BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Al-Muhajirin Kota Banjarmasin Madrasah Ibtidaiyah ( MI) Al-Muhajirin Kota Banjarmasin adalah salah satu sekolah yang ada di provinsi Kalimantan Selatan. Madrasah Ibtidaiyah Al-Muhajirin Kota Banjarmasin terletak di Jl. Pramuka Km. 6 Gang Al-Muhajirin Rt.29 kelurahan Pemurus Luar, Kecamatan Banjamasin Timur. MI Al-Muhajirin Kota Banjarmasin didirikan pada tahun 1994. Terbentuk dan berdirnya Pendidikan Madrasah Al-Muhajirin ini disebabkan karena adanya desakan dari masyarakat yang ingin menuntut ilmu agama, maka diadakan musyawarah antara tokoh agama setempat dengan masyarakat sekitarnya. Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah AlMuhajirin dulunya dikenal dengan TK Al Qur’an namun seiring pertumbuhan penduduk dan desakan orang tua murid untuk menjadikan TK Al-Qur’an menjadi Madrasah yang pertama ada di Kelurahan Pemurus Luar. Adapun identitas Madrasah Ibtidaiyah Al-Muhajirin Kota Banjarmasin yaitu: 1. Nama Madrasah
: MI Al-Muhajirin
2. Nomor Statistik
: 111263710049
3. NPSN
: 30304318
4. Propinsi
: Kalimantan Selatan
5. Kecamatan
: Banjarmasin Timur
40
41
6. Kelurahan / Desa
: Pemurus Luar
7.
: Jl. Pramuka Km.6 Gang Al-Muhajirin Rt.29 No.37
Alamat
8. Kode Pos
: 70249
9. Hand Phone
: 085248825165
10. Daerah
: Perkotaan
11. Status Madrasah
: Swasta
12. Akreditasi
: Status Terakreditasi
13. Tahun berdiri
: 1994
14. Kegitan Belajar Mengajar
: Pagi
15. Bangunan Madrasah
: Milik Sendiri
16. Lokasi Madrasah
:
a. Jarak Ke Pusat Kecamatan
: 3 Km
b. Jarak Ke Pusat Kota
: 6 Km
c. Terletak Pada Lintasan : Kota Banjarmasin 2. Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Al-Muhajirin Kota Banjarmasin Madrasah Ibtidaiyah Al-Muhajirin Kota Banjarmasin mempunyai visi, misi dan tujuan sebagai berikut: a. Visi Adapun visi dari MI Al-Muhajirin Kota Banjarmasin yaitu Mencetak Generasi Muslim Yang Berimtaq dan Iptek Berdasarkan Akhlakul karimah b. Misi 1) Membekali Peserta didik dengan Aqidah dan Tauhid agar memiliki Keseimbangan dan Ketaqwaan yang Kuat serta berakhlak mulia
42
2) Meningkatkan
Kompetinsi
peserta
didik
memiliki
Penguasaan
Ilmu
Pengetahuan Agama Umum dan Teknologi 3) Meningkatkan Disiplin Kerja 4) Meningkatkan Ketata Usahaan 5) Meningkatkan Bimbingan Konseling 6) Meningkatkan Mutu Pendidikan 7) Menyiapkan Guru – Guru Profesional c. Tujuan
1) Menjadikan Peserta didik yang bertaqwa Berbudi pekerti dan Beramal Sholeh 2) Menjadsikan Peserta didik yg Cerdas Terampil dan berbudaya serta memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan 3) Memberi Bekal Kemampuan Dasar untuk Melanjutkan Kesekolah yang lebih Tinggi 3. Data Kepala Sekolah yang Pernah Menjabat, Guru, Staf/Karyawan, Guru Sertifikasi, Siswa, Sarana dan Prasarana Madrasah Ibtidaiyah AlMuhajirin Kota Banjarmasin a. Data Kepala Sekolah yang Pernah Menjabat di Madrasah Ibtidaiyah Al-Muhajirin Kota Banjarmasin Sejak awal berdiri dari tahun 1994 hingga sekarang Madrasah Ibtidaiyah AlMuhajrin Kota Banjarmasin telah mengalami pergantian kepala sekolah sebanyak 3 kali yaitu sebagai berikut:
43
Tabel 4.1 Periode Kepemimpinan Madrasah Ibtidaiyah Al-Muhajirin Kota Banjarmasin No. Nama Periode 1. Drs. H. M. Zaini 1994-200 2. Drs. Kamal Nasir 2000-2008 3. Dra. St. Jamilah 2008-sekarang Sumber: Tata Usaha MI Al-Muhajirin Kota Banjarmasin b. Data Guru dan Staf/Karyawan di Madrasah Ibtidaiyah Al-Muhajirin Kota Banjarmasin Data guru dan staf/karyawan tahun ajaran 2014-2015 adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Data guru dan staf/karyawan di Madrasah Ibtidaiyah Al-Muhajirin Kota Banjarmasin tahun ajaran 2014/2015 No. Nama Guru Ijazah Terakhir 1. Dra. St. Jamilah S1 2. Hainur Rasyid, S.Pd. I S1 3. Hj. Zakiyah Darajat S1 4. Wartini, S.Ag S1 5. Hj. Sumiyati, S.Pd.I S1 6. Lutpillah, S.Pd.I S1 7. Muhammad Ansyari SMK 8. Siti Jahrah SMA 9. Lukmanul Hakim, S.TH.I S1 10. Irma, S.Pd.I S1 11. Istiqamah, S.Si. S1 12. Lidya Waskitawati, S.Si. S1 13. Harliannor SMA 14. Hermita Putri, A.Md. D3 15. Rubiah SMA Sumber: Tata Usaha MI Al-Muhajrin Kota Banjarmasin
Jabatan Kepala Sekolah Wali kelas IV A GMP Wali kelas V Wali kelas II Wali kelas III Wali kelas IV B GMP GMP Wali kelas VI Wali kelas I GMP Perpustakaan/TU Perpustakaan/TU Petugas Sekolah
c. Data Siswa Madrasah Ibtidaiyah Al-Muhajirin Kota Banjarmasin Tahun Ajaran 2014/2015 Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi dengan bagian Tata Usaha, jumlah siswa yang terdapat dalam tahun ajaran 2014-2015 yaitu sebanyak 158 orang. Terdiri dari 85 orang siswa laki-laki dan 73 orang siswa perempuan dengan rincian sebagai berikut:
44
Tabel 4.3 Keadaan Siswa dan Siswi di Madrasah Ibtidaiyah Al-Muhajirin Banjarmasin No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kelas Laki-Laki I 15 II 11 III 15 IV A 11 IV B 16 V 16 VI 6 Total 85 Sumber: Tata Usaha MI Al-Muhajirin Kota Banjarmasin
Perempuan 13 8 11 10 6 7 16 73
d. Keadaan Sarana dan Prasarana Madrasah Ibtidaiyah Al-Muhajirin Kota Banjarmasin Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi dengan bagian Tata Usaha mengenai keadaan sarana dan prasarana yang ada di MI Al-Muhajirin Kota Banjarmasin yatu sebagai berikut: Tabel 4.4 Keadaan Sarana dan prasarana di Madrasah Ibtidaiyah Al-Muhajirin Kota Banjarmasin Kondisi Jumlah Ruang Baik Rusak Ringan 1. Kelas 7 3 4 2. Perpustakaan 1 1 3. Kamad 1 1 4. Wakamad, Guru 1 1 5. Guru BP 1 1 6. TU 1 1 7. UKS 1 1 8. WC Guru 1 1 9. WC Murid 4 4 10. Koperasi 1 1 11. Lab. Komputer 1 1 12. Mushalla 1 1 Sumber: Tata Usaha MI Al-Muhajirin Kota Banjarmasin No.
Jenis Ruang
Rusak Berat -
45
B. Penyajian Data Setelah data yang diperlukan terkumpul dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data tersebut. Adapun data yang disajikan dalam penelitian ini yaitu tentang usaha yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi kesulitan membaca dan menulis siswa kelas II di MI AlMuhajirin Kota Banjarmasin. Di dalam menyajikan data-data yang diperoleh, penulis akan menyajikannya dalam uraian dan tabel. Adapun untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian di bawah ini. 1. Data tentang bentuk-bentuk kesulitan membaca dan menulis siswa kelas II di Mi Al-Muhajirin Kota Banjarmasin Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan empat orang guru yang ada di MI Al-Muhajirin Kota Banjarmasin terkait dengan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa baik dalam hal membaca maupun menulis, yaitu kesulitan dalam hal pengucapan huruf, pengejaan huruf, membedakan huruf dan ketidakmampuan mengucapkan kembali isi bacaan. Siswa berkesulitan dalam hal mengucapkan huruf masih ditemukan belum sempurna dalam mengucakan huruf-huruf tertentu ketika membaca misalnya huruf “l, r, o,u, v,f, q” huruf tersebut sering salah diucapakan oleh kebanyakan siswa ketika pembelajaran berlangsung. Guru waktu pembelajaran berlangsung membimbing siswa membaca secara bersama-sama dengan siswa membaca nyaring dipapan tulis. Setelah itu siswa diminta satu-persatu siswa mengucapkan kembali
bacaan yang
46
sudah dibaca ternyata masih ada kebanyakan siswa yang masih salah dalam mengucakan huruf dalam bacaan sehingga apa yang dibaca menjadi salah ketika dibaca. Sedangkan terkait dengan pengejaan huruf disini guru juga sering menemukan kebanyakan siswa yang masih salah dalam mengejakan huruf sehingga apa yang dibaca menjadi salah. Bacaan yang harus dibaca sesuai dengan kalimatnya yang suruh oleh guru, tapi ketika mengejakan salah maka artinya juga akan berbeda dari sebelumnya. Terkainya dengan teori yang seharunya dibaca” Baju Ibu baru” dibaca” Baju Ibu biru”. Ketika ejaan salah maka artinya menjadi berbeda dari yang seharusnya maknanya pun menjadi berbeda. Disini juga guru masih sering menemukan siswa tidak dapat membedakan huruf ketika disuruh membaca bahkan siswa terkadang binggung mengenali hurufnya. Siswa masih ada yang belum bisa membedakan huruf seperti” b,d, q,g,m,n,w, v, p”. Siswa masih binggung dalam membedakan hurufnya. Sedangkan ketidakmampuan siswa mengulang kembali isi bacaan yang dibaca oleh guru juga masih sering dialami oleh siswa ketika pembelajaran. Sebagian siswa juga masih tidak mampu mengulang kembali isi bacaan yang dibaca. Sedangkan kesulitan yang dihadapi terkait dengan hal menulis yaitu terdapat ada beberapa huruf yang tertinggal, penggunaan huruf kecil dan besar yang masih bercampuran, bentuk huruf tidak sempurna dan kacau, serta terlalu miring dalam bentuk tulisan.
47
Guru ketika pembelajaran biasanya menulis dipapan tulis siswa disuruh menyalin ke buku masing-masing Setelah selesai siswa disuruh mengumpulkan dan dicek oleh guru masih banyak ditemukan siswa yang tertinggal beberapa hurufhurufnya. Ada juga guru ketika pembelajaran berlangsung menggunakan metode dikte seringali juga siswa mengalami ketinggalan huruf dalam penulisannya. Kesulitan menulis berupa huruf besar masih bercampuran, disini maksudnya siswa juga sering temui oleh guru siswa ketika menulis antara huruf besar dan kecil masih bercampuran sehingga tulisan tidak rapi mereka masih tidak tau dimana tempatnya diletakan huruf-huruf yang seharusnya. Ada siswa menulis huruf besar semua dan ada juga menulis huruf kecil semua dalam tulisannya bahkan diantaranya ada yang bercampuran. Kesulitan menulis huruf bercampuran antara huruf besar dan kecil bisa dilihat ketika guru menggunakan metode dikte maka akan kelihatan sebagian siswa yang menulis huruf bercampuran antara huruf besar dan kecilnya. Bentuk huruf tidak sempurna dan kacau dalam punulisannya, disini guru juga masih menemui sebagian siswa yang menulis tidak sempurna dan kacau, seperti disuruh siswa meyalin kalimat yang ditulis dipapan tulis atau didikte guru. Siswa disuruh menyalin ke buku tulisnya. Huruf-hurufnya ada yang tidak bisa dipahami oleh guru karena bentuk tuisannya kacau. Sedangkan dalam penulisan guru juga masih menemukan sebagian besar siswa menulis terlalu miring pada buku tulisnya. Siswa yang menulis terlalu miring pada buku terlihat tidak rapi tulisannya penulisan siswa dapat dilihat dari bukunya setelah pembelajaran.
48
2. Data tentang usaha guru dalam mengatasi kesulitan membaca dan menulis siswa kelas II di MI Al-Muhajirin Kota Banjarmasin a. Data yang diperoleh dari guru A Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan guru A pada tanggal 02 November 2015, beliau menyatakan bahwa kesulitan yang paling sering dihadapi oleh siswa terkait dalam hal membaca biasanya adalah kesulitan dalam pengucapan huruf, karena biasanya huruf-huruf yang diucapkan oleh siswa masih kurang jelas sehingga sulit dipahami. Terkait dengan kesulitan membaca yang dihadapi oleh siswa di atas, maka usaha-usaha yang dilakukan oleh guru dalam mengatasinya yaitu dengan memberikan bimbingan, pembiasaan, motivasi, dan menggunakan metode ketika melaksanakan pembelajaran. Yang dimaksud membimbing disini adalah guru membimbing siswa ketika pembelajaran dengan mendekati siswa-siswa dan bertanya apakah siswa sudah selesai mengerjakan. Disini guru juga selalu melakukan pembiasaan ketika pembelajaran misalnya pembiasaan membaca nyaring dengan bimbingan guru secara berulang-ulang sampai siswa benar-benar bisa mengucapakan kalimat yang dibaca secara bersama. Setelah siswa sudah bisa mengucapkan huruf dengan benar dalam membaca maka guru akan memberikan latihan untuk mengetahui apaka siswa sudah benar-benar bisa membaca. Untuk lebih meningkatkan minat siswa dalam membaca guru juga harus memotivasi siswa dengan kata-kata sanjungan agar siswa merasa lebih terdorong dalam membaca dengan adanya motivasi yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran. Selain usaha dari guru usaha dari sekolah juga ada berupa les
49
tambahan diluar jam pembelajaran dengan menggunakan buku khusus bahasa indonesia untuk membaca dan meulis siswa yang mengalami kesulitan membaca dan menulis akan diberikan les atau mengualng pembelajaran yang masih belum dipahami oleh siswa dengan memberikan latihan ulang diluar jam pembelajaran selama satu jam. Disini siswa disuruh untuk membaca secara bersamaan dengan suara nyaring maupun secara perorangan selainya membaca siswa juga disuruh untuk menyalin pelajaran kebuku tulis dalam rangka untuk melatih siswa dalam menulis. Selain membimbing, usaha lain yang juga dilakukan oleh guru dengan menggunakan metode mengajar yaitu; metode bernyanyi, metode bervariasi, dan guru langsung menggunakan media benda dikelas. Metode benyanyi, yang digunakan guru untuk menyapaikan materi dan untuk meningkat minat siswa mengikuti pembelajaran. Guru ketika pembelajaran membawa siswa bernyanyi bersama-sama, lagu yang digunakan seperti, anggota badan, namanama benda dikelas, disini guru langsung menunjukkan benda tersbut sehingga siswa paham dari apa yang disampaikan oleh guru. Metode bervariasi adalah metode yang digabungkan dan digunakan guru ketika pembelajaran seperti metode ceramah, tanya jawab. Biasanya guru menggunakan ceramah untuk menjelaskan materi yang disampaikan, untuk mengetahui siswa apa sudah paham dengan materi yang disampaikan maka guru akan melakukan tanya jawab pada siswa secara satu persatu ketika pembelajaran. Untuk lebih meningkan pemahaman siswa maka guru dan siswa akan melakukan demonstrasi terdahap pembelajaran.
50
Untuk mempermudahkan siswa memahami materi yang ingin disampaikan guru juga menggunakan media benda yang ada dikelas dalam angka meningka pemahaman siswa untuk memahami dengan mudah apa yang ingin disampai oleh guru. Adapun terkait dengan usaha yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi kesulitan menulis siswa, dalam hal ini usaha yang dilakukan oleh guru yaitu sama saja dengan usaha yang dilakukan dalam mengatasi kesulitan membaca siswa yaitu memberikan bimbingan berupa les tambahan serta motivasi. Sedangkan dilihat dari hasil observasi yang dilakukan saat pembelajaran berlangsung, diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.5 Observasi terhadap usaha guru A dalam mengatasi kesulitan membaca dan menulis pada saat pembelajaran. No. I. 1. 2. 3. II. 4. 5. 6. 7. III. 8. 9. 10.
Aspek yang dinilai Pra Pembelajaran Motivasi dengan kata-kata sanjungan Motivasi dengan bimbingan Motivasi pujian pada siswa, hadiah, pujian, saingan Kegiatan Inti Pembiasaan membaca nyaring Membiasakan siswa menyalin materi pelajaran Membiasakan anak maju ke depan untuk membaca Membiasakan anak maju ke depan untuk menulis Kegiatan Akhir Membimbing siswa Membiasakan ucapan penghargaan Selalu memberikan PR pada anak Skor
Skor 3 4 3 5 4 4 3 4 3 4 37
51
Kategori persentase: 0% - <20% = tidak terlaksana dengan baik 20% - <40% = kurang terlaksana dengan baik 40% - <60% = cukup terlaksana dengan baik 60% - <80% = terlaksana dengan baik 80% - 100% = terlaksana dengan sangat baik Berdasarkan data observasi tersebut di atas dapat di persentasikan sebagai berikut.
Persentase =
x 100 = 74% (baik)
Dari persentase pada tabel diatas bahwa bisa dilihat guru disini lebih banyak mengarahkan siswa untuk membaca nyaring sebagai pembiasaan pada siswa selain pembiasaan guru juga membimbing siswa untuk menyalin materi yang disampaikan pada siswa. Sedangkan untuk memberikan sanjungan, membimbing, menyalin guru cukup selalu melakukan. Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa proses belajar sudah berjalan dengan baik.
b. Data yang diperoleh dari guru B
52
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan guru B pada tanggal 03 November 2015, beliau menyatakan bahwa kesulitan yang paling sering dihadapi oleh siswa terkait dalam hal membaca biasanya adalah kesulitan dalam membedakan huruf dan
pengucapan huruf, karena biasanya huruf-huruf yang
diucapkan oleh siswa masih kurang jelas sehingga sulit dipahami. Terkait dengan kesulitan membaca yang dihadapi oleh siswa di atas, maka usaha-usaha yang dilakukan oleh guru dalam mengatasinya yaitu dengan memberikan bimbingan. Adapun bimbingan yang diberikan oleh guru dalam hal ini yaitu dengan memberikan les tambahan di luar
jam pembelajaran serta memberikan latihan
membaca secara berulang-ulang kepada siswa sampai pengucapan masih tidak benar. Dengan menggunakan buku khusus untuk membaca dan menulis yaitu buku bahasa indonesia. Ada juga siswa yang mengulang pelajaran yang masih belum dipahami disekolah. Selain membimbing, usaha lain yang juga dilakukan oleh guru adalah dengan memberikan motivasi kepada siswa agar lebih semangat lagi dalam memperbaiki bacaannya dengan adanya dorongan maka siswa akan lebih semangat dalam membaca. Selainya usaha yang dilakukan
guru juga mengunakan metode yang
bervariasi dalam pembelajaran, serta memberikan tugas di rumah (PR) kepada siswa. Adapun terkait dengan usaha yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi kesulitan menulis siswa, dalam hal ini usaha yang dilakukan hampir sama dengan usaha yang dilakukan oleh guru sebelumnya.
53
Sedangkan dilihat dari hasil observasi yang dilakukan saat pembelajaran berlangsung, diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.6 Observasi terhadap usaha guru B dalam mengatasi kesulitan membaca dan menulis pada saat pembelajaran. No.
Aspek yang dinilai Pra Pembelajaran Motivasi dengan kata-kata sanjungan Motivasi dengan bimbingan Motivasi pujian pada siswa, hadiah, pujian, saingan Kegiatan Inti Pembiasaan membaca nyaring Membiasakan siswa menyalin materi pelajaran Membiasakan anak maju ke depan untuk membaca Membiasakan anak maju ke depan untuk menulis Kegiatan Akhir Membimbing siswa Membiasakan ucapan penghargaan Selalu memberikan PR pada anak Skor
I. 1. 2. 3. II. 4. 5. 6. 7. III. 8. 9. 10.
Skor 4 4 3 5 3 3 4 4 3 3 36
Kategori persentase: 0% - <20% = tidak terlaksana dengan baik 20% - <40% = kurang terlaksana dengan baik 40% - <60% = cukup terlaksana dengan baik 60% - <80% = terlaksana dengan baik 80% - 100% = terlaksana dengan sangat baik
Berdasarkan data observasi tersebut di atas dapat di persentasikan sebagai berikut.
54
Persentase =
x 100 = 72% (baik)
Dari persentase tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara keseluruhan sudah berjalan dengan baik. Karena guru disini juga melakukan hal yang sama lebih mengarahkan siswa untuk membaca nyaring untuk membiasakan siswa maju membaca dan membimbing siswa. Jadi dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa usaha guru disini sudah baik. c. Data yang diperoleh dari Guru C Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan
guru C pada
tanggal 04 November 2015, beliau menyatakan bahwa kesulitan yang paling sering dihadapi oleh siswa terkait dalam hal membaca biasanya adalah kesulitan dalam pengucapan huruf atau ejaan huruf. Sehingga siswa sulit memahami bacaannya. Sedangkan kelitan menulis adalah huruf yang ditulis sering tertinggal. Terkait dengan kesulitan membaca dan menulis yang dihadapi oleh siswa di atas, maka usaha-usaha yang dilakukan oleh guru dalam mengatasinya yaitu dengan memberikan bimbingan. Adapun bimbingan yang diberikan oleh guru dalam hal ini yaitu dengan memberikan les tambahan di luar jam pembelajaran serta memberikan latihan membaca secara berulang-ulang kepada siswa sampai pengucapannya benarbenar betul. Selain bimbingan guru juga memberikan motivasi pada siswa agar lebih terdorong dalam memperbaiki kesalahan dalam membaca.
55
Selain membimbing, usaha lain yang dilakukan oleh guru juga menggunakan metode dalam mengajar yaitu metode ceramah dan metode tanya jawab pada siswa. Adapun terkait dengan usaha yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi kesulitan menulis siswa, dalam hal ini usaha yang dilakukan oleh guru yaitu sama saja dengan usaha yang dilakukan dalam mengatasi kesulitan membaca siswa yaitu memberikan bimbingan, latihan, tugas dirumah dan berupa les tambahan untuk siswa. Sedangkan dilihat dari hasil observasi yang dilakukan saat pembelajaran berlangsung, diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.7 Observasi terhadap usaha guru C dalam mengatasi kesulitan membaca dan menulis pada saat pembelajaran. No. I. 1. 2. 3. II. 4. 5. 6. 7. III. 8. 9. 10.
Aspek yang dinilai Pra Pembelajaran Motivasi dengan kata-kata sanjungan Motivasi dengan bimbingan Motivasi pujian pada siswa, hadiah, pujian, saingan Kegiatan Inti Pembiasaan membaca nyaring Membiasakan siswa menyalin materi pelajaran Membiasakan anak maju ke depan untuk membaca Membiasakan anak maju ke depan untuk menulis Kegiatan Akhir Membimbing siswa Membiasakan ucapan penghargaan Selalu memberikan PR pada anak Skor
Kategori persentase: 0% - <20% = tidak terlaksana dengan baik
Skor 3 4 4 5 4 3 3 4 3 4 37
56
20% - <40% = kurang terlaksana dengan baik 40% - <60% = cukup terlaksana dengan baik 60% - <80% = terlaksana dengan baik 80% - 100% = terlaksana dengan sangat baik Berdasarkan data observasi tersebut di atas dapat di persentasikan sebagai berikut.
Persentase =
x 100 = 74% ( baik)
Dari persentase tersebut di atas dapat dismpulkan kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Karena guru disini juga selalu membiasaan siswa untuk membaca nyaring, dan menyalin materi ke buku tulis siswa. d. Data yang diperoleh dari Guru D Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan guru D pada tanggal 04 November 2015, beliau menyatakan bahwa kesulitan yang paling sering dihadapi oleh siswa terkait dalam hal membaca biasanya adalah kesulitan dalam pengucapan huruf dan huruf terkandang masih binggung. Sehingga siswa sulit memehami bacaannya dan menjadi ragu. Sedangkan kesulitan menulis yang dihadapi oleh siswa adalah menulis kadang terbalik huruf yang di tulis dan huruf juga sering tertinggal. Terkait dengan kesulitan membaca dan menulis yang dihadapi oleh siswa di atas, maka usaha-usaha yang dilakukan oleh guru dalam mengatasinya yaitu dengan memberikan bimbingan, dan selalu memberikan motivasi pada siswa. Adapun
57
bimbingan yang diberikan oleh guru dalam hal ini yaitu dengan memberikan les tambahan di luar jam pembelajaran serta memberikan latihan membaca secara berulang-ulang kepada siswa sampai pengucapannya benar-benar betul. Usaha yang dilakukan oleh guru terkait kesulitan menulis adalah selalu memberikan latihan pada siswa untuk menyalin pelejaran dibuku tugasnya. Dan megarahkan siswa bagaimana memegang alat tulis yang benar pada siswa. Selain membimbing, usaha lain yang dilakukan oleh guru juga menggunakan metode dalam mengajar yaitu metode dikte pada siswa. Adapun terkait dengan usaha yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi kesulitan menulis siswa, dalam hal ini usaha yang dilakukan oleh guru memberikan latihan, tugas dirumah dan berupa les tambahan untuk siswa. Sehingga sedikit berbeda pada guru yang lainya. Sedangkan dilihat dari hasil observasi yang dilakukan saat pembelajaran berlangsung, diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.8 Observasi terhadap usaha guru D dalam mengatasi kesulitan membaca dan menulis pada saat pembelajaran. No. I. 1. 2. 3. II. 4. 5.
Aspek yang dinilai Pra Pembelajaran Motivasi dengan kata-kata sanjungan Motivasi dengan bimbingan Motivasi pujian pada siswa, hadiah, pujian, saingan Kegiatan Inti Pembiasaan membaca nyaring Membiasakan siswa menyalin materi pelajaran
Skor 3 4 3 4 4
58
6. 7. III. 8. 9. 10.
Membiasakan anak maju ke depan untuk membaca Membiasakan anak maju ke depan untuk menulis Kegiatan Akhir Membimbing siswa Membiasakan ucapan penghargaan Selalu memberikan PR pada anak Skor
4 3 3 3 3 34
Kategori persentase: 0% - <20% = Tidak terlaksana dengan baik 20% - <40% = Kurang terlaksana dengan baik 40% - <60% = Cukup terlaksana dengan baik 60% - <80% = Terlaksana dengan baik 80% - 100% = Terlaksana dengan sangat baik Berdasarkan data observasi tersebut di atas dapat di persentasikan sebagai berikut.
Persentase =
x 100 = 68% ( baik)
Dari persentase tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara keseluruhan sudah berjalan dengan cukup baik. Karena guru disini melakukan pembiasaan mebaca nyaring dan menyalin materi kebuku tulis. Maka bisa dikatakan usaha yang dilakukan guru baik.
59
C. Analisis Data Setelah data hasil penelitian disajikan dalam bentuk uraian dan tabel, selanjutnya yang penulis lakukan adalah menganalisis data-data tersebut ke dalam bentuk uraian, terkait
dengan usaha-usaha yang dilakukan oleh guru dalam
mengatasi kesulitan membaca dan menulis siswa kelas II di MI Al-Muhajirin Kota Banjarmasin. Adapun untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian di bawah ini. 1. Analisis Data tentang Bentuk-Bentuk Kesulitan Membaca dan Menulis Siswa Kelas II di MI Al-Muhajirn Kota Banjarmasin Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan terhadap empat orang guru yang mengajar di kelas II pada MI Al-Muhajirin Kota Banjarmasin, diketahui bahwa terdapat kesulitan yang dihadapi oleh siswa kelas II dalam hal membaca dan menulis. Dalam hal membaca siswa mengalami kesulitan dalam pengucapan huruf, pengejaan huruf, serta membedakan huruf. Sedangkan dalam hal menulis, kesulitan yang dihadapi siswa adalah seringkali tertinggal huruf pada saat menulis, serta masih bercampurnya huruf besar dan huruf kecil pada kalimat yang ditulis, bentuk huruf tidak sempurna dan kacau, serta terlalu miring dalam penulisannya. Terkait data dari hasil wawancara yang dilakukan mengenai kesulitan yang dihadapi oleh siswa kelas II dalam hal membaca yaitu; kesulitan pengucapan huruf yang dialami oleh siswa di MI Al-Muhajirin misalnya pengucapan huruf “l, r, o,u, v,m, q” huruf-huruf tersebut sering salah diucapakan oleh kebanyakan siswa ketika pembelajaran. Siswa sering bingung dalam pengucapannya huruf-huruf tersebut dan untuk mengetahui siswa yang mengalami kesulitan tersebut guru akan menyuruh
60
siswa membaca kalimat yang ditulis dipapan tulis. Maka siswa yang mengalami kesulitan guru akan mengetahui dengan mudah dari siswa yang mengalami kesulitan tersebut. Berikutnya pengejaan huruf pada pengejaan huruf disini terdapat sebagian siswa yang masih sulit dalam mengejakan huruf seperti pengejaan huruf” Baju Ibu baru” dibaca” Baju Ibu biru” dan “ Ibu”dibaca” Ubi” kata bila dieja berbeda maka akan mengasilkan kata yang berbeda makna atau mungkin tidak bermakna. Kesulitan mengeja dapat terjadi pada siswa tidak memiliki ingatan yang baik tentang bentukbentuk huruf-huruf. Ingatan dapat berkaitan dengan melihat untuk mengenal bentukbentuk huruf. Dalam pembelajaran sering dijumpai siswa ketika pembelajaran seperti halnya kesulitan mengeja huruf. Hal semacam ini tentu saja bukan tergolong kesulitan mengeja tetapi sudah merupakan kesulitan membaca. Jika siswa kesulitan dalam membedakan huruf maka siswa juga akan kesulitan untuk mengeja dari satu kata ke bentuk rangkaian huruf yang membentuk suatu kata. Karena siswa tidak dapat membedakan bentuk-bentuk huruf yang bentuknya hampir sama maka siswa sulit dalam mengeja. Sedangkan kesulitan yang dihadapi siswa terkait dengan
menulis yaitu
terdapat ada beberapa huruf yang tertinggal, penggunaan huruf kecil dan besar yang masih bercampuran, bentuk huruf tidak sempurna dan kacau, serta terlalu miring dalam bentuk tulisan. Disini maksudnya siswa sering mengalami kesulitan dalam hal menulis yaitu; beberapa huruf tertinggal. Dan untuk mengetahui hal tsebut ketika seorang guru menggunakan metode dikte maka tulisan siswa akan ada yang tertinggal huruf-huruf
61
yang di akhir kata atau di tengah kata, seperti ketinggalan menulis” a, g, i, e,” dan huruf lainya membuat tulisan yang ditulis menjadi kata tidak bermakna. Mengenai huruf kecil dan huruf besar masih bercampuran dalam penulisan siswa disini masih tidak tahu bagaimana meletakan huruf besar dan kecil karena siswa menulis dengan melihat apa yang ditulis guru dipapan tulis menyebabkan siswa masih mengalami kesulitan meletakan huruf besar dan kecil masih bercampuran. Penulisan yang bercampuran ini akan terlihat ketika guru menggunakan metode dikte tulisan siswa akan terlihat menulis huruf kecil semua dan ada sebagian siswa menulis huruf besar semua. Bentuk huruf tidak sempurna dan kacau juga masih ada sebagian siswa yang mengalami karena penulisan terlalu miring sehingga tulisan menjadi tidak sempuran kacau menulis” a” seperti” o” dan jarak tulisan terlalu dekat membuat tulisan tidak dapat dibaca karena tidak ada jarak antara kata demi kata dalam tulisan siswa. Kesulitan menulis menunjukan ketidakmampuan mengingat cara membuat huruf disini siswa tidak mampu untuk memngingat huruf atau kata yang akan ditulis. Kesulitan membaca dan menulis berkaitan karena jika siswa mengalami kesulitan dalam membaca maka siswa juga akan mengalami kesulitan menulis. Karena belajar menulis juga mencakut dengan mengeja, mengucapakan huruf juga termasuk dalam membaca. Jadi pada umumnya siswa yang berkesulitan belajar membaca maka juga berkesulitan belajar menulis. Kesulitan belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar. Pada umumnya kesulitan merupakan suatu kondisi
62
tertentu yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam kegiatan mencapai suatu tujuan, sehingga memerlukan usaha yang lebih keras lagi untuk dapat mencapai tujuan. Kesulitan belajar menunjuk pada sekelompok kesulitan yang dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, dan membaca di bidang studi yang di pelajarinya.1
1.
Bentuk-bentuk Kesulitan Membaca
a. Tidak dapat membedakan bentuk huruf b. Tidak dapat mengucapkan kata dengan benar c. Kesulitan dan salah ejaan 2. Bentuk-bentuk Kesulitan Menulis a. Saat menulis, penggunaan huruf kecil dan besar masih bercampuran b. Bentuk huruf tidak sempurna dan kacau c. Terlalu miring
Berdasar teori diatas dapat dipahami kesulitan membaca dan menulis yang alami oleh siswa dilapangan masih berkaitan dengan teori. Yaitu dari kesulitan siswa dalam mengucapkan huruf, dalam pengejaan huruf, sedangkan dalam hal menulis siswa juga mengalami kesulitan berkaitan dengan huruf besar dan kecil bercampuran, dan tulisan terlalu miring. Perbedaan yang dilapangan adalah siswa kesulitan yang
1
Mubiar Agustin, Permasalahan Belajar Dan Inovasi Pembelajaran (Bandung: PT Refika Aditama; 2011),h.54
63
dialami oleh siswa adalah siswa kesulitan dalam membedakan huruf sedangkan dala hal menulis siswa menulis dengan huruf-huruf tertinggal ini perbedaan yang dilapangan. Dapat simpulkan bahwa kesulitan siswa dalam pembelajaran disini masih berkaitan dengan teori. Sedangkan usaha guru dalam mengatasi kesulitan dalam membaca dan menulis juga berkaitan dengan toeri seperti pembiasaan, motivasi, dan bimbingan didalam maupun diluar jam pembelajaran. Dengan kata lain, kesulitan yang dihadapi oleh siswa baik dalam hal membaca maupun menulis di atas, memang merupakan suatu hal yang memang sangat lumrah sekali terjadi, apa lagi untuk siswa kelas rendah. Maka dari itu, sangat dibutuhkan bantuan dari seorang guru di dalam mengatasi beberapa kesulitan tersebut baik kesulitan dalam hal membaca maupun menulis. 2. Analisis Data tentang Usaha-Usaha Guru dalam Mengatasi Kesulitan Membaca dan Menulis Siswa Kelas II Di MI Al-Muhajirin Kota Banjarmasin Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan terhadap empat orang guru yang mengajar kelas II di MI Al-Muhajirin Kota Banjaramsin. Mengingat pentingnya membaca dan menulis bagi pendidikan dan siswa itu sendiri maka guru harus memiliki usaha-usaha untuk mengatasi bentuk-bentuk kesulitan dalam membaca dan menulis. Jika dibiarkan maka akan berdampak sangat buruk bagi pendidikan dan siswa apalagi dikelas rendah seperti di MI/SD jika kesulitan tersebut
64
lambat ditangani maka akan berkelanjutan bagi siswa dan akan menghambat pendidikan siswa. Untuk meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran guru menggunakan berbagai metode dalam menjagar untuk mengatasi bentuk-bentuk kesulitan membaca dan menulis pada siswa kelas II MI Al-Muhajirin yaitu:
1. Metode Benyanyi Metode bernyanyi dapat meransang daya ingat siswa, dengan mendengarkan lagu dan membiasakan diri dengan iramanya, secara otomastis kita dapat dapat mengahafal liriknyanya tanpa harus membutuhkan waktu yang lama meskipun liriknya panjang. Seperti siswa ingin menghafal anggota tubuh, nama-nama Allah dan lainya. Dengan metode ini siswa akan merasa percaya diri karena bernyanyi merupakan usaha yang dapat meningkatkan daya ingat pada siswa. Bernyanyi juga merupakan media yan sangat tepat bagi siswa dalam belajar, karena dengan lagu siswa akan termotivasi dan bisa mewujudkan pembelajaran yang interaktif. Materi yang diberikan melaulai medilagu akan sangat mudah diingat oleh siswa. 2. Metode Tanya Jawab Guru mengunakan metode tanya jawab adalah salah satu cara guru untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi yang disampaikan, guna pertanyaan agar siswa ketika pembelajaran memusatkan perhatian siswa pada materi yang disampakan oleh guru. Berbagai pertanyaan guru akan membangkit minat siswa dan memotivasi diri siswa. Maksud pertanyaan guru akan memperkuat ingatan siswa antara pertayaan dan jawaban yang diajukan oleh guru pada siswa. Dengan banyak
65
pertayaan membantu siswa untuk berpikir dan mengingat dengan kuat pada materi pembelajaran. Jadi metode ini sangat bermanfaat bagi siswa dan guru karena pertanyaan guru dapat mengurangi proses lupa.
3. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi membantu meningkatkan daya pikir siswa diusia dini terutama daya pikir dalam mengingat dan meningkatkan kemampuan mengenal dan mengingat, metoe ini memberikan kesempatan anak untuk berpikir apa yang terjadi, bagaimana halnya terjadi, dan mengapa hal itu terjadi. Karena didalam usia dini siswa banyak jenis kegiatan yang tidak dapat dimengerti oleh siswa bila dismapai secara verbal. Tetapi perlu penjelasan dengan cara memperlihatkan suatu cara kerja berupa tindakan atau gerakan. Dengan menihat hal yang didemonstrasikan akan memudahak bagi siswa mengingatnya.
4. Metode Dikte Metode dikte merupakan teknik cara menulis yang diucapkan oleh guru. Bahan yang didiktekan biasanya kalimat sederhana atau bacaan singkat. Maksud menggunakan metode dikte adalah usaha untuk mengetahui kesalahan penulisan atau ejaan sebuah kata, kalimat,dan bacaan singkat secara tepat. Tujuan guru menggunakan metode dikte adalah untuk meningatkan kemahiran dalam pendengaran, melatih daya ingat siswa pada huruf atau kosa kata, dan menambah
66
perbedaan kosa kata. Siswa bukan saja terampil dalam membaca huruf-huruf dan kalimat-kalimat dalam pembelajaran, akan tetapi terampil pula menulisnya.
5. Metode Bervariasi Guru disini mengabungkan berbagai metode tertentu seperti ceramah, tanya jawab,demonstrasi dan pemberian tugas pada siswa. Maksud guru disini agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Dengan adanya tanya jawab akan membangkit minat siswa dalam belajar metode yang bervariasi akan membantu guru dalam menyapaikan materi, sedangkan mendemonstrasikan ketika pemebalajaran akan meningkatkan pemahaman
siswa
untuk
memahami
apa
yang
disampaikan
dan
akan
mempermudahkan usaha yang dilakukan guru. Pemberian tugas agar siswa belajar dirumah maka siswa tanpa disadari belajar baik dalam dalam membaca maupun menulis.
6. Metode ceramah Metode ini guna menyapaikan informasi dengan kata-kata
ini betujuan
menambah pemahaman siswa melalui penjelasan dalam rangka menyampai materi pembelajaran melalui penjelasan kata-kata sehingga melibat perhatian siswa untuk menyerap materi yang disampaikan oleh guru. Metode adalah hal yang tidak kalah penting dalam pemebejaran dan merupakan salah
satu
usaha
mempermudahkan
guru bagi
dalam siswa
menyapaikan
merima
materi
sebuah yang
pembelajaran disampaikan
serta dengan
67
menggunakan beberapa metode diatas. Metode adalah teknik atau cara yang digunakan guru untuk meberikan suatu ilmu kepada peserta didik jika seorang guru tidak memiliki usaha dan teknik dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami oleh peserta didik maka kesulitan tersebut akan berkelanjutan pada peserta didik nantinya. Jadi usaha dalam mengatai kesulitan yang dialami oleh siswa sangat dibutuhkan baik untuk saat ini maupun seterusnya. Guru khususnya bertanggung jawab dalam pembelajaran untuk mengatasi berbagai kesulitan yang dialami oleh siswa apalagi pada kelas rendah. Oleh karena itu guru disini memiliki berbagai usaha dalam mengatasi kesulitan membaca dan menulis pada siswa. Baik dengan memberikan bimbingan, pembiasaan,motivasi, dan berupa les tambahan diluar jam pembelajaran.
a. Bimbingan Bimbingan adalah bantuan, mengarah, serta melatih siswa dalam belajar. Dengan adanya bantuan guru dalam pembelajaran dengan membimbing ketika membaca maupun ketika menulis maka siswa akan merasa termotivasi. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami huruf-huruf atau tulisan sangat membutuhkan bimbingan. Membimbing atau mengarahkan siswa merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah pembelajaran bahkan untuk siswa yang mengalami kesulitan dalam hal membaca dan menulis. Membimbing siswa membaca nyaring dipapan tulis maka minat siswa akan lebih terdorong dan semangat dengan adanya bimbingan guru. Menulisnya siswa juga
68
dikelas rendah membutuhkan bimbingan ketika menyalin materi yang disampaikan oleh guru. Sudah dapat dilihat bahwa bimbingan merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran.
b. Pembiasaan Pembiasaan-pembiasaan dalam pembelajaran seperti dikelas rendah adalah membaca nyaring, mengucapkan huruf, dan membedakan huruf secara berulangulang terkait dengan menulis membiasakan siswa menyalin ke buku tulisnya siswa. Pembiasan-pembiasaan ini akan membawa pengaruh positif bagi siswa di kelas rendah. Karena bila siswa sudah terbiasa sejak dini maka hal tersebut tidak dianggap bukan suatu beban melainkan kewajiban dalam pembelajaran. Begitu pula dengan menyalin kebiasaan yang ditanam sejak dini bila sudah terbiasa akan dianggap sebagai kebutuhan bagi siswa itu sendiri. Dapat dipahami pembiasaan merupakan salah satu usaha guru dalam pembelajaran yang sangat dibutuhkan baik untuk kelas rendah maupun dikelas tinggi. Dengan adanya pembiasaan kesulitan siswa sedikit demi sedikit dapat diatasi oleh guru.
c. Motivasi Motivasi adalah salah satu usaha yang dilakukan guru dalam rangka meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran. Dengan adanya motivasi berupa kata-kata sanjungan yang diberikan guru katika pembelajaran maka maka siswa akan
69
lebih terdorong dalam mengikuti pembelajaran. Kata-kata sanjungan juga merukan hal yang penting bagi siswa agar memiliki kepercayaan diri meskipun siswa mengalami
kasulitan-kesulitan
dalam
mengeja,
mengucapkan
huruf,
dan
membedeakan huruf dalam membaca sedangkan terkait dengan menulis menyalin materi ke buku. Dalam penulisan masih ada sebagian siswa menulis huruf-huruf nya tertinggal dan penulisan ada yang tidak bisa dibaca, huruf besar dan huruf kecil masih bercampuaran dengan adanya motivasi sebagai usaha guru membangkit minat siswa secara berlahan kesulitan tersebut dapat diatasi oleh guru.
d. Les diluar jam pembelajaran Les diluar jam pembelajaran juga merupakan usaha yang dilakukan oleh sekolah bagi siswa yang mengalami kesulitan-kesulitan dalam membaca dan menulis khususnya kelas rendah yang paling diutamakan sebagai salah satu usaha sekolah untuk mengatasi kesulitan membaca dan menulis siswa. Les ini menggunakan buku khusus. Untuk membaca dan menulis guru disini menggunakan buku Bahasa Indonesia. Sedang pelajaran yang masih belum dipahami juga dapat diulang di ketika les dilaksanakan.Disekolah memang siswa sudah belajar tatapi waktunya terbatas oleh karena itu les diluar jam pembelajaran sangat berguna bagi siswa keuntungannya dapat memberikan kebebasan bagi siswa untuk bertanya apa yang masih belum dimengerti oleh siswa. Apalagi untuk siswa yang harus mendapat perhatian khusus seperti sulit memahami kata, huruf, dan menulis yang masih kurang.
70
Sehubungan dengan data hasil wawancara di atas, terkait dengan usaha-usaha yang dilakukan oleh empat orang yang mengajar kelas II di MI Al-Muhajirin Kota Banjarmasin dalam mengatasi kesulitan membaca dan menulis siswa. Usaha-usaha yang dilakukan oleh guru-guru tersebut meupakan suatu kegiatan yang sangat baik. Karena usaha-usaha yang dilakukan oleh guru-guru tersebut merupakan suatu bantuan yang sangatlah dibutuhan oleh siswa. Mengingat siswa usia sekolah dasar khusunya kelas rendah masih sangat membutuhkan bantuan serta dorongan dari guru yang mengajar. Karena dengan guru memberikan bimbingan, motivasi, pembiasaan, serta latihan secara berulang-ulang baik dalam hal membaca maupun menulis, hal tersebut tentu akan membantu siswa dalam belajar serta mengatasi beberapa permasalahan yang dialaminya. Hal tersebut dikarenakan jika siswa mengalami permasalahan atau kesulitan dalam membaca dan menulis, hal tersebut nantinya akan berpengaruh terhadap kemampuan siswa ke depannya apalagi ketika memasuki jenjang atau tingkat kelas yang lebih tinggi lagi. Adapun berdasarkan hasil observasi yang dilakukan sebagaimana yang telah penulis sajikan pada penyajian data sebelumnya, dari empat guru yang mengajar di kelas II tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran yang mereka lakukan secara keseluruhan dapat dikatakan baik. Karena usaha yang dilakukan guru sudah mengurangi kesulitan yang dialami oleh siswa dalam hal membaca dan menulis. serta hasil observasi pada keempat orang guru tersebut hampir semuanya memperoleh nilai persentasi di atas 70% baik.