data yang diperoleh dengan cara dokumentasi adalah data tentang gambaran umum dan struktur organisasi PT BPR Mitra Group. 4)
Observasi
Teknik observasi yang digunakan adalah observasi partisipasi (partisipant observation). Data yang diperoleh dengan cara observasi antara lain: tatakelola dan kepatuhan regulasi, keunggulan dalam pengelolaan operasional usaha, pengelolaan sumberdaya berkualitas, manajemen kinerja dalam rangka mendukung pengelolaan sumber daya manusia,
mempertahankan sumber
daya manusia yang memiliki kompetensi yang unggul, dan mendukung upaya talent management PT BPR Mitra Group. 4.4 Uji Reliabilitas dan Validitas Instrumen 4.4.1 Uji reliabilitas Reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat ukur seharusnya mempunyai kemampuan untuk memberikan hasil yang konsisten (Umar, 2005) dan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Jadi tujuan utama dari pengujian alat ukur adalah untuk mengetahui kemantapan, ketepatan dan homogenitas dari suatu alat ukur. Keandalan yang rendah menunjukan ketidak konsistenan responden dalam menjawab pertanyaan. Suatu alat ukur yang baik dan handal memiliki susunan dan bentuk pertanyaan yang tepat sehingga menjamin interpretasi yang tetap sama walaupun disampaikan berulang-ulang pada banyak responden dalam kurun waktu yang berbeda-beda. Metode pengujian reliabilitas atau keandalan instrumen dilakukan
56 dengan menggunakan koefisien alpha Cronbach. (Umar, 2005) menyatakan bahwa nilai suatu instrumen dikatakan reliabel bila nilai alpha Cronbach > 0.6. Rumus Alpha Cronbach’s (Umar, 2005) adalah sebagai berikut. ri =
2 k 1 − ∑σb k −1 σi 2
..................................................... (1)
Keterangan : ri
= Reliabilitas instrumen
k
= jumlah butir pertanyaan
σb2
= jumlah Varian total
σi2
= jumlah Varian butir
Analisis pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini, juga dilakukan dengan menggunakan komputer yaitu dengan program SPSS for Windows, terhadap 42 sampel. Bila koefisien Alpha Cronbach diatas 0,6. artinya instrumen yang dipakai dalam penelitian ini cukup konsisten, dan penelitian ini bisa dilanjutkan dengan pencarian data melalui kuisioner. 4.4.2 Uji validitas Metode untuk menguji ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur melakukan fungsi ukurnya disebut uji validitas. Instrumen pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut memberikan hasil ukur yang sesuai dengan yang dimaksud dalam pengukuran. Atau instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Arikunto, 2007). Ada dua jenis validitas untuk instrumen penelitian, yaitu validitas logis dan validitas empiris. Biasanya para peneliti lebih banyak mempergunakan validitas logis. Sebuah instrumen dikatakan mempunyai validitas logis apabila instrumen
57 tersebut secara analisis sudah sesuai dengan isi dan aspek yang diungkapkan (Arikunto, 2007). Pengukuran validitas dilakukan secara statistik dengan mengkorelasikan skor total dengan skor butir/item. Untuk menghitung korelasi ini digunakan teknik korelasi product moment seperti dikemukakan Arikunto (2007) dengan rumus Karl Pearson :
rxy =
N ∑ XY − ( ∑ X )( ∑Y )
(
)
2 2 2 2 N ∑ X − ( ∑ X ) N ∑Y − ∑Y
............................ (2)
Keterangan ; r
= Korelasi product moment
X
= Skor jawaban tiap item
Y
= Skor total
N
= Jumlah subjek uji coba
Uji validitas adalah untuk menguji kuesioner dikatakan valid atau tidak. Jika hasil korelasi item terhadap total (r) bernilai normal 0,3 dengan signifikasi <0,05 maka instrumen tersebut dikatakan valid. Uji Validitas dilaksanakan sebelum dilaksanakan penelitian terhadap beberapa subjek untuk dimintai data. 4.5. Metode Analisis Data Analisis dan pengolahan data yang akan dilakukan adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial. Untuk menguji hipotesis penelitian secara statistik digunakan analisis regresi linier berganda karena penelitian bertujuan
58 mengungkapkan hubungan kausalitas antara variabel independen dan variabel dependen. Sebelum analisis regresi dipakai menguji hipotesis, akan dilakukan evaluasi secara ekonometri, agar diperoleh model penelitian yang ideal. Dalam perhitungan dan pengujian hipotesis untuk mendukung teknik analisis dan pengolahan data pada penelitian ini, akan dilakukan dengan bantuan sofware SPSS (Statistical for Product and Service Solution) versi 15.00 yang bertujuan mempermudah dan memperoleh akurasi hasil perhitungan yang tepat. 4.5.1 Analisis deskriptif Analisis deskriptif adalah analisis statistik yang menggambarkan sekumpulan
data
pengamatan
untuk
menyederhanakan,
meringkas,
dan
menyajikan informasi yang lebih menarik, berguna dan mudah dipahami (Siagian, 2000). Analisis ini digunakan untuk mengetahui profil tanggapan atas variabel penelitian yang diajukan melalui instrumen penelitian (kuesioner). Analisis deskriptif dalam penelitian ini dilakukan dengan membuat tabulasi terhadap data hasil jawaban responden. 4.5.2 Analisis inferensial (regresi linier berganda) Analisis inferensial adalah analisis statistik dengan pendekatan kuantitatif dimana data pengamatan dipakai untuk mengestimasi parameter dan pengujian hipotesis, untuk selanjutnya ditarik suatu kesimpulan. Teknik analisis statistik untuk
menguji
(Algifari,1997)
hipotesis yaitu
untuk
digunakan
analisis
regresi
linier
berganda
melihat
hubungan
dan
pengaruh
antara
variabel-variabel independen (X1, X2, X3, dan X4) dengan variabel dependen (Y).Regresi linier berganda adalah metode statistik dalam melakukan analisis
59 inferensial, yang digunakan untuk menguji adanya pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen dalam sebuah persamaan garis lini dengan menggunakan data parametik (skala interval dan rasio). Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data berskala interval, sehingga memenuhi persyaratan untuk dilakukan perhitungan dengan regresi linier berganda (Algifari,1997). sebagai berikut. Y Dimana :
= bo + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e ……………….. (3) Y
= variabel terikat, adalah kinerja sumber daya manusia
bo
= konstanta ( intercept )
b1
= koefisien regresi variabel bebas X1
b2
= koefisien regresi variabel bebas X2
b3 b4
= koefisien regresi variabel bebas X3 = koefisien regresi variabel bebas X4
X1
= perencanaan kinerja
X2
= penilaian kinerja
X3
= imbalan jasa kinerja
X4
= monitoring kinerja
Pemilihan analisis inferensial melalui model regresi linier berganda ini dikarenakan variabel independen yang ada jumlahnya lebih dari dua, dan jumlah variabel dependen hanya satu, sehingga analisis regresi merupakan salah satu analisis multivariat yang tepat untuk dipakai sebagai alat uji. Berdasarkan analisis regresi linier berganda tersebut, diperoleh persamaan regresi atau model penelitian yang dikehendaki, kuat hubungan korelasional
60 antara kedua variabel (R), dan besarnya variasi (pengaruh) yang bisa dijelaskan oleh variabel bebas terhadap variabel terikatnya (R2). Hasil perhitungan analisis regresi ini dapat digunakan untuk menjawab hipotesis yang diajukan, sehingga dapat diketahui besarnya pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat baik secara simultan maupun secara parsial, dan variabel yang dominan dalam memberikan kontribusi terhadap variabel terikat, mengacu pada hasil uji F, uji t, dan koefisien beta (β). 4.5.3 Uji asumsi klasik Pengujian asumsi klasik atau evaluasi terhadap model yang diajukan harus dilakukan, agar model penelitian benar-benar menggambarkan fenomena kausal dan korelasional antar variabel yang diteliti. Evaluasi ini dimaksudkan untuk penggunaan model regresi linier berganda
(Multiple Linier Regression) dalam
menganalisis apakah telah memenuhi asumsi klasik. Model regersi linier berganda akan lebih tepat digunakan dan menghasilkan perhitungan yang lebih akurat, apabila beberapa asumsi berikut dapat terpenuhi. Dalam penelitian ini dipergunakan tiga uji asumsi klasik yang dianggap penting, yakni uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas sebagai berikut. 1) Uji normalitas Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dengan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat normal frofitability plot. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus
61 diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis normal. Apabila garis data sesungguhnya mengikuti garis diagonalnya maka distribusi data normal (Wirawan, 2002). 2) Uji multikolinearitas Pengujian terhadap multikolinieritas dilakukan guna untuk mengetahui apakah variabel bebas tersebut tidak saling berkolerasi atau ada hubungan linier di antara variabel-variabel bebas dalam model regresi yang digunakan (Mursinto, 1990). Analisis itu perlu dilakukan sebab apabila dalam membuat analisis regresi terjadi multikolinieritas, maka akan sulit untuk diketahui variabel bebas mana yang mempengaruhi variabel tidak bebasnya. Diagnosis secara sederhana terhadap adanya multikolinieritas di dalam model regresi adalah dengan cara melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai Tolerance. Menurut Ghozali (2001), suatu data terjadi multikolinieritas apabila nilai VIF nya lebih besar daripada 10 (sepuluh) dan nilai Tolerance kurang dari sepuluh persen ( 0,10 ). 3) Uji heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada suatu pengamatan ke pengamatan yang lainnya. Jika varians dari residual pada suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heterokedastisitas. Gejala heterokedastisitas terjadi sebagai akibat ketidaksamaan data, atau bervariasinya data yang diteliti. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas atau dalam kondisi homokedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya
62 gejala tersebut adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot atau diagram, dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y predidsi Y sesungguhnya) yang telah di studentized (Gozali, 2001). Pengambilan keputusan berdasarkan scatterplot diagram adalah sebagai berikut. (1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas. (2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
di
bawah angka nol (0) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Setelah model regresi dinyatakan memenuhi syarat asumsi klasik sehingga dapat memprediksi dan dipakai sebagai model penelitian, maka selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis. Secara operasional hipotesis penelitian berdasarkan kerangka konseptual yang dikemukakan sebelumnya harus dinotasikan secara statistik. Setelah model regresi dinyatakan memenuhi syarat asumsi klasik sehingga dapat memprediksi dan dipakai sebagai model penelitian, maka selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis. 4.5.4 Uji hipotesis Setelah hipotesis penelitian ditentukan, dan metode regresi memenuhi asumsi klasik maka dilakukan uji hipotesis. 1) Pengujian hipotesis pertama
63 Untuk membuktikan kebenaran hipotesis pertama ini dilakukan uji simultan dengan uji F untuk mengetahui apakah seluruh variabel bebas secara serempak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi
F
hitung
dengan
signifikansi penelitian yakni pada derajat kesalahan lima persen. Apabila nilai signifikansi F
hitung
≤ nilai signifikansi α, berarti bahwa variabel bebasnya
secara serempak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya. Sedangkan untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel bebas secara serempak terhadap variabel terikat dapat diketahui dari besarnya nilai R2 (koefisien determinasi), nilai R2 tersebut akan menunjukkan besarnya persentase pengaruh tersebut dan sisanya sebesar (1 – R 2) menunjukkan besarnya pengaruh variabel-variabel bebas di luar yang diamati dalam penelitian yang berpengaruh terhadap variabel terikat. Hipotesis pertama dapat dijabarkan secara statistik adalah. (1) Merumuskan hipotesis Ho : β1, β2, β3, β4 = 0, artinya penerapan manajemen kinerja (perencanaan kinerja, penilaian kinerja, imbalan jasa kinerja dan monitoring kinerja) secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT BPR Mitra Group Pasca Akuisisi di Bali. Ha : β1, β2, β3, β4 > 0 artinya penerapan manajemen kinerja (perencanaan kinerja, penilaian kinerja, imbalan jasa kinerja dan monitoring kinerja) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT BPR Mitra Group Pasca Akuisisi di Bali.
64 (2) Menentukan taraf nyata (α) = 5 persen (0,05) dan df = (k-1);(n-k) untuk menentukan nilai F tabel (3) Menentukan besarnya F
hitung
yang diperoleh dari hasil regresi dengan
bantuan SPSS. (4) Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel a) Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima b) Jika F hitung < F tabel; maka Ho diterima dan Hi ditolak Apabila Ho ditolak, berarti bahwa variabel-variabel bebas (X1, X2, X3, dan X4) secara bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel (Y). Daerah pengujian F test terlihat pada Gambar 4.1.
F Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho 0
Fα (k-1)(n-k)
Gambar 4.1 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho dengan uji F Sumber : Wirawan (2002)
2) Pengujian hipotesis kedua Untuk menguji kebenaran hipotesis kedua ini dilakukan uji parsial dengan menggunakan uji t, untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan secara parsial variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian dilakukan dengan membandingkan antara signifikansi t
hitung
masing-masing
65 variabel bebas dengan signifikansi penelitian α = 5 persen. Apabila nilai signifikansi t
hitung
masing-masing variabel bebas ≤ nilai signifikansi α, maka
variabel-variabel bebasnya secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y). Hipotesis kedua dapat dijabarkan secara statistik adalah. (1) Merumuskan hipotesis Ho : βi = 0 Penerapan manajemen kinerja (perencanaan kinerja, penilaian kinerja, imbalan jasa kinerja dan monitoring kinerja) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT BPR Mitra Group Pasca Akuisisi di Bali. Ha : βi > 0 Penerapan manajemen kinerja (perencanaan kinerja, penilaian kinerja, imbalan jasa kinerja dan monitoring kinerja) secara parsial berpengaruh positip dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT BPR Mitra Group Pasca Akuisisi di Bali. (2) Menentukan taraf nyata (α) = 5 persen (0,05) dan df = (n-k) untuk menentukan nilai t tabel (3) Menentukan besarnya t
hitung
yang diperoleh dari hasil regresi dengan
bantuan SPSS. (4) Kriteria Pengujian a) Ho diterima jika : t hitung < t tabel b) Ho ditolak jika : t hitung > t tabel
66 Apabila Ho ditolak, berarti bahwa variabel-variabel bebas (X1, X2, X3, dan X4) secara bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel (Y). Daerah pengujian t test terlihat pada Gambar 4.2.
Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho 0
(n-k);α/2
Gambar 4.2 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho dengan untuk Uji t Sumber : Wirawan (2002) 4.5.5 Standardized coefficients beta Untuk mengetahui variabel yang mana berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan, dapat dilihat dari Standardized Coefficients Beta. Variabel bebas dengan nilai absolute dari Standardized Coefficients Beta tertinggi merupakan variabel yang dominan berpengaruh terhadap variabel terikat. Untuk memudahkan perhitungan dan analisis data dalam penelitian ini maka hasil penelitian diproses dengan menggunakan komputer melalui program SPSS.